Bahan Tambah Untuk Beton

  • Upload
    sondy

  • View
    266

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    1/21

    Bahan Tambah

    Bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran

    beton pada saat atau selama percampuran berlangsung. Fungsi dari bahan ini adalah untuk

    mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu, atau

    untuk menghemat biaya.

    Admixture atau bahan tambah yang didefinisikan dalam Standard Definitions of

    Terminology Relating to Concrete and Concrete Aggregates (ASTM C.125-1995:61) dan

    dalam Cement and Concrete Terminology (ACI SP-19) adalah sebagai material selain air,

    agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam beton atau mortar yang ditambahkan

    sebelum atau selama pengadukan berlangsung. Bahan tambah digunakan untuk

    memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton misalnya untuk dapat dengan mudah

    dikerjakan, mempercepat pengerasan, menambah kuat tekan, penghematan, atau untuk

    tujuan lain seperti penghematan energi.

    Bahan tambah biasanya diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit, dan harus dengan

    pengawasan yang ketat agar tidak berlebihan yang justru akan dapat memperburuk sifat

    beton.

    Di Indonesia bahan tambah telah banyak dipergunakan. Manfaat dari penggunaan bahan

    tambah ini perlu dibuktikan dengan menggunakan bahan agregat dan jenis semen yang

    sama dengan bahan yang akan dipakai di lapangan. Dalam hal ini bahan yang dipakaisebagai bahan tambah harus memenuhi ketentuan yang diberikan oleh SNI. Untuk bahan

    tambah yang merupakan bahan tambah kimia harus memenuhi syarat yang diberikan

    dalam ASTM C.494, Standard Spesification for Chemical Admixture for Concrete.

    A.BAHAN TAMBAH KIMIA (ADMIXTURE)

    Chemical admixture (ASTM C 494), yaitu bahan tambah cairan kimia yang

    ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan (memperlambat atau mempercepat),

    mereduksi kebutuhan air, menambah kemudahan pengerjaan beton, meningkatkan nilai

    slump dan sebagainya.

    Chemical Admixture:

    Biasanya digunakan dalam jumlah yang sedikit pada campuran beton. Tujuan

    penggunaannya adalah untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari campuran.

    Penggunaan admixture harus mengikuti spesifikasi yang ditetapkan produsennya.

    Trial Mix sebelum penggunaan sangat dianjurkan.

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    2/21

    Menurut standar ASTM. C. 494 (1995: .254) dan Pedoman Beton 1989 SKBI.1.4.53.1989

    (Ulasan Pedoman Beton 1989: 29), jenis bahan tambah dibedakan menjadi tujun tipe

    bahan tambah, yaitu :

    a. Tipe A Water-Reducing Admixtures

    Water-Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air

    pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu.

    Water-Reducing Admixtures digunakan antara lain untuk dengan tidak

    mengurangi kadar air semen dan nilai slump untuk memproduksi beton dengan nilai

    perbandingan atau rasio factor air semen (wer) yang rendah.

    Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengaduk

    untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Bahan tambah dengan

    fungsi water reducing digunakan dengan tujuan utama sesuai kebutuhan, sebagai

    berikut :

    o mengurangi kadar air (fas) dengan tidak mengurangi semen dan slump

    o meningkatkan slump dengan tidak mengurangi semen dan kadar air (fas) yang

    digunakan

    o mengurangi semen yang digunakan dengan tidak mengurangi slump dan kadar air

    (fas) -- harus memperhatikan ketentuan pemakaian semen minimum sesuai

    peraturan

    Bahan tambah ini pada umumnya mengurangi pemakaian air sebanyak 5% -

    12% dari pemakaian pada desain mix beton normal.

    Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan pengaruhnya pada waktuikat (setting) beton segar yang pada umumnya akan menjadi lebih cepat dari beton

    normal -- pelaksanaan finishing harus dipersiapkan dengan baik supaya tidak

    terlambat dimulai dan diselesaikan.

    Dengan menggunakan jenis bahan tambah ini akan dapat dicapai tiga hal, yaitu

    :

    Hanya menambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkanWRAke dalam beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama akan

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    3/21

    didapatkan beton dengan nilai slump yang lebih tinggi. Dengan slump yang

    lebih tinggi, maka beton segar akan lebih mudah dituang, diaduk dan

    dipadatkan. Karena jumlah semen dan air tidak dikurangi dan workability

    meningkat maka akan diperoleh kekuatan tekan beton keras yang lebih besar

    dibandingkan beton tanpa WRA.

    Menambah kekuatan tekan beton. Dengan mengurangi/memperkecil fas

    (jumlah air dikurangi, jumlah semen tetap) dan menambahkan WRA pada

    beton segar akan diperoleh beton dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dari

    beberapa hasil penelitian ternyata dengan fas yang lebih rendah tetapi

    workability tinggi maka kuat tekan beton meningkat.

    Mengurangi biaya (ekonomis). Dengan menambahkan WRA dan

    mengurangi jumlah semen serta air, maka akan diperoleh beton yang

    memiliki workability sama dengan beton tanpa WRA dan kekuatan tekannya

    juga sama dengan beton tanpa WRA. Dengan demikian beton lebih

    ekonomis karena dengan kekuatan yang sama dibutuhkan jumlah semen

    yang lebih sedikit.

    Bahan tambah pengurang air dapat berasal dari bahan organic ataupun campuran

    anorganik untuk beton tanpa udara (non-air-entrained) atau dengan udara dalam hal

    mengurangi kendungan air campuran. Selain itu bahan tambah ini dapat digunakan

    untuk memodifikasi waktu pengikatan beton atau mortar sebagai dampak perubahan

    factor air semen.

    Bahan tambah ini biasa disebut water reducer atau plasticizer. Komposisi dari

    campuran bahan tambah ini diklasifikasikan secara umum menjadi 5 kelas :

    1) Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.

    2) Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.

    3)Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya.

    4) Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garam-garamnya.

    5)

    Materi lain seperti :a) Materi inorganic seperti seng, garam-garam, barak, pospat, klorida.

    b) Asam amino dan turunannya.

    c) Karbohidrat, polisakarin, dan gula asam.

    d) Campuran polimer, seperti eter, turunan melamic, neptan, silicon,

    hidrokarbon-sulfat.

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    4/21

    Contoh produk plasticizer:

    a. Plastiment NS

    Produk ini dikeluarkan oleh Sika, dengan bahan dasar polimer padat.

    Plastiment NS memenuhi standar ASTM C-494 Tipe A dan AASHTO M-

    194 Tipe A. Plastiment NS direkomendasikan untuk digunakan pada

    aplikasi beton kualitas tinggi dengan peningkatan kuat tekan awal dan

    waktu ikatan normal. Produk ini dapat mengurangi air sampai dengan 10%

    untuk memperoleh beton yang mudah dikerjakan dengan kuat tekan dan

    kuat lentur yang lebih tinggi. Dosis yang digunakan adalah 130 265 ml

    untuk tiap 100 kg semen.

    b. Plastocrete 161W

    Merupakan produk Sika dengan bahan polimer dan telah memenuhi

    persyaratam ASTM C-494 Tipe A. Direkomendasikan untuk digunakan

    pada beton kualitas tinggi dengan workabilitas sangat baik dan waktu ikatan

    cepat. Plastocrete 161W memberikan hasil yang optimal apabila

    dikombinasikan dengan fly ash (abu terbang). Dosis yang digunakan adalah

    195650 ml/100 kg semen.

    c. Plastocrete 169

    Produk Sika dengan tujuan ganda, yaitu sebagai reducer dan retarder.

    Produk ini telah memenuhi syarat ASTM C-494 Tipe A. Digunakan untuk

    beton normal dan memerlukan retarder. Tujuan ganda Plastocrete 169

    sebagai water reducer normal dan set retarder memberikan fleksibilitas

    yang tinggi pada penggunaannya dan dapat dikombinasikan untuk

    meningkatkan kualitas maupun nilai ekonomis. Apabila digunakan untuk

    reducer, digunakan dosis 261-391 ml/100 kg semen. Apabila digunakan

    sebagai set retarder, dosis 390-520 ml/100 kg berat semen.

    d.

    Viscocrete 4100

    Merupakan produk Sika yang digunakan sebagai high range water reducer

    dan superplasticizer. Produk ini telah memenuhi syarat ASTM C-494 Tipe

    A dan F. Bahan tambah ini dapat digunakan dengan dosis rendah untuk

    mengurangi air antara 10-15% dan apabila digunakan dengan dosis tinggi

    mampu mengurangi air hingga 40%. Produk ini dapat digunakan untuk Self

    Compacting Concrete (SCC) karena dapat memberikan workabilitas yang

    tinggi. Viscocrete 4100 tidak mengandung formaldehid dan kalsium klorida

    serta tidak menyebabkan korosi pada tulangan baja. Untuk tujuan umumdosis yang direkomendasikan sebanyak 195-520 ml/100 kg semen. Apabila

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    5/21

    diinginkan pengurangan air secara maksimum, dosisnya dapat mencapai

    780 ml/100 kg semen.

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini adalah air

    yang dibutuhkan, kandungan air, konsistensi, bleeding, dan kehilangan air pada saat

    beton segar, laju pengerasan, kekuatan tekan, dan lentur, ketahanan terhadap

    perubahan volume, susut pada saat pengeringan. Berdasarkan hal tersebut, menjadi

    hal penting untuk melakukan pengujian sebelum pelaksanaan pencampuran

    terhadap bahan tambah tersebut.

    Pengaruhnya pada beton:

    1. Kekuatan Tekan: Tegangan tekan beton bertambah karena adanya

    pengurangan air, hal ini dikarenakan faktor a/s (air semen) berkurang.

    Penambahan kekuatan diperkirakan 10%.2. Setting Time: Dengan adanya water reducing admixture, setting time dari

    campuran beton tidak berubah.

    3. Workability: Bila tidak ada perubahan faktor air semen (a/s), water

    reducing menambah workability beton. Untukslumpawal 25-75 mm dapat

    ditambah dengan 50-60 mm.

    4. Loss Slump: Tingkat kecepatan penurunan slump beton yang berisi air

    water reducing admixtureumumnya sama atau lebih besar dari beton biasa.

    Dimana bila digunakan water reducing admixture(WRA) akan menambahworkability dan waktu pencampuran.

    5. Air Entrainment: Dengan bahan dasar Lignosulphonate cenderung

    meningkatkan jumlah kadar udara tapi tidak melampaui 2%. Bahan

    dasar Salt hydroxy carboxylicdanPolysacharidestidak menambah kadar

    udara dan bahkan sering mengurangi kadar udara.

    6. Panas Hidrasi: Panas hidrasi tidak terpengaruh dengan adanya penggunaan

    WRA.

    7.

    Perubahan Bentuk: Perubahan bentuk (volume change) tidak terpengaruhdengan adanya WRA.

    8. Durability: Durabilitas tidak terpengaruh dengan adanya WRA kecuali

    airnya dikurangi yang menyebabkan beton lebih padat dan impermeabel.

    b. Tipe B Retarding Admixtures

    Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat

    waktu pengikatan beton. Penggunaanya untuk menunda waktupengikatan beton

    (setting time) misalnya karen kondisi cuaca yang panas, atau memperpanjang

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    6/21

    waktu untuk pemadatan untuk menghindari cold joints dan menghindari dampak

    penurunan saat beton segar pada saat pengecoran dilaksanakan.

    Bahan tambah dengan fungsi retarding digunakan dengan tujuan utama menunda

    waktu initial dan final setting dari adukan beton segar, dan mempertahankan

    workability beton pada cuaca panas, pada umumnya digunakan jika :

    pelaksanaan pengecoran mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi sehingga

    memerlukan waktu pelaksanaan yang lebih lama dari waktu setting beton

    normal

    lokasi batching plant yang cukup jauh

    kondisi lalu lintas yang dilalui oleh mobile mixer tidak lancar

    pengecoran dengan kondisi cuaca panas yang berpotensi mengakibatkan

    kehilangan kelembaban lebih cepat

    proses finishing yang memerlukan waktu yang lebih lama sehingga waktu

    setting beton yang lebih lama diperlukan

    Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan waktu penutupan permukaan

    beton (sealing dan troweling) tidak boleh terburu-buru karena proses initial setting

    dan bleeding yang lebih lambat dari beton normal, supaya memastikan proses

    bleeding sudah sepenuhnya selesai sebelum dilakukan penutupan permukaan beton

    (sealing dan trowelling).

    Efek dari penggunaan retarding admixture yang perlu diwaspadai, antara lain :

    beberapa retarder mempunyai sifat menimbulkan gelembung udara dalam

    beton

    beberapa retarder menyebabkan kehilangan slump yang lebih cepat walaupun

    menyebabkan waktu setting yang lebih lambat memperbesar resiko susutpengeringan dan rangkak yang lebih tinggi

    c. Tipe C Accelerating Admixtures

    Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfunsi untuk

    mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini

    digunkan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan (hidrasi), dan

    mempercepat pencapaian kekuatan beton.

