Upload
satrio-adi-nugroho
View
35
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
KARSINOMA SEL BASAL 2011
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Tn. E
Usia : 44 tahun
Alamat : Tanjung Priok, Jakarta Utara
II. ANAMNESA (autoanamnesa pada Jumat, 8 April 2011)
Keluhan Utama:
Borok berwarna hitam kecoklatan yang sukar sembuh di hidung sebelah kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak 5 tahun SMRS penderita mengeluh adanya benjolan seperti tahi lalat mula-
mula sebesar kacang ijo pada puncak hidung sebelah kanan berwarna hitam
kecoklatan, dirasakan semakin lama semakin melebar seperti borok dan sekarang
ukurannya menjadi sekitar 3 x 2 x 0,5 cm. Borok tersebut sukar sembuh dan mudah
berdarah bila tersenggol. Kadang-kadang disertai rasa gatal dan nyeri. Borok tidak
berubah warna dan tidak ada rambutnya.
Karena keluhan tersebut penderita sering berobat ke mantri dan biasanya diberi salep
yang berwarna putih. Selain itu, pasien juga sering mengkompres dengan air hangat
tetapi tidak ada perbaikan.
Penderita bekerja sebagai tentara yang masih aktif dan sering melakukan latihan di
bawah sinar matahari langsung tanpa penutup kepala.
Riwayat Penyakit Dahulu : tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada
1
KARSINOMA SEL BASAL 2011
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis :
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis (GCS=15)
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
N: 88 kali/menit
R: 24 kali/menit
S: 36,8oC
Kepala : normochepal
konjunctiva tidak pucat
sklera tidak ikterik
Leher : KGB submandibula, servikal, supraklavikula, dan aksila tidak membesar
Toraks : Inspeksi : bentuk dan gerakan simetris hemitoraks kanan dan kiri
Palpasi : tidak teraba masa, fremitus taktil dan fremitus vokal simetris kanan
dan kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
Abdomen : Inspeksi : datar, tidak ada masa, tidak ada venektasi
Palpasi : supel, tidak teraba masa, tidak nyeri tekan, tidak nyeri lepas
hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen, tidak nyeri ketuk
Auskultasi : bising usus 6 kali/menit, tidak metalic sound
Ekstremitas : akral teraba hangat, tidak ada udem, tidak sianosis, CRT <2”
2
KARSINOMA SEL BASAL 2011
Status lokalis :
Regio : hidung kanan
Inspeksi :
Tampak lesi berwarna hitam kecoklatan, tidak berambut, tepi tidak rata
Palpasi :
Teraba lesi yang meninggi ukuran 3x2x0,5 cm, permukaan kasar, keras, batas tegas, nyeri (-),
mudah berdarah.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Darah (08 April 2011)
JENIS PEMERIKSAAN HASIL RUJUKAN
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Bliding time
Clotting time
MCV
MCH
MCHC
11,5
36
4,7
6800
151000
1’45”
4’30”
78
25
32
13-18 g/dL
40-52 %
4,3-6,0 juta/uL
4800-10800/uL
150000-400000/uL
1-3 menit
1-6 menit
80-96 fl
27-32 pg
32-36 g/dL
Kimia
SGPT (ALT)
SGOT (AST)
Ureum
Kreatinin
Gula sewaktu
54
70
31
0.9
82
<40 U/L
<35 U/L
20-50 mg/dL
0,5-1,5 mg/dL
<140 mg/dL
3
KARSINOMA SEL BASAL 2011
V. RESUME
Pria 44 tahun, seorang tentara yang masih aktif
Sejak 5 tahun muncul benjolan seperti tahi lalat di hidung kanan sebesar kacang
hijau
Benjolan melebar menyerupai borok hitam kecoklatan 3x2x0,5 cm, batas tegas,
tepi tidak rata, mudah berdarah, tidak berambut, tidak berubah warna, tidak
mengeluarkan nanah.
Tidak ada pembesaran KGB
VI. DIAGNOSIS KERJA
Karsinoma sel basal
VII. DIAGNOSIS BANDING
Melanoma Maligna
VIII. TERAPI
operatif : wide eksisi dan rekonstruksi flap
IX. DIAGNOSIS AKHIR
Karsinoma sel basal
Laporan pembedahan (Senin, 11 April 2011)
Ahli bedah : Dr. Agus, Sp.B.Onk
Dr. Guntoro, Sp.BP
Tindakan Wide eksisi dan rekonstruksi flap
1. Posisi pasien terlentang dengan anestesi umum
2. Tindakan aseptik dan antiseptik
4
KARSINOMA SEL BASAL 2011
3. Dilakukan insisi menembus kutis
4. Dilakukan VC
5. Dilakukan penutupan luka rekonstruksi dengan flap mustadle
Laboratorium Patologi Anatomi (Selasa, 12 April 2011)
Makroskopis :1 buah jaringan kulit warna hitam kecoklatan bertanda benang 1,2,3,4
berukuran 3 x 2 x 0,5 cm. Pada bagian tengah tampak massa tumor berulkus dengan diameter
1 cm, sisi terdekat dengan tumor benang 4.
Mikroskopis : Sediaan dasar sayatan : tidak tampak sel tumor
Sediaan dari benang 1,2,3,4 : tidak tampak sel tumor.
Kesan : Karsinoma Sel Basal
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
XI. FOLLOW UP PASIEN
Keterangan Selasa, 12 April 2011 Rabu, 13 April 2011
Subjek tidak ada keluhan tidak ada keluhan
Observasi KU/Kes : TSS/CM
TD : 120/80 mmHg
HR : 80 kali/menit
RR : 24 kali permenit
status lokalis : bengkak pada
pipi kanan, jahitan
mengeluarkan darah, tidak
nyeri
KU/Kes : TSS/CM
TD : 120/80 mmHg
HR : 80 kali/menit
RR : 24 kali permenit
status lokalis : bengkak pada
pipi kanan, jahitan
mengeluarkan darah, tidak
nyeri
Assesment karsinoma sel basal post wide
eksisi dan flap mustadle
karsinoma sel basal post wide
eksisi dan flap mustadle
5
KARSINOMA SEL BASAL 2011
Penatalaksanaan cefotaxime 2x1 g
ketorolak 3x1 g
dipulangkan
Gambar 1. Pre operasi
Gambar 2. Pasca operasi
6
KARSINOMA SEL BASAL 2011
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan
Kanker kulit merupakan salah satu tumor ganas yang sering ditemukan. Data statistik
di Bagian Patologi Anatomik FKUI (1986) menyatakan bahwa tumor ganas kulit menempati
peringkat ke-empat sesudah tumor ganas payudara, tumor ganas kelenjar limfe dan tumor
ganas serviks. Sedangkan di RSHS Bandung tahun 1995 penderita kanker kulit mencapai 158
penderita, dan merupakan kasus kanker ketiga setelah kanker serviks dan payudara.
Berbeda dengan tumor ganas di alat lain, maka tumor ganas kulit merupakan tumor
ganas yang dapat dilihat (visible tumor) karena tumor ini terletak di permukaan kulit. Oleh
karena itu tumor ganas kulit dapat dilihat langsung, baik oleh pasien maupun oleh dokter
pemeriksa. Hal yang perlu ditonjolkan di sini ialah bahwa tumor ganas kulit dapat didiagnosis
secara dini. Persoalannya ialah apakah pasien mencurigai kelainan itu sebagai sesuatu yang
ganas dan juga apakah dokter pemeriksa atau petugas kesehatan dapat mengenal tumor ganas
ini secara dini.
Dari pengalaman di Sub Bagian Tumor Kulit FKUI /RSCM ternyata bahwa kurang
lebih 80% pasien dengan tumor ganas kulit datang pada stadium lanjut, dengan disertai
kerusakan-kerusakan setempat yang sukar diperbaiki atau dengan anak sebar. Hal ini
disebabkan karena pasien tidak mengetahui adanya keganasan (faktor ignorance), pasien
mencoba mengobati dirinya sendiri atau penderita lalai mencari pengobatan atau kelalaian
petugas medik yang tidak mengenal penyakit ini pada stadium dini karena disangka penyakit
kulit lain.
Data mengenai insidensi kanker kulit pada umumnya sulit diperoleh. Yang diketahui
adalah bahwa di Nederland tiap tahun ada kira-kira 15.000 penderita baru dengan kanker
kulit. Ini berarti kira-kira 100 penderita per 100.000 penduduk, suatu insidensi yang kira-kira
menyamai negara-negara Eropa Barat lain. Frekuensi ini bertambah dan bervariasi dari satu
tempat ke tempat lain. Warna kulit, pemaparan kepada cahaya matahari dan faktor-faktor
eksogen memegang peran penting di samping bertambah tingginya umur penduduk.
7
KARSINOMA SEL BASAL 2011
Beberapa tumor kulit maligna terjadi dalam kelainan kulit premaligna yang meskipun
di sini juga tidak terdapat angka-angka yang eksak, lebih frekuen lagi insidensinya.
Kemungkinan perubahan maligna dalam berbagai dermatosis premaligna berbeda-beda;
kadang-kadang terdapat suatu interval yang sangat lama.
Etiologi
Sebagian besar tumor kulit terjadi sebagai akibat kerusakan multikausal jangka
panjang epidermis. Faktor yang paling dikenal adalah cahaya matahari. Terutama pada orang
yang banyak terpapar cahaya matahari, seperti para pelaut, petani, dan orang yang banyak
pergi ke daerah tropik, pada umur lanjut terjadi didaerah kulit yang terbuka (muka, kepala,
punggung tangan) perubahan-perubahan aktinik. Dari spektrum cahaya matahari terutama
bagian ultraviolet yang memberi kerusakan terbesar. Terutama pembakaran oleh cahaya
matahari dalam hal ini merupakan faktor penting. Penderita yang mempunyai kulit dengan
sedikit pigmen, jadi cepat menderita pembakaran oleh cahaya matahari, mempunyai risiko
terbesar. Faktor lain adalah mekanisme reparasi molekul DNA dalam inti sel. Jika mekanisme
ini (sering familial) sedikit banyak terganggu maka kemungkinan terjadinya tumor kulit lebih
besar. Kemungkinan reparasi yang mengalami defek ekstrem kita dapati pada penyakit kulit
familial resesif xeroderma pigmentosum dengan terjadinya banyak tumor maligna mulai umur
muda. Juga pada melanoma dipikirkan kemungkinan korelasi dengan pengaruh cahaya
matahari, ditambah dengan pertahanan imunologik kulit terhadap sinar ultraviolet terhambat.
Akhirnya diketahui juga bahwa radiasi sebelumnya, pembentukan sikatriks yang luas dan
proses inflamasi kronik (misalnya sikatrises luka bakar, ulkus kruris, fistula), mempunyai
peran juga. Kontak dengan zat-zat toksik, sering sebagai akibat dari pekerjaan, dapat
menyebabkan timbulnya tumor kulit. Ter misalnya sering dipakai dalam onkologik
eksperimental untuk menimbulkan tumor. Karena pengaruh terapi dengan arsenikum, dahulu
sering digunakan, terjadi keratosis yang cukup karakteristik, yang dapat berkembang menjadi
tumor maligna.
Kulit merupakan alat tubuh yang terletak di permukaan tubuh sehingga selayaknya
dapat ditemukan dan ditangani lebih dini dibandingkan kanker alat-alat tubuh lainnya.
Pembagian kanker kulit adalah :
8
KARSINOMA SEL BASAL 2011
a. Non melanoma maligna (KSB & KSS) sebanyak 89,5%, yang didalamnya termasuk
tumor adneksa kulit
b. Melanoma maligna (8,5%)
a. Karsinoma kulit golongan non melanoma
Karsinoma sel basal merupakan jenis terbanyak kanker kulit non melanoma. Angka
kejadian kelainan ini terdapat kecenderungan meningkat, kemungkinan terbesar disebabkan
penyinaran sinar UV matahari yang kumulatif dalam jumlah besar. Tumor ganas ini terutama
ditemukan pada daerah kulit terbuka. Data penelitian kanker kulit Indonesia-Jepang : 100%
lokasi pada daerah kepala & muka. Usaha-usaha untuk mengurangi paparan sinar UV dan
bahan karsinogen lainnya jelas menurunkan angka kejadian keganasan ini.
Patogenesis dan etiologi
1. Faktor yang paling penting & sering terlibat pada patogenesis kanker kulit ini adalah
paparan sinar UV (sinar matahari). Orang-orang yang tinggal di daerah ekuator
mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kanker kulit
Panjang gelombang 290-320 nm, > 320 nm kurang karsinogenik, tapi lebih mudah
penetrasi ke dermis dan berperanan menimbulkan solar keratosis.
sinar UV -oxide derivative of cholesterol metabolit oxide (karsinogenik)
2. Kerusakan DNA epidermis, pada XP tidak mampu merepair kerusakan DNA karena sinar
matahari
3. Scar & trauma. KSS lebih mungkin terjadi pada daerah skar atau trauma, kadang-kadang
KSB terjadi pada skar atau luka bakar yang superfisial. Perkiraan peran : koinsidensi atau
Scar + Sinar UV terjadi KSB
4. Percikan metal panas atau percikan api las fokus KSB sudah ada, perhatian penderita
menjadi lebih tertuju pada luka akibat percikan metal atau api las yang tidak menyembuh
dan menimbulkan ulkus.
5. Sinar X ray : 450 rad kerusakan DNA karsinoma
6. Arsen : diketahui berperan pada terjadinya karsinoma kulit dan viseral. Arsen inorganik
lebih karsinogenik (KSB multisentrik superficial, KSS dan Bowen's disease.
9
KARSINOMA SEL BASAL 2011
7. Nitrogen mustard : bersifat karsinogen
8. Chicken pox scar : tempat vaksinasi multipel, karsinogen (viral), koinsidensi
9. Polyamine biosynthesis. Pada KSB dan KSS terjadi peningkatan biosintesis poliamin
cell turnover growth rate secara fungsional. Kesimpulan : tidak berperan pada
terjadinya karsinoma
10. Impairement immune system : belum sepenuhnya jelas.
Mikroskopis
Dahulu diduga berasal dari lapisan basal epidermis, namun akhir-akhir ini diketahui
berasal dari sel-sel yang lebih awal "stem cell pluripotential" dari perkembangan epidermis.
KSB terdiri dari sel poligonal dengan inti lonjong, kromatin halus, sitoplasma sukar diekenali,
mitosis hanya sedikit, dapat ditemukan zat melanin didalam sel tsb
Faktor predisposisi untuk terjadinya basalioma antara lain: Jenis kulit terang (tipe I &
II) dan albino yang rentan terhadap paparan sinar matahari yang lama, Paparan sinar X untuk
terapi acne pada wajah, Sindrome nevus basal (autosomal dominan), Intoksikasi arsen yang
kronik, Ulkus kronik dan fistula.
Klasifikasi Histopatologi
- Superficial basal cell carcinoma
- Nodular' basal cell carcinoma
- Infiltrative (morpheaform, aggressive growth) basal cell carcinoma
- Pigmented basal cell carcinoma
- Cystic basal cell carcinoma
- Fibroepithelioma of Pinkus (FEP)
Stadium Klinis
TNM - AJCC 2002
T diperiksa dengan pemeriksaan fisik
N diperiksa dengan pemeriksaan fisik dan imaging
M diperiksa dengan pemeriksaan fisik dan imaging
10
KARSINOMA SEL BASAL 2011
Staging:
Kanker Kulit
Stadium TNM T Tumor Primer
0 Tis.N0.M0 Tx = Tidak dapat dievaluasi
To = Tidak ditemukan
I T1.N0.M0 Tis = Kanker in situ
T1 = Tumor ukuran terbesar < 2cm
|II T2.N0.M0 T2 = Tumor ukuran 2 s/d 5 cm
T3.N0.M0 T3 = Tumor > 5 cm
T4 Tumor menginvasi struktur
ekstradermal dalam, misalnya
kartilago, otot skelet atau tulang
III T4.N0.M0 N Nodus Regional
Tiap
T.N1.M0
Nx = Tidak dapat diperiksa
N0 = Tidak ada metastasis nodus
regional
N1 = Ada nodus regional
11
KARSINOMA SEL BASAL 2011
IV Tiap
T.N.M1
M Metastasis jauh
Mx = Tidak dapat diperiksa
M0 = Tidak ada metastasis jauh
M1 = Ada metastasis jauh
Prosedur Diagnostik
A. Pemeriksaan Klinis
1. Anamnesis
Dikeluhkan adanya lesi seperti tahi lalat yang membesar, dapat pula lesi
tersebut berupa borok yang tidak sembuh-sembuh.
2. Pemeriksaan Fisik
Gambaran klasik dikenal sebagai "ulkus rodent" yaitu ulkus dengan tepi tidak rata,
warna kehitaman di daerah perifer tampak hiperplasia dan di sentral tampak ulkus. Bentuk
lain yang tidak klasik, tergantung dari variasi klinis, yaitu :
1. Jenis Modulo ulseratif (paling sering)
Lesi : mula-mula papul / nodul, diameter < 2 cm, tepi meninggi, permukaan
mengkilat, sering ada telangiektasi, kadang dengan skuama halus dan krusta tipis.
Warna seperti mutiara kadang translusen keabu-abuan atau kekuningan. Tumbuh
lambat, bagian tengah timbul cekungan ulserasi (ulkus rodens).
2. Jenis berpigmen
Gambaran sama dengan nodulo ulseratif hanya berwarna coktat / hitam bintik-bintik
atau homogen.
3. Jenis "morphea like" atau fibrosing (agak jarang)
12
KARSINOMA SEL BASAL 2011
Lesi : bentuk plakat, warna kekuningan, tepi tidak jelas, kadang tepi meninggi. Pada
permukaan tampak beberapa folikel rambut yang mencekung (gambaran klinik, seperti
sikatrik), kadang tertutup krusta yang metekat erat (jarang utserasi).
4. Jenis superficial
Lokasi : badan, leher, kepala.
Lesi: bercak kemerahan dengan skuama halus, tepi meninggi seperti kawah. Dapat
meluas secara lambat, ulserasi.
5. Jenis fibroepitelial
Lokasi : punggung.
Lesi : soliter, nodul keras, sering bertangkai pendek. Permukaan halus, sedikit
kemerahan (mirip fibroma).
6. Sindroma karsinoma sel basal nevoid (sindroma Gorlin Galzt). Autosomal
dominan, sindroma terdiri dari:
a. Kelainan kulit:
- Ca sel basal multiple jenis nevoid
- Cekungan (pits) pada telapak tangan dan kaki.
- Milia, lipoma, fibroma.
b. Kelainan tulang :
- Kista pada rahang
- Kelainan tulang iga dan tulang belakang (scoliosis, spinabifida)
c. Kelainan system saraf:
- Perubahan neurologik (EEC abnormal, cerebeller meduloblastoma)
- Retardasi mental
d. Kelainan mata :
- katarak, buta kongenital.
e. Lain-lain :
- Kalsifikasi falks serebri
- Fibroma ovari dengankalsifikasi
- Kista limfatik di mesenterium
13
KARSINOMA SEL BASAL 2011
7. a. Jenis "linier and generalized follikuler basal cell nevi" (jarang). Sejak lahir. Lesi:
jenis linier, berupa nodul, komedo dan kista epidermal tersusun seperti garis dan
unilateral. Lesi tetap dengan bertambah usia.
