29

BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …
Page 2: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

i

BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN PESTISIDA NABATI

Oleh : Ni Nyoman Darsini

196612311993032005

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS UDAYANA 2020

Page 3: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala Rahmat-

Nya, makalah mengenai “BEBERAPA TUMBUHAN YANG DAPAT

DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN DASAR PESTISIDA NABATI” ini dapat

diselesaikan tepat waktu.Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat

kesalahan didalamnya.

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan

manfaat dan pengetahuan mengenai tanaman yang dapat dijadikan sebagai bahan

obat-obatan.Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini

masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.Oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah ini dapat

kami perbaiki dan menjadi lebih baik.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat

bermanfaat.Kami juga yakin bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan

masih membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah

ini lebih baik kedepannya.

Page 4: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

iii

DAFTAR ISI

Halaman

COVER

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan Karya Ilmiah ................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penulisan Karya Ilmiah ............................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3

2.1 Manfaat Pestisida Nabati .................................................................................... 3

2.2 Efek Pestisida sintetis ......................................................................................... 4

BAB III METODE PENULISAN KARYA ILMIAH ...................................................... 9

3.1. Penelusuran Pustaka .......................................................................................... 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 10

4.1 Macam-macam Tanaman yang Dapat Digunakan Sebagai Bahan Pestisida

Nabati ............................................................................................................... 10

BAB V KESIMPULAN .................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 24

Page 5: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Masyarakat kita dari jaman dahulu sudah mengenal manfaat tanaman

secara ekonomi. Tanaman berkasiat misalnya sebagai bahan pestisida nabati,

obat-obatan, bahan minuman, bahan penyendap makanan, bahan pembuatan

rokok, bahan kunyahan, tanaman penghasil minyak atsiri, bahan obat, bahan

pewarna, Tanaman mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat dan

penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis. Beberapa ahli

menyebutkan ttumbuhan potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga

mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat secara ekonomi.

Tumbuhan/tanaman yang menghasilkan satu atau lebih komponen aktif yang

digunakan untuk perawatan pengobatan, bahan minuman, bahan penyendap,

bahan rokok, bahan kunyahan, bahan insektisida dan herbisida, tanaman

penghasil minyak atsiri bahan obat. Setiap tumbuhan biasanya mengandung

senyawa-senyawa efektif dan menghasilkan kkasiat yang berbeda sesuai dengan

kegunaannya Cuma kita belum tahu secara menyeluruh ( Zuhud et al., 1991).

1.2Rumusan Permasalahan

1 Tanaman-tanaman apa sajakah yang dapat digunakan bahan obat

1

Page 6: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

2

1.3 Tujuan Penulisan Karya Ilmiah

1 Untuk mengetahui tanaman-tanaman yang dapat digunakan sebagai

tanaman obat

1.4 Manfaat penulisan karya ilmiah

Untuk menambah referensi dalam memilih bahan tanaman untuk membuat

pestisida nabati yang ramah lingkungan.

Page 7: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manfaat Pestisida Nabati

Pestisidadigunakan untuk melindungi hasil produksi tanaman dari kerugian

akibat berbagai gangguan hama. Penggunaan pestisida organik sintetik merupakan

pilihan utama petani sayuran untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman

(OPT). Pestisida yang digunakan di bidang pertanian dan kehutanan yang sudah

mendapat ijin diedarkan dari Kementrian Pertanian sampai tahun 2011 terdapat 2247

formulasi (Kementrian Pertanian, 2011). Satu formulasi pestisida sekurang-

kurangnya mengandung 3 bahan utama, yaitu : 1) bahan aktif; 2) stabilisator dan 3)

bahan tambahan (pengharum, pewarna dan sebagainya). Pestisida dianggap sebagai

produk teknologi yang mudah diterapkan, hasilnya efektif, tersedia dengan mudah

ditingkat petani, dan yang penting secara ekonomis menguntungkan.Jaga dan

Dharmani(2003) menyatakanPestisida berguna juga di bidang kesehatan, karena

dapat mengendalikan vektor−vektor penyakit menular tertentu, sehingga mampu

menurunkan prevalensi penyakit seperti malaria, schistosomiasis, filariasis, demam

berdarah dengue, dan penyakit pes (Saftarina, 2011).

3

Page 8: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

4

2.2 Efek Pestisida sintetis

Pestisida organofosfat (OPs) sangat bermanfaat, namun juga sangat berbahaya

bagi manusia.Manusia dapat terpapar pestisida dari lingkungan. Para petani

cenderung menggunakan pestisida bukan atas dasar indikasi untuk pengendalian

hama namun mereka menyemprotkan pestisida ada ataupun tidak ada hama, tanaman

tetap disemprot dengan pestisida. Penggunaan pestisida oleh petani dilakukan dengan

mencampur beberapa macam, bahkan dicampur dengan pupuk. Penggunaan pestisida

pada beberapa daerah pusat pertanaman sayur baik di dataran tinggi maupun dataran

rendah di pulau Jawa, Bali, dan Sumatra dari tahun ke tahun meningkat dalam hal

dosis, cara pemakaian, frekuensi penggunaan, maupun jenis yang dipergunakan.

