Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BENTUK RANCANGAN KEPUTUSANAN SKPD
RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH
NOMOR
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA
TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI
JAWA TENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TENGAH,
Menimbang : bahwa guna melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (2),
Pasal 17 ayat (6), Pasal 19 ayat (3), Pasal 27, Pasal 29 dan Pasal 36 ayat (7), Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Provinsi Jawa Tengah.
Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86-
92);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbu- kaan Informasi Publik (Lembaran Negara
2
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
7. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149);
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008 Nomor 4 Seri E Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8);
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6
Tahun 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa
Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor 42).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN
INFORMASI PUBLIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 47 Tahun
2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor Tahun 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 Nomor 47) diubah sebagai berikut :
1. Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah;
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom;
4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah;
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan
Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah;
6. Dinas adalah Dinas Provinsi Jawa Tengah yang tugas dan tanggung- jawabnya
membidangi komunikasi dan informatika;
7. Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah yang selanjutnya disebut Komisi Informasi Provinsi adalah Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah merupakan lembaga
mandiri yang berfungsi menyelesaikan sengketa Informasi Publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi non litigasi;
8. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang
mengandung nilai, makna dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasan yang dapat dilihat, didengar dan dibaca, yang disajikan dalam berbagai kemasan dan
format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik maupun non elektronik;
9. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim,
dan/atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik lainnya yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik;
10. Badan Publik adalah lembaga yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah, atau organisasi non pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah;
11. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang selanjutnya disingkat PPID
adalah pejabat yang bertanggungjawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan dan/atau pelayanan informasi di Badan Publik
4
dan bertanggungjawab langsung kepada atasan PPID;
12. PPID Utama adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
menangani komunikasi dan informatika;
13. PPID Pembantu adalah PPID yang berkedudukan pada masing-masing SKPD,
BUMD dan Badan lain;
14. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Keterbukaan
Informasi Publik;
15. Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan Informasi Publik sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik;
16. Pengguna Informasi Publik adalah orang yang menggunakan Informasi Publik;
17. Informasi yang dikecualikan adalah informasi yang tidak dapat diakses oleh Pemohon Informasi Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik;
18. Pengklasifikasian Informasi Publik adalah penetapan informasi sebagai informasi yang dikecualikan berdasarkan Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi
Publik;
19. Pengujian konsekuensi adalah pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat dengan
mempertimbangkan secara seksama bahwa menutup Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya;
20. Atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang
merupakan atasan langsung pejabat yang bersangkutan dan atau atasan dan atasan langsung pejabat yang bersangkutan;
21. Jangka waktu pengecualian adalah tentang waktu tertentu suatu Informasi yang dikecualikan tidak dapat diakses oleh Pemohon Informasi Publik;
22. Meja informasi adalah tempat pelayanan Informasi Publik serta barbagai sarana
atau fasilitas penyelenggaraan pelayanan informasi lainnya yang bertujuan mempermudah perolehan Informasi Publik;
23. Akses informasi adalah kemudahan yang diberikan kepada seseorang atau
masyarakat untuk memperoleh Informasi Publik yang dibutuhkan;
24. Dokumen adalah data, catatan dan atau keterangan yang dibuat dan atau
diterima oleh Badan Publik dalam rangka pelaksanaan kegiatannya baik tertulis di atas kertas atau sarana lainnya maupun terekam dalam bentuk apapun, yang dapat dilihat, dibaca atau didengar;
25. Dokumentasi adalah kegiatan penyimpanan data, catatan dan atau keterangan yang dibuat dan atau diterima oleh Badan Publik;
26. Klasifikasi adalah pengelompokan informasi dan dokumentasi secara sistematis berdasarkan tugas pokok dan fungsi organisasi serta kategori informasi;
27. Pelayanan Informasi adalah jasa yang diberikan oleh Badan Publik kepada
masyarakat pengguna informasi;
28. Pejabat Fungsional Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang selanjutnya disingkat PFPID adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk membantu PPID
dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan dan pelayanan Informasi Publik di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan kebutuhan;
29. Pengelolaan Dokumen adalah proses penerimaan, penyusunan, pemeliharaan, penggunaan, dan penyajian dokumen secara sistematis;
5
30. Daftar Informasi Publik adalah catatan yang berisi keterangan secara sistematis tentang Informasi Publik yang berada di bawah pengusaan Badan Publik;
31. Uji konsekuensi adalah pertimbangan dengan seksama dan penuh ketelitian tentang dampak atau akibat yang timbul apabila suatu informasi dibuka dan
adanya kepentingan publik yang lebih besar yang harus dilindungi dengan menutup suatu Informasi Publik.
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah;
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah;
5. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah;
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan
Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah;
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah;
8. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya
yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik;
9. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan atau diterima oteh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan atau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan
Publik lainnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik;
10. Badan Publik adalah lembaga yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah;
11. Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah yang selanjutnya disebut Komisi Informasi Provinsi adalah Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah merupakan lembaga mandiri yang berfungsi menyelesaikan sengketa Informasi Publik melalui mediasi
dan/atau ajudikasi nonlitigasi;
12. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Provinsi Jawa Tengah yang selanjutnya disingkat PPID adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang
penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di Badan Publik dan bertanggungjawab langsung kepada atasan PPID;
13. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang - Undang tentang Keterbukaan
6
Informasi Publik;
14. Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan atau badan hukum Indonesia
yang mengajukan permintaan Informasi Publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik;
15. Pengguna Informasi Publik adalah orang yang menggunakan Informasi Publik;
16. Informasi yang dikecualikan adalah informasi yang tidak dapat diakses oleh Pemohon Informasi Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang
tentang Keterbukaan Informasi Publik;
17. Pengklasifikasian Informasi Publik adalah penetapan informasi sebagai informasi yang dikecualikan berdasarkan Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi
Publik;
18. Pengujian konsekuensi adalah pengujian tentang konsekuensi yang timbul
apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat dengan mempertimbangkan secara seksama bahwa menutup Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya;
19. Jangka waktu pengecualian adalah tentang waktu tertentu suatu Informasi yang dikecualikan tidak dapat diakses oleh Pemohon Informasi Publik;
20. Atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang merupakan atasan langsung pejabat yang bersangkutan dan atau atasan dan atasan langsung pejabat yang bersangkutan;
21. Meja Informasi adalah tempat pelayanan Informasi Publik serta berbagai sarana atau fasilitas penyelenggaraan pelayanan informasi lainnya yang bertujuan memudahkan peroleh Informasi Publik;
22. Akses informasi adalah kemudahan yang diberikan kepada seseorang atau masyarakat untuk memperoleh Informasi Publik yang dibutuhkan;
23. Dokumen adalah data, catatan dan atau keterangan yang dibuat dan atau diterima oleh Badan Publik dalam rangka pelaksanaan kegiatannya baik tertulis diatas kertas atau sarana lainnya maupun terekam dalam bentuk apapun, yang
dapat dilihat, dibaca atau didengar;
24. Dokumentasi adalah kegiatan penyimpanan data, catatan dan atau keterangan yang dibuat dan atau diterima oleh Badan Publik;
25. Klasifikasi adalah pengelompokan informasi dan dokumentasi secara sistematis berdasarkan tugas pokok dan fungsi organisasi serta kategori informasi;
26. Pelayanan Informasi adalah jasa yang diberikan oleh Badan Publik kepada masyarakat pengguna informasi;
27. Pejabat Fungsional Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang selanjutnya
disingkat PFPID adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk membantu PPID dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan dan pelayanan Informasi
Publik di lingkungan satuan kerja eselon II (Pranata Humas, Pranata Komputer, Arsiparis, Pustakawan, dan lain-lain) sesuai dengan kebutuhan;
28. Pengelolaan Dokumen adalah proses penerimaan, penyusunan, pemeliharaan,
penggunaan, dan penyajian dokumen secara sistematis.
