Upload
syarah-d-wii-saraswaty
View
219
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kjhg
Citation preview
REFLEKSI KASUS “BCB SMK + GANGGUAN NAPAS SEDANG
+ HIPOGLIKEMIA + IKTERUS NEONATORUM + DUGAAN SEPSIS”
SYARAH DWI SARASWATIN 111 10 057
PEMBIMBING KLINIK : dr. Christina Kolondam, Sp.A
PENDAHULUAN
Gangguan napas merupakan salah satu kegawatan perinatal yang dapat memberi dampak buruk bagi BBL yaitu kematian atau bila dapat bertahan hidup dengan gejala sisa atau sekuele.
Bila terjadi apnea, ini merupakan salah-satu tanda bahaya yang harus segera di tangani di manapun BBL tersebut berada.
Penyebab gangguan napas
Kelainan Jantung Kelainan SSP
Kelainan Metabolik
Kelainan Bedah
Kelainan Paru
Kelainan Lainnya
Ikterus pada neonatus merupakan sesuatu yang unik dan memerlukan perhatian khusus karena adanya beberapa perbedaan dengan ikterus pada anak dan dewasa.
Pertama, neonatus sedang mengalami proses
maturasi yang mungkin akan mempengaruhi perjalanan penyakit.
Kedua, bilirubin indirek dapat mencapai kadar toksik (risiko kernikterus) sehingga diagnosis dini menjadi amat penting.
Ketiga, penyakit heriditer mungkin memperlihatkan menifestasi klinisnya pada
periode usia ini
Hipoglikemi merupakan abnormal kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang normal terjadi karena adanya kesediaan penyediaan antara penyediaan glukosa dalam darah dengan pemakaiannya oleh tubuh.
Bila terjadi gangguan pada keseimbangan ini, maka dapat terjadi penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemi).
Kasus
• Nama : By. A • Jenis Kelamin : Perempuan• Tanggal Lahir : 21 November 2015
pukul 16.00 Wita • Tanggal Masuk : 24 November 2015 pukul
06.56 Wita
Anamnesis Bayi perempuan umur 2 hari rujukan dari RS Kolonodale dengan keluhan sesak, sianosis dan kuning.
Bayi lahir tanggal 21 November 2015 pukul 16.00 Wita di RS Kolonodale. Bayi lahir dengan sectio caesarea atas indikasi preeklamsia berat dan gawat janin. Berat badan lahir 2850 gram, panjang badan 48 cm. Saat lahir tidak langsung menangis.
Sianosis (+), merintih (+), retraksi dinding dada (+), kuning (+). Air ketuban warna hijau kental. Kelainan kongenital (-), anus (+), palatum (+), trauma lahir (-), mic/mec +/+, pusat baik, riwayat maternal G1P0A0, Ibu bayi melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur di Puskesmas. Ibu bayi merupakan penderita hepatitis.
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital• Denyut Jantung : 168 kali/ menit• Respirasi : 74 kali/menit• Suhu : 37,8oC• Capillary Refill Time : < 2 detik
• Berat Badan : 2850 gram• Panjang Badan : 48 cm• Lingkar Kepala : 36,5 cm• Lingkar Dada : 35,5 cm• Lingkar Perut : 34 cm• Lingkar Lengan : 13 cm
Sistem Pernapasan
• Sianosis : (+)• Merintih : (+)• Apnea : (-)• Retraksi dinding dada : (+)• Pergerakan dinding dada : Simetris bilateral• Pernapasan cuping hidung : (+)• Stridor : (-)• Bunyi Pernapasan : Bronchovesikuler• Bunyi Tambahan : (-)
Skor Down
• Frekuensi Napas: 74 (1)• Retraksi dinding dada: + ringan (1)• Sianosis : menghilang dengan 02 (1)• Udara masuk : Simetris (0)• Merintih : (+) (1)• Total Skor : 4• Kesimpulan : Gawat napas• Kriteria WHO : Gangguan napas sedang
Sistem KardiovaskulerBunyi Jantung : Bunyi jantung I dan II Murni regulerMurmur : (-)
