49

BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan
Page 2: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan
Page 3: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan
Page 4: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

INDEKS ZAKAT NASIONAL

Kata Pengantar Ketua BAZNAS:

Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA, CA

Kata Pengantar Direktur PUSKAS BAZNAS:

Dr. Irfan Syauqi Beik

Penyusun:

Divisi Riset dan Kajian

Pusat Kajian Strategis BAZNAS

Penyunting:

Anggota BAZNAS RI

Direktur Amil Zakat Nasional BAZNAS

Direktur Koordinator Zakat Nasional BAZNAS

Direktur Umum BAZNAS

Hak Penerbit Dilindungi Undang-Undang

All Rights Reserved

Cetakan I, Desember 2016

Penerbit:

Pusat Kajian Strategis

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Jl. Kebon Sirih Raya No. 57, 10340, Jakarta Pusat

Telp. (021) 3904555 Faks. (021) 3913777 Mobile. +62857 8071 6819

Email: [email protected]

www.baznas.go.id

www.puskasbaznas.com

Desain Cover: Kamilah Kinanti, S.Hum

ISBN: 978-602-60689-1-0

Page 5: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

1

Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................................................................ 1

Daftar Tabel .......................................................................................................................................... 2

Daftar Gambar ...................................................................................................................................... 3

Daftar Bagan ......................................................................................................................................... 4

KATA PENGANTAR DIREKTUR PUSAT KAJIAN STRATEGIS BAZNAS ............................. 5

KATA PENGANTAR KETUA BAZNAS .......................................................................................... 6

TIM PENYUSUN INDEKS ZAKAT NASIONAL ............................................................................ 7

EXECUTIVE SUMMARY .................................................................................................................. 8

1. PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 13

2. TUJUAN ...................................................................................................................................... 15

3. METODOLOGI .......................................................................................................................... 15

3.1 Metode Penyusunan ..............................................................................................................16

3.2 Tahapan Penyusunan .............................................................................................................19

4. HASIL KAJIAN .......................................................................................................................... 20

4.1 Komponen Penyusun ............................................................................................................21

4.2 Model Estimasi Penghitungan ..............................................................................................23

4.3 Kajian Literatur .....................................................................................................................26

5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................................. 34

Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 37

Lampiran ............................................................................................................................................. 39

Page 6: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

2

Daftar Tabel

Tabel 1

Komponen Indeks Zakat Nasional ..................................................................................................... 22

Tabel 2

Dimensi Makro .................................................................................................................................. 26

Tabel 3

Dimensi Mikro ................................................................................................................................... 30

Tabel 4

Skoring Dimensi Makro dan Mikro ................................................................................................... 39

Page 7: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

3

Daftar Gambar

Gambar 1

Metode Penyusunan IZN .................................................................................................................. 18

Page 8: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

4

Daftar Bagan

Bagan 1

Komponen Pembentuk IZN ..................................................................................................................10

Page 9: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

5

KATA PENGANTAR DIREKTUR PUSAT KAJIAN STRATEGIS BAZNAS

Bismillaahirrahmaanirraahim

Salah satu mandat yang menjadi tanggung jawab keberadaan Pusat Kajian Strategis (Puskas)

BAZNAS adalah menyusun alat ukur pengelolaan zakat nasional, yang dapat dijadikan

referensi oleh Anggota BAZNAS dalam mengevaluasi kondisi terkini pengelolaan zakat

nasional, sekaligus menjadi acuan dalam menyusun kebijakan yang diambil. Untuk itu,

Puskas BAZNAS telah mengembangkan kajian terkait dengan alat ukur tersebut, yang diberi

nama Indeks Zakat Nasional.

Dalam laporan singkat edisi kajian Indeks Zakat Nasional, akan dipaparkan bagaimana proses

formulasi Indeks Zakat Nasional (IZN) ini. IZN ini disusun dengan prinsip SMART, yaitu

Spesific, Measurable, Applicable, Reliable, dan Timely.Secara umum, indeks ini bertujuan

untuk meningkatkan kualitas pengelolaan zakat sehingga tujuan pengelolaan zakat nasional

sebagaimana yang tercantum dalam UU No 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat dapat

tercapai.

Dengan pendekatan indeks yang bersifat kuantitatif ini, maka diharapkan keberadaan IZN ini

dapat menjadi acuan dalam menilai kinerja BAZNAS sebagai penanggung jawab pengelolaan

zakat nasional. Insya Allah, melalui persetujuan Anggota BAZNAS, IZN ini dapat dieksekusi

perhitungannya pada kuarter pertama 2017, dan dapat dihitung secara berkala satu kali atau

dua kali dalam satu tahun.

Semoga keberadaan Indeks Zakat Nasional ini dapat membawa manfaat bagi keberhasilan

pembangunan zakat di tanah air.Puskas BAZNAS sangat terbuka terhadap berbagai saran dan

masukan dalam penyempurnaan konsep indeks ini.Semoga Allah SWT senantiasa

memberkahi.Amin yaa Rabbal „Aalamiin.

Jakarta, 1 Desember 2016 / 2 Rabiul Awwal 1438

Irfan Syauqi Beik

Direktur Pusat Kajian Strategis BAZNAS

Page 10: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

6

KATA PENGANTAR KETUA BAZNAS

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahiim.

Zakat merupakan rukun Islam dengan cakupan dimensi yang luas, mulai dari aspek

keimanan, ekonomi, dan sosial; suatu dimensi persoalan yang besar untuk bangsa sebesar

Indonesia. Maka, amat disayangkan ketika dinamika perzakatan Indonesia tidak mempunyai

alat ukur standar yang dapat mengevaluasi dan menilai kinerja perzakatan Nasional. Oleh

sebab itu, pada kesempatan kali ini kita patut bersyukur dan menyambut baik diseminasi

publik mengenai Indeks Zakat Nasional (IZN), sebuah publikasi yang diluncurkan oleh Pusat

Kajian Strategis BAZNAS (Puskas BAZNAS).

Indeks Zakat Nasional (IZN)menjadi penting karena hingga hari ini Indonesia sebagai negara

Muslim terbesar di dunia belum memiliki alat ukur standar pengelolaan zakat nasional yang

dapat mengukur kinerja dan perkembangan zakat Nasional. Sehingga dengan adanya IZN ini

juga dapat merefleksikan kerja nyata yang BAZNAS perjuangkan demi kebangkitan zakat

Indonesia. Indeks Zakat Nasional juga diharapkan dapat menjadi parameter yang bersifat

obyektif dalam menilai keberhasilan pencapaian tujuan pengelolaan zakat berdasarkan UU

No 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat.