BAB II
RUANG LINGKUP
7
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini meliputi:
a. Pembentukan Badan Publik;
b. Kewajiban Badan Publik;
c. PPID;
d. Informasi Publik yang Dikecualikan;
e. Standar Pelayanan Informasi Publik;
f. Penyampaian Informasi Publik;
g. Laporan dan evaluasi Koordinasi, evaluasi, pengawasan dan pelaporan;
h. Keberatan dan penyelesaian sengketa.
BAB III
PEMBENTUKAN BADAN PUBLIK
Pasal 3
Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a terdiri dari :
a. Pemerintah Daerah;
b. DPRD;
c. Badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan Negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBD;
d. Organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber
dari APBD;
e. Badan Usaha Milik Daerah.
Pasal 4
(1) Badan Publik pada Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah yang dibentuk dengan Peraturan Daerah;
(2) Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana tercantum dalam Lampiran I merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Pasal 5
Badan Publik pada DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, dilaksanakan
8
oleh Pejabat Sekretariat DPRD yang membidangi Komunikasi dan Informasi.
Pasal 6
(1) Badan Publik pada Badan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c merupakan badan yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah daerah yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari APBD;
(2) Badan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran II merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur
ini.
Pasal 7
Badan Publik pada Organisasi nonpemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf d sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBD.
Pasal 8
(1) Badan Publik pada Badan Usaha Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf e terdiri dari Badan Usaha Milik Daerah yang dibentuk dengan Peraturan Daerah;
(2) Badan Usaha Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
BAB IV
KEWAJIBAN BADAN PUBLIK
Pasal 9
Kewajiban Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b, menyediakan dan mengumumkan informasi yang terdiri dari :
a. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala;
b. Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta;
c. Informasi yang wajib tersedia setiap saat.
Bagian Kesatu
Informasi Yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Secara Berkala
9
Pasal 10
(1) Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a dilakukan paling lambat 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun singkat 6 (enam) bulan sekali;
(2) Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Informasi tentang profil Badan Publik;
b. Ringkasan informasi tentang program dan/atau kegiatan yang sedang dijalankan dalam lingkup Badan Publik;
c. Ringkasan informasi tentang kinerja dalam lingkup Badan Publik;
d. Ringkasan laporan keuangan;
e. Ringkasan laporan akses Informasi Publik;
f. Informasi tentang peraturan dan/atau keputusan yang mengikat publik yang dikeluarkan oleh Badan Publik;
g. Informasi tentang hak dan tata cara memperoleh informasi, serta penyelesaian sengketa informasi;
h. Informasi tentang tata cara pengaduan penyalahgunaan wewenang atau pelanggaran yang dilakukan baik oleh Pejabat Badan Publik maupun pihak yang mendapatkan izin atau perjanjian kerja dari Badan Publik;
i. Informasi tentang pengumuman pengadaan barang dan jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
j. Informasi tentang prosedur peringatan dini dan prosedur evakuasi keadaan
darurat di setiap Kantor Badan Publik.
Pasal 11
Informasi tentang profil Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2)
huruf a meliputi :
a. Informasi tentang kedudukan atau domisili beserta alamat lengkap, ruang lingkup kegiatan, maksud dan tujuan, tugas dan fungsi Badan Publik beserta kantor unit
di bawahnya;
b. Struktur organisasi, gambaran umum setiap satuan kerja, dan profil singkat
pejabat struktural;
c. Laporan harta kekayaan bagi para Pejabat Negara yang wajib melakukannya, yang telah diverifikasi dan telah dikirimkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ke
Badan Publik untuk diumumkan.
Pasal 12
Ringkasan informasi tentang program dan/atau kegiatan yang sedang dijalankan
10
dalam lingkup Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b, sekurang-kurangnya memuat :
a. Nama program dan kegiatan;
b. Penanggungjawab, pelaksana program dan kegiatan serta nomor telepon
dan/atau alamat yang dapat dihubungi;
c. Target dan/atau capaian program dan kegiatan;
d. Jadwal pelaksanaan program dan kegiatan;
e. Anggaran program kegiatan yang meliputi sumber dan jumlah;
f. Agenda penting terkait pelaksanaan tugas Badan Publik;
g. Informasi khusus lainnya yang berkaitan dengan hak-hak masyarakat;
h. Informasi tentang penerimaan calon pegawai dan/atau pejabat Badan Publik;
i. Informasi tentang penerimaan calon peserta didik pada Badan Publik yang
menyelenggarakan kegiatan pendidikan untuk umum.
Pasal 13
Ringkasan informasi tentang kinerja dalam lingkup Badan Publik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf c, berupa narasi tentang realisasi kegiatan yang telah dijalankan beserta pencapaiannya.
Pasal 14
Ringkasan laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf d,
sekurang-kurangnya memuat :
a. Rencana dan laporan realisasi anggaran;
b. Neraca;
c. Laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai standart akuntansi yang berlaku;
d. Daftar aset dan investasi.
Pasal 15
Ringkasan laporan akses Informasi Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(2) huruf e, sekurang-kurangnya memuat :
a. Jumlah permohonan Informasi Publik yang diterima;
b. Waktu yang diperlukan dalam memenuhi setiap permohonan Informasi Publik;
c. Jumlah permohonan Informasi Publik yang dikabulkan baik sebagian atau seluruhnya dan permohonan Informasi Publik yang ditolak;
d. Alasan penolakan permohonan Informasi Publik.
Pasal 16
Informasi tentang peraturan dan/atau keputusan yang mengikat publik yang
11
dikeluarkan oleh Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf d, sekurang-kurangnya memuat :
a. Daftar rancangan dan tahap pembentukan Peraturan Perundangan-undangan, Keputusan, dan/atau Kebijakan yang sedang dalam proses pembuatan;
b. Daftar Peraturan Perundang-undangan, Keputusan, dan/atau Kebijakan yang telah disahkan atau ditetapkan.
Bagian Kedua
Informasi Yang Wajib Diumumkan Secara Serta Merta
Pasal 17
(1) Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b wajib disampaikan oleh Badan Publik yang dalam kegiatannya memiliki potensi menimbulkan dampak yang dapat mengancam
hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum;
(2) Badan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah yang memiliki :
a. Kewenangan memberikan perizinan dan atau perjanjian kerja dengan pihak ketiga, yang kegiatannya beresiko menimbulkan dampak yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak;
b. Tugas pokok dan fungsi yang berkaitan dengan penanggulangan bencana.
Bagian Ketiga
Informasi Yang Wajib Tersedia Setiap Saat
Pasal 18
Informasi yang wajib tersedia setiap saat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf
c, meliputi :
a. Daftar Informasi Publik;
b. Informasi tentang organisasi, administrasi, kepegawaian, dan keuangan;
c. Informasi tentang organisasi, administrasi, kepegawaian, dan keuangan;
d. Surat perjanjian dengan pihak ketiga berikut dokumen pendukungnya;
e. Surat menyurat pimpinan atau pejabat Badan Publik dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya;
f. Syarat-syarat perizinan, izin yang diterbitkan dan/atau dikeluarkan berikut
dokumen pendukungnya, dan laporan penaatan izin yang diberikan;
g. Data perbendaharaan atau inventaris;
h. Rencana strategis dan rencana kerja Badan Publik;
i. Agenda kerja pimpinan satuan kerja;
j. Informasi mengenai kegiatan pelayanan informasi yang dilaksanakan, sarana dan
prasarana serta sumber daya manusia yang menangani, anggaran layanan informasi serta laporan penggunaannya;
12
k. Jumlah, jenis dan gambaran umum pelanggaran yang ditemukan dalam pengawasan internal serta laporan penindakannya;
l. Jumlah, jenis dan gambaran umum pelanggaran yang dilaporkan oleh masyarakat serta laporan penindakannya;
m. Daftar serta hasil penelitian yang dilakukan;
n. Informasi publik lain yang dinyatakan terbuka bagi masyarakat berdasarkan mekanisme keberatan dan/atau penyelesaian sengketa Informasi Publik;
o. Informasi tentang standar pengumuman informasi bagi penerima izin dan/atau penerima perjanjian kerja;
p. Informasi dan kebijakan yang disampaikan oleh pejabat publik dalam pertemuan
yang terbuka untuk umum.
Pasal 19
Daftar Informasi Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a, sekurang-
kurangnya memuat :
a. Nomor;
b. Ringkasan isi informasi;
c. Pejabat atau unit/satuan kerja yang menguasai informasi;
d. Penanggungjawab pembuatan atau penerbitan informasi;
e. Waktu dan tempat pembuatan informasi;
f. Bentuk informasi yang tersedia;
g. Angka waktu penyimpanan atau retensi arsip.
Pasal 20
Informasi tentang organisasi, administrasi, kepegawaian, dan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf b, sekurang-kurangnya memuat :
a. Dokumen pendukung seperti naskah akademis, kajian atau pertimbangan yang mendasari terbitnya peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut;
b. Masukan-masukan dari berbagai pihak atas peraturan, keputusan atau kebijakan
tersebut;
c. Risalah rapat dari proses pembentukan peraturan, keputusan atau kebijakan
tersebut;
d. Rancangan peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut;
e. Tahapan perumusan peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut;
f. Peraturan, keputusan dan/atau kebijakan yang telah diterbitkan;
g. Informasi tentang peraturan dan/atau keputusan Badan Publik.
Pasal 21
Informasi tentang organisasi administrasi, kepegawaian dan keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 huruf b, antara lain :
13
a. Pedoman pengelolaan organisasi, administrasi, personil dan keuangan;
b. Profil lengkap pimpinan dan pegawai yang meliputi nama, sejarah karier atau
posisi, sejarah pendidikan, penghargaan dan sanksi berat yang pernah diterima;
c. Anggaran Badan Publik secara umum maupun anggaran secara khusus unit
pelaksana teknis serta laporan keuangannya;
d. Data statistik yang dibuat dan dikelola oleh Badan Publik.
BAB IV A
KEWAJIBAN DAN HAK BADAN PUBLIK
Pasal 21A
(1) Badan Publik mempunyai kewajiban :
a. Menyediakan dan memberikan Informasi Publik sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur ini;
b. Membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola Informasi Publik secara efektif dan efesien;
c. Menetapkan standar prosedur operasional layanan Informasi Publik sesuai Peraturan Gubernur ini;
d. Menetapkan dan memutakhirkan secara berkala Daftar Informasi Publik atas
seluruh Informasi Publik yang dikelola;
e. Menyediakan sarana dan prasarana layanan Informasi Publik, termasuk papan pengumuman dan meja informasi serta situs web resmi bagi Badan
Publik;
f. Menganggarkan pembiayaan bagi layanan Informasi Publik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
g. Memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh pemohon Informasi Publik yang mengajukan keberatan;
h. Membuat dan mengumumkan laporan tentang layanan Informasi Publik;
i. Menyampaikan salinan laporan kepada Gubernur melalui Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah dan Komisi Informasi Provinsi.
(2) Badan Publik mempunyai hak :
a. Menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. Menolak memberikan informasi apabila tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah :
a. Informasi yang dapat membahayakan negara dan/atau daerah;
b. Informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha dari
14
persaingan usaha tidak sehat;
c. Informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;
d. Informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan;
e. Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan.
BAB V
PPID
Pasal 22
(1) Untuk mengelola pelayanan informasi dan dokumentasi di Badan Publik ditetapkan PPID;
(2) PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melekat pada pejabat struktural atau pejabat lain yang membidangi tugas dan fungsi pelayanan informasi;
(3) PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Gubernur;
(4) PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertanggungjawab kepada Badan Publik yang bersangkutan;
(5) Badan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah;
(6) PPID pada Badan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dibantu oleh
PPID Pembantu yang berada di Biro/Unit Pelaksana Teknis (UPT);
(7) PPID Pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan oleh Pimpinan Badan Publik.
Pasal 22A
(1) PPID terdiri PPID Utama dan PPID Pembantu;
(2) PPID Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Kepala SKPD yang
membidangi Komunikasi dan Informatika;
(3) Susunan Tim Pelaksana PPID pada Badan Publik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terdiri dari :
a. Penanggung Jawab;
b. Pengarah;
c. Atasan PPID/Pengarah Administrasi;
d. Dewan Pertimbangan Pelayanan Informasi/Koordinator;
e. PPID/Ketua;
f. Wakil Ketua;
g. Sekretaris;
h. Wakil Sekretaris;
i. Anggota Bidang Pelayanan Informasi;
j. Anggota Bidang Pengelolaan Informasi;
k. Anggota Bidang Dokumentasi dan Arsip;
15
l. Anggota Bidang Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa;
m. PPID Pembantu.
(4) Pembantukan Tim Pelaksana PPID sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
Pasal 22B
(1) PPID Pembantu sebagaimana dimaksud pada Pasal 22a ayat (1) terdiri dari :
a. Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kepala Bagian Humas dan Protokol Biro Umum Setda Provinsi Jawa Tengah pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Tengah;
b. Sekretaris/Kepala Bagian Tata Usaha/Kepala Sekretariat pada masing-
masing SKPD;
c. Pejabat yang membidangi Pelayanan Informasi pada BUMD dan Badan lain.
(2) Kepala SKPD membentuk Tim Pelaksana PPID pada satuan kerjanya dengan
Keputusan Kepala SKPD;
(3) PPID dibantu oleh pejabat fungsional umum atau pejabat fungsional tertentu yang
bidang tugasnya terkait dengan dokumentasi, komunikasi, dan informasi.
Pasal 22C
(1) PPID Utama mempunyai tugas :
a. Mengkoordinasikan dan mengawal proses uji konsekuensi terhadap
informasi yang dikecualikan dengan instansi yang terkait;
b. Mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan pengumpulan bahan informasi
dan dokumentasi dari SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah;
c. Menyimpan, mendokumentasikan, menyediakan dan memberikan pelayanan
informasi kepada publik;
d. Melakukan verifikasi bahan Informasi Publik;
e. Melakukan pemutakhiran informasi dan dokumentasi;
f. Menyediakan informasi dan dokumentasi untuk diakses oleh masyarakat;
g. Melakukan inventarisasi informasi yang dikecualikan untuk dilakukan uji
konsekuensi;
h. Membuat laporan pelayanan informasi, yang mencakup :
1) Jumlah permohonan Informasi Publik yang diterima;
2) Waktu yang diperlukan dalam memenuhi setiap permohonan Informasi Publik;
3) Jumlah permohonan Informasi Publik yang dikabulkan baik sebagian atau seluruhnya dan permohonan Informasi Publik yang ditolak;
4) Alasan penolakan permohonan Informasi Publik.
i. Mengembangkan kapasitas pejabat fungsional umum atau pejabat fungsional tertentu dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan Informasi
16
Publik.
(2) PPID Pembantu mempunyai tugas :
a. Pengklasifikasian informasi yang terdiri dari :
1) Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala;
2) Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta;
3) Informasi yang wajib tersedia setiap saat;
4) Informasi yang dikecualikan;
b. Mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan pengumpulan bahan informasi dan dokumentasi yang ada di lingkungannya;
c. Menyimpan, mendokumentasikan, menyediakan dan memberi pelayanan informasi yang ada di lingkungannya kepada publik;
d. Melakukan verifikasi bahan Informasi Publik yang ada di lingkungannya;
e. Melakukan pemutakhiran informasi dan dokumentasi yang ada di lingkungannya;
f. Menyediakan informasi dan dokumentasi yang ada di lingkungannya untuk diakses oleh masyarakat;
g. Melakukan inventerisasi informasi yang dikecualikan untuk disampaikan kepada PPID Utama;
h. Memberikan laporan tentang pengelolaan informasi yang ada di
lingkungannya kepada PPID Utama secara berkala.
Pasal 23
(1) Dalam rangka pengambilan keputusan pemberian Informasi Publik, PPID dapat
dibantu oleh Tim Pertimbangan yang terdiri dari pejabat struktural dari Badan Publik yang bersangkutan;
(2) Dalam rangka melaksanakan tugas, PPID sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
ayat (2) dibantu oleh pejabat struktural, fungsional umum atau fungsional khusus yang membidangi dokumentasi komunikasi, dan informasi yang terdiri dari :
a. Pengelolaan Informasi;
b. Dokumentasi dan Arsip;
c. Pelayanan Informasi;
d. Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa.
(3) Struktur organisasi PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran IV merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur
ini.
Pasal 24
(1) PPID bertugas dan bertanggungjawab dalam :
a. Penyediaan, penyimpanan, pendokumentasian, dan pengamanan informasi;
b. Pelayanan informasi sesuai dengan aturan yang berlaku;
17
c. Pelayanan Informasi Publik yang cepat, tepat dan sederhana;
d. Penetapan prosedur operasional penyebarluasan Informasi Publik;
e. Pengujian konsekuensi;
f. Pengklasifikasian informasi dan/atau pengubahannya;
g. Penetapan informasi yang dikecualikan yang telah habis jangka waktu pengecualiannya sebagai Informasi Publik yang dapat diakses;
h. Penetapan pertimbangan tertulis atas setiap kebijakan yang diambil untuk
memenuhi hak setiap orang atas Informasi Publik.
(2) Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPID berwenang :
a. Menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Meminta dan memperoleh informasi dari unit kerja/komponen/satuan kerja yang menjadi cakupan kerjanya;
c. Mengkoordinasikan pemberian pelayanan informasi dengan PPID Pembantu
dan/atau Pejabat Fungsional yang menjadi cakupan kerjanya;
d. Menentukan atau menetapkan suatu informasi dapat/tidaknya diakses oleh
publik;
e. Menugaskan PPID Pembantu dan/atau Pejabat Fungsional untuk membuat, mengumpulkan, serta memelihara informasi dan dokumentasi untuk
kebutuhan organisasi.
(3) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), PPID menjalankan tugas dan wewenang sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
(4) PPID Pembantu bertugas membantu PPID melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3);
(5) PPID Pembantu menyampaikan informasi dan dokumentasi secara berkala dan sesuai kebutuhan kepada Badan Publik melalui PPID Utama.
BAB VI
INFORMASI PUBLIK YANG DIKECUALIKAN
Pasal 25
(1) Badan Publik wajib membuka akses Informasi Publik kecuali pengklasifikasian informasi yang dikecualikan;
(2) Pengklasifikasian informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh PPID yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
(3) Pengklasifikasian informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dengan persetujuan pimpinan Badan Publik.
Pasal 26
18
(1) PPID wajib melakukan uji konsekuensi sebelum menentukan suatu informasi sebagai informasi yang dikecualikan;
(2) Uji konsekuensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan dengan menyebutkan secara jelas dan tegas mengenai alasan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang menjadi acuan serta asas kepatutan dan kepentingan umum yang menyatakan suatu informasi wajib dikecualikan;
(3) Uji konsekuensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan pada
pertimbangan :
a. Masyarakat mendapat informasi mengenai kemungkinan bahaya bagi kesehatan dan keselamatan serta upaya yang memadai untuk mencegahnya;
b. Pihak yang berwenang bertindak secara adil terhadap masyarakat;
c. Masyarakat tidak mengalami kerugian;
d. Pelanggaran hak asasi manusia yang berat dapat diketahui oleh publik;
e. Terjaminnya akuntabilitas Badan Publik.
BAB VII
STANDAR PELAYANAN INFORMASI PUBLIK
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 27
(1) Setiap orang berhak memperoleh informasi dengan cara melihat dan mengetahui informasi serta mendapatkan salinan Informasi Publik;
(2) Badan Publik wajib memenuhi hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui :
a. Pengumuman Informasi Publik;
b. Penyediaan Informasi Publik berdasarkan permohonan.
Bagian Kedua
Pengumuman Informasi Publik
Pasal 28
(1) Pengumuman Informasi Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2)
huruf a harus diletakkan di tempat yang mudah diakses oleh pengguna Informasi Publik di setiap Kantor Badan Publik;
(2) Dalam hal Badan Publik memiliki website resmi, wajib memasukkan informasi ke dalam website dengan cara yang mudah diakses oleh masyarakat.
Bagian Ketiga
19
Penyediaan Informasi Publik Berdasarkan Permohonan
Pasal 29
(1) Setiap pemohon informasi dapat mengajukan permohonan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) huruf b secara tertulis atau tidak tertulis kepada PPID;
(2) Terhadap permohonan informasi secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPID harus :
a. Mencatat nama dan alamat pemohon Informasi Publik;
b. Mencatat subyek dan format informasi;
c. Menyampaikan informasi yang diminta paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
sejak diterimanya permohonan dan dapat diperpanjang paling lama 7 (tujuh) hari kerja.
(3) Terhadap permohonan informasi secara tidak tertulis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), PPID harus :
a. Mencatat nama dan alamat pemohon Informasi Publik;
b. Mencatat subyek dan format informasi;
c. Menyampaikan penjelasan mengenai informasi yang diminta paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permohonan dan dapat
diperpanjang paling lama 7 (tujuh) hari kerja.
(4) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan sesuai dengan rincian informasi yang dibutuhkan oleh pemohon Informasi Publik sesuai tujuan
penggunaan informasi dimaksud;
(5) PPID wajib menyediakan formulir permohonan Informasi Publik sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
(6) Biaya perolehan salinan dan/atau pengiriman Informasi Publik apabila
dibutuhkan dibebankan kepada pemohon Informasi Publik.
BAB VIII
PENYAMPAIAN INFORMASI PUBLIK
Pasal 30
Penyampaian Informasi Publik dilakukan dalam bentuk :
a. Pemberian informasi secara langsung;
b. Akses informasi melalui teknologi informasi dan komunikasi.
Pasal 31
Penyampaian informasi secara langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf
a oleh PPID dalam bentuk :
a. Tulisan;
20
b. Laporan;
c. Gambar;
d. Grafik;
e. Rekaman.
Pasal 32
Penyampaian akses informasi melalui teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf b dapat diperoleh melalui :
a. Meja informasi;
b. Internet;
c. Faksimili.
Pasal 33
Sarana dan prasarana yang dapat digunakan dalam mendukung pelayanan Informasi Publik di Badan Publik antara lain :
a. Peralatan pengolah data (editing unit) linier dan non linier, baik manual maupun digital;
b. Kamera video dan foto, kamera surveilance, video player/VTR unit (VHS, Video 8,
mini DV, DV cam, Betacam, Betamax, Hard Disk) dan studio audio baik yang manual maupun digital;
c. Peralatan belajar mengajar yang berbasis multimedia (proyektor LCD, komputer, dan laptop);
d. Ruangan dengan teknologi jaringan yang berbasis inter dan intranet;
e. Peralatan digital monitoring media (DMM) baik televisi maupun radio;
f. Laboratorium design grafis visual dan percetakan.
(1) Sarana dan prasarana yang dapat digunakan dalam mendukung pelayanan
Informasi Publik di Badan Publik antara lain :
a. Peralatan pengolah data baik manual maupun digital;
b. Kamera video dan foto, baik yang manual maupun digital;
c. Peralatan yang berbasis multimedia (proyektor LCD, komputer, dan laptop);
d. Ruangan dengan teknologi jaringan yang berbasis inter dan intranet;
e. Peralatan digital monitoring media (DMM).
(2) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengembangkan web PPID
(www.ppid.jatengprov.go.id) untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
BAB IX
LAPORAN DAN EVALUASI
Bagian Kesatu
21
Laporan
Pasal 34
(1) Badan Publik Pemerintah Daerah, BUMD dan Badan Lain harus melaporkan layanan Informasi Publik kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun pelaksanaan berakhir;
(2) Badan Publik organisasi non pemerintah melaporkan layanan Informasi Publik kepada KI Provinsi;
(3) Salinan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada KI
Provinsi;
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat :
a. Gambaran umum kebijakan pelayanan Informasi Publik;
b. Gambaran umum pelaksanaan pelayanan Informasi Publik;
c. Rincian pelayanan Informasi Publik masing-masing Badan Publik;
d. Rincian penyelesaian sengketa Informasi Publik;
e. Kendala eksternal dan internal dalam pelaksanaan layanan Informasi Publik;
f. Rekomendasi dan rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas pelayanan informasi.
(5) Badan Publik membuat laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
bentuk :
a. Ringkasan mengenai gambaran umum pelaksanaan layanan Informasi Publik masing-masing Badan Publik;
b. Laporan lengkap yang merupakan gambaran utuh pelaksanaan layanan Informasi Publik masing-masing Badan Publik.
(6) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bagian dan Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat.
Pasal 35
Gambaran umum pelaksanaan pelayanan Informasi Publik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 34 ayat (4) huruf b, antara lain :
a. Sarana dan prasarana pelayanan Informasi Publik yang dimiliki beserta
kondisinya;
b. Sumber daya manusia yang menangani pelayanan Informasi Publik beserta kualifikasinya;
c. Anggaran pelayanan informasi serta laporan penggunaannya.
Pasal 36
Rincian pelayanan Informasi Publik masing-masing Badan Publik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 Ayat (4) huruf c, meliputi :
a. Jumlah permohonan Informasi Publik;
22
b. Waktu yang diperlukan dalam memenuhi setiap permohonan Informasi Publik dengan klasifikasi tertentu;
c. Jumlah permohonan Informasi Publik yang dikabulkan baik sebagian atau seluruhnya;
d. Jumlah permohonan Informasi Publik yang ditolak beserta alasannya.
Pasal 37
Rincian penyelesaian sengketa Informasi Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 Ayat (4) huruf d , meliputi :
a. Jumlah keberatan yang diterima;
b. Tanggapan atas keberatan yang diberikan dan pelaksanaannya oleh Badan
Publik;
c. Jumlah permohonan penyelesaian sengketa Informasi Publik ke Komisi Informasi;
d. Hasil mediasi dan/atau keputusan ajudikasi Komisi Informasi dilaksanakan oleh
Badan Publik;
e. Jumlah gugatan yang diajukan ke Pengadilan; dan
f. Hasil putusan pengadilan dan pelaksanaannya oleh Badan Publik.
Bagian Kedua
Evaluasi
Pasal 38
(1) Komisi Informasi Provinsi dapat melakukan evaluasi pelaksanaan layanan
Informasi Publik pada Badan Publik;
(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Badan Publik dan diumumkan kepada publik.
Pasal 38A
(1) PPID Utama mengkoordinasikan penyediaan dan pelayanan Informasi Publik yang dapat diakses oleh publik melalui pengumuman dan/atau permohonan kepada
PPID Pembantu;
(2) Dalam hal kewajiban mengumumkan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPID Utama mengkoordinasikan :
a. Pengumuman Informasi Publik melalui media yang secara efektif dapat menjangkau pelayanan Informasi Publik;
b. Penyampaian Informasi Publik dalam bahasa Indonesia yang sederhana dan mudah dipahami serta mempertimbangkan penggunaan bahasa lokal yang dipakai oleh penduduk setempat.
(3) Dalam hal adanya permohonan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PPID Utama mengkoordinasikan :
23
a. Pemberian Informasi Publik yang dapat diakses oleh publik dengan PPID Pembantu untuk memenuhi permohonan Informasi Publik;
b. Fasilitasi pengujian tentang konsekuensi yang timbul sebelum menyatakan Informasi Publik tertentu dikecualikan;
c. Pengembangan kapasitas pejabat fungsional dan/atau petugas Informasi Publik dalam rangka peningkatan kualitas layanan Informasi Publik di setiap Badan Publik.
(4) Dalam hal terdapat penolakan keberatan atas penyediaan dan pelayanan Informasi Publik, PPID Utama mengkoordinasikan dan memastikan agar pengajuan keberatan diproses berdasarkan prosedur penyelesaian keberatan.
Pasal 38B
(1) PPID Utama melakukan evaluasi dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Informasi Publik pada Badan Publik;
(2) Dalam rangka meningkatkan keterbukaan Informasi Publik, PPID Utama bekerja sama dengan KI menyelenggarakan Penganugerahan Keterbukaan Informasi
Publik di lingkungan Provinsi Jawa Tengah.
BAB X
KEBERATAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA
Bagian Kesatu
Pengajuan Keberatan
Pasal 39
(1) Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan keberatan dalam hal ditemukannya
alasan sebagai berikut :
a. Penolakan atas permohonan Informasi Publik;
b. Tidak disediakannya informasi yang wajib disediakan dan diumumkan
secara berkala;
c. Tidak ditanggapinya permohonan Informasi Publik;
d. Permohonan Informasi Publik ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta;
e. Tidak dipenuhinya permohonan Informasi Publik;
f. Penyampaian Informasi Publik yang melebihi waktu.
(2) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada Atasan PPID melalui PPID Utama dan/atau PPID Pembantu;
(3) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikuasakan kepada pihak lain yang kompeten dihadapan hukum.
Pasal 40
24
(1) Badan Publik wajib mengumumkan tata cara pengelolaan keberatan disertai dengan nama, alamat, dan nomor kontak PPID;
(2) Badan Publik dapat menggunakan sarana komunikasi yang efektif dalam menerima keberatan sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya.
Bagian Kedua
Registrasi Keberatan
Pasal 41
(1) Pengajuan keberatan dilakukan dengan cara mengisi formulir keberatan yang disediakan oleh Badan Publik;
(2) Dalam hal pengajuan keberatan disampaikan secara tidak tertulis, PPID wajib membantu pemohon Informasi Publik yang mengajukan keberatan atau kuasanya untuk mengisikan formulir keberatan dan kemudian memberikan nomor
registrasi pengajuan keberatan;
(3) Formulir keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang- kurangnya
memuat :
a. Nomor registrasi pengajuan keberatan;
b. Nomor pendaftaran permohonan Informasi Publik;
c. Tujuan penggunaan Informasi Publik;
d. Identitas lengkap pemohon Informasi Publik atau kuasanya yang mengajukan keberatan;
e. Alasan pengajuan keberatan;
f. Kasus pemohon Informasi Publik;
g. Waktu pemberian tanggapan atas keberatan yang diisi oleh petugas;
h. Nama dan tanda tangan pemohon Informasi Publik atau kuasanya yang mengajukan keberatan;
i. Nama dan tanda tangan petugas yang menerima pengajuan keberatan.
(4) PPID wajib memberikan salinan formulir keberatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) kepada pemohon Informasi Publik yang mengajukan keberatan atau kuasanya sebagai tanda terima pengajuan keberatan;
(5) Format formulir keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disediakan oleh Badan Publik;
(6) Format formulir keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku pula
dalam hal Badan Publik menyediakan sarana pengajuan keberatan melalui alat komunikasi elektronik.
Pasal 42
(1) PPID wajib mencatat pengajuan keberatan dalam buku register keberatan;
(2) Register keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang- kurangnya memuat :
25
a. Nomor registrasi pengajuan keberatan;
b. Nomor pendaftaran permohonan Informasi Publik dan/atau kuasanya yang
mengajukan keberatan;
c. Informasi publik yang diminta;
d. Tujuan penggunaan Informasi Publik;
e. Alasan pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26;
f. Waktu pemberian tanggapan atas keberatan yang diisi oleh petugas;
g. Nama dan posisi atasan PPID;
h. Nama dan tanda tangan pemohon Informasi Publik atau kuasanya yang mengajukan keberatan;
i. Nama dan tanda tangan pemohon Informasi Publik atau kuasanya yang mengajukan keberatan;
j. Keputusan atas keberatan;
k. Keputusan pemohon Informasi Publik atas keputusan Atasan PPID.
(3) Format buku register keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan
oleh Atasan PPID.
Bagian Ketiga
Tanggapan Atas Keberatan
Pasal 43
Tanggapan atas keberatan dilakukan berdasarkan Peraturan Komisi Informasi Pusat
Republik Indonesia.
