18
1 Bersama Kafilah Ramadhan (1) Allah Swt dalam kehidupan manusia menciptakan momen-momen yang sarat dengan keutamaan dan kedudukan yang tinggi; hari-hari yang penuh rahmat laksana kesejukan angin sepoi yang menyirami kesegaran bagi jiwa dan raga manusia serta memberi mereka semangat baru. Momen-momenitu mengajak manusia untuk bangkit dari tidur dan mengambil jarak dari gemerlap dunia serta merasakan kehadiran Sang Pencipta dan nikmat-nikmat spiritual.Terpaan angin sepoi bisa membawa kita ke poros rahmat Tuhan dan mendorong kita bergegas menuju ke pangkuan-Nya. Bulan Ramadhan merupakan salah satu dari momen keemasan dalam hidup manusia dan kini para penduduk langit dan malaikatmenyambut gembira kedatangan bulan suci ini. Bulan agung telah tiba dan menebarkan semerbak harum aroma spiritual di tengah masyarakat dan membangunkan jiwa-jiwa yang lalai. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan suci, refleksi dari pancaran rahmat Ilahi dan pengampunan- Nya.Ramadhan adalah bulan Allah Swt, bulan diturunkannya al- Quran dan bulan yang paling mulia di sepanjang tahun. Di bulan ini, pintu-pintu langit dan pintu surga dibuka, sementara gerbang-gerbang neraka ditutup rapat. Ibadah di bulan ini diberi ganjaran berlipat ganda dan Lailatul Qadar yang ada di dalamnya lebih baik dari seribu bulan ibadah. Di penghujung bulan Sya’ban, Rasulullah Saw menyampaikan sebuah khutbah seputar keutamaan dan keagungan Ramadhan dan beliau bersabda, “Wahai hamba Tuhan! Sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari- harinya merupakan paling utamanya hari, malam-malamnya adalah paling utamanya malam, dan detik-detiknya termasuk paling utamanya detik. Inilah bulan ketika kalian diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini, nafas kalian dihitung sebagai tasbih, tidur kalian ibadah, amal kalian diterima, dan doa kalian diijabah. Bermohonlah kepada Allah Tuhan kalian dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Dia

Bersama Kafilah Ramadhan 1-4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bulan Ramadhan merupakan salah satu dari momen keemasan dalam hidup manusia dan kini para penduduk langit dan malaikatmenyambut gembira kedatangan bulan suci ini. Bulan agung telah tiba dan menebarkan semerbak harum aroma spiritual di tengah masyarakat dan membangunkan jiwa-jiwa yang lalai. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan suci, refleksi dari pancaran rahmat Ilahi dan pengampunan-Nya.Ramadhan adalah bulan Allah Swt, bulan diturunkannya al-Quran dan bulan yang paling mulia di sepanjang tahun. Di bulan ini, pintu-pintu langit dan pintu surga dibuka, sementara gerbang-gerbang neraka ditutup rapat. Ibadah di bulan ini diberi ganjaran berlipat ganda dan Lailatul Qadar yang ada di dalamnya lebih baik dari seribu bulan ibadah.

Citation preview

  • 1

    Bersama Kafilah Ramadhan (1)

    Allah Swt dalam kehidupan manusia menciptakan momen-momen yang sarat dengan

    keutamaan dan kedudukan yang tinggi; hari-hari yang penuh rahmat laksana kesejukan angin

    sepoi yang menyirami kesegaran bagi jiwa dan raga manusia serta memberi mereka semangat

    baru. Momen-momenitu mengajak manusia untuk bangkit dari tidur dan mengambil jarak

    dari gemerlap dunia serta merasakan kehadiran Sang Pencipta dan nikmat-nikmat

    spiritual.Terpaan angin sepoi bisa membawa kita ke poros rahmat Tuhan dan mendorong kita

    bergegas menuju ke pangkuan-Nya.

    Bulan Ramadhan merupakan salah satu dari momen keemasan dalam hidup manusia dan kini para penduduk langit dan malaikatmenyambut gembira kedatangan bulan suci ini. Bulan agung telah tiba dan menebarkan semerbak harum aroma spiritual di tengah masyarakat dan membangunkan jiwa-jiwa yang lalai. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan suci, refleksi dari pancaran rahmat Ilahi dan pengampunan-Nya.Ramadhan adalah bulan Allah Swt, bulan diturunkannya al-Quran dan bulan yang paling mulia di sepanjang tahun. Di bulan ini, pintu-pintu langit dan pintu surga dibuka, sementara gerbang-gerbang neraka ditutup rapat. Ibadah di bulan ini diberi ganjaran berlipat ganda dan Lailatul Qadar yang ada di dalamnya lebih baik dari seribu bulan ibadah.

    Di penghujung bulan Syaban, Rasulullah Saw menyampaikan sebuah khutbah seputar keutamaan dan keagungan Ramadhan dan beliau bersabda, Wahai hamba Tuhan! Sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya merupakan paling utamanya hari, malam-malamnya adalah paling utamanya malam, dan detik-detiknya termasuk paling utamanya detik. Inilah bulan ketika kalian diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini, nafas kalian dihitung sebagai tasbih, tidur kalian ibadah, amal kalian diterima, dan doa kalian diijabah. Bermohonlah kepada Allah Tuhan kalian dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Dia

  • 2

    membimbing kalian untuk menunaikan puasa dan membaca kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini.

    Ramadhan adalah bulan penyucian diri, bulan pembersih jiwa dan batin, bulan untuk melepas diri dari cengkraman syaitan dan hawa nafsu, bulan untuk bertasbih, dan bulan untuk kembali ke jalan Allah Swt. Bulan ini merupakan kombinasi dari kemudahan dan kesulitan. Dari satu sisi, manusia harus berjuang menahan rasa lapar dan haus, memerangi hawa nafsu, menjaga tutur kata, dan menghindari banyak makan. Dari sisi lain, mereka merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta, menghirup aroma wangi pengampunan, dan menyirami diri dengan pancaran rahmat Tuhan.

    Ramadhan dengan segala pesonanya kembali mendatangi rumah-rumah manusia dan menghadirkan rasa gembira dalam hati kaum Muslim. Mereka menghitung hari untuk menyambut bulan mulia, rasa gembira juga mengguncang jiwa orang-orang yang baru memperoleh hidayah memeluk agama Islam.Bagi mereka ini adalah pengalaman pertama berpuasa dan menikmati keindahan Ramadhan.

    Marcos adalah seorang pemuda dari Filipina dan sekarang memilih nama Ahmad Mukmin setelah memeluk agama Islam. Dia sudah tak sabar menanti datangnya bulan Ramadhan dan berkata, Saya sebelum ini mengejek bulan Ramadhan dan konsep puasa dalam Islam. Selama 10 tahun saya tinggal di Uni Emirat Arab, ibadah puasa yang dijalankan kaum Muslim adalah mimpi buruk bagi saya. Sebuah bulan di mana kita semua membatasi diri di rumah-rumah dan menutup toko-toko kita di kota. Tidak hanya perkara ini yang membuat saya membenci bulan Ramadhan. Sebelumnya saya percaya puasa adalah sebuah bentuk siksaan terhadap jiwa dan raga manusia.

    Akan tetapi, Marcos setelah melakukan kajian dan penelitian yang panjang memilih memeluk agama Islam dan mulai memahami makna hakiki berpuasa. Pandangannya tentang bulan puasa juga berubah total. Setelah masuk Islam, Marcos menunaikan ibadah puasa selama beberapa hari dan mengenai pengalaman pertamanya itu ia berkisah, Selama ini saya belum pernah merasakan kedamaian seperti ini. Sekarang saya memahami tentang pengaruh-pengaruh puasa bagi dimensi

  • 3

    spiritual manusia. Ibadah puasa selain bukan menyiksa diri, tapi justru sangat bermanfaat bagi kesehatan.

    Marcos lebih lanjut menuturkan, Berpuasa satu bulan selama setahun adalah sebuah pekerjaan yang sangat rasional dan oleh karena itu, Tuhan mewajibkan puasa untuk hamba-Nya sekali dalam satu tahun dan bukan kewajiban sepanjang tahun.Ramadhan kini telah menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan bagi saya. Sebuah pengalaman yang sarat dengan kedamaian dan kegembiraan. Saya tak sabar menanti datangnya bulan Ramadhan.

    Penantian datangnya Ramadhan juga dilakukan oleh Amina, seorang mualaf yang tinggal di Yordania. Wanita yang sebelumnya bernama Caroline ini menganggap puasa sebagai latihan untuk melatih kesabaran, mengendalikan hawa nafsu, dan meningkatkan derajat spiritual. Dia menyebut ibadah shalat dan membaca al-Quran sebagai amal shaleh untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Berkenaan dengan puasa, Amina yang berasal dari Afrika Selatan ini berkata, Puasa adalah sebuah jalan baik untuk meningkatkan kedamaian jiwa. Di bulan puasa, kaum Muslim menahan diri dari makan dan minum mulai dari azan subuh sampai terbenamnya matahari dan mendekatkan jiwa mereka ke sisi Tuhan.

    Ramadhan adalah bulan Allah Swt, sebuah momentum untuk mengingat-Nya.Refleksi kecintaan yang paling kecil adalah mengingat Dzat yang kita cintai. Pecinta harus selalu mengingat kekasih dan mengingatnya merupakan jalan utama untuk membuktikan kecintaan. Para pemuka agama menganggap zikir sebagai sebuah keharusan untuk meningkatkan derajat orang Mukmin guna mencapai keridhaan Tuhan. Sebab, berzikir bukan hanya menggerakkan lisan,tapi kehadiran seorang pecinta di hadapan Sang Kekasih. Zikir adalah penyatuan antara orang yang jatuh cinta dengan Dzat yang ia cintai. Imam Ali as berkata, Zikir adalah kebersamaan dengan kekasih. Pada dasarnya orang yang selalu mengingat Tuhan, Dia juga akan mengingat hambanya itu. Dan ini adalah pengertian dari kecintaan dan kebersamaan dengan Tuhan.

    Tubuh manusia membutuhkan makanan dan minuman untuk meneruskan kelangsungan hidupnya, begitu juga dengan jiwa manusia, ia jugamemerlukan nutrisi untuk melanjutkan

  • 4

    kehidupan spiritual dan menapaki derajat kemanusiaan. Imam Ali as menyebut zikir dan mengingat Tuhan sebagai sumber kekuatan jiwa seseorang. Adapun berkenaan dengan keutamaan dan berkah zikir di bulan puasa, Imam Ali Zainal Abidin as dalam munajatnya memperkenalkan zikir sebagai sumber kehidupan hati dan berseru, Ya Tuhanku! Hatiku hidup dengan mengingat-Mu dan api kegelisahan dan kesakitan hanya padam dengan bermunajat kepada-Mu.

    Salah satu dari kriteria berzikir di bulan Ramadhan adalah kelezatan dan kenikmatannya. Rasulullah Saw dalam doa harian bulan Ramadhan berseru, Ya Allah! Anugerahkan kepadaku di dalamnya kelezatan dan kenikmatan berzikir kepada-Mu. Selama manusia belum merasakan kelezatan dan kenikmatan beribadah kepada Allah Swt, maka mereka belum mampu memahami arti penghambaan dan zikir serta belum menikmati dampaknya dalam kehidupan duniawi dan ukhrawi. Kelezatan hidup akan terasa ketika dihabiskan dengan mengingat kekasih dan tidak melewati sedetik pun tanpa menyebutnya.

    Oleh karena itu, orang yang memahami kehadiran permanen kekasih dan mengerti hakikatnya, mereka akan menikmati kehidupan yang damai dan suci.Bulan Ramadhan adalah momentum terbaik untuk menggapai kehidupan yang damai bertaburan rahmat Tuhan. Ramadhan adalah bulan untuk memperbanyak munajat. Allah Swt membuka pintu rahmat seluas-luasnya pada bulan ini dan manusia dapat memohon apa saja yang mereka inginkan. Sebenarnya, salah satu tugas orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan adalah berdoa dan memohon kebutuhan-kebutuhannya kepada Allah Swt. Seorang hamba harus selalu menjulurkan tangannya kepada Sang Pencipta untuk memohon segala kebutuhan. (IRIB Indonesia/RM)

  • 5

    Bersama Kafilah Ramadhan (2)

    Kita bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk menjadi tamu Allah Swt di bulan

    Ramadhan dan menikmati limpahan rahmat dan karunia-Nya di bulan suci ini. Keagungan

    bulan puasa dapat disimak dalam surat al-Baqarah ayat 185, Allah Swt berfirman, Bulan

    Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi

    manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dan yang

    bathil.Salah satu ciri khas utama Ramadhan adalah adanya kewajiban puasa bagi umat Islam

    di sepanjang bulan itu. Puasa adalah sebuah kewajiban bagi seorang Muslim dengan niat

    mendekatkan diri kepada Allah Swt, dengan cara meninggalkan makan dan minum mulai dari

    terbit fajar sampai azan maghrib selama satu bulan penuh, kadang berjumlah 29 hari dan

    kadang bisa sampai 30 hari.

    Allah Swt menjelaskan tentang kewajiban berpuasa dalam al-Quran ayat 183 dan 184 surat al-Baqarah, Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

    Dalam ayat tersebut Allah Swt menyeru kaum Muslim dengan kalimat yang indah dan lembut. Nada bicara seperti inimemberi angin sejuk bagi orang-orang yang berpuasa dan membuat mereka mudah menjalaninya. Ayat tersebut juga mengingatkan bahwa ibadah puasa tidak hanya diwajibkan untuk umat ini, tapi juga sudah dijalankan oleh umat-umat terdahulu. Meski kewajiban berpuasa memiliki waktu khusus, namun dalam kondisi tertentu kewajiban ini masih bersifat fleksibel yaitu, orang-orang karena dalam perjalanan, jatuh sakit, atau tidak mampu

  • 6

    menjalaninya di waktu khusus tersebut, mereka bisa menggantikannya di hari lain atau membayar kafarah.

    Allah Swt kemudian menerangkan tentang manfaat dan filosofi berpuasa yaitu untuk mencapai derajat takwa. Kabar gembira ini membuat kaum Muslim menyambut dengan antusias datangnya bulan Ramadhan.Hakikat ibadah puasa membawa kebaikan bagi orang-orang yang menunaikannya dan mereka memperoleh rahmat Tuhan. Oleh karena itu, orang-orang Mukmin menyambut bulan Ramadhan dengan penuh cinta dan rasa senang.

    Bulan Ramadhan merupakan momentum pensucian jiwa dan introspeksi diri, kesempatan untuk berkhalwat dengan Tuhan, waktu untuk menguji keikhlasan, dan kesempatan untuk membuka lembaran hati serta membaca kembali buku amalan kita. Untuk itu kita perlu bersikap mawas diri ketika menghadiri jamuan Ilahi ini. Allah Swt menyediakan aneka hidangan untuk kaum Muslim mulai dari bangun sahur yang penuh berkah, buka puasa bersama dengan nuansa religius, melakukan tadarus bersama dan khatam Quran,dan kegiatan shalat tahajud yang membawa ketentraman jiwa. Ini adalah sebagian hidangan di bulan penuh berkah dan kita mendapat kehormatan untuk menjadi tamu Allah Swt, sehingga kita bisa mencicipinya sesuai dengan kapasitas masing-masing.

    Perasaan senang merupakan salah satu dari nikmat Allah Swt, di mana beragam motivasi berperan dalam menghadirkan perasaan ini. Sebagian orang menikmati partisipasinya di forum-forum dan diskusi ilmiah, sebagian memperoleh kesenangan saat mencicipi menu-menu favoritnya, dan sebagian yang lain justru menikmati kesenangan di atas penderitaan orang lain dan membunuh manusia tak berdosa. Namun kelezatan spiritual merupakan derajat tertinggi dari perasaanjiwa untuk manusia.

