Upload
rahayu-maulida-r
View
511
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bangle
Citation preview
A. Nama Tumbuhan1.Nama Ilmiah : Zingiber purpureum Roxb2.Sinonim : Zingiber cassumunar,Roxb3.Nama lokal : Bengle4.Familia : Zingiberaceae5.Ordo : Zingiberales B. Ciri Umum1. Habitus : Herba2. Batang :Tegak,tinggi1-1,5meter,berbatang semu,semusim,berwarna hijau3. Percabangan : Monopodial C. Daun1. Jenis daun : Tunggal2. Filotaksis : (folia sparsa)3. Bentuk dan ukuran :Lanceolatus,tipis,panjang 23-25 cm,lebar 20-40 cm4. Margo Folii : integer (rata)5. Basis Folii : Obtusus (tumpul)6. Apex Folii : Acutus (runcing)7. Permukaan daun :Tidak rata,berkerut c. Warna : atas: Hijau bawah : Hijau d. Tekstur : atas: Licin bawah : Licin8. Nervatio : Penninervis9. Stipule : - D. Bunga1. Bentuk Bunga :Majemuk,bentuktandan,letak di ujungbatang panjang6-10 cm,lebar 4-5 cm2. Jumlah & warna sepal : 33. Jumlah & warna petal : 34. Jumlah Stamen : 1,fertl5. Kedudukan ovarium : inferior6. Infloresensi : spika yang kompak7. Braktea/Brakteola : ada8. Rumus Bunga : Ca 3,Co 3,A 2,G (3) E. Buah1. Tipe buah : kapsula (seperti buah baka)2. Bentuk & Ukuran : kotak,bulat panjang3. Warna : hijau F. Lain-lain1. Getah & Warna getah : - : : : -2. Bau (aromatik dll) : Aromatik : aromatik3. Sulur : - : -4. Duri : -5. Umbi : -6. Rhizoma : ada Pembahasan : Zingiber purpureum Roxb. atau Zingiber cassumunar,Roxb atau yang dikenal dengan nama Bengle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Rimpangnya memiliki kandungan kimia minyak atsiri (cinneol,pinen), damar, pati, tanin, saponoid dan flavonoid. Umumnya digunakan untuk obat demam, obat perut nyeri, obat sembelit, obat masuk angin, obat cacing, obat encok, ekspektoran. Nama Tumbuhan Zingiber purpureum Roxb1.Frekuensi Pemakaian (jarang, sering, atau sering sekali) : Jarang2.Pemakaian secara tradisional dan cara pemakaian : Dipakai 15 gram rimpang segar Zingiber purpureum, dicuci, diparut, diperas, ditambah gelas air panas dan 2 sendok makan madu,diaduk,diminum dua kali sehari sama banyak pagi dan sore. 3.Kultivasi dan pemanenan : Pemanenan setelah tanaman berumur satu tahun dan perbanyakan dengan stek rimpang
4.Kandungan senyawa kimia : Rimpang : minyak atsiri (sineol,pinen),damar,pati,tanin,saponin dan flavonoid 5.Efek farmakologi : Obat demam (antipiretik),obat perut nyeri,obat sembelit,obat masuk angin,obat cacing (vermifuge),obat encok,expectorant.
http://ff.unair.ac.id/sito/index.php?search=Zingiber+purpureum&p=1&mode=search&more=true&id=260
BAB IPENDAHULUAN
Latar belakang percobaan ini adalah : Seperti yang kita ketahui bersama dari
zaman dahulu kala kita sudah mengenal obat. Para nenek moyang kita
menggunakan bahan-bahan alam atau tanaman liar untuk bahan baku obat yang
dikenal dengan nama obat tradisional. Sampai saat ini ilmu obat-obatan telah
berkembang pesat tetapi kita tidak boleh melupakan obat-obatan tradisional yang
alami.
Salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang obat-obatan asli
adalah farmakognosi. Farmakognosi bersal dari bahasa yunani , dimana Pharmakon
yang berarti obat dan Gnosis yang berarti pengetahuan . jadi, Farmakognosi adalah
Pengetahuan tentang obat-obatan alami. Farmakognosi juga merupakan cara
pengenalan ciri-ciri atau karakteristik obat yang berasal dari bahan alam.
Farmakognosi juga mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang
meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme dan mineral. Keberadaan farmakognosi
dimulai sejak pertama kali mulai mengelola penyakit, seperti menjaga kesehatan,
penyembuhan penyakit , pengobatan dan lain sebagainya. Adapun jenis obat alami
yang saya percobakanadalah rimpang bengle (Zingiberis purperei rhizoma). Dan
yang akan dilihat adalah penampang melintang rimpang bengle (Zingiberis pueperei
rhizome).
Maksud dilakukannya percobaan ini adalah agar mahasiswa tau tentang cara
pengerjaan sampel untuk dapat melihat penampang melintang dan membujurnya di
bawah mikroskop. Agar mahasiswa juga tau bagaimana cara memperlakukan
simplisia.
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui bentuk dari
penampang melintang dan membujur dari sampel. Untuk mngetahui sel-sel
penyusun dan zat-zat yang terkandung dari rimpang bengle tersebut. Untuk
mengetahui nama simplisia dan nama asal dari masing-masing sampel. Untuk
mengetahui bagemana cara memperlakukan sampel dari simplisia sampai
mengalami perubahan bentuk.
Prinsip dari percobaan ini adalah yang pertama penentuan waktu dan cara
pengambilan sampel. Yang kedua penentuan perlakuan terhadap sampel mulai dari
pengumpulan, pemisahan, pemilihan sampel, pencucian, pengubahan bentuk,
pengeringan, pengepakan. Yang ketiga Penyimpanan. Yang keempat Perendaman
sampel dengan alcohol 70% dalam waktu tertentu. Dan yang kelima Pengamatan
sampel di bawah mikroskop
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A.Teori ringkas
Rimpang bengle (Zingiberis purpurei rhizoma) merupakan salah satu jenis
rimpangyang sering digunakan sebagai campuran obat tradisional. Rimpang bengle
(Zingiberis purpurei rhizoma) tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai
Indonesia. Dijawa dibudidayakan atau ditanam dipekarangan pada tempat-tempat
yamg cukup mendapatkan sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300
diatas permukaan laut.
Rimpang bengle (Zingiberis purpurei rhizoma) merupakan herba semusim,
tumbuh tegak, tingginya 1- 1,5 m. Bengle mempunyai rimpang yang menjalar dan
berdaging, bentuknya hamper bundar sampai jorong ato tidak beraturan. Adapun
bagian tanaman yang digunaka sebagai bahan obat adalah rimpang dan daunnya.
Tanaman ini memiliki beberapa khasiat diantaranya adalah sebagai obat lemah
jantung, dsakit kepala, reumatik, pencahar, penurun panas, penyembuh sakit perut,
batuk berdahak, sakit kuning, cacingan, ramuan jamu wanita setelah melahirkan,
mengatasi kegemukan (Wijayakusuma et al. 1997), sebagai antioksidan,
antiinflamatory (Masuda et al. 1994), dan sebagai insektisida (Nugroho et al. 1996;
Ariani 2003). Selain itu tanaman ini juga berfungsi sebagai analgesic (Ozaki 1994).
B.Uraian simplisia
Nama simplisia dari rimpang bengle adalah Zingiberis purpurei rhizoma.
Nama tanaman asalnya adalah : Zingiber purpureum Roxb. Sedangkan nama
daerahnya adalah Bangle; Bengle; dan Banglai. Tanaman ini berbatang semu yang
tingginya mencapai 1,5 meter dan tumbuh tegak. Bengle mempunyai rimpang yang
menjalar dan berdaging. Tanaman ini dapat tumbuh baik dengan ketinggian 1.300
meter diatas permukaan laut dan banyak yang membudidayakan tanaman ini
dengan menanamnya dihalam rumah.
