17
x KATA PENGANTAR Puji syukur kami penjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah kebanksentralan. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : Bapak Syafri, selaku Dosen mata kuliah Kebanksentralan. Para orang tua yang juga membantu, serta memberikan dukungan dan bimbingan sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang

Bank Syariah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bank Syariah

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang atas

rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah kebanksentralan.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki

penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,

khususnya kepada :

Bapak Syafri, selaku Dosen mata kuliah Kebanksentralan.

Para orang tua yang juga membantu, serta memberikan dukungan dan bimbingan

sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan

pemikiran bagi pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami selaku penulis

sehingga tujuan yang di harapkan dapat tercapai.

Page 2: Bank Syariah

BAB I

PENDAHULUAN

Bank Syariah di indonesia terhitung masih sangat muda, perkembangannya pu di

indonesia masih begitu lambat, sebenarnya pembahasan tentang Bank Syariah sudah pernah di bahas

pada tahun 80’an, namu realistisnya terjadi pada tahun 92 yang dilakukan oleh salah satu bamk

pemerintah , yaitu Bank Muamalat Indonesia, dengan hukum yang jelas. Pada awalnya

perkembangan bank di indonesia masih bersifat konvensional dalam artian, belum memiliki standar

dari bank syarian sendiri, karena bank syariah berbasis bank islam, sedangkan bank konvensional

( Bank Umum ) berdasarkan ideologi barat terutama ideologi Amerika dan Eropa. Pada makalah ini

kami akan membahas tentang bank syariah secara umum dan peran serta hubungan bank sentral

dengan bank syariah. Secara umum ada beberapa karakteristik yang membedakan bang syariah dank

bank konvensional.

1. Bank syariah tidak menggunakan bunga

2. Tidak di gunakan untuk usaha yang haram, seperti bar Minuman Keras

3. Menerima Zakat, Infaq, dan sodaqoh untuk di salurkan kepada masyarakat yang

membutuhkan

Pada point pertama , dalam bank syariah tidak menggunakan bunga, melaikan menggunakan

bagi hasil dimana jika bank mendapatkan keutungan makan akan di bagi hasil keutungan tersebut

dengan para penabung, jika bank rugi maka para penabungpun akan rugi. Bank Syariah juga tidak

serta merta meminjamkan sejumlah uangnya kepada masyarakat secara tunai melainkan dengan cara

prinsip bagi hasil ( mudharabah) , prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli

(murabahah), dan prinsip sewa (ijarah).

Page 3: Bank Syariah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank dan syariah

Dalam kamus bahasa indonesia, penegrtian bank ialah badan yang mengurus uang,

menerima simpanan dan memberi pinjaman dengan memungut bunga, dan Syariah menurut

bahasa (kamus) ialah hukum yang di tetapkan oleh Tuhan, berasal dari kata syariat, berarti

hukum yang tidak bisa diakal-akali oleh manusia sekalipun. Jadi Bank Syariah ialah Bank

yang berfungsi sebagai mana fungsinya, namun dengan aturan dan hukum yang telah di

tetapkan sesuai islam

2.2 Pengembangan Bank Syariah di Indonesia

Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-

banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia

(API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada

masyarakat Indonesia. Secara bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan

konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk

meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional.

Karakteristik sistem perbankan syariah yang  beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil

memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan

bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika,

mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan

menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam

produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih

bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat

dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan berbagai produk

dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan hubungan antara sektor keuangan

dengan sektor riil serta menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin

meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan

keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat

spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada

gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga

jangka menengah-panjang.

Page 4: Bank Syariah

Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan

syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong

pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif,

yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir,

maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional

akan semakin signifikan.

2.3 Keunggulan Bank Syariah

1. Dijamin halal

Bank Syariah dapat mengembalikan masyarakat sesuai fitrah alam dan fitrah usaha.

Sekeras usaha apapun yang dilakukan setiap orang, kadang berhasil dan kadang gagal.

Sedangkan sistem bunga, berpendapat bahwa segala usaha dianggap pasti berhasil. Kalau

gagal resiko ditanggung penuh oleh pengusaha (peminjam).