Interval penyemprotan pada pertanaman kentang, tomat, dan kubis dapat mencapai 4

– 5 hari sekali atau antara 12 – 15 kali penyemprotan selama satu musim

tanam.Penyemprotan justru lebih intensif dilakukan mendekati waktu panen dengan

tujuan memperoleh hasil yang berkualitas.Penggunaan pestisida yang demikian

merupakan ancaman, tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi manusia yang

terpapar baik petani penyemprot maupun konsumen. Setiap tahun terjadi 1-5 juta

kasus keracunan pada pekerja pertanian, dan 80% dari jumlah ini terjadi di negara

berkembang dengan tingkat kematian sebesar 5,5% atau sekitar 220.000 jiwa (WHO,

2014). Pestisida dapat dikelompokkan berdasarkan : 1) organisme target, seperti

insektisida (pembasmi serangga), herbisida (pembasmi gulma), rodentisida

(pembasmi tikus); 2) berdasarkan kandungan senyawa kimianya, seperti organofosfat,

organoklorin dan karbamat, dan yang paling aman bagi lingkungan adalah

Page 9: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

5

organofosfat (Salvador, et al., 2008). Efek toksisitas bahan aktif dalam 11 pestisida

umumnya tidak spesifik, sehingga dapat mempengaruhi organisme non target,

manusia maupun lingkungan dan ekosistem secara keseluruhan.Petani sayur di

dataran tinggi sangatberisiko mengalami keracunan pestisida jangka panjang karena

kondisi suhu rendah dan kelembaban tinggi sangat baik untuk tumbuh dan

berkembangnya hama dan penyakit tanaman. Kondisi ini menyebabkan penggunaan

pestisida menjadi sangat intensif. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah

bekerjasama dengan Asosiasi Industri Perlindungan Tanaman Indonesia (AIPTI)

menyatakan Petani sayur dan buah di Kota Batu, Malang Jawa Timur mengalami

keracunan pestisida sebanyak 95,8% yang dilihat melalui pengukuran kadar

kolinesterase darah. Penggunaan pestisida yang tidak dikelola dengan baik dapat

berdampak negatif bagi petani penyemprot dan keluarganya.Petani penyemprot

terpapar pestisida secara langsung saat mencampur dan memegang alat penyemprot

selama penyemprotan berlangsung.Penyemprotan juga dapat mencemari tanah,

perairan, air minum, makanan dan rokok di sekitar tempat penyemprotan.Konsumen

juga dapat terkena dampak negatif dari pestisida.12 Pestisida masuk ke dalam tubuh

melalui pernafasan, absorpsi melalui kulit dan melalui mulut. Pestisida yang masuk

melalui mulut akan bercampur dengan ludah yang mengandung enzim, masuk ke

lambung, kemudian ke usus halus dan seterusnya sampai terbuang melalui usus besar;

proses absorpsi melalui mukosa usus, kemudian mengalir mengikuti sistem sirkulasi

darah. Absorpsi pestisida melalui kulit akan menembus epidermis, masuk ke dalam

kapiler darah dan terbawa ke paru-paru dan organ vital lain seperti otot dan otak

Page 10: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

6

(Suwindre, 1993 dalam Rustia, 2010). Pestisida yang masuk ke dalam tubuh

mengakibatkan aksi antara molekul yang terdapat dalam pestisida dengan sel dalam

tubuh yang bereaksi secara spesifik maupunnon spesifik.Pestisida dapat merusak

keseimbangan antara prooksidan dan antioksidan dalam tubuh dan menyebabkan

terjadinya peroksidasi lemak di dalam membran lemak.

Suhartono, (2008) menyatakan bahwa pestisida tergolong sebagai endocrine

discrupting chemicals (EDCs) yaitu bahan kimia yang mengganggu sintesis, sekresi,

transport, metabolisme, pengikatan dan eliminasi hormon-hormon yang berfungsi

menjaga homeostasis, reproduksi dan proses tumbuh kembang. Pestisida dapat

mengakibatkan efek sistemik dan efek lokal bagi penggunanya.Efek sistemik terjadi

apabila pestisida tersebut masuk ke seluruh tubuh melalui peredaran darah,

sedangkan, sedangkan efek lokal terjadi di bagian tubuh yang terkena

pestisida.Senyawa aktif dalam pestisida diketahui dapat meningkatkan produksi

species oxygen reactive (SOR) atau reaktif oksigen spesies (ROS), sehingga

memberikan efek toksik (El-Gendy, et al., 2010).Keracunan pestisida yang kronis

dapat ditemukan sebagai kelainan saraf dan perilaku serta berdampak mutagenitas.