Harapan ke depan, Indeks Zakat Nasional dapat diaplikasikan oleh BAZNAS dan Lembaga

zakat di tingkat nasional, maupun di tingkat daerah sehingga setiap institusi zakat mempunyai

standar mutu yang berkualitas. Terakhir, sebagai bentuk pertanggungjawaban bersama, kami

secara terbuka menerima kritik dan saran konstruktif untuk menghasilkan Indeks Zakat

Nasional yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan umat dan bangsa.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 1 Desember 2016 / 2 Rabiul Awwal 1438

Prof. Bambang Sudibyo

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Page 11: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

7

TIM PENYUSUN INDEKS ZAKAT NASIONAL

Penasihat : Prof. Dr. H. Bambang Sudibyo, MBA., CA

Dr. Zainulbahar Noor, SE., MEc

Dr. H. Mundzir Suparta, MA

Drs. Masdar Farid Mas‟udi

Prof. Dr. H. Ahmad Satori Ismail

drh. Emmy Hamidiyah, M.Si

Drs. Irsyadul Halim

Ir. Nana Mintarti, MP

Prof. Dr. H. M. Machasin, MA

Drs. Nuryanto. MPA

Drs. Astera Primanto Bhakti, M.Tax

Mohd. Nasir Tajang

Kiagus Mohammad Tohir

M. Arifin Purwakananta

Penanggung Jawab : Dr Irfan Syauqi Beik

Ketua : Dr Mohamad Soleh Nurzaman

Anggota : 1. Ridho Gusti Hendharto, MA

2. Ninik Annisa, MA

3. Khairunnajah, SEI

4. Noviyanti, SE

5. Dr Muhammad Choirin

Page 12: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

8

EXECUTIVE SUMMARY

Indeks Zakat Nasional (IZN), yang disusun oleh Tim Peneliti Pusat

Kajian Strategis (Puskas) BAZNAS, merupakan sebuah indeks

komposit yang dibangun dengan tujuan untuk mengukur

perkembangan kondisi perzakatan nasional. IZN diharapkan dapat

menjadi indikator yang dapat memberikan gambaran sejauh mana

zakat telah berperan terhadap kesejahteraan mustahik, dan juga dapat

menunjukkan pada tahap apa institusi zakat telah dibangun, baik

secara internal kelembagaan, partisipasi masyarakat, maupun dari sisi

dukungan yang diberikan pemerintah.

Dalam perkembangan pengelolaan zakat, baik di Indonesia maupun

pada level internasional, sampai saat ini memang belum ada alat ukur

standar yang dapat dipakai untuk mengukur kinerja dan

perkembangan zakat. Padahal, keberadaan alat ukur ini sangat penting

dalam menentukan keberhasilan pencapaian pembangunan zakat.

Selain itu, dengan mengetahui perkembangan pencapaian kinerja

zakat, dapat juga diukur sejauh mana kontribusi zakat terhadap

pembangunan ekonomi nasional. Sehingga IZN diharapkan menjadi

sebuah ukuran standar yang dapat dipakai oleh regulator, lembaga

zakat, dan juga masyarakat dalam mengevaluasi perkembangan zakat

secara nasional.

Penyusunan IZN dilakukan dengan menggunakan penelitian berbasis

Mixed Methods. Mixed methods research merupakan sebuah

Page 13: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

9

metodologi penelitian yang mengintegrasikan metode kuantitatif, dan

penelitian kualitatif . Dalam kajian ini metode kualitatif digunakan

dalam menyusun komponen pembentuk IZN, sedangkan metode

kuantitatif digunakan dalam membentuk model estimasi

penghitungannya. Dalam menentukan komponen-komponen yang

membentuk IZN, tim peneliti puskas juga menetapkan sebuah

pedoman yang menjadi konsep dasar dalam keseluruhan proses

penyusunan index yang dibuat. Pedoman tersebut disingkat dengan

istilah SMART, yaitu komponen indeks yang memenuhi kriteria

Spesific; Measurable; Applicable; Reliable; dan Timely.

Dari proses kajian yang telah dilakukan, didapatkan komponen-

komponen pembentuk IZN yang dibagi menjadi dimensi makro dan

dimensi mikro. Kedua dimensi tersebut kemudian dibreak-down lagi

ke dalam beberapa komponen yang lebih detail. Setiap komponen

juga memiliki bobot kontribusi yang telah ditentukan melalui

mekanisme FGD dan kriteria expert judgment. Secara umum,

keseluruhan komponen pembentuk IZN dapat digambarkan dalam

Bagan 1.

Page 14: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

10

Bagan 1 Komponen Pembentuk IZN

IZN

Makro

Regulasi

Dukungan anggaran

pemerintah untuk zakat

Database lembaga zakat resmi,

muzakki, dan mustahik

Jumlah lembaga zakat resmi, muzakki,

dan mustahik

Rasio jumlah muzakki individu terhadap jumlah

rumah tangga nasional

Rasio jumlah muzakki bdan

terhadap jumlah badan usaha nasional

Mikro

Kelembagaan

Penghimpunan

Pengelolaan

Penyaluran

Pelaporan

Dampak zakat

Indeks kesejateraan CIBEST

Modifikasi Indeks Pembangunan

Manusia

Kemandirian

Page 15: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

11

Adapun teknik estimasi penghitungan yang dilakukan dalam

memperoleh nilai IZN menggunakan metode yang dinamakan Multi-

Stage Weighted Index. Metode ini menggabungkan beberapa proses

tahapan pembobotan yang telah diberikan pada setiap komponen

penyusun index, sehingga pembobotan yang diberikan pada setiap

komponen tersebut harus dilakukan bertahap dan bersifat prosedural.

Proses pembobotan dilakukan setelah didapatkan indeks yang hitung

pada setiap variabel, dengan mengikuti rumusan berikut :

( )

( )

Dimana,

= Indeks pada variabel i

= nilai skor aktual pada pengukuran variabel i

= Skor maksimal

= Skor minimal

Nilai indeks yang dihasilkan akan berada pada rentang 0.00 – 1.00.

Ini berarti semakin rendah nilai indeks yang didapatkan maka

semakin buruk kinerja perzakatan nasional, dan semakin besar nilai

indeks yang diperoleh berarti semakin baik kondisi perzakatan. Nilai

0.00 berarti indeks zakat nasional yang diperoleh adalah paling

rendah yaitu “nol”. Sedangkan nilai 1.00 berarti nilai indeks paling

tinggi, yaitu “sempurna”.

Formulasi IZN ini diharapkan dapat menjadi standard measurement

atau pengukuran standar kinerja zakat nasional yang diukur secara

Page 16: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

12

periodik (misalnya setiap tahun) sehingga evaluasi dilakukan secara

berkelanjutan. Selain pada tingkat nasional, penghitungan IZN dapat

dilakukan pada tingkat regional provinsi sehingga perbandingan

antara daerah, dan evaluasi distribusi kinerja zakat dapat dilakukan.

Lebih detail lagi, pada setiap komponen pembentuknya seperti pada

bagian kelembagaan, penghitungan indeks juga dapat dilakukan

secara terpisah sehingga penerapannya bisa dilakukan di organisasi-

organisasi pengelola zakat baik di tingkat pusat hingga tingkat daerah.

Hal ini bertujuan agar semua pihak dalam perzakatan dapat mengukur

diri sekaligus meningkatkan diri terkait kinerja zakat, serta

peningkatan pemahaman publik terhadap kontribusi zakat bagi

Indonesia.

Page 17: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan
Page 18: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

13

1. PENDAHULUAN

Dalam perkembangan pengelolaan zakat, baik di Indonesia maupun

pada level internasional, sampai saat ini belum ada alat ukur standar

yang dapat mengukur dan mengevaluasi bagaimana kinerja zakat

secara agregat (keseluruhan). Padahal, keberadaan alat ukur ini sangat

penting dalam menentukan keberhasilan pencapaian pembangunan

zakat. Selain itu, dengan mengetahui secara akurat pencapaian

pembangunan zakat, maka dapat diukur sejauh mana kontribusi zakat

terhadap kesejahteraan masyarakat dan juga pembangunan ekonomi

secara umum.

Memang telah ada beberapa kajian dan penelitian yang berupaya

membangun indikator-indikator untuk mengevaluasi kinerja

perzakatan. Abdullah et al (2012) misalnya, membangun indikator

zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran

pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

penerima zakat. Dalam dimensi yang berbeda, Noor et al (2015) juga

memberikan ide bagaimana membangun sebuah indikator yang dapat

mengevaluasi kinerja zakat dari aspek kelembagaan. Indikator yang

dinamakan zakat index ini meliputi evaluasi keseluruhan kinerja

sebuah lembaga zakat yaitu dari mulai input, proses, output, dan

outcome.