Rimpang bengle (Zingiber purpurei rhizoma) memiliki bau yg khas aromatic
dan rasa yang agak pahit, pedas dan berwarna kuning. Kepingannya pipih, ringan,
bentuk hamper bundar sampai jorong atau berbentuk tidak beraturan. Tabal 2 mm
sampai 5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut
daun, berwarna coklat muda kekuningan sampai coklat kelabu; bidang irisan
berwarna lebih muda dari pada permukaan luar, agak melengkung tidak beraturan.
Korteks sempit, tebal. Patahan berdebu, rata, warna kuning muda sampai kuning
muda kecoklatan.
C. Kandungan kimia dan Kegunaan
Adapun senyawa kima yang terkandung didalam rimpang bengle (Zingiberis
purpurei rhizoma) antara lain : alkaloid, flavonoid, minyak atsiri, saponin, pati, tannin,
steroid/triterpenoid, lemak, dan gula (Wijayakusuma et al. 1997) serta serta sineol
dan pinen (Winarti et al. 1994).
Pada tanaman bengle yang berfungsi sebagai obat adalah rimpang dan
daunnya. Kegunaan dari rimpang bengle adalah: sebagai obat sakit kepala, sebagai
obat lemah jantung, sakit kuning, demam, batuk berdahak, perut nyeri atao masuk
angin, sembelit, cacingan, rheumatic, sebagai obat pelangsing, serta sebagai
campuran jamu untuk mengecilkan perut setelah melahirkan. Sedangkan daunnya
berkhasiat sebagai obat penambah nafsu makan dan perut terasa penuh.
D. Cara penggunaan secara tradisonal
Cara penggunaan atau cara pengelolaannya secara tradisional adalah:
1. Demam, masuk angin
Ambil rimpang segar 15 gram dicuci lalu diparut, tambahkan ½ cangkir air panas dan
2 sendok makan madu. Aduk merata lalu peras dan minum 2 kali sehari.
2. Perut mulas
Rimpang bengle, rimpang jahe, kencur dan lempuyang wangi masing-masing ½ jari
tangan dicuci dan diiris. Rebus dengan 1 gelas air bersih sampai sisa ½ gelas,
saring dan minum airnya.
3. Sakit kepala dan demam
Ambil rimpang secukupnya, diparut tambah sedikit air sampai menjadi adonan
seperti bubur dipakai sebagai pilis didahi.
4. Sakit kuning
Rimpang bengle ½ jari dicuci lalu diparut. Lalu tambahkan air masak dan madu
masing-masing 1 sendok, peras, saring dan minum airnya 2 kali sehari
5. Nyeri sendi
Rimpang segar secukupnya dicuci, diparut lalu dicampur dengan arak seperti bubur
encer, borehkan kebagian yang sakit.
6. Mengecilkan perut setelah melahirkan
Ambil rimpang secukupnya, cuci lalu parut dan diborehkan kebagian perut.
7. Cacingan
Rimpang bengle sepanjang 3 jari, temu hitam 2 jari, 5 biji ketumbar dan 5 lembar
daun sirih, dicuci, diiris lalu ditumbuk. Tambahkan ½ gelas air masak, diperas, saring
lalu diminum.
8. Mengurangi lemak tubuh.
Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci lalu direbus dengan
1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi 2, minum
tiap pagi dan sore hari.
Setengah jari rimpang bangle, 1/2 jari rimpang temu giring, 3/4 jari rimpang
lempuyang wangi, 1/4 genggam daun jati belanda, 3 jari gula enau, dicuci dan
dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa
setengahnya. Setelah dingin disaring, dibagi 3, minum tiap pagi, siang, dan malam.
Rimpang bangle dan rimpang temu hitam masing-masing 1/2 jari tangan, dicuci lalu
diparut. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk nipis dan 2 sendok makan madu,
aduk merata sambil diremas-remas. Peras dan saring, minum. Lakukan 2-3 kali
sehari.
E. Morfologi dan Klasifikasi
Morfologi tanaman bengle adalah : Herba ini tingginya 1-1,5 meter,
membentuk rumpun yang padat. Helaian daun berbentuk lonjong, tipis, ujung
runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, pertulangan menyirip, panjang
23-35 cm, lebar 20-40 mm. Rimpang bangle menjalar dan berdaging, bentuknya
hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebalnya 2-5 mm. Permukaan
luar tidak rata, berkerut, kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda
kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kecoklatan. Rasanya pedas
dan pahit. Herba semusim ini, tumbuh tegak,
Klasifikasi rimpang bengle (Zingiber purpureum rhizoma) adalah:
Kingdom : Plantarum
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber purpureum Roxb.
Tanaman bengle dikenal diberbagai tempat dengan nama yang bervariasi :
mungle (Aceh), bungle (Tapanuli), kunik bolai (Tanah Minang), Panglai (Pasundan),
pandhiyang (Madura), bale (Makassar), panini (Bugis), unin makei (Ambon).
F. Uraian bahan
1. Aquadest (FI Ed III hal 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILATA
Nama lain : Air suling, Air murni
Rumus Kimia : H₂O
BM : 18,02
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan : Mudah larut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat pelarut
2. Amonia ( FI Edisi III hal. 86)
Nama Resmi : AMMONIA
Nama lain : Amonia
Rumus Kimia : NH₄OH
BM : 35,05
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas menusuk
kuat.
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk
Kegunaan : Zat tambahan
3. Amonia encer (FI Edisi III hal. 86)
Nama Resmi : AMMONIA LIQUIDA
Nama lain : Amonia encer
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk
Kegunaan : Zat tambahan
4. Asam klorida ( FI Edisi III hal. 53)
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam klorida
Rumus kimia : HCl
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berasap, bau
merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian
air berasap dan bau hilang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
5. Asam sulfat ( FI Edisi III hal. 58)
Nama Resmi : ACIDUM SULFARICUM
Nama lain : Asam sulfat
Rumus kimia : H₂SO₄
BM : 98,07
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif tidak
berwarna, jika di tambahkan ke dalam air
menimbulkan rasa panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
6. Ferri klorida ( FI Edisi III hal. 695)
Nama Resmi : FEROOSI HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Besi ( III ) klorida
Rumus kimia : FeCl₃
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan,
bebas warna jingga dari garam hidrat yang
telah terpengaruh oleh kelembaban.
Kelarutan : Larut dalam air, larut beropalesensi berwarna
Jingga.
7. Etanol ( FI Edisi III hal. 65)
Nama Resmi : Aetanolum
Nama lain : etanol, alcohol, etil alcohol
Rumus kimia : C₂H₆O
BM : 46,07
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap
dan mudah bergerak, bau khas rasa panas,
mudah terbakar dengan memberikan nyalabiru
yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Zat tambahan
8. Natrium hidroksida ( FI Edisi III hal. 412)
Nama Resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama lain : Natrium hidroksida, Hydrat natricus, Natron
caoticum, soda api, caustic soda, bijtende
natron.
Rumus kimia : NaOH
BM : 40,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau
keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan
susunan hablur, putih, mudah meleleh basah,
sangat alkalis dan korosif, segera menyerap
karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
9. Vanilin ( FI Edisi IV hal. 822)
Nama Resmi : VANILLINUM
Nama lain : Vanilin
Rumus kimia : C₈H₈O₃
BM : 152,15
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum putih hingga agak
kuning, rasa dan bau khas, dipengaruhi oleh
cahaya. Larutan bereaksi asam terhadap
lakmus.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam etanol,
dalam kloroform, dalam eter, dan dalam alkali
hidroksida tertentu, larut dalam gliserin dan
dalam air panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
Cahaya.
10. Yodium ( FI Edisi III hal.316 – 317)
Nama Resmi : IODIUM
Nama lain : Iodum
Rumus kimia : I₂
BM : 126,91
Pemerian : Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti logam
hitam kelabu, bau khas.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 500 bagian air dalam
13 bagian etanol ( 95%), dan dalam lebih kurang
4 bagian karbon disulfida P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Antiseptikum ekstern, anti jamur.
11. Metil biru ( FI Edisi III hal. 381-382)
Nama Resmi : METHYLTHIONINI CHLORIDUM
Nama lain : Metiltionina klorida, biru metilen
Rumus kimia : C₁₆H₁₈CIN₃S . 3H₂O
BM : 373, 90
Pemerian : Serbuk hablur mengkilat seperti logam atau
suram kehijauan tua atau serbuk warna coklat,
hampir tidak berbau, higroskopik.
Kelarutan : Larut di dalam 40 bagian air, dalam110 bagian
etanol ( 95%) P dan dalam 450 bagian
kloroform P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antimethemoglobinemi
12. Molish LP ( MMI Jilid V Hal. 519)
Komposisi : Larutan alfa naftol P 3% b/v dalam asam nitrat
0,5 N
BAB IIIMETODE KERJA
A. Alat dan bahan yang digunakan
A. Alat yang digunakan
- Pisau silet
- Tissue
- Koran
- Gabus
- Objek gelas
- Dek gelas
- Pinset
- Pot 100 gram
- Toples
- Tempat selei
- Gegep
- Pipet tetes
- Lampu spiritus
- Korek api
- Sendok tanduk
- Gelas kimia
B. Bahan yang digunakan
- Alkohol 70%
- Daun bengle (Pluchia indica)
- Serbuk dan heksel simplisia Rimpang bengle (Pluchia indica)
- Aquadest
B. Cara kerja
1. Pengambilan dan pengolahan simplisia
Pengambilan simplisia haruslah sesuai dengan aturan. Pengambilan daun
bengle yaitu sekitar pukul 07.00 sampai 10.00 sebelum mengalami proses
fotosintesis.
Pengolahan simplisia segar adalah diambil daun tanaman bengle (Pluchia
indica) sebanyak 5 helai. Kemudian direndam dengan alcohol 70% selama 2-3
minggu. Ini dilakukan untuk melarutkan atau menghilangkan zat-zat kimia yang
terkandung didalamnya agar pada saat dilihat dibawah mikroskop, fragmennya
dapat dilihat dengan jelas.
Pengolahan simplisia keringnya yaitu diambil daun yang bagus dan tidak
berulat. Kemudian rimpang tersebut dicuci dengan bersih agar tanah dan batu-
batunya hilang. Setelah itu daun di iris tipis-tipis lalu dikeringkan pada suhu kamar.
Setelah kering daun tersebut disimpan diwadah dan sisanya lagi ditumbuk sampai
halus dan diayak lalu dimasukkan kedalam pot berukuran 100 gram.
2. Pengamatan melintang
Untuk melihat penampang melintang pada daun beluntas digunakan
simplisia segar yaitu daun yang telah direndam oleh alcohol 70% selama 2-3
minggu. Caranya yaitu untuk melihat panampang melintangnya diambil satu helai
daun beluntas kemudian masukkan kedalam gabus kemudian iris tipis dengan
menggunakan pisau silet. Setelah itu letakkan diatas objek gelas lalu tetesi dengan
aquadest kemudian tutup dengan dek gelas dan amati dibawah mikroskop.
3. Pembuatan hebarium
Untuk membuat herbariumnya diambil daun, batang, akar, bunga, biji untuk
mewakili masing-masing bagian simplisia. Pilih daun dari yang berukuran kecil
sampe yang berukuran besar. Kemudian temple semua bagian simplisia tersebut
pada koran,agar tidak merusak simplisia tutup bagian atasnya dengan kertas
kemudian isolasi. Lalu taruh di bawah kasur yang terbuat dari kapuk randu tapi
sebelum menaruh herbariumnya lapisi terlebih dahulu kasur dengan tripleks ini di
maksudkan agar bagian bawah kasur tidak lembab dan tidak merusak herbarium.
