185
BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI TVONE DAN TVRI SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi Disusun oleh : NURKHIKMAH YULIASTUTI NIM. 6662130534 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2017

BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI

TVONE DAN TVRI

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun oleh :

NURKHIKMAH YULIASTUTI

NIM. 6662130534

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2017

Page 2: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

i

Page 3: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

ii

Page 4: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

iii

Page 5: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

iv

ABSTRAK

Nurkhikmah Yuliastuti. NIM. 6662130534. Skripsi. Translasi Bahasa Isyarat

dalam Program Berita di TVONE dan TVRI. Pembimbing I: Puspita Asri

Praceka, M.I.Kom. Pembimbing II: Ari Pandu Witantra, M.I.Kom

Informasi menjadi kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari – hari, dengan

terpenuhinya informasi maka manusia akan lebih banyak menerima pengetahuan dan

berita terbaru yang terjadi pada hari ini. Informasi saat ini bisa didapatkan dari

berbagai media massa, baik media elektronik, cetak, maupun dalam jaringan (daring).

Meskipun media massa disajikan dengan berbagai macam jenis, namun televisi masih

menjadi medium nomor 1 di Indonesia yang dipilih masyarakat untuk mendapatkan

informasi setiap harinya. Televisi merupakan media yang mempunyai peran besar

dalam proses komunikasi dan penyampaian informasi/pesan. Setiap masyarakat

Indonesia memiliki hak yang sama dalam menerima informasi, hiburan serta

pengetahuan dari televisi. Mudah bagi khalayak dengan berpendengaran normal

untuk dapat menerima pesan dari televisi, namun sulit bagi khalayak tunarungu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebijakan penggunaan

translasi bahasa isyarat, untuk mengetahui proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat

serta untuk mengetahui bagaimana tanggapan khalayak. Peneliti menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan paradigma postpositivisme. Perolehan data

penelitian ini berasal dari wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini yaitu dalam kebijakan pelaksanaan, TVOne menggunakan

translasi bahasa isyarat sesuai dengan arahan Komisi Penyiaran Indonesia sedangkan

TVRI sesuai dengan perjanjian kontrak dengan Kemensos. Dalam proses pelaksanaan

petugas translasi diantaranya interpreter, PIT dan tandem menjadi faktor penting

dalam keberhasilan menyampaikan pesan kepada khalayak tunarungu.

Kata Kunci: Televisi, Bahasa Isyarat, Translasi

Page 6: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

v

ABSTRACT

Nurkhikmah Yuliastuti. NIM. 6662130534. Thesis. The Translation of Sign

Language in News Program at TVONE and TVRI. Advisor I: Puspita Asri

Praceka, M.I.Kom. Advisor II: Ari Pandu Witantra, M.I.Kom

Information came as human’s need in their daily life. By gaining the information,

human found out the knowledge and the newest news that were currently happening.

Although mass media were presented in various sorts, but television still became the

foremost media at Indonesia that was chosen by public to obtain information in

everyday. Television was a media that played a great role in communication process

and information/message delivery. Each of public owned the same right in receiving

information, entertainment, and knowledge through television. It would be easy for

the public with normal hearing ability to receive message through television, but it

would be quite complicated for the deaf. This reserach was intended to see how the

wisdom for sign language translation use was, to see the process of sign language

translation, and to see the public’s response. This study used a qualitative methods

with the post positivism paradigm. Data collection techniques used researchers

namely interviews, observation, literature study and documentation. The result

inferred that in the wisdom for implementation, TVOne used sign language

translation as Indonesian Broadcasting Commision’s directive, while TVRI used sign

language translation as contractual agreement with social ministry. In

implementation process, translation functionaries such as interpreter, interpreter’s

adviser, and communicator between both of them were the important factors for the

success of message delivery to the deaf.

Keywords: Television, Sign Language, Translasion

Page 7: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat

dan hidayah-Nya Skripsi dengan judul “Translasi Bahasa Isyarat dalam Program

Berita di TVONE dan TVRI” dapat penulis selesaikan dengan baik, tanpa

menemukan hambatan dan kesulitan yang berarti. Penulisan Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata (S1) pada

Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan serta dukungan yang telah penulis

terima selama penyusunan Skripsi ini kepada :

1. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Ibu Dr. Rahmi Winangsih,

M.Si.

2. Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Bapak Darwis Sagita, M.I.Kom.

3. Ketua penguji I, Ibu Rahmi Winangsih, M.Si

4. Ketua penguji II, Ibu Uliviana Restu, S.Sos, M.I.Kom

5. Ketua Penguji III, Ibu Puspita Asri Praceka, M.I.Kom

6. Dosen Pembimbing I, Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos. M.Ikom., yang dengan

penuh kesabaran menghadapi penulis, meluangkan waktu, memberikan

penjelasan mengenai hal – hal yang belum penulis pahami, memberikan

masukan serta arahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Dosen Pembimbing II Bapak Ari Pandu Witantra, M.I.Kom. yang dengan

Page 8: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

vii

penuh kesabaran menghadapi penulis, meluangkan waktu, memberikan

penjelasan mengenai hal – hal yang belum penulis pahami, memberikan

masukan serta arahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Dosen pembimbing akademik, Bapak Muhammad Jaiz, M.Pd

9. Seluruh Dosen Prodi Ilmu Komunikasi yang memberikan ilmu selama

penulis berada di bangku perkuliahan

10. Seluruh Staff perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang selama

ini telah banyak membantu peneliti

11. Bapak Muhammad Yusuf Produser Eksekutif Pemberitaan selaku informan

kunci dalam penelitian ini

12. Bang Rafli/Abdul Muiz Sutaji S.I.Kom Produser Kabar Pagi TVONE selaku

informan kunci dalam penelitian ini

13. Ibu Simping Purwanti, S.Pd dan Ibu Suminah sebagai Interpreter bahasa

isyarat program Indonesia Malam TVRI selaku informan kunci

14. Bang Frans Susanto Interpreter Bisindo Program Kabar Pagi TVONE selaku

informan kunci dalam penelitian ini

15. Bapak Langgeng Setiawan, A.KS Kepala Seksi Monitoring Evaluasi di

Kementerian Sosial Republik Indonesia selaku informan kunci

16. Ibu Dewi Setyarini, M.Si Komisioner KPI Pusat bidang pengawasan isi siaran

sebagai informan pendukung

17. Muhammad Imam khalayak program Indonesia Malam dan Nanda Afrieza

khalayak Kabar Pagi TVONE selaku informan pendukung

Page 9: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

viii

18. Kedua orang tua penulis Neneng Astinah dan Syarief Muhammad Mabrur

yang telah banyak mendo’akan dan memberikan semangat selama ini

19. Kakak penulis yang tersayang Iis Sofiana dan Yusuf serta Adik penulis

Muhammad Azizi Rido Setiawan yang selama ini memberikan semangat

serta dukungannya

20. Teman – Teman terbaik yang selalu memberikan semangat serta menghibur

dikala sedih dan lelah selama kuliah, Mike Amalia, Eliana Pratiwi, Resti

Nurfadhillah, Richa Rahayu, Siti Novit Wahdah, Agnes Tiurma, Pernita

Hestin, Tri Yulia Nengsih, Lestari Eflina, Nopita, Ida Afriyanti, Sardewe.

21. Keluarga KKM kelompok 36 yang telah memberikan banyak pelajaran hidup

serta menjadi bagian tak terlupakan bagi penulis, Teti Sukmawati, Maya Siti

Humaeroh, Fitri Chairunnisa, Siti Kurniasari, Luli Kholifah, Rochmat Fauza

R, Achmad Dicky S, Algi Firmansah, M. Fazri Aprilianto, serta seluruh

masyarakat Desa Gunungcupu Kampung Kadulomber.

22. Keluarga besar organisasi FISIP UNTIRTA (LPM ORANGE dan Fosmai)

yang telah memberikan banyak ilmu dan pelajaran untuk penulis

23. Teman – teman ilmu komunikasi angkatan 2013

24. Serta pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebut namanya satu persatu yang

telah membantu penulis selama ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

maka segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Semoga penelitian ini dapat berguna bagi kita semua.

Serang, 2017

Nurkhikmah Yuliastuti

Page 10: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………………………….... i

LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………….............. ii

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………….... iii

ABSTRAK ………………………………………………………………...... iv

ABSTRACK ………………………………………………………………... v

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………….….... 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….. 8

1.3 Identifikasi Masalah ………………………………………………... 8

1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………............... 9

1.5 Manfaat Penelitian ………………………………………………..... 9

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Komunikasi Massa ……………………………………..…….......... 11

2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa ………………………........ 13

2.2 Televisi ………………………………………………..............…… 15

Page 11: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

x

2.2.1 Karakteristik Televisi ...………………………....………....... 17

2.3 Kebijakan Penggunaan Translasi Bahasa Isyarat ….……..…….... 19

2.4 Proses Pelaksanaan Translasi Bahasa Isyarat …………………….... 19

2.5 Khalayak .…………...………………………………………...……. 19

2.6 Translasi Bahasa Isyarat ………...…………………………........... 20

2.6.1 Sistem Isyarat Bahasa Indonesia …………………………...… 22

2.6.2 Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) …...……………………. 23

2.7 Program Siaran …...…………………………………...….............. 23

2.8 Kerangka Berfikir …...…………………………………...……….. 24

2.9 Penelitian Terdahulu …...…………………………………...…….. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ………………………………………………… 30

3.2 Paradigma Penelitian ……………………………………………... 31

3.3 Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………....... 32

3.4 Lokasi Penelitian …………………………………………………. 32

3.5 Instrumen Penelitian …………………………………………....… 33

3.6 Informan Penelitian ………………………………………………. 36

3.7 Teknik Pengumpulan Data ………………….……….…...…….… 37

3.8 Teknik Analisis Data ……………………………………………... 41

3.9 Jadwal Penelitian …………………………...…………………….. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian …………….........……………….…… 43

4.1.1 TV One ................................................................................... 43

4.1.2 Televisi Republik Indonesia ................................................... 44

4.1.3 Translasi Bahasa Isyarat ......................................................... 45

4.2 Deskripsi Informan Penelitian ………………...…………..……… 48

4.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian ……...……………...…................. 43

Page 12: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

xi

4.3.1 Kebijakan Penggunaan Translasi Bahasa Isyarat …….…….. 60

4.3.2 Proses Pelaksanaan Translasi Bahasa Isyarat ………………. 72

4.3.3 Tanggapan Khalayak tentang Penggunaan Translasi Bahasa

Isyarat di Televisi ............................................................................ 90

4.4 Pembahasan ..................................................................................... 94

4.4.1 Translasi bahasa isyarat dalam program berita di TVOne dan

TVRI ............................................................................................... 94

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ……………………………………...…………............... 100

5.2 Saran ……………………………………...…………...........…….. 101

5.2.1 Saran Praktis ……………………………………...……........ 102

5.2.2 Saran Teoritis ……………………………………...………... 103

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….… 104

LAMPIRAN ……..…………………………………………….…………. 108

Page 13: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 .............................................................................................................. 28

Tabel 3.1 .............................................................................................................. 36

Tabel 3.2 .............................................................................................................. 36

Tabel 3.3 .............................................................................................................. 42

Page 14: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 .......................................................................................................... 6

Gambar 2.1 .......................................................................................................... 25

Gambar 2.2 .......................................................................................................... 28

Gambar 4.1 .......................................................................................................... 51

Gambar 4.2 .......................................................................................................... 52

Gambar 4.3 .......................................................................................................... 53

Gambar 4.4 .......................................................................................................... 54

Gambar 4.5 .......................................................................................................... 55

Gambar 4.6 .......................................................................................................... 56

Gambar 4.7 .......................................................................................................... 57

Gambar 4.8 .......................................................................................................... 58

Gambar 4.9 .......................................................................................................... 59

Gambar 4.10 ........................................................................................................ 62

Gambar 4.11 ........................................................................................................ 66

Gambar 4.12 ........................................................................................................ 66

Gambar 4.13 ........................................................................................................ 73

Gambar 4.14 ........................................................................................................ 75

Gambar 4.15 ........................................................................................................ 81

Gambar 4.16 ........................................................................................................ 83

Gambar 4.17 ........................................................................................................ 84

Gambar 4.18 ........................................................................................................ 86

Gambar 4.19 ........................................................................................................ 89

Page 15: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Informasi dan komunikasi merupakan hal yang penting bagi kehidupan

manusia. Informasi menjadi kebutuhan yang diperlukan manusia dalam kehidupan

sehari – hari, dengan terpenuhinya informasi maka manusia akan lebih banyak

menerima pengetahuan baru dalam hidupnya maupun mendapatkan berita terbaru

yang terjadi pada hari ini. Informasi, kini telah menjadi suatu kebutuhan dasar bagi

manusia. Informasi menjadi perangkat dasar yang digunakan seseorang untuk

mengetahui segala sesuatu dalam hal pengembangan potensi dirinya dalam segala

aspek kehidupan.1 Informasi saat ini bisa didapatkan dari berbagai media massa, baik

media elektronik, cetak, maupun dalam jaringan (daring). Meskipun media massa

disajikan dengan berbagai macam jenis, namun televisi masih menjadi medium

nomor 1 di Indonesia yang dipilih masyarakat untuk mendapatkan informasi sehari –

harinya. Dikutip dari www.nielsen.com sebuah lembaga penghitung rating televisi

pada pukul 08:34 WIB (14/03) :

“Konsumsi media di kota-kota baik di Jawa maupun Luar Jawa menunjukkan

bahwa Televisi masih menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat

1 Nadia Wasta Utami. 2015. Gelapnya akses difabel bagi difabel dalam gemerlap era digitalisasi.

Jurnal Penelitian Hlm 41 - 49

Page 16: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

Indonesia (95%), disusul oleh Internet (33%), Radio (20%), Suratkabar

(12%), Tabloid (6%) dan Majalah (5%).”2

Televisi merupakan media yang mempunyai peran besar dalam proses

penyampaian informasi/pesan serta melakukan komunikasi. Televisi berperan aktif

bagi kelangsungan serta perkembangan pengetahuan dan sikap masyarakat karena

menjadi sarana informasi, edukasi, hiburan, politik, kebudayaan dan lain sebagainya.

Mudahnya media televisi dalam menyampaikan sebuah informasi karena televisi

memiliki keunggulan dalam audio visual, sehingga tayangan yang disajikan akan jauh

lebih mudah dipahami dan mudah ditiru oleh penonton.

Setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama dalam menerima

informasi, hiburan serta pengetahuan. Namun bagaimana jika terdapat masyarakat

Indonesia yang tidak bisa menerima informasi dengan baik dari medium nomor 1 di

Indonesia. Sangat mudah bagi masyarakat dengan berpendengaran normal yang tidak

memiliki keterbatasan fisik untuk dapat menerima tayangan dari televisi, Namun

bagaimana dengan masyarakat yang memiliki keterbatasan fisik seperti penyandang

tunarungu. Tentu khalayak tunarungu sangat sulit untuk dapat menerima dan

memahami informasi yang disajikan dalam program televisi. Sudah disebutkan diatas

bahwa setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama untuk menerima

informasi tanpa terkecuali, seperti yang tertuang dalam Undang – Undang No.32

2 Nielsen. 2014. Konsumsi Media Lebih Tinggi Di Luar Jawa. diakses pada hari Selasa, 14 Maret 2017

pukul 08:34 WIB

Page 17: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

3

Tahun 2002 pasal 39 ayat (3) tentang penyiaran yang berbunyi : “Bahasa isyarat

dapat digunakan dalam mata acara tertentu untuk khalayak tuna rungu”

Bunyi pasal diatas menandakan bahwa bahasa isyarat atau SIBI (Sistem

Isyarat Bahasa Indonesia) yang merupakan bahasa legal keluaran pemerintah untuk

translasi program siaran di televisi bagi penyandang tuna rungu) dan Bisindo

seharusnya dapat digunakan dalam berbagai program di televisi yang tentunya

memiliki nilai informasi, edukasi maupun hiburan. Di Indonesia sendiri jumlah

penyandang tunarungu mencapai angka 400 ribu penduduk. Dikutip dari

www.kemsos.go.id pada pukul 09.33 WIB (10/04) :

“Menurut hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan

Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012,jumlah penyandang disabilitas di

Indonesia sebanyak 6.008.661 orang. Dari jumlah tersebut sekitar 472.855

orang penyandang disabilitas rungu wicara.”3

Tidak hanya dalam Undang – Undang No. 32 Tahun 2002 saja, namun

mengenai hak mendapatkan informasi bagi disabilitas kembali diuraikan dalam

Undang – Undang No. 8 Tahun 2016 pasal 24 diantaranya :

a. Memiliki kebebasan berekspresi dan berpendapat;

b. Mendapatkan informasi dan berkomunikasi melalui media yang mudah

diakses dan;

3 Kementerian Sosial Republik Indonesia. Pelayanan Penyandang Disabilitas Dalam Menggunakan

Berbagai Sarana Aksebilitas. diakses pada hari Senin, 10 April 2017 pukul 09:33 WIB

Page 18: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

4

c. Menggunakan dan memperoleh fasilitas informasi dan komunikasi berupa

bahasa isyarat, braille dan komunikasi argumentatif dalam interaksi resmi.

Pasal diatas menjelaskan kaum disabilitas (termasuk tunarungu) mendapatkan

informasi dan berkomunikasi melalui media yang mudah diakses. Televisi dalam hal

ini merupakan media yang mudah diakses karena saat ini rata – rata masyarakat

Indonesia memiliki televisi di setiap rumahnya. Selain itu, dalam penggunaannya kita

tidak memerlukan biaya yang banyak untuk dapat menggunakan televisi. Berbeda

jika kita ingin mengakses informasi melalui media daring yang tentunya harus

memiliki gawai (termasuk didalamnya Komputer, Laptop, Handphone) ditambah

dengan harus tersedianya internet yang tentunya itu bukanlah hal yang murah untuk

dipakai sehari – hari, serta tidak semua golongan masyarakat dapat menggunakan

media daring untuk mengakses informasi sehari – hari.

Media televisi ada di setiap keluarga Indonesia, baik di desa maupun di kota.

Televisi merupakan salah satu media massa audio visual yang diasumsikan dapat

mempengaruhi pemirsa lewat tayangan acaranya. TV mampu menyampaikan pesan

yang seolah langsung antara komunikator (pembawa acara) dengan komunikan

(pemirsa). Tayangan acara televisi yang berulang – ulang dapat mempengaruhi

kehidupan masyarakat.4 Pasal lain mengenai komunikasi dan informasi Pasal 123

yaitu :

4 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (analisis interaktif budaya massa), PT Rineka Cipta, Jakarta,

2008, hal 56

Page 19: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

5

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin akses atas informasi untuk

penyandang disabilitas;

(2) Akses atas informasi untuk penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dalam bentuk audio visual.

Berbicara mengenai penyandang tunarungu yang juga memiliki hak yang

sama dengan masyarakat lainnya untuk bisa mendapatkan informasi dari televisi,

tentu sangat sulit untuk bisa diterima karena masih minimnya penyediaan translasi

dalam program siaran televisi. Translasi program siaran merupakan hal yang harus

tersedia dalam program televisi, karena dengan adanya translasi program siaran akan

memudahkan khalayak tunarungu dalam memahami informasi yang disampaikan

program di televisi.

Sampai pada tahun 2017 dari sejak puluhan tahun lalu berdirinya stasiun

televisi swasta nasional Indonesia, translasi program siaran belum banyak digunakan

pada program siaran di televisi. Data yang peneliti dapat sampai pada tahun 2014

terdapat 394 stasiun televisi di Indonesia, terdiri dari stasiun televisi lokal maupun

nasional. Dikutip dari selingan.klikbekasi.co sebuah portal berita daring pada pukul

16:28 WIB (01/04) :

“Menurut dewan pers yang pernah melakukan pendataan jumlah stasiun

televisi di Indonesia, jumlah stasiun televisi yang beroperasi sampai 2014 mencapai

394 stasiun televisi. Jumlah yang cukup banyak memang”5

5 Selingan Bekasi. Jumlah Stasiun Televisi Di Indonesia Capai 394.

http://selingan.klikbekasi.co/2015/02/26/jumlah-stasiun-televisi-di-indonesia-capai-394 diakses pada

hari Sabtu, 01 April 2017 pukul 16:28 WIB

Page 20: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

6

Meskipun penggunaan translasi bahasa isyarat masih minim, namun sejak

agustus 2017 terjadi peningkatan penggunaan translasi bahasa isyarat. Dari

sebelumnya hanya TVRI yang secara konsisten menggunakan translasi bahasa

isyarat, lalu disusul oleh ANTV. Sejak Agustus 2017 stasiun televisi swasta sudah

mulai menggunakan translasi bahasa isyarat diantaranya Kompas TV, NET TV,

Metro TV,Trans7, RCTI, TV One. Berikut ini potongan gambar dari berita dalam

program Kabar Pagi yang diunggah TVONE dalam channel youtube pada Kamis, 05

Oktober 2017 :

Gambar 1.1

Potongan gambar dari video Program Acara Kabar Pagi TVONE

Sumber : Youtube6

Jika dilihat langkah tersebut merupakan langkah positif yang telah dilakukan

oleh media untuk kesejahteraan informasi tunarungu. Namun penggunaan translasi

bahasa isyarat yang hanya digunakan dalam program berita saja belum cukup bagi

6 Kabar Pagi TVOne. 2017. Diakses pada hari Sabtu, 01 Oktober 2017 pukul 15.00 WIB

Page 21: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

7

khalayak tuna rungu, karena informasi yang dibutuhkan khalayak tunarungu tidak

hanya bersumber dari berita, tetapi lebih beragam dari itu. Informasi mengenai

budaya, kriminal, keagamaan, dokumenter sampai dengan acara hiburan juga menjadi

kebutuhan yang seharusnya dapat disaksikan setiap harinya.

Dalam hal ini stasiun televisi mempunyai peran besar dalam membantu

merealisasikan penggunaan translasi program siaran, karena pihak televisi sendiri

yang menggunakan translasi bahasa isyarat untuk setiap programnya. Sudah

seharusnya pihak televisi membantu khalayak tunarungu untuk dapat menyaksikan

dan menerima informasi, edukasi serta hiburan yang selama ini sulit untuk mereka

terima. Sebagai stasiun televisi yang menggunakan frekuensi publik, sudah

seharusnya stasiun televisi menyediakan segala kebutuhan (informasi, edukasi dan

hiburan) untuk khalayak dengan cara yang mudah untuk digunakan dan diterima.

Hal tersebut harus diteliti dengan alasan untuk mengetahui bagaimana

kebijakan media serta proses penggunaan translasi bahasa isyarat dalam program

siaran pada stasiun televisi nasional di Indonesia. Jika dilihat selama ini terdapat

beberapa keluhan dari beberapa pihak dari khalayak tunarungu yang menginginkan

tersedianya translasi program siaran pada stasiun televisi nasional guna memudahkan

penerimaan serta pemahaman dari tayangan televisi yang berisi mengenai informasi,

edukasi serta hiburan yang dibutuhkan. Dikutip dari m.jpnn.com pada pukul 10.23

WIB (10/10):

Page 22: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

8

“Dari Amerika, Surya yang juga seorang tunarungu mengaku kesal karena

anak – anak tuli di Indonesia tidak bisa menikmati menonton televisi dalam negeri

karena tidak ada subtitle atau akses bahasa isyarat”7

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini stasiun televisi dan beberapa

pihak yang mampu mengubah kebijakan mengenai penggunaan translasi bahasa

isyarat dalam program siaran televisi dapat segera merubah kebijakan tersebut

sehingga terealisasi translasi program siaran guna terpenuhinya hak informasi

penyandang tuna rungu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan oleh peneliti, maka

permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimana translasi bahasa isyarat dalam program berita untuk khalayak

tuna rungu di TVOne dan TVRI”

1.3 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana kebijakan media dalam menggunakan translasi Bahasa isyarat

dalam program berita di TVOne dan TVRI?

2. Bagaimana proses pelaksanaan bahasa isyarat dalam program berita di

TVOne dan TVRI?

3. Bagaimana tanggapan khalayak tuna rungu tentang translasi bahasa isyarat

dalam program berita di TVOne dan TVRI?

7 JPNN.Com. Pak Jokowi, Kapan Anak Tunarungu Bisa Menonton Televisi. diakses pada hari Selasa,

10 Oktober 2017 pukul 10:23

Page 23: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

9

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk :

1. Bagaimana kebijakan media dalam menggunakan translasi bahasa isyarat

dalam program berita di TVOne dan TVRI?

2. Bagaimana proses pelaksanaan bahasa isyarat dalam program berita di

TVOne dan TVRI?

3. Bagaimana tanggapan khalayak tuna rungu tentang translasi bahasa isyarat

dalam program berita di TVOne dan TVRI?

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Bermanfaat sebagai referensi teoritis untuk perkembangan komunikasi

terutama dalam ranah komunikasi massa.

2. Bermanfaat sebagai rujukan penyelesaian masalah mengenai kelancaran

proses komunikasi massa khalayak tuna rungu guna memenuhi kebutuhan

informasi melalui televisi.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta menjadi

bahan evaluasi bagi stasiun televisi mengenai penggunaan translasi bahasa

Page 24: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

10

isyarat dalam program berita guna terpenuhinya kebutuhan informasi

khalayak tuna rungu.

Page 25: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran

(media) untuk menghubungan komunikator dengan komunikan secara massal,

berjumlah banyak, bertempat tinggal jauh, sangat heterogen dan menimbulkan efek –

efek tertentu.8 Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media

massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi

massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media

komunikasi massa). media massa bentuknya antara lain media elektronik (televise,

radio) media cetak (surat kabar, majalah, tabloid) buku, dan film.9

Joseph A. DeVito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya

merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta tentang media yang

digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item, yakni “pertama,

komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak

8 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, Jakarta: Prenada Media Grup, 2011, hal 874 9 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2007, hal 4-5

Page 26: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

12

yang luar biasa banyak. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang

disalurkan oleh pemancar – pemancar yang audio dan/visual.10

Menurut Wright (1956) Komunikasi massa didefinisikan dalam tiga ciri:11

a. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen

dan anonim.

b. Pesan – pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadualkan untuk

mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya

sementara.

c. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang

komplek yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

Jika diterjemahkan secara bebas bisa berarti, “Pertama, komunikasi massa adalah

komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa

banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua

orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak

berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk

didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh

pemancar – pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan

10 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa suatu pengantar, Simbiosa

Rekatama Media, Bandung, 2004, hal 6 11 Isti Nursih, Komunikasi Massa, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2014. hal 2

Page 27: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

13

lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi,

radio,surat kabar, majalah, film, buku dan pita).12

2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti komunikasi

antarpersona dan komunikasi kelompok. Perbedaan itu meliputi komponen –

komponen yang terlibat di dalamnya, juga proses berlangsungnya komunikasi

tersebut. Namun, agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka

pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpersona. Karakteristik

komunikasi massa adalah sebagai berikut:13

a. Komunikator terlembagakan

Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu

melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang

kompleks. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah televisi, tentu

akan banyak lagi melibatkan orang, seperti juru kamera (lebih dari satu), juru

lampu, pengarah acara, bagian make up, floor manager, dan lain – lain. Selain

itu, peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana ang diperlukan lebih

besar.

12 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007, hal 12 13 Ardianto dan Drs. Elvinaro, Op cit., 2004

Page 28: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

14

b. Pesan bersifat umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu

ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang

tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum.

c. Komunikannya anonim dan heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim),

karena komunikatornya menggunakan media dan tidak bertatap muka. Di

samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena

terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat

dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

d. Media massa menimbulkan keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya,

adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif

banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak

tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan

yang sama pula.

e. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Dalam

komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem

Page 29: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

15

tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan

digunakan.

f. Komunikasi massa bersifat satu arah

Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak

dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,

komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat

melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi

antarpersona.

g. Stimulasi alat indra “Terbatas”

Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media

massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat pada radio

siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada

media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan

pendengaran.

h. Umpan balik tertunda (Delayed)

Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang

disampaikan oleh komunikan.