Sistem HematologiPucat : (-)Ikterus : (+)
Sistem GastrointestinalKelainan dinding abdomen : (-)Muntah : (-)Diare : (-)Organomegali : (-)Bisisng Usus : (+) Kesan NormalUmbilikusKeluaran : (-)Warna kemerahan : (-)Edema : (-)
Sistem SarafAktivitas : Bayi kurang aktifKesadaran: Compos MentisFontanela : DatarSutura : Belum menyatuRefleks Cahaya: (+)Kejang : (-)
Sistem GenitaliaPerempuanKeluaran : (-)
Pemeriksaan LainEkstremitas : LengkapTurgor : baikTulang Belakang : NormalKelainan Kongenital : (-)Trauma Lahir : (-)
Skor BALLARDMaturitas Neuromuskular• Sikap Tubuh : 3• Persegi Jendela : 3• Rekoil Lengan : 3• Sudut Poplitea : 4• Tanda Selempang : 4• Tumit ke Kuping : 4Maturitas Fisik• Kulit : 2• Lanugo : 2• Permukaan Plantar : 3• Payudara : 2• Mata/Telinga : 3• Genitalia (Perempuan) : 3Total Skor : 39Minggu : 38-40 mingguEstimasi Umur Kehamilan : Aterm
KATEGORI A KATEGORI B
1) Kesulitan bernapas (mis. Apnea, napas
lebih dari 30 kali per menit, retraksi
dinding dada, grunting pada waktu
ekspirasi, sianosis sentral)
2) Kejang
3) Tidak sadar
4) Suhu tubuh tidak normal, (tidak normal
sejak lahir & tidak memberi respon
terhadap terapi atau suhu tidak stabil
sesudah pengukuran suhu normal selama
tiga kali atau lebih, menyokong ke arah
sepsis)
5) Persalinan di lingkungan yang kurang
higenis (menyokong ke arah sepsis)
6) Kondisi memburuk secara cepat dan
dramatis (menyokong ke arah sepsis)
1) Tremor
2) Letargi atau lunglai
3) Mengantuk atau aktivitas berkurang
4) Iritabel atau rewel
5) Muntah ( menyokong ke arah sepsis)
6) Perut kembung (menyokong ke arah
sepsis)
7) Tanda-tanda mulai muncul sesudah
hari ke empat (menyokong ke arah
sepsis)
8) Air ketuban bercampur mekonium
9) Malas minum sebelumnya minum
dengan baik (menyokong ke arah
sepsis)
Resume
Bayi perempuan umur 2 hari rujukan dari RS Kolonodale dengan keluhan sesak, sianosis dan kuning. Bayi lahir dengan sectio caesarea atas indikasi preeklamsia berat dan gawat janin. Air ketuban warna hijau kental, berat badan lahir 2850 gram, panjang badan 48 cm. Saat lahir tidak langsung menangis. Demam (+), sianosis (+), merintih (+), retraksi dinding dada (+), nafas cuping hidung (+), ikterus (+) kremer 4. Kelainan kongenital (-), anus (+), palatum (+), trauma lahir (-), mic/mec (+/+), pusat baik. Dari hasil pemeriksaan didapatkan skor down 4, skor ballard 38-40 minggu, dan kecurigaan besar sepsis.
DIAGNOSIS KERJA : BCB SMK + Gangguan napas sedang + Ikterus Neonatorum + Kecurigaan besar sepsis
TERAPI• O2 0,5-2 L/i• IVFD Dextrousa 10% 14 tts/m• Injeksi Cefotaxime 2x140 mg • Injeksi Gentamicin 2x10 mg• Puasa• Rawat pusat• Fototerapi
Diskusi
• Gangguan napas pada bayi baru lahir adalah keadaan bayi yang sebelumnya normal atau bayi dengan asfiksia yang sudah dilakukan resusitasi dan berhasil, tetapi beberapa saat kemudian mengalami gangguan napas
Gangguan napas meupakan suatu keadaan meningkatnya kerja pernapasan yang ditandai dengan
• Takipneu • Retraksi intercostal atau substernal • Napas cuping hidung selama inspirasi • Merintih saat inspirasi • Sianosis• Apnu atau henti napas • Dalam jam-jam pertama sesudah lahir, empat gejala distres
respirasi• Bila takipneu, retraksi, cuping hidung dan merintih menetap
beberapa pada beberapa jam setelah lahir harus dilakukan tindakan segera.
Gangguan napas memiliki faktor predisposisi diantaranya sebagai berikut:
• Bayi kurang bulan• Depresi neonatal ( kegawatan neonatal )• Bayi dari ibu DM • Bayi lahir dengan operasi• Bayi yang lahir dari ibu yang menderita demam,
ketuban pecah dini atau air ketuban yang berbau dapat mengakibatkan pneumonia bakterialis atau sepsis
• Bayi dengan kulit berwarna seperti mekonium yang kemungkinan terjadi akibat aspirasi mekonium.
Frekuensi napas Gejala tambahan gangguan napas Klasifikasi
> 60 kali/menit Dengan Sianosis sentral dan tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi. Gangguan napas
beratAtau > 90 kali/ menit
Dengan Sianosis sentral atau tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi.
Atau < 30 kali/ menit
Dengan Atau tanpa
Gejala lain dari gangguan napas.
60-90 kali/menit Dengan Tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi Gangguan napas
sedangTetapiTanpa Sianosis sentral
Atau > 90 kali/ menit
Tanpa Tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi atau sianosis sentral.
60-90 kali/menit Tanpa Tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi atau sianosis sentral.
Gangguan napas ringan
60-90 kali/menit Dengan Sianosis sentral Kelainan jantung kongenital
TetapiTanpa Tarikan dinding dada atau merintih.
Berdasarkan pedoman di atas, bayi pada kasus ini termasuk ke dalam gangguan napas sedang. Faktor predisposisi pada kasus ini adalah bayi lahir dengan operasi sesar, sehingga dapat mengakibatkan keterlambatan absorpsi cairan paru. Selain itu juga adanya gangguan napas pada kasus ini dapat disebabkan karena kelainan metabolik yaitu hipoglikemia.
Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa <40-45 mg/dL, gejalanya sering tidak jelas atau asimptomatik, diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah konsekuensi yang serius.
Faktor resiko
• Ibu DM• BMK• KMK• Bayi kurang bulan• Bayi lebih bulan• Pasca asfiksia• Bayi yang dipuasakan• dll
• Pada kasus ini, dapat disimpulkan bahwa bayi tersebut memiliki faktor resiko untuk mengalami hipoglikemia, yaitu pasca asfiksia dan bayi sebelumnya di puasakan. Hal ini didukung oleh pemeriksaan laboratoriun Gula Darah Sewaktu (GDS) yang bernilai 33 mg/dL.
• Pada kasus ini, bayi hanya menunjukkan gejala lemah. Selain itu juga, diagnosis hipoglikemia tetap dapat ditegakkan lebih awal dengan melihat faktor resiko dan hasil pemeriksaaan laboratorium GDS untuk mencegah terjadinya prognosis yang buruk.
Ikterus
Ikterus yang ditemukan pada bayi baru lahir dapat merupakan suatu gejala fisiologis (terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada neonatus kurang bulan) atau dapat merupakan hal yang patologis misalnya pada inkompatibilitas rhesus dan ABO, sepsis, galaktosemia, penyumbatan saluran empedu dan sebagainya.
• Pada pasien ini muncul ikterus pada hari ke- 3, pada usia 3 hari dan pada pemeriksaan bilirubin ditemukan hasil bilirubin total 12,4 mg/dl dan bilirubin direknya 1,30 mg/dl. Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa ikterus yang timbul pada pasien ini kemungkinan disebabkan oleh infeksi neonatorum.
• Pada pasien ini diberikan terapi oksigen menggunakan kateter nasal dengan O2 2 liter, kemudian setelah observasi bayi mengalami perbaikan napas dengan interpretasi downes skor yaitu gangguan napas ringan, O2 diturunkan menjadi 0,5-2 Lpm dan selanjutnya diturunkan lagi menjadi 0,3-2 Lpm.
• Pada bayi ini diberikan injeksi cefotaksim (50-100 mg/kgBB/kali dalam 2 dosis) dan gentamisin (2,5-5 mg/kgBB/hari 2 kali pemberian). Diberikannya antibiotic karena adanya indikasi sepsis pada pasien ini dan hasil laboratorium menunjukan leukositosis.
• Penatalaksanaan hipoglikemia yaitu berikan glukosa 10% 2ml/kgBB secara IV dengan caran di bolus secara perlahan-lahan selama 5 menit 1,2,3,4. Pada pasien ini di berikan bolus dekstrosa 10% 6 cc selama 5 menit. Setelah 1 jam pemberian GDS menjadi 65 mg/dl, bayi ini sudah tidak dalam keadaan hipoglikemia
Terima Kasih