Upload
ilyaz
View
247
Download
59
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Presentation Balita Pun Hafal Al-Qur'An
Citation preview
Balita & LansiaJuga Bisa HAFAL
AL-QUR’AN
MengapaMenghafal Al-Qur’an?
ممه آ ن وعل مقرر ار كر منر ثعلم خير“Sebaik-baik kalian adalah
orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
(HR. Bukhari)
ثامها آمر نة بعشر نة وامرحس فل به حس فا منر كتاب اللم منر قرآ حرر
ف وممي ل ف ولم حرر ف ومكنر آمف حرر ف آقول امل حرر حرر
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an),
maka ia memperoleh pahala satu kebaikan dengannya,
sedangkan pahala amal kebaikan itu dilipatgandakan sepuluh kali.
Saya tidak mengatakan bahwa alif-lâm-mîm itu satu huruf, akan tetapi
alif itu satu huruf, lâm satu huruf dan mîm satu huruf tersendiri.”
(HR. Tirmidzi)
آ ن رآ امرقرر ي يقر رة والم فرة امركرام امرب آ ن مع امسم امرماهر بمرقرر
ه شاق ل تع فيه وهو علير ران ويتتعر آجر
“Orang yang mahir tentang Al-Qur’an akan bersama para (malaikat)
utusan mulia nan baik-baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an
sambil terbata-bata dan berat membacanya, ia dapatkan dua pahala.”
(HR. Muslim)
من لير هلل آهر نمامنماس ا
ل هللا؟ قال قيرل منر هر ي رسور
ته ل هللا وخاصم آ ن آهر ل امرقرر آهر
“Allah memiliki keluarga dari kalangan manusia.”
Ditanyakanlah, “Siapa mereka, ya Rasulullah?” Beliau
menjawab, “Ahlul Qur’an. Mereka adalah keluarga Allah dan
orang-orang istimewa-Nya.” (HR. Ibnu Majah)
Alhasil, membaca & menghafal Al-Qur’an
memiliki keutamaan yang besar.
Para pembaca dan penghafal Al-Qur’an memiliki
derajat yang tinggi di sisi Allah.
Dan, Al-Qur’an akan memberi syafaat kepada
pembaca/penghafalnya pada hari kiamat.
Kegiatan tahfizul Qur’an memberikan dampak positif
terhadap keluhuran akhlak seseorang.
Tahfizhul Qur’an meningkatkan kedisiplinan
dan menaikkan prestasi akademik siswa.
Al-Qur’an menjadi obat penyakit ruhani dan jasmani.
+ Karamah para penghafal Al-Qur’an
Keuntungan Lain dari Tahfizhul Qur’an
Masih Bocah
sudah HafalAl-Qur’an
TABARAK & YAZID TAMAMUDDINDua Bersaudara Hafal Al-Qur’an Sejak Balita
Tabarak diwisuda sebagai hafizh cilik oleh Syaikh Dr. Abdullah Ali Bashfar.
Pada saat yang sama lembaga ini juga mewisuda 750 hafizh dan hafizhah
lainnya. Setahun kemudian, giliran sang adik, Yazid Tamamuddin menyusul
jadi hafizh dalam usia yang sama.
Tabarak dan Yazid merupakan dua hafizh Al-
Qur’an termuda di dunia. Masing-masing telah
hafal 30 juz Al-Qur’an saat masih berusia balita.
Tabarak menghafal Al-Qur’an secara sempurna
hanya dalam waktu 1.5 tahun; dimulai sejak usia 3
tahun, dan selesai menghafal ketika berusia 4.5
tahun.
Semangat tahfizh keluarga Kamil Labudi
adalah semangat bersama dalam sebuah
rumah tangga baru. Ayah dan ibu Tabarak
bukanlah seorang yang menghafal Al-Qur’an
sejak remaja. Keduanya baru mulai
menghafalkan Al-Qur’an sejak keduanya
menikah. Tepatnya setelah mereka berdua
merantau ke Jeddah, Saudi Arabia. Sejak
itulah keduanya merancang program
menghafal Al-Qur’an, dan akhirnya berhasil
menjadi seorang hafizh dan hafizhah.
Kemudian keduanya dianugerahi anak-anak
yang menjadi huffazh saat masih balita.
Sungguh-sungguh & Disiplin
Ikhlas & Doa
Motivasi & Apresiasi
Bagaimana Dr. Laboody Mencetak
Anak-anak Balitanya Hafal Al-Qur’an?
Istiqamah
ABDULLAH FADHIL ASY-SYAQAQDoktor Cilik, 7 Tahun Hafal Al-Qur’an
“Aku ingin mencetak anak yang istimewa dalam
hal menghafal Al-Qur’an,” kata Fadhil Asy-Syaqaq,
ayah dari anak yang istimewa ini. Obsesi ini lahir
jauh sebelum “anak mukjizat” ini dilahirkan. Sang
istri menyambut hangat proyek sang suami, lantas
mereka bertekad untuk mewujudkannya, dan
akhirnya berhasil!
Fadhil yakin bahwa bahwa janin yang berada di dalam rahim dapat merasakan
sentuhan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan mendapatkan pengaruh darinya. Oleh karena
itu, ia dan istrinya senantiasa membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an ke rahim sejak
terjadi kehamilan.
Fadhil mengisahkan, “Ketika istriku
membaca Al-Qur’an, ia merasakan adanya
gerakan yang tidak lazim. Gerakan itu akan
berhenti seketika seiring dengan penghentian
bacaan Al-Qur’an. Gerakan ini hanya muncul saat
ia membaca Al-Qur’an; selain itu tidak. Dengan
fenonema ini saya menyadari bahwa janin yang
berada di perut ibunya dapat merasakan
sentuhan ayat-ayat suci Al-Qur’an serta
terpengaruh olehnya.”
Anak yang diimpikan itu lahir di Ahsa, Saudi Arabia, 13 Juni 1998 M. Saat berusia dua
tahun empat bulan, ia telah hafal juz ke-30. Ia mulai menghafal Al-Qur’an secara serius
sejak usia 5 tahun. Pada usia kurang dari 7 tahun, ia telah hafal Al-Qur’an, bahkan
dianugerahi gelar doktoral oleh The Islamic Civilization Open University, Lebanon.
ABDURRAHMAN AL-FIQQITuna Netra, Usia 9 Tahun Hafal Al-Qur’an
Abdurrahman Al-Fiqqi lahir di Bathina, Al-
Mahalla Al-Kubra, Gharbia, Mesir, 13 Maret
1998 M. Ia terlahir dalam keadaan buta.
Namun demikian, ia berhasil menghafal Al-
Qur’an secara sempurna dalam usia yang
masih belia; 9 (sembilan) tahun. Ketika lulus
sekolah dasar, ia pun berhasil meraih nilai
tertinggi di seantero Mesir untuk kalangan
para siswa penyandang tuna netra.
Ketika berusia 6 tahun delapan bulan,
sang ayah mengirimkannya kepada Syaikh
Ridha Al-Mursi untuk menghafalkan Al-
Qur’an di bawah bimbingannya. Dalam
waktu dua tahun setengah, anak tuna
netra ini telah hafal Al-Qur’an secara
sempurna. Ia juga hafal sekian banyak
hadits.
Abdurrahman Farih, Umur 3 Tahun Sudah Hafal Berjuz-juz Al-Qur’an
Anak ajaib ini sangat senang bila
dibacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an
kepadanya. Sebelum berumur tiga
tahun, ia belum bisa membaca sama
sekali, namun ia mampu menghafalkan
ayat-ayat Al-Qur’an dan mampu
melantunkannya secara baik dan benar.
Sejak bisa berbicara, ia terbiasa menirukan dan mengulang-ulang
bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an setiap harinya. Akhirnya, ia berhasil
menghafal sekian surat atau sekian juz Al-Qur’an.
Sang bunda mengisahkan, “Sebenarnya, sejak awal mengandungnya, saya
selalu membaca Al-Qur’an. Setiap malam Jum‘at, saya selalu membaca surat Al-
Kahfi. Sedangkan setiap harinya, saya selalu membacakan Mu‘awwidzatain (Al-
Falaq dan An-Nas) serta surat Al-Mulk. Setelah ia lahir, setiap hari saya selalu
membacakan padanya dzikir pagi dan petang. Ia tidak bisa tidur kecuali setelah
saya bacakan dzikir-dzikir itu.”
Kegiatan sehari-hari di rumah lebih banyak dihabiskan oleh anak
ajaib ini untuk mendengar dan menyaksikan channel Al-Affasi,
terutama ketika menayangkan program tilawah Al-Qur’an.
Ketika sang ibu mencoba mengalihkan ke channel lain yang berisi
animasi kartun, ia menolak dan meminta untuk dikembalikan ke
channel yang berisi program Al-Qur’an. Bahkan, sambil bermain ia
biasa menyenandungkan bacaan Al-Qur’an.
Dr. Abdullah Mulhim mengatakan, “Sebenarnya setiap orang bisa mewujudkan
mimpi-mimpinya dengan cara mengubah pola pikirnya.” Maka, kita pun bisa melihat
keberhasilan yang diraih oleh orang-orang sudah lanjut usia untuk sebuah proyek
“menghafal Al-Qur’an”.
Banyak kakek dan nenek yang telah membuktikan dirinya berhasil mewujudkan
mimpi tersebut, padahal kondisi mereka sebenarnya tidak lagi bisa disebut kondusif
untuk mencapainya.
