39
KAPITA SELEKTA KEUANGAN PORTOFOLIO 4EA01 Kelompok II Ambar Bayu Setiawan (10206072) Dahniar Natalia Gabut (10206200) Mega Budi Anggarwati (10206600) M. Arief Pratama (10206635) Sigit Dwi Purnomo (10206914) Sudarmadi (10206947) 1

Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

  • Upload
    danganh

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

KAPITA SELEKTA KEUANGANPORTOFOLIO

4EA01

Kelompok II

Ambar Bayu Setiawan (10206072)

Dahniar Natalia Gabut (10206200)

Mega Budi Anggarwati (10206600)

M. Arief Pratama (10206635)

Sigit Dwi Purnomo (10206914)

Sudarmadi (10206947)

FAKULTAS EKONOMI – MANAJEMEN

UNIVERSITAS GUNADARMA

2010

1

Page 2: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

I. Pengertian Teori Portofolio

Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian

keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk

mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori

portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan

dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi

pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear

antara risiko dan pengembalian.

Teori portofolio adalah pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M.

Makowitz (1927) seorang ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah memperoleh

Nobel Prize di bidang ekonomi pada tahun 1990. Teori portofolio berkaitan dengan

estimasi investor tehadap ekspektasi risiko dan return, yang diukur secara statistik untuk

membuat portofolio investasinya. Markowitz menjabarkan cara mengkombinasikan aset

ke dalam diversifikasi portofolio yang efisien. Dalam portofolio ini, risiko dapat

dikurangi dengan menambah jumlah jenis aset ke dalam portofolio dan tingkat expected

return dapat naik jika investasinya terdapat perbedaan pergerakan harga dari aset-aset

yang dikombinasi tersebut (“Harry Max Markowitz”) Pada prakteknya para pemodal

pada sekuritas sering melakukan diversifikasi dalam investasinya dengan

mengkombinasikan berbagai sekuritas, dengan kata lain mereka membentuk portofolio.

Menurut Husnan (2003:45), portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini

menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi

dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak

sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang

ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola

kebutuhan kas, status pajak, dan sebagainya.

Dalam kenyataannya kita akan sulit membentuk portofolio yang terdiri dari semua

kesempatan investasi, karena itu biasanya dipergunakan suatu wakil (proxy) yang terdiri

dari sejumlah besar saham atau indeks pasar. Contohnya di Bursa Efek Jakarta yang

menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau Indeks LQ45.

2

Page 3: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

Evaluasi Kinerja Portofolio

Dalam tahap evaluasi, pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja

(performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun

risiko yang ditanggung. Menurut Husnan (2003:45), tidaklah benar jika portofolio yang

memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya.

Menurut John (2005:53), Kerja besar dikerahkan untuk pembentukan portofolio. Teori

portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus

dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya

dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan

asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan

kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi

tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian.

Teori portofolio mengasumsikan bahwa investor yang rasional menolak untuk

meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatan pengembalian yang diharapkan.

Hubungan antara risiko yang diterima dan pengembalian yangdiharapkan merupakan

dasar bagi keputusan pinjaman dan investasi modern. Makin besar risiko atas investasi

atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian yang diinginkan untuk menutup risiko

tersebut.

1. SAHAM

Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau

sekuritas, salah satunya yaitu saham. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau

kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut

adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan

ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut

(Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).

Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham (Darmadji dan

Fakhruddin, 2001: 6) :

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim

a. Saham Biasa (common stock)

3

Page 4: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki

perusahaan

Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika

perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh

pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham

biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi),

tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki

investor.

Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan

tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut;

dan membayar deviden.

Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva

sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan

memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham

biasa.

Prioritas apa saja yang ditawarkan saham preferen:

Prioritas pembayaran: pemodal memiliki hak untuk didahulukan

dalam hal pembayaran deviden.

Deviden tetap: pemodal memiliki hak mendapat pembayaran

deviden dengan jumlah tetap.

Deviden kumulatif: pemodal berhak mendapat pembayaran semua

deviden yang terutang pada tahun-tahun sebelumnya.

Convertible preferen stock: pemodal berhak menukar saham

preferen yang dipegangnya dengan saham biasa.

Adjustable devidend: pemodal mendapat prioritas pembayaran

devidennya menyesuaikan dengan saham biasa.

4

Page 5: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

2. Ditinjau dari cara peralihannya

a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah

dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.

Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui

sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

b. Saham Atas Nama (Registered Stocks)

Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di

mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan

a. Blue – Chip Stocks.

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai

leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten

dalam membayar dividen.

b. Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen

lebih tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun

sebelumnya.

Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih

tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.

Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.

c. Growth Stocks

(Well – Known)Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan

pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang

mempunyai reputasi tinggi.

(Lesser – Known) Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam

industri, namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal

dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.

5

Page 6: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

d. Speculative Stock

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh

penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan

penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

e. Counter Cyclical Stockss

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun

situasi bisnis secara umum.

Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya

mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan

emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

Dan yang terbaru jenis saham yang diperdagangkan di BEI , yaitu ETF (Exchange

Trade Fund) adalah gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di bursa

seperti halnya saham di pasar modal bukan di Manajer Investasi (MI).

