44
PETROLOGI BATUAN BEKU Disusun Oleh : Nama : Vita Yunita NIM : 091101010 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA

BATUAN BEKU

Embed Size (px)

DESCRIPTION

go

Citation preview

Page 1: BATUAN BEKU

PETROLOGI BATUAN BEKU

Disusun Oleh :

Nama : Vita Yunita

NIM : 091101010

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2010

Page 2: BATUAN BEKU

PRAKATA

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga peyusun dapat menyelesaikan paper

praktikum petrologi batuan beku dengan tidak ada suatu halangan apapun.

Paper ini disusun untuk menambah pengetahuan kita di bidang geologi,

karena sangat erat hubungannya di dalam kehidupan yang berkaitan dengan

pengetahuan tentang batuan beku di bumi dan sangat penting untuk dipelajari. Untuk

itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Asisten praktikum mineralogi.

2. Teman-teman seperjuangan.

Penyusun menyadari bahwa sepenuhnya paper ini masih belum sempurna,

karena “kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta”. Oleh karena itu penyusun

mengharapkan kritik dan saran yng bersifat melengkapi dan membangun.

Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Amin.

Yogyakarta, Maret 2010

Page 3: BATUAN BEKU

ABSTRAK

Kita mengenal tiga jenis batuan yang dibedakan berdasarkan proses

pembentukannya. Yakni, batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Satu hal

yang menjadi pertanyaan, bahwa batuan manakah diantara ketiga jenis batuan

tersebut yang terbentuk paling awal? Bila kita kaitkan dengan sejarah pembentukan

bumi, sebagai salah satu komponen di dalam system tata surya kita yang awal

mulanya berasal dari gas yang kemudian membeku, maka dapat kita pastikan bahwa

batuan yang paling awal terbentuk adalah batuan beku. Untuk mengenal lebih jauh

tentang batuan beku, maka saya membahas mengenai proses pembentukan

(diagenesis), eksplorasi dan eksploitasi serta kegunaan batuan beku yang dapat

dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.

Page 4: BATUAN BEKU

PENDAHULUAN

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pendinginan magma

yang berupa larutan silikat pijar dengan temperatur jauh diatas 1600 0C. Hal-hal yang

mempengaruhi pembentukan batuan beku yakni, proses diferensiasi magma, proses

asimilasi magma dengan batuan sampingnya dan proses fraksinasi magma. Batua

beku bisa dikatakan sebagai batuan induk atau sumber dimana berbagai jenis mineral

terbentuk, dan ada juga batuan beku yang mengandung mineral tunggal. Batuan beku

beserta mineral kandungannya sangat dibutuhkan didalam kehidupan

manusia.Permintaan public akan jenis batuan beku ini semakin meningkat sehingga

perlu adanya upaya eksplorasi lebih lanjut. Hal-hal yang mendukung proses

eksplorasi antara lain dengan mengetahui alam-alam yang pernah dialami batuan

serta sifat-sifat khas-nya.

Page 5: BATUAN BEKU

Dasar Teori

Batuan beku terjadi karena pembekuan magma di bawah permukaan bumi

atau hasil pembekuan lava di permukaan bumi. Magma adalah cairan silikat kental

dari larutan silica yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara

1.500-2.5000C dan bersifat mobil (mudah bergerak) terdapat pada kerak bumi bagian

tanah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatil

(gas) dan non volatil (non gas). Bahan-bahan volatil menyebabkan mobilitas magma,

sedangkan bahan non volatil terutama oksida-oksida dalam kombinasi tertentu,

merupakan pembentuk mineral yang lazim kita jumpai dalam batuan beku. Pada saat

magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka

mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut disebut peristiwa penghabluran

mineral-mineral silikat (magma) oleh BOWEN disusun suatu seri yang dikenal

dengan nama “Bowen’s Reaction Series” sebagai berikut :

Page 6: BATUAN BEKU

DISCONTINUOUS SERIES CONTINUOUS SERIES

12000C Olivin Anorthit

Bitownit

Piroksin Labradorit

9000C Amphibole Andesin

Oligoklas

Biotit Albite

Potash Feldspar

6000C Muskovit

Kuarsa

Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik yang pertama kali terbentuk adalah

olivine pada temperature yang sangat tinggi. Tetapi jika magma jenuh oleh SiO2

maka piroksin yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksin merupakan pasangan

“Incongruent Melting”, dimana setelah pembentukan, olivine akan bereaksi dengan

larutan sisa membetnuk piroksin. Temperatur menurun terus dan pembentukan

mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang terakhir terbentuk

adalah biotit. Karena terjadi demikian maka disebut reaksi diskontinyu atau reaksi

tidak menerus. Sedangkan yang di sebelah kanan mewakili mineral kelompok

plagioklas, reaksinya disebut reaksi kontinyu karena berlangsung secara terus

Page 7: BATUAN BEKU

menerus dimana anorthit adalah mineral yang terbentuk pertama kali terbentuk pada

suhu tinggi, banyak terdapat pada batuan beku gabro atau basal. Andesin pada suhu

menengah dan banyak tersebar pada batuan beku asan seperti granite atau rhyolit.

Mineral sebelah kanan dan kiri bertemu pada mineral potash feldspar dan menerus

pada mineral stabil, yang tidak mudah terubah menjadi mineral lain.

Klasifikasi Batuan Beku

Berdasarkan komposisi mineralnya, batuan beku dibedakan menjadi tiga jenis:

1. Batuan beku asam

Granit : tekstur phaneritic atau porphyritic-phaneritic, berwarna cerah.

Riolit : batuan aliaran granit, komposisi seperti granit tetapi teksturnya por-

phyritic-aphanitic atau aphanitic.

2. Batuan beku intermediet

Diorite : tekstur equigranular phaneritic atau porphyritic-phaneritic, alkali

feldspar < feldspar total, warna abu-abu hingga abu-abu gelap.

Andesit : komposisi seperti diorite, tetapi teksturnya aphanitic atau por-

phyritic-aphanitic, merupakan batuan aliran diorit.

3. Batuan beku basa.

Gabro : tekstur phaneritic atau phorphyritic-phaneritic.

Basalt : batuan aliran gabro, bertekstur aphanitic atau porphyritic-aphanitic,

komposisinya sama dengan gabro.

Page 8: BATUAN BEKU

4. Batuan beku ultra basa

Dunite : berkomposisi olovin hamper 100 %

Peridotite : berkomposisi olivine (dominan) dan piroksen.

Piroksenit : berkomposisi piroksen hampir 100%.

Secara kimiawi batuan beku dibagi menjadi :

1. Batuan beku asam SiO2 > 66%

2. Batuan beku intermediet SiO2 52%-66%

3. Batuan beku basa SiO2 45%-52%

4. Batuan beku ultra basa SiO2 <45%

Batuan beku berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dapat dibagi tiga, yaitu :

a) Batuan Intrusi

Batuan intrusi atau plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada jauh di

dalam bumi (15 – 50 Km). Karena tempat pembentukannya dekat dengan astenosfer,

maka pendinginan berjalan sangat lambat. Karena itu bentuk batuannya besar – besar

dan mempunyai kristal yang sempurna dengan bentuk tekstur holokristalin (semua

komposisi disusun oleh kristal sempurna), karena pembentukan kristalnya sangat

sempurna mengingat waktu penghablurannya sangat lama. (Munir, 1995). Contoh

batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan

hiasan rumah) dan lain-lain.

Page 9: BATUAN BEKU

Gabro

b) Batuan Ekstrusi

Magma yang bergerak dari dalam ke permukaan bumi, sebagian besar

membeku di dalam sebagai batuan plutonis, hanya kurang dari 1/10 nya yang

membeku di permukaan bumi dan dikenal sebagai Batuan Vulkanis atau vulkanik.

Suatu aktivitas vulkanisme akan mengeluarkan materi – materi berupa gas, cair

dan padat. Kelompok batuan ekstrusi terdiri dari semua material yang dikeluarkan

ke permukaaan bumi baik di daratan ataupun di bawah permukaan laut.

Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat, debu atau

suatu larutan kental dan panas, cairan ini disebut lava. Ada dua tipe magma

intrusi, yang pertama memiliki kandungan silika yang rendah dan vikositasnya

rendah. Tipe kedua dari lava ini adalah bersifat asam, yang memiliki kandungan

silika yang tinggi dan vikositas relatif tinggi. (Graha, 1987)

Contoh batuan beku vulkanik adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan

pondasi rumah), dan dacite.

Basalt

Page 10: BATUAN BEKU

c) Batuan Gang

Batuan gang antara batuan dalam dan batuan leleran terdapat gejala antara

batuan yang terbentuk dalam celah – celah serta rekahan – rekahan dalam kerak

bumi. Batuan yang terbentuk adalah batuan gang atau batuan korok disebut juga

batuan hypo-abisik.

Gang disini adalah suatu badan yang bentuknya seperti sebuah kitab besar.

Magma yang membeku dalam gang adalah magma yang sedang menuju ke

permukaan bumi atau membeku dalam celah – celah di kerak bumi. Misalnya magma

yang mempunyai susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang

terbentuk disebut porfiri granit yang berarti batuan granit bertekstur porfiri. (Munir,

1995)

Deskripsi Batuan Beku

Dalam penamaan batuan beku secara megaskopis didasarkan atas pengamatan:

a. Warna

Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya. Min-

eral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya,

sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk

batuan yang mempunyai tekstur gelasan.

1. Warna segar

2. Warna lapuk

Page 11: BATUAN BEKU

b. Struktur

1. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat

seragam.

2. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.

3. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal

seperti batang pensil.

4. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal.

Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

5. Vesikuler, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan

beku yang teratur. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pem-

bekuan.

6. Scoria, yaitu struktur yang berlubang tetapi arahnya tidak teratur

7. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain

seperti kalsit, kuarsa atau zeolit

Page 12: BATUAN BEKU

8. Xenolith, yaitu stuktur yang memperlihatkan fragmen/ pemecahan batuan lain

yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

c. Teksur

Tekstur batuan beku meliputi 4 hal, yaitu:

1. Derajat kristalisasi

Terdiri dari:

a. Holokristalin: Apabila batuan terdiri dari massa kristal seluruhnya

b. Hipokristalin: Apabila batuan terdiri dari massa kristal dan massa

gelas

c. Holohialin: Apabila batuan terdiri dari massa gelas seluruhnya.

2. Granularitas

a. Fanerik : Kristalnya jelas dapat dilihat dengan mata biasa

b. Aphanitik : Kristalnya halus sulit dibedakan dengan mata biasa.

Page 13: BATUAN BEKU

Ukuran kristal dapat menunjukkan tingkat kristalisasi pada batuan.

Cox, Price, Harte W.T.G Heinric

Halus <1 mm <1 mm <1 mm

Sedang 1 – 5 mm 1 – 5 mm 1 – 10 mm

Kasar > 5 mm 5 – 30 mm 10 – 30 mm

Sangat Kasar > 30 mm > 30 mm

3. Bentuk kristal

a. Euhedral : Apabila mineral mempunyai bidang kristal yang

sempurna

b. Subhedral: Apabila mineral mempunyai bidang kristal yang

sebagian tidak sempurna

c. Anhedral : Apabila mineral tidak mempunyai bidang kristal yang

Sempurna atau tidak teratur.

4. Hubungan antar kristal

a. Inequigranular: Bila secara relatif ukuran kristal yang membentuk

batuan berukuran sama besar

b. Equigranular : Bila ukuran butir kristal yang membentuk batuan

Page 14: BATUAN BEKU

berukuran tidak sama besar dan tidak teratur.

d. Komposisi

Penentuan komposisi mineral kita cukup mempergunakan indeks warna dari

bentuk kristal, sebagai dasar penentuan mineral penyusun batuan. Atas dasar

warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu:

1. Mineral Felsik

Yaitu mineral-mineral berwarna terang dan miskin unsur magnesium atau

besi, terutama terdiri dari mineral plagioklas, ortoklas, kuarsa, feldspar,

feldspatoid dan muskovit.

2. Mineral Mafik

Yaitu mineral-mineral berwarna gelap-hitam dan kaya unsur magnesinum atau

besi, terutama augite, hornblende, biotit, amphibol, piroksen dan olivin.

Mineral Penyusun Batuan Beku

Mineral-mineral yang umum terdapat sebagai penyusun batuan beku adalah:

1. Mineral-mineral asam = felsic-minerals = nonferromagnesian silicates.

Kuarts : jernih, kadang-kadang putih susu atau kelabu.

Feldspar Ortoklas : putih kemerahan atau merah

jambu, banyak terdapat di dalam batuan beku

asam.

Feldspar Plagioklas : abu-abu, putih susu,

Page 15: BATUAN BEKU

menunjukkan gejala striasi, terdapat dalam

batuan menengah sampai ke basa.

Muskovit : jernih sampai coklat muda, berupa lempengan-

lempengan tipis, terdapat terutama dalam batuan beku

asam.

2. Mineral-mineral basa = mafic-minerals = ferromagnesian minerals.

Biotit : coklat tua-hitam, berupalempeng tipis

Piroksen : hitam-hijau tua, pendek-pendek, Kristal bersisi 8.

Hornblende : hitam-hijau, Kristal bersisi 6, panjang.

Olivine : kuning kehijauan.

e. Nama Batuan

1. Batuan beku dalam ( Intrusive Igneous Rocks)

Berdasarkan bentuk tubuhnya dan hubungan atau kedudukannya dengan

batuan di sekitarnya, batuan beku dalam di bagi menjadi:

Batholith (berukuran >100 km2)

Stock (berukuran <100 km2)

Cupola

Laccolith

Sill

Dike

2. Batuan beku luar (Extrusive Igneous Rocks)

Obsidian: gelas volkanik massif yang mempunyai pecahan conchoidal,

Page 16: BATUAN BEKU

berwarna cerah dan berkilap gelas. Jika mengandung banyak mineral

magnetite dan mafic mineral akan berwarna hitam. Kadang-kadang

berwarna kuning, merah atau coklat karena magnetite dan hematite.

Pumice (batuapung) : gelas volkanik sangat berpori berstruktur

pumiceous.

Volcanic-breccia (breksi volkanik) : batuan volkanik dengan fragmen

berukuran >32 mm, berbentuk runcing.

Agglomerates (aglomerat) : batuan volkanik dengan fragmen berukuran

>32 mm, berbentuk bulat.

Lapilli-tuff : batuan volkanik dengan fragmen berukuran 4-32 mm.

Coarse-tuff (tuf kasar) : batuan volkanik dengan fragmen berukuran -

4 mm.

Fine-tuff (tuf halus) : batuan volkanik dengan fragmen berukuran <

mm.

Penamaan batuan berdasarkan kandungan silika

Nama Batuan Kandungan Silika

Batuan Beku Asam > 66%

Batuan Beku Intermediet 52 – 66%

Batuan Beku Basa 45 – 52%

Page 17: BATUAN BEKU

Batuan Beku Ultra Basa < 45%

Penamaan batuan berdasarkan kandungan mineral mafik

Nama Batuan Kandungan Silika

Leucocratic 0 – 33 %

Mesocratic 34 – 66 %

Melanocratic 67 – 100 %

Page 18: BATUAN BEKU

Unsur Kimia Utama Penyusun Batuan Beku (% Berat)

Oksigen = 46.59 Fluorine = 0.03

Silikon = 27.79 Zirconium = 0.026

alluminium = 8.13 Nikel = 0.02

Iron = 5.01 Stronsium = 0.019

Calsium = 3.63 Vanadium = 0.017

Potassium = 2.6 Carium = 0.015

Magnesium = 2.89 Copper = 0.01

Titanium = 0.63 Uranium = 0.008

Fosforus = 0.03 Tungsten = 0.005

Hidrogen = 0.13 Lithium = 0.004

Manganese = 0.1 Zinc = 0.004

Sulfur = 0.052 Columbium = 0.003

Barium = 0.05 Hafnium = 0.003

Chlorine = 0.048 Thorium = 0.002

Chronium = 0.037 Lead = 0.002

Carbon = 0.03 Cobalt = 0.001

Page 19: BATUAN BEKU

Sodium = 2.85 Boron = 0.001

Berylium = 0.001

Total = 100

Susunan Kimia Rata-rata Batuan Beku (% Berat)

SiO2 = 59.12 S = 0.052

Al2O3 = 15.34 (CeY)2O2 = 0.02

Fe2O3 = 3.08 Cr2O3 = 0.055

FeO = 3.80 V2O3 = 0.029

MgO = 3.49 MnO = 0.124

CaO = 5.08 NiO = 0.025

Na2O = 3.84 BaO = 0.055

K2O = 3.13 SrO = 0.022

H2O = 1.15 Li2O = 0.007

CO2 = 0.102 Cu = 0.01

TiO2 = 0.05 Pb = 0.002

ZrO2 = 0.039 Zn = 0.004

P2O5 = 0.299 F = 0.03

Cl = 0.048

Page 20: BATUAN BEKU
Page 21: BATUAN BEKU

Tabel Klasifikasi Batuan Beku

Sifat

Kimia Asam Sedang Basa

Ultra

Basa

100%Ortoklas Ca

75%

KuarsaKomposis Plagioklas Olivin

50%

Na Piroksen

25%0% Biotit Amfibol

Warna Cerah Gelap

Tekstur

Fanerik Granular (kasar) Granit Diorit Gabro Peridotit

Porfiritik

Fanero Porfiritik Granit Porfir Diorit Porfir

Gabro

Porfir

Porfiro afanitik Riolit Porfir Andesit Porfir

Basalt

Porfir

Afanitik (halus) Riolit Andesit Basalt

Komposisi Terutama Terdiri Dari Gelas

Page 22: BATUAN BEKU

Glassy

Kompak, pecahan

konkoidal obsidian

Vesikuler Pumis skoria

Fragmental Tuf, Breksi volkanik, Aglomerat

Asosiasi mineral pada batuan beku

Asosiasi Mineral Batuan Beku

Tipe Batuan Kandungan

Elemen/ Mineral

Andestite-Basalt Copper, Platinum, Mercury, Gold

Diorite atau Kuarsa Diorite

Magnietite, Molybdenum, Copper, Tin, Tungsten, Gold, Silver, Zinc, Lead

Gabbro Nickel, Copper, Magnetite, Platinum, Ilmenite, Cobalt

Granite dan Pegmatite

Beryl, Uranium, Tin, Tungsten, Gemstones

Peridotite-kimberlite

Diamond, Pyrope

Periotite or Dunite

Chromium, Platinum

Rhyolite Gold, Mercury, Uranium

Serpentine Asbestos, Chromium, Platinum, Talc-Soapstone,

Syenite Bauxite, Magnetite, Copper, Gold, Corundum

Page 23: BATUAN BEKU

Spesifik Grafiti beberapa mineral/batuan beku

Tipe

batuan

Specific

Gravity

Mineral Specific

Gravity

Coal 1.2 – 1.5 Sphalerite 3.8 – 4.2

Chalk 1.9 – 2.1 Chalcopyrite 4.1 – 4.3

Salt 2.1 – 2.4 Pyrrhotite 4.4 – 4.7

Serpentinite 2.5 – 2.6 Chromite 4.5 – 4.8

Granite 2.5 – 2.7 Pyrite 4.9 – 5.2

Quartzite 2.6 – 2.7 Hematite 5.0 – 5.2

Limestone 2.6 – 2.7 Magnetite 5.1 – 5.3

Gneiss 2.65 – Galena 7.3 – 7.7

Page 24: BATUAN BEKU

2.75

Gabbro 2.7 – 3.3    

Peridotite 3.1 – 3.4    

Resistivitas beberapa mineral/batuan beku

Material

induk

Resistivitas

(ohm

meter)

Mineral

kandungan

Resistivitas

(ohm

meter)

Clay 1 – 100 Pyrrhotite 0.001 – 0.01

Graphitic

Schist

10 – 500 Galena 0.001 – 100

Topsoil 50 – 100 Cassiterite 0.001 –

10,000

Gravel 100 – 600 Chalcopyrite 0.005 – 0.1

Weathered 100 – 1000 Pyrite 0.01 – 100

Page 25: BATUAN BEKU

Bedrock

Gabbro 100 –

500,000

Magnetite 0.01 – 1,000

Sandstone 200 – 8,000 Hematite 0.01 –

1,000,000

Granite 200 –

100,000

Sphalerite 1000 –

1,000,000

Basalt 200 –

100,000

Limestone 500 –

10,000

Slate 500 –

500,000

Quartzite 500 –

800,000

Greenstone 500 –

Page 26: BATUAN BEKU

200,000

Kegunaan Batuan Beku

Umumnya, batuan beku dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan,

pembuatan atap, seni pahat, perhiasan, batu nisan, kapur, batubara, bahan metal untuk

pembuatan rel kereta api dari bijih besi, minyak bumi dan gas bumi juga ditemukan

dalam batuan. Selain itu, ada beberapa batuan beku intrusi yang dapat membantu

menambah kematangan batubara.

Disini, saya membahas beberapa manfaat batuan beku

Nikel

Nikel terkandung dalam mineral-mineral Sulfida, Arsenida, Antimonida,

Silika dan Oksida. Bijih nikel Indonesia merupakan Silikat dan Oksida yang

terbentuk dari hasil pelapukan batuan ultra basa (peridotit, serpentinit dll ). Kegunaan

nikel antara lain untuk pembuatan baja tahan karat sebagai selaput penutup barang-

barang yang dibuat dari besi atau baja, alat-alat laboratorium Fisika dan Kimia,

digunakan dalam bentuk paduan atau campuran untuk pembuatan alat-alat yang

dipakai dalam industry mobil dan pesawat terbang

Kromit

Mineral kromit terdapat dalam batuan basa dan ultrabasa (peridotit dan

Page 27: BATUAN BEKU

sepentinit), terjadi dengan cara segresi magma pada waktu batuan terbentuk.

Kegunaan kromit antara lain dalam industri baja, pembuatan cat, penyamakan kulit,

pembuatan bata tahan api, bahan kimia, dll.

Calkopirit

Merupakan mineral-mineral logam mulia. Biasanya berasosiasi dengan batuan

ultrabasa. Digunakan untuk perhiasan, industri baja

Kalsit

Bahan pemutih dan pengisi cat, gelas, karet, penetral keasaman tanah, bahan

pelapis kertas

Feldspar

Sebagai fluk dalam industri keramik, gelas dan kaca

Toseki

Sebagai bahan baku dan campuran keramik, refraktori, isolator, dll

Batu Diorit

Sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk

batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya

Batu Andesit

Sebagai batu belah untuk bangunan perumahan, alas jalan, batu hias dan lain-

lainnya

Page 28: BATUAN BEKU

Batu Granit

Dipakai untuk bangunan-bangunan rumah (dinding, tembok, dll), monument-

monumen, bangunan air, jalan dan jembatan, sebagai batu hias (dekorasi), nisan

Batu Basalt

Untuk keperluan bahan bangunan (pondasi jalan, dll). Untuk yang berbentuk

bongkahan-bongkahan besar, diusahakan oleh perusahaan untuk tegel dan keramik,

tempat lilin dan lampu

Obsidian

Untuk membuat mata panah, pisau.

Batu Gabro

Untuk bahan dasar bangunan beton, perbaikan jalan,untuk gabro yang

berukuran kecil, dipoles menjadi batu dimensi ( granit hitam )

Page 29: BATUAN BEKU

Kesimpulan

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis

batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa

proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)

maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat

berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel

ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-

proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.

Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar

terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Untuk memenuhi kebutuhan manusia, ternyata batuan beku sangat

dibutuhkan. Misalnya dalam bidang konstruksi bangunan, sebagai hiasan, dalam

industri, dll.

Page 30: BATUAN BEKU

Daftar Pustaka

http://blog.itb.ac.id/blog/alfa05/2007/11/

http://id.wikipedia.org/wiki/Petrologi

http://nationalinks.blogspot.com/2008/11/golongan-batuan-beku-berdasarkan-

genesa.html

http://nationalinks.blogspot.com/2009/01/struktur-batuan-beku.html

http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/13/petrologi-batuan-beku/

Soetoto. 2001. Geologi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada