Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA No.1096, 2019 BAPETEN. Petugas Instalasi Nuklir dan Bahan
Nuklir. Izin Bekerja. Pencabutan.
PERATURAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2019
TENTANG
IZIN BEKERJA PETUGAS INSTALASI NUKLIR DAN BAHAN NUKLIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam mengoperasikan instalasi nuklir dan bahan
nuklir, diperlukan Petugas Instalasi Nuklir dan Bahan
Nuklir yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk
melaksanakan tugas dan kewenangannya dengan
selamat dan aman, serta memiliki Izin bekerja;
b. bahwa Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Nomor 6 Tahun 2013 tentang Izin Bekerja Petugas
Instalasi dan Bahan Nuklir sudah tidak sesuai dengan
perkembangan kebutuhan hukum sehingga perlu diganti;
c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (3)
dan Pasal 76 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2014 tentang Perizinan Instalasi Nuklir dan
Pemanfaatan Bahan Nuklir diperlukan adanya
pengaturan mengenai ketentuan tata cara memperoleh
surat izin bekerja sebagaimana dimaksud dalam huruf a;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
2019, No.1096 -2-
tentang Izin Bekerja Petugas Instalasi Nuklir dan Bahan
Nuklir;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3676);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perizinan Instalasi Nuklir dan Pemanfaatan Bahan Nuklir
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5496);
3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
323);
4. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor
01 Rev.2/K-OTK/V-04 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengawas Tenaga Nuklir sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Badan Pengawas
Tenaga Nuklir Nomor 1 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua atas Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga
Nuklir Nomor 01 Rev.2/K-Otk/V-04 Tahun 2004 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Tenaga
Nuklir (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 26);
2019, No.1096 -3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG
IZIN BEKERJA PETUGAS INSTALASI NUKLIR DAN BAHAN
NUKLIR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Instalasi Nuklir adalah:
a. reaktor nuklir;
b. fasilitas yang digunakan untuk pemurnian, konversi,
pengayaan bahan nuklir, fabrikasi bahan bakar
nuklir dan/atau pengolahan ulang bahan bakar
nuklir bekas; dan/atau
c. fasilitas yang digunakan untuk menyimpan bahan
bakar nuklir dan bahan bakar nuklir bekas.
2. Instalasi Nuklir Nonreaktor yang selanjutnya disebut
INNR adalah fasilitas yang digunakan untuk pemurnian,
konversi, pengayaan bahan nuklir, fabrikasi bahan bakar
nuklir dan/atau pengolahan ulang bahan bakar nuklir
bekas; dan/atau fasilitas yang digunakan untuk
menyimpan bahan bakar nuklir dan bahan bakar nuklir
bekas.
3. Reaktor Daya yang selanjutnya disebut RD adalah
reaktor nuklir yang memanfaatkan energi panas hasil
pembelahan nuklir untuk pembangkitan daya.
4. Reaktor Nondaya yang selanjutnya disebut RND adalah
reaktor nuklir yang memanfaatkan neutron dan radiasi
hasil pembelahan nuklir.
5. Petugas Instalasi Nuklir dan Bahan Nuklir yang
selanjutnya disebut Petugas IBN adalah orang yang
bekerja di Instalasi Nuklir, yang berkualifikasi sebagai
operator, supervisor, teknisi perawatan, supervisor
perawatan, pengurus inventori bahan nuklir, pengawas
inventori bahan nuklir, atau petugas proteksi radiasi
2019, No.1096 -4-
Instalasi Nuklir.
6. Izin Bekerja adalah persetujuan tertulis dalam bentuk
dokumen yang diberikan kepada Petugas IBN untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan Kualifikasi yang
dimilikinya.
7. Pemohon Izin Bekerja adalah orang yang mengajukan
permohonan untuk memperoleh Izin Bekerja.
8. Pemegang Izin adalah Badan Tenaga Nuklir Nasional,
badan usaha milik negara, koperasi, atau badan usaha
yang berbentuk badan hukum yang telah memiliki izin
pembangunan, izin pengoperasian, izin dekomisioning
instalasi nuklir, dan/atau izin pemanfaatan bahan nuklir
dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
9. Kompetensi adalah kemampuan untuk menerapkan
keahlian, pengetahuan, dan sikap kerja dalam
melaksanakan tugas dalam aspek keselamatan nuklir,
keamanan nuklir, dan/atau safeguards.
10. Kualifikasi adalah pernyataan tertulis yang dihasilkan
dari penilaian atau audit terhadap Kompetensi petugas
untuk melaksanakan tugas yang ditetapkan.
11. Rekualifikasi adalah Kualifikasi dalam rangka
mendapatkan perpanjangan Izin Bekerja.
12. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang berupa teori
dan/atau praktik dalam rangka memenuhi standar
Kompetensi untuk melaksanakan tugas yang ditetapkan.
13. Pelatihan Penyegaran adalah Pelatihan untuk
mempertahankan keahlian dan pengetahuan yang
dimiliki Petugas IBN selama masa berlaku Izin Bekerja.
14. Lembaga Pelatihan adalah instansi pemerintah, badan
hukum atau perorangan yang memenuhi persyaratan
untuk menyelenggarakan Pelatihan.
15. Akreditasi adalah proses pemberian pengakuan formal
yang menyatakan bahwa suatu lembaga telah memenuhi
persyaratan untuk melakukan kegiatan Pelatihan.
16. Tim Penguji adalah sekelompok orang yang bertugas
melakukan pengujian Kualifikasi dan Rekualifikasi.
17. Badan adalah Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
2019, No.1096 -5-
Pasal 2
Peraturan Badan ini bertujuan memberikan pedoman
mengenai persyaratan dan tata cara memperoleh Izin Bekerja
bagi Petugas IBN dengan didasarkan pada Kompetensi.
Pasal 3
Lingkup pengaturan Peraturan Badan ini terdiri atas:
a. pengelompokan Petugas IBN;
b. persyaratan untuk memperoleh Izin Bekerja;
c. Pelatihan dan Kompetensi;
d. Kualifikasi;
e. penerbitan, masa berlaku, dan perpanjangan Izin
Bekerja; dan
f. berakhirnya Izin Bekerja.
BAB II
PENGELOMPOKKAN PETUGAS IBN
Pasal 4
Pengelompokan Petugas IBN sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf a meliputi:
a. Petugas IBN pada INNR;
b. Petugas IBN pada RND; dan
c. Petugas IBN pada RD.
Pasal 5
Petugas IBN pada INNR meliputi:
a. Operator INNR;
b. Supervisor INNR;
c. Petugas proteksi radiasi instalasi nuklir;
d. Pengurus inventori bahan nuklir; dan
e. Pengawas inventori bahan nuklir.
Pasal 6
Petugas IBN pada RND meliputi:
a. Operator RND;
b. Supervisor RND;
2019, No.1096 -6-
c. Teknisi perawatan RND;
d. Supervisor perawatan RND;
e. Petugas proteksi radiasi instalasi nuklir;
f. Pengurus inventori bahan nuklir; dan
g. Pengawas inventori bahan nuklir.
Pasal 7
Petugas IBN pada RD meliputi:
a. Operator RD;
b. Supervisor RD;
c. Teknisi perawatan RD;
d. Supervisor perawatan RD;
e. Petugas proteksi radiasi instalasi nuklir;
f. Pengurus inventori bahan nuklir; dan
g. Pengawas inventori bahan nuklir
BAB III
PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH IZIN BEKERJA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 8
(1) Setiap Petugas IBN sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5, Pasal 6, dan Pasal 7 wajib memiliki Izin Bekerja dari
Kepala Badan.
(2) Untuk memperoleh Izin Bekerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Petugas IBN harus memenuhi persyaratan
dan lulus ujian Kualifikasi yang diselenggarakan oleh
Badan.
(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi:
a. persyaratan umum; dan
b. persyaratan khusus.
2019, No.1096 -7-
Pasal 9
Pemegang Izin harus menyampaikan permohonan Izin Bekerja
atau perpanjangan Izin Bekerja untuk Petugas IBN secara
tertulis atau elektronik kepada Kepala Badan dengan
melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3).
Bagian Kedua
Persyaratan Umum
Pasal 10
(1) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3) huruf a meliputi:
a. formulir permohonan Izin Bekerja yang telah diisi;
b. fotokopi bukti identitas diri Petugas IBN;
c. pasfoto berwarna ukuran 3x4 cm;
d. surat hasil pemeriksaan kesehatan umum; dan
e. fotokopi sertifikat lulus Pelatihan berdasarkan
Kompetensi.
(2) Formulir permohonan Izin Bekerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Badan ini.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemeriksaan kesehatan
umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
diatur dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga
Nuklir tersendiri.
Bagian Ketiga
Persyaratan Khusus
Paragraf 1
Operator
Pasal 11
(1) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3) huruf b sebagai operator INNR meliputi:
2019, No.1096 -8-
a. paling rendah jenjang pendidikan diploma III bidang
ilmu teknik, fisika, atau kimia, dibuktikan dengan
fotokopi ijazah; dan
b. telah magang sebagai operator INNR di bawah
pengawasan dan bimbingan supervisor INNR paling
singkat 1 (satu) tahun, dibuktikan dengan surat
keterangan magang yang ditandatangani oleh
Pemegang Izin.
(2) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3) huruf b sebagai operator RND meliputi:
a. paling rendah jenjang pendidikan diploma III bidang
ilmu teknik, fisika, atau kimia, dibuktikan dengan
fotokopi ijazah; dan
b. telah magang sebagai operator RND di bawah
pengawasan dan bimbingan supervisor RND paling
singkat 1 (satu) tahun untuk RND dengan daya
kurang dari 2 (dua) megawatt dan paling singkat 2
(dua) tahun untuk RND dengan daya lebih dari 2
(dua) megawatt, dibuktikan dengan surat keterangan
magang yang ditandatangani oleh Pemegang Izin;
(3) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3) huruf b sebagai operator RD meliputi:
a. paling rendah jenjang pendidikan Diploma III bidang
ilmu teknik, fisika, atau kimia, dibuktikan dengan
fotokopi ijazah; dan
b. telah magang sebagai operator RD di bawah
pengawasan dan bimbingan supervisor RD paling
singkat 1 (satu) tahun, dibuktikan dengan surat
keterangan magang yang ditandatangani oleh
Pemegang Izin.
Paragraf 2
Supervisor
Pasal 12
(1) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3) huruf b sebagai supervisor INNR meliputi:
2019, No.1096 -9-
a. paling rendah jenjang pendidikan sarjana atau
diploma IV bidang ilmu teknik, fisika, atau kimia,
dibuktikan dengan fotokopi ijazah; dan
b. telah bekerja paling singkat 3 (tiga) tahun sebagai
Operator INNR, dibuktikan dengan surat keterangan
kerja yang ditandatangani oleh Pemegang Izin dan
pernah memiliki Izin Bekerja sebagai operator INNR.
(2) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3) huruf b sebagai supervisor RND meliputi:
a. paling rendah jenjang pendidikan sarjana atau
diploma IV bidang ilmu teknik, fisika, atau kimia,
dibuktikan dengan fotokopi ijazah; dan
b. telah bekerja paling singkat 3 (tiga) tahun sebagai
operator RND, dibuktikan dengan surat keterangan
kerja yang ditandatangani oleh Pemegang Izin dan
pernah memiliki Izin Bekerja sebagai operator RND.
(3) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3) huruf b sebagai supervisor RD meliputi:
a. paling rendah jenjang pendidikan sarjana atau
diploma IV bidang ilmu teknik, fisika, atau kimia,
dibuktikan dengan fotokopi ijazah; dan
b. telah bekerja paling singkat 4 (empat) tahun sebagai
operator RD, dibuktikan dengan surat keterangan
kerja yang ditandatangani oleh Pemegang Izin dan
pernah memiliki Izin Bekerja sebagai operator RD.
Paragraf 3
Teknisi Perawatan
Pasal 13
(1) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3) huruf b sebagai teknisi perawatan RND
meliputi:
a. paling rendah jenjang pendidikan diploma III bidang
ilmu teknik, fisika, atau kimia, dibuktikan dengan
fotokopi ijazah; dan
2019, No.1096 -10-
b. telah magang sebagai teknisi perawatan RND di
bawah pengawasan dan bimbingan supervisor
perawatan RND paling singkat 2 (dua) tahun,
dibuktikan dengan surat keterangan magang yang
ditandatangani oleh Pemegang Izin.
(2) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3) huruf b sebagai teknisi perawatan RD meliputi:
a. paling rendah jenjang pendidikan diploma III bidang
ilmu teknik, fisika, atau kimia, dibuktikan dengan
fotokopi ijazah; dan
b. telah magang sebagai teknisi perawatan RD di
bawah pengawasan dan bimbingan supervisor
perawatan RD paling singkat 2 (dua) tahun,
dibuktikan dengan surat keterangan magang yang
ditandatangani oleh Pemegang Izin.
Paragraf 4
Supervisor Perawatan
Pasal 14
(1) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3) huruf b sebagai supervisor perawatan RND
meliputi:
a. paling rendah jenjang pendidikan diploma III bidang
ilmu teknik, fisika, atau kimia, dibuktikan dengan
fotokopi ijazah; dan
b. telah bekerja sebagai teknisi perawatan RND paling
singkat 3 (tiga) tahun, dibuktikan dengan surat
keterangan kerja yang ditandatangani oleh
Pemegang Izin dan pernah memiliki Izin Bekerja
sebagai teknisi perawatan RND.
(2) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3) huruf b sebagai supervisor perawatan RD
meliputi:
a. paling rendah ijazah sarjana atau diploma IV bidang
ilmu teknik, fisika, atau kimia; dan
2019, No.1096 -11-
b. telah bekerja sebagai teknisi perawatan RD paling
singkat 4 (empat) tahun, dibuktikan dengan surat
keterangan kerja yang ditandatangani oleh
Pemegang Izin dan pernah memiliki Izin Bekerja
sebagai teknisi perawatan RD.
Paragraf 5
Petugas Proteksi Radiasi Instalasi Nuklir
Pasal 15
Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (3) huruf b sebagai petugas proteksi radiasi Instalasi
Nuklir meliputi:
a. paling rendah jenjang pendidikan diploma III bidang ilmu
teknik atau eksakta, dibuktikan dengan fotokopi ijazah;
dan
b. telah magang sebagai petugas proteksi radiasi Instalasi
Nuklir di bawah bimbingan petugas proteksi radiasi
Instalasi Nuklir paling singkat 1 (satu) tahun, dibuktikan
dengan surat keterangan magang yang ditandatangani
oleh Pemegang Izin.
Paragraf 6
Pengurus dan Pengawas Inventori Bahan Nuklir
Pasal 16
(1) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3) huruf b sebagai pengurus inventori bahan
nuklir meliputi:
a. paling rendah jenjang pendidikan diploma III bidang
ilmu teknik atau eksakta, dibuktikan dengan
fotokopi ijazah; dan
b. telah magang sebagai pengurus inventori bahan
nuklir di bawah pengawasan dan bimbingan
pengawas inventori bahan nuklir paling singkat 1
(satu) tahun, dibuktikan dengan surat keterangan
magang yang ditandatangani oleh Pemegang Izin.
2019, No.1096 -12-
(2) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (3) huruf b sebagai pengawas inventori bahan
nuklir meliputi:
a. paling rendah jenjang pendidikan sarjana atau
diploma IV bidang ilmu teknik atau eksakta,
dibuktikan dengan fotokopi ijazah; dan
b. telah bekerja sebagai pengurus inventori bahan
nuklir paling singkat 4 (empat) tahun, dibuktikan
dengan surat keterangan kerja yang ditandatangani
oleh Pemegang Izin dan pernah memiliki Izin Bekerja
sebagai pengurus inventori bahan nuklir.
Pasal 17
Petugas IBN yang terbukti memalsukan dokumen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 sampai dengan Pasal
16 dicabut Izin Bekerjanya oleh Kepala Badan.
Paragraf 7
Petugas IBN Purnabakti atau Pensiun
Pasal 18
(1) Petugas IBN yang telah memasuki masa purnabakti atau
pensiun dan mempunyai Izin Bekerja yang masih berlaku
dapat dipekerjakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Petugas IBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku persyaratan umum dan persyaratan khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 sesuai dengan
Kompetensi bekerjanya.
(3) Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Petugas IBN sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi persyaratan usia paling tinggi
70 (tujuh puluh) tahun.
2019, No.1096 -13-
BAB IV
PELATIHAN DAN KOMPETENSI
Bagian Kesatu
Pelatihan
Pasal 19
Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)
huruf e dilaksanakan oleh Lembaga Pelatihan yang telah
memiliki akreditasi atau ditunjuk oleh Kepala Badan.
Bagian Kedua
Standar Kompetensi
Pasal 20
(1) Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
dilaksanakan berdasarkan standar Kompetensi dan
materi Pelatihan yang telah ditetapkan untuk setiap
Petugas IBN.
(2) Ketentuan standar Kompetensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberlakukan berdasarkan pendekatan
berperingkat bergantung pada tingkat risiko keselamatan
pada fasilitas.
(3) Pendekatan berperingkat pada Kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Badan ini.
(4) Materi Pelatihan untuk Petugas IBN sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran III
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Badan ini.
(5) Materi Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disesuaikan dengan materi ujian.
2019, No.1096 -14-
BAB V
KUALIFIKASI
Bagian Kesatu
Tim Penguji
Pasal 21
(1) Pelaksanaan ujian Kualifikasi untuk memperoleh Izin
Bekerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2)
dilakukan oleh Tim Penguji.
(2) Tim Penguji sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan.
(3) Tim Penguji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas:
a. Badan;
b. Pemegang Izin; dan
c. Tenaga ahli dari perguruan tinggi, lembaga
penelitian, dan/atau organisasi lain yang terkait.
(4) Tim Penguji perwakilan dari Badan atau Pemegang Izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan pegawai
atau Petugas IBN yang telah paripurna atau pensiun.
Pasal 22
(1) Anggota Tim Penguji sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 ayat (3) dan ayat (4) harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki pendidikan paling rendah Sarjana atau
Diploma IV bidang ilmu teknik atau ilmu eksakta;
b. memiliki pengalaman di bidang keselamatan nuklir
yang sesuai dengan bidang yang diuji paling singkat
5 (lima) tahun; dan
c. menguasai materi yang akan diujikan paling sedikit
1 (satu) materi pengujian.
(2) Anggota Tim Penguji sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak diperbolehkan bertindak sebagai pengajar pada
Pelatihan.
2019, No.1096 -15-
Pasal 23
(1) Tim Penguji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
bertugas melakukan:
a. penyusunan soal ujian;
b. pembahasan soal ujian dan jadwal ujian;
c. pelaksanaan pengujian; dan
d. evaluasi hasil ujian.
(2) Tim Penguji sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab untuk:
a. menjaga kerahasiaan soal dan jawaban ujian;
b. menjaga objektivitas dan netralitas; dan
c. bersikap profesional.
Bagian Kedua
Materi Ujian
Pasal 24
(1) Ujian Kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
paling sedikit mengacu pada materi ujian yang telah
ditetapkan.
(2) Materi ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.
Bagian Ketiga
Jenis Ujian
Pasal 25
Ujian Kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
meliputi:
a. ujian tertulis atau secara elektronik;
b. ujian lisan; dan
c. ujian praktik.
Pasal 26
Pemohon Izin Bekerja dinyatakan lulus ujian Kualifikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 apabila memperoleh
2019, No.1096 -16-
nilai paling rendah 70 (tujuh puluh) dengan skala 100
(seratus) untuk masing-masing:
a. ujian tertulis atau elektronik;
b. ujian lisan; dan
c. ujian praktik.
Pasal 27
(1) Pemohon Izin Bekerja yang tidak lulus ujian Kualifikasi
karena tidak mencapai nilai kelulusan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 dapat mengikuti ujian ulang
paling banyak 2 (dua) kali untuk ujian tertulis, lisan,
atau praktik.
(2) Dalam hal Pemohon Izin Bekerja tidak lulus ujian ulang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengikuti
ujian Kualifikasi untuk seluruh jenis pengujian
Bagian Keempat
Pelaksanaan Ujian
Pasal 28
(1) Pelaksanaan ujian tertulis dan ujian lisan dapat
dilaksanakan di Badan atau di Instalasi Nuklir Pemegang
Izin.
(2) Pelaksanaan ujian praktik dilaksanakan di Instalasi
Nuklir Pemegang Izin.
Pasal 29
Pelaksanaan ujian dilaksanakan berdasarkan prosedur yang
ditetapkan oleh Kepala Badan.
2019, No.1096 -17-
BAB VI
PENERBITAN, MASA BERLAKU, DAN PERPANJANGAN
IZIN BEKERJA
Bagian Kesatu
Tata Cara Penerbitan Izin Bekerja
Pasal 30
(1) Kepala Badan menilai kelengkapan dokumen persyaratan
izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) paling
lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak tanggal
penerimaan dokumen.
(2) Jika dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dinyatakan lengkap, Kepala Badan melakukan
penilaian teknis terhadap dokumen persyaratan tersebut.
(3) Penilaian teknis terhadap dokumen persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan paling
lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal
dokumen persyaratan dinyatakan lengkap.
(4) Jika hasil penilaian teknis sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) menunjukkan dokumen persyaratan telah
memenuhi persyaratan, Kepala Badan mengirimkan hasil
penilaian dan lembar tagihan pembayaran biaya izin
kepada Pemegang Izin.
(5) Bukti salinan pembayaran biaya izin disampaikan
Pemegang Izin kepada Kepala Badan paling lama 7
(tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal surat tagihan
pembayaran biaya izin sebagaimana dimaksud pada ayat
(3).
(6) Apabila bukti salinan pembayaran biaya izin telah
disampaikan Pemegang Izin sebagaimana dimaksud pada
ayat (5), Kepala Badan mengirimkan pemberitahuan
untuk mengikuti ujian Kualifikasi ke Pemegang Izin.
Pasal 31
(1) Dalam hal hasil penilaian teknis tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat
2019, No.1096 -18-
(3), Kepala Badan mengirimkan hasil penilaian dan
permintaan untuk memperbaiki dokumen persyaratan ke
Pemegang Izin.
(2) Pemegang Izin memperbaiki dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling lama 7 (tujuh) hari kerja
terhitung sejak tanggal penerimaan dokumen.
(3) Dalam hal dokumen tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Badan
menolak permohonan Izin Bekerja untuk Petugas IBN.
Pasal 32
(1) Ujian Kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
ayat (6) dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) hari kerja.
(2) Kepala Badan menyampaikan pengumuman hasil
kelulusan ujian Kualifikasi kepada Pemegang Izin paling
lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak ujian
dilaksanakan.
Pasal 33
(1) Kepala Badan menerbitkan Izin Bekerja paling lama 7
(tujuh) hari kerja terhitung sejak pengumuman hasil
ujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2).
(2) Kepala Badan menyampaikan Izin Bekerja Petugas IBN
kepada Pemegang Izin paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak Izin Bekerja diterbitkan.
Bagian Kedua
Masa Berlaku Izin Bekerja
Pasal 34
Izin Bekerja Petugas IBN berlaku untuk jangka waktu:
a. 3 (tiga) tahun untuk operator INNR, supervisor INNR,
operator RND, supervisor RND, operator RD, supervisor
RD; dan
b. 4 (empat) tahun untuk teknisi perawatan RND,
supervisor perawatan RND, teknisi perawatan RD,
supervisor perawatan RD, petugas proteksi radiasi
2019, No.1096 -19-
Instalasi Nuklir, pengurus dan pengawas inventori bahan
nuklir.
Pasal 35
(1) Petugas IBN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
hanya dapat bekerja pada 1 (satu) Instalasi Nuklir dan
pada bidang yang sesuai dengan Kompetensinya.
(2) Dalam hal Petugas IBN sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pindah dari satu Instalasi Nuklir ke Instalasi Nuklir
lainnya, Pemegang Izin dari Instalasi Nuklir sebelumnya
wajib memberitahukan secara tertulis atau elektronik
kepada Kepala Badan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
terhitung setelah Petugas IBN pindah.
(3) Dalam hal Petugas IBN sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pindah dari 1 (satu) Instalasi Nuklir ke Instalasi Nuklir
lainnya, Pemegang Izin dari Instalasi Nuklir yang baru
tempat Petugas IBN bekerja wajib mengajukan
permohonan Izin Bekerja paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja terhitung setelah Petugas IBN pindah.
(4) Dalam hal Petugas IBN pensiun atau mengundurkan diri
dari tugasnya, Pemegang Izin wajib memberitahukan
secara tertulis atau elektronik kepada Kepala Badan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung setelah
Petugas IBN pensiun atau mengundurkan diri dari
tugasnya.
Pasal 36
(1) Setiap Petugas IBN yang melanggar ketentuan dalam
Pasal 35 ayat (1) atau Pemegang Izin yang melanggar
ketentuan dalam Pasal 35 ayat (2) sampai dengan ayat (4)
diberikan peringatan tertulis.
(2) Petugas IBN dan/atau Pemegang Izin menindaklanjuti
peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan terhitung
sejak tanggal diterimanya peringatan tertulis.
(3) Dalam hal Petugas IBN dan/atau Pemegang Izin tidak
menindaklanjuti peringatan tertulis sebagaimana
2019, No.1096 -20-
dimaksud pada ayat (2), Kepala Badan memberikan
peringatan tertulis yang kedua kepada Petugas IBN
dan/atau Pemegang Izin.
(4) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditindaklanjuti oleh Petugas IBN dan/atau Pemegang Izin
dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja terhitung
sejak tanggal diterimanya peringatan.
Pasal 37
(1) Dalam hal Petugas IBN dan/atau Pemegang Izin tidak
menindaklanjuti peringatan tertulis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (4), Kepala Badan
melakukan pembekuan Izin Bekerja Petugas IBN
dan/atau izin pemanfaatan bahan nuklir dalam jangka
waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak perintah
pembekuan dikeluarkan.
(2) Pembekuan Izin Bekerja Petugas IBN atau izin
pemanfaatan bahan nuklir sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan pembekuan Izin Bekerja Petugas IBN karena
terbukti melebihi nilai batas dosis sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) berlaku sampai dengan
dipenuhinya ketentuan dalam Pasal 35 ayat (1) dan/atau
Pasal 35 ayat (2) sampai dengan Pasal 35 ayat (4) dalam
jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak perintah
pembekuan dikeluarkan.
(3) Pembekuan Izin Bekerja Petugas IBN juga dilakukan
Kepala Badan apabila Petugas IBN terbukti menerima
dosis radiasi melebihi nilai batas dosis dalam sekali
penerimaan dalam bekerja.
Pasal 38
Dalam hal Petugas IBN dan/atau Pemegang Izin tidak
mengindahkan pembekuan izin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (1) dan ayat (2) tetap melaksanakan kegiatan
pemanfaatan, Kepala Badan mencabut Izin Bekerja Petugas
IBN atau izin pemanfaatan bahan nuklir.
2019, No.1096 -21-
Pasal 39
Dalam hal Petugas IBN tidak mengindahkan pembekuan izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (3) tetap bekerja
dengan radiasi, Kepala Badan mencabut Izin Bekerja.
Pasal 40
Kepala Badan mencabut Izin Bekerja apabila terbukti
penerimaan dosis yang diperoleh melebihi dua kali nilai batas
dosis dalam sekali penerimaan.
Pasal 41
Kepala Badan dapat langsung mencabut Izin Bekerja apabila
Petugas IBN terbukti menyebabkan pekerja radiasi dan
anggota masyarakat menerima paparan radiasi dan/atau
kontaminasi setara dengan dosis radiasi paparan akut.
Pasal 42
Petugas IBN yang dicabut Izin Bekerjanya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 dan Pasal 41 tidak diperbolehkan
mengajukan kembali permohonan Izin Bekerja.
Bagian Ketiga
Perpanjangan Izin Bekerja
Pasal 43
(1) Pemegang Izin dapat mengajukan permohonan
perpanjangan Izin Bekerja Petugas IBN secara tertulis
atau elektronik kepada Kepala Badan paling lama 2 (dua)
bulan sebelum Izin Bekerja Petugas IBN berakhir.
(2) Permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilengkapi dengan dokumen:
a. formulir permohonan Izin Bekerja yang telah diisi;
b. foto kopi bukti identitas diri Petugas IBN;
c. pasfoto berwarna ukuran 3x4 cm;
d. surat hasil pemeriksaan kesehatan umum; dan
e. foto kopi sertifikat lulus Pelatihan Penyegaran
berdasarkan Kompetensi;
2019, No.1096 -22-
(3) Pelatihan Penyegaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf e diikuti Petugas IBN paling sedikit 1 (satu) kali
selama masa berlaku izin.
(4) Pelatihan Penyegaran dilaksanakan oleh Lembaga
Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19.
(5) Untuk memperoleh perpanjangan Izin Bekerja Petugas
IBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Petugas IBN
harus lulus ujian Kualifikasi yang diselenggarakan oleh
Kepala Badan.
(6) Ketentuan mengenai kelulusan ujian Kualifikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 berlaku secara
mutatis mutandis terhadap kelulusan ujian Kualifikasi
Petugas IBN.
Pasal 44
(1) Dalam hal Petugas IBN tidak lulus ujian Kualifikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (6), Petugas
IBN dapat mengikuti ujian Kualifikasi paling banyak 1
(satu) kali.
(2) Dalam hal Petugas IBN tidak lulus ujian Kualifikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Petugas IBN
mengikuti ketentuan permohonan Izin Bekerja baru
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.
Pasal 45
(1) Ketentuan mengenai tata cara penerbitan Izin Bekerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 sampai dengan
Pasal 33 berlaku secara mutatis mutandis terhadap
perpanjangan Izin Bekerja Petugas IBN sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1).
(2) Dalam hal Pemegang Izin dinyatakan memenuhi
persyaratan dan lulus ujian Kualifikasi untuk
perpanjangan Izin Bekerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Pemegang Izin harus menyampaikan Izin Bekerja
Petugas IBN sebelumnya kepada Kepala Badan untuk
penerbitan perpanjangan Izin Bekerja Petugas IBN.
2019, No.1096 -23-
Pasal 46
Dalam hal Izin Bekerja Petugas IBN hilang, Pemegang Izin
mengirim surat permohonan penggantian Izin Bekerja secara
tertulis atau sistem elektronik kepada Kepala Badan dengan
melampirkan surat keterangan kehilangan Izin Bekerja dari
kepolisian.
BAB VII
BERAKHIRNYA IZIN BEKERJA BAGI PETUGAS IBN
Pasal 47
Izin Bekerja Petugas IBN berakhir apabila:
a. masa berlaku Izin Bekerja habis;
b. dicabut oleh Kepala Badan;
c. tidak bekerja pada Kompetensi tersebut selama 2 (dua)
tahun;
d. pemegang izin mengajukan permohonan penghentian
izin; atau
e. Petugas IBN meninggal dunia.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 48
(1) Izin Bekerja yang telah dikeluarkan berdasarkan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor
6 Tahun 2013 tentang Izin Bekerja Petugas Instalasi dan
Bahan Nuklir tetap berlaku sampai dengan jangka waktu
Izin Bekerjanya berakhir.
(2) Izin Bekerja untuk operator dengan pendidikan sekolah
menengah atas atau sederajat dan supervisor dengan
pendidikan sekolah menengah atas atau Diploma III tetap
berlaku sampai dengan jangka waktu Izin Bekerjanya
berakhir dan dapat diperpanjang.
2019, No.1096 -24-
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 49
Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, Peraturan
Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 6 Tahun 2013
tentang Izin Bekerja Petugas Instalasi dan Bahan Nuklir
(Berita Negara Republik Indonesia Nomor 838 Tahun 2013),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 50
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
2019, No.1096 -25-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Agustus 2019
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JAZI EKO ISTIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 September 2019
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
2019, No.1096 -26-
2019, No.1096 -27-
2019, No.1096 -28-
2019, No.1096 -29-
2019, No.1096 -30-
2019, No.1096 -31-
2019, No.1096 -32-
2019, No.1096 -33-
2019, No.1096 -34-
2019, No.1096 -35-
2019, No.1096 -36-
2019, No.1096 -37-
2019, No.1096 -38-
2019, No.1096 -39-
2019, No.1096 -40-
2019, No.1096 -41-
2019, No.1096 -42-
2019, No.1096 -43-
2019, No.1096 -44-
2019, No.1096 -45-
2019, No.1096 -46-
2019, No.1096 -47-
2019, No.1096 -48-
2019, No.1096 -49-
2019, No.1096 -50-
2019, No.1096 -51-
2019, No.1096 -52-
2019, No.1096 -53-
2019, No.1096 -54-
2019, No.1096 -55-