Upload
dasril-pejuang-islam
View
32
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Bangkong kolong
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
?Bangkong Kolong
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Amphibia
Ordo: Anura
Famili: Bufonidae
Genus: Bufo
Laurenti, 1768.
Spesies: B. melanostictus
Nama binomial
Bufo melanostictus
Schneider, 1799.
Bangkong kolong memiliki nama ilmiah Bufo melanostictus Schneider, 1799. Bangkong ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti kodok buduk (Jkt.),
kodok berut (Jw.), kodok brama (Jw., yang berwarna kemerahan), dan Asian black-spined toad (Ingg.).
Kodok ini menyebar luas mulai dari India, Republik Rakyat Cina selatan, Indochina sampai ke Indonesia bagian barat. Di Indonesia, dengan menumpang pergerakan manusia, hewan amfibi ini dengan cepat menyebar (menginvasi) dari pulau ke pulau. Kini bangkong kolong juga telah ditemui di Bali, Lombok, Sulawesi dan Papua barat.
Daftar isi
1 Bentuk tubuh 2 Kebiasaan 3 Rujukan 4 Pranala luar
Bentuk tubuh
Kodok berukuran sedang, yang dewasa berperut gendut, berbintil-bintil kasar. Bangkong jantan panjangnya (dari moncong ke anus) 55-80 mm, betina 65-85 mm. Di atas kepala terdapat gigir keras menonjol yang bersambungan, mulai dari atas moncong; melewati atas, depan dan belakang mata; hingga di atas timpanum (gendang telinga). Gigir ini biasanya berwarna kehitaman. Sepasang kelenjar parotoid (kelenjar racun) yang besar panjang terdapat di atas tengkuk.
Bagian punggung bervariasi warnanya antara coklat abu-abu gelap, kekuningan, kemerahan, sampai kehitaman. Ada pula yang dengan warna dasar kuning kecoklatan atau hitam keabu-abuan. Terdapat bintil-bintil kasar di punggung dengan ujung kehitaman.
Sisi bawah tubuh putih keabu-abuan, berbintil-bintil agak kasar. Telapak tangan dan kaki dengan warna hitam atau kehitaman; tanpa selaput renang, atau kaki dengan selaput renang yang sangat pendek. Hewan jantan umumnya dengan dagu kusam kemerahan.
Kebiasaan
Bangkong kolong paling sering ditemukan di sekitar rumah. Melompat pendek-pendek, kodok ini keluar dari persembunyiannya di bawah tumpukan batu, kayu, atau di sudut-sudut dapur pada waktu magrib; dan kembali ke tempat semula di waktu subuh. Terkadang, tempat persembunyiannya itu dihuni bersama oleh sekelompok kodok besar dan kecil; sampai 6-7 ekor.
Bangkong kolong kawin di kolam, Sampora, Palabuan Ratu
Bangkong ini kawin di kolam-kolam, selokan berair menggenang, atau belumbang, sering pada malam bulan purnama. Kodok jantan mengeluarkan suara yang ramai sebelum dan sehabis hujan untuk memanggil betinanya, kerapkali sampai pagi. Bunyinya: rrrk, ..rrrk, atau ...oorek-orek-orek-orekk ! riuh rendah.
Pada saat-saat seperti itu, dapat ditemukan beberapa pasang sampai puluhan pasang bangkong yang kawin bersamaan di satu kolam. Sering pula terjadi persaingan fisik yang berat di antara bangkong jantan untuk memperebutkan betina, terutama jika betinanya jauh lebih sedikit. Oleh sebab itu, si jantan akan memeluk erat-erat punggung betinanya selama prosesi perkawinannya. Kadang-kadang dijumpai pula beberapa bangkong yang mati karena luka-luka akibat kompetisi itu; luka di moncong hewan jantan, atau luka di ketiak hewan betina.
Nampaknya kodok ini memiliki asosiasi yang erat dengan lingkungan hidup manusia. Dari waktu ke waktu, bangkong kolong terus memperluas daerah sebarannya mengikuti aktivitas manusia. Iskandar (1998) mencatat bahwa kodok ini tak pernah terdapat di dalam hutan hujan tropis.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bangkong_kolong
. Klasifikasi Bufo melanostictusKingdom : AnimaliaPhyllum : ChordataSub-phyllum : VertebrataKelas : AmphibiaOrdo : AnuraFamilia : BufonidaeGenus : Bufo ( Laurenti, 1768 )Species : Bufo melanostictus ( Schneider, 1799 )
Gambar Bufo melanostictus ( bangkong kolong / kodok buduk )
Bangkong kolong memiliki nama ilmiah Bufo melanostictus Schneider, 1799. Bangkong ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti kodok buduk ( Jakarta ), kodok berut ( Jawa ), kodok brama ( Jawa yang berwarna kemerahan), dan Asian black-spined toad ( Inggris ).Kodok ini menyebar luas mulai dari India, Republik Rakyat Cina selatan, Indochina sampai ke Indonesia bagian barat. Di Indonesia, dengan menumpang pergerakan manusia, hewan amfibi ini dengan cepat menyebar ( menginvasi ) dari pulau ke pulau. Kini bangkong kolong juga telah ditemui di Bali, Lombok, Sulawesi dan Papua barat.
C. Struktur TubuhKodok berukuran sedang, yang dewasa berperut gendut, berbintil-bintil kasar. Bangkong jantan panjangnya (dari moncong ke anus) 55-80 mm, betina 65-85 mm. Di atas kepala terdapat gigir keras menonjol yang bersambungan, mulai dari atas moncong; melewati atas, depan dan belakang mata; hingga di atas timpanum ( gendang telinga ). Gigir ini biasanya berwarna kehitaman. Sepasang kelenjar parotoid ( kelenjar racun ) yang besar panjang terdapat di atas tengkuk.Bagian punggung bervariasi warnanya antara coklat abu-abu gelap, kekuningan, kemerahan, sampai kehitaman. Ada pula yang dengan warna dasar kuning kecoklatan atau hitam keabu-abuan. Terdapat bintil-bintil kasar di punggung dengan ujung kehitaman.Sisi bawah tubuh putih keabu-abuan, berbintil-bintil agak kasar. Telapak tangan dan kaki dengan warna hitam atau kehitaman; tanpa selaput renang, atau kaki dengan selaput renang yang sangat pendek. Hewan jantan umumnya dengan dagu kusam kemerahan.Kulit sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit yang tipis fleksibel membagi bagian luar badan untuk melindungi organisme terhadap penyakit, berfungsi dalam pernapasan, penyerapan air, sebab katak tidak pernah minum. Di lengkapi dengan kelenjar mukosa yang menyebabkan kulit terjaga kelembabannya, bagi spesies yang hidup di air, mukus memberikan minyak pelumas bagi tubuh. Sebagian besar memiliki kelenjar granular dan kelenjar mukus. Keduanya mirip, akan tetapi hasil produksinya berbeda. Kelanjar granular memproduksi zat abnoxious atau racun untuk melindungi diri dari musuh. Keduanya dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar (kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran, tetapi produknya di keluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami). Kelenjar racundapat menimbukan iritasi pada kulit.D. Struktur Anatomi dan FisiologiD.1 Sistem RangkaKodok maupun katak ( termasuk Bufo melanostictus ) memiliki sistem rangka yang lebih tebal dan luas secara proporsional, apabila dibandingkan dengan pisces. Tengkorak Amphibi mempunyai tulang-tulang premaksila, nasal, frontal, parietal, dan skuamosa. Pada permukaan dorsal dari tubuh anura tidak tertutup tulang seluruhnya. Bagian kondrokronium belum mengeras, hanya daerah oksipital dan eksoksipital yang mengeras, dan masing-masing memiliki kondila bertemu dengan vertebra pertama. Amphibi tidak memiliki langit-langit ( palatum skunder ), akibatnya nares internal lebih maju di dalam langit-langit mulut. Di
bagian ventral otak tertutup oleh tulang dermal dinamakan parasfenoid. Gigi terletak pada premaksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoid, dan tulang dental. Ada beberapa Amphibi yang tidak memiliki gigi, atau gigi pada rahang bawah mereduksi.Frog skeleton anura
D.2 Sistem OtotSistem otot Amphibi, seperti sistem-sistem otot pada organ yang lain sebagai transisi antara ikan dan reptil. Sistem otot ikan terpusat pada gerakan tubuh ke lateral, membuka dan menutup mulut serta gill apertura (operculum atau penutup lubang/celah insang), dan gerakan sirip yang relatif sederhana. Ada perbedaan antara ikan dengan amphibi, yaitu sekat horizontal pada amphibi membagi otot dorsal dan ventral.
D.3 Sistem PencernaanDi dalam mulut terdapat gerigi kecil di sepanjang rahang atas, dan ada gigi vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot dan bfurfate (cabang dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Saluran pencernaan mulai dari esophagus (bedinding lurus dan besar) langsung bersatu dengan lambung. Lambung memanjang dan erkelok ke samping kiri dan berotot. Usus terdiri dari intestinum (keci, panjang, berkelok-kelok), rectum yang langsung bersatu dengan cloaca. Hati dn pancreas mempunyai mempunyai saluran-saluran menuju ke duodenum, kandung empedu, lambung intestinum. Pada potongan melintang intestinum terdiri dari empat lapisan, yaitu: peritoneum, lapisan otot, submukosa dan mukosa.D.4 Sistem sarafSistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf periforium. Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon (otak) dan medulla spinalis. Enchephalon terdapat pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior, sedangkan bagian anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis. Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum (otak kecil). Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium terminale
D.5 Sistem respirasiPada kodok, oksigen berdifusi melalui kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan
karna kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi.D.6 Sistem ReproduksiReproduksi pada katak yaitu dengan cara fertilisasi eksternal, katak jantan menjepit katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan dan sperma disemprotkan).
E. Proses ReproduksiPembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina.
Gambar kodok sedang melakukan reproduksi
Gambar telur kodok Gambar Dua ekor berudu
F. Sifat – sifat Biologis Bufo melanostictusBangkong kolong paling sering ditemukan di sekitar rumah. Melompat pendek – pendek, kodok ini keluar dari persembunyiannya di bawah tumpukan batu, kayu, atau di sudut-sudut dapur pada waktu magrib dan kembali ke tempat semula di waktu subuh. Terkadang, tempat persembunyiannya itu dihuni bersama oleh sekelompok kodok besar dan kecil; sampai 6-7 ekor.Bangkong ini kawin di kolam-kolam, selokan berair menggenang, atau belumbang, sering pada malam bulan purnama. Kodok jantan mengeluarkan suara yang ramai sebelum dan sehabis hujan untuk memanggil betinanya, kerapkali sampai pagi. Bunyinya: rrrk, ..rrrk, atau …oorek-orek-orek-orekk ! riuh rendah.Pada saat-saat seperti itu, dapat ditemukan beberapa pasang sampai puluhan pasang bangkong yang kawin bersamaan di satu kolam. Sering pula terjadi persaingan fisik yang berat di antara bangkong jantan untuk memperebutkan betina, terutama jika betinanya jauh lebih sedikit. Oleh sebab itu, si jantan akan memeluk erat-erat punggung betinanya selama prosesi perkawinannya. Kadang-kadang dijumpai pula beberapa bangkong yang mati karena luka-luka akibat kompetisi itu, luka di moncong hewan jantan, atau luka di ketiak hewan betina.Nampaknya kodok ini memiliki asosiasi yang erat dengan lingkungan hidup manusia. Dari waktu ke waktu, bangkong kolong terus memperluas daerah sebarannya mengikuti aktivitas manusia. Iskandar ( 1998 ) mencatat bahwa kodok ini tak pernah terdapat di dalam hutan hujan tropis.
G. Peranan Bufo melanostictusSudah sejak lama kodok dikenal manusia sebagai salah satu makanan lezat. Di rumah-rumah makan Tionghoa, masakan kodok terkenal dengan nama swie kee. Disebut ‘ayam air’ ( swie: air, kee: ayam ) demikian karena paha kodok yang gurih dan berdaging putih mengingatkan pada paha ayam. Selain itu, di beberapa
tempat di Jawa Timur, telur-telur kodok tertentu juga dimasak dan dihidangkan dalam rupa pepes telur kodok.Akan tetapi yang lebih mengancam kehidupan kodok sebenarnya adalah kegiatan manusia yang banyak merusak habitat alami kodok, seperti hutan-hutan, sungai dan rawa-rawa. Apalagi kini penggunaan pestisida yang meluas di sawah-sawah juga merusak telur-telur dan berudu katak, serta mengakibatkan cacat pada generasi kodok yang berikutnya.
http://fidanurlaeli.wordpress.com/2010/11/28/kodok-buduk/
2.
Kingdom :
animalia
Filum : chordate
Subfilum : vertebrata
Class : amphibian
Ordo : Anura
Familli : Bufonidae
Genus : Bufo
Spesies : Bufo melanostictus
Bufo melanostictus
Ciri - ciri :
- Kodok berukuran sedang, yang dewasa berperut gendut, berbintil-bintil kasar
Bangkong jantan panjangnya (dari moncong ke anus) 55-80 mm, betina 65-85
mm. Di atas kepala terdapat gigir keras menonjol yang bersambungan, mulai dari
atas moncong; melewati atas, depan dan belakang mata; hingga di atas timpanum
(gendang telinga). Gigir ini biasanya berwarna kehitaman. Sepasang kelenjar
parotoid (kelenjar racun) yang besar panjang terdapat di atas tengkuk.
- Bagian punggung bervariasi warnanya antara coklat abu-abu gelap,
kekuningan, kemerahan, sampai kehitaman. Ada pula yang dengan warna dasar
kuning kecoklatan atau hitam keabu-abuan. Terdapat bintil-bintil kasar di
punggung dengan ujung kehitaman.
- Sisi bawah tubuh putih keabu-abuan, berbintil-bintil agak kasar. Telapak
tangan dan kaki dengan warna hitam atau kehitaman; tanpa selaput renang, atau
kaki dengan selaput renang yang sangat pendek. Hewan jantan umumnya dengan
dagu kusam kemerahan
- Bangkong kolong paling sering ditemukan di sekitar rumah. Melompat
pendek-pendek, kodok ini keluar dari persembunyiannya di bawah tumpukan
batu, kayu, atau di sudut-sudut dapur pada waktu magrib; dan kembali ke tempat
semula di waktu subuh. Terkadang, tempat persembunyiannya itu dihuni bersama
oleh sekelompok kodok besar dan kecil; sampai 6-7 ekor.
- Bangkong ini kawin di kolam-kolam, selokan berair menggenang, atau
belumbang, sering pada malam bulan purnama. Kodok jantan mengeluarkan suara
yang ramai sebelum dan sehabis hujan untuk memanggil betinanya, kerapkali
sampai pagi. Bunyinya: rrrk, ..rrrk, atau ...oorek-orek-orek-orekk ! riuh rendah.
- Pada saat-saat seperti itu, dapat ditemukan beberapa pasang sampai puluhan
pasang bangkong yang kawin bersamaan di satu kolam. Sering pula terjadi
persaingan fisik yang berat di antara bangkong jantan untuk memperebutkan
betina, terutama jika betinanya jauh lebih sedikit. Oleh sebab itu, si jantan akan
memeluk erat-erat punggung betinanya selama prosesi perkawinannya. Kadang-
kadang dijumpai pula beberapa bangkong yang mati karena luka-luka akibat
kompetisi itu; luka di moncong hewan jantan, atau luka di ketiak hewan betina.
- Nampaknya kodok ini memiliki asosiasi yang erat dengan lingkungan hidup
manusia. Dari waktu ke waktu, bangkong kolong terus memperluas daerah
sebarannya mengikuti aktivitas manusia. Iskandar (1998) mencatat bahwa kodok
ini tak pernah terdapat di dalam hutan hujan tropis
http://agusboka-biologyforcolage.blogspot.com/2011/02/klasifikasi-amphibi.htm
Bangkong Kolong Alias Kodok Buduk
by rihmawandi on 04.28.12 Hewan No Comments Digg Del.icio.us
Bangkong kolong memiliki nama ilmiah Bufo melanostictus Schneider, 1799. Bangkong ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti kodok buduk (Jkt.), kodok berut (Jw.), kodok brama (Jw., yang berwarna kemerahan), dan Asian black-spined toad (Ingg.).
3 .Mor fo log i BufoKodok be ruku ran s edang , pada hewan dewasa be rpe ru t gendu t dan berbintil – bintik kasar. Bangkong jantan memiliki panjang dari moncong
ke anus yaitu 55-80 mm sedangkan pada hewan betina panjangnya 65-85.Bag i an punggung be rva r i a s i wa rnanya an t a r a cok l a t abu -abu ge l ap , kekuningan, kemerahan sampai kehitaman. Terdapat bintil-bintik kasar di punggung dengan ujung kehitaman. Sisi bawah tubuh berwarna putihkeabu-abuan berbintil agak kasar. Telapak tangan dan kaki warna hitamatau kehitaman, tanpa selaput renang atau kaki dengan selaput renangyang sangat pendek. Hewan jantan pada umumnya biasanya mempunyaidagu dengan warna kusam kemerahan.4 .Me tamor fos i s BufoMetamorfosis dapat didefinisikan sebagai serentetan perubahan pasca embrio yang meliputi perubahan struktur, fisiologi, biokimia, dan perubahan tingkah laku (Duellman, 1986 :179).P r o s e s m e t a m o r p h o s i s k a t a k s e c a r a u m u m d i m u l a i d a r i t e l u r amphibia yang terkena cairan sperma yang nampak diselimuti oleh lender dan mengambang berkelompok di permukaan air. Telur-telur ini padaawalnya nampak berwaran bening (terang), setelah empat jam kemudiant e r l i ha t pada s ebe l ah a t a snya be rwa rna ge l ap . Pada kond i s i demik i an bagian berwarna terang berada di bagian bawah. Telur yang mengalami perubahan di atas menandakan bahwa telur tersebut sudah dibuahi. Proses pe rkembangan t e l u r d i s ebu t f a se embr io . Fa se embr io akan be rakh i r s ek i t a r empa t m inggu . Te lu r - t e l u r ka t ak t e r s ebu t akan mene t a s daa lm tempo dua hari dan dan menjadi berudu atau disebut juga fase larva. Faselarva akan berakhir setelah tiga bulan.
Klasifikasi Ikan Nila
Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus.
Ikan nila gift mempunyai bentuk tubuh lebih pendek. Tubuhnya
lebih tebal, warna tubuhnya hitam keputihan, kepalanya relatif kecil, sisik
berukuran besar, kasar, tersusun rapi, matanya besar, menonjol dan
bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linea lateralis) terputus dibagian
tengah badannya dagingnya cukup tebal dan tidak terdapat duri-duri halus
didalamnya (Arie, 1999).
Ikan nila memilki lima buah sirip, yakni sirip punggung (dorsal fin),
sirip dada (pectoral fin), sirip perut (ventral fin), sirip anus (anal fin) dan
sirip ekor (caudal fin). Sirip punggunya memanjang dari bagian atas tutup
ingsang hingga bagian atas sirip ekor, terdapat juga sepasang sisrip dada
dan sirip perut yang berukuran kecil. Sirip anusnya hanya satu buah dan
berbentuk agak panjang, sedangkan sirip ekornya berbentuk bulat dan
hanya berjumlah satu buah (Suyanto, 1994).
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk
tubuh memanjang dan pipih ke samping dan warna putih kehitaman. Ikan
nila berasal dari Sungai Nil dan danau – danau sekitarnya. Sekarang ikan
ini telah tersebar ke negara – negara di lima benua yang beriklim tropis
dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak
dapat hidup baik. Ikan nila di sukai oleh berbagai bangsa karena
dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah (Sugiarto,
1988).
Bibit ikan nila gift didatangkan ke Indonesia pada tahun 1994
melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar) yang
merupakan salah satu anggota. International Network for Genetic in
Aquaculture (INCA). Nila gift yang pertama kali didatangkan ke Indonesia
tersebut merupakan generasi keempat. Setelah itu, didatangkan lagi nila
gift berikutnya yang berasal dari generasi keenam pada tahun 1997
(Rustidja, 1999).
Di dalam budidaya ikan nila gift dewasa ini banyak dikembangkan
berbagai teknologi dalam rangka peningkatan mutu induk ikan nila. Hal ini
disebabkan pada saat ini telah banyak terjadi penurunan kualitas induk
ikan nila gift. Oleh karena itu kebutuhan induk bermutu sangat diharapkan
dalam rangka memperoleh benih yang berkualitas (Effendi, 2004).
http://juprimalino.blogspot.com/2012/01/klasifikasi-dan-morfologi-ikan-nila.html
Gurami
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
?Gurami
Osphronemus goramy
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Osphronemidae
Genus: Osphronemus
Spesies: O. goramy
Nama binomial
Osphronemus goramy
Lacépède, 1801
Gurami (Osphronemus goramy) adalah sejenis ikan air tawar yang populer dan disukai sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di samping itu, di negara-negara lainnya gurami juga sering dipelihara dalam akuarium.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gurami
Semoga anda senang. Demikian juga dengan kami.
Klasifikasi dan morfologi ikan gurame
Inilah gambaran tentang klasifikasi dan morfologi ikan gurame. Setiap mahluk hidup di dunia ini memiliki tanda-tanda khusus yang tidak dimiliki mahluk lain. Selain itu, setiap mahluk juga dikatagorikan menjadi berbagai golongan, dengan melalui sistematikan atau klasfikasi. Demikian juga dengan ikan gurame.
Seorang ahli bernama Jangkaru (2004) mengklasifikasikan gurame sebagai berikut : Filum : Chordata; Kelas : Pisces; Bangsa : Labirinthici; Sub-bangsa : Anabantoidei; Suku : Anabantidae; Marga : Osphronemus; dan Jenis : Osphronemus gourame
Selain digolongkan melalui klasifikasi, setiap mahluk bisa dibedakan dari tanda-tanda bagian tubuhnya, atau lebih dikenal dengan istilah morfologi. Menurut JANGKARU (2004) gurame mempunyai bentuk badan agak panjang, pipih dan tertutup sisik yang berukuran besar serta terlihat kasar dan kuat. Punggungnya tinggi dan mempunyai sirip perut dengan jari pertama sudah berubah menjadi alat peraba. Gurame jantan yang sudah tua terdapat tonjolan seperti cula. Mulutnya kecil dengan bibir bawah menonjol sedikit dibandingkan bibir atas. Pada jantan bibir bawah relatif tebal.
Gurame memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur dan sirip ekor. Sirip punggung tidak begitu panjang, atau pendek dan berada hampir di bagian belakang tubuh. Sirip dada kecil berada di belakang tutup insang. Sirip perut juga kecil berada di bawah sirip dada. Sirip ekor berada dibelakang tubuh dengan bentuk bulat. Sedangkan sirip dubur panjang, mulai dari belakang sirip perut hingga pankgal bawah sirip ekor.
Menurut JANGKARU (2004) dalam KRISTIANTO (2005) ujung sirip punggung dan sirip dubur dapat mencapai pangkal ekor, ujung pangkal ekor berbentuk bususr. Pada dasar sirip dada gurame betina terdapat tanda berupa bundaran hitam. Bagian kepala gurame muda berbentuk lancip dan akan menjadi tumpul bila sudah besar. Pada badan gurame muda terdapat garis tegak atau vertikal
berwarna hitam berjumlah 7 – 10 buah dan garis-garis tegak ini akan hilang setelah dewasa (ROBERT, 1992).
Badan gurame muda pada umumnya berwarna biru kehitaman dan bagian perut berwarna putih atau kekuningan. Warna tersebut akan berubah menjelang dewasa, yakni pada bagian punggung berwarna kecoklatan dan pada bagian perut berwarna keperakan atau kekuningan. Pada gurame muda terdapat garis tegak berwarna hitam berjumlah 7 – 9 buah, dan garis itu akan menghilang setelah dewasa (JANGKARU, 2004).
http://gitapurnama.blogspot.com/2009/03/klasifikasi-dan-morfologi-ikan-gurame.html
Klasifikasi Ikan mas
Klasifikasi Ikan mas
Phyllum: ChordataSubphyllum : Vertebratasuperclass : PiscesClass : Osteichthyes subclass : Actinopterygii Ordo : Cypriniformessubordo: CyprinoideaFamily : Cyprinidaesubfamily : Cyprininaegenus : Cyprinusspecies : Cyprinus carpio Linn.