Yuantari (2011) menyatakan paparan pestisida yang bertahun-tahun

menyebabkan masalah pada ingatan, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian,

kelumpuhan, bahkan kehilangan kesadaran dan koma.Keracunan kronis juga

berdampak pada organ paru-paru, hati, lambung dan usus. Organofosfat (OPs) adalah

nama umum ester dari asam fosfat. Ester-ester dari organofosfat atau karbamat

banyak digunakan sebagai pestisida, insektisida, bahan obat-obatan untuk gangguan

Page 11: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

7

kesehatan seperti glaukoma, infeksi parasit, dan penyakit alzaimer.OPs bisa

diabsorpsi melalui absorpsi kulit atau mukosa atau parenteral, per oral, inhalasi dan

juga injeksi (Elersek dan Filipic, 2012).Pestisida OPs penggunaannya sangat luas di

dunia, demikian juga di Indonesia petani umumnya menggunakan pestisida golongan

ini, baik untuk pertanian, pertamanan, dalam rumah tangga dan kesehatan. Pestisida

14 karbamat paling banyak beredar dan digunakan dalam pengendalian hama

penyakit tanaman secara terpadu, karena cepat membunuh hama dan relatif aman

bagi lingkungan. Pestisida yang termasuk golongan OPs antara lain mefinofos

(fosdrin), paration, monokrotofos (azodrin), dikrotofos, fosfamidon, diklorfos, etion,

fention dan diazinon, metil paration, dan profenofos, yang tergolong karbamat di

antaranya metomil (Plianbangchang, et al.,2008). Berdasarkan penggolongan ini, 40

% dari 23 bahan aktif pestisida OPs termasuk klas I a yaitu daya racunnya sangat

tinggi dan ekstrim, namun sampai saat ini masih sangat diperlukan sebagai sarana

peningkatan produksi di bidang pertanian dan perikanan juga untuk peningkatan

kualitas kesehatan. OPs bersumber dari H3PO4 (asam fosfat) yang mempunyai sifat

sebagai berikut: a). Efektif terhadap serangga yang resisten terhadap hidrokarbon

organoklorin; b). Tidak menimbulkan kontaminasi terhadap lingkungan untuk jangka

waktu yang lama; c). Kurang mempunyai efek yang lama terhadap organisme non

target; d). Lebih toksik terhadap hewan-hewan organisme bertulang belakang, jika

dibandingkan dengan organoklorin; e). Mempunyai cara kerja menghambat fungsi

enzim kolinesterase (Afriyanto, 2012). Keracunan OPs pada sistem respirasi

mengakibatkan bronkokonstriksi dengan sesak nafas dan peningkatan sekresi

Page 12: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

8

bronkus.Paparan berlebihan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa

menit.Senyawa dari golongan pestisida ini berkerja menghambat aktivitas enzim

kolinesterase yang dapat berakibat fatal dengan gejala antara lain sakit kepala,

pusing-pusing, lemah, pupil mengecil, gangguan penglihatan dan sesak nafas, mual,

muntah, kejang pada perut dan diare, sesak pada dada dan detak jantung menurun

(Jakob, et al., 2002). OPs yang terserap selanjutnya akan terakumulasi dengan cepat

dalam lemak, hati, ginjal dan kelenjar ludah. Saluran cerna merupakan salah satu jalur

utama penyerapan toksikan selain paru-paru dan kulit (Juhryyah, 2009).

Page 13: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

9

BAB.III.

METODE PEULISAN KARYA ILMIAH

3.1 Penelusuran Pustaka

Metode penulisan karya ilmiah ini dilakukan dengan peninjauan terhadap

pustaa- pustka yang terkait dengan karya ilmiah

9

Page 14: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Macam Macam Tanaman

Tanaman yang Dapat Digunakan Sebagai Bahan Pestisida Nabati.Pembuatan

bahan alami untuk pestisida dan obat-obatan pertanian cukup mudah dilakukan dan

hanya memerlukan ketelatenan. Berikut beberapa tanaman yang bisa dimanfaatkan

sebagai pestisida alami yang ramah lingkungan, tidak membahayakan petani tidak

seperti pestisida sintetik. .

1. Mimba

Banyak komponen atau senyawa aktif yang dikandung tanaman

nimba aktif. Beberapa komponen aktif tersebut ada empat senyawa yang

diketahui berfungsi sebagai pestisida nabati yaitu azadirachtin, salannin,

nimbinen dan meliantriol.Ekstrak mimba efektif untuk mengendalikan

serangga bertubuh lunak antara lain belalang, thrips, ulat, kupu-kupu

putih.Cara penggunanaan ekstrak mimba biasa disemprotkan pada daun, dan

biasanya disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk

mengendalikan serangga di dalam tanah. Mimba juga mampu mengendalikan

jamur (fungisida) pada tahap preventif, yakni dengan cara menggagal

perkecambahan spora jamur.

10

Page 15: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

11

2. Temu-Temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)

Adapun cara membuat pestisida nabatinya adalah sebaga berikut

:Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan

dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air

dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter. Hal ini berguna untuk mengendalikan

bermacam-macam serangga penyerang tanaman.

3. Tembakau (Nicotium tabacum)

Tembakau merupakan salah satu bahanpestisidanabati karena senyawa

yang dikandung adalah nikotin. Bahan aktif yang berperan dalam

mengendalikan serangga hama adalah senyawa nikotin dan turunannya antara

lain alkaloid nikotin, nikotin sulfa. Nikotin berperan sebagai racun kontak

bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs.Nikotin juga berguna

pengendali jamur (fungisida).

4. Sirsak (Annona muricata)

Adapun kandungan kimia penting dari Sirsak adalah senyawa

annonain dan resin. Senyawa ini efektif mengendalikan hama. Daun

tembakaubila diracik dengan daun sirsak akansangat efektif untuk

mengendalikan hama belalang dan ulat. Sedangkan jika ditambah jeringau dan

bawang putih, akan efektif untuk mengendalikan hama wereng coklat.

5. Kucai(Alliumschonaoresum)

Page 16: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

12

Adapuncara meraciknya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian

didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk

memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.

6. Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang putih mengandung senyawa kimia penolak banyak serangga.

Petani sering menanam bawang putih di sekitar pohon buah dan lahan

sayuran untuk membantu mengurangi masalah-masalah serangga.

Adapun cara pembuatan pestisida nabati adalah sebagai berikut,

bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling,

tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu

ditambahkan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian

ditutup.Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari.Bila ingin

menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. Campuran ini berguna

untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.

7. Bawang Merah (Allium cepa)

Adapun bagian yang berguna sebagai pestisida nabati adalah kulit

bawang merah yakni bagian terluar dari daging bawang merah yang

berpotensi dapat membunuh hama serangga pada tanaman. Kulit bawang

merah mengandung senyawa acetogenin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa

tersebut memiliki keistimewaan sebagai anti-feeden sehingga serangga tidak

nafsu makan. Sedangkan pada konsentrasi rendah, akan menyebabkan

terganggunya proses pencernaan dan merusak organ-organ pencernaan, yang

mengakibatkan kematian pada hama serangga.

8. Tembelekan (Lantara camara)

Ekstrak daun Lantana camaramaka mengandungsenyawa alelokimia

yaitu lantaden A dan lantaden B. Adapun cara meracik pestisida nabati adalah

sebagai berikut : Daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar.

Page 17: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

13

Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik

yang berupa kumbang maupun pengerek daun.

9. Pepaya (Carica papaya)

Adapun cara membuat pestisida nabati dari daun papaya adalah

sebagai berikut : Satu kg daun papaya di diblender dan dicampurkan dalam 1

(satu) liter air, kemudian dibiarkan selama kurang lebih 1 (satu) jam.

Kemudian disaring disaring, lalu ke dalam cairan daun tersebut ditambahkan

lagi 4 liter air dan sabun secukupnya. Cairan air papaya dan sabun sudah

dapat digunakan sebagai pestisida alami.Semprotkan cairan ini pada hama-

hama yang mengganggu tanaman. Semprotan pestisida air papaya dan sabun

ini dapat membasmi aphid (kutu daun), rayap, hama-hama ukuran kecil

lainnya, termasuk ulat bulu.

Pestisida organik atau pestisida nabati adalah pestisida yang dibuat

dari bahan-bahan organik seperti tumbuhan atau hewan.Namun tumbuhan

mendominasi.Jenis-jenis tumbuhan tersebut banyak terdapat disekitar kita,

hanya saja mungkin sebagian besar belum diketahui. Tumbuhan atau tanaman

yang bermanfaat untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman

bermacam-macam. Tumbuhan tersebut antara lain tumbuhan liar/semak

belukar, herbal maupun tanaman budidaya. Beberapa jenis tanaman komoditi

pertanian sudah terbukti efektif untuk mengendalikan hama tertentu.misalnya

adalah tembakau yang bisa digunakan untuk mengendalikan hama kutu dan

tungau. Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan pestisida kimia, upaya

perlindungan tanaman dilakukan berbasis pada pengelolaan ekosistem secara

terpadu dan berwawasan lingkungan. Salah satunya adalah dengan

memanfaatkan tanaman sebagai pengendali hama.

Page 18: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

14

10. Ajeran ( Bidens pilosa L.)

Adapun kandungan kimia tumbuhan Ajeran, ketul, atau ketulan

flavonoid terpen, fenilpropanoid, lemak dan benzenoid. Dapat digunakan

untuk mengendalikan hama serangga (insekta). Bagian tumbuhan yang dapat

digunakan adalah bagian tumbuhan di atas tanah seperti biji, batang, daun.

11. Bandotan / Babadotan (Ageratum conyzoides Linn)

Adapun kandungan kimia yang terdapat pada babadotan/bandotan

antara lain adalah saponin, flavanoid, polifenol, kumarine, eugenol 5%. HCN

dan minyak atsiri.Bagian tanaman yang digunakan sebagai pestisida nabati

adalah daun. Babadotan berfungsi sebagai penolak hama (repellent) dan

menghambat perkembangan serangga.

12. Umbi Lapis Bawang Merah (Allium cepa)

Adapun kandungan kimia yang terkandung dalam bawang merah

antara lain minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, lavonglikosida,

saponin, peptida, fitohormon, kuersetin.Bagian tumbuhan yang digunakan

sebagai pestisida organik adalah umbi. Ekstrak bawang merah bekerja sebagai

penolak hama (repellent) dan pengendali serangga.

13. Bawang Putih (Allium Sativum L)

Adapun kandungan kimia bawang putih antara lain tanin, minyak

atsiri, dialilsulfida, aliin, alisin, enzim aliinase. Bagian tumbuhan yang

digunakan sebagai pestisida alami adalah seluruh bagian tanaman, yaitu umbi,

daun dan bunga. Bawang putih bekerja sebagai penolak hama (repellent) dan

bersifat sebagai insektisida, nematisida, fungsida dan antibiotik.

14. Bayam duri ( Amaranthus spinosus Linn.)

Page 19: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

15

Adapun kandungan kimia bayam duri diketahui antara lain amarantin,

rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam

fosfat, zat besi, serta vitamin. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bio

pestisida adalah daunnya.Ekstrak daun bayam duri merupakan salah satu agen

penginduksi ketahanan sistemik tanaman cabai merah terhadap serangan

Cucumber Mosaik Virus (CMV) dan virus kuning Gemini.

15. Bengkuang ( Pachyrhizus erosus (L.) Urb.)

Bengkuang mengandung Senyawa kimia antara lain antara lain

rotenon dan pachhyrizid. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan

pembuatan pestisida organik adalah batang, daun dan biji. Pestisida nabati

bengkuang berguna untuk mengendalikan Pengisap buah (Dasybus piperis

CHINA) dan pengisap bunga ( Diconocoris hewitti DIST), Spodoptera litura,

beberapa jenis serangga dari ordo Coleoptera, Diptera, Hemiptera,

Lepidoptera dan Orthoptera.

16. Bijanggut / janggot ( Mentha spp.)

Tumbuhan ini diketahui mengandung beberapa senyawa kimia, yaitu

spearmint, flavonoid, tannin, menthol, menthone dan carvone. Daun

tumbuhan ini digunakan sebagai pestisida nabati.Ekstrak tumbuhan bijanggut

bersifat sebagai bakterisida.

17. Brotowali (Tinospora rumphii )

Adapun senyawa kimia yang terkandung pada brotowali antara lain

alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa,

berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin). Ekstrak brotowali

bersifat sebagai insektisida.

18. Buah Maja (Aegle marmelos (L.)

Adapun kandungan kimia buah tanaman maja zat lemak senyawa

tannin yang rasanya sangat pahit yang konon tidak disukai oleh serangga yang

menjadi hama pada tanaman. Ekstrak buah maja efektif untuk mengendalikan

hama serangga dan penggerek buah kakao (C. cramerella).

Page 20: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

16

19. Bunga Piretrum (Pyrethrum cinerariaefolium Trev)

Serbuk bunga piterum dapat digunakan sebagai pestisida nabati.

Serbuk bunga piretrum mengandung zat yang disebut piretrin, bisa digunakan

untuk mengendalikan hama ulat.

20. Bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa Linn.)

Kandungan kimia daun dan bunga adalah saponin dan flavonoida,

daunnya juga mengandung tanin dan bunganya juga mengandung politenol.

Biji tanaman bunga pukul empat mengandung flavonoida dan politenol.Akar

mengandung betaxanthins. Buah mengandung zat tepung, lemak (4,3%), zat

asam lemak (24,4%) dan zat asam minyak (46,9%). Bagian tanaman yang

digunakan sebagai pestisida organik adalah daun. Ekstrak daun bunga pukul

empat (Mirabilis jalapa) merupakan salah satu agen penginduksi ketahanan

sistemik tanaman cabai merah terhadap serangan Cucumber Mosaic Virus

(CMV).

21. Cabai merah (Capsicum annuum )

Senyawa kimia yang terdapat pada buah cabai adalah kapsaisin,

dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karo ten,

kapsarubin, zeasantin, kriptosantin dan clan lutein.Selain itu juga

mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor dan niasin.Zat

aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan.Bagian yang digunakan sebagai

pestisida nabati adalah buah dan biji. Ekstrak buah dan biji cabai bersifat

sebagai insektisida dan penolak hama (repellent).

22. Cengkeh ( Syzygium aromaticum)

Cengkeh mengandung beberapa senyawa kimia, yaitu eugenol,

eugenol asetat, kariofilen, sesquiterpenol dan naftalen.Bagian tanaman yang

digunakan sebagai bio pestisida adalah bunga, tangkai bunga dan daun.

Ekstrak cengkeh bersifat sebagai fungisida, mengakibatkan kemandulan hama

dan menghambat aktifitas makan

23. Daun Gamal/Reside (Gliricidia sepium)

Page 21: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

17

Senyawa kimia daun gamal atau reside yang bermanfaat untuk

mengendalikan hama tanaman adalah tanin. Bagian tanaman yang digunakan

sebagai bahan bio pestisida adalah daunnya. Ekstrak daun gamal efektif untuk

mengendalikan hama ulat dan kutu penghisap.

24. Duku (Lansium domesticum)

Senyawa kimia yang terdapat pada duku antara lain alkaloida, saponin,

lavonoida dan polifenol. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan

pembuatan pesnab adalah biji.Ekstrak biji duku bersifat sebagai insektisida.

25. Pepaya (Kates) (Carica Papaya L)

Bagian tanaman pepaya yang dapat digunakan untuk mengendalikan

hama ataupun penyakit tanaman adalah daun, biji dan buah yang belum

masak. Tanaman pepaya bersifat sebagai fungisida, insektisida, rodentisida,

dan sebagai penolak hama (repellent).

26. Tembakau (Nicotiana tabacum L.)

Bagian tanaman tembakau yang baik untuk digunakan sebagai

pengendali hama ataupun penyakit adalah daun dan batangnya, karena bagian

ini memiliki kandungan nikotin yang tinggi, terutama pada tangkai dan tulang

daun. Ekstrak tembakau bersifat sebagai insektisida, fungisida, akarisida.

27. Kunyit (kunir/turmeric) (Curcuma domestica Val. Curcuma longa koenin)

Bagian tananaman yang digunakan sebagai pestisida organik adalah

rimpang. Rhizome (batang dalam tanah) kunyit dapat digunakan sebagai

insektisida untuk mengendalikan serangga hama ataupun sebagai fungisida

untuk mengendalikan jamur yang merusak tanaman.

28. Lombok Rawit (Capsicum frutescens L)

Senyawa kimia yang terdapat pada buah cabai adalah kapsaisin,

dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karo ten,

kapsarubin, zeasantin, kriptosantin dan clan lutein.Selain itu juga

mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor dan niasin.Zat

aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan.Bagian yang digunakan sebagai

Page 22: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

18

pestisida nabati adalah buah dan biji. Ekstrak buah dan biji cabai bersifat

sebagai insektisida dan penolak hama (repellent).

29. Kenikir (Tagetes erecta L., Tagetes patula)

Bunga, daun, dan batang adalah bagian tanaman yang dapat digunakan

untuk membuat pestisida, dan akar. Ekstrak kenikir dapat digunakan sebagai

penolak hama (repellent), insektisida, fungisida, dan nematisida.

30. Jahe (Zingiber offcinale)

Bau tajam pada jahe adalah zingerone C11H14O3 yang ada dalam

oleoresin. Bagian tanaman jahe yang dapat digunakan untuk mengendalikan

hama penyakit tanaman adalah rhizomenya. Rhizome jahe dapat akan sebagai

penolak hama, nematicida, dan fungisida minyak atsiri,. Kandungan jahe

antara lain minyak atsiri, sesquiterpene, zingibenence C15H24

31. Gadung (Dioscorea hispida Dennst.)

Bagian tanaman gadubg yang digunakan sebagai bahan pembuatan

pestisida organik untuk mengendalikan hama penyakit tanaman adalah

umbinya. Ekstrak umbi gadung mengandung alkaloid dioscorin bekerja

sebagai antifeedant (penghambat aktifitas makan) dan menghambat

pembentukan telur serangga hama.

32. Jarak ( Ricinus communis Linn.)

Biji jarak mengandung minyak jarak (oleum ricini, kastrooli) yang

mengandung bermacam-macam trigliserida, asam palmitat, asam risinoleat,

asam isorisinoleat, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, asam stearat, dan

asam dihidroksistearat. Biiji jarak Juga mengandung alkaloida risinin,

beberapa macam toksalbumin yang dinamakan risin (risin D, risin asam , dan

risin basa), dan beberapa macam enzim diantaranya lipase. Kandungan kimia

daun adalah saponin, senyawa-senyawa flavonoida antara lain kaempferol,

kaempferol-3-rutinosida, nikotiflorin, kuersetin, isokuersetin, rutin,astragalin,

Page 23: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

19

reiniutrin, risinin, dan vitamin C. Akar mengandung metiltrans-2-dekena-

4,6,8- trinoat dan 1-tridekena- 3,5,7,9,11-pentin-beta-sitosterol.Bagian

tanaman yang yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah biji, daun, akar

dan seluruh bagian tanaman. Ekstrak jarak bersifat sebagai insektisida,

ovisida, penghambat pembentukan telur dan penghambat perkembangan

hama.

33. Jeringo / Dlingo (Acorus calamus)

Rimpang jeringau (dlingo – jawa) mengandung zat arosone,

kalomenol, dan metil eugenol yang bisa digunakan untuk mengatasi hama

wereng coklat .Jeringau (Acorus calamus) yang disebut dlingo oleh orang

jawa adalah tumbuhan terna yang rimpangnya dijadikan bahan obat-obatan..

34. Kacang Babi ( Tephrosia vogelii ).

Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida nabati

adalah daun dan bijinya.Kacang Babi( Tephrosia vogelii )Ekstrak kacang babi

bagus untuk membasmi hama ulat pada berbagai jenis tanaman, seperti ulat

jantung Crocidolomia pavona pada tanaman kubis dan brokoli.

35. Lengkuas (Alpinia galanga (L) Wild)

bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah

rimpang. Ekstrak rimpang lengkuas dapat digunakan sebagai fungisida (anti

jamur). Kandungan rimpang antara lain minyak essensial terdiri atas metil–

sinamat , sineol , eugenol, kamfer , seskuiterpen, d – pinen, galangin,

galanganol dan beberapa senyawa flavonoid.

36. Lidah buaya (Aloe barbadensis Milleer)

Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah

daging daun.Kandungan kimia tanaman lidah buaya antara lain saponin,

flavonoida, polifenol dan tanin. Ekstrak lidah buaya bersifat sebagai

insektisida, bakterisida, dan fungisida. Selain itu lidah buaya dapat digunakan

sebagai perekat alami/perata dalam aplikasi pesti

37. Mahoni (Swietenia mahagoni) JACQ

Page 24: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

20

Biji tanaman mahoni digunakan sebagai bahan pembuatan pestisida

organik.Senyawa kimia yang terdapat pada biji mahoni antara lain saponin

dan flavanoid. Ekstrak biji mahoni bersifat sebagai antifeedant (penghambat

aktivitas makan), penghambat perkembangan serangga (growt regulator) dan

sebagai penolak hama (repellent).

38. Mengkudu (Morinda citrifolia)

Bagian tanaman yang digunakan sebagai fungisida nabati adalah buah,

daun dan akar. Ekstrak tanaman mengkudu bersifat sebagai

insektisida.Senyawa kimia yang terkandung pada mengkudu antara lain

xeronin, proxeronin, scopoletin dan antraquinan..

39. Mimba (Azadirachta indica A. Juss)

Ekstrak biji mimba dapat digunakan sebagai insektisida, bakterisida,

fungisida, akarisida, nematisida dan virusida.Senyawa kimia yang terdapat

pada tanaman mimba antara lain azadirachtin, meliantriol, salannin, dan

nimbin, di mana kandungan bahan aktif tertinggi terdapat pada bagian

biji.Pestisida yang dibuat dari ekstrak biji mimba dapat menghambat

perkembangan serangga, baik sebagai racun perut maupun racun kontak.

40. Pacar cina ( Aglaia odorata Lour.)

Bagian tanaman yang digunakan sebagai pesnab adalah

daunnya.Senyawa kimia yang terdapat pada tanaman pacar cina antara lain

alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, serta minyak atsiri. Pada daun pacar cina

selain rokaglamida juga ditemukan senyawa turunannya, yaitu desmetil-

rokaglamida, metil rokaglat dan rokaglaol yang bersifat sebagai insektisida,

antifeedant (penghambat makan) dan growth regulator (penghambat

perkembangan serangga)

41. Putri malu (Mimosa pudica)

Ekstrak tanaman putri malu bersifat sebagai fungisida. Putri malu

mengandung senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid, dan

Page 25: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

21

saponin.Selain itu, juga mengandung triterpenoid, sterol, polifenol dan

flavonoid.

42. Sambiloto (Andrographis paniculata )

Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida organik

adalah seluruh bagian tanaman. Ekstrak sambiloto bersifat sebagai penolak

hama (repellent ).Kandungan kimia senyawa tanaman sambiloto antara lain

adalah andrographolide, saponin, falvonoid, alkaloid, tanin, laktone,

panikulin, kalmegin dan hablur kuning.

43. Serai wangi ( Cymbopogon nardus (L).)

Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah

daun dan akar.Senyawa utama yang terdapat pada serai wangi adalah minyak

atsiri.Minyak atsiri serai terdiri dari senyawa sitral, sitronela, geraniol,

mirsena, nerol, farnesol methil he ptenol dan dipentena.Senyawakimia

dominan adalah sitronela yaitu sebesar 35%kimia dan graniol sebesar 35 –

40%. Senyawa sitronela mempunyai sifat racun dehidrasi (desiccant).Racun

tersebut merupakan racun kontak yang dapat mengakibatkan kematian karena

kehilangan cairan terus menerus. Ekstrak serai wangi bersifat sebagai

insektisida, bakterisida, nematisida dan sebagai penolak hama (repellent).

44. Sirih ( Piper betle Linn.)

Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pembuatan pesnab

adalah daun. Ekstrak daun sirih bersifat sebagai insektisida.Senyawa yang

terkandung dalam sirih antara lain minyak atsiri (eugenol, methyl eugenol,

karvakrol, kavikol, alil katekol, kavibetol, sineol, estragol), karoten, tiamin,

riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tanin, gula, pati, dan asam amino.

45. Sirsak (Annona muricata, Linn. )

Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida organik

adalah daun dan biji.Senyawa yang terkandung dalam sirsak antara

Page 26: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

22

lainsenyawa tanin, fitosterol, ca-oksalat dan alkaloid murisine. Ekstrak daun

dan biji sirsak bersifat insektisida, antifeedant repellent dan racun kontak.

46. Srikaya ( Annona squamosa )

Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah

akar, daun, buah dan biji.Kandungan kimia yang terkandung dalam tanaman

ini antara lain asetogenin, squamocin, bullatacin, annonacin dan

neoannonacin. Senyawa kimia yang terkadung dalam srikaya dapat bersifat

sebagai insektisida, racun kontak, penolak (repellent) dan penghambat makan

(antifeedant).

47. Tembelekan ( Lantana camara)

Senyawa kimia yang terkandung dalam tembelekan antara lain

alkaloida, saponin, flavanoida, tanin dan minyak atsiri.Bagian tanaman yang

digunakan sebagai bahan pembuatan pesnab adalah daun. Senyawa kimia

pada ekstrak daun tembelekan bersifat sebagai insektisida dan penolak

hama(repellent).

48. Tomat (Lycopersicum esculentum)

Bagian tanaman tomat yang digunakan sebagai bahan pestisida nabati

adalah daun, batang dan ranting. Ekstrak daun, batang dan ranting tanaman

tomat bersifat sebagai insektisida dan sebagai penolak hama

(repellent).Adapun kandungan buah tomat antara lain alkaloid solanin

(0,007%), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid dan

tomatin. Ekstrak daun, batang dan ranting tanaman tomat bersifat sebagai

insektisida dan sebagai penolak hama (repellent).

Page 27: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

23

BAB V

KESIMPULAN

Banyak tanaman disekitar kita yang yang tidak diketahui manfaatnya ternyata bisadigunakan sebagai bahan dasar pembuatan pestisida nabati yang ramah lingkungan

23

Page 28: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

24

DAFTAR PUSTAKA

Atjung.1981. Tanaman Obat dan Minuman Segar.Yasaguna. Jakarta. Backer, C.A. 1973. Weed Flora of Javanese Sugar-cane Fields. Ysel Press. Deventer. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah…(Susi Abdiyani) 85

Balai Pustaka. 1980. Tanaman Obat. Jakarta.

Bhattacharyya, B. dan B.M. Johri. 1998. Flowering Plants : Taxonomy and Phylogeny. Narosa Publishing House. New Delhi. India.

Crockett, J.U dan E. A. Oliver. 1977. Wildflower Gardening. Time Life Books. Virginia. USA.

Departemen Kesehatan RI. 1981. Pemanfaatan Tanaman Obat. Edisi II. Jakarta. . 1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid IV. Jakarta. . 1999. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid V. Jakarta. . 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I).Jilid 1 dan 2. Jakarta. Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tanaman Obat. http://www.litbang. deptan.go.id. Diakses November 2007.

Hartono, S. 1996. Tumbuhan Monokotil. Penebar Swadaya. Jakarta. . 2001. Tumbuhan Obat Indonesia : Penggunaan dan Khasiatnya. Pustaka Populer Obor. Jakarta. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia (Terjemahan). Buku I-IV. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan RI. Jakarta.

Hutapea, J.R., Soeharso, Sutjipto, Djumidi, S. Sugeng, W. Yuli dan Sihotong.1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Kompas.2003. Mengobati Pasien dengan Tumbuhan. http://www.kompas. com. Diakses Nopember 2007.

Kawasan Lindung Dieng Rusak : Kerusakan Lebih dari 90 Persen. http://www.kompas.com. Diakses November 2007. Kusmana, C. 1997.

Metode Survey Vegetasi.IPB. Bogor. LIPI.1979a. Jenis-jenis Anggrek. Bogor. ____.

1979b. Jenis Paku Indonesia. Bogor. . 1985. Kerabat Paku. LIPI. Bogor. McNaughton dan L.L.Wolf. 1992. Ekologi Umum (Terjemahan). Edisi II. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Odum, E.P. 1998. Dasar-dasar Ekologi (Terjemahan). Edisi III. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Oosting, H.J. 1958. The Study of Plant Communities.D.J. Chivers (Ed.).Plenum Press. New York. Pemerintah Desa Gerlang, Kecamatan Blado. 2003.

Usulan Pembangunan Desa Gerlang. Batang.PT. Eisai Indonesia. 1986. Indek Tumbuh-tumbuhan Obat di Indonesia. Jakarta. Pusat Data dan Informasi

24

Page 29: BEBERAPA TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI …

25

PERSI.2003. Sembung (Blumea balsamifera [L.] DC.). hhtp://www.pdpersi.co.id.Diakses November 2007.

Sitepu, Dj. dan P. Sutigno.2001. Peranan Tanaman Obat dalam Pengembangan Hutan Tanaman. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 2 (2) : 61-77. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta. Soerjani, M., A.J.G.H. Kostermans dan G. Tjitrosoepomo. 1987. Weed of Rice in Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Sumadiwangsa, S. dan D. Setyawan. 2001. Konsepsi Strategi Penelitian Hasil Hutan Bukan Kayu di Indonesia. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 2 (2) : 79- 90. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.

Syamsuhidayat, S.S. dan J.R. Hutapea.1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Zuhud, E.A.M., B. Sambas, S. Rinekso,

Ekarelawan dan S. Erna. 1994. Perkembangan dan Program Penelitian Vol. V No. 1 : 79-92, 2008 86 Tumbuhan Obat di Indonesia. Prosiding Seminar Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia.Fahutan IPB dan LATIN. Bogor.

Wahid, P., M. Januwati dan M. Yusron. 2000. Pengembangan Agroindustri Tanaman Obat Indonesia. Buletin Kehutanan dan Perkebunan 1 (1) : 77-87. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan. Bogor.

Whitmore, T.C. 1975. Tropical Rain Forests of the Far East.Oxford University Press. London. Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi bagi Populasi dan Komunitas. UI Press. Jakarta.