Manfaat investasi pada saham

1. Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang

saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi dan

disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Jenis Dividen:

Dividen Tunai, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang

saham dalam bentuk sejumlah uang untuk setiap saham yang dimiliki.

Dividen Saham, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang

saham dalam bentuk saham baru perusahan tersebut, yang pada akhirnya

akan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham.

2. Capital Gain, Investor dapat menikmati capital gain, jika harga jual melebihi

harga beli saham tersebut. Contoh: Investor A membeli saham PT. X, yang listing

di Bursa Efek, setahun yang lalu dengan harga Rp 3.500. Saat ini harga saham PT.

X telah meningkat menjadi Rp 3.750. Jika investor A menjual sahamnya pada

harga tersebut, maka ia akan menikmati Capital Gain atau keuntungan sebesar Rp

250 per saham(tanpa perhitungan pajak dan komisi).

6

Page 7: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

Risiko Investasi pada saham

1. Tidak ada pembagian dividen. Jika emiten tidak dapat membukukan laba pada

tahun berjalan atau Rapat Umum Pemegang Saham memutuskan untuk tidak

membagikan dividen kepada pemegang saham karena laba yang diperoleh akan

dipergunakan untuk ekspansi usaha.

2. Capital Loss. Investor akan mengalami capital loss, jika harga beli saham lebih

besar dari harga jual. Contoh: Investor A membeli saham PT. X setahun yang lalu

pada harga Rp 3,500. Saat ini harga saham turun menjadi Rp 3,100. Jika ia

menjual sahamnya maka ia akan rugi Rp 400 (Tanpa perhitungan pajak dan

komisi).

3. Risiko Likuidasi. Jika emiten bangkrut atau di likuidasi, para pemegang saham

memiliki hak klaim terakhir terhadap aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban

emiten dibayar. Yang terburuk adalah jika tidak ada lagi aktiva yang tersisa, maka

para pemegang saham tidak memperoleh apa-apa.

4. Saham delisting dari Bursa. Karena beberapa alasan tertentu, saham dapat dihapus

pencatatannya (delisting) di Bursa, sehingga pada akhirnya saham tersebut tidak

dapat diperdagangkan.

2. REKSADANA

Berinvestasi di pasar modal secara langsung diartikan adanya nilai investasi yang

besar dan kesiapan menanggung resiko besar, sejalan dengan besarnya potensi hasil

investasi yang tersedia. Karena perubahan harga saham yang cepat dan berfluktuasi ,

sering dikatakan bahwa “untuk dapat menang di pasar modal, orang harus berada di

pasar”. Artinya, untuk dapat memperoleh untung maksimal di pasar modal investor

saham harus meluangkan waktu terus menerus memantau pasar. Sebetulnya , investor

dapat berinvestasi di bursa saham secara tidak langsung, yakni dengan membeli unit

penyertaan Reksadana.

Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya

menitipkan uang kepada pengelola reksadan (disebut manajer investasi ) untuk digunakan

sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau pasar modal.

7

Page 8: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

Membeli reksadana tidak ubahnya kita menabung. Bedanya surat tanda menabung

tidak dapat diperjualbelikan, sebaliknya reksadana bisa diperjualbelikan. Reksadana

terbuka berarti investor dapat dengan mudah menjual-belikan penyertaan yang investor

lakukan di reksadana tersebut kepada pihak pengelola. Sedangkan untuk reksadana

tertutup yang terjadi adalah jika penyerta telah menanamkan dananya untuk, katakanlah 1

tahun, maka selama 1 tahun tersebut investor tidak dapat melakukan penjualan balik

penyertaannya kepada si pengelola. Ibaratnya seperti time deposit yang telah ditetapkan

dari awal.

Mengenai Reksadana yang tercatat di pasar modal adalah kebanyakan berbentuk

reksadana tertutup, dimana dana under management telah terbentuk dari awal. Investor

yang membeli “reksadana” tersebut di pasar modal seperti contohnya “DANA” yang

berusaha untuk meraih keuntungan dari fluktuasi yang terjadi di NAB reksadana tersebut.

Ibaratnya jika DANA memiliki banyak saham TELKOM di portofolionya, maka saat

saham TELKOM naik, maka pembeli saham DANA di bej akan mendapat keuntungan

karena harga saham DANA akan naik secara tidak langsung. Reksadana bisa

menyediakan dua fasilitas yang sulit dipenuhi oleh pemodal : Pertama : menciptakan

skala ekonomis dalam berinvestasi yaitu melalui penggabungan dana antara pemodal

yang satu dengan pemodal yang lain untuk menciptakan investasi dalam skala yang

besar. Kedua : menyediakan tenaga professional pengelola investasi efek secara kolektif.

Jenis-jenis Reksadana

1. Reksa Dana Pasar UangReksa Dana yang investasinya ditanam pada efek bersifat

hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun.

2. Reksa Dana Pendapatan Tetap. Reksadana yang melakukan investasi sekurang-

kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat

hutang.

3. Reksa Dana Saham. Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya

80% dari dana yang dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas.

4. Reksa Dana Campuran. Reksa Dana yang mempunyai perbandingan target aset

alokasi pada efek saham dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke

dalam ketiga reksadana lainnya

8

Page 9: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

Keuntungan memiliki Reksadana

1. Pengelolaan secara profesional. Reksa dana dikelola oleh para profesional pasar

modal yang memiliki akses pada informasi dan pedagangan efek, sehingga selalu

dapat meneliti berbagai peluang investasi terbaik bagi para nasabahnya.

2. Pembagian risiko/Minimalisasi risiko. Pola pembagian risiko ini biasa disebut

“diversifikasi”. Pada diversifikasi, dana investasi Anda ditempatkan pada

beberapa macam instrumen investasi di pasar modal. Dengan demikian risiko

kerugian investasi secara keseluruhan akan lebih kecil.

3. Kemudahan pencairan. Investasi reksa dana mudah untuk diuangkan kembali

serta efisien karena investor dapat menjual kembali kepada pengelola investasi.

4. Kemudahan investasi. Berinvestasi di reksa dana relatif mudah karena selain

prosesnya mudah, investor diberikan beberapa pilihan investasi, dengan strategi

yang sesuai dengan risiko dan keuntungan yang diharapkan.

5. Keleluasaan investasi. Dalam reksa dana leluasa untuk memilih suatu jenis

investasi dan leluasa pula untuk pindah ke jenis lainnya sesuai dengan tujuan

investasi.

6. Keringanan biaya. Melakukan investasi melalui reksa dana relatif lebih ringan

biayanya dibandingkan bila investor melakukannya sendiri. Hal ini disebabkan

karena pengelola investasi menghimpun dana dalam skala besar sehingga dapat

mengalokasikannya secara ekonomis.

7. Keringanan pajak. Hasil keuntungan dan hasil penjualan kembali reksa dana tidak

dikenai pajak sehingga investor mendapatkan keuntungan yang bersih.

Dividen/bunga

Untuk mendapatkan dividen/bunga, pemodal harus memilih reksadana yang

memiliki sasaran pendapatan. Setiap prospectus reksadana akan mencantumkan sasaran

saat penawaran. Adapun sasaran reksadana diantaranya : pendapatan , pertumbuhan dana,

pendapatan, dan keseimbangan.

Kegiatan utama manajer investasi adalah melakukan investasi portofolio sehingga

setiap saat akan mengambil keputusan alat investasi mana yang harus dibeli atau dijual.

Juga memutuhkan memilih saham yang memberi dividen atau obligasi yang membayar

9

Page 10: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

bunga. Jadi reksadana selalu punya kesempatan mendapatkan dividen atau bunga . Hanya

saja manajer investasi mempunyai hak untuk mendistribusikan atau tidak dividen atau

bunga yang diperolehnya kepada pemodal. Kalau prospektusnya menerangkan bahwa

dividen/bunga akan didistribusikan maka dalam waktu tertentu pemodal akan

mendapatkan dividen / bunga .

Capital gain akan diberikan oleh reksadana yang memiliki sasaran pertumbuhan.

Pendapatan ini berasal dari kenaikan harga saham atau diskon obligasi yang menjadi

portofolio reksadana. Tentu saja manajer investasi harus berhasil membeli saham pada

saat harga rendah dan menjualnya pada saat harga tinggi. Selanjutnya manajer investasi

mendistribusikan capital gain itu kepada pemodal.

Pendapatan dari capital gain tergantung dari kebijaksanaan manajer investasi. Bila

manajer investasi dalam prospektusnya menerangkan akan mendistribusikan capital gain,

maka dalam waktu tertentu pemegang reksadana akan mendapat distribusi capital gain

ini. Namun ada juga reksa dana yang tidak mendistribusikan capital gain ini, tapi

ditambahkan pada NAB.

NAB adalah adalah perbandingan antara total nilai investasi yang dilakukan

manajer investasi dengan total volume reksadana yang diterbitkan. Contoh pada awal

tahun 1999, Manager investasi X menerbitkan 445.000 lembar reksadana dengan harga

Rp. 1000. Harga ini dapat dianggap NAB awal. Pada akhir tahun 1999, nilai investasi

meningkat menjadi Rp. 600.000.000,- akibat kenaikan harga saham yang menjadi

portofolio. Manager investasi X, dan juga pembayaran dividen dan bunga obligasi. NAB

baru adalah Rp. 600 juta : 445.000 = Rp. 1.348,-. Berarti mengalami kenaikan 34.8%.

Untuk mendapatkan kenaikan NAB ini tergantung jenis reksadana yang dibeli.

Reksadana terbuka akan dibeli kembali dengan harga NAB baru. Reksadana tertutup

tidak akan dibeli kembali oleh penerbitnya. Jadi setelah terjadi transaksi di pasar perdana

selanjutnya reksadana akan diperjualbelikan di pasar sekunder. Harga yang terbentuk

merupakan pertemuan dari permintaan dan penawaran. Harga in yang merupakan NAB

baru.

10

Page 11: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

3. OBLIGASI

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara

pemberipinjaman (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Jadi

surat obligasi adalah selembar kertas kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas

tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi.

Nilai suatu obligasi bergerak berlawanan arah denganperubahan suku bunga

secara umum. Jika suku bungasecara umum cenderung turun, maka nilai atau harga

obligasi akan meningkat, karena para investor cenderung untuk berinvestasi pada

obligasi. Sementara itu, jika suku bunga secara umum cenderung meningkat, maka

nilaiatau harga obligasi akan turun, karena para investor cenderung untuk menanamkan

uangnya di Bank.