Dalam konteks Indonesia, beberapa kajian juga telah dilakukan.

Seperti misalnya Beik (2011) melakukan evaluasi dampak zakat yang

dilihat dari ukuran-ukuran standar kemiskinan BPS seperti indeks

Page 19: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

14

kedalaman kemiskinan, indeks keparahan kemiskinan, dan

sebagainya. Kajian ini kemudian disempurnakan dengan memasukkan

aspek spritual dengan nama metode CIBEST (Beik dan Arsiyanti,

2015). Hal yang sama juga dilakukan oleh Nurzaman (2011,2015),

yang memodifikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai alat

ukur kesejahteraan bagi rumah tangga mustahik.

Secara umum, dari kajian-kajian yang pernah ada, dapat terlihat

bahwa memang telah ada upaya untuk membangun indikator yang

dapat mengevaluasi kinerja zakat. Tetapi dapat terlihat terdapat dua

kelemahan utama dari kajian yang pernah ada. Pertama, kajian yang

ada dibuat dalam dimensi yang parsial, seperti hanya pada aspek

kelembagaan saja, ataupun hanya pada aspek penerima zakat saja.

Sehingga indikator yang diperoleh tidak bisa digunakan untuk

mengevaluasi zakat secara keseluruhan. Kedua, kajian-kajian tersebut

dilakukan pada level mikro atau studi kasus sehingga belum tentu bisa

menjadi sebuah indikator yang dapat mengevaluasi zakat dalam skala

nasional atau makro.

Oleh karena itu, Pusat Kajian Strategis BAZNAS berinisiatif untuk

melakukan kajian pembentukan konsep Indeks Zakat Nasional

(IZN). IZN yang akan disusun ini merupakan sebuah alat ukur yang

dibangun dengan tujuan untuk mengevaluasi perkembangan kondisi

perzakatan pada level agregat (nasional dan provinsi). IZN diharapkan

mampu menjadi indikator yang dapat memberikan gambaran sejauh

mana zakat telah berperan terhadap kesejahteraan mustahik, dan juga

Page 20: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

15

dapat menunjukkan pada tahap apa institusi zakat telah dibangun,

baik secara internal kelembagaan, partisipasi masyarakat, maupun

dari sisi dukungan yang diberikan pemerintah. IZN pada akhirnya

diharapkan menjadi sebuah ukuran standar yang dapat dipakai oleh

regulator, lembaga zakat, dan juga masyarakat dalam mengevaluasi

perkembangan zakat secara nasional.

2. TUJUAN

Kajian ini bertujuan untuk membentuk sebuah indikator yang akan

menjadi referensi kemajuan kinerja perzakatan di Indonesia. Indikator

tersebut direfleksikan dalam sebuah indeks yang dinamakan Indeks

Zakat Nasional (IZN). IZN diharapkan menjadi standar evaluasi

perkembangan zakat yang nantinya dihitung secara periodik.

Dari tujuan tersebut maka hasil yang diharapkan dari kajian ini

mencakup:

1. Membentuk komponen-komponen penyusun IZN

2. Menjelaskan prosedur penyusunan IZN

3. Menghasilkan formulasi penghitungan IZN

3. METODOLOGI

Bagian ini akan memaparkan metodologi yang dilakukan dalam

melakukan kajian penyusunan IZN ini. Metodologi yang dipakai

secara umum dapat dijelaskan ke dalam dua bagian, yaitu metode

penyusunan dan tahapan penyusunan. Metode penyusunan

memberikan gambaran tentang cara dan teknik yang dibuat dalam

Page 21: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

16

menghitung indeks, sementara tahapan penyusunan menjelaskan

proses dan tahapan yang dilakukan untuk menyusun indeks dan

keseluruhan komponen pembentuknya.

3.1 Metode Penyusunan

Penyusunan IZN dilakukan dengan menggunakan penelitian berbasis

Mixed Methods. Mixed methods research merupakan sebuah

metodologi penelitian yang menggabungkan metode kualitatif dan

metode kuantitatif dalam melibatkan proses mengumpulkan,

menganalisis dan mengintegrasikan metode kuantitatif (misalnya

survei dan pembentukan model ekonomi) dan penelitian kualitatif

(misalnya Desk Study, FGD, wawancara). Metode ini adalah sebuah

pendekatan yang relatif baru yang sering kali digunakan sebagai

standar dalam penelitian sosial sejak tahun 1980an (Tashakkori dan

Tedlie, 2003). Dalam kajian ini, metode kualitatif digunakan dalam

menyusun komponen pembentuk IZN, sedangkan metode kuantitatif

digunakan dalam membentuk model estimasi penghitungannya.

Terdapat tiga metode kualitatif yang digunakan dalam penyusunan

IZN yaitu Desk Study, Focus Group Discussion (FGD), dan Expert

Judgement. Desk Study merupakan kajian literatur yang dilakukan

dengan mengambil referensi dan literatur dari berbagai sumber yang

terkait dengan pengukuran indeks dan isu-isu yang berhubungan

langsung dan tidak langsung tentang zakat. Kajian literatur tidak

hanya dari sisi penelitan terkait, tetapi juga dilakukan dalam konteks

Page 22: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

17

mencari landasan syariah yang menjadi dasar penyusunan setiap

komponen dalam IZN1.

Pemerolehan informasi dan penyusunan IZN ini juga dilakukan

melaui mekanisme Focus Group Discussion yang dilakukan sebanyak

2 kali. Proses FGD melibatkan para pakar zakat yang berasal dari

BAZNAS, Forum Zakat (FOZ) dan Dewan Syariah Nasional-Majelis

Ulama Indonesia (DSN-MUI), pakar ekonomi dari BI, dan juga

akademisi dalam bidang ekonomi Islam. Setelah proses FGD, metode

expert judgement yaitu dengan meminta masukan secara langsung dan

tertulis khususnya dalam penentuan bobot dari dimensi, indikator dan

variabel yang terpilih, juga dilakukan untuk mendapatkan hasil kajian

yang lebih valid.

1Kompilasi hasil kajian literatur disajikan di bagian lampiran

Page 23: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

18

Gambar 1 Metode Penyusunan IZN

Sementara pada sisi kuantitatif, metode estimasi penghitungan yang

dilakukan dalam memperoleh nilai IZN menggunakan metode yang

dinamakan Multi-Stage Weighted Index. Metode ini menggabungkan

beberapa proses tahapan pembobotan yang diberikan pada setiap

komponen penyusun indeks. Metode ini menjadi pendekatan yang

paling tepat karena komponen penyusun IZN terdiri dari 3 bagian,

yaitu: dimensi, indikator, dan variabel. Sehingga pembobotan yang

diberikan pada setiap komponen tersebut harus dilakukan bertahap

dan bersifat prosedural.

Dalam menentukan komponen-komponen yang membentuk IZN, tim

peneliti puskas juga menetapkan sebuah pedoman yang menjadi

• Mengumpulkan dan menganalisis literatur dan studi terdahulu

• Menyusun rancangan komponen indeks berdasarkan dimensi - indikator- variabel

Desk Study

• FGD I: mendiskusikan konsep dan draft formula IZN.

