31
PENTINGNYA BELA NEGARA MAKALAH Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2014-2015 Disusun oleh: Poppy Indah Sari (13013002) Marchellinus Demas (13013013) Firanza Fadilla (13013027) Ivan Putera (13013090) Permata Adinda P. (13013074) Farah Fadhilah N. (13413036) Mohamad Rifai (13413099) Dede Rukmana (15511056)

Bela Negara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: Bela Negara

PENTINGNYA BELA NEGARA

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraanpada Semester Ganjil Tahun Akademik 2014-2015

Disusun oleh:

Poppy Indah Sari (13013002)

Marchellinus Demas (13013013)

Firanza Fadilla (13013027)

Ivan Putera (13013090)

Permata Adinda P. (13013074)

Farah Fadhilah N. (13413036)

Mohamad Rifai (13413099)

Dede Rukmana (15511056)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2014

Page 2: Bela Negara

PRAKATA

Alhamdulillah, makalah yang berjudul “Pentingnya Bela Negara” ini telah rampung.

Makalah ini dibuat untuk menuntaskan tugas dari mata kuliah Kewarganegaraan sekaligus

untuk membantu kami mempelajari topik yang sedang dibahas. Akhirnya, kami memutuskan

untuk merangkum pembahasan teori, contoh dalam kehidupan nyata, realisasi teori, dan

penyelesaian masalah ke dalam makalah ini.

Setelah makalah ini selesai, kami harap dengan bertambahnya pengertian kami

terhadap pentingnya bela negara, kami dapat membantu mengembangkan negara ini menjadi

lebih baik di masa depan. Kami pun berharap agar makalah ini dapat memberi kami nilai

yang baik pada mata kuliah Kewarganegaraan di semester ganjil tahun ajaran 2014-2015 ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan saran dari pembaca untuk perbaikan atau

penyempurnaan makalah ini.

Bandung, 27 November 2014

Penulis

Page 3: Bela Negara

DAFTAR ISI

PRAKATA .......................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Batasan Masalah............................................................................................ 1

1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.4 Tujuan ........................................................................................................... 2

1.5 Skematika Penulisan...................................................................................... 2

BAB II PENTINGNYA BELA NEGARA

2.1 Pengertian dan Ladasan Bela Negara.......................................................... 3

2.2 Unsur-Unsur Bela Negara............................................................................5

2.3 Dasar Hukum............................................................................................... 10

2.4 Wujud Bela Negara......................................................................................11

2.5 Alasan Bela Negara......................................................................................14

2.6 Bentuk Bela Negara..................................................................................... 16

2.7 Ancaman ..................................................................................................... 17

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan ...................................................................................................... 18

3.2 Saran ............................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19

Page 4: Bela Negara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang memiliki jumlah manusianya yang

besar. Bangsa Indonesia tidak hanya terdiri dari satu jenis suku saja, melainkan dari

berbagai macam suku atau etnik yang tersebar di seluruh nusantara. Untuk menjaga

keutuhan dan eksistensi bangsa Indonesia tentu bukanlah hal yang mudah. Perlu adanya

usaha untuk menciptakaan suatu persatuan dan kesatuan, dan juga harus dilakukan

bersama secara keseluruhan.

Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa harus ada upaya konkrit dari

setiap individu bangsa Indonesia. Semua harus berperan aktif dalam menjaga

keeksistensian bangsa ini di dunia ini. Banyaknya ancaman yang datang dari pengaruh

global saat ini sudah sangat mengkhawatirkan kondisi keutuhan rasa persatuan dan

kesatuan bangsa Indonesia. Ancaman datang tidak hanya berupa fisik seperti serangan

dari negara lain, melainkan juga non-fisik, seperti pengaruh budaya, gaya hidup,

perekonomian, lingkungan, teknologi, dan masih banyak lagi. Bahkan ancaman berupa

non-fisik tersebutlah yang sangat berbahaya, karena kedatangannya yang sulit dideteksi

dan dapat dengan mudah mempengaruhi suatu bangsa.

Untuk mencegah itu semua, perlu adanya pendidikan mengenai upaya bela

negara. Bela negara yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki dan rasa bangga

menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Berjuang bersama mengantarkan bangsa

Indonesia menuju kasta tertinggi di peradaban dunia sehingga menjadi sebuah bangsa

yang disegani di dunia. Tentu untuk mencapai ke sana bukanlah hal yang serta merta

dapat terjadi. Perlu adanya keharmonisan dalam hidup bernegara sehingga dapat

mencapai tujuan bersama lebih cepat. Oleh karena itu, sudah sepatutnya setiap bagian

dari bangsa Indonesia memiliki kewajiban untuk bersama-sama membela negara

Indonesia.

