11
161 ditetesi HCl 0,1N tidak berbuih. Batusabak memiliki komposisi mineral stress yaitu mika. Batusabak merupakan batuan malihan yang berasal dari lempung atau serpih yang mengalami metamorfosa metamorfosa kontak tingkat rendah hingga medium. Batusabak termasuk dalam golongan batuan metamorf kontak karena terjadi kenaikan temperatur pada batuan tertentu, kemudian panas tubuh intrusi yang diteruskan pada batuan sekitarnya mengakibatkan metamorfosa kontak. Batusabak yang diteliti memiliki warna hitam karena pada batusabak terbentuk dari batuan asal yang mengandung unsur yang menyebabkan warna hitam seperti grafit, hornblend, dll. Batusabak memiliki struktur foliasi (slatycleavage) karena batusabak merupakan ubahan dari batulempung, kemudian terjadi perubahan yang melibatkan tekanan dan temperatur yang tinggi, menghasilkan mulanya terjadi rekristalisasi dan modifikasi mineral lempung. Ukuran butirnya berukuran mikroskopis, tetapi arah baru orientasi yang disukai dapat berkembang oleh respon tekanan yang diterapkan. Hasilnya memiliki ukuran butir halus dan belahan yang bagus. Batusabak memiliki tekstur kristaloblastik tepatnya lepidoblastik karena tekstur batuan metamorf yang didominasi oleh mineral-mineral pipih dan memperlihatkan orientasi sejajar. Batusabak memiliki beberapa kegunaan. Kegunaan batu sabak, yaitu untuk atap rumah dan batu tempel dingin sebagai bidang bangunan. Batu sabak pada jaman dahulu digunakan untuk batu tulis. Batusabak juga memiliki

batuan metamorf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ttt

Citation preview

Page 1: batuan metamorf

161

ditetesi HCl 0,1N tidak berbuih. Batusabak memiliki komposisi mineral stress yaitu

mika.

Batusabak merupakan batuan malihan yang berasal dari lempung atau serpih yang

mengalami metamorfosa metamorfosa kontak tingkat rendah hingga medium.

Batusabak termasuk dalam golongan batuan metamorf kontak karena terjadi

kenaikan temperatur pada batuan tertentu, kemudian panas tubuh intrusi yang

diteruskan pada batuan sekitarnya mengakibatkan metamorfosa kontak. Batusabak

yang diteliti memiliki warna hitam karena pada batusabak terbentuk dari batuan asal

yang mengandung unsur yang menyebabkan warna hitam seperti grafit, hornblend,

dll. Batusabak memiliki struktur foliasi (slatycleavage) karena batusabak merupakan

ubahan dari batulempung, kemudian terjadi perubahan yang melibatkan tekanan dan

temperatur yang tinggi, menghasilkan mulanya terjadi rekristalisasi dan modifikasi

mineral lempung. Ukuran butirnya berukuran mikroskopis, tetapi arah baru orientasi

yang disukai dapat berkembang oleh respon tekanan yang diterapkan. Hasilnya

memiliki ukuran butir halus dan belahan yang bagus. Batusabak memiliki tekstur

kristaloblastik tepatnya lepidoblastik karena tekstur batuan metamorf yang

didominasi oleh mineral-mineral pipih dan memperlihatkan orientasi sejajar.

Batusabak memiliki beberapa kegunaan. Kegunaan batu sabak, yaitu untuk atap

rumah dan batu tempel dingin sebagai bidang bangunan. Batu sabak pada jaman

dahulu digunakan untuk batu tulis. Batusabak juga memiliki kegunaan di bidang

industri cat yaitu batusabak yang di gerus menjadi tepung digunakan bahan untuk

pembuatan cat. Batusabak memiliki nilai ekonomis, batusabak juga dapat ditambang.

Batusabak terdapat beberapa daerah di Indonesia, yaitu Daerah Istimewa Aceh, dan

Sumatera Barat (Sukandarrumidi, 1998).

Page 2: batuan metamorf

162

2.2 FilitSampel memiliki warna coklat. Sampel yang diamati memiliki struktur foliasi

(filitik). Tekstur yang diamati pada sampel ialah kristaloblastik (lepidoblastik).

Sampel diberi cairan HCl 0,1 N pada sampel, terjadi reaksi sehingga berbuih pada

batu tersebut. Sampel ditentukan komposisi mineral yang terkandung didalam

sampel yaitu mineral mika dan klorit yang merupakan mineral stress. Sampel dapat

disimpulkan yang diteliti berdasarkan ciri-ciri yang terdapat pada sampel yaitu filit

yang termasuk dalam jenis batuan metamorf regional. Filit yang dijadikan sampel

diukur memiliki panjang 14cm, lebar 7cm, dan tinggi 3,5cm. Filit memiliki vein

kalsit dipermukaannya.

Beberapa filit dihasilkan dari metamorfosa mundur batuan dari kelas yang lebih

tinggi. Filit sebagai hasilnya mengandung peninggalan mineral yang bersuhu tinggi

dan menengah hingga tekanan tinggi. Filit juga terbentuk dari perkembangan

lempungan atau batuan sedimen lempung hingga pasir dengan sebuah residu meterial

organik, terutama sayuran. Perubahan tersebut merupakan perubahan dari grafit. Filit

juga dapat berasal dari berbagai jenis batuan khususnya dari sekis mika mika dan

gneiss, karena efek metamorfisme mundur. Filit biasa terbentuk pada temperatur

400oC dan pada tekanan 4,5 kilobar (Simon and schuster’s, 1988).

Filit juga terbentuk dari perkembangan lempungan atau batuan sedimen lempung

hingga pasir dengan sebuah residu meterial organik, terutama sayuran. Filit termasuk

dalam golongan batuan metamorf regional karena filit terbentuk dengan wilayah

yang sangat luas yaitu berkisar ratusan meter.. Filit yang diteliti memiliki warna

coklat karena pada filit umumnya mengandung mineral lempung yang menyebabkan

warna coklat. Filit memiliki struktur foliasi (filitik) karena struktur menunjukan

adanya mineral yang masih berukuran agak kasar dan kesan kesejajarannya mulai

agak kasar, dengan memperlihatkan belahan-belahan yang tidak terlalu rapat dimana

daun-daun mika sudah cukup besar. Filit memiliki tekstur kristaloblastik tepatnya

lepidoblastik karena tekstur batuan metamorf yang didominasi oleh mineral-mineral

pipih dan memperlihatkan orientasi sejajar. Filit pada saat ditetesi HCl 0,1N bereaksi

karena terdapat vein kalsit.

Filit termasuk dalam golongan batuan metamorf regional karena filit terbentuk

didaerah zona subduksi dengan wilayah yang sangat luas. Filit yang diteliti memiliki

warna coklat karena filit terbentuk dari mineral mika dan klorit. Filit memiliki

Page 3: batuan metamorf

163

struktur foliasi (filitik) karena filit merupakan ubahan dari batuan sedimen pasir

kasar yang terjadi tekanan dan temperatur yang tinggi, sehingga berukuran agak

kasar dan kesan kesejajarannya mulai agak kasar. Filit memiliki tekstur

kristaloblastik tepatnya lepidoblastik karena filit terbentuk dari komposisi mineral

stress yang berbentuk pipih. Filit terdapat vein kalsit, dimana filit terbentuk didaerah

lipatan akibat adanya temperatur dan tekanan yang menengah membuat filit

berpindah posisi. Akibat adanya sesar membuat retakan pada permukaan filit.

Retakan-retakan pada filit terisi oleh mineral-mineral kalsit, yang mana batugamping

larut oleh air kemudian terkristalisasi pada filit.

Filit mempunyai beberapa kegunaan. Filit dapat dijadikan nilai ekonomis jika

diolah dengan tepat. Salah satu contoh kegunaan filit dibidang bangunan, yaitu

digunakan untuk atap rumah. Filit juga dapat digunakan untuk ornamen dinding

bangunan. Persebaran filit di Indonesia terdapat di daerah Sulawesi Tengah (Katili,

1988).

Page 4: batuan metamorf

164

2.3 Gneiss

Sampel memiliki warna abu-abu. Sampel yang diamati memiliki struktur foliasi

(gneissa). Tekstur yang diamati pada sampel ialah kristaloblastik (granoblastik).