Obligasi sudah lama dikenal di pasar modal Indonesia. Hanya saja, kalah populer

dengan saham. Ini disebabkan, emiten obligasi kebanyakan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN). Beberapa BUMN emiten obligasi adalah: Bapindo, Jasa Marga, Bank

Tabungan Negara dan masih banyak lagi. Kini perusahaan-perusahaan swasta mulai

menggunakan obligasi untuk menghimpun modal.

Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan adalah Corporate Bond, sementara

obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah disebut Government Bond. Adapula Municipal

Bond, yang merupakan obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah untuk membiayai

proyek tertentu di daerah. Sebelum melakukan investasi pada obligasi, disarankan bagi

para investor untuk memperhatikan peringkat obligasi, yaitu metode penilaian akan

kemungkinan gagal bayar pada obligasi.

Obligasi Konversi adalah obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham biasa

pada harga tertentu. Bagi emiten, obligasi konversi merupakan daya tarik yang ditujukan

kepada para investor untuk meningkatkan penjualan obligasi.

Manfaat Obligasi

a. Bunga. Bunga dibayar secara reguler sampai jatuh tempo dan ditetapkan dalam

persentase dari nilai nominal. Contoh: Obligasi dengan kupon 10%, akan

membayar Rp 10 setiap Rp 100 dari nilai nominal setiap tahun. Biasanya

pembayaran bunga terjadi setiap 3 atau 6 bulan sekali.

11

Page 12: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

b. Capital Gain. Sebelum jatuh tempo biasanya obligasi diperdagangkan di Pasar

Sekunder, sehingga investor mempunyai kesempatan untuk memperoleh Capital

Gain. Capital Gain juga dapat diperoleh jika investor membeli obligasi dengan

diskon yaitu dengan nilai lebih rendah dari nilai nominalnya, kemudian pada saat

jatuh tempo ia akan memperoleh pembayaran senilai dengan harga nominal.

c. Hak klaim pertama. Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegang obligasi

sebagai kreditur memiliki hak klaim pertamaatas aktiva perusahaan.

d. Jika memiliki Obligasi Konversi, investor dapat mengkonversikan obligasi

menjadi saham pada hargayang telah ditetapkan, dan kemudian berhak untuk

memperoleh manfaat atas saham.

Risiko investasi pada Obligasi

a. Gagal bayar (default) Kegagalan dari emiten untuk melakukan pembayaran bunga

serta hutang pokok pada waktu yang telah ditetapkan, atau kegagalan emiten

untuk memenuhi ketentuan lain yang ditetapkan dalam kontrak obligasi.

b. Capital Loss. Obligasi yang dijual sebelum jatuh tempo dengan harga yang lebih

rendah dari harga belinya.

c. Callability. Sebelum jatuh tempo, emiten mempunyai hak untuk membeli kembali

obligasi yang telah diterbitkan. Obligasi demikian biasanya akan ditarik kembali

pada saat suku bunga secara umum menunjukkan kecenderungan menurun. Jadi

pemegang obligasi yang memiliki persyaratan callability berpotensi merugi,

apabila suku bunga menunjukkan kecenderungan menurun. Biasanya untuk

mengkompensasi kerugian ini, emiten akan memberikan premium.

4. BUKTI RIGHT

Sesuai dengan undang-undang Pasar Modal, Bukti Right didefinisikan sebagai

hak memesan efek terlebih dahulu pada harga yang telah ditetapkan selama periode

tertentu. Bukti Right diterbitkan pada penawaran umum terbatas (Right Issue), dimana

saham baru ditawarkan pertama kali kepada pemegang saham lama. Bukti Right juga

dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder selama periode tertentu.

12

Page 13: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

Manfaat dari Bukti Right

1. Investor memiliki hak istimewa untuk membeli saham baru pada harga yang telah

ditetapkan dengan menukarkan Bukti Right yang dimilikinya. Hal ini

memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan dengan membeli saham

baru dengan harga yang lebih murah. Contoh: Jika seorang investor membeli

Bukti Right di Pasar Sekunder pada harga Rp 200, dengan harga pelaksanaan

(exercise price) Rp 1.500. Pada tanggal pelaksanaan harga saham perusahaan X

diasumsikan melonjak hingga Rp 2.000 per lembar. Ia dapat membeli saham PT.

X hanya dengan membayar Rp 1.700, yaitu Rp 1.500 (harga pelaksanaan) + Rp

200 (harga Right). Kemudian investor tersebut akan memperoleh keuntungan Rp

300 yang berasal dari Rp 2.000 – Rp 1.700.

2. Bukti Right dapat diperdagangkan pada Pasar Sekunder, sehingga investor dapat

menikmati Capital Gain, ketika harga jual dari Bukti Right tersebut lebih besar

dari harga belinya.

Risiko memiliki Bukti Right

1. Jika harga saham pada periode pelaksanaan jatuh dan menjadi lebih rendah dari

harga pelaksanaan, maka investor tidak akan mengkonversikan Bukti Right

tersebut, sementara itu investor akan mengalami kerugian atas harga beli Right.

