Bahan Presentasi Disertasi

Embed Size (px)

Citation preview

PEMBARUAN MANAJEMEN PENDIDIKAN Dl PESANTREN TRADISIONAL (Studi Kasus Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur) Shobirin Promotor : Prof. Dr. Djaali Prof. Dr. Thamrin Abdullah, MM, M Pd.

I. PENDAHULUANA.Latar Belakang Masalah Sejarah Pendidikan di Pesantren Peranan Pesantren Metode dan materi pengajaran B. Fokus dan Subfokus Penelitian Fokus penelitian : Pembaruan Manajemen Pendidikan Pesantren Tradisional Lirboyo Kediri Subfokus : Kitab Kuning Kyai Santri Pondok Masjid

C. Rumusan Masalah Penelitian Proses Pembaruan Manajemen Pendidikan Penyikapan Lirboyo tentang moderinasi Pendidikan Islam di Indonesia Seberapa jauh unsur-unsurnya melakukan Pembaruan D. Kegunaan Penelitian Teoritik: Konsep-konsep pembaruan manajemen pendidikan Pondok Pesantren Strategi dalam pembaruan manajemen pendidikan Pondok Pesantren

Praktik: Memberikan stimulus bagi perubahan pendidikan lainnya, khususnya oleh Kementerian Agama Republik Indonesia baik di lingkungan pondok maupun pendidikan Islam lainya seperti madrasah.

II. DESKRIPSI TEORITIK DAN PENELITIAN YANG RELEVANA. Deskripsi Teoritik Pembaruan Manajemen Tradisional: Pendidikan Pesantren

1. Pengertian Pembaruan Manajemen Pendidikan 2. Faktor-faktor terjadinya Pembaruan Manajemen Pendidikan Pesantren Tradisional

a.

Faktor dari luar adalah globalisasi1. Perdagangan barang dan jasa investasi 2. Deregulas Nasional Regional

3.

Iptek Informasi Komunikasi transformasi

4. Sistem Pasca perang dingin Sistem Pasar Sistem komando

b. Faktor dari dalam adalah unsur-unsur Pondok Pesantren Sebagaimana yang sudah dijelaskan bahwa unsurunsur Pesantren itu ada lima yaitu ; Pondok, Masjid, Kyai, Santri dan Kitab Kuning. Jika salah satu dari lima unsur ini berubah maka akan berpengaruh pada unsur-unsur yang lain. Seperti perubahan kurikulum Kitab kuning tentunya ini akan berdampak pada pemahaman santri, kyai dan ini tidak menutup kemungkinan akan berubah pula unsur yang lain.

Unsur-unsur Pesantren Kitab Kuning Kitab kuning atau juga disebut kitab gundul, Kitab ini selalu menjadi rujukan, pedoman, atau kurikulum pesantren tradisional. Kyai Kyai adalah sebutan seorang guru yang telah menguasai berbagai macam Ilmu Agama di Pondok Pesantren, serta telah memiliki Santri. Santri Santri adalah sebutan bagi murid yang mengikuti pendidikan di pondok pesantren. Pondok Pondok adalah tempat istirahat atau tempat belajar bagi para santri di pondok pesantren. Masjid Masjid pondok adalah tempat yang di gunakan sebagai tempat ibadah, jamaah, dan tempat belajar.

Hubungan Berfungsi Antar unsur-unsur Pesantren1) Kitab-kitab Islam klasik memberi rumusan dan penafsiran ajaran keagamaan pada kyai, dan sebaliknya kyai akan meneguhkan otoritasnya sebagai sumber ajaran keagamaan pada kitab-kitab tersebut. 2) Kitab-kitab Islam klasik memberi pengetahuan dan keyakinan keagamaan kepada para santri, sebaliknya para santri menerima dan meneguhkan sebagai sumber ajaran keagamaan. 3) Kitab-kitab Islam klasik memberi nilai ekstrinsik keagamaan pada masjid, sebaliknya masjid memunculkan emosi keagamaan dan memantapkan isi keyakinan yang ada pada kitab-kitab itu. 4) Kitab-kitab Islam klasik memberi nilai ekstrinsik keagamaan dengan gradasi tertentu pada pondok sebagai lembaga, sebaliknya pondok memberi kemudahan untuk mengkongkritkan ajaran keagamaan yang ada dalam kitab-kitab itu dalam kehidupan nyata. 5) Kyai memberi bimbingan, tuntutan dan pengajaran agama kepada para santrinya, sebaliknya santri memberi legitimasi atas otoritas kepemimpinannya pada kyai.

6) Kyai menyediakan sarana dan prasarana pendidikan pondoknya, sebaliknya pondok memberi otoritas dan kekuasaan pada kyai. 7) Kyai memakmurkan masjid dengan berbagai upacara ibadah keagamaan, sebaliknya masjid memberi status dan peranan dalam upacara-upacara keagamaan pada kyai. 8) Santri memberi sumbangan berupa penciptaan interaksi belajar-mengajar pada pondok, sebaliknya pondok akan memberi pelbagai fasilitas belajar pada para santri. 9) Santri memakmurkan dengan mengikuti pelbagai kegiatan dan upacara ibadah di masjid, sedangkan masjid meneguhkan keyakinan dan kedalaman religiusitas kepada para santri 10)Pondok memberi pelbagai kemudahan bagi pengelolaan dan kemakmuran masjid, sebaliknya masjid memberi makna keagamaan kepada pondok tersebut.

B. Penelitian yang Relevan 1. Bentuk pembaruan dan perubahan yang ada 2. Faktor-faktor apa yang mendorong terjadinya perubahan 3. Akibat dari perubahan model pendidikan 4. Hal apa yang menjadi pesantren masih tetap eksis dari jaman dulu hingga sekarang

III. METODOLOGIPendekatan sejarah (historical approach) A. Tujuan Penelitian Mengetahui secara mendalam pembaruan manajemen pendidikan di pesantren tradisional : 1. bentuk pembaruan manajemen pendidikan di pesantren tradisional 2. mengakomodir, menghindar dan mengatur atau menyelesaikan berbagai perbedaan, konflik atau konfrontasi yang terjadi di bidang manajemen pendidikan

B. Tempat Penelitian Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri (Jawa Timur) C. Langkah-langkah Penelitian 1. Memperpanjang masa keterlibatan dan observasi 2. Menggunakan teknik trianggulasi 3. Member check 4. Melakukan pemeriksaan sejawat melalui Discussion Pemilihan informasi dilakukan dengan teknik sampel bola salju (snowball sampling), informan yang diambil berdasarkan teknik purposive sampling

D. Metodologi dan Prosedur Penelitian Pendekatan kualitatif E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data Jenis-jenis Data Teknik dan Prosedur pengumpulan data : wawancara, studi pustaka dan dokumentasi, observasi Cara Verifikasi Cara Penafsiran Data

F. Prosedur Analisis Data Pemetaan dan Kategorisasi Data dan Kontekstualisasi Data, dengan cara Meringkas data, Memberi kode, Mengkarifikasi, dan Membuat catatan yang relevan

G. Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik-teknik: Kritik Histori Kritik Eksternal Kritik Internal

IV. HASIL PENELITIANA. Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian Letak Geografis Pondok Pesantren Lirboyo Sejarah dan Perkembangan Pesantren Lirboyo B. Temuan Penelitian Pengelolaan Sistem Pendidikan Kepemimpinan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Sarana dan Prasarana

V. PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIANA. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengelolaan Sistem Pendidikana. Aspek tujuan; tujuan awal - amar maruf nahi munkar perkembangan Tujuan

Aqidah ahlus sunnah wal jamaah ; Mampu mengembangkan ilmu pesantren ; Mengamalkan ilmu ikhlas untuk mengabdi kepada masyarakat Menjaga harga dirib. Aspek Kurikulum Kurikulum awal Meliputi Nahwu Shorof, al-quran, dan sedikit ilmu fiqh Perkembangan kurikulum Berbagai konsentrasi ilmu agama dan umum

c. Aspek Metode Pembelajaran (Dari Methode klasik hingga methode modern) Methode Awal

Ada tiga metode pembelajaran yang digunakan di pesantren Lirboyo sebelum mendirikan MHM, yaitu bandongan, sorogan, dan hafalan, yang sering disebut lalaran atau muhafazahPerkembangan Methode

Selain masih tetap mempertahankan ketiga methode di atas, pesantren lirboyo juga menggunakan methode moderen seperti halnya sekolahsekolah formal yang lain. d. Aspek Peserta Didik Pada awalnya peserta didik ketika masuk tidak melalui tes, sekarang penentuan kelas yang dapat dimasuki oleh siswa baru ditentukan oleh hasil tes yang mengutamakan kompetensi akademik dengan mengabaikan umur dan jenjang pendidikan yang telah ditempuh sebelum mendaftar di MHM.

e. Pembaruan Institusi Pendidikan Awalnya pondok pesantren lirboyo tidak memiliki institusi pendidikan formal. Perkembangan selajutnya ada Tiga corak institusi pendidikan formal yang merupakan pembaruan sistem pendidikan di Lirboyo Kediri, yaitu madrasah Hidayatul Mubtadiin (MHM), Madrasah Diniyah al-Mahrusiyah, dan Madrasah Diniyah arRisalah MTs dan MA HM Tribakti yang menggunakan kurikulum Departemen Agama SD, SMP, dan SMA ar-Risalah yang menggunakan kurikulum Departemen Pendidkan Nasional

f. Aspek Evaluasi . evaluasi pemahaman siswa

- mingguan - kwartal (tiga bulan) . evaluasi birokrasi keputusan-keputusan manajer

tepat

diambil

oleh

para

2. Kepemimpinan Dari bentuk kepemimipinan Pondok Pesantren yang klasik (Dipimpin oleh Kyai) hingga menjadi modern yaitu berbentuk lembaga dengan nama Badan Pembