49
BAHAYA BEKERJA DI RUANG TERBATAS (CONFINED SPACE) Monday, 18 July 2011 16:35 Ihsan BAHAYA UMUM Bekerja di ruang terbatas dan ruang tertutup memiliki kemungkinan yang lebih besar menyebabkan fatality, luka dan penyakit yang parah dibanding tipe pekerjaan lainnya. Bahaya-bahaya kunci yang berkaitan dengan confined space adalah : • Resiko serius peledakan • Kehilangan kesadaran akibat sesak nafas yang disebabkan adanya gas, asap, uap, atau minimnya oksigen. • Tenggelam, karena naiknya permukaan air • Kehilangan kesadaran karena kenaikan suhu tubuh • Sesak nafas/mati lemas karena tidak dapat mencapai udara atau tempat yang terdapat udara karena terjebak di dalam. Surveyor akan secara rutin memasuki ruang terbatas yang sulit dimasuki karena akses yang sempit atau kecil. Terdapat kemungkinan keterbatasan pergerakan di dalam ruang yang menjadi perhatian, dan ruangan itu sendiri dapat saja dijejali permit hanya pergerakan tertentu saja. Dengan tertutup dan gelapnya suatu ruangan terbatas, pekerjaan ini idealnya tidak dilakukan oleh orang yang memiliki fobia (misalnya fobia ruang tertutup) atau mereka yang mudah terserang panic atau gelisah.

Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

BAHAYA BEKERJA DI RUANG TERBATAS (CONFINED SPACE)

Monday, 18 July 2011 16:35 Ihsan

BAHAYA UMUM

Bekerja di ruang terbatas dan ruang tertutup memiliki kemungkinan yang lebih besar menyebabkan fatality, luka dan penyakit yang parah dibanding tipe pekerjaan lainnya.

Bahaya-bahaya kunci yang berkaitan dengan confined space adalah :

• Resiko serius peledakan

• Kehilangan kesadaran akibat sesak nafas yang disebabkan adanya gas, asap, uap, atau minimnya oksigen.

• Tenggelam, karena naiknya permukaan air

• Kehilangan kesadaran karena kenaikan suhu tubuh

• Sesak nafas/mati lemas  karena tidak dapat mencapai udara atau tempat yang terdapat udara karena terjebak di dalam.

 

Surveyor akan secara rutin memasuki ruang terbatas yang sulit dimasuki karena akses yang sempit atau kecil. Terdapat kemungkinan keterbatasan pergerakan di dalam ruang yang menjadi perhatian, dan ruangan itu sendiri dapat saja dijejali permit hanya pergerakan tertentu saja.

 

Dengan tertutup dan gelapnya suatu ruangan terbatas, pekerjaan ini idealnya tidak dilakukan oleh orang yang memiliki fobia (misalnya fobia ruang tertutup) atau mereka yang mudah terserang panic atau gelisah.

 

BAHAYA YANG DAPAT TIMBUL DALAM RUANG TERBATAS

1. Kekurangan oksigen. Hal ini terjadi karena reaksi antara tanah dengan oksigen didalam atmosfir. Tanah yang mengandung kapur menghasilkan karbon dioksida dan menggantikan

Page 2: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

udara normal. Kekurangan oksigen juga dapat terjadi akibat karat di ruang terbatas yang terbuat dari logam

2. Gas beracun, asap atau uap yang terdapat dalam :

• Penumpukan materi di saluran air

• Manholes

• dalam lubang terhubung ke sistem;

• bagian dalam tank

• lubang di tanah yang terkontaminasi

• Instalasi gas yang tidak terpakai / tua

 

3. Cairan, gas atau materi padat yang tiba-tiba mengisi ruang/ runtuh atau menyumbat saluran udara karena terganggu oleh suatu aktifitas

4. Kebakaran dan ledakan (misalnya dari uap mudah terbakar, dll kelebihan oksigen).

5. Residu yang tersisa di dalam ruangan terbatas  yang dapat mengeluarkan gas, asap atau uap.

6. Debu mungkin hadir dalam konsentrasi tinggi, misalnya di silo tepung.

7. Kondisi panas menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang berbahaya.

 

Beberapa kondisi di atas mungkin sudah terdapat di ruang terbatas sebelumnya. Namun beberapa kondisi mungkin timbul akibat pekerjaan yang sedang dilakukan, atau karena isolasi tidak efektif tanaman di dekatnya, misalnya kebocoran dari pipa yang terhubung dengan ruang terbatas. Misalnya:

 

• Mesin yang digunakan mungkin memerlukan tindakan khusus, seperti penyediaan ekstraksi debu untuk penggiling portabel, atau pencegahan khusus terhadap kejut listrik;

• gas, asap atau uap dapat timbul dari las, atau dengan menggunakan pelarut yang mudah menguap dan sering mudah terbakar, perekat dan sebagainya;

Page 3: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

• jika akses ke ruang tersebut adalah melalui pintu masuk dibatasi, seperti melarikan diri, lubang atau penyelamatan dalam keadaan darurat akan lebih sulit (lihat prosedur Darurat).

LIMA PENYEBAB ORANG MENINGGAL DI RUANG TERBATAS

Monday, 18 July 2011 16:44 Ihsan

 

1. TEMPAT TERSEBUT TIDAK DIKATAGORIKAN SEBAGAI RUANG TERBATAS

Ruang terbatas tersebut memiliki beberapa jalan untuk keluar atau masuk ke tempat tersebut atau bahkan sebaliknya, sulit sekali untuk dimasuki atau keluar dari tempat tersebut sehingga diabaikan kemungkinan seseorang untuk masuk. Ruang tersebut tidak dimaksudkan untuk ditempati seseorang dan memungkinkan mengandung atmosfir yang berbahaya atau bahaya lain sesuai persyaratan SHE

 

2. YAKIN DENGAN PERASAAN.

Jangan terlalu percaya dengan perasaan bahwa ruang tersebut sepertinya aman karena atmosfir yang berbahaya tidak dapat dilihat dan tidak beraroma padahal atmosfir yang seperti itu adalah atmosfir yang paling beracun dan mematikan.

 

3. BAHAYA YANG DIABAIKAN

Seseorang bisa bertahan dalam beberapa hari bila terkena paparan beberapa uap organik, tetapi dalam hitungan detik gas metana dapat merobohkan seseorang.

 

4. AKIBAT PEKERJAAN.

Page 4: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Seringkali, seseorang akan lupa bahwa bahaya bisa terjadi setelah mereka telah memasuki ruang. Kadang-kadang, pekerjaan yang Anda lakukan di dalam ruang terbatas menyebabkan atmosfer menjadi mematikan, hal tersebut bisa saja disebabkan oleh peralatan kerja yang kita pakai.

 

5. MEREKA MENCOBA UNTUK MENYELAMATKAN ORANG LAIN.

Ini adalah sifat manusia untuk membantu seseorang dalam kesulitan. Tetapi fakta yang menyedihkan adalah bahwa penyelamat tidak terlatih biasanya mati bersama dengan korban mereka mencoba untuk menyelamatkan. Menahan napas Anda tidak cukup perlindungan dalam ruang tertutup yang diisi dengan uap berbahaya, kekurangan oksigen, atau diselimuti dengan asap. Memanggil bantuan adalah hal yang paling penting yang dapat Anda lakukan untuk menyelamatkan kehidupan seseorang yang tak sadarkan diri di ruang tertutup.Hanya jika anda memiliki peralatan penyelamatan yang tepat dan personil yang tersedia harus sebuah upaya penyelamatan dilakukan.

Salah satu tempat bekerja yang mempunyai risiko tinggi adalah bekerja di Confined Space. Confined Space adalah sebuah ruangan yang tertutup atau sebagian tertutup yang tidak secara khusus dirancang atau ditujukan untuk tempat tinggal manusia.

Memiliki jalan masuk dan jalan keluar terbatas yang dirancang sesuai lokasi, ukuran, dan peralatan tertentu. Banyak kasus terjadi yang disebabkan antara lain karena desain atau konstruksi tempat Confined Space tersebut, material atau zat yang ada di dalamnya hingga adanya bahaya keselamatan, proses dan mekanik. Incident maupun accident yang terjadi misalnya akibat kualitas udara yang buruk, paparan zat kimia, bahaya kebakaran, bahaya radiasi,temperatur ekstrim, bahaya biologik dan sebagainya. Mutlak diperlukan seorang pekerja yang terlatih dan memahami dengan benar potensi dan risiko bahaya yang terjadi hingga dapat melakukan evaluasi dan pengendalian risiko sehingga meminimalisir kemungkinan bahaya yang terjadi.

Relevant to SKKNI Competency OHS :1.       KKK.00.02.018.012.       KKK.00.02.002.013.       KKK.00.03.003.014.       KKK.00.02.013.015.       KKK.00.02.008.016.       KKK.00.03.003.01

TUJUAN1.       Peserta mengetahui potensi dan risiko bahaya apa saja yang bisa terjadi di dalam Confined Space2.       Peserta dapt mengidentifikasi jenis-jenis bahaya yang ada dalam confined space (ruangan yang tertutup) dan perbedaannya dengan restrictive space (ruang kerja terbatas)3.       Peserta dapat melakukan tindakan penyelamatan di Confined Space4.       Peserta dapat memahami cara pengendalian bahaya untuk meminimalisir risiko yang ada

Page 5: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

PERSYARATAN STANDAR SISTEM MANAJEMEN K3 - OHSAS 18001:2007

1. Ruang Lingkup

Seri persyaratan penilaian keselatan dan keselamatan kerja ini memuat persyaratan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) agar organisasi mampu mengendalikan resiko-resiko K3 dan dapat meningkatkan kinerja K3 nyq. Persyaratan ini tidak secara khusus menyatakan kriterira kinerja K3 (yang harus dipenuhi), juga tidak memberikan spesifikasi detil tentang sistem manajemen.