Bagian Keempat
Penyelesaian Sengketa
Pasal 44
Penyelesaian sengketa Informasi Publik dilakukan berdasarkan hukum acara
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Pasal 45
Pemohon Informasi Publik dan termohon dapat diwakili atau menunjuk kuasanya berdasarkan surat kuasa khusus baik pada pengadilan tingkat pertama maupun tingkat kasasi.
26
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 46
Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, maka Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 81 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Informasi Publik Di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 81) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa
Tengah Nomor 81 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Informasi Publik Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2011 Nomor 10), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 47
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Ditetapkan di Semarang
pada tanggal 2 Oktober 2012
GUBERNUR JAWA TENGAH,
ttd
BIBIT WALUYO
GANJAR PRANOWO
Diundangkan di Semarang
pada tanggal 2 Oktober 2012
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
JAWA TENGAH,
27
ttd
HADI PRABOWO
SRI PURYONO KARTO SOEDARMO
BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012 NOMOR 47
LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG
28
PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
BADAN PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH
1. Sekretariat Daerah
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
3. Inspektorat
4. Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah
5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
6. Badan Lingkungan Hidup
7. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
8. Badan Penanaman Modal Daerah
9. Badan Ketahanan Pangan
10. Badan Pendidikan dan Pelatihan
11. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
12. Badan Penelitian dan Pengembanga
13. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
14. Badan Kepegawaian Daerah
15. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
16. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
17. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
18. Dinas Sosial
19. Dinas Kesehatan
20. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan
21. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah
22. Dinas Pendidikan
23. Dinas Pemuda dan Olah Raga
24. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
25. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
26. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
27. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
28. Dinas Bina Marga
29. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
30. Dinas Kehutanan
31. Dinas Perkebunan
32. Dinas Kelautan dan Perikanan
33. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
34. Satuan Polisi Pamong Praja
29
35. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
36. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekardjo
37. Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
38. Rumah Sakit Umum Daerah Kelet
39. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo
40. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
41. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi
42. Badan Koordinasi Wilayah I
43. Badan Koordinasi Wilayah II
44. Badan Koordinasi Wilayah III
45. Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana Daerah
46. Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
47. Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
48. Kantor Perwakilan
GUBERNUR JAWA TENGAH,
ttd
BIBIT WALUYO
LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH
NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG
30
PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
BADAN PUBLIK PADA BADAN LAIN
1. Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
2. Komisi Informasi Provinsi
3. Komisi Pemilihan Umum Provinsi
4. Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
5. Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak
6. Dewan Riset Daerah
7. Dewan Pendidikan
8. Dewan Ketahanan Pangan
9. Dewan Bahasa Jawa
10. Dewan Penyantun Tim Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
11. Komite Aksi Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak
12. Pengelola Asrama Haji Donohudan
GUBERNUR JAWA TENGAH,
ttd
BIBIT WALUYO
LAMPIRAN III
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 ATHUN 2012
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG
31
PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
BADAN PUBLIK PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH
1. PT. Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan;
2. PT. Sarana Pembangunan Jawa Tengah;
3. PT. Sarana Patra Hulu Cepu;
4. PT. Kawasan Industri Wijaya Kusuma;
5. PT. Asuransi Bangun ASKRIDA;
6. PT. Bank Jateng;
7. PT. Trans Marga Jateng;
8. PD. Air Bersih;
9. PD. Citra Mandiri Jawa Tengah;
10. PD. Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan;
11. PD. Badan Kredit Kecamatan
GUBERNUR JAWA TENGAH,
ttd
BIBIT WALUYO
LAMPIRAN
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2012
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG
32
PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
STRUKTUR ORGANISASI PPID
GUBERNUR JAWA TENGAH,
ttd
BIBIT WALUYO
GANJAR PRANOWO
ATASAN PPID/BADAN
PUBLIK
PPID Tim Pertimbangan
Pelayanan Informasi
Bagian Pelayanan Informasi
Bagian Pengelolaan
Informasi
Bagian Dokumentasi
dan Arsip
Bagian Pengaduan
dan Penyelesaian
Sengketa
Pejabat Fungsional
(Arsiparis, Pranata Komputer, Pustakawan, Pranata
Humas)
GUBERNUR JAWA TENGAH
RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH
NOMOR TAHUN 2015
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN
2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURANDAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI
PUBLIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TENGAH,
Menimbang : a. bahwa dengan diundangkanya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pelayanan
Informasi Publik Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengahtelah
menetapkanPeraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa TengahNomor 6 Tahun 2012
TentangPelayananInformasiPublikPenyelenggaraanPemerinta han Daerah ProvinsiJawa Tengah;
b. bahwa dengan adanya perkembangan keadaan, khususnya
belum diaturnya kelembagaan Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi Utama dan Pembantu pada Badan Publik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, maka Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud huruf a perlu disesuaikan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b maka perlu ditetapkan Peraturan Gubernur tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa TengahNomor
6 Tahun 2012 TentangPelayananInformasiPublikPenyelenggaraanPemerinta han Daerah ProvinsiJawa Tengah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan- Peraturan Negara Tahun 1950 halaman 86-92);
2.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
6. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5071);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5589);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 1 Seri E Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 7);
10 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun
. 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi
Kewenangan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 4 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 8);
11 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun . 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 Nomor 6, Tambahan Lembran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
42);
12 Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 68 Tahun 2010 . tentang Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah (Berita
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 68);
13 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang
. Standar Layanan Informasi Publik;
14 Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 47 Tahun 2012 . tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa TengahNomor 6 Tahun 2012 TentangPelayananInformasiPublikPenyelenggaraanPemerinta han Daerah ProvinsiJawa Tengah(Berita Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2012 Nomor 47);
MEMUTUSKAN:
Menetapka n
: PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
TengahNomor 6 Tahun 2012
TentangPelayananInformasiPublikPenyelenggaraanPemerintahan Daerah ProvinsiJawa Tengah(Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 Nomor 47) diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah.
6. Dinas adalah Dinas Provinsi Jawa Tengah yang tugas dan tanggung-
jawabnya membidangi komunikasi dan informatika.
7. Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah yang selanjutnya disebut Komisi
Informasi Provinsi adalah Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah merupakan lembaga mandiri yang berfungsi menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi non litigasi.
8. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang
mengandung nilai, makna dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasan yang dapat dilihat, didengar dan dibaca, yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik maupun non elektronik.
9. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola,
dikirim, dan/atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan Badan publik lainnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.
10. Badan Publik adalah lembaga yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan
dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.
11. Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi yang selanjutnya disingkat
PPID adalah pejabat yang bertanggungjawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan dan/atau pelayanan informasi di Badan Publik dan bertanggungjawab langsung kepada atasan PPID.
12. PPID Utama adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
menangani komunikasi dan informatika.
13. PPID Pembantu adalah PPID yang berkedudukan pada masing-masing
SKPD, BUMD dan Badan lain.
14. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau
Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Keterbukaan Informasi Publik
15. Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan atau badan
hukumIndonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimanadiatur dalam Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik.
16. Pengguna Informasi Publik adalah orang yang menggunakan informasi
publik.
17. Informasi yang dikecualikan adalah informasi yang tidak dapat diaksesoleh
Pemohon Informasi Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik.
18. Pengklasifikasian Informasi Publik adalah penetapan informasi sebagai
informasi yang dikecualikan berdasarkan Undang-Undang tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
19. Pengujian konsekuensi adalah pengujian tentang konsekuensi yang timbul
apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat dengan mempertimbangkan secara seksama bahwa menutup Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya.
20. Atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat
yangmerupakan atasan langsung pejabat yang bersangkutan dan atau atasandan atasan langsung pejabat yang bersangkutan.
21. Jangka waktu pengecualian adalah tentang waktu tertentu suatu
Informasiyang dikecualikan tidak dapat diakses oleh Pemohon Informasi Publik.
22. Meja informasi adalah tempat pelayanan informasi publik serta barbagai
sarana atau fasilitas penyelenggaraan pelayanan informasi lainnya yang bertujuan mempermudah perolehan informasi publik.
23. Akses informasi adalah kemudahan yang diberikan kepada seseorang
ataumasyarakat untuk memperoleh informasi publik yang dibutuhkan.