• FGD II: menajamkan dimensi, indikator hingga variabel pengukuran

• Expert Judgement: Memberikan pembobotan pada variabel terpilih

FGD dan Expert Judgement • Setelah proses

FGD dan expert judgement, Tim mereview untuk menajamkan komponen IZN

• Penyusunan konsep final dan formulasi penghitungan IZN

Model Penghitungan

Page 24: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

19

konsep dasar dalam keseluruhan proses penyusunan yang dilakukan.

Pedoman tersebut kami singkat dengan istilah SMART, yaitu:

a. Spesific; komponen yang disajikan harus spesifik

b. Measurable; komponen yang disajikan harus dapat diukur

c. Applicabble; komponen yang disajikan dapat diaplikasikan

d. Reliable; komponen yang disajikan adalah dapat dipercaya

e. Timely; penghitungan yang dilakukan bersifat berkala

Konsep dasar ini menjadi acuan yang sangat penting dalam proses

penyusunan IZN. Satu saja pedoman ini tidak dapat dilakukan, maka

akan sangat sulit membentuk sebuah ukuran indeks yang dapat

berfungsi dengan baik. Pedoman yang dibuat ini juga dimaksudkan

agar IZN menjadi standar yang dapat diimplementasikan tidak hanya

ditingkat nasional, tetapi juga di tingkat daerah sehingga ruang

lingkup menjadi lebih luas dan dalam.

3.2 Tahapan Penyusunan

Kajian penyusunan IZN dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan

formulasi indeks dengan dimensi, indikator, dan variabel yang dapat

merefleksikan kondisi perkembangan zakat di Indonesia. Dalam

kajian ini pembahasan dimulai dengan pemilihan dimensi-dimensi

yang akan merefleksikan indeks yang akan disusun. Dimensi ini

merupakan komponen penyusun yang bersifat paling luas, menangkap

keseluruhan bagian yang menyusun IZN. Dimensi selanjutnya

dijabarkan dalam indikator-indikator yang menyusun dimensi

Page 25: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

20

tersebut. Setelah didapatkan dimensi dan indikator yang menyusun

IZN, kemudian dipaparkan lebih detail dalam bentuk variabel terpilih.

Langkah berikutnya adalah dengan memberikan pembobotan kepada

masing-masing dimensi, indikator dan juga variabel tersebut.

Tahapan pembobotan diperlukan untuk menentukan berapa proporsi

kontribusi dari setiap komponen penyusun indeks. Pembobotan yang

diberikan harus melalui metode yang melibatkan masukan dari para

ahli ekonomi dan perzakatan.

Setelah didapatkan seluruh komponen pembentuk IZN, beserta bobot

kontribusinya, maka langkah terakhir adalah menentukan metode

kuantitatif untuk menghitung indeks tersebut. Dalam penghitungan

indeks, selain ditentukan formula penghitungannya, juga diperlukan

tahapan menghitungnya. Hal ini dikarenakan, seperti disebutkan

dalam bagian metode penyusun, komponen pembentuk IZN terdiri

dari beberapa bagian yang dirinci lagi kedalam sub bagian sehingga

proses penghitungan bersifat multiple steps.

4. HASIL KAJIAN

Dari seluruh proses tahapan yang dibuat dan metode yang dilakukan

dalam kajian ini, telah diperoleh hasil penyusunan komponen IZN,

bobot setiap komponen pembentuk IZN,dan metode estimasi

penghitungannya. Komponen serta bobotnya masing-masing,

diperoleh dari metode desk study, FGD, dan expert judgement.

Page 26: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

21

Sedangkan model penghitungan diperoleh dari kajian yang dilakukan

tim peneliti setelah komponen difinalisasi.

4.1 Komponen Penyusun

Adapun komponen IZN yang diperoleh, secara umum dibentuk oleh

dua dimensi yaitu dimensi makro dan dimensi mikro. Dimensi makro

merefleksikan bagaimana peran pemerintah dan masyarakat secara

agregat dalam berkontribusi membangun institusi zakat. Dimensi ini

memiliki 3 indikator yaitu regulasi, dukungan anggaran pemerintah

(APBN), dan database lembaga zakat. Kecuali regulasi dan dukungan

anggaran pemerintah, indikator database lembaga zakat kemudian

diturunkan kembali menjadi 3 variabel yaitu: jumlah lembaga zakat

resmi, muzaki individu, dan muzaki badan usaha.

Sementara itu dimensi mikro merupakan bagian yang disusun dalam

perspektif kelembagaan zakat dan penerima manfaat dari zakat atau

mustahik. Secara teknis penyusunan, dimensi mikro memiliki dua

indikator yaitu performa lembaga zakat dan dampak zakat terhadap

mustahik. Indikator performa lembaga zakat kemudian dibuat lebih

terperinci ke dalam 4 variabel yang mengukur performa lembaga dari

aspek penghimpunan, pengelolaan, penyaluran, dan pelaporan.

Sedangkan indikator dampak zakat merupakan gabungan 5 variabel

yang melihat dampak secara ekonomi, spiritual, pendidikan,

kesehatan, dan kemandirian.

Gambaran keseluruhan komponen penyusun IZN selengkapnya,

beserta bobot kontribusi masing-masing, dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 27: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

22

Tabel 1 Komponen Indeks Zakat Nasional

Dimensi Bobot

kontribusi Indikator

Bobot

kontribusi Variabel

Bobot

kontribusi

Makro

(X1) 0.40

Regulasi

(X11) 0.30 Regulasi 1.00

Dukungan

APBN (X12) 0.40

Dukungan

APBN 1.00

Database

lembaga

zakat (X13)

0.30

Jumlah lembaga

zakat resmi

(X131)

0.33

Rasio Muzaki

individu (X132) 0.33

Rasio muzaki

badan (X133) 0.33

Mikro

(X2) 0.60

Kelembagaan

(X21) 0.40

Penghimpunan

(X211) 0.30

Pengelolaan

(X212) 0.20

Penyaluran

(X213) 0.30

Pelaporan (X214) 0.20

Dampak

Zakat (X22) 0.60

Kesejahteraan

Material dan

Spiritual (Indeks

Kesejahteraan

CIBEST) (X221)

0.40

Pendidikan dan

Kesehatan

( Modifikasi

IPM) (X222)

0.40

Kemandirian

(X223) 0.20

Page 28: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

23

4.2 Model Estimasi Penghitungan

Model penghitungan indeks dalam kajian terbagi menjadi tahapan

yang bersifat sistematis sehingga dilakukan secara berurutan.

Keseluruhan prosedur estimasi penghitungan indeks tersebut adalah

sebagai berikut :

Tahap Pertama, membuat skoring skala likert dengan rentang 1 – 5,

dimana 1 menggambarkan kondisi paling buruk dan 5 kondisi paling

baik. Skoring ini dibuat untuk keseluruhan variabel penyusun Indeks.