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    7/21

    Bahan tambah dengan fungsi accelerating digunakan dengan tujuan utama

    mendapatkan kekuatan awal yang lebih tinggi pada beton yang dikerjakan, misalkan

    jika elemen struktur beton yang diperlukan untuk segera dibebani oleh pekerjaan

    berikutnya dalam kaitan dengan waktu pelaksanaan yang ketat.

    Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan kadar ion klorida terlarut

    dalam beton keras yang disyaratkan, tidak boleh terlewati -- karena beresiko

    menimbulkan korosi pada besi atau baja tulangan.

    Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan dengan seksama waktu setting

    yang lebih cepat dan curing yang dilakukan harus sesempurna mungkin untuk

    mencapai kekuatan awal yang diinginkan lebih tinggi.

    Secara umum, kelompok bahan tambah ini dibagi menjadi tiga:

    1)

    Larutan garam organic2) Larutan campuran organic

    3) Material miscellaneous

    Yang termasuk jenis accelerator adalah : kalsium klorida, bromide, karbonat dan

    silikat. Pada daerah-daerah yang menyebabkan korosi tinggi tidak dianjurkan

    menggunakan accelerator jenis kalsium klorida. Dosis maksimum yang dapat

    ditambahkan pada beton adalah sebesar 2 % dari berat semen.

    Admixture yang mempercepat proses pengerasan atau pertumbuhan kekuatan padaumur dini dari beton. Admixture ini sebenarnya tidak mempunyai efek tertentu

    terhadap setting time sekali pun demikian, dalam praktek, setting time juga

    berkurang.

    Yang biasa digunakan sebagai accelerator : Calcium Chlorida (CaCl 2 )

    CaCl 2 mungkin bertindak sebagai katalisator di dalam proses hidrasi C3S dan C 2

    S atau berfungsi sebagai pereduksi sifat alkalinitas dari larutan sehingga

    mempercepat hidrasi silikat. Dengan menggunakan CaCl 2 proses hidrasi C 3A

    diperlambat , tetapi proses hidrasi normal dari semen tidak berubah. CaCl 2 dapatditambahkan untuk digunakan bersama semen tipe III (rapid hardening) dan juga

    semen biasa/ Ordinary Portland Cement (tipe I). CaCl 2 tidak boleh digunakan

    dengan semen yang mempunyai kandungan alumina yang tinggi. Jumlah CaCl 2

    yang ditambahkan pada campuran harus dikontrol secara hati-hati. Asumsi :

    Penambahan 1 % CaCl 2 (terhadap massa semen) mempengaruhi kecepatan

    pengerasan seperti kenaikan temperatur sebesar 6 C. Penambahan 1- 2% CaCl 2

    umumnya cukup. CaCl 2 harus terdistribusi secara seragam pada campuran di

    larutkan pada air pencampur. Pengaruh CaCl 2 menurunkan daya tahan terhadapserangan sulfat terutama untuk campuran kurus (lean mix) dan meningkatkan resiko

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    8/21

    reaksi alkaliagregat bagi agregat yang reaktif. Kemungkinan korosi tulangan pada

    beton bertulang menjadi besar dengan adanya ion chlorida Cl pada campuran.

    Accelerator yang tidak mempunyai resiko ini: Calcium formate.

    d. Tipe D Water Reducing and Retarding Admixtures

    Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi

    ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan

    beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal.

    Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air

    pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan

    konsistensi tertentu sekaligus memperlambat proses pengikatan awal dan

    pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam beton, maka jumlah

    semen dapat dikurangi sebanding dengan jumlah air yang dikurangi. Bahan ini

    berbentuk cair sehingga dalam perencanaan jumlah air pengaduk beton, maka beratadmixture ini harus ditambahkan sebagai berat air total pada beton.

    e. Tipe E Water Reducing and Accelerating Admixtures

    Water Reducing and Accelerating Admixturesadalah bahan tambah yang berfungsi

    ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan

    beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal.

    Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air

    pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan

    konsistensi tertentu sekaligus mempercepat proses pengikatan awal dan pengerasan

    beton. Beton yang ditambah dengan bahan tambah jenis ini akan dihasilkan beton

    dengan waktu pengikatan yang cepat serta kadar air yang rendah tetapi tetap

    workable. Dengan menggunakan bahan ini diinginkan beton yang mempunyai kuat

    tekan tinggi dengan waktu pengikatan yang lebih cepat (beton mempunyai kekuatan

    awal yang tinggi).

    Bahan kimia tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan

    mempercepat proses ikatan. Pengaruhnya pada beton:

    1. Kekuatan. Pada saat accelerator mencapai peningkatan kekuatan awal

    beton, pengaruh kekuatan beton dapat diabaikan. Jika bahan water reducing

    dicampur accelerator, keuntungan kekuatan jangka panjang akan diapat

    berhubungan langsung dengan penurunan rasio air-semen (a/s).

    2. Setting Time. Setting timebeton yang mengandung accelerator lebih pendek

    daripada beton biasa yang tidak mengandung accelerator. Pengaruh kalsium

    klorida pada setting time lebih besar daripada kalsium format.

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    9/21

    3. Workability. Baik kalsium klorida dan kalsium format memberikan sedikit

    peningkatan dalam workabilitas. Peningkatan yang lebih besar dalam

    workabilitas dapat diperoleh dengan kombinasi accelerator dengan bahan

    water reducing.

    4.

    Air Entrainment. Hampir semua accelerator tidak mengandung derajat air

    entrainment.

    5. Bleeding.Admixture acceleratortidak mempengaruhi bleeding.

    6. Panas Hidrasi. Accelerator meningkatkan tingkatan panas yang dihasilkan

    dan memberikan kenaikan temperature yang lebih besar daripada campuran

    bahan biasa. Total panas hidrasi tidak mempengaruhi.

    7. Perubahan Volume. Kalsium klorida meningkatkan creepmaupun drying

    shrinkage. Kalsium format meningkatkan drying shrinkage tetapi data yang

    ada menunjukkan ada sedikit pengaruh pada creep.

    8. Durability. Kalsium klorida mempunyai kemampuan memecahkan pasivity

    alamiah yang diberikan beton dengan menggunakan semen portland,

    dengan demikian akan memperbesar korosi pada baja atau logam tertanam.

    Bahan tambah dengan fungsi water reducing + retarding digunakan dengan tujuan

    utama untuk menambah kekuatan beton karakteristik jangka panjang. Penggunaan

    bahan tambah ini pada umumnya tidak mengubah kadar semen dan komposisi

    agregat yang digunakan pada desain mix untuk beton normal yang direncanakan

    f. Tipe F Water Reducing High Range Admixtures

    Water Reducing High Range Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi

    untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan

    beton dengan kondisi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.

    Bahan tambah dengan fungsi HRWR digunakan untuk mendapatkan tingkat

    konsistensi yang diinginkan atau ditetapkan spesifikasi dengan mengurangi berat

    air sebesar 12% atau lebih (sampai 40%). Tujuan dan penggunaannya sama dengan

    bahan tambah tipe A dengan pengurangan berat air > 12%. HRWR atau bahan

    tambah tipe F pada umumnya diaplikasikan atau dicampurkan di lokasipengececoran.

    Dengan menmbahkan bahan ini ke dalam beton, diinginkan untuk mengurangi

    jumlah air pengaduk dalam jumlah yang cukup tinggi sehingga diharapkan

    kekuatan beton yang dihasilkan tinggi dengan jumlah air sedikit, tetapi tingkat

    kemudahan pekerjaan (workability beton) juga lebih tinggi. Bahan tambah jenis ini

    berupa superplasticizer. Yang termasuk jenis superplasticizer adalah : kondensi

    sulfonat melamine formaldehyde dengan kandungan klorida sebesar 0,005 %,

    sulfonat nafthalin formaldehyde, modifikasi lignosulphonat tanpa kandungan

    klorida. Jenis bahan ini dapat mengurangi jumlah air pada campuran beton dan

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    10/21

    meningkatkan slump beton sampai 208 mm. Dosis yang dianjurkan adalah 1 % - 2

    % dari berat semen.

    Superplasticizer adalah zat-zat polymer organik yang dapat larut dalam air yang

    telah dipersatukan dengan menggunakan proses polymerisasi yang komplek untuk

    menghasilkan molekul-molekul panjang dari massa molecular yang tinggi.

    Molekul-molekul panjang ini akan membungkus diri mengelilingi partikel semen

    dan memberikan pengaruh negatif yang tinggi sehingga antar partikel semen akan

    saling menjauh dan menolak. Hal ini akan menimbulkan pendispersian partikel

    semen sehingga mengakibatkan keenceran adukan dan meningkatkan workabilitas.

    Perbaikan workabilitas ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan beton dengan

    workability yang tinggi atau menghasilkan beton dengan kuat tekan yang tinggi.

    Bahan ini merupakan sarana untuk menghasilkan beton mengalir tanpa terjadi

    pemisahan (segregasi/ bleeding) yang umumnya terjadi pada beton dengan jumlahair yang besar, maka bahan ini berguna untuk pencetakan beton di tempat-tempat

    yang sulit seperti tempat pada penulangan yang rapat.

    Superplasticizerdapat memperbaiki workabilitas namun tidak terpengaruh besar

    dalam meningkatkan kuat tekan beton untuk faktor air semen yang diberikan.

    Namun kegunaansuperplasticizeruntuk beton mutu tinggi secara umum sangat

    berhubungan dengan pengurangan jumlah air dalam campuran beton. Pengurangan

    ini tergantung dari kandungan air yang digunakan, dosis dan tipe dari

    superplasticizer yang dipakai. (L.J. Parrot, 1998).

    Superplasticizertidak akan menjadikan encer semua campuran beton dengan

    sempurna, oleh karenanya campuran harus direncanakan untuk disesuaikan.

    Untuk meningkatkan workability campuran beton, penggunaan

    dosissuperplasticizersecara normal berkisar antara 1-3 liter tiap 1 meter kubik

    beton. Larutan superplasticizer terdiri dari 40% material aktif. Ketika

    superplasticizer digunakan untuk mengurangi jumlah air, dosis yang digunakan

    adalah lebih besar, 5 sampai 20 liter tiap 1 meter kubik beton. (Neville, 1995)

    Menurut (Edward G Nawy, 1996). Superplasticizer dibedakan menjadi 4 jenis:

    1.

    Koondensasisulfonat melamin formaldehyde(SMF) dengan kandunganklorida sebesar 0,005%.

    2. Sulfonat nafthalin formaldehid(SNF) dengan kandungan klorida yang dapat

    diabaikan.

    3. Modifikasi lignosulfonattanpa kandungan klorida.

    4. Carboxyl acrylic ester copolymer.

    Keempat jenis bahan tambahan ini terbuat dari sulfonat organik dan disebut

    superplasticizer karena bahan ini dapat mengurangi air pada campuran beton

    sementara slump beton bertambah sampai 8 in (208 mm) atau lebih. Bahan-bahan

    ini digunakan untuk menghasilkan beton mengalir tanpa terjadinya pemisahanyang tidak diinginkan dan umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air yang

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    11/21

    besar untuk meningkatkan kekuatan beton, karena memungkinkan pengurangan

    kadar air guna mempertahankan workabilitas yang sama.

    Jenis SMF dan SNF yang disebut garam sulfonik lebih sering digunakan karena

    lebih efektif dalam mendispersikan butiran semen, juga mengandung unsur-unsur

    yang memperlambat pengerasan.

    g. Tipe G Water Reducing, High Range Retarding Admixtures

    Water Reducing, High Range Retarding admixtures adalah bahan tambah yang

    berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk

    menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih

    sekaligus menghambat pengikatan dan pengerasan beton. Bahan ini merupakan

    gabungan superplasticizer dengan memperlambat waktu ikat beton. Digunakan

    apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan sumberdaya dan ruang kerja.

    Bahan tambah dengan fungsi HRWR + retarding digunakan untuk mendapatkan

    efek serupa dengan bahan tambah tipe D dengan pengurangan berat air yang

    digunakan sebesar 12% atau lebih (sampai 40%). Tujuan dan penggunaannya sama

    dengan bahan tambah tipe D. Pencampuran bahan tambah tipe G dapat dilakukan di

    batcing plant atau di lokasi proyek. Beberapa jenis superplasticizer mempunyai

    klasifikasi sebagai bahan tambah tipe G.

    Latar belakang penggunaan Bahan Tambah (admixture) untuk Campuran Beton

    Untuk keperluan tertentu terkadang campura n beton tersebut masih ditambahkan

    bahan tambah berupa zat-zat kimia tambahan (chemical additive) dan mineral/material

    tambahan. Zat kimia tambahan tersebut biasanya berupa serbuk atau cairan yang secara

    kimiawi langsung mempengaruhi kondusi campuran beton. Sedangkan mineral/material

    tambahan yang berupa agregat yang mempunyai karakteristik tertentu. Penambahan zat-zat

    kimia atau mineral tambahan ini diaharapkan dapat merubah performa dan sifat-sifat

    campuran beton sesuai dengan kondisi dan tujuan yang diinginkan, serta dapat pula

    sebagai bahan pengganti sebagian dari material utama penyusun beton. Standar pemberian

    bahan tambahan beton ini pun sudah diatur dalam SNI S-18-1990-03 tentang Spesifikasi

    Bahan Tambahan pada Beton.

    Bahan tambah (admixture) adalah suatu bahan berupa bubuk atau cairan, yang

    ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama pengadukan, dengan tujuan untuk

    mengubah sifat adukan atau betonnya. (Spesifikasi Bahan Tambahan pada Beto, SK SNI

    S-18-1990-03).

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    12/21

    Berdasarkan ACI (American Concrete Intitute), bahan tambah adalah material

    selain air, agregat, dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam beton atau mortar yang

    ditambahkan sebelum atau selama pengadukan berlangsung.

    Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar tidak mengubah

    komposisi yang besar dari bahan lainnya, karena penggunaan bahan tambah ini cenderung

    merupakan pengganti atau substitusi dari dalam campuran beton itu sendiri. Karena

    tujuannya memperbaiki atau mengubah sifat dan karakteristik tertentu dari beton atau

    mortar yang akan dihasilkan, maka kecenderungan perubahan komposisi dalam berat-

    volume tidak terasa secara langsung dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa

    bahan tembah.

    Pengunaan bahan tambah dalam sebuah campuran beton harus memperhatikan

    standar yang berlaku seperti SNI, ASTM (American Society for Testing and Materials)

    atau ACI (American Concrete Intitute) dan yang paling utama memperhatikan petunjuk

    dalam manual dagang.

    Tujuan Penggunaan Bahan Tambah (admixture) untuk campuran pada beton

    Berdasarkan tujuan yang diharapkan terdapat beberapa tujuan pengunaan zat kimia

    diantaranya yaitu:

    a. Water Reduction. (Zat Kimia untuk mengurangi penggunaan air pada beton)

    hal ini dimaksudkan agar diperoleh adukan dengan nilai fas yang tetap dengankekentalan yang sama atau dengan fas tetap, tapi didapatkan adukan beton yang

    lebih encer. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh kuat tekan yang lebih tinggi, engan

    tidak mengurangi kekentalannya, atau diperoleh beton dengan kuat tekan yang

    sama, tapi adukan dibuat menjadi lebih encer agar lebih memudahkan dalam

    penuangan.

    b. Redater (Zat kimia untuk memperlambat proses ikatan campuran beton)

    Biasanya diperlukan untuk beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan beton.

    Proses pengikatan campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak betondicampur sampai penuangan memerlukan waktu lebih dari 1 jam, maka perlu

    ditambahkan zat kimia ini. Zat tambahan ini berupa gula, sucrose, sodium

    glukonate, glucose, citric acis, dan tartaric acid.

    c. Accelerators (zat kimia untk mempercepat ikatan dan pengerasa campuran beton)

    Diperlukan untuk mempercepat proses pengerjaan konstruksi beton, pencampuran

    beton dilakukan di tempat atau dekat dengan penuangannya. Zat tambahan yang

    diperlukan adlah CaCl2, Ca(NO3)2 dan NaNO3. Namun demikian lebih dianjurkan

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    13/21

    menggunakan yang nitrat, karena penggunaan khlorida dapat mempercepat

    terjadinya karat pada penulangan.

    Pada kenyataan di lapangan terkadang diperlukan kondisi kombinasi dari ketiga

    perilaku penambahan zat kimia tersebut yaitu untuk mengurangi penggunaan air

    dan memperlambat proses ikatan campuran beton, atau untuk menguarangi air danmempercepat waktu pengikatan serta pengerasan campuran beton.

    B. BAHAN TAMBAH MINERAL (ADDITIVE)

    Jenis bahan tambah mineral (additive) yang ditambahkan pada beton dimaksudkan untuk

    meningkatkan kinerja kuat tekan beton dan lebih bersifat penyemenan. Beton yang

    kekuarangan butiran halus dalam agregat menjadi tidak kohesif dan mudah bleeding.

    Untuk mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan bahan tambah additive yang berbentukbutiran padat yang halus. Penambahan additive biasanya dilakukan pada beton kurus,

    dimana betonnya kekurangan agregat halus dan beton dengan kadar semen yang biasa

    tetapi perlu dipompa pada jarak yang jauh. Yang termasuk jenis additive adalah :

    pozzollan, fly ash, slag dan silica fume.

    Adapun keuntungan penggunaan additive adalah (Mulyono T, 2003) :

    o Memperbaiki workability beton

    o

    Mengurangi panas hidrasio

    Mengurangi biaya pekerjaan beton

    o Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat

    o Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika

    o Menambah keawetan (durabilitas) beton

    o Meningkatkan kuat tekan beton

    o Meningkatkan usia pakai beton

    o Mengurangi penyusutan

    o Membuat beton lebih kedap air (porositas dan daya serap air pada beton rendah)

    Pengaruh Bahan Tambah Mineral Pembantu

    Bahan mineral pembantu saat ini banyak ditambahkan ke dalam campuran beton dengan

    berbagai tujuan, antara lain untuk mengurangi pemakaian semen, mengurangi temperatur

    akibat reaksi hidrasi, mengurangi atau menambah kelecakan beton segar. Cara

    pemakaiannya pun berbeda-beda, sebagai bahan pengganti sebagian semen atau sebagai

    tambahan pada campuran untuk mengurangi pemakaian agregat. Pembuatan beton dengan

    menggunakan bahan tambah akan memberikan kualitas beton yang baik apabila pemilihan

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    14/21

    kualitas bahannya baik, komposisi campurannya sesuai dan metode pelaksanaan

    pengecoran, pemeliharaan serta perawatannya baik.

    Bahan tambahan mineral ini merupakan bahan padat yang dihaluskan yang ditambahkan

    untuk memperbaiki sifat beton agar beton mudah dikerjakan dan kekuatan serta

    keawetannya meningkat.

    Chemical Admixture (Additive) :

    Bahan-bahan admixture yang dapat larut dalam air digolongkan sebagai chemical

    admixture

    Mineral Admixture :

    Bahan-bahan admixture yang tidak dapat larut dalam air digolongkan sebagai mineral

    admixture

    Ada 4 jenis bahan additive, yaitu:

    1. Air-Entraining (AEA)

    Penerapan:

    o Untuk meningkatkan ketahanan beku/cair

    o Untuk meningkatkan workabilitas

    Pengaruh:

    o Menghasilkan butiran-butiran udara kecil yang banyak dalam beton

    Keterangan:

    Efisiensi semakin berkurang seiring dengan meningkatnya suhu, kadar semen tinggi

    dan kehadiran fly ash

    2. Water-Reducing

    Penerapan:

    o Untuk meningkatkan workabilitas

    o Untuk meningkatkan kekuatan pada tingkat workabilitas yang sama

    o Untuk memperbaiki sifat beton yang menggunakan agregat bergradasi jelek

    Pengaruh:

    o Memisahkan partikel-partikel semen dan meningkatkan fluiditas beton

    o

    Mengurangi kebutuhan air pencampur

    o Dapat mempengaruhi waktu setting beton

    Keterangan:

    Kandungan klorida harus dibatasi, overdosis lignosulphonates dapat menyebabkan

    penundaan pengerasan yang berlarut-larut. Selanjutnya hal ini dapat mempengaruhi

    kekuatan dan porositas beton.

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    15/21

    3. High Range water Reducer Superplasticizers (HRWR)

    Penerapan:

    o Untuk memfasilitasi penempatan dan pemadatan (contoh pada elemen beton

    bertulang yang ditulangi dalam jumlah banyak)

    o

    Untuk meningkatkan kekuatano

    Untuk menghasilkan bentuk permukaan yang berkualitas tinggi

    o Untuk memfasilitasi pumping

    Pengaruh:

    o Meningkatkan fluiditas beton dengan pengaruh yang kecil pada waktu setting

    Keterangan:

    Kecocokan dengan zat tambahan lain dalam campuran harus diperiksa, penambahan

    kembali air pada beton lebih dari sekali untuk mengembalikan slump dapat

    menyebabkan reduksi kekuatan ultimate.

    4. Permeability Reducing

    Penerapan:

    o Untuk mengurangi perpindahan uap air

    Pengaruh:

    o Mengisi pori-pori dengan bahan-bahan yang reaktif, atau bahan penolak air

    (water-repellent)

    Keterangan:

    Tidak akan mengubah beton kualitas rendah menjadi beton kedap air. Penguranganpermeabilitas disebabkan oleh meningkatnya workabilitas dan pengerjaan yang lebih

    baik

    Sebenarnya masih ada tipe additive-additive lain, tapi pemanfaatannya sendiri untuk

    industri readymix di Indonesia belum maksimal. Additive-additive tersebut yaitu:

    a. VMA (viscosity-modifying admixtures)

    b. SRA (shrinkage reducing admixture)

    c. AWA (anti washout agent)

    Tipe-tipe Mineral Admixture yaitu:

    1. Material cementitious

    Dapat bereaksi langsung dengan air. Bahan ini mengandung silikat dan kalsium

    aluminosilikat. Contoh: Blast Furnace Slag, yaitu bahan buangan industri baja yang

    menggunakan tanur pijar.

    2. Material pozzolanic

    Material yang dapat bereaksi dengan kapur bebas (Ca(OH)2) plus air. Komposisinya

    didominasi oleh siliceous dan aluminous. Contoh: Abu Terbang kelas F, yaitu sisa

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    16/21

    buangan Industri Pembangkit Listrik yang menggunakan batubara jenis bituminous

    atau anthracite. Selain itu, silica fume (hasil sampingan produksi elemen silicon), juga

    bahan pozzolanic. Komposisinya didominasi oleh unsur amorphous silica.

    3. Material pozzolanic dan cementitious

    Material ini dapat bereaksi dengan air saja atau dengan kapur bebas (Ca(OH)2) plusair. Komposisinya didominasi oleh siliceous, aluminous dan kapur. Contoh: Abu

    Terbang kelas C, yaitu sisa buangan Industri PLTU yang menggunakan barubara jenis

    lignite atau subbituminous.

    4. Material inert

    Material ini tidak bereaksi secara kimiawi dengan unsur-unsur semen. Contoh: bahan

    buangan pabrik batu marmer, bahan kuarsa yang sudah dihaluskan dan lain-lain.

    Jenis-Jenis bahan tambah mineral adalah :

    1. Pozzolan

    Yang termasuk dalam Mineral Admixture adalah Pozzolan Pozzolan :Adalah bahan

    yang mengandung senyawa silica dan Alumina dimana bahan pozzolan itu sendiri tidak

    mempunyai sifat seperti semen, akan tetapi dengan bentuknya yang halus dan dengan

    adanya air, maka senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi secara kimiawi dengan Kalsium

    hidroksida (senyawa hasil reaksi antara semen dan air) pada suhu kamar membentuk

    senyawa Kalsium Aluminat hidrat yang mempunyai sifat seperti semen.

    Bahan Pozzolan terbagi 2 yaitu :

    a. Pozzolan Alam (Natural) : Tufa, abu vulkanis dan tanah Diatomae. Di Indonesia

    Pozzolan alam dikenal dengan nama TRASS.

    b. Pozzolan Buatan (sintetis): yang termasuk dalam jenis ini adalah hasil

    pembakaran tanah liat dan hasil pembakaran batu bara (Fly Ash)

    Mineral pembantu yang digunakan umumnya mempunyai komponen aktif yang bersifat

    pozzolanik (disebut juga mineral pozzolan). Pozzolan adalah bahan alam atau buatan yangsebagaian besar terdiri dari unsur-unsur silikat dan aluminat yang reaktif (Persyaratan

    Umum Bahan Bangunan di Indonesia, PUBI-1982). Pozzolan sendiri tidak memiliki sifat

    semen, tetapi dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21 mm) bereaksi dengan air dan kapur

    padam pada suhu normal 24-27oC menjadi suatu massa padat yang tidak larut dalam air.

    Pozzolan dapat dipakai sebagai bahan tambah atau pengganti sebagai semen portland. Bila

    pozzolan dipakai sebagai bahan tambah akan menjadikan beton lebih mudah diaduk, lebih

    rapat air, dan lebih tahan terhadap serangan kimia. Beberapa pozzolan dapat mengurangi

    pemuaian akibat proses reaksi alkali-agregat (reaksi alkali dalam semen dengan silika

    dalam agregat), dengan demikian mengurangi retak-retak beton akibat reaksi tersebut.Pada pembuatan beton massa pemakaian pozzolan sangat menguntungkan karena

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    17/21

    menghemat semen, dan mengurangi panas hidrasi (Kardiyono, 1996)

    Berlawanan dengan reaksi hidrasi dari semen dengan air yang berlangsung cepat dan

    kemudian membentuk gel kalsium silikat hidrat dan kalsium hidroksida, reaksi pozzolanik

    ini berlangsung dengan lambat sehingga pengaruhnya lebih kepada kekuatan akhir dari

    beton. Panas hidrasi yang dihasilkan juga jauh lebih kecil daripada semen portlandsehingga efektif untuk pengecoran pada cuaca panas atau beton masif.

    Material pozzolan dapat berupa material yang sudah terjadi secara alami ataupun yang

    didapat dari sisa industri. Masing-masing mempunyai komponen aktif yang berbeda.

    komponen aktif mineral pembantu yang berasal dari material alami dan material sisa

    proses industri. Umumnya material pozzolan ini lebih murah daripada semen portland

    sehingga biasanya digunakan sebagai pengganti sebagian semen. Persentase maksimum

    pengantian ini harus diperhatikan karena dapat menyebabkan penurunan kekuatan beton.

    Kebutuhan air pada beton dapat meningkat untuk kelecakan yang sama karena ukuran

    partikel meterial pozzolan yang halus. Namun bentuk partikel material ini akan

    mempengaruhi kebutuhan akan airnya.

    Dengan semakin banyaknya pemakaian beton di dalam industri konstrukstermasuk jalan

    beton maka semakin banyak pula usaha untuk membuatnya semakin canggih dan semakin

    ekonomis. Namun, seiring meningkatnya industri beton juga berdampak pada lingkungan

    karena meningkatnya pemakaian energi untuk produksi beton.

    Mineral pada campuran beton biasanya berupa pozzolan dan material lain pengganti

    agregat, seperti agregat ringa dan berat, serat. Pozzolan merupakan bahan alami atau

    buatan yang mempunyai sifat pozzolanik dengan unsure silika dan aluminat yang aktif.

    Silika dan aluminat aktif ini akan bereaksi dengan kapur bebas, yang merupakan sisa

    reaksi hidrasi air dengan semen, untuk menjadi tubermorite lagi yang sama dengan hasil

    hidrasi air dengan semen sebelumnya, sehingga akan meningkatkan kuat tekan beton.

    2. Fly Ash (Abu Batu Bara)

    Abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash) merupakan limbah padat yang dihasilkan

    dari pembakaranbatubarapada pembangkit tenaga listrik. Limbah padat ini terdapat

    dalam jumlah yang cukup besar. Jumlah tersebut cukup besar, sehingga memerlukan

    pengelolaan agar tidak menimbulkan masalah lingkungan, seperti pencemaran udara,

    perairan dan penurunan kualitas ekosistem.

    Salah satu penanganan lingkungan yang dapat diterapkan adalah memanfaatkan limbah

    tersebut untuk keperluan bahan bangunan seperti batako dan paving blok serta pembenah

    lahan pertanian. Namun, hasil pemanfaatan tersebut belum dapat dimasyarakatkan, karena

    berdasarkan PP No. 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18

    Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, abu terbang dan

    abu dasar dikategorikan sebagai limbah B3 karena terdapat kandungan oksida logam beratyang akan mengalami pelindian secara alami dan mencemari lingkungan.

    http://rdianto.wordpress.com/2010/03/23/fly-ash-abu-batu-bara/http://rdianto.wordpress.com/2010/09/30/batu-bara/http://rdianto.wordpress.com/2010/09/30/batu-bara/http://rdianto.wordpress.com/2010/09/30/batu-bara/http://rdianto.wordpress.com/2010/09/30/batu-bara/http://rdianto.wordpress.com/2010/03/23/fly-ash-abu-batu-bara/
  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    18/21

    Pada ASTM C.618 ditetapkan 2 jenis Fly ash yaitu Fly ash Kelas F dan Fly ash kelas C,

    perbedaan utama diantara dua jenis fly ash ini adalah jumlah kalsium,Silika, Alumina dan

    kadar Besi, sifat kimia dari fly ash tersebut sangat dipengaruhi oleh kandungan kimia dari

    batubara dibakar (yaitu, antrasit, bituminous, dan lignit).

    Fly-ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa pembakaran batu bara, yang

    dialirkan dari ruang pembakaran melalui ketel berupa semburan asap, yang telahdigunakan sebagai bahan campuran pada beton. Fly-ash atau abu terbang di kenal di

    Inggris sebagai serbuk abu pembakaran. Abu terbang sendiri tidak memiliki kemampuan

    mengikat seperti halnya semen. Tetapi dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang

    halus, oksida silika yang dikandung oleh abu terbang akan bereaksi secara kimia dengan

    kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang

    memiliki kemampuan mengikat.

    Menurut ACI Committee 226 dijelaskan bahwa, fly-ash mempunyai butiran yang

    cukup halus, yaitu lolos ayakan N0. 325 (45 mili mikron) 5-27%, dengan spesific gravity

    antara 2,15-2,8 dan berwarna abu-abu kehitaman. Sifat proses pozzolanic dari fly-ashmirip dengan bahan pozzolan lainnya. Menurut ASTM C.618 (ASTM, 1995:304) abu

    terbang (fly-ash) didefinisikan sebagai butiran halus residu pembakaran batubara atau

    bubuk batubara. Fly-ash dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang yang normal

    yang dihasilkan dari pembakaran batubara antrasit atau batubara bitomius dan abu terbang

    kelas C yang dihasilkan dari batubara jenis lignite atau subbitumes. Abu terbang kelas C

    kemungkinan mengandung zat kimia SiO2 sampai dengan dengan 70%.

    Tingkat pemanfaatan abu terbang dalam produksi semen saat ini masih tergolong amat

    rendah. Cina memanfaatkan sekitar 15 persen, India kurang dari lima persen, untukmemanfaatkan abu terbang dalam pembuatan beton. Abu terbang ini sendiri, kalau tidak

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    19/21

    dimanfaatkan juga bisa menjadi ancaman bagi lingkungan. Karenanya dapat dikatakan,

    pemanfaatan abu terbang akan mendatangkan efek ganda pada tindak penyelamatan

    lingkungan, yaitu penggunaan abu terbang akan memangkas dampak negatif kalau bahan

    sisa ini dibuang begitu saja dan sekaligus mengurangi penggunaan semen Portland dalam

    pembuatan beton.

    Sebagian besar abu terbang yang digunakan dalam beton adalah abu kalsium rendah (kelas

    F ASTM) yang dihasilkan dari pembakaran anthracite atau batu bara bituminous. Abu

    terbang ini memiliki sedikit atau tida ada sifat semen tetapi dalam bentuk yang halus dan

    kehadiran kelambaban, akan bereaksi secara kimiawi dengan kalsium hidrosida pada suhu

    biasa untuk membentuk bahan yang memiliki sifat-sifat penyemenan. Abu terbang kalsium

    tinggi (kelas ASTM) dihasilkan dari pembakaran lignit atau bagian batu bara bituminous,

    yang memiliki sifat-sifat penyemenan di samping sifat-sifat pozolan.

    Hasil pengujian yang dilakukan oleh Poon dan kawan-kawan, memperlihatakan dua

    pengaruh abu terbang di dalam beton, yaitu sebagai agregat halus dan sebagai pozzolan.

    Selain itu abu terbang di dalam beton menyumbang kekuatan yang lebih baik dibanding

    pada pasta abu terbang dalam komposisi yang sama. Ini diperkirakan lekatan antara

    permukaan pasta dan agregat di dalam beton. More dan kawan-kawan, Mendapatkan

    workabilitas meningkat ketika sebagian semen diganti oleh abu terbang.

    Beton yang mengandung 10 persen abu terbang memperlihatkan kekuatan awal lebihtinggi yang diikuti perkembangan yang signifikan kekuatan selanjutnya. Kekuatan

    meningkat 20 persen dibanding beton tanpa abu terbang. Penambahan abu terbang

    menghasilakan peningkatan kekuatan tarik langsung dan modulus elastis. Kontribusi abu

    terbang terhadap kekuatan di dapati sangat tergantung kepada faktor air-semen, jenis

    semen dan kualitas abu terbang itu sendiri.

    Dalam suatu kajian, abu terbang termasuk ke dalam kategori kelas F dengan kandungan

    CaO2 rendah sebesar 1,37 persen lebih kecil daripada 10 persen yang menjadi persyaratan

    minimum kelas C. Namun demikian kandungan SiO2 sukup tinggi yaitu 57,30 persen. Abuterbang ini, selain memenuhi kriteria sebagai bahan yang memiliki sifat pozzolan, abu

    terbang juga memiliki sifat-sifat fisik yang baik, yaitu jari-jari pori rata-rata 0,16 mili

    mikron, ukuran median 14,83 mili-mikron, dan luas permukaan spesifik 78,8 m2/gram.

    Sifat-sifat tersebut dihasilkan dengan menggunakan uji Porosimeter.

    Hasil-hasil pengujian menunjukkan bahwa abu terbang memiliki porositas rendah dan

    pertikelnya halus. Bentuk partikel abu terbang adalah bulat dengan permukaan halus,

    dimana hal ini sangat baik untuk workabilitas, karena akan mengurangi permintaan air atau

    superplastiscizer.

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    20/21

    Tidak semua fly ash memenuhi persyaratan ASTM C.618

    3. Slag

    Kerak (slag),Blast Furnace slag : adalah bahan non metalik hasil samping dari pabrik

    pemurnian besi dalam tanur yang mengandung campuran antara kalsium silikat dankalsium alumina silikat dan beberapa pengotor.

    4. Bahan Tambah Lainnya

    a. Air entraining

    Bahan tambah ini membentuk gelembung-gelembung udara berdiameter 1mm atau

    lebih kecil di dalam beton atau mortar selama pencampuran, dengan maksud

    mempermudah pengerjaan beton pada saat pengecoran dan menambahkan

    ketahanan awal beton.

    b.

    Beron tanpa slumpBeton tanpa slump didefinisikan sebagai beton yang mempunyai slump sebesar 1

    inch (25.4 mm) atau kurang, sesaat setelah pencampuran. Pemilihan bahan tembah

    ini tergantung pada sifat-sifat beton yang diinginkan terjadi, seperti sifat plastisnya,

    waktu pengikat dan pencapaian kekuatan, efek beku cair, kekuatan dan harga dari

    beton tersebut.

    c. Polimer

    Ini adalah produk bahan tambah yang baru yang dapat menghasilkan kekutan tekan

    beton yang tinggi sekitar 15000 psi (1.00 psi = 6.9 Mpa) atau lebih, dan kekuatan

    belah tariknya sekitar 1.500 psi atau lebih. Beton dengan kekuatan tinggi ini

    biasanya diproduksi dengan menggunakan polimer dengan cara :

    1) Memodifikasi sifat beton dengan mengurangi air di lapangan

    2) Menjenuhkan dan memancarkannya pada temperature yang sangat tinggi di

    laboratorium.

    d. Bahan pembantu untuk mengeraskan permukaan beton

    Permukaan beton yang harus menanggung beban-beban yang berat dan hidup serta

    selalu dalam keadaan berputar atau berpindah-pindah, seperti lantai untuk bengkel-

    bengkel alat-alat berat(heavy equipment) dan lainnya. Pembebanan ini akanmenyebabkan pengausan pada permukaan beton, yang sering bertambahnya

    menyebabkan rusaknya permukaan beton tersebut. Unutk menghindari hal ini dapat

    digunakan dua jenis bahan untuk mengeraskan beton, yaitu:

    1) Agregat beton terbuat dari bahan kimia

    2) Agregat metalik, terdiri dari butiran-butiran yang halus.

    e.

    Bahan pembantu kedap air (water proofing)

    Jika beton terletak di dalam air atau berada di dekat permukaan air tanah (misalnya

    beton yang digunakan pada permukaan tunnel) maka beton tersebut tidak boleh

    mengalami rembesan sehingga harus diusahakan agar kedap air. Salah satu bahanyang dapat digunakan adalah bahan yang mempunyai pertikel-pertikel halus dan

  • 8/21/2019 Bahan Tambah Untuk Beton

    21/21

    gradaso yang menerus dalam pencampuran beton. Bahan-bahan semacam itu akan

    mengurangi permeabilitas.

    f. Bahan tambah pemberi warna

    Beton yang dieksposes permukaannya biasanya memerlukan keindahan bahan yangdigunakan untuk member warna pada permukaan beton ini cat (coating), yang

    dilapiskan setelah pengerjaan beton selesai. Cara lain adalah menambahkan bahan

    warna, misalnya oker masih segar. Bahan-bahan ini biasanya dicampurkan dalam

    suatu adukan yang mutunya terjamin baik. Cara ini merupakan cara yang terbaik.

    Selain itu dapat pemeberian warna pula dilakukan dengan cara menaburkan pasir

    silica atau agregat metalik selagi permukaan beton dalam keadaan segar.

    g. Bahan tambah untuk memperkuat ikatan beton lama dengan beton baru (bonding

    agent for concrete)

    Penuangan beton segar di atas permukaan beton lama sering mengalami kesulitan

    dalam pengikatan (penyatuannya). Untuk mengatasinya, perlu ditambahkan suatu

    bahan tambah agar terjadi ikatan yang menyatu atara permukaan yang lama dengan

    permukaan yang baru, jenis bahan tambah tersebut biasanya disebut bonding agent

    yang merupakan larutan polimer.