Upload
angga-hamzah
View
234
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
final persimpangan
Citation preview
Survei ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran bentuk
permukaan rencana jaringan (jalan, drainase, air minum) yang
berupa situasi dan ketinggian. Hasilnya kemudian akan dipetakan
dengan skala dan interval kontur yang telah ditentukan.
A.Peralatan Survei
Peralatan yang dipergunakan dalam survei topografi antara lain
meliputi:
i. Wild T-2 Theodolit
ii. Wild Nak.1 Waterpass
iii. Rambu ukur
iv. Pita ukur 50 m
v. Rol meter 3 m
vi. Calculator
B.Pengamatan Azimuth Astronomis
Pengamatan matahari dilakukan untuk mengetahui arah/azimuth
awal yaitu:
i. Sebagai koreksi azimuth guna menghilangkan kesalahan
akumulatif pada sudut-sudut terukur dalam jaringan
polygon.
ii. Untuk menentukan azimuth/arah titik-titik kontrol/polygon
yang tidak terlihat satu dengan yang lainnya.
iii. Penentuan sumbu X dan Y untuk koordinat bidang datar pada
pekerjaan pengukuran yang bersifat lokal/koordinat
lokal.
Laporan AkhirPerencanaan Teknis Persimpangan Blang BintangDinas Prasarana Wilayah NAD
III-1
CV. KONSULINDO UTAMAJalan Krueng Tripa No. 28 Geuceu Komplek
Telp. 0651-41190 E-mail : [email protected]
Dengan memperhatikan metoda pengamatan azimuth astronomis
pada Gambar F.2, Azimuth Target (T) adalah:
T = M + atau T = M + ( T - M )
dimana:
T = azimuth ke target
M = azimuth pusat matahari
(T) = bacaan jurusan mendatar ke target
(M)= bacaan jurusan mendatar ke matahari
= sudut mendatar antara jurusan ke matahari dengan
jurusan ke target
Pengukuran azimuth matahari dilakukan pada jalur polygon
utama terhadap patok terdekat dengan titik
pengamatan pada salah satu patok yang lain.
Gambar F-2 Pengamatan azimuth astronomis
Laporan AkhirPerencanaan Teknis Persimpangan Blang BintangDinas Prasarana Wilayah NAD
III-2
MatahariUtara (Geografi)
P2(target)
P1
M
T
M
T
CV. KONSULINDO UTAMAJalan Krueng Tripa No. 28 Geuceu Komplek
Telp. 0651-41190 E-mail : [email protected]
C.Penentuan Kerangka Dasar Horizontal
Pengukuran titik kontrol horizontal (titik polygon) dilaksanakan
dengan cara mengukur jarak dan sudut menurut lintasan
tertutup. Pada pengukuran polygon ini, titik akhir
pengukuran berada pada titik awal pengukuran.
Pengukuran sudut dilakukan dengan pembacaan double seri,
dimana besar sudut yang akan dipakai adalah harga
rata-rata dari pembacaan tersebut. Azimut awal akan
ditetapkan dari pengamatan matahari dan dikoreksikan
terhadap azimut magnetis.
i. Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pita ukur
50 meter. Tingkat ketelitian hasil pengukuran jarak dengan
menggunakan pita ukur, sangat tergantung pada cara
pengukuran itu sendiri dan keadaan permukaan
tanah.
Khusus untuk pengukuran jarak pada daerah yang miring
dilakukan dengan cara seperti yang diilustrasikan pada
Gambar F.4.
Gambar F-4 Pengukuran jarak pada permukaan miring.
Jarak AB = d1 + d2 + d3
Laporan AkhirPerencanaan Teknis Persimpangan Blang BintangDinas Prasarana Wilayah NAD
III-3
d1d2
d3
A
B2
1
CV. KONSULINDO UTAMAJalan Krueng Tripa No. 28 Geuceu Komplek
Telp. 0651-41190 E-mail : [email protected]
Untuk menjamin ketelitian pengukuran jarak maka sebagai
koreksi dilakukan juga pengukuran jarak optis pada
saat pembacaan rambu ukur dengan theodolit.
ii. Pengukuran Sudut Jurusan
Sudut jurusan sisi-sisi polygon adalah besarnya bacaan
lingkaran horisontal alat ukur sudut pada waktu
pembacaan ke suatu titik. Besarnya sudut jurusan
dihitung berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di
masing-masing titik polygon. Penjelasan pengukuran
sudut jurusan diilustrasikan pada Gambar F.5.
= Sudut mendatar
AB = Bacaan skala horisontal ke target patok B
AC = Bacaan skala horisontal ke target patok C
Pembacaan sudut jurusan polygon dilakukan dalam posisi
teropong biasa (B) dan luar biasa (LB) dengan spesifikasi
teknis sebagai berikut:
Jarak antara titik-titik polygon adalah 100 m.
Alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T2.
Alat ukur jarak yang digunakan pita ukur 50 meter.
Jumlah seri pengukuran sudut 4 seri (B1, B2, LB1, LB2).
Selisih sudut antara dua pembacaan 5” (lima detik).
Ketelitian jarak linier (Kl) ditentukan dengan rumus
berikut.
dimana: fx = jumlah X dan fy = jumlah Y
Bentuk geometris polygon adalah loop.
Perhitungan terhadap data pengukuran kerangka dasar
horisontal dilakukan dalam bentuk spreadsheet
sehingga koreksi perhitungan dapat dilakukan
Laporan AkhirPerencanaan Teknis Persimpangan Blang BintangDinas Prasarana Wilayah NAD
III-4
CV. KONSULINDO UTAMAJalan Krueng Tripa No. 28 Geuceu Komplek
Telp. 0651-41190 E-mail : [email protected]
dengan tepat dan merata. Hasil perhitungan tersebut
diplot dalam bentuk gambar grafik polygon pengukuran.
Gambar F-5 Pengukuran sudut antar dua patok.
D.Penentuan Kerangka Dasar Vertikal
Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran
sipat datar pada titik-titik jalur polygon. Jalur pengukuran
dilakukan tertutup (loop), yaitu pengukuran dimulai dan
diakhiri pada titik yang sama. Pengukuran beda tinggi
dilakukan double stand dan pergi pulang. Seluruh
ketinggian di traverse net (titik-titik kerangka pengukuran) telah
diikatkan terhadap BM.
Penentuan posisi vertikal titik-titik kerangka dasar dilakukan
dengan melakukan pengukuran beda tinggi antara dua
Laporan AkhirPerencanaan Teknis Persimpangan Blang BintangDinas Prasarana Wilayah NAD
III-5
A
B
C
AB
AC
A
B
C
AB
AC
CV. KONSULINDO UTAMAJalan Krueng Tripa No. 28 Geuceu Komplek
Telp. 0651-41190 E-mail : [email protected]
titik terhadap bidang referensi seperti diilustrasikan pada
Gambar F-6.
Gambar F-6 Pengukuran waterpass.
Spesifikasi Teknis pengukuran waterpass adalah sebagai berikut:
i. Jalur pengukuran dibagi menjadi beberapa seksi.
ii. Tiap seksi dibagi menjadi slag yang genap.
iii. Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang
dan rambu belakang menjadi rambu muka.
iv. Pengukuran dilakukan double stand pergi pulang
pembacaan rambu lengkap Benang Atas, Benang
Tengah, dan Benang Bawah.
v. Selisih pembacaan stand 1 dengan stand 2 lebih kecil atau
sama dengan 2 mm.
vi. Jarak rambu ke alat maksimum 75 m.
Laporan AkhirPerencanaan Teknis Persimpangan Blang BintangDinas Prasarana Wilayah NAD
III-6
Bidang Referensi
Slag 1
Slag 2
b1
b2
m1
m21
DD
CV. KONSULINDO UTAMAJalan Krueng Tripa No. 28 Geuceu Komplek
Telp. 0651-41190 E-mail : [email protected]
vii. Setiap awal dan akhir pengukuran dilakukan
pengecekan garis bidik.
viii. Toleransi salah penutup beda tinggi (T) ditentukan dengan
rumus berikut:
dimana D = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam
satuan km. Hasil pengukuran lapangan terhadap kerangka dasar
vertikal diolah dengan menggunakan spreadsheet
sebagaimana kerangka horisontalnya. Dari hasil pengolahan
tersebut didapatkan data ketinggian relatif pada titik-titik patok
terhadap Benchmark acuan.
E.Pengukuran Situasi
Pengukuran situasi dilaksanakan memakai metoda tachymetri
dengan cara mengukur besar sudut dari polygon (titik
pengamatan situasi) kearah titik rinci yang diperlukan terhadap
arah titik polygon terdekat lainnya, dan juga mengukur
jarak optis dari titik pengamatan situasi. Pada
metoda tachymetri ini didapatkan hasil ukuran jarak dan beda tinggi
antara stasiun alat dan target yang diamati. Dengan cara
ini diperoleh data-data sebagai berikut:
i. Azimuth magnetis
ii. Pembacaan benang diafragma (atas, tengah, bawah)
iii. Sudut zenith atau sudut miring
iv. Tinggi alat ukur
Spesifikasi pengukuran situasi adalah sebagai berikut:
i. Metode yang digunakan adalah methode tachymetri dengan
membuat jalur ray, dimana setiap ray terikat pada titik-titik
Laporan AkhirPerencanaan Teknis Persimpangan Blang BintangDinas Prasarana Wilayah NAD
III-7
CV. KONSULINDO UTAMAJalan Krueng Tripa No. 28 Geuceu Komplek
Telp. 0651-41190 E-mail : [email protected]
polygon sehingga membentuk jalur polygon dan waterpass
terikat sempurna.
ii. Pembacaan detail dilakukan menyebar ke seluruh areal yang
dipetakan dengan kerapatan disesuaikan dengan skala peta
yang akan dibuat. Gundukan tanah, batu-batu besar yang
mencolok serta garis pantai akan diukur dengan baik. Juga
bangunan-bangunan yang penting dan berkaitan dengan
pekerjaan desain akan diambil posisinya.
F.Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang
Pengukuran penampang memanjang dilakukan sepanjang sumbu
rencana trace/jaringan jalan, drainase, dan air minum.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran penampang
memanjang sama dengan peralatan yang digunakan
untuk pengukuran kontrol vertikaL.
Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan persyaratan:
Kondisi Lebar Koridor, (m)Interval,
(m) Jalan baru
Interval, (m) Jmb/Longsora
n- Datar, landai dan
lurus
75 + 75 50 25
- Pegunungan 75 + 75 25 25
- Tikungan 50 (luar)+100
(dalam)
25 25
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran penampang
melintang sama dengan peralatan yang digunakan
untuk pengukuran situasi.
G.Pengolahan Data
Berdasarkan data topografi yang diperoleh selanjutnya melalui
proses hitungan, diperoleh Jarak datar dan beda tinggi
Laporan AkhirPerencanaan Teknis Persimpangan Blang BintangDinas Prasarana Wilayah NAD
III-8
CV. KONSULINDO UTAMAJalan Krueng Tripa No. 28 Geuceu Komplek
Telp. 0651-41190 E-mail : [email protected]
antara dua titik yang telah diketahui koordinatnya (X, Y,
Z).
Untuk menentukan tinggi titik B dari titik A yang telah diketahui
koordinat (X, Y, Z), digunakan rumus sebagai berikut:
Untuk menghitung jarak datar (Dd)
Dd = DOCos2m
Dd = 100(Ba-Bb)Cos 2 m
Dimana:
TA = Titik tinggi A yang telah diketahui
TB = Titik tinggi B yang akan ditentukan
H= Beda tinggi antara titik A dan B
Ba = Bacaan benang diafragma atas
Bb = Bacaan benang diafragma bawah
Bt = Bacaan benang diafragma tengah
TA = Tinggi alat
Do= Jarak optis 100Ba-Bb
m = sudut miring
Mengingat akan banyaknya titik-titik detail yang diukur, serta
terbatasnya kemampuan jarak yang dapat diukur dengan
alat tersebut, maka akan diperlukan titik-titik bantu yang
membentuk jaringan polygon kompas terikat sempurna.
Sebagai konsekuensinya pada jalur polygon kompas akan
terjadi perbedaan arah orientasi utara magnetis dengan
arah orientasi utara peta sehingga sebelum dilakukan hitungan, data
azimuth magnetis diberi koreksi Boussole supaya menjadi
azimuth geografis. Hubungan matematik koreksi
Boussole (C) adalah:
Laporan AkhirPerencanaan Teknis Persimpangan Blang BintangDinas Prasarana Wilayah NAD
III-9
CV. KONSULINDO UTAMAJalan Krueng Tripa No. 28 Geuceu Komplek
Telp. 0651-41190 E-mail : [email protected]
C = g - m
dimana: G = Azimuth Geografis
M = Azimuth Magnetis
Pada pelaksanaannya kerapatan titik detail akan sangat
tergantung pada skala peta yang akan dibuat, selain itu
untuk keadaan tanah yang mempunyai perbedaan
tinggi yang ekstrim dilakukan pengukuran lebih rapat. Hasil
dari pengukuran berupa data ray dari masing-masing ruas
dalam jalur polygon yang menyajikan ketinggian titik-titik tanah
yang dipilih dan posisi bangunan yang dianggap penting.
Hasil perhitungan koordinat titik dalam tiap ray lalu diikatkan
pada masing-masing patoknya sehingga didapatkan
posisinya terhadap bidang referensi. Secara jelas titik-titik
ini dapat dilihat pada gambar topografi yang memiliki skala
rinci.
H.Kegiatan Penggambaran
Kegiatan penggambaran dilakukan dengan mengacu pada standar
penggambaran yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan,
yaitu Kriteria Perencanaan Irigasi (KP – 07). Adapun tahapan
penggambaran adalah sebagai berikut :
Setelah dilakukan perhitungan dan koreksi data, selanjutnya
dilakukan ploting / penggambaran draft diatas kertas milimeter blok
Melakukan pemasukan gambar draft secara komputasi dengan
menggunakan dan selanjutnya dilakukan digitasi sebagai peta
dasar.
Melakukan pemasukan atribut dan melakukan pengeditan gambar.
Pencetakan gambar A1 sebagai dokumen album gambar, yakni
yang akan digunakan untuk perencanaan detail.
Melakukan pencetakan A3 untuk lampiran pelaporan akhir.
Laporan AkhirPerencanaan Teknis Persimpangan Blang BintangDinas Prasarana Wilayah NAD
III-10
CV. KONSULINDO UTAMAJalan Krueng Tripa No. 28 Geuceu Komplek
Telp. 0651-41190 E-mail : [email protected]
Laporan AkhirPerencanaan Teknis Persimpangan Blang BintangDinas Prasarana Wilayah NAD
III-11