3
Keunggulan BPFK Jakarta 1. Sebagai institusi penguji alat kesehatan yang berijin dan legal (Permenkes RI No.2351/Menkes/Per/2011), 2. Sebagai labolatorium kalibrasi alat kesehatan yang telah diakreditas oleh KAN (LK-110-IDN), 3. Sebagai laboratorium penguji pemantauan dosis perorangan yang telah diakreditasi oleh KAN (LP-465-IDN), 4. Sebagai laboratorium uji kesesuaian pesawat sinar x yang telah diakreditasi oleh KAN (LP-465-IDN) dan telah mendapat penunjukkan dari BAPETEN sebagai penguji berkualifikasi (Maret 2012), 5. Memiliki Sumber Daya Manusia yan berkompeten dibidangnya (terlibat langsung dalam penyusunan berbagai draft/rancangan SNI untuk peralatan kesehatan), 6. Terakreditasi, Sejarah Pada tahun 1975 dibawah naungan Direktorat Instalasi Kesehatan Dit.Jend.pelayanan Kesehatan Departemen Kesehatan RI atas bantuan Word Health Organisation (WHO)Pelayanan Monitoring Dosis Radiasi Perorangan mulai dilakukan yang pada saat itu bernama Film Badge Service. Pada tahun 1983/184 sudah adah 2 (dua) orang staf elektro medik, namun pelayanan kalibrasi alat kesehatan masih dilakukan di Direktorat Instalasi Medik, dan nama Film Bdage Service sudah berubah menjadi Balai Pemeliharaan Peralatan Proteksi Radiasi dan Kalibrasi (BP3K)yang sudah menjadi embrio dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Tahun 1989/1990 BPF3K menempati gedung di Jl. Percetakan Negara 23 A Jakarta Pusat, dengan jumlah pegawai dan peralatan yang semakin berkembang. Tahun 1993 BP3K dan berubah nama menjadi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) dengan anggaran yang dikelola sendiri. Pada tanggal 3 Agustus 2000 Terbit Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1164/MENKES/SK/VIII/2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan fasilitas Kesehatan Jakarta, pelayanan kalibrasi alat kesehatan mulai dilaksanakan. Pada tanggal 27 April 2007 Terbit Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan tata Kerja Balai Pengamanan fasilitas Kesehatan. Tahun 2009 Laboratorium Kalibrasi terakreditasi oleh Komite Akreditasi nasional (KAN), dan tahun 2010 Laboratorium Pengujian Pemantauan Dosis Radiasi Perorangan juga terakreditasi Komite Akreditasi nasional (KAN)

Bahan Uts Kalibrasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kalibrasi

Citation preview

Keunggulan BPFK Jakarta1. Sebagai institusi penguji alat kesehatan yang berijin dan legal (Permenkes RI No.2351/Menkes/Per/2011),2. Sebagai labolatorium kalibrasi alat kesehatan yang telah diakreditas oleh KAN (LK-110-IDN),3. Sebagai laboratorium penguji pemantauan dosis perorangan yang telah diakreditasi oleh KAN (LP-465-IDN),4. Sebagai laboratorium uji kesesuaian pesawat sinar x yang telah diakreditasi oleh KAN (LP-465-IDN) dan telah mendapat penunjukkan dari BAPETEN sebagai penguji berkualifikasi (Maret 2012),5. Memiliki Sumber Daya Manusia yan berkompeten dibidangnya (terlibat langsung dalam penyusunan berbagai draft/rancangan SNI untuk peralatan kesehatan),6. Terakreditasi,

SejarahPada tahun 1975 dibawah naungan Direktorat Instalasi Kesehatan Dit.Jend.pelayanan Kesehatan Departemen Kesehatan RI atas bantuan Word Health Organisation (WHO)Pelayanan Monitoring Dosis Radiasi Perorangan mulai dilakukan yang pada saat itu bernama Film Badge Service.Pada tahun 1983/184 sudah adah 2 (dua) orang staf elektro medik, namun pelayanan kalibrasi alat kesehatan masih dilakukan di Direktorat Instalasi Medik, dan nama Film Bdage Service sudah berubah menjadi Balai Pemeliharaan Peralatan Proteksi Radiasi dan Kalibrasi (BP3K)yang sudah menjadi embrio dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan.Tahun 1989/1990 BPF3K menempati gedung di Jl. Percetakan Negara 23 A Jakarta Pusat, dengan jumlah pegawai dan peralatan yang semakin berkembang.Tahun 1993 BP3K dan berubah nama menjadi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) dengan anggaran yang dikelola sendiri.Pada tanggal 3 Agustus 2000 Terbit Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1164/MENKES/SK/VIII/2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan fasilitas Kesehatan Jakarta, pelayanan kalibrasi alat kesehatan mulai dilaksanakan.Pada tanggal 27 April 2007 Terbit Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan tata Kerja Balai Pengamanan fasilitas Kesehatan.Tahun 2009 Laboratorium Kalibrasi terakreditasi oleh Komite Akreditasi nasional (KAN), dan tahun 2010 Laboratorium Pengujian Pemantauan Dosis Radiasi Perorangan juga terakreditasi Komite Akreditasi nasional (KAN)Pada tanggal 22 November 2011 terbit Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2351/MENKES/PER/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan tata Kerja Balai Pengamanan fasilitas Kesehatan.

Kebijakan Mutu BPFK Jakarta :1. Bertindak Professional dan menjaga Mutu Hasil Pengujian2. Menerapkan praktek Pelayanan Pengamanan Fasilitas Kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal3. Menjamin kepuasan pada semua pengguna jasa Pelayanan Pengamanan Fasilitas Kesehatan4. Menjamin penerapan kebijakan dan prosedur sistem manajemen mutu5. Menerapkan sistem manajemen mutu sesuai persyaratan ISO

Visi dan MisiVisi :Menjadi Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan yang Unggul dan Terpercaya

Misi :1. Memberikan Pelayanan Teknis Pengamanan Fasilitas Kesehatan melalui Standar Nasional dan Internasional.2. Melayani Rujukan Nasional Institusi Penguji Fasilitas Kesehatan.3. Meningkatkan Kualitas SDM Teknis Pengujian/Kalibrasi Peralatan Kesehatan yang Kompeten dan Profesional secara Berkelanjutan.

Pengujian & Kalibrasi AlkesKalibrasi adalah memastikan hubungan antara harga - harga yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur dengan harga yang sebenarnya dari besaran yang diukur (Vocabulary in Metrology).

Peralatan Medis harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan yang berwenang (Pasal 16, UU.RI. No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit).

Kalibrasi alat kesehatan dilakukan oleh institusi penguji secara berkala, sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun (Pasal 4, PerMenkes RI, No. 363 tahun 1998).

Setiap alat kesehatan yang telah dilakukan kalibrasi dengan hasil yang memenuhi standar diberikan sertifikat dan tanda yang menyatakan alat tersebut layak pakai oleh institusi penguji (Pasal 7, PerMenkes RI No.363 tahun 1998).

Film Badge & TLD BadgeFilm badge merupakan salah satu alat pencatat dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi sesuai dengan PP No.11 tahun 1975, tentang Keselamatan terhadap Pekerja Radiasi, maka setiap individu yang bekerja di unit pelayanan radiologi diharuskan memakai alat pencatat radiasi tersebut.Dalam setiap pemanfaatan radiasi pengion, faktor keselamatan terhadap para pekerjanya harus mendapat prioritas utama. Hal tersebut didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) RI No.63 Tahun 2000 tentang Keselamatan & Kesehatan terhadap Radiasi Pengion (a,b,g,x,n), yang umum disebut keselamatan radiasi.Dalam pemanfaatannya, penerimaan dosis radiasi oleh para pekerja radiasinya diusahakan serendah mungkin sehingga tidak melampaui nilai batas dosis yang diizinkan oleh Badan Pengawas. Menurut SK 01/Ka-Bapeten/V-99 disebutkan bahwa Nilai Batas Dosis bagi pekerja radiasi adalah 50 mSv/tahun (seluruh tubuh), lensa mata: 150 mSv/tahun serta tangan, kaki & kulit : 500 mSv/tahun.Untuk layanan pemantauan dosis tara perorangan eksternal digunakan dosimeter perorangan yaitu dosimeter film dan dosimeter termoluminisensi (TLD). Dalam pemakaiannya, kedua dosimeter tersebut dimasukkan ke dalam suatu wadah/holder, yang umum dikenal dengan film dan TLD badge. Pada operasional rutin, umumnya diperlukan 2 dosimeter untuk setiap pekerja radiasi yang dipantau, satu dosimeter digunakan untuk melakukan pekerjaannya sementara dosimeter yang dipakai sebelumnya diproses dan dievaluasi. Biasanya, frekuensi pertukaran dosimeter disesuaikan dengan jenis dosimeter yang digunakan, yaitu 1 bulan untuk film badge dan 3 bulan untuk TLD badge. Pada saat ini, sudah diberikan jasa layanan pemantauan dosis tara perorangan eksternal kepada instansi/perusahaan/rumah sakit baik pemerintah maupun swasta pengguna radiasi pengion [foton (sinar-x, g), beta dan neutron] dan tercatat +/- 400 pengguna dengan jumlah pekerja radiasinya 3903 orang. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan dosis tara perorangan eksternal bagi pekerja radiasi dengan menggunakan film dan TLD badge.