7
Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT PLN (PERSERO) UPT SEMARANG Oleh : Agiel Triyadiputra L2F 007 004 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia e-mail : [email protected] ABSTRAK Sumber daya DC pada suatu gardu induk memiliki peran sangat penting dalam kelancaran operasi gardu itu sendiri dalam melayani kebutuhan listrik bagi para konsumen. Sumber daya DC pada gardu induk biasanya disuplai dari beberapa baterai yang disusun secara seri. Baterai ini berfungsi untuk memberikan daya DC bagi rele, motor penggerak pada PMS dan PMT, serta untuk mensuplai daya yang digunakan untuk peralatan telekomunikasi. Untuk menjaga agar peralatan seprti rele, motor penggerak PMS maupun PMT bergerak serta peralatan telekomunikasi tetap berfungsi, maka baterai harus bisa mensuplai daya ke peralatan tersebut meski dalam keadaan tanpa charger maupun dalam keadaan blackout. Sehingga baterai juga mempunya peranan pentng daalam sistem tenaga listrik Dalam kerja praktek ini, penulis bertujuan untuk memahami dan mengetahui bagian-bagian serta cara pemeliharaan dari baterai tegangan 48 V dan 110 V pada gardu induk 150 KV srondol UPT Semarang. Dengan laporan ini diharapkan ,para pembaca dapat belajar jenis baterai yang bekerja pada switchgear dan mengetahui fungsi masing-masing baterai sesuai dengan kapasitasna. Kata kunci: Baterai, Pemeliharaan, Peralatan DC I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sumber daya DC pada suatu gardu induk memilki peran sangat penting dalam kelancaran operasi gardu itu sendiri dalam melayani kebutuhan listrik bagi para konsumen. Sumber daya DC pada gardu induk biasanya disuplai dari beberapa baterai yang disusun secara seri. Baterai ini berfungsi untuk memberikan daya DC bagi rele, motor penggerak pada PMS dan PMT, serta untuk mensuplai daya yang digunakan untuk peralatan telekomunikasi. 1.2. Tujuan Pelaksanaan Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah meliputi beberapa hal diantaranya a. Mengetahui prinsip kerja baterai yang digunakan pada gardu induk 150 KV srondol UPT Semarang. b. Mengetahui bagian-bagian baterai beserta fungsinya. c. Mengetahui cara pemeliharaan baterai pada gardu induk 150 KV srondol UPT Semarang. 1.3 Pembatasan Masalah Laporan Kerja Praktek ini membahas mengenai baterai yang akan dijelaskan lebih dalam tentang bagian-bagian baterai beserta fungsinya dan klasifikasi baterai pada pada gardu induk 150 KV UPT Semarang. II. Baterai Bateri merupakan suatu alat yang menghasilkan energi listrik dengan proses reaksi kimia. Baterai dapat berupa susunan beberapa sel atau satu sel saja. Tiap sel dari baterai terdiri dari elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif atau katoda, dan larutan elektrolit. Jenis elektroda dan elektrolit pada baterai tergantung dari pabrik yang memproduksi baterai tersebut. Baterai digunakan sebagai sumber penghasil arus searah atau DC. Di gardu-gardu induk maupun pusat-pusat pembangkit tenaga listrik baterai ini berfungsi sebagai: 1. Sumber tenaga motor-motor untuk PMT, PMS, tap changer, trafo tenaga dan sebagainya. 2. Sumber tenaga untuk alat-alat kontrol , tanda-tanda isyarat ( signal dan alarm) 3. Tenaga untuk peralatan telekomunikasi (PLC) 4. Tenaga untuk penerangan darurat 5. Tenaga untuk relay proteksi Gambar di bawah menunjukkan susunan dasar suatu baterai: Gambar 1 Susunan dasar suatu baterai

BAttery.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAttery

Citation preview

Page 1: BAttery.pdf

Makalah Seminar Kerja Praktek

BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL

PT PLN (PERSERO) UPT SEMARANG

Oleh : Agiel Triyadiputra – L2F 007 004

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

e-mail : [email protected]

ABSTRAK Sumber daya DC pada suatu gardu induk memiliki peran sangat penting dalam kelancaran operasi

gardu itu sendiri dalam melayani kebutuhan listrik bagi para konsumen. Sumber daya DC pada gardu induk

biasanya disuplai dari beberapa baterai yang disusun secara seri. Baterai ini berfungsi untuk memberikan daya

DC bagi rele, motor penggerak pada PMS dan PMT, serta untuk mensuplai daya yang digunakan untuk

peralatan telekomunikasi.

Untuk menjaga agar peralatan seprti rele, motor penggerak PMS maupun PMT bergerak serta

peralatan telekomunikasi tetap berfungsi, maka baterai harus bisa mensuplai daya ke peralatan tersebut meski

dalam keadaan tanpa charger maupun dalam keadaan blackout. Sehingga baterai juga mempunya peranan

pentng daalam sistem tenaga listrik

Dalam kerja praktek ini, penulis bertujuan untuk memahami dan mengetahui bagian-bagian serta cara

pemeliharaan dari baterai tegangan 48 V dan 110 V pada gardu induk 150 KV srondol UPT Semarang. Dengan

laporan ini diharapkan ,para pembaca dapat belajar jenis baterai yang bekerja pada switchgear dan

mengetahui fungsi masing-masing baterai sesuai dengan kapasitasna.

Kata kunci: Baterai, Pemeliharaan, Peralatan DC

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sumber daya DC pada suatu gardu induk

memilki peran sangat penting dalam kelancaran

operasi gardu itu sendiri dalam melayani

kebutuhan listrik bagi para konsumen. Sumber

daya DC pada gardu induk biasanya disuplai

dari beberapa baterai yang disusun secara seri.

Baterai ini berfungsi untuk memberikan daya

DC bagi rele, motor penggerak pada PMS dan

PMT, serta untuk mensuplai daya yang

digunakan untuk peralatan telekomunikasi.

1.2. Tujuan Pelaksanaan

Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini

adalah meliputi beberapa hal diantaranya

a. Mengetahui prinsip kerja baterai yang

digunakan pada gardu induk 150 KV

srondol UPT Semarang.

b. Mengetahui bagian-bagian baterai

beserta fungsinya.

c. Mengetahui cara pemeliharaan baterai

pada gardu induk 150 KV srondol UPT

Semarang.

1.3 Pembatasan Masalah

Laporan Kerja Praktek ini membahas

mengenai baterai yang akan dijelaskan lebih

dalam tentang bagian-bagian baterai beserta

fungsinya dan klasifikasi baterai pada pada

gardu induk 150 KV UPT Semarang.

II. Baterai Bateri merupakan suatu alat yang

menghasilkan energi listrik dengan proses

reaksi kimia. Baterai dapat berupa susunan

beberapa sel atau satu sel saja. Tiap sel dari

baterai terdiri dari elektroda positif (anoda) dan

elektroda negatif atau katoda, dan larutan

elektrolit. Jenis elektroda dan elektrolit pada

baterai tergantung dari pabrik yang

memproduksi baterai tersebut. Baterai

digunakan sebagai sumber penghasil arus

searah atau DC.

Di gardu-gardu induk maupun pusat-pusat

pembangkit tenaga listrik baterai ini berfungsi

sebagai:

1. Sumber tenaga motor-motor untuk PMT,

PMS, tap changer, trafo tenaga dan

sebagainya.

2. Sumber tenaga untuk alat-alat kontrol ,

tanda-tanda isyarat ( signal dan alarm)

3. Tenaga untuk peralatan telekomunikasi

(PLC)

4. Tenaga untuk penerangan darurat

5. Tenaga untuk relay proteksi

Gambar di bawah menunjukkan

susunan dasar suatu baterai:

Gambar 1 Susunan dasar suatu baterai

Page 2: BAttery.pdf

2.1 Klasifikasi Baterai

2.1.1 Menurut Kapasitas Baterai

Kapasitas baterai dinyatakan sebagai

kemampuan baterai untuk memberikan arus

listrik, dengan tegangan pada waktu tertentu

yang dinyatakan dalam Ampere-Hour (Ah).

Kapasitas baterai dapat dirumuskan sebagai

berikut :

C = I x t

dengan :

C = Kapasitas baterai (Ah)

I = Arus pengujian (A)

t = Waktu pengujian (hour)

Kapasitas baterai ditentukan dengan

memperhitungkan semua faktor yang

menyangkut penurunannya selama dipakai,

perubahannya terhadap perubahan suhu dan

jatuh tegangan, keperluan kapasitas yang

diperlukan dengan memperkirakan beban

terus-menerus dan beban terputus-putus

(continous and intermittent load) yang harus

dilayani selama terputusnya pelayanan

normal, serta lamanya pemutusan pelayanan.

Berdasarkan kapasitasnya suatu baterai

dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Kapasitas dengan harga rendah/menengah

Besarnya kapasitas baterai sampai 235Ah,

dengan lama pengosongan selama 8 jam

pada suhu 25oC.

Baterai ini dapat digunakan sebagai sumber

searah DC untuk :

Alat kontrol , tanda-tanda isyarat

Telekominikasi

Proteksi

Penerangan darurat

Sumber tenaga DC motor PMT, PMS

2. Kapasitas dengan harga tinggi

Baterai ini mempunyai kapasitas 235 Ah

sampai 450 Ah dengan lama pengosongan

5 jam pada suhu 25oC.

Baterai ini dapat digunakan sebagai sumber

DC untuk :

Menjalankan motor listrik

Penerangan darurat

2.1.2 Menurut Bahan Elektrolit

Menurut bahan elektrolit baterai dapat

dibedakan :

1. Baterai alkali (alkaline storage baterai)

bahan elektrolitnya adalah larutan alkali

(potassium hydroxide/KOH).

Beterai alkali ada 2 macam :

Nickel-Iron Alkaline storage battery

(Ni-Fe battery).

Nickel-Cadmium battery (Ni-Cd

battery).

2. Baterai Timah Hitam (Lead Acid

Storage battery), bahan elektrolitnya

larutan asam belerang (H2SO4).

Baterai timah hitam ada 2 macam:

Lead-antimony

Lead-calcium

Beberapa keuntungan baterai Alkali dibanding

dengan Timah hitam :

1. Lebih tahan terhadap goncangan.

2. Cukup tahan terhadap arus pengisian yang

besar atau bila terjadi arus hubung singkat.

3. Tidak ada proses penggaraman.

4. Tidak mengeluarkan gas yang

menyebabkan korosi.

5. Perubahan kapasitas akibat pengosongan

kecil.

2.2 Kuantitas Elektrik Baterai

Besarnya kapasitas energi yang tersimpan

pada sel baterai ditentukan oleh bahan rangka

pembungkus sel, banyaknya material aktif

(elektroda) dan larutan elektrolit. Pada baterai

umumnya biasa dinyatakan dalam Cx , C

adalah kapasitas baterai dan x adalah waktu

selama pengisian atau pengosongan. Kapasitas

baterai berpengaruh terhadap kerja baterai itu

sendiri.

2.2.1 Efisiensi baterai

Efisiensi baterai dinyatakan sebagai

perbandingan antar kapasitas

Page 3: BAttery.pdf

Gambar 2 Grafik Hubungan Efisiensi Terhadap

Waktu Pengisian

2.2.2 Berat jenis elektrolit

Berat jenis elektrolit akan sangat

mempengaruhi kapasitas suatu baterai. Semakin

tinggi berat jenis elektrolit akan membuat

tahanan listrik makin rendah sehingga tegangan

sel dapat dipertahankan.

Pengaruh tingginya berat jenis elektrolit

adalah antara lain :

Kapasitas semakin besar

Umur pemakaian relatif pendek

Sedangkan pengaruh dari rendahnya berat jenis

elektrolit antara lain :

Kapasitas berkurang

Umur pemakaian lebih lama

2.2.3 Tahanan elektrik baterai

Besarnya tahanan listrik dari baterai dapat

ditentukan dengan menggunakan rumus :

I

V R

dengan :

V = Tegangan uji (Volt)

I = Arus Pengujian (A)

R = Tahanan listrik (Ohm)

2.2.4 Muatan elektrik

Kuantitas dasar dari substansi elektris

disebut juga muatan listrik. Muatan listrik

disimbolkan dengan Q dan satuannya

dinyatakan dalam Coulomb. Untuk baterai,

muatan listrik (Q) dapat dianalogikan dengan

kapasitas baterai (C) karena Q adalah muatan

listrik yang terkandung pada benda saat terjadi

aliran arus listrik dalam satu detik.

3600 x (hour) x t I Q

Karena

C Q maka kapasitas baterai dapat juga dinyatakan

dengan :

3600 x (hour) x t I C

dengan :

Q = Muatan listrik (Coulomb)

I = Arus pengujian

T = Waktu uji (jam)

C = Kapasitas baterai (Ah)

2.2.5 Energi listrik

Energi adalah kemampuan untuk

melakukan kerja sehingga kuantitas untuk

energi sama dengan kerja. Besarnya energi

listrik dapat dirumuskan :

Q x V W dengan :

W = Energi listrik (Joule)

V = Tegangan uji (Volt)

Q = Muatan listrik (Coulomb)

2.2.5 Daya lsitrik

Daya didefinisikan sebagai besarnya

perkalian dari tegangan dengan arus yang

mengalir pada waktu pengujian. Daya yang

dihasilkan oleh baterai dapat dirumuskan

dengan :

I x V P

dengan :

P = Daya listrik (Watt)

V = Tegangan uji (Volt)

I = Arus pengujian (A)

2.3 Rangkaian Baterai dan Pengisian

Baterai

Untuk memberikan arus listrik

pengisian (charging current) pada baterai

diperlukan suatu sumber listrik arus-searah

(DC).

Sumber arus-searah ini didapatkan dari

penyearah (rectifier) atau pengisian baterai

(baterai charger). Alat pengisi baterai ini harus

dihubungkan ke baterai dengan hubungan

kutub-kutub yang sama.

Pada rangkaian kerja baterai ini

penyearah (rectifier) digunakan pada rangkaian

normal yang dihubungkan ke beban, sedangkan

pengisi baterai (battery charger) digunakan

untuk mengisi baterai dan juga mensupply

beban.

Page 4: BAttery.pdf

Macam kerja rangkaian baterai dengan

penyearah (rectifier), dapat dibagi dalam

beberapa bagian :

2.3.1 Sistem sederhana (simple system)

Baterai selalau dihubungkan dengan

pengisi baterai (charger) dalam pengisian

pemeliharaan. Baterai hanya sewaktu-waktu

dihubungkan ke beban, misalnya untuk start

motor lsitrik (engine starting).

Gambar 3 Sistem sederhana (simple system)

2.3.2 Sistem cadangan (standby system)

Pada operasi kerja normal beban

langsung dihubungkan dengan penyearah

(rectifer), dan baterai dihubungkan dengan

pengisi baterai (battery charger) dalam

pengisian pemeliharaan, maka bila sumber AC

terganggu, secara otomatis beban akan

terhubung ke baterai. Sistem ini umumnya

digunakan untuk lampu-lampu darurat.

Gambar 4 Sistem cadangan (standby system)

2.3.3 Sistem terapung (floating system)

Pada operasi kerja normal beban

terhubung ke pengisi baterai (battery charger)

dan baterai, maka bila sumber arus-searah (DC)

dari pengisi baterai terganggu, beban langsung

akan di-supply dari baterai.

Gambar 5 Sistem terapung (floating system)

2. Sistem Ganda (duplicate system)

Pada sistem ganda ini terdapat 2 (dua)

buah pengisi baterai (battery charger) yang

dihubungkan dengan ke-2 (dua) unti baterai.

Disini beban baterai dapat disupply

dengan menggunakan 2 (dua) unti baterai atau

salah satu unit baterai. Gambar 6 Sistem ganda (duplicate system)

2.4 Pengisian ulang baterai yang beroperasi

Setelah terjadi pengosongan/pemakaian

(discharge) baterai perlu pengisian

kembali/ulang.

Macam-macam pengisian ulang tersebut

adalah :

2.4.1 Cycle charging

Pengisian dengan cara cycle-charging

adalah emngisi (charging) kembali baterai

setelah pengosongan (discharge) sebagian atau

pengosongan secara normal.

Untuk pengisian cara ini biasanya

dibutuhkan waktu antara 5 sampai 10 jam.

Jika pengisian sudah penuh kemudian

pengisian dihentikan, umumnya secara

otomatis.

Cara cycle-charging umumnya banyak

digunakan pada baterai diesel ( electric

industrial truck service).

2.4.2 Boost & quick charging

Pengisian dengan cara boost & quick

charging adalah untuk pengisian bateraio yang

dipakai di pabrik-pabrik, juga untuk baterai

diesel (industrial truck service) dimana

diperlukan tambahan pengisian dalam periode

yang singkat misalnya pada jam-jam istirahat.

Pengisian cara ini cukup untuk pelayanan satu

hari.

Arus yang diberikan ke baterai tidak

boleh melebihi harga ampere-jamnya. Untuk

menjaga pengisian yang berlebihan dan arus

yang terlalu besar, biasanya alat pengisi ini

mempunyai automatic out-off yang mana

memberhentikan pengisian pada waktu baterai

mencapai suhu tinggi.

2.4.3 Floating charging

Pengisian dengan cara ini, dimana

baterai secara terus-menerus tersambung pada

Page 5: BAttery.pdf

rangkain luar (sumber AC), alat pengisi

baterai (battery charge) dan beban. Alat

pengisi baterai ini direncanakan untuk

menjaga suatu tegangan konstan dari baterai

yang tersambung ke beban.

Besanya tegangan yang diberikan untuk

mengalirkan arus untuk mengatasi kerugian

dalam baterai dan menjaga baterai selalu

dalam keadaan pengisian penuh (full-charge)

adalah tetap (konstan), untuk :

Baterai timah hitam : 2,18Volt/sel

Baterai alkal: 1,40-1,42 Volt/sel

Pengoperasian baterai secara pengisia

terapung (floating charging) umumnya

digunakan di gardu induk dan pusat-pusat

pembangkit tenaga listrik, dimana baterai dan

alat pengisian baterai dihubungkan paralel

dengan busbar umum dari supply arus searah

(DC).

2.4.4 Equalizing charging

Dalam sel-sel dari suatu baterai yang

beroperasi dengan pengisian terapung

(floating charge) akan selalu terjadi sedikit

perbedaan (yang tidak dapat dihindarkan)

dalam kondisi kimia (chemical condition)

antara satu sel dengan sel yang lainnya.

Equalizing charge dilaksanakan dengan

cara menaikkan tegangan baterai sesuai

dengan yang ditentukan dalam buku petunjuk

masing-masing pabrik.

Pengisian ini berlangsung sampai

semua sel berhenti mengeluarkan gas (gas

freely) dan pembacaan tegangan serta berat

jenis elektrolitnya menunjukkan bahwa baterai

telah diisi penuh (full charge) sesuai dengan

harga yang ditentukan dalam petunjuk

masing-masing pabrik.

2.4.5 Trickle charging Pengisian dengan cara trickle charging

adalah pengisian baterai dengan arus konstan.

Besarnya arus konstan dipilih untuk

mendapatkan arus rata-rata yang dibutuhkan

untuk mengisi baterai sampai penuh (full

charge) dan ditambah arus kompensasi untuk

melayani beban.

Umumnya trickle charging digunakan

pada baterai yang tidak terlalu sering

terjadinya pengosongan (discharge) seperti

pada mesin stationer yang besar dan starting-

turbin.

Setelah terjadi pengosongan, maka

diperlukan pengisian dengan arus tinggi (high

rate charging), untuk mengembalikan

kapasitas baterai penuh.

3. Konstruksi Baterai

Untuk baterai alkali jenis Nickel Cadmium

pada dasarnya memiliki konstruksi yang sama,

perbedaannya terletak pada merk, tipe, ukuran

plat, jumlah plat dalam sel, jumlah sel dalam

blok baterai. Gambar 7 Kontruksi Baterai Alkali NiCd merk

Hoppecke

Dalam sebuah sel baterai untuk merk Hoppecke

terdiri atas :

1. Connector Cover

Merupakan pelindung bago konektor

baterai. Biasanya terbuat dari bahan plastik

PVC

2. Flame Arresting Flip Top Venis

Merupakan pelindung guna mencegah

terjadinya loncatan listrik. Bahannya terbuat

dari Polypropilene dan stainless steel.

3. Cell Container

Bejana atau selimut dari sel baterai.

Bahannya terbuat dari Polypropilene

tembus pandang.

4. Splash Guard

Pencegah percikan elektrolit dan hubung

singkat oleh benda yang menyusup ke

dalam sel

5. Plate Groups/Plate Tab

Posisinya berada diantara ujung atas dan

samping dari plat.

Page 6: BAttery.pdf

6. Plate

Lempengan utama dari sel, biasanya terdiri

atas dua lapis yang terbuat dari baja.

7. Plate Groups Bus

Menghubungkan plate group/plate tab

dengan terminal baterai.

8. Separating grids

Memisahkan antar plat dan memisahkan

plate frame satu dengan yang lainnya. Grid

yang digunakan haruslah dapat dilewati

sirkulasi elektrolit antar plat.

9. Plate frame

Merupakan pembatas plat.

IV. Pemeriksaan dan Pemeliharaan Baterai

Pemeliharaan terhadap baterai tersebut

bertujuan untuk menjaga agar baterai dapat

selalu beroperasi dengan baik, sempurna dan

sesuai dengan fungsinya . Dalam pemeliharaan

baterai difokuskan pada 3 hal, yaitu :

1. Sel baterai

2. Rangkaian arus searah (DC circuit)

3. Ruangan baterai

4.1 Pelaksanaan Pemeliharaan

a. Sel Baterai

Sebagai langkah pelaksanaannya adalah :

- Memeriksa semua sel dan bagian

baterai apakah dalam keadaan bersih

dan kering

- Membersihkan sel dan bagian baterai

jika terdapat kotoran dan benda asing

lainnya.

- Memeriksa lubang penguapan pada

tiap tutup sel, apakah

tertutup/tersumbat.

- Memeriksa dan melakukan

pengukuran tegangan pada setiap sel

baterai (individual), dan mencatat

hasil pengukuran tersebut. Untuk

mendapatkan hasil pengukuran yang

teliti, pengukuran dilakukan pada saat

baterai dalam keadaan diisi (charge)/

- Memeriksa dan melakukan

pengukuran berat jenis elektrolit pada

setiap sel baterai. Untuk mendapatkan

hasil pengukuran yang teliti,

pengukuran dilakukan pada saat 15

menit seteleh selesai pengisian

(charge) dan cairan elektrolit dalam

keadaan tidak mengeluarkan gas.

b. Rangkaian arus searah (DC circuit)

Sebagai langkah pelaksanaannya adalah :

- Memeriksa rangkain arus searah (DC

circuit) misalnya sekring DC atau

otomat DC apakah ada yang putus,

dan mengganti jika ada yang putus.

- Mencatat tegangan, arus pengisian,

dan arus beban sistem baterai setiap

jam.

c. Ruangan baterai

Pemeriksaan ruangan baterai dilakukan

dengan cara :

- Memeriksa suhu ruangan baterai

apakah daam keadaan normal.

- Memeriksa ventilasi ruangan baterai

apakah udara dalam ruangan baterai

bersirkulasi dengan udara luar.

4.2 Pengujian Kapasitas Baterai

Pengisian arus baterai yang akan diuji

hingga full charged

I max : 0,2 x C= 0,2 x 275 = 55 A

Tegangan max : 1,7 x 82= 139.4 V

Suhu max : 36oC

Pengujian / test kapasitas baterai dengan

pengaturan sebagai berikut :

Arus Discharged : 55 A

Tegangan Discharged : 82 V

BJ Electrolite tiap sel : 1,9Kg/Cm

Suhu ruangan : 31oC

Suhu Electrolite : 39oC

Kapasitas baterai : 275 Ah

Lama kapasitas = 275 / 55 = 5 jam

V. Penutup

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari

kerja praktek yang telah saya laksanakan di PT

PLN ( PERSERO) P3B REGION JAWA

TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN

TRANSMISI SEMARANG adalah :

1. Pada Gardu induk 150 kV Srondol

merupakan jenis GI pasangan luar atau

GI konvensional karena peralatan

tegangan tingi (Trafo, PMT, PMS, dan

sebagainya) berada di luar gedung

sedangkan peralatan kontrol berada di

dalam Gedung.

2. Setiap sistem peralatan listrik utama

dilengkapi dengan sistem proteksi untuk

mencegah terjadinya kerusakan pada

peralatan pada sistem dan

mempertahankan kestabilan sistem

ketika terjadi gangguan,sehingga

kontinuitas pelayanan dapat

dipertahankan.

Page 7: BAttery.pdf

3. Baterai berfungsi sebagai suplai

tegangan arus searah yang digunakan

untuk menjalankan motor-motor yang

berada pada PMS, PMT dan sebagai

sumber tenaga bagi peralatan PLC yang

berada di panel room.

4.