24
Makalah Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan Disusun Oleh Kelompok 2 Jurusan : DIV Keperawatan Kelas : I.B

Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nifas

Citation preview

Page 1: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

Makalah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

Disusun

Oleh

Kelompok 2

Jurusan : DIV Keperawatan

Kelas : I.B

Page 2: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo

2013-2014

Page 3: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan.

Adapun penulisan tugas makalah ini bertujuan untuk membahas Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan.

Oleh karena itu, terselesaikannya tugas makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini lebih baik dan bermanfaaat.

Penyusun

1

Page 4: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................3

1.1 Latar belakang masalah...............................................................31.2 Rumusan masalah........................................................................31.3 Tujuan masalah............................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................4

Kajian Teori...........................................................................................4

2.1 Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan.............................4

BAB III PENUTUP...............................................................................12

3.1 Kesimpulan................................................................................123.2 Saran...........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................13

2

Page 5: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36. Ia juga merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Meski demikian, hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibu, karena dalam percakapan sehari-hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu, seperti bahasa Melayu pasar, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan lain sebagainya. Untuk sebagian besar masyarakat Indonesia lainnya, bahasa Indonesia adalah bahasa kedua dan untuk taraf resmi bahasa Indonesia adalah bahasa pertama. Bahasa Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu yang menjadi bahasa resmi Republik Indonesia.

Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing.

1.2 Rumusan Masalah

Tujuan umum dalam penyusunan tugas makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yakni tentang Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

1.3 Tujuan Masalah

Mengetahui apa itu Fungsi Bahasa Indonesi Sebagai Bahassa Persatuan

3

Page 6: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

BAB II

PEMBAHASAN

Kajian Teori

2.1 Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

            Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Warga Republik Indonesia. Pada saat ini,

Bahasa Indonesia dipergunakan oleh hampir seluruh rakyat Indonesia. Bahasa Indonesia

adalah bahasa pertama yang digunakan, selain bahasa daerah, seperti bahasa jawa atau bahasa

sunda.

Kita sebagai warga bangsa Idonesia yang mengaku berbahasa Indonesia terkadang tidak tahu

bagaimana sebenarnya sejarah bahasa Indonesia.

            Di seluruh dunia terdapat + 1500 jenis bahasa. Bahasa sebanyak itu dibagi menjadi 4

rumpun, yaitu : rumpun bahasa Indogerman, rumpun bahasa Semit, rumpun Bahasa Altai,

dan rumpun bahasa Austria. Rumpun bahasa Indogerman, yaitu segala bahasa yang terdapat

di benua Eropa, kecuali bahasa ongaria, Rusia, dan Armenia. Sedangkan rumpun bahasa

Semit, yaitu bahasa yang dipakai oleh bangsa Arab, Yahudi, dan Abessinia. Selain itu,

rumpun bahasa Altai yaitu bahasa yang dipakai oleh bangsa Turki, Mongolia, Mansyuria,

Jepang, dan yang terakhir yakni rumpun bahasa Austria, yakni bahasa yang dipakai oleh

bangsa-bangsa asli daratan Asia Tenggara.         

            Rumpun bahasa Austria terbagi menjadi dua kelompok bahasa, yaitu bahasa Austro-

Asia dan Bahasa Austronesia. Bahasa Austronesia (Melayu Polinesia) juga dapat dibagi atas

dua golongan, yaitu bahasa Austronesia di sebelah timur dan bahasa Austronesia di sebelah

barat.

          Dari berbagai macam rumpun bahasa di dunia yang telah disebutkan, bahasa-bahasa

yang ada di Republik Indonesia termasuk ke dalam rumpun bahasa Austria golongan bahasa

Austronesia di sebelah barat. Republik Indonesia memiliki keraneka ragama bahasa yang

tersebar di setiap daerahnya. Selain dari bahasa-bahasa daerah di Republik Indonesia itu,

4

Page 7: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

menurut sejarah, di abad ke-7 saat zaman keemasan kerajaan Sriwijaya, dijumpai prasasti

bertuliskan bahasa Melayu yang merupakan bahasa di sekitar Selat Malaka dan yang

sekarang disebut sebagai bahasa Indonesia Lama.

          Sejak berabad-abad yang lampau bahasa Melayu dipergunakan sebagai bahasa

perhubungan/pergaulan atau Lingua franca. Dengan bantuan pedagang, bahasa Melayu ini

tersebar hampir di seluruh daerah pesisir pulau-pulau Nusantara. Setelah lama menjadi

Lingua franca di kawasan tanah air, dan karena bahasa Melayu mudah dipelajari dilihat dari

kesederhanaan system tata bunyi, tata kata, dan tata kalimat, akhirnya bahasa Melayu

diangkat menjadi bahasa persatuan. Selain alasan itu, kesadaran dari seluruh bangsa yang ada

di Indonesia akan pentingnya kesatuan dan persatuan dan adanya kesanggupan pada bahasa

Melayu untuk dipakai menjadi bahasa kebudayaan dalam arti luas, dan akan berkembang

menjadi bahasa yang sempurna merupakan hal-hal yang memungkinkan pengangkatan

bahasa melayu menjadi bahasa persatuan.

          Bila kita perhatikan susunan kalimat bahasa Indonesia saat ini nampak persamaannya

dengan bahasa Melayu, lebih-lebih dalam perbendaharaan kata-katanya, dengan itu jelas

sudah bahwa bahasa Melayu adalah bahasa yang mendasari Bahasa Indonesia.

          Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah

Pemuda pada 28 Oktober 1928, yang berbunyi “Kita berbangsa satu Bangsa Indonesia, Kita

berbahasa satu Bahasa Indonesia, Kita bertanah air satu Tanah air Indonesia”. Sejak itulah

bahasa Melayu yang demokratis atau tidak mengenal tingkatan-tingkatan, menjadi bahasa

Indonesia. Dalam perkembangannya kemudian diperkaya oleh bahasa-bahasa daerah di

Nusantara, sehingga terdapat hubungan saling mengisi dengan bahasa daerah.

          Pada awalnya, Bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan Latin-Romawi mengikuti ejaan

Belanda. Selepas tahun 1972, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dicandangkan. Dengan

EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia semakin

distandardkan.

            Perbendaharaan kata dari bahasa Indonesia kini tidak hanya berisi kata-kata yang

disempurnakan dari bahasa melayu, tetapi diperkaya juga dengan kata-kata yang diserap atau

5

Page 8: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

diambil dari hasil hubungan kebudayaan bangsa Indonesia dengan bangsa lain bahkan dari

agama yang ada di Indonesia. Contohnya yaitu kata-kata yang diserap dari bahasa yang

digunakan dalam agama hindu (sanskerta), dalam agama Islam (bahasa Arab), dan kata-kata

yang diambil dari hasil penjajahan yang terjadi di atas bumi pertiwi Indonesia, yaitu bahasa

Belanda, bahasa Inggris, bahasa Portugis. Selain itu bahasa Indonesia juga meminjam

perbendaharaan kata dari bahasa cina.

          Sejarah dari bahasa Indonesia yang telah dijelaskan, cukup jelas juga menyebutkan apa

fungsi dan bagaimana kedudukan bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia. Fungsi dari

bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia adalah sebagai pemersatu suku-suku bangsa di

Republik Indonesia yang beraneka ragam. Setiap suku bangsa yang begitu menjunjung nilai

adat dan bahasa daerahnya masing-masing disatukan dan disamakan derajatnya dalam sebuah

bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, dan memandang akan pentingnya persatuan dan

kesatuan bangsa Indonesia, maka setiap suku bangsa di Indonesia bersedia menerima bahasa

Indonesia sebagai bahasa Nasional. Selain itu, fungsi dari bahasa Indonesia adalah sebagai

bahasa ibu yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi bagi yang yang tidak bisa bahasa

daerah. Seiring perkembangan zaman, sebagian besar warga negara Indonesia melakukan

transmigrasi atau pindah dari daerah dia berasal ke daerah lain di Indonesia, sehingga di

sinilah peran dan fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi antar suku bangsa yang

berbeda, agar mereka tetap dapat saling berinteraksi.

          Kedudukan bahasa Indonesia di negara Republik Indonesia itu selain sebagai bahasa

persatuan juga sebagai bahasa negara atau bahasa Nasional dan sebagai budaya. Kedudukan

bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, maksudnya sudah jelas karena fungsi dari bahasa

Indonesia itu sendiri adalah sebagai pemersatu suku bangsa yang beraneka ragam yang ada di

Indonesia.

          Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara atau bahasa Nasional, maksudnya bahasa

Indonesia itu adalah bahasa yang sudah diresmikan menjadi bahasa bagi seluruh bangsa

Indonesia. Sedangkan bahasa Indonesia sebagai budaya maksudnya, bahasa Indonesia itu

merupakan bagian dari budaya Indonesia dan merupakan ciri khas atau pembeda dari bangsa

yang lain.

   6

Page 9: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

Dalam kehidupan sehari-hari mulai dari interaksi intrapersonal, interpersonal,

maupun yang meluas pada kehidupan berbangsa dan bertanah air, bahasa memegang peran

utama. Peran tersebut meliputi bagaimana proses mulai dari tingkat individu hingga suatu

masyarakat yang luas memahami diri dan lingkungannya. Sehingga pada saat inilah fungsi

bahasa secara umum, yaitu sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk

mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, memberikan perannya.

            Dalam mengembangkan diri, seorang individu akan berusaha untuk beradaptasi

dengan bahasa yang ada di lingkungannya. Penelitian Chomsky tentang gen dan bahasa

mengungkapkan bahwa seorang individu memiliki kemampuan alami untuk memahami

bahasa secara umum yang akan beradaptasi untuk lebih spesifik memahami bahasa yang

digunakan di lingkungannya. Proses adaptasi bahasa dalam seorang individu memandunya

untuk mengidentifikasikan dirinya pada kelompok yang memiliki bahasa yang sama dengan

dirinya. Maka dari itu proses alamiah tersebut perlahan membentuk ikatan sosial antara

individu dengan individu yang lain dalam sebuah kelompok masyarakat.

            Proses pengidentifikasian kelompok yang terus berjalan dalam individu membentuk

suatu bentuk warna kepribadian. Hal tersebut sesuai dengan kesimpulan Prof. Anthony

melalui kajian semantik dan etimologi kata mengenai bahasa yang merupakan cerminan dari

watak,sifat, perangai, dan budi pekerti penggunanya.

            Berbeda dengan proses adaptasi bahasa pada individu, dalam tingkatan masyarakat

proses adaptasi berjalan lebih kompleks, dengan waktu yang lebih panjang pula. Masyarakat

yang merupakan sekumpulan dari individu-individu dalam suatu wilayah tertentu pada

awalnya akan membuat kesepakatan-kesepakatan dalam mengungkapkan makna serta

berkomunikasi. Selanjutnya proses ini secara terus menerus mengalami perubahan sehingga

membentuk suatu sistem, atau yang disebut Hugo Warami sebagai sistem kesepakatan-

kesepakatan. Sistem kesepakatan dalam masyarakat ini bukanlah suatu hasil akhir melainkan

terus mengalami perubahan sesuai dengan kealamiahan dari berdinamikanya masyarakat

beserta individu dalam merespon ransang dari luar. Proses yang berlangsung dalam

masyarakat tersebut akan membentuk karakteristik masyarakat seperti warna kepribadian

dalam individu.

7

Page 10: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

Salah satu bahasa yang digunakan oleh sebagian masyarakat di dunia adalah bahasa

Melayu. Dalam perkembangannya bahasa Melayu berhasil menjadi bahasa yang paling

berpengaruh di Asia Tenggara dan satu dari lima bahasa dunia yang mempunyai jumlah

penutur terbesar. Melayu merupakan bahasa nasional satu-satunya dari empat Negara:

Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

            Di Indonesia, bahasa Melayu telah menjadi bahasa yang penting. Peran bahasa

Melayu meliputi bahasa persatuan, bahasa nasional, dan bahasa pengantar dalam pendidikan.

Menurut Koentjaraningrat, pemilihan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia secara

historis dikarenakan enam hal. Pertama, berkembangnya suasana kesetiakawanan yang

mencapai momentum puncak yang menjiwai pertemuan antara pemuda cendekiawan

Indonesia yang penuh idealisme pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedua, adanya anggapan

bahwa bahasa Melayu sejak lama merupakan lingua franca, bahasa perdagangan, bahasa

komunikasi antarorang Indonesia yang melintas batas sukubangsa, dan bahasa yang

digunakan untuk penyiaran agama. Ketiga, adanya pengaruh media massa dalam bahasa

Melayu. Keempat, berkembangnya kebiasaan penggunaan bahasa Melayu dalam rapat-rapat

organisasi gerakan nasional. Kelima, tidak adanya rasa khawatir dalam diri warga suku non-

Jawa terhadap risiko terjadinya dominasi kebudayaan dari sukubangsa mayoritas. Keenam,

karena para cendekiawan Jawa sendiri mengecam struktur bahasanya sendiri.

            Disepakatinya bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia menjadi

landasan kokoh bagi terbentuknya integrasi dan identifikasi sosial/nasional. Sebagai salah

satu bentuk fisik dari identitas nasional, bahasa Indonesia memiliki potensi untuk

mempersatukan rakyat Indonesia. Potensi tersebut dikarenakan bahasa Indonesia memiliki

fungsi sebagai bahasa nasional, yaitu sebagai lambang identitas nasional, alat pemersatu

berbagai masyarakat yang berbeda-beda kebudayaan, adat istiadat, dan bahasanya; serta

sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.

            Tantangan pembentukan identitas nasional melalui bahasa di Indonesia terdiri dari

tantangan internal dan eksternal. Secara internal bahasa persatuan ini harus menghadapi

realita bahwa Indonesia terdiri dari berbagai bahasa dan budaya. Sehingga dalam proses

sosialisasinya bahasa Indonesia harus menuntaskan kegamangan antara menampilkan bahasa

8

Page 11: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

Indonesia sebagai bahasa yang dapat digunakan seluruh masyarakat tanpa melenyapkan

bahasa daerah. Hal ini diperumit dengan suatu kondisi dimana beberapa bahasa daerah

terancam punah diakibatkan sosialisasi bahasa Indonesia yang tidak mengindahkan

perawatan bahasa daerah sebagai bahasa ibu yang harus dilestarikan. Sehingga pada daerah

yang masih tertinggal, bahasa ibu ditinggalkan karena tidak lebih prestise dibandingkan

bahasa Indonesia. Di satu sisi bahasa Indonesia juga harus menghadapi realita bahwa

penuturnya sendiri sangat sedikit yang mau mempelajari kaidah bahasa yang baik dan benar.

            Menurut pendapat Amran Halim (lihat Kompas, 8 Maret 1995, halaman 16) setelah

67 tahun BI dikukuhkan sebagai bahasa persatuan, situasi kebahasaan ditandai oleh dua

tantangan. Tantangan pertama, yakni perkembangan bahasa Indonesia yang dinamis, tetapi

tidak menimbulkan pertentangan di antara masyarakat. Pada saat bersamaan bangsa

Indonesia sudah mencapai kedewasaan berbahasa. Sekarang tumbuh kesadaraan secara

emosional bahwa perilaku berbahasa tidak terkait dengan masalah nasionalisme. Buktinya,

banyak orang yang lebih suka memakai bahasa Asing, demikian Amran Halim.

            Tantangan kedua, yakni persoalan tata istilah dan ungkapan ilmiah. Tantangan kedua

ini yang menimbulkan prasangka yang tetap diidap ilmuwan kita yang mengatakan bahwa

bahasa Indonesia miskin, bahkan kita dituduh belum mampu menyediakan sepenuhnya

padanan istilah yang terdapat dalam banyak disiplin ilmu, teknologi, dan seni. Menurut

Moeliono (1991: 15) prasangka itu bertumpu pada pendirian apa yang tidak dikenal atau

diketahui, tidak ada dalam bahasa Indonesia.

            Selain tantangan internal seperti di atas, bahasa Indonesia juga harus menghadapi

gempuran dari bahasa asing. Hal yang serupa dengan tantangan internal mengenai bahasa

daerah, bahasa Indonesia oleh sebagian masyarakat dipandang tidak lebih prestise

dibandingkan dengan bahasa asing. Hasilnya penggunaan kaidah bahasa Indonesia tidak

banyak menjadi sorotan penting. Percampuran antara bahasa Indonesia dan bahasa asing

menjadi sesuatu yang lumrah. Bahasa gaul mulai merebak di masyarakat, bahkan yang

berpendidikan tinggi hingga pejabat dan media massa. Jika hal ini terus dibiarkan maka

bahasa Indonesia akan menjadi minoritas dan punya istilah “tamu di rumahnya sendiri”.

           

9

Page 12: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

Saat ini tantangan terhadap bahasa Indonesia, baik internal maupun eksternal,

merupakan hal yang tidak hanya mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Konsekuensi

ancaman tersebut tidak hanya sebatas mengancam eksistensi bahasa Indonesia, namun

menjadi sangat penting karena berkaitan dengan bahasa sebagai identitas dan kepribadian

bangsa. Jika dihayati dari prosesnya, awalnya masyarakat merubah gaya bahasanya lalu

mempengaruhi tingkah lakunya sehingga akan mengalami kegamangan norma dan

kepribadian berkaitan dengan identitas sosial. Fenomena tingginya angka kriminalitas dan

kenakalan remaja menjadi sebuah bukti dari kegamangan tersebut. Hal itu tidak terlepas dari

pandangan manusia sebagai substansi dan manusia sebagai makhluk yang mempunyai

identitas (Verhaar, 1980: 11).

            Kemudian kegamangan kepribadian tersebut membuat kesadaran bersatu meluntur.

Tantangan disintegrasi bangsa semakin tinggi. Fenomena tawuran antar desa hingga antar

suku merupakan salah satu jawaban yang dapat menyingkap kurang mengakarnya peran

bahasa Indonesia sebagai penyatu bangsa. Dalam konteks kesadaran bersatu inilah kita dapat

belajar dari kepemimpinan Orde Baru dalam mengopinikan “persatuan” meskipun caranya

yang represif harus di evaluasi.

            Selama ini usaha untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sudah

banyak dilakukan. Hal ini terlihat dari mulai membaiknya badan perencanaan bahasa yang

ada di Indonesia. Bahkan badan tersebut berjejaring dengan badan perencanaan di Malaysia

dan Brunei, karena sama-sama berbahasa Melayu, yang sudah melakukan berbagai penelitian

dan melakukan perencanaan internasional. Namun usaha tersebut masih dalam tataran

struktural dan politis, belum merambah “akar rumput” yang merupakan basis kultural dan

mengakar. Kesadaran dari pemerintah, media, dan masyarakat terhadap konsep bahasa

persatuan masih rendah. Usaha para budayawan dan ahli bahasa Indonesia belum didukung

penuh oleh kebijakan strategis dan merakyat dari pemerintah. Ditambah lagi peran media

yang semakin luas tidak diimbangi oleh usaha sosialisasi bahasa Indonesia yang baik dan

benar membuat masyarakat kini lebih merespon stimulasi dari asing serta semakin jauh dari

kaidah berbahasa yang benar. Bukannya masyarakat harus tertutup dari pengaruh asing,

namun kemampuan untuk menyaring informasi, gaya bahasa, dan perilaku inilah yang

menjadi pokok masalah terjadinya kegamangan identitas.

10

Page 13: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

Dinamika antara potensi dan tantangan atau realita yang dialami bahasa Indonesia

saat ini merupakan suatu data yang dapat dijadikan sumber prediksi bagi eksistensi bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan di masa depan. Dalam konteks bahasa Melayu, Collins

menyatakan bahwa peran bahasa Melayu akan semakin berkembang, baik di kawasan Asia

Tenggara maupun di belahan bumi yang lain. Di luar Asia Tenggara bahasa Melayu dipelajari

di delapan Negara Eropa dan dua Negara di Amerika. Jumlah penutur bahasa Melayu dalam

waktu dekat ini akan terus meningkat. Hal ini akan meningkatkan prestise di kalangan para

penuturnya yang kemudian akan mempengaruhi sikapnya untuk lebih positif terhadap bahasa

Melayu. Terlebih menurut prediksi dari Collins, pengaruh bahasa Inggris belum begitu jelas

di Asia Tenggara pada masa depan.

            Pengaruh secara global bahasa Melayu tersebut tentunya akan juga berpengaruh di

Indonesia meskipun akan membutuhkan proses yang sangat lama. Pengaruh tersebut

berkaitan juga tingkat kesadaran pemerintah, media, dan masyarakat Indonesia tentang

pentingnya bahasa Indonesia sebagai pemersatu. Kesadaran ini tidak hanya pada bagian luar

pemahaman saja, namun selayaknya menjadi penghayatan dan pengidentifikasian seluruh

masyarakat sebagai satu bangsa.

11

Page 14: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Warga Republik Indonesia. Pada saat

ini, Bahasa Indonesia dipergunakan oleh hampir seluruh rakyat Indonesia. Bahasa

Indonesia adalah bahasa pertama yang digunakan, selain bahasa daerah, seperti

bahasa jawa atau bahasa sunda.

Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari

Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, yang berbunyi “Kita berbangsa satu

Bangsa Indonesia, Kita berbahasa satu Bahasa Indonesia, Kita bertanah air satu

Tanah air Indonesia”. Sejak itulah bahasa Melayu yang demokratis atau tidak

mengenal tingkatan-tingkatan, menjadi bahasa Indonesia.

Fungsi dari bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia adalah sebagai pemersatu

suku-suku bangsa di Republik Indonesia yang beraneka ragam. Setiap suku

bangsa yang begitu menjunjung nilai adat dan bahasa daerahnya masing-masing

disatukan dan disamakan derajatnya dalam sebuah bahasa persatuan yaitu bahasa

Indonesia, dan memandang akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia, maka setiap suku bangsa di Indonesia bersedia menerima bahasa

Indonesia sebagai bahasa Nasional. Selain itu, fungsi dari bahasa Indonesia adalah

sebagai bahasa ibu yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi bagi yang yang

tidak bisa bahasa daerah.

3.2 SaranKami meyakini bahwa dalam makalah ini masih ada kesalahan-kesalahan.

Oleh sebab itu kami memohonkan maaf dan kritikan oleh para pembaca. Dan kami mengharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui tentang Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

12

Page 15: Bahasa Indonesi Sebagai Bahasa Persatuan

DAFTAR PUSTAKA

- Badudu, J. S. 1996. Bahasa Indonesia: Anda Bertanya? Inilah Jawabannya. Bandung:

Pustaka Prima

- Collins, James. 2005. Bahasa Melayu Bahasa Dunia : Sejarah Singkat. Jakarta : Yayasan

Obor Indonesia.

- Malna, Afrizal. 2000. Sesuatu Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

13