Upload
rezkyisal
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Bahan Uas II
1/151
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
BADAN DIKLAT KEUANGAN
OLEH : CASURI
8/18/2019 Bahan Uas II
2/151
Casuri
• TTL : Pekalongan, 17 Maret 1970
• NIP : 197003171996031002
• Pangkat/Gol : Penata Tk.I /III d
• Jabatan : Kasubbid Evaluasi Diklat
• Unit Kerja : Pusdiklat Bea dan Cukai
• Alamat Kantor : Jl. Bojana Tirta III Rawamangun
Jakarta Timur
• Alamat Rumah : Perum Kampoeng Ubud Kav. 24Magelang – Jawa Tengah
• HP : 08172357190
8/18/2019 Bahan Uas II
3/151
8/18/2019 Bahan Uas II
4/151
BUKU REFERENSI
1. SUBEKTI , POKOK-POKOK HUKUM PERDATA.
2. RIDUAN SYAHRANI, SELUK-BELUK DAN ASAS-ASAS HUKUM PERDATA
3. SUHARDANA, HUKUM PERDATA I, BUKUPANDUAN MAHASISWA.
4. H.R. DAENG NAJA, PENGANTAR HUKUMBISNIS INDONESIA
8/18/2019 Bahan Uas II
5/151
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
PEMAHAMAN
JENIS-JENISPERUSAHAAN
8/18/2019 Bahan Uas II
6/151
HUKUM ORGANISASI PERUSAHAAN
PERUSAHAAN PERSEORANGAN
PERUSAHAAN PERSEKUTUAN
PERSEROAN TERBATAS
KOPERASI
BUMN
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
8/18/2019 Bahan Uas II
7/151
PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Perusahaan perseoranganmerupakan bentuk badanusaha yang biasanyadidirikan oleh individu dandikelola secara Mandirioleh satu orang. Umumnyamodal untuk sebuahperusahaan perseorangan
juga berasal dari satuorang saja.
8/18/2019 Bahan Uas II
8/151
CIRI DAN SIFAT
1. Relative mudah didirikan dan juga dibubarkan
2. Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta
pribadi
3. Tidak ada pajak, yang ada adalah punggutan dan retribusi
4. Seluruh keuntungan dinikmati sendiri
5. Roda perusahaan diatur secara pribadi
6. Dapat dipindah tangankan
7. Jangka waktu perusahaan tidak terbatas atau seumur
hidup.
8/18/2019 Bahan Uas II
9/151
KELEBIHAN P. PERORANGAN
a) Tidak diperlukan izin pendirian perusahaan.
b) Seluruh laba menjadi milik perusahaan.
c) Kepuasan pribadi.d) Kebebasan dan fleksibelitas.
e) Lebih mudah memperoleh kredit.
f) Sifat kerahasiaan.
8/18/2019 Bahan Uas II
10/151
KEKURANGAN P. PERORANGAN1
a) Tanggungjawab pemilik perusahaan
tidak terbatas.
b) Sumber keuangan terbatas.
c) Kesulitan dalam manajemen.
d) Kelangsungan perusahaan kurang
terjamin.
e) Kurangnya kesempatan karir
karyawan.
8/18/2019 Bahan Uas II
11/151
CONTOH P. PERSEORANGAN
Usaha Kecil atau UKM (Usaha Kecil
Menengah)
• Bengkel
• Binatu (Laundry)
• Salon Kecantikan
• Rumah Makan, dll.
8/18/2019 Bahan Uas II
12/151
PERUSAHAAN PERSEKUTUAN
• Badan Usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang
secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai
tujuan usaha.
8/18/2019 Bahan Uas II
13/151
PERUSAHAAN PERSEKUTUAN
KELEBIHAN
• Modal dan kerugian ditanggung bersama
• Tercipta spesialisasi
KEKURANGAN
• Tanggung jawab terbatas
• Laba dibagi sesuai dengan jumlah pemilik
• Pengendalian perusahaan juga terbagi diantara pemilik
8/18/2019 Bahan Uas II
14/151
BENTUK PERUSAHAAN PERSEKUTUAN
• Perusahaan Persekutuan Bukan Berbadan
Hukum, yaitu Firma dan CV
• Perusahaan Persekutuan Berbadan Hukum,
yaitu Perseroan Terbatas (PT), Koperasi,
Yayasan dan BUMN
8/18/2019 Bahan Uas II
15/151
PT/NV (Naamloze Venootschap)
Suatu Usaha Bersamadilakukan minimal 2(dua) orang pendiri yangmodalnya terbagi atassuatu surat andil atauSero, yang lazimnyadisediakan untuk orangyang hendak turut
8/18/2019 Bahan Uas II
16/151
PROSES PENDIRIAN PT
1. TAHAP AKTA NOTARIS
2. TAHAP PENGESAHAN
3. TAHAP PENDAFTARAN DALAM
DAFTAR PERUSAHAAN
4. TAHAP PENGUMUMAN
DALAM TAMBAHAN BERITA
NEGARA
8/18/2019 Bahan Uas II
17/151
ORGAN PT
• Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Organ Perseroan Yang mempunyai kekuasaantertinggi dalam perseroan
• Direksi
organ perusahaan yang memiliki kewenanganmenjalankan dan mengambil kebijaksanaanPerusahaan
• Komisarisorgan yang melaksanakan fungsi pengawasanterhadap perseroan
8/18/2019 Bahan Uas II
18/151
TANGGUNG JAWAB
Pada PrinsipnyaSebatas atas hartayang ada dalamperseroan tersebut
Pada Prinsipnya pihak
Pemegang Saham , Direksi
atau Komisaris tidak pernah
bertanggung jawab secara
Pribadi
8/18/2019 Bahan Uas II
19/151
PEMBUBARAN PT
Alasan :
1. Keputusan RUPS
2. Jangka Waktu Berdirinya Sudah Berakhir3. Penetapan Pengadilan
8/18/2019 Bahan Uas II
20/151
FIRMA (Fa)
Suatu Usaha Bersama antara 2 (dua) orangatau lebih yang dimaksudkan untukmenjalankan suatu usaha di bawah suatu
nama
8/18/2019 Bahan Uas II
21/151
PROSES PENDIRIAN FIRMA
1. TAHAP AKTA OTENTIK
2. TAHAP PENDAFTARAN AKTA
FIRMA
3. TAHAP PENGUMUMAN
DALAM TAMBAHAN BERITA
NEGARA
8/18/2019 Bahan Uas II
22/151
TANGGUNG JAWAB
Setiap Tindakan yangdilakukan untuk dan atasnama Firma yangbertanggung jawab secarahukum para persero secararenteng untuk seluruhhutang dari Firma tersebut
Tanpa melihat siapakan di
antara persero tersebut yangsecara riil melakukan
tindakan tersebut
8/18/2019 Bahan Uas II
23/151
COMMANDITAIRE VENNOTSCHAP (CV)
Suatu bentuk badan usaha yang didirikan oleh 2 (dua) orangatau lebih, dimana 1 ( satu) orang atau lebih dari pendirinyaadalah persero aktif , yang menjalankan perusahaan dan akanbertanggung jawab secara penuh atas kekayaan pribadinya ,sementara 1 (satu) orang lain atau lebih merupakan persero
pasif ( persero komanditer)
8/18/2019 Bahan Uas II
24/151
TANGGUNG JAWAB
Hanyalah Perseropengurus yangbertanggung jawab
terhadap pihakketiga. Seorang Komanditaris dapat turut
campur atau namanya turut
dipakai dalam nama perseroan ,
maka menjadi bertanggung jawab
sepenuhnya bersama-sama
dengan persero pengurus
( Hoofdelijk)
8/18/2019 Bahan Uas II
25/151
KOPERASI
Suatu badan usahaberbentuk badanhukum yang anggotanyaterdiri dari orangperorangan atau badan
hukum koperasi dimanakegiatannya didasarkanatas prinsip ekonomikerakyatan berdasarkanasas kekeluargaan untukmencapai tujuan
kemakmuran anggota.
8/18/2019 Bahan Uas II
26/151
Koperasi
• Keanggotaan bersifat Sangat Pribadi(Persoonlijk)
• Berbadan Hukum
• Berdasar Akte• Izin Menteri
8/18/2019 Bahan Uas II
27/151
BADAN USAHA MILIK NEGARA
Bentuk Usaha di Bidang-Bidang Tertentu ,yang umumnya menyangkut kepentinganumum, dimana peran pemerintah di dalamnyarelatif besar, minimal dengan menguasai
mayoritas pemegang saham
8/18/2019 Bahan Uas II
28/151
ya
BENTUK-BENTUK BUMN
1. Perusahaan Jawatan
diutamakan untuk kegiatan di bidang penyediaan
jasa bagi masyarakat dan tidak mengutamakan
keuntungan.
2. Perusahaan Umum ( Perum)
Diutamakan untuk berusaha di bidang pelayanan bagi
kemanfaatan umum , disamping juga untuk mendapatkan
keuntungan.
3. Perusahaan Perseroan ( Persero)Diutamakan untuk mendapatkan keuntungan dengan
berusaha di bidang-bidang yang mendorong
perkembangan sektor swasta dan koperasi
8/18/2019 Bahan Uas II
29/151
8/18/2019 Bahan Uas II
30/151
suatu perusahaan yang berbasis
di satu negara (negara induk)
akan tetapi pesusahaan itu
memiliki kegiatan produksi ataupun
pemasaran cabang di negara –
negara lain (negara cabang).
MULTI NATIONAL CORPORATION (MNC)
8/18/2019 Bahan Uas II
31/151
TERBENTUKNYA MNC
• Perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain.
• Perusahaan yang ada di negara asal (home country ) bisamengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi(host country ) baik sebagian atau seluruhnya.
• Caranya dengan si penanam modal membeli perusahaan di luarnegeri yang sudah ada atau menyediakan modal untukmembangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnyasekurangnya 10%.
8/18/2019 Bahan Uas II
32/151
CONTOH
• DUNKIN DONAT
• LEVI’S JEANS
• EPSON• KFC
• LG
• BLACKBERRY
8/18/2019 Bahan Uas II
33/151
TUJUAN PEMBELAJARAN
PEMAHAMAN
PERANCANGANKONTRAK
8/18/2019 Bahan Uas II
34/151
HUKUM & PERANCANGAN KONTRAK
PERJANJIAN PADA UMUMNYA
JENIS-JENIS PERJANJIAN
PENGERTIAN & ARTI PENTING KONTRAK
AKIBAT HUKUM SUATU KONTRAK
BERAKHIRNYA KONTRAK
PERSELISIHAN & PENYELESAIANSENGKETA
PEMBUATAN KONTRAK
PENGUASAAN MATERI KONTRAK
8/18/2019 Bahan Uas II
35/151
PENGERTIAN
Suatu Perhubungan hukum
antara dua orang atau dua
pihak di dalam lapangan
harta Kekayaan ,dimana
pihak yang satu (Kreditur)
berhak atas prestasi dan
pihak yang lain (Debitur)berkewajiban memenuhi
prestasi.
8/18/2019 Bahan Uas II
36/151
JENIS PERJANJIAN
A. Perjanjian Timbal Balik.
Perjanjian yang menimbulkan kewajiban pokok bagi keduabelah pihak.
B. Perjanjian Cuma- Cuma dan Perjanjian Atas Beban.
• Perjanjian dengan Cuma- Cumaperjanjian yang memberikan keuntungan bagi salah satupihak saja.
• Perjanjian atas beban
Perjanjian terhadap prestasi dari pihak yang satu selaluterdapat kontra prestasi dari pihak lain, dan antara keduaprestasi itu ada hubungannya menurut hukum.
8/18/2019 Bahan Uas II
37/151
JENIS PERJANJIAN
C. Perjanjian Bernama (benoemd, specified) danPerjanjian Tidak Bernama (onbenoemd, unspecified).
• Perjanjian Bernama (khusus)>Perjanjian yang mempunyai nama sendiri.
>Perjanjian- perjanjian tersebut diatur dan diberi nama olehpembentuk undang- undang, berdasarkan tipe yang paling banyak
terjadi sehari- hari.
• Perjanjian Tidak Bernama> Perjanjian- perjanjian yang tidak diatur dalam KUH Perdata, tetapi
terdapat dimasyarakat.
> Lahirnya perjanjian ini adalah berdasarkan asas kebebasan mengadakan
perjanjian atau partij otonomi yang berlaku di dalam hukum perjanjian.
> Contoh perjanjian sewa- beli, Perjanjian Timbal Balik
8/18/2019 Bahan Uas II
38/151
JENIS PERJANJIAN
D. Perjanjian Campuran (contractus sui generis)
perjanjian yang mengandung berbagai unsur perjanjian,misalnya, pemilik hotel yang menyewakan kamar (sewa-menyewa), tetapimenyajikan makanan (jual-beli) dan juga memberikan pelayanan.
E. Perjanjian Obligatoir
Perjanjian antara pihak-pihak yang mengikatkan diri untuk melakukanpenyerahan kepada pihak lain.
Perjanjian jual beli saja belum mengakibatkan beralihnya hak milik daripenjual kepada pembeli.
Perjanjian jual belinya itu dinamakan perjanjian obligatoir karenamembebankan kewajiban (obligatoir) kepada para pihak untukmelakukan penyerahan (levering). Penyerahannya sendiri merupakan
perjanjian kebendaan.
8/18/2019 Bahan Uas II
39/151
JENIS PERJANJIAN
F. Perjanjian Kebendaan (zakelijke overeenkomst)> Perjanjian hak atas benda dialihkan/diserahkan (transfer of title)
kepada pihak lain.
G. Perjanjian Konsensual dan Perjanjian Riil.> Perjanjian di antara kedua belah pihak yang telah tercapaipersesuaian kehendak untuk mengadakan perikatan sudah
mempunyai kekuatan mengikat.
> Namun demikian ada juga perjanjian- perjanjian yang hanya
berlaku sesudah terjadi penyerahan barang.
>Perjanjian penitipan barang (pasal 1694 KUHPerdata), pinjam pakai
>Perjanjian yang terakhir ini dinamakan perjanjian riil
8/18/2019 Bahan Uas II
40/151
JENIS PERJANJIAN
H. Perjanjian-Perjanjian Yang Sifatnya Istimewa.
1. Perjanjian LiberatoirPerjanjian para pihak yang membebaskan diri dari kewajiban yang adapembebasan hutang (kwijschelding)
2. Perjanjian Pembuktian ( Bewijsovereenkomst)Perjanjian antar para pihak untuk menentukan pembuktian apakah yang berlakudiantara mereka.
3. Perjanjian Untung-Untungan (Perjanjian asuransi) ( Kansovereenkomst)Perjanjian yang dengan sengaja digantungkan pada suatu kejadian yang belum
tentu, kejadian mana akan menentukan untung ruginya salah satu pihak.
4. Perjanjian PublikPerjanjian yang sebagian atau seluruhnya dikuasai oleh hukum publik karena salahsatu pihak bertindak sebagai penguasa (pemerintahan) (Perjanjian PengadaanBarang Pemerintah)
8/18/2019 Bahan Uas II
41/151
SUMBER-SUMBER PERIKATAN
PERIKATAN
UU1352 BW
UU SAJAUU KARENAPERBUATANMANUSIA
SESUAIDENGANHUKUM
MELAWANHUKUM
PERJANJIAN1311 BW
8/18/2019 Bahan Uas II
42/151
SEMATA-MATA KARENA UU
a. Perikatan yang menimbulkan kewajiban bagi
penghuni pekarangan yang berdampingan
(pasal 625 KUH Perdata).
b. Perikatan yang menimbulkan kewajiban mendidikdan memelihara anak (pasal 104 KUH Perdata)
8/18/2019 Bahan Uas II
43/151
KARENA UU LEWAT PERBUATAN MANUSIA
a. Perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad, tort)
pasal 1354 KUH Perdata.
b. Perbuatan Menurut Hukum (rechtmatige daad), terdiri dari:
- Perwakilan sukarela (zaakwaarneming),
pasal 1354 KUH Perdata.
- Pembayaran tidak terutang (pasal 1359 ayat (1) KUH Perdata).
- Perikatan wajar (Naturlijke Verbintennissen),
pasal 1359 ayat (2) KUH Perdata.
8/18/2019 Bahan Uas II
44/151
PERIKATAN BERSUMBER PERJANJIAN
• Dasar hukum dari kekuatan suatu kontrak adalah
Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata
suatu kontrak yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang undang bagi mereka yang membuatnya.
• Ketentuan KUH Perdata tentang perikatan,khususnya yang
berkaitan dengan kontrak berlaku terhadap:
1. Kontrak bernama (kontrak khusus), dan
2. Kontrak umum ( tidak bernama).
8/18/2019 Bahan Uas II
45/151
PENGERTIAN KONTRAK
• Didefinisikan berbeda-beda.
• Kontrak adalah Perjanjian
• Dalam kenyataan tidak dibedakan istilah kontrak atau
perjanjian, walaupun dalam teori sering dibedakan• mengacu kepada aturan mengenai hukum kontrak dalam
pasal 1313 KUP Perdata (telah disempurnakan oleh Van
Dunne).
• kontrak /perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara
dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk
menimbulkan akibat hukum.
8/18/2019 Bahan Uas II
46/151
PENGERTIAN KONTRAK
•suatu janji atau seperangkat janji – janji dan akibat
pengingkaran atau pelanggaran atasnya hukum memberikan
pemulihan atau menetapkan kewajiban bagi yang
ingkar janji disertai sanksi untuk pelaksanaannya.
•Setiap kontrak setidak-tidaknya melibatkan dua pihak yang
menawarkan (offeror) adalah pihak yang mengajukan
penawaran untuk membuat suatu kontrak dan Pihak yang
ditawari (offeree) adalah pihak terhadap siapa kontrak tadi
ditawarkan.
8/18/2019 Bahan Uas II
47/151
KONTRAK BERNAMA
Menurut KUH Perdata :
1. Jual-Beli
2. Tukar- Menukar
3. Sewa-Menyewa
4. Persetujuan Untuk
Melakukan Pekerjaan
5. Perseroan
6. Perkumpulan7. Hibah
8. Penitipan Barang
9. Pinjam Pakai
10. Pinjam Mengganti
11. Bunga Tetap atau BungaAbadi
12. Untung-Untungan
13. Pemberian kuasa
14. Penanggungan utang
15. Perdamaian
8/18/2019 Bahan Uas II
48/151
ASAS – ASAS KONTRAK
1. Asas Kontrak Sebagai Hukum Mengatur
( Aanvullen Recht)
• Pada Prinsipnya hukum kontrak termasuk ke dalamkategori hukum mengatur , yakni sebagian besar
dari hukum tersebut dapat disimpangi oleh para
pihak dengan mengaturnya sendiri.
• Hukum yang mempunyai sistem terbuka
(open system)
8/18/2019 Bahan Uas II
49/151
FREEDOM OF CONTRACT
2. Asas Kebebasan Berkontrak
• Para Pihak dalam suatu kontrak pada prinsipnya
bebas untuk membuat atau tidak membuat kontrak
demikian juga bebas mengatur sendiri isi kontrak
• Asas ini dibatasi oleh rambu-rambu hukum :
a. Harus memenuhi syarat sebagai seuatu kontrakb. Tidak dilarang oleh undang-undang
c. Tidak bertentangan dengan kebiasan yang berlaku
d. Harus dilaksanakan dengan itikad baik.
8/18/2019 Bahan Uas II
50/151
ASAS-ASAS KONTRAK
3. Asas Pacta Sunt Servanda
• Suatu Kontrak yang dibuat secara sah oleh para pihak
mengikat para pihak tersebut secara penuh sesuai denganisi kontrak .
• Mengikatnya secara penuh atas kontrak sama dengan
kekuatan mengikat suatu UU , apabila satu pihak tidakmenuruti kontrak yang telah dibuatnya, oleh hukum
disediakan ganti rugi atau bahkan pelaksanaan kontrak
secara paksa.
8/18/2019 Bahan Uas II
51/151
ASAS – ASAS KONTRAK
4. Asas Konsensual
• Jika suatu kontrak telah dibuat, maka ia telah sah dan
mengikat secara penuh, bahkan pada prinsipnya persyaratan
tertulispun tidak disyaratkan oleh hukum, kecuali kontrakyang memang dipersyaratkan tertulis.
• Syarat tertulis untuk jenis kontrak :
a. Kontrak perdamaian
b. Kontrak pertanggungan
c. Kontrak penghibahan
d. Kontrak jual beli tanah
8/18/2019 Bahan Uas II
52/151
ASAS-ASAS KONTRAK
5. Asas Obligatoir
• Jika suatu kontrak telah dibuat, maka para pihak telah terikat,
tetapi keterikatannya itu hanya sebatas timbulnya hak dan
kewajiban semata-mata.
• Hak Milik baru berpindah setelah adanya kontrak kebendaan
tersebut atau yang sering disebut juga dengan serah terima
(levering).
8/18/2019 Bahan Uas II
53/151
SYARAT SAHNYA KONTRAK
Persyaratan Yuridis :
1. Syarat Obyektif (Pasal 1320 KHUPerdata)
a. Perihal tertentu
b. Kausa yang diperbolehkan
2. Syarat Subjektif (Pasal 1320 KUHPerdata)
a. Adanya kesepakatan kehendak
b. Wewenang berbuat
8/18/2019 Bahan Uas II
54/151
SYARAT SAHNYA KONTRAK
3. Syarat Sah Yang Umum (di luar Pasal 1320 KUHPerdata)a. dilakukan dengan itikad baik
b. tidak bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku
c. harus dilakukan berdasarkan asas kepatutan.
d. tidak boleh melanggar kepentingan umum.
4. Syarat Sah Yang Khusus (Untuk Kontrak Tertentu )
a. tertulis
b. akta notaris
c. akta pejabat tertentu
d. ijin dari pejabat yang berwenang
8/18/2019 Bahan Uas II
55/151
AKIBAT HUKUM KONTRAK
• Lahirnya suatu kontrak menimbulkan hubungan
hukum perikatan dalam bentuk hak dan kewajiban.
• Hak dan kewajiban tersebut tidak lain adalah
hubungan timbal balik para pihak pembuat kontrak.• Pemenuhan hak dan kewajiban inilah yang merupakan
akibat hukum suatu kontrak.
• Akibat hukum kontrak sebenarnya adalah pelaksanaan
dari isi kontrak itu sendiri.
8/18/2019 Bahan Uas II
56/151
BERAKHIRNYA KONTRAK
1. PEMBAYARAN
•Arti Sempit
pelunasan utang oleh debitur
kepada kreditur. Pembayaranseperti ini dilakukan dalam
bentuk uang atau barang.
•Arti Yuridis
Pelunasan yang dilakukantidak hanya dalam bentuk
uang atau barang, tetapi juga
dalam bentuk jasa
8/18/2019 Bahan Uas II
57/151
ORANG YANG BERWENANG
•Orang yang dapat melakukan pembayaran utang :
1. Debitur yang berkepentingan langsung
2. Penjamin atau borgtocher
3. Orang ketiga yang bertindak atas nama debitur
•Orang yang berhak menerima pembayaran :
1. Kreditur.
2. Orang yang menerima kuasa dari kreditur
3. Orang yang telah ditunjuk oleh hakim
4. Orang-orang yang berhak menurut undang-undang
8/18/2019 Bahan Uas II
58/151
BERAKHIRNYA KONTRAK
2. PEMBARUAN UTANG (NOVASI)
suatu perjanjian antara debitur dan
kreditur, di mana perjanjian lama dan
subjeknya yang ada dihapuskan dan
timbul sebuah objek dan subjekperjanjian yang baru.
Unsur-unsur novasi:
a. adanya perjanjian baru,
b. adanya subjek yang baru.
c. adanya hak dan kewajiban, dan
d. adanya prestasi.
8/18/2019 Bahan Uas II
59/151
BERAKHIRNYA KONTRAK
3. KOMPENSASI ( PERJUMPAAN UTANG )
Penghapusan masing-masing utang dengan jalan saling
memperhitungkan utang yang sudah dapat ditagih antara
kreditur dan debitur.
Syarat terjadinya kompensasi:
a. kedua-duanya berpokok pada sejumlah uang; atau
b. berpokok pada jumlah barang yang dapat dihabiskan
dari jenis yang sama atau
c. kedua-duanya dapat ditetapkan dan ditagih seketika.
8/18/2019 Bahan Uas II
60/151
BERAKHIRNYA KONTRAK
4. PERCAMPURAN UTANG (KONFUSIO)
Percampuran kedudukan sebagai orang yang berutang
dengan kedudukan sebagai kreditur menjadi satu (Pasal 1436
KUH Perdata).
Ada dua cara :• Penerusan hak dengan alas hak umum.
si kreditur meninggal Dunia dan meninggalkan satu-satunya ahli waris, yaitu
debitur. dengan meninggalnya kreditur maka kedudukan debitur menjadi
kreditur;
• Penerusan hak di bawah alas hak khusus, misalnya pada jual beli atau
legaat.
• Pada umumnya percampuran utang terjadi pada bentuk-bentuk debitur
menjadi ahli waris dari kreditur.
8/18/2019 Bahan Uas II
61/151
BERAKHIRNYA KONTRAK
5. PEMBEBASAN UTANGsuatu pernyataan sepihak dari
kreditur kepada debitur, bahwa
debitur dibebaskan dari perutangan.
Dua cara terjadinya:
• cuma-cuma, dan
• prestasi dari pihak debitur
8/18/2019 Bahan Uas II
62/151
BERAKHIRNYA KONTRAK
6. KEBATALAN ATAU PEMBATALAN KONTRAK
Ada tiga penyebab :
a. Adanya perjanjian yang dibuat oleh orang-orang
yang belum dewasa dan di bawah pengampuan;
b. Tidak mengindahkan bentuk perjanjian yang
disyaratkan dalam undang-undang:
c. Adanya cacat kehendak.
8/18/2019 Bahan Uas II
63/151
BERAKHIRNYA KONTRAK
7. BERLAKUNYA SYARAT BATAL
suatu syarat yang bila dipenuhi akan menghapuskan
perjanjian dan membawa segala sesuatu pada
keadaan semula, seolah-olah tidak ada suatu
perjanjian (Pasal 1265 KUH Perdata).
Biasanya syarat batal berlaku pada perjanjian timbal
balik.( Perjanjian jual beli, sewa-menyewa dll.)
8/18/2019 Bahan Uas II
64/151
BERAKHIRNYA KONTRAK
8. JANGKA WAKTU KONTRAK TELAH BERAKHIR
• Setiap kontrak yang dibuat baik yang melalui akta di bawah
tangan maupun yang dibuat oleh atau di muka pejabat yangberwenang telah ditentukan secara tegas jangka waktu dan
tanggal berakhirnya kontrak.
• Penentuan jangka waktu dan tanggal berakhirnya kontrak
adalah didasarkan pada kemauan dan kesepakatan parapihak.
8/18/2019 Bahan Uas II
65/151
BERAKHIRNYA KONTRAK
9. DILAKSANAKAN OBJEK PERJANJIAN
• Obyek Perjanjian sama dengan prestasi.
• Di dalam perjanjian timbal balik, seperti jual beli, sewa-menyewa,
tukar-menukar dan lain-lain telah ditentukan objek perjanjian.
Misalnya : Perjanjian jual beli tanah,
• Objek Perjanjian adalah barang dan harga.
• Pihak penjual tanah berkewajiban untuk menyerahkan tanah secara
riil dan menyerahkan surat-surat tanah tersebut,
• Pembeli tanah berkewajiban untuk menyerahkan uang harga tanah tersebut
• Hak dari penjual tanah adalah menerima uang harga tanah dan
• Hak dari pihak pembeli menerima tanah beserta surat-surat yang menyertainya.
• Secara diam-diam maupun secara tegas Kontrak berakhir
8/18/2019 Bahan Uas II
66/151
BERAKHIRNYA KONTRAK
10 KESEPAKATAN KEDUA BELAH PIHAK
• Kedua belah pihak telah sepakat untuk menghentikan kontrak
yang telah ditutup antara keduanya.
• Motivasi Menyepakatinya didasarkan pada nilai-nilaikemanusiaan dan ada juga karena bisnis (untung rugi).
8/18/2019 Bahan Uas II
67/151
BERAKHIRNYA KONTRAK
11. PEMUTUSAN KONTRAK SECARA SEPIHAK
• Pemutusan kontrak secara sepihak merupakan salah satu
cara untuk mengakhiri kontrak yang dibuat oleh para pihak.
• Artinya pihak kreditur menghentikan berlakunya kontrak yang
dibuat dengan debitur, walaupun jangka waktunya belum
berakhir disebabkan debitur tidak melaksanakan prestasi
sebagaimana mestinya.
8/18/2019 Bahan Uas II
68/151
PUTUSAN PENGADILAN
12. PUTUSAN PENGADILAN• Penyelesaian lazim alternative dispute
resolution (ADR) ( konsultasi, negosiasi,
mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli)
• Apabila ADR menemui jalan
buntu maka salah satu pihak, terutama
pihak yang dirugikan dalam
Pelaksanaan kontrak dapatmengajukan gugatan ke Pengadilan
Negeri di tempat kontrak atau objek
berada.
8/18/2019 Bahan Uas II
69/151
PERSELISIHAN & PENYELESAIAN SENGKETA
1. MELALUI PENGADILAN (LITIGASI)Pola Penyelesaian sengketa yang terjadi antara para pihak
yang diselesaikan oleh pengadilan dengan keputusannya
bersifat mengikat .
2. DI LUAR PENGADILAN (ALTERNATIF DISPUTE RESOLUTION)Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur
yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar
pengadilan dengan cara arbitrasi, negosiasi, mediasi,
konsiliasi, atau penilaian ahli
8/18/2019 Bahan Uas II
70/151
PEMBUATAN KONTRAK
TAHAP – TAHAP KONTRAK
Kesepakatan Awal Para Pihak
Pembuatan atau Penelaahan
Negosiasi Rancangan
Penandatanganan
Pelaksanaan
Sengketa Kontrak Bisnis(apabila ada)
8/18/2019 Bahan Uas II
71/151
PEMBUATAN KONTRAK
Secara umum kontrak terdiri dari:
Bagian Pendahuluan
Bagian IsiBagian Penutup
Lampiran (apabila ada)
8/18/2019 Bahan Uas II
72/151
PEMBUATAN KONTRAK
Bagian Pendahuluan :
Sub Bagian Pembuka: berisi kata pembuka,
termasuk penyingkatan judul perjanjian dantanggal perjanjian
Sub Bagian Pencantuman identitas para pihakberisi elaborasi dari pihak yang mengikatkan diri
pada perjanjianSub Bagian Penjelasan: berisi penjelasan mengapapara pihak membuat perjanjian
8/18/2019 Bahan Uas II
73/151
PEMBUATAN KONTRAK
Bagian Isi terdiri dari pasal-pasal
• Bagian Isi terbagi menjadi :
Klausula Definisi
Klausula Transaksi
Klausula Spesifik
Klausula Ketentuan Umum
• Bagian Penutup terdiri dari dua hal:Sub Bagian Kata Penutup
Sub Bagian Penempatan Tanda Tangan
8/18/2019 Bahan Uas II
74/151
PEMBUATAN KONTRAK
Lampiran dapat berisi:
Perjanjian yang akan datang tetapi sudahdinegosiasikan
Deskripsi barang atau jasa yang akanditransaksikan
Legal opinion (pendapat hukum)Financial statement
Lain-lain sesuai kebutuhan
8/18/2019 Bahan Uas II
75/151
PENGUASAAN MATERI KONTRAK
POIN-POIN KONTRAK PADA
UMUMNYA :
Para pihak
Pendahuluan
DefinisiPernyataan dan Jaminan
Isi Kontrak
Harga
Ketentuan Pembayaran
Metode Pembayaran
Kewajiban Pembayaran
Waktu
8/18/2019 Bahan Uas II
76/151
PENGUASAAN MATERI KONTRAK
PenyerahanHak/Title
Tanggung Jawab
Ganti Rugi
Perpajakan
Keadaan Memaksa /Kahar/Force Majeur
Jangka Waktu Berlakunya
WanprestasiAkibat dari Wanprestasi
Pengalihan
Pengujian Inspeksi dan Sertifikasi
8/18/2019 Bahan Uas II
77/151
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
PEMAHAMAN
RESIKO BISNIS
RESIKO BISNIS
8/18/2019 Bahan Uas II
78/151
RESIKO BISNIS
RESIKO
PENGALIHAN RESIKO
RESIKO YANG DIASURANSIKAN
8/18/2019 Bahan Uas II
79/151
PENGERTIAN RESIKO
Kewajiban untuk memikul
kerugian jikalau ada suatu
kejadian di luar kesalahan
salah satu pihak yang
menimpa benda yang
dimaksudkan dalamperjanjian
PROF. SOEBEKTI, SH
PENGERTIAN RESIKO
8/18/2019 Bahan Uas II
80/151
PENGERTIAN RESIKO
• Risiko adalah suatu ajaran tentang siapakah yang harusmenanggung ganti rugi apabila debitur tidakmemenuhi prestasi dalam keadaan force majeur .
• Pada dasarnya setiap orang memikul sendiri risiko ataskerugian yang menimpa barang miliknya,
• Kecuali kalau kerugian itu dapat dipersalahkan kepadaorang lain atau dengan membayar sejumlah uang
tertentu atau dilimpahkan kepada perusahaanasuransi.
BENTUK RESIKO
8/18/2019 Bahan Uas II
81/151
BENTUK RESIKO
1. Risiko MurniRisiko yang akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau break
even (pencurian, kecelakaan atau kebakaran).
2. Risiko Spekulatif
Risiko yang akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau breakeven ( judi ).
3. Risiko Partikular
Risiko yang berasal dari individu dan dampaknya lokal
(pesawat jatuh, tabrakan mobil dan kapal kandas).
4. Risiko Fundamental
Risiko yang bukan berasal dari individu dan dampaknya luas
(angin topan, gempa bumi dan banjir).
RESIKO KETIDAKPASTIAN
8/18/2019 Bahan Uas II
82/151
RESIKO - KETIDAKPASTIAN
• Ketidakpastian Ekonomis ( Perubahan Harga)
• Ketidakpastian yang disebabkan oleh Alam
• Ketidakpastian yang disebabkan perilaku
manusia (Pencurian , Perampokan)
JENIS RESIKO
8/18/2019 Bahan Uas II
83/151
JENIS RESIKO
RESIKO YANG DAPAT DIASURANSIKANBERDASAR KLASIFIKASI OBYEK ASURANSI :
• Risiko Pribadi ( Personal Risk)
Resiko yang ancamannya
mengurangi/menghilangkan kemampuan diri
seseorang untuk memperoleh penghasilan
atau pekerjaan ( kecelakaan kerja , kematian)
JENIS RESIKO
8/18/2019 Bahan Uas II
84/151
JENIS RESIKO
• Resiko Harta
Risiko yang ancamannya menghilangkan,
menghancurkan , merusakkan harta
seseorang (Property Risk) ( Pencurian,
Rumah Terbakar)
JENIS RESIKO
8/18/2019 Bahan Uas II
85/151
JENIS RESIKO
• Resiko Harta Tanggung Gugat ( Liability Risk)
Risiko yang ancamannya mengganti kerugian
ke Pihak ke tiga akibat perbuatan tertanggung
(tabrakan yang merugikan orang lain, Pesawat
jatuh merugikan Rumah Penduduk)
CARA MENANGGUNG RESIKO
8/18/2019 Bahan Uas II
86/151
CARA MENANGGUNG RESIKO
• Menghindari risiko (Risk Avoidance) tidak melakukan kegiatan yang memberikan peluangkerugian
• Mengurangi risiko (Risk Reduction)
Memperkecil peluang terjadinya kerugian• Menahan risiko (Risk Retention)
tidak melakukan apa-apa terhadap resiko karena dapatmenimbulkan kerugian
• Membagi risiko (Risk Sharing) membagi resiko dengan pihak lain
• Mentransfer risiko (Risk Transfer)
memindahkan resiko ke pihak lain
AKIBAT KETIDAKCAKAPAN
8/18/2019 Bahan Uas II
87/151
AKIBAT KETIDAKCAKAPAN
Risiko yang dapat diasuransikan • Dapat dinilai dengan uang
• Serupa dan dalam jumlah yang memadai
• Harus bersifat murni • Terjadi kebetulan / tidak direncanakan
• Tidak bertentangan dengan kepentingan umum
• Premi asuransi harus wajar • Pihak yang mengasuransikan harus pihak yang
memiliki kepentingan (insurable interest)
PENGERTIAN ASURANSI
8/18/2019 Bahan Uas II
88/151
PENGERTIAN ASURANSI
Menurut KUHD pasal 246 :
"asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung,dengan menerima suatu premi, untuk penggantian
kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tidaktentu".
AKIBAT KETIDAKCAKAPAN
8/18/2019 Bahan Uas II
89/151
AKIBAT KETIDAKCAKAPAN
• UU Nomor 2 Tahun 1992Tentang Usaha Perasuransian :
"Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan manapihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikanpenggantian kepada tertanggung karena kerugian,kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yangmungkin akan diderita oleh tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikansuatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atauhidupnya seseorang yang diasuransikan".
FUNGSI ASURANSI
8/18/2019 Bahan Uas II
90/151
FUNGSI ASURANSI
1. Fungsi utama
sebagai pengalihan risiko, pengumpulan dana dan
premi yang seimbang.
2. Fungsi skunder
untuk merangsang pertumbuhan usaha, mencegah
kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat
sosial dan sebagai tabungan
3. Fungsi tambahanSebagai investasi dana dan invisible earnings
AKIBAT KETIDAKCAKAPAN
8/18/2019 Bahan Uas II
91/151
AKIBAT KETIDAKCAKAPAN
Tiga Unsur Penting Dalam Asuransi :
1. Pihak penjamin (verzekeraar )
pihak yang berjanji akan membayar uang kepada pihakterjamin.
2. Pihak terjamin (verzekerde)
pihak yang berjanji akan membayar premi kepada pihak
penjamin.3. Suatu peristiwa yang semula belum jelas akan terjadi
(resiko).
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
8/18/2019 Bahan Uas II
92/151
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
PEMAHAMAN
SENGKETA BISNIS
SENGKETA BISNIS
8/18/2019 Bahan Uas II
93/151
SENGKETA BISNIS
WANPRESTASI DAN AKIBATNYA
SENGKETA BISNIS DANPENYELESAIANNYA
KEPAILITAN
ALTERNATIVE DISPUTERESOLUTION
ARBITRASE
WANPRESTASI
8/18/2019 Bahan Uas II
94/151
WANPRESTASI
PENGERTIAN :Debitur yang tidak memenuhiprestasi sebagaimana dalamperjanjian
MACAM :
1.Sama Sekali Tidak
Memenuhi Prestasi
2.Tidak Tunai Memenuhi3.Terlambat Memenuhi
prestasi
4. Keliru Memenuhi Prestasi
GANTI RUGI
8/18/2019 Bahan Uas II
95/151
GANTI RUGI
TERHADAP DEBITUR LALAI DAPAT DILAKUKAN :
1. Meminta Pelaksanaan Perjanjian Meski Terlambat
2. Meminta Penggantian Kerugian3. Menuntut Pelaksanaan Perjanjian Disertai
Penggantian Kerugian
4. Pada Perjanjian Kewajiban Timbal Balik Dapat
Meminta Hakim Supaya Perjanjian Dibatalkan
DisertaI Ganti Kerugian
GANTI RUGI
8/18/2019 Bahan Uas II
96/151
GANTI RUGI
Sanksi yang dapat
dibebankan kepada
debitur yang tidak
memenuhi prestasidalam suatu perikatan
untuk memberikan
penggantian biaya,
rugi dan bunga.
BIAYA RUGI DAN BUNGA
8/18/2019 Bahan Uas II
97/151
BIAYA, RUGI DAN BUNGA
1. Segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata
– nyata telah dikeluarkan oleh kreditur
2. Segala kerugian karena musnahnya atau rusaknya
barang – barang milik kreditur akibat kelalaian
debitur
3. Segala keuntungan yang diharapkan atau sudah
diperhitungkan
BATAL - WANPRESTASI
8/18/2019 Bahan Uas II
98/151
BATAL - WANPRESTASI
1. Bukan Wanprestasi Penyebab Batal
2. Hakim Menpunyai Kekuasaan “Discretionair”
3. Dalam Wanprestasi Putusan Hakim bersifat“Constitutif” tidak “Declaratoir”
BENTUK GANTI RUGI
8/18/2019 Bahan Uas II
99/151
BENTUK GANTI RUGI
1. Biaya yang sungguh – sungguh telah dikeluarkan
( Kosten)
2. Kerugian Yang Sungguh-sungguh telah Menimpa
harta Benda Si Berpiutang (Schaden)
3. Kerugian Kehilangan Keuntungan ( Interessen)
BATASAN GANTI RUGI
8/18/2019 Bahan Uas II
100/151
BATASAN GANTI RUGI
1. Kerugian yang dapat diduga pada waktu perjanjian
dibuat dan Yang sungguh-sungguh dapat dianggap
sebagai suatu AKIBAT LANGSUNG dari Kelalaian
2. Bunga
3. Ganti Biaya Perkara
KEPAILITAN
8/18/2019 Bahan Uas II
101/151
KEPAILITAN
Suatu sitaan umum yang dijatuhkan oleh Pengadilan
Khusus , dengan permohonan khusus atas seluruh aset
debitur yang mempunyai lebih dari satu
hutang/kreditur , di mana debitur dalam keadaanberhenti membayar hutang-hutangnya sehingga
debitur segera membayar hutangnya tersebut
KEPAILITAN
8/18/2019 Bahan Uas II
102/151
KEPAILITAN
1. Debitur mempunyai lebih dari 1 hutang.
2. Hutang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih
3. Permohonan dimintakan oleh pihak yang diberikewenangan
PIHAK-PIHAK KEPAILITAN
8/18/2019 Bahan Uas II
103/151
PIHAK PIHAK KEPAILITAN
1. Panitia Kreditur Jika diperlukan
2. Seorang atau Lebih Kurator
3. Seorang Hakim Pengawas
BERAKHIRNYA KEPAILITAN
8/18/2019 Bahan Uas II
104/151
BERAKHIRNYA KEPAILITAN
1. Adanya Akoord (Perdamaian)
2. Insolvensi dan Pembagian
3. Harta Debitur Tidak ada atau Tidak Cukup
4. Dicabutnya Kepailitan atas anjuran HakimPengawas
5. Putusan Pailit Dibatalkan di Tingkat Kasasi atau PK
6. Seluruh Hutang dibayar lunas oleh Debitur
PROSES KEPAILITAN
8/18/2019 Bahan Uas II
105/151
PROSES KEPAILITAN
1. Pengajuan Permohonan Kepailitan
2. Pemeriksaan Perkara dan Pembuktian Sederhana di
Pengadilan Niaga
3. Putusan Pailit ( Tingkat Pertama)
4. Penunjutan Kurator
5. Mulai Berlaku Tundaan Eksekusi jaminan tetap (Stay)
6. Putusan Pailit Berkekuatan Hukum Tetap7. Verifikasi Piutang
8. Dicapai Komposisi ( Akoord, Perdamaian)
9. Homologasi ( Pengesahan Perdamaian)
10.Atau Insolvensi ( Harta Debitur Tidak Cukup)
11. Pemberesan ( Menjual Aset, Menyusun Daftar Piutang danPembagian)
12. Kepailitan Berakhir
13. Rehabilitasi
AKIBAT KEPAILITAN
8/18/2019 Bahan Uas II
106/151
AKIBAT KEPAILITAN
1. Boleh Kompensasi antara Piutang Debitur dan PiutangDebitur
2. Berlaku Actio Pauliana
3. Perikatan setelah Debitur Pailit Tidak dibayar
4. Gugatan Hukum oleh atau terhadap Kurator
5. Debitur Pailit atau Direksinya dapat disandera (Gijzeling)
6. Balik nama atau Pendaftaran Jaminan Hutang dicegah
7. Semua penyitaan dihentikan
8. Harta pailit dapat disegel9. Dll
KURATOR
8/18/2019 Bahan Uas II
107/151
KURATOR
a. Balai Harta Peninggalanb. Kurator Swasta
1. Lawyer
2. Akuntansi Publik
KURATOR
8/18/2019 Bahan Uas II
108/151
KURATOR
a. Balai Harta Peninggalanb. Kurator Swasta
1. Lawyer
2. Akuntansi Publik
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
8/18/2019 Bahan Uas II
109/151
UU No. 30 tahun 1999Pasal 1 ayat 10 :
Lembaga penyelesaian
sengketa atau bedapendapat melalui prosedur
yang disepakati para pihak
, yakni penyelesaian di luar
Pengadilan dengan cara
konsultasi, negosiasi,
mediasi, konsiliasi atau
penilaian ahli.
ALTERNATIF DISPUTE RESOLUTION ( ADR)
8/18/2019 Bahan Uas II
110/151
( )
KELEBIHAN ADR ( ARBITRASE DAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA) :
1. Sifat kesukarelaan dalam proses
2. Prosedur yang cepat
3. Prosedur yang rahasia ( confidential)
4. Hemat waktu
5. Hemat Biaya
6. Pemiliharaan hubungan
7. Tingginya kemungkinan pelaksanaan hasil8. Fleksibilitas dalam merancang syarat-syarat penyelesaian
masalah
9. Keputusan Non Yudisial
10. Keputusan bertahan sepanjang waktu
KONSULTASI
8/18/2019 Bahan Uas II
111/151
Suatu tindakan yang bersifat
personal antara suatu pihak
( klien) dengan pihak lain ( yang
merupakan pihak ( konsultan)
yang memberikan pendapatnyakepada klien untuk memenuhi
keperluan dan kebutuhan
kliennya, pendapat tersebut tidak
mengikat, artinya klien bebas
untuk menerima pendapatnya
atau tidak
MEDIASI
8/18/2019 Bahan Uas II
112/151
Upaya penyelesaian
sengketa secara damai
dimana ada keterlibatan
pihak ketiga yang netral
(mediator) , yang secara
aktif membantu pihak-pihak
yang bersengketa untuk
mencapai suatu kesepakatanyang dapat diterima oleh
semua pihak
MEDIASI
8/18/2019 Bahan Uas II
113/151
Peran Mediator
Mediator tidak mempunyai wewenang untuk
memutuskan sengketa antara para pihak, namun
dalam hal ini para pihak menguasakan kepada
mediator untuk membantu mereka menyelesaikan
persoalan-persoalan di antara mereka
NEGOSIASI
8/18/2019 Bahan Uas II
114/151
Penyelesaian sengketa
dengan menggunakan
komunikasi dua arah dari
kedua belah pihak yangbersengketa untuk
merumuskan sebuah
kesepakatan bersama
KONSILIASI
8/18/2019 Bahan Uas II
115/151
Proses untuk mencapai
perdamaian di luar
pengadilan , dengan
mengupayakan pertemuan diantara pihak yang berselisih
untuk mengupayakan
perdamaian yang dilakukan
oleh pihak pihak ketiga
( konsiliator)
KONSILIASI
8/18/2019 Bahan Uas II
116/151
• Tidak terlibat mendalam
atas substansi Perselisihan
• Hasil Kesepakatan
ditandatangani para pihakdan didaftarkan pada
pengadilan Negeri
• Kesepakatan tertulis
konsiliasi bersifat final dan
mengikat para pihak
PENILAIAN AHLI
8/18/2019 Bahan Uas II
117/151
• Pendapat hukum oleh
lembaga arbitrase
• Lembaga arbitrase jugamemberikan konsultasi
berupa opini atau pendapat
hukum atas permintaan dari
setiap pihak yang
memintanya
ARBITRASE
8/18/2019 Bahan Uas II
118/151
UU No. 30 tahun 1999tentang Arbitrase dan Altenatif Penyelesaian Sengketa
Pasal 1 ayat 1
Cara penyelesaian suatu sengketa Perdata di luar
peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian
Arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang
bersengketa
ARBITER
8/18/2019 Bahan Uas II
119/151
seorang atau lebih yangdipilih oleh para pihak yang
bersengketa atau yang
ditunjuk oleh Pengadilan
Negeri atau oleh lembaga
arbitrase, untuk
memberikan putusan
mengenai sengketa tertentu
yang diserahkan
penyelesaiannya melalui
arbitrase.
KELEBIHAN ARBITRASE
8/18/2019 Bahan Uas II
120/151
1. Prosedur tidak berbelit sehingga putusan cepat
2. Biaya Yang Lebih Murah
3. Putusan tidak diekspos di depan umum
4. Hukum terhadap pembuktian dan prosedur lebih
luwes
5. Para Pihak dapat memilih hukum yang
diberlakukan Arbitrase
6. Para Pihak dapat memilih sendiri para Arbiter
KELEBIHAN ARBITRASE
8/18/2019 Bahan Uas II
121/151
7. Dapat dipilih arbiter dari kalangan ahli dalam
bidangnya
8. Putusan umumnya inkracht (final dan binding)
9. Putusan dapat dieksekusi Pengadilan, tanpa atau
dengan sedikit review.10. Prosedur arbitrase lebih mudah dimengerti
masyarakat
11. Menutup kemungkinan forum shopping
KEKURANGAN ARBITRASE
8/18/2019 Bahan Uas II
122/151
1. Tersedia dengan baik untuk perusahaan besar, tidak
untuk perusahaan kecil.
2. Due Process kurang terpenuhi
3. Kurangnya unsur Finality
4. Kurangnya power untuk settlement
5. Kurangnya power law enforcement dan eksekusi
6. Kurangnya Power menghadirkan barang bukti atau
saksi
7. Dapat menyembunyikan dispute dari public Scrutiny8. Kualitas putusan sangat tergantung kualitas arbiter
EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE
8/18/2019 Bahan Uas II
123/151
Eksekusi Secara Sukarela
Para Pihak Melaksanakan sendiri secara sukarela
Eksekusi Secara Paksa
Perlu campur tangan pengadilan untuk memaksa
pelaksanaan Putusan melalui proses “deponir”
ALASAN PENOLAKAN PENGADILAN
8/18/2019 Bahan Uas II
124/151
Putusan Arbiter melebihi kewenangan yang diberikan
Putusan bertentangan dengan kesusilaan
Putusan bertentangan dengan ketertiban umum
Sengketa Tidak memenuhi syarat :
- Sengketa mengenai perdagangan
- Sengketa dikuasai sepenuhnya oleh para pihak
- Sengketa dapat dilakukan perdamaian.
ARBITRASE INTERNASIONAL
8/18/2019 Bahan Uas II
125/151
Melibatkan negara yang berbeda
Arbitrase Internasional :
-ICSID ( The Internasional Centre for Settlement of
Investment Disputes )
- LCID ( London Court of International Dispute)
- ICC ( International Chamber of Commerce )
Eksekuatur Indonesia : The New York Convention berdasar
Keppres 34 Tahun 1981 dikuatkan UU No. 39 Tahun 1999.
TAHAP-TAHAP EKSEKUSI
8/18/2019 Bahan Uas II
126/151
Penyerahan dan Pendaftaran Putusan
Permohonan Pelaksanaan Putusan
Perintah Pelaksanaan oleh Ketua PN Jakarta Pusat
Tahap Pelaksanaan Putusan
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
8/18/2019 Bahan Uas II
127/151
PEMBUKTIAN
DAN
DALUWARSA/
LEWAT WAKTU
DASAR PEMBUKTIAN
8/18/2019 Bahan Uas II
128/151
Pasal 1865 BW :Barang siapa mengajukan peristiwa-
peristiwa atas mana ia mendasarkan
sesuatu hak, diwajibkan membuktikan
peristiwa-peristiwa itu ; sebaliknya
barang siapa mengajukan peristiwa-peristiwa guna pembatalan hak orang
lain, diwajibkan juga membuktikan
peristiwa-peristiwa itu.
HAL YANG PERLU DAN TIDAK PERLU
8/18/2019 Bahan Uas II
129/151
PEMBUKTIAN :
1. Hal – Hak Yang dibantah Pihak Lawan yang
harus dibuktikan
2. Hal Yang diakui Kebenarannya , tidak adaperselisihan kedua belah pihak yang
berperkara tidak usah dibuktikan
3. Pengakuan sebenarnya Tidak perlu
Pembuktian
4. Hal yang dapat dikatakan Sudah diketahuisetiap Orang ( Notoire Feiten) Tidak perlu
pembuktian
5. Hal yang secara kebetulan sudah diketahui
sendiri oleh Hakim Tidak perlu
pembuktian
ALAT PEMBUKTIAN -1
8/18/2019 Bahan Uas II
130/151
A. Surat-Surat :
1. Surat Akte
Suatu Tulisan yang semata-mata dibuat untuk
membuktikan sesuatu hal atau peristiwa, karenanya
suatu akte harus selalu ditandatangani.
2. Surat-Surat Lain
Tulisan yang Bukan akte yang kekuatan pembuktiannya
diserahkan pada pertimbangan hakim untuk
mempercayai atau tidak kebenarannya.
MACAM SURAT AKTE
8/18/2019 Bahan Uas II
131/151
1. SURAT AKTE RESMI ( AUTHENTIEK)Suatu akte yang dibuat oleh atau di
dihadapan seorang paejabat umum yang
menurut UU ditugaskan untuk membuat
surat-surat akte tersebut.
2. SURAT AKTE DI BAWAH TANGANSuatu akte yang tidak dibuat oleh atau di
dihadapan atau dengan perantaraan
seorang pejabat umum.
PEJABAT UMUM
8/18/2019 Bahan Uas II
132/151
1. Notaris
2. Hakim
3. Juru Sita Pengadilan4. Pegawai Pencatatan
Sipil
5. Dll
KEKUATAN PEMBUKTIAN
8/18/2019 Bahan Uas II
133/151
1. Akta Resmi Sempurna ( Volledij Bewijs)
• apabila suatu pihak mengajukan akta resmi , hakim harus menerimanya dan
menganggap apa yang dituliskan di dalam akte itu, sungguh-sungguh telah
terjadi , sehingga hakim itu tidak boleh memerintahkan penambahan
pembuktian lagi.
2. Akta di bawah tangan = Akta Resmi
apabila para pihak yang menandatangani surat perjanjian itu mengakui atau
tidak menyangkal tandatangannya , yang berarti ia mengakui atau tidak
menyangkal kebenaran apa yang tertulis dalam perjanjian itu.
3. Cap Jempol yang ditaruh di atas akte Resmi dihadapan Pejabat
yang mengenal orang yang menghadap atau diperkenalkan =
Tanda Tangan
ALAT PEMBUKTIAN -2
8/18/2019 Bahan Uas II
134/151
B. KESAKSIAN
Peristiwa-Peristiwa yang
dilihat dengan mata sendiri
atau yang dialami sendirioleh seorang saksi.
KEKUATAN PEMBUKTIAN KESAKSIAN
8/18/2019 Bahan Uas II
135/151
1. Bukan alat Pembuktian Yang Bersama dan mengikathakim , tetapi terserah hakim untuk menerima nya atau
tidak
2. Keterangan satu orang saksi tidak cukupHakim tidak boleh mendasakan putusan tentang kalah
menangnya suatu pihak atas satu keterangan saksi saja.
ALAT PEMBUKTIAN-4
8/18/2019 Bahan Uas II
136/151
D. PERSANGKAAN :
Suatu kesimpulan yang
diambil dari suatu
peristiwa yang sudahterang dan nyata.
MACAM PERSANGKAAN
8/18/2019 Bahan Uas II
137/151
1. Ditetapkan UU ( Wattelijk Vermoeden)Suatu Pembebasan dari Kewajiban
membuktikan suatu hal untuk keuntungan salah
satu pihak yang berperkara ( Tiga Kiutansi)
2. Ditetapkan Oleh Hakim ( Rechtelijk Vermoeden)
Terdapat pada pemeriksaan suatu perkara dimana untuk pembuktian suatu peristiwa tidak bisa didapatkan dari
saksi-saksi yang dengan mata kepala sendiri ( Zina )
ALAT PEMBUKTIAN -3
8/18/2019 Bahan Uas II
138/151
C. PENGAKUAN :
Suatu Pengakuan yang
dilakukan di depan hakim
yang merupakan
pembuktian yang Sempurnatentang kebenaran hal atau
peristiwa yang diakui
ALAT PEMBUKTIAN -5
8/18/2019 Bahan Uas II
139/151
E. SUMPAH
1. Sumpah yang menentukan.
( Decissoir Eed)
sumpah yang diperintahkan dengan maksud
untuk mengakhiri perkara yang sedang
diperiksa oleh hakim
2. Sumpah Tambahan
(Supletoir Eed)
Sumpah yang diperintahkan oleh hakim pada
salah satu pihak yang berperkara , apabilahakim berpendapat bahwa di dalam suatu
perkara perlu ditambah dengan penyumpahan ,
karena dipandang kurang memuaskan untuk
menjatuhkan putusan atas dasar bukti – bukti
yang ada.
DALUWARSA ( VERJARING)
8/18/2019 Bahan Uas II
140/151
Suatu sarana hukum untukmemperoleh sesuatu atau suatu
alasan untuk dibebaskan dari suatu
perikatan dengan lewatnya waktu
tertentu dan dengan terpenuhinya
syarat-syarat yang ditentukan dalam
undang-undang.
DALUWARSA ( VERJARING)
8/18/2019 Bahan Uas II
141/151
Seseorang tidak boleh melepaskan
daluwarsa sebelum tiba waktunya
tetapi boleh melepaskan suatu
daluwarsa yang telah diperolehnya.
PELEPASAN HAK - VERJARING
8/18/2019 Bahan Uas II
142/151
• Pelepasan Hak ( Rechtverwerking ) BERBEDA denganVerjaring
• Dalam Pelepasan Hak :
Hilangnya sesuatu hak bukan karena lewatnya
waktu , tetapi KARENA SIKAP ATAU TINDAKAN seseorang
yang menunjukkan bahwa ia sudah tidak akan
mempergunakan sesuatu hak.
• Seseorang membeli barang yang ternyata
mengandung cacat tersembunyi, Jika tidak
mengembalikan barang dan terus dipakai makakehilangan Hak menuntut ganti rugi
PELEPASAN DALUWARSA
8/18/2019 Bahan Uas II
143/151
• Pelepasan daluwarsa dapat dilakukan secara tegas
atau secara diam-diam.
• Pelepasan secara diam-diam disimpulkan dari
suatu perbuatan yang menimbulkan dugaanbahwa seseorang tidak hendak menggunakan
suatu hak yang telah diperolehnya.
DALUWARSA
8/18/2019 Bahan Uas II
144/151
Syarat Lahirnya Daluwarsa :
— Selama waktu yang diperlukan untuk berlakunyadaluwarsa harus menguasai benda itu sebagai orang
yang BERKEDUDUKAN BERKUASA (BEZITTER)
— Artinya orang tersebut dalam kapasitaspenguasaan fisiknya tersebut juga BERKEHENDAK
UNTUK MENGUASAI DAN MEMILIKI benda itu bagi
dirinya sendiri.
KEDUDUKAN BERKUASA
8/18/2019 Bahan Uas II
145/151
Pasal 529 BW :
Kedudukan seseorang yang menguasai suatu
kebendaan, baik dengan diri sendiri, maupundengan perantaraan orang lain, dan yang
mempertahankan atau menikmatinya selaku orang
yang memiliki kebendaan itu.
BENTUK DALUWARSA
8/18/2019 Bahan Uas II
146/151
1. Daluwarsa Memperoleh (Acquisitieve Verjaring) :
• Pasal 1963 BW
• Suatu upaya hukum, dengan lewatnya suatu waktu
dan dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yangditetapkan oleh UU, memperoleh sesuatu benda.
• Beziter jujur dan dapat menunjukkan alas hak
(20 tahun) sejak ia menguasai barang tersebut
• Jika tidak beralas hak (30 tahun )
JENIS DALUWARSA
8/18/2019 Bahan Uas II
147/151
2. Daluwarsa Membebaskan ( Extinctieve Verjaring):
• Pasal 1967 BW
•Adalah suatu upaya hukum, dengan lewatnya
suatu waktu dan dengan syarat tertentu yang
ditetapkan oleh UU, dibebaskan dari suatu
kewajiban
• Secara Umum : Penagihan atau tuntutan hukum
lewat waktunya 30 tahun• Secara Khusus : Rekening toko mengenai penjualan
barang sehari hari harus ditagih paling lama 5
tahun, Rekening dokter ( 2 tahun )
MELALUI DALUWARSA
8/18/2019 Bahan Uas II
148/151
Syarat Memperoleh Hak Milik :
• Orang mesti memegang kedudukan berkuasa
sebagai pemilik
• Cara memperoleh dan dipertahankannya dengan
itikad baik
• Harus nyata dimuka umum
• Harus dilakukan secara terus-menerus dan tidak
berhenti
PENCEGAH DALUWARSA
8/18/2019 Bahan Uas II
149/151
DISEBABKAN :
1. Pemanfaatan barang itu dirampas selama lebih
dari satu tahun dari tangan orang yang
menguasainya, baik oleh pemiliknya semulamaupun oleh pihak ketiga.
2. Adanya suatu peringatan, gugatan, dan tiap
perbuatan-perbuatan berupa Tuntutan Hukum,
3. Gugatan di muka Hakim
DECHEANCE (VERVALTERMIJN)
8/18/2019 Bahan Uas II
150/151
• Adakalanya UU Memberikan Hak hanya untuk suatuwaktu tertentu.
• Hak gugur apabila tidak dipergunakan dalam jangka
waktu tersebut
• Beda dengan Verjaring :
Decheance pasti dan tidak dapat dicegah, harus
diindahkan oleh Hakim meskipun tidak diminta.
• Misal Hak Reklame 30 hari setelah penyerahanBarang ( Pasal 1145 BW)
8/18/2019 Bahan Uas II
151/151