(Detail skoring untuk setiap variabel ada di lampiran)

Tahap Kedua, menghitung indeks setiap variabel. Formula yang

dilakukan untuk penghitungan indeks pada setiap variabel adalah

( )

( )

Dimana,

= Indeks pada variabel i

= nilai skor aktual pada pengukuran variabel i

= Skor maksimal

= Skor minimal

Adapun nilai indeks yang dihasilkan akan berada pada rentang 0.00 –

1.00. Ini berarti semakin rendah nilai indeks yang didapatkan semakin

buruk kinerja perzakatan nasional, dan semakin besar nilai indeks

yang diperoleh berarti semakin baik kondisi perzakatan. Nilai 0.00

berarti indeks zakat nasional yang diperoleh adalah paling rendah

Page 29: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

24

yaitu “nol”. Sedangkan nilai 1.00 berarti nilai indeks paling tinggi,

yaitu “sempurna”

Tahap ketiga kemudian mengalikan indeks yang diperoleh pada setiap

variabel dengan bobot masing-masing untuk memperoleh indeks pada

indikator. Dua indikator yaitu regulasi dan anggaran pemerintah tidak

diturunkan ke variabel yang lebih detail sehingga tidak memerlukan

penghitungan khusus pada tahap ini. Sedangkan tiga indikator lain,

yang diturunkan ke dalam beberapa variabel, memiliki penghitungan

khusus yaitu :

X13 = 0.33X131 + 0.33X132 + 0.33X133

dimana,

X13 : Indeks Indikator Database Lembaga Zakat

X131 : Indeks Variabel Jumlah Lembaga Zakat Resmi

X132 : Indeks Variabel Rasio Muzaki Individu Terhadap Jumlah

Rumah Tangga

X133 : Indeks Variabel Rasio Muzaki Badan Terhadap Jumlah Badan

Usaha

X21 = 0.30X211 + 0.20X212 + 0.30X213 + 0.20X214

dimana,

X21 : Indeks Indikator Kelembagaan

X211 : Indeks Variabel Penghimpunan

X212 : Indeks Variabel Pengelolaan

X213 : Indeks Variabel Penyaluran

Page 30: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

25

X214 : Indeks Variabel Pelaporan

X22 = 0.40X221 + 0.40X222 + 0.20X223

dimana,

X22 : Indeks Indikator Dampak Zakat

X221 : Indeks Variabel Kesejahteraan CIBEST (material dan spiritual)

X222 : Indeks Variabel Pendidikan dan Kesehatan (Modifikasi IPM)

X223 : Indeks Variabel Kemandirian

Tahap keempat lalu mengalikan indeks yang diperoleh pada setiap

indikator dengan bobot masing-masing, untuk memperoleh indeks

pada dimensi makro dan dimensi mikro,

X1 = 0.30X11 + 0.40X12 + 0.30X13

dimana,

X1 : Indeks Dimensi Makro

X11 : Indeks Indikator Regulasi

X12 : Indeks Indikator Dukungan APBN

X13 : Indeks Indikator Database lembaga zakat

X2 = 0.40X21 + 0.60X22

dimana,

X2 : Indeks Dimensi Mikro

X21 : Indeks Indikator Kelembagaan

X22 : Indeks Indikator Dampak zakat

Page 31: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

26

Tahap terakhir adalah mengalikan indeks yang diperoleh pada setiap

dimensi dengan bobot masing-masing untuk memperoleh Indeks

Zakat Nasional, yaitu :

IZN = 0.40X1 + 0.60X2

dimana,

IZN : Indeks Zakat Nasional

X1 : Dimensi makro

X2 : Dimensi mikro

4.3 Kajian Literatur

Bagian ini secara terpisah memberikan hasil desk study yang tim

peneliti lakukan. Kajian desk study yang dilakukan, seperti

disebutkan di atas, tidak hanya mencari penelitian atau kajian terkait

yang dilakukan sebelumnya. Kajian literatur juga dilakukan untuk

mencari argumentasi landasan syariah terhadap komponen yang

membentuk Indeks Zakat Nasional. Adapun hasil kajian desk study

yang dilakukan dipaparkan secara singkat pada tabel dibawah ini

1. Dimensi Makro

Tabel 2 Dimensi Makro

No. Indikator Literature Review Legitimasi Syariah

1. Regulasi Penerbitan UU No. 23

Tahun 2011 telah

Kamal al-Din bin al-

Hamam; salah seorang

Page 32: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

27

menunjukkan bahwa

pengelolaan zakat sangat

penting dilindungi oleh

negara karena dengan

disahkannya ke dalam

undang-undang maka ada

hukum yang mengikat

untuk ditaati oleh badan

lembaga pengelola zakat,

dan menertibkan lembaga

zakat yang belum resmi

atau akan dikenakan

sanksi.

Keberadaan Undang-

undang ini juga harus

didukung dengan

Peraturan Daerah.

Dengan adanya pasal 1

ayat 5 UU No.32 Tahun

2004 dapat memungkinan

pemerintah daerah untuk

membentuk Peraturan

Daerah (Perda) sesuai

dengan keperluan di

daerahnya dan juga dapat

ulama dari madzhab

Hanafi, menyatakan

penguasa memiliki

kewajiban yang mutlak

dalam pelaksanaan

hukum zakat. Demikian

pula Nabi dan dua

khalifah; Abu Bakar

dan Umar. Karena

terjadi perubahan

kondisi masyarakat,

maka pada

pemerintahan Uthman

urusan diserahkan

kepada gubernur

sebagai wakil

kepanjangan tangan

khalifah. Para sahabat

mendukung kebijakan

tersebut. Dan jika suatu

penduduk negeri

enggan melakukan

zakat, maka zakat akan

diambil secara paksa

oleh wakil-wakil

Page 33: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

28

mengeluarkan perda

tentang zakat. (Saf, 2015)

tersebut.

2.

Anggaran

pemerintah

untuk

zakat

Beberapa kajian , seperti

yang dilakukan Saf

(2015), membuktikan

kontribusi positif peran

peraturan pemerintah

anggaran pemerintah

nasional dan daerah

terhadap zakat. Dari

studi di daerah

Mojokerto, diperoleh

hasil peningkatan jumlah

muzaki dan biaya

operasional BAZ

Mojokerto yang

ditanggung oleh APBD

Kota Mojokerto,

sehingga dana zakat

dapat difokuskan untuk

penyaluran kepada

mustahik zakat.

Zakat adalah ibadah

personal yang memiliki

dampak sosial jangka

panjang. Karena itu,

zakat merupakan pilar

terpenting dalam sistem

keuangan Negara yang

diyakini mampu

mewujudkan

kesejahteraan

masyarakat (al-Falah

wa al-Sa‟adah). Salah

satu fungsi zakat dalam

sistem keuangan negara

adalah pengentasan

kemiskinan dan

peningkatan kualitas

pendidikan. ( Al-

Tayyib, al-Wafi, al-

Zakah wa Dawruha al-

Fa‟il fi al-Takhfif…,

11, Lih. Basyir „Abd al-

Karim (2004), al-

Page 34: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

29

„Ab‟ad al-Nadzariyah

wa al-Maidaniyyah li

al-Zakah, Multaqa al-

Dawli Hawla

Muassasah al-Zakah.

Jamiah al-Balidah, 10-

11)

3

Database

lembaga

zakat

Efektifitas pengumpulan

dana zakat dan

pendayagunaannya

sangat tergantung pada

kelengkapan apa database

yang dimiliki khususnya

terkait dengan jumlah

muzaki dan mustahik.

Beberapa kajian

menunjukkan bahwa

ketiadaan database zakat

menjadi salah satu faktor

dibelakang

ketidakmampuan institusi

zakat untuk melakukan

fungsinya dengan baik

(Nurzaman (2011), Aedy

( 2013).

Menurut Qatadah, yang

dimaksud hak (Haqq)

dalam QS Al-

Dzariyat:19 adalah

kewajiban zakat. Dalam

ayat tersebut Allah

SWT memuji orang

yang bertakwa lantaran

menyisihkan bagian

dari harta mereka untuk

orang-orang miskin.

Dengan cara ini, harta

orang kaya akan

menjadi bersih dan hati

orang miskin terjauh

dari sifat iri dan dengki.