1.2 Batasan Masalah

Apa saja yang menjadi ancaman persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia?

Apa yang harus dilakukan bangsa Indonesia untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa?

Bagaimana menumbuhkan dan mewujudkan rasa pembelaan negara pada tiap individu bangsa Indonesia

Page 5: Bela Negara

1.3 Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, masalah dibatasi pada bagian bagaimana setiap

individu bangsa indonesia menumbuhkan dan mewujudkan dari rasa pembelaan negara

agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap utuh.

1.4 Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran akan

pentingnya bela negara demi eksistensi suatu bangsa dapat dipertahankan. Selain itu,

tujuannya adalah agar dapat lebih memahami dan mengetahui ancaman apa saja yang

mungkin diterima suatu bangsa dan bagaimana cara menangkal ancaman tersebut.

1.5 Skematika Penulisan

Makalah ini disusun dengan menggunakan studi literatur yang didapat via

browsing internet tentang pembahasan materi yang bersesuaian dengan topik makalah.

Page 6: Bela Negara

BAB II

PENTINGNYA BELA NEGARA

2.1 Pengertian dan Ladasan Bela Negara

Definisi bela negara secara umum adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Sedangkan definisi wajib yaitu sesuatu yang harus dilakukan untuk mendapatkan hak.

Bela negara di Indonesia dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

Landasan hukum bela negara terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

1. Landasan Idiil

Landasan idiil adalah landasan yang menjadi ideologi suatu bangsa. Landasan idiil

Indonesia adalah Pancasila. Pancasila mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa

dan bernegara, termasuk mengenai bela negara.

2. Landasan Konstitusional

Landasan konstitusional Indonesia adalah UUD 1945. Di dalam UUD 1945 telah

dijelaskan mengenai bela negara yaitu sebagai berikut.

a. UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3) :

”Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan

negara.”

b. UUD  1945 Pasal 30 Ayat (1) dan (2) :

”Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

keamanan negara.”

“Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan

dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian

Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai

kekuatan pendukung. “

Page 7: Bela Negara

3. Landasan Operasional

Landasan operasional adalah suatu konsep dasar tujuan pengelolaan secara

menyeluruh. Untuk aspek bela negara telah diatur oleh Undang-Undang No.3 Tahun

2002 tentang Pertahanan Negara. Berikut ini adalah isi dari Pasal 9 yaitu sebagai

berikut.

Pasal 9 Ayat (1) :

”Setiap Warga Negara Berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Bela Negara

yang diwujudkan dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara”.

Pasal 9 Ayat (2) :

”Keikutsertaan warga Negara dalam upaya bela Negara dimaksud ayat (1)

diselenggarakan melalui Pendidikan Kewarganegaraan, pelatihan dasar

kemiliteran, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan

pengabdian sesuai dengan profesi.”

2.2 Unsur-Unsur Bela Negara

Bela negara memiliki lima unsur dasar, yang meliputi: cinta tanah air, kesadaran

berbangsa dan bernegara, meyakini pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban

bagi bangsa dan negara, dan memiliki kemampuan awal bela negara.

Unsur yang pertama adalah cinta tanah air. Sikap ini sudah menjadi keharusan

yang mendasari perasaan setiap pemuda untuk memelihara sikap bangga dan cinta

terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Cinta tanah air dapat dilaksanakan

dalam beberapa bentuk pelaksanaan, beberapa contohnya adalah mengenal, memahami,

dan mencintai wilayah nasional, menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang

wilayah Indonesia, melestarikan dan mencintai lingkungan hidup, memberi kontribusi

pada kemajuan bangsa dan negara, dan menjaga nama baik bangsa dan negara

Indonesia.

Unsur yang kedua adalah kesadaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

yang harus dimiliki setiap warga negara. Hal ini dapat diwujud nyatakan dalam sikap

dan tingkah laku ita sebagai warga negara di lingkungan masing-masing. Apa yang kita

dilakukan harus sejalan dengan cita-cita dan tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Beberapa bentuk pelaksanaan kesadaran berbangsa dan bernegara adalah dengan

Page 8: Bela Negara

membina kerukunan serta persatuan dan kesatuan mulai dari keluarga sebagai

lingkungan terkecil, mencintai budaya bangsa dan produk dalam negeri, menjalankan

hak dan kewajiban sesuai peraturan perundang-undangan, dan mengutamakan

kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga, dan golongan. Bentuk

pelaksaan lainnya adalah dengan mengakui, menghargai, dan menghormati bendera

merah putih, lambang negara, dan lagu Indonesia Raya.

Unsur ketiga adalah mengamalkam pancasila sebagai ideologi dan falsafah

negara. Dengan demikian, kita selaku warga negara Indonesia menjadikan pancasila

sebagai pondasi hidup berbangsa yang beraneka ragam. Semua dipadukan dalam

bingkai kehidupan yang penuh toleransi dan saling menghargai perbedaan. Bentuk

pelaksanaan pengamalan pancasila adalah dengan memahami hakikat atau nilai dalam

pancasila, melaksanakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan pancasila

sebagai pemersatu bangsa dan negara, dan juga yakin pada kebenaran pancasila sebagai

ideologi negara.

Unsur keempat adalah sikap rela berkorban bagi bangsa dan negara. Sikap rela

berkorban ini ini dapat dinyatakan dengan selalu mengutamakan kepentingan umum

diatas kepentingan pribadi atau kelompok. Kepentingan bangsa dan negara harus

ditempatkan pada posisi yang pertama Bentuk pelaksaan sikap rela berkorban bagi

bangsa dan negara adalah Bersedia mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

kemajuan bangsa dan negara, siap mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa

dan negara dari berbagai ancaman, turut serta aktif dalam pembangunan negara, serta

selalu siap sedia membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan.

Unsur yang terakhir adalah kita sebagai warga negara Indonesia dituntut untuk

memiliki kemampuan awal bela negara. Dalam unsur ini dapat disimpulkan bahwa

secara psikis masyarakat harus punya rasa disiplin dalam hidup sehari-hari. Masyarakat

Indoensia, terlebih para pemuda Indonesia, diharapkan selalu ulet, bekerja keras,

senantiasa menaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan juga untuk

selalu percaya dengan kemampuan diri sendiri. Dalam pelaksanaannya, setiap warga

negara secara psikis memiliki kecerdasan emosional, spiritual dan intelegensia,

senantiasa memelihara jiwa dan raganya, serta memiliki sifat disiplin, ulet, kerja keras,

dan tahan uji. Kemudian, setiap warga negara dituntut secara fisik untuk memiliki

kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani untuk mendukung kemampuan awal secara

psikis dengan cara gemar berolahraga dan senantiasa menjaga kesehatan pribadi.

Page 9: Bela Negara

2.3 Dasar Hukum

Penjelasan mengenai bela negara dari UUD 1945 dan Undang-Undang No.3

Tahun 2002 secara langsung telah menjadi dasar hukum dalam hal bela negara. Selain

itu, pelaksanaan bela negara juga memiliki dasar hukum lainnya yaitu sebagai berikut:

Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang Konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan

Nasional.

Undang-Undang No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Pasal 6B :

”Setiap Warga Negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara, sesuai

dengan ketentuan yang berlaku”.

Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI.

Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI

Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

2.4 Wujud Bela Negara

Membela negara tidak harus dalam bentuk perang tetapi bisa diwujudkan dengan

cara lain seperti:

1. Mengikuti kegiatan ekstraklurikuler seperti Paskibra, PMR dan Pramuka.

2. Mengikuti Pendidikan Kewarganegaraan

Sebagai pelajar, belajar tentang kewarganegaraan akan mempersiapkan kita untuk

mempertahankan NKRI. Karena di dalam Pendidikan Kewarganegaraan, fokusnya

pada pembentukan diri yang berarti dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia,

dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan

berkualitas seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam

pendidikan Kewarganegaraan, siswa disiapkan untuk berpikir secara kritis,

rasional, dan kreatif serta menanggapi isu kewarganegaraan, bertindak secara

bertanggung jawab dalam setiap kegiatan bermasyarakat, berkembang secara

positif untuk membentuk kualitas masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama

dengan bangsa lain, dan berinteraksi dengan bangsa lain di dunia, baik secara

langsung maupun secara tidak langsung

3. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling).

4. Pelatihan Dasar Militer

Page 10: Bela Negara

Pelatihan militer adalah usaha untuk membantu TNI dan Polri dalam menjaga

keamanan dan ketertiban negara. Meskipun penjaga keamanan dan ketertiban

merupakan tugas utama TNI dan Polri. Tetapi tugas menjaga keamanan dan

ketertiban adalah tugas semua warga negara.

