120

BahasaIndoensia Kelas 12 SMK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ebook

Citation preview

  • iDaftar Isi

  • ii

    Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMK Kelas XII

    Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undang

    BAHASA DAN SASTRA

    INDONESIA 3Untuk SMK Kelas XII

    Penulis : SiswasihKanen M. Ridwan

    Ilustrasi, Tata Letak : Agus Safitri, MarinaPerancang Kulit : Oric Nugroho JatiSumber Gambar Kulit : Adhie Fotografi

    Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm

    410SIS SISWASIH b Bahasa dan Sastra Indonesia 3: untuk SMK/MAK kelas XII/Siswasih,

    Kanen Ridwan: Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen PendidikanNasional, 2008.

    viii, 110 hlm.: ilus.; 30 cm. Bibliografi : hlm. 108-109 Indeks ISBN 979-460-877-81. Bahasa Indonesia-Studi Pengajaran I. Judul

    II. Ridwan, Kanen. M

    Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasionaldari Penerbit PT Galaxy Puspa Mega .

    Diterbitkan oleh Pusat PerbukuanDepartemen Pendidikan NasionalTahun 2008

    Diperbanyak oleh ...

  • iii

    Daftar Isi

    Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah membelihak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakatmelalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.

    Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telahditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakandalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun2008.

    Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/penerbityang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen PendidikanNasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.

    Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada DepartemenPendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan,atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial hargapenjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkanbahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruhIndonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumberbelajar ini.

    Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa kamiucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwabuku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kamiharapkan.

    Jakarta, Juli 2008Kepala Pusat Perbukuan

  • iv

    Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMK Kelas XII

    Dalam kehidupan manusia, bahasa memegang peranan penting. Peranan penting bahasaantara lain sebagai alat komunikasi, alat pemersatu, dan penerus pengetahuan manusia.Adanya bahasa memungkinkan manusia saling berkomunikasi dan berhubungan. Komunikasidengan bahasa memungkinkan manusia menjadi saling mengenal, memahami, danmenghargai satu sama lain. Dengan bahasa pula manusia dapat menjalin hubungan dankerja sama satu dengan yang lain. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa tanpa bahasa,manusia tidak mungkin bersatu dan maju.

    Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini pun tidak terlepas dari perananbahasa. Bagaimana hal itu dapat dijelaskan? Dengan bahasa, manusia merumuskan ide-ide yang dimilikinya dan diteruskan dan dipelajari oleh orang lain. Dengan kata lain, bahasamemungkinkan kita manusia dapat saling berbagi pengalaman dan belajar satu dengan yanglain. Dengan demikian, bahasa menjadi sarana yang sangat penting bagi pengembanganilmu pengetahuan dan teknologi.

    Dalam konteks seperti itulah, maka Pendidikan Bahasa Indonesia diselenggarakan daritingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Dengan kemampuan berbahasa Indone-sia yang baik dan benar, diharapkan putra-putri Indonesia sanggup untuk menjalin persatuandi antara anak bangsa Indonesia serta dapat berperan serta dalam memajukan ilmupengetahuan. Hal itu secara konkret lagi dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP).

    Sesuai dengan KTSP, pembelajaran Bahasa Indonesia mempunyai tujuan agar siswamemiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Meningkatkan kemampuan peserta didik untukmencapai tingkat kualifikasi unggul; 2) Menerapkan kompetensi berbahasa Indonesia secarabaik dan benar pada mata pelajaran lainnya; 3) Meningkatkan kemampuan berkomunikasisecara efisien dan efektif, baik lisan maupun tertulis; dan 4) Meningkatkan kemampuanmemanfaatkan berbahasa Indonesia untuk bekerja. Adapun kompetensi yang hendak dicapaiialah berkomunikasi dalam bahasa Indonesia sesuai dengan tingkat masing-masing.

    Mengingat bahasa bukan hanya soal pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan,maka materi dalam buku ini mencakup pengetahuan dan keterampilan. Karena itu, siswadiharapkan aktif mengerjakan tugas-tugas latihan yang ada supaya semakin terampil dalamberbahasa Indonesia. Buku ini berisi lima kompetensi dasar sebagai berikut: 1) menyimakuntuk memahami secara kreatif teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana; 2)mengapresiasi secara lisan teks seni bebahasa dan teks ilmiah sederhana; 3) menulis pro-posal untuk kegiatan ilmiah sederhana; 4) menulis surat dengan memerhatikan jenis surat;dan 5) menulis laporan ilmiah sederhana. Perlu diperhatikan oleh siswa, kelima kompetensidasar yang ada pada buku ini harus dikuasai dengan baik. Mengapa? Karena kompetensidasar tersebut sangat bermanfaat dalam memasuki dunia kerja.

    Keunggulan buku ini terletak pada kelengkapan materi dan latihan untuk masing-masingmodul atau bab. Selain itu kali menyediakan rangkuman untuk membantu siswa dalammengulang kembali bab yang telah dipelajari. Di bagian akhir buku, kami sediakan jugaglosarium dengan maksud untuk memperkaya wawasan dan perbendaharaan kata, indeks,dan daftar pustaka.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yanglangsung maupun tidak langsung membantu terwujudnya buku ini. Semoga usaha kami iniberguna khususnya bagi para guru dan siswa SMK serta semua pihak yang mencintai bahasaIndonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pemersatu bangsa. Selamat belajar berbahasaIndonesia yang baik dan benar!

    Jakarta, Juli 2008

  • vDaftar Isi

    Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia

    Standar Kompetensi

    Berkomunikasi dengan bahasa Indonesiasetara tingkat Semenjana

    Kode A

    Standar Kompetensi

    Berkomunikasi dengan bahasa Indonesiasetara tingkat Madya

    Kode B

    Standar Kompetensi

    Berkomunikasi dengan bahasa Indonesiasetara tingkat Unggul

    Kode C

    Anda beradadi sini

    Kompetensi Dasar

    3. 1 Menyimak untuk memahami secara kreatifteks seni berbahasa dan teks ilmiahsederhana

    3. 2 Mengapresiasi secara lisan teks seniberbahasa dan teks ilmiah sederhana

    3. 3 Menulis proposal untuk kegiatan ilmiahsederhana

    3. 4 Menulis surat dengan memperhatikan jenissurat

    3. 5 Menulis laporan ilmiah sederhana

  • vi

    Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMK Kelas XII

    Kata Sambutan ...................................................................................................................... iii

    Kata Pengantar ...................................................................................................................... iv

    Peta Kedudukan Modul .......................................................................................................... v

    Daftar Isi ................................................................................................................................ vi

    Modul Kode C Semester 5

    Pembelajaran 1

    Menyimak untuk Memahami secara Kreatif Teks Seni Berbahasa danTeks Ilmiah Sederhana

    Pendahuluan ....................................................................................................................... 1

    Cek Kemampuan ................................................................................................................... 11.1 Menyimak untuk Mengapresiasi ................................................................................... 2

    1.1.1 Menyimak untuk mengapresiasi Sastra ........................................................... 21.1.2 Menilai Karya Sastra ....................................................................................... 31.1.3 Menyimak Kutipan Novel .................................................................................. 3

    1.2 Membaca untuk Membandingkan ................................................................................ 6

    1.2.1 Membandingkan Teks Sastra dan Teks Ilmiah .................................................. 61.3 Berbicara untuk Mengungkapkan ............................................................................. 8

    1.3.1 Mengungkapkan Unsur-unsur Karya Sastra ..................................................... 81.3.2 Menganalisis Prosa ......................................................................................... 121.3.3 Teks Cerpen..................................................................................................... 131.3.4 Mengapresiasi Cerpen ..................................................................................... 16

    1.4 Menulis ........................................................................................................................ 19

    1.4.1 Mengasosiasikan Karya dengan Penulisnya .................................................... 19Rangkuman .......................................................................................................................... 20

    Tes Akhir Pembelajaran 1 .................................................................................................. 21

    Pembelajaran 2

    Mengapresiasi Secara Lisan Teks Seni Berbahasa dan Teks Ilmiah

    Pendahuluan ....................................................................................................................... 23

    Cek Kemampuan ................................................................................................................... 232.1 Menyimak untuk Membandingkan ............................................................................ 24

    2.1.1 Menyimak Teks Sastra .................................................................................... 242.1.2 Menyimak Teks Ilmiah ..................................................................................... 252.1.3 Gaya Bahasa (Majas) ...................................................................................... 27

  • vii

    Daftar Isi

    2.1.4 Peribahasa ...................................................................................................... 322.2 Membaca Sastra ......................................................................................................... 33

    2.2.1 Membaca Teks Sastra ..................................................................................... 332.2.2 Memberi Komentar .......................................................................................... 35

    2.3 Berbicara untuk Membandingkan ............................................................................ 36

    2.3.1 Membandingkan Teks ...................................................................................... 362.4 Menulis Cerpen .......................................................................................................... 38

    2.4.1 Menulis Kelanjutan Cerpen .............................................................................. 38Rangkuman .......................................................................................................................... 40

    Tes Akhir Pembelajaran 2 .................................................................................................. 42

    Pembelajaran 3

    Menulis Proposal untuk Kegiatan Ilmiah Sederhana

    Pendahuluan ....................................................................................................................... 45

    Cek Kemampuan ................................................................................................................... 453.1 Menyimak Program Kerja .......................................................................................... 46

    3.1.1 Menyimak Program Kerja ................................................................................ 463.2 Membaca Proposal .................................................................................................... 47

    3.2.1 Membaca Proposal .......................................................................................... 473.3 Berbicara .................................................................................................................... 49

    3.3.1 Bahasa Proposal ............................................................................................. 493.3.2 Unsur-unsur Proposal ...................................................................................... 49

    3.4 Menulis Proposal ........................................................................................................ 50

    3.4.1 Menyusun Proposal sesuai Keahlian Masing-masing ....................................... 50Rangkuman .......................................................................................................................... 51

    Tes Akhir Pembelajaran ..................................................................................................... 52

    Modul Kode C Semester 6

    Pembelajaran 4

    Menulis Surat dengan Memerhatikan Jenis Surat

    Pendahuluan ...................................................................................................................... 55

    Cek Kemampuan .................................................................................................................. 554.1 Menyimak Surat ......................................................................................................... 56

    4.1.1 Pengertian Surat .............................................................................................. 564.1.2 Jenis-jenis Surat .............................................................................................. 56

    4.2 Membaca Surat .......................................................................................................... 62

    4.2.1 Penggunaan Bahasa dalam Surat Dinas .......................................................... 62

    4.2.2 Membaca Surat Edaran ................................................................................... 64

    4.2.3 Membaca Surat Undangan ............................................................................... 65

  • viii

    Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMK Kelas XII

    4.3 Berbicara untuk Menjelaskan ................................................................................... 66

    4.3.1 Menjelaskan Surat Niaga ................................................................................. 66

    4.3.2 Nota Dinas dan Memo ..................................................................................... 71

    4.4 Menulis Surat .............................................................................................................. 74

    4.4.1 Menulis Surat Izin/Permohonan ....................................................................... 74

    4.4.2 Menulis Surat Lamaran Kerja ........................................................................... 74

    4.4.3 Menulis Surat Balasan Lamaran Kerja ............................................................. 76

    4.4.4 Menulis Surat Perjanjian .................................................................................. 77

    4.4.5 Menulis Surat Kuasa ....................................................................................... 82

    Rangkuman ......................................................................................................................... 83

    Tes Akhir Pembelajaran 4 ................................................................................................. 86

    Pembelajaran 5

    Menulis Laporan Ilmiah Sederhana

    Pendahuluan ...................................................................................................................... 89

    Cek Kemampuan .................................................................................................................. 89

    5.1 Menyimak Laporan .................................................................................................... 90

    5.1.1 Menyimak Laporan .......................................................................................... 90

    5.1.2 Pengertian, Fungsi, dan Sifat Laporan ............................................................. 91

    5.2 Membaca La poran ..................................................................................................... 92

    5.2.1 Memahami Gaya Penulisan Laporan ................................................................ 92

    5.2.2 Memahami Sistematika Laporan Formal .......................................................... 92

    5.2.3 Merumuskan Topik dan Judul ........................................................................... 93

    5.3 Berbicara .................................................................................................................... 94

    5.3.1 Merencanakan Kerangka Laporan .................................................................... 94

    5.4 Menulis Laporan ......................................................................................................... 95

    5.4.1 Menulis Laporan Kegiatan ................................................................................ 95

    5.4.2 Menulis Laporan Perjalanan ............................................................................. 96

    5.4.3 Menulis Laporan Wawancara ........................................................................... 96

    Rangkuman ......................................................................................................................... 97

    Tes Akhir Pembelajaran 5 ................................................................................................. 99

    Evaluasi Akhir ..................................................................................................................... 101

    Glosarium ............................................................................................................................ 106

    Daftar Pustaka .................................................................................................................... 118

    Indeks .................................................................................................................................. 110

  • Apabila kalian menjawab Tidak pada salah satu pertanyaan di atas, pelajarilah materi tersebutpada modul ini. Apabila kalian menjawab Ya pada semua pertanyaan, lanjutkanlah dengan menger-jakan aktivitas-aktivitas dan tes akhir pembelajaran yang ada pada modul ini.

    Berilah tanda ( ) pada kolom Ya atau Tidak yang tersedia sesuai dengan apa yang kalian pahami!

    1. Bisakah kalian menyebutkan makna apresiasi?

    2. Dapatkah kalian menilai sebuah karya sastra?

    3. Mampukah kalian menganalisis makna kata denotatif dan konotatifdalam teks ilmiah dan mambandingkannya dengan teks sastra?

    4. Setelah sebuah cerpen dibacakan, dapatkah kalian mengemukakanpesan yang tersirat di dalam cerpen tersebut?

    5. Setelah membaca cerpen, bisakah kalian mengungkapkan unsurintrinsik dan ekstrinsik yang ada di dalamnya?

    6. Mampukah kalian mengasosiasi karya sastra atau teks ilmiah yangdibacakan dengan konteks kehidupan nyata?

    No Pertanyaan Ya Tidak

    Cek Kemampuan

    Pendahuluan :Setelah kalian menjalani proses pembelajaran pada tingkat madya di kelas XI, tentu kemampuan

    kalian dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar semakin meningkat. Kini kalian memasukipembelajaran pada tingkat unggul. Pada tingkat unggul ini kalian akan semakin dipacu untuk bisaberkomunikasi dengan baik dalam menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pada pertemuanawal ini, kalian akan diajak untuk menyimak dan memahami secara kreatif teks seni berbahasa danteks ilmiah sederhana dengan cara menyebutkan makna apresiasi dan menilai sebuah karya sastra.

    Kedua, melalui kegiatan membaca kalian diajak untuk bisa menganalisis makna kata denotatif dankonotatif dalam teks ilmiah dan membandingkannya dengan teks sastra.

    Ketiga, melalui kegiatan berbicara kalian diharapkan bisa mengemukakan pesan yang tersirat dalamcerpen yang dibacakan. Selain itu, kalian juga diharapkan bisa mengungkapkan unsur intrinsik danekstrinsik dalam cerpen yang dibaca.

    Keempat, melalui kegiatan menulis kalian akan diajak untuk mengasosiasikan karya sastra danteks ilmiah yang dibacakan dengan konteks kehidupan nyata.

    Akhirnya, selamat belajar dan sukseslah selalu. Namun sebelumnya, sebaiknya kalian melakukancek kemampuan terlebih dulu.

  • Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMK Kelas XII

    2

    Pada awal kelas XII ini, kalian akan dihadapkanpada pembahasan yang berhubungan dengan sastra.Sastra merupakan salah satu bentuk tulisan kreatifyang kadang memberikan hal-hal yang bersifat luarbiasa, baik dari segi unsur intrinsik maupunekstrinsik. Ingatkah Anda dengan kemunculan novelSaman karya Ayu Utami dan novel Supernova karyaDee (Dewi Lestari)? Dua novel itu memberikan sum-bangan besar bagi dunia sastra Indonesia.

    1.1.1 Menyimak untuk MengapresiasiSastra

    Apresiasi sastra merupakan salah satu bentukreaksi kinetik dan reaksi verbal seorang pembacaterhadap karya sastra yang didengar atau dibacanya.Kata apresiasi diserap dari kata bahasa Inggris ap-preciation yang berarti penghargaan. Apresiasi sastraberarti penghargaan terhadap karya sastra. Apresiasisastra berusaha menerima karya sastra sebagaisesuatu yang layak diterima dan mengakui nilai-nilaisastra sebagai sesuatu yang benar. Penghargaanterhadap karya sastra ini dilakukan melalui prosesbertahap.

    1. Tahap mengenal dan menikmati

    Pada tahap ini, kita berhadapan dengan suatukarya. Kemudian kita mengambil suatu tindakan be-rupa membaca, melihat atau menonton, dan men-dengarkan suatu karya sastra.

    2. Tahap menghargai

    Pada tahap ini kita merasakan manfaat atau nilaikarya sastra yang telah dinikmati. Manfaat di siniberkaitan dengan kegunaan karya sastra tersebut.Misalnya memberi kesenangan, hiburan, kepuasan,serta memperluas wawasan dan pandangan hidup.

    3. Tahap pemahaman

    Pada tahap ini kita melakukan tindakan menelitiserta menganalisis unsur-unsur yang membangunkarya sastra, baik unsur intrinsik maupun unsurekstrinsiknya. Akhirnya kita menyimpulkan karyasastra tersebut. Apakah karya sastra tersebut terma-suk baik atau tidak, bermanfaat atau tidak bagi ma-syarakat sastra?

    4. Tahap penghayatan

    Pada tahap ini kita membuat analisis lebih lanjutdari tahap sebelumnya, kemudian membuat inter-

    pretasi atau penafsiran terhadap karya sastra sertamenyusun argumen berdasarkan analisis yang telahdilakukan pada tahap sebelumnya.

    5. Tahap aplikasi atau penerapan

    Segala nilai, ide, wawasan yang diserap padatahap-tahap terdahulu diinternalisasi dengan baik,sehingga masyarakat penikmat sastra dapat mewu-judkan nilai-nilai tersebut dalam sikap dan tingkahlaku sehari-hari.

    Dengan demikian, kegiatan apresiasi sastra diar-tikan sebagai suatu proses mengenal, menikmati,memahami, dan menghargai suatu karya sastrasecara sengaja, sadar, dan kritis sehingga tumbuhpengertian dan penghargaan terhadap sastra.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sastraadalah:

    1) bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakaidalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari).

    2) karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisanlain memiliki berbagai ciri keunggulan sepertikeaslian, keartistikan, keindahan dalam isi danungkapannya.

    Sastra dalam pengertian umum adalah karyatulis yang merupakan ungkapan pengalaman manusiamelalui bahasa yang mengesankan. Dalam sastraterkandung ide, pikiran, perasaan, dan pengalamanyang khas manusiawi, serta diungkapkan denganbahasa yang indah. Jakob Sumardjo mengatakanbahwa sastra memiliki badan dan jiwa. Jiwa sastraberupa pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia.Badannya berupa ungkapan bahasa yang indah.

    Karya sastra mempunyai tiga ciri yang melekatpadanya.

    1) Sastra itu memberikan hiburan. Dalam lubuk hatimanusia terpatri kecintaan akan keindahan. Ma-nusia adalah makhluk yang suka keindahan.Karya sastra adalah ekspresi dari keindahan itu.Karena itu, karya sastra yang baik selalu menye-nangkan untuk dibaca.

    2) Sastra menunjukkan kebenaran hidup manusia.Dalam karya sastra terungkap berbagai penga-laman hidup manusia: baik-buruk, benar-salah,menyenangkan-menyedihkan, dan sebagainya.Karena itu, manusia lain dapat memetik pelajarandari karya sastra tersebut.

  • Pembelajaran 1 - Kompetensi Dasar 3.1

    3

    3) Sastra melampaui batas bangsa dan zaman. Ni-lai-nilai kebenaran, ide atau gagasan dalam karyasastra yang baik bersifat universal sehingga da-pat dinikmati oleh bangsa mana pun. Karya sas-tra yang baik juga dapat menerobos batas-bataswaktu. Artinya, karya sastra tersebut tetap rele-van sepanjang zaman.

    1.1.2 Menilai Karya Sastra

    Baik tidaknya sebuah karya sastra ditentukanoleh tiga norma atau nilai yang menjadi cirinya, yaitunorma estetika, sastra, dan moral.

    a. Norma Estetika1. Karya itu mampu menghidupkan atau mem-

    perbarui pengetahuan pembaca, menuntun-nya melihat berbagai keindahan.

    2. Karya itu mampu membangkitkan aspirasipada pembaca untuk berpikir dan berbuat le-bih banyak dan lebih baik bagi penyempur-naan kehidupan.

    3. Karya itu mampu memperlihatkan peristiwakebudayaan, sosial, keagamaan, atau politikdalam kaitan dengan seni dan keindahan.

    b. Norma Sastra1. Karya itu mampu merefleksikan kebenaran

    hidup manusia.2. Karya itu mempunyai daya hidup tinggi yang

    senantiasa menarik bila dibaca kapan saja.3. Karya itu menyuguhkan kenikmatan, kese-

    nangan, dan keindahan karena strukturnyayang tersusun bagus dan selaras.

    c. Norma Moral

    Karya itu menyajikan, mendukung, dan meng-hargai nilai-nilai kehidupan yang berlaku.

    1.1.3 Menyimak Kutipan Novel

    Berikut ini disajikan kutipan novel Jalan Meni-kung karya Umar Kayam. Salah seorang teman kalianatau guru kalian membacakan kutipan novel tersebutdan siswa yang lain menyimak dengan saksama!

    Harimurti

    Waktu Harimurti kembali dari kamar korektor,di meja kamarnya dilihatnya ada pesan dari Mar-yanto, pemimpin redaksi, yang mengajaknyamakan siang di Phoenix, sebuah restoran Cinagaya Szechauan yang mewah di bilangan Kota.Wah, kok tumben betul Bos mengajak saya ketempat itu, gumamnya. Apa tidak salah mengun-

    dang nih, tanya hatinya lagi. Tapi pesan akhir dinota itu jelas betul. Jangan lupa ya, Har. Jamsatu, ruang tunggu Phoenix.

    Harimurti di belakang mejanya membalik-baliktumpukan kertas-kertas naskah yang sudah ber-sih, siap untuk dicetak. Tetapi pikirannya tidakdi situ. Masih menjadi pikiran benar nota kecildari bosnya itu. Undangan makan siang itu dira-sanya aneh dan sangat tiba-tiba. Aneh, karenameskipun dia seorang anggota redaksi cukupsenior, tetapi tidak cukup tinggi dan dekat denganMaryanto yang di kantor Penerbit Mulia Mutuyang bergengsi itu dianggap sebagai dewa yangkedudukannya jauh tinggi di awan, yang nyaristerjangkau oleh redaktur setaraf Harimurti.Namun, itu tidak berarti bahwa Harimurti adalahredaktur papan bawah yang jarang masukhitungan Maryanto. Harimurti tahu pekerjaannyadinilai baik oleh atasan-atasannya dan Maryantotidak asing dengan pekerjaan Harimurti. ItuHarimurti tahu. Namun begitu, undangan siangitu tetap dianggapnya istimewa dan aneh.

    Di Phoenix mereka duduk menghadap jendelayang lebar yang memberinya pencakar langitJakarta yang diselimuti kampung-kampungkumuh para migran pedalaman.

    Kita mulai dengan Bintang dingin dulu, ya?Mau bir, kan?

    Saya jus jeruk manis saja.

    E ... lho! Redaktur senior kok... Okelah. Tapimakannya saya yang pilih. Kita mulai dengansup kepiting pedas, lantas udang besar pedas,tahu dengan sayur pedas, nasi putih. Semuaserba pedas. Wong masakan Szechuan, kok.Cukup, ya? Makan siang jangan kebanyakan,nanti mengantuk. Harimurti mengangguk. Kankamu yang mentraktir, gumam Harimurti dalamhati.

    Waktu minuman dan makanan sesudah itudihidangkan di meja, mereka meneguk danmelahapnya dengan penuh selera. Maryanto,meskipun menjamu bawahan, bersikap rileks danramah tanpa beban layaknya seorang bosperusahaan penerbit yang besar. Maka Harimurtipun merasa rileks juga sikapnya. Semua leluconbosnya ditanggapi dengan hangat, sampai tiba-tiba Maryanto memutus percakapan yang hangatitu dan menggesernya dengan Begini, Har yangserius sekali. Maryanto lantas menceritakanbahwa seminggu sebelumnya dia dikunjungi olehseorang kawan lamanya yang sekarang menjadi

  • Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMK Kelas XII

    4

    seorang perwira tinggi intel. Perwira intel tersebutkemudian langsung menegurnya, karena diasudah alpa, bahkan teledor tidak melaporkankepada Pengawas Keamanan Negara bahwasalah seorang staf redaksinya yang senior masukdalam kategori tidak bersih diri dalam waktuyang cukup lama dalam perusahaan yang diapimpin. Ini bisa dinilai sebagai satu pelanggaranyang serius sekali, katanya.

    Waktu saya tanyakan siapa yang dia maksuddengan redaktur senior saya yang tidak bersihdiri, maka dia menyebut namamu, Har.

    Harimurti mendengarkan kalimat-kalimat yangkeluar dari mulut Maryanto dengan tenang, mes-kipun di dalam dadanya dia merasakan degupjantungnya berjalan lebih keras lagi. Kemudian,Bagaimana pendapatmu, Har?

    Bukankah saya sudah dibebaskan dari ta-hanan bertahun-tahun yang lalu, bahkan jauhsebelum saya kawin. Dan, yang lebih pentinglagi, saya sudah dijamin oleh almarhum pakdesaya, seorang kolonel Angkatan Darat, Pak.

    Ya, itu saya tahu semua. Bahkan, karena itukamu kami terima di perusahaan kami. Tapi, ka-wan saya, sang intel, itu tidak mau tahu. Semuafile harus diperiksa dan ditinjau kembali. Katanya,Kami tidak mau kecolongan lagi. Dia memper-ingatkan saya, sebagai kawan, katanya, untukjangan ragu-ragu memecat kamu dan mem-buangmu jauh-jauh dari perusahaan kita. Kalautidak.... Maryanto menarik napasnya panjang-panjang.

    Harimurti mendengarkan cerita Maryanto tetapdengan tenang meskipun hatinya mulai memben-

    tuk berbagai kaledoskop dari berbagai pecahandan kepingan kenangan dan kemungkinan haridepan. Dia melihat, misalnya, almarhum bapakdan ibunya berdiri di kejauhan melambaikan ta-ngan mereka dan tersenyum. Kemudian almar-humah pacarnya, Gadis, yang meninggal ketikamelahirkan bayi kembarnya, di rumah tahanan.Kemudian, tempat tahanan dia sendiri. Apakahcerita Maryanto yang disampaikan kepadanyaitu suatu pertanda bahwa dia akan harusmengulangi penderitaan seperti itu lagi? Apakahpenderitaan itu bagian dari suatu siklus besarpenderitaan juga? Apakah itu termasuk keperca-yaan kejawen orang Jawa? Dia mulai melihat ju-ga Eko yang waktu itu sedang belajar di tingkatsophomore suatu college kecil di negara bagianConnecticut, Amerika Serikat. Eko, anaknya dariperkawinannya dengan Suli atau Sulistianingsih,sepupu jauh dari pihak almarhumah ibunya, 20tahun yang lalu. Bagaimana hari depan anaktunggalnya itu?

    Kalau tidak saya ikuti anjuran teman sayaperwira tinggi intel itu, Har, perusahaan kita akanterpaksa ditutup.

    Harimurti sudah siap dengan kalimat terakhirbosnya itu.

    Baik, saya akan mengundurkan diri, Pak.

    Terima kasih, Har. Kau tidak hanya menyela-matkan saya, tetapi beratus periuk nasi pekerjaperusahaan ini. Terima kasih, Har.

    Waktu mereka keluar dari Restoran Phoenix,ternyata di luar hujan gerimis turun. Harimurtimenolak tawaran bosnya untuk naik mobilnya.Dia memilih berjalan kaki dulu, mlipir-mlipir jalanberpembawaan luwes dan santai sepanjangtritisan toko-toko. Tidak dirasanya ada seekoranjing kurus mengikutinya.

    Waktu umur Harimurti mendekati empat puluhtahun, orang tuanya mengingatkannya bahwa diasudah cukup tua untuk membangun keluarga.

    Kau toh tidak dapat terus-menerus larut dalamkesedihan masa lampaumu, Har. Bagaimanapunhidup akan harus kaujalani terus. Harimurti men-desah dalam hati. Orang tua yang selalu baikhati. Bagaimanapun ucapanmu itu sudah meru-pakan klise yang berulang kali, beribu kali diucap-kan oleh beribu orang tua di seluruh muka bumi,aku tetap akan menerimanya tanpa rasa bosandan jengkel. Karena saya tahu tidak terlalu ba-nyak persediaan harapan yang tersisa bagi anaktunggalmu ini pada hari-hari kalian yang sudah

    Gambar 1.1Sampul depan novel Jalan Menikung

    karya Umar Kayam.

    ww

    w.g

    oggl

    e.rif

    qibl

    og_f

    iles_

    wor

    dpre

    ss_c

    om-

    2008

    -04-

    um

    ar-k

    ayam

    _jp

    g.m

    ht

  • Pembelajaran 1 - Kompetensi Dasar 3.1

    5

    semakin menipis ini. Pada suatu ketika, sekiantahun yang lalu, tahun-tahun prahara itu, kaliansudah hampir memiliki anak menantu, bahkanjuga cucu kembar yang dalam sekali rengguttelah dijemput maut di dalam penjara. Kalianmenghiburku untuk selalu tawakal dan pasrahkepada Gusti Allah, untuk menerima semuacobaan itu. Dan saya menerima kesabaran dankasih sayang kalian, bersama Lantip, menjalanitahun-tahun pendewasaan kami. Lantip, anakpungut kalian yang nyaris sempurna kebaikanhatinya, melewatkan tahun-tahun nyaris mulustanpa suatu gejolak yang berarti hingga sempatber-keluarga dengan Halimah, bunga Pariamanbagi keluarga kita yang ikut menyiramkegembiraan dan kebahagiaan di hari-harituamu.

    Sedang aku, hanya mendatar tanpa tanjakan-tanjakan yang berarti, meskipun bukannya tanpabersyukur dapat mencapai kedudukanku dalamperusahaan penerbitan ini, berkat koneksi mitrausaha Tommi yang memiliki seorang paman,Maryanto, purnawirawan brigjen yang berusahadalam dunia penerbitan. Oh, saya tidakmengeluh tentang perjalanan hidup yang sayajalani. Bahkan, boleh dibilang saya cukupmensyukuri nasibku. Hidup adalah satumangkuk penuh dengan macam-macam buahcherry. Ada yang manis, ada yang kecut, adayang hampir busuk. Maka kita akan selalu untung-untungan dalam mencopot buah cherry itu. Begitukata orang di Amerika sana. Life is but a bowl ofcherries... . Pokoknya, aku boleh dibilang okelah... .

    Begini, Hari. Kamu masih ingat Suli, kan?

    Suli yang mana, Bu?

    Kok Suli yang mana! Suli kita ya cuma satu.Itu, lho. Sulistianingsih, putri tunggal TanteNunung, sepupu Ibu.

    Yang mana sih, Bu?

    Kamu itu memang payah kok, Hari. Tidak per-nah kenal keluarga kita. Keluarga itu kan penting.Kalau ada apa-apa kan keluarga kita juga, to,yang kita mintai tolong. Kami, kamu, kan pernahmengalami itu semua. Maka itu selalu diusaha-kan, to, ingat keluarga.

    Ya sudah. Terus bagaimana dengan Mbak atauDik atau, bahkan, Tante Suli itu?

    Nah, kamu kan mau main potong saja, kan?

    Hari, mbok kamu yang sabar mendengarkan

    cerita ibumu.

    Ya, Pak.

    Begini lho, anakku lanang yang bagus. Kamuitu sebentar lagi akan empat puluh tahun, to?

    Lha iya, Bu. Terus bagaimana?

    Ini lho, Suli yang sesungguhnya abu-nya lebihtua dari kamu, tapi umurnya kira-kira lima tahunlebih muda dari kamu. Anaknya cantik, sedep,dan cerdas, terpelajar. Wong tamat IKIP.

    Lantas?

    Kok lantas? Ya, bapakmu dan ibumu ini sudahsepakat kalau kamu ya dijodohkan dengan Suli.

    Kok Bapak dan Ibu enak saja mau menjodoh-kan Suli sama saya. Apa anaknya sudah dita-nya?

    Heh, heh, heh. Yang penting itu kamu berse-dia kawin apa tidak? Ini lho fotonya!

    Harimurti mengamati foto yang diberikan ibu-nya. Dilihatnya ada gambar seorang perempuanmuda yang bermata besar dan cerdas sedangtersenyum lebar. Boleh juga, gumam Harimurti.

    Benerannya hitam atau kuning langsat, Bu?

    Hardoyo, bapak Harimurti, tertawa.

    Heh, heh, heh. Ternyata kamu rasis juga.Menganggap warna kulit penting juga.

    Lho, saya dengar Suli punya sedikit darahCina di tubuhnya. Embah putrinya atau apanyaitu dikabarkan pernah jadi simpanan babah kaya?

    Hardoyo dan istrinya dengan wajah sangat ter-kejut saling memandang muka masing-masing.Harimurti dengan tenang saja melontarkan kata-

    Gambar 1.2Umar Kayam, sastrawan pertama yang berhasilmenghubungkan dunia kreatif seniman dengan

    dunia i ntelektual

    ww

    w.g

    oggl

    e.rif

    qibl

    og_f

    iles_

    wor

    dpre

    ss_c

    om-

    2008

    -04-

    um

    ar-k

    ayam

    _jp

    g.m

    ht

  • Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMK Kelas XII

    6

    katanya itu. Hardoyo memandang putranya de-ngan wajah sedikit tegang.

    Dari mana kau dengar cerita itu. Rupanya ka-mu sudah lama dengar kabar bohong, bahkanfitnah tentang keluarga sepupu ibumu, ya? Ja-ngan sekali-kali kamu percaya kabar bohong itu.

    Kenapa kau buka pengetahuanmu tentang Suli

    pada hari ini, pada waktu bapak dan ibumu maumenjodohkan kamu dengan Suli, he?

    Sekarang Harimurti menyesali dirinya karenasudah terlalu enteng berbicara dengan calon jo-dohnya itu. Dengan cepat dirangkul dan diciumibunya dan mohon maaf atas kata-katanya yangtelah merisaukan bapak dan ibunya itu.

    ...........................................................

    Setelah kalian menyimak pembacaan ku-tipan novel Jalan Menikung, kerjakan soal beri-kut dalam buku tugasmu!

    A. Buatlah penilaian berdasarkan normaestetika terhadap kutipan novel tersebutdengan menjawab pertanyaan berikut;

    1. Apakah karya itu mampu menghidupkan ataumemperbarui pengetahuan pembaca dan me-nuntunnya melihat berbagai kenyataan hidup?

    2. Apakah karya itu mampu membangkitkan as-pirasi pada pembaca untuk berpikir dan ber-buat lebih banyak dan lebih baik bagi penyem-purnaan kehidupan?

    3. Apakah karya itu mampu memperlihatkan pe-ristiwa kebudayaan, sosial, keagamaan, ataupolitik masa lalu dalam kaitan dengan pe-

    ristiwa masa kini dan masa datang?

    B. Buatlah penilaian berdasarkan normasastra terhadap kutipan novel tersebutdengan menjawab pertanyaan berikut;

    1. Apakah karya itu mampu merefleksikan nilai-nilai luhur hidup manusia?

    2. Apakah karya itu mempunyai daya hidup ting-gi yang senantiasa menarik bila dibaca kapansaja?

    3. Apakah karya itu menyuguhkan kenikmatan,kesenangan, dan keindahan karena struktur-nya yang tersusun bagus dan selaras?

    C. Berdasarkan norma moral, apakah karyaitu menyajikan, men dukung, dan meng-hargai nilai-nilai kehidupan yang berlaku?

    Bahasa merupakan sarana untuk menciptakansebuah karya sastra. Pemilihan kata yang tepat da-lam karya sastra memberikan nilai tersendiri terhadapkarya yang dihasilkan. Oleh karena itu, kata dirangkaisedemikian rupa sehingga membentuk jalinan katayang bermakna.

    Dalam karya imilah, bahasa juga memegangperanan penting. Dengan menggunakan pilihan katayang tepat, karya ilmiah dapat dipahami maksudnya.Pilihan kata yang digunakan karya sastra dan karyailmiah itu tidak sama.

    1.2.1 Membandingkan Teks Ilmiahdan Teks Sastra

    Teks ilmiah menguraikan dan membahas suatupermasalahan secara ilmiah dan dapat menuangkan-

    nya secara ilmiah dan menuangkannya secara teo-ritis, jelas, dan sistematis. Bacalah teks ilmiah beri-kut ini!

    AYO MEMBACA!

    Dengan membaca, tak hanya wawasan danpengetahuan yang bertambah. Pemahamanakan hidup pun dapat diperoleh melaluimembaca. Tak heran bila membaca dikatakanbegitu penting dan telah menjadi ciri budayamasyarakat yang ingin maju.

    Setiap orang lahir dengan dibekali rasa ingintahu, sebuah dorongan alamiah yang harusdipenuhi. Layaknya rasa lapar yang dapat

  • Pembelajaran 1 - Kompetensi Dasar 3.1

    7

    ditanggulangi dengan makan, maka membacaadalah cara yang ampuh untuk mengatasi lapardan haus dahaganya otak seseorang akan ilmupengetahuan.

    Membaca sudah merupakan hak asasi setiapinsan. Sayangnya bagi sebagian kalangan,membaca bukanlah sebuah kebutuhan pokok.Posisi membaca masih kalah bila dibandingkandengan kegiatan lainnya. Lain halnya padamereka yang sudah berpikiran maju. Orang-or-ang seperti itu akan merasa hidupnya tak lengkapbila sehari saja tidak membaca.

    Bagaimana dengan gaya hidup membaca diIndonesia? Budaya membaca di sini tampaknyamasih rendah. Bukan karena tidak inginmenambah pengetahuan tapi lebih dikarenakanharga buku yang tergolong mahal dan sulitnyaakses untuk mendapatkannya, apabila bagimereka yang hidup tidak di kota besar.

    Sebenarnya telah lama dicanangkan gerakanIndonesia Membaca! Sebuah gerakanberkelanjutan yang berupaya memperbanyakakses informasi, memfasilitasi dan membukaruang partisipasi seluas-luasnya kepadamasyarakat dalam penguatan budaya membaca.Gerakan tersebut berusaha mensosialisasikanaktivitas membaca di tingkat lokal sertamendukung tumbuhnya perpustakaan-perpustakaan komunitas. Hal itu tentu sajabertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.

    Salah satu kegiatan yang diadakan forumtersebut adalah World Book Day (WBD). WBDyang tahun ini merupakan penyelenggaraan yangke-3 di Indonesia. Pada hari itu diadakan sebuahperayaan tradisi festival yang bermaksudmenyemangati masyarakat, terutama kalangananak-anak untuk mengekploitasi manfaat dankesenangan yang bisa didapat dari buku danmembaca.

    Dessy Sekar Astina, yang merupakan Festi-val Director WBD 2008 mengatakan bahwa tematahun ini adalah Literasi Mengubah Kehidupan.Literasi adalah suatu istilah yang menggambarkankemampuan membaca seseorang yang takhanya memperoleh informasi dari apa yangdibacanya tapi juga mampu memilah danmengolah informasi yang telah diperoleh. Literasimemberikan pengetahuan dan kepercayaan diriuntuk mengingkatkan kualitas hidup.

    Perayaan tersebut merupakan bentukpenghargaan dan kemitraan antara pengarang,penerbit, distributor, organisasi serta komunitasperbukuan yang bekerja sama dalammempromosikan buku dan budaya membaca.

    Gambar 1.3Perpustakaan sebagai salah satu sarana untuk

    menggerakkan budaya membaca

    Diharapkan melalui WBD masyarakat tidak hanyamenunggu pemerintah dalam memasyarakatkanbudaya membaca namun lebih menggalangkekuatannya sendiri meningkatkan minat danakses membaca bagi semua lapisan umur dangolongan masyarakat.

    Hal senada juga dilontarkan oleh istri MenteriKomunikasi dan Informasi, Ibu Laily Rachmawati,saat membuka WBD 2008. Beliau mengatakansudah saatnya membaca menjadi kebutuhanpokok bagi seluruh rakyat Indonesia agar negeriini tidak selalu ketinggalan dengan dunia luar.Beliau pun menceritakan pengalamannya bahwadalam sehari ia membiasakan untukmenyempatkan diri untuk membaca, apapunmedianya.

    Ditambahkan pula oleh Dessy, untuk erasekarang ini, budaya membaca bisa dilakukandengan berbagai cara, baik seperti biasa dari bukudan media cetak lainnya ataupun melaluiperantara dunia maya yang disebut e-book. Takharus pula mengenai pelajaran, anak-anak atausiapa pun akan lebih kaya bila membacamengenai berbagai macam hal. Kesemuanya ituakan menambah kesiapan masing-masingpribadinya dalam menjalani hidup.

    Cara yang paling efektif untuk memasyarakat-kan gerakan gemar membaca adalah denganmulai menularkan kebiasaan membaca sedarikecil. Sayangnya, sekarang anak banyak yanglebih suka untuk menonton televisi daripadamembaca buku, tambah Dessy.

    Majalah Dokter Kita edisi 06, tahun III, Juni2008, halaman 21

    Maj

    alah

    Do

    kter

    Kit

    a E

    dis

    i 06

    , ta

    hu

    n I

    II,

    Jun

    i 200

    8, h

    alam

    an 2

    1

  • Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMK Kelas XII

    8

    Kerjakan aktivitas-aktivitas berikut ini da-lam buku tugasmu!

    A. Kalian telah menyimak kutipan teks sastraberupa novel di awal pemelajaran ini. Diatas kalian telah membaca teks ilmiah.Sekarang coba lakukan analisis terhadapkedua teks tersebut dari segi pilihan katayang digunakan!

    1. Apakah dalam kedua teks tersebut menggu-nakan kata bermakna denotatif?

    2. Apakah dalam kedua karya itu menggunakankata bermakna konotatif? Apa bentuknya?Ungkapan, peribahasa, atau pepatah?

    B. Bacakan hasil analisis kalian di depankelas!

    1. Makna denotatif adalah makna yang mengacupada makna sesungguhnya. Misalnya,- ia sedang makan apel.

    Dalam kalimat tersebut, makan memiliki maknayang sesungguhnya. Makna makan padakalimat tersebut adalah memasukan sesuatuke dalam mulut,

    2. Makna konotatif adalah makna yang timbulkarena mempunyai nilai rasa. Nilai rasa dapatmempunyai nilai positif dapat pula negatif.Misalnya,- harta anak yatim itu dia makan juga.

    Catatan

    Catatan

    Catatan

    Catatan

    Catatan

    Kalian tentu sudah sering membaca cerpen, baikitu di majalah atau buku kumpulan cerpen. Apa yangkalian dapatkan setelah membaca cerpen? Setelahkalian membaca cerpen, biasanya kalian akan men-dapatkan pesan tersirat dalam cerpen tersebut. Dalamcerpen itu pula kalian dapat menemukan unsur-unsurintrinsik dan ekstrinsik cerpen.

    1.3.1 Mengungkapkan Unsur-unsurKarya Sastra

    Sebuah karya sastra (cerpen, novel, drama, dan

    Makna makan pada kalimat (2) tidak samadengan makna makan pada kalimat (1). Maknamakan pada kalimat (2) adalah makna yangtidak sesunguhnya. Makan pada kalimattersebut bermakna mengambil sesuatu yangbukan miliknya. Cita rasa yang dihasilkannyamenjadi negatif.

    3. Ungkapan disebut juga idiom. Ungkapanbiasanya berupa gabungan kata atau frasayang memiliki makna baru. Makna barutersebut tidak dapat ditafsirkan dari maknaunsur-unsur yang membentuknya. Misalnya,- tinggi hati berarti sombong- kepala angin berarti bodoh

    4. Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimatyang tetap susunannya dan biasanyamengiaskan maksud tertentu. Misalnya,- pagar makan tanaman

    berarti orang yang dipercaya untukdipercaya untuk menjaga sesuatu tetapimalah merusaknya.

    - kalah jadi abu menang jadi arangberarti perkelahian atau peperanganberakibat sama bagi kedua belah pihak

    5. Pepatah adalah peribahasa yang mengandungnasihat atau ajaran dari orang tua-tua (biasanyadipakai atau diucapkan untuk mematahkanlawan bicara). Misalnya,- tong kosong nyaring bunyinya

    berarti orang yang tidak berilmu banyakbualnya

    puisi) adalah hasil rekaan atau ciptaan pengarang.Suatu ciptaan tentu dibangun atas unsur-unsur. Unsur-unsur sastra dibedakan atas dua macam, yaitu unsurintrinsik dan unsur ekstrinsik.

    Unsur intrinsik atau unsur dalam adalah unsursastra yang mempengaruhi terciptanya karya sastraatau yang membangun karya sastra itu dari dalam.Yang termasuk unsur intrinsik, yaitu tokoh, penokoh-an, tema, alur (plot), latar, gaya bahasa, dan amanat.Unsur ekstrinsik atau unsur luar adalah unsur-unsur

  • Pembelajaran 1 - Kompetensi Dasar 3.1

    9

    Penokohan atau perwatakan adalah pelukisantokoh cerita, baik keadaan lahir maupun batinnyater-masuk keyakinannya, pandangan hidupnya, adat-istiadat, dan sebagainya. Yang diangkat pengarangdalam karyanya adalah manusia dan kehidupannya.Oleh karena itu, penokohan merupakan unsur ceritayang sangat penting. Melalui penokohan, cerita men-jadi lebih nyata dalam angan pembaca.

    Ada tiga cara yang digunakan pengarang untukmelukiskan watak tokoh cerita, yaitu dengan caralangsung, tidak langsung, dan kontekstual. Padapelukisan secara langsung, pengarang langsungmelukiskan keadaan dan sifat si tokoh, misalnyacerewet, nakal, jelek, baik, atau berkulit hitam.Sebaliknya, pada pelukisan watak secara tidaklangsung, pengarang secara tersamar memberi-tahukan keadaan tokoh cerita.

    Watak tokoh dapat disimpulkan dari pikiran,cakapan, dan tingkah laku tokoh, bahkan daripenampilannya. Watak tokoh juga dapat disimpulkanmelalui tokoh lain yang menceritakan secara tidaklangsung. Pada Pelukisan kontekstual, watak tokohdapat disimpulkan dari bahasa yang digunakanpengarang untuk mengacu kepada tokoh.

    Ada tiga macam cara untuk melukiskan ataumenggambarkan watak para tokoh dalam cerita.

    - Cara analitik

    Pengarang menceritakan atau menjelaskan wa-tak tokoh cerita secara langsung.

    - Cara dramatik

    Pengarang tidak secara langsung menceritakanwatak tokoh seperti pada cara analitik,melainkan menggambarkan watak tokoh dengancara:1) melukiskan tempat atau lingkungan sang to-

    koh.2) menampilkan dialog antartokoh dan dari dia-

    log-dialog itu akan tampak watak para tokohcerita.

    3) menceritakan tingkah laku, perbuatan, ataureaksi tokoh terhadap suatu peristiwa.

    - Cara gabungan analitik dan dramatik

    Pengarang menggunakan kedua cara tersebutdi atas secara bersamaan dengan anggapanbahwa keduanya bersifat saling melengkapi.

    2. Tema

    Semua bentuk karangan, baik narasi,eksposisi, argumentasi, persuasi, dan deskripsi

    dari luar yang mempengaruhi karya sastra. Unsurekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangunkarya sastra itu dari luar. Yang termasuk unsurekstrinsik, yaitu latar belakang kehidupan pengarang,pandangan hidup pengarang, situasi sosial-budayayang melatari lahirnya karya sastra.

    Karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya.Karya sastra bahkan diakui sebagai perekam kondisisosial-budaya pada saat karya sastra itu lahir. Denganmembaca karya sastra tertentu, kita bisa mem-peroleh gambaran tentang situasi sosial-budaya padasaat karya itu lahir. Pemahaman akan kondisi sosial-budaya yang mendasari lahirnya sebuah karya sastraakan membantu kita dalam memberi makna terhadapsebuah karya sastra.

    Unsur intrinsik dan ekstrinsik tersebut me-rupakan unsur-unsur pokok yang membangunsebuah karya sastra. Berikut ini adalah uraian unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam karya sastra yangberupa cerpen dan novel.

    A. Unsur intrinsik

    Berikut ini adalah unsur-unsur intrinsik karyasastra.

    1. Tokoh dan penokohan/perwatakan

    Tokoh adalah individu yang berperan dalam ce-rita. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalamiperistiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peris-tiwa dalam cerita (Sudjiman, 1990:79). Dalam karyasastra, khususnya fiksi dan drama, penulis mencipta-kan tokoh-tokoh dengan berbagai watak penciptaanyang disebut penokohan.

    Tokoh dibedakan menjadi empat, yaitu tokohutama (protagonis), tokoh yang berlawanan denganpemeran utama (antagonis), tokoh pelerai (tritagonis),tokoh bawahan. Tokoh utama (protagonis) adalahtokoh yang memegang peran utama dalam cerita.Tokoh utama terlibat dalam semua bagian cerita. Iabersifat sentral. Tokoh yang karakteristiknya berla-wanan dengan tokoh utama disebut tokoh antagonis.Tokoh ini berperan untuk mempertajam masalah danmembuat cerita menjadi hidup dan menarik. Tokohtritagonis adalah tokoh yang tidak memegang peranutama dalam cerita. Tokoh tritagonis biasanya tidakterlibat dalam semua bagian cerita. Keberadaannyaberperan sebagai penghubung antara tokoh prota-gonis dan antagonis. Tokoh bawahan disebut jugatokoh figuran yang tidak sentral kedudukannya dalamcerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untukmenunjang/mendukung tokoh utama.

  • Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMK Kelas XII

    10

    memiliki tema. Cerpen, novel, atau roman berbentukkarangan na-rasi, sehingga memiliki tema. Temamerupakan ide pokok atau makna yang terkandungdalam sebuah cerita.

    Tema adalah pokok pikiran atau pokok pembica-raan dalam sebuah cerita yang hendak disampaikanpengarang melalui jalinan cerita. Jadi, cerita tidakhanya berisi rentetan kejadian yang disusun dalamsebuah bagan, tetapi juga mempunyai maksud ter-tentu.

    Cerita yang dibeberkan pada umumnya mengan-dung permasalahan. Namun demikian, pengarang ti-dak hanya berhenti pada pokok persoalan saja.Pengarang menyertakan pula pemecahan atau jalankeluarnya. Pandangan pengarang tentang bagaimanabersikap dan mencari solusi terhadap persoalan-per-soalan tersebut menjadi tema dari suatu karangan.

    Pada cerpen yang baik, tema justru tersamardalam seluruh elemen. Pengarang menggunakan tek-nik dialog antartokoh untuk mengungkapkan jalanpikiran, perasaan, kejadian-kejadian, dan setting ceri-ta untuk mempertegas tema. Mencari makna sebuahcerpen pada dasarnya ialah mencari tema yang ter-kandung dalam cerpen tersebut. Makin banyakimplikasi persoalan yang dikandung sebuah cerpen,makin baik karena cerpen itu akan kaya penafsiran.Cerpen semacam ini biasanya tidak menjemukanpembaca karena mengajak berpikir pembacanya.Cerpen yang berbobot bertema universal dan bersifatmonumental. Sebuah cerpen dapat memiliki beberapatema, tetapi selalu ada satu tema utama.

    3. Plot atau alur

    Plot atau alur atau jalan cerita adalah jalinan pe-ristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek ter-tentu. Dengan kata lain, plot adalah rangkaian peris-tiwa yang disusun berdasarkan hukum sebab-akibat(kausalitas). Peristiwa-peristiwa dalam cerita berhu-bungan satu sama lain. Peristiwa pertama menimbul-kan peristiwa kedua, begitu seterusnya.

    Berdasarkan hubungan tersebut, setiap ceritamempunyai pola plot sebagai berikut:

    perkenalan keadaan;

    pertikaian/konflik mulai terjadi;

    konflik berkembang menjadi semakin rumit;

    klimaks; dan

    peleraian/solusi/penyelesaian.

    Dilihat dari segi keeratan hubungan antarperis-tiwa, plot dibedakan menjadi dua, yaitu plot erat dan

    plot longgar. Sebuah cerita memiliki plot erat apabilahubungan antarperistiwa terjalin sangat padu danpadat sehingga tak ada satu peristiwa pun yang dapatdihilangkan. Sebaliknya, sebuah cerita memiliki plotlonggar apabila hubungan antarperistiwa terjalinkurang erat sehingga ada bagian-bagian peristiwayang dapat dihilangkan dan penghilangan itu tidakakan mengganggu jalannya cerita.

    Berdasarkan akhir cerita, plot dapat dibedakanmenjadi tiga, yaitu:

    plot ledakan (cerita berakhir mengejutkan);

    plot lembut (cerita berakhir sebagai bisikan/tidakmengejutkan); dan

    plot lembut-meledak (campuran).

    Berdasarkan rangkaian peristiwanya, plot dibe-dakan menjadi tiga jenis.

    plot maju (linier);

    plot mundur (flashback); dan

    plot gabungan.

    Menurut sifatnya, plot dibedakan menjadi tiga:plot terbuka, plot tertutup, dan campuran (terbukadan tertutup)

    Plot terbuka

    Akhir cerita merangsang pembaca untuk me-ngembangkan jalan cerita.

    Plot tertutup

    Akhir cerita tidak merangsang pembaca untukmeneruskan jalan cerita. Lebih dititikberatkan pa-da permasalahan dasar.

    Plot campuran (terbuka dan tertutup)

    Kita dapat memilih atau menggunakan salah satujenis plot/alur dalam cerpen yang kita buat.

    4. Latar (setting)

    Latar atau setting adalah penggambaran menge-nai waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. Tokoh-tokoh dalam cerita hiduppada tempat dan waktu (masa) tertentu. Karena itu,peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh-tokoh ceritaterjadi pada tempat dan waktu (masa) tertentu pula.Jadi, di mana peristiwa itu terjadi dan kapan waktuterjadinya, itulah yang disebut latar atau setting.

    Latar dibedakan menjadi tiga, yaitu latar waktu,latar tempat, dan latar suasana.

    Latar waktu adalah waktu (masa) tertentu ketikaperistiwa dalam cerita itu terjadi.

  • Pembelajaran 1 - Kompetensi Dasar 3.1

    11

    baik yang dikerjakan, dipikirkan, maupun yangdirasakan para tokoh cerita.

    b. Sudut pandang orang pertama

    Pengarang menentukan seorang tokoh saja yangmengetahui seluruh cerita. Dalam cara ini tokohpencerita hanya menceritakan apa yang diketa-huinya saja. Dalam hal ini, biasanya pengarangmenggunakan gaya penulisan aku.

    c. Sudut pandang peninjau

    Pengarang memilih salah satu tokoh untuk diikuticeritanya. Dalam hal ini, pengarang tidak terikatdengan cara memandang seluruh cerita lewatwatak tertentu tokoh aku lagi, tetapi lebih bebas.Seluruh cerita mengikuti perjalanan tokoh dia.Tokoh dia dalam cerita selalu dipanggil namanya,berbeda dengan tokoh aku yang jarang disebutnamanya oleh pengarang.

    d. Sudut pandang objektif

    Sudut pandang objektif hampir sama dengan su-dut pandang mahakuasa. Hanya pengarang tidaksampai melukiskan keadaan batin tokoh-tokohcerita. Dalam hal ini, pengarang hanya mence-ritakan atau melukiskan apa yang dilakukan dandialami tokoh-tokoh cerita.

    7. Amanat/pesan

    Amanat adalah pesan yang ingin disampaikanpengarang kepada pembaca/penonton/pendengar.Ada beberapa cara mengungkapkan pesan, yaitu:

    secara eksplisit, pengarang mengemukakan pe-sannya secara langsung (tertera dalam cerita).

    secara implisit, pengarang mengemukakan pe-sannya secara tidak langsung. Jadi, pembacasendiri yang harus mencarinya (tersirat).

    Latar tempat adalah lokasi atau bangunan fisiklain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.

    Latar suasana adalah salah satu unsur intrinsikyang berkaitan dengan keadaan psikologis yangtimbul dengan sendirinya bersamaan denganjalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karenaberlangsung dalam suasana tertentu. Misalnya,suasana gembira, sedih, tegang, penuh se-mangat, tenang, damai, dan sebagainya.Suasana dalam cerita biasanya dibangunbersama pelukisan tokoh utama. Pembacamengikuti kejadian demi ke-jadian yang dialamitokoh utama dan bersama dia pembaca dibawalarut dalam suasana cerita.

    Latar dapat dibedakan juga menjadi latar sosialdan latar material.

    Latar sosial yaitu gambaran kehidupanmasyarakat dalam kurun waktu dan tempattertentu yang dilukiskan dalam cerita tersebut.

    Latar material yaitu gambaran benda-benda yangmendukung cerita.

    5. Gaya bahasa

    Yang dimaksud dengan gaya bahasa adalah carakhas seorang pengarang dalam mengungkapkan ideatau gagasannya melalui cerita. Dengan kata lain,gaya bahasa adalah cara pengarang mengungkapkangagasannya melalui bahasa yang digunakannya. Pe-ngarang memilih kata-kata yang tepat dan menyusunkalimat dengan menggunakan gaya tertentu sesuaidengan ciri khas kepribadiannya.

    6. Sudut pandang (Point of view)

    Sudut pandang atau point of view disebut jugapusat pengisahan. Sudut pandang adalah posisi pen-cerita dalam menyampaikan ceritanya. Dengan katalain, sudut pandang menyangkut cara pengarang me-nempatkan diri atau mengambil posisi dalam menu-turkan cerita. Apakah ia terlibat langsung dalam ceritaatau hanya sebagai pengamat yang berdiri di luarcerita.

    Sudut pandang pencerita ada empat macam,yaitu sudut pandang mahakuasa, sudut pandang or-ang pertama, sudut pandang peninjau, dan sudutpandang objektif

    a. Sudut pandang mahakuasa

    Pengarang menuturkan seluruh ceritanya se-akan-akan dia tahu segalanya. Pengarang men-ceritakan semua tingkah laku tokoh-tokohnya

    Gambar 1.4Armijn Pane

    ww

    w.t

    oko

    hin

    do

    nes

    ia.c

    om

    .tif

  • Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMK Kelas XII

    12

    B. Unsur ekstrinsik

    Unsur ekstrinsik atau unsur luar cerita bisa ber-macam-macam, misalnya biografi pengarang, kondisisosial-budaya, kondisi politik, agama, moral, dan fil-safat. Karya sastra menjadi semakin bermakna de-ngan adanya unsur-unsur tersebut. Nilai-nilai dalamkarya sastra ditemukan melalui unsur-unsur ekstrin-sik ini. Bisa jadi beberapa novel bertema sama, tetapibelum tentu nilainya sama. Hal itu tergantung padaunsur ekstrinsik yang menonjol. Misalnya, dua novelsama-sama bertemakan cinta, namun kedua novelmenawarkan nilai-nilai yang berbeda karena ditulisoleh pengarang yang mempunyai pemahaman danpenghayatan yang berbeda tentang cinta, situasi so-sial yang berbeda, dan sebagainya.

    1.3.2 Menganalisis Prosa

    Karangan yang berbentuk cerpen, novel, dan ro-man digolongkan ke dalam jenis karya sastra prosa.Prosa dikatakan baik jika memenuhi beberapa syaratantara lain prosa tersebut mengandung nilai dan dike-mukakan dengan bahasa yang indah. Nilai yang di-kandung dalam prosa bisa berupa nilai moral, keaga-maan, sosial, dan budaya.

    Walaupun merupakan cerita rekaan, karya prosatetap memiliki kebenaran (kebenaran imajinatif)karena ditulis berdasarkan logika, pengalaman, danpengamatan si pengarang. Oleh sebab itu, cerita reka-an tidak jauh dari kenyataan/realitas.

    Berikut ini bentuk-bentuk prosa.

    a. Cerpen

    Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek(2-20 halaman). Namun, tidak semua cerita yang pen-dek merupakan cerpen. Ada juga yang berupa sketsa,anekdot, fabula, dongeng, atau reportase.

    Kekhasan cerpen ialah melukiskan suatu insidenyang unik, yang tidak terjadi di tempat lain, pada

    waktu lain, dan dengan orang lain, dan tidak dapatdiulang. Cerpen berisi hal-hal yang tidak rutin terjadisetiap hari, misalnya tentang suatu perkenalan, jatuhcinta, atau suatu hal yang sulit dilupakan. Semuanyabersifat imajinatif. Walaupun berupa cerita pendek,cerpen punya alur (plot), klimaks, dan akhir. Cerpenselalu sampai pada tahap penyelesaian. Padat didalam penguraiannya dan watak tokoh-tokohnya telahterbentuk.

    Proses menulis sebuah cerpen dimulai dari suatukenyataan/kejadian. Kenyataan tersebut mendorongorang untuk mengarang. Kemudian orang menentu-kan atau memilih ide yang akan menjadi dasarkarangannya. Setelah me-nentukan ide dasarnya,proses dilanjutkan dengan merencanakan alur/plot.

    Di Indonesia cerpen mulai ditulis sekitar 1930.Kumpulan cerpen yang pertama adalah Teman Dudukkarya M. Kasim (1936). Cerpen kemudian dikembang-kan oleh pengarang Pujangga Baru, seperti ArminPane dan Hamka. Selanjutnya cerpen berkembangdengan pesat setelah tahun 1950 dan kini merupakanbentuk prosa yang dominan karena mudah disampai-kan melalui surat kabar, majalah, dan radio. Bahkanada majalah yang semata-mata memuat cerpen.Suman H.S. dikenal sebagai Bapak Cerpen danNovelis Indonesia. Novel pertamanya adalah KasihTak Terlerai (1929).

    b. Novel

    Novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella.Novel merupakan jenis kesusastraan di antara ro-man dan cerita pendek, dengan jalan cerita yang se-derhana. Novel lebih dramatis daripada cerita pendek.Biasanya diakhiri dengan perubahan nasib pelakunya.Beberapa novel Indonesia sudah difilmkan dan dibuatsinetron. Contohnya: Cintaku di Kampus Biru danKugapai Cintamu karangan Ashadi Siregar, danKarmila karangan Marga T.

    c. Roman

    Istilah roman diambil dari bahasa Prancis abadke-12 yang kemudian menjadi sangat populer, bahkanjuga mempunyai arti slang yaitu pacaran. Hal initerjadi mungkin karena dalam roman biasa dikisahkanpercintaan dua orang muda. Roman menceritakankehidupan pelaku dari lahir sampai meninggal. Ro-man lebih panjang daripada novel.

    Roman Indonesia yang penting misalnya SalahAsuhan (1928), Atheis, Belenggu, Keluarga Gerilya,Jalan Tak Ada Ujung, Pada Sebuah Kapal. BeberapaRoman Indonesia sudah difilmkan. Misalnya: SitiNurbaya karangan Marah Rusli.

    Gambar 1.5Sitor Situmorang

    ww

    w.t

    oko

    hin

    do

    nes

    ia.c

    om

    .tif

  • Pembelajaran 1 - Kompetensi Dasar 3.1

    13

    1.3.3 Teks Cerpen

    Bacalah cerpen Jakarta berikut ini dengan sak-sama!

    Jakarta

    Ketika penjaga menyodorkan buku tamu,hatinya tersentil. Alangkah anehnya, mengunjungiadik sendiri harus mendaftarkan; seingatnya diabukan dokter. Sambil memegang buku itudipandangnya penjaga itu dengan hati-hati,kemudian pelan dia bertanya: Semua harusmengisi buku ini? Sekalipun saudaranya atauayahnya, umpamanya?

    Yang ditanya hanya mengangguk,menyodorkan bolpoin.

    Silakan tulis: namanya, alamatnya,keperluannya.

    Tiba-tiba muncul keinginannya untuk berolok-olok. Sambil menahan ketawa ditulisnya di situ:Nama: Soeharto (bukan Presiden).

    Keperluan: Urusan keluarga.Cukup? katanya sambil menunjukkan apa

    yang ditulisnya kepada penjaga.Lelucon, lelucon, katanya berulang-ulang

    sambil menepuk-nepuk punggung penjaga yangterlongok-longok heran.

    Dia tahu siapa saya, ujarnya menjelaskan.Tanda tangannya belum, Tuan. Dan alamat-

    nya?Betul juga, ada gunanya juga menjelaskan

    identitasnya, supaya tuan rumah tahu dan mem-berikan sambutan yang hangat atas keda-tangannya. Maka ditulisnya di bawah tandatangannya, lengkap: Waluyo ANOTOBOTO.Nama keluarganya sengaja dibikin kapital semuadiberi garis tebal di bawahnya. Sekali lagi diatersenyum, rasa bangga terlukis di wajahnya.

    Begini? tanyanya seperti meminta pertim-bangan kepada penjaga.

    Terbayang adik misannya tergopoh-gopohmembuka pintu, lalu menyerbunya dengansegala rasa rindu, sambil melemparkan macam-macam pertanyaan kepadanya, BagaimanaEmbok, Bapak? Tinah anaknya sudah berapa?Kemudian dilihatnya diri sendiri menepuk-nepukpunggung adiknya, dan dengan suara dan gayaorang tua dia bilang, Sehat, semua sehat, danmereka kirim salam rindu padamu.

    Ketika pintu berderit dia tersentak dari la-munannya, dan ketika berdiri hendak menyambutadik misannya, ternyata yang keluar bukan dia... tapi si penjaga.

    Bagaimana? katanya tak sabar.Duduklah, Tuan, duduk saja. Pak Jenderal

    sedang ada tamu. Tapi saya lihat Pak Jenderalheran melihat nama bapak di situ.

    Mendengar itu, dia tersenyum, lalu duduk kem-bali di kursi. Ditepuk-tepuknya debu yang mele-kat di celananya, lantas diambilnya slepi darisakunya.

    Boleh merokok? tanyanya minta ijin. Silakan, silakan, kata si penjaga dengan

    ramah. Sikap tamu itu memang merapatkanpersaudaraan. Ditawarkannya rokok ke ujunghidung si penjaga.

    Mau? Silakan! yang dijawab dengan gelengankepala dan goyangan tangan oleh si penjaga.

    Baiklah, tapi jangan panggil saya tuan. Sayabukan tuan. Orang awam, sama seperti saudara.Nama saya Waluyo. Orang-orang memanggilkuPak Pong. Lihat saja nanti, Pak Jenderalmupasti mengganggu aku dengan Pak Pong, PakPong, terlalu banyak makan singkong, kalaurakus dikasih telekong . Sejak kecil kami sukaberolok-olok. Dia tertawa lebar, terkenang masakecilnya, bercanda di atas punggung kerbau. Sipenjaga sempat mencatat; gigi tamunya ompongsemua.

    Tuan, e..., Pak Pong, petani? ujarnya ragu-ragu takut menyinggung perasaan.

    Petani? Apa saya ada potongan petani?Bukan! Tapi waktu remaja memang kami sukapencak silat. Rupanya meninggalkan bekas jugapada potongan tubuhku. Atau karena baju modelCina ini? Saya guru SD di desa Nggesi. Sekolahitu telah menghasilkan orang-orang besar. Muridsaya yang pertama sudah kapten, ada juga yangjadi insinyur. Dan Pak Jenderalmu murid yangpaling jempolan. Otaknya tajam sekali, katanya

  • Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMK Kelas XII

    14

    sambil mengacungkan ibu jari ke atas, memujikepandaian adik misannya.

    Bel yang mendadak menjerit-jerit tiga kalimenghentikan dongengnya. Tampak olehnyapenjaga itu berdiri dengan tergesa-gesa sambilberkata, Tunggu sebentar, mungkin bapak sudahdiperlukan.

    Dia melongo, Diperlukan? ujarnya di dalamhati, mengeluh tidak mengerti. Disedotnya rokok-nya dalam-dalam, asapnya ditiupkan ke atas.Terbayang kembali di depan matanya Paijo yangkurus kering makan semeja, tidur sepemba-ringan, adik misannya sendiri. Pernah ada bisuldi pantatnya, lantas ditumbukkannya daunkecubung untuk obat. Waktu tubuhnya yangkering diserang kudis, dia bersepeda sepanjanglima puluh kilometer untuk membeli obat ke kotabuat adiknya. Pagi dan sore menggerusbelerang, merebus air dan merendam Paijo padakemaron yang besar. Tiga puluh lima tahun yanglalu, ketika semua masih kanak-kanak.

    Pak Pong mau minum apa? Seperti tadi, sipenjaga nyelonong duduk dan menegurnya,membubarkan angan-angan masa silamnya.

    Pak Jenderal bilang saya harus menemaniBapak, sebab Pak Jenderal lagi sibuk. Sebentarlagi ada tamu istimewa, Pak Menteri. Minumnyaapa, Pak? Juice, Coca Cola?

    Apa saja boleh, kopi kalau ada, ujarnyamerendah.

    Aih, Jakarta panas, kenapa kopi? Tapi apabapak saudaranya Pak Jenderal? ujarnya sambilmencorongkan cangkir ke depan tamunya.

    Ya, kakak misannya. Sejak kecil ia yatimpiatu. Ibu bapaknya meninggal kena wabahkolera. Dia dua bersaudara, adik perempuannyabernama Tinah. Lantas kedua-duanya diambiloleh orang tua kami, dibesarkan di dalamkandang yang sama, di Nggesi. Kami memangkeluarga petani, tapi dia agak lain, otaknya luarbiasa. Sejak kecil ia sudah menunjukkan bakat-nya, selalu saja dibuatnya hal-hal yangmengagumkan. Karenanya kami semuabersepakat untuk mengirimnya ke kotabersekolah di sana. Waktu itu kami jual sapidan padi untuk ongkosnya, lantas saya sudahmenjadi guru, saya kirimkan seluruh gaji untukbiayanya. Di desa kami bisa makan apa saja .... Oh, apa itu Pak Menteri? tiba-tiba iamenghentikan ceritanya, menunjuk ke jalan.Seperti disengat lebah penjaga yang ada didekatnya meloncat bangun, setengah berlarimenyambut tamu yang baru datang, berge-

    metaran membukakan pintu mobilnya.Langsung saja, Pak, kata si penjaga sambil

    mengantar Pak Menteri ke ruang tamu.Dia duduk saja di situ, tercenung-cenung.

    Dicatatnya kejadian itu di dalam hati, TamunyaPaijo Menteri, langsung bertemu tanpa menung-gu. Lantas dihitung-hitungnya sudah berapatahun tidak saling bertemu. Apa Paijo juga sege-muk menteri itu? Tiba-tiba semacam kerinduanmencekam naik ke dadanya. Dia ingin melihatadiknya. Serasa hendak diterjangnya tembokyang ada di depannya. Karena gelisah dia berdiriberjalan ke arah pintu. Ketika tangannya menyen-tuh grendel, pintu itu terdorong dari dalam, danseseorang muncul di depannya, si penjaga. De-ngan tertawa terkekeh ditepuknya bahu PakPong yang tua.

    Kabar baik, Pak. Kabar baik. Mereka kedua-nya wajahnya cerah. Menteri itu banyak duit,alamat saya kebagian rezeki. O, jadi Pak Pongini kakak misan Pak Jenderal? Betul miripmemang, dan Pak Jenderal selalu bangga padakeluarganya. Dalam pidato-pidatonya selaludisebut-sebutnya, anak desa, penderitaan rakyat,dan perjuangan melawan Belanda, kata penjagaitu mencoba mengingat-ingat kembali apa yangper-nah diucapkan oleh jenderalnya, kepadatamunya.

    Ya, rumah kami pernah dijadikan markas wak-tu perang gerilya. Masih lama, itu Pak Menteri?katanya tak sabar lagi.

    Tidak, asal Pak Jenderal sudah mau teken,biasanya urusan selesai. Minumnya tambah lagi,Pak?

    Dia menggeleng lesu, dalam hati diumpatnyaPak Menteri dan tamu-tamu yang antre di situ,merebut waktu adiknya.

    Karena badan dan pikirannya terlalu capek diamengantuk di situ. Si penjaga tidak menggang-gunya, dibiarkan saja tamunya tersandar lemasdi kursinya. Entah berapa lama dia dalam keada-an semacam itu, dia sendiri tak menyadarinya,tiba-tiba didengarnya kembali bel berbunyi tigakali. Si penjaga menggoncang-goncangkan ba-hunya.

    Giliran untuk Pak Pong, mari saya antarkan...Ada keramahan yang tulus terlempar dari mulutsi penjaga. Bibirnya menyunggingkan senyumikut merasa bahagia.

    Waktu pintu ternganga lebar, dia tercenung didepannya. Matanya bergerak ke sana ke marimenatap apa saja yang bisa dilihatnya. Ruanganitu bagus sekali. Hawa dingin menyentuh kulit-

  • Pembelajaran 1 - Kompetensi Dasar 3.1

    15

    nya. Ada kesegaran di dalamnya. Di tengah-te-ngah barang-barang yang serba megah, duduklaki-laki jangkung memakai kacamata hitam.Betulkah itu Paijo? Ya, dia tidak salah, ada tailalat di pipinya. Maka dia pun menyerbu ke dalamlalu dihamburkan kerinduannya, Jo..., teriaknyakeras. Ketika hendak dirangkulnya laki-laki yangduduk di belakang meja, dia mendadak meng-hentikan langkahnya, sebab laki-laki itu tidak ber-diri, tetapi tetap duduk di kursi. Laki-laki jangkungitu melepas kacamatanya pelan-pelan, lalumengulurkan tangannya.

    Hallo, Pak Pong, apa kabar? Saya senangbertemu kakak di sini. Bagaimana ibu, bapak,dan dik Tinah? ujarnya datar tanpa emosi.

    Laki-laki yang bernama Pak Pong itu hanyamelompong. Kakak, ibu, Dik Tinah? dia sempatmencatat kata-kata baru. Bukankah kata-kataitu dulu berbunyi, Kakang, simbok, dan gendhuk-ku Tinah?

    Baik-baik, Dik, semua kirim salam rindu pada-mu, katanya dengan latah, dik-nya kaku di li-dah. Dulu orang yang ada di depannya itu dipang-gil dengan le, ketika masih sama-sama meman-dikan kerbau di sungai.

    Kakak tetap saja penggembira, awet muda,bajunya potongan Cina. Mereka tertawa ber-derai-derai. Tapi laki-laki yang bernama Pak Pongmenangkap sesuatu yang lain dari wajah adiknya,ketidakwajaran. Maka hilanglah kegembiraannya.Kerinduan yang hendak dituangkan dalam banyakcerita, berhenti sampai di tenggorokan. Diatenggelam dalam keasingan. Terentang batas didepannya. Sekalipun tidak diketahui bagaimanawujudnya, tapi dia dapat merasakannya. Pada se-tiap tarikan napas adiknya terbayang ungkapankegelisahan adiknya akan kehadirannya.

    Kakak nginap di mana? tanya laki-laki yangsejak kecil ditimang-timang itu mengiris hatinya.

    Gambir. Engkau sibuk, Dik? Ada titipan dariibu. Kata-katanya menggeletar, ada rasa pena-saran yang ditekan di dalamnya. Didengarnyasendiri betapa lucunya kata ibu terluncur darimulutnya. Lebih dari setengah abad dunia ini di-huninya, baru satu kali ini dalam hidupnya me-nyebut ibu pada emboknya.

    Dari ibu? Baiklah, nanti saja, sebentar lagi,saya harus rapat di Bina Graha. Kakak nginapdi Gambir? Kalau begitu, biar penjaga mengantarkakak ke sana. Nanti malam kakak saya tunggu,makan malam di rumah bersama keluarga.

    Laki-laki itu berdiri, mengantarkan kakaknyasampai ke pintu, memanggil serta memberikan

    aba-aba pada sopir dan si penjaga. Sesudah itu,mobil merah punya Pak Jenderal meluncur melin-tasi kota, cepat seperti kilat.

    Gambir sebelah mana, Pak? ujar sopir di per-jalanan.

    Stasiun, jawabnya tenang.Stasiun? Kirinya, kanannya, Pak? tanya si

    penjaga ingin lebih jelas.Tidak, di stasiunnya. Jam berapa kereta me-

    ninggalkan Jakarta? Saya tidak punya famili disini, kecuali dia. Kasihan, adikku, repot sekalikelihatannya. Tentu di rumahnya banyak tamu,sehingga saya tidak kebagian ruang dan waktu.Kasihan, adikku, seharusnya saya tidak meng-ganggu, ujarnya tulus tanpa prasangka, pelanseperti bicara untuk dirinya sendiri.

    Pak Pong ... , sapa penjaga itu dengan lirih,kalau Pak Pong mau, biarlah kita bersempit-sempit di gubukku. Kereta meninggalkan Jakartabesok pagi jam lima. Ada yang jalan sore, tapikarcisnya sepuluh ribu.

    Laki-laki yang bernama Pak Pong mengulur-kan kedua belah tangannya. Mereka bersalamandengan hangat, ditempelkan di dada, bersila-turahmi.

    Alhamdulillah. Kamu tidak keberatan meneri-ma aku satu malam saja? Penjaga itu mengge-leng lemah tanpa berbicara, hanya mata saja yangmenatap sedih pada orang yang duduk di dekatnya.

    Malam itu Pak Pong berjalan kaki, keliling kotaJakarta, ditemani si penjaga. Kejadian siang tadisama sekali tidak membekas pada wajahnya,mukanya tetap berseri-seri. Diterimanya kenya-taan itu sebagai hal yang wajar. Adiknya orangbesar, sibuk dan banyak acara mengurus negara.Setiap kali melihat mobil merah lewat di dekatnyatanyanya, Bukankah itu mobil adikku? Jangan-jangan dia menjemput aku, kami memang sudahberjanji, jam tujuh, makan malam.

    Si penjaga menepuk-nepuk bahunya, Mobilmerah ratusan, Pak, jumlahnya di sini. Dan ma-lam ini Pak Jenderal ada di Istana, menyambuttamu dari luar negeri.

    Di Istana? Rumahnya Presiden, maksudmu?matanya terbeliak lebar, mengungkapkan kehe-ranan yang besar.

    Ya, rumahnya Presiden. Nah itu, lampu-lampuyang gemerlapan, Night club. Tahu Night club?Tiba-tiba saja si penjaga merasa berarti, lebihpandai daripada tamunya, kakak misan BapakJenderalnya.

    Night club, Pak, pusat kehidupan malam di

  • Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMK Kelas XII

    16

    Cerita bertolak dari kerinduan Waluyo, guruSD desa Nggesi, yang dengan segala kelu-guannya menengok Paijo, adik misannya,yang sudah menjadi jenderal di Jakarta.Pertemuan yang terjadi akhirnya sangatmembingungkan dan mengecewakan hatiWaluyo. Berikut ini akan disajikan contohanalisis dari cerpen Jakarta.

    a. Tokoh dan Penokohan

    Ada tiga tokoh yang berperan dalam cerita ini:tokoh utama Waluyo atau Pak Pong (tokoh I),tokoh penunjang protagonis si penjaga (tokohII), dan tokoh Paijo atau Pak Jenderal (tokoh III).Ketiga-tiganya ditampilkan secara langsung(direct presentation of characters in action), dandisajikan secara dramatik/ragaan; wataknyadiungkapkan dengan dialog dan lakuan tokoh.Hubungan antartokoh dan perkembangannyadengan mudah dapat disimpulkan dari dialog danlakuan yang disajikan berikut ini.1) Hubungan tokoh I dan tokoh II bersifat imper-

    sonal.Silakan tulis: namanya, alamatnya, keper-luannya.

    2) Tokoh I menguasai keadaan.Tiba-tiba timbul keinginannya untuk berolok-olok. Sambil menahan ketawa ditulisnya disitu: Nama: Soeharto (bukan Presiden).

    3) Tokoh I merasa lebih berwibawa daripadatokoh II.Lelucon, lelucon, katanya berulang-ulangsambil menepuk-nepuk punggung penjagayang terlongok-longok heran.

    4) Tokoh II tetap impersonal terhadap tokoh I.Tanda tangannya belum, Tuan. Dan alamat-nya?

    5) Tokoh I merasa lebih berwibawa daripadatokoh III.Kemudian dilihatnya diri sendiri menepuk-nepuk punggung adiknya, dan dengan suaradan gaya orang tua dia bilang: Sehat, semuasehat, dan mereka kirim salam rindu kepada-mu.

    6) Tokoh I ingin berakrab dengan tokoh II.Baiklah, tapi jangan panggil saya tuan. Sayabukan tuan. Orang awam, sama seperti saudara.

    7) Rasa berwibawa tokoh I surut dan menjadikurang yakin akan tokoh III.Dia melongo: Diperlukan, diperlukan? ujar-nya di dalam hati, mengeluh tidak mengerti.

    kota ini. Tempat orang-orang kaya membuangduitnya. Lampunya lima watt, remang-remang,perempuan cantik, minuman keras, tari telan-jang, dan musik gila-gilaan. Pendeknya yahud,ujar penjaga sambil mengacungkan jempolnya.

    Lantas, apa yang mereka bikin di situ? suara-nya tercekik, membayangkan ketakutan yangbesar.

    Berdansa, bercumbu. Biasa, Pak, Jakarta,jawabnya ringan.

    Astaga, Gusti Pangeran nyuwun ngapura ...adikku sering ke situ? ujarnya lirih mengandungsedu.

    Tidak ke situ. Ke Paprika, tapi sama saja.Malah karcisnya mahal di sana, enam ribu.

    Enam ribu, sama dengan dua bulan gajiku,keluhnya pelan. Lampu-lampu yang berkilauanterasa menusuk-nusuk matanya, sedang kebi-singan kota menyayat-nyayat hatinya. Samar-samar mulai disadarinya bahwa dia telah kehi-langan adiknya, Paijo tercinta.

    Pak Pong yang malang menatap kota dengandendam di dalam hati. Jakarta, kesibukannya,Bina Graha, gedung itu, Istana Merdeka, Nightclub, mobil merah, telah memisahkan dia dariadiknya. Ditatapnya bungkusan kecil titipan em-boknya lalu diberikannya kepada si penjaga.

    Untukmu. Kain yang dibatik oleh tangan orangtuaku. Di dalamnya terukir cinta ibu kepada anak-nya. Coretan tanah kelahiran yang dikirim untukmengikat tali persaudaraan. Dua tetes air matamembasahi pipi yang tua, menandai kejadianwaktu itu.

    Totilawati Tjitrawasita dalam Laut Biru LangitBiru

    1.3.4 Mengapresiasi Cerpen

    Pada awal pemelajaran Anda telah memahamitahap-tahap dalam mengapresiasi dan menilai sebuahkarya sastra. Berikut ini salah satu contoh mengapre-siasi cerpen berdasarkan unsur-unsurnya yangdilakukan oleh Panuti Sudjiman dalam bukunya Me-mahami Cerita Rekaan.

    Meskipun sebuah cerita pendek merupakansuatu keutuhan artistik yang keberhasilannya harusdinilai secara keseluruhan, untuk keperluan latihanmengapresiasi cerita pendek Jakarta ini, akan diba-has beberapa unsur intrinsik saja. Berikut analisisnya.

  • Pembelajaran 1 - Kompetensi Dasar 3.1

    17

    8) Tokoh II berakrab dengan tokoh I.Pak Pong mau minum apa? . . . Minumnyaapa, Pak? Juice, Coca Cola?

    9) Tokoh I yakin kembali akan tokoh III.Lantas kedua-duanya diambil oleh orang tuakami, dibesarkan di dalam kandang yangsama, di Nggesi.

    10) Tokoh II lebih berwibawa daripada tokoh I.Ketika tangannya menyentuh grendel, pintuitu terdorong dari dalam, dan seseorang mun-cul di depannya: si penjaga. Dengan tertawaterkekeh-kekeh ditepuk-tepuknya bahu PakPong yang tua.

    11) Tokoh III orang asing bagi tokoh I.Ketika hendak dirangkulnya laki-laki yangduduk di belakang meja, dia mendadakmenghentikan langkahnya, sebab laki-lakiitu tidak berdiri, tapi tetap duduk di kursi.

    12) Tokoh III tidak berakrab dengan tokoh I.Hallo, Pak Pong, apa kabar? Saya senangbertemu kakak di sini. Bagaimana ibu, bapakdan Dik Tinah? ujarnya datar tanpa emosi.

    13) Tokoh I tidak memahami tokoh III.Kerinduan yang hendak dituangkan dalambanyak cerita, berhenti sampai di tenggo-rokan. Dia tenggelam dalam keasingan.Terentang batas di depannya. Sekalipun tidakdiketahuinya bagaimana wujudnya, tapi diadapat merasakannya.

    14) Tokoh I mencoba bersimpati dengan tokohIII.Kasihan adikku, repot sekali kelihatannya.Tentu di rumahnya banyak tamu, sehinggasaya tidak kebagian ruang dan waktu. Ka-sihan adikku, seharusnya saya tidak meng-ganggu, ujarnya tulus tanpa prasangka, pelanseperti bicara untuk dirinya sendiri.

    15)Tokoh II bersimpati dengan tokoh I.Pak Pong , sapa penjaga itu dengan lirih,kalau Pak Pong mau, biarlah kita bersempit-sempit di gubukku...

    16)Tokoh I dan tokoh II saling mengerti.Laki-laki yang bernama Pak Pong mengulur-kan kedua belah tangannya. Mereka bersa-laman dengan hangat, ditempelkan di dada,bersilaturahmi.Alhamdulillah. Kamu tidak keberatan meneri-ma aku satu malam saja? Penjaga itu meng-geleng lemah tanpa berbicara, hanya matasaja yang menatap sedih pada orang yangduduk di dekatnya.

    17) Tokoh I masih berharap-harap akan tokoh III.Bukankah itu mobil adikku? Jangan-jangandia menjemput aku, kami memang sudah ber-janji, jam tujuh, makan malam.

    18)Tokoh II merasa lebih tahu daripada tokoh I.Ya, rumahnya Presiden. Nah, itu lampu-lam-pu yang gemerlapan: Night club. Tahu Nightclub?

    19) Tokoh I melepaskan tokoh III dan menerimatokoh II.Lampu-lampu yang berkilauan terasa menu-suk-nusuk matanya, sedang kebisingan kotamenyayat-nyayat hatinya. Samar-samar mu-lai disadarinya bahwa dia telah kehilanganadiknya, Paijo tercinta.Pak Pong yang malang menatap kota dengandendam di dalam hati. Jakarta, kesibukannya,Bina Graha, gedung itu, Istana Merdeka, Nightclub, mobil merah, telah memisahkan dia dariadiknya. Ditatapnya bungkusan kecil titipanemboknya lalu diberikannya kepada si pen-jaga.Untukmu. Kain yang dibatik oleh tanganorang tuaku. Di dalamnya terukir cinta ibukepada anaknya. Coretan tanah kelahiranyang dikirim untuk mengikat tali persau-daraan.

    Informasi banyak diperoleh pembaca daridialog protagonis. Dialog dalam cerita pendekini juga dengan manis mengungkapkan perkem-bangan ketegangan emosional. Misalnya, dialogpada awal pertemuan Pak Pong dengan adikmisannya. Kemudian, atas pertanyaan Kakaknginap di mana?, ia menjawab, Gambir. Ketikaitu ketegangan emosional memuncak. Adatitipan dari ibu menunjukkan usaha Pak Ponguntuk menemukan kembali Paijo yang dahulu.Akan tetapi, usaha itu gagal: Dari ibu? Baiklah,nanti saja, sebentar lagi, saya harus rapat di BinaGraha . . . .

    Simpati Pak Pong pada adiknya memang ada;ia mengumpat tamu-tamu merebut waktuadiknya. Simpati itu masih nampak walaupun iasudah memutuskan pulang saja. Ia mencoba me-mahami adiknya, berusaha menutupi kekuranganadiknya; namun, setengah mengharapkan pulamenemukan kembali Paijo yang seperti 35 tahunyang lalu. Ketika akhirnya disadarinya bahwa iatelah kehilangan adiknya, dendamnya di-lampiaskan bukan pada adiknya melainkan padakota Jakarta seisinya.

  • Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMK Kelas XII

    18

    b. Alur dan PengaluranAlur cerita ini pada dasarnya bersifat linear.

    Sorot balik yang bersifat informatif tidak meng-ganggu, yaitu dalam bentuk bayangan yang tim-bul di depan mata Pak Pong tentang masa ka-nak-kanaknya dengan Paijo, 35 tahun yang lalu.Sorot balik juga ditampilkan dalam cakapan PakPong dengan sengaja ketika menunggu giliranditerima adik misannya.

    Sudah sejak awal paparan terasa adanya rang-sangan (lihat alinea pertama). Rangsangan keduatimbul dengan keluarnya penjaga, dan bukan adikmisannya, dari dalam kamar Pak Jenderal. Peng-gawatan disebabkan oleh kata-kata penjaga,Tunggu sebentar, mungkin Bapak sudah diper-lukan. Kemudian sekali lagi ketika tamu yangbaru datang langsung dipersilakan masuk sedangdia masih juga harus menunggu.

    Kerinduan akan adik misannya yang men-cekam naik ke dadanya, ternyata tak terpenuhiketika akhirnya ia dipersilakan masuk kamar PakJenderal. Sikap Pak Jenderal yang tidak wajarterhadap Pak Pong menimbulkan tikaian yangmemuncak ketika Pak Jenderal menanyakan dimana Pak Pong menginap; suatu pertanyaanyang mengiris hatinya. Jawabannya Gambir.Merupakan titik balik, dan jawabannya yangtenang, Stasiun atas pertanyaan sopir ke sebe-lah mana Gambir mereka pergi, menunjukkanleraian menuju selesaian pada akhir cerita, yaitukesadaran bahwa dia telah kehilangan adik mi-sannya. Walaupun demikian, tidak juga ia men-dendam adiknya; ia berusaha menerima bahwalingkunganlah yang membuat adiknya berubah.

    Cerita ini, memikat dari awal sampai akhir. Ke-jutan bahkan pada akhir cerita dan tegangandi sana-sini membuat pembaca terus terangsangrasa ingin tahunya.

    c. LatarLatar spiritual dibentangkan sejak awal; bahkan

    judul cerita Jakarta menyarankan sejumlahinformasi dan nilai-nilai tertentu. Secara konotatiftersaran suasana kota besar dengan hubunganantarmanusia yang renggang sehingga orangmudah merasa terasing. Ketidakakraban ini an-tara lain tercermin dalam penyapaan Pak Pongoleh penjaga dengan Tuan. Bel yang mendadakmenjerit-jerit dan menghentikan dongeng PakPong merupakan kiasan tentang ketidakberartianPak Pong di dalam lingkungan itu. Kesan inidiperkuat oleh penggunaan kata diperlukan

    oleh si penjaga. (Tunggu sebentar, mungkinBapak sudah diperlukan.) Sikap penjaga yangmenyilakan Pak Menteri langsung masuk se-dang Pak Pong sudah lama menunggu, sekalilagi secara ironis menunjukkan betapa Pak Pongtidak berarti. Penawaran minum juice atau cocacola, membingungkan Pak Pong karena tidakterbiasa pada minuman ringan semacam itusehingga ia agak rendah diri. Maka ia menjawab,Apa saja boleh, kopi kalau ada. Karena minum-an kopi tidak asing baginya. Namun, secangkirkopi itu terasa terlalu cepat disodorkan kepa-danya oleh penjaga.

    Latar metaforis yang mendukung sikap batinnampak pada waktu pintu kamar Pak Jenderaldibuka. Ruangan itu bagus sekali. Hawa dinginmenyentuh kulitnya. Ada kesegaran di dalam-nya. Ini melambangkan harapan baru dalam hatiPak Pong, yaitu bahwa setelah segala kebi-ngungan dan keragu-raguan yang dialaminya, iamasih akan menemukan Paijo seperti yang dike-nalnya.

    Pada umumnya latar mendukung cerita denganbaik. Tambahan keterangan merah pada mobilpunya Pak Jenderal, misalnya, memberikan kon-tras kecerahan, mengaksentuasi keredupan sua-sana hati Pak Pong. Kisahan Pak Pong berjalankaki mengelilingi kota Jakarta menggambarkankembali berpijaknya tokoh pada realitas yangditerimanya dengan ikhlas tanpa dendam. Begitupula latar seperti yang dibentangkan dalam alineaketiga dari akhir, Lampu-lampu yang berkilauanterasa menusuk-nusuk matanya, sedang kebi-singan kota menyayat-nyayat hatinya memper-siapkan suasana menjelang selesaian.

    Penggunaan istilah kekerabatan berbahasaJawa memberi warna tempatan yang memper-kuat kesan keakraban yang semula ada di antaratokoh I dan tokoh III.

    d. Sudut Pandang yang DigunakanPenggunaan sudut pandang orang ketiga

    menyebabkan pencerita tidak terlampau terlibatdi dalam cerita. Tentang tokoh Pak Pong, pen-cerita bersifat serba tahu, tetapi tentang tokoh IIdan tokoh III pencerita bersifat terbatas. Ini me-mungkinkan adanya kejutan dari pihak tokoh IIdan tokoh III.

    Andai kata digunakan sudut pandang orangpertama protagonis, mungkin sekali cerita akanmenjadi terlalu emosional dan subjektif.

  • Pembelajaran 1 - Kompetensi Dasar 3.1

    19

    6. Siapakah tokoh protagonis dalam cerpentersebut!

    7. Adakah tokoh antagonisnya? Kalau ada, siapatokoh antagonis dalam cerpen tersebut!

    8. Di mana kejadian kisah dalam cerpen terse-but?

    9. Bagaimana pendapat kalian tentang isi cerpentersebut?

    10. Apakah cerpen di atas mengandung nilai-nilaiyang relevan dengan kehidupan se-hari-hari?Sebutkan apa saja nilai-nilai tersebut!

    C. Apresiasikanlah cerpen tersebut sepertipada cerpen Jakarta!

    D. Carilah dua cerpen, baik dari koran,majalah, maupun dari buku kumpulancerpen yang ada di perpustakaan kalian!Bandingkanlah kedua cerpen tersebutmenurut unsur intrinsik dan ekstrinsiknya!

    Kerjakan aktivitas-aktivitas berikut ini dalambuku tugasmu!

    A. Carilah satu buah cerpen di surat kabaratau majalah!

    B. Baca cerpen tersebut dan ke rjakan soaldi bawah ini berdasarkan cerpen tersebut!

    1. Bagaimana kalian menilai cerpen tersebut?Apakah berkualitas dan menarik? Mengapademikian?

    2. Menurut kalian, apa tema cerpen tersebut?

    3. Bagaimana alur ceritanya?

    4. Menurut kalian, seperti apa latar belakang kon-disi sosial politik dan budaya dalam cerpentersebut!

    5. Jelaskan amanat yang terkandung dalam cer-pen tersebut!

    Hasil karya, baik itu karya sastra atau karya