Upload
vania-sonelfvipcassieshawol
View
35
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
a
Citation preview
PENTINGNYA BELA NEGARA
MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraanpada Semester Ganjil Tahun Akademik 2014-2015
Disusun oleh:
Poppy Indah Sari (13013002)
Marchellinus Demas (13013013)
Firanza Fadilla (13013027)
Ivan Putera (13013090)
Permata Adinda P. (13013074)
Farah Fadhilah N. (13413036)
Mohamad Rifai (13413099)
Dede Rukmana (15511056)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
PRAKATA
Alhamdulillah, makalah yang berjudul “Pentingnya Bela Negara” ini telah rampung.
Makalah ini dibuat untuk menuntaskan tugas dari mata kuliah Kewarganegaraan sekaligus
untuk membantu kami mempelajari topik yang sedang dibahas. Akhirnya, kami memutuskan
untuk merangkum pembahasan teori, contoh dalam kehidupan nyata, realisasi teori, dan
penyelesaian masalah ke dalam makalah ini.
Setelah makalah ini selesai, kami harap dengan bertambahnya pengertian kami
terhadap pentingnya bela negara, kami dapat membantu mengembangkan negara ini menjadi
lebih baik di masa depan. Kami pun berharap agar makalah ini dapat memberi kami nilai
yang baik pada mata kuliah Kewarganegaraan di semester ganjil tahun ajaran 2014-2015 ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan saran dari pembaca untuk perbaikan atau
penyempurnaan makalah ini.
Bandung, 27 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
PRAKATA .......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah............................................................................................ 1
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.4 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.5 Skematika Penulisan...................................................................................... 2
BAB II PENTINGNYA BELA NEGARA
2.1 Pengertian dan Ladasan Bela Negara.......................................................... 3
2.2 Unsur-Unsur Bela Negara............................................................................5
2.3 Dasar Hukum............................................................................................... 10
2.4 Wujud Bela Negara......................................................................................11
2.5 Alasan Bela Negara......................................................................................14
2.6 Bentuk Bela Negara..................................................................................... 16
2.7 Ancaman ..................................................................................................... 17
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan ...................................................................................................... 18
3.2 Saran ............................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang memiliki jumlah manusianya yang
besar. Bangsa Indonesia tidak hanya terdiri dari satu jenis suku saja, melainkan dari
berbagai macam suku atau etnik yang tersebar di seluruh nusantara. Untuk menjaga
keutuhan dan eksistensi bangsa Indonesia tentu bukanlah hal yang mudah. Perlu adanya
usaha untuk menciptakaan suatu persatuan dan kesatuan, dan juga harus dilakukan
bersama secara keseluruhan.
Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa harus ada upaya konkrit dari
setiap individu bangsa Indonesia. Semua harus berperan aktif dalam menjaga
keeksistensian bangsa ini di dunia ini. Banyaknya ancaman yang datang dari pengaruh
global saat ini sudah sangat mengkhawatirkan kondisi keutuhan rasa persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Ancaman datang tidak hanya berupa fisik seperti serangan
dari negara lain, melainkan juga non-fisik, seperti pengaruh budaya, gaya hidup,
perekonomian, lingkungan, teknologi, dan masih banyak lagi. Bahkan ancaman berupa
non-fisik tersebutlah yang sangat berbahaya, karena kedatangannya yang sulit dideteksi
dan dapat dengan mudah mempengaruhi suatu bangsa.
Untuk mencegah itu semua, perlu adanya pendidikan mengenai upaya bela
negara. Bela negara yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki dan rasa bangga
menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Berjuang bersama mengantarkan bangsa
Indonesia menuju kasta tertinggi di peradaban dunia sehingga menjadi sebuah bangsa
yang disegani di dunia. Tentu untuk mencapai ke sana bukanlah hal yang serta merta
dapat terjadi. Perlu adanya keharmonisan dalam hidup bernegara sehingga dapat
mencapai tujuan bersama lebih cepat. Oleh karena itu, sudah sepatutnya setiap bagian
dari bangsa Indonesia memiliki kewajiban untuk bersama-sama membela negara
Indonesia.
1.2 Batasan Masalah
Apa saja yang menjadi ancaman persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia?
Apa yang harus dilakukan bangsa Indonesia untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa?
Bagaimana menumbuhkan dan mewujudkan rasa pembelaan negara pada tiap individu bangsa Indonesia
1.3 Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, masalah dibatasi pada bagian bagaimana setiap
individu bangsa indonesia menumbuhkan dan mewujudkan dari rasa pembelaan negara
agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap utuh.
1.4 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya bela negara demi eksistensi suatu bangsa dapat dipertahankan. Selain itu,
tujuannya adalah agar dapat lebih memahami dan mengetahui ancaman apa saja yang
mungkin diterima suatu bangsa dan bagaimana cara menangkal ancaman tersebut.
1.5 Skematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan studi literatur yang didapat via
browsing internet tentang pembahasan materi yang bersesuaian dengan topik makalah.
BAB II
PENTINGNYA BELA NEGARA
2.1 Pengertian dan Ladasan Bela Negara
Definisi bela negara secara umum adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Sedangkan definisi wajib yaitu sesuatu yang harus dilakukan untuk mendapatkan hak.
Bela negara di Indonesia dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Landasan hukum bela negara terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Landasan Idiil
Landasan idiil adalah landasan yang menjadi ideologi suatu bangsa. Landasan idiil
Indonesia adalah Pancasila. Pancasila mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara, termasuk mengenai bela negara.
2. Landasan Konstitusional
Landasan konstitusional Indonesia adalah UUD 1945. Di dalam UUD 1945 telah
dijelaskan mengenai bela negara yaitu sebagai berikut.
a. UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3) :
”Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.”
b. UUD 1945 Pasal 30 Ayat (1) dan (2) :
”Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.”
“Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai
kekuatan pendukung. “
3. Landasan Operasional
Landasan operasional adalah suatu konsep dasar tujuan pengelolaan secara
menyeluruh. Untuk aspek bela negara telah diatur oleh Undang-Undang No.3 Tahun
2002 tentang Pertahanan Negara. Berikut ini adalah isi dari Pasal 9 yaitu sebagai
berikut.
Pasal 9 Ayat (1) :
”Setiap Warga Negara Berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Bela Negara
yang diwujudkan dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara”.
Pasal 9 Ayat (2) :
”Keikutsertaan warga Negara dalam upaya bela Negara dimaksud ayat (1)
diselenggarakan melalui Pendidikan Kewarganegaraan, pelatihan dasar
kemiliteran, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan
pengabdian sesuai dengan profesi.”
2.2 Unsur-Unsur Bela Negara
Bela negara memiliki lima unsur dasar, yang meliputi: cinta tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara, meyakini pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban
bagi bangsa dan negara, dan memiliki kemampuan awal bela negara.
Unsur yang pertama adalah cinta tanah air. Sikap ini sudah menjadi keharusan
yang mendasari perasaan setiap pemuda untuk memelihara sikap bangga dan cinta
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Cinta tanah air dapat dilaksanakan
dalam beberapa bentuk pelaksanaan, beberapa contohnya adalah mengenal, memahami,
dan mencintai wilayah nasional, menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang
wilayah Indonesia, melestarikan dan mencintai lingkungan hidup, memberi kontribusi
pada kemajuan bangsa dan negara, dan menjaga nama baik bangsa dan negara
Indonesia.
Unsur yang kedua adalah kesadaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
yang harus dimiliki setiap warga negara. Hal ini dapat diwujud nyatakan dalam sikap
dan tingkah laku ita sebagai warga negara di lingkungan masing-masing. Apa yang kita
dilakukan harus sejalan dengan cita-cita dan tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Beberapa bentuk pelaksanaan kesadaran berbangsa dan bernegara adalah dengan
membina kerukunan serta persatuan dan kesatuan mulai dari keluarga sebagai
lingkungan terkecil, mencintai budaya bangsa dan produk dalam negeri, menjalankan
hak dan kewajiban sesuai peraturan perundang-undangan, dan mengutamakan
kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga, dan golongan. Bentuk
pelaksaan lainnya adalah dengan mengakui, menghargai, dan menghormati bendera
merah putih, lambang negara, dan lagu Indonesia Raya.
Unsur ketiga adalah mengamalkam pancasila sebagai ideologi dan falsafah
negara. Dengan demikian, kita selaku warga negara Indonesia menjadikan pancasila
sebagai pondasi hidup berbangsa yang beraneka ragam. Semua dipadukan dalam
bingkai kehidupan yang penuh toleransi dan saling menghargai perbedaan. Bentuk
pelaksanaan pengamalan pancasila adalah dengan memahami hakikat atau nilai dalam
pancasila, melaksanakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan pancasila
sebagai pemersatu bangsa dan negara, dan juga yakin pada kebenaran pancasila sebagai
ideologi negara.
Unsur keempat adalah sikap rela berkorban bagi bangsa dan negara. Sikap rela
berkorban ini ini dapat dinyatakan dengan selalu mengutamakan kepentingan umum
diatas kepentingan pribadi atau kelompok. Kepentingan bangsa dan negara harus
ditempatkan pada posisi yang pertama Bentuk pelaksaan sikap rela berkorban bagi
bangsa dan negara adalah Bersedia mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
kemajuan bangsa dan negara, siap mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa
dan negara dari berbagai ancaman, turut serta aktif dalam pembangunan negara, serta
selalu siap sedia membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan.
Unsur yang terakhir adalah kita sebagai warga negara Indonesia dituntut untuk
memiliki kemampuan awal bela negara. Dalam unsur ini dapat disimpulkan bahwa
secara psikis masyarakat harus punya rasa disiplin dalam hidup sehari-hari. Masyarakat
Indoensia, terlebih para pemuda Indonesia, diharapkan selalu ulet, bekerja keras,
senantiasa menaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan juga untuk
selalu percaya dengan kemampuan diri sendiri. Dalam pelaksanaannya, setiap warga
negara secara psikis memiliki kecerdasan emosional, spiritual dan intelegensia,
senantiasa memelihara jiwa dan raganya, serta memiliki sifat disiplin, ulet, kerja keras,
dan tahan uji. Kemudian, setiap warga negara dituntut secara fisik untuk memiliki
kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani untuk mendukung kemampuan awal secara
psikis dengan cara gemar berolahraga dan senantiasa menjaga kesehatan pribadi.
2.3 Dasar Hukum
Penjelasan mengenai bela negara dari UUD 1945 dan Undang-Undang No.3
Tahun 2002 secara langsung telah menjadi dasar hukum dalam hal bela negara. Selain
itu, pelaksanaan bela negara juga memiliki dasar hukum lainnya yaitu sebagai berikut:
Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang Konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
Undang-Undang No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Pasal 6B :
”Setiap Warga Negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku”.
Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI.
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI
Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
2.4 Wujud Bela Negara
Membela negara tidak harus dalam bentuk perang tetapi bisa diwujudkan dengan
cara lain seperti:
1. Mengikuti kegiatan ekstraklurikuler seperti Paskibra, PMR dan Pramuka.
2. Mengikuti Pendidikan Kewarganegaraan
Sebagai pelajar, belajar tentang kewarganegaraan akan mempersiapkan kita untuk
mempertahankan NKRI. Karena di dalam Pendidikan Kewarganegaraan, fokusnya
pada pembentukan diri yang berarti dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia,
dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkualitas seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam
pendidikan Kewarganegaraan, siswa disiapkan untuk berpikir secara kritis,
rasional, dan kreatif serta menanggapi isu kewarganegaraan, bertindak secara
bertanggung jawab dalam setiap kegiatan bermasyarakat, berkembang secara
positif untuk membentuk kualitas masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa lain, dan berinteraksi dengan bangsa lain di dunia, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung
3. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling).
4. Pelatihan Dasar Militer
Pelatihan militer adalah usaha untuk membantu TNI dan Polri dalam menjaga
keamanan dan ketertiban negara. Meskipun penjaga keamanan dan ketertiban
merupakan tugas utama TNI dan Polri. Tetapi tugas menjaga keamanan dan
ketertiban adalah tugas semua warga negara.
5. Mengabdikan Diri sebagai Prajurit TNI dan Polri
6. Ikut serta membantu korban bencana di dalam Negara
7. Melestarikan budaya
Sebagai warna negara yang ingin membela negara, kita harus melestarikan budaya
kita sendiri agar tidak terlupakan atau malah diklaim oleh negara lain. Dengan
melestarikan budaya, kita sudah membela negara kita agar tidak miskin budaya.
Melestarikan budaya dapat dilakukan dalam bentuk yang paling sederhana
contohnya memakai batik.
8. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
9. Belajar dengan rajin agar dapat memajukan negara merupakan wujud bela negara
yang dapat dilakukan oleh para pelajar. Jika negara kita tertinggal dari negara-
negara lain, maka negara kita dapat diremehkan. Untuk itu para pelajar belajar
dengan rajin untuk memajukan negara agar tidak tertinggal dengan bangsa lain.
10. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara
2.5 Alasan Bela Negara
Alasan usaha pembelaan negara penting dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia
a. Fungsi Pertahanan (untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman)
Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup
bangsanya tetap terpelihara. Tentunya untuk mempertahankan negara sikap dan
perilaku setiap warga sangat menentukan, jika warga negara bersifat aktif dan
peduli terhadap kemajuan bangsanya, maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap
terpelihara.
b. Untuk menjaga keutuhan wilayah negara
c. Sejarah perjuangan bangsa (merupakan panggilan sejarah)
Kemerdekaan Indonesia diperoleh bukanlah sebagai hadiah atau pemberian dari
negara lain, tetapi merupakan hasil perjuangan yang panjang dan mengorbankan
harta dan jiwa. Oleh karena itu, setiap warga negara wajib ikut serta membela
negara
d. Aspek hukum (merupakan kewajiban setiap warga negara)
Dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 3 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Kata wajib sebagaimana
terdapat dalam UUD 45 mengandung makna bahwa negara dapat memaksa warga
negara untuk ikut dalam pembelaan negara.
Menurut Budiardjo (1978:46), setiap negara menyelenggarakan beberapa fungsi
minimum yang mutlak perlu, yaitu:
Melaksanakan penertiban (law and order)
Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam
masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban atau bertindak
sebagai stabilisator.
Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya
Fungsi pertahanan
Menegakkan kealan
Dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.
Fungsi negara berkaitan dengan usaha pembelaan negara, terutama fungsi pertahanan
negara, yang ditegaskan dalam UU no. 3 tahun 2003 "Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan
pertahanan negara." (pasal 9 ayat 1).
Menurut Konvensi Montevideo (1933), suatu negara harus mempunyai unsur-unsur:
penduduk yang tetap
wilayah tertentu
pemerintah
kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain
Dalam kaitannya dengan upaya pembelaan negara, salah satu sasaran yang penting dan
mesti dibela oleh pemerintah dan setiap warga negara adalah wilayah negara. Wilayah
negara merupakan wadah, alat, dan kondisi juang bagi berlangsungnya
penyelenggaraan upaya pembelaan negara.
2.6 Bentuk Bela Negara
Bela negara terbagi jadi 2, fisik dan nonfisik. Bela negara dalam bentuk fisik dapat diartikan sebagai membela negara dalam bentuk militer, misalnya usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut. Sedangkan bela negara dalam bentuk non fisik dapat berupa upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
Landasan konsep dari kewajiban bela negara ini adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat ertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara seperti Israel, Iran dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi warganya yang memenuhi syarat. Sedangkan sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan wajib militer dari warganya, kecuali jika suatu waktu negara tersebut dihadapkan pada krisis perekrutan selama masa perang.
2.7 Ancaman
Pengertian ancaman yaitu setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun
luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara
dan keselamatan segenap bangsa. Secara garis besar ancaman dapat dibagi dua yaitu
ancaman militer dan nonmiliter.
2.7.1 Ancaman Militer
Ancaman militer yaitu ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
terorganisir yang dinilai dapat mengancam kedaulatan negara. Contoh bentuk
ancaman militer yaitu:
Spionase
Spionase (pengintaian, memata-matai dari bahasa Perancis
espionnage) adalah suatu praktik untuk mengumpulkan informasi
mengenai sebuah organisasi atau lembaga yang dianggap rahasia tanpa
mendapatkan izin dari pemilik yang sah dari informasi tersebut. Yang
membedakan spionase dengan bentuk pengumpulan informasi intelijen
lainnya adalah bahwa spionase bisa mengumpulkan informasi dengan
mengakses tempat di mana informasi tersebut disimpan atau orang yang
mengetahui mengenai informasi tersebut dan akan membocorkannya
melalui berbagai dalih.
Contoh kasus spionase yang pernah terjadi di Indonesia yaitu kasus
penyadapan yang dilakukan pihak Australia. Dinas intelijen Australia
pernah berupaya menyadap telepon seluler Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan istrinya, Ani Yudhoyono. Informasi ini terungkap dalam
dokumen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) yang
dibocorkan Edward Snowden. Sasaran lain penyadapan adalah Wakil
Presiden Boediono serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta
Rajasa dan mantan Duta Besar Indonesia buat Amerika Dino Patti Djalal.
Dokumen berupa bahan presentasi bertajuk sangat rahasia ini milik
Departemen Pertahanan Australia dan Badan Intelijen Australia (DSD).
Sabotase
Sabotase adalah tindakan pengrusakan yang dilakukan secara
terencana, disengaja dan tersembunyi terhadap peralatan, personel dan
aktivitas dari bidang sasaran yang ingin dihancurkan yang berada di
tengah-tengah masyarakat, kehancuran harus menimbulkan efek
psikologis yang besar.
Aksi teror bersenjata
Aksi teror bersenjata dilakukan oleh jaringan terorisme internasional
atau yang bekerjasama dengan terorisme dalam negeri atau luar negeri
yang bereskalasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Aksi terorisme pada
prinsipnya adalah suatu tindak pidana kriminal tetapi memiliki sifat yang
khusus, yaitu memiliki ciri-ciri, bergerak dalam kelompok, anggotanya
memiliki militansi tinggi, beroperasi di bawah tanah (rahasia),
menggunakan perangkat/senjata yang canggih dan mematikan serta
umumnya terkait dalam jaringan internasional.
Agresi
Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain
terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara:
1. Invasi berupa serangan kekuatan bersenjata negara musuh, misalnya
Invasi Teluk Babi.
2. Bombardemen berupa penggunaan senjata/bom yang dilakukan oleh
musuh melalui angkatan udara.
3. Blokade terhadap pelabuhan, pantai, wilayah udara.
4. Serangan unsur Angkatan Bersenjata yang berada dalam wilayah
negara dimana tindakan atau keberadaannya bertentangan dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
5. Tindakan yang mengizinkan penggunaan wilayahnya sebagai daerah
persiapan Agresi.
6. Pengiriman kelompok bersenjata untuk melakukan tindakan kekerasan.
Pelanggaran wilayah
Pelanggaran wilayah merupakan suatu tindakan memasuki wilayah
tanpa izin, baik oleh pesawat terbang tempur maupun kapal-kapal perang
Pemberontakan bersenjata
Pemberontakan, dalam pengertian umum, adalah penolakan terhadap
otoritas. Pemberontakan dapat timbul dalam berbagai bentuk, mulai dari
pembangkangan sipil (civil disobedience) hingga kekerasan terorganisir
yang berupaya meruntuhkan otoritas yang ada. Istilah ini sering pula
digunakan untuk merujuk pada perlawanan bersenjata terhadap pemerintah
yang berkuasa, tapi dapat pula merujuk pada gerakan perlawanan tanpa
kekerasan. Orang-orang yang terlibat dalam suatu pemberontakan disebut
sebagai "pemberontak".
Contoh kasus pemberontakan bersenjata di Indonesia yaitu
Pemberontakan Republik Maluku (25 April 1950),Pemberontakan Partai
Komunis Indonesia (PKI) di Madiun 1948, Pemberontakan di Aceh
dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk memperoleh
kemerdekaan dari Indonesia antara tahun 1976 hingga tahun 2005.
Perang saudara
Perang Saudara merujuk kepada suatu jenis perang di mana bukan dua
atau lebih negara yang menjadi kubu yang berlawanan namun beberapa
faksi di dalam sebuah entitas politik. Di Indonesia sendiri belum pernah
terjadi perang saudara.
2.7.2 Ancaman nonmiliter
Ancaman nonmiliter yaitu Ancaman yang mengganggu sendi-sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Contoh bentuk ancaman nonmliter yaitu :
Aksi radikalisme
Radikalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya
perubahan/pergantian terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke
akarnya, jika perlu dilakukan dengan menggunakan cara-cara kekerasan.
Atau menginginkan adanya perubahan total terhadap suatu kondisi atau
semua aspek kehidupan masyarakat.
Konflik komunal
Konflik komunal adalah terjadinya pergeseran nilai dan disintegrasi
norma yang kecenderungan membangkitkan disharmoni (tidak
Kesesuaian) sehingga mengarah ke kegiatan dihedritasinya (alih fungsi)
kepercayaan kepada identitas komunal. Identitas kelompok, etnisitas
bangsa, Identitas sosial budaya, identitas kepercayaan dan simbul-simbul
orang tertentu yang menjalankan arah kebijakan yang dianggap flesibelitas
sehingga sering menyebabkan retaknya hubungan antar komunal di
masyarakat. Faktanya etnisitas oleh kelompok tertentu terkadang dengan
sadar menjalankan kebijakan yang dianggap benar namun pada kenyataan
terjerumus kepada kebenaran yang semu dan Nisby (kebenaran relative).
Terorisme
Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan
membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda
dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan
seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa
yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.
Gerakan separatis
Separatisme politis adalah suatu gerakan untuk mendapatkan
kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia
(biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama
lain (atau suatu negara lain). Istilah ini biasanya tidak diterima para
kelompok separatis sendiri karena mereka menganggapnya kasar, dan
memilih istilah yang lebih netral sepertideterminasi diri. Contoh gerakan
separatisme di Indonesia modern adalah:
1. Republik Maluku Selatan
2. Gerakan Aceh Merdeka
3. Organisasi Papua Merdeka
Kejahatan lintas Negara
Kata "lintas negara" menjelaskan sebuah kejahatan yang bukan hanya
internasional (yaitu kejahatan yang melewati batas antar negara), tetapi
kejahatan yang dari sifatnya melibatkan lintas perbatasan sebagai bagian
penting dari kegiatan kejahatan mereka. Kejahatan Lintas Negara juga
termasuk kejahatan yang terjadi di satu negara, namun akibatnya sangat
berpengaruh terhadap negara lain.
Bencana alam
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan
dampak besar bagi populasi manusia.[1] Peristiwa alam dapat berupa
banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai
salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun,
tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Simpulan dari pembuatan makalah ini adalah kita lebih tau tentang arti Bela
Negara, mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama
menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap
dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan
bangsa dan negara.
Guna menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara, maka sumber daya manusia menjadi titik sentral yang perlu
dibina dan dikembangkan sebagai potensi bangsa yang mampu melaksanakan
pembangunan maupun mengatasi segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan (ATHG) yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
3.2 Saran
Penulis hanya bisa menyarankan semoga para pembaca lebih bisa memahami
kenapa kita harus membela Negara kita ini dan janganlah sekali-kali menodai tanah
kelahiran kita ini dengan perbuatan yang tidak baik, karena tercela satu bernoda semua.
Hati-hati pula dengan gerakan pendirian negara di dalam negara yang ingin
membangun negara islam di dalam Negara Indonesia dengan cara membangun
keanggotaan dengan sistem mirip MLM dan mendoktrin anggota hingga mereka mau
melakukan berbagai tindak kejahatan di luar ajaran agama islam demi uang. Jika
menemukan gerakan semacam ini laporkan saja ke pihak yang berwajib dan jangan
takut dengan ancaman apapun.
DAFTAR PUSTAKA
http://krsmwn.blogspot.com/2013/07/unsur-dasar-bela-negara.html
Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30
http://alorkab.go.id/jdih/jdih/index.php?
option=com_content&task=view&id=166&Itemid=1
Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30
http://cenya95.wordpress.com/2009/02/07/diklat-bela-negara/
Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30
http://id.wikipedia.org/wiki/Bela_negara
Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30
http://brainly.co.id/
Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30
http://yunitapratiwidotme.wordpress.com/
Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30
http://www.dpr.go.id/
Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30
http://utarikusuma.wordpress.com/
Di akses 01 November 2014 pada pukul 20.30