    Perasaan itu muncul ketika kita menanamkansifat-sifat baik dan mulia dalam diri, tidak merampas hak-hak orang lain, memiliki sifat pemaaf meski kita mampu untuk menuntut balas, atau berinfak kepada orang miskin pada saat kita sendiri dalam kesulitan. Kelezatan spiritual ini mencapai puncaknya dengan puasa di bulan Ramadhan, kegiatan shalat berjamaah, tadarus, dan munajat di pertengahan malam yang memenuhi sekat-sekat hati manusia.

  • 7

    Ahmed, seorang mualaf dari San Francisco, Amerika Serikat berkisah, Aku belajar di sekolah Katolik di Florida sebelum memeluk Islam. Di luar jam belajar biasanya aku membaca buku-buku lain. Di sebuah buku yang berbicara tentang Islam, aku menemukan bahwa kaum Muslim harus berpuasa. Puasa yaitu menahan rasa lapar dan haus serta belajar mengendalikan emosi. Mencerna masalah ini tentu saja bukan perkara mudah bagiku. Setelah memeluk agama Islam, aku berpuasa untuk pertama kali pada usia 19 tahun. Pada waktu itu aku dengan penuh bangga memberi tahu teman-teman satu kamar bahwa aku ingin berpuasa di bulan Ramadhan. Ini adalah untuk pertama kalinya bagiku, di mana berbuat sesuatu bukan karena kedua orang tua atau mengejar nilai kelas.

    Ahmed lebih lanjut menuturkan, Aku berpuasa untuk Dzat yang tidak bisa aku lihat, tapi seluruh wujudku merasakan kehadirannya. Momen ini adalah hari terbaik dan mungkin hari yang paling penting dalam hidupku. Teman-temanku yang bukan Muslim mengira bahwa berpuasa hanya menahan lapar dan haus. Namun, ketika aku menjelaskan perasaanku kepada mereka mulai dari pensucian jiwa dan ketenangan batin, mereka mulai menyadari perubahan batinku. Sebenarnya, aku sedang merasakan kelezatan spiritual dengan berpuasa dan mungkin sebelum ini aku tidak pernah merasakannya dalam situasi apapun.

    Bulan Ramadhan merupakan momentum untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik. Bulan ini memberi kekuatan kepada manusia untuk menemukan jati dirinya dan kemudian menapaki jalan Tuhan. Berpuasa adalah ibadah khusus di bulan ini. Puasa punya banyak kekhususan yang tidak dimiliki oleh ibadah-ibadah lain. Ibadah puasa benar-benar sangat istimewa di mana Allah Swt dalam sebuah hadis Qudsi berfirman, Puasa adalah untukku dan Aku yang akan membalasnya.Salah satu alasan keistimewaan puasa mungkin karena keikhlasan yang ada di dalamnya. Berbeda dengan jenis ibadah lain yang bisa disaksikan oleh khalayak, puasa adalah sebuah amal ibadah yang tersembunyi.

    Ketika kita mendirikan shalat, gerak-gerik kita mulai dari sujud dan ruku menjadi petunjuk bahwa kita sedang shalat. Demikian juga dalam masalah khumus dan zakat atau infak. Paling tidak para amil zakat mengetahui perkara ini. Ibadah haji, jihad dan

  • 8

    semua amal ibadah lain juga seperti itu. Akan tetapi tidak demikian dengan puasa. Puasa sama sekali tidak bisa diidentifikasi dari gerakan badan atau perilaku lahiriyah dan selama seseorang belum memberi tahu pihak lain, maka tidak ada yang mengerti kondisi lahiriyah orang yang sedang berpuasa. Imam Ali as berkata, Puasa adalah ibadah antara hamba dan penciptanya. Tidak ada yang mengetahui perkara itu kecuali Sang Khalik dan tidak ada yang memberi ganjarannya kecuali Tuhan.

    Pada dasarnya, ibadah puasa secara alamiah mendorong seseorang untuk bersikap ikhlas dan berbuat sesuatu karena Allah Swt. Orang yang menjalani puasa selama satu bulan, maka pekerjaan ini merupakan sebuah latihan ikhlas baginya. Keistimewaan lain ibadah ini adalah; puasa merupakan sarana untuk menumpas musuh Allah Swt. Senjata syaitan adalah syahwat dan ia memperoleh kekuatan dengan mengkonsumsi makanan dan minuman. Rasulullah Saw bersabda, Syaitan laksana darah yang mengalir dalam diri manusia, oleh karena itu persempitlah jalur mereka dengan menahan lapar.

    Ikhlas merupakan puncak dari fase kesempurnaan spiritual. Ikhlas adalahmensucikan niat dari selain Allah Swt dan melaksanakan ibadah hanya untuk-Nya. Di mata orang yang ikhlas, pujian dan celaan berkedudukan sama, sebab ia beribadah hanya untuk memperoleh keridhaan Tuhan dan bukan keridhaan orang lain. Seorang ahli ibadah berkisah, Selama 30 tahun aku selalu mendirikan shalat berjamaah di masjid di barisan pertama. Suatu hari aku datang terlambat dan barisan pertama sudah penuh terisi, lalu aku berdiri di barisan kedua. Aku malu karena orang-orang di sekitar menyaksikanku shalat di barisan kedua. Tiba-tiba aku tersadar bahwa penilaian masyarakat ternyata penting bagiku. Kemudian aku mengerti bahwa semua shalatku tercemari oleh riya dan tidak ada keikhlasan di dalamnya.

    Ikhlas dan pensucian amal perbuatan dari selain Tuhan memiliki beberapa tingkatan. Rasul Saw bersabda, Dengan sarana ikhlas, keunggulan derajat orang-orang yang beriman akan terwujud. Dari riwayat ini dapat diketahui bahwa ikhlas memiliki beberapa derajat dan kedudukan orang beriman juga diukur dengan kadar keikhlasan mereka. Derajat pertama adalah rasa takut dari neraka dan derajat lain karena kerinduan kepada surga. Derajat utama adalah bahwa manusia tidak mendambakan hal lain

  • 9

    kecuali Allah Swt. Imam Ali berkata, Aku tidak menyembah-Mu karena takut terhadap siksa dan rakus akan surga, tapi aku beribadah karena menemukan Engkau pantas untuk disembah. (IRIB Indonesia/RM)

    Bersama Kafilah Ramadhan (3)

    Manusia di samping dimensi jasmani juga memiliki dimensi ruhani. Masing-masing dari

    dimensi itu membutuhkan program-program khusus untuk mencapai kesempurnaan prima.

    Salah satu program untuk memperkuat dan menumbuhkan dimensi spiritual adalah takwa.

    Takwa merupakan sebuah kondisi di mana manusia meninggalkan perbuatan dosa dan

    memilih untuk mematuhi perintah-perintah Tuhan serta menghambakan diri kepada-Nya.

    Oleh karena itu, jika manusia ingin menumbuhkan aspek spiritual dan mencapai kesucian

    jiwa, mereka harus mengendalikan hawa nafsunya dan menghapus semua rintangan yang

    menghalangi pertumbuhan itu.

    Salah satu amalan yang efektif dalam hal ini adalah ibadah puasa. Allah Swt menjelaskan tentang peran puasa dalam mewujudkan takwa pada diri seseorang. Surat al-Baqarah ayat 183 dengan tegas menerangkan bahwa tujuan dari puasa adalah untuk mencapai ketakwaan dan penggunaan kata La'alla (supaya/agar) untuk menegaskan bahwa puasa tidak hanya bermakna takwa, tapi juga sebuah latihan untuk membentuk dan menumbuhkan ketakwaan itu sendiri. Dalam ajaran Islam, salah satu jalan utama untuk mencapai ketakwaan yang sempurna adalah melatih diri dengan puasa.

    Puasa meski tampak sebagai kegiatan yang meliburkan hal-hal seperti, makan, minum, hawa nafsu, dan sejenisnya, namun sebenarnya manusia sedang melatih takwanya dengan cara melawan hawa nafsu dan godaan-godaan lain. Ramadhan dan puasa merupakan ajang latihan selama satu bulan, di mana manusia secara sadar dan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt, meninggalkan tuntutan-tuntutan hawa nafsunya. Dalam ibadah yang dijalankan dengan kesadaran dan tekad ini,

  • 10

    seseorang memanfaatkan semua sarana yang bisa mempertebal iman seperti, shalat berjamaah, shalat sunnah, tadarus, dan tahajud demi mencapai hakikat takwa.

    Dalam al-Quran, syarat untuk menjadi penghuni surga dan menikmati semua kesempurnaan lain adalah menyandang predikat takwa. Dalam banyak ayat, al-Quran menganggap surga dan nikmat-nikmatnya sebagai milik orang-orang yang bertakwa; mereka yang meninggalkan semua larangan dan menempatkan dirinya di jalan kesempurnaan kemanusiaan.

    Mengenai nikmat-nikmat surga yang diberikan untuk kaum Mukmin, Allah Swt dalam surat al-Hijr ayat 45-48 berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman, Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.

    Di bulan Ramadhan, ruh takwa dalam diri manusia dapat dihidupkan dengan cara berpuasa dan mematuhi perintah-perintah Allah Swt. Tidak ada keraguan bahwa dimensi internal manusia tersimpan berbagai naluri dan nafsu seperti, nafsu makan dan minum, cinta kepada diri sendiri dan harta benda dan sejenisnya, di mana semua itu penting untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya. Akan tetapi, naluri dan hawa nafsu itu kadang keluar dari batas alamiahnya dan mendominasi seluruh wujud manusia. Orang yang berpuasa dengan menahan rasa lapar dan haus serta batasan-batasan lain secara signifikan mampu memadamkan bara api hawa nafsu dan naluri hewani tersebut.

    Oleh sebab itu, berpuasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tapi juga meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat. Rasul Saw dalam sebuah khutbah di penghujung bulan Syaban menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan Ramadhan kepada kaum Muslim dan ketika itu Imam Ali as bertanya, Perbuatan apakah yang paling utama di bulan ini? Rasul Saw menjawab, Menjauhi dan menghindari dosa.

  • 11

    Pada dasarnya, memelihara takwa bukan sebuah perkara yang rumit dan mustahil dilakukan, tapi setiap kebaikan yang dikerjakan oleh manusia dan setiap keburukan yang ditinggalkan oleh mereka, dengan sendirinya perkara ini sudah termasuk contoh dari memelihara takwa dalam hidup. Bulan Ramadhan merupakan momentum terbaik untuk menaati perintah Allah Swt dan memelihara ketakwaan. Mengatasi masalah orang lain, mengabdi kepada masyarakat, menjauhi barang haram, serta tidak meremehkan ibadah, semua perkara ini merupakan bentuk dari ketakwaan itu sendiri. Dengan melatih dan membiasakan diri dalam perbuatan baik, maka orang yang berpuasa telah menanamkan tradisi baik dalam dirinya untuk selalu menjauhi larangan Allah Swt. Cara ini akan membuat hatinya bersih dan bersinar.

    Takwa berarti menjaga diri dari perkara yang dibenci oleh Allah Swt. Individu yang meninggalkan perbuatan buruk dan menanggung semua kesulitan demi meraih ridha Allah Swt, maka ia juga akan mendapat perhatian khusus dari-Nya. Rasul Saw bersabda, Wahai Abu Dzar, perhatikanlah selalu Allah Swt dan keridhaan-Nya sehingga engkau juga memperoleh perhatian-Nya. (Bihar al-Anwar, jilid 77)

    Dalam buku Tadzkiratul Awliya karya Syeikh Attar Naishaburi dikisahkan, Seorang arif berjanji kepada dirinya untuk tidak mengambil keuntungan lebih dari 5 persen dari niaganya. Suatu hari ia membeli beberapa karung kacang almond seharga 60 dinar. Harga almond di pasar tiba-tiba melambung naik. Seorang agen datang ke toko orang arif itu untuk membeli almond dan ia pun menanyakan harganya. Arif tersebut menjawab, 63 dinar tuan. Agen itu berkata, harga almond ini pantasnya 90 dinar! Arif itu menjawab, iya benar demikian, tapi aku sudah berjanji untuk tidak meraup untung lebih dari 5 persen. Aku sudah merusak harga pasar, tapi aku tidak mengingkari janjiku. Beberapa hari kemudian pasar di kota itu terbakar dan semua toko berserta aset milik mereka hangus dilalap api, namun toko orang arif itu tidak terbakar dan selamat dari kobaran api. Inilah balasan Allah Swt, ia sudah memilih jalan takwa dan Allah Swt juga melindunginya.

    Ramadhan dengan segala keindahannya kembali menyapa rumah-rumah kaum Muslim. Mereka dengan penuh suka cita

  • 12

    berusaha menunaikan kewajiban agamanya dengan sempurna sehingga bisa menghadirkan senyum merekah di penghujung Ramadhan. Perasaan gembira ini selalu mengundang tanda tanya bagi kebanyakan warga non-Muslim. Mereka menganggap puasa hanya terbatas pada menahan lapar dan haus dan mereka merasa kesulitan jika harus memikul beban tersebut. Rasa penasaran ini kadang mendorong mereka untuk mencoba berpuasa sehingga mengetahui alasan kecintaan umat Islam terhadap bulan Ramadhan dan ibadah puasa.

    Sebut saja Rahul, ia adalah seorang pemuda dari India. Dia termasuk salah satu dari mereka yang penasaran dengan aktivitas kaum Muslim di bulan puasa. Bulan Ramadhan akhirnya membawa Rahul mengenal ajaran-ajaran luhur Islam dan ia pun memilih masuk Islam. Berkenaan dengan keputusannya untuk memeluk Islam, Rahul berkata, Aku sudah menjadi seorang Muslim selama beberapa bulan. Aku dibesarkan di sebuah keluarga seperti semua keluarga di India mengikuti ajaran Hindu. Sebagian dari mereka menyembah berhala, sebagian yang lain mendewakan binatang seperti sapi, dan sisanya menganggap matahari sebagai tuhannya. Aku juga dibesarkan di lingkungan seperti itu dan keyakinan tersebut membuatku hidup dalam kesesatan.

    Rahul lebih lanjut mengisahkan perjalanan hidupnya dan berujar, Dengan izin Tuhan, aku kemudian merantau ke Oman, sebuah negara Muslim. Untuk pertama kalinya di sana aku mengenal kaum Muslim dan selama tiga tahun tinggal di Oman, aku memperoleh banyak pengetahuan tentang Islam dan menemukan kebenaran. Waktu tiga tahun itu berperan sangat besar dalam mengantarkanku ke gerbang kebenaran serta mengubah pemikiran dan akidahku.

    Ibadah puasa memunculkan pertanyaan pada diri Rahul dan membangkitkan rasa ingin tahunya. Ia kemudian melakukan penelitian untuk mengetahui filosofi puasa dan bulan Ramadhan. Jawaban yang diberikan oleh teman-temannya dan hasil yang diperoleh dari kajiannya memberi pengaruh besar bagi Rahul. Ia memutuskan ikut berpuasa bersama teman-temannya dan merasakan apa yang dirasakan oleh mereka. Rahul berkisah, Aku sengaja berpuasa sebelum masuk Islam untuk mengobati rasa penasaranku dan itu hanya sebatas tidak makan dan

  • 13

    minum, tapi kini aku berpuasa dengan niat ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ramadhan bagiku sekarang bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi aku juga mengisinya dengan shalat, doa, sedekah, dan tadarus.

    Atas dasar ketertarikannya yang sangat besar terhadap Ramadhan dan ibadah puasa juga telah membuatnya memperoleh hidayah, Rahul akhirnya mengganti namanya dengan Rayyan, karena Allah Swt akan memasukkan orang-orang yang berpuasa ke dalam surga melalui Babul Rayyan. (IRIB Indonesia/RM)

  • 14

    Bersama Kafilah Ramadhan (4)

    Allah Swt menghadirkan hidangan yang penuh berkah dan nikmat kepada kaum Muslim di

    bulan Ramadhan, sebuah jamuan yang dipenuhi dengan berbagai nikmat material dan

    spiritual. Setiap orang dapat membawa kenikmatan itu sesuai dengan kadar ibadahnya

    sebagai bekal untuk kehidupan duniawi dan ukhrawi. Meski ibadah puasa secara lahiriyah

    hanya menahan makan dan minum, namun orang yang berpuasa untuk bisa sampai ke derajat

    tinggi kesempurnaan insani dan meraih nikmat-nikmat spiritual, perlu menjaga seluruh

    anggota badannya dan meninggalkan semua perbuatan dosa dan maksiat.

    Salah satu anjuran para pemuka agama kepada orang-orang yang berpuasa adalah meminta merekauntuk menjaga penglihatan, lisan, pendengaran, dan anggota lainnya dari perbuatan dosa.Imam Ali Ridha as berkata, Wahai manusia yang berpuasa semoga Tuhan merahmati kalian! Sesungguhnya puasa adalahhijab di mana Allah menjadikannya untuk menjaga lisan, pendengaran, penglihatan, dan seluruh anggota badan. Sungguh Allah telah menetapkan hak puasa untuk seluruh anggota badan, karena itu barang siapa menunaikan hak-hak tersebut dalam puasanya, maka ia sungguh telah berpuasa danmelaksanakan hak puasanya.Dan barang siapa yang mengabaikan hak-hak tersebut, mereka telah kehilangan keberkahan dan pahala puasa sesuai dengan kelalaiannya itu.(Mizan al-Hikmah, jilid 5)

    Orang yang benar-benar berpuasa, mencegah lisannya dari melakukan dosa-dosa yang melibatkan lisan seperti, berdusta, ghibah (membicarakan keburukan orang lain), dan mencela. Ia juga mengontrol pendengarannya dari mendengar suara-suara yang menyimpang dan rayuan syaitan.Penglihatan orang yang berpuasa juga tidak dibenarkan untuk melihat setiap pemandangan. Fenomena yang bisa menyeret manusia ke lembah dosa haram hukumnya untuk ditonton dan orang yang berpuasa harus menutup penglihatannya.

  • 15

    Individu yang berpuasa harus meninggalkan semua dosa dan menjauhi sifat-sifat tercela seperti, rasa dengki, iri hati, marah atau menebarkan permusuhan dan lain-lain. Sebab, puasa merupakan sebuah ibadah untuk melatih manusia mengontrol diri dan memupuk semangat takwa. Rentang waktu antara sahur sampai terbenam matahari merupakan sebuah kesempatan baik untuk mengontrol dan memerangi hawa nafsu serta menolak godaan.Setiap individu yang menjaga amal ibadahnya hingga waktu berbuka, tentu ia akan memperoleh derajat yang tinggi.

    Kesuksesan seseorang untuk meninggalkan dosa, akan membuatnya meraih keuntungan yang lebih besar dalam urusan ibadah dan jika ia terlibat banyak dosa meskipun tidak membatalkan puasa,tapi pahala dan ganjarannya telah berkurang. Kaum mukmin akan berusaha maksimal agar bisa mempersembahkan amal ibadah yang sempurna dan tanpa cacat ke pangkuan Allah Swt.Amalan yang ikhlas dan bersih ini diterima dengan lapang dan membuat pelakunya memperoleh keridhaan Tuhan.

    Menjauhi dosa dan mengendalikan hawa nafsu merupakan salah satu keuntungan berpuasa. Manusia yang tidak mampu menahan gejolak hawa nafsu dan syahwat, maka bulan Ramadhan merupakan momentum terbaik bagi mereka untuk mengontrol naluri hewani dan syahwatnya.Imam Jakfar Shadiq as berkata, Puasa adalah tirai dan hijab bagi orang yang berpuasa dari penyakit-penyakit dunia. Ia juga akan menjadi perisai dari azab akhirat. Setiap saat kalian ingin berpuasa, maka kekanglah diri kalian dari semua syahwat dan hawa nafsu (seperti, mencela, bersumpah dengan dusta, dan lain-lain), sebab terperangkap dalam dosadi tengah puasa akan mengurangi pahala puasa dan membuatnya tidak diterima.

    Melakukan perbuatan dosaseperti, ghibah (membicarakan keburukan orang lain), berdusta, menatap non-muhrim, berlaku zalim, dan sejenisnya, secara lahiriyah tidak membatalkan puasa,namun akan mencegah seseorang meraih kenikmatan spiritual berpuasa.