Standar OHSAS ini dapat diterapkan oleh organisasi yang inging:

1.       Menerapkan sistem manajemen K3 untuk mengurangi atau menghilangkan resiko kecelakaan dan keselamatan terkait aktifitas organisasi pada personil dan pihak lain yang berkepentingan.

2.       Menerapkan, memelihara dan terus meningkatkan sistem manajemen K3

3.       Menjamin bahwa organisasi sesuai dengan kebijakan K3 yang dibuat sendiri oleh organisasi

4.       Menunjukkan kesesuai dengan standar OHSAS ini dengan cara:

a.       Melakukan penilaian diri sendiri dan mendeklarasikan diri sendiri (sesuai dengan standar OHSAS ini)

b.      Mendapat pengakuran kesesuaian (dengan standar OHSAS ini) dari pihak-pihak yang berkepentingan seperti pelanggan.

c.       Mendapat pengakuan untuk menguatkan deklarasi (point a) dari pihak ketiga.

d.      Mendapatkan sertifikat sistem manajemen K3

Standar OHSAS ini dimaksudkan untuk hanya mencakup kesehatan dan keselamatan kerja, dan tidak dimaksudkan untuk mencakup area lain seperti program kesehatan karyawan (asuransi dan sebagainya), keamanan produk, kerusakan properti dan dampak lingkungan.

2. Publikasi yang menjadi acuan

Beberapa standar yang memberikan informasi atau panduan yang berkaitan dengan stndar OHSAS 18001 ini:

OHSAS 18002, sistem manajemen K3 - pandukan untuk penerapan OHSAS 18001 International Labour Organization:2001, Panduan sistem manajemen kesehatan dan

keselamatan kerja.

Page 6: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

3. Istilah dan Definisi

Berikut ini adalah Istilah yang definisi yang berlaku yang digukan dalam dokumen OHSAS 18001 ini:

3.1 Resiko yang dapat diterima

Resiko yang telah diturunkan hingga menjpai tingkat yang dapat ditoleransi dengan mempertimbangkan peraturan legal dan kebijakan K3 organisasi.

3.2 Audit

Proses sistematic, independen dan terdokumentasi unutk memperleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objective untuk menentukan sejauh mana kriteria audit terpenuhi.

Catatan 1: Independen tidak berarti harus pihak dari luar organisasi. Dalam banyak kasus, khususnya di organisasi kecil, independensi dapat berarti bebas dari tanggung jawab terhadap aktifitas yang diaudit.

Catatan 2: Untuk panduan lebih lanjut tentang bukti audit dan kriteria audit, lihat ISO 19011.

3.3 Peningkatan berkelanjutan

Proses berulang untuk meningkatkan sistem manajemen K3 untuk mencapai peningkatan dalam kinerja K3 secara keseluruhan yang selaras dengan kebijakan K3 organisasi.

Catatan 1 Proses Peningkatan tidak perlu dilakukan di semua area secara bersamaan.

Catatan 2 Definisi diatas disadur dari ISO 14001:2004

3.4 Tindakan koreksi

Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian atau situasi yang tidak diinginkan yang terdeteksi.

Catatan 1 Bisa saja ada lebih dari satu penyebab ketidaksesuaian.

Catatan 2: Tindakankoreksi adalah tindakan yang diambil untuk mencegah terulangnya kejadian sedangkan tindakan pencegahan diambil untuk mencegah terjadinya kejadian (yang belum terjadi).

3.5 Dokumen

Informasi dan media pendukungnya.

Page 7: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Catatan: Media dapat berupa kerjtas, magnetik, CD, foto atau sample master atau kombiasi dari hal hal tersebut.

3.6 Bahaya (hazard)

Sumber, situasi, tindakan yang potensial menimbulkan cedera atau penyakit atau kombinasi keduanya terhadap manusia.

3.7 Identifikasi bahawa

Proses untuk mengetahui adanya bahaya dan menentukan sifat-safatnya.

3.8 Penyakit

Kondisi fisik atau mental yang meburuk yang dapat diketahui yang mucul dari dan/atau diperburuk oleh aktifitas dalam pekerjaan dan/atau situasi yang berhubungan dengan pekerjaan.

3.9 Insiden

Kejadian terkait dengan pekerjaan dimana terjadi atau dapat saja terjadi cedera atau penyakit (terlepas dari tingkat bahayanya) atau terjadinya kamatian.

Catatan 1: Kecelakaan (accident) adalah insiden yang menyebabkan cidera, penyakit atau kematian.

Catatan 2: Suatu insiden yang tidak menyebabkan cidera, penyakit atau kematian dapat disebut nyaris terjadi (near miss), nyaris terkena (near hit, near call) atau kejadian berbahaya.

Catatan 3: Suatu keadaan darurat merupakan suatu jenis insiden khusus.

3.10 Pihak-pihak terkait

Individu atau kelompok, di dalam dan diluar lokasi kerja yang berkepentingan atau yang dipengaruhi oleh kinerja K3 organisasi.

3.11 Ketidaksesuaian

Tidak terpenuhinya persyaratan

Catatan A: Ketidaksesuaian dapat berupa penyimpangan terhadap:

Standar kerja, prektek, prosedur, persyaratan legal yang terkait. Persyaratan-persyaratan sistem manajemen K3.

3.12 Keselamatan dan kesehatan kerja

Page 8: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Kondisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja (termasuk pekerja sementara dan personal kontraktor), pengunjung atau orang lain dalam lokasi kerja.

Catatan: Organisasi dapat terkena persyaratan legal tentang kesehatan dan keselamatan orang diluar tempat kerja langsung, atau yang terkena dampak dan aktifitas di tempat kerja.

3.13 Sistem Manajemen K3

Bagian dari sistem manajemen organisasi untuk membangun dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola resiko resiko K3.

Catatan1: Sistem manajemen adalah sekumpulan elemen yang berkaitan yang digunakan untuk menetapkan kebijakan dan sasaran dan untuk mencapai sasaran tersebut.

Catatan 2: Sistem manajemen mencakup struktur organisasi, aktifitas perencanaan (termasuk, sebagai contoh, penilaian resiko dan penetapan sasaran), tanggung jawab, praktek-praktek, prosedur-prosedur, proses-proses dan sumber daya.

Catatan 3: Diadopsi dari ISO !$001:2004

3.14 Sasaran K3

Sasaran terkait dengan kinerja K3 yang ditetapkan organisasi untuk dicapai.

Catatan 1: Sasaran harus quantitatif sejauh memungkinkan.

Catatan 2: Klausul 4.3.3 mensyaratkan bahwa sasaran K3 konsisten dengan kebijakan K3.

3.15 Kinerja K3

Hasil terukur dari pengelolaan organisasi terhadap resiko-resiko K3.

Catatan 1: Pengukuran Kinerja K3 mencakup pengukuran dan efektifitas dari pengendalian yang dilakukan organisasi.

Catatan 2:Dalam konteks sistem manajemen K3, hasil dapat diukur terhadap kebijakan K3, Sasaran K3 dan persyaratan kinerja K3 yang lain.

3.16 Kebijakan K3

Arahan yang bersifat menyeluruh bagi organisasi terkait dengan kinerja K3 dan secara formal diungkapkan oleh manajemen puncak.

Catatan1: Kebijakan K3 memberi kerangka untuk melakukan tindakan dan untuk menetapkan sasaran K3.

Page 9: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

3.17 Organisasi

Perusahaan, korporasi, firma, kelompok perusahaan, lembaga, instituis atau kombinasi dari hal tersebut, kelompok atau bukan, publik ataupun pribadi yang mempunyai fungsi dan adminsitrasi sendir.

Catatan: Untuk organisasi dengan lebih dari satu unit operasi, unit operasi tunggal dapat disebut sebagai organisasi.

3.18 Tindakan Pencegahan

Tindakan untuk menghilangkan penyebab dari ketidaksesuaian yang potensial terjadi atau situasi atau kondisi yang tidak diinginkan yang potensial terjadi.

Catatan 1: Penyebab ketidak sesuaian potensial bisa saja lebih dari 1

Catatan 2: Tindakan pencegahan diambil untuk mencegah terjadinya suatu kejadian (yang belum terjadi) sedang tindakan koreksi diambil untuk mencegah terulangnya kejadian (yang sudah terlanjur terjadi).

3.19 Prosedur

Cara untuk melakukan aktifitas atau untuk melakukan proses.

3.20 Catatan

Dokumen yang yang menggambarkan hasil yang dicapai dari aktifitas yang dilakuka

Dokumen yang yang menggambarkan hasil yang dicapai dari aktifitas yang dilakukan atau menggambarkan bukti dari aktifitas yang dilakukan.

3.21 Resiko

Kombinasi dari tingkat kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang berbahaya atau yang mengakibatkan bahaya dan tingkat keparahan dari cedera atau penyakit yang diakibatkan.

3.22 Penialian resiko

Proses untuk mengavaluasi resiko yang muncul dari suatu bahaya, dengan mempertimbangkan kelayakan kontrol yang ada, dan memutuskan apakah resiko tersebut dapat diterima atau tidak.

3.23 Area kerja

Suatu lokasi fisik dimana aktifitas terkait dengan pekerjaan dilakukan dibawah kontrol organisasi.

Page 10: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Catatan: Untuk menentukan mana yang termasuk ‘area kerja', organisasi perlu mempertimbangkan dampak K3 terhadap personil yang, misalnya, melakukan perjalanan atau transit (mengemudi, melakukan perjalan dengan pesawat terbang, kapal laut ataupun kerena), bekerja di tempat klien atau pelanggan, bekerja dirumah.

4.1 Persyaratan Umum

Organisasi haris menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memeliharai dan meningkatkan secara berkelanjutan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sesuai dengan persyaratan standar OHSAS ini dan menentukan bagaimana sistem tersebut memenuhi persyaratan ini.

Organisasi harus menentukan dan mendokumentasikan lingkup sistem manajemen K3-nya.

4.2 Kebijakan K3

Manajemen puncak harus menetapkan dan mengesahkan kebijakan K3 dan menjamin bahwa kebijakan tersebut:

a.       Sesuai dengan sifat dan skala resiko K3 yang ada di organisasinya masing-masing

b.       Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan dan berkurangnya kesehatan secara berkelanjutan meningkatkan sistem manajemen K3 dan kinerja K3.

c.       Mencakup komitmen untuk paling tidak sesuai persyaratan legal yang berlakudan dengan persyaratan lain

d.      Memberi kerangka untuk penetapan dan peninjauan sasaran K3;

e.      Di dokumentasikan, diterapkan dan dipelihara

f.        Di komunikasikan ke semua orang yang bekerja dibawah kontrol organisasi agar mereka menyadari kewajiban individual mereka terkait K3;

g.       Terbuka bagi pihak-pihak yang berkepentingan; dan

h.      Di tinjau secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut masih relevan dan tepat bagi organisasi

4.3 Perencanaan

4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penetapan kontrol

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur-prosedure untuk identifikasi bahaya secara berkelanjutan, penilaian resiko dan penentuan kontrol-kontrol yang diperlukan.

Page 11: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Prosedur-prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko harus mempertimbangkan:

a.       Aktifitas rutin dan non-rutin

b.      Aktifitas dari semua orang yang mempunyai akses ke lokasi kerja (termasuk kontraktor dan pengunjung)

c.       Perilaku orang, kemampuan dan faktor-faktor manusia lainnya.

d.      Bahaya yang telah teridentifikasi yang berasal dari luar lokasi kerja yang dapat merugikan kesehatan dan keselamatan orang-orang di lokasi kerja.

e.      Bahaya bagi lingkungan sekitar lokasi kerja yang dihasilkan oleh aktifitas-aktifitas dari lokasi kerja

Catatan 1: Lebih tepat bila bahaya seperti diatas dinilai sebagai aspek lingkungan.

f.        Infrastruktur, peralatan dan material di lokasi kerja, baik yang dihasilkan oleh organisasi maupun oleh pihak lain;

g.       Perubahan-perubahan atau rencana perubahan dalam organisasi, aktifitas atau material.

h.      Perubahan dari sistem manajemen K3, termasuk perubahan sementara dan akibat dari perubahan tersebut bagi operasi, proses dan aktifitas;

i.         Semua persyaratan legal terkait dengan penilaian resiko dan penerapan kontrol yang diperlukan;

j.        Rancangan area kerja, proses, instalasi, peralatan, prosedur operasional dan pengaturan kerja, termasuk penyesuaiannya dengan kemampuan manusia

Metodologi untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko harus:

a.       Ditentukan lingkupnya, sifatnya, waktunya untuk menjamin agar identifikasi bahaya dan penilaian resiko dilakukan secara pro-aktif, bukan reactif; dan

b.      Memberi panduan untuk identifikasi, prioritasisasi dan dokumentasi resiko, dan penerapan kontrol dengan layak.

Untuk mengatur perubahan, organisasi harus mengidentifikasi bahaya K3 dan resiko K3 yang berhubungan dangan perubahan-perubahan dalam organisasi, sistem manajemen atau aktifitas sebelum perbuahan-perubahan tersebut diberlakukan.

Organisasi harus menjamin bahwa hasil dari penilaian dipertimbangkan dalam menentukan kontrol.

Page 12: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Ketika menentukan kontrol, atau ingin merubah kontral yang sudah ada, harus dipertimbangkan untuk menurunkan resiko menurut hirarki sebagai berikut:

a.       Penghilangan

b.      Penggantian

c.       Kontrol secara teknis

d.      Pemberian tanda dan/atau kontrol administatif

e.      Pemakaian peralatan pelindung

Organisasi harus mendokumentasikan hasil dari identifikasi bahaya, penilaian resiko dan kontrol yang ditentukan dan menjaga dokumentasi tersebut tetap up-to-date.

Organisasi harus menjamin agar resiko K3 dan kontrol yang telah ditentukan dipertimbangkan dalam menngembangkan, menerapkan dan memelihara sistem manajemen K3.

Catatan 2: Untuk panduan lebih lanjut mengenai identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penentuan kontrol, lihat OHSAS 18002.

4.3.2 Persyaratan Legal dan Persyaratan Lainnya.

Oerganisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses persyaratan-persyaratan legal K3 dan lainnya yang berlaku bagi organisasi masing masing.

Organisasi harus menjamin agar persyaratan-persyaratan tersebut dipertimbangkan dalam menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem manajemen K3-nya.

Organisasi harus menjaga agar informasi tersebut (persyaratan-persyaratan K3) tetap up-to-date.

Organisasi harus mengkomunikasikan informasi yang relevan terkait persyaratan-persyaratan K3 tersebut kepada personil-personil yang bekerja dalam kontrol organisasi dan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan.

4.3.3 Sasaran dan Program

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara sasaran terkokumentasi yang terdokumentasi, pada fungsi-fungsi dan tingkatan yang relevan dalam organisasi.

Sasaran harus terukur, sejauh memungkinkan, dan konsisten dengan kebijakan K3, termasuk komitmen untuk mencegah terjadinya luka atau masalah kesehatan, untuk sesuai dengan persyaratan legal dan persyaratan lainnya yang berlaku dan untuk peningkatan berkelanjutan.

Page 13: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Saat menentukan dan meninjau sasaran, organisasi harus mempertimbangkan persyaratan-persyaratan legal dan persyaratan lainnya dan resiko-resiko K3. Organisasi juga harus mempertimbangkan pilihan-pilihan teknologi yang tersedia, masalah finansial, operasioan dan persyaratan-persyaratan bisnis, dan pandangan-pandangan dari pihak-pihak yang berkepentingan.

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara program-program untuk mencapai sasaran. Minimal, program harus mencakup:

a.       Penentuan tanggung jawab dan wewenang untuk mencapai sasaran-sasaran pada fungsi-fungsi dan tingkatan yang relevan dalam organisasi, dan

b.      Cara dan kerangka waktu sasaran tersebut akan dicapai.

Program-program harus ditinjau secara berkala pada interval yang terencana, harus di sesuaikan bila diperlukan untuk menjamain sasaran-sasaran tersebut dapat tercapai.

4.4 Penerapan dan operasi

4.4.1 Sumber daya, peranan, tanggung jawab, akuntabilitas dan kewenangan.

Manajemen puncak harus mengambil tanggung jawab tertinggi untuk K3 dan sistem manajemen K3.

Manajemen puncak harus menunjukkan komitmennya dengan cara:

a.       Menjamin tersedianya sumber daya yang penting untuk menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan sistem manajemen K3.

Catatan 1: Sumber daya mencakup sumber daya manusia dan skil khusus, infrastruktur, teknologi dan finansial.

b.      Menentukan peranan, mengalokasikan penanggung jawab dan akuntabilitas, dan mendelegasikan kewenangan untuk memfasilitasi manajemen K3. Peranan, tanggung jawab dan akuntabilitas, dan kewenangan harusdikokumnetasikan dan dikomunikasikan.

Organisasi harus menunjuk anggota dan manajemen puncak dengan tanggung khusus untuk K3, yang mempunyai peranan dan tangung jawab untuk (diluar tanggung jawab lainnya):

a.       Menjamin bahwa sistem manajemen K3 ditetapkan, diterapkan dan dipelihara sesuai dengan standar OHSAS ini.

b.      Menjamin agar laporan-laporan terkait kinerja sistem manajemen K3 di berikan kepada manajemen puncak untuk ditinjau dan digunakan sebagai dasar peningkatan sistem manajemen K3.

Page 14: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Catatan 2: Manajemen puncak yang ditunjuk (dalam organisasi besar, misalnya, anggota komite eksekutif atau dewan eksekuit) dapat mendelegasikan tugas-tugas mereka kepada wakil manajemen di bawah mereka dengan tetap mempertahankan akuntabilitas.

Identitas dari manajemen puncak yang ditunjuk harus dapat diketahui oleh semua orang yang bekerja di bawah kontrol organisasi.

Semua yang mempunyai tanggung jawab manajemen harus menunjukkna komitmen mereka untuk peningkatan secara berkelanjutan kinera K3.

Orgnisasi harus menjamin agar orang-orang di lokasi kerja mengambil tanggung jawab terhadap aspek-aspek K3 yang berada dalam kontrol mereka dan taat kepada persyaratan-persyaratan K3 yang berlaku.

4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kesadaran

Organisasi harus menjamin agar semua orang yang bekerja di bawah kontrol organisasi, yang melakukan pekerjaan yang dapat berdampak kepada K3 adalah orang-orang yang berkompeten dilihat dari pendidikan, pelatihan atau pengalaman. Organisasi harus menyimpan catatan-catatan terkait kompetensi tersebut.

Organisasi harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan terkait dengan resiko K3 dan terkait sistem manajemen K3.  Organisasi harus memberikan pelatihan atau tindakan lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mengevaluasi efektifitasnya dan menyimpan catatan-catatan terkait.

Organsiasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk membuat orang-orang yang bekerja di bawah kontrol organsiasi sadar akan:

a.       Konsekwensi K3, baik aktual maupun potensial dari aktifitas dan perilaku mereka dan keuntungan yang diperoleh dari peningkatan kinerja personal.

b.      Peranan dan tanggung jawab serta pentingnya mencakai kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur-prosedur K3 dan dengan persyaratan-persyaratan sistem manajemen K3, termasuk persyaratan mengenai kesiapan dan tanggap darurat.

c.       Konsekwensi potensial bila mengabaikan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.

Prosedur pelatihanharus mempertimbangkan perbedaan-perbedaan dalam hal:

a.       Tanggung jawab, kemampuan, bahasa dan tulisan

b.      Resiko

4.4.3 Komunikasi, partisipasi dan konsultasi

Page 15: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

4.3.1 Komunikasi

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:

a.       Komunikasi internal antara berbagai tingkatan dan fungsi dalam organisasi

b.      Komunikasi dengan kontraktor dan pengunjung lokasi kerja lain.

c.       Menerima, mendokumentasi dan menanggapi komunikasi yang relevan dari pihak-pihak luar yang berkepentingan

4.3.2 Partisipasi dan konsultasi

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:

a.       Partisipasi para pekerja melalui:

Keterlibatan yang cukup dalam identifikasi bahaya, penilaian resiko dan dalam penetapan kontrol

Keterlibatan yang cukup dalam investigasi kecelakaan Keterlibatan dalam pengembangan dan peninjauan kebijakan dan sasaran K3. Konsultasi bila ada perubahan-perubahan yang mempengaruhi K3 mereka Keterwakilan dalam urusan-urusan menyangkut K3

b.      Konsultasi dengan kontraktor bila ada perubahan-perubahan yang mempengaruhi K3 mereka.

Organisasi harus menjamin bahwa, bila dianggap perlu, pihak-pihak luar yang berkepentingan dan relevan dikonsultasikan mengenai hal-hal terkait dengan K3.

4.4.4 Dokumentasi

Dokumentasi sistem manajemen K3 harus mencakup:

a.       Kebijakan dan sasaran K3

b.      Penjelasan tentang lingkup sistem manajemen K3

c.       Elemen-elemen utama sistem manajemen K3 dan interaksinya, dan acuan-acuan dokumennya.

d.      Dokumen, termasuk catatan, yang diperlukan oleh standar K3 ini.

e.      Dokumen, termasuk catatan, yang dianggap perlu oleh organisasi untuk menjamin perencanaan, operasi dan kontrol proses yang efektif terkait dengan manajemen dan resiko K3.

Page 16: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Catatan: Penting sekali bahwa dokumentasi proporsional dengan kompleksitas, bahaya dan resiko yang ada, dan dijaga agar minimal, seperlunya untuk efektifitas dan efisiensi.

4.4.5 Pengendalian dokumen

Dokumen yang diperlukan oleh sistem manajemen K3 dan oleh standar OHSAS ini harus dikontrol. Catatan adalah type khusus dokumen dan harus dikontrol sesuai dengan klausul 4.5.4.

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:

a.       Penyetujuan kelayakan dokumen sebelum diterbitkan

b.      Peninjauan dan pembaharuan bila diperlukan dan penyetujuan ulang

c.       Menjamin bahwa perubahan dan status revisi terbaru dokumen teridentifikasi (diketahui)

d.      Menjamin bahwa versi yang relevandari dokumen yang berlaku tersedia di lokasi penggunaan

e.      Menjamin bahwa dokumen tetap dapat terbaca dan dikenali dengan mudah

f.        Menjamin bahwa dokumen yang berasal dari luar, yang ditentukan oleh organisasi perlu untuk perencanaan dan operasi sistem manajemen K3-nya, diidentifikasi dan distribusinya dikontrol

g.       Mencegah penggunaan yang tidak diinginkan dokumen-dokumen yang kadaluarsa dan melakukan penandaan dengan cara yang tepat bila dokumen kadaluarsa tersebut di simpan untuk tujuan tertentu.

4.6 Kontrol operasional

Organisasi harus menentukan operasi dan aktifitas yang terkait dengan bahaya-bahaya yang telah teridentifiasi,. Semua operasi dan aktifitas tersebut memerlukan kontrol untuk penanganan resiko K3. Perubahan-perubahan terhadap aktifitas dan operasi tersebut juga harus diatur.

Untuk operasi dan aktifitas tersebut, organisasi harus menerapkan dan memelihara:

a.       Kontrol operasional yang dapat diterapan. Organisasi harus mengintegrasikan kontrol operasional dalam sistem manajemen K3 secara keseluruhan.

b.      Kontrol terkait dengan barang-barang, peralatan dan jasa yang dibeli,

c.       Kontrol terkait kontraktor dan pengunjung lain ke lokasi kerja

d.      Prosedur terdokumentasi, diperlukan bila dianggap bahwa ketiadaan prosedur dapat membuat penyimpangan terhadap kebijakan dan sasaran K3,

Page 17: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

e.      Kriteria operasi, bila dianggap bahwa ketiadaan kriteria dapat membuat penyimpangan terhadap kebijakan dan sasaran K3.

4.4.7 Kesiapan dan tanggap darurat

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur

a.       Untuk mengidentifikasi situasi darurat yang potensial

b.      Untuk menanggapi situasi darurat tersebut

Organisasi harus tanggap terhadap situasi darurat aktual dan mencegah atau mengurangi konsekwensi K3 yang merugikan.

Dalam merencanakan tanggap darurat organisasi harus mempertimbangkan pihak-pihak terkait yang relevan, seperti layanan darurat dan tetangga.

Organisasi juga harus menguji prosedur tanggap darurat secara berkalai dengan, bila memungkinkan, melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan.

Organisasi harus meninjau prosedur tersebut secara berkala dan melakukan perubahan-perubahan bila diperlukan, khususnya setelah pengujian prosedur dan setelah terjadinya situasi darurat (lihat 4.5.3)

4.5 Pemeriksaan

4.5.1 Pengukuran dan pemantauan kinerja

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3 secara teratur. Prosedur tersebut harus memberi aturan tentang:

a.       Ukuran qualitative dan quantitatie yang sesuai dengan kebutuhan organisasi

b.      Pemantauan tingkat pencapaian sasaran K3

c.       Pemantauan efektifitas dari kontrol (baik untuk kesehatan maupun keselamatan)

d.      Ukuran kinerja yang bersifat proaktif yang memantau kesesuaian dengan program-program K3, kontrol dan kriteria operasional

e.      Ukuran kinerja yang bersifat reaktif yang memantau kondisi kesehatan yang buruk, insiden (termasuk kecelakaan dan ‘nyaris kecelakaan', dll.) dan bukti-bukti historis lain tentang kurang baiknya kinerja K3

f.        Pencatatan data dan hasil dari pemantauan dan pengukuran yang cukup untuk dijadikan bahan analisa tindakan koreksi dan pencegahan selanjutnya.

Page 18: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Jika diperlukan peralatan untuk melakukan pemantauan atau pengukuran kinerja, organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengkalibras dan memelihara peralatan tersebut dengan layak. Catatan kalibrasi dan pemeliharaan dan hasilnya harus disimpan.

4.5.2 Evaluasi kesesuaian

4.5.2.1 Konsistem dengan komitmen organisasi untuk sesuai dengan persyaratan legal dan persyaratan lian terkait K3, organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengevaluasi kesesuaian dengan persyaratan legal K3 secara berkala (lihat 4.3.2)

Organisasi harus menyimpan catatan-catatan hasil dari evaluasi berkala tersebut.

Catatan: frekwensi evaluasi dapat berbeda-beda untuk setiap perayratan legal K3.

4.5.2.2 Organisasi harus mengevaluasi kesesuaian dengan persyaratan K3 lain yang berlaku bagi organisai (lihat 4.3.2). Organisasi dapat menggabungkan evaluasi ini dengan evaluasi kesesuaian terhadap persyaratan legal yang disebut dalam klausul 4.5.2.1 atau membuat prosedur yang terpisah.

Organisasi harus menyimpat catatan hasil evaluasi.

Catatan: Frekwensi evaluasi dapat berbeda-beda untuk setiap persyaratan

4.5.3 Investigasi insiden, ketidaksesuaian, tindakan koreksi dan tindakan pencegahan

4.5.3.1 Investigasi insiden

Organsiasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mencatat, menginvestigasi dan menganalisa insiden untuk:

a.       Menentukan ketidaklayakan K3 yang menjadi penyebab dan faktor lain yang dapat menyebabkan atau memberi kontribusi terjadinya insiden.

b.      Mengidentifikasi kebutuhan tindakan koreksi

c.       Mengidentifikasi peluang untuk tindakan pencegahan

d.      Mengkomunikasikan hasil dari investigasi.

e.      Investigasi harus dilakukan tepat waktu.

Setiap kebutuhan tindakan koreksi atau peluang untuk tindakan pencegahan harus ditangani sesuai dengan klausul 4.5.3.2

4.5.3.2 Ketidaksesuaian, tindakan koreksi dan tindakan pencegahan

Page 19: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk menangani ketidaksesuaian aktual dan potensial dan untuk melakukan tindakan koreksi dan tindakan pencegahan. Prosedur harus menetapkan aturan untuk:

a.       Mengidentifikasi dan mengkoreksi ketidaksesuaian dan melakukan tindakan untuk meminimalkan konsekwensi K3.

b.      Menginvestigasi ketidaksesuaian, menentukan penyebab-penyebabnya dan melakukan tindakan untuk menghindari terulangnya kejadian.

c.       Mengevaluasi kebutuhan tindakan untuk mencegah ketidaksesuaian dan menerapkan tindakan yang layak untuk menghindari kejadian.

d.      Mencatat dan mengkomunikasikan hasil tindaka koreksi dan tindakan pencegahan.

e.      Meninjau efektifitas tindakan koreksi dan tindakan pencegahan yang diambil.

Bila dalam tindakan koreksi dan tindakan pencegahan teridentifikasi adanya bahaya baru atau bahaya yang berubah atau dibutuhkan kontrol baru atau perubahan kontrol, prosedur harus mensyaratkan agar penilaian resiko dilakukan sebelum tindakan diterapkan.

Tindakan koreksi dan tindakan pencegahan yang diambil untuk menhilangkan penyebab dari ketidaksesuaian aktuan dan potensial harus layak sesuai dengan tingkat permasalahan dan sepadan dengan resiko K3 yang dihadapi.

Organisasi harus menjamin agar setiap perubahan yang terjadi karena dilakukannya tindakan koreksi dan tindakan pencegahan disertai dengan perubahan dokumentasi sistem manajemen K3 yang diperlukan.

4.5.4 Pengendalian catatan

Organisasi harus menetapkan dan memelihara catatan-catatan yang diperlukan untuk menunjukkan kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan sistem manajemen K3 organisasi dan terhadap standar OHSAS ini, dan untuk menunjukkan hasil-hasil yang dicapai.

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi, menyimpan, melindungi, mengakses dan membuang catatan.

Catatan harus dijaga agar tetap dapat terbaca, dapat diidentifikasi dan ditelusuri.

4.5.5 Audit internal

Organisasi harus menjamin agar audit internal terhadap sistem manajemen K3 dilakukan berkala dan terencana untuk:

a.       Menentukan apakan sistem manajemen K3:

Page 20: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

a.       Sesuai dengan pengaturan sistem K3 yang telah direncanakan dan dengan persyaratan standar OHSAS ini.

b.      Telah diterapkan dengan tepat dan dipelihara, dan

c.       Efektif memenuhi sasaran dan kebijakan organisasi.

b.      Memberikan informasi hasil audit kepada manajemen.

Program audit harus direncanakan, ditetapkan, diterapkan dan dipelihara oleh organisasi, didasarkan pada hasil penilaian resiko dari aktifitas-aktifitas organisasi dan pada hasil audit sebelumnya.

Prosedur audit harus ditetapkan, diterapkan dan dipelihara, mencakup:

a.       Tanggung jawab, kompetensi dan syarat-syarat dalam perencanaan dan pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit dan penyimpanan catatan terkait.

b.      Penentuan kriteria audit, lingkup, frekwensi dan metoda.

Pemilihan auditor dan pelaksanaan audit harus menjamin objektifitas dan  impartiality (tidak berat sebelah) proses audit.

4.6 Tinjauan manajemen

Manajemen puncak harus meninjau sistem manajemen K3 pada interval yang terencana, untuk menjamin kecocokan sistem, kelayakan dan efektifitas. Peninjauan harus mencakup penilaian peluang untuk peningkatan dan kebutuhan perubahan sistem manajemenK3, termasuk kebijakan K3 dansasaran K3. Catatan tinjauan manajemen harus dipelihara.

Masukan tinjauan manajemen harus mencakup:

a.       Hasil audit internal dan hasil dari evaluasi kesesuaian dengan persyaratan legal dan persyaratan lain yang berlaku.

b.      Hasil dari partisipasi dan konsultasi (lihat 4.4.3)

c.       Komunikasi relevan dengan pihak luar yang berkepentingan, termasuk keluhan,

d.      Kinerja K3 organisasi,

e.      Tingkat pencapaian sasaran

f.        Status investigasi insiden, tindakan koreksi dan tindakan pencegahan,

g.       Tindaklanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya,

Page 21: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

h.      Hal-hal yang berubah, termasuk perkembangan persyaratan legal dan persyaratan lain terkait K3, dan

i.         Usulan-usulan untuk peningkatan.

Hasil dari tinjauan manajemen harus konsisten dengan komitmen organisasi untuk peningkatan berkelanjutan dan harus mencakup keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan terkait kemungkinan perubahan dalam hal:

a.       Kinerja K3,

b.      Sasaran dan kebijakan K3,

c.       Sumberdaya, dan

d.      Elemen-elemen lain dari sistem manajemen K3.

Hasil yang relevan dari tinjauan manajemen harus tersedia (dapat diakses) untuk proses komunikasi dan konsultasi (lihat 4.4.3)

 

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN

Kondisi bisnis banyak berpengaruh pada kehidupan kita. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan mempunyai beberapa tanggung jawab pada kehidupan dan kesejahteraan manusia. Sekarang, masyarakat menuntut kepada perusahaan-perusahaan untuk mengembang tanggung jawab seperti itu lebih besar dari sebelumnya. Perusahaan tidak bias berprinsip “semau gue” dalam melaksanakan kegiatannya.

Pengertian Lingkup Perusahaan

Lingkungan perusahaan dapat diartikan sebgai keseluruhan dari faktor-faktor ekstren yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya. Sedangkan arti lingkungan secara luas mencangkup semua faktor ekstern yang mempengaruhi individu, perusahaan, dan masyarakat.

Perusahaan dalam Masyarakat yang Pluralistik

Masyarakat pluralistic adalah kombinasi dar berbagai kelompok yang mempengaruhi lingkungan perusahaan.

Page 22: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Dalam masyarakat pluralistic, terdapat banyak pusat kekuatan, masing-masing mempunyai sifat mandiri. Berbagai kelompok tersebut dapat menyebarkan kekuatan dan mencegah terjadinya pemusatan kekuatan pada suatu segmen masyarakat saja. Hubungan-hubungan yang baik dapat terjadi dengan saling memberi melalui kompromi, bukannya dengan paksaan. Dalam hal ini, plura;isme mencerminkan usaha manusia untuk mempertemukan kebutuhan dan kepentingan dari berbagai oranisasi.

Kesan Negatif Tentang Perusahaan

Kritik terhadap perusahaan tidak hanya terbatas pada ekonomi, moral , etik, dan politik saja; tetapi juga menyangkut lingkungan fisik. Limbah kimia yang berbahaya bagi kehidupan di buang begitu saja ke sungai. Polusi udara juga meningkat, bahkan belum lama ini di Jakarta telah ditemukan bahwa kandungan carbon monoida dalam air hujan cukup banyak. Sehingga masyarakat Jakarta di anjurkan untuk tidak menggunakan air hujan sebagai air minum.

Usaha-usaha Memperbaiki Kesan Negatif

Untuk memperbaiki adannya kesan-kesan negative dari masyrakat terhadap perusahaan, tentunya perusahaan harus tidak menciptakan masalah- masalah yang negative serta perlu melaksanakan kegiaan humas yang baik harus dapat menciptakan. Kegiatan hubungan masyarakat (humas) yang efektif. Saran dari pemerintah dan keluhan dari masyarakat harus diperhatikan. Kegiatan humas yang baik harus dapat meniptakan komunikasi dua arah yang serasi antara perusahaan dengan pemerintah dan masyarakat, bukannya hanya berpropaganda saja.

LINGKUNGAN FISIK, ENERGI DAN KONSERVASI

Ekologi

Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Kualitas lingkungan kita sudah semakin menurun. Hal ini terutama disebabkan oleh kombinasi dari tiga faktor :

Semakin meningkatnya konsentrasi penduduk Perkembangan teknologi baru Semakin meningkatnya kemakmuran ekonomi.

Macam-macam Polusi

Page 23: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Polusi merupakan pengrusakan lingkungan alam di mana kita hidup dan bekerja. Air dan udara yang sebelumnya bersih, sekarang telah tercemar. Masing-masing jenis polusi berikut ini menjadi ancaman bagi lingkungan yang sehat.

Pencemaran Udara

Polusi udara ini menimbulkan dampak negative yang biasanya dikaitkan dengan penyakit jantung dan pernafasan. Kita dapat membayangkan bilamana seseorang di dalam garasi tertutup menghidukan mesin mobil, maka orang tersebut mengalami sesak nafas dan menjadi lemas.tetapi, dapat diduga bahwa pencemaran udara seperti ini berpengaruh negative pada kesehatan badan setiap orang.

Pencemaran Air

Jarak antara sumber air tanah dengan tangi peresapan (pembuangan kotoran) saling berdekatan sehingga bakteri-bakteri dalam tangki peresapan dapat merembes masuk ke sumber air. Air yang mengandung bakteri-bakteri itu tidak baik bagi kesehatan badan jika diminum.

Pencemaran Sampah Awet

Sering sampah awet, seperti kaleng bekas, botol, karet dan plastic, sulit mendapatkan pembuangan; ditanampun tidak lekas larut dalam tanah. Namun demikian masih ada pihak-pihak yang ternyata sangat membantu dalam mengurangi polusi sampah awet, yaitu para gelandangan pencari kaleng, botol dan sebagainya yang mendapatkan hasil dengan menjualnya ke pabrik-pabrik pengolahan.

Energi dan Konservasi

Di Indonesia sumber energi minyak bumi sudah lama digunakan di samping batu bara dan air. Kemudian muncul penggunaan gas alam yang juga dihasilkan di dalam negri dan akhir-akhir ini sudah mulai dikembangkan penggunaan sumber energi matahari serta kemungkinan penggunaan tenaga nuklir.

Dari sumber energi tersebut kiranya energi matahari data memberikan prospek penggunaan yang baik di masa depan mengingat bahaya yang hamper tidak ada, biayanya murah dan bebas polusi. Sebagian besar penggunaan energi di dunia saat ini masih bergantung pada minyak dan gas.

LINGKUNGAN PEREKONOMIAN DAN PERPAJAKAN

Page 24: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah

Apabila pengeluaran pemerintah lebih besar dari penghasilannnya maka akan terjadi defisit. Untuk menutup defisit ini dapat dilakukan peminjaman kepada bank-bank. Jumlah uang yang dipinjam dengan cara ini disebut utang Negara.

Ada beberapa macam pajak yang di kenakan oleh pemerintah antara lain;

1. Pajak Tidak Langsung, besarnya pajak ini ditambahkan pada harga barang tersebut pada saat kepada masyarakat. Pajak tersebut dinamakan pajak penjualan (ppn)

2. Pajak Langsung., pajak langsung adalah pajak langsung karena langsung dikenakan atau di pungut pada membayar pajak. Macam pajak lain yang dapat digolongkan sebagai pajak langsung ini adalah pajak pendapaan (ppd), pajak perseroan (pps) an pajak dividen.

Secara keseluruhan penerimaan pemerintah dapat diperoleh dari:

o Penerimaan dalam negeri, meliputi : pajak tidak langsung, penerimaan minyak dan penerimaan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak ii meliputi denda-denda, iuran, retribusi, hasil lelang, bagian laba perusahaan dan lain-lain.

o Penerimaan pembangunan, meliputi : bantuan program dan bantuan proyek

Sedangkan seluruh pengeluaran Pemerintah dapat dikelompokan ke dalam

Pengeluaran rutin, antara lain berupa : belanja pegawai, belanja barang . subsidi daerah otonom, bunga dan cicilan utang serta pengeluaran lain.

Pengeluaran pembangunan

LINGKUNGAN HUKUM

Hkum yang ada di Indonesia dapat dikelompokan ke dalam : (1) hokum public dan (2)hokum privat.

Hukum Publik

Page 25: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Hukum public ini mengatur masalh-masalah yang menyangkut kepentingan dan keamanan dan keamanan. Hokum tetangga hukum tatausaha dan hokum pidana.

Hukum Privat

Hokum privat merupakan hokum yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan dengan kepeningan seseorang dan kelompok-kelompok dalam masyarakat. Termasuk ke dalam hokum privat adalah hokum perdata dan hokum dagang.

LINGKUNGAN PEMERINTAH

Perhatian Pemerintah terhadap Kegiatan Usaha

Keuntungan-keuntungan ekonomi juga merupakan alas an bagi pemerintah untuk memberikan bantuan, disamping alas an keamanan dan alasan-alasan lain

a. bantuan di Bidang transportasi,

tidak sedikit bantuan Pemerintah dib dang transportasi. Hampi di setiap sector pengangkutan, pemerintah banyakmemegang peranan pada sector perkereta-apian, misalnya : sepenuhnya di kuasai pemerintah.

b. Bantuan pada perusahaan-Perusahaan Kecil

Bantuan kepada perusahaan –perusahaan kecil dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu :

Bantuan financial; Bantuan pemberian kontrak; serta Bantua teknik dan manajemen.

c. Bantuan di Bidang Komunikasi

Page 26: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

bidang komunikasi yang meliputi kegiatan-kegiatan siaran radio, televise, telepon dan sebagainya hamper seluruhnya dikuasai dan diatur oleh pemerintah. Bidang komunikasi ini juga didukung dengan usaha-usaha pengembangan ruang angkasa seperti penggunaan satelit.

LINGKUNGAN INTERNASIONAL

Lingkuanan internasional merupakan suatu konsep keseluruhan yang luas meliputi kegiatan dan maslah perekonomian dunia. Keadaan perekonomian nasional menjadi saling terpengaruh dan saling tergantung pada maslah-masalah internasional. Krisi energi yang terjadi sesudah tahun 1973 menyebabkan beberapa Negara pengimpor minyak mengalami kesilitan. Perusahaan multinasional mereka membuat barang dan jasa untuk melayani konsumen di seluruh dunia.

Neraca Pembayaran Internasional

Neraca pembayaran ini menggambarkan transaksi-transaksi internasional, yaitu jumlah utang Negara x kepada Negara y dan jumlah utang dari Negara y kepada Negara x. suatu konsep pentingnya yang berhubungan dengan neraca pembayaran adalah neraca perdagangan.

Perusahaan-perusahaan Multinasional

Perusahaan-perusahaan Multinasional kebanyakan bersal dari Negara-negara eropa, Amerika dan Jepang. Pasar yang di kuasainya meliputi beberapa Negara selain negaranya sendiri, perusahaan-perusahaan di amerika seperi : Ford, Johnson & Johnson, Coca cola dan sebagainya. Mereka memperluas pasarnya ke Negara-negara lain dengan tujuan untuk menampung kelebihan hasil produksinya di atas kebutuhan unuk konsumsi dalam negeri.

Kegiatan-kegiatan Multinational

Perusahaan-perusahan Multinasional bertujuan memasrkan barang hasil produksinya tidak hanya ke satu Negara saja. Tetapi juga ke Negara-negara lain. Kemudian mendirikan perusahaan perakitan/assembling di Negara kedua untuk melayani kebutuhannya di samping Negara ketiga yang ada

Page 27: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

di sekitarnya. Perusahaan-perusahaan Multinasional beroprasi di suatu Negara untuk mengembangkan pasarnya secara ekonomis dan berusaha memanfaatkan politik yang menguntungkan. Untuk menjalankan kegiatanya perusahaan tersebut dapt berbentuk suatu joint venture, perjanjian lisensi atau kontrak-kontrak khusus.

Masuknya Perusahaan-perusahaan Multinasional ke Indonesia ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 1tahun 1967 yang disempurnakan dengan Undang-undang nomor 11tahun 1970 tentang Peranan Modal Asing (PMA).

Ciri-ciri Perusahaan Multinasional

PBB dalam laporan tahunan 1973 mendefinisikan Perusahaan Multinaisonal sebagai suatu perusahaan yang kegiatan pokoknya meliputi usaha-usaha pengolahan/manufaktur atau pemberian jasa dalam sedikitnya dua Negara.

Dengan definisi ini maka perusahaan multinasional merupakan sumber dari penanaman modal asing langsung dan jumlahnya merupakan ukuran kegiatan perusahaan itu.

Pada saat laporan PBB itu di buat (1973) jumlah perusahaan Multinasional deperkirakan sekitar 7.300 buah, 200 diantaranya mempunyai cabang di 20 negara atau lebih.

Kebaikan dan Keburukan Perusahaan Multinasional

Berikut ini diuraikan kebaikan-kebaikan dan keburukan didirikannya perusahaan Multinasional bagi Negara pengundang, terutama Negara sedang berkembang.

a. Kebaikan Perusahaan Multinasional

Menambah devisa Negara melalui penanaman modal di bidang ekspor. Mengurangi kebutuhan devisa untuk impor di sector industri. Menambah pendapatan Negara berupa pajak-pajak dan royalty dari perusahaan-perusahaan

tersebut. Menambah kesempatan kerja dengan membuka lapangan kerja baru. Meningkatkan taraf hidup karyawan dengan memberikan gaji tinggi. Memodernisir industri Menambah arus barang karena meningkatnya produksi nasional yang didukung oleh perusahaan

tersebut. Memperluas pasar faktor-faktor produksi dalam negeri, seperti : bahan baku, tenaga kerja, dan

sebagainya.

Page 28: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Ikut mendukung pembangunan nasional.

b. Keburukan perusahaan Multinasional :

Makin banyaknya Perusahaan Multinasional yang didirikan dapat mempengaruhi kekuasaan ekonomi Negara. Tetapi jika jumlahnya sedikit, maka arti kuantitatifnya tidak banyak.

Perusahaan-perusahaan Multinasional tersebut memperoleh hasil berupa :o Keuntungan yang akan dialihkan keluar negeri kepada pemegang sahamnya.o Penyusutan/depresiasi. Dalam praktek sering digunakan untuk menyembunyikan

keuntungan-keuntungan agar tidak terkena pajako Kebutuhan akan bahan baku dan barang modal harus didatangkan dari luar negeri yang

dalam pelaksanaannya Pemerintah harus menyediakan fasilitasnya.

Selain itu Perusahaan Multinasional berhak menarik kembali modalnya sewaktu-waktu. Keadaan seperti ini dapat memberikan akibat kurang menguntungkan dalam neraca pembayaran.

Lembaga-lembaga yang Membantu Perdagangan Internasional

Perantara ini di sebut middlemen, dibedakan menjadi emapat golongan.

a. Export and Import commission House

commission House merupakan wakil-wakil dari pembeli. Export Commission House menerima pesanan dari pembeli-pembeli di luar negari, kemudian memenuhi pesanan tersebut dan menyelesaikan masalah-masalah pengeksporan,

b. Merchant Exporters and Importers

Tidak seperti Commission House, Merchant Exprters and Importers memperoleh penghasilan dari hasil keuntungan dalam perdagangan. Jadi bukannya komisi. Mereka membeli barang-barang dalam negeri dan menjualnya kembali ke luar negeri . atau membeli barang-barang di luar negeri dan menjualnya kembali di dalam negeri.

c. Manufacturer’s Export Agents

Export Agents bertindak sebagai departemen/bagian ekspor dari sebuah perusahaan/produsen atau sekelompok perusahaan. Hubungan mereka denganperusahaan biasanya bersifat permanent dan ditetapkan dengan suatu kontrak.

Page 29: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

d. Export and Import Broken

makelar (broken) dalam kegiatan ekspor-impor berusaha mempertemukan pembeli dan penjual bersama-sama. Atas jerih payahnya mereka mendapatkan komisi dari transaksi yang terjadi. Barang-barang yang ditawarkan biasanya berupa gula, kapas, beras dan barang lain yang serupa.

Perkembangan Impor dan Ekspor Indonesia.

Setiap tahun sejak 1969 keadan ekspor Indonesia secara keseluruhan mengalami perkembangan yang positif dalam nilai dollar. Tetapi mulai periode 1981/1982 keadaan ekspor ini mulai mengalami fluktuasi. Barang-barang selain migas dan migas (minyak dan gas bumi).

Barang-barang yang termasuk kategori bukan migas dikempokan lagi menjadi:

Golongan barang utama, terdiri atas : kayu, karet, timah, minyak, kelapa sawit, kopi, tembakau, the, dan lain-lain.

Golongan barang lain, terdiriatas : hewan beserta hasilnya, lada bungkil kopra, kopra, bahan makanan, barang tambang dan lain-lain.

Impor yang dilakukan oleh Indonesia selama ini meliputi tiga golongan barang yaitu:

Barang konsumsi, terdiri atas : beras, tepung terigu, tekstil, dan lain sebagainya. Bahan baku dan penolong, terdiri atas : cengkeh, bahan kimia, hasil dan pereparat kimia, bahan

cat, pupuk, kertas, benag tenun, cambric dan shirting, bahan bangunan, dan lain-lain. Barang modal terdiri atas : mesin-mesin, generator listrik, alat telekomunikasi, dan lain

sebainya.

Selain ketiga golongan tersebut. Indonesia juga mengimpor minyak dan gas untuk konsumsi didalam negeri.

Diposkan oleh Jabbar di 00:16

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Blog Archive

Page 30: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

► 2012 (11)

► 2011 (20)

▼ 2010 (9) o ► Desember (1) o ► November (1) o ▼ Oktober (6)

PEMASARAN Pengertian Studentsite dan BAAk Online DISAIN DAN PRILAKU ORGANISASI Manajemen Umum Manfaat Komputer dalam Bidang Ilmu dan Teknologi PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN

o ► September (1)

UG studentsite

http://studentsite.gunadarma.ac.id/

Gunadarma

http://www.gunadarma.ac.id/

Pengikut

About Me

Jabbar

Lihat profil lengkapku

Get your own Digital Clock

search

Page 31: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

PERUT TERPUKUL DRILL COLARTanggal 3 Maret 2010 di sebuah instalasi pemboran lepas pantai telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang Roustabout meninggal dunia. Kecelakaan terjadi ketika sedang mengeluarkan drill colar dari dalam box penyimpanan dengan bantuan alat angkat (crane).

Kronologi kecelakaan:

Drill Colar (DC) adalah salah satu rangkaian pipa bor yang dipasang di atas pahat. Gunanya sebagai pemberat, sehingga pemboran lebih mudah untuk menembus lapisan tanah.

Biasanya drill colar diletakkan di atas rak pipa atau disimpan dalam sebuah kotak. Pada instalasi pemboran di lepas pantai yang tempatnya serba terbatas, drill colar

disimpan di dalam kotak. Untuk mengeluarkan drill colar dari dalam kotak tidak mungkin diangkat oleh manusia,

karena drill colar sangat berat, sehingga digunakan pesawat angkat. Cara mengangkatnya dengan kawat baja (sling) yang diujungnya dipasang pengait. Pengait dicantolkan di kedua ujung pipa (dc), kemudian diangkat dengan pesawat angkat

(crane). Pada saat pengangkatan inilah terjadi kecelakaan, dimana posisi sling tidak center dengan

pipa, sehingga pipa terayun dan ujungnya menumbur perut seorang Roustabout yang berada di dekatnya.

Sebab-sebab kecelakaan :

Posisi sling tidak center dengan drill colar yang diangkat, sehingga bergeser pada titik imbangnya.

Posisi korban yang tidak tepat, sehingga terbentur oleh drill colar yang terayun. Korban kurang paham atas aspek keselamatan kerja pada pengangkatan barang dengan

crane. Korban tidak paham pada aspek keselamatan kerja karena kurangnya sosialisasi prosedur

pengangkatan dengan crane.

Saran-saran :

Semua pekerja yang terlibat dalam pekerjaan harus diberikan petunjuk keselamatan (safety talk) termasuk bahaya-bahaya yang mungkin terjadi.

Prosedur kerja dalam hal ini mengangkat barang dengan crane harus disosialisasikan kepada para pekerja yang terlibat.

Semua pekerja harus dilengkapi dengan Personal Protection Equipment dan dipakai saat bekerja.

 

Page 32: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

SURGE TANK TUMBANG MENIMPA COMPANYMAN

Pada hari Rabu tanggal 9 Juni 2010 terjadi peristiwa kecelakaan yang menimpa seorang Companyman di lokasi pemboran minyak dan gas bumi, yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Kronologi:

Saat proses mixing cement di surge tank independent (kaki 3), surge tank tidak mempunyai skit dan diganjal dengan kayu eks palet, tangki goyang dan kaki surge tank bergeser meleset dari ganjalan, kemudian amblas, sehingga surge tank roboh menimpa korban.

Korban berada di sekitar surge tank yang roboh sedang mengawasi pekerjaan mud boy yang sedang menimbang berat sampel cement.

Sebagai informasi surge tank tersebut didesign untuk dipasang di anjungan lepas pantai, dimana kaki-kakinya dilas pada sebuah deck. Kaki surge tank terbuat dari besi pipa. Karena kebutuhan, surge tank dibawa ke sebuah lokasi pemboran darat dan hanya diganjal dengan kayu, tidak dilas pada alas yang terbuat dari plat.

Penyebab kecelakaan :

Penggunaan surge tank di darat tidak sesuai dengan peruntukannya Surge tank tidak dimodifikasi untuk digunakan di darat. Posisi korban kurang beruntung, berada pada jangkauan jatuhnya surge tank

Saran-saran :

Pengawasan lebih ketat terhadap alat-alat yang akan digunakan di lapangan Gunakan alat yang sesuai dengan peruntukannya Melengkapi surge tank dengan guy line Melengkapi surge tank dengan alas yang memadai

 

PEKERJA TERTIMPA TUBING BOWL

Tanggal 5 Juli 2010 telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang pekerja perawatan sumur luka berat dan akhirnya meninggal dunia setelah dirawat secara intensif selama 10 hari di rumah sakit.

Kronologi :

Pekerjaan yang dilakukan adalah perawatan sumur Ketika mencabut tubing bowl, tiba-tiba tubing terlepas dari elevator dan menimpa korban Posisi korban berada di sekitar rak pipa

Page 33: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Penyebab kecelakaan :

Lock elevator tidak berfungsi dengan baik Kurangnya pemeriksaan teknis terhadap elevator.

Saran-saran

Memeriksa secara teknis terhadap peralatan elevator, termasuk alat penguncinya. Membuat prosedur kerja dan disosialisasikan kepada seluruh pekerja Meningkatkan safety meeting kepada seluruh pekerja

FLOORMAN TERTIMPA ELEVATOR

Tanggal 1 Desember 2010 di sebuah pemboran sumur darat, terjadi kecelakaan yang mengakibatkan seorang Floorman meninggal dunia akibat kejatuhan DP Elevator yang lepas dari travelling block. Hasil pemeriksaan dokter, korban menderita patah tangan dan kaki kiri, tiga jari kaki kiri putus dan kepala bagian belakang kiri retak. Darah keluar dari telinga, mulut dan hidung korban.

Kronologi :

Pekerjaan saat itu adalah mencabut pahat 12 ¼” dengan DP 5” dari kedalaman 748 meter hingga 667 meter.

Saat akan melepas sambungan satu stand DP 5”, elevator ikut berputar, akibatnya dua buah safety pin putus dan elevator jatuh dari ketinggian 30 meter (1 stand atau 3 joint).

Elevator yang digunakan jenis side door. Korban yang berada di lantai bor tertimpa oleh elevator tersebut.

Sebab kecelakaan :

Elevator jatuh karena terlepas dari link dan drill pipe Elevator terlepas dari link karena putusnya dua buah safety pin Elevator terlepas dari rangkaian DP karena pintu elevator terbuka akibat kejutan/hentakan

keras pada saat elevator ikut berputar Putusnya kedua safety pin karena elevator ikut berputar pada saat DP diputar dengan

power tong. Elevator ikut berputar karena elevator masih mengikat/menjepit drill pipe meskipun slip

sudah dipasang.

Saran-saran :

Mengganti elevator jenis side door dengan center latch. Melakukan pemeriksaan teknis atas elevator Membuat prosedur kerja yang aman dan disosialisasikan kepada semua pekerja. Melakukan pemeriksaan teknis terhadap semua peralatan rig yang kritis

Page 34: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Melengkapi dokumen teknis atas peralatan sesuai standard dan manual masing-masing peralatan.

KEBAKARAN KAPAL

Tanggal 26 Oktober 2010 telah terjadi kebakaran sebuah kapal (Tug Boat) di perairan Kalimantan Timur. Kebakaran tersebut mencederai 3 pekerja yang ada di dalam kapal tersebut dan dua orang diantaranya meninggal dunia.

Kronologi :

Kapal digunakan untuk mengantarkan petugas ke sebuah anjungan untuk sesuatu pekerjaan.

Selesai mengantar petugas, kapal menjauh dari anjungan menunggu perintah selanjutnya. Sambil menunggu perintah lebih lanjut, tiga orang krew kapal melakukan kegiatan di

dalam ruang mesin. Terjadi kebakaran yang mencederai tiga orang yang berada di dalam ruang mesin.

Sebab-sebab kebakaran :

Kebakaran diduga adanya uap bahan bakar minyak (solar dan kondensat) yang terakumulasi di dalam ruang mesin.

Uap bahan bakar minyak berasal dari cadangan bahan bakar yang didimpan di dalam jerigen, tetapi tidak tertutup.

Sumber api diperkirakan dari api terbuka, karena ditemukan puntung rokok di saluran pembuangan air di dalam ruang mesin.

Ada indikasi pencampuran solar dengan kondensat sebagai bahan bakar mesin kapal. Kondensat didapatkan dari hasil mencuri di sumur migas.

Saran perbaikan :

Melakukan pemeriksaan teknis sesuai peraturan dan standrad yang diacu terhadap kapal-kapal yang dioperasikan.

Melakukan tindakan tegas terhadap pemilik kapal, jika ternyata melakukan pelanggaran ditatainya peraturan yang berlaku.

Melakukan sosialisasi secara berkala atas keselamatan penanganan bahan bakar minyak. Melaporkan tindak pidana pencurian kondensat kepada pihak yang berwajib.

TERPERANGKAP DALAM TANGKI UNLOADING NITROGEN

Tanggal 31 Mei 2010 telah terjadi kecelakaan yang sangat tragis, dimana lima orang terperangkap di dalam sebuah tangki undloading nitrogen. Empat orang diantaranya meninggal dunia dan satu orang dapat diselamatkan.

Page 35: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Kronologi :

Pekerjaan yang dilakukan adalah fracturing sumur minyak. Sekitar pukul 15.00 seorang pekerja kontraktor berlari ke arah portacamp sambil minta

tolong bahwa ada lima orang  pinGsan di dalam tangki amblasan. Pekerjaan dihentikan, semua crew menolong mengangkat kelima orang yang pingsan di

dalam tangki. Korban pertama yang berhasil diangkat adalah orang yang terakhir masuk ke dalam

tangki, akhirnya dapat diselamatkan. Empat orang yang lain dalam kondisi kritis, segera dievakuasi ke Puskesma/Rumah sakit

terdekat, namun akhirnya semua meninggal dunia.

Sebab-sebab kecelakaan :

Tangki tersebut untuk menampung unloading nitrogen dan cairan yang keluar dari dalam sumur.

Tangki berbentuk persegi panjang dan lobang tangki berukuran 40 cm X 40 cm terletak di bagian sudut atas tangki.

Orang yang pertama masuk ke dalam tangki diduga mengambil sesuatu barang miliknya yang terjatuh ke dalam tangki.

Korban-korban berikutnya adalah orang-orang yang berusaha untuk menolong korban pertama.

Para korban diduga kekurangan oksigen, dimana di dalam tangki tersebut banyak berisi nitrogen.

Ketidaktahuan korban tentang bahaya gas nitrogen dan tidak mengerti prosedur memasuki ruang terbatas.

Saran-saran :

Memberitahukan kepada seluruh pekerja tentang bahaya bahan kimia.

Melakukan pelatihan dan pemahaman mengenai prosedur masuk kedalam ruang terbatas (confined space).

RAHANG TERPUKUL CROSS JOINT

Tanggal 5 September 2010 terjadi kecelakaan disebuah lokasi pemboran sumur minyak, yang menimpa seorang mekanik sebuah perusahaan jasa pengeboran minyak, dimana rahang korban terpukul oleh cross joint mesin pengeboran (engine draw work) yang patah.

Kronologi :

Pekerjaan yang dilakukan ketika itu adalah persiapan pengeboran sumur minyak dengan instalasi pengeboran (rig) darat.

Page 36: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Rig dilengkapi dengan tiga buah mesin, dimana ke tiga mesin tersebut belum siap untuk dioperasikan karena alat penunjang seperti baut pengikatnya dan tutup pengaman cross joint belum terpasang.

Korban sebagai mekanik melakukan running test terhadap Engine Draw Work No. 1. Karena baut pengikat belum terpasang, mengakibatkan mesin bergeser dan membuat

cross joint antara engine draw work dan gear box patah, terlempar menghantam rahang korban.

Sebab-sebab Kecelakaan :

Standard Operating Proceure, Perintantah Kerja dan Job Safety Analisys tidak tersedia. Engine belum dilengkapi baut pengikat dan tutup cross joint. Tidak terpasang LOTO pada control panel Belum dilakukan inspeksi secara menyeluruh terhadap peralatan rig. Tidak ada pengawasan oleh Rig Superintendent saat pengetesan mesin.

Saran-saran :

Pengetesan engine harus dilengkapi SOP dan JSA terlebih dahulu. Semua peralatan penunjang seperti baut pengikat, tutup cross joint dan mufler harus

dipasang sebelum dilakukan tes engine. Rig Sup dan safety Officer harus melakukan pengecekan sebelum menjalankan mesin-

mesin. Melengkapi tanda Log Out Tag Out (LOTO) pada control panel. Safety meeting dan safety talk dilakukan sebelum melaksanakan pekerjaan yang berisiko

tinggi.

 

Trailer Masuk Jurang, Sopir dan Kernet Meninggal di Tempat Kejadian

Tanggal 10 Desember 2010 di jalan lintas Trans Sulawesi terjadi kecelakaan lalu lintas, dimana sebuah trailer yang membawa peralatan pengeboran berupa Cementing Pumping Unit mengalami kecelakaan masuk ke dalam jurang sehingga pengemudi dan kernetnya meninggal di tempat kejadian.

Kronologi :

Untuk mengangkut peralatan pengeboran dari sebuah pelabuhan menuju lokasi pemboran digunakan lima unit trailer.

Perjalanan ke lima unit trailer dikawal oleh Polisi dari Polres setempat. Saat melewati jalan yang menurun tajam dan berbelok ke kiri, pengemudi trailer tidak

mampu mengusasi kendaraan, sehingga masuk ke dalam jurang sedalam 10-15 meter. Kondisi trailer rusak berat, pengemudi dan kernet meninggal di tempat kejadian.

Sebab Kecelakaan :

Page 37: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina

Kondisi jalan yang menurun tajam dan berbelok. Pengemudi tidak mampu menguasasi kendaraan.

Saran-saran :

Lebih berhati-hati dalam melakukan pengangkutan alat-alat berat terlebih pada jalan yang naik/turun.

Melakukan sosialisasi cara-cara mengemudi yang aman terhadap pengemudi sebelum melakukan pengangkutan barang.

Jatuh Ke Sungai

Tanggal 24 Desember 2010 seorang pekerja rintis pada kegiatan penyelidikan seismik, terjatuh ke sungai saat menaiki kapal ketika akan kembali ke Field camp.

Kronologi :

Crew rintis dari sebuah perusahaan jasa seismik baru saja selesai melaksanakan tugasnya di lapangan.

Karena hari sodah sore, crew harus kembali ke field camp untuk beristirahat. Alat angkut yang digunakan untuk  mengangkut para pekerja adalah sebuah kapal. Korban sudah berada di datas kapal, ketika akan mengambil sebuah baju pelampung di

atap kapal melalui sisi kiri kapal, korban terjatuh kesungai dan tenggelam. Korban ditemukan keesokan harinya dalam kondisi meninggal dunia.

Sebab Kecelakaan :

Tidak mengikuti SOP transportasi air Saat naik kapal tidak mengenakan baju pelampung

Saran-saran :

Semua pekerja harus mematuhi prosedur transportasi air Memakai baju pelampung sebelum naik ke kapal dan dibuka saat sudah berada di darat. Keselamatan transportasi air harus disosialisasikan kepada semua pekerja. Sebelum memakai baju pelampung tidak diizinkan naik ke kapal

 

Page 38: Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatastina