3
I. Latar Belakang Bedengan berada di Dusun Selokerto, Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Lokasinya yang berada di sebelah barat kota Malang, lebih kurang 25 kilometer dari pusat kota. Bedengan terkenal dengan kawasan hutan pinus. Hal ini, karena hutan Bedengan didominasi dengan pohon pinus. Selain pinus, terdapat tanaman lain seperti pohon nangka, jeruk, matoa, beragam perdu dan beragam semak. Tempat ini belum banyak mengalami sentuhan pembangunan sehingga masih terkesan alami. Hutan Bedeng merupakan kawasan hutan lindung. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk dilindungi, agar fungsi-fungsi ekologisnya terutama menyangkut tata air dan kesuburan tanah terjaga. Namun pada tahun 2007 Hutan Bedeng tidak hanya dijadikan sebagai kawasan hutan lindung, tetapi dijadikan area perkemahan atau wanawisata. Untuk area perkemahan luasnya sekitar 2,5 hektar, sedangkan untuk tempat bedeng sekitar 13,7 hektar. II. Tujuan Memahami pengelolaan agroekosistem hutan yang sehat dan berkelanjutan melalui upaya perbaikan sifat biologi tanah dengan indikator pengamatan ketersediaan unsur hara tanaman. III. Manfaat Dalam proses pengamatan agrosistem di hutan Bedengan, diharap mampu memahami indikator tanah yang sehat dan tidak sehat yang merupakan kunci utama dalam pengelolaan manajemen agroekosistem. Dalam laporan ini dilakukan pengamatan dari segi kimia tanah dengan melihat ketersedian unsur hara makro pada tanaman.

Bedengan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nn hb

Citation preview

Page 1: Bedengan

I. Latar Belakang

Bedengan berada di Dusun Selokerto, Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Lokasinya yang berada di sebelah barat kota Malang, lebih kurang 25 kilometer dari pusat kota. Bedengan terkenal dengan kawasan hutan pinus. Hal ini, karena hutan Bedengan didominasi dengan pohon pinus. Selain pinus, terdapat tanaman lain seperti pohon nangka, jeruk, matoa, beragam perdu dan beragam semak. Tempat ini belum banyak mengalami sentuhan pembangunan sehingga masih terkesan alami.

Hutan Bedeng merupakan kawasan hutan lindung. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk dilindungi, agar fungsi-fungsi ekologisnya terutama menyangkut tata air dan kesuburan tanah terjaga.

Namun pada tahun 2007 Hutan Bedeng tidak hanya dijadikan sebagai kawasan hutan lindung, tetapi dijadikan area perkemahan atau wanawisata. Untuk area perkemahan luasnya sekitar 2,5 hektar, sedangkan untuk tempat bedeng sekitar 13,7 hektar.

II. Tujuan

Memahami pengelolaan agroekosistem hutan yang sehat dan berkelanjutan melalui upaya perbaikan sifat biologi tanah dengan indikator pengamatan ketersediaan unsur hara tanaman.

III. Manfaat

Dalam proses pengamatan agrosistem di hutan Bedengan, diharap mampu memahami indikator tanah yang sehat dan tidak sehat yang merupakan kunci utama dalam pengelolaan manajemen agroekosistem. Dalam laporan ini dilakukan pengamatan dari segi kimia tanah dengan melihat ketersedian unsur hara makro pada tanaman.

IV. Tahapan Prosedur Ringkas

Alat :1. Alat tulis: Untuk mencatat hasil pengamatan 2. Literatur (Ciri-ciri defisiensi unsur hara pada tanaman): Membantu menentukan ketersediaan unsur hara pada tanaman yang diamati3. Kamera: dokumentasi kegiatan

Bahan :1. Pohon, meliputi pohon nangka, matoa dan jeruk : sebgai obyek pengamatan 2. Perdu3. Semak-semak

Langkah Kerja Analisa

V. Hasil dan Pembahasan

Page 2: Bedengan

VI. Kesimpulan

c) Ketersediaan Unsur Hara

Unsur hara yang digunakan tanaman untuk proses pertumbuhan dan

perkembangannya diperoleh dari beberapa sumber antara lain : Bahan organik,

mineral alami, unsur hara yang terjerap atau terikat, dan pemberian pupuk kimia.

Pada lahan dengan pengolahan secara intensif sumber unsur haranya

berasal dari input-input kimiawi berupa pupuk anorganik, petani kurang menerapkan

tambahan bahan organic seperti aplikasi pupuk kandang dan seresah dari tanaman

yang diusahkan., sehingga petani sangat berketergantungan dengan pupuk kimia,

padahal penggunaan pupuk kimia berlebihan dapat menyebabkan kesuburan tanah

menurun. Terkadang nampak gejala defisiensi unsur hara pada tanaman yang

diusahakan dan petani mengatasinya dengan aplikasi pupuk kimia yang banyak

mengandung unsure hara yang kurang tadi, misalnya tanaman kekurangan unsure N

maka petani mengaplikasikan pupuk urea sebagai penunjang ketersediaan unsure N

yang kurang tadi, begitupula dengan unsure-unsur lainnya.

Gambar 2. Ciri Kekurangan

Unsur Hara

Unsur hara yang digunakan

tanaman untuk proses pertumbuhan dan

perkembangannya diperoleh dari

beberapa sumber antara lain : Bahan

organik, mineral alami, unsur hara yang

terjerap atau terikat, dan pemberian

pupuk kimia. Pada lahan pertanian diketahui sumber unsur hara berasal dari bahan

organik, karena pada lokasi tersebut banyak ditemukan seresah yang merupakan

sumber bahan organic selain itu aplikasi pupuk kandang juga menambah

ketersediaan unsur hara yang berfungsi ganda, diserap oleh tanaman dan

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Page 3: Bedengan

 - See more at: http://pesonamalangraya.com/bumi-perkemahan-bedengan/#sthash.VpezloZa.dpuf