22
A. Nama Tumbuhan 1.Nama Ilmiah : Zingiber purpureum Roxb 2.Sinonim : Zingiber cassumunar ,Roxb 3.Nama lokal : Bengle 4.Familia : Zingiberaceae 5.Ordo : Zingiberales B. Ciri Umum 1. Habitus : Herba 2. Batang :Tegak,tinggi1- 1,5meter,berbatang semu,semusim,berwarna hijau 3. Percabangan : Monopodial C. Daun 1. Jenis daun : Tunggal 2. Filotaksis : (folia sparsa) 3. Bentuk dan ukuran :Lanceolatus,tipis,panjang 23-25 cm,lebar 20-40 cm 4. Margo Folii : integer (rata) 5. Basis Folii : Obtusus (tumpul) 6. Apex Folii : Acutus (runcing) 7. Permukaan daun :Tidak rata,berkerut c. Warna : atas: Hijau bawah : Hijau d. Tekstur : atas: Licin bawah : Licin 8. Nervatio : Penninervis 9. Stipule : - D. Bunga 1. Bentuk Bunga :Majemuk,bentuktandan,letak di ujungbatang panjang 6-10 cm,lebar 4-5 cm 2. Jumlah & warna sepal : 3 3. Jumlah & warna petal : 3 4. Jumlah Stamen : 1,fertl 5. Kedudukan ovarium : inferior 6. Infloresensi : spika yang kompak 7. Braktea/Brakteola : ada 8. Rumus Bunga : Ca 3,Co 3,A 2,G (3) E. Buah 1. Tipe buah : kapsula (seperti buah baka) 2. Bentuk & Ukuran : kotak,bulat panjang 3. Warna : hijau F. Lain-lain 1. Getah & Warna getah : - : : : -

Bangle

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bangle

Citation preview

Page 1: Bangle

A.     Nama Tumbuhan1.Nama Ilmiah                                     : Zingiber purpureum Roxb2.Sinonim                                            : Zingiber cassumunar,Roxb3.Nama lokal                                       : Bengle4.Familia                                             : Zingiberaceae5.Ordo                                                : Zingiberales B.     Ciri Umum1.    Habitus                                          : Herba2.    Batang                                           :Tegak,tinggi1-1,5meter,berbatang   semu,semusim,berwarna hijau3.    Percabangan                                  : Monopodial C.     Daun1.    Jenis daun                                      : Tunggal2.    Filotaksis                                       :   (folia sparsa)3.    Bentuk dan ukuran                         :Lanceolatus,tipis,panjang 23-25 cm,lebar 20-40 cm4.    Margo Folii                                    :  integer (rata)5.    Basis Folii                                      :  Obtusus (tumpul)6.    Apex Folii                                      :  Acutus (runcing)7.    Permukaan daun                            :Tidak rata,berkerut c.       Warna               :                           atas: Hijau                       bawah :  Hijau d.       Tekstur              :                           atas: Licin                        bawah :  Licin8.       Nervatio                                        :  Penninervis9.       Stipule                                           :  - D.    Bunga1.       Bentuk Bunga                                :Majemuk,bentuktandan,letak di ujungbatang panjang6-10 cm,lebar 4-5 cm2.       Jumlah & warna sepal  : 33.       Jumlah & warna petal  : 34.       Jumlah Stamen                               : 1,fertl5.       Kedudukan ovarium                      : inferior6.       Infloresensi                                    :  spika yang kompak7.       Braktea/Brakteola                         :  ada8.       Rumus Bunga                                :  Ca 3,Co 3,A 2,G (3) E.     Buah1.       Tipe buah                                      :  kapsula (seperti buah baka)2.       Bentuk & Ukuran                          : kotak,bulat panjang3.       Warna                                           : hijau   F. Lain-lain1.    Getah & Warna getah                 : -                                                                                                                   :  :                                                                                                                                                                          :  -2.    Bau (aromatik dll)                      : Aromatik                                                                                                       : aromatik3.    Sulur                                          : -                                                                                                              :  -4.      Duri                               :  -5.      Umbi                              :  -6.      Rhizoma                                 :  ada   Pembahasan :             Zingiber purpureum Roxb. atau Zingiber cassumunar,Roxb atau yang dikenal dengan nama Bengle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Rimpangnya memiliki kandungan kimia minyak atsiri (cinneol,pinen), damar, pati, tanin, saponoid dan flavonoid. Umumnya digunakan untuk obat demam, obat perut nyeri, obat sembelit, obat masuk angin, obat cacing, obat encok, ekspektoran.  Nama Tumbuhan Zingiber purpureum Roxb1.Frekuensi Pemakaian (jarang, sering, atau sering sekali)  :         Jarang2.Pemakaian secara tradisional dan cara pemakaian : Dipakai 15 gram rimpang segar Zingiber purpureum, dicuci, diparut, diperas, ditambah    gelas air panas dan 2 sendok makan madu,diaduk,diminum dua kali sehari sama banyak pagi dan sore.  3.Kultivasi dan pemanenan : Pemanenan setelah tanaman berumur satu tahun dan perbanyakan dengan stek rimpang  