24. Dokumen adalah data, catatan dan atau keterangan yang dibuat dan
atauditerima oleh badan publik dalam rangka pelaksanaan kegiatannya baiktertulis diatas kertas atau sarana lainnya maupun terekam dalam bentukapapun, yang dapat dilihat, dibaca atau didengar.
25. Dokumentasi adalah kegiatan penyimpanan data, catatan dan
atauketerangan yang dibuat dan atau diterima oleh badan publik.
26. Klasifikasi adalah pengelompokan informasi dan dokumentasi
secarasistematis berdasarkan tugas pokok dan fungsi organisasi serta kategoriinformasi.
27. Pelayanan Informasi adalah jasa yang diberikan oleh badan publik
kepadamasyarakat pengguna informasi.
28. Pejabat Fungsional Pengelola Informasi Dan Dokumentasi yang selanjutnya
disingkat PFPID adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk membantu PPID dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan dan pelayananinformasi publik di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengankebutuhan.
29. Pengelolaan Dokumen adalah proses penerimaan,
penyusunan,pemeliharaan, penggunaan, dan penyajian dokumen secara sistematis.
30. Daftar Informasi adalah catatan yang berisi keterangan secara sistematis
tentang informasi publik yang berada di bawah pengusaan Badan Publik.
31. Uji konsekuensi adalah pertimbangan dengan seksama dan penuh ketelitian
tentang dampak atau akibat yang timbul apabila suatu informasi dibuka dan adanya kepentingan publik yang lebih besar yang harus dilindungi dengan menutup suatu informasi publik.
2. Ketentuan Pasal 2 huruf gdiubah sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini meliputi: a. pembentukan Badan Publik;
b. kewajiban Badan Publik; c. PPID; d. informasi publik yang dikecualikan; e. standar pelayanan informasi publik; f. penyampaian informasi publik;
g. koordinasi, evaluasi, pengawasan dan pelaporan;
h. keberatan dan penyelesaian sengketa.
3. Judul BAB IV diubah sehingga Judul BAB IV menjadi:
BAB IV
INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN
4. Ketentuan Pasal 10 ayat (1) diubah sehingga Pasal 10 berbunyi:
Pasal 10
(1) Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a dilakukan paling singkat 6 (enam) bulan sekali.
(2) Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkalasebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. informasi tentang profil Badan Publik; b. ringkasan informasi tentang program dan/atau kegiatan yang sedang
dijalankan dalam lingkup Badan Publik;
c. ringkasan informasi tentang kinerja dalam lingkup Badan Publik;
d. ringkasan laporan keuangan; e. ringkasan laporan akses informasi publik;
f. informasi tentang peraturan dan/atau keputusan yang mengikatpublik yang dikeluarkan oleh Badan Publik;
g. informasi tentang hak dan tata cara memperoleh informasi,
sertapenyelesaian sengketa informasi;
h. informasi tentang tata cara pengaduan penyalahgunaan wewenangatau
pelanggaran yang dilakukan baik oleh Pejabat Badan Publikmaupun pihak yang mendapatkan izin atau perjanjian kerja dariBadan Publik;
i. informasi tentang pengumuman pengadaan barang dan jasa
sesuaidengan peraturan perundang-undangan;
j. informasi tentang prosedur peringatan dini dan prosedur evakuasikeadaan darurat di setiap Kantor Badan Publik
5. Diantara BAB IV Pasal 21 dan BAB V Pasal 22 ditambah 1 (satu) BAB baru
dan1 (satu) Pasal baru yaitu BAB IV A dan Pasal 21A, yang berbunyi sebagai berikut:
BAB IV A
KEWAJIBAN DAN HAK BADAN PUBLIK
Pasal 21A
(1) Badan Publik mempunyai kewajiban:
a. menyediakan dan memberikan informasi publik sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur ini;
b. membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efesien;
c. menetapkan standar prosedur operasional layanan informasi publik
sesuai Peraturan Gubernur ini;
d. menetapkan dan memutakhirkan secara berkala daftar informasi publik atas seluruh informasi publik yang dikelola;
e. menyediakan sarana dan prasarana layanan informasi publik,
termasuk papan pengumuman dan meja informasi serta situs web
resmi bagi Badan Publik;
f. menganggarkan pembiayaan bagi layanan informasi publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
g. memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh pemohon informasi publik yang mengajukan keberatan;
h. membuat dan mengumumkan laporan tentang layanan informasi publik;
i. menyampaikan salinan laporan kepada Gubernur melalui Dinas dan
Komisi Informasi Provinsi.
(2) Badan Publik mempunyai hak:
a. menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. menolak memberikan informasi apabila tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Informasi publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah: a. informasi yang dapat membahayakan negara dan/atau Daerah;
b. informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak sehat;
c. informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;
d. informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan;
e. informasi publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasi- kan.
6. Diantara Pasal 22 dan Pasal 23 disisipkan 3 (tiga) Pasal baru yaitu Pasal 22A,
Pasal 22B dan Pasal 22Csehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 22A
(1) PPID terdiri PPID Utama dan PPID Pembantu.
(2) PPID Utamasebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Kepala SKPD
yang membidangi Komunikasi dan Informatika.
(3) Susunan Tim Pelaksana PPID pada Badan Publik Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah terdiri dari:
a. Penanggung Jawab;
b. Pengarah;
c. Atasan PPID/Pengarah Administrasi;
d. Dewan Pertimbangan Pelayanan Informasi/Koordinator;
e. PPID/Ketua;
f. Wakil Ketua;
g. Sekretaris;
h. Wakil Sekretaris;
i. Anggota Bidang Pelayanan Informasi;
j. Anggota Bidang Pengelolaan Informasi;
k. Anggota Bidang Dokumentasi dan Arsip;
l. Anggota Bidang Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa;
m. PPID Pembantu.
(4) Pembantukan Tim Pelaksana PPID sebagaiamana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
Pasal 22B
(1) PPID Pembantu sebagaimana dimaksud pada Pasal 22a ayat (1) terdiri dari:
a. Kepala Biro Hubungan Masyarakat pada Sekretariat Daerah Provinsi
Jawa Tengah
b. Sekretaris/Kepala Bagian Tata Usaha/Kepala Sekretariat pada masing-
masing SKPD;
c. Pejabat yang membidangi Pelayanan Informasi pada BUMD dan Badan
lain.
(2) Kepala SKPD membentuk Tim Pelaksana PPID pada satuan kerjanya
dengan Keputusan Kepala SKPD.
(3) PPID dibantu oleh pejabat fungsional umum atau pejabat fungsional
tertentu yang bidang tugasnya terkait dengan dokumentasi, komunikasi,
dan informasi.
Pasal 22C
(1) PPID Utama mempunyai tugas:
a. mengkoordinasikan dan mengawal proses uji konsekuensi terhadap
informasi yang dikecualikan dengan instansi yang terkait;
b. mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan pengumpulan bahan
informasi dan dokumentasi dari SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah;
c. menyimpan, mendokumentasikan, menyediakan dan memberikan
pelayanan informasi kepada publik;
d. melakukan verifikasi bahan informasi publik;
e. melakukan pemutakhiran informasi dan dokumentasi;
f. menyediakan informasi dan dokumentasi untuk diakses oleh
masyarakat;
g. melakukan inventarisasi informasi yang dikecualikan untuk dilakukan
uji konsekuensi;
h. membuat laporan pelayanan informasi, yang mencakup:
1) jumlah permohonan informasi publik yang diterima;
2) waktu yang diperlukan dalam memenuhi setiap permohonan
informasi publik;
3) jumlah permohonan informasi publik yang dikabulkan baik sebagian
atau seluruhnya dan permohonan informasi publik yang ditolak;
4) alasan penolakan permohonan informasi publik.
i. mengembangkan kapasitas pejabat fungsional umum atau pejabat
fungsional tertentu dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan
informasi publik.