Jangan pernah mengatakan “susah”, “berat”, apalagi “mustahil” untuk mewujudkan
mimpi menjadi hafizh Al-Qur’an; apapun kondisi yang ada dan berapa pun usia Anda.
Dia adalah seorang kakek yang bekerja sebagai sopir di
sebuah perusahaan. Usianya enam puluhan tahun dan
sudah 15 tahun mengikuti halaqah Al-Qur’an tanpa rasa
jemu. Tanpa rasa malu ia bersaing dengan cucu-cucunya
dalam menghafalkan Al-Qur’an. Dengan penuh ketekunan
dan kesabaran, ia berhasil menjadi seorang hafizh. Ia
katakan, “Jika sudah ada keinginan, maka segala
kesulitan akan terasa ringan.”
Malik Muhammad Abdullah MalikMeski Sopir, Tapi Hafal Al-Qur’an
Apa yang dilakukan oleh kakek ini memberikan pengaruh besar terhadap seluruh
anggota keluarganya. Ketiga puterinya menjadi hafizhah dan guru Al-Qur’an.
Para cucunya pun ikut masuk ke halaqah tahfizh Al-Qur’an, mengikuti jejak sang kakek.
Abdullah Muhammad MusaMenjadi Hafizh Ketika Beruisa 70 Tahun
Ia berhasil membuktikan apa yang ia yakini,
bahwa belajar dan menghafal itu tidak pernah
kenal usia seseorang. Yang terpenting adalah niat
yang kuat, semangat yang membaja dan tekad
yang bulat, diiringi dengan senantiasa memohon
pertolongan kepada Allah.
مي ب وصل # ل ثقلر قدر ذهبتر آيم رر ك منر سار عل ادلم
Jangan pernah mengatakan hari-hariku telah berlalu
Setiap yang berjalan di jalur yang benar pasti sampai
Yang memotivasi dirinya untuk
menghafalkan Al-Qur’an adalah agar
ketika meninggal nanti ia telah menjadi
seorang hafizh Al-Qur’an, sehingga bisa
menjadi bagian dari golongan
“keluarga Allah dan orang-orang
spesial-Nya” (ahlullâh wa
khâshshatuhu).
Muhammad Abdul Quddus ShiddiqiKakek 57 Tahun Jadi Hafizh Al-Qur’an
Ambisi, kesabaran serta pengorbanan telah ia wujudkan guna mencapai cita-cita. Ia
pun akhirnya berhasil menjadi hafizhah, meski usia sudah senja. Baginya,
menghafalkan Al-Qur’an lebih dini tetap lebih baik, sekalipun tidak ada kata
“terlambat” bagi siapa pun untuk menghafalkan Al-Qur’an. Juga tidak ada kata
“malu” untuk menjadi “keluarga Allah dan orang-orang spesial-Nya”.
Hampir dua belas tahun ia sibuk menghafalkan Al-Qur’an.
Ternyata hal itu memberikan nilai positif bagi kehidupannya yang semakin senja.
Terjadi perubahan mendasar pada diri dan kehidupannya setelah menyibukkan diri
dengan Al-Qur’an. Semangat untuk terus meningkatkan ketaatan kepada Allah
sudah bermula sejak dimulainya program menghafal Al-Qur’an. Ketika kegiatan itu
berlangsung, ketenangan dan ketenteraman hati pun dapat dirasakan olehnya.
Segala gundah gulana menjadi sirna.
Ummu Shalih, Jadi Hafizhah Saat Usia 80 Tahun
Ummu Thalal Al-MuthairiUsia 86 Tahun Berhasil Menjadi Hafizhah
Ummu Thalal (nenek dari Saudi) sebenarnya tak kenal baca tulis.
Namun, tekadnya yang luar biasa —setelah taufik dari Allah—
mengantarkannya menjadi seorang hafizhah saat berusia 86 tahun,
setelah menghabiskan waktu 10 tahun.
Dalam menghafal, ia biasa meminta bantuan para ustadzah di
Madrasah Tahfizhul Qur’an Al-Bayyinat, dengan cara mendengarkan
bacaan Al-Qur’an dari mereka, dan juga dari para murid yang ikut
dalam program tahfizh di lembaga tersebut. Selain itu, di rumah pun
ia tekun mendengarkan murattal Al-Qur’an dengan cara
mengulang-ulang bacaan ayat demi ayat.
Hajjah Rifqah Ahmad, (74 tahun, Palestina).
Gangguan penglihatannya memotivasi dirinya untuk menjadi
hafizhah, dan akhirnya berhasil. Soal gangguan penglihatan dan
tingkat pendidikannya yang tak tamat sekolah dasar, tidak menjadi
penghalang. Justru ketika ia mulai merasakan gangguan itu, ia
katakan, “Aku khawatir jika suatu hari nanti aku henar-
benar tidak lagi bisa membaca Al-Qur’an melalui mushaf.
Maka hafalan akan sangat membantuku untuk terus bisa
membaca Al-Qur’an serta akan memudahkan bagi saya
jalan menuju surga.”
Ummu Muhammad:
“Usiaku yang sebenarnya adalah ketika aku mulai menghafalkan
Al-Qur’an. Memang, usiaku sekarang 82 tahun, namun saya tidak mau
mengakui angka ini. Umurku yang sesungguhnya adalah ketika saya
berada dalam pangkuan Al-Qur’an, yaitu tahun-tahun yang saya
manfaatkan untuk menghafalkan Al-Qur’an,
tepatnya kurang lebih 15 tahun.”
“Saya sangat yakin bahwa husnul khatimah hanya akan tercapai bersama
dengan Kitab Allah dan dengan menghafalkannya. Maka, ketika pertama
kali saya menghafal, yang mendorongku adalah hasrat melakukan
ketaatan kepada Allah dan kecintaanku kepada Al-Qur’an.”
Muhammad Abuzer Al-Gazi adalah anak luar biasa dari Gaza, Palestina. Setiap harinya ia
mampu menghafalkan 20 halaman mushaf Al-Qur’an. Ia memiliki tiga saudara
perempuan yang kesemuanya hafal Al-Qur’an, sedangkan ia adalah anak yang keempat.
Potret Istimewa Lainnya
Meskipun berada dalam kamp pengungsian, anak-anak kecil Pelestina tidak lupa
tasmi’ hafalan Al-Qur’an; bahkan hal itu dilakukan di hadapan salah seorang pejabat
Palestina.
Hafizh adalah namanya. Nama ini benar-benar menunjukkan prestasi yang
dimilikinya, yaitu menjadi hafizh Al-Qur’an saat baru 10 tahun usianya. Padahal, anak
India ini sebenarnya adalah penderita kelainan autisme.
Laki-laki ini bernama Ammar Buqis. Keterbatasan fisik tidak menghalanginya untuk
terus belajar dan menuntut ilmu. Ia bahkan meraih ranking pertama, mengalahkan
para siswa angkatannya. Ia hafal Al-Qur’an ketika berusia 13 tahun.
Ayo ...MenghafalAl-Qur’an!
Kiat Menghafal & Memelihara Hafalan
Apa Kata Mereka tentang BukuBalita pun Hafal Al-Qur’an?
“Buku inspiratif. Penggugah semangat dan motivasi, pencerah wawasan,
serta penyubur keinginan untuk selalu dekat dengan Al-Qur'an, hingga
tertanam azam untuk menghafalkannya. Amazing, mumtaaz! I like this.”
@ Junaidi Ahmad, Sidoarjo
“Syukran katsir, Ustadz. Saya sudah membaca buku Balita pun Hafal Al-Qur’an.
Masya’allah, buku ini ‘keren’ sekali. Inspiratif dan menggugah nurani.
Barakallahu fiik. Kapan-kapan saya ingin ikut seminar motivasi dari Ustadz.
Wallahul Musta’an.” @ Purnama Dewi, Palembang
“Subhanallah, really inspiring!” @ Ust. Hamim Thohari Abu Syauqiy
“Bukunya sangat bagus, Ustadz. Sangat menginspirasi saya. Saya sangat
terharu membaca kisahnya. Acara(bedah)nya, cukup mantap dan
memotivasi. Mabruk, ya Ustadz.”
@ Nana Tsania, Pekalongan
“Ustadz, sukses buat bukunya. Kemarin saya lihat sendiri,
ada seorang bapak yang menangis baca buku Ustadz. Terus, sekarang ini
sang bapak sedang berjuang sedikit demi sedikit buat menghafal Al-Qur’an,
padahal beliau sibuk sekali untuk mencari nafkah.
Barakallahu fikum, ya Ustadz.”
@ Ash-Shofinatul Jiyaad, Klaten
Bagaimana dengan Saudara?
“Semoga setiap yang membaca buku ini selalu tergerak hatinya untuk
senantiasa dekat dengan Al-Qur’an.” @ Hahan Uddin
“Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada Saudara
(terima kasih) atas penulisan buku (Balita pun Hafal Al-Qur’an) ini. Mudah-
mudahan Allah menjadikannya bermanfaat bagi kaum muslimin, baik semasa
hidup maupun hingga sesudah Saudara tiada.”
@ Dr. Kamel Elleboody, ayah Tabarak dan Yazid
“Subahnallah! Saya doakan (buku ini) tambah
berkah dan manfaat.” @ Ust. Yusuf Mansur
*** مت حبمد هللا ***