Persepahaman antara

orang kaya dan orang

Page 35: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

30

miskin inilah yang

kemudian akan

bermetamorfosis

menjadi kehidupan

yang harmonis dari

tengah masyarakat.

2. Dimensi Mikro

Tabel 3 Dimensi Mikro

No. Indikator Literature Review Legitimasi Syariah

1 Kelembagaan

1.1 Tata kelola yang

baik menjadi keharusan

karena berhubungan

dengan kepercayaan

dari stakeholders.

Bahkan tata kelola ini

ikut diatur dalam ZCP

bab 8 mengenai good

amil governance untuk

menjamin pengelolaan

yang baik melalu kode

etik, dan peraturan

lainnya, serta adanya

dewan pengawas zakat

1.1 Sebagai lembaga

yang bertanggung

jawab dalam

melaksanakan hukum

Allah SWT dalam

aspek ibadah harta

benda (Ibadah

Maliyah), maka

lembaga zakat

memiliki beban moral

yang amat berat. Jika

transparansi,

akuntabilitas dan

profesionalitas adalah

Page 36: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

31

di institusi tersebut.

1.2 Laporan keuangan

badan/lembaga zakat

harus diaudit oleh

Kantor Akuntan Publik

resmi dengan merujuk

pada standar penilaian

Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) RI.

1.3 Pada buku Antonio

(2001) tercantum poin

karakteristik audit

syariah yaitu;

a) Pengungkapan

kewajaran penyajian

laporan keuangan dan

unsur kepatuhan

syariah.

b) Memeriksa akunting

dalam aspek produk,

baik sumber dana

ataupun pembiayaan.

c) Pemeriksaan atas

sumber dan penggunaan

zakat.

tuntutan agama, etika

dan budaya dalam

dunia kerja, maka

transparansi,

akuntabilitas dan

profesionalitas menjadi

lebih prioritas dalam

pengelolaan ibadah

zakat. Lembaga zakat

tidak hanya dituntut

garang dan tegas

kepada wajib zakat,

tetapi juga cermat,

cerdas dan bijaksana

dalam penyalurannya.

Salah satu aspek

transparansi dan

akuntabilitas yang

dicontohkan oleh Nabi

Muhammad adalah

fungsi controlling.

Dalam waktu berkala,

Nabi SAW selalu

melakukan check and

balance terhadap para

Page 37: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

32

d) Ada tidaknya

transaksi yang

mengandung unsur-

unsur yang tidak sesuai

dengan syariah.

petugas zakat untuk

mengevaluasi

pekerjaan mereka, baik

aspek pengumpulan

ataupun penyaluran.

Semua itu dilakukan

untuk memastikan agar

pelaksanaannya sesuai

dengan hukum syariat

(Al-Bukhari, Sahih al-

Bukhari. Kitab al-

Ahkam, Bab Hadaya

al-Amal, hadits no.

6753)

2 Dampak

Zakat

2.1 Dalam dimensi

mustahik, Indeks Zakat

Nasional (IZN)

mengukur dampak zakat

terhadap mustahik yang

dapat dinilai dari materi,

ruhani, tingkat harapan

hidup, literasi, dan

akses pendidikan. Pada

tahap ini, IZN

menggunakan beberapa

2.1 Selain ibadah

individual, zakat

merupakan ibadah

yang memiliki dampak

sosial kemasyarakat.

Zakat diyakini mampu

berkontribusi dalam

membentuk spirit

kebersamaan antara

golongan kaya dan

miskin. Sebuah

Page 38: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

33

metode penghitungan

yang dibuat oleh

institusi lokal maupun

internasional. Seperti

dalam mengukur

dampak zakat secara

materi dan ruhani, IZN

menggunakan metode

CIBEST IPB yang

dikembangkan oleh

Beik dan Arsyianti

(2015).

2.2 Pengukuran dampak

selanjutnya adalah

dengan melihat dari

peningkatan standar

kelayakan hidup lain

yang tercermin dari

tingkat kesehatan,

tingkat literasi, dan

akses pendidikan yang

merupakan bagian dari

Indeks Pembangunan

Manusia (Nurzaman,

2011).

masyarakat beradab

yang golongan kaya

tidak sombong karena

kekayaannya, dan

golongan miskin tidak

merasa hina karena

kefakirannya. Model

masyarakat ideal yang

pernah digambarkan

oleh Rasulullah SAW:

“Perumpamaan orang-

orang Islam dalam hal

kasih sayang seperti

satu tubuh, bila satu

anggota tubuh sakit

maka seluruh anggota

lain ikut merasakan

sakit sehingga

semuanya tidak bisa

tidur dan merasa

demam karenanya.”

(HR. Bukhari dan

Muslim)

Page 39: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

34

5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Indeks Zakat Nasional (IZN) adalah wujud dari keseriusan untuk

mentranformasi zakat agar selalu menuju kearah yang lebih baik.

Tentunya untuk membuat pengelolaan zakat lebih baik diperlukan

adanya indikator yang tepat yang dapat menggambarkan kinerja zakat

secara keseluruhan. Berdasarkan hal ini, maka dengan

mengembangkan Konsep Indeks Zakat Nasional (IZN) diharapkan

badan/lembaga zakat di Indonesia mempunyai standardisasi kinerja.

Akan tetapi, dalam mengevaluasi kinerja zakat tentu bukan hanya

menilai dari kinerja badan/lembaga zakat saja, tetapi juga aspek

dukungan dari pemerintah, dan masyakat. Kemudian mustahik

sebagai penerima dana zakat, tidak bisa dilupakan dari indikator

kinerja zakat nasional, karena mereka adalah penerima manfaat zakat

sehingga harus ada tolok ukur sampai sejauh mana dana zakat yang

disalurkan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sebagai bahan

evaluasi badan/lembaga zakat. Secara singkat, tujuan dari Indeks

Zakat Nasional adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan zakat yang baik memerlukan dukungan indikator

yang tepat sehingga perlu adanya alat ukur yang komprehensif

berupa indeks.

2. IZN berperan sebagai measurement standard untuk menilai dan

mengevaluasi kinerja perzakatan nasional mencakup peran

Page 40: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

35

pemerintah dan masyarakat, kinerja lembaga zakat, dan juga

pengaruh zakat terhadap peningkatan kesejahteraan mustahik.

3. Dapat diaplikasikan di tingkat nasional dan daerah.

Dalam menentukan ukuran-ukuran tersebut, IZN menetapkan

pedoman dasar yang dijadikan acuan dalam penyusunannya, yang

disingkat SMART:

a. Spesific; data yang disajikan harus spesifik

b. Measurable; data yang disajikan harus dapat diukur

c. Applicabble; data yang disajikan dapat diaplikasikan

d. Reliable; data yang disajikan dapat dipercaya

e. Timely; data yang disajikan adalah data yang dihasilkan dari

laporan berkala

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, indikator-indikator kinerja

zakat dalam IZN meliputi dimensi makro dan dimensi mikro. Dimensi

makro terdiri atas regulasi, dukungan anggaran negara atau daerah,

dan database lembaga zakat resmi termasuk database muzaki dan

mustahik. Sedangkan dimensi mikro terdiri atas kelembagaan,

dampak zakat, dan kemandirian. Oleh karena itu manfaat adanya IZN

yang dapat diambil adalah selaras dengan tujuan indeks ini dibuat

bahwa IZN dapat menjadi tolok ukur kinerja zakat nasional,

kemudian dapat menjadi alat evaluasi dan supervisi para pemangku

kepentingan.