5. Mengabdikan Diri sebagai Prajurit TNI dan Polri

6. Ikut serta membantu korban bencana di dalam Negara

7. Melestarikan budaya

Sebagai warna negara yang ingin membela negara, kita harus melestarikan budaya

kita sendiri agar tidak terlupakan atau malah diklaim oleh negara lain. Dengan

melestarikan budaya, kita sudah membela negara kita agar tidak miskin budaya.

Melestarikan budaya dapat dilakukan dalam bentuk yang paling sederhana

contohnya memakai batik.

8. Belajar dengan rajin bagi para pelajar

9. Belajar dengan rajin agar dapat memajukan negara merupakan wujud bela negara

yang dapat dilakukan oleh para pelajar. Jika negara kita tertinggal dari negara-

negara lain, maka negara kita dapat diremehkan. Untuk itu para pelajar belajar

dengan rajin untuk memajukan negara agar tidak tertinggal dengan bangsa lain.

10. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara

2.5 Alasan Bela Negara

Alasan usaha pembelaan negara penting dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia

a. Fungsi Pertahanan (untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman)

Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup

bangsanya tetap terpelihara. Tentunya untuk mempertahankan negara sikap dan

perilaku setiap warga sangat menentukan, jika warga negara bersifat aktif dan

peduli terhadap kemajuan bangsanya, maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap

terpelihara.

b. Untuk menjaga keutuhan wilayah negara

c. Sejarah perjuangan bangsa (merupakan panggilan sejarah)

Kemerdekaan Indonesia diperoleh bukanlah sebagai hadiah atau pemberian dari

negara lain, tetapi merupakan hasil perjuangan yang panjang dan mengorbankan

harta dan jiwa. Oleh karena itu, setiap warga negara wajib ikut serta membela

negara

Page 11: Bela Negara

d. Aspek hukum (merupakan kewajiban setiap warga negara)

Dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 3 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak

dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Kata wajib sebagaimana

terdapat dalam UUD 45 mengandung makna bahwa negara dapat memaksa warga

negara untuk ikut dalam pembelaan negara.

Menurut Budiardjo (1978:46), setiap negara menyelenggarakan beberapa fungsi

minimum yang mutlak perlu, yaitu:

Melaksanakan penertiban (law and order)

Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam

masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban atau bertindak

sebagai stabilisator.

Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya

Fungsi pertahanan

Menegakkan kealan

Dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.

Fungsi negara berkaitan dengan usaha pembelaan negara, terutama fungsi pertahanan

negara, yang ditegaskan dalam UU no. 3 tahun 2003 "Setiap warga negara berhak dan

wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan

pertahanan negara." (pasal 9 ayat 1).

Menurut Konvensi Montevideo (1933), suatu negara harus mempunyai unsur-unsur:

penduduk yang tetap

wilayah tertentu

pemerintah

kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain

Dalam kaitannya dengan upaya pembelaan negara, salah satu sasaran yang penting dan

mesti dibela oleh pemerintah dan setiap warga negara adalah wilayah negara. Wilayah

negara merupakan wadah, alat, dan kondisi juang bagi berlangsungnya

penyelenggaraan upaya pembelaan negara.

Page 12: Bela Negara

2.6 Bentuk Bela Negara

Bela negara terbagi jadi 2, fisik dan nonfisik. Bela negara dalam bentuk fisik dapat diartikan sebagai membela negara dalam bentuk militer, misalnya usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut. Sedangkan bela negara dalam bentuk non fisik dapat berupa upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.

Landasan konsep dari kewajiban bela negara ini adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat ertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara seperti Israel, Iran dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi warganya yang memenuhi syarat. Sedangkan sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan wajib militer dari warganya, kecuali jika suatu waktu negara tersebut dihadapkan pada krisis perekrutan selama masa perang.

2.7 Ancaman

Pengertian ancaman yaitu setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun

luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara

dan keselamatan segenap bangsa. Secara garis besar ancaman dapat dibagi dua yaitu

ancaman militer dan nonmiliter.

2.7.1 Ancaman Militer

Ancaman militer yaitu ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang

terorganisir yang dinilai dapat mengancam kedaulatan negara. Contoh bentuk

ancaman militer yaitu:

Spionase

Spionase (pengintaian, memata-matai dari bahasa Perancis

espionnage) adalah suatu praktik untuk mengumpulkan informasi

mengenai sebuah organisasi atau lembaga yang dianggap rahasia tanpa

mendapatkan izin dari pemilik yang sah dari informasi tersebut. Yang

membedakan spionase dengan bentuk pengumpulan informasi intelijen

lainnya adalah bahwa spionase bisa mengumpulkan informasi dengan

mengakses tempat di mana informasi tersebut disimpan atau orang yang

mengetahui mengenai informasi tersebut dan akan membocorkannya

melalui berbagai dalih.

Page 13: Bela Negara

Contoh kasus spionase yang pernah terjadi di Indonesia yaitu kasus

penyadapan yang dilakukan pihak Australia. Dinas intelijen Australia

pernah berupaya menyadap telepon seluler Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono dan istrinya, Ani Yudhoyono. Informasi ini terungkap dalam

dokumen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) yang

dibocorkan Edward Snowden. Sasaran lain penyadapan adalah Wakil

Presiden Boediono serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta

Rajasa dan mantan Duta Besar Indonesia buat Amerika Dino Patti Djalal.

Dokumen berupa bahan presentasi bertajuk sangat rahasia ini milik

Departemen Pertahanan Australia dan Badan Intelijen Australia (DSD).

Sabotase

Sabotase adalah tindakan pengrusakan yang dilakukan secara

terencana, disengaja dan tersembunyi terhadap peralatan, personel dan

aktivitas dari bidang sasaran yang ingin dihancurkan yang berada di

tengah-tengah masyarakat, kehancuran harus menimbulkan efek

psikologis yang besar.

Aksi teror bersenjata

Aksi teror bersenjata dilakukan oleh jaringan terorisme internasional

atau yang bekerjasama dengan terorisme dalam negeri atau luar negeri

yang bereskalasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara,

keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Aksi terorisme pada

prinsipnya adalah suatu tindak pidana kriminal tetapi memiliki sifat yang

khusus, yaitu memiliki ciri-ciri, bergerak dalam kelompok, anggotanya

memiliki militansi tinggi, beroperasi di bawah tanah (rahasia),

menggunakan perangkat/senjata yang canggih dan mematikan serta

umumnya terkait dalam jaringan internasional.

Agresi

Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain

terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap

bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara:

Page 14: Bela Negara

1. Invasi berupa serangan kekuatan bersenjata negara musuh, misalnya

Invasi Teluk Babi.

2. Bombardemen berupa penggunaan senjata/bom yang dilakukan oleh

musuh melalui angkatan udara.

3. Blokade terhadap pelabuhan, pantai, wilayah udara.

4. Serangan unsur Angkatan Bersenjata yang berada dalam wilayah

negara dimana tindakan atau keberadaannya bertentangan dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

5. Tindakan yang mengizinkan penggunaan wilayahnya sebagai daerah

persiapan Agresi.

6. Pengiriman kelompok bersenjata untuk melakukan tindakan kekerasan.

Pelanggaran wilayah

Pelanggaran wilayah merupakan suatu tindakan memasuki wilayah

tanpa izin, baik oleh pesawat terbang tempur maupun kapal-kapal perang

Pemberontakan bersenjata

Pemberontakan, dalam pengertian umum, adalah penolakan terhadap

otoritas. Pemberontakan dapat timbul dalam berbagai bentuk, mulai dari

pembangkangan sipil (civil disobedience) hingga kekerasan terorganisir

yang berupaya meruntuhkan otoritas yang ada. Istilah ini sering pula

digunakan untuk merujuk pada perlawanan bersenjata terhadap pemerintah

yang berkuasa, tapi dapat pula merujuk pada gerakan perlawanan tanpa

kekerasan. Orang-orang yang terlibat dalam suatu pemberontakan disebut

sebagai "pemberontak".

Contoh kasus pemberontakan bersenjata di Indonesia yaitu

Pemberontakan Republik Maluku (25 April 1950),Pemberontakan Partai

Komunis Indonesia (PKI) di Madiun 1948, Pemberontakan di Aceh

dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk memperoleh

kemerdekaan dari Indonesia antara tahun 1976 hingga tahun 2005.

Page 15: Bela Negara

Perang saudara

Perang Saudara merujuk kepada suatu jenis perang di mana bukan dua

atau lebih negara yang menjadi kubu yang berlawanan namun beberapa

faksi di dalam sebuah entitas politik. Di Indonesia sendiri belum pernah

terjadi perang saudara.

2.7.2 Ancaman nonmiliter

Ancaman nonmiliter yaitu Ancaman yang mengganggu sendi-sendi kehidupan

berbangsa dan bernegara.

Contoh bentuk ancaman nonmliter yaitu :

Aksi radikalisme

Radikalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya

perubahan/pergantian terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke

akarnya, jika perlu dilakukan dengan menggunakan cara-cara kekerasan.

Atau menginginkan adanya perubahan total terhadap suatu kondisi atau

semua aspek kehidupan masyarakat.

Konflik komunal

Konflik komunal adalah terjadinya pergeseran nilai dan disintegrasi

norma yang kecenderungan membangkitkan disharmoni (tidak

Kesesuaian) sehingga mengarah ke kegiatan dihedritasinya (alih fungsi)

kepercayaan kepada identitas komunal. Identitas kelompok, etnisitas

bangsa, Identitas sosial budaya, identitas kepercayaan dan simbul-simbul

orang tertentu yang menjalankan arah kebijakan yang dianggap flesibelitas

sehingga sering menyebabkan retaknya hubungan antar komunal di

masyarakat. Faktanya etnisitas oleh kelompok tertentu terkadang dengan

sadar menjalankan kebijakan yang dianggap benar namun pada kenyataan

terjerumus kepada kebenaran yang semu dan Nisby (kebenaran relative).

Terorisme

Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan

membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda

dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan

Page 16: Bela Negara

seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa

yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.

Gerakan separatis

Separatisme politis adalah suatu gerakan untuk mendapatkan

kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia

(biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama

lain (atau suatu negara lain). Istilah ini biasanya tidak diterima para

kelompok separatis sendiri karena mereka menganggapnya kasar, dan

memilih istilah yang lebih netral sepertideterminasi diri. Contoh gerakan

separatisme di Indonesia modern adalah:

1. Republik Maluku Selatan

2. Gerakan Aceh Merdeka

3. Organisasi Papua Merdeka

Kejahatan lintas Negara

Kata "lintas negara" menjelaskan sebuah kejahatan yang bukan hanya

internasional (yaitu kejahatan yang melewati batas antar negara), tetapi

kejahatan yang dari sifatnya melibatkan lintas perbatasan sebagai bagian

penting dari kegiatan kejahatan mereka.  Kejahatan Lintas Negara juga

termasuk kejahatan yang terjadi di satu negara, namun akibatnya sangat

berpengaruh terhadap negara lain.

Bencana alam

Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan

dampak besar bagi populasi manusia.[1] Peristiwa alam dapat berupa

banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai

salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun,

tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit

Page 17: Bela Negara

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Simpulan dari pembuatan makalah ini adalah kita lebih tau tentang arti Bela

Negara, mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama

menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap

dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.

Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan

mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat

didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara

meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara,

menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan

bangsa dan negara.

Guna menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia dan kelangsungan

hidup bangsa dan negara, maka sumber daya manusia menjadi titik sentral yang perlu

dibina dan dikembangkan sebagai potensi bangsa yang mampu melaksanakan

pembangunan maupun mengatasi segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan

gangguan (ATHG) yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

3.2 Saran

Penulis hanya bisa menyarankan semoga para pembaca lebih bisa memahami

kenapa kita harus membela Negara kita ini dan janganlah sekali-kali menodai tanah

kelahiran kita ini dengan perbuatan yang tidak baik, karena tercela satu bernoda semua.

Hati-hati pula dengan gerakan pendirian negara di dalam negara yang ingin

membangun negara islam di dalam Negara Indonesia dengan cara membangun

keanggotaan dengan sistem mirip MLM dan mendoktrin anggota hingga mereka mau

melakukan berbagai tindak kejahatan di luar ajaran agama islam demi uang. Jika

menemukan gerakan semacam ini laporkan saja ke pihak yang berwajib dan jangan

takut dengan ancaman apapun.

Page 18: Bela Negara

DAFTAR PUSTAKA

http://krsmwn.blogspot.com/2013/07/unsur-dasar-bela-negara.html

Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30

http://alorkab.go.id/jdih/jdih/index.php?

option=com_content&task=view&id=166&Itemid=1

Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30

http://cenya95.wordpress.com/2009/02/07/diklat-bela-negara/

Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30

http://id.wikipedia.org/wiki/Bela_negara

Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30

http://brainly.co.id/

Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30

http://yunitapratiwidotme.wordpress.com/

Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30

http://www.dpr.go.id/

Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30

http://utarikusuma.wordpress.com/

Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30