2.2 Televisi

Televisi, merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang

ditemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual . peletak dasar utama

Page 30: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

16

teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari jerman yang dilakukannya

pada tahun 1884. Ia menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Jantra

Nipkow atau Nipkow Sheibe. Penemuannya tersebut melahirkan electrische atau

televisi elektris.14

Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa yang bisa dilihat dan

didengar, memang memiliki keistimewaan tersendiri. Tayangan TV mudah diingat.

Pemirsa TV juga tidak dibatasi pada golongan tertentu. Siapa saja bisa menikmatinya,

tanpa ada batas jenis kelamin, usia maupun status sosial ekonominya. Cakupan

tayangan televisi jauh lebih luas diabndingkan dengan media lain. Dalam hal ini,

tayangan televisi harus dilihat secara kritis.15

Televisi merupakan suatu media yang dapat digunakan sebagai sarana

terhadap terbentuknya ruang publik, dengan adanya televisi masyarakat tentunya

dapat menyalurkan aspirasi, gagasan, dan argumen-argumen mereka terhadap hal-hal

politik ataupun isu-isu lainnya.16 Televisi adalah salah satu media hiburan dan

informasi yang berkembang pesat di Indonesia dan di dunia. TV menyuguhkan

visualisasi yang tidak dapat diberikan media massa lain seperti radio dan surat kabar.

Kelebihan ini menyebabkan perkembangan industri media televisi menjadi demand

bagi masyarakat pemirsa. Televisi merupakan salah satu media massa yang

mempunyai jangkauan komunikasi yang spektakuler dalm sepuluh tahun terakhir ini,

karena kekuatannya bukan hanya menyajikan acara dalam bentuk suara dan gambar,

14 Deddy Iskandar, Jurnalistik Televisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hlm.4 15 Wawan Kuswandi, Op.cit., 2008, hal 141 16 Choirul Fajri. 2015. Fungsi RCTI dalam membentuk ruang publik. hlm 15

Page 31: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

17

tetapi juga telah melahirkan konsep – konsep tayangan jurnalisme investigasi dalam

setiap pemberitaan atau reportasenya. Media televisi mampu menjadi alat untuk

menyelidiki berbagai kasus yang sedang terjadi di masyarakat.17

2.2.1 Karakteristik Televisi

Karakteristik media televisi adalah sebagai berikut:18

a. Media pandang dengar (audio-visual)

Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar. Televisi berbeda

dengan media cetak, yang lebih merupakan media pandang. Televisi juga

berbeda dengan radio, yang merupakan media dengar. Orang memandang

gambar yang ditayangkan di televisi, sekaligus mendengar atau mencerna

narasi atau naskah dari gambar tersebut.

b. Mengutamakan gambar

Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar. Gambar dalam hal ini gambar

hidup membuat televisi lebih menarik disbanding media cetak. Narasi atau

naskah bersifat mendukung gambar.

c. Mengutamakan kecepatan

Jika deadline media cetak 1x 24 jam, deadline atau tenggat televisi bisa

disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan. Kecepatan bahkan

menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita televisi bernilai. Berita

17 Wawan Kuswandi, Op.cit., 2008 18 Usman Ks, Television News Reporting and Writing, Ghalia Indonesia, Bogor, 2009, Hal 23-24

Page 32: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

18

paling menarik atau menonjol dalam rentang waktu tertentu, pasti akan

ditayangkan paling cepat atau paling awal oleh televisi.

d. Bersifat sekilas

Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi menguatamakan

dimensi waktu atau durasi. Berita televisi bersifat sekilas, tidak mendalam,

dan dengan durasi tayang terbatas.

e. Bersifat satu arah

Televisi bersifat satu arah, dalam arti pemirsa tidak bisa pada saat itu juga

memberi respons balik terhadap berita televisi yang ditayangkan, kecuali pada

beberapa program interaktif. Pemirsa hanya punya satu kesempatan untuk

memahami berita televisi. Pemirsa tidak bisa, misalnya meminta presenter

membacakan ulang kembali berita televisi karena pemirsa tersebut belum

memahami atau ingin lebih memahami berita tersebut.

f. Daya jangkau luas

Televisi memiliki daya jangkau luas. Ini berarti televisi menjangkau segala

lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosial ekonomi. Orang

buta huruf tidak mungkin bisa membaca berita media cetak, tetapi ia bisa

menonton berita televisi. Siaran atau berita televisi harus dapat menjangkau

rata – rata status sosial ekonomi khalayak, masuk ke berbagai strata sosial.

Page 33: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

19

2.3 Kebijakan Penggunaan Translasi Bahasa Isyarat

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan

rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.19 Kebijakan dalam hal ini adalah

keputusan dari stasiun televisi yang menggunakan SIBI dan Bisindo sebagai upaya

untuk mentranslasikan materi berita televisi yang disampaikan oleh

interpreter/penerjemah kepada khalayak tunarungu. kebijakan penggunaan translasi

bahasa isyarat sangat penting mengingat Undang – Undang yang telah peneliti

jabarkan diatas yang mengatur tentang akses informasi yang perlu khalayak

tunarungu dapatkan.

2.4 Proses Pelaksanaan Translasi Bahasa Isyarat

Proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan atau pengolahan yang

menghasilkan suatu produk.20 Proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat merupakan

kegiatan menterjemahkan materi berita di studio, dimana dalam hal ini petugas

didalamnya adalah interpreter (peraga bahasa isyarat), Penasehat Interpreter (PIT),

serta tandem.

2.5 Khalayak

Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca,

pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan. Khalayak adalah salah satu

aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab

19 Kamus Besar Bahasa Indonesia 20 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 34: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

20

berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Khalayak

dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok dan masyarakat. Menjadi

tugas seorang komunikator untuk mengetahui siapa yang akan menjadi khaayaknya

sebelum proses komunikasi berlangsung.21 Berkaitan dengan komunikasi, dalam

proses komunikasi juga ada prinsip “kenali khalayakmu, agar komunikasi berhasil”.

Artinya berhasil tidaknya pesan dipahami dalam proses komunikasi tergantung

bagaimana komunikator memahami komunikan. Dalam komunikasi juga ada prinsip

yang tak kalah pentingnya, begini; jika ada dua orang yang berbeda pendidikan maka

seseorang yang berpendidikan tinggi harus menyesuaikan kemampuan yang

berpendidikan rendah. Jika dibalik, maka tidak ada terjadi proses komunikasi

efektif.22

2.6 Translasi Bahasa Isyarat

Translasi bahasa isyarat merupakan terjemahan dari program acara di televisi

ke bahasa isyarat yang digunakanan oleh penyandang tunarungu untuk menerima dan

memahami isi dari siaran yang ditampilkan. Bahasa isyarat merupakan salah satu

bagian dari jenis komunikasi yaitu komunikasi non verbal.

Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata –

kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal

mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting

21 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008, hal 157 22 Nurudin, Ilmu Komunikasi ilmiah dan populer, PT RajaGrafindo Persada, Jkarta, 2016, hal 49-50

Page 35: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

21

komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu,

yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini

mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa

komunikasi secara secara keseluruhan.23 Stasiun televisi saat ini menggunakan Sistem

Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) sebagai translasi program siarannya, SIBI merupakan

bahasa isyarat resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk digunakan penyandang

tuna rungu dalam melakukan komunikasi.

Kita dapat mengklasifikasikan pesan – pesan nonverbal ini dengan berbagai

cara. Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat nonverbal menjadi tiga bagian.

Pertama, bahasa tanda (sign language) acungan jempol untuk numpang mobil secara

gratis; bahasa isyarat tuna rungu; kedua, bahasa tindakan (action language) semua

gerakan tubuh yang tidak digunakan secara eksklusif untuk memberikan sinyal,

misalnya berjalan dan ketiga, bahasa objek (object language) pertunjukan benda,

pakaian, dan lambang nonverbal bersifat publik lainnya seperti ukuran ruangan,

bendera, gambar (lukisan), musik (misalnya marching band).24

Perkembangan penting komunikasi dalam era ini adalah digunakannya bahasa

tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi. Munculnya tanda dan isyarat sebagai alat

komunikasi berasal dari penyempurnaan penggunaan suara (geraman, tangisan, dan

jeritan) sebagai alat komunikasi pada generasi sebelumnya. Penggunaan tanda dan

23 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal

308 24 Ibid hal 316

Page 36: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

22

isyarat itu tidak berarti bahwa manusia pada zaman tersebut tidak dapat

berkomunikasi. Gerak isyarat dan tanda itu dalam komunikasi dikenal dengan

komunikasi nonverbal. Hal itu tetap bisa dikatakan berkomunikasi meskipun dengan

dengan “bahasa” dan kemampuannya sendiri. Ringkasnya, mereka mengadakan

komunikasi dengan sederhana sekali. System tanda dengan menggunakan tangan dan

jari – jari seperti yang biasa digunakan oleh orang tuli ketika berbicara-cukup sebagai

pengganti bahasa percakapan. Jadi, sistem tanda dan sinyal terbatas pada isyarat dan

tanda seperti yang bisa dilihat pada orang tuli.25

2.6.1 Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

Sistem isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang dibakukan itu merupakan salah

satu media yang membantu komunikasi sesama kaum tunarungu di dalam masyarakat

yang lebih luas. Wujudnya adalah tatanan yang sistematis tentang seperangkat isyarat

jari, tangan, dan berbagai gerak yang melambangkan kosa kata bahasa Indonesia.

Isyarat pokok ialah isyarat yang melambangkan sebuah kata atau konsep. Isyarat ini

bentuk dengan pelbagai macam penampil, tempat, arah dan frekuensi sebagaimana

telah diuraikan diatas.26 Singkatnya, SIBI merupakan bahasa isyarat legal yang

dikeluarkan oleh pemerintah serta dibuat oleh orang mendengar (hearing people),

SIBI biasanya digunakan untuk kegiatan belajar mengajar di pendidikan formal

seperti Sekolah khusus/SLB.

25 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007, hal 42 - 44 26 Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia

Page 37: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

23

2.6.2 Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo)

Bahasa isyarat Indonesia atau yang biasa dikenal Bisindo adalah bahasa yang

menggunakan gerakan 2 tangan dan ekspresi wajah yang mencakup kata – kata

sederhana yang kosa katanya lebih terbatas dari pada Komtal SIBI. Bisindo ini

berawal dari bahasa ibu penyandang tunarungu, yang kemudian digunakan dalam

berkomunikasi secara umum27

2.7 Program Siaran

Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh stasiun

televisi yang bersangkutan. Di Indonesia kecenderungan televisi swasta sudah mulai

mengarah kepada sistem di Amerika. Ini dimulai dari garapan – garapan sinetron,

kuis dan beberapa acara hiburan lainnya. Berbeda dengan TVRI. Stasiun televisi

milik pemerintah tersebut memang memiliki latar belakang sejarah yang spesifik.

jenis program siaran tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada semuanya.

Acara – acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan masing – masing stasiun

penyiaran televisi yang bersangkutan. Pada umumnya memang sebagian besar adalah

acara – acara yang disiarkan oleh stasiun penyiaran televisi.28 Program siaran televisi

dapat didefenisikan sebagai satu bagian atau segmen dari isi siaran radio atau televisi

secara keseluruhan. Sehingga memberikan pengertian bahwa, dalam siaran

keseluruhan terdapat beberapa program yang diudarakan. Atau dapat dikatakan

27 Jurnal Penelitian oleh ko Wicaksono, Diyah Fatmawati, Quwwatun Azimah 28 Deddy Iskandar, Jurnalistik Televisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal 7-9

Page 38: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

24

bahwa, siaran keseluruhan satu stasiun penyiaran tersusun dari beberapa program

siaran29

Pengertian program televisi yaitu kata “program” itu sendiri berasal dari

bahasa inggris proggramme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang –

undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi

menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan yang disajikan dalam

berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia

penyiaran di Indonesia dari pada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian

acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk

memenuhi kebutuhan audiencenya.30

2.8 Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini peneliti ingin menjelaskan bagaimana kebijakan

penggunaan translasi bahasa isyarat, menjelaskan bagaimana proses penggunaan

translasi bahasa isyarat dalam program acara di televisi dan tanggapan khalayak

tunarungu dengan adanya penggunaan translasi bahasa isyarat dalam program

televisi.

29 Hidajanto Djamal dan Andi Fachrudin, Dasar – dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional

dan Regulasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2011, hal 159 - 160 30 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004

Page 39: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

25

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian pertama oleh Hafidza Rizqa Febrina dari Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga yang berjudul “PENGGUNAAN BAHASA ISYARAT SEBAGAI

KOMUNIKASI (Studi Efektifitas Komunikasi Non Verbal dan Non Vokal Pada

Siaran Berita TVRI Nasional Terhadap Penyandang Tunarungu SLB PGRI Minggir,

Sleman, Yogyakarta)” bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan bahasa

Undang – Undang No.32

Tahun 2002 pasal 39

ayat (3) tentang

penyiaran

Undang – Undang

No. 8 Tahun 2016

pasal 24

Undang – Undang

No. 8 Tahun 2016

pasal 123

1. Kebijakan televisi dalam menggunakan

tranlasi bahasa isyarat

2. Proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat

3. Tanggapan khalayak tunarungu

Translasi Bahasa Isyarat dalam Program Siaran Televisi di Indonesia

Televisi

Sumber: Peneliti, 19 Oktober 2017

Page 40: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

26

isyarat sebagai komunikasi dalam siaran berita di TVRI pada penyandang tunarungu

di SLB PGRI Minggir, Sleman, Yogyakarta.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Seberapa efektifkah

penggunaan bahasa isyarat sebagai komunikasi non verbal dan non vokal dalam

siaran berita di TVRI efektif jika diukur dengan menggunakan Direct Rating Method

(DRM)?”.

Hasil penelitian tersebut adalah penggunaan bahasa isyarat sebagai

komunikasi memiliki hasil yang efektif dengan hasil skor total 75,95 dimana hasil

tersebut berada pada rentang nilai efektif. Hasil tersebut membuktikan bahwa

hipotesis dari penelitian ini yaitu Ha atau hipotesis kerja diterima.

Penelitian kedua oleh Nurul Maulia dari Universitas Islam Negeri Walisongo

yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA

INDONESIA PADA SIARAN BERITA INDONESIA MALAM DI TVRI

TERHADAP PEMAHAMAN INFORMASI SISWA PENYANDANG

TUNARUNGU (Studi Pada Siswa SMPLB dan SMALB Penyandang Tunarungu di

SLB-PKK Provinsi Lampung) bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

Sistem Isyarat Bahasa Indonesia pada siaran berita Indonesia Malam di TVRI

terhadap pemahaman informasi siswa SMPLB dan SMALB penyandang tunarungu di

SLB-PKK Provinsi Lampung.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana pengaruh

penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia pada siaran berita Indonesia Malam di

Page 41: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

27

TVRI terhadap pemahaman informasi siswa SMPLB dan SMALB penyandang

tunarungu di SLB-PKK Provinsi Lampung?”

Hasil penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh yang positif dan kuat antara

penggunaan Bahasa Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) terhadap pemahaman informasi

penyandang tunarungu, serta penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

sesuai dengan gerakan yang mereka ketahui sehingga dapat membantu mereka dalam

mendapatkan informasi berita dengan adanya bantuan dari Sistem Isyarat Bahasa

Indonesia (SIBI).

Penelitian terakhir yaitu oleh Dina Febriyana dari Universitas Mulawarman

yang berjudul “PROSES PRODUKSI PROGRAM TALKSHOW “REDAKSI 8”

PADA TELEVISI LOKAL TEPIAN TV SAMARINDA” bertujuan untuk memahami

proses produksi program talk show “ Redaksi 8” pada televisi lokal tepian TV

Samarinda, serta mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat proses

produksi program talk show “Redaksi 8” pada televisi lokal tepian Samarinda TV.

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana proses produksi program talk show

“Redaksi 8” pada televisi lokal tepian TV Samarinda serta faktor apa saja yang

menjadi pendukung dan penghambat dalam proses produksi tersebut?”. Hasil dari

penelitian tersebut adalah bahwa proses produksi program talk show “Redaksi 8”

memilliki beberapa tahapan yang telah sesuai dengan SOP proses produksi program

acara yang terdiri dari pra produksi, produksi dan pasca produksi.

Page 42: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

28

Tabel 2.2

Penelitian Sebelumnya

Nama

peneliti

Hafidza Rizqa

Febrina

Nurul Maulia Dina Febriyana Nurkhikmah

Yuliastuti

Judul

Penelitian

Penggunaan

Bahasa Isyarat

Sebagai

Komunikasi

(Studi

Efektifitas

Komunikasi

Non Verbal dan

Non Vokal Pada

Siaran Berita

TVRI Nasional

Terhadap

Penyandang

Tunarungu SLB

PGRI Minggir,

Sleman,

Yogyakarta)

Pengaruh

Penggunaan Sistem

Isyarat Bahasa

Indonesia Pada

Siaran Berita

Indonesia Malam di

TVRI Terhadap

Pemahaman

Informasi Siswa

Penyandang

Tunarungu (Studi

Pada Siswa SMPLB

dan SMALB

Penyandang

Tunarungu di SLB-

PKK Provinsi

Lampung)

Proses Produksi

Program Talk

Show “Redaksi

8” Pada Televisi

Lokal Tepian

TV Samarinda

Translasi Bahasa

Isyarat dalam

Program Siaran

Televisi di

Indonesia

Tahun

Penelitian 2015 2017 2013 2017

Tujuan

Penelitian

untuk

mengetahui

efektifitas

penggunaan

bahasa isyarat

sebagai

komunikasi

dalam siaran

berita di TVRI

pada

penyandang

tunarungu di

SLB PGRI

untuk mengetahui

pengaruh

penggunaan Sistem

Isyarat Bahasa

Indonesia pada

siaran berita

Indonesia Malam di

TVRI terhadap

pemahaman

informasi siswa

SMPLB dan

SMALB penyandang

tunarungu di SLB-

untuk

memahami

proses produksi

program talk

show “ Redaksi

8” pada televisi

lokal tepian TV

Samarinda, serta

mengetahui

faktor

pendukung dan

faktor

penghambat

Untuk mengetahui

kebijakan

pelaksanaan tranlasi

bahasa isyarat,

mengetahui proses

pelaksanaan dan

tanggapan khalayak

tunarungu

Page 43: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

29

Minggir,

Sleman,

Yogyakarta.

PKK Provinsi

Lampung.

proses produksi

program talk

show “Redaksi

8” pada televisi

lokal tepian

Samarinda TV.

Hasil

Penelitian

Hasil penelitian

tersebut adalah

penggunaan

bahasa isyarat

sebagai

komunikasi

memiliki hasil

yang efektif

dengan hasil

skor total 75,95

dimana hasil

tersebut berada

pada rentang

nilai efektif.

Hasil tersebut

membuktikan

bahwa hipotesis

dari penelitian

ini yaitu Ha atau

hipotesis kerja

diterima

terdapat pengaruh

yang positif dan kuat

antara penggunaan

Bahasa Isyarat

Bahasa Indonesia

(SIBI) terhadap

pemahaman

informasi

penyandang

tunarungu, serta

penggunaan Sistem

Isyarat Bahasa

Indonesia (SIBI)

sesuai dengan

gerakan yang

mereka ketahui

sehingga dapat

membantu mereka

dalam mendapatkan

informasi berita

dengan adanya

bantuan dari Sistem

Isyarat Bahasa

Indonesia (SIBI).

Hasil dari

penelitian

tersebut adalah

bahwa proses

produksi

program talk

show “Redaksi

8” memilliki

beberapa

tahapan yang

telah sesuai

dengan SOP

proses produksi

program acara

yang terdiri dari

pra produksi,

produksi dan

pasca produksi.

Hasil penelitian ini

yaitu dalam

kebijakan

pelaksanaan,

TVOne

menggunakan

translasi bahasa

isyarat sesuai

dengan arahan

Komisi Penyiaran

Indonesia sedangkan

TVRI sesuai dengan

perjanjian kontrak

dengan Kemensos.

Dalam proses

pelaksanaan petugas

translasi diantaranya

interpreter, PIT dan

tandem menjadi

faktor penting dalam

keberhasilan

menyampaikan

pesan kepada

khalayak tunarungu.

Sumber Universitas

Islam Negeri

Sunan Kalijaga

Universitas

Lampung

Universitas

Mulawarman

Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

Page 44: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, metode penelititian kualitatif

adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi.31 Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya,

data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena

itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada makna. Generalisasi dalam

penelitian kualitatif dinamakan transferability, artinya hasil penelitian tersebut

memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda.32 Bogdan dan Taylor (1975:5)

mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku

yang dapat diamati.33

Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena pertanyaan/

rumusan masalah dalam penelitian ini membutuhkan metode kualitatif. Dimana

31 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2009, hal 1 32 Ibid hal 3 33 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hal 21

Page 45: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

31

peneliti akan menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat di

televisi serta bagaimana kebijakan tersebut dilaksanakan. Tentunya hal tersebut perlu

penguraian, penjelasan melalui metode kualitatif dan hasil penelitian ini tidak bisa

ditafsirkan melalui angka – angka (kuantitatif).

Disamping itu penelitian ini bersifat deskriptif, tipe penelitian ini didasarkan

pada pertanyaan dasar yang kedua, yaitu bagaimana. Kita tidak puas bila hanya

mengetahui apa masalahnya secara eksploratif, tetapi ingin mengetahui juga

bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Dengan demikian, temuan – temuan dari

penelitian deskriptif lebih luas dan lebih terperinci dari pada penelitian eksploratif.

Dikatakan lebih luas karena kita meneliti tidak hanya masalahnya sendiri, tetapi juga

variabel – variabel lain yang berhubungan dengan masalah itu. Lebih terperinci

karena variabel – variabel tersebut diuraikan atas faktor – faktornya.34

3.2 Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma Postpositivisme. Post positivism

merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan positivisme yang hanya

mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

Dengan menggunakan paradigma postpositivisme, peneliti ingin mendeskripsikan

mengenai kebijakan media dalam menggunakan translasi bahasa isyarat serta

menjelaskan proses pelaksanaannya. Sehingga penelitian ini dapat menggambarkan

secara jelas bagaimana televisi dalam memutuskan menggunakan translasi bahasa

34 W. Gulo, Metodologi Penelitian, PT Grasindo, Jakarta, 2002, hal 19

Page 46: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

32

isyarat, proses pelaksanaannya serta menjelaskan tanggapan khalayak tunarungu

terhadap penggunaan translasi bahasa isyarat pada program di televisi. Dalam

metodologi penelitian, paradigma merujuk pada seperangkat pranata kepercayaan

bersama metode – metode yang menyertainya. Selain berperan sebagai rujukan dan

sudut pandang, paradigma juga berperan sebagai pembatas ruang dan gerak peneliti.

3.3 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan batasan agar tidak terjadi salah

tafsir terhadap penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Peneliti menggali informasi dari pihak televisi untuk mencari informasi

bagaimana kebijakan dan proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat

2. Peneliti menggali informasi mengenai tanggapan khalayak terhadap

penggunaan bahasa isyarat dalam program acara di televisi

3.4 Lokasi Penelitian

Dalam hal ini peneliti tidak hanya melakukan penelitian di satu tempat,

melainkan di berbagai tempat yang dapat memberikan informasi yang jelas dan

mendalam mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Peneliti akan melakukan

penelitian di stasiun televisi yang telah menggunakan translasi bahasa isyarat dalam

program siarannya, tentunya televisi yang akan dipilih adalah stasiun televisi yang

secara terus menerus menggunakan translasi bahasa isyarat (continue).

Page 47: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

33

Penelitian ini dilakukan di Kantor TVRI Pusat yang beralamat di Jl. Gerbang

Pemuda, Senayan, Jakarta Pusat Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan di Kantor Pusat

TVOne Jl. Rawa Terate II No. 2 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta dengan

pertimbangan sebagai berikut :

a. Peneliti ingin mengetahui bagaimana proses pelaksanaan kegiatan

translasi program siaran di televisi yang dilaksanakan oleh petugas

translasi

b. Untuk mencari dokumen atau data yang dapat menunjang kelancaran

proses penelitian yang berkaitan dengan translasi program siaran televisi.

3.5 Instrumen Penelitian

Irawan (2006:15) menjelaskan bahwa satu – satunya instrumen penting dalam

penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti mungkin menggunakan alat –

alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset, atau kamera.

Tetapi alat – alat ini benar – benar tergantung pada peneliti untuk menggunakannya.

Peneliti sebagaimana instrument ini (disebut “participant-observer”) disamping

memiliki kelebihan – kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan.35

Instrumen dalam penelitian ini adalah Peneliti sendiri. Dalam penelitian oleh

karena itu peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti

kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Dengan

demikian dengan penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen

35 Prasetya Irawan, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu – ilmu Sosial,

Departemen Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia, Depok, 2006, hal 15

Page 48: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

34

penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Jadi dalam kualitatif,

peneliti sebagai instrumen kunci.

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data

sekunder. Data primer yaitu data utama yang akan peneliti kumpulkan seperti hasil

dari wawancara yang telah peneliti lakukan. Sedangkan data sekunder yaitu data

seperti dokumen dari televisi untuk menunjang penelitian dan foto.

3.6 Informan Penelitian

Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam penelitian

informannya (sampel bertujuan). Dengan purposive sampling, peneliti akan

mendapatkan informasi yang jelas dan mendalam karena informannya berada di

lingkungan penelitian (dalam hal ini berada dalam produksi program televisi). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa informan yang terdiri dari pihak

televisi yang mengetahui kebijakan mengenai penggunaan translasi bahasa isyarat

(televisi yang menggunakan translasi bahasa isyarat secara terus – menerus hingga

penelitian ini dilaksanakan), informan selanjutnya yaitu dari penyedia translasi

bahasa isyarat, dalam hal ini adalah Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Menurut Sugiyono (2008:218-219) Purposive Sampling yaitu informan –

informan yang peneliti tentukan, merupakan orang – orang yang menurut peneliti

memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena mereka (informan)

dalam kesehariannya senantiasa berurusan dengan permasalahan yang sedang peneliti

Page 49: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

35

teliti.36 Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan 2 macam jenis informan

diantaranya :

1. Informan Kunci (Key Informan) yaitu informan yang banyak mengetahui/

menguasai pokok persoalan yang sedang diteliti. Selain itu informan kunci

merupakan seseorang yang telah lama/ berpengalaman dalam bidang yang

diteliti. Informan ini akan dimintai informasi/ keterangan yang paling banyak.

Kriteria informan kunci yaitu :

1. Laki – Laki/ Perempuan

2. Berada di lingkungan televisi (produksi program siaran)

3. Memiliki pengetahuan yang cukup baik (berkompeten) mengenai televisi

maupun translasi bahasa isyarat dalam program televisi

4. Mengetahui dengan jelas mengenai keputusan penggunaan translasi

bahasa isyarat dalam program televisi

2. Informan Pendukung

1. Mengetahui mengenai translasi bahasa isyarat dalam program siaran di

televisi

2. Khalayak tuna rungu yang menonton program yang menggunakan

translasi bahasa isyarat

3. Menggunakan bahasa isyarat baik SIBI atau Bisindo untuk komunikasi

sehari - hari.

36 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, 2008, hal 218-219

Page 50: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

36

Data informan tersebut dapat dilihat pada table dibawah ini

Tabel 3.1

Informan Kunci

No Nama Ket Instansi/Lembaga

1 Muhammad Yusuf

S.Sos,. M.IKom

Produser Eksekutif

Pemberitaan

LPP TVRI Pusat

2 Abdul Muiz Sutaji,

S.I.Kom

Produer Berita Kabar

Pagi

TVOne

3 Langgeng Setiawan,

A.KS

Kepala Seksi

Monitoring Evaluasi

Kementerian Sosial

Republik Indonesia

4 Simping Purwanti, S.Pd Interpreter SIBI

TVRI/Guru

Sekolah Luar Biasa

Santi Rama

5 Suminah Interpreter SIBI

TVRI/Peksos

Panti Sosial Bina

Rungu Wicara Melati

6 Frans Susanto Interpreter Bisindo

Program Kabar Pagi

TVOne

Tabel 3.2

Informan Pendukung

No Nama Ket Instansi/Lembaga

1 Dewi Setyarini Komisioner Bidang

pengawas isi siaran

Komisi Penyiaran

Indonesia

2 Muhammad Imam Disabilitas rungu wicara khalayak

3 Nanda Afrieza Disabilitas rungu khalayak

Page 51: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

37

3.7 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data

atau keterangan lisan dari seseorang yang disebut responden melalui suatu

percakapan yang sistematis dan terorganisasi. Karena itu, wawancara merupakan

percakapan yang berlangsung secara sistematis yang dilakukan oleh peneliti sebagai

pewawancara (interviewer) dengan sejumlah orang sebagai responden atau yang

diwawancara (interviewee) untuk mendapatkan sejumlah informasi yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.37

Teknik pengumpulan data dengan wawancara ini dilakukan peneliti dengan

mewawancarai beberapa informan (narasumber) yang dapat memberikan penjelasan

atau mengetahui dengan jelas mengenai proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat

serta untuk mengetahui bagaimana keputusan pemakaian bahasa isyarat dalam suatu

program di televisi. Peneliti akan menggunakan jenis wawancara semistruktur karena

peneliti berharap menemukan permasalahan secara terbuka.