(2) PPID Pembantu mempunyai tugas:
a. pengklasifikasian informasi yang terdiri dari:
1) informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala;
2) informasi yang wajib diumumkan secara serta merta;
3) informasi yang wajib tersedia setiap saat;
4) Informasi yang dikecualikan.
b. mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan pengumpulan bahan
informasi dan dokumentasi yang ada dilingkungannya;
c. menyimpan, mendokumentasikan, menyediakan dan memberi pelayanan
informasi yang ada dilingkungannya kepada publik;
d. melakukan verifikasi bahan informasi publik yang ada di lingkungannya;
e. melakukan pemutakhiran informasi dan dokumentasi yang ada di
lingkungannya;
f. menyediakan informasi dan dokumentasi yang ada di lingkungannya
untuk diakses oleh masyarakat;
g. melakukan inventerisasi informasi yang dikecualikan untuk disampaikan
kepada PPID Utama;
h. memberikan laporan tentang pengelolaan informasi yang ada di
lingkungannya kepada PPID Utama secara berkala.
7. Ketentuan Pasal 23 ayat (3) diubah, sehingga Pasal 23 berbunyi sebagai
berikut: Pasal 23
(1) Dalam rangka pengambilan keputusan pemberian informasi publik, PPID
dapat dibantu oleh Tim Pertimbangan yang terdiri dari pejabat struktural dari Badan Publik yang bersangkutan.
(2) Dalam rangka melaksanakan tugas, PPID sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 ayat (2) dibantu oleh pejabat struktural, fungsional umum atau fungsional khusus yang membidangi dokumentasi komunikasi, dan informasi yang terdiri dari:
a. Pengelolaan Informasi; b. Dokumentasi dan Arsip;
c. Pelayanan Informasi; d. Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa.
(3) Struktur organisasi PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
8. Ketentuan Pasal 33diubah yaitu, sehingga Pasal 33 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 33
(1) Sarana dan prasarana yang dapat digunakan dalam mendukung
pelayananinformasi publik di Badan Publik antara lain :
a. peralatan pengolah data baik manualmaupun digital; b. kamera video dan foto, baik yang manual maupun digital;
c. peralatan yang berbasis multimedia (proyektor LCD,komputer, dan laptop);
d. ruangan dengan teknologi jaringan yang berbasis inter dan intranet; e. peralatan digital monitoring media (DMM).
(2) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengembangkan web PPID
(www.ppid.jatengprov.go.id) untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
9. Diantara Pasal 38 dan Pasal 39 disisipkan 2 Pasal sisipan yaituPasal 38A
dan Pasal 38B sehingga Pasal 38A dan Pasal 38B berbunyi sebagai berikut:
Pasal 38A
(1) PPID Utama mengkoordinasikan penyediaan dan pelayanan informasi
publik yang dapat diakses oleh publik melalui pengumuman dan/atau
permohonan kepada PPID Pembantu.
(2) Dalam halkewajibanmengumumkaninformasi publik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), PPID Utama mengkoordinasikan:
a. pengumuman informasi publik melalui media yang secara efektif dapat
menjangkau pelayanan informasi publik;
b. penyampaian informasi publik dalam bahasa Indonesia yang sederhana
dan mudah dipahami serta mempertimbangkan penggunaan bahasa
lokal yang dipakai oleh penduduk setempat.
(3) Dalam hal adanya permohonan informasi publik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) PPID Utama mengkoordinasikan:
a. pemberian informasi publik yang dapat diakses oleh publik dengan PPID
Pembantu untuk memenuhi permohonan informasi publik;
b. fasilitasi pengujian tentang konsekuensi yang timbul sebelum
menyatakan informasi publik tertentu dikecualikan;
c. pengembangan kapasitas pejabat fungsional dan/atau petugas informasi
publik dalam rangka peningkatan kualitas layanan informasi publik di
setiap Badan Publik.
(4) Dalam hal terdapat penolakan keberatan atas penyediaan dan pelayanan
informasi publik, PPID Utama mengkoordinasikan dan memastikan agar
pengajuan keberatan diproses berdasarkan prosedur penyelesaian
keberatan.
Pasal 38B
(1) PPID Utama melakukan evaluasi dan pengawasan penyelenggaraan
pelayanan informasi publik pada Badan Publik.
(2) Dalam rangka meningkatkan keterbukaan informasi publik PPID Utama
bekerja sama dengan KI menyelenggarakan penganugrahan keterbukaan
informasi publik di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Pasal II
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi
Jawa Tengah.
Ditetapkan di Semarang padatanggal
GUBERNUR JAWA TENGAH,
GANJAR PRANOWO
Diundangkan di Semarang pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
JAWA TENGAH,
SRI PURYONO KARTOSOEDARMO
BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN NOMOR
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH
NOMOR
TENTANG
PEMBENTUKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI UTAMA DAN PEMBANTU PADA BADAN PUBLIK PEMERINTAH
PROVINSI JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengelolaan informasi dan dokumentasi
pada Badan Publik Pemerintah Provinsi telah ditetapkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 550/27 Tahun 2015 tentang Pembentukan Tim Pelaksana Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi Pada Badan Publik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dengan telah ditetapkannya perubahan Perangkat Daerah di Provinsi Jawa Tengah maka Keputusan Gubernur dimaksud perlu disesuaikan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, agar pelaksanaan tugas dan fungsi berdayaguna dan berhasilguna, perlu menetapkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah tentang Pembentukan Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi Utama Dan Pembantu Pada Badan Publik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86-92);
2.
3.
4.
5.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 42);
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah
6.
7.
Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 85);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi Dan Dokumentasi Kementerian Dalam Negeri Dan Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 15);
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 Nomor 12);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Membentuk Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi
Utama Dan Pembantu Pada Badan Publik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
KEDUA : Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi Utama sebagaimana dimaksud diktum KESATU dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Sekretaris, Wakil Sekretaris, Dewan Pertimbangan Pelayanan Informasi dan Ketua Bidang, yang susunan keanggotaannya sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan Gubernur ini.
KETIGA : Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi Pembantu sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dalam melaksana-kan tugasnya dibantu pelaksana teknis/administrasi yang ditetapkan oleh Kepala Perangkat Daerah dan Kepala Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan kebutuhan, yang susunan keanggotaannya sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Keputusan Gubernur ini.
KEEMPAT : Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi Pembantu berwenang memberikan pelayanan informasi dan menolak permohonan informasi.
KELIMA :
Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi Pembantu menetapkan Klasifikasi Informasi Publik, Maklumat Pelayanan Informasi Publik, dan menyusun Standar Operasional Prosedur Pelayanan Informasi Publik.
KEENAM :
Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi Pembantu memberikan laporan tentang pengelolaan informasi yang ada di lingkungannya kepada Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi Utama secara berkala.
KETUJUH :
Setiap Badan Publik wajib mengumumkan dan menyediakan informasi publik melalui website ppid.jatengprov.go.id dan
Penyediaan Informasi Publik yang dikoordinasikan oleh Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Tengah selaku Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi Utama.
KEDELAPAN :
Dalam hal terjadi sengketa informasi publik, Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi Utama dapat menunjuk Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi Pembantu untuk membantu penyelesaian sengketa melalui mediasi dan ajudikasi setelah mendapat penetapan Atasan Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi.
KESEMBILAN
: Semua biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Keputusan Gubernur ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah.
KESEPULUH : Pada saat Keputusan Gubernur Jawa Tengah ini mulai berlaku, maka Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 550/27 Tahun 2015 tentang Pembentukan Tim Pelaksana Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi Pada Badan Publik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
KESEBELAS : Keputusan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Semarang pada tanggal
GUBERNUR JAWA TENGAH,
GANJAR PRANOWO
SALINAN : Keputusan Gubernur ini disampaikan Kepada Yth : 1. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia; 2. Wakil Gubernur Jawa Tengah; 3. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah; 4. Para Asisten Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah; 5. Inspektur Provinsi Jawa Tengah; 6. Kepala Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Tengah; 7. Kepala Biro Administrasi Pembangunan Daerah Sekretariat Daerah Provinsi
Jawa Tengah; 8. Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah; 9. Anggota Tim.