Contoh: Seorang investor membeli Bukti Right di Pasar Sekunder pada harga Rp

200 dengan harga pelaksanaan Rp 1.500. Kemudian pada periode pelaksanaan,

harga saham turun menjadi Rp. 1,200 per saham. Investor tersebut tentunya tidak

akan menukarkan Bukti Right yang dimilikinya, karena jika ia melakukannya,

maka ia harus membayar Rp 1.700 (Rp 1.500 harga pelaksanaan + Rp 200 harga

right). Apabila pemegang saham tidak menukar Bukti Right tersebut maka akan

terjadi dilusi pada kepemilikan atau jumlah saham yang dimiliki akan berkurang

secara proporsional terhadap jumlah total saham yang diterbitkan perusahaan.

Sementara itu jika ia tidak menukarkan Bukti Right yang dimilikinya, maka ia

mengalami kerugian Rp 200 atas harga Right tersebut.

13

Page 14: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

2. Bukti Right dapat diperdagangkan pada pasar sekunder, sehingga investor dapat

mengalami kerugian (Capital Loss), ketika harga jual dari Bukti Right tersebut

lebih rendah dari harga belinya.

5. WARAN

Waran biasanya melekat sebagai daya tarik (sweetener) pada penawaran umum

saham ataupun obligasi. Biasanya harga pelaksanaan lebih rendah dari pada harga pasar

saham. Setelah saham ataupun obligasi tersebut tercatat di bursa, waran dapat

diperdagangkan secara terpisah. Periode perdagangan waran lebih lama dari pada bukti

right, yaitu 3 tahun sampai 5 tahun. Waran merupakan suatu pilihan (option), dimana

pemilik waran mepunyai pilihan untuk menukarkan atau tidak warannya pada saat jatuh

tempo. Pemilik waran dapat menukarkan waran yang dimilikinya 6 bulan setelah waran

tersebut diterbitkan oleh emiten. Harga waran itu sendiri berfluktuasi selama periode

perdagangan.

Manfaat dari Waran

1. Pemilik waran memiliki hak untuk membeli saham baru perusahaan dengan harga

yang lebih rendah dari harga saham tersebut di Pasar Sekunder dengan cara

menukarkan waran yang dimilikinya ketika harga saham perusahaan tersebut

melebihi harga pelaksanaan. Contoh: Jika seorang investor membeli waran pada

harga Rp 200 per lembar dengan harga pelaksanaan Rp 1.500, dan pada tanggal

pelaksanaan, harga saham perusahaan meningkat menjadi Rp 1.800 per saham,

maka ia akan membeli saham perusahaan tersebut dengan harga hanya Rp 1.700

(Rp 1.500 + Rp 200). Jika ia langsung membeli saham perusahaan tersebut di

pasar sekunder, ia harus mengeluarkan Rp 1.800 per saham.

2. Apabila waran diperdagangkan di Bursa, maka pemilik waran mempunyai

kesempatan untuk memperoleh keuntungan (capital gain) yaitu apabila harga jual

waran tersebut lebih besar dari harga beli.

14

Page 15: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

II. Beberapa konsep dasar

1. Portofolio yang Efisien dan Optimal

Dalam pembentukan portofolio, investor berusaha memaksimalkan pengembalian yang

diharapkan dari investasi dengan tingkat resiko tertentu yang dapat diterima. Portofolio

yang dapat mencapai tujuan diatas disebut dengan portofolio efisien. Untuk membentuk

portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsi mengenai perilaku investor dalam

membuat keputusan investasi. Asumsi yang wajar adalah investor cenderung

menghindari resiko (risk averse). Investor penghindar resiko adalah investor yang jika

dihadapkan pada dua investasi dengan pengembalian diharapkan yang sama dan resiko

berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat resiko yang lebih rendah. Jika

investor memiliki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang paling

optimal akan dipilihnya.

2. Aktiva beresiko dan aktiva bebas beresiko

Aktiva beresiko merupakan aktiva dimana pengembalian yang akan diterima di masa

depan bersifat tidak pasti. Sebagai contoh, seorang investor membeli saham GM saat ini

dan bermaksud memegang saham tersebut 1 tahun. Pada saat dilakukan pembelian saham

investor tidak mengetahui besar pengembalian yang akan diterimanya. Pengembalian

yang diterima kan bergantung pada harga saham GM satu tahun mendatang dan

pendapatan diperoleh investor selama 1 tahun, maka dapat disimpulkan saham

merupakan aktiva berisiko. Bahkan sekuritas yang diterbitkan oleh pemerintah (obligasi)

merupakan aktiva beresiko. Contoh, obligasi yang jatuh tempo 30 tahun, investor tidak

mengetahui besarnya pengembalian yang diterimanya jika obligasi ini hanya disimpan 1

tahun. Hal ini terjadi karena perubahan suku bunga akan mempengaruhi pengembalian

investasi pada obligasi tersbut selama satu tahun.

