Best Employers - Employer Branding

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Best Employers - Employer Branding

    1/3

    Kepemimpinan dalam Perusahaan untuk Menjadi Best Employers  

    A.  Employer Brand  sebagai Kriteria Best Employers  

    Kemajuan teknologi informasi telah merubah perilaku dan budaya masyarakat.

    Keberadaan gadget dan perangkat komunikasi  smartphone  telah memudahkan manusia untuk

    melakukan beberapa aktivitas –  mulai dari membaca, mengetik, mendengar, dan melihat gambar

    yang ada di layar monitor perangkat mereka sambil menunduk dan berjalan, berbicara hingga

    melakukan aktivitas lain seperti makan, minum, dan lain-lain –  dalam satu waktu sekaligus atau

    setidaknya jauh lebih cepat dalam malakukan aktivitas sehari-hari. Masyarakat semakin kaya

    informasi, canggih menggunakan berbagai gadget, dan dinamis, menerjemahkan keberadaan

    sumberdaya manusia yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam era globalisasi ini. Di sisi lain,

    kesempatan bagi mereka mencari pekerjaan di tempat yang mereka inginkan juga semakin

    terbuka luas.

    Terbukanya kesempatan kerja dengan banyaknya pilihan tersebut membuat daya tawar

    angkatan kerja menjadi lebih tinggi. Mereka tidak tergesa-gesa dalam mencari pekerjaan dan

    cenderung mendahulukan kepentingan mereka sendiri daripada perusahaan. Akibatnya

     perusahaan semakin sulit merekrut karyawan yang baik dari angkatan kerja tersebut. Hal ini

    merupakan salah satu tantangan untuk menjadi Best Employers di zaman ini.

    Oleh karena itu, salah satu karakteristik  Best Employers  adalah memiliki  Employer

     Brand. Beberapa perusahaan tidak hanya bersaing dalam hal produk dan pelayanan jasa yang

    dihasilkan, tapi juga bersaing dalam hal citra perusahaan. Citra perusahaan yang menempati

     peringkat tinggi akan dipandang sebagai tempat kerja yang menarik dan menjadi perusahaan

     pilihan. Memiliki citra kerja yang menarik memungkinkan perusahaan untuk menarik karyawan

    yang paling berbakat, menyadari nilai-nilai mereka. Dengan demikian, produktivitas tenaga kerjaserta peningkatan produk inovasi, menyebabkan peningkatan daya saing perusahaan. Citra

     perusahaan mempengaruhi persepsi konsumen dari produk-produknya. Oleh karena itu,

     pengusaha lebih memperhatikan tentang bagaimana mereka dirasakan oleh karyawan. Untuk

    menjadi  Best Employers, perlu bagi perusahaan untuk membangun  Employer Brand   yang

    sistematis. Suatu atribut yang membuat sebuah organisasi yang khas dan menarik bagi orang-

  • 8/17/2019 Best Employers - Employer Branding

    2/3

    orang yang akan bergabung dan memberikan performa terbaik mereka di dalamnya. Sehingga

     perspektif yang dipakai adalah dua arah kesepakatan antara organisasi dan masyarakatnya  –  

    alasan mereka memilih untuk bergabung; dan alasan mereka memilih  –   dan diperbolehkan  –  

    untuk tetap tinggal.1 

    Selanjutnya, “branding ” dimaksudkan sebagai suatu cara untuk mengemas informasi

    tentang atribut fungsional, nilai ekonomi, dan manfaat psikologis sehingga mudah dipahami dan

    diserap oleh target. Untuk itu, brand dapat dipahami dari dua perspektif.  Pertama, external

    brand , yaitu melihat dari perspektif pelanggan dan masyarakat.  Kedua, internal brand , yaitu

    melihat dari perspektif karyawan.  External brand   memberikan citra perusahaan bagi para

     pelanggan, pemasok, investor, dan masyarakat.  External brand   memberikan informasi tentang

    atribut dari barang atau jasa kepada pembeli. Sedangkan internal brand  memberikan citra bagikaryawan tentang pengusaha suatu organisasi.

    Menjadi  Best Employers  harus mampu membangun kepemimpinannya tidak hanya

    kepada para karyawan, namun juga mampu membangun kepercayaan dan daya tarik kepada

    orang-orang di luar perusahaan untuk terlibat dan menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Hal

    ini yang selanjutnya dikenal dengan  Employer Branding , yaitu membangun brand   perusahaan

    atau organisasi dengan mengkomunikasikan nilai yang ditawarkan (value-proposition) kepada

    calon pelamar. Employer Branding  juga digunakan sebagai strategi pembeda dengan perusahaan

    lain. Tampil beda dengan kekhasan dan karakter yang berbeda dengan perusahaan lain

    diharapkan memberikan citra perusahaan yang tinggi.

    Jika dalam perspektif perusahaan dalam proses perekrutan bersifat “top-down” dengan

     beberapa kriteria yang dibutuhkan, dalam perspektif karyawan bersifat “bottom-up”  dengan

     prioritas karyawan. Hal ini yang diharapkan karyawan dalam hubungannya dengan organisasi

    dan mencakup segala macam aspek seperti pertumbuhan karir, pembelajaran dan pengembangan,

    sifat hierarki, budaya, keseimbangan kerja/hidup, gaya kepemimpinan, dll. Cara Best Employers 

    mengatasi keseimbangan persyaratan (kriteria) orang yang dibutuhkan dalam organisasi dan

     prioritas karyawan dalam mengharapkan imbalan dirumuskan dalam cara mereka berkomunikasi

    1 Irena Figurska dan Ewa Matuska, „Employer Branding as a Human Resources Management Strategy‟ dalam

     Human Resources Management & Ergonomics Volume VII No. 2. 2013, hlm. 35-36. 

  • 8/17/2019 Best Employers - Employer Branding

    3/3

    menarik pengalaman kerja atau nilai karyawan. Suatu upaya membangun keselarasan proses

    manajemen orang yang diperlukan untuk memberikan hasil bisnis yang besar.

    Dalam hal ini, kunci keberhasilan  Best Employers adalah bahwa mereka melakukan apa

    “yang dijanjikan”. Pendekatan yang dipakai adalah dengan integritas dan menempatkan orang-

    orang praktek pada “sumber, menyelaraskan, mengembangkan, dan reward” karyawan konsisten

    dengan kedua proposisi nilai dan kebutuhan kemampuan bisnis. Keselarasan semacam ini langka

    dan merupakan dasar dari keberhasilan Best Employers.2 

    B.  Model Kepemimpinan

     Employer Brand   sebagai salah satu kriteria perusahaan untuk menjadi  Best Employers 

    memberikan arah bahwa sebuah model kepemimpinan yang perlu diterapkan adalah

    kepemimpinan transaksional. Beberapa atribut, faktor, dan fenomena yang terjadi dalam

     Employer Branding   ekuivalen dengan penerapan model kepemimpinan transaksional. Daya

    tawar karyawan, pelanggan, investor, maupun rekan bisnis menjadi tolak ukur bagi perusahaan

    untuk memberikan timbal balik yang seimbang dalam meningkatkan citra perusahaan pada

    tingkat yang lebih tinggi. Ketertarikan mereka untuk bergabung dan ikut terlibat dalam

     perusahaan menjadi indikator keberhasilan Employer Branding. 

    Menurut Burns, kepemimpinan transaksional memotivasi para pengikut dengan memikat

    kepentingan pribadi serta manfaat yang diperoleh dari hasil kerja mereka. Dalam kepemimpinan

    di perusahaan, kepemimpinan transaksional berarti menyediakan pembayaran dan tunjangan lain

    atas upaya kerja mereka. Kepemimpinan transaksional dapat melibatkan nilai, tetapi nilai

    tersebut relevan dengan proses pertukaran, seperti kejujuran, tanggung jawab, keadilan, dan

    timbal balik.3  Demikian juga menurut Bennet dan Bell, untuk menjadi  Best Employers  perlu

    mengembangkan proposisi nilai yang jelas, konsisten, dan jujur.4 

    2 Mick Bennet dan Andrew Bell,  Leadership and Talent in Asia: How The Best Employers Deliver Extraordinary

     Performance (Singapore: John Wiley and Sons (Asia). 2004), hlm. 58.  3 Gary Yukl, Leadership in organizations edisi ke-7 (New Jersey: Pearson Education. 2008), hlm. 261-262.  

    4 Mick Bennet dan Andrew Bell, Leadership and Talent..., hlm. 61.