Sampel diberi cairan HCl 0,1 N pada sampel, tidak terjadi reaksi sehingga tidak

berbuih pada batu tersebut. Sampel ditentukan komposisi mineral yang terkandung

didalam sampel yaitu mineral hornblend yang merupakan mineral stress dan terdapat

mineral kuarsa dan feldspar yang merupakan mineral antistress. Sampel dapat

disimpulkan yang diteliti berdasarkan ciri-ciri yang terdapat pada sampel yaitu gneiss

yang termasuk dalam jenis batuan metamorf regional dinamo thermal. Gneiss yang

dijadikan sampel diukur memiliki panjang 8,2cm, lebar 5,2cm, dan tinggi 3cm.

Gneiss umumnya terbentuk dari batuan sedimen dan terbentuk dilingkungan

metamorfisme dari sekis mika dengan dehidrasi muskovit. Gneiss sering terbentuk

dari feldspar dan alumunium silikat. Gneiss terbentuk kembali pada tahap yang

sangat berkembang dalam perubahan ukuran butiran halus. Gneiss terbentuk pada

tingkat metamorfisme tinggi. Gneiss yang lain berkembang dari metamorfisme

granitik, granodioritik dan terkadang memperlihatkan tekstur lamanya. Gneiss

terbentuk pada temperatur 700oC dan pada tekanan 6 kilobar (Simon and schuster’s,

1988).

Gneiss termasuk dalam golongan batuan metamorf regional dinamo thermal

karena secara geografis dan genetik penyebaran batuan metamorf ini sangat erat

kaitannya dengan aktifitas orogenesa atau proses pembentukan pegunungan lipatan

gunung api, meliputi daerah yang luas dan selalu dalam bentuk sabuk pegunungan

yakni dalam daerah geosinklin. Gneiss yang diteliti memiliki warna abu-abu karena

pada gneiss umumnya mengandung mineral hornblend yang menyebabkan warna

abu-abu. Gneiss memiliki struktur gneissa karena struktur menunjukan adanya

jumlah mineral-mineral granular yang lebih banyak dari mineral-mineral pipih,

mempunyai sifat banded dan mewakili metamorfosa regional derajat tinggi. Gneiss

memiliki tekstur granoblastik karena tekstur pada batuan metamorf ini terdiri dari

mineral-mineral yang membentuk butiran yang seragam. Gneiss pada saat ditetesi

HCl 0,1N tidak bereaksi karena tidak mengandung unsur karbonat.

Gneiss termasuk dalam golongan batuan metamorf regional dinamo thermal

karena gneiss terbentuk pada kulit bumi bagian dalam dan terjadi tekanan dan

temperatur yang sangat tinggi akibat dari tumbukan dua buah lempeng tektonik

Page 5: batuan metamorf

165

khususnya antara kerak samudera dan kerak benua membentuk suatu jalur penunjaan

(subduction zone). Gneiss yang diteliti memiliki warna abu-abu karena pada gneiss

umumnya mengandung mineral hornblend dan kuarsa yang menyebabkan warna

abu-abu. Gneiss memiliki struktur foliasi (gneissa) karena gneiss terbentuk dari

malihan granit yang termetamorfosa, yang mana granit banyak mengandung kuarsa.

Kuarsa merupakan mineral paling stabil sehingga terkena tekanan dan temperatur

tinggi tidak gampang hancur dan berbentuk granular sedangkan hornblend hancur

menjadi mineral pipih. Gneiss memiliki tekstur granoblastik karena. Gneiss pada saat

ditetesi HCl 0,1N tidak bereaksi karena tidak mengandung unsur karbonat.

Gneiss memiliki beberapa kegunaan. Gneiss juga memiliki nilai ekonomis jika

diolah dengan pandai. Salah satunya gneiss ditambang dapat menghasilkan uang.

Zaman dahulu, gneiss digunakan untuk membuat tangga. Gneiss pada zaman

sekarang tidak terlalu digunakan lagi. Persebaran gneiss di Indonesia terdapat pada

daerah Sulawesi Tenggara (Katili, 1988).

Page 6: batuan metamorf

166

2.4 Sekis MikaSampel memiliki warna hitam. Sampel yang diamati memiliki struktur foliasi

(skistosa). Tekstur yang diamati pada sampel ialah kristaloblastik (lepidoblastik).

Sampel diberi cairan HCl 0,1 N pada sampel, tidak terjadi reaksi sehingga tidak

berbuih pada batu tersebut. Sampel ditentukan komposisi mineral yang terkandung

didalam sampel yaitu mineral mika yang merupakan mineral stress. Sampel dapat

disimpulkan yang diteliti berdasarkan ciri-ciri yang terdapat pada sampel yaitu sekis

mika yang termasuk dalam jenis batuan metamorf regional dinamo thermal. Sekis

mika yang dijadikan sampel diukur memiliki panjang 7,5cm, lebar 4,5cm, dan tinggi

4cm.

Sekis mika termasuk kedalam batuan metamorf dengan tipe meramorfosa regional

dinamo thermal yang terjadi pada kulit bumi bagian dalam dan faktor yang

berpengaruh adalah temperatur dan tekanan yang tinggi yang diakibatkan dari

tumbukan antaran dua lempeng tektonik khususnya lempeng samudera dan lempeng

benua yang membuat jalur penunjaman (subduction zone). Secara geografis dan

genetik penyebaran batuan metamorf ini sangat erat kaitannya dengan aktivitas

orogenesa atau proses pembentukan pegunungan pelipatan gunung api, meliputi

daerah yang luas dan selalu dalam bentuk sabuk pegunungan yakni dalam daerah

geosiklin dan banyak terjadi pada zona subduksi. Sekis mika dari hasil tingkatan

yang lebih tinggi dari metamorfosis regional (Hamblin, 2009). Sekis mika biasanya

terbentuk dari lempung yang bermetamorfosa terutama terdiri dari banyak serpihan

kecil dari mika. Sekis mika juga terbentuk dari metamorfosa filit. Sekis mika

terbentuk pada tekanan 5,5 kilobar dan temperatur yang tinggi yaitu 550oC (Herbert,

1957).

Sekis mika termasuk dalam golongan batuan metamorf regional karena sekis mika

terbentuk dengan wilayah yang sangat luas yaitu berkisar ratusan meter. Sekis mika

yang diteliti memiliki warna hitam karena pada sekis mika umumnya mengandung

mineral biotit yang menyebabkan warna kehitaman. Sekis mika memiliki struktur

foliasi (skistosa) karena struktur menunjukan adanya jumlah mineral-mineral pipih

yang lebih dominan dari mineral butiran. Sekis mika memiliki tekstur kristaloblastik

tepatnya lepidoblastik karena tekstur batuan metamorf ini didominasi oleh mineral-

mineral pipih dan memperlihatkan orientasi sejajar. Sekis mika memiliki komposisi

mineral mika karena pada permukaan sekis mika terlihat mineral yang menjarum dan

Page 7: batuan metamorf

167

mengkilat. Sekis mika pada saat ditetesi HCl 0,1N tidak bereaksi karena tidak

mengandung unsur karbonat.

Sekis mika termasuk dalam golongan batuan metamorf regional karena sekis mika

terbentuk pada daerah sesar dengan wilayah yang sangat luas yaitu berkisar ratusan

meter. Sekis mika yang diteliti memiliki warna hitam karena sekis mika terbentuk

dari mineral biotit yang menyebabkan warna kehitaman. Sekis mika memiliki

struktur foliasi (skistosa) karena sekis mika terbentuk pada daerah regional. Sekis

mika memiliki tekstur kristaloblastik tepatnya lepidoblastik karena terbentuk oleh

tekanan dan temperatur yang sangat tinggi pada daerah regional dinamo thermal

sehingga menyebabkan mineral-mineral penyusunnya menjadi pipih dan

memperlihatkan orientasi sejajar. Sekis mika memiliki komposisi mineral mika

karena terbentuk oleh tekanan dan temperatur yang tinggi. Sekis mika pada saat

ditetesi HCl 0,1N tidak bereaksi karena tidak mengandung unsur karbonat.

Sekis mika memiliki beberapa manfaat yang dapat digunakan. Sekis mika juga

dapat diolah kemudian menjadi nilai ekonomis yang tinggi. Sekis mika banyak

ditambang untuk dijual kembali atau diolah terlebih dahulu. Sekis mika dapat

dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Sekis mika juga dapat digunakan sebagai

gravel. Persebaran sekis mika di Indonesia terdapat di daerah Sulawesi Tengah

(Kartili, 1988).