Jenis wawancara semi struktur sudah termasuk dalam kategori in-dept

interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bia dibandingkan dengan

wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

37 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, PT Refika Aditama, Bandung, 2010, hal 312

Page 52: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

38

permasalah secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta

pendapat, dan ide – idenya.38

b. Observasi

Peneliti akan menggunakan jenis observasi nonpartisipan karena peneliti akan

datang ke kantor/ tempat pelaksanaan proses translasi program siaran di Televisi

namun peneliti tidak ikut terlibat dalam proses pelaksanaannya. Peneliti akan datang

langsung ke beberapa stasiun televisi untuk mengamati kegiatan translasi program

siaran serta mendapatkan beberapa dokumen dan wawancara. Dalam observasi

nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.39

Peneliti merasa observasi penting dalam melakukan penelitian ini karena observasi

dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana proses pelaksanaan translasi

program siaran di televisi. Selain itu observasi akan memberikan penemuan baru

yang sebelumnya peneliti tidak ketahui.

Menurut Sukardi (2003:78) dalam observasi ini peneliti lebih banyak

menggunakan salah satu dari pancaindranya yaitu indra penglihatan. Instrumen

observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau

fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami.40 Observasi

dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.

Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Didalam artian

38 Kristin G Esterberg, Qualitative Methods in Social Research, Mc Graw Hill, New York, 2002 39 Basrowi dan Suwandi, Memahami penelitian kualitatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2002 40 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Pratiknya, PT Bumi Aksara, Jakarta,

2003, hal 78-79

Page 53: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

39

penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman, rekaman

gambar, rekaman suara. 41

c. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data sekunder yang

diperlukan dalam sebuah penelitian. Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis

ataupun film, gambar dan foto – foto yang dipersiapkan karena adanya permintaan

seorang peneliti.42

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan dokumentasi karena dengan

teknik ini peneliti akan mendapatkan informasi yang jelas. Dokumen dapat

memberikan data yang diperlukan bahkan data di masa terdahulu. Karena proses

penggunaan translasi program siaran di beberapa televisi swasta hanya dilakukan saat

tertentu saja, misalnya seperti pada acara debat politik diantaranya debat calon

presiden sampai debat calon gubernur. Selain itu, menurut Sukardi pada teknik ini,

peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam – macam sumber

tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, dimana responden

bertempat tinggal atau melakukan kehidupan sehari – hari.43

41 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, hal

156-157 42 Anis fuad dan Kandung Sapto Nugroho, Panduan Praktis Penelitian Kualitatif, Graha Ilmu,

Yogyakarta, 2014, hal 61 43 Ibid hal 81

Page 54: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

40

d. Studi Pustaka

Peneliti menggunakan studi pustaka karena dalam penelitian ini dibutuhkan

beberapa data agar terpenuhinya kebutuhan data, diantaranya beberapa buku dan

jurnal penelitian. Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

memperoleh data dari karya ilmiah, media massa, teks book, dan masih banyak lagi

untuk menambah atau mendukung sumber informasi atau data yang diperlukan dalam

penelitian ini untuk memperkuat aspek validitas data yang dihasilkan.44

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah,

karena dengan analisislah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna

dalam memecahkan masalah penelitian. Analisis adalah menglompokkan, membuat

sutau urutan, memanipulasi, serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk

dibaca.45

Dalam penelitian ini mencari hal – hal pokok yang berhubungan dengan

masalah yang akan diteliti. Aktifitas analisis data yang akan dilaksanakan oleh

peneliti yaitu sebagai berikut :

1. Reduksi Data

44 Anis Fuad dan Kandung Sapto Nugroho, Op. cit., hal 61 45 Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2009, 346-358

Page 55: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

41

Peneliti menggunakan reduksi data bertujuan agar data yang nantinya disajikan dapat

terarah, memilih hal – hal yang diperlukan dan membuang hal yang tidak perlu serta

dapat ditarik kesimpulan dengan mudah.

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari

catatan – catatan tertulis di lapangan. Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah

dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis. Secara sederhana dapat dijelaskan:

dengan “reduksi data” kita tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data

kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam dalam aneka macam

cara: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat,

menggolongkannya dalam suatu pola yang lebih luas, dan sebagainya. 46

2. Penyajian Data

Peneliti menggunakan penyajian data bertujuan agar lebih mudah dalam menentukan

tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.

Penyajian data membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Sebagaimana halnya dengan reduksi data, penciptaan dan penggunaan

penyajian data tidaklah terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis.47

46 Mattew B Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif:Buku Sumber Tentang Metode

– Metode Baru, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 2009, hal 16 47 Ibid hal 17

Page 56: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

42

3. Menarik kesimpulan/Verifikasi

Peneliti melakukan verifikasi bertujuan agar data yang telah didapat agar diuji

kebenarannya sehingga data yang didapat jelas kebenarannya.

Penarikan kesimpulan, dalam pandangan kami, hanyalah sebagian dari satu kegiatan

dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan – kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung.48

3.9 Jadwal Penelitian

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

No Agenda

Bulan

Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt

1

Pra Riset Penyusunan

BAB 1-3

2 Sidang Outline

3 Pengumpulan Data

4 Analisa Data

5 Penyusuan BAB 4 -5

6 Sidang Skripsi

48 Ibid hal 19

Page 57: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 TV One

TVOne merupakan salah satu televisi swasta di Indonesia yang

mengudara pertama kali pada 14 februari 2008. TVOne menjadi stasiun

televisi pertama yang diresmikan oleh presiden Republik Indonesia yaitu

Susilo Bambang Yudhoyono. TvOne secara progresif menginspirasi

masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan

melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui

berbagai program News and Sports baik Nasional dan Internasional yang

dimilikinya. Mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori,

NEWS, Current Affairs dan SPORTS, tvOne membuktikan keseriusannya

dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang

inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program.

Diawal tahun berdirinya, tvOne mempunyai Tag Line "MEMANG

BEDA", karena menyajikan berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat

dengan penyajian yang berbeda dan belum pernah ada sebelumnya

seperti Apa Kabar Indonesia, yang merupakan program informasi dalam

bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber

dan masyarakat,

Page 58: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

44

disiarkan secara langsung pada pagi hari dari studio luar tvOne. Program

berita hardnews tvOne dikemas dengan judul : Kabar Terkini, Kabar Pagi,

Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam. Kemasan yang

berbeda juga disuguhkan oleh Kabar Petang.49

4.1.2 Televisi Republik Indonesia

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran

yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut

siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 24

Agustus 1962, TVRI mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat

citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala

internasional, mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai

perekat sosial. Dinamika kehidupan TVRI adalah dinamika perjuangan bangsa

dalam proses belajar berdemokrasi. Pada tanggal 24 Agustus 1962 dalam era

Demokrasi Terpimpin, TVRI berbentuk Yayasan yang didirikan untuk

menyiarkan pembukaan Asian Games yang ke IV di Jakarta. Memasuki era

Demokrasi Pancasila pada tahun 1974, TVRI telah berubah menjadi salah satu

bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan dengan status

sebagai Direktorat yang bertanggungjawab Direktur Jenderal Radio, Televisi,

Page 59: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

45

dan Film. Dalam era Reformasi terbitlah Peraturan Pemerintah RI Nomor 36

Tahun 2000 yang menetapkan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan di

bawah pembinaan Departemen Keuangan . Kemudian melalui Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 2002 TVRI berubah statusnya menjadi PT. TVRI

(Persero) di bawah pembinaan Kantor Menteri Negara BUMN.

Selanjutnya, melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran

Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh Negara. Peraturan

Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah

memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol

dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan

seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang

menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4.1.3 Translasi Bahasa Isyarat

penelitian ini berfokus pada kebijakan dalam penggunaan translasi

bahasa isyarat yaitu SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dan Bisindo

(Bahasa Isyarat Indonesia) serta proses pelaksanaannya dalam televisi. SIBI

merupakan bahasa isyarat resmi dari pemerintah dan dibuat oleh orang –

orang non disabilitas rungu wicara (berpendengaran normal) yang biasanya

digunakan oleh beberapa program di televisi, sedangkan Bisindo yaitu bahasa

isyarat yang dibuat sendiri oleh penyandang disabilitas rungu wicara atau

Page 60: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

46

biasa disebut bahasa ibu mereka. Bisindo lebih banyak dan sering digunakan

oleh penyandang rungu wicara karena mudah digunakan untuk kegiatan sehari

– hari. Penggunaan Bisindo untuk kegiatan informal karena Bisindo tidak

menggunakan imbuhan awalan, akhiran dan sisipan seperti SIBI.

SIBI sering digunakan untuk kegiatan formal seperti kegiatan belajar

mengajar di sekolah, alasan digunakan SIBI untuk kegiatan formal karena

SIBI menggunakan ejaan yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

Selain itu SIBI menggunakan imbuhan awalan, akhiran dan sisipan. SIBI dan

Bisindo merupakan bagian dari komunikasi yang mana termasuk kedalam

bahasa non verbal. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter,

komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan

verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan

penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial

bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang

disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi

secara secara keseluruhan50

Penggunaan translasi bahasa isyarat dalam program televisi di

Indonesia masih belum merata untuk setiap program informatif, sampai saat

ini yang sudah menggunakan translasi bahasa isyarat secara berkelanjutan

setiap hari yaitu televisi nasional TVRI dalam program Indonesia Malam,

50 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal

308

Page 61: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

47

Televisi swasta ANTV dalam program Topik Pagi, NET 16 Net TV, Kompas

Malam KOMPASTV,serta beberapa stasiun televisi swasta lain. Penggunaan

translasi bahasa isyarat sekarang ini di televisi swasta hanya pada satu

program saja untuk setiap harinya yaitu program Berita serta Pemilu yaitu

debat calon gubernur maupun presiden dan pada program tertentu terkait

perayaan hari disabilitas nasional.

“Ada satu dua TV yang menayangkan bahasa isyarat tapi di momen – momen

tertentu, kayak kemarin kita liat Kompas TV itu ada bahasa isyarat di acara

Pekan Olahraga disabilitas”(Dewi Setyarini, Komisioner KPI Pusat Bidang

Pengawasan Isi Siaran)

Di Indonesia sendiri Undang – Undang yang mengatur mengenai

keharusan setiap televisi dalam program acaranya yang mengandung

informasi untuk menggunakan SIBI atau Bisindo memang belum ada, namun

dari temuan peneliti bahwa sampai saat ini terdapat 3 Undang – Undang yang

berbicara mengenai translasi bahasa isyarat, namun Undang – Undang

tersebut tidak memiliki sanksi tertentu jika stasiun televisi tidak menggunakan

translasi bahasa isyarat. Adapun diantara peraturan yang membahas mengenai

translasi bahasa isyarat pertama yaitu Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia no 11 tahun 2005 tentang penyelenggaraan Penyiaran Lembaga

Penyiaran Publik bagian keenam bahasa siaran pasal 20 ayat 7 yang berbunyi

“Bahasa isyarat dapat digunakan dalam mata acara tertentu televisi untuk

khalayak tuna rungu tanpa mengganggu artistik siaran”. Selanjutnya yaitu

Page 62: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

48

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang

penyiaran pasal 39 ayat 3 yang berbunyi “Bahasa isyarat dapat digunakan

dalam mata acara tertentu untuk khalayak tuna rungu”. Undang – Undang

selanjutnya yaitu Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang

penyandang disabilitas pasal 24 Hak berekspresi, berkomunikasi, dan

memperoleh informasi untuk penyandang disabilitas meliputi hak :

a. mendapatkan informasi dan berkomunikasi melalui media yang mudah

diakses;

b. Menggunakan dan memperoleh fasilitas informasi dan komunikasi berupa

bahasa isyarat, braille, dan komunikasi augmentative dalam interaksi resmi.

Meskipun translasi bahasa isyarat telah dijabarkan dalam ke 3

Peraturan dan Undang – Undang diatas namun tidak terdapat sanksi

administratif yang ditujukan kepada pihak yang tidak melaksanakan peraturan

dan Undang – Undang dengan baik.

4.2 Deskripsi Informan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mendatangi langsung informan setelah

sebelumnya mendapatkan ijin untuk wawancara. Wawancara dilakukan sesuai

denngan pedoman wawancara yang sebelumnya telah peneliti buat sebelum terjun ke

lapangan. Seluruh informan dalam penelitian ini berjumlah 9 (Sembilan) orang, yang

terdiri dari 8 (delapan) informan kunci diantaranya 2 (dua) interpreter SIBI LPP

TVRI, Interpreter Bisindo TVONE, Produser eksekutif LPP TVRI, Produser Program

Kabar Pagi TVONE, Kementerian sosial Republik Indonesia dan 2 (dua) khalayak

Page 63: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

49

Tuna rungu . Informan pendukung dalam penelitian ini berjumlah 1 (satu) orang yaitu

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat.

Peneliti memilih interpreter sebagai informan kunci karena interpreter yang

melakukan proses translasi bahasa isyarat secara langsung di studio untuk

menyampaikan informasi dari materi berita yang telah dibuat oleh pihak TVRI dan

TVONE yang akhirnya disampaikan kepada khalayak rungu. Peneliti mewawancarai

interpreter diharapkan akan lebih banyak dan juga mendapatkan informasi yang jelas

karena interpreter yang melakukan translasi secara langsung, dengan jangka waktu

yang lama dan terus menerus. Interpreter yang peneliti wawancara meliputi

interpreter isyarat SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dan Bisindo (Bahasa

Isyarat Indonesia).

Informan kunci selanjutnya yaitu produser eksekutif pemberitaan yang

dimana dalam hal ini memiliki posisi sebagai perwakilan dari pihak TVRI untuk

dimintai pandangan dan pendapatnya sesuai dengan pelaksanaan translasi bahasa

isyarat. Selanjutnya yaitu Produser Program Acara Kabar Pagi TVONE dimana

dalam hal ini dimintai penjelasannya mengenai kebijakan penggunaan translasi

bahasa isyarat. Informan kunci selanjutnya yaitu Kementerian Sosial Republik

Indonesia, alasan peneliti memilih Kemensos sebagai informan kunci karena

Kemensos selama ini sebagai perancang dan penyedia layanan translasi bahasa

isyarat dan Kemensos sendiri memiliki program dan bidang mengenai penyandang

Page 64: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

50

disabilitas serta memberikan bantuan untuk mensejahterakan penyandang disabilitas

di Indonesia.

Dalam penelitian ini, peneliti juga mewawancarai khalayak tunarungu yang

menonton program acara Indonesia Malam TVRI dan Kabar Pagi TVONE, alasan

peneliti mewawancarai khalayak tunarungu karena ingin mengetahui bagaimana

tanggapan mereka mengenai bahasa isyarat yang digunakan dalam program acara

tersebut.

Alasan peneliti memilih KPI Pusat sebagai informan pendukung karena KPI

Pusat mempunyai wewenang untuk melakukan kerjasama dengan pemerintah dan

lembaga penyiaran swasta, selain itu juga KPI mempunyai tugas untuk memelihara

tatanan informasi nasional yang adil, merata dan seimbang serta mempunyai tugas

untuk menampung, meneliti dan menindaklanjuti aduan, sanggahan, serta kritik dan

apresiasi masyarakat terhadap penyelenggaraan penyiaran.

1. Informan Kunci 1 Muhammad Yusuf S.Sos,. M.IKom

Informan kunci yang pertama adalah seorang pegawai di TVRI yang menjabat

sebagai Produser Eksekutif Pemberitaan. Pria kelahiran Bogor 18 Juli 47 tahun silam

ini telah menjabat sebagai produser sejak tahun 2006 dan menjabat sebagai produser

eksekutif pemberitaan sejak tahun 2015. Pria yang biasa dipanggil ucup ini beralamat

di Jln. KPBD Kebon Jeruk Jakarta Barat. Dalam penelitian ini Muhammad Yusuf

Page 65: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

51

berperan sebagai informan yang memberikan penjelasan mengenai translasi bahasa

isyarat dari pihak TVRI sebagai penyedia program Indonesia Malam.

Kontak yang dapat dihubungi 0819 – 3253 – 3399

Gambar 4.1

Informan Kunci : Muhammad Yusuf S.Sos,. M.IKom

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 18 Juli 2017

2. Informan Kunci 2 Abdul Muiz Sutaji S.I.Kom

Informan kunci kedua yaitu Produser Berita Program Kabar Pagi di TVONE.

Pria lulusan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini memulai karier sebagai produser

berita di TVONE sejak tahun Juni 2010. Pria yang biasa disapa Doel ini beralamat di

Keurahan Rawamangun Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur. Dalam penelitian ini

Abdul Muiz Sutaji berperan sebagai informan yang memberikan penjelasan

mengeenai kebijakan serta proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat dari pihak

TVONE.

Page 66: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

52

Kontak yang dapat dihubungi 0812 – 9878 – 9889

Gambar 4.2

Informan Kunci : Abdul Muiz Sutaji S.I.Kom

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 15 September 2017

3. Informan Kunci 3 Langgeng Setiawan, A.KS

Informan kunci yang ketiga adalah Kepala Seksi Monitoring Evaluasi di

Kementerian Sosial RI, Pria kelahiran Jakarta, 04 Juni 1973 juga sebagai Petugas

Supervisi Pusat yang bertugas melakukan pengawasan saat proses kegiatan translasi

bahasa isyarat di Program Indonesia Malam TVRI. Alumni STKS Bandung jurusan

Sosisal angkatan 1997 ini merupakan orang yang merancang pelaksanaan translasi

bahasa isyarat. Dalam penelitian ini, Langgeng Setiawan berperan sebagai informan

Page 67: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

53

yang menjelaskan tentang penentuan kebijakan penyediaan translasi bahasa isyarat

untuk LPP TVRI serta menjelaskan mengenai proses perjanjian.

Kontak yang dapat dihubungi 087 – 880 – 071 – 727

Gambar 4.3

Informan Kunci: Langgeng Setiawan

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 01 Agustus 2017

4. Informan Kunci 4 Simping Purwanti, S.Pd

Informan kunci yang keempat adalah seorang interpreter (peraga bahasa

isyarat SIBI). Wanita kelahiran Sleman 5 Maret 1974 ini sudah sejak 2013 menjadi

interpreter bahasa isyarat di Program Indonesia Malam TVRI. Sehari – hari wanita

yang biasa disapa Ipung ini menjadi guru di Sekolah Luar Biasa Santi rama Cipete

Jakarta Selatan. Selain bertugas menjadi interpreter di TVRI, wanita lulusan

Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Jakarta angkatan 2008 ini juga biasa

Page 68: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

54

menjadi interpreter untuk kegiatan Pemilihan umum di berbagai daerah di Indonesia.

Dalam penelitian ini, Simping Purwanti berperan sebagai informan yang menjelaskan

tentang proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat.

Kontak yang dapat dihubungi 087 – 873 – 877 – 3376

Gambar 4.4

Informan kunci : Simping Purwanti

Sumber : Dokumen peneliti, 25 Juli 2017

5. Informan kunci 5 Suminah

Informan kunci kelima adalah interpreter (Peraga bahasa isyarat SIBI).

Wanita ini sudah 3 tahun menjadi interpreter di program Indonesia Malam TVRI.

Selain menjadi interpreter ia juga sehari – hari menjadi pekerja sosial muda di Panti

Sosial Bina Rungu Wicara PSBRW Melati Bampu Apus Jakarta.

Page 69: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

55

Gambar 4.5

Informan Kunci : Suminah

Sumber : Dokumen peneliti, 18 Juli 2017

6. Informan Kunci 6 Frans Susanto

Informan kunci keenam adalah seorang interpreter Bisindo dalam program

acara Kabar Pagi TVONE. Pria kelahiran Jakarta 10 September 38 tahun silam ini

sudah sejak tahun 2002 menjadi interpreter. Namun baru 2 tahun ini menjadi

interpreter televisi yang bertugas di Program Topik Pagi ANTV dan Kabar Pagi

TVONE. Selain menjadi interpreter bahasa isyarat, Lulusan Filsafat Theologi STF

Driyarkara ini juga berprofesi sebagai konsultan HR Development.

Kontak yang dapat dihubungi 0812 – 8856 – 0645

Page 70: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

56

Gambar 4.6

Informan Kunci : Frans Susanto

Sumber : Dokumen peneliti, 15 September 2017

7. Informan Pendukung 1 Muhammad Imam

Informan pendukung kedua adalah Khalayak/Penonton dari program acara

Indonesia Malam TVRI. Saat ini pria kelahiran Sidoarjo 7 Agustus 1992 menjadi

salah satu siswa dari panti sosial bina rungu wicara “melati”. Sudah 2 tahun Imam

menjadi siswa panti sejak pertama kali masuk pada 25 Oktober 2015. Imam

menderita tuna rungu wicara sejak usianya 3 tahun dikarenakan jatuh yang

mengakibatkan kejang dan demam hingga akhirnya sampai saat ini ia tidak bisa

mendengar dan berbicara. Dalam penelitian ini, Muhammad Imam berperan sebagai

informan yang menjelaskan bagaimana tanggapannya terhadap penggunaan SIBI

(Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dalam program acara Indonesia Malam.

Page 71: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

57

Kontak yang dapat dihubungi 0895 – 327 – 268 – 105

Gambar 4.7

Informan Pendukung : Muhammad Imam

Sumber : Dokumen peneliti, 25 September 20

8. Informan Pendukung 2 Nanda Afrieza

Informan pendukung kedua yaitu khalayak program Kabar Pagi TVONE.

Wanita kelahiran Jakarta, 10 April 1996 ini sedang mengemban pendidikan di

Sekolah Khusus 01 Kota Serang dan berada di kelas 2 SMA. Nanda menjadi

disabilitas tuli sejak tahun 2009 dikarenakan sakit gondokan yang ia derita. Selain itu,

wanita 21 tahun ini juga menggunakan alat bantu dengar sejak September 2016.

Nanda Afrieza berperan sebagai informan yang menjelaskan bagaimana

tanggapannya terhadap penggunaan Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) dalam

program acara Kabar Pagi.

Page 72: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

58

Kontak yang dapat dihubungi 0831 – 9488 – 8881

Gambar 4.8

Informan Pendukung : Nanda Afrieza

Sumber: Dokumen Pribadi

9. Informan Pendukung 3 Dewi Setyarini, M.Si

Informan pendukung pertama adalah Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia

(KPI) Pusat. Wanita yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Lembaga

Penyiaran Publik Lokal Radio Purbalingga ini merupakan Komisioner KPI Pusat

bidang pengawasan isi siaran periode 2016 – 2019. Dalam penelitian ini, Dewi

Setyarini berperan sebagai informan yang menjelaskan tentang langkah KPI dalam

membahas mengenai penyediaan Translasi bahasa isyarat di televisi serta

menjelaskan mengenai payung hukum dari penyediaan translasi bahasa isyarat.

Kontak yang dapat dihubungi 081 – 218 – 492 – 287

Page 73: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

59

Gambar 4.9

Informan Pendukung: Dewi Setyarini, sM.Si

Sumber : Dokumen peneliti, 01 Agustus 2017

4.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian

Deskripsi data hasil penelitian merupakan data – data yang diperoleh penulis

melalui hasil wawancara, Observasi dan studi dokumentasi yang telah di reduksi

dengan cara mengelompokan data berdasarkan identifikasi masalah yaitu :

1. Bagaimana kebijakan media dalam menggunakan translasi Bahasa isyarat

dalam program berita di TVOne dan TVRI?

2. Bagaimana proses pelaksanaan bahasa isyarat dalam program berita di

TVOne dan TVRI?

3. Bagaimana tanggapan khalayak tuna rungu tentang translasi bahasa isyarat

dalam program berita di TVOne dan TVRI?

Page 74: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

60

4.3.1 Kebijakan Penggunaan Translasi Bahasa Isyarat

Kebijakan dalam hal ini adalah keputusan dari stasiun televisi yang

menggunakan SIBI dan Bisindo sebagai upaya untuk mentranslasikan materi berita

televisi yang disampaikan oleh interpreter/penerjemah kepada khalayak tuna rungu.

Kebijakan penggunaan translasi bahasa isyarat sangat penting mengingat Undang –

Undang yang telah peneliti jabarkan diatas yang mengatur tentang akses informasi

yang perlu khalayak tunarungu dapatkan.

Menurut informasi yang peneliti dapatkan melalui wawancara, Kebijakan

TVRI dalam menggunakan translasi bahasa isyarat bukan merupakan kebijakan dari

TVRI sendiri, Namun dalam penggunaan translasi bahasa isyarat TVRI hanya sebagai

penyedia program acara dan Kementerian Sosial sebagai pihak yang mengajukan

permohonan penggunaan translasi bahasa isyarat.

“Gini, Bahasa isyarat di TVRI itu ada kerjasama antara TVRI dengan

Kementerian Sosial dan itu juga sebenarnya adalah bagian dari peran TVRI

sebagai TV publik untuk menyajikan informasi kepada masyarakat dari

berbagai kalangan termasuk dari kalangan disabilitas dalam hal ini adalah

tuna rungu. Mulai digunakan ketika konsep itu mulai digunakan dan saat

inipun masih berjalan. Untuk tahun persisnya saya lupa karena saya masuk

kesini aja udah mulai, jadi memang udah lama banget, terus sempet vacum

karena diskontrak”51

Meskipun hasil pengajuan permohonan dari Kemensos, namun pihak TVRI

menganggap ini adalah bagian pemenuhan kebutuhan informasi dari TVRI kepada

51 Lampiran. Hlm 117

Page 75: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

61

khalayak tuna rungu mengingat mereka juga sama seperti masyarakat pada umumnya

memiliki hak yang sama untuk mendapatkan informasi untuk kebutuhan sehari – hari.

“Ya pertimbangannya ya TVRI adalah TV publik, TV publik yang

mengedepankan kepercayaan publik. Publik yang mana? Publik yang mana

aja. Masyarakat yang menderita tuna rungu. Mereka kecil persentasenya tapi

mereka bagian dari masyarakat Indonesia yang harus diberikan haknya

dalam memenuhi informasi”52

Kementerian Sosial juga mengungkapkan pernyataan yang sama terkait perjanjian

kerja sama yang dilakukan dengan LPP TVRI.

“Ya bentuknya perjanjian kerja sama, MoU antara Kementerian sosial

dengan LPP TVRI. Kita menyediakan transport, honornya mereka. Kalo TVRI

kan hanya menyediakan programnya, yang menyediakan interpreter, honor

sama transport ya kita dari Kemensos”53

52 Lampiran. Hlm 118 53 Lampiran. Hlm 128

Page 76: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

62

Gambar 4.10

Surat Keputusan Translasi Bahasa Isyarat

Sumber: Kementerian Sosial

Lembaga Penyiaran Publik TVRI dan Kementerian Sosial memulai kerja

sama dalam hal penerapan translasi bahasa isyarat sejak 3 Desember 2013, Perjanjian

kerja sama tersebut disepakati tepat pada hari disabilitas internasional serta

penayangan perdananya dilakukan pada hari yang sama. Dalam perjanjian kerja sama

tersebut, disebutkan bahwa Kemensos menyediakan interpreter bahasa isyarat yang

bertugas sebagai penerjemah materi berita TV kedalam bahasa isyarat sebanyak 6

orang, petugas Supervisi yang memantau kegiatan translasi sebanyak 2 orang,

Penasehat Interpreter yang bertugas memberikan nasehat, mengkritik serta

memberitahu bahasa isyarat kepada interpreter sebanyak 2 orang, Pendamping

Page 77: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

63

Translator/tandem yang bertugas menjadi penghubung antara interpreter dengan PIT

sebanyak 2 orang, Petugas Pelaksana dari LPP TVRI sebanyak 2 orang.

“Setiap tampil ada 1 (satu) yang mentranslasi 1 (satu) sebagai tandem, itu

wajib standarnya mereka untuk menterjemahkan bahasa isyarat. Selain itu

ada semacam kayak konsultannya mereka, ketika mereka gerakannya salah,

isyaratnya salah namanya PIT yang bertugas mendampingi interpreter”54

Kebijakan Kemensos dalam menyediakan petugas translasi bahasa isyarat

untuk TVRI merupakan implementasi dari Undang – Undang yang berkaitan dengan

disabilitas dan penyiaran di Indonesia. Seperti yang tercantum dalam Surat Keputusan

Penetapan Petugas Pelaksanaan Kegiatan Translasi Bahasa Isyarat Nomor 72 Tahun

2016 diantaranya:

1. Undang – Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 Tetang Kesejahteraan

Sosial (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan

Lembaran Negara RI Nomor 4967)

2. Undang – Undang RI Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan

Konvensi Mengenai Hak – Hak Penyandang Disabilitas

3. Undang – Undang RI Nomor 8 Tahun 2016 Tetang Penyandang

Disabilitas

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 Tetang Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat (Lembaran RI

54 Lampiran. Hlm 127

Page 78: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

64

Tahun 1998 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor

3751);

5. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 20 Tahun 2015 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial RI

Selain itu, Kemensos mempunyai pertimbangan dalam memilih interpreter yang akan

ditugaskan di LPP TVRI untuk menterjemahkan materi berita.

“Ya, diseleksi dulu. Kita kan kerjasama dengan yayasan sama organisasi

penyandang disabilitas, yang dari merekalah kita tau siapa para pengguna

bahasa isyarat. Jadi nggak serta merta menunjuk sendiri”55

Kemensos juga menjelaskan bahwa sebelumnya pernah dilakukan proses uji

coba dalam menterjemahkan materi berita ke dalam bahasa iyarat yang bertujuan agar

Kemensos dapat melihat dan menilai kinerja interpreter sebelum benar – benar

bertugas di lapangan, mengingat kecepatan dan ketepatan informasi yang harus

dilakukan oleh interpreter dalam menterjemahkan materi berita. Jika Kemensos tepat

dalam memilih interpreter, maka khalayak tuna rungu dapat dengan mudah menerima

dan memahami informasi yang interpreter sampaikan, mengingat interpreter

merupakan salah satu unsur utama pahamnya khalayak tuna rungu wicara dalam

menangkap pesan dari televisi. Jika pihak Kemensos memilih interpreter untuk LPP

TVRI melalui proses uji coba, berbeda dengan TVONE yang memilih interpreter

berdasarkan sertifikasi yang interpreter miliki, Produser Program Kabar Pagi

55 Lampiran. Hlm 127

Page 79: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

65

menjelaskan dengan melihat sertifikasi yang interpreter miliki maka hal tersebut

dapat menjamin profesionalitas mereka dalam bidang bahasa isyarat.

Sesuai dengan Rincian Undang – Undang serta peraturan yang telah

tercantum dalam uraian diatas, Komisi Penyiaran Indonesia mengatakan bahwa benar

adanya jika Undang – Undang mengenai pemenuhan hak informasi untuk khalayak

disabilitas rungu wicara sudah ada. Meskipun tidak secara jelas diuraikan bahwa

penggunaan translasi bahasa isyarat di televisi bersifat wajib dan terdapat uraian

hukuman yang akan dijatuhkan kepada stasiun televisi yang tidak menerapkan

translasi bahasa isyarat.

“Kalo penggunaan bahasa isyarat itu sudah ada payung hukumnya. Itu

masuk di Undang – Undang disabilitas masuk, kemudian kalo di Undang –

Undang disabilitas itu bunyinya adalah bahwa setiap warga Negara itu

sekelompok disabilitas berhak untuk mendapatkan informasi gitu, begitu juga

di Undang – Undang penyiaran bahwa setiap warga Negara itu berhak untuk

mendapatkan informasi. Bunyinya kalo nggak salah seperti itu”56

Dalam pelaksanaanya TVRI menggunakan 2 jenis bahasa isyarat dalam

menterjemahkan materi berita televisi. Diantaranya yaitu Sistem Isyarat Bahasa

Indonesia (SIBI) dan Bahasa isyarat Indonesia (Bisindo), 2 bahasa isyarat tersebut

digunakan secara bergantian setiap harinya. Penggunaan 2 jenis bahasa isyarat dalam

program Indonesia Malam karena pada beberapa kesempatan tunarungu

menggunakan SIBI dan dalam kesempatan lainnya menggunakan Bisindo.

56 Lampiran. Hlm 152

Page 80: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

66

“Pertimbangannya karena ada pengguna SIBI ada pengguna Bisindo, itu dua

– duanya ditayangkan dua metode itu, harus gitu karena anak – anak yang

masih pada sekolah itu menggunakan SIBI karena SIBI kan pake awalan

akhiran dan lain sebagainya, kalo Bisindo kan yang simbol – simbolnya aja,

ya bisa disebut bahasa gaul mereka.”57

Gambar 4.11

Sistem Isyarat Bahasa Indonesia di TVRI

Sumber : Youtube58

Gambar 4.12

Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo)

Sumber: Youtube59

57 Lampiran. Hlm 126 58 Official Youtube. 2017

Page 81: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

67

Berdasarkan hasil wawancara diatas, Kemensos mencoba untuk menyajikan

bahasa isyarat yang beragam dan dapat dimengerti oleh berbagai pihak dari khalayak

tuna rungu. Karena dalam prakteknya, SIBI yang merupakan bahasa isyarat legal

keluaran pemerintah digunakan untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah,

Sedangkan Bisindo yang diciptakan sendiri oleh tuna rungu banyak digunakan untuk

komunikasi sehari – hari.

Komisi Penyiaran Indonesia membenarkan bahwa penggunaan bahasa isyarat

di TVRI yaitu SIBI dan Bisindo serta penggunaanya bergantian setiap harinya.

“Karena kebetulan memang secara teknis bahasa isyarat SIBI atau Bisindo

itukan masih ada Tarik menarik, apakah mau pake SIBI atau mau pake

Bisindo. Sehingga focus untuk TVRI memang penggunaannya selang – seling

karena kalo nggak salah waktu itu sudah pake SIBI kemudian ada protes dari

masyarakat, kenapa harus pake SIBI, sementara banyak sekali dari

masyarakat di luar sana yang tidak sekolah, yang tidak paham bahasa isyarat

SIBI dan lain sebagainya. Akhirnya TVRI waktu itu memang solusinya pake

selang – seling, hari ini pake SIBI besoknya Bisindo”60

Berbeda dengan TVRI, TVONE dalam menterjemahkan materi berita televisi

hanya menggunakan Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia). Produser program kabar

pagi menjelaskan bahwa Bisindo dinilai lebih cocok dengan gaya bahasa yang

digunakan dalam produksi Kabar Pagi. Selain itu Bisindo juga merupakan bahasa

sehari – hari yang digunakan oleh khalayak tunarungu sehingga proses penerimaan

dan pemahaman oleh tunarungu akan lebih mudah. Meskipun menggunakan Bisindo,

Produser Kabar Pagi mengungkapkan bahwa penggunaan bahasa isyarat tetap

59 Official Youtube. 2017 60 Lampiran. Hlm 151

Page 82: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

68

mengacu pada KBBI dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Interpreter Kabar Pagi juga menjelaskan bahwa penggunaan Bisindo di program

Kabar Pagi merupakan keinginan serta kebutuhan disabilitas tunarungu.

“Ya karena yang di advokasi oleh teman – teman tuli itu Bisindo. Hanya satu

Bisindo saja yang di advokasi”61

kebijakan TVONE dalam menggunakan translasi bahasa isyarat karena adanya arahan

dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat kepada beberapa stasiun televisi swasta

di Indonesia, salah satunya adalah TVONE.

“Kebijakan Bisindo diterapkan pada kabar pagi sesuai arahan KPI bahwa

minimal satu program TV berita dilengkapi terjemahan bahasa isyarat”62

Berdasarkan wawancara diatas KPI sebagai pihak yang mengawasi penyiaran

di Indonesia serta memiliki wewenang untuk memberikan arahan kepada stasiun

televisi menjalankan tugasnya dalam menjamin seluruh masyarakat Indonesia

termasuk khalayak tunarungu untuk mendapatkan informasi melalui translasi materi

berita ke dalam bahasa isyarat. KPI juga menuturkan bahwa keserempakan

penggunaan translasi bahasa isyarat di televisi swasta terjadi karena adanya perihal

perpanjangan izin siar televisi swasta. Perpanjangan izin siar yang dilakukan oleh

stasiun televisi swasta sudah dilaksanakan pada tahun 2016, perpanjangan izin siar

diberikan kepada stasiun televisi swasta dengan beberapa pertimbangan, salah

61 Lampiran. Hlm 141 62 Lampiran. Hlm 121

Page 83: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

69

satunya poin untuk menggunakan translasi bahasa isyarat dalam program acara

televisi minimal 1 program setiap harinya

“Jadi ketika mereka akan melakukan perpanjangan izin itu tahun 2016

kemarin, salah satu prasyarat yang kita ajukan adalah memang TV ini harus

punya komitmen untuk menggunakan bahasa isyarat, akhirnya mereka

bersedia tanda tangan. Macem – macem ya prasayarat yang kita ajukan,

salah satu poinnya adalah itu, bersedia untuk menayangkan bahasa isyarat

dalam program informasi mereka gitu”63

KPI juga menjelaskan bahwa pemerintah yang juga KPI termasuk didalamnya

bertugas untuk mendorong serta memberikan arahan kepada stasiun televisi swasta

yang belum menggunakan, serta bertugas mengawasi kegiatan translasi bahasa isyarat

di televisi bagi yang sudah menggunakan. Sebelumnya KPI juga pernah

mengeluarkan himbauan mengenai penggunaan translasi bahasa isyarat yang

ditujukan untuk stasiun televisi yang bertujuan agar televisi segera menggunakan

translasi bahasa isyarat yang dikeluarkan oleh KPI pada tahun 2016 melalui website

resmi KPI Pusat.

Sejalan dengan TVRI, petugas translasi bahasa isyarat di TVONE juga tidak

hanya interpreter saja, namun ada petugas lain yang membantu serta mengawasi

jalannya translasi bahasa isyarat.

“Dalam sehari, ada 2 interpreter yang bertugas bergantian untuk

menteremahkan berita di kabar pagi yang berdurasi 2 jam dan ada 1 analis

yang mengawasi kinerja mereka“64

63 Lampiran. Hlm 151 64 Lampiran. Hlm 123

Page 84: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

70

Menurut penjelasan diatas, yang dimaksud dengan analis yaitu Penasehat

Interpreter yang mempunyai tugas untuk mengawasi, mengkritik serta memberi tahu

bahasa isyarat kepada interpreter jika sewaktu – waktu interpreter lupa atau tidak

mengetahui suatu isyarat tertentu.

KPI menambahkan bahwa masalah pembiayaan petugas translasi bahasa

isyarat diserahkan kepada masing – masing stasiun televisi swasta mengingat tidak

memungkinnya persidiaan budget jika semuanya ditanggung oleh pemerintah,

berbeda dengan LPP TVRI yang dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah lewat

Kemensos karena LPP TVRI bagaimanapun juga merupakan Lembaga Penyiaran

Publik dibawah naungan pemerintah. Pihak TVONE juga membenarkan bahwa

persoalan pembiayaan ditanggung sendiri oleh pihak TVONE sebagai penyedia

translasi bahasa isyarat.

“Soal pembiayan itu diserahkan ke masing – masing. Soalnya kalo kita

disuruh menyediakan seluruhnya coba kali 15 TV ya kita nggak ada

budgetnya gitu. Ya anggap aja ini bagian dari responsibilitas mereka ya

terhadap kelompok – kelompok tertentu, anggap aja ini CSR nya mereka gitu

lah”65

Alasan translasi bahasa isyarat digunakan dalam program acara Kabar Pagi TVONE

karena Kabar Pagi merupakan program yang memuat lebih banyak berita dari

program berita lainnya di TVONE. Program kabar pagi tayang dari pukul 04.30 –

07.00 WIB setiap hari.

65 Lampiran. Hlm 152

Page 85: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

71

“Kabar pagi merupakan program berita pertama dalam satu hari yang

materi beritanya berisi peristiwa yang belum ditayangkan program lain,

namun juga mereview berita besar yang terjadi kemarin dengan durasi paing

panjang disbanding program lain. Diharapkan pemirsa termasuk penyandang

difabel (tuli) dapat mengetahui informasi lebih banyak melalui kabar pagi”66

Dari hasil wawancara diatas, TVONE mencoba untuk menyajikan bahasa

isyarat untuk program acara yang memuat informasi lebih banyak dari program

lainnya mengingat khalayak tunarungu juga memerlukan asupan informasi yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan informasi yang aktual setiap harinya. Berbeda

dengan apa yang telah TVONE laksanakan dalam penggunaan translasi bahasa

isyarat, harapan KPI mengenai waktu dari program yang menggunakan translasi

bahasa isyarat yaitu pada waktu prime time sehingga banyak dari khalayak tuna rungu

menyaksikan program tersebut.

“Ya, minimal banget mereka menggunakan translasi bahasa isyarat ini di jam

– jam informasi artinya di program – program berita minimal sekali sehari

jadi setiap hari mereka menayangkan bahasa isyarat minimal di satu

program beritanya mereka”67

Berbeda dengan TVONE, menurut penjelasan Produser Eksekutif Pemberitaan, TVRI

memilih menggunakan translasi bahasa isyarat dalam program Indonesia Malam

karena sudah keputusan dari Kementerian Sosial, dimana Kementerian Sosial

merupakan pihak penyedia petugas translasi bahasa isyarat untuk TVRI.

“Karena kontraknya disitu, kalo kontraknya mau semua ya bisa aja. Semua

program bisa aja, masalahnya apakah ada interpreternya selama 24 bekerja,

66 Lampiran. Hlm 121 67 Lampiran. Hlm 152

Page 86: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

72

karena kan capek. Itu seperti bicara, kenapa berita ya karena berita itu

informasi yang sangat penting yang harus disampaikan kepada publik dalam

waktu yang sangat cepat. Ya kalo berita budaya lebih kepada visual. Tapi

sebenernya butuh juga kalo saya pikir, tapi permasalahannya yang tadi,

gimana kontraknya aja”68

Dari hasil wawancara diatas, Pihak TVRI sangat terbuka dengan adanya

translasi bahasa isyarat yang kementerian sosial ajukan serta tidak menutup

kemungkinan jika akan ada tambahan translasi bahasa isyarat di program lainnya.

Pihak KPI juga menjelaskan jika penggunaan translasi bahasa isyarat digunakan pada

banyak program akan sulit.

“karena kalo misalnya setiap berita atau setiap informasi sepertinya agak

sulit terlaksana gitu kan”69

Kesulitan penggunaan translasi bahasa isyarat pada banyak program terletak

pada permasalahan pembiayaan, pihak KPI menjelaskan bahwa pemerintah tidak

mempunyai dana yang cukup untuk membiayai translasi pada seluruh program acara

dan seluruh stasiun televisi di Indonesia.

4.3.2 Proses Pelaksanaan Translasi Bahasa Isyarat

Proses pelaksanaan disini yaitu penjelasan mengenai bagaiamana berjalannya

kegiatan menterjemahkan materi berita televisi kedalam bahasa isyarat. Data yang

68 Lampiran. Hlm 118 69 Lampiran. Hlm 152

Page 87: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

73

terkumpul oleh peneliti selama proses wawancara dan observasi, proses pelaksanaan

translasi bahasa isyarat meliputi 3 macam proses yang saling berkaitan diantaranya

pra pelaksanaan (sebelum pelakanaan/on air), pelaksanaan dan pasca pelaksanaan

(setelah on air) translasi bahasa isyarat.

Pra pelaksanaan translasi bahasa isyarat merupakan kegiatan yang dilakukan

sebelum proses menterjemahkan materi berita televisi ke dalam bahasa isyarat

dilaksanakan. TVRI sendiri, kegiatan pra pelaksanaannya yaitu interpreter

mendatangi ruang redaksi/pemberitaan untuk mengambil naskah berita yang akan

ditranslasikan ke dalam bahasa isyarat. Jika interpreter sudah mendapatkan naskah

berita, interpreter langsung menuju studio untuk melakukan tahap selanjutnya. Studio

yang biasanya dipakai untuk syuting program acara Indonesia Malam adalah studio 6

Gedung Pusat Produksi Siaran (GPPS). Dalam hal ini, petugas translasi bahasa

isyarat berada di studio yang sama dengan news anchor.

Gambar 4.13

Studio 6 untuk Interpreter dan News Anchor

Sumber: Dokumentasi Peneliti, Selasa 17 Juli 2017

Page 88: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

74

Langkah selanjutnya setelah naskah berita sudah didapatkan yaitu interpreter

mempelajari naskah berita. Proses memperlajari naskah biasanya dilakukan sekitar 20

– 30 menit sebelum proses syuting/on air.

“Mempelajari naskah, kemudian ketika kita langsung on kita juga kalo

misalnya ada kesulitan atau lupa isyaratnya kayak gitu kan ada tandem”70

Interpreter lain juga mengatakan hal yang sama dalam menjelaskan

bagaimana kegiatannya sebelum proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat.

“Biasanya saya membaca naskah, memastikan earphone terpasang dan kalo

ada yang kurang jelas bisa ditanyakan ke PIT. Kalo latihan sih nggak, tapi

paling ngga kita sedikit tahu tentang materi atau berita yang akan

disampaikan malam ini, jadi emang naskah ini mendadak mengambilnya, jadi

bisa dibilang persiapannya kurang karena naskahnya jadinya itu mepet

dengan penayangannya. Mungkin antara 15 sampai 30 menit sebelum on air.

Jadi mempelajari juga kurang efektif juga.”71

70 Lampiran. Hlm 131 71 Lampiran. Hlm 135

Page 89: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

75

Gambar 4.14

Saat Interpreter Membaca Naskah Berita di Studio Sebelum On Air

Sumber: Dokumentasi Peneliti, Rabu 25 Juli 2017

Produser eksekutif juga membenarkan bahwa sebelum on air, interpreter

membaca naskah agar mereka dapat memahami dari materi berita yang akan mereka

sampaikan nanti. Proses tersebut tidak dilakukan oleh interpreter sendiri namun

persipan juga dilakukan oleh penasehat interpreter yang bertugas juga.

“Biasanya mereka latihannya disana, di studio 6. Dan itu ada yang

mengawasi, jadi mereka nggak cuma satu, dua orang tiga orang jadi bener –

bener ketat dan nggak sembarangan juga yah”72

Sedikit berbeda dengan TVRI, TVONE memiliki sedikit perbedaan dalam

melaksanakan kegiatan sebelum on air, menurut penjelasan interpreter melalui

72 Lampiran. Hlm 119

Page 90: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

76

wawancara, perbedaan terebut terletak dari cara interpreter membaca serta memahami

naskah sebelum proses menterjemahkan materi berita dimulai.

“Kalo yang disini begitu saya dateng jam setengah 4 atau jam 4 saya dandan

habis itu saya absen dan paling kita mempelajari dari monitor yang ada di

ruang redaksi”73

Interpreter menjelaskan bahwa di TVONE ia tidak mendapatkan print out

naskah, berbeda di tempat lain yang biasanya memberikan naskah yang sudah dicetak

untuk dibaca sebelum proses menterjemahkan materi berita ke dalam bahasa isyarat

atau untuk dibaca pada saat commercial break. Interpreter juga menjelaskan biasanya

ia tidak membaca berita secara menyeluruh ketika proses on air belum mulai,

mengingat berita yang begitu banyak serta adanya keterbatasan waktu. Interpreter

biasanya memiliki waktu 15 menit untuk membaca materi berita, memastikan

peralatan termasuk kedalamnya memeriksa kamera serta cahaya.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Produser Program Kabar Pagi yang juga

menjelaskan bahwa sebelum proses menterjemahkan materi berita secara live,

interpreter membaca berita yang akan diterjemahkan saat on air.

“Sebelum syuting Live dilakukan pukul 04.30 WIB, interpreter dipersilahkan

mereview semua berita yang akan ditayangkan, termasuk berkoordinasi

mengenai perangkat yang disediakan. Pada umumnya semuanya sudah

berjalan sesuai sistem yang ada”74

73 Lampiran. Hlm 141 74 Lampiran. Hlm 122

Page 91: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

77

Dalam hal ini, sebelum proses menterjemahkan dimulai baik petugas translasi

bahasa isyarat TVRI maupun TVONE tidak dilibatkan dalam rapat redaksi mengingat

mereka bukan bagian dari redaksi pemeberitaan.

“Nggak, mereka nggak ikut karena mereka bukan bagian dari redaksi.

Mereka orang luar yang di hire untuk pelaksanaan SIBI. Kalo SIBI tinggal

dateng dan ngambil. Biasanya satu jam sebelum siaran mereka dateng ke

redaksi“75

Pihak TVONE juga menejelaskan hal yang sama.

“Interpreter tidak langsung mengikuti rapat redaksi kabar pagi”76

Namun hal lain yang dilakukan pihak TVONE sebelum melakukan proses translasi

yaitu melakukan briefing dengan Line Produser yang bertugas, biasanya membahas

mengenai susunan pelaksanaan ditambah membahas mengenai permasalahan teknis.

Proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat merupakan kegiatan

menterjemahkan materi berita di studio, dimana dalam hal ini petugas didalamnya

adalah interpreter, PIT serta tandem. Menurut data yang telah peneliti dapatkan

melalui observasi dan wawancara selama di lapangan, proses pelaksanaan yang

petugas translasi lakukan adalah mendengarkan materi berita melalui earphone yang

telah dipersiapkan sebelumnya dari pihak TVRI kemudian interpreter

menterjemahkan materi berita dari yang ia dengar. Interpreter menjelaskan bahwa

dalam menterjemahkan bahasa isyarat, interpreter hanya menjelaskan pokok pikiran

75 Lampiran. Hlm 118 76 Lampiran. Hlm 122

Page 92: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

78

atau inti – inti dari berita yang tertulis dalam naskah berita. Interpreter menjelaskan

bahwa

“Kita kan harus bisa menyimpulkan kalimat, karena nggak semua isyarat di

isyaratin kan kita nggak bisa secepat itu juga. Kita harus bisa menyimpulkan

informasi ke penonton tuh harus sesingkat dan sepaham mungkin”77

Berdasarkan wawancara diatas, Interpreter mencoba untuk mentranslasikan

dengan singkat dan padat dalam mengemas materi berita yang akan disampaikan

melalui bahasa isyarat kepada khalayak tuna rungu agar mereka dapat memahami

secara keseluruhan materi berita tersebut. Pengemasan materi agar singkat dan padat,

interpreter hanya menyampaikan poin – poin penting dari materi berita, dalam kata

lain interpreter tidak menterjemahkan setiap kata dari naskah berita. Interpreter

menjelaskan bahwa kecepatan berbicara dalam membacakan materi berita secara

lisan memiliki tempo waktu yang lebih cepat dibandingkan menterjemahkan

menggunakan bahasa isyarat sehingga interpreter harus dapat menyimpulkan kalimat

berita dengan baik dan sesuai.

“Kalo keterlambatan itu sering karena kita itu mengikuti orang membaca.

Orang membaca itu durasi detik, padahal kita mengisyaratkan per kata, terus

karena SIBI itu memakai awalan akhiran juga jadi kalo membacanya cepat

kita emang ketinggalan. Tapi kadang kita merangkum atau

menyederhanakan”78

77 Lampiran. Hlm 132 78 Lampiran. Hlm 135

Page 93: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

79

Selain keterlambatan, kesalahan juga terkadang terjadi dalam menterjemahkan

materi berita ke dalam bahasa isyarat di program Indonesia Malam TVRI.

“Kadang saya melakukan kesalahan dalam menterjemahkan hehe. Ya kita

kalo misalkan salah ya minta maaf dan juga dengan mengulangi. Kalo

keterlambatan itu sering karena kita itu mengikuti orang membaca. karena

anak tuna rungu mereka tuh untuk kata – kata yang sulit atau bahasanya

tinggi ya mereka kurang nangkep, jadi kalo ada kata – kata yang sulit kita

harus cepat mencari sinonim atau persamaan katanya. Jadi untuk

keterlambatan atau ketinggalan itu ada, tapi nggak banyak. Kita ambil inti –

intinya aja supaya anak menangkap apa yang dimaksud dalam berita itu”79

Selain TVRI, interpreter TVONE juga menjelaskan jika terjadi suatu kesalahan

menterjemahkan maka interpreter langsung meminta maaf secara langsung setelah

keselahan tersebut terjadi. Biasanya kesalahan menterjemahkan tidak hanya

disebabkan oleh interpreter, namun kesalahan tersebut biasanya bersumber dari

masalah teknis studio seperti speaker yang kurang jelas sehingga membuat interpreter

sulit mendengar materi berita dengan baik. Produser Kabar Pagi juga menjelaskan

jika terjadi kesalahan maka PIT yang sedang bertugas langsung membantu

memberitahu bahwa isyarat yang interpreter sampaikan tersebut salah sehingga hal

tersebut langsung dapat diperbaiki oleh interpreter saat itu juga.

“Terus kalau terjadi kesalahan ya cepat perbaiki di segmen selanjutnya.

Kalau untuk bahasa asing ketika kita mengerti bahasanya ya kita terjemahin,

kalau tidak ya bilang maaf bahasa asing, dijelaskan”80

79 Lampiran. Hlm 135 80 Lampiran. Hlm 144

Page 94: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

80

Proses menterjemahkan materi berita ke dalam bahasa isyarat dilakukan juga

oleh Penasehat Interpreter atau yang biasa disebut PIT. Dalam hal ini, PIT bertugas

memantau, mengkritik serta mambantu memberitahu bahasa isyarat kepada

interpreter jika interpreter lupa atau tidak mengetahui bahasa isyarat dari suatu kata

tertentu.

“Kemudian siap – siap kalau memang nanti kalo ada kalimat yang sulit atau

yang tidak ada isyaratnya itu nanti disampaikan ke PIT, PIT itukan orang

disabilitas. Disabilitas rungu wicara yang memang dia itu tau tentang

isyaratnya gitu loh. Karena kalo ngga ada tandem kita ngomong itu dia kan

ngga denger, otomatiskan kita ngomongnya ke tandem. Misalnya ini

Singapura isyaratnya apa, kalo kita teriak – teriak sama PIT nya kayak tadi

(yang mendampingi saya) dia kan murni rungu wicara jadi kan yang tau

semua isyaratnya dia”81

81 Lampiran. Hlm 131

Page 95: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

81

Gambar 4.15

Proses pelaksaan translasi bahasa isyarat TVRI

Sumber: Dokumentasi Peneliti, Selasa 17 Juli 2017

Dari penjelasan interpreter diatas, tandem bertugas sebagai perantara

komunikasi dari interpreter yang sedang bertugas dengan PIT jika sewaktu – waktu di

tengah on air terdapat kata yang interpreter lupa atau tidak tahu bahasa isyaratnya.

Interpreter bertanya kepada tandem lalu tandem menyampaikan pertanyaan yang

interpreter ajukan kepada PIT tentang bahasa isyarat yang interpreter perlukan,

dengan adanya tandem proses komunikasi antara interpreter dengan PIT dapat

dilakukan dengan baik dan cepat mengingat durasi yang sangat cepat dan sedikit.

Interpreter lainnya juga berpendapat akan hal yang sama mengenai PIT.

“Cuman gini kadang kalo ada PIT kadang – kadang kita nemu kata – kata

yang sulit atau mungkin kita lupa isyaratnya disitu waktunya kita berdiskusi

Page 96: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

82

atau bertanya kepada PIT Bagaimana sih isyarat ini saya lupa, misalnya

gitu”82

Pada proses pelaksanaan/on air biasanya interpreter bertanya atau berdiskusi

dengan PIT saat commercial break, terdapat waktu kosong 1-2 menit yang akhirnya

mereka gunakan untuk bertanya atau berdiskusi. Biasanya selain interpreter bertanya

mengenai bahasa isyarat yang mereka lupa atau tidak ketahui, PIT juga biasanya

mengkritik interpreter jika terjadi kesalahan dalam menterjemahkan materi berita,

serta selanjutnya PIT langsung memberitahukan bahasa isyarat yang benar yang

seharusnya digunakan oleh interpreter.

“kan kita sudah membawa pengawas sendiri. Kan PIT udah ngawasin kita,

PIT kan rungu wicara sendiri, jadi dia mengawasi kita. Salah ini isyaratnya

gitu, kayak tadi kan kata terendam salah nih isyaratnya. Terus Bangka

Belitung sayakan lupa, kebetulan ini kan tandemnya nggak datang, biasa kalo

Bangka Belitung isyaratnya apa gitu kan. Nanti tandem langsung nanya ke

dia yang rungu wicara gitu. Tapi karena saya tadi dah gini – gini (ngasih

kode) dia kan nggak denger kan jadi ya udah saya pake abjad jari aja karena

saya lupa”83

Dari penjelasan interpreter diatas, saat sedang on air pun ia terkadang lupa

atau tidak tahu bahasa isyarat dari suatu kata tertentu yang akhirnya membuat

interpreter secara mendadak bertanya kepada PIT melalui tandem. Dalam hal ini,

Tandem sangat penting perannya saat proses translasi bahasa isyarat berjalan.

82 Lampiran. Hlm 131 83 Lampiran. Hlm 132

Page 97: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

83

Gambar 4.16

PIT dan interpreter berdikusi saat Commercial Break

Sumber: Dokumentasi Peneliti, Selasa 17 Juli 2017

Proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat yang dilakukan oleh TVONE

hampir sama dengan yang biaa dilakukan oleh TVRI. Menurut observasi yang telah

peneliti lakukan, proses menterjemahkan materi berita kedalam bahasa isyarat di

TVONE yaitu dengan mendengarkan materi berita dari Voice Over (VO) melalui

speaker yang disediakan di studio lalu diterjemahkan oleh interpreter ke Bisindo.

“Proses pelaksanaan Bisindo pada program kabar pagi,interpreter bahasa

isyarat menterjemahkan seluruh isi berita, mulai dari lead yang diucapkan

presenter hingga isi berita, baik berita dalam bentuk VO (Voice over) yang

seluruhnya diucapkan presenter, maupun berita berbentuk PKG atau

package, yang sebelumnya melalui proses dubbing. Interpreter ditempatkan

pada studio khusus, dilengkapi monitor dan audio floor yang lengkap dan

jelas”84

84 Lampiran. Hlm 121

Page 98: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

84

Gambar 4.17

Interpreter menterjemahkan materi berita ke dalam Bahasa isyarat dan diawasi PIT

Sumber: Dokumentasi Peneliti, Jumat 15 September 2017

Selain itu, dalam mentranslasikan materi berita ke dalam bahasa isyarat

interpreter hanya menterjemahkan pokok pikiran dari materi yang ada. Interpreter

juga menjelaskan lebih baik jika mereka menterjemahkan inti dari materi berita

sehingga mereka mempunyai waktu lebih untuk mengulangnya kembali dari pada

harus menterjemahkan materi berita kata per kata. Jika menterjemahkan kata per kata

sesuai susunan katanya, hal tersebut bisa menjadi SIBI.

“Kalau semua kata – kata diterjemahkan susunan katanya juga nanti bisa

jadi SIBI. Kalai SIBI itu kan pakem sekali kepada ejaan yang disempurnakan,

Page 99: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

85

sementara kalau Bisindo ya fleksibel bebas gitu loh tidak tergantung dengan

kata perkata”85

Selanjutnya interpreter juga menjelaskan bahwa interpreter juga harus memiliki

keterampilan lain yaitu dapat menyimpulkan materi berita dengan baik sehingga

khalayak dapat dengan mudah menangkap informasi yang disampaikan.

Sejalan dengan Interpreter TVRI, Interpreter TVONE juga berpendapat yang

sama mengenai PIT yang mendampingi tugas mereka. Interpreter TVONE

dipertengahan on air terkadang lupa bahasa isyarat dari suatu kata tertentu sehingga

interpreter langsung bertanya melalui tandem mengenai bahasa isyarat kepada PIT.

Dalam hal ini baik PIT maupun tandem harus selalu bersedia dan sigap jika sewaktu

– waktu interpreter membutuhkan bantuan terjemahan, mengingat durasi yang

mereka miliki sangat cepat dan sedikit.

“Jadi kalau misalkan ada kata – kata yang tidak saya mengerti on the spot

pada tayangan berlangsung saya tanyakan tandem saya, tandem itu artinya

interpreter yang tidak tugas pada saat itu, nanti dia akan sampaikan ke PIT.

Atau kalau seandainya memang PIT nya sendiri tidak ada, saya akan eja

pakai abjad jari”86

Dari penjelasan diatas, interpreter mencoba untuk berusaha semaksimal mungkin

dalam menterjemahkan materi berita. Jika sewaktu – waktu PIT tidak sedang bertugas

sehingga tidak ada yang membantu interpreter dalam menterjemahkan, maka

85 Lampiran. Hlm 141 86 Lampiran. Hlm 142

Page 100: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

86

interpreter sudah mempersiapkan cara lain dalam menterjemahkan materi berita

dengan menggunakan bahasa isyarat abjad jari.

Gambar 4.18

PIT memberi tahu bahasa isyarat kepada interpreter TVONE

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Produser berita program Kabar Pagi juga memberikan penjelasan yang sama dengan

interpreter mengenai tugas PIT selama proses menterjemahkan materi berita

berlangsung.

“Jika ada materi kata atau kalimat yang sulit maka analis akan memberikan

penjelasan terjemah yang benar. Dengan begitu, kesalahan saat on air dapat

dihindarkan. Namun jika terjadi kesalahan, maka analis yang berada di

studio saat siaran, langsung memberikan arahan atau terjemahan isyarat

yang benar pada interpreter”87

87 Lampiran. Hlm 123

Page 101: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

87

Hal tersebut diungkapkan mengingat program Kabar Pagi merupakan program

Live yang tidak mempunyai kesempatan untuk mengulang sehingga dalam

menterjemahkan materi berita harus dilakukan dengan sebaik mungkin serta

kesalahan seminimal mungkin. Selanjutnya Interpreter TVONE juga mengungkapkan

bahwa selain interpreter yang mengawasi tugas mereka sehari – hari terdapat

penasehat dari luar yang ikut mengawasi kinerja mereka. Pengawasan tersebut

dilakukan untuk menjamin bahwa kinerja mereka dalam menterjemahkan materi

berita baik. Dengan begitu khalayak dapat mudah memahami berita yang

disampaikan oleh interpreter.

Tahap terakhir dalam proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat yaitu

evaluasi. petugas translasi baik interpreter, Penasehat interpreter, serta pengawas

melakukan evaluasi terhadap tugas yang telah mereka lakukan. Evaluasi merupakan

hal yang penting dalam hal ini, dengan adanya evaluasi maka masing – masing pihak

yang bertugas dapat menilai satu sama lain bagaimana kinerja mereka selama

bertugas. Selain itu, dengan adanya evaluasi antara satu dengan lainnya dapat menilai

serta memberikan masukan positif yang akhirnya dapat membuat proses pelaksanaan

bahasa isyarat menjadi lebih baik untuk kedepannya. Proses evaluasi di LPP TVRI

tidak terjadwal dengan jelas, mereka biasanya melakukan evaluasi di waktu – waktu

tertentu yang telah mereka sepakati sebelumnya.

Page 102: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

88

“Kalo evaluasi mungkin secara intern sama teman – teman grup SIBI. Tapi

kita ada juga sih evalusi dari gabungan, ada dari SIBI, dari Bisindo, dari

Kemensos, dari KPI. Udah pernah beberapa kali”88

Namun pendapat berbeda diutarakan oleh interpreter lainnya, ia mengatakan

bahwa tidak pernah mengikuti kegiatan evaluasi selama ini.

“Tidak pernah mengikuti evaluasi”(Suminah, Interpreter SIBI TVRI).

Kemensos menjelaskan bahwa evaluasi translasi bahasa isyarat juga dilakukan

dengan pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat,

diantaranya LPP TVRI, Interpreter, PIT serta petugas translasi lainnya.

“Kita adakan pertemuan dengan TVRI ya khususnya yah yang menayangkan

itu, kita ada evaluasi apa kendala, yah masalah – masalah yang sering terjadi

di lapangan. Misalnya kadang sound nya nggak bunyi, ya teknis teknis aja

lah. Dengan TVRI dengan interpreternya juga begitu juga dengan PIT dan

dengan komunitas rungu wicaranya, biar ada feedback dari merekanya

juga”89

Menurut penjelasan diatas, evaluasi mengenai teknis pelaksanaan di studio

seperti masalah sound juga menjadi sangat penting karena adanya kesalahan teknis

akan mempengaruhi kinerja interpreter dalam menterjemahkan materi berita,

mengingat sound/speaker adalah satu – satunya media yang digunakan interpreter

untuk mendapatkan rekaman berita yang akan disampaikan kepada khalayak.

Mengenai kegiatan evaluasi, interpreter TVONE menjeaskan bahwa sampai saat ini

88 Lampiran. Hlm 137 89 Lampiran. Hlm 129

Page 103: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

89

petugas translasi bahawa isyarat belum pernah melakukan evaluasi rutin untuk

menilai kinerja interpreter, mengingat di TVONE kegiatan translasi bahasa isyarat

baru dilaksanakan selama 2 bulan yaitu sejak agustus dan September.

“Kalau disini belum, yang di TV ONE ini kita belum menemukan format

evaluasinya seperti apa”90

Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan, kritik serta penilaian yang

dilakukan oleh Penasehat Interpreter langsung diutarakan saat proses

menterjemahkan materi berita di studio saat on air. Hal tersebut merupakan evaluasi

singkat yang dilakuan petugas translasi dengan tujuan yang sama yaitu memperbaiki

kinerja interpreter dalam bertugas. Berikut alur proses pelaksanaan translasi bahasa

isyarat TVOne dan TVRI:

Gambar 4.19

Alur Pelaksanaan Translasi Bahasa Isyarat TVONE dan TVRI

90 Lampiran. Hlm 143

TVOne Interpreter

mempelajari naskah

dari layar studio

Interpreter diskusi

dan bertanya

kepada PIT

Menterjemahkan

materi berita

PIT

mengkritik/member

itahu kelasalahan

interpreter

(commercial break)

Interpreter diskusi

dan bertanya

kepada PIT

(commercial break)

Belum ada format

evaluasi

Page 104: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

90

Sumber: Peneliti

4.3.3 Tanggapan Khalayak tentang Penggunaan Translasi Bahasa Isyarat di

Televisi

Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur

khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi

sangat ditentukan oleh khalayak. Khalayak dalam studi komunikasi bisa berupa

individu, kelompok dan masyarakat. Menjadi tugas seorang komunikator untuk

mengetahui siapa yang akan menjadi khaayaknya sebelum proses komunikasi

berlangsung.91 Dalam hal ini khalayak yang dimaksud adalah khalayak tunarungu

yang secara khusus menerima informasi dari suatu program acara menggunakan

bahasa isyarat melalui interpreter. Tanggapan khalayak merupakan hal yang penting

dalam proses menyampaikan informasi, dengan adanya tanggapan khalayak maka

91 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008, hal 157

TVRI Interpreter

mengambil naskah

di ruang redaksi

Interpreter

membaca/memaha

mi naskah berita

Interpreter diskusi

dan bertanya

kepada PIT

Menterjemahkan

materi berita

PIT

mengkritik/member

itahu kelasalahan

interpreter

(commercial break)

Interpreter diskusi

dan bertanya

kepada PIT

(commercial break)

Interpreter membaca

naskah berita

(commercial break)

Evaluasi internal

Page 105: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

91

televisi dapat mengetahui bagaimana kinerja mereka selama ini dalam melaksanakan

translasi bahasa isyarat.

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan melalui wawancara dan observasi

yang telah peneliti lakukan, khalayak mengungkapkan tanggapan mengenai translasi

bahasa isyarat dengan tanggapan yang hampir sama. Peneliti mewawancarai khalayak

dari masing – masing program yaitu khalayak program Indonesia Malam TVRI

dengan menggunakan bahasa isyarat SIBI dan khalayak program Kabar Pagi TVONE

dengan menggunakan bahasa isyarat Indonesia (Bisindo). Pada umumnya khalayak

mengungkapkan bahwa mereka mengerti keseluruhan bahasa isyarat yang

diperagakan oleh interpreter, khalayak mengungkapkan mereka hanya mengerti

sedikit atau sebagian dari bahasa isyarat yang digunakan interpreter.

“Lumayan ngerti, tapi tidak keseluruhan. Karena layarnya terlalu kecil jadi

saya susah melihat”92

Dari hasil wawancara diatas, khalayak tunarungu menginginkan layar yang

lebih besar sehingga khalayak lebih mudah untuk melihat gerakan isyarat yang

interpreter peragakan. Namun, pihak Kemensos sebagai penyedia petugas bahasa

isyarat mengungkapkan bahwa ukuran layar isyarat terebut sudah standar yang

dipakai untuk televisi.

“Kritik sarannya layar interpreternya terlalu kecil. Tapi itu udah standarnya

televisi”93

92 Lampiran. Hlm 146

Page 106: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

92

Muhammad Imam, khalayak Indonesia Malam mengungkapkan harapannya yaitu ia

menginginkan translasi bahasa isyarat diterapkan di program lain, sehingga

penerapannya tidak hanya pada program berita saja. Mengingat banyak program

televisi lain yang mengandung unsur informasi dan edukasi seperti program

keagamaan, talkshow, politik serta program informatif lainnya.

“Maunya banyak, setiap ada berita ada isyaratnya. Film juga perlu ada

isyaratnya, karena film juga ada nasehat jadi tuna rungu perlu tau”94

Berbeda dengan pernyataan Nanda Afrieza khalayak program Kabar Pagi

TVONE, ia mengungkapkan bahwa beberapa berita di kabar pagi isyaratnya mudah

dipahami namun terkadang berita lain isyaratnya sulit dipahami. Nanda juga

menjelaskan ia tidak memahami suatu gerakan isyarat dalam program Kabar Pagi

karena setiap wilayah di Indonesia mempunyai isyarat yang berbeda – beda, sehingga

jika interpreter yang bertugas berasal dari daerah Jakarta maka khalayak dari daerah

lain sulit memahami isyarat yang diperagakan. Meskipun sebenarnya masih terdapat

gerakan yang sama sehingga Nanda masih bisa sedikit memahami informasi yang

disampaikan oleh interpreter.

“Jadi kadang saya tidak paham secara keseluruhan, kadang hanya tau

beberapa kata aja. Beberapa berita juga isyarat yang disampaikan kurang

komplit”95

93 Lampiran. Hlm 129 94 Lampiran. Hlm 146 95 Lampiran. Hlm 147

Page 107: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

93

Nanda juga berharap jika Bisindo bisa diterapkan di banyak program televisi,

mengingat ia juga butuh informasi dari program lain selain berita. Nanda juga

mengungkapkan harapan lain yaitu adanya teks bahasa Indonesia di program televisi

yang bentuknya close caption, karena jika hanya memakai bahasa isyarat tidak semua

tunarungu memahami bahasa isyarat, terlebih setiap wilayah menggunakan bahasa

isyarat yang berbeda – beda.

“Aku juga berharap ada teks bahasa Indonesia di sinetron – sinetron dan

acara lain. Dan sebenarnya aku lebih memilih pake teks karena isyarat

berbeda beda setiap wilayah. Jadi kurang paham kalo bukan dari wilayah

asal si pelaku isyarat”96

Namun mengenai harapan nanda tentang penggunaan teks bahasa Indonesia di

program televisi, Komisi Penyiaran Indonesia menjelaskan bahwa penggunaan teks

bahasa Indonesia/close caption untuk saat ini sulit diterapkan dalam program acara

televisi.

“Kalo misalnya mereka kalo kesulitan untuk translasi bahasa kan sebetulnya

ada alternatif yang lain misalnya dengan close caption kayak teks gitu, tapi

muncul ketika pembawa acara menyampaikan beritanya, tetapi kemarin sih

arahnya televisi malah justru sulit kalo harus melakukan itu, karena itukan

pake alat khusus yang peralatannya itu cukup mahal gitu, nah dari pada itu

yang mungkin lebih baik pake translasi bahasa isyarat. Saya pikir apapun lah

ya, yang penting ini bisa dipake kemudian bisa menyediakan pemenuhan hak

–hak untuk kaum difabel jadi mereka bisa juga mendapatkan informasi

penting yang sedang terjadi di seluruh Indonesia”97

96 Lampiran. Hlm 147 97 Lampiran. Hlm 153

Page 108: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

94

4.4 Pembahasan

4.4.1 Translasi bahasa isyarat dalam program berita di TVOne dan

TVRI

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan

rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.98 Kebijakan dalam hal ini adalah

keputusan dari stasiun televisi yang menggunakan SIBI dan Bisindo sebagai upaya

untuk mentranslasikan materi berita televisi yang disampaikan oleh

interpreter/penerjemah kepada khalayak tunarungu. Berdasarkan hasil temuan di

lapangan, kebijakan TVOne yang digunakan untuk kegiatan translasi bahasa isyarat

tidak murni keputusan media, tetapi keputusan terebut merupakan arahan Komisi

Penyiaran Indonesia. Sehingga dalam hal ini, KPI mengarahkan atau menghimbau

TVOne untuk menggunakan translasi bahasa isyarat minimal pada 1 program acara

setiap harinya dan TVOne memilih untuk menerapkan hal tersebut pada 1 program

berita setiap harinya, yaitu pada program kabar pagi. Dalam hal ini, KPI memiliki

peran yang cukup besar dalam penggunaan translasi bahasa isyarat dalam program

berita di televisi swasta Indonesia.

Selain karena arahan KPI, TVOne menggunakan translasi bahasa isyarat

dalam program beritanya sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab media

terhadap seluruh khalayak televisi, tidak terkecuali khalayak yang membutuhkan cara

khusus melalui interpreter Bisindo yaitu khalayak tunarungu. Menurut penulis, hal

98 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 109: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

95

tersebut masih kurang dalam menyediakan translasi bahasa isyarat, karena TVOne

baru menggunakan translasi bahasa isyarat setelah ada himbauan dan arahan dari

KPI. Selain itu, penggunaan tranlasi yang hanya pada 1 program berita saja masih

kurang untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi khalayak tunarungu. Namun jika

dilihat dari waktu penggunaan translasi bahasa isyarat yang baru 5 bulan, hal tersebut

merupakan langkah awal yang baik bagi TVOne untuk melakukan penyediaan

translasi bahasa isyarat. Setidaknya TVOne mulai membuka jalan baru bagi

penyandang tunarungu untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak lagi.

Berbeda dengan TVRI, kebijakan TVRI dalam menggunakan translasi bahasa

isyarat yang didanai atau disediakan petugas translasinya oleh pemerintah melalui

Kemensos, maka TVRI hanya menyediakan program acaranya, sehingga yang

bertugas melakukan translasi merupakan petugas yang langsung ditunjuk oleh

Kemensos. Begitu juga dengan penyediaan translasi TVRI yang dilakukan oleh

pemerintah melalui Kemensos masih minim karena Kemensos sampai saat ini baru

menyediakan tenaga translasi untuk 1 program saja yaitu Indonesia malam. Berbeda

dengan TVOne, perbedaan tersebut terletak pada bahasa isyarat yang digunakan

dalam program Indonesia malam. TVRI menggunakan 1 bahasa lain yaitu SIBI, SIBI

merupakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa legal keluaran

pemerintah. Sejalan dengan TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berada

dalam naungan pemerintah, maka TVRI menggunakan SIBI sebagai isyarat lain

selain Bisindo.

Page 110: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

96

Penulis melihat mengenai kebijakan dalam memilih isyarat yang digunakan

sebagai bahasa pengantar materi berita, baik TVOne maupun TVRI yang

penyediaannya dilakukan oleh Kemensos sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan

oleh khalayak tunarungu. TVOne dan TVRI menggunakan Bahasa Isyarat Indonesia

atau yang biasa disebut Bisindo untuk menjadi bahasa terjemahan materi berita, hal

tersebut sesuai dengan apa yang peneliti ketahui melalui wawancara dan observasi

bahwa khalayak tunarungu menggunakan Bisindo untuk melakukan kegiatan

komunikasi sehari – hari. Meskipun terdapat kesesuaian penggunaan Bisindo oleh

TVOne dan TVRI dengan penggunaan Bisindo sebagai bahasa komunikasi sehari –

hari khalayk tunarungu, namun menurut peneliti Bisindo yang digunakan dalam

menterjemahkan materi berita memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut terletak pada

beragamnya Bisindo di Indonesia, menurut data yang peneliti dapatkan bahwa setiap

kota di Indonesia memiliki jenis Bisindo yang berbeda – beda, sehigga terjadi ketidak

sesuaian jenis Bisindo yang digunakan dalam program berita baik TVOne dan TVRI.

Menurut khalayak tunarungu, mereka tidak dapat memahami apa pesan atau

informasi yang disampaikan oleh interpreter secara utuh. Hal tersebut karena

khalayak yang berasal dari kota Serang dan khalayak lain yang berasal dari provinsi

Jawa Timur menonton berita dengan interpreter yang berada di wilayah Jakarta.

Menurut peneliti hal tersebut yang seharusnya dapat diperbaiki guna memudahkan

khalayak tunarungu untuk dapat dengan mudah memahami pesan dan informasi yang

disampaikan televisi melalui interpreter. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses

komunikasi. Karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya

Page 111: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

97

suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Menjadi tugas seorang

komunikator untuk mengetahui siapa yang akan menjadi khalayaknya sebelum proses

komunikasi berlangsung.99 Karena khalayak merupakan hal yang penting bagi proses

komunikasi massa, dengan adanya khalayak maka keberhasilan interpreter dalam

menterjemahkan materi berita ke dalam bahasa isyarat dapat diketahui, apakah pesan

yang disampaikan dapat dipahami oleh khalayak.

Proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan atau pengolahan yang

menghasilkan suatu produk.100 Proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat merupakan

kegiatan menterjemahkan materi berita di studio, dimana dalam hal ini petugas

didalamnya adalah interpreter (peraga bahasa isyarat), Penasehat Interpreter (PIT),

serta tandem. Mengenai proses pelaksanaan, penulis menilai bahwa pelaksanaan

translasi bahasa isyarat dalam program berita baik di TVOne dan TVRI

membutuhkan beberapa petugas yang tentunya saling berkaitan satu sama lain guna

lancarnya proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat. Penulis melihat bahwa terdapat

beberapa tahap yang dilakukan interpreter dalam melaksanakan proses pelaksanaan

translasi bahasa isyarat. Proses tersebut diantaranya pra pelaksanaan, pelaksanaan dan

pasca pelaksanaan.

Proses awal yaitu sebelum petugas translasi melakukan terjemahan materi

berita di dalam studio, proses ini digunakan interpreter untuk membaca naskah,

berdiskusi dengan PIT dan mempersiapkan peralatan yang akan digunakan ketika on

99 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008, hal 157 100 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 112: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

98

air. Petugas translasi di TVRI mendapatkan printout naskah berita yang diambil

langsung ke ruang redaksi pemmberitaan, namun TVOne tidak mendapatkan printout

naskah berita dari ruang redaksi sehingga saat sebelum proses pelaksanaan translasi

dimulai petugas interpreter membaca naskah dari layar studio. Menurut peneliti,

petugas translasi yang tidak mendapatkan printout naskah akan sedikit membuat

interpreter merasa sulit karena tidak dapat membaca naskah berulang – ulang.

Seharusnya ketika sebelum on air menjadi bagian yang penting untuk mempersiapkan

materi dengan baik, artinya interpreter membaca dan memahami poin – poin yang

akan disampaikan. Selain itu, naskah yang ada dapat dibaca kembali ketika

commercial break.

Selain membaca naskah, sebelum melakukan proses terjemahan materi berita,

penulis melihat interpreter melakukan diskusi diantaranya tanya jawab seputar naskah

berita yang pada saat itu terdapat kata – kata yang sulit dipahami atau terasa asing

bagi interpreter, pada saat inilah interpreter dapat bertanya kepada PIT mengenai

isyarat yang kurang jelas. Selain itu PIT dapat memberi masukan kepada interpreter.

Selanjutnya interpreter memakai peralatan yang akan digunakan ketika on air, yaitu

handsfree yang digunakan untuk mendengarkan naskah secara audio ketika proses

menterjemahkan sedang berlangsung. Penulis melihat bahwa proses ini menjadi

penentu suksesnya proses pelaksanaan translasi materi berita.

Proses selanjutnya yaitu pelaksanaan translasi materi berita ke dalam bahasa

isyarat, dalam proses ini berdasarkan hasil yang penulis temukan di lapangan bahwa

Page 113: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

99

tidak secara keseluruhan interpreter menterjemahkan materi berita. Arti tidak secara

keseluruhan disini adalah interpreter tidak menterjemahkan satu persatu kata naskah

berita yang didengarnya, tetapi hanya menyampaikan poin – poin penting dari berita

yang tayang pada saat itu. Menurut peneliti, hal ini cukup baik untuk dilakukan

mengingat keterbatasan yang dimiliki khalayak tunarungu yaitu minimnya kosa kata.

Dengan hal tersebut, interpreter mencoba untuk menyederhanakan materi berita

sehingga khalayak tunarungu dapat memahami dengan baik informasi yang

disampaikan.

Proses terakhir yaitu pasca pelaksanaan, dimana dalam hal ini adalah evaluasi.

Evaluasi sangat penting bagi proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat, evaluasi

dapat menilai tingkat keberhasilan translasi bahasa isyarat yang telah dilaksanakan.

Selain itu, evaluasi dapat digunakan sebagai ajang untuk saling menilai performa

antara petugas translasi bahasa isyarat. Bagi TVRI evaluasi dilakukan secara internal

hanya dengan sesama petugas translasi, namun bagi TVOne sampai saat ini belum

ada kegiatan evaluasi. Karena evaluasi mempunyai dampak yang baik untuk

meningkatkan performa dan kualitas petugas interpreter, maka menurut penulis

TVOne sudah seharusnya mulai untuk merancang format evaluasi agar kualitas

translasi dapat meningkat ke arah yang lebih baik

Page 114: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai translasi bahasa isyarat

dalam program siaran televisi di Indonesia, peneliti menyimpulkan berdasarkan

pengumpulan dan analisis data yang telah peneliti lakukan adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan TVONE dalam menggunakan translasi bahasa isyarat

merupakan arahan dari Komisi Penyiaran Indonesia serta hal tersebut

merupakan salah satu bentuk kepedulian media dan pemerintah terhadap

penyandang tunarungu. Berbeda dengan kebijakan TVONE, TVRI yang

menggunakan translasi bahasa isyarat sesuai dengan kontrak kerja sama

antara Kementerian Sosial Republik Indonesia dan juga sebagai peran

TVRI ebagai TV Publik untuk menyajikan informasi kepada masyarakat

dari berbagai kalangan termasuk dari kalangan disabilitas.

2. Proses pelaksanaan bahasa isyarat di TVONE dan TVRI mempunyai

tahapan yang sama yaitu melakukan persiapan dengan membaca naskah

materi berita yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa isyarat, lalu

interpreter menterjemahkan materi berita dengan mendengarkan naskah

melalui earphone dan speaker studio. Proses pelaksanaan setiap harinya

Page 115: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

101

dipantau serta didampingi Penasehat interpreter yang bertugas mengkritik

serta membantu memberitahu bahasa isyarat kepada interpreter jika

sewaktu – waktu interpreter lupa atau tidak mengetahui isyarat dari kata

tertentu.

3. Tanggapan dari khalayak tunarungu untuk program Kabar Pagi TVONE

bahwa isyarat yang digunakan tidak seluruhnya dipahami, hal tersebut

karena bahasa isyarat (Bisindo) yang digunakan setiap daerah di Indonesia

berbeda – beda. Serta khalayak juga berharap penggunaan Biindo di

TVONE diterapkan di program lain dan ditambah dengan teks bahasa

Indonesia/close caption. Berbeda dengan khalayak TVRI yang

mengungkapkan bahwa ia tidak mengerti keseluruhan isyarat yang

digunakan interpreter karena kotak SIBI di layar televisi terlalu kecil

sehingga sulit dilihat serta khalayak TVRI juga mengungkapkan

harapannya bahasa isyarat dapat digunakan oleh program televisi selain

berita.

