Upload
iman-teofilus
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 1/18
BAB 1
PENDAHULUAN
Di dalam masalah kemiskinan terkait dengan konsep standar hidup, pendapatan, distribus
pendapatan, stratifikasi sosial, struktur sosial dan bentuk diferensiasi sosial yang lain. Di dalam
pengukuran tingkat kemiskinan, konsep taraf hidup (level of living) misalnya, tidak cukup dilihat dar
sudut pendapatan, akan tetapi juga perlu melihat faktor pendidikan, kesehatan, perumahan dan kondis
sosial yang lain. Kenyataan tersebut mengakibatkan pendekatan yang digunakan untuk mengukur
tingkat kemiskinan juga bervariasi.Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan
antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam
kehidupan kelompok atau masyarakat.Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok
antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu
seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial
musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1.
Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran,
dll.
2.
Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja,
dll.
3.Faktor Biologis : Penyakit Menular , Keracunan, dll.
4.Faktor Psikilogis : Penyakit syaraf , aliran sesat , dll.
1
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 2/18
Masalah sosial di Indonesia terjadi seperti lingkaran setan, Pemerintah telah membua
peraturantentangakan memberi denda pada orang yang bersedekah pada pengemis, dan pemerintah juga
sibuk dengan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan dibuat yang berkaitan dengan masalah sosia
yang terjadi di Indonesia seperti PNPM Mandiri, KreditUsaha Rakyat (KUR).
Masalah sosial yang sangat terasa di saat sekarang ini adalah realita kemiskinan yang dirasakan
oleh masyarakat Indonesia. Kita semua menyadari bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah
sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk
mengatasinya tetapi masih banyak kita temui permukiman masyarakat miskin hamper di setiap sudu
kota.Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai pemukiman masayarakat miskin tersebut adalah
rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang mesti disingkirkan.
Melihat kenyataan tersebut, usaha untuk memahami dan kemudian menangani berbagai masalah
sosial tadi akan mempunyai dampak yang sama dengan usaha untuk mempercepat laju proses perubahan
itu sendiri. Ibaratnya orang mendorong mobil, usaha menghilangkan gunduk -gundukan tanah di jalan
yang menghambat jalannya mobil, mempunyai pengaruh yang sama terhadap laju jalannya mobi
dibandingkan apabila harus menambah jumlah orang yang mendorong mobil tersebut.
Definisi Kemiskinan
Pengertian konvensional kemiskinan hanya berdimensi tunggal: pendapatan kurang, distribus
kekayaan tidak merata, menyebabkan seseorang atau keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
untuk kehidupan sehari-hari. Parameter pokok untuk mengetahui kekurangan pendapatan adalah
pengeluaran rumah tangga yang amat rendah, bahkan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi.Di sini ada
dua isu sentral. Pertama, ketersediaan lapangan kerja. Kedua, upah minimum yang menjadi instrumen
penting guna melihat tingkat pemerataan distribusi pendapatan. Maka, pendekatan dalam memaham
2
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 3/18
fenomena kemiskinan pun bervariasi.Pertama, menggunakan model perbandingan antarlapisan sosia
yang bertujuan menjelaskan fakta-fakta empiris perbedaan distribusi pendapatan berdasar kelompok
masyarakat. Kedua, menerapkan model regresi guna mengukur upah pekerja berdasar teori moda
manusia, merujuk pandangan ahli ekonomi ketenagakerjaan, seperti Becker (1964), Schultz (1963, 1971)
dan Mincer (1974).Pengertian konvensional kemiskinan ini lalu dikoreksi. Makna kemiskinan diperluas
tak hanya menyangkut kesenjangan pendapatan. Pada pertengahan 1980-an muncul rumusan definis
baru: ”Kemiskinan harus dimaknai: orang, keluarga, dan sekelompok masyarakat yang memilik
keterbatasan sumber daya—material, sosial, dan budaya—sehingga menghalangi mereka untuk dapa
hidup layak menurut ukuran paling minimal di suatu negara tempat mereka bermukim” (Komisi Eropa
1984).
Ekonom Amartya Sen juga mengenalkan makna kemiskinan secara lebih luas, yakn
ketidakmampuan manusia, yang ditandai pendidikan rendah, tak berpengetahuan, tak berketerampilan
tak berdayaan. Bahkan, Sen menyentuh dimensi politik: ketiadaan kebebasan dan keterbatasan ruang
partisipasi, yang menghalangi warga untuk terlibat proses pengambilan kebijakan publik . Dalam situas
demikian, masyarakat ada dalam posisi tidak setara untuk mendapatkan akses ke sumber-sumbe
ekonomi produktif sehingga terhalang untuk memperoleh sesuatu yang menjadi hak mereka (lihat
Development as Freedom, 1999).
3
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 4/18
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk memahami masalah kemiskinan lebih lanjut perlu diketahui dan ditelusuri latar
belakangnya. Dengan memahami latar belakangnya akan lebih mudah diindetifikasi sifat, keluasan dan
kedalaman masalahnya. Dalam proses berikutnya, pemahaman latar belakang masalahnya ini juga
sangat bermanfaat guna menentukan langkah-langkah sebagai upaya menanganinya.
Kemiskinan merupakan akibat dari sifat malas, kurangnya kemampuan intelektual, kelemahan
fisik, kurangnya ketrampilan dan rendahnya kemampuan untuk menanggapi persoalan disekitarnya
Dalam perkembangan lebih lanjut, pandangan ini juga memasukkan faktor individual lain berupa adops
budaya kemiskinan dan rendahnya need for achievement sebagai faktor penyebab kemiskinan (Hardiman
and Midgley,1982:51), pendek kata kemiskinan lebih dilihat dari cacat dan kelemahan individual. Sebaga
misal, karena mempunyai sifat pemalas maka terjadi segan untuk bekerja keras guna meningkatkan
kondisi kehidupannya. Demikian juga karena kemampuan intelektual dan pengetahuannya rendah
mengakibatkan kurang mampu unutuk mengantisipasi berbagai peluang ekonomis yang terbuka
sehingga membuat pendapatannya tetap rendah dibandingkan anggota masyarakat yang lain.
Intinya ada 5 faktor yang menyebabkan kemiskinan, yaitu :
- Faktor individual – Faktor Struktural
- Faktor Keluarga – Faktor sub budaya
- Faktor Agensi
B. Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat.
Apabila studi masalah sosial dianggap sebagai suatu proses, maka penanganan kemiskinan
sebagai salah satu bentuk masalah sosial selalu terkait dengan pemahaman terhadap latar belakang atau
4
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 5/18
faktor-faktor yang di anggap sebagai sumber masalah.Strategi dan pendekatan dalam nenangani masalah
akan sangat di tentukan oleh pendekatan yang sangat di tentukan oleh pendekatan dalam menangan
masalah akan sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan dalam memahami latar belakang
masalanya.Sebagaimana sudah di uraikan sebelumnya maka strategi pembangunan masyarakat dalam
menangani kemiskinan akan sangat di pengaruhi oleh pendekatan dalam memahami latar belakang dar
sumber masalahnya.
Dalam hal ini upaya pembangunan masyarakat akan lebih di titik beratkan pada peningkatan
kualitas manusianya sehingga dapat berfungsi lebih efektif dalam upaya peningkatan tara
hidupnya.Sementara itu apabila kemiskinan dianggap merupakan akibat dari kelemahan struktur dan
sistem maka strategi penanganan kemiskinan lebih di titikberatkan pada perubahan sistem dan
perubahan struktural.Di samping itu perubahan struktural juga di maksutkan sebagai upaya
pemberdayaan lapisan miskin sehingga akan memberi peluang yang lebih besar dalam prose
pengambilan keputusan maupun dalam posisi tawar.
Dalam kaitannya dengan pembangunan masyarakat desa, Long (1977: 144) mengetegahkan
adanya dua pendekatan utama.pendekatan ini tidak melakukan perubahan mendasar dalam sistem dan
struktur sosial sehingga memungkinkan kesinambungan dan bertahannya institusi sosial dan sistem
pemilikan tanah.Di banding pertanian pendekatan ini pernah diimplementasikan secara luas dalam
bentuk revolusi hijau, yang di indonesia salah satunya dalam program bimas dam inmas.Dengan cara
tersebut dapat terwujud dengan adanya redistribusi penguasaan resources yang memungkinkan
berkurangnya konsentrasi penguasaan pera petani, dapat bekerja bagi tanah miliknya sendiri.
Kecenderungan tersebut juga menjadi bahan pemikiran berbagai lembaga penyandang dana
internasional yang memberikan bantuan pembangunan kepada negara-negara sedang berkembang
Mereka mengharapkan agar bantuan tersebut lebih banyak dimanfaatkan untuk kelompok sasaran
lapisan masyarakat yang paling membutuhkan yaitu mayoritas penduduk miskin. Untuk maksud
tersebut selama dasawarsa 1970-an muncul tiga strategi dasar.
3 strategi dasar tersebut adalah :
1.Bantuan di salurkan ketempat mayoritas penduduk miskin melalui program pembangunan desa
terpadu
5
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 6/18
2.Bantuan dipusatkan untuk mengatasi cacat standar kehidupan orang-miskin melalui program
bantuan dasar manusia
3.Bantuan dipusatkan kepada kelompok yang mempunyai ciri-ciri sosioekonomi melalui proyek yang
sengaja dirancang untuk masyarakat khusus tertentu.(Rondiinelli, 1990: 91).
C.Upaya Penanganan Masalah Kemiskinan
Pembangunan sosial di Indonesia, hakekatnya merupakan upaya untuk merealisasikan cita-cita
luhur kemerdekaan, yakni untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
Pasca kemerdekaan, kegiatan pembangunan telah dilakukan oleh beberapa rezim pemerintahan
Indonesia. Mulai dari rezim Soekarno sampai presiden di era ini yakni Presiden Soesilo Bambang
Yudhoyono yang terpilih dalam pemilihan umum langsung pertama.
Namun demikian, harus diakui setelah beberapa kali rezim pemerintahan berganti, tara
kesejahteraan rakyat Indonesia masih belum maksimal. Pemenuhan taraf kesejahteraan sosial perlu
terus diupayakan mengingat sebagian besar rakyat Indonesia masih belum mencapai taraf kesejahteraan
sosial yang diinginkannya. Upaya pemenuhan kesejahteraan sosial menyeruak menjadi isu nasional
Asumsinya, kemajuan bangsa ataupun keberhasilan suatu rezim pemerintahan, tidak lagi dilihat dar
sekedar meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi. Kemampuan penanganan terhadap para
penyandang masalah kesejahteraan sosial pun menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan
Seperti penanganan masalah kemiskinan, kecacatan, keterlantaran, ketunaan sosial maupun korban
bencana alam dan sosial.
Kemajuan pembangunan ekonomi tidak akan ada artinya jika kelompok rentan penyandang
masalah sosial di atas, tidak dapat terlayani dengan baik . Bahkan muncul anggapan jika para
penyandang masalah sosial tidak terlayani dengan baik, maka bagi mereka kemerdekaan adalah sekedar
lepas dari penjajahan? Seharusnya kemerdekaan adalah lepas dari kemiskinan?.
Untuk itu pembangunan bidang kesejahteraan sosial terus dikembangkan bersama dengan
6
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 7/18
pembangunan ekonomi. Tidak ada dikotomi di antara keduanya. Hal ini selaras dengan apa yang
dikemukakan Nancy Birdsal (1993) yang mengatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah juga
pembangunan sosial. Tidak ada yang utama diantara keduanya. Pembangunan ekonomi jelas sanga
mempengaruhi tingkat kemakmuran suatu negara, namun pembangunan ekonomi yang sepenuhnya
diserahkan pada mekanisme pasar, tetap tidak akan mampu menjamin kesejahteraan sosial pada setiap
masyarakat. Bahkan pengalaman negara maju dan berkembang seringkali memperlihatkan jika prioritas
hanya difokuskan pada kemajuan ekonomi memang dapat memperlihatkan angka pertumbuan ekonomi
Namun sering pula gagal menciptakan pemerataan dan menimbulkan menimbulkan kesenjangan sosial
Akhirnya dapat menimbulkan masalah kemiskinan yang baru. Oleh karenanya penanganan masalah
kemiskinan harus didekati dari berbagai sisi baik pembangunan ekonomi maupun kesejahteraan sosial.
Oleh karena itu selaras dengan prioritas dan kesepakatan dunia. Maka program Departemen
Sosial juga menempatkan kemiskinan sebagai prioritas utama yang harus ditangani. Alokasi Anggaran
Departemen Sosial tahun 2006 lebih dari 2,2 triliun rupiah, telah dialokasikan pada 5 kelompok sasaran
dimana alokasi terbesar untuk kemiskinan, lebih dari Rp. 566 milyar. Keterlantaran Rp 207 milyar
Kecacatan Rp 54 milyar. Ketunaan sosial 41 milyar dan bencana alam dan sosial Rp. 500 milyar.
Dalam pengurangan kemiskinan, kepercayaan pemerintah juga makin diberikan kepada
Departemen Sosial sebagai penanggung jawab anggaran program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang
disalurkan langsung kepada penduduk miskin beberapa waktu lalu. Program itu kini berganti menjad
Bantuan Tunai Bersyarat (BTB) dengan nama: Program Keluarga Harapan (PKH). Ketika itu, program
SLT banyak menimbulkan pro dan kontra. Namun harus pula diakui bahwa program itu telah berhasi
dilihat dari sisi ; Pertama ; berhasil menjaga si miskin tidak goncang/panik? menghadapi kenaikan harga
BBM. Bahkan ia menjadi tenang ketika ia mendapatkan sedikit harapan? dari bantuan SLT. Jika
diasumsikan hanya untuk pengganti konsumsi BBM saja (bukan untuk konsumsi lainnya), uang rp
100/bulan cukup memadai bagi mereka. Kedua ; behasil memberikan pertolongan secara cepat, tanpa
prosedur berbelit. Ketiga ; membuktikan kepercayaan Pemerintah kepada rakyat untuk menerima secara
langsung dan menggunakan dananya sesuai kebutuhan. Kita berharap Program BTB PKH sekarang in
mampu menjadi koreksi terhadap SLT sehingga pertolongan darurat kepada si miskin semakin mengena
pada tujuan yang diharapkan.
7
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 8/18
Hulme dan Turner (1990) berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong terjadinya suatu prose
perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan
pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Oleh karena itu pemberdayaan
sifatnya individual sekaligus kolektif. Pemberdayaan juga merupakan suatu proses yang mengangka
hubungan kekuasaan/kekuatan yang berubah antara individu, kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
Adapun konteks keterberdayaan itu dapat mencakup (1) Perubahan sikap ; masyarakat miskin
didorong, dibimbing dan dibantu kearah perilaku prososial yang normatif. (2) Peningkatan partisipas
sosial; Masyarakat yang merupakan sasaran kebijakan kesempatan turut berpartisipasi, bukan saja
dalam hal mengambil keputusan-keputusan khusus, tetapi juga dalam hal merumuskan definisi situas
yang merupakan dasar dalam pengambilan keputusan. Sehingga arah pembangunan menjadi berpihak
pada masyarakat khususnya masyarakat miskin. (3) Solidaritas sosial ; pemberdayaan sosial mampu
menciptakan suatu kondisi atau keadaan hubungan antara individu/kelompok yang didasarkan pada
perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama serta diperkuat oleh pengalaman emosiona
bersama.(4) Peningkatan kondisi ekonomi warga masyarakat ; melalui pemberdayaan sosial diharapkan
terjadi peningkatan kondisi ekonomi dan peningkatan pendapatan warga, khususnya warga miskin. (5
Peningkatan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga miskin ; lembaga keluarga miskin adalah juga sasaran
pokok dalam pengentasan kemiskinan yang tujuannya untuk mengembalikan fungsi keluarga yang
diharapkan, dimana fungsi ini semakin memudar seiring dengan ketidakmampuan menampilkan fungs
sosial warga miskin (6) Perubahan orientasi nilai budaya ; dari keseluruhan aspek pemberdayaan dalam
rangka pengentasan kemiskinan, maka perubahan orientasi nilai budaya menjadi muaranya yang
tentunya memerlukan proses yang tidak mudah. Perubahan dari sifat warga miskin seperti, apatis
malas, masa bodoh, menghalalkan segala cara, menuju pada orientasi nilai budaya yang prososia
menjadi tujuan utama pada pengentasan kemiskinan.
D. Teori Tentang Pembangunan Nasional
Pembangunan masyarakat sebagai suatu proses dinamis menuju keadaan sosial ekonomi yang
lebih baik, atau yang lebih modern. Untuk mencapai diperlukan perpaduan ilmu, seperti: ekonomi
sosilogi, teologi dan antropologi. Dari pendekatan dan analisa kritis tentang perkembangan ekonomi
8
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 9/18
maka harus didekati dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
dimaksud, seperti ekonomi pembangunan, sosiologi pembangunan, pembangunan politik, teknolog
pembangunan, administrasi pembanguan dan sebagainya.
Sebagai suatu proses, pembangunan nasional adalah merupakan rangkaian perubahan majemuk
dalam bidang politik, sosial dan ekonomi. Di Indonesia sendiri, kelihatannya pembangunan ekonom
sangat tergantung dengan kestabilan politik. Hubungan antara ekonomi dan politik sangat dekat dan
sangat sulit dipisahkan, bahkan saling inter-dependen yang sangat kuat sekali. Kalau diperhatikan
dengan seksama, maka etika pembangunan tidak dapat dipisahkan dari etika ekonomi dan etika politik
Untuk pembangunan ekonomi biasanya syarat-syarat sosial politik sudah terpenuhi terlebih dahulu. Ke
duanya dapat dijalankan secara simultan, apabila suatu bangsa sudah mencapai tingkat kematangan
tertentu dalam bidang sosial dan politik. Dua frase ini sangat penting proses suatu pembangunan, yaitu
“konsolidisasi politik” dan “rekonsiliasi ekonomi”. Yang dimaksudkan dengan “konsolidasi politik” adalah
kebersamaan semua komponen politik, dengan menghargai perbedaan dan kesamaan mereka masing
masing, dan bersama-sama membangun negara Indonesia berdasarkan sistem demokrasi. Dalam hal in
tidak mengenal mayoritas dan minoritas dalam berpolitik.
I. Pendekatan Pembanguan Bangsa (Sociocultural Development)
Pengertian pembangunan bangsa agaknya telah mengalami suatu perkembangan penting, baik
dalam pengertian maupun ruang lingkup. Dalam ruang lingkup tampak dua aspek permasalahan: (1
mengenai pembangunan politik dan (2) mengenai pembangunan sosial budaya. Masalah kebudayaan
sangat penting untuk diperhatikan. Karena budaya telah mengalir dalam hidup masyarakat. Secara
antropologis manusia telah dibelenggu oleh adat istiadatnya. Bahkan, kadang-kadang hal tersebu
menjadi penghambat proses pembangunan. Sering terjadi konflik antara kebudayaan dan modernisasi
Hal lian yang perlu diperhatikan adalah agama. Agama dan kebudayaan sering kali telah lebur dalam
kehidupan manusia. Sehingga sangat membedakan mana yang agama dan mana yang kebudayaan
Karena eratnya hubungan pemabnguan politik dan kebudayaan, maka berkembanglah aliran pemikiran
dalam ilmu politik yang disebut sebagai Kebudayaan Politik.
9
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 10/18
II. Pendekatan Pembangunan Ekonomi (Economic Development)
Permikiran perkembangan teori pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut: Dasar aliran in
adalah individualisme. Setiap produsen dan konsumen meredeka bertindak, pembentukan harga
didasarkan kepada hukum permintaan dan penawaran di pasar, menjadi dasar pengambilan keputusan
Harga yang terbentuk atas dasar mekanisme pasar tersebut, dengan sendirinya akan mempengaruh
“produksi, alokasi, pendapatan dan konsumsi”. Mekanisme pembentukan harga akan membawa segala
hubungan ekonomi secara otomatis ke jurusan persesuaian kepada keadaan seimbang.
E. Studi Tentang Perubahan
1.Mempelajari sejarah studi tentang
perubahan
2.Mendiskusikan sifat tentang pendidikan
perubahab
3.Mempresentasikan sebuah variasi struktur berpikir tentang
perubahan
4.Menjelaskan tiga prespektif rencana perubahan
5.Menghubungkan beberapa aspek tentang proses perubahan kepada bukti-bukti dari perubahan yang
direncanakan. Proses dari Perubahan dan Penemuan Bukti
6.Perubahan berlangsung secara terus menerus
7.Perubahan menyebabkan kegelisahan dan
ketidakpastian
8.Dukungan teknik dan psikologi sangat diperlukan
9.Belajar ketrampilan yang baru merupakan suatu perkembangan dan kenaikan nilai-nilai sosial.
10.Hubungan antara organisasi pendidikan dan seseorang yang menjadi agen pembaharu akan dapat
dirasakan setelah terbukti melalui proses perubahan. Setiap orang harus siap menjadi agen
pembaharuan untuk dirinya sendiri.
11.Perubahan yang membawa keberhasilan selalu melalui dorongan dan dukungan.
10
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 11/18
F. Perubahan Paradigma Ilmu Sosiatri
Setiap perubahan sosial selalu mencakup pula perubahan budaya, dan perubahan budaya akan
mencakup juga perubahan sosial. Sosiatri merupakan ilmu sosial terapan (applied science), yang dalam
pengembangannya mengandalkan realita yang terjadi di dalam masyarakat, berkaitan dengan masalah
sosial yang perlu diselesaikan (pandangan awal perkembangan) dan penyesuaian kebutuhan dengan
sumber daya yang ada (pandangan hasil perkembangan). Realita dalam masyarakat yang terus
mengalami perubahan memiliki dimensi perubahan sosial. Sementara itu, secara keilmuan
pengembangan kajian, penelitian, dan teori-teori baru juga dituntut dari sosiatri, baik melalui hasil kerja
lapangan (penelitian dan proyek sosiatri), maupun melalui berbagai kegiatan seminar dan diskusi
Aktivitas ilmiah mempermudah perubahan budaya. Inovasi baru di bidang keilmuan memperoleh ruang
dan kesempatan formal. Kajian perubahan dalam sosiatri dapat dipadukan dengan konsep paradigma
dari konsep paradigma dari Khun sealiran dengan teori-teori perubahan. Perubahan ilmu pengetahuan
menurut Khun terjadi secara revolusioner. Akumulasi hanyalah salah satu segmen di dalam prose
revolusi untuk mencapai kemajuan ilmu. Revolusi ilmu menjalani proses sebagai berikut: Paradigma I “
Ilmu Normal “³ Anomali “³ Krisis “³ Revolusi “³.Paradigma II Pada tahap ilmu normal, proses akumulas
ilmu terjadi, namun perkembangan ilmu tidak hanya terletak pada tahap ilmu normal, melainkan
meliputi keseluruhan proses tersebut. Paradigma merupakan suatu pandangan mendasar tentang apa
yang menjadi pokok persoalan dalam suatu cabang ilmu. Jadi paradigma merupakan suatru bingkai atau
frame yang membuat ilmuwan terfokus pada apa yang menjadi perhatiannya berkaitan dengan suatu
kondisi atau objek.
Perubahan paradigma dalam ilmu sosial yang dijadikan sebagai acuan kerja dan pelaksanaan
proyek sosiatri jelas akan turut mengakibatkan perubahan dalam paradigma sosiatri sebagai ilmu
Perubahan paradigma dalam suatu ilmu pengetahuan memang bukan suatu hal baru. Kondisi in
menunjukkan proses revolusi ilmu dari Khun merupakan sesuatu yang realiabel. Di bidang ilmu alam
akan dengan dengan mudah ditemukan perubahan paradigma mendasar yang selanjutnya
mempengaruhi kehidupan manusia. Perubahan teori geosentris menjadi heliosentris merupakan suatu
revolusi dalam kosmologi yang dampaknya sangat besar. Salah satu efek sosialnya adalah perkembangan
11
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 12/18
penjelajahan samudera yang menimbulkan kolonialisme dan imperialisme bangsabangsa Eropa terhadap
bangsa noneropa. Perubahan pemikiran mengenai abiogenesis menjadi biogenesis merupakan perubahan
besar dalam biologi. Efek positifnya adalah memungkinkan perkembangan ilmu budidaya dan kajian
mikrobiologi. Efek sosialnya adalah kemampuan menjawab kekhawatiran Malthus mengenai bencana
kemiskinan dan kelaparan akibat ledakan jumlah penduduk. Di bidang ilmu sosial, dapat terliha
perubahan paradigma sosiologi dan antropologi. Pada awal perkembangannya, sosiologi difokuskan pada
struktur sosial dan dinamika sosial masyarakat Eropa pascarevolusi sosial dan Revolusi Industri. Kedua
revolusi tersebut memberikan dampak yang besar terhadap masyarakat dunia.
Pembangunan mempunyai pengertian dinamis, maka tidak boleh dilihat dari konsep yang statis
Pembangunan juga mengandung orientasi dan kegiatan yang tanpa akhir. Proses pembangunan
merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan menunjukkan terjadinya suatu proses maju
berdasarkan kekuatan sendiri, tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya. Pembangunan tidak
bersifat top-down, tetapi tergantung dengan “innerwill”, proses emansipasi diri. Dengan demikian
partisipasi aktif dan kreatif dalam proses pembangunan hanya mungkin bila terjadi karena prose
pendewasaan.
G. Proses Perubahan Sosial Dalam Konteks Global
Globalisasi mau tidak mau harus dilalui oleh seluruh negara di dunia ini. Hubungan antar negara
menjadi sedemikian penting pengaruhnya dalam mewujudkan kehidupan masin-masing negara terlebih
ketika era globalisasi tiba. Menjadi suatu keniscayaan apabila sebuah negara harus bekerjasama dengan
negara lain bahkan lebih ekstremnya lagi memerlukan bantuan negara lain. Pola-pola hubungan antar
negara menjadi bahasan penting dalam membedah perubahan sosial yang terjadi saat ini.
Selain peran negara lain (negara maju), perubahan sosial di negara-negara berkembang
dipengaruhi oleh organisasi internasional dan bahkan perusahaan multi nasional. Dominasi negara maju
dapat dilihat dari berbagai bantuan yang masuk ke nagara berkembang atas nama modernisasi
Modernisasi diangap sebagai jalan untuk meraih kemajuan negara berkembang. Organisas
internasional mempunyai peran yang hampir sama dengan negara maju. Berbagai kesepakatan dan
kebijakan yang dihasilkan memberikan dampak yang sangat nyata bagi Negara berkembang. Hal in
12
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 13/18
terjadi karena memang organisasi internasional didominasi oleh negara maju.
13
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 14/18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penanganan kemiskinan memerlukan keterlibatan semua fihak . Lintas fungsi maupun linta
sektor. Oleh karena itu, upaya sinergi perlu terus dilakukan agar tidak terjadi saling tumpang tindih
dalam penanganannya. Tentunya langkah awal ke arah itu dapat dilakukan dengan mendasarkan pada
data penyandang miskin yang riil dan valid.
Dalam hal ini Departemen Sosial telah merintis data penyandang miskin lengkap tercantum nama
dan alamatnya by name – by address?, Data ini merupakan hasil olah sahih data SLT terdahulu. Kita
berharap data ini menjadi acuan semua pihak yang berkepentingan dalam penanganan masalah
kemiskinan sehinga penanganannya lebih terpadu, terarah dan mampu mengurangi jumlah penduduk
miskin.
Dengan tersedianya data yang jelas dan akurat diharapkan mampu merangsang keterlibatan
seluruh komponen bangsa untuk terlibat aktif dalam penanganan kemiskinan. Semoga segala upaya kita
menangani kemiskinan semakin hari semakin mampu membawa pada kejayaan bangsa.
B. Saran
Khusus untuk masyarakat Indonesia penyusunan hukum yang hanya berorientasi tujuan tanpa
memperhatikan sarana yang diperlukannya tidak akan efektif menimbulkan perubahan,Namun demikian
kita harus selalu berusaha dalam mewujudkan perubahan sosial masyarakat serta Perlunya pemahaman
aspek sejarah pembangunan masyarakat untuk peningkatan pendapatan masyarakat.
14
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 15/18
DAFTAR PUSTAKA
SOETOMO, Penerbit Pustaka Pelajar, MASALAH SOSIAL DAN UPAYA PEMECAHANNYA
Mochtar Kusumaatmaja, Hukum, Masyarakat, dan Pembinaan Hukum Nasional, Bina Cipta, Bandung.
Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Nasional, Bina Cipta, Jakarta. Ronny Hanitijo
Soemitro, Beberapa Masalah dalam studi Hukum dan Masyarakat, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1985.
Soerjono Soekanto, Pokok -pokok Sosiologi Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, cet.vii, 2006.
[1]Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, Raja Grafindo, Jakarta, cet.viii, 2003, hal. 5
[2]Ibid
3]Ronny Hanitijo Soemitro, Beberapa Masalah dalam studi Hukum dan Masyarakat, Remaja Rosdakarya
Bandung, 1985, hal. 53
[4]Soerjono Soekanto, Pokok -pokok Sosiologi Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, cet.vii, 2006, ha
113
[5]Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hal. 26
15
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 16/18
[6]Ibid
[7]Satcipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Jakarta, cet.v, 2000, hal. 208
[8]Ibid
[9]Mochtar Kusumaatmaja, Hukum, Masyarakat, dan Pembinaan Hukum Nasional, Bina Cipta
Bandung, hal. 9
[10] Lili Rasjidi, Dasar-Dasar Teori dan Filsafat Hukum, Cita Aditya Bakti, Bandung, cet. Ix, 2004, hal
80
[11] Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi Hukum, Bharata Karya Aksara, Jakarta, 1977, hal. 20
16
7/21/2019 Basman Bastian Makalah Sosiologi Hukum
http://slidepdf.com/reader/full/basman-bastian-makalah-sosiologi-hukum 17/18
17