Taruh herbariumnya dibawah kasur yang terbuat dari kapuk randu tersebut sampe
kering. Kurang lebih 2-3 minggu.
4. Pengamatan fragmen
Cara mengamati fragmen dengan mikroskop yaitu ambil sampel serbuk
dengan menggunakan sendok tanduk. Kemudian letakkan diatas objek gelas, tekan-
tekan lalu masukkan kembali sampai tersisa sedikit pada objek gelas. Setelah itu
tetesi dengan aquadest lalu tutup dengan dek gelas. Lakukan fiksasi agar
kandungan airnya berkurang. Setelah itu amatilah fragmennya di bawah mikroskop.
5. Identifikasi kimia
Cara kerja identifikasi kimia adalah terlebih dahulu siapkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Siapkan sampel serbuk masing-masing simplisia
dalam percobaan saya, sampel yang digunakan adalah daun beluntas (Pluchia
indica).Siapkan 12 buah tabung reaksi beserta rak tabung, kemudian beri
keterangan masing-masing tabung reaksi komponen kimia apa yang akan diamati.
Masukkan sampel serbuk kedalam masing-masing tabung reaksi dengan
menggunakan sendok tanduk secukupnya. Kemudian tetesi pereaksi spesifik tiap
tabung tersebut sesuai dengan komponen kimia yang ingin diamati. Penjelasan yang
lebih lengkap adalah :
1. Untuk menguji kandungan pati, tetesi sampel serbuk dengan yodium dan diamkan
sebentar. Amati perubahan warnanya, jika berubah menjadi biru maka sampel
tersebut mengandung pati.
2. Untuk menguji kandungan saponin, tetesi sampel serbuk dengan air panas. Kocok
sebentar dan amati, jika sampel tersenut berbusa maka terdapat kandungan saponin
di dalamnya.
3. Untuk menguji kandungan aleuron, tetesi sampel serbuk tersebut dengan yodium 0,1
M. Kemudian diamkan sejenak, lalu amati perubahan warna yang terjadi pada smpel
tersebut. Jika berubah warna menjadi kuning coklat maka, samperl tersebut
mengandung aleuron.
4. Untuk menguji kandungan lender, tetesi sampel serbuk tersebut dengan etanol
pekat + MB (Methylen blue). Diamkan sejenak, kemudian amati perubahan
warnanya. Jika sampel tersebut berubah warna maenjadi biru maka sampel tersebut
mengandung lendir.
5. Untuk menguji kandungan katekol, tetesi sampel serbuk tersebut dengan FeCl3 1%
+ Vanilin 10% + HCl P H2SO4. Diamkan sejenak kemudian amati perubahan
warnanya. Jika sampel tersebut berubah warna menjadi biru hitam, merah intensif
atau merah ungu maka sampel tersebut positif memilki katekol.
6. Untuk menguji kandungan glikosida, tetesi sampel serbuk dengan pelarut spesifik
FeCl3 1% + HCl P. Diamkan sejenak kemudian amati perubahan warnanya. Jka
sampel tersebut mengalami perubahan warna menjadi coklat keunguan maka,
sampel tersebut positif mengandung glikosida.
7. Untuk menguji kandungan fenol , tetesi sampel serbuk dengan pelarut spesifik FeCl3
1%. Diamkan sejenak kemudian amati perubahan warnanya. Jika sampel tersebut
berubah warna menjadi biru ungu maka sampel tersebut positif mengandung fenol.
8. Untuk menguji kandungan tanin, ambil 3 buah tabung reaksi, kemudian beri sampel
serbuk masing-masing tabung reaksi beri keterangan. Pada tabung pertama tetesi
dengan pelarut FeCl3 1% jika terjadi perubahan warna menjadi biru ungu maka
sempel positif mengandung tanin. Pada tabung kedua , tetesi tabung reaksi dengan
pelarut NaOH 0,1N,jika sampel tersebut mengalami perubahan warna menjadi
merah coklat maka sampel positif mengandung tanin. Pada tabung ketiga, tetesi
sampel serbuk dengan pelarut H2SO4 P jka terjadi prubahan warna menjadi merah
ungu maka sampel tersebut positif mengandung tanin.
9. Untuk menguji kandungan alkaloid, tetesi sampel serbuk tersebut dengan pelarut
spesifik HCl 0,5 N. Kemudian amati endapan warnanya, jika sampel tersebut
memiliki warna endapan coklat, maka sampel positif mengandung alkaloid.
10. Untuk menguji kandungan karbohidrat,, tetesi sampel serbuk dengan pelarut spesifik
Molish. Diamkan sejenak, kemudian amati sampel tersebut. Jika terdapat cincin
berwarna ungu pada tabung reaksi maka sampel tersebut positif mengandung
karbohirat.
BAB IVHASIL PENGAMATAN
A. Tabel pengamatan Identifikasi KimiaNO KOMPONEN
KIMIAPEREAKSISPESIFIK
WARNA YANG
DIHASILKAN(LITERATUR
)
KET.(-)(+)
WARNA
1 PATI YODIUM BIRU ( - ) BIRU HITAM2 SAPONIN AIR PANAS BERBUSA ( - ) KUNING
3 ALEURONYODIUM 0,1
MKUNING COKLAT
( - ) BIRU HITAM
4 LENDIRETANOL P +
MBBIRU ( - ) HIJAU TUA
5 KATEKOL
FeClᴈ 1%VANILIN 10%
+ HCl P H₂SO₄
BIRU HITAMMERAH
INTENSIFMERAH UNGU
( - ) COKLAT
6 GLIKOSIDA FeCl₃ 1% + HCl P
COKLAT KEUNGUAN
( + )COKLAT
KEUNGUAN
7 FENOL FeCl₃ 1% BIRU UNGU ( - )COKLAT
KEUNGUAN
8 TANIN
FeCl₃ 1%
NaOH 0,1 N
H SO₄ P
BIRU UNGU
MERAHCOKLATMERAH UNGU
( - )
( + )
( - )
COKLAT UNGU
MERAH COKLATKUNING
9 ALKALOID HCL 0,5 NENDAPAN COKLAT
( - )ENDAPAN KUNING
10 KARBOHIDRAT MOLISHCINCIN WARNA UNGU
( + )CINCIN WARNA UNGU
B. Gambar penampang melintang daun beluntas (Pluchia indica)
Gambar Keterangan
1. Epidermis atas
2. Hypodermis
3. Jaringan palisade
4. Hablur kalsium oksalat
bentuk roset
5. Jaringan bunga karang
6. Epidermis bawah
7. Rambut penutup
8. Jaringan kolenkim
9. rongga
10. berkas pembuluh
C. Gambar Fragmen
Gambar Keterangan
1. Parenkim dengan butir pati dan
idioblas berisi minyak
2. Pembuluh kayu berpenebalan
spiral,tangga, jala
3. Serabut
4. Butir pati
D. Pengamatan Morfologi
No Gambar Keterangan
1. Morfologi daun (folium) 1. Tangkai daun(petiolus)
2. Pangkal daun (basis folii)
3. Tepi daun (integer)
4. Helai daun (lamina)
5. Ibu tulang daun (costa)
6. Anak tulang daun (nervus
lateralis)
7. Ujung daun (Apex folii)
2. Morfologi batang (caulis) 1. Batang (caulis)
2. Duri (spin)
3. Morfologi akar (radix) 1. Leher akar (collum)
2. Batang akar (corpus radicis)
3. Serabut akar (fibrilla lateralis)
4. Cabang akar (radix lateralis)
5. Ujung akar (apex radicis)
6. Tudung akar (calyptras)
5. Morfologi bunga (flos) 1. Putik (pistillum)
2. Benang sari (stamen)
3. Mahkota (cerolla)
4. Tangkai bunga (pedicellus)
5. Kelopak (calix)
http://unhy-ongol.blogspot.com/2011/10/laporan-farmakognosi.html
Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di Jawa dibudidayakan atau di tanam di pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m dpi. Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk. Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar 20-40 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm, lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Perbanyakan dengan stek rimpang.
Nama Lokal :Panglai (Sunda), bengle (Jawa), pandhiyang (Madura).; mugle, bengle, bungle, baglai, baniai, banglai, bunglai,; Bangle, kunit bolai, kunyit bolai (Sumatera), banggele (Bali),; Bale, panini, manglai, manguiai, bangerei, wangelei, walegai,; kukuniran, kukundiren, unin makei, unin pakei, bangle, bongle;
Penyakit Yang Dapat Diobati :Demam, Sakit kepala, Batuk, Perut nyeri, masuk angin, sembelit; Sakit kuning, Cacingan, Reumatik, Ramuan jamu, kegemukan; Mengecilkan perut setelah melahirkan; Pemanfaatan :
Komposisi :SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rimpang berbau khas aromatik, rasanya agak pahit dan agak pedas. Penurun panas (anti piretik), peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak (expectorant), pembersih darah, pencahar (laksan), obat cacing (vermifuge). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang: minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati, tanin.
http://vitroculture.blogspot.com/2010/03/budidaya-tanaman-bangle.html
3. Zingiber cassumar (Bangle)
Tumbuhan bangle berasal dari India, kemudian menyebar ke kawasan
Malaya. Tumbuhan bangle termasuk terna rumpun yang rapat dan berwarna 10
kekuningan. Ketinggian tumbuhan mencapai 1,5 m. Adapun karakteristik
morfologi tumbuhan ini adalah sebagai berikut:
a. Posisi daun berhadapan. Daun berwarna hijau dan berbau tidak sedap.
Lamina daun berbentuk lonjong, ujung daun lancip dengan panjang
helaian daun sekitar 26,8 cm. Jumlah daun sekitar 25 lembar.
b. Di dataran rendah, setiap rumpun dapat menghasilkan sekitar 16 anakan,
sedangkan di dataran tinggi hanya 8 anakan, dengan lebar rumpun 9 cm.
c. Bunga muncul dibagian bawah rumpun. Infloresencia bertangkai dan
berwarna merah kecokelatan, serta mulai mekar dari bagian ujung. Bunga
tunggal dan kuntum bunga berwarna putih agak pucat.
d. Kulit rimpang muda berwarna putih dengan daging berwarna putih kelabu,
sedangkan kulit rimpang tua berwarna putih kotor dan daging rimpang
berwarna kekuning-kuningan. Rimpang berasa pahit, getir, tidak enak dan
baunya menyebabkan kepala pusing.
e. Kedalaman rumpun mencapai 6,8 cm dengan panjang akar 22,4 cm.
Ketebalan rimpang tua sekitar 2,62 cm, sedangkan rimpang muda 1,72 cm.
Jumlah rimpang tua per rumpun sekitar tiga buah, sedangkan rimpang
muda sekitar lima buah.
Rimpang bangle mengandung mineral, albumin, lemak, resin, tepung
serat, abu, dan minyak atsiri (sinneol, pinnen, dan seskuiterpen). Zat-zat yang
terkandung dalam rimpang bangle berkhasiat untuk menyembuhkan diare, sakit
kuning, cacingan (cacing gelang, dan cacing kermi), rematik, lemah jantung, luka,
dan sakit kepala. Selain itu juga berfungsi sebagai kompres demam, pembersih
darah bagi wanita setelah melahirkan, pencahar, penurun panas, dan penghangat
badan.
4. Zingiber officinale (Jahe)
Daerah asal tumbuhan jahe belum diketahui dengan pasti, nam
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22774-6.%20BAB%20II.pdf
r