5.2 Saran

Peneliti membuat beberapa saran yang diharapakan dapat dijadikan bahan

pertimbangan dan perbaikan bagi pihak yang sudah menggunakan translasi bahasa

isyarat (SIBI dan Bisindo), pihak penyedia translasi bahasa isyarat yaitu Kementerian

Sosial Republik Indonesia serta pihak yang belum menggunakan translasi bahasa

isyarat dalam program siarannya. Berikut saran – saran yang peneliti buat:

Page 116: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

102

5.2.1 Saran Praktis

Hasil penelitian yang dilakukan mengantarkan peneliti untuk membuat saran

praktis berupa:

1. Penggunaan translasi bahasa isyarat sebaiknya diterapkan juga di lembaga

penyiaran swasta yang sampai saat ini belum semua media swasta

menggunakan translasi bahasa isyarat dalam program siarannya

2. Penggunaan translasi bahasa isyarat tidak hanya diterapkan pada 1 (satu)

program siaran saja, namun penggunaan translasi bahasa isyarat seharusnya

pada banyak program. Seperti pada seluruh program berita, keagamaan,

politik serta program informatif lainnya.

3. Ditetapkan sanksi bagi stasiun televisi yang tidak menggunakan translasi

bahasa isyarat dalam program siarannya.

4. Pengawasan untuk pihak interpreter seharusnya bisa dapat ditingkatkan lagi.

Dengan seringnya interpreter diawasi maka kesalahan yang interpreter

lakukan dapat diminimalisir jumlahnya, sehingga khalayak tunarungu dapat

menerima informasi dengan baik dan maksimal.

5. Mengadakan evaluasi dari pihak pelaksana. Dalam hal ini, Evaluasi sebaiknya

diadakan secara rutin oleh interpreter (peraga) bahasa isyarat baik SIBI dan

Bisindo, pihak penyedia program Indonesia Malam yaitu TVRI serta

Kementerian Sosial Republik Indonesia sebagai penyedia interpreter. Untuk

Page 117: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

103

TVONE seharusnya format evaluasi segera disusun agar proses evaluasi dapat

mulai berjalan

6. Mengadakan pertemuan rutin antara pihak penyedia, pelaksana serta khalayak

tuna rungu. Dengan adanya pertemuan rutin, maka dari pihak penyedia dan

pelaksana bisa mendapatkan kritik serta saran dari khalayak tunarungu dan

khalayak tunarungu mendapatkan realisasi dari saran yang telah mereka

ajukan.

5.2.2 Saran Teoritis

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan dipergunakan dalam

keperluan keilmuan dalam bidang akademik, dari hasil penelitian yang dilakukan

peneliti menemukan beberapa kelemahan dalam hasil penelitian ini. Sehingga peneliti

menyarankan:

1. Dilakukan penelitian dengan menambahkan informan dari stasiun televisi lain

agar informasi yang didapatkan lebih lengkap

2. Dilakukan penelitian tentang stasiun televisi yang belum menerapkan translasi

bahasa isyarat dalam program siarannya

Page 118: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

104

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ardianto, Elvinaro. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa

Rekatama

Ardianto, Elvinaro. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT

Rineka Cipta

Awasilah, Chaedar. 2002. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya

Basrowi dan Suwandi. 2002. Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Fuad, Anis dan Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan Praktis Penelitian

Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo

Djamal, Hidajayanto dan Andi Fachrudin. 2011. Dasar – Dasar Penyiaran: Sejarah,

Organisasi, Operasional dan Regulasi. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group

Irawan, Prasetya. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu –

Ilmu Sosial. Depok: Departemen Ilmu Administrasi FISIP Universitas

Page 119: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

105

Indonesia

Iskandar, Deddy. 2003. Jurnalistik Televisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kuswandi, Wawan. 1993. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi.

Jakarta: PT Rineka Cipta

Kuswandi, Wawan. 2008. Komunikasi Massa (analisis interaktif budaya massa).

Jakarta: PT Rineka Cipta

Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media

Grup

Morissan. 2004. Jurnalistik Televisi Mutakhir, Bogor: Ghalia Indonesia

Morissan. 2013. Teori Komunikasi: individu hingga massa. Jakarta: PT Fajar

Interpratama Mandiri

Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif:Buku

Sumber Tentang Metode – Metode Baru. Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia

Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Nazir, Mohammad. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nursih, Isti. 2014. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Graha Ilmu

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Page 120: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

106

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Pratiknya. Jakarta:

PT Bumi Aksara

Silalahi, Ulber.2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung. PT Refika Aditama

Usman Ks. 2009. Television News Reporting and Writing. Bogor: Ghalia Indonesia

Vardiansyah, Dani. 2005. filsafat Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Indeks

Jurnal

Dian Eko Wicaksono, Diyah Fatwati Arifah, Quwwatun Azimah. Studi Komparatif

Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Antara Pengguna Bahasa Isyarat dan

Bisindo

Fajri, Choirul. 2015. Fungsi rajawali citra televisi indonesia (RCTI) dalam

membentuk ruang publik. Channel Vol. 3 No. 1

Febriana, Dina. 2013. Proses produksi program talk show “Redaksi 8” pada televisi

lokal tepian TV Samarinda

Utami, Nadia Wasta. 2015. Gelap dalam gemerlap: Gelapnya akses informasi bagi

difabel dalam gemerlap era digitalisasi. Channel Vol.3 No.2

Page 121: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

107

Sumber Internet

Nielsen. Konsumsi Media Lebih Tinggi Di Luar Jawa.

http://www.nielsen.com/id/en/pressroom/2014/nielsen-konsumsi-media-lebih

tinggi-di-luar-jawa.html

Kementerian sosial indonesia. Pelayanan Penyandang Disabilitas Dalam

Menggunakan Berbagai Sarana Aksebilitas

,http://kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=18765

Selingan Bekasi. Jumlah Stasiun Televisi Di Indonesia Capai

394,http://selingan.klikbekasi.co/2015/02/26/jumlah-stasiun televisi-di

indonesia-capai-394

Tribun news. Sosok Penerjemah Bahasa Isyarat Debat

Kandidat,http://wartakota.tribunnews.com/2017/01/25/sosok-penerjemah

bahasa-isyaratdebat kandidat

Page 122: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

108

LAMPIRAN

Page 123: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

109

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk informan kunci di Televisi Republik Indonesia (TVRI) & TVONE

1. Sejak kapan TVRI/TVONE menggunakan translasi bahasa isyarat?

2. Program apa saja yang menggunakan translasi bahasa isyarat?

3. Bagaimana proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat untuk program di

TVRI/TVONE?

4. Apa yang menjadi pertimbangan TVRI/TVONE menggunakan translasi

bahasa isyarat?

5. Apakah interpreter (penerjemah bahasa isyarat) mengikuti rapat redaksi

sebelum melaksanakan proses pelaksanaan?

6. Dalam tahap persiapan apakah yang dilakukan interpreter?

7. Adakah yang mengawasi interpreter saat menerjemahkan isi program siaran?

8. Apa yang dilakukan jika terjadi kesalahan pada interpreter saat

menerjemahkan isi program siaran?

9. Apakah interpreter melakukan latihan sebelum melaksanakan siaran?.

10. Hambatan yang selama ini terjadi dengan adanya penggunaan Translasi

bahasa isyarat?

11. Ada berapa interpreter yang berada dalam program TVRI?

12. Adakah proses evaluasi yang dilakukan bersama – sama antara crew program

acara dengan interpreter?

Page 124: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

110

13. Apakah komunikasi antara crew program siaran dengan interpreter selalu

terjalin dengan baik disetiap akan melaksanakan proses produksi? Apakah

briefing/koordinasi dilakukan setiap akan shooting?

14. Menurut anda apa yang menjadi acuan informasi/pesan tersampaikan dengan

baik dan maksimal kepada khalayak tunarungu?

15. Apa harapan anda mengenai penggunaan SIBI di program siaran

TVRI/TVONE?

Page 125: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

111

Untuk Informan Kunci (Interpreter bahasa isyarat)

1. Sejak kapan menjadi interpreter di televisi?

2. Apa yang menjadi bahan pertimbangan anda menjadi interpreter dalam

program acara ini?

3. Dalam program apakah anda bertugas menjadi interpreter?

4. Bagaimana proses anda bekerja?

5. Apakah persiapan yang anda lakukan sebelum melakukan proses shooting?

6. Apakah anda mengikuti rapat redaksi sebelum proses shooting dilaksanakan?

7. Adakah yang mengawasi anda ketika proses penerjemahan berlangsung?

Siapa?

8. Apakah anda melakukan latihan sebelum melakukan penerjemahan?

9. Adakah hambatan yang anda rasakan selama menjadi interpreter dalam

program ini?

10. Apakah anda selalu mengikuti evaluasi setelah program acara selesai?

11. Apakah koordinasi/briefing dilakukan secara rutin sebelum program acara

berlangsung?

12. Pernahkah anda melakukan kesalahan dalam menerjemahkan informasi/pesan

dalam berita?

13. Apa yang anda lakukan ketika anda melakukan kesalahan?

Page 126: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

112

Untuk Kementerian Sosial Republik Indonesia

1. Apakah benar Kemensos yang menyediakan Translasi bahsa isyarat untuk

Program Siaran Indonesia Malam di TVRI?

2. Sejak kapan Kemensos Menangani tentang Bahasa isyarat?

3. Apa yang menjadi bahan pertimbangan Kemensos menangani dan

menyediakan SIBI dalam program Indonesia Malam?

4. Siapa yang bertanggung jawab mengadakan penyediaan SIBI?

5. Berapa banyak interpreter yang bertugas untuk program Indonesia malam?

6. Siapa saja yang bertugas untuk menangani SIBI selain interpreter?

7. Dari sekian banyak interpreter Kemensos apa yang menjadi bahan

pertimbangan Kemensos untuk menempatkan interpreter A untuk bertugas di

program Indonesia malam?

8. Apakah selama ini hanya TVRI yang diberi penyediaan interpreter?

9. Sejak kapan terjadi perjanjian diadakan SIBI untuk TVRI?

10. Seperti apakah perjanjian yang dilaksanakan?

11. Apakah ada hambatan selama ini dalam proses pelaksanaan SIBI?

12. Apakah selama ini Kemensos pernah/rutin mengadakan dengar pendapat

dengan pihak TVRI, Televisi swasta dan khalayak tuna rungu wicara?

13. Apakah interpreter diberikan pelatihan? Sebelum dan sesudah bekerja menjadi

interpreter Kemensos?

Page 127: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

113

14. Apakah selama ini ada kritik dan saran khususnya dari khalayak tuna yang

ditujukan kepada Kemensos?

15. Apakah ada langkah lanjutan Kemensos untuk menyediakan interpreter SIBI

untuk program acara lain di TVRI atau televise swasta?

16. Apakah Kemensos selalu mengadakan koordinasi/briefing sebelum interpreter

melaksanakan tugas di Indonesia malam TVRI?

17. Adakah perubahan SIBI yang terjadi sejak pertama kali dimunculkan hingga

saat ini?

18. Apa harapan Kemensos dengan penggunaan SIBI ditelevisi?

Page 128: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

114

Untuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat

1. Televisi mana saja yang sampai saat ini menggunakan SIBI?

2. Sejak kapan tercetus televisi untuk menggunakan SIBI?

3. Apakah payung hukum mengenai penggunaan SIBI belum ada?

4. Di perjanjian perpanjangan izin siar terdapat perjanjian mengenai diharuskan

menggunakan bahasa isyarat dalam salah satu dari 7 butir perjanjian,

bagaimana dengan itu?

5. Yang menyediakan lembaga penyiaran sendiri atau dari pemerintah?

6. Apa harapan KPI mengenai translasi bahasa isyarat di televisi?

7. KPI pernah mengeluarkan himbauan mengenai translasi bahasa isyarat kepada

semua media, apa tujuan himbauan tersebut/atas dasar apa?

Page 129: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

115

Untuk Informan Pendukung Khalayak Tuna Rungu TVRI & TVONE

1. Dalam kehidupan sehari – hari apa jenis bahasa isyarat yang anda gunakan?

SIBI atau Bisindo?

2. Sejak kapan anda menonton program Indonesia Malam/Kabar Pagi?

3. Berapa sering anda menonton program Indonesia Malam di TVRI/Kabar

Pagi?

4. Menurut anda bagaimana bahasa isyarat yang digunakan dalam program

Indonesia Malam?

5. Apa kesulitan yang anda rasakan dalam menangkap informasi dari program

Indonesia Malam?

6. Apakah anda mengerti dengan pesan yang disampaikan oleh interpreter?

7. Apa harapan anda kepada media massa yang sudah dan belum menggunakan

translasi bahasa isyarat?

Page 130: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

116

PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan peneliti yaitu mengamati

proses pelaksanaan dari tahap persiapan, pelaksanaan hingga proses evaluasi dari

translasi bahasa isyarat. Tujuan dari pelaksanaan observasi ini untuk mendapatkan

gambaran proses pelaksanaan secara nyata dan jelas sehingga peneliti dapat

memahami dengan baik bagaimana proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat itu

sendiri. Selain itu, dengan adanya observasi peneliti dapat mencatat serta

menanyakan hal – hal yang belum peneliti mengerti serta meminta penjelasan

mengenai hal – hal yang menunjang penelitian.

Aspek – aspek yang diteliti:

1. Lokasi proses Translasi Bahasa Isyarat (LPP TVRI & TVONE)/lokasi

interpreter bekerja

2. Mengamati siapa saja yang berperan dalam proses translasi bahasa isyarat

3. Proses latihan interpreter

Page 131: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

117

Transkrip Wawancara

informan kunci (key informan) Televisi Republik Indonesia (TVRI)

Informan : Muhammad Yusuf S.Sos,. M.IKom (Produser Eksekutif

Pemberitaan TVRI)

Waktu : Selasa, 18 Juli 2017 Pukul 15.00 – 15.30 WIB

P: Sejak kapan TVRI menggunakan translasi bahasa isyarat (SIBI)?

N: Gini, Bahasa isyarat di TVRI itu ada kerjasama antara TVRI dengan

Kementerian Sosial dan itu juga sebenarnya adalah bagian dari peran TVRI

sebagai TV publik untuk menyajikan informasi kepada masyarakat dari

berbagai kalangan termasuk dari kalangan disabilitas dalam hal ini adalah

tuna rungu. Mulai digunakan ketika konsep itu mulai digunakan dan saat

inipun masih berjalan. Untuk tahun persisnya saya lupa karena saya masuk

kesini aja udah mulai, jadi memang udah lama banget, terus sempet vacum

karena diskontrak.

P: Program apa saja yang menggunakan SIBI?

N: Untuk sampai saat ini Indonesia malam aja, karena kontraknya Cuma

Indonesia malam aja. Mungkin sekitar tahun 2000an. Tapi ada program

tertentu, misalnya gini KPU mengadakan press conference mengadakan hasil

dari pleno pemilu, itu biasanya pake SIBI, jadi menggunakan SIBI kemensos.

Nah kemudian ada lagi misalnya permintaan dari lembaga atau kementerian

tertentu ketika ada kegiatan itu kita pake, tapi kalo misalkan nggak ada

yaudah kita nggak pake. Tapi kalo di TVRI hanya di Indonesia Malam

sementara ini

P: Bagaimana proses pelaksanaan SIBI untuk program di TVRI?

N: Oh ya yang jelas begini, karena kerjasamanya sudah berlangsung cukup lama

jadi petugas SIBI dateng kesini langsung ambil naskah kemudian dia

membaca dan langsung menginterpretasikan naskah itu. Kalo kemudian ada

live cross ada banjir dari Belitung atau kecelakaan dari papua ya biasanya apa

yang dia bisa baru diterjemahkan karena kan sifatnya live, nggak bisa

Page 132: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

118

diinterpretasikan secara cepat. Jadi pelaksanaannya udah rutin jadi ya udah

tinggal jalan

P: Apa yang menjadi pertimbangan TVRI sehingga kebijakan mengenai

penggunaan SIBI diterapkan?

N: Ya pertimbangannya ya TVRI adalah TV publik, TV publik yang

mengedepankan kepercayaan publik. Publik yang mana? Publik yang mana

aja. Masyarakat yang menderita tuna rungu. Mereka kecil persentasenya tapi

mereka bagian dari masyarakat Indonesia yang harus diberikan haknya dalam

memenuhi informasi

P: Apakah interpreter (penerjemah bahasa isyarat) mengikuti rapat redaksi

sebelum melaksanakan proses produksi?

N: Nggak, mereka nggak ikut karena mereka bukan bagian dari redaksi. Mereka

orang luar yang di hire untuk pelaksanaan SIBI. Kalo SIBI tinggal dateng dan

ngambil. Biasanya satu jam sebelum siaran mereka dateng ke redaksi

P: Dalam tahap persiapan apakah yang dilakukan interpreter?

N: Dia membaca, dia menyimak ketika ada sesuatu yang nggak jelas ditanya

keredaksi. Jadi kita sama – sama mengingatkan, ketika mereka nggak tau kita

ingatkan kata – katanya sehingga mereka punya padanan kata yang pas untuk

diucapkan. Mungkin ada kalimat – kalimat serapan bahasa asing yang mereka

belom tau, ya itukan pasti mereka punya trik untuk menjelaskan dan dicari

padanan kata yang pas untuk disampaikan pada publiknya

P: Mengapa penggunaan SIBI hanya pada program berita?

N: Karena kontraknya disitu, kalo kontraknya mau semua ya bisa aja. Semua

program bisa aja, masalahnya apakah ada interpreternya selama 24 bekerja,

karena kan capek. Itu seperti bicara, kenapa berita ya karena berita itu

informasi yang sangat penting yang harus disampaikan kepada publik dalam

waktu yang sangat cepat. Ya kalo berita budaya lebih kepada visual. Tapi

sebenernya butuh juga kalo saya piker, tapi permasalahannya yang tadi,

gimana kontraknya aja. Sekarang juga Kemensos sepertinya anggarannya

udah ngga ada nih, lagi di bahas mekanismenya. TVRI, Kominfo, KPI,

Kemensos seperti apa supaya ada jalan keluar. Tapi saya pikir pasti dilakukan

dengan cepat lah

Page 133: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

119

P: Siapa yang bertanggung jawab mengenai penggunaan SIBI?

N: Ya kalo yang bertanggung jawab dari pihak Kemensos, kalo di TVRI kan

hanya provider aja menyiapkan. Kita menyiapkan layar, kalo kontennya ya

orang SIBI nya

P: Adakah yang mengawasi interpreter saat menerjemahkan isi program

siaran?

N: Kalangan mereka ada yang mengawasi, TVRI mengawasi dari segi

pelaksanaan siaran. Jika nanti ada gangguan pasti dibenerin kan, tapi kalo

substansi konten ngga ada kita, karena bukan domain kita

P: Apa yang dilakukan jika terjadi kesalahan pada interpreter saat

menerjemahkan isi program siaran?

N: Pasti teguran lah, teguran lisan, teguran tertulis. Tapi selama ini nggak

peernah ada, dan itu biasanya interpreter yang dipake disini orangnya pasti

yang kredibel, nggak mungkin pake yang abal – abal dan mereka pasti udah

diseleksi disana

P: Apakah interpreter melakukan latihan sebelum melaksanakan siaran?

N: Biasanya mereka latihannya disana, di studio 6. Dan itu ada yang mengawasi,

jadi mereka nggak cuma satu, dua orang tiga orang jadi bener – bener ketat

dan nggak sembarangan juga yah

P: Hambatan yang selama ini terjadi dengan adanya penggunaan SIBI?

N: Hambatan itu kalo saya bilang tadi di durasi ya kendalanya. Artinya kenapa

cuman berita Indonesia malam, harusnya di program lain. Kita ada 6 berita,

Indonesia Pagi, Indonesia Siang, Indonesia Hari Ini, Indonesia Malam, Dunia

Dalam Berita, INS (Indonesia News Service) kenapa nggak dipake SIBI juga,

itu hambatannya

P: Apakah anda pernah mendapat tanggapan/kritik/saran dari khalayak

khususnya tunarungu terhadap penggunaan SIBI?

N: Khalayak umum nggak ada yang protes. Saya gini, kebetulan tahun lalu saya

pernah ikut seminar semacam bimbingan teknis dan khalayak tuna rungu

hadir ,dan mereka sempat untuk menyampaikan keinginan mereka. Mereka

minta semua TV ada begitu (translasi), saya bilang TVRI ya pasti ada karena

Page 134: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

120

TV publik tapi kalo TV lain nggak tau. Mereka juga mengatakan

meragakannya terlalu cepat dan kolom peraganya terlalu kecil

P: Ada berapa interpreter yang berada dalam program TVRI?

N: Setau saya ada 4 atau 5 orang karena orangnya gunta ganti

P: Adakah proses evaluasi yang dilakukan bersama – sama antara crew

program acara dengan interpreter?

N: Ada, yang jelas ketika biasanya ada kalimat – kalimat yang baru nah kita

diskusikan disitu.

P: Apakah komunikasi antara crew program siaran dengan interpreter

selalu terjalin dengan baik disetiap akan melaksanakan proses produksi?

Apakah briefing/koordinasi dilakukan setiap akan shooting?

N: Kalo koordinasinya di lapangan langsung, karena udah bertahun – tahun, udah

lama. Interaksinya nggak lama, mereka sudah terbiasa melakukannya

P: Menurut anda apa yang menjadi acuan informasi/pesan tersampaikan

dengan baik dan maksimal kepada khalayak tunarungu?

N: Acuan informasi sampe itu ketika khalayak tuna rungunya dia mampu

menyerap informasi yang disampaikan melalui interpreter. Tapi kalo misalnya

nggak sampe tadi kan ada seperti saya katakan keluhannya terlalu cepat. Itu

karena saya mendengar aja dari sana

P: Adakah perubahan penggunaan SIBI selama pertama kali penggunaan

sampai saat ini? adakah perubahan program yang menggunakan SIBI?

N: Kalo perubahan ngga ada, kalo SIBI tetep begitu

P: Apa harapan anda mengenai penggunaan SIBI di program siaran TVRI?

N: Kalo saya pengennya terus ada, kalo perlu di semua program berita. Kalo

perlu program yang lain juga ada. Misal program selidik atau investigasi,

mereka kan nggak tau. Saya pengennya ada semua, dan saya kira itu SDM nya

harus banyak, harus banyak orang yang belajar

Page 135: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

121

Informan kunci (key informan) TVONE

Informan :Abdul Muiz Sutaji S.I.Kom (Produser Berita Program Kabar

Pagi TVONE)

Waktu : Selasa, 03 Oktober 2017 Pukul 16.00 WIB

P: Sejak kapan menggunakan translasi bahasa isyarat (Bisindo?)

N: Efektif penggunaan translasi bahasa isyarat mulai 1 september 2017

P: Bagaimana Proses pelaksanaan Bisindo untuk program kabar pagi?

N: Proses pelaksanaan Bisindo pada program kabar pagi,interpreter bahasa

isyarat menterjemahkan seluruh isi berita, mulai dari lead yang diucapkan

presenter hingga isi berita, baik berita dalam bentuk VO (Voice over) yang

seluruhnya diucapkan presenter, maupun berita berbentuk PKG atau package,

yang sebelumnya melalui proses dubbing. Interpreter ditempatkan pada studio

khusus, dilengkapi monitor dan audio floor yang lengkap dan jelas

P: Apa yang menjadi pertimbangan TVONE sehingga kebijakan mengenai

penggunaan Bisindo diterpakan pada program kabar pagi?

N: Kebijakan Bisindo diterapkan pada kabar pagi sesuai arahan KPI bahwa

minimal satu program TV berita dilengkapi terjemahan bahasa isyarat. Kabar

pagi merupakan program berita pertama dalam satu hari yang materi beritanya

berisi peristiwa yang belum ditayangkan program lain, namun juga meriew

berita besar yang terjadi kemarin dengan durasi paing panjang disbanding

program lain. Diharapkan pemirsa termasuk penyandang difabel (tuli) dapat

mengetahui informasi lebih banyak melalui kabar pagi

P: Apakah karena memenuhi persyaratan perpanjngan izin siar?

Page 136: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

122

N: Penggunaan interpreter memang himbauan KPI, namun tidak ada kaitan

langsung dengan perpanjangan izin siar. Namun sebagai bentuk kepedulian

pemerintah melalui lembaga penyiaran terhadap penyandang difabel (tuli)

P: Bagaimana masalah pembiayaan? Apakah ditanggung sendiri oleh pihak

TVONE?

N: Ya, dibayar TVONE

P: Apakah interpreter (penerjemah bahasa isyarat) mengikuti rapat redaksi

sebelum melaksanakan proses menterjemahkan?

N: Interpreter tidak langsung mengikuti rapat redaksi kabar pagi, namun

langsung mendapat pengarahan dari Line Produser (LP) ang bertugas hari itu,

mengenai susunan atau rundown bulletin kabar pagi

P: Dalam tahap persiapan (sebelum syuting) apakah yang dilakukan

interpreter?

N: Sebelum syuting Live dilakukan pukul 04.30 WIB, interpreter dipersilahkan

mereview semua berita yang akan ditayangkan, termasuk berkoordinasi

mengenai perangkat yang disediakan. Pada umumnya semuanya sudah

berjalan sesuai system yang ada

P: Apakah interpreter melakukan briefing dengan crew TVONE?

N: Briefing dilakukan dengan Line Produser, sebelum interpreter mereview

semua berita atau jika ada sedikit permasalahan – permasalahan teknis.

Interpreter juga disediakan absensi khusus.

P: Ada berapa jumlah interpreter (peraga bahasa isyarat) dalam program

kabar pagi?

Page 137: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

123

N: Dalam sehari, ada 2 interpreter yang bertugas bergantian untuk

menteremahkan berita di kabar pagi yang berdurasi 2 jam dan ada 1 analis

yang mengawasi kinerja mereka

P: Siapakah yang bertugas dalam pelaksanaan translasi bahasa isyarat

selain interpreter?

Di program kabar pagi, penerjemah bahasa isyarat hanya dilakukan oleh

interpreter Bisindo, yang sudah bekerja sama dengan TVONE

P: Adakah pengawas interpreter dan petugas lainnya?

N: Pengawas langsung saat mereka bekerja adalah analis (seorang

difabel/tuli/ahli). Pengawasan lainnya dari produser terkait teknis pelaksanaan

P: Siapa yang bertanggung jawab mengenai penggunaan bahasa isyarat?

N: Yang bertanggung jawab adalah produser eksekutif program kabar pagi, yang

diembankan tanggung jawab pelaksanaanya kepada produser yang bertugas

P: Adakah yang mengawasi interpreter saat menerjemahkan isi program

siaran?

N: Secara materi bahasa, yang bertugas adalah seorang analis yang langsung

hadir di studio.semnetara secara teknis adalah produser yang bertugas

P: Apa yang dilakukan jika terjadi kesalahan pada interpreter saat

menerjemahkan materi berita?

N: Sebelumnya interpreter telah melakukan review seluruh isi berita dan

berdiskusi dengan analis yang mengawasinya, jika ada materi kata atau

kalimat yang sulit maka analis akan memberikan penjelasan terjemah yang

benar. Dengan begitu, kesalahan saat on air dapat dihindarkan. Namun jika

terjadi kesalahan, maka analis yang berada di studio saat siaran, langsung

memberikan arahan atau terjemahan isyarat yang benar pada interpreter

Page 138: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

124

P: Apakah interpreter melakukan latihan sebelum melaksanakan siaran?

N: Ya, interpreter melakukan latihan sebelum on air

P: Hambatan yang selama ini terjadi dengan adanya penggunaan bisindo?

N: Sejauh ini belum ada hambatan berarti, kecuali masalah teknis, misal volume

audio floor lemah hingga sulit didengar interpreter, dan itu dapat denngan

cepat diatasi

P: Apakah pihak TVONE mendapat tanggapan, kritik dan saran dari

khalayak tuna rungu?

N: Sejauh ini belum ada kritik yang masuk dari pemirsa, termasuk tunarungu.

Namun apresiasi diberikan sejumlah kelompok tunarungu

P: Untuk pemilihan interpreter apa yang menjadi bahan pertimbangan

digunakan interpreter A?

N: Pemilihan interpreter dilakukan berdasarkan sertifikasi yang mereka miliki,

yang menjamin profesionalitas mereka

P: Adakah proses evaluasi yang dilakukan bersama – sama antara crew

program acara dengan interpreter/petugas bahasa isyarat?

N: Ya, dilakukan evaluasi singkat mengenai beberapa hal. Namun sejauh ini

semuanya berjalan lancar

N: Menurut anda apa yang menjadi acuan informasi/pesan dapat

tersampaikan dengan baik dan maksimal kepada khalayak tunarungu?

N: Acuan pesan tersampaikan dengan baik pada tuna rungu dengan pemilihan

gaya atau model bahasa isyarat yang digunakan yakni Bisindo yang pada

umumnya mudah diterima,karena ini dianggap sebagai bahasa isyarat

keseharrian mereka

Page 139: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

125

P: Dalam program kabar pagi mengapa menggunakan jenis bahasa isyarat

Bisindo?

N: Bisindo digunakan di kabar pagi karena lebih cocok dengan gaya bahasa yang

digunakan dalam produksi berita di TVONE, termasuk kabar pagi. Yakni

bahasa sehari – hari yang digunakan khalayak. Bukan bahasa baku, namun

tetap mengacu pada KBBI atau bahasa Indonesia yang baik dan benar

P: Apa harapan anda mengenai penggunaan bahasa isyarat di TVONE

untuk selanjutnya?

N: Harapan penggunaan terjemah isyarat dalam program berita adalah semakin

meluasnya pemirsa TVONE dan adanya peluang atau kesempatan yang sama

bagi tunarungu untuk mendapatkan informasi sebagai pemenuhan hak yang

harus didapatkannya.

Page 140: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

126

Informan : Langgeng Setiawan, A.KS (Kepala Seksi Monitoring Evaluasi

Kementerian Sosial RI )

Waktu : Selasa, 01 Agustus 2017 Pukul 15.00 – 16.00 WIB

P: Apakah benar Kemensos yang menyediakan Translasi bahsa isyarat

untuk Program Siaran Indonesia Malam di TVRI?

N: Benar, jadi gini karena SIBI itu dikeluarkan dari Kementerian Pendidikan,

udah dibakukan oleh mereka pada tahun berapa saya lupa ya. Udah gitu ada

juga pengguna Bisindo Bahasa isyarat Indonesia yang mereka buat dari

komunitas rungu wicara, tapi mereka menyebutnya kaum bisu tuli.

P: Sejak kapan Kemensos menangani penyediaan Bahasa isyarat?

Itu sejak dilaunchingnya atau digunakan pada hari disabilitas internasional

tahun 2013 tanggal 3 Desember.

P: Apa yang menjadi bahan pertimbangan Kemensos menangani dan

menyediakan SIBI dalam program Indonesia Malam?

N: Pertimbangannya karena ada pengguna SIBI ada pengguna Bisindo, itu dua –

duanya ditayangkan dua metode itu, harus gitu karena anak – anak yang masih

pada sekolah itu menggunakan SIBI karena SIBI kan pake awalan akhiran dan

lain sebagainya, kalo Bisindo kan yang simbol – simbolnya aja, ya bisa

disebut bahasa gaul mereka.

P: Siapa yang bertanggung jawab mengadakan penyediaan SIBI?

N: Disini tuh kita kerja sama dengan yayasan organisasi sosial penyandang

disabilitas rungu wicara, mana saja yang menggunakan SIBI mana yang

menggunakan Bisindo. Terus dari mereka itu kita pilih mana dari mereka

Page 141: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

127

yang bisa mengikuti ritme atau mengikuti berita yang dibacakan. Berita tuh

kan cepat, harus cepat nah ini waktu itu kita tes dulu mereka. Waktu itu kan

kita langsung kayak model uji coba siaran di TVRI. Jadi di coba, ini penyiar

ini interpreter kecepatannya sama ngga antara pembaca berita sama yang

interpreter terjemahkan. Nah dari mereka – mereka ini yang terpilih ini sudah

siap dan layak untuk bisa tampil. Mungkin sebenernya banyak yang bisa

menterjemahkan bahasa isyarat, tapi kan mereka tuh bisa sampe ngga sih

komunikaasinya kepada penyandang disabilitas rungu wicara itu sendiri, kan

mungkin kan berita udah ganti lagi tapi dia belum selesai menterjemahkan kan

bisa aja kayak gitu. Nah dari beberapa yang dicoba untuk menterjemahkan

waktu itu mereka memang bisa.

P: Berapa banyak interpreter yang bertugas untuk program Indonesia

malam?

N: Ada 6 orang. 3 SIBI 3 Bisindo.

P: Siapa saja yang bertugas untuk menangani SIBI selain interpreter?

N: Setiap tampil ada 1 (satu) yang mentranslasi 1 (satu) sebagai tandem, itu

wajib standarnya mereka untuk menterjemahkan bahasa isyarat. Selain itu ada

semacam kayak konsultannya mereka, ketika mereka gerakannya salah,

isyaratnya salah namanya PIT yang bertugas mendampingi interpreter.

P: Dari sekian banyak interpreter Kemensos apa yang menjadi bahan

pertimbangan Kemensos untuk menempatkan interpreter A untuk

bertugas di program Indonesia malam?

N: Ya, diseleksi dulu. Kita kan kerjasama dengan yayasan sama organisasi

penyandang disabilitas, yang dari merekalah kita tau siapa para pengguna

bahasa isyarat. Jadi nggak serta merta menunjuk sendiri

Page 142: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

128

P: Apakah selama ini hanya TVRI yang diberi penyediaan interpreter?

N: Dulu tuh saya tuh ya door to door ke televisi swasta, semuanya belum bisa

untuk menayangkan program berita yang ditranslasikan ke dalam bahasa

isyarat. Ini kita coba ke berita dulu, kan mungkin sebenernya keinginan temen

–temen penyandang disabilitas itu semuanya bisa sinetron bisa infotainment

itu ditranslasi tapi kan nggak mungkin kan, ketersediaan penterjemah bahasa

isyaratnya kan sedikit kan. Terus waktu saya ke televisi swasta mereka

memperhitungkan masalah anggaran, karena televisi swasta kan profit itu

penting gitu. Itu semua udah saya jajaki ke televisi swasta, dari mulai RCTI,

TV ONE, NET TV, banyaklah. Yang agak mudahnya itu TV ONE cuman

mereka nggak bisa ketika mereka menayangkan tapi yang lain nggak itu

nggak boleh harus semuanya kompak. Nah ketika waktu itu saya nggak

sengaja ke TVRI ternyata mereka lagi rapat sama manager program beritanya

juga. Akhirnya mereka siap, setelah kita proses yang panjang. Ini tuh kita

nggak serta merta dateng ke stasiun televisi, kita juga bikin kayak semacem

grand designnya gimana, harus mateng lah. Dasar hukumnya gimana, tentang

penyandang disabilitas punya hak menerima informasi.

P: Sejak kapan terjadi perjanjian diadakan SIBI untuk TVRI?

N: Sejak hari disabilitas internasional, 3 desember 2013. Jadi siangnya ditanda

tangani, malemnya langsung tayang.

P: Seperti apakah perjanjian yang dilaksanakan?

N: Ya bentuknya perjanjian kerja sama, MOU antara Kementerian sosial dengan

LPP TVRI. Kita menyediakan transport, honornya mereka. Kalo TVRI kan

hanya menyediakan programnya, yang menyediakan interpreter, honor sama

transport ya kita dari Kemensos

P: Apakah ada hambatan selama ini dalam proses pelaksanaan SIBI?

Page 143: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

129

Sebenernya sih bukan hambatan. Jadi suka banyak yang komplen terhadap

penayangan itu kadang – kadang waktu itu pernah ada yang bilang

gerakannya mereka yang menciptakan, mungkin kan sesepuh dulu yang

menciptakan

P: Apakah selama ini Kemensos pernah/rutin mengadakan dengar

pendapat dengan pihak TVRI, Televisi swasta dan khalayak tuna rungu

wicara?

N: Kita adakan pertemuan dengan TVRI ya khususnya yah yang menayangkan

itu, kita ada evaluasi apa kendala, yah masalah – masalah yang sering terjadi

di lapangan. Misalnya kadang sound nya nggak bunyi, ya teknis teknis aja lah.

Dengan TVRI dengan interpreternya juga begitu juga dengan PIT dan dengan

komunitas rungu wicaranya, biar ada feedback dari merekanya juga

P: Apakah selama ini Interpreter pernah melakukan kesalahan?

N: Kalo kesalahan gitukan bukan kita, mereka ada PIT sebagai pengawasnya.

Kalo gerakan salah mereka yang langsung membetulkannya. Kalo kita kan

emang nggak ngerti bahasa isyarat. Kalo saya paling nanya gimana bahasa

isyaratnya kekerasan seksual, karena kan takutnya melanggar, kan diawasin

pihak KPI juga kita.

P: Apakah selama ini ada kritik dan saran khususnya dari khalayak tuna

rungu yang ditujukan kepada Kemensos?

N: Kritik sarannya layar interpreternya terlalu kecil. Tapi itu udah standarnya

televisi.

Page 144: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

130

Informan Kunci (Interpreter Bahasa Isyarat)

Informan : Suminah (Interpreter SIBI Program Acara Indonesia Malam

TVRI)

Waktu : Senin, 17 Juli 2017 Pukul 20.00 – 20.30 WIB

P: Sejak kapan menjadi interpreter di televisi?

N: Kalau saya sudah tugas sejak 3 tahun

P: Kalau untuk di TVRI?

N: Ya, sudah 3 tahun

P: Itu untuk program Indonesia Malam aja?

N: Ya

P: Apa yang menjadi bahan pertimbangan anda menjadi interpreter dalam

program acara ini?

N: Saya kan orang kementrian ya, saya kan tiap hari bersama mereka. Jadi

mereka otomatis mencari tenaga yang mempunyai kemampuan untuk

berbahasa isyarat

P: Dalam program apakah anda bertugas menjadi interpreter?

N: Di Indonesia malam, tetapi di kementerian kalo ada kegiatan – kegiatan apa

gitu pasti saya ang ditunjuk untuk translate ke mereka. Terus ke istana juga

udah, udah pernah 2 kali. Pokoknya kegiatan – kegiatan yang melibatkan

kementrian sosial biasanya bu menteri kan concern banget ya sama

penyandang disabilitas, karena di kementeriankan ada layanan untuk

Page 145: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

131

penyandang disabilitas jadi mereka harus diberikan hak yang sama supaya

mendapatkan informasi gitu

P: Apakah persiapan yang anda lakukan sebelum melakukan proses

shooting?

N: Mempelajari naskah, kemudian ketika kita langsung on kita juga kalo

misalnya ada kesulitan atau lupa isyaratnya kayak gitu kan ada tandem

P: Apa itu tandem?

N: Tandem itu yang bertugas menyiapkan naskah, kemudian siap – siap kalau

memang nanti kalo ada kalimat yang sulit atau yang tidak ada isyaratnya itu

nanti disampaikan ke PIT, PIT itukan orang disabilitas. Disabilitas rungu

wicara yang memang dia itu tau tentang isyaratnya gitu loh. Karena kalo ngga

ada tandem kita ngomong itu dia kan ngga denger, otomatiskan kita

ngomongnya ke tandem. Misalnya ini Singapur isyaratnya apa, kalo kita

teriak – teriak sama PIT nya kayak tadi (yang mendampingi saya) dia kan

murni rungu wicara jadi kan yang tau semua isyaratnya dia.

P: Apakah anda mengikuti rapat redaksi sebelum proses shooting

dilaksanakan?

N: Kalau mereka tidak melibatkan kita, tapi kalo misalnya kita ada perubahan

jadwal atau apa gitu dikasih tau dari TVRI. Tapi kalau rapat tentang itu nggak

sih

P: Jadi Persiapannya langsung dikasih naskah?

N: Kita dikasih naskah, ngambil di redaksi naskahnya gitu

P: Adakah yang mengawasi anda ketika proses penerjemahan berlangsung?

Siapa?

Page 146: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

132

N: Banyak yang ngawasin, ya diawasinnya di monitor kali ya. Ya kalo kita salah

juga malu juga kan kita sudah membawa pengawas sendiri. Kan PIT udah

ngawasin kita, PIT kan rungu wicara sendiri, jadi dia mengawasi kita. Salah

ini isyaratnya gitu, kayak tadi kan kata terendam salah nih isyaratnya. Terus

Bangka Belitung sayakan lupa, kebetulan ini kan tandemnya nggak datang,

biasa kalo Bangka Belitung isyaratnya apa gitu kan. Nanti tandem langsung

nanya ke dia yang rungu wicara gitu. Tapi karena saya tadi dah gini – gini

(ngasih kode) dia kan nggak denger kan jadi ya udah saya pake abjad jari aja

karena saya lupa.

P: Kadang diakalin pake abjad jari?

N: Ya, karena kan kalo SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) nama kota kan

pake abjad jari tapi kalo mereka difabel rungu wicara sendiri dia punya isyarat

sendiri gitu.

P: Apakah anda melakukan latihan sebelum melakukan penerjemahan?

N: Nggak latihan, ya kita baca aja. Kita kan harus bisa menyimpulkan kalimat,

karena nggak semua isyarat di isyaratin kan kita nggak bisa secepat itu juga.

Kita harus bisa menyimpulkan informasi ke penonton tuh harus sesingkat dan

sepaham mungkin

P: Adakah hambatan yang anda rasakan selama menjadi interpreter dalam

program ini?

Nggak sih, kalo saya pribadi sih ngga ada hambatan. Hambatannya ya di

perjalanan aja, kayak macet atau apa gitu. Cuman kadang – kadang naskah 5

menit 10 menit baru dikasih, otomatis kan kita kurang bisa mendalami karena

belum bisa baca semuanya. Terus ini juga kendalanya kadang – kadang suara

dari earphone suka terputus – putus. Kemudian kalo siaran live kadang –

Page 147: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

133

kadang kita nggak dimunculkan di monitor terus ya gitu sih biasanya

kendalanya dari segi teknis.

P: Apakah ada perbedaan antara siaran Live dan Tapping?

Ya banyak, kalo yang langsung kan mau nggak mau kita harus cepet dan kalo

salah tidak bisa diulang lagi nah kalo siaran tunda kan kita bisa tau isyaratnya

salah dan bisa diperbaiki lagi

P: Apakah anda selalu mengikuti evaluasi setelah program acara selesai?

Tidak pernah mengikuti evaluasi

P: Apakah koordinasi/briefing dilakukan secara rutin sebelum program

acara berlangsung?

Nggak pernah, kita justru koordinasinya dari kementrian sosial. Kita kan

sifatnya usulan, yang mengadakan kementrian dan TVRI kan pemerintah ya

jadi mau nggak mau kita harus memulai jadi MoU nya dari kementrian ya

milih TVRI. TVRI sudah mau menyediakan monitor satu itu udah bagus

P: Pernahkah anda melakukan kesalahan dalam menerjemahkan

informasi/pesan dalam berita?

Sering kita, salah menterjemahkan. Tapi kan TVRI nggak tau isyaratnya apa.

Yang penting kita antara berita dengan apa yang kita sampaikan bisa pas. Si

pembawa berita selesai membacakan berita kita juga pas menghentikan

isyarat. Kalau bisa diusahakan jangan sampai terlambat. Yang penting pesan

itu sampai ke penonton disabilitas

P: Apa yang anda lakukan ketika anda melakukan kesalahan?

Ya dilewat aja kata yang salahnya, yang penting secara garis besar sudah

tersamapaikan

Page 148: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

134

Informan Kunci (Interpreter Bahasa Isyarat)

Informan : Simping Purwanti, S.Pd (Interpreter SIBI Program Acara

Indonesia Malam TVRI)

Waktu : Selasa, 25 Juli 2017 Pukul 20.00 – 20.30 WIB

P: Sebelumnya bisa dijelaskan apa itu SIBI dan Bisindo?

N: Kalo SIBI ini isyarat yang biasa dipake untuk pembelajaran di sekolah, karena

SIBI ini isyarat yang memakai ejaan yang sesuai. Jadi kita mengisyaratkan

kata – kata tetapi ada juga disertai dengan awalan, akhiran, sisipan dan

sebagainya. Kalo Bisindo itu istilah kerennya bahasa gaul ya, isyarat jadi

mudah dimengerti kalangan tuna rungu tanpa memakai awalan akhiran dan

sebagainya gitu

P: Sejak kapan TVRI menggunakan translasi bahasa isyarat (SIBI)?

N: Di televisi dari 2013

P: Program apa saja yang menggunakan SIBI?

N: Indonesia malam aja

P: Bagaimana proses pelaksanaan SIBI untuk program di TVRI?

N: Prosesnya kita dateng, merias, mengambil naskahnya, ke studio, dan

prosesnya saya dengerin naskah/rekaman lewat earphone

P: Apa yang menjadi pertimbangan anda menjadi interpreter di program

Indonesia malam TVRI?

N: Kalo kami kegiatan utama itu mengajar, cuman kebetulan di tempat kami di

SLB kami memang menggunakan bahasa isyarat yang dipakai untuk

Page 149: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

135

membantu anak – anak tuna rungu yang mengalami kesulitan dalam

pemahaman kata - kata gitu, jadi tidak semua anak memakai. Jadi ini

digunakan untuk anak – anak tertentu saja. Kalo untuk pelayanan di TVRI ya

mungkin emang dicari orang yang istilahnya bisa dibilang sudah menguasai

isyarat karena kita melayani atau dalam penyampaiannya kita mengikuti

berita.

P: Apakah interpreter (penerjemah bahasa isyarat) mengikuti rapat redaksi

sebelum melaksanakan proses produksi?

N: Kita nggak ikut, karena kita tidak termasuk dalam bagian redaksi

P: Dalam tahap persiapan apakah yang dilakukan interpreter?

N: Biasanya saya membaca naskah, memastikan earphone terpasang dan kalo

ada yang kurang jelas bisa ditanyakan ke PIT

P: Adakah yang mengawasi interpreter saat menerjemahkan isi program

siaran?

N: Ya itu PIT itu, kalo dari TVRI ngga ada yang mengawasi. Kalo TVRI hanya

menyediakan tempatnya aja

P: Apa yang dilakukan jika terjadi kesalahan pada interpreter saat

menerjemahkan isi program siaran?

Page 150: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

136

N: Kadang saya melakukan kesalahan dalam menterjemahkan hehe. Ya kita kalo

misalkan salah ya minta maaf dan juga dengan mengulangi. Kalo

keterlambatan itu sering karena kita itu mengikuti orang membaca. Orang

membaca itu durasi detik, padahal kita mengisyaratkan per kata, terus karena

SIBI itu memakai awalan akhiran juga jadi kalo membacanya cepat kita

emang ketinggalan. Tapi kadang kita merangkum atau menyederhanakan,

karena anak tuna rungu mereka tuh untuk kata – kata yang sulit atau

bahasanya tinggi ya mereka kurang nangkep, jadi kalo ada kata – kata yang

sulit kita harus cepat mencari sinonim atau persamaan katanya. Jadi untuk

keterlambatan atau ketinggalan itu ada, tapi nggak banyak. Kita ambil inti –

intinya aja supaya anak menangkap apa yang dimaksud dalam berita itu.

P: Apakah interpreter melakukan latihan sebelum melaksanakan siaran?

N: Kalo latihan sih nggak, tapi paling ngga kita sedikit tahu tentang materi atau

berita yang akan disampaikan mala mini, jadi emang naskah ini mendadak

mengambilnya, jadi bisa dibilang persiapannya kurang karena naskahnya

jadinya itu mepet dengan penayangannya. Mungkin antara 15 sampai 30

menit sebelum on air. Jadi mempelajari juga kurang efektif juga. Cuman gini

kadang kalo ada PIT kadang – kadang kita nemu kata – kata yang sulit atau

mungkin kita lupa isyaratnya disitu waktunya kita berdiskusi atau bertanya

kepada PIT. Bagaimana sih isyarat ini saya lupa, misalnya gitu.

P: Kalo untuk pelatihan bahasa isyarat apakah ada?

Page 151: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

137

N: Kalo pelatihan tuh nggak resmi ya, kadang kita adain untuk intern ini. Kadang

kita mengadakan pertemuan, bertiga atau berempat dimana dan ngobrolin

isyarat – isyarat baru atau apa belajar gitu

P: Hambatan yang selama ini terjadi dengan adanya penggunaan SIBI?

N: Kalo hambatan untuk disini kadang audio yang kadang mati, kadang suaranya

nggak jelas, atau mungkin live dari daerah. Namanya live dari daerah

misalnya daerah jawa atau daerah batak mereka kadang memakai bahasa

daerah kan, nah kadang kita disitu merasa kesulitan karena nggak tau mereka

bicara apa.

P: Lalu apa yang ibu lakukan jika terjadi seperti itu?

N: Ya diem aja, dari pada kita salah mengisyaratkan. Paling saya menjelaskan

menggunakan bahasa isyarat “maaf reporter menggunakan bahasa daerah,

saya tidak bisa mengisyaratkan”

P: Ada berapa interpreter yang berada dalam program TVRI?

N: Kalo SIBI ada 3. Saya, bu umi sama bu ela. Kalo Bisindo ada 3 atau 4. Jadi

buat Indonesia malem kita gentian, hari ini SIBI besok Bisindo. Jadi isyarat

yang dipake itu ada 2 SIBI dan Bisindo. Walaupun di Indonesia itu ada

banyak isyarat, nggak semua tuna rungu itu menguasai SIBI dan Bisindo, jadi

mereka mungkin hanya menguasai Bisindo saja, mungkin mereka hanya

menguasai SIBI saja. Tapi kemungkinan juga mengasai dua – duanya.

Page 152: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

138

P: Adakah proses evaluasi yang dilakukan bersama – sama antara crew

program acara dengan interpreter?

N: Kalo evaluasi mungkin secara intern sama teman – teman grup SIBI. Tapi kita

ada juga sih evalusi dari gabungan, ad dari SIBI, dari Bisindo, dari Kemensos,

dari KPI. Udah pernah beberapa kali. Terus besok siang juga ada rapat di

Kominfo, ngebahas tentang translater ini. Jadi istilahnya kita kan kontrak

setahun sekali, nah ini mau ada pembahasan tentang kelanjutan translater dan

kemungkinan ada penentuan siapa aja yang akan tampil selanjutnya atau

gimana gitu

P: Apakah komunikasi antara crew program siaran dengan interpreter

selalu terjalin dengan baik disetiap akan melaksanakan proses produksi?

Apakah briefing/koordinasi dilakukan setiap akan shooting?

N: Kalo briefing mungkin itu intern grup aja, mungkin sebelum mulai acara. Ya

briefingnya itu paling mengkaji atau mencari misalnya beritanya itu tentang

apa sih, kemudian ada nih kata – katanya yang sulit nih yang saya belum tau,

isyaratnya seperti apa gitu. Soalnya ada juga isyarat atau kata – kata yang

belum ada di kamus isyaratnya itu. Anak – anak tuna rungu itu biasanya

menciptakan tapi dengan diketahui oleh kalangan mereka. Mereka juga

diluaran juga membahas isyarat – isyarat. Baiknya seperti apa isyaratnya, jadi

kita juga kadang manut kepada mereka.

Page 153: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

139

P: Menurut anda apa yang menjadi acuan informasi/pesan tersampaikan

dengan baik dan maksimal kepada khalayak tunarungu?

N: Kadang kita gini ya, kita nggak bisa menilai sendiri kalo informasi yang kita

sampaikan itu sudah baik dalam arti anak itu menangkap dengan baik atau

memahami. Karena itu juga tergantung kemampuan masing – masing anak.

Kalo emang mereka itu kemampuannya bagus, bisa menerima dengan baik

apa yang kita sampaikan itu mereka paham. Tapi kalo anak yang

kemampuannya kurang otomatis mereka juga kurang memahami. Jadi kita

jugakadang seperti evaluasi yah, kita nanya ke anak – anak. “kamu tau nggak

isyarat yang di TVRI itu”. Mungkin mereka menjawabnya sedikit – sedikit,

tau atau nggak tau. Jadi itu tergantung kemampuan anak, kita nggak bisa

menilai semua yang kita sampaikan itu bisa dipahami anak, oleh semua anak.

Jadi kita hanya berusaha, kita sebagai pelayan publik hanya sebagai perantara

kita berusaha untuk bisa memberikan pelayanan yang sebaik mungkin, yang

sesederhana mungkin supaya mereka bisa paham bisa tau apa yang kita

sampaikan dan yang penting udah sesuai naskah

P: Apa harapan anda mengenai penggunaan SIBI di program siaran TVRI?

N: Harapan saya untuk semua guru tuna rungu menguasai bahasa isyarat,

harapansaya hampir sama dengan anak – anak, mereka mau untuk acara –

acara lain itu ada pelayanan isyaratnya, soalnya mereka juga hanya melihat

saja tidak mendengar, tapi untuk saat ini pelayanan isyarat ini cukup diberita.

Page 154: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

140

Informan kunci (Interpreter bahasa isyarat)

Informan : Frans Susanto (Interpreter Bisindo Program Kabar Pagi

TVONE)

Waktu : Jumat, 15 September 2017 Pukul 06.30 – 07.00 WIB

P: Sejak kapan menjadi interpreter di televisi?

N: Sejak tahun 2002, tapi kalau interpreter untuk televisi mulai tahun 2016

P: Itu langsung di?

N: ANTV

P: Kalau di TV One?

N: Kalau di TV one ini baru, kurang lebih 2 bulan inilah

P: Itu untuk program Kabar Pagi aja?

N: Ya, kabar pagi aja

P: Apa yang menjadi bahan pertimbangan anda menjadi interpreter dalam

program acara ini?

N: Terutama sih karena kewajiban yah kemendesakan dari kominfo bahwa setiap

televisi itu menyediakan aksesibilitas bagi temen – temen berkebutuhan

khusus dalam hal ini tuli untuk mengakses informasi. Mungkin tidak semua

tapi hanya segmen tertentu aja seperti berita

P: Apakah anda tahu mengapa di TVONE pakainya Bisindo?

N: Ya karena yang di advokasi oleh teman – teman tuli itu Bisindo. Hanya satu

Bisindo saja yang di advokasi.

Page 155: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

141

P: Bisa dijelaskan bagaimana prosesnya?

N: Disini agak berbeda dengan yang di ANTV, kalo yang disini begitu saya

dateng jam setengah 4 atau jam 4 saya dandan habis itu saya absen dan paling

kita mempelajari dari monitor yang ada di ruang redaksi. Tapi mungkin itu

nggak semuanya, tidak bisa kita baca semuanya Karena banyak banget

beritanya. Maka yaudah kita langsung 15 menit sebelum on air kita sudah di

studio untuk memastikan peralatannya, cahayanya terus kameranya semuanya

siap. Kalau di ANTV kan kita dapet print out, kita bisa baca kita bisa coret –

coret dan tanyakan langsung ke PIT. Tapi kalo TV ONE ini kita langsung on

the spot, tidak ada persiapan secara khusus untuk mempersiapkan bahasa

isyaratnya

P: Kalau menyampaikan bahasa isyarat perkata atau inti – intinya aja?

Kita perpokok pikiran aja. Lebih baik satu pokok pikiran itu kita bisa ulang

satu atau dua kali ketimbang kita menyampaikan seluruh kata dari a sampai z

gitu. Dan ya itu keterampilan kita juga untuk merangkum menyimpulkan,

karena kita tau bahasa isyarat aja belum tentu bisa jadi interpreter. Karena itu

keterampilan yang agak berbeda, karena bisa jadi kalo kata per kata

diterjemahkan itu jatuhnya ke SIBI gitu. Kalua semua kata – kata

diterjemahkan susunan katanya juga nanti bisa jadi SIBI. Kalai SIBI itu kan

pakem sekali kepada ejaan yang disempurnakan, sementara kalau Bisindo ya

fleksibel bebas gitu loh tidak tergantung dengan kata perkata.

P: Setiap hari selalu didampingi oleh PIT?

N: Setiap hari didampingi oleh PIT, iya. Kita selalu bertiga. Kita setiap satu jam

sekali gantian dengan interpreter lain.

P: Sebelum On Air nggak ada briefing dengan crew TV?

N: Nggak ada

Page 156: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

142

P: Kalau ada kesulitan seperti bahasa asing atau kata baru itu bagaimana?

N: Sedapat mungkin saya konsultasi sama PIT melalui tandem yang ada di depan

saya. Jadi kalau misalkan ada kata – kata yang tidak saya mengerti on the spot

pada tayangan berlangsung saya tanyakan tandem saya, tandem itu artinya

interpreter yang tidak tugas pada saat itu, nanti dia akan sampaikan ke PIT.

Atau kalau seandainya memang PIT nya sendiri tidak ada, saya akan eja pakai

abjad jari

P: Apakah anda mengikuti rapat redaksi sebelum proses shooting

dilaksanakan?

N: Oh nggak, langsung aja

P: Adakah yang mengawasi anda ketika proses penerjemahan berlangsung?

Siapa?

N: Ya, ada diawasi PIT dan kita juga ada penasehat di luar. Dia juga kadang –

kadang random dia mengawasi juga di beberapa TV. Jadi ada rekomendasi

yang kita dengar juga dari pembimbing kitalah ya istilanya. Kalau seandainya

memang kuran bagus gitu ya terpaksa diturunkan, ada satu rekan kita yang

sudah naik tapi ketika performance dia kurang baik ya untuk sementara waktu

tidak naik dulu, perbaiki lagi kursus lagi.

P: Apakah anda juga masih suka kursus atau latihan?

N: Ya, kalo saya nih udah agak lama nggak kursus lagi. Tapi ya paling nggak 1

(satu) atau 2 (bulan) sekali pasti saya recharge lagi.

P: Untuk evaluasi di INASLI atau rekan – rekan sesama interpreter itu

rutin diadakan?

N: Ya, seperti di ANTV kalau disini belum. Itu setiap kita kurang lebih satu

bulan itu para PIT yang ada memberikan evaluasi penilaian, berapa nilainya.

Page 157: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

143

Itu untuk di ANTV karena PIT nya kana da kurang lebih 3 (tiga) sampai 4

(empat) orang. Nah 3 sampai 4 orang ini memperhatikan kita terus, yang di

TV ONE ini kita belum menemukan format evaluasinya seperti apa

P: Adakah hambatan yang anda rasakan selama menjadi interpreter dalam

program ini?

N: Karena kita tidak terima print out jadi kita tidak bisa mempelajari banyak juga

ada banyak kosa isyarat yang baru dan harus tepat menterjemahkannya

P: Apakah ada perbedaan antara siaran Live dan Tapping?

N: Oh iya ada, kalo tapping bisa shoot lagi. Salah ulang lagi, kalua on air disini

ya kita mencoba untuk sedapat mungkin memperagakan dengan baik bahasa

isyarat yang kita ketahui

P: Pernahkah anda melakukan kesalahan dalam menerjemahkan

informasi/pesan dalam berita? Apa ang dilakukan ketika salah

menterjemahkan?

N: Oh ya kita bilang minta maaf dulu, kalua seandainya tidak jelas lebih baik kita

tidak menterjemahkan. Misalkan suaranya hilang, pernah terjadi disini kita

ngga denger suara sound systemnya bermasalah ya kita diem aja. Terus kalau

terjadi kesalahan ya cepat perbaiki di segmen selanjutnya. Kalua untuk bahasa

asing ketika kita mengerti bahasanya ya kita terjemahin, kalua tidak ya bilang

maaf bahasa asing, dijelaskan

P: Harapan anda untuk penggunaan bahasa isyarat ini?

N: Ya, kalo harapan saya secara umum ini kita udah menyambut baik sih

KOMINFO memberikan ruang yang cukup besar translasi ini. Cuman kan

tenaga interpreter masih sangat – sangat kurang. Untuk masyarakat umum

saya berharap ini bisa menjadi salah satu bahasa yang dipelajari juga

Page 158: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

144

walaupun mereka tidak tuli. Terus TV – TV yang lain juga mulai menambah

lagi segmen – segmen informasinya tidak hanya berita, mungkin juga di

segmen – segmen yang lain ya. Hanya memang sekali lagi kalau segmen

ditambah kita juga harus siap – siap lagi karena masalah tenaga juga terbatas.

Jadi dua –duanya kita menyiapkan tenaga dan segmen juga ditambah.

Page 159: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

145

Informan : Muhammad Imam (Tunarungu/Khalayak Indonesia Malam

TVRI)

Waktu : Selasa, 25 September 2017 Pukul 15.30 – 16.00 WIB

P: Dalam kehidupan sehari – hari apa jenis bahasa isyarat yang anda

gunakan? SIBI atau Bisindo?

N: Campur, kalau belajar SIBI kalau sehari – hari dengan teman Bisindo

P: Selama ini anda mendapatkan informasi dari mana saja selain TV?

N: Lebih banyak lihat berita dari facebook,

P: Sejak kapan anda menonton program Indonesia Malam?

N: Tahun 2016 sampai sekarang

P: Berapa sering anda menonton program Indonesia Malam di TVRI?

N: Lumayan suka melihat, biasanya Sabtu dan Minggu

P: Menurut anda bagaimana bahasa isyarat yang digunakan dalam

program Indonesia Malam?

N: Lumayan ngerti, tapi tidak keseluruhan. Karena layarna terlalu kecil jadi saya

susah melihat

P: Apa kesulitan yang anda rasakan dalam menangkap informasi dari

program Indonesia Malam?

N: Layarnya kecil, saya ingin layarnya besar jadi mudah dilihat bahasa isyaratnya

P: Apakah anda mengerti dengan pesan yang disampaikan oleh interpreter?

Lumayan mengerti sedikit

Page 160: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

146

P: Apa harapan anda kepada media massa yang sudah dan belum

menggunakan translasi bahasa isyarat?

N: Maunya banyak, setiap ada berita ada isyaratnya. Film juga perlu ada

isyaratnya, karena film juga ada nasehat jadi tuna rungu perlu tau

Page 161: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

147

Informan : Nanda Afrieza (Tunarungu/Khalayak Kabar Pagi TVONE)

Waktu : Minggu, 08 Oktober 2017 Pukul 13.30 WIB

P: Dalam kehidupan sehari – hari apa jenis bahasa isyarat yang anda

gunakan? SIBI atau Bisindo?

N: Kalau di sekolah campur, SIBI dan Bisindo. Kalau dengan teman sehari – hari

pakai Bisindo

P: Sejak kapan anda menonton program Indonesia Malam?

N: Kalau kabar pagi baru – baru ini, belum lama

P: Berapa sering anda menonton berita di televisi?

N: Jarang, paling seminggu sekali karena nggak paham

P: Menurut anda bagaimana bahasa isyarat yang digunakan dalam

program kabar pagi?

N: Beberapa berita isyaratnya mudah dipahami tapi di berita lain agak sulit

dipahami, banyak gerakan isyarat yang tidak dikenali karena setiap wilayah

berbeda isyaratnya. Jadi kadang saya tidak paham secara keseluruhan, kadang

hanya tau beberapa kata aja. Beberapa berita juga isyarat yang disampaikan

kurang komplit.

P: Apa harapan kamu kepada televisi untuk kedepannya?

N: Salah satu harapan aku bisindo dipakai di banyak program. Aku juga berharap

ada teks bahasa Indonesia di sinetron – sinetron dan acara lain. Dan

sebenarnya aku lebih memilih pake teks karena isyarat berbeda beda setiap

wilayah. Jadi kurang paham kalo bukan dari wilayah asal si pelaku isyarat.

Page 162: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

148

Informan : Dewi Setyarini, M.Si (Komisioner KPI Pusat Bidang Pengawasan

Isi Siaran )

Waktu : Selasa, 01 Agustus 2017 Pukul 11.00 – 11.30 WIB

P: Televisi mana saja yang sampai saat ini menggunakan SIBI?

N: Jadi kita itu kan mereview seluruh TV tugasnya KPI itu adalah memantau

tayangan televisi di seluruh Indonesia, tetapi kalau arealnya KPI sendiri itukan

ada di pusat, jadi induk jaringan. Kalau didaerah itu adalah konsentrasinya

KPID tugasnya KPID tapi kalo yang di pusat ini yang induk jaringannya

adalah tugasnya KPI. Nah KPI itu memantau 15 TV jaringan gitu ya, ada

Indosiar, ada RCTI, Trans itu disebut sebagai televisi berjaringan tetapi kita

hanya memantau induk jaringannya saja gitu. Kemudian ada saya lupa

jumlahnya tapi selain TV berjaringan juga memantau Radio berjaringan dan

Lembaga penyiaran berlangganan. Nah tadi kalo pertanyaan mbak sudah ada

berapa TV kita memantau dari seluruh TV itu kan jumlahnya banyak banget

ya, dari seluruh Indonesia. Tapi yang masuk objek pantaunya kami hanya tadi

itu 15 TV. Nah dari sekian televisi yang kita pantau itu praktis sampai

sekarang baru ada 2 TV yang secara konsisten menayangkan bahasa isyarat,

kita bicaranya bahasa isyarat dulu ya. Jadi baru 2 TV sesuai dengan pantauan

kami, yaitu televisi Republik TVRI dan satu lagi ANTV. Televisi swastanya

diwakili oleh ANTV, jadi baru 2 TV itu yang konsisten menayangkan bahasa

Page 163: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

149

isyarat dalam setiap beritanya. Yang lainnya belum, ada satu dua TV yang

menayangkan bahasa isyarat tapi di momen – momen tertentu, kayak kemarin

kita liat Kompas TV itu ada bahasa isyarat di acara Pekan Olahraga

disabilitas. Nah itu pake dia bahasa isyarat, tapi diluar itu Kompas nggak

secara konsisten menayangkan bahasa isyarat. Nah kemudian dari 2 (dua) TV

yang menayangkan bahasa isyarat itu kemudian pertanyaannya dia pake SIBI

atau Bisindo, karena kebetulan memang secara teknis bahasa isyarat SIBI atau

Bisindo itukan masih ada Tarik menarik, apakah mau pake SIBI atau mau

pake Bisindo. Sehingga fokus untuk TVRI memang penggunaannya selang –

seling karena kalo nggak salah waktu itu sudah pake SIBI kemudian ada

protes dari masyarakat, kenapa harus pake SIBI, sementara banyak sekali dari

masyarakat di luar sana yang tidak sekolah, yang tidak paham bahasa isyarat

SIBI dan lain sebagainya. Akhirnya TVRI waktu itu memang solusinya pake

selang – seling, hari ini pake SIBI besoknya Bisindo. Nah kalo ANTV itu

sebenarnya pake Bisindo, saya nggak paham yak arena kan kita hanya

memantau kita nggak tau itu pake SIBI atau Bisindo tetapi kelihatannya kalo

dari organisasi yang pernah datang ke KPI itu kan bercerita background

mereka ikut jadi ahli bahasa isyarat di ANTV itu kelihatannya Bisindo, karena

mereka mengadopsi bahasa – bahasa baru, kemudian ada bahasa – bahasa

komunitas yang mungkin tidak banyak dimengerti tapi dimengerti oleh

komunitas

Page 164: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

150

P: Sejak kapan tercetus televisi untuk menggunakan SIBI?

N: Sepertinya kalo ANTV itu dimulai pada saat kita mulai pertemuan dengan

berbagai televisi seluruh Indonesia waktu itu, kita mengundang 15 TV

berjaringan itu termasuk waktu itu ngundang stakeholder yang lain seperti

Kemensos. Dan itu dilakukan tahun kemarin, nah setelah FGD tersebut kita

meminta mereka untuk mengadopsi hak – hak kelompok disabilitas itu salah

satunya bahasa isyarat

P: Apakah payung hukum mengenai penggunaan SIBI belum ada?

N: Sebetulnya kan yang pertama kali di dorong adalah penggunaan bahasa

isyarat ya, kalo SIBI atau bisindo itukan teknis banget kan. Jadi sebetulnya

yang paling kita dorong adalah penggunaan bahasa isyarat, nah kalo

penggunaan bahasa isyarat itu sudah ada payung hukumnya. Itu masuk di

Undang – Undang disabilitas masuk, kemudian kalo di Undang – Undang

disabilitas itu bunyinya adalah bahwa setiap warga Negara itu sekelompok

disabilitas berhak untuk mendapatkan informasi gitu, begitu juga di Undang –

Undang penyiaran bahwa setiap warga Negara itu berhak untuk mendapatkan

informasi. Bunyinya kalo nggak salah seperti itu, jadi sebenernya kalo

dibilang nggak ada paying hukumnya kurang pas, karena regulasi baik

Undang – Undang disabilitas maupun Undang – Undang penyiaran sudah

bicara soal perlunya kelompok disalitas ini mendapatkan informasi, nah

bagaimana kelompok disabilitas ini mendapatkan informasi kan salah satunya

Page 165: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

151

penggunaan bahasa isyarat gitu, walaupun kalo di Undang – Undang

penyiaran sendiri di regulasi penyiaran itu nggak eksplisit ada kewajiban gitu.

Bandingkan misalnya dengan kewajiban untuk penayangan iklan layanan

masyarakat di regulasinya penyiaran itu bunyinya wajib. Tapi kalo untuk

bahasa isyarat ini tidak ada bunyi kewajiban yang ada adalah bunyinya gini

lembaga penyiaran dapat menyiarkan bahasa isyarat untuk kepentingan

kelompok disabilitas, bunyinya emang ngga ada kewajiban dan nggak ada

sanksinya. Yang ada kita memberikan himbauan.

P: Di perjanjian perpanjangan izin siar terdapat perjanjian mengenai

diharuskan menggunakan bahasa isyarat dalam salah satu dari 7 butir

perjanjian, bagaimana dengan itu?

N: Jadi ketika mereka akan melakukan perpanjangan izin itu tahun 2016 kemarin,

salah satu prasyarat yang kita ajukan adalah memang TV ini harus punya

komitmen untuk menggunakan bahasa isyarat, akhirnya mereka bersedia

tanda tangan. Macem – macem ya prasayarat yang kita ajukan, salah satu

poinnya adalah itu, bersedia untuk menayangkan bahasa isyarat dalam

program informasi mereka gitu. Jadi itu adalah satu komitmen televisi ketika

perpanjangan izin yang kita tagih. Dalam waktu dekat ini kita akan tagih

mereka, kemarin kita sudah melakukan rapat pertama sudah melakukan rapat

dengan lembaga penyiaran dan mereka bersedia untuk menayangkan bahasa

Page 166: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

152

isyarat, besok kamis ini juga akan rapat lagi terkait dengan teknisnya mau

SIBI atau Bisindo

P: Yang menyediakan lembaga penyiaran sendiri atau dari pemerintah?

N: Kalo pemerintah termasuk KPI bersifat mendorong dan meminta komitmen

mereka. Jadi tugasnya kita mengingatkan kembali, me reminder bahwa dulu

mereka punya komitmen nih untuk menayangkan bahasa isyarat, tapi soal

pembiayan itu diserahkan ke masing – masing. Soalnya kalo kita disuruh

menyediakan seluruhnya coba kali 15 TV ya kita nggak ada budgetnya gitu.

Ya anggap aja ini bagian dari responsibilitas mereka ya terhadap kelompok –

kelompok tertentu, anggap aja ini CSR nya mereka gitu lah

P: Apa harapan KPI mengenai translasi bahasa isyarat di televisi?

N: Ya, minimal banget mereka menggunakan translasi bahasa isyarat ini di jam –

jam informasi artinya di program – program berita minimal sekali sehari jadi

setiap hari mereka menayangkan bahasa isyarat minimal di satu program

beritanya mereka dan kalo bisa di prime timenya mereka. Itu sih hal yang

palin realistis yang kita bisa mintakan ke mereka, karena kalo misalnya setiap

berita atau setiap informasi seperti agak sulit terlaksana gitu kan. Nah yang ke

2 (dua) kalo misalnya mereka kalo kesulitan untuk translasi bahasa kan

sebetulnya ada alternatif yang lain misalnya dengan close caption kayak teks

gitu, tapi muncul ketika pembawa acara menyampaikan beritanya, tetapi

Page 167: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

153

kemarin sih arahnya televisi malah justru sulit kalo harus melakukan itu,

karena itukan pake alat khusus yang peralatannya itu cukup mahal gitu, nah

dari pada itu yang mungkin lebih baik pake translasi bahasa isyarat. Saya pikir

apapun lah ya, yang penting ini bisa dipake kemudian bisa menyediakan

pemenuhan hak –hak untuk kaum difabel jadi mereka bisa juga mendapatkan

informasi penting yang sedang terjadi di seluruh Indonesia.

P: KPI pernah mengeluarkan himbauan mengenai translasi bahasa isyarat

kepada semua media, apa tujuan himbauan tersebut/atas dasar apa?

N: Kan sebenernya televisi punya awareness kan terhadap kelompok disabil

terutama tuna rungu menjadi salah satu hak yang diakui dalam konvensi.

Arahnya mereka bersedia untuk melakukan ini, tinggal besok kita bicarakan

teknisnya mau seperti apa, karena mereka kan butuh masukan. Orangnya nanti

siapa ahlinya, kemudian teknis apakah SIBI atau Bisindo dan lain

sebagainyakan mereka butuh masukan

Page 168: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

154

CATATAN HARIAN PENELITI

1. Datang ke TVRI

Peneliti datang ke TVRI pada hari Jumat, 14 Juli 2017 untuk memberikan

surat permohonan wawancara dan observasi dari fakultas dan diserahkan

langsung kepada Humas LPP TVRI. Setelah surat diterima oleh Humas LPP

TVRI, peneliti dimohon untuk kembali pada hari senin, 17 Juli 2017 untuk

mengambil surat pengantar dari Humas LPP TVRI untuk bagian pemberitaan

2. Mengambil Surat dari Humas

Peneliti mengambil surat ke kantor Humas LPP TVRI yang berisi

permohonan Humas TVRI kepada bagian pemberitaan untuk dapat

memberikan ijin wawancara, data dan observasi.

3. Memberikan Surat Kepada Bagian Pemberitaan

Peneliti memberikan surat kepada bidang pemberitaan dan disampaikan

kepada bu Titik. Peneliti dimohon untuk menunggu dan menemui Bu Ani

selaku Asisten Produser Eksekutif.

4. Observasi proses pelaksanaan SIBI

Peneliti melakukan observasi saat proses pelaksanaan translasi Bahasa isyarat

pada program Indonesia Malam pada pukul 19.00 WIB hingga program acara

berakhir pukul 20.00 WIB bertempat di Studio 6 Gedung Pusat Penyiaran

5. Wawancara Interpreter

Page 169: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

155

Setelah program acara berakhir, peneliti melakukan wawancara kepada

interpreter yang bertugas di malam itu bertempat di depan studio 6 Gedung

Pusat Penyiaran dan dilanjutkan dengan sesi foto

6. Wawancara Produser Eksekutif

Pada hari Selasa, 18 Juli 2017 peneliti bertemu dengan Bapak Danu Dirja di

bagian redaksi lalu diarahkan untuk wawancara langsung dengan Produser

Eksekutif Pemberitaan yaitu Bapak Muhammad Yusuf pada pukul 15.00 WIB

bertempat di gedung Pemberitaan dilanjutkan dengan sesi foto.

7. Observasi Ke Studio

Pada hari Selasa, 25 Juli 2017 peneliti kembali melakukan observasi untuk

mengamati proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat di Studio 6 Gedung

Pusat Produksi Siaran pada pukul 18.30 – 20.30 WIB.

8. Wawancara Interpreter ke 2

Pada hari Selasa, 25 Juli 2017 peneliti melakukan wawancara kepada

interpreter bahasa isyarat yaitu Simping Purwanti bertempat di Gedung Pusat

Poduksi Siaran pada pukul 20.00 – 20.30 WIB.

9. Mengecek Disposisi Surat ke KPI Pusat

Pada hari Selasa, 25 Juli 2017 peneliti datang ke kantor KPI Pusat untuk

mengecek disposisi dan jadwal wawancara yang telah ditetapkan oleh pihak

KPI Pusat. Peneliti mendapatkan informasi bahwa surat sudah disposisi dan

wawancara dapat dilakukan pada hari Selasa, 01 Agustus 2017 pukul 11.00

WIB di Kantor KPI Pusat.

Page 170: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

156

10. Memberikan Surat Permohonan Wawancara ke Kementerian Sosial

Republik Indonesia

Pada hari Selasa, 25 Juli 2017 peneliti memberikan surat permohonan

wawancara kepada Kementerian Sosial RI. Peneliti akan dihubungi jika sudah

disposisi dan sudah ditetapkan waktu wawancara

11. Wawancara KPI Pusat

Pada hari Selasa, 01 Agustus 2017 pukul 11.30 WIB – 12.00 WIB peneliti

wawancara dengan Komisioner KPI Pusat Dewi Setyarini bertempat di

ruangan kerja beliau. Sebelumnya peneliti diarahkan oleh Humas KPI Pusat

12. Wawancara Kementerian Sosial Republik Indonesia

Pada hari Selasa, 01 Agustus 2017 pukul 15.00 – 16.00 WIB peneliti

melakukan wawancara dengan Kepala seksi monitoring evaluasi Langgeng

Setiawan yang bertempat di Gedung Kementerian Sosial Republik Indonesia

lantai 6 ruang Rehabilitasi Sosial. Selain wawancara, peneliti meminta data

berupa surat keputusan direktur rehabilitasi sosial penyandang disabilitas.

13. Wawancara Interpreter Bisindo Program Acara Kabar Pagi TV ONE

Pada hari Jumat, 15 September 2017 setelah selesai syuting acara Kabar Pagi

pada pukul 06.30 - 07.00 WIB peneliti melakukan wawancara dengan

Interperter Kabar Pagi yang menggunakan jenis Bahasa Isyarat Bisindo yang

bertempat di Gedung Pemberitaan TV ONE.

14. Wawancara Khalayak Tuna Rungu

Page 171: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

157

Pada hari Senin, 25 September 2017 peneliti mendatangi Panti Sosial Bina

Rungu Wicara “Melati” yang beralamat di Jl. Gebang Sari No.38 Bambu

Apus Cipayung, Jakarta Timur. Peneliti mendatangi panti ini untuk mencari

informan yang sesuai dengan kriteria penelitin informan. Sebelumnya peneliti

menghubungi salah satu interpreter SIBI yang bertugas disana hingga

akhirnya peneliti diarahkan untuk wawancara dan dibantu dalam

menterjemahkan bahasa isyarat saat proses wawancara. Peneliti

mewawancarai Muhammad Imam, yaittu salah satu murid Panti ini.

Wawancara dilakukan pada pukul 15.30 – 16.00 WIB.

15. Wawancara Produser Program Acara Kabar Pagi TVONE

Peneliti mewawancarai produser kabar pagi melalui Whatsapp. Sebelumnya

peneliti mengirim daftar pertanyaan pada 18 September 2017 melalui email

sesuai permintaan informan, lalu informan meminta peneliti kembali

mengirimkan daftar pertanyaan melalui Whatsapp pada 02 Oktober 2017 dan

dijawab pada hari Selasa, 03 Oktober 2017.

16. Wawancara Khalayak Kabar Pagi TVONE

Peneliti mewawancarai khalayak kabar pagi via Whatsapp. Sebelumnya

peneliti juga sempat berbincang – bincang dengan informan pada hari Rabu,

26 September 2017 di Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang

Page 172: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

158

HASIL OBSERVASI PROSES PELAKSANAAN TRANSLASI BAHASA

ISYARAT

Televisi Republik Indonesia (TVRI) Pusat

Peneliti melakukan observasi atau pengamatan pada proses pelaksanaan translasi

Bahasa isyarat. 20 menit sebelum on air, Interpreter mengambil naskah berita ke

ruang redaksi. Kemudian interpreter langsung menuju Studio 6 Gedung Pusat

Penyiaran untuk membaca dan memahami naskah yang akan disiarkan pada malam

itu. Sambil duduk di tempat peragaan, interpreter membaca dan berlatih beberapa

menit sebelum on air. Interpreter tidak sendirian dalam hal ini, ia dibantu oleh PIT

yang mana PIT ini merupakan penyandang disabilitas rungu wicara yang tentu

menguasai Bahasa isyarat dan ia membantu interpreter ketika interpreter tidak

mengetahui isyarat dari suatu kata.

Saat proses membaca dan latihan naskah, beberapa kali interpreter berdiskusi dan

bertanya tentang isyarat yang tidak diketahui oleh interpreter kepada PIT yang

mendampingi malam itu. Setelah membaca naskah selesai dan memulai on air

interpreter memastikan earphone terpasang dengan baik. Setelah semua sudah siap

lalu mulailah on air. Saat on air berlangsung beberapa kali interpreter berusaha untuk

bertanya kepada PIT kata yang interpreter tidak ketahui dan lupa peragaan isyaratnya.

Proses bertanya antara interpreter kepada PIT sedikit sulit karena tandem (orang yang

melakukan perantara pertanyaan dari interpreter ke PIT) tidak hadir pada malam itu,

Page 173: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

159

sehingga PIT tidak bisa menanggapi interpreter saat bertanya dan interpreter tidak

bisa mendapatkan bantuan peragaan isyarat. Setelah on air berakhir, interpreter tegur

sapa dan pamit dengan crew yang bertugas malam itu lalu langsung keluar studio.

TV ONE

Peneliti datang ke studio TVONE pada pukul 05.00 WIB Pagi, peneliti langsung

bertemu dengan Produser TVONE karena sebelumnya peneliti sudah membuat janji

untuk bertemu. Peneliti diajak ke ruang panel untuk menunggu sampai break iklan.

Saat iklan, peneliti langsung diarahkan ke studio tempat interpreter dan PIT Kabar

Pagi melaksanakan tugas. Berbeda dengan TVRI, TVONE tidak memberikan print

out naskah berita kepada interpreter, interpreter membaca naskah yang akan di

peragakan melalui monitor kecil. Biasanya saat iklan adalah waktu untuk berdiskusi

dan bertanya yang dilakukan oleh interpreter dengan PIT. Waktu peneliti berada di

studio, beberapa kali interpreter bertanya kepada PIT apa bahasa isyarat dari sebuah

kota dan beberapa kata lain yang bahasa isyaratnya belum interpreter ketahui.

Selain interpreter bertanya jika menemukan kesulitan penerjemahan kepada PIT, PIT

juga biasanya langsung mengoreksi kesalahan dalam menterjemahkan dari interpreter

atau PIT langsung memberi tahu kepada interpreter bahasa isyarat yang sulit dan

asing.

Page 174: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

160

Surat Keputusan Penetapan Petugas Translasi Bahasa Isyarat

Page 175: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

161

Page 176: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

162

Daftar Nama Petugas Translasi Bahasa Isyarat Indonesia

Page 177: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

163

Page 178: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

164

Foto Saat Proses Peragaan Bahasa Isyarat dan Didampingi PIT

Page 179: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

165

Foto Saat Peneliti Mewawancarai Interpreter

Page 180: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

166

Saat Interpreter Membaca Naskah Sebelum On Air

Page 181: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

167

Foto Bersama Interpreter Bisindo Kabar Pagi TVONE

Foto saat interpeter bertanya kata isyarat yang sulit kepada PIT

Page 182: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

168

Foto Bersama Kepala Seksi Monitoring Evalusasi Kemensos RI

Saat Wawancara dengan Komisioner KPI Pusat

Page 183: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

169

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 184: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

170

RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurkhikmah Yuliastuti

NIM : 6662130534

Tempat & Tanggal lahir : Jakarta, 24 Oktober 1995

Domisili : Kota Serang

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Tinggi/Berat Badan : 158 cm /46 kg

No HP : 0881 – 745 – 7334

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. 2001 – 2007 : SD Islam Al – Munawwaroh

2. 2007 – 2010 : MTs Negeri 1 Kota Serang

3. 2010 – 2013 : MAN 1 Kota Serang

4. 2013 – 2017 : Jurusan Ilmu Komunikasi Univeristas Sultan Ageng

Tirtayasa

Pengalaman Organisasi

Page 185: BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI …

171

1. 2012 – 2013 : Marching Band MAN 1 Kota Serang

2. 2013 – 2015 : LPM Orange FISIP UNTIRTA

3. 2014 – 2015 : Fosmai FISIP UNTIRTA

Pengalaman Kerja

1. Magang di Teknik Operasional Siaran (Switcher dan Kamera) Televisi

Republik Indonesia