Dengan sistem bagi hasil, fitrah bisnis yang rusak akan kembali lurus, akibat ungkapan “cari

uang yang haram susah, apalagi yang halal”. Ini merupakan pola berpikir Yahudi yang

berlandaskan ajaran Machiaveli yang menghalalkan segala cara, tanpa aturan dan norma

hukum.

Survei membuktikan, sistem ekonomi kapitalis (yang berbasis bunga) semenjak Nabi Adam

sampai sekarang hanya berhasil menciptakan masyarakat maju sekitar sepertiga penduduk

dunia. Sebagian besar penduduk yang dua pertiga, tetap berada pada garis kemiskinan.

Negara miskin dan berkembang selalu tergantung pada negara maju. Sistem bunga telah

menciptakan eksploitasi negara miskin dan berkembang. Dalam jangka panjang akan

terbukti bahwa bank dengan sistem bunga akan hancur. Bank Syariah akan menjadi pilihan

utama masyarakat. Karena sistem operasinya alamiah, mengutamakan kebersamaan, uang

hanya untuk transaksi, pembagian keuntungan berdasar kesepakatan. Hanya Bank Syariah

yang memiliki nilai kesucian (halal) dari “uang dan harta” sehingga manusia dapat

menikmati kebahagiaan di dunia dan selamat menuju akhirat nanti.

2. Lebih Tahan Banting Ketika Terjadi Gejolak Moneter

Krisis moneter pada Juli 1997 telah menjadikan perekonomian Indonesia nyaris

hancur dan sebagian besar bank konvensional hampir gulung tikar. Terjadinya lonjakan suku

bunga dan apresiasi dollar terhadap rupiah, tidak hanya mencekik para peminjam bermata

uang asing, tetapi juga merepotkan perbankan. Usaha-usaha dalam berbagai sektor lumpuh

Page 5: Bank Syariah

karena fluktuasi harga dan daya beli merosot. Kredit macet semakin tinggi dan investasi

menurun drastis. Akibatnya, bank-bank konvensional mengalami negative spread. Bagi Bank

Syariah, tidak dikenal negative spread karena laba yang dibagikan pada penyimpan sangat

tergantung pada keuntungan yang diperoleh pengusaha yang menggunakan dana bank.

Ketika pengusaha mengalami kegagalan, para penyimpan tidak menuntut pembagian

keuntungan dari bank. Sampai kapanpun dan dalam kondisi apapun, perbankan syariah tetap

bertahan karena menggunakan sistem bagi hasil.

3. Tidak Elastis Terhadap Kebijakan Moneter

Ketika dilakukan kebijakan uang ketat (tight money policy), misalnya suku bunga

SBI dinaikkan maka bank yang berbasis bunga akan bingung, sedangkan Bank Syariah tetap

tenang-tenang saja. Perubahan suku bunga SBI harus direspon dengan menaikkan suku bunga

simpanan lalu menaikkan suku bunga pinjaman. Perubahan suku bunga simpanan dan

pinjaman tidak dapat dilakukan serentak. Pasti ada tenggang waktu antara kenaikan suku

bunga simpanan dengan bunga pinjaman. Implikasinya, masyarakat berbondong-bondong

meningkatkan tabungannya sehingga jumlah uang beredar menurun dan harga barang/jasa

cenderung turun. Pada saat suku bunga dinaikkan, permintaan investasi turun dan akhirnya

kesempatan kerja berkurang, pengangguran bertambah.

2.4 Pendanaan Bank Syariah di Indonesia

2.4.1 Sumber Dana Bank Syariah

1. Modal

Sumber dana awal Bank Syariah adalah bersumber dari pihak kesatu yang diserahkan

para pemilik bank. Setiap akhir tahun, pemilik modal akan memperoleh bagian laba dari hasil

usaha bank.

2. Titipan

Sumber dana berikutnya diperoleh dari pihak ketiga, dengan cara menerima titipan. Titipan

ini setiap saat dapat diambil jika pemiliknya mengendaki. Secara umum ada 2 macam

Wadi’ah yakni Wadi’ah Yad Al Amanah dan Wadi’ah Yad Adh Dhamanah

a. Karakteristik Wadi’ah Yad al-Amanah

1) Harta dan barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan oleh penerima titipan.

2) Penerima titipan berhak meminta biaya pada penitip.

3) Aplikasi perbankan yang sesuai adalah save deposit box.

b. Karakteristik Yad Adh-Dhamanah

1) Harta dan barang yang dititipkan boleh dimanfaatkan oleh penerima titipan.

Page 6: Bank Syariah

2) Meskipun dapat dimanfaatkan, tidak ada keharusan bagi bank untuk memberikan

hasil pemanfaatan pada penitip.

3) Pemberian bonus sepenuhnya merupakan kewenangan bank.

4) Aplikasi yang cocok adalah Giro dan Tabungan

3. Investasi

Investasi Bank Syariah merupakan bentuk kerja sama antara pemilik dana dengan pengelola

dana, dengan prinsip mudharabah. Prinsip ini terbagi menjadi 2 bentuk yakni:

a. Mudharabah Muthlaqah

1) Pemilik dana tidak memberikan batasan-batasan atas dana yang diinvestasikan.

2) Bank diberi wewenang penuh mengelola dana tanpa terikat waktu, tempat, jenis usaha

dan jenis pelayanan.

3) Bank harus membagi resiko dan hasil dengan penabung maupun pengguna dana.

b. Mudharabah Muqayyadah

1) Pemilik dana memberikan batasan atas dana yang diinvestasikan.

2) Bank hanya bisa mengelola dana sesuai batasan pemilik dana, misalnya hanya untuk

kegiatan tertentu, tempat tertentu, waktu tertentu.

3) Aplikasi yang sesuai adalah proyek khusus.

2.4.2 Alokasi Dana Bank Syariah

Peranan pokok Bank Syariah adalah melayani penitipan dana untuk kemudian

dialokasikan ke berbagai bentuk pembiayaan yang produktif dan konsumtif yang halal.

Menurut sifat penggunannya, pembiayaan Bank Syariah terbagi menjadi 2 yakni pembiayaan

produktif dan pembiayaan konsumtif.

1. Pembiayaan produktif, merupakan pembiayaan yang menghasilkan barang antara atau

barang akhir, baik yang dikerjakan oleh sektor pertanian, industri maupun jasa.

2. Pembiayaan konsumtif, merupakan pembiayaan yang bersifat konsumtif (untuk

pembelian barang-barang kebutuhan rumah tangga). Kebutuhan konsumtif dapat berupa

barang (seperti makanan, minuman, pakaian, elektronik, dll) dan jasa ( seperti kesehatan,

pendidikan, hiburan, dll). Bank Syariah dapat menyediakan pembiayaan konsumtif

dengan skema jual beli dengan angsuran dan sewa beli.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi pembiayaan modal kerja

dan pembiayaan investasi.

1. Pembiayaan modal kerja, yakni pembiayaan untuk membeli bahan baku untuk

peningkatan produksi maupun keperluan perdagangan. Pembiayaan modal kerja meliputi

Page 7: Bank Syariah

pembiayaan likuiditas, pembiayaan piutang, pembiayaan persediaan untuk pembelian

bahan baku, barang dalam proses, pembelian barang jadi.

2. Pembiayaan investasi, yakni pembiayaan untuk pembelian barang-barang modal, khusus

ketika mendirikan perusahaan baru, pengembangan perusahaan maupun rehabilitasi.

A. Cara Memperoleh Pembiayaan

1. Etikanya: pinjaman tidak sama dengan kredit

Istilah pinjam meminjam sebenarnya kurang tepat digunakan dalam Bank Syariah.

Karena dalam Islam, pinjam meminjam merupakan akad sosial, bukan akad komersial.

Jika seseorang meminjam maka tidak boleh disyaratkan memberi tambahan atas pokok

pinjaman. Sehingga dalam Bank Syariah, istilah pinjaman tidak disebut kredit tapi

pembiayaan.