    Sebuah riwayat menyebutkan bahwa seorang perempuan sedang menjalani puasa sunnah, tapi ia mengeluarkan celaan untuk tetangganya, Rasul Saw kemudian membawa satu piring nasi dan bersabda, Makanlah makanan ini! Perempuan itu bersikeras

  • 16

    bahwa ia sedang berpuasa, Rasul lalu bersabda, Bagaimana engkau mengaku berpuasa, sementara engkau mencela tetanggamu? Ketahuilah bahwa puasa bukan hanya tidak makan dan minum, tapi orang yang berpuasa juga harus mengajak seluruh anggota badannya berpuasa bersamanya, serta menghindari ucapan dan perbuatan buruk. Allah menetapkan puasa untuk mencegah perkataan dan perbuatan buruk. Rasul Saw kemudian menghadap ke arahkhalayak dan bersabda, Betapa sedikit orang yang berpuasa dan betapa banyak orang yang lapar. (Mizan al-Hikmah, jilid 5)

    Faktor utama yang membuat manusia jauh dari rahmat Tuhan disebabkan mereka terlena dalam gejolak hawa nafsu dan syahwat. Dalam ajaran Islam, ada banyak petunjuk untuk mengontrol dan mengarahkan hawa nafsu serta menyeimbangkan naluri hewani dan salah satunya adalah puasa. Puasa merupakan bentuk latihan, yang jika dilakukan secara teratur dan rutin, maka kekuatan untuk mengontrol diri dan meninggalkan dosa secara bertahap akan menguat dalam diri manusia dan membuat mereka mampu mengendalikan nafsunya.

    Untuk itu, orang yang berpuasa tidak boleh kehilangan kontrol atas segala jenis dosa dan ia harus menjauhi perbuatan maksiat. Rasul Saw bersabda, Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dan menjaga hawa nafsunya dan lisannya dari dosa serta tidak menyakiti masyarakat, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan ia terbebas dari neraka dan mendapatkan tempat di surga.

    Seiring datangnya bulan Ramadhan, banyak orang bertanya dan ingin tahu tentang kiat agar tetap semangat menjalani rutinitas di tengah rasa lapar dan dahaga. Apakah Ramadhan menjadi penghalang bagi kemajuan manusia dalam urusan kerja dan dunia? Dengan sebuah kajian sederhana dan menyaksikan kehidupan kaum Muslim di bulan Ramadhan, kita akan memahami bahwameski tak lepas dari kesulitan, namun umat Islam selain tidak meliburkan rutinitasnya, tapi mereka justru bekerja dengan penuh semangat. Mereka dengan puasanya sedang melatih kesabaran dan ketakwaan.

    Mantan bomber Sevilla, Frederic Kanoute sudah lama dikenal sebagai pesepak bola yang taat. Ia sudah terbiasa menjalankan ibadah puasa di tengah padatnya kompetisi. Pemain 35 tahun ini

  • 17

    yakin berpuasa bukan melemahkan, justru bisa menguatkan. Eks striker Sevilla ini menuturkan, "Secara pribadi, menjalankan tuntunan agama membantu saya dalam sepakbola. Dan sepakbola juga ikut membantu untuk tetap sehat dan menguatkan saya. Tak ada konflik karena orang yang tahu tentang Islam, mereka tahu bahwa ibadah puasa itu malah menguatkan mereka yang menjalaninya, dan bukan malah melemahkan umat Muslim."

    Sekarang banyak pemain yang beragama Islam masuk ke dunia sepakbola Eropa dan mereka mampu menjadi perhatian dengan kemampuan mengolah bola yang lihai. Mau tidak mau, membuat klub atau pengelola kompetisi sepakbola Eropa melakukan kompromi. Sebelumnya, para pelatih beranggapan bahwa puasa akan mengurangi performa pemain Muslim dan menurunkan tingkat profesionalitas mereka. Masalah ini menciptakan perdebatan panjang antara pelatih dengan para pemain Muslim, namun para pemain Muslim biasanya tidak bersedia duduk di bangku cadangan, mereka tetap berpuasa dan ingin membuktikan bahwa puasa tidak menghalangi mereka untuk tampil prima.

    ''Puasa Ramadan membuatku menjadi semakin kuat,'' ujar Kanoute, bintang sepak bola asal Mali.Tidak mudah bagi Muslim di Spanyol berpuasa saat musim panas di Eropa mencapai puncaknya. Suhu bisa mencapai 40 derajat Celcius, dengan kelembaban tinggi. Siang lebih panjang dibandingkan malam hari.''Saya berusaha menghormati keyakinanku dan menjalankan ibadah sebisa mungkin,'' tambahnya. ''Terkadang memang sulit melakukan puasa Ramadhan ketika cuaca di selatan Spanyol sangat panas. Tetapi, saya mampu melakukannya. Alhamdulillah,'' tegas Kanoute.

    Kanoute menemukan kedamaian dalam Islam dan olahraga telah memberinya peluang terbaik untuk berkonsentrasi dan memusatkan pikiran. Dia berkata, Aku selalu menyempatkan diri untuk ibadah. Kadang teman-teman satu tim menyaksikan tingkahku, tapi mereka bisa mengerti kalau aku seorang Muslim dan mereka menghormati keyakinanku. Banyak dari mereka yang penasaran dan ingin tahu tentang kegiatan ibadahku, terutama di bulan Ramadhan. Mereka heran mengapa aku tidak makan sesuatu dan mereka mengajukan banyak pertanyaan seputar

  • 18

    masalah ini. Meski begitu aku tetap merasa nyaman dan aku menikmati kegiatan ibadahku. (IRIB Indonesia/RM)