Aktiva bebas resiko adalah aktiva yang pengembalian masa depanyya dapat diketahui

dengan pasti. Aktiva bebas resiko umumnya merupakan kewajiban jangka pendek dari

pemerintah. Sebagai contoh, jika investor membeli sekuritas pemerintah dengan jangkat

jatuh tempo 1 tahun dan berniat untuk menyimpan sekuritas tersebut hingga saat jatuh

temponya, maka besar pengembalian satu tahun mendatang akan diketahui dengan pasti

15

Page 16: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

III. Mengukur Pengembalian diharapkan dari Suatu portofolio

1. Mengukur pengembalian portofolio periode tunggal

Pengembalian actual dati suatu portofolio aktiva sepanjang periode tertentu secara

langsung dapat diperhitungkan sebagai berikut :

Rp = w1R1 + w2R2 + ... + WGRG

Secara Ringkas

G

Rp = S wg Rg

g=1

Keterangan :

Rp = tingkat pengembalian portofolio selama periode berjalan

Rg = tingkat pengembalian aktiva g selama periode berjalan

wg = berat aktiva g pada portofolio – bagian dari nilai pasar keseluruhan

G = jumlah aktiva pada portofolio

Contoh kasusAktiva Nilai pasar Tingkat pengembalian

1 $ 6 juta 12 %

2 $ 8 juta 10 %

3 $ 11 juta 5 %

Total $ 25 Juta

R1 = 12 % w1 = 6 / 25 = 0,24 = 24 %

R2 = 10 % w2 = 8 / 25 = 0,32 = 32 %

R3 = 5 % w3 = 11/25 = 0,44 = 44 %

Rp = 0,24 (0.12) + 0,32 (0.10) + 0,44 (0.5)

16

Page 17: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

Rp = 0,0828 = 8,28 %

2. Pengembalian diharapkan dari portofolio aktiva beresiko

Nilai yang diberikan kepada pengembalian yang diharapkan dari setiap aktiva

merupakan persentase dari nilai pasar aktiva terhadap nilai

E(Rp) = w1E(R1) + w2E(R2) + ... + wGE(RG)

Keterangan :

E( ) = harapan

E(Rp) = pengembalian exante – pengembalian diharapkan dari portofolio

sepanjang periode waktu tertentu

Pengembalian yang diharapkan dari aktiva beresiko dihitung sebagai berikut :

Harus diketahi distribusi probabilitas bagi tingkat pengembalian yang mungkin

dapat dihasilkan. Distribusi probabilitas merupakan fungsi yang menghubungan

peluang terjadinya suatu peristiwa dengan penghasilan yang mungkin dihasilkan

bagi variabel acak

Setelah distribusi probabilitas diketahui kemudian dicari nilai yang diharapkan

bagi variabel acak yang merupakan rata – rata tertimbang penghasilan yang

mungkin, dimana bobot timbangannya merupakan probabilitas yang berhubungan

dengan penghasilan yang mungkin.

Nilai yang diharapkan dari pengembalian aktiva, seterusnya digunakan istilah

pengembalian yang diharapkan dengan rumus :

Pengembalian yang diharapkan

E (Ri) = p1r1 + p2r2 + ... + pNrN

Keterangan :

17

Page 18: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

rn = tingkat pengembalian ke n yang mungkin bagi aktiva i

pn = probabilita memperoleh tingkat pengembalian n bagi aktiva i

N = jumlah penghasilan yang mungkin bagi tingkat pengembalian

Contoh KasusDistribusi probabilitas tingkat pengembalian bagi saham XZY

N Tingkat pengembalian Probabilitas kejadian

1 15 % 0.50

2 10 % 0.30

3 5 % 0.13

4 0 % 0.05

5 - 5 % 0.20

Total 1.00

E(RXYZ) = 0.50(15%) + 0.30(10%) + 0.13(5%) + 0.05 (0%) +

0.20 (-5%)

= 11 %

11% = nilai atau rata-rata hitung (mean) yang diharapkan dari distribusi probabilitas bagi

tingkat pengembalian saham XYZ

IV. Mengukur Resiko Portofolio

Resiko merupakan kerugian yang dihadapi

Menurut Prof. Harry Markowitz : Resiko sebagai varians pengembalian

diharapkan aktiva

1. Varians Sebagai Alat Ukur Resiko

Varians dari variabel acak adalah ukuran penyimpangan dari penghasilan

ayng mungkin di sekitar nilai yang diharapkan

Pengembalian aktiva, varians adalah ukuran penyimpangan penghasilan yang

mungkin bagi tingkat pengembalian di sekitar pengembalian yang diharapkan

18

Page 19: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

Persamaan

var (Ri) = p1[r1-E(Ri)]2 + p2[r2-E(Ri)]2 + ...

+ pN[rN-E(Ri)]2

atau N

var (Ri) = S pn[rm-E(Ri)]2

n=1

Contoh KasusDistribusi probabilitas pengembalian saham XYZ, maka varians :

var (Rxyz) = 0.50(15% - 11%)2 + 0.30(10% - 11%)2 +

0.13(5% - 11%)2 + 0.05(0% - 11%)2 +

0.02(-5% - 11 %)2

= 24 %

Varians dikaitkan dengan distribusi pengembalian mengukur kekencangan dimana

distribusi dikelompokan disekitar mean atau pengembalian yang diharapkan

Menurut Harry Markowitz : Kekencangan atau varians ini sama dengan

ketidakpastian atau resiko suatu investasi

Jika aktiva tidak memiliki resiko, maka penyimpangan pengembalian

diharapkan dari aktiva tersebut adalah 0 (nol

Deviasi Standar

Varians dinyatakan dalam unit kuadrat, varians diubah menjadi deviasi

standar atau akar kuadrat dari varians

SD(Ri) = √ var (Ri)

Maka deviasi standar saham XYZ

SD(RXYZ) = √ 24 % = 4,9 %

19

Page 20: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Varians mengukur penyimpangan pengembalian aktiva di sekitar nilai yang

diharapkan, maka varians mempertimbangkan juga pengembalian di atas atau

di bawah nilai pengembalian yang diharapkan

Varians hanya merupakan satu ukuran tentang bagaimana pengembalian

bervariasi di sekitar pengembalian yang diharapkan.

Pandangan Harry Markowitz

Menyadari keterbatasan dan menyarankan pengukuran resiko sisi bawah

(downside risk) – resiko memperoleh pengembalian di bawah pengembalian

diharapkan – disebut dengan semi varians

Varians dapat dibenarkan berdasarkan bukti empiris yang menyatakan

distribusi pengembalian saham di masa lalu bersifat simetris. Pengembalian

yang diharapkan dan varians merupakan dua parameter yang dipertimbangkan

dalam pembuatan keputusan

2. Mengukur Resiko Portofolio dari Portofolio Dua Aktiva

Formula

var(Rp) = wi2 var(Ri) + wi2 var (Rj) + 2wi wj cov(Ri,Rj)

Dimana

cov(Ri,Rj) = kovarians antara pengembalian bagi aktiva i

dan aktiva j

Kovarian

Tingkat dimana pengembalian kedua aktiva berbeda atau berubah secara

bersamaan

Kovarian positif (+) : pengembalian kedua aktiva cenderung bergerak atau

berubah pada arah yang sama

20

Page 21: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

Kovarian negatif (-) : Pengembalian bergerak pada arah yang berlawanan

Formula Kovarian aktiva i dan j

Cov(Ri,Rj) = p1[ri1 - E(Ri)][ri1 – E(Ri)] + p2[ri2 – E(Ri)][ri2 – E(Ri)]

+ ... + p1[riN - E(Ri)][riN – E(Ri)]

Dimana :

rin = tingkat pengembalian ke n yang mungkin bagi aktiva i

rjn = tingkat pengembalian ke n yang mungkin bagi aktiva j

Pn= kemungkinan memperoleh tingkat pengembalian n bagi aktiva i dan j

N = jumlah hasil yang mungkin bagi tingkat pengembalian

Contoh Kasus

N Tingkat Tingkat

pengembalian pengembalian Probabilitas

saham A Saham B kejadian

1 15 % 8 % 0.50

2 10 % 11 % 0.30

3 5 % 6 % 0.13

4 0 % 0 % 0.05

5 - 5 % - 4 % 0.20

Total 1.00

Pengembalian diharapkan 11 % 8 %

Varians 24 % 9 %

Standar deviasi 4,9 % 3 %

Kovarian antara sahan A dan saham B

cov (RA,RB) = 0.50 (15%-11%) (8%-8%) + 0.30 (10%-11%) (11%-8%) + 0.13 (5%-

11%) (6%-8%) + 0.05 (0%-11%) (0%-8%) + 0.02 (-5%-11%) (-4%-8%)

= 8,9 %

21

Page 22: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

Kovarian dapat dianggap korelasi antara pengembalian yang diharapkan dari kedua

aktiva

Hubungan Antara Kovarian dan Korelasi

cov (Ri,Rj)

Cor (Ri,Rj) =

SD(Ri) SD(Rj)

Koefisien korelasi

+ 1 : adanya pergerakan arah yang sama dengan

sempurna

- 1 : adanya pergerakan ke arah yang berlawanan dengan

sempurna

Contoh Kasus Hubungan antara kovarian dan korelasi saham A dan saham B :

8,9

Cor (RA, RB) =

(4,9) (4,3)

= 0,60

Mengukur Resiko Portofolio Lebih dari Dua Aktiva

Formula tiga aktiva i, j dan k

var(Rp) = wi2 var(Ri) + wk2 var (Rk) + 2wi wj cov(Ri,Rj)

+ 2wi wk cov(Ri,Rk) + 2wj wk cov(Rj,Rk)

Varians dari pengembalian diharapkan suatu portofolio adalah jumlah

tertimbang aktiva tunggal dalam portofolio ditambah jumlah tertimbang

tingkat dimana aktiva mengalami perubahan bersamam-sama

22

Page 23: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

V. Menggunakan Data Historis Untuk Memperkirakan Input

Manajer portofolio akan memodifikasi nilai input jika analisis yang mereka

lakukan menunjukan bahwa kinerja saham tertentu di masa depan berbeda

dengan kinerja di masa lalu

Pengembalian historis = (harga awal periode – harga akhir periode + deviden

kas ) / harga awal periode

Harga awal periode $ 46.000

Harga akhir periode $ 53.875

Deviden kas dibayar $ 0.25

Pengembalian historis

= (53.875 – 46.000 + 0.25) / 46.000

= 0,17663

=17,663 %

VI. Diversifikasi Portofolio

Diartikan sebagai pembentukan portofolio sedemikian sehingga dapat mengurangi resiko

tanpa pengorbanan pengembalian yang dihasilkan. Beberapa investor ingin melakukan

diversifikasi portofolio dengan menginvestasikan seluruh kelompok aktiva yang ada

seperti saham, obligasi dan yang lannya. Yang dimaksud dengan diversifikasi portofolio

disini yaitu seluruh dana yang ada sebaiknya tidak diinvestasikan dalam bentuk saham

satu perusahaan saja, tetapi haru terdiri dari saham banyak perusahaan yang berbeda.

1. Diversifikasi Naif

Strategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan investasi saham berbeda atau

kelompok aktiva berbeda dan berharap bahwa varian dari pengembalian diharapkan atas

portofolio dapat diperkecil.

2. Diversifikasi Markowits

23

Page 24: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

Strategi diversifikasi markowits berhubungan dengan tingkat kovarians antara

pengembalian aktiva dalam portofolio. Kontribusi dari jenis diversifikasi jenis ini adalah

formulasi resiko aktiva dalam hal portofolio aktiva, bukan resiko aktiva sendiri – sendiri.

Diversifikasi Markowits berusaha menggabungkan aktiva – aktiva dalam portofolio

dengan pengembalian yang memiliki korelasi positif kurang dari sempurna dengan tujuan

mengurangi resiko portofolio tanpa mengurangi pengembalian. Diversifikasi Markowits

berbeda dengan diversifikasi naïf dan lebih efektif karena berusaha mempertahankan

pengembalian yang ada dan mengurangi resiko dengan analisis kovarian antara

pengembalian aktiva.

3. Resiko Portofolio dan Korelasi

Dalam portofolio diasumsikan dua aktiva yaitu saham C dan saham D dengan

pengembalian yang diharapkan dengan deviasi standar sebagai berikut :

E (R) SD (R)

Saham C 10% 30%

Saham D 25% 60%

Jika timbangan yang sama sebesar 50% diberikan kepada saham C dan Saham D maka

pengembalian yang diharapkan dapat dihitung sebgai berikut :

E (Rp) = 0.50 (10%) + 0.50 (25%) = 17.5%

Varians pengembalian atas portofolio kedua saham tersebut dengan persamaan adalah :

Var (Rp) = wc2var (Rc) + wd2 var (Rd) + 2 wc. wd cov (Rc.Rd) = 0,5 2 (30%)2 + 0.52 (60%)2 + 2 (0.5) (0.5) cov (Rc.Rd)

Cor (Rc,Rd) = Cov (Rc,Rd)

SD (Rc) SD (Rd)Sehingga,

Cov (Rc,Rd) = SD (Rc) SD (Rd). Cor (Rc,Rd)

Karena SD (Rc) = 30% dan SD (Rd) = 60% maka

Cov (Rc,Rd) = (30%) (60%) . Cor (Rc,Rd)

24

Page 25: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

Masukan kedalam persamaan pertama maka akan diperoleh varian sebagai berikut :

Var (Rp) = 0,5 2 (30%)2 + 0.52 (60%)2 + 2 (0.5) (0.5) (30%) (60%) .cov (Rc.Rd)

SD (R1) = √ (0,5 2 (30%)2 + 0.52 (60%)2 + 2 (0.5) (0.5) (30%) (60%) .cov (Rc.Rd)

= √ 0.1125 + (0.09) cor (Rc,Rd)

4. Pengaruh Korelasi Pengembalian Aktiva Resiko Portofolio

Contoh Kasus

Cor (Rc,Rd) E (Rp) SD (Rp)

+1 17.5% 45%

0 17,5% 35%

-1 17.5% 15%

Seiring dengan korelai pengembalian yang diharapkan saham C dan D ari +1 menjadi 0

dan -1, deviasi standar pengembalian yang diharapkan juga menurun drai 45% menjadi

35% kemudian menjadi 15%. Namun pengembalian yang diharapkan portofolio yang

diharapkan tidak berkurang yaitu 17,5%

Fenomena ini terkadang disebut dengan kejaiban diversifikasi. Prinsip diversifikasi

Markowits menyatakan seiring dengan menurunnya korelasi pengembalian aktiva dalam

portofolio demikian pula dengan varian pengembalian portofolio,. Keajaiban ini

disebabkan oleh tingkat korelasi yang diharapkan dari aktiva.

25

Page 26: Beberapa konsep dasar - Official Site of SRI …srisetya.staff.gunadarma.ac.id/.../4EA01+Portofolio+(2).doc · Web viewStrategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan

DAFTAR PUSTAKA

o http://www.scribd.com/doc/2560855/Konsep-Dasar-Penggabungan-Saham- menjadi-portofolio

o http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/teori-portofolio-definisi-dan- evaluasi.html

o http://www.jnursyamsi.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../TEORI+PORTOFOLIO.ppt

o http://74.125.153.132/search?q=cache:ZTdzWRPAYJ:ocw.unnes.ac.id/ocw/ manajemen/manajemen-s1/ekm206-manajemen-investasi/bahan-ajar/investasi%2520%2520definisi %25202. doc/at_download/file+Pengertian+Obligasi&cd=36&hl=id&ct=clnk&gl=id

o http://www.google.co.id/#hl=id&safe=off&tbo=1&q=Instrumen+Pasar+Modal %2Bpdf&meta=&aq=&oq=Instrumen+Pasar+Modal%2Bpdf&fp=19995322a2b9b17e

o http://bisnisbermoral.blogspot.com/2008/03/pengertian-obligasi.html

o http://74.125.153.132/search?q=cache:BLQjJGffgjIJ:www.bapepam.go.id/old/ old/news/Juni2003/BAB%2520IIa.pdf+Instrumen+Pasar+Modal&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id

26