9
Laporan Tugas Mandiri Oleh: Wulan Wasiatiningsih, (1406544450) 1. Apa yang dimaksud dengan tim, kolaboasi dan ke!asama tim (teamwork )" # $im adalah kumpulan dai indi%idu yang bekomunikasi, beke!a sama dan sa mempengauhi untuk men&apai suatu tu!uan besama, baik untuk menghasilka poduk maupun membeikan layanan, yang setiap indi%idu dai anggotanya tekait pada tugas dan tanggung !a'ab masing#masing. # olaboasi adalah hubungan atau poses inteaksi yang te!adi antaa eka yang beke!a di lingkungan tim untuk men&apai suatu tu!uan besama, denga bedasakan pada nilai dan pinsip yang belaku. # e!asama tim (teamwork ) adalah inteaksi atau hubungan dai satu tim (dua at lebih ekan ke!a), dikhususkan disini adalah anggota kesehatan po esion saling begantung, bebagi in omasi, sehingga dapatmengambil keputusan besama dengan tu!uan untuk membeikan layanan kesehatan kepada klien se optimal. *. Apa sa!a yang komponen yang dibutuhkan untuk te&apainya suatu ke!asama ya e ekti " +ntuk men&apai seta meningkatkan suatu ke!asama yang e ekti didalam sua tim, membutuhkan stategi yang pelu mempetimbangkan si at dai oganisasi beke!a didalam tim tesebut, dan !uga mempehatikan bebeapa komponen be # ana!emen atau stategi untuk mendukung tim, -ilai#nilai ke!a sama tim memoti%asi paa setiap anggota dai tim kesehatan yang po esional guna besama#sama untuk men&iptakan lingkungan yang saling mendukung den stuktu mana!emen, sumbe in omasi, pendidikan, umpan balik, seta tek atau poses dalam ungsi dai tim. # umbe daya atau alat yang tesedia, untuk mendukung pelaksanaan dan pemelihaaan dalam ke!a sama tim. ondisi yang dipelukan untuk menduku sukseske!adaisuatutim adalahsumbe daya yang memadai, sistem pendukung, dan penggunaan pedoman standa pelayanan kesehatan. # istem pelayanan dan pengatuan, meliputi hal sepeti masyaakat, ehabi dan umah sakit pea'atan tesie. onteks dan pengatuan tim ini memili implikasi penting bagi paktik kolaboasi. /. Apa yang dimaksud dengan kolaboasi tim kesehatan"

Bentuk dan Hambatan Komunikasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Komunikasi penting dalam kehidupan sehari-hari

Citation preview

Laporan Tugas MandiriOleh: Wulan Wasiatiningsih, (1406544450)

1. Apa yang dimaksud dengan tim, kolaborasi dan kerjasama tim (teamwork)? Tim adalah kumpulan dari individu yang berkomunikasi, bekerja sama dan saling mempengaruhi untuk mencapai suatu tujuan bersama, baik untuk menghasilkan produk maupun memberikan layanan, yang setiap individu dari anggotanya terkait pada tugas dan tanggung jawab masing-masing. Kolaborasi adalah hubungan atau proses interaksi yang terjadi antara rekan kerja, yang bekerja di lingkungan tim untuk mencapai suatu tujuan bersama, dengan berdasarkan pada nilai dan prinsip yang berlaku. Kerjasama tim (teamwork) adalah interaksi atau hubungan dari satu tim (dua atau lebih rekan kerja), dikhususkan disini adalah anggota kesehatan profesional yang saling bergantung, berbagi informasi, sehingga dapat mengambil keputusan bersama dengan tujuan untuk memberikan layanan kesehatan kepada klien secara optimal.

2. Apa saja yang komponen yang dibutuhkan untuk tercapainya suatu kerjasama yang efektif?Untuk mencapai serta meningkatkan suatu kerjasama yang efektif didalam suatu tim, membutuhkan strategi yang perlu mempertimbangkan sifat dari organisasi yang bekerja didalam tim tersebut, dan juga memperhatikan beberapa komponen berikut: Manajemen atau strategi untuk mendukung tim, Nilai-nilai kerja sama tim dapat memotivasi para setiap anggota dari tim kesehatan yang profesional guna bersama-sama untuk menciptakan lingkungan yang saling mendukung dengan struktur manajemen, sumber informasi, pendidikan, umpan balik, serta teknis atau proses dalam fungsi dari tim. Sumber daya atau alat yang tersedia, untuk mendukung pelaksanaan dan pemeliharaan dalam kerja sama tim. Kondisi yang diperlukan untuk mendukung sukses kerja dari suatu tim adalah sumber daya yang memadai, sistem pendukung, dan penggunaan pedoman standar pelayanan kesehatan. Sistem pelayanan dan pengaturan, meliputi hal seperti masyarakat, rehabilitas dan rumah sakit perawatan tersier. Konteks dan pengaturan tim ini memiliki implikasi penting bagi praktik kolaborasi.

3. Apa yang dimaksud dengan kolaborasi tim kesehatan?Kolaborasi tim kesehatan adalah suatu hal yang mengacu pada kegiatan dengan tujuan untuk memperkuat hubungan antara penyedia layanan kesehatan yang berbeda profesi, yang ditandai dengan tujuan bersama, pengakuan dan penghormatan terhadap masing-masing profesi, yang berpegangan pada nilai adil, efektif, tanggung jawab dan kepercayaan dalam pengambilan suatu keputusan, berfokus pada klien, dan berkomunikasi dengan jelas dan teratur.

4. Apa saja model-model atau jenis kolaborasi tim kesehatan?Ada banyak model-model atau jenis dari kolaborasi dalam tim kesehatan yang dapat diatur dan disampaikan. Didalam program ini mencakup penyediaan layanan kesehatan lokal, seperti rumah sakit, perawatan komunitas pusat, dan lainnya. Program-program tersebut adalah sebagai berikut: Perawatan reproduksi primer, misalnya, kebidanan dan perawatan bayi baru lahir di rumah sakit; Perawatan kesehatan mental primer; Perawatan paliatif (mengurang penderiaan) primer; Perawatan di rumah atau dukungan fasilitas perumahan; Layanan koordinasi atau navigasi perawatan; Pendidikan pasien dan pencegahan; Program pengelolaan penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, obesitas, arthritis, asma, depresi; Pencegahan promosi kesehatan dan penyakit; Perawatan ibu dan kesehatan anak; Perawatan kesehatan kerja; Perawatan orang tua yang lemah; Perawatan untuk pengobatan kecanduan; dan Perawatan jasa rehabilitasi.

5. Apa saja prinsip-prinsip kolaborasi tim kesehatan?1. Patient-Centered CareDidalam tim kesehatan diharapkan untuk mengutamakan kepentingan dan kebutuhan klien. Klien serta keluarga klien merupakan pemberi keputusan dalam masalah kesehatannya.2. Recognition of patient-physician RelationPada prinsip ini membahas rasa menghormati dan kepercayaan yang berasal dari hubungan yang berawal dari klien. Kepercayaan ini didasarkan atas prinsip dari etika yang memandu profesi medis, dampak yang diharapkan adanya kepuasan dari klien dan pengalaman atas pelayanan yang diberikan kepadanya. 3. Physician as the Clinical LeaderTim yang efektif memerlukan seorang pemimpin yang efektif pula, yaitu pemimpin yang berfungsi untuk memfasilitasi pengambilan keputusan, bertanggung jawab untuk memaksimalkan keahlian dan masukan dari anggota tim untuk memberikan klien pelayanan yang menyeluruh dan definitif. 4. Mutual Respect and TrustSetiap anggota tim kesehatan membutuhkan keterlibatan secara aktif dan diharapkan berpartisipasi secra aktif. Untuk mencapai keberhasilan dalam tim dibutuhkan rasa saling menghormati dan kepercayaan. Rasa saling menghormati dan menghargai bertujuan untuk mencapai lingkungan kerja yang kondusif, sedangkan rasa saling mempercayai dimaksudkan untuk memahami pembagian tugas dan kompetensinya masing-masing.5. Clear CommunicationDalam menjalankan tugasnya setiap anggota tim kesehatan sangat penting dalam hal berkomunikasi secara efektif agar pelayanan yang diberikan bersifat aman, terkoordinasi, dan optimal. 6. Klarifikasi Peran dan Lingkup Praktik (Clarification of Roles and Scopes of Practice)Ruang lingkup praktik, peran serta tanggung jawab masing-masing ahli kesehatan didefinisikan secara jelas dan harus dipahami. Dalam perubahan lingkup praktek semua anggota tim penyedia, harus dilakukan dengan pengawasan dari otoritas yang tepat. Peran dan ruang lingkup praktik harus secara jelas dipahami dan digambarkan dalam uraian tugas dan kontrak kerja yang berlaku.7. Klarifikasi Pertanggungjawaban dan Tanggung Jawab (Clarification of Accountability and Responsibility)Anggota tim kesehatan harus dapat mempertanggungjawabkan dan bertanggung jawab atas hasil praktik yang diberikan kepada klien. Tanggung jawab ini dibutuhkan agar klien yakin bahwa kesejateraan mereka dilindungi dan bahwa tim bekerja menuju tujuan bersama.8. Kewajiban Perlindungan untuk Seluruh Anggota Tim (Liability Protection For All Members Of The Team)Semua anggota kolaborasi tim kesehatan harus memiliki perlindungan kewajiban profesional dan, atau asuransi cakupan yang memadai untuk mengakomodasi ruang lingkup praktik mereka dan peran masing-masing serta tanggung jawab dalam tim perawatan kolaboratif.9. Sumber Daya Manusia dan Infrastruktur yang Memadai (Sufficient Human Resources and Infrastructure)Janji untuk meningkatkan akses untuk merawat pasien pada saat kesehatan yang serius seringkali mengalami kekurangan sumber daya manusia. Pemerintah dan para pengambil keputusan harus terus meningkatkan upaya mereka untuk meningkatkan jumlah anggota tim kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan. 10. Pendanaan yang Cukup dan Pengaturan Pembayaran (Sufficient Payment and Payment Arrangement)Pendanaan dipergunakan untuk mendukung semua aspek pengembangan tim kesehatan. Semua model pemberian pelayanan kesehatan, termasuk tim kesehatan sendiri, harus memiliki akses ke sumber daya yang memadai dan tepat. Dalam hal ini termasuk pada, pendanaan untuk sumber daya kesehatan manusia, administrasi atau manajemen infrastruktur, perlindungan kewajiban, klinis dan tim atau pelatihan administrasi, dan teknologi informasi.11. Sistem Pendidikan yang Mendukung (Supportive Education System)Keberhasilan dalam kolaboratif tim kesehatan memerlukan komitmen terhadap pendidikan interprofessional dan bergantung pada sikap dan dukungan dari pendidik yang positif. Pendidikan diperlukan untuk memfasilitasi pemahaman lebih baik tentang peran potensial, tanggung jawab dan kemampuan profesi kesehatan, dengan tujuan keseluruhan membangun tim perawatan kesehatan yang lebih baik didirikan pada nilai saling menghormati dan kepercayaan.12. Penelitian dan Evaluasi (Research and Evaluation)Penelitian dan evaluasi diperlukan untuk menunjukkan manfaat dari pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tim kesehatan, untuk mendorong adopsi yang lebih besar oleh penyediaan dan untuk menarik investasi yang diperlukan oleh pemerintah. Sistem manajemen mutu harus dibangun ke dalam tim kesehatan untuk memastikan efisiensinya. Ukuran kualitas dari pelayanan kesehatan, efektivitas biaya klien dan kepuasan penyedia harus dievaluasi.

6. Mengapa kolaborasi tim kesehatan penting? Kaitkan dengan keselamatan pasien (patient safety)!Kolaborasi tim kesehatan banyak memberikan manfaat dalam pelaksanaannya, termaksud dalam bidang keselamtan pasien (patient safety), manfaat tersebut, sebagai berikut: Terdapat alokasi waktu untuk pasien berkonsultasi lebih lama, hal ini terjadi karena terjadinya komunikasi dan pembagian tugas antara anggota tim kesehatan; Perawatan pasien bersifat lebih berkualitas dan inovatif; Lebih ekonomis; dan Mengurangi tingkat morbiditas dan mortilitas.

7. Apa manfaat kolaborasi tim kesehatan?Dalam praktiknya kesehariannya kolaborasi tim kesehatan memberikan maanfaat bagi tim kerja mereka, manfaat tersebut adalah sebagai berikut: Dukungan dari segi emosional dan praktikal; Meningkatkan keadaan lingkungan kerja yang positif dan komperatif; Rendahnya tingkat stres tenaga kesehatan; Meningkatkan akses dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada klien; Meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan kesehatan yang akan diberikan; Meningkatkan koordinasi dan efisiensi pelayanan; Meningkatkan penyedia moral; dan Mengurangi kelelahan, beban, pekerjaan dalam profesi kesehatan.

8. Bagaimana cara membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan yang efektif?Kolaborasi tim kesehatan yang efektif dapat dilihat sebagai bentuk dari proses yang mempengaruhi hasil kerja sama tim, yang mencakup pelayanan kesehatan pada klien ditingkatkan dan kepuasan dari fasilitas yang ada. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membangun serta mempertahankan kolaborasi tim kesehatan yang efektif. Berikut akan dibahas cara untuk membangun dan mempertahankan kerja kolaborasi tim kesehatan yang efektif, adalah: Adanya hubungan personal, antara masing-masing individu; Berkolaborasi dengan anggota tim; Mempertahankan fokus yang berpusat pada pemberiaan pelayanan kesehatan pada klien; Memahami dan menghormati peran dan keterampilan masing-masing antar anggota didalam tim; Mendengarkan dan menghargai masukan dari anggota tim dalam pemberiaan pelayanan kesehatan kepada klien; Berkomunikasi secara efektif dengan semua anggota tim; Meningkatkan kolaborasi intraprofessional dalam pengobatan dan kolaborasi interprofessional dengan provider lainnya; Memberikan kepemimpinan dalam evolusi pelayanan kesehatan kolaboratif di semua tingkat; Mendorong pertumbuhan pribadi dari anggota didalam tim; Saling berbagi pengetahuan serta pengalaman antara masing-masing tim; Memahami kompetensi masing-masing agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses pelayanan yang akan diberikan; Mencari waktu luang untuk melaksanakan diskusi; Saling percaya; Saling mendukung dan menghormati; Melakukan evaluasi secara berkala; Mengklarifikasi mengenai pekerjaan masing-masing; dan Memiliki padangan yang sama agar memudahkan dalam pencapaian tujuan.

9. Jelaskan secara singkat sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, terutama bagian subsistem upaya kesehatan. Berikan contoh kolaborasi tim kesehatan yang dapat dilakukan di pelayanan kesehatan tingkat pertama/primer!

Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, menganut Sistem Kesehatan Nasional yang biasa disingkat dengan SKN, yaitu suatu sistem yang mengumpulkan berbagai upaya bangsa Indonesia, secara terpadu dan saling mendukung, dengan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945. Terdapat beberapa subsistem didalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), salah satunya yaitu subsistem upaya kesehatan, yang memiliki pengertian sebagai tatanan atau aturan yang mengimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) secara terpadu dan saling mendukung, dengan tujuan untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Prinsip-prinsip dalam upaya kesehatan UKM dilakukan oleh pemerintah dengan peran aktif dari masyarakat, UKP dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan juga dunia usaha.Berikut ini adalah gambar yang akan menjelaskan mengenai subsistem upaya kesehatan yang bersumber dari https://staff.blog.ui.ac.id/r-suti/files/2012/04/sik2_skn.pdf

Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga tingakatan, yang ketiganya terbagi dalam pelayanan dasar yang dilakukan di puskesmas dan pelayanan rujukan yang dilakukan di rumah sakit. Tiga tingkatan dari pelayanan kesehatan tersebut, yaitu:1. Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama) Dilakukan atau dilaksanakan oleh masyarakat yang memiliki masalah kesehatan yang ringan atau dilakukan oleh masyarakat yang sehat tetapi ingin mendapatkan peningkatan kesehatan, agar kondisi kesehatannya menjadi optimal dan sejahtera, sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan dapat disebut dengan pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan pada tingkat pertama ini dapat dilakukan oleh puskesmas atau balai kesehatan masyarakat. Contoh kolaborasi tim kesehatan dalam tingkat pertama atau primer dapat dilihat, ketika seorang dokter dengan seorang perawat berkolaborasi dengan baik dalam hal menangani klien yang sedang sakit dan dokter berkolaborasi dengan apoteker mengenai resep obat generic agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat kepada klien.

2. Secondary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)Pelayanan kesehatan ini dilakukan bagi masyarakat atau klien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama. Pelayanan kesehatan pada tingkat dua ini dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia tenaga spesialis atau sejenisnya.

3. Tertiary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga). Pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan tertinggi, dimana tingkat pelayanan ini terjadi karena sudah tidak lagi membutuhkan pelayanan kesehatan pada tingkat pertama dan kedua. Pelayanan kesehatan pada tingkat ini membutuhkan tenaga kesehatan yang ahli atau subspesialis dan sebagai rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A atau tipe B. Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 71 tahun 2013 yang menyatakan, Sistem rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.

Daftar PusakaBorril C, West, M. (2001). How Good is Your Team? A Guide for Team Members. Canadian Medical Association. Putting patient first: patient-centered collaborative care, a discussion paper. 2007World Health Organization. Patient safety curriculum guide for medical schools. France: WHO Press; 2009Agency of Healthcare Research and Quality. Pocket Guide TeamSTEPPS, strategies & tools to enhance performance and patient safety. 2008University of Manitoba. Interprofessional practice education in clinical settings. Immersion Learning Activities; 2011Family Health Team. (2005). Guide to collaborative team practice. Ontario.Ppjk.depkes.go.id. 2014.Pemberi Pelayanan Kesehatan JPKM. [online] Available at: http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=47&Itemid=68 [Accessed: 14 Feb 2015].A. Aziz Alimul Hidayat. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Ed. 2. [Tidak dipublikasi]: [Tidak dipublikasi].

Achadi Anhari. (2009). Sekilas tentang: Sistem Kesehatan Indonesia. Februari. 31 hlm. https://staff.blog.ui.ac.id/r-suti/files/2012/04/sik2_skn.pdf , 16 Februari 2015, pk. 20.00.