Upload
hoangduong
View
225
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI GORONTALO
A. Gambaran Umum Institusi
Balai Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo merupakan salah satu unit
pelaksana teknis Badan POM di Propinsi, yang mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
di bidang Pengawasan produk Terapetik, Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain, Obat
Tradisional, Kosmetik, Produk Komplemen, keamanan pangan dan Bahan Berbahaya.
Dalam bidang pengawasan ini masih banyak hambatan dan tantangan yang harus
dihadapi oleh Balai POM di Gorontalo dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
pengawas sekaligus pembina dibidang obat dan makanan agar dapat memberikan rasa
aman kepada masyarakat dari kemungkinan beredarnya produk yang tidak bermutu dan
tidak aman yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
Sebagai implementasi dari hal tersebut perlu dilakukan peningkatan di beberapa sisi
antara lain penajaman sasaran pengawasan, tindakan proaktif terhadap masalah yang
terjadi di wilayah kerja disamping juga meningkatkan pembinaan dan pelayanan kepada
pelaku usaha dibidang obat dan makanan yang didukung oleh kemampuan uji mutu dan
keamanan yang handal serta didukung pula oleh sumber daya termasuk sumber daya
manusia yang ada harus mampu melaksanakan tugas dengan sebaik–baiknya, sehingga
apa yang diharapkan organisasi dapat tercapai.
Upaya khusus untuk mengembangkan komitmen seluruh anggota organisasi perlu
adanya koordinasi dan komunikasi dengan stake holder sebagai faktor sukses kunci terus
diupayakan ditingkatkan melalui peningkatan komunikasi efektif dan pertemuan dengan
seluruh stake holder yang ada didaerah baik ditingkat Propinsi maupun Kabupaten / Kota.
Untuk itu Balai POM di Gorontalo akan selalu berupaya untuk mampu memenuhi harapan
masyarakat sekaligus mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai ketentuan yang
berlaku, sehingga masyarakat dapat terlindungi dari obat dan makanan yang berisiko
terhadap kesehatan.
Pada tanggal 19 Januari 2011 Badan POM RI menerima sertifikat ISO 9001 : 2008 tentang
Quality Manajemen System (QMS). Hal ini berarti Badan POM RI, termasuk Balai POM di
Gorontalo telah berkomitmen untuk melaksanakan pelayanan bermutu, terstandar dan
selalu berupaya untuk berubah ke arah yang lebih baik dari waktu ke waktu (continous
improvement). Selain itu untuk Sertifikasi laboratorium, Laboratorium Pengujian Balai POM
di Gorontalo telah mendapatkan sertifikat dari KAN untuk penerapan ISO 17025.
Dalam rangka menegakkan Reformasi Birokrasi, Balai POM di Gorontalo telah melakukan
penyusunan dokumen mengenai SPIP (Sistem Pengawasan Internal Pemerintah). Dalam
komitmen antikorupsi Badan POM RI telah menerima predikat Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) dari BPK pada tahun 2012. Hal ini berarti Badan POM RI beserta seluruh jajarannya
telah berkomitmen untuk melaksanakan penggunaaan anggaran dengan cara yang baik dan
benar, serta tidak melakukan penyimpangan yang berhubungan dengan korupsi.
Tugas Pokok dan Fungsi Balai POM di Gorontalo
Penyelenggaraan upaya pengawasan obat dan makanan mencakup aspek yang
sangat luas, mulai dari penyusunan standar sarana dan produk, penilaian produk yang
didaftarkan (Registrasi), pengambilan contoh produk dilapangan, pemeriksaan sarana
produksi dan distribusi, pengujian laboratorium dari contoh produk yang diambil di lapangan,
hingga ke penyelidikan dan proses penegakan hukum terhadap berbagai pihak yang
melakukan penyimpangan cara produksi dan distribusi, maupun pengedaran produk yang
tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 64 tahun 2005 tentang
perubahan ke 6 (enam) atas keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen, maka Tugas Pokok dan Fungsi Balai POM di Gorontalo
adalah sebagai berikut.
TUGAS POKOK :
Melaksanakan kebijakan di bidang Pengawasan Produk Terapetik, Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lain, Obat Tradisional, Kosmetik, Produk Komplimen, Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya.
FUNGSI :
1. Penyusunan Rencana dan Program Pengawasan Obat dan Makanan
2. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu
produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional,
Kosmetik, Produk Komplimen, Pangan dan Bahan Berbahaya.
3. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk
secara mikrobiologi.
4. Pelaksanan Pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan pada
sarana produksi dan distribusi.
5. Pelaksanaan Penyelidikan dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.
6. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang
ditetapkan oleh Kepala Badan.
7. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.
8. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan.
9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.
10. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan, sesuai dengan bidang
tugasnya.
B. VISI dan MISI Balai POM di Gorontalo
Balai POM di Gorontalo mempunyai visi dan misi mengacu pada pernyataan visi &
misi Badan POM RI, mengingat Balai POM di Gorontalo merupakan UPT dari Badan POM
RI.
VISI :
MISI :
Menjadi Institusi Pengawas Obat dan Makanan yang Inovatif,
Kredibel, dan diakui secara internasional untuk melindungi
masyarakat.
Menjadi Institusi Pengawas Obat dan Makanan yang Inovatif,
Kredibel, dan diakui secara internasional untuk melindungi
masyarakat.
Melakukan Pengawasan Pre-Market dan Post-Market berstandar Internasional.
Menerapkan Sistem Manajemen Mutu secara konsisten.
Mengoptimalkan kemitraan dengan pemangku kepentingan di berbagai lini.
Memberdayakan masyarakat agar mampu melindungi diri dari Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan.
Membangun Organisasi Pembelajar (Learning Organization)
Melakukan Pengawasan Pre-Market dan Post-Market berstandar Internasional.
Menerapkan Sistem Manajemen Mutu secara konsisten.
Mengoptimalkan kemitraan dengan pemangku kepentingan di berbagai lini.
Memberdayakan masyarakat agar mampu melindungi diri dari Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan.
Membangun Organisasi Pembelajar (Learning Organization)
Misi Balai POM di Gorontalo disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
tuntutan pada masyarakat yang menginginkan perlindungan dan keamanan diri dan
keluarganya dari penggunaan produk sediaan farmasi, makanan dan alat kesehatan yang
tidak memenuhi syarat keamanan dan mutu serta melindungi masyarakat dari bahaya
penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat, psikotropik, zat adiktif serta bahan kimia yang
merugikan masyarakat.
C. Budaya Organisasi Balai POM di Gorontalo
Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya organisasi merupakan pedoman yang
harus selalu dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan
tugas. Nilai-nilai yang berkembang dan hidup dalam suatu organisasi menjadi semangat
bagi anggota organisasi dalam berkarya. Nilai budaya tersebut tercermin sebagai berikut:
Menegakkan Profesionalisme dengan integritas, objektifitas, ketekunan dan
komitmen yang tinggi.
Dengan Kredibilitas yang terpercaya yang diakui oleh masyarakat luas, Sehingga
pelayanan yang diberikan merupakan kebutuhan yang sesungguhnya yang diharapkan oleh
masyarakat.
Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.
PROFESIONAL
KREDIBEL
CEPAT TANGGAP
KERJASAMA TIM
Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang baik.
Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.
D. Sasaran Pengawasan
Sasaran yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan strategis pengawasan obat
dan makanan adalah :
1. Terawasinya mutu, keamanan dan manfaat produk terapetik, obat tradisional,
kosmetik, PKRT, produk komplemen dan pangan yang beredar serta dipatuhinya
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang produksi, distribusi dan
peredaran produk terapetik/obat, kosmetik, PKRT, obat tradisional, produk
komplemen dan pangan.
2. Tercegahnya penyalahgunaan dan penggunaan yang salah terhadap obat keras,
narkotika, psikotropika, serta bahan berbahaya lainnya dan Terkendalinya
penyaluran narkotika, psikotropika dan obat keras yang digunakan untuk
pengobatan.
3. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat sehingga mampu
membentengi dirinya dari resiko penggunaan produk yang tidak memenuhi syarat
mutu, keamanan, dan manfaat serta terhindarinya masyarakat dari informasi
OMKABA yang tidak objektif dan menyesatkan.
4. Terakuinya kemampuan laboratorium Balai POM Gorontalo dalam sistem akreditasi
nasional.
5. Terwujudnya jaringan kerjasama lintas sektor termasuk dengan pemerintah daerah
yang efektif dan efisien.
E. Data Umum Wilayah Kerja
1. Luas Wilayah
Provinsi Gorontalo memiliki luas wilayah 11.967,64 km2. Jika dibandingkan
dengan wilayah Indonesia, luas wilayah propinsi ini hanya sebesar 0,63 persen.
Secara geografis Provinsi Gorontalo berada di bagian utara pulau Sulawesi, yaitu
berbatasan langsung dengan Provinsi Sulawesi Utara di sebelah timur dan
Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah barat, sedangkan di sebelah utara
berhadapan langsung dengan Selat Sulawesi dan sebelah selatan berbatasan
INOVATIF
dengan Teluk Tomini.
Peta Provinsi Gorontalo
2. Wilayah Kerja Balai POM di Gorontalo
Wilayah kerja BPOM di Gorontalo meliputi 1 Kota dan 5 Kabupaten dengan
rincian luas masing-masing wilayah sebagai berikut :
• Kabupaten Boalemo dengan luas wilayah 1.735,93 km2
• Kabupaten Gorontalo dengan luas wilayah 2.207,58 km2
• Kabupaten Pohuwato dengan luas wilayah 4.291,81 km2
• Kabupaten Bone Bolango dengan luas wilayah 1.889,04 km2
• Kabupaten Gorontalo Utara dengan luas wilayah 1.777,03 km2
• Kota Gorontalo dengan luas wilayah 66,25 km2
3. Pola Transportasi
Pola Transportasi yang digunakan ke semua kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo
adalah melalui transportasi darat.
4. Lama Waktu Perjalanan ke Wilayah Kerja
Tergantung wilayah kerja yang akan dikunjungi, waktu tempuh tercepat dari ibu
kota Provinsi adalah sekitar ± 1 jam dengan kendaraan umum, sedangkan waktu
tempuh terjauh selama ± 8 jam yaitu ke Kecamatan Popayato Barat Kabupaten
Pohuwato.
5. Kependudukan
Jumlah penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2011 adalah 1.062.883 jiwa, di mana
perempuan mencakup angka tertinggi yang berjumlah 534.027 jiwa sementara
laki-laki berjumlah 528.856 (Sumber BPS : Gorontalo Dalam Angka 2012). Laju
pertumbuhan penduduk Gorontalo tahun 2011 mencapai 2,28 persen (Data
berdasarkan sensus terakhir BPS pada tahun 2010). Pada tahun 2011 jumlah
terbesar berdasarkan kelompok umur adalah usia 0 - 4 tahun yaitu sebesar
111.388 jiwa sedangkan yang terendah adalah usia diatas 75+ tahun yaitu
sebesar 9.976 jiwa.
6. Data Demografi
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo tahun 2011 sebesar 7,68% dengan
persentase penduduk miskin sebesar 12,87 % dan persentase rumah tangga
yang menggunakan penerangan listrik sebesar 77,71%. Sumber : BPS (Gorontalo
Dalam Angka 2012).
F. Kapasitas Balai POM di Gorontalo
1. Lingkungan Internal
Balai POM di Gorontalo terletak di Jl. Prof. DR. B.J. Habibie, Desa Toto Selatan,
Kec. Kabila, Kab. Bone Bolango yang berbatasan dengan wilayah Kota Gorontalo.
2. Luas Tanah
1. Kantor Lama (Pos POM) : 333 m2
2. Kantor Baru : 5.630,12 m2
3. Luas Bangunan
1. Kantor Lama (Pos POM) : 100 m2
2. Kantor Baru : 2.277,60 m2
4. Status Kepemilikan Tanah
1. Kantor Lama (Pos POM) : Hak milik Badan POM RI
2. Kantor Baru : Hak Pakai
5. Penerangan
PLN : 82 KVA
Kantor BPOM Gorontalo dilihat dari depan Kantor BPOM Gorontalo dilihat dari belakang
Genset : 135 KVA
6. Sarana Komunikasi
Nomor Telepon : (0435) 822052; (0435) 8703732
Nomor Fax : (0435) 822052
Alamat E-mail : [email protected]; [email protected]
Jaringan Internet : VPN
7. Kendaraan (Laik Pakai)
Kendaraan Roda Empat
1. Suzuki APV Arena GL : Tahun perolehan 2008
2. Toyota Rush : Tahun perolehan 2009
3. Toyota Kijang Innova G : Tahun perolehan 2010
Kendaraan Roda Dua
1. Kawasaki : Tahun perolehan 2007
2. Yamaha Jupiter Z : Tahun perolehan 2009
8. Sumber Daya Manusia
Jumlah Pegawai Balai Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo per 31
Desember 2012 adalah 43 orang di tambah 12 Orang Pegawai Non PNS dengan
rincian sebagai berikut :
Pegawai PNS
• Tata Usaha : 9 pegawai
• Teranokoko : 13 pegawai
• Pangan & Mikro : 10 pegawai
• Pemdik Serlik : 11 pegawai
Pegawai Non PNS
• Satpam : 5 orang
• Laboran : 4 orang
• Cleaning Service : 1 orang
• Sopir : 2 orang
9. Jenis Pendidikan
Balai Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo dengan jumlah pegawai 43
Pegawai berlatar belakang pendidikan yang berbeda-beda sebagai berikut :
• Strata Dua (S2) : 1 orang
• Apoteker : 16 orang
• Strata Satu (S1) : 9 orang
• Diploma Tiga (D3) : 17 orang
dan terbagi di Unit kerja Sub. Bag. Tata Usaha, Seksi Pengujian dan Seksi
Pemdik Serlik.
10. Peralatan Laboratorium
Jumlah Peralatan utama Laboratorium dan peralatan laboratorium Pengujian di
Balai POM Gorontalo sampai dengan tanggal 31 Desember 2012 sebagai berikut :
Laboratorium Teranokoko Laboratorium Mikrobiologi
Laboratorium Pangan
NoNama
Alat/instrumentTahun
Pengadaan
JumlahTotal
Jumlah StandarMinimum
LaboratoriumKet
Baik Terkaliberasi Rusak
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 A A S 2011 1 - - 1 1 -
2 Aflatest Equipment 2011 1 - - 1 - -
3 Anaerobic Jar 2011 2 - - 2 4 -
4Antibiotic Zone Reader
2011 1 - - - 1 -
5 Autoclave2009,2011 &
20122 1 1 4 2 -
6Automated TLC System
2011 1 - - 1 - -
7 Aqua demineralisator 2011 2 - - 2 2 -
8Automatic titrator/Karl-Fisher
2011 1 - - 1 1 -
9 Bejana Kromatografi 2009 & 2012 18 - - 18 14 -
10 Bunsen Burner 2011 4 - - 4 - -
11Chemical Storage Cabinet
2011 4 - - 4 - -
12 CentrifugeEks pos pom*,2011 & 2012
3 - - 3 5Optimalisasi
2009
13 Colony Counter 2009&2011 2 - - 2 1 -
14Conductivity
meter2009 - 1 - 1 1 -
15 Dehumidifier 2011 10 - - 10 6 -
16 Desiccator (besar)Eks pos pom* &
20117 - - 7 8
Optimalisasi2009
17 Desiccator (kecil) Eks pos pom* 1 - - 1 10 -
18Destillation app. (aquadest)
Eks pos pom*,2011 & 2012
3 - - 3 4 -
19 Disintegration Tester 2011 1 - - 1 2 -
20 Dissolution Tester 2009&2011 - 3 - 3 2 -
21 Fluorometer * - - - - - 1 -
22 Fogging System 2011 1 - - 1 - -
23 Freezer (-20°C) 2009&2011 2 - - 2 1 -
No Nama Alat/instrument Tahun Pengadaan
Jumlah
TotalJumlah Standar
MinimumLaboratorium
KetBaik
Terkaliberasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
24 FTIR - - - - - 1 -
25 Funnel Shaker 2011 3 - - 3 5 -
25 GC (det. ECD, FID, NPD) 2011 1 - - 1 2 -
26 GC MS - - - - - 1 -
27 Glass Filter Holder + Vacuum 2009&2011 4 - - 4 5 -
28 Gutzeit App. - - - - - 2 -
29 Heating Mantle 2009&2011 6 - - 6 7 -
30 HPLC 2009&2011 6 1 - 7 7 -
31 Inkubator 20-25°C 2011 - 1 - 1 4 -
32 Inkubator 30°C 2011 - 1 - 1 1 -
33 Inkubator 35-37°C 2009 - 1 - 1 2 -
34 Inkubator 41-42°C 2011 - 1 - 1 1 -
35 Inkubator 43°C - - - - - 1 -
36 Inkubator 44-44.5°C 2011 - 1 - 1 1 -
37 Laminar Air Flow (BSL*)2008, 2009,
20114 - - 4 3 -
38 Lampu UV λ 254 & 366 nm 2009 2 - - 2 3Optimalisasi
2009
39 Lemari asam 2009&2011 6 - 1 7 7 -
40 Lemari Pendingin 2011 4 - - 4 9 -
41 Magnetic Stirrer + Hot Plate 2009&2011 6 - - 6 6 -
42 Magnetic Stirrer Bar - - - - - 15 -
43 Micropipette (Berbagai ukuran) 2011 21 - - 21 - -
44 Micropippette Holder 2011 3 - - 3 - -
45 Microsyringe 5 μl for GC - - - - - 2 -
46 Microsyringe 10 μl for GC - - - - - 2 -
No Nama Alat/instrumentTahun
Pengadaan
JumlahTotal
Jumlah StandarMinimum
LaboratoriumKet
Baik Terkaliberasi Rusak
1 2 3 4 5 6 7 8 9
47 Microsyringe 25 μl for TLC 2009 10 - - 10 25 -
48 Microsyringe 50 μl for TLC 2009 10 - - 10 25 -
49 Microsyringe 100 μl for TLC 2009 10 - - 10 25 -
50 Microsyringe 100 μl for HPLC 2009 1 - - 1 25 -
51 Microwave Digestor 2011 1 - - 1 1 -
52Microscope Tinocular & Digital Camera
2009 1 - - 1 2 -
53 Moisture Balance 2011 - 2 - 2 - -
54 Muffle FurnaceEks pos pom* &
2011- 3 - 3 4 -
55 Nitrogen Analyzer (kjeldahl) 2009&2011 1 1 - 2 2 -
56 Oven 2009&2011 - 3 - 3 9 1*
57 Oven Sterilisasi 2009 - 1 - 1 3 -
58 Particle Counter * 2011 1 - - 1 1 -
59 pH. Meter2009,
2011&20121 2 - 3 6 -
60 Piknometer 5 ml Eks pos pom 1 - - 1 4 -
61 Piknometer 10 mlEks pos pom &
20124 - - 4 4 -
62 Piknometer 25 ml 2012 5 - - 5 - -
63 Pipette Dispenser 2011&2012 61 - - 61 - -
64 Pipette Washer (ultrasonic) 2009 1 - - 1 4 -
65 Polarimeter - - - - - 1 -
66 Refraktometer - - - - - 2 -
67 Rotary Evaporator 2009 1 - - 1 2 -
68 Semi Automatic Tritator 2011 2 - - 2 - -
G. Tantangan Lingkungan
Dengan makin gencarnya globalisasi dan era pasar bebas, maka ke depan tugas
pengawasan obat dan makanan akan semakin luas dan kompleks. Seiring dengan itu,
ekspetasi masyarakat juga terus meningkat untuk mendapatkan perlindungan yang semakin
baik terhadap resiko penggunaan produk obat dan makanan yang tidak memenuhi syarat.
BPOM di Gorontalo dalam melaksanakan tugas pengawasan obat dan makanan tidak lepas
dari berbagai tantangan antara lain :
1. Sumber Daya Manusia
Luasnya wilayah cakupan (catchment area) dan luasnya jangkauan pengawasan
Balai Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo cukup optimum dengan jumlah
tenaga yang ada, terutama tenaga di Pemeriksaan dan Penyidikan, Sertifikasi dan
Layanan Informasi Konsumen, di Laboratorium Pengujian serta Tata Usaha
sehingga perlu penambahan pegawai baru agar kinerja Balai bisa lebih baik
kedepannya.
2. Sarana dan Prasarana
Kelengkapan sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang peningkatan
kinerja. Kendala yang dihadapi balai POM di Gorontalo terkait dengan sarana dan
prasarana antara lain terbatasnya biaya pemeliharaan Baik Gedung Bangunan,
Peralatan Gedung dan perbaikan alat laboratorium, tidak adanya tenaga teknisi
khusus perbaikan alat laboratorium. Penyediaan sarana sistem informasi pada era
saat ini mutlak diperlukan untuk kepentingan komunikasi dan informasi yang
efektif, sistem pelaporan yang singkat dan efisiensi kertas, jasa pos dan lain
sebagainya. Hal tersebut mengingat banyaknya kegiatan yang harus dilaporkan
dan dikoordinasikan dengan Badan POM pusat serta meningkatkan kecepatan
tindak lanjut yang harus diambil dalam menghadapi suatu permasalahan.
3. Koordinasi Lintas Sektor
Koordinasi dengan Lintas Sektor masih perlu ditingkatkan terutama dalam
memberantas peredaran obat palsu, produk yang tidak terdaftar dan mengandung
bahan berbahaya serta peredaran produk ilegal yang dapat merugikan kesehatan
masyarakat.
Permasalahan yang berhubungan dengan keamanan produk, manfaat dan mutu
produk obat dan makanan adalah sangat komplek sehingga penanganannya pun
harus dilakukan bersinergi dengan berbagai pihak. Kerjasama yang harus
ditingkatkan antara lain dengan instansi kepolisian, dinas perdagangan dan
perindustrian, dinas kesehatan, badan narkotika nasional, lembaga masyarakat
lainnya, media masa serta pihak lain yang berhubungan dengan fungsi dan tugas
balai POM. Penguatan jejaring sosial ini mutlak diperlukan agar fungsi
pengawasan baik pre market maupun post market dapat berjalan secara efektif
dan optimal. Peran masyarakat dan media dalam membantu pengawasan produk
obat dan makanan yang tidak sesuai dengan ketentuan juga harus ditingkatkan
untuk menciptakan rasa aman dan terlindungi dari produk obat dan makanan yang
merugikan kesehatan.
4. Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat
Minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan
produk, manfaat dan mutu produk obat dan makanan masih kurang Berdasarkan
Data BPS Masyarakat Gorontalo yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan
dimana angka kemiskinan masih tergolong tinggi yaitu 20 % (data BPS 2012)
serta tingkat pendidikan yang masih rendah merupakan faktor penghambat dalam
hal peningkatan wawasan tentang pentingnya penggunaan dan konsumsi obat
dan makanan secara baik dan benar. Kebanyakan masyarakat hanya melihat dari
segi ekonomi dalam menggunkan atau mengkonsumsi obat dan makanan serta
kurang memperhatikan keamanan produk itu sendiri.