Page 2: Bangle

4.Kandungan senyawa kimia  : Rimpang : minyak atsiri (sineol,pinen),damar,pati,tanin,saponin dan flavonoid  5.Efek farmakologi : Obat demam (antipiretik),obat perut nyeri,obat sembelit,obat masuk angin,obat cacing (vermifuge),obat encok,expectorant. 

http://ff.unair.ac.id/sito/index.php?search=Zingiber+purpureum&p=1&mode=search&more=true&id=260

BAB IPENDAHULUAN

            Latar belakang percobaan ini adalah : Seperti yang kita ketahui bersama dari

zaman dahulu kala kita sudah mengenal obat. Para nenek moyang kita

menggunakan bahan-bahan alam atau tanaman liar untuk bahan baku obat yang

dikenal dengan nama  obat tradisional. Sampai saat ini ilmu obat-obatan telah

berkembang pesat tetapi kita tidak boleh melupakan obat-obatan tradisional yang

alami.

            Salah satu ilmu pengetahuan  yang mempelajari tentang obat-obatan asli

adalah farmakognosi. Farmakognosi bersal dari bahasa yunani , dimana Pharmakon

yang berarti obat dan Gnosis yang berarti pengetahuan . jadi, Farmakognosi adalah

Pengetahuan tentang obat-obatan alami. Farmakognosi juga merupakan cara

pengenalan ciri-ciri atau karakteristik obat yang berasal dari bahan alam.

Farmakognosi juga mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang

meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme dan mineral. Keberadaan farmakognosi

dimulai sejak pertama kali mulai mengelola penyakit, seperti menjaga kesehatan,

penyembuhan penyakit , pengobatan dan lain sebagainya. Adapun jenis obat alami

yang saya percobakanadalah rimpang bengle (Zingiberis purperei rhizoma). Dan

yang akan dilihat adalah penampang melintang rimpang bengle (Zingiberis pueperei

rhizome).

            Maksud dilakukannya percobaan ini adalah agar mahasiswa tau tentang cara

pengerjaan sampel untuk dapat melihat penampang melintang dan membujurnya di

bawah mikroskop. Agar mahasiswa juga tau bagaimana cara memperlakukan

simplisia.

            Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui bentuk dari

penampang melintang dan membujur dari sampel. Untuk mngetahui sel-sel

penyusun dan zat-zat yang terkandung dari rimpang bengle tersebut. Untuk

mengetahui nama simplisia dan nama asal dari masing-masing sampel. Untuk

mengetahui bagemana cara memperlakukan sampel dari simplisia sampai

mengalami perubahan bentuk.

Page 3: Bangle

            Prinsip dari percobaan ini adalah yang pertama penentuan waktu dan cara

pengambilan sampel. Yang kedua penentuan perlakuan terhadap sampel mulai dari

pengumpulan, pemisahan, pemilihan sampel, pencucian, pengubahan bentuk,

pengeringan, pengepakan. Yang ketiga Penyimpanan. Yang keempat Perendaman

sampel dengan alcohol 70% dalam waktu tertentu. Dan yang kelima Pengamatan

sampel di bawah mikroskop

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A.Teori ringkas

Rimpang bengle (Zingiberis purpurei rhizoma) merupakan salah satu jenis

rimpangyang sering digunakan sebagai campuran obat tradisional. Rimpang bengle

(Zingiberis purpurei rhizoma) tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai

Indonesia. Dijawa dibudidayakan atau ditanam dipekarangan pada tempat-tempat

yamg cukup mendapatkan sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300

diatas permukaan laut.

Rimpang bengle (Zingiberis purpurei rhizoma) merupakan herba semusim,

tumbuh tegak, tingginya 1- 1,5 m. Bengle mempunyai rimpang yang menjalar dan

berdaging, bentuknya hamper bundar sampai jorong ato tidak beraturan. Adapun

bagian tanaman yang digunaka sebagai bahan obat adalah rimpang dan daunnya.

Tanaman ini memiliki beberapa khasiat diantaranya adalah sebagai obat lemah

jantung, dsakit kepala, reumatik, pencahar, penurun panas, penyembuh sakit perut,

batuk berdahak, sakit kuning, cacingan, ramuan jamu wanita setelah melahirkan,

mengatasi kegemukan (Wijayakusuma et al. 1997), sebagai antioksidan,

antiinflamatory (Masuda et al. 1994), dan sebagai insektisida (Nugroho et al. 1996;

Ariani 2003). Selain itu tanaman ini juga berfungsi sebagai analgesic (Ozaki 1994).

B.Uraian simplisia

Nama simplisia dari rimpang bengle adalah Zingiberis purpurei rhizoma.

Nama tanaman asalnya adalah : Zingiber purpureum Roxb. Sedangkan nama

daerahnya adalah Bangle; Bengle; dan Banglai. Tanaman ini berbatang semu yang

tingginya mencapai 1,5 meter dan tumbuh tegak. Bengle mempunyai rimpang yang

menjalar dan berdaging. Tanaman ini dapat tumbuh baik dengan ketinggian 1.300

meter diatas permukaan laut dan banyak yang membudidayakan tanaman ini

dengan menanamnya dihalam rumah.

Page 4: Bangle

Rimpang bengle (Zingiber purpurei rhizoma) memiliki bau yg khas aromatic

dan rasa yang agak pahit, pedas dan berwarna kuning. Kepingannya pipih, ringan,

bentuk hamper bundar sampai jorong atau berbentuk tidak beraturan. Tabal 2 mm

sampai 5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut

daun, berwarna coklat muda kekuningan sampai coklat kelabu; bidang irisan

berwarna lebih muda dari pada permukaan luar, agak melengkung tidak beraturan.

Korteks sempit, tebal. Patahan berdebu, rata, warna kuning muda sampai kuning

muda kecoklatan.

C. Kandungan kimia dan Kegunaan

Adapun senyawa kima yang terkandung didalam rimpang bengle (Zingiberis

purpurei rhizoma) antara lain : alkaloid, flavonoid, minyak atsiri, saponin, pati, tannin,

steroid/triterpenoid, lemak, dan gula (Wijayakusuma et al. 1997) serta serta sineol

dan pinen (Winarti et al. 1994).

Pada tanaman bengle yang berfungsi sebagai obat adalah rimpang dan

daunnya. Kegunaan dari rimpang bengle adalah: sebagai obat sakit kepala, sebagai

obat lemah jantung, sakit kuning, demam, batuk berdahak, perut nyeri atao masuk

angin, sembelit, cacingan, rheumatic, sebagai obat pelangsing, serta sebagai

campuran jamu untuk mengecilkan perut setelah melahirkan. Sedangkan daunnya

berkhasiat sebagai obat penambah nafsu makan dan perut terasa penuh.

D. Cara penggunaan secara tradisonal

Cara penggunaan atau cara pengelolaannya secara tradisional adalah:

1.    Demam, masuk angin

Ambil rimpang segar 15 gram dicuci lalu diparut, tambahkan ½ cangkir air panas dan

2 sendok makan madu. Aduk merata lalu peras dan minum 2 kali sehari.

2.    Perut mulas

Rimpang bengle, rimpang jahe, kencur dan lempuyang wangi masing-masing ½ jari

tangan dicuci dan diiris. Rebus dengan 1 gelas air bersih sampai sisa ½ gelas,

saring dan minum airnya.

3.    Sakit kepala dan demam

Ambil rimpang secukupnya, diparut tambah sedikit air sampai menjadi adonan

seperti bubur dipakai sebagai pilis didahi.

4.    Sakit kuning

Rimpang bengle ½ jari dicuci lalu diparut. Lalu tambahkan air masak dan madu

masing-masing 1 sendok, peras, saring dan minum airnya 2 kali sehari

Page 5: Bangle

5.    Nyeri sendi

Rimpang segar secukupnya dicuci, diparut lalu dicampur dengan arak seperti bubur

encer, borehkan kebagian yang sakit.

6.    Mengecilkan perut setelah melahirkan

Ambil rimpang secukupnya, cuci lalu parut dan diborehkan kebagian perut.

7.    Cacingan

Rimpang bengle sepanjang 3 jari, temu hitam 2 jari, 5 biji ketumbar dan 5 lembar

daun sirih, dicuci, diiris lalu ditumbuk. Tambahkan ½ gelas air masak, diperas, saring

lalu diminum.

8.      Mengurangi lemak tubuh.

  Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci lalu direbus dengan

1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi 2, minum

tiap pagi dan sore hari.

  Setengah jari rimpang bangle, 1/2 jari rimpang temu giring, 3/4 jari rimpang

lempuyang wangi, 1/4 genggam daun jati belanda, 3 jari gula enau, dicuci dan

dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa

setengahnya. Setelah dingin disaring, dibagi 3, minum tiap pagi, siang, dan malam.

  Rimpang bangle dan rimpang temu hitam masing-masing 1/2 jari tangan, dicuci lalu

diparut. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk nipis dan 2 sendok makan madu,

aduk merata sambil diremas-remas. Peras dan saring, minum. Lakukan 2-3 kali

sehari.

E. Morfologi dan Klasifikasi

Morfologi tanaman bengle adalah : Herba ini tingginya 1-1,5 meter,

membentuk rumpun yang padat. Helaian daun berbentuk lonjong, tipis, ujung

runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, pertulangan menyirip, panjang

23-35 cm, lebar 20-40 mm. Rimpang bangle menjalar dan berdaging, bentuknya

hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebalnya 2-5 mm. Permukaan

luar tidak rata, berkerut, kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda

kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kecoklatan. Rasanya pedas

dan pahit. Herba semusim ini, tumbuh tegak,

Klasifikasi rimpang bengle (Zingiber purpureum rhizoma) adalah:

Kingdom  : Plantarum

Ordo           : Zingiberales

Family       : Zingiberaceae

Page 6: Bangle

Genus       : Zingiber

Spesies     : Zingiber purpureum Roxb.

Tanaman bengle dikenal diberbagai tempat dengan nama yang bervariasi :

mungle (Aceh), bungle (Tapanuli), kunik bolai (Tanah Minang), Panglai (Pasundan),

pandhiyang (Madura), bale (Makassar), panini (Bugis), unin  makei (Ambon).

F. Uraian bahan

1.    Aquadest (FI Ed III hal 96)

Nama Resmi             : AQUA DESTILATA

Nama lain                  : Air suling, Air murni

Rumus Kimia                        : H₂O

BM                               : 18,02

Pemerian                   : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak

                                   mempunyai rasa.

Kelarutan                   : Mudah larut

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan                  : Sebagai zat pelarut

2.    Amonia ( FI Edisi III hal. 86)

Nama Resmi             : AMMONIA

Nama lain                  : Amonia

Rumus Kimia                        : NH₄OH

BM                               : 35,05

Pemerian                   : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas menusuk

                                   kuat.

Kelarutan                   : Mudah larut dalam air

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk

Kegunaan                  : Zat tambahan

3.    Amonia encer (FI Edisi III hal. 86)

Nama Resmi             : AMMONIA LIQUIDA

Nama lain                  : Amonia encer

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk

Kegunaan                  : Zat tambahan

Page 7: Bangle

4.    Asam klorida ( FI Edisi III hal. 53)

Nama Resmi             : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain                  : Asam klorida

Rumus kimia             : HCl

Pemerian                   : Cairan tidak berwarna, tidak berasap, bau

                                   merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian

                                   air berasap dan bau hilang.

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan                  : Zat tambahan

5.    Asam sulfat ( FI Edisi III hal. 58)

Nama Resmi             : ACIDUM SULFARICUM

Nama lain                  : Asam sulfat

Rumus kimia             : H₂SO₄

BM                               : 98,07

Pemerian                   : Cairan kental seperti minyak, korosif tidak

                                   berwarna, jika di tambahkan ke dalam air         

                                   menimbulkan rasa panas.

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan                  : Zat tambahan

6.    Ferri klorida ( FI Edisi III hal. 695)

Nama Resmi             : FEROOSI HYDROCHLORIDUM

Nama lain                  : Besi ( III ) klorida

Rumus kimia             : FeCl₃

Pemerian                   : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan,

                                   bebas warna jingga dari garam hidrat yang

                                   telah terpengaruh oleh kelembaban.

Kelarutan                   : Larut dalam air, larut beropalesensi berwarna

                                   Jingga.

7.    Etanol ( FI Edisi III hal. 65)

Nama Resmi             : Aetanolum

Nama lain                  : etanol, alcohol, etil alcohol

Rumus kimia             : C₂H₆O

BM                               : 46,07

Page 8: Bangle

Pemerian                   : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap

                                   dan mudah bergerak, bau khas rasa panas,

                                   mudah terbakar dengan memberikan nyalabiru  

                                   yang tidak berasap.

Kelarutan                   : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P

                                   dan dalam eter P.

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

                                   cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan                  : Zat tambahan

8.    Natrium hidroksida ( FI Edisi III hal. 412)

Nama Resmi             : NATRII HYDROXIDUM

Nama lain                  : Natrium hidroksida, Hydrat natricus, Natron

                                   caoticum, soda api, caustic soda, bijtende

                                   natron.

Rumus kimia             : NaOH

BM                               : 40,00

Pemerian                   : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau

                                   keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan

                                   susunan hablur, putih, mudah meleleh basah,

                                   sangat alkalis dan korosif, segera menyerap 

                                   karbondioksida.

Kelarutan                   : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol 

                                   (95%).

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik.

9.    Vanilin ( FI Edisi IV hal. 822)

Nama Resmi             : VANILLINUM

Nama lain                  : Vanilin

Rumus kimia             : C₈H₈O₃

BM                               : 152,15

Pemerian                   : Hablur halus berbentuk jarum putih hingga agak

                                   kuning, rasa dan bau khas, dipengaruhi oleh

                                   cahaya. Larutan bereaksi asam terhadap

                                   lakmus.

Kelarutan                   : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam etanol,

                                   dalam kloroform, dalam eter, dan dalam alkali

Page 9: Bangle

                                   hidroksida tertentu, larut dalam gliserin dan

                                   dalam air panas.

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus

                                   Cahaya.

10. Yodium ( FI Edisi III hal.316 – 317)

Nama Resmi             : IODIUM

Nama lain                  : Iodum

Rumus kimia             : I₂

BM                               : 126,91

Pemerian                   : Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti logam

                                   hitam kelabu, bau khas.

Kelarutan                   : Larut dalam lebih kurang 500 bagian air dalam

                                   13 bagian etanol ( 95%), dan dalam lebih kurang

                                   4 bagian karbon disulfida P.

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan                  : Antiseptikum ekstern, anti jamur.

11. Metil biru ( FI Edisi III hal. 381-382)

Nama Resmi             : METHYLTHIONINI CHLORIDUM

Nama lain                  : Metiltionina klorida, biru metilen

Rumus kimia             : C₁₆H₁₈CIN₃S . 3H₂O

BM                               : 373, 90

Pemerian                   : Serbuk hablur mengkilat seperti logam atau

                                   suram kehijauan tua atau serbuk warna coklat,

                                   hampir tidak berbau, higroskopik.

Kelarutan                   : Larut di dalam 40 bagian air, dalam110 bagian

                                   etanol ( 95%) P dan dalam 450 bagian

                                   kloroform P.

Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan                  : Antimethemoglobinemi

12. Molish LP ( MMI Jilid V Hal. 519)

Komposisi                  : Larutan alfa naftol P 3% b/v dalam asam nitrat

                                   0,5 N

Page 10: Bangle

BAB IIIMETODE KERJA

A.   Alat dan bahan yang digunakan

A.   Alat yang digunakan

-       Pisau silet

-       Tissue

-       Koran

-       Gabus

-       Objek gelas

-       Dek gelas

-       Pinset

-       Pot 100 gram

-       Toples

-       Tempat selei

-       Gegep

-       Pipet tetes

-       Lampu spiritus

-       Korek api

-       Sendok tanduk

-       Gelas kimia

B.   Bahan yang digunakan

-       Alkohol 70%

-       Daun bengle (Pluchia indica)

-       Serbuk dan heksel simplisia Rimpang bengle (Pluchia indica)

-       Aquadest

Page 11: Bangle

B. Cara kerja

    1. Pengambilan dan pengolahan simplisia

Pengambilan simplisia haruslah sesuai dengan aturan. Pengambilan daun

bengle yaitu sekitar pukul 07.00 sampai 10.00 sebelum mengalami proses

fotosintesis.

Pengolahan simplisia segar adalah diambil daun tanaman bengle (Pluchia

indica) sebanyak 5 helai. Kemudian direndam dengan alcohol 70%  selama 2-3

minggu. Ini dilakukan untuk melarutkan atau menghilangkan zat-zat kimia yang

terkandung didalamnya agar pada saat dilihat dibawah mikroskop, fragmennya

dapat dilihat dengan jelas.

Pengolahan simplisia keringnya yaitu diambil daun yang bagus dan tidak

berulat. Kemudian rimpang tersebut dicuci dengan bersih agar tanah dan batu-

batunya hilang. Setelah itu daun di iris tipis-tipis lalu dikeringkan pada suhu kamar.

Setelah kering daun tersebut disimpan diwadah dan sisanya lagi ditumbuk sampai

halus dan diayak lalu dimasukkan kedalam pot berukuran 100 gram.

    2. Pengamatan melintang

Untuk melihat penampang melintang pada daun beluntas digunakan

simplisia segar yaitu daun yang telah direndam oleh alcohol 70% selama 2-3

minggu. Caranya yaitu untuk melihat panampang melintangnya diambil satu helai

daun beluntas kemudian masukkan kedalam gabus kemudian iris tipis dengan

menggunakan pisau silet. Setelah itu letakkan diatas objek gelas lalu tetesi dengan

aquadest kemudian tutup dengan dek gelas dan amati dibawah mikroskop.

    3. Pembuatan hebarium

Untuk membuat herbariumnya diambil daun, batang, akar, bunga, biji untuk

mewakili masing-masing bagian simplisia. Pilih daun dari yang berukuran kecil

sampe yang berukuran besar. Kemudian temple semua bagian simplisia tersebut

pada koran,agar tidak merusak simplisia tutup bagian atasnya dengan kertas

kemudian isolasi. Lalu taruh di bawah kasur yang terbuat dari kapuk randu tapi

sebelum menaruh herbariumnya lapisi terlebih dahulu kasur dengan tripleks ini di

maksudkan agar bagian bawah kasur tidak lembab dan tidak merusak herbarium.

Taruh herbariumnya dibawah kasur yang terbuat dari kapuk randu tersebut sampe

kering. Kurang lebih 2-3 minggu.

    4. Pengamatan fragmen

Cara mengamati fragmen dengan mikroskop yaitu ambil sampel serbuk

dengan menggunakan sendok tanduk. Kemudian letakkan diatas objek gelas, tekan-

Page 12: Bangle

tekan lalu masukkan kembali sampai tersisa sedikit pada objek gelas. Setelah itu

tetesi dengan aquadest lalu tutup dengan dek gelas. Lakukan fiksasi agar

kandungan airnya berkurang. Setelah itu amatilah fragmennya di bawah mikroskop.

    5. Identifikasi kimia

            Cara kerja identifikasi kimia adalah terlebih dahulu siapkan alat dan

bahan yang akan digunakan. Siapkan sampel serbuk masing-masing simplisia

dalam percobaan saya, sampel yang digunakan adalah daun beluntas (Pluchia

indica).Siapkan 12 buah tabung reaksi beserta rak tabung, kemudian beri

keterangan masing-masing tabung reaksi komponen kimia apa yang akan diamati.

            Masukkan sampel serbuk kedalam masing-masing tabung reaksi dengan

menggunakan sendok tanduk secukupnya. Kemudian tetesi pereaksi spesifik tiap

tabung tersebut sesuai dengan komponen kimia yang ingin diamati. Penjelasan yang

lebih lengkap adalah :

1.    Untuk menguji kandungan pati, tetesi sampel serbuk dengan yodium dan diamkan

sebentar. Amati perubahan warnanya, jika berubah menjadi biru maka sampel

tersebut mengandung pati.

2.    Untuk menguji kandungan saponin, tetesi sampel serbuk dengan air panas. Kocok

sebentar dan amati, jika sampel tersenut berbusa maka terdapat kandungan saponin

di dalamnya.

3.    Untuk menguji kandungan aleuron, tetesi sampel serbuk tersebut dengan yodium 0,1

M. Kemudian diamkan sejenak, lalu amati perubahan warna yang terjadi pada smpel

tersebut. Jika berubah warna menjadi kuning coklat maka, samperl tersebut

mengandung aleuron.

4.    Untuk  menguji kandungan lender, tetesi sampel serbuk tersebut dengan etanol

pekat + MB (Methylen blue). Diamkan sejenak, kemudian amati perubahan

warnanya. Jika sampel tersebut berubah warna maenjadi biru maka sampel tersebut

mengandung lendir.

5.    Untuk menguji kandungan katekol, tetesi sampel serbuk tersebut dengan FeCl3 1%

+ Vanilin 10% + HCl P H2SO4. Diamkan sejenak kemudian amati perubahan

warnanya. Jika sampel tersebut  berubah warna menjadi biru hitam, merah intensif

atau merah ungu maka sampel tersebut positif memilki katekol.

6.    Untuk menguji kandungan glikosida, tetesi sampel serbuk dengan pelarut spesifik

FeCl3 1% + HCl P. Diamkan sejenak kemudian amati perubahan warnanya. Jka

sampel tersebut mengalami perubahan warna menjadi coklat keunguan maka,

sampel tersebut positif mengandung glikosida.

Page 13: Bangle

7.    Untuk menguji kandungan fenol , tetesi sampel serbuk dengan pelarut spesifik FeCl3

1%.  Diamkan sejenak kemudian amati perubahan warnanya. Jika sampel tersebut

berubah warna menjadi biru ungu maka sampel tersebut positif mengandung fenol.

8.    Untuk menguji kandungan tanin, ambil 3 buah tabung reaksi, kemudian beri sampel

serbuk masing-masing tabung reaksi beri keterangan. Pada tabung pertama tetesi

dengan pelarut FeCl3 1% jika terjadi perubahan warna menjadi biru ungu maka

sempel positif mengandung tanin. Pada tabung kedua , tetesi tabung reaksi dengan

pelarut NaOH 0,1N,jika sampel tersebut mengalami perubahan warna menjadi

merah coklat maka sampel positif mengandung tanin. Pada tabung ketiga, tetesi

sampel serbuk dengan pelarut H2SO4 P jka terjadi prubahan warna menjadi merah

ungu maka sampel tersebut positif mengandung tanin.

9.    Untuk menguji kandungan alkaloid, tetesi sampel serbuk tersebut dengan pelarut

spesifik HCl 0,5 N. Kemudian amati endapan warnanya, jika sampel tersebut

memiliki warna endapan coklat, maka sampel positif mengandung alkaloid.

10. Untuk menguji kandungan karbohidrat,, tetesi sampel serbuk dengan pelarut spesifik

Molish. Diamkan sejenak, kemudian amati sampel tersebut. Jika terdapat cincin

berwarna ungu pada tabung reaksi maka sampel tersebut positif mengandung

karbohirat.

BAB IVHASIL PENGAMATAN

A.   Tabel pengamatan Identifikasi KimiaNO KOMPONEN

KIMIAPEREAKSISPESIFIK

WARNA YANG

DIHASILKAN(LITERATUR

)

KET.(-)(+)

WARNA

Page 14: Bangle

1 PATI YODIUM BIRU ( - ) BIRU HITAM2 SAPONIN AIR PANAS BERBUSA ( - ) KUNING

3 ALEURONYODIUM 0,1

MKUNING COKLAT

( - ) BIRU HITAM

4 LENDIRETANOL P +

MBBIRU ( - ) HIJAU TUA

5 KATEKOL

FeClᴈ 1%VANILIN 10%

+ HCl P H₂SO₄

BIRU HITAMMERAH

INTENSIFMERAH UNGU

( - ) COKLAT

6 GLIKOSIDA FeCl₃ 1% + HCl P

COKLAT KEUNGUAN

( + )COKLAT

KEUNGUAN

7 FENOL FeCl₃ 1% BIRU UNGU ( - )COKLAT

KEUNGUAN

8 TANIN

FeCl₃ 1%

NaOH 0,1 N

H SO₄ P

BIRU UNGU

MERAHCOKLATMERAH UNGU

( - )

( + )

( - )

COKLAT UNGU

MERAH COKLATKUNING

9 ALKALOID HCL 0,5 NENDAPAN COKLAT

( - )ENDAPAN KUNING

10 KARBOHIDRAT MOLISHCINCIN WARNA UNGU

( + )CINCIN WARNA UNGU

B.   Gambar penampang melintang daun beluntas (Pluchia indica)

Gambar Keterangan

1.    Epidermis atas

2.    Hypodermis

3.    Jaringan palisade

4.    Hablur kalsium oksalat

bentuk roset

5.    Jaringan bunga karang

6.    Epidermis bawah

7.    Rambut penutup

8.    Jaringan kolenkim

9.    rongga

10. berkas pembuluh

Page 15: Bangle

C.   Gambar Fragmen

Gambar Keterangan

1.    Parenkim dengan butir pati dan

idioblas berisi minyak

2.    Pembuluh kayu berpenebalan

spiral,tangga, jala

3.    Serabut

4.    Butir pati

D.   Pengamatan Morfologi

No Gambar Keterangan

1. Morfologi daun (folium) 1.    Tangkai daun(petiolus)

2.    Pangkal daun (basis folii)

3.    Tepi daun (integer)

4.    Helai daun (lamina)

5.    Ibu tulang daun (costa)

6.    Anak tulang daun (nervus

lateralis)

7.    Ujung daun (Apex folii)

Page 16: Bangle

2. Morfologi batang (caulis) 1.    Batang (caulis)

2.    Duri (spin)

3. Morfologi akar (radix) 1.    Leher akar (collum)

2.    Batang akar (corpus radicis)

3.    Serabut akar (fibrilla lateralis)

4.    Cabang akar (radix lateralis)

5.    Ujung akar (apex radicis)

6.    Tudung akar (calyptras)

5. Morfologi bunga (flos) 1.    Putik (pistillum)

2.    Benang sari (stamen)

3.    Mahkota (cerolla)

4.    Tangkai bunga (pedicellus)

5.    Kelopak (calix)

http://unhy-ongol.blogspot.com/2011/10/laporan-farmakognosi.html

Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di Jawa dibudidayakan atau di tanam di pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m dpi. Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk. Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar 20-40 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm, lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Perbanyakan dengan stek rimpang.

Nama Lokal :Panglai (Sunda), bengle (Jawa), pandhiyang (Madura).; mugle, bengle, bungle, baglai, baniai, banglai, bunglai,; Bangle, kunit bolai, kunyit bolai (Sumatera), banggele (Bali),; Bale, panini, manglai, manguiai, bangerei, wangelei, walegai,; kukuniran, kukundiren, unin makei, unin pakei, bangle, bongle; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :Demam, Sakit kepala, Batuk, Perut nyeri, masuk angin, sembelit; Sakit kuning, Cacingan, Reumatik, Ramuan jamu, kegemukan; Mengecilkan perut setelah melahirkan; Pemanfaatan :

Komposisi :SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rimpang berbau khas aromatik, rasanya agak pahit dan agak pedas. Penurun panas (anti piretik), peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak (expectorant), pembersih darah, pencahar (laksan), obat cacing (vermifuge). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang: minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati, tanin.

Page 17: Bangle

http://vitroculture.blogspot.com/2010/03/budidaya-tanaman-bangle.html

3. Zingiber cassumar (Bangle)

Tumbuhan bangle berasal dari India, kemudian menyebar ke kawasan

Malaya. Tumbuhan bangle termasuk terna rumpun yang rapat dan berwarna 10

kekuningan. Ketinggian tumbuhan mencapai 1,5 m. Adapun karakteristik

morfologi tumbuhan ini adalah sebagai berikut:

a. Posisi daun berhadapan. Daun berwarna hijau dan berbau tidak sedap.

Lamina daun berbentuk lonjong, ujung daun lancip dengan panjang

helaian daun sekitar 26,8 cm. Jumlah daun sekitar 25 lembar.

b. Di dataran rendah, setiap rumpun dapat menghasilkan sekitar 16 anakan,

sedangkan di dataran tinggi hanya 8 anakan, dengan lebar rumpun 9 cm.

c. Bunga muncul dibagian bawah rumpun. Infloresencia bertangkai dan

berwarna merah kecokelatan, serta mulai mekar dari bagian ujung. Bunga

tunggal dan kuntum bunga berwarna putih agak pucat.

d. Kulit rimpang muda berwarna putih dengan daging berwarna putih kelabu,

sedangkan kulit rimpang tua berwarna putih kotor dan daging rimpang

berwarna kekuning-kuningan. Rimpang berasa pahit, getir, tidak enak dan

baunya menyebabkan kepala pusing.

e. Kedalaman rumpun mencapai 6,8 cm dengan panjang akar 22,4 cm.

Ketebalan rimpang tua sekitar 2,62 cm, sedangkan rimpang muda 1,72 cm.

Jumlah rimpang tua per rumpun sekitar tiga buah, sedangkan rimpang

muda sekitar lima buah.

Rimpang bangle mengandung mineral, albumin, lemak, resin, tepung

serat, abu, dan minyak atsiri (sinneol, pinnen, dan seskuiterpen). Zat-zat yang

terkandung dalam rimpang bangle berkhasiat untuk menyembuhkan diare, sakit

kuning, cacingan (cacing gelang, dan cacing kermi), rematik, lemah jantung, luka,

dan sakit kepala. Selain itu juga berfungsi sebagai kompres demam, pembersih

Page 18: Bangle

darah bagi wanita setelah melahirkan, pencahar, penurun panas, dan penghangat

badan.

4. Zingiber officinale (Jahe)

Daerah asal tumbuhan jahe belum diketahui dengan pasti, nam

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22774-6.%20BAB%20II.pdf

r