Studi formulasi Indeks Zakat Nasional merupakan living document

(sebuah dokumen, khususnya sebagai panduan yang dapat diubah

Page 41: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

36

sesuai konteks dan kebutuhan zaman) yang berfungsi untuk

mengukur, menilai dan mengevaluasi perzakatan nasional. Dari studi

formulasi ini juga menghasilkan beberapa rekomendasi agar Indeks

Zakat Nasional ini dapat bermanfaat secara maksimal. Beberapa

rekomendasi tersebut diantaranya:

1. IZN dapat digunakan dan diterapkan di organisasi-organisasi

pengelola zakat baik di tingkat pusat hingga tingkat daerah. Hal

ini bertujuan agar semua pihak dalam perzakatan dapat

mengukur diri sekaligus meningkatkan diri terkait kinerja zakat,

serta peningkatan pemahaman publik terhadap kontribusi zakat

bagi Indonesia.

2. IZN yang saat ini telah tersusun dapat dievaluasi setiap 3-5

tahun. Dengan demikian IZN akan selalu dapat memenuhi

kebutuhan, penyesuaian konteks baik dalam aspek sosial,

ekonomi, dan politik nasional, serta memiliki akurasi yang lebih

presisi.

3. IZN dapat dibakukan menjadi standard measurement atau

pengukuran standar kinerja Zakat Nasional yang dapat diukur

setiap tahun.

Page 42: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

37

Daftar Pustaka

Aedy, Hasan. “ Measuring The Quality of ZakatManagement of Government - Endorsed

Bodies,” International Journal of Science and Research ( IJSR), Volume 4:8, August

2015.

Al Daulah, Muhammad Abduh Saf. "Efektivitas Pengelolaan Perda Pengelolaan Zakat Di Kota

Mojokerto Dan Kabupaten Sidoarjo." Jurnal Hukum Dan Perundangan Islam 2nd ser. 5

(2015): 312-32. Web. Nov. 2016.

Armas Pailis, Umar Burhan, Multifiah, and Khusnul Ashar. "The Influence of Maqashid

Syariah toward Mustahik‟s Empowerment and Welfare (Study of Productive Zakat

Recipients on Baznas Riau)." American Journal of Economics 2016 2nd ser. 6 (2016):

96-106. Scientific & Academic Publishing. 2016. Web. Nov. 2016.

Beik, I. S., & Arsyianti, L. D. (2016). Measuring Zakat Impact On Poverty And Welfare Using

Cibest Model. Journal of Islamic Monetary Economics and Finance,1(2).

Beik, I. S. (2009). Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus Dompet

Dhuafa Republika. Jurnal Pemikiran Dan Gagasan, 2.

Core Principles for Effective Zakat Supervision, June 2015

Firdaus, M., Beik, I. S., Irawan, T. & Juanda, B. (2012). Economic estimation and

determinations of zakat potential in Indonesia (IRTI Working Paper Series WP 1433-07,

August). Retrieved from http://www.irti.org/English/Research/Documents/334.pdf

Hendian, Annisa Putri, N. Eva Fauziah, and Nurdin. Prosiding Keuangan & Perbankan

Syariah. Proc. of Analisis Implementasi Good Corporate Governance Pada Manajemen

Zakat Di Baznas Kabupaten Bandung. N.p., Feb. 2016. Web. Nov. 2016.

Human Development Reports 2015. Rep. United Nations Development Programme. N.p.,

2015. Web. Aug. 2016.

Indonesia. Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. Batasan Dan Pengertian

MDK. N.p., n.d. Web. Nov. 2016.

Indonesia. Badan Pusat Statistik. Garis Kemiskinan Menurut Provinsi, 2013-2016. N.p., Oct.

2016. Web. Nov. 2016.

Laporan Keuangan BAZNAS 2015. Rep. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). N.p.: n.p.,

2015. Print.

Laporan Sistem Informasi Manajemen BAZNAS. Rep. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

N.p.: n.p., n.d. Print.

Minarni. "Konsep Pengawasan, Kerangka Audit Syariah, Dan Tata Kelola Lembaga Keuangan

Syariah." LA_RIBA Jurnal Ekonomi Islam 1st ser. 7 (2013): 29-40.

Nurzaman, M. S. (2016, March). Evaluating the Impact of Productive Based Zakat in The

Perspective of Human Development Index: A Comparative Analysis. Kyoto Bulletin of

Islamic Area Studies, 44-62.

Pancawati Hardiningsih. "Pengaruh Independensi, Corporate Governance, Dan Kualitas Audit

Terhadap Integritas Laporan Keuangan." Kajian Akuntansi 1st ser. 2 (2010): 61-76.

Web.

Page 43: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

38

Qonita Mardiyah, and Sepky Mardian. "Praktik Audit Syariah Di Lembaga Keuangan Syariah

Indonesia." AKUNTABILITAS 1st ser. 8 (2015): 1-17.

Tashakkori, A. & Teddlie, C. (2003). Handbook of Mixed Methods in Social &. Behavioral

Research. Thousand Oaks: Sage. Creswell, J.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011, § Pengelolaan Zakat (2011). Print.

Vindry Florentin. "Baznas: Potensi Zakat Di Indonesia Mencapai Rp 217 Triliun." Tempo.co.

N.p., 7 June 2016. Web. Nov. 2016.

Page 44: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan
Page 45: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

39

Lampiran

Tabel 4.

Skoring Dimensi Makro dan Mikro

1. Dimensi Makro

N

o

Variabel

Kriteria

(1= sangat lemah, 2= lemah, 3= cukup, 4= kuat, 5= sangat kuat)

1 2 3 4 5

1 Regulasi

Nasional

Memiliki

UU zakat

beserta

perangkat

peraturan

pendukung

di tingkat

nasional

serta

memiliki

Perda zakat

di <25%

provinsi

Memiliki UU

zakat beserta

perangkat

peraturan

pendukung di

tingkat

nasional serta

memiliki

Perda zakat

sekurang-

kurangnya di

25% provinsi

Memiliki UU

zakat beserta

perangkat

peraturan

pendukung di

tingkat

nasional serta

memiliki

Perda zakat

sekurang-

kurangnya di

50% provinsi

Memiliki UU

zakat beserta

perangkat

peraturan

pendukung di

tingkat

nasional serta

memiliki

Perda zakat

sekurang-

kurangnya di

75% provinsi

Memiliki UU

zakat beserta

perangkat

peraturan

pendukung di

tingkat

nasional serta

memiliki

Perda zakat

di seluruh

provinsi

2

Regulasi

Daerah

(untuk

penghitungan

level

provinsi)*

Memiliki

Perda zakat

di tingkat

provinsi dan

Perda zakat

di <25%

kab/kota di

provinsi

tersebut

Memiliki

Perda zakat

di tingkat

provinsi dan

Perda zakat

sekurang-

kurangnya di

25% kab/kota

di provinsi

tersebut

Memiliki

Perda zakat

di tingkat

provinsi dan

Perda zakat

sekurang-

kurangnya di

50%

kab/kota di

provinsi

tersebut

Memiliki

Perda zakat

di tingkat

provinsi dan

Perda zakat

sekurang-

kurangnya di

75%

kab/kota di

provinsi

tersebut

Memiliki

Perda zakat

di tingkat

provinsi dan

Perda zakat

di seluruh

kab/kota di

provinsi

tersebut

3 APBN untuk

BAZNAS

Rasio APBN

terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

<20%

Rasio APBN

terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

sekurang-

kurangnya

20%

Rasio APBN

terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

sekurang-

kurangnya

30%

Rasio APBN

terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

sekurang-

kurangnya

50%

Rasio APBN

terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

sekurang-

kurangnya

75%

Page 46: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

40

4

APBD untuk

BAZNAS

daerah

(Untuk

Penghitungan

level

provinsi)

Rasio APBD

terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

daerah <20%

Rasio APBD

terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

daerah

sekurang-

kurangnya

20%

Rasio APBD

terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

daerah

sekurang-

kurangnya

30%

Rasio APBD

terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

daerah

sekurang-

kurangnya

50%

Rasio APBD

terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

daerah

sekurang-

kurangnya

75%

5

Jumlah

Lembaga

Zakat Resmi,

Muzaki, dan

Mustahik

Tidak

memiliki

database dari

jumlah

lembaga

zakat resmi,

jumlah

muzaki dan

mustahik per

lembaga

Memiliki 1

dari database

jumlah

lembaga

zakat resmi,

jumlah

muzaki dan

mustahik per

lembaga

Memiliki 2

dari database

jumlah

lembaga

zakat resmi,

jumlah

muzaki dan

mustahik per

lembaga

Memiliki

database

jumlah

lembaga

zakat resmi,

jumlah

muzaki dan

mustahik per

lembaga

Memiliki

database

jumlah

lembaga

zakat resmi,

jumlah

muzaki dan

mustahik per

lembaga serta

peta

persebaranny

a

6

Rasio Jumlah

Muzaki

Individu

terhadap

Jumlah

Rumah

Tangga

Nasional

Rasio jumlah

muzaki

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

rumah

tangga

nasional

<1%

Rasio jumlah

muzaki

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

rumah tangga

nasional

1-3.9%

Rasio jumlah

muzaki

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

rumah tangga

nasional

4-6.9%

Rasio jumlah

muzaki

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

rumah tangga

nasional

7-10%

Rasio jumlah

muzaki

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

rumah tangga

nasional

>10%

7

Rasio Jumlah

Muzaki

Badan

terhadap

Jumlah

Badan Usaha

Nasional

Rasio jumlah

muzaki

badan

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

jumlah

badan usaha

<1%

Rasio jumlah

muzaki

badan

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

jumlah badan

usaha

1- 1.9%

Rasio jumlah

muzaki

badan

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

jumlah badan

usaha 2-2.9%

Rasio jumlah

muzaki

badan

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

jumlah badan

usaha 3-3.9%

Rasio jumlah

muzaki badan

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

jumlah badan

usaha ≥4%

Keterangan:

Khusus tingkat kabupaten/kota, keberadaan perda pengelolaan zakat akan membuat nilai indeks

regulasi sama dengan 1 (satu), dan ketiadaan perda pengelolaan zakat akan membuat nilai indeks

regulasi sama dengan 0 (nol).

Page 47: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

41

2. Dimensi Mikro

No

Variabel

Kriteria

(1= sangat lemah, 2= lemah, 3= cukup, 4= kuat, 5= sangat kuat)

1 2 3 4 5

1 Penghimpu

nan

Pertumbuhan

(YoY) <5%

Pertumbuhan

(YoY) 5-9%

Pertumbuhan

(YoY) 10-

14%

Pertumbuhan

(YoY) 15-

19%

Pertumbuhan

(YoY) >20%

2 Pengelolaan

Tidak

memiliki

SOP

pengelolaan

zakat,

rencana

strategis,

sertifikasi

ISO/manaje

men mutu,

dan program

kerja

tahunan

Memiliki

sekurang-

kurangnya 1

dari SOP

pengelolaan

zakat,

rencana

strategis,

sertifikasi

ISO/manaje

men mutu,

dan program

kerja tahunan

Memiliki

sekurang-

kurangnya 2

dari SOP

pengelolaan

zakat,

rencana

strategis,

sertifikasi

ISO/manaje

men mutu,

dan program

kerja tahunan

Memiliki

sekurang-

kurangnya 3

dari SOP

pengelolaan

zakat,

rencana

strategis,

sertifikasi

ISO/manaje

men mutu,

dan program

kerja tahunan

Memiliki

SOP

pengelolaan

zakat,

rencana

strategis,

sertifikasi

ISO/manajem

en mutu, dan

program

kerja tahunan

3 Penyaluran*

ACR <20% ACR 20-49% ACR 50-69% ACR 70-89% ACR ≥90%

PS >12

bulan

PS 9-12

bulan

PS 6-<9

bulan

PS 3-<6

bulan PS <3 bulan

PE >15

bulan

PE 12-15

bulan

PE 9-<12

bulan

PE 6-<9

bulan PE <6 bulan

Tidak ada

anggaran

untuk PD

PD minimal

dialokasikan

0.1 - <2.5 %

anggaran

PD minimal

dialokasikan

2.5-<7.5 %

anggaran

PD minimal

dialokasikan

7.5-< 10%

anggaran

PD minimal

dialokasikan

≥ 10%

anggaran

4 Pelaporan

Tidak

memiliki

laporan

keuangan

Memiliki

laporan

keuangan

yang tidak

teraudit

Memiliki

laporan

keuangan

teraudit tidak

WTP

Memiliki

laporan

keuangan

teraudit WTP

dan publikasi

pelaporan

berkala

Memiliki

laporan

keuangan

teraudit

WTP,

memiliki

laporan audit

syariah dan

publikasi

pelaporan

secara

berkala

5

Indeks

Kesejahtera

an CIBEST

(W)

Nilai Indeks

0 – 0.20

Nilai Indeks

0.21 – 0.40

Nilai Indeks

0.41 – 0.60

Nilai Indeks

0.61 – 0.80

Nilai Indeks

> 0.80

Page 48: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan

42

Keterangan:

ACR = Allocation to Collection Ratio, PS = Program Sosial (Konsumtif), PE = Program

Ekonomi (Produktif), PD = Program Dakwah

Definisi:

Program Sosial

Program penyaluran zakat yang didesain untuk memenuhi kebutuhan mustahik yang bersifat

mendesak dan jangka pendek (al-hajah al-massah) serta bersifat karitatif, termasuk layanan

kesehatan dan pendidikan.

Program Ekonomi

Program penyaluran zakat yang bersifat pemberdayaan dan bertujuan untuk membekali

mustahik dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pada jangka panjang.

Program Dakwah

Program penyaluran zakat yang menitikberatkan pada penguatan dakwah dan mental spiritual

mustahik, termasuk program advokasi dalam kerangka pembelaan terhadap kepentingan

mustahik, serta upaya penyadaran masyarakat secara keseluruhan yang disertai dukungan

aktif dalam pembangunan zakat nasional.

6

Modifikasi

IPM (Indeks

Pembangun

an Manusia)

Nilai Indeks

0 – 0.20

Nilai Indeks

0.21 – 0.40

Nilai Indeks

0.41 – 0.60

Nilai Indeks

0.61 – 0.80

Nilai Indeks

> 0.80

7 Kemandiria

n

Tidak

memiliki

pekerjaan

dan

usaha/bisnis

Memiliki

pekerjaan

tidak tetap

(serabutan)

Hanya

memiliki

salah satu

dari

pekerjaan

tetap atau

usaha/bisnis

Memiliki

salah satu

dari

pekerjaan

tetap atau

usaha/bisnis

dan memiliki

tabungan

Memiliki

pekerjaan

tetap,

usaha/bisnis

dan tabungan

Page 49: BAZNAS Center of Strategic Studies Zakat...zakat effectiveness index. Indikator ini mengukur sejauh mana peran pemerintah-yang dilihat dari alokasi anggaran-terhadap kesejahteraan