b. Jenis "Generalized follikuler" : ada kerontokan rambut terhadap akibat kerusakan
folikel rambut karena pertumbuhan tumor
Nose
Round, nodular, pearly tumor
Telangiectasias
Scaly crust
14
KARSINOMA SEL BASAL 2011
Red-brown, eczematous lesions
Scaly crust
B. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos di daerah lesi untuk melihat infiltrasi, kalau perlu dilakukan CT-scan
2. Biopsi insisi/eksisi untuk menentukan diagnosis histopatologis
Tampilan klinik
Usia biasanya agak lanjut, kecuali yang berlatar belakang xeroderma pigmentosum. Pekerjaan
yang berkaitan dengan faktor etiologi sering terpapar sinar matahari lama.
Proses berjalan lambat sekali, jarang sekali bermetastasis
Belanda : 1 tahun hanya ditemukan 1 kasus yang bermetastasis
Indonesia : RSCM : 1991 : hanya 1 kasus
Dunia (1991) hanya 238 kasus (0,0028%) dari seluruh KSB
Meskipun jarang bermetastase, KSB menunjukkan sifat agresif lokal, meluas dan merusak.
Biasanya bermula sebagai benjolan transparan menyerupai mutiara, yang kemudian
membesar, mencekung di bagian sentral dan mengalami ulserasi
Lokasi : biasanya di sekitar hidung, kelopak mata, daerah zygomatikus, bibir, dagu dan
beberapa daerah lainnya
15
KARSINOMA SEL BASAL 2011
Variasi klinik
1. Nodular ulseratif (Ulcus Rodent) : jenis paling sering (60%), paling destruktif terhadap
jaringan sekitarnya. Pada tahap permulaan sangat sulit ditentukan malah dapat berwarna
seperti kulit normal atau menyerupai kulit. Gambaran klinis yang khas berupa gambaran
keganasan dini, seperti : tidak berambut, berwarna coklat/hitam, tidak berkilat (keruh).
Bila sudah berdiameter 0,5 cm sering ditemukan pada bagian pinggir berbentuk papular,
meninggi, anular, dibagian tengah cekung yang dapat berkembang menjadi ulkus (ulcus
rodent) kadang-kadang ditemukan telengiektasis. Pada perabaan terasa keras dan berbatas
tegas. Dapat melekat didasarnya bila telah berkembang labih lanjut. Dengan trauma ringan
atau bila krustanya diangkat mudah terjadi perdarahan.
2. Superficial multicentric BCC : lebih sering ditemukan pada trunkus dan ekstremitas. Lesi
bisa multiple. Biasanya terdapat faktor-faktor etiologi berupa faktor arsen atau sindrom
nevoid basal sel kasinoma. Ukurannya dapat berupa plakat dengan eritema, skuamasi
halus dengan pinggir yang agak keras seperti kawat dan agak meninggi. Warnanya dapat
hitam berbintik-bintik atau homogen yang kadang-kadang menyerupai melanoma
maligna.
3. Morpheic BCC : lesi induratif , warna gading, mungkin ada telangiektasia
4. Cyctic basal cell ca : degenerasi kistik secara klinis sulit ditentukan. Lesi jernih atau biru
keabuan, penampakan kistik
5. Basosquamous atau metatypical carcinoma : tidak ada gambaran klinik yang karakteristik
sehingga sulit ditentukan preoperatif. Lebih merupakan variasi histologik
6. BCC with an aggressive pattern : bersifat agresif, destruktif, dan meluas secara subklinik.
Tampilan klinik : lesi datar atau berupa plak dengan sedikit elevasi. Jenis ini penting
dikenal sebagai variasi klinikopatologik
7. Premalignant fibroepithelioma of Pinkus : variasi yang jarang dengan gambaran histologik
yang unik. Bentuk lesi menyerupai fibroma, halus, agak merah, agak keras dan bisa
pedunculated, predileksi punggung bawah.
Prosedur Terapi
Dalam penatalaksanaaan basalioma, kita harus mencapai
16
KARSINOMA SEL BASAL 2011
- Eksisi lesi primer yang radikal
- Rekonstruksi dengan memperhatikan fungsi dan kosmetik terutama yang di daerah wajah.
Terapi yang dianjurkan adalah eksisi luas dengan safety margin 0,5 - 1 cm. Bila
radikalitas tidak tercapai, diberi terapi adjuvant radioterapi. Untuk lesi di daerah canthus,
nasolabial fold, peri orbital dan peri auricular, dianjurkan untuk melakukan Mohs
micrographic surgery (MMS). Bila tidak ada fasilitas, dapat dilakukan eksisi luas. Untuk lesi
di kelopak mata dan telinga dapat diberikan radioterapi.
Terdapat 4 tujuan yang harus tercapai pada tindakan pembedahan :
a. pembuangan total beserta daerah destruksinya
b. preservasi jaringan normal
c. preservasi fungsi
d. kosmetik yang baik
Rekonstruksi daerah lesi dapat dikerjakan dengan :
- Penutupan primer
- Penutupan dengan tandur kulit secara STSG / FTSG (Split / Full tchickness
skin graft)
- Pembuatan flap
Untuk lesi rekuren dianjurkan tindakan eksisi luas.
Pembagian berdasarkan derajat diferensiasi sel
1. solid : yang tidak berdiferensiasi
2. keratotik : berdiferensiasi ke arah folikel rambut
3. kistik : berdiferensiasi ke arah kelenjar sebasea
4. adenoid : berdiferensiasi ke arah kelenjar ekrin
Bedah rekonstruksi
Untuk memperoleh fungsi dan estetik yang baik, tindakan rekonstruksi pada defek
kulit setelah pembedahan pada kanker kulit harus didahului oleh penilaian yang tepat defek
yang terjadi.
Berbagai pertimbangan yang harus dinilai yaitu :
17
KARSINOMA SEL BASAL 2011
a. Daerah anatomis : secara umum daerah kepala dan leher, daerah2 dengan tegangan yang
minimal seperti forehead, lipatan nasolabial dan daerah sekitar mulut penting untuk
ekspresi, pada proses penyembuhannya bisa menghasilkan scar hipertrofi yang luas.
Sedangkan daerah dengan tegangan yang tinggi seperti bahu atau presternal lebih sulit
untuk menyembuh.
b. Usia : rotation atau advancement flap lebih mungkin dikerjakan pada bayi dan anak-anak
karena elastisitas kulitnya lebih baik.
c. Tipe kulit : kulit berminyak akan menghasilkan scar yang kurang baik
d. Unit-unit estetik di muka : pengambilan jaringan pada waktu eksisi sebaiknya lebih besar
dari yang diperlukan mengikuti unit-unit estetik tersebut (lihat gambar). Daerah dapat
dibagi lagi menjadi dorsum, side walls, tip, soft triangle dan alar wings.
Skin graft
Paling sering digunakan untuk memperbaiki defek setelah ekstirpasi keganasan pada
kulit bila penutupan primer tidak memungkinkan. Banyak peneliti menganjurkan skin graft
untuk menutup defek daripada flap karena lebih mudah mendeteksi residif lokal. Setelah
observasi 9 -18 bulan dilakukan penilaian ulang dan repair definitif dengan flap dapat
dikerjakan bila diinginkan.
STSG FTSG
Keuntungan :
- lebih mudah survive, semakin tipis
semakin mudah take
- dapat tumbuh pada vaskularisasi yang
lebih minimal
- dapat digunakan pada defek yang lebih
luas (donor lebih banyak)
- kontraktur primer lebih sedikit
- daerah donor dapt digunakan kembali
dalam 10-14 hari
Keuntungan :
- warna, tekstur lebih mendekati
kosmetis lebih baik
- daya tahan lebih tinggi
18
KARSINOMA SEL BASAL 2011
- dapat digunakan kemudian setelah
disimpan
Kerugian :
- kosmetis lebih jelek
- daya tahan lebih rendah
- efek kontraktur sekunder lebih tinggi
Kerugian :
- donor terbatas (retroaurikuler,
supraclavikula, upper eyelid areas)
- efek kontraktur primer lebih tinggi
Rekonstruksi daerah-daerah khusus
Prosedur rekonstruksi yang kompleks pada muka adalah daerah-daerah hidung (total
atau parsial), telinga, kelopak mata dan bibir. Untuk hidung, bila defek hanya kulit dapat
dilakukan repair dengan Skin graft lebih dianjurkan dengan FTSG dari retroaurikuler.
Bila ala hilang atau tulang rawannya maka diperlukan rekontruksi dengan composite graft
atau transposition flap. Biasanya dilakukan setelah 6 -12 bulan.
Composite / Cartilage grafts
Sangat berguna pada rekontruksi defek full thickness ala nasi atau tip nasal. Graft
dapat diambil pada seluruh bagian telinga sesuai besar dan bentuk defek pada recepient site.
Yang biasanya digunakan untuk defek yang lebih besar adalah pada root of Helix. Cara
pengambilan dengan eksisi bentuk baji.
Transposition flap
Defek ala nasi > 1 cm : lebih baik digunakan superiorly based nasolabial
transposition flap . Dengan jenis flap ini dapat menutupi dan memberikan lining yang baik.
Kelemahan teknik ini adalah ala menjadi tebal sehingga memerlukan trimming 6 bulan
kemudian.
19
KARSINOMA SEL BASAL 2011
Prognosis
Baik sekali, terbaik pada semua kanker pada manusia. Bila setelah 3 tahun tidak
residif dapat dikatakan sembuh. Pengobatan pada KSB primer biasanya memberikan angka
kesembuhan sekitar 95%, sedangkan pada KSB rekuren sekitar 92%. Dijumpai angka
kekambuhan 5 tahun pada metode kuretase dan elektrodesikasi sebesar 7,7%, dan bedah mosh
1%.
20
KARSINOMA SEL BASAL 2011
BAB III
ANALISA KASUS
Pada kasus ini, seorang pria usia 44 tahun dengan diagnosis karsinoma sel basal. Hal
ini berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan patologi anatomi. Pada pasien
ini faktor etiologi yang berpengaruh adalah paparan sinar matahari yang terlalu lama dan
sering dikarenakan pasien seorang tentara yang masih aktif berlatih di bawah sinar matahari
tanpa penutup kepala. Lesi yang terjadi di daerah terbuka, yaitu wajah. Variasi klinik pada
pasien ini adalah lesi dengan bentuk nodular ulseratif (ulcus rodent). Hal ini berdasarkan pada
gambaran klinis yang khas berupa gambaran keganasan dini, seperti : tidak berambut,
berwarna coklat/hitam, tidak berkilat (keruh). Ukuran lebih dari 0,5 cm dengan bagian pinggir
meninggi, dibagian tengah cekung yang berkembang menjadi ulkus (ulcus rodent). Pada
perabaan terasa keras dan berbatas tegas. Dengan trauma ringan mudah terjadi perdarahan.
Pada staging TNM, pasien termasuk dalam staging II. Hal ini dikarenakan lesi tumor
berukuran 3x2x0,5 cm tanpa ada pembesaran kelenjar getah bening dan metastasis.
Pemeriksaan histopatologi menyatakan bahwa lesi yang terjadi didiagnosis sebagai karsinoma
sel basal.
Tindakan operatif yang dilakukan sesuai dengan diagnosis, yaitu eksisi lesi primer
dengan memperhatikan kosmetika karena terjadi di daerah wajah. Dilakukan rekonstruksi
defek luka eksisi dengan teknik flap.
21