2. Syarat Pembiayaan

a. Permohonan tertulis, dilampiri proposal yang berisi gambaran umum usaha, proyeksi

dan prospek usaha, rencana kebutuhan dan penggunaan dana.

b. Legalitas usaha, seperti identitas diri, akta pendirian usaha, SIUP.

c. Laporan keuangan, seperti neraca dan laporan rugi laba, data produksi dan penjualan,

rekening di beberapa bank.

2.5 Kebijakan Bank syariah di Indonesia

Untuk memberikan pedoman bagi stakeholders perbankan syariah dan meletakkan

posisi serta cara pandang Bank Indonesia dalam mengembangkan perbankan syariah di

Indonesia, selanjutnya Bank Indonesia pada tahun 2002 telah menerbitkan “Cetak Biru

Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia”. Dalam penyusunannya, berbagai aspek

telah dipertimbangkan secara komprehensif, antara lain kondisi aktual industri perbankan

syariah nasional beserta perangkat-perangkat terkait, trend perkembangan industri perbankan

syariah di dunia internasional dan perkembangan sistem keuangan syariah nasional yang

mulai mewujud, serta tak terlepas dari kerangka sistem keuangan yang bersifat lebih makro

seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia

(ASKI) maupun international best practices yang dirumuskan lembaga-lembaga keuangan

syariah internasional, seperti IFSB (Islamic Financial Services Board), AAOIFI dan IIFM.

Pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk memberikan kemaslahatan

terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal bagi perekonomian nasional. Oleh

karena itu, maka arah pengembangan perbankan syariah nasional selalu mengacu kepada

rencana-rencana strategis lainnya, seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Arsitektur

Sistem Keuangan Indonesia (ASKI), serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Page 8: Bank Syariah

(RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Dengan demikian

upaya pengembangan perbankan syariah merupakan bagian dan kegiatan yang mendukung

pencapaian rencana strategis dalam skala yang lebih besar pada tingkat nasional.

“Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia” memuat visi, misi dan

sasaran pengembangan perbankan syariah serta sekumpulan inisiatif strategis dengan prioritas

yang jelas untuk menjawab tantangan utama dan mencapai sasaran dalam kurun waktu 10

tahun ke depan, yaitu  pencapaian pangsa pasar perbankan syariah yang signifikan melalui

pendalaman peran perbankan syariah dalam aktivitas keuangan nasional, regional dan

internasional, dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi dgn sektor keuangan syariah

lainnya.

Dalam jangka pendek, perbankan syariah nasional lebih diarahkan pada pelayanan

pasar domestik yang potensinya masih sangat besar. Dengan kata lain, perbankan Syariah

nasional harus sanggup untuk menjadi pemain domestik akan tetapi memiliki kualitas layanan

dan kinerja yang bertaraf internasional.

Pada akhirnya, sistem perbankan syariah yang ingin diwujudkan oleh Bank Indonesia

adalah perbankan syariah yang modern, yang bersifat universal, terbuka bagi seluruh

masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sebuah sistem perbankan yang menghadirkan bentuk-

bentuk aplikatif dari konsep ekonomi syariah yang dirumuskan secara bijaksana, dalam

konteks kekinian permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia, dan dengan

tetap memperhatikan kondisi sosio-kultural di dalam mana bangsa ini menuliskan perjalanan

sejarahnya. Hanya dengan cara demikian, maka upaya pengembangan sistem perbankan

syariah akan senantiasa dilihat dan diterima oleh segenap masyarakat Indonesia sebagai

bagian dari solusi atas berbagai permasalahan negeri.

2.6 Strategi Pasar Bank Syariah

Sebagai langkah konkrit upaya pengembangan perbankan syariah di Indonesia, maka

Bank Indonesia telah merumuskan sebuah Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan

Syariah, sebagai strategi komprehensif pengembangan pasar yg meliputi aspek-aspek

strategis, yaitu: Penetapan visi 2010 sebagai industri perbankan syariah terkemuka di

ASEAN, pembentukan citra baru perbankan syariah nasional yang bersifat inklusif dan

universal, pemetaan pasar secara lebih akurat, pengembangan produk yang lebih beragam,

peningkatan layanan, serta strategi komunikasi baru yang memposisikan perbankan syariah

lebih dari sekedar bank.

Page 9: Bank Syariah

Selanjutnya berbagai program konkrit telah dan akan dilakukan sebagai tahap

implementasi dari grand strategy pengembangan pasar keuangan perbankan syariah, antara

lain adalah sebagai berikut:

Pertama, menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah pada fase I tahun

2008 membangun pemahaman perbankan syariah sebagai Beyond Banking, dengan

pencapaian target asset sebesar Rp.50 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 40%, fase II

tahun 2009 menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah paling

atraktif di ASEAN, dengan pencapaian target asset sebesar Rp.87 triliun dan pertumbuhan

industri sebesar 75%. Fase III  tahun 2010 menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai

perbankan syariah terkemuka di ASEAN, dengan pencapaian target asset sebesar Rp.124

triliun dan pertumbuhan industri sebesar 81%.

Kedua, program pencitraan baru perbankan syariah yang meliputi aspek positioning,

differentiation, dan branding. Positioning baru bank syariah sebagai perbankan yang saling

menguntungkan kedua belah pihak, aspek diferensiasi dengan keunggulan kompetitif dengan

produk dan skema yang beragam, transparans, kompeten dalam keuangan dan beretika,

teknologi informasi yang selalu up-date dan user friendly, serta adanya ahli investasi

keuangan syariah yang memadai. Sedangkan pada aspek branding adalah “bank syariah lebih

dari sekedar bank atau beyond banking”.

Ketiga, program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar perbankan

syariah yang secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank syariah sebagai layanan

universal atau bank bagi semua lapisan masyarakat dan semua segmen sesuai dengan strategi

masing-masing bank syariah.

Keempat, program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi produk

yang beragam yang didukung oleh keunikan value yang ditawarkan (saling menguntungkan)

dan  dukungan jaringan kantor yang luas dan penggunaan standar nama produk yang mudah

dipahami.

Kelima, program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM yang

kompeten dan penyediaan teknologi informasi yang mampu memenuhi kebutuhan dan

kepuasan nasabah serta mampu mengkomunikasikan produk dan jasa bank syariah kepada

nasabah secara benar dan jelas, dengan tetap memenuhi prinsip syariah; dan

Keenam, program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan efisien

melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak langsung.

Page 10: Bank Syariah

BAB III

PENUTUP

Merujuk pada pemnbahasan, maka dapat ditarik kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

Bank Syariah ialah Bank yang berfungsi sebagai mana fungsinya, namun dengan aturan dan hukum

yang telah di tetapkan sesuai islam

Secara umum ada beberapa karakteristik yang membedakan bank syariah dan bank konvensional:

1. Bank Syariah tidak menggunakan bunga.2. Tidak digunakan untuk usaha yang haram.3. Menerima zakat, infaq dan sodaqoh untuk disalurkan kepada masyarakat yang

membutuhkan.

Bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil yang memberikan keuntungan bagi masyarakat dan

bank syariah, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika,

mengedepankan nilai – nilai kebersamaan, dan menghindari kegiatan berspekulatif dalam bertransaksi

keuangan. Selain itu Semakin meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan

mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang

bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan , yang pada

gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka

menengah-panjang. Terlebih dengan Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun

2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri

perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong

pertumbuhannya secara lebih cepat.

Adapun strategi pasar yang dilakukan oleh bank syariah itu sendiri, antara lain :

1. Menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah, dan membangun pemahaman

syariah

2. Membentuk program pencitraan baru perbankan syariah yang meliputi aspek positioning,

differentiation, dan branding.

3. program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar perbankan syariah yang

secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank syariah sebagai layanan universal.

4. program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi produk yang beragam.

5. Meningkatkan kualitas pelayanan yang didukung oleh SDM yang kompeten untuk memenuhi

kebutuhan nasabah.

Page 11: Bank Syariah

KEBANKSENTRALAN

KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM

Page 12: Bank Syariah

ANGGOTA :NUGROHO BUDI PRASETYO (023101041)MEGA AYU HENDARWATI (023101043)AZHAR IDZATUL FIRDAUS (023101058)

RIAN EKA PUJI RAMADHAN (023101064)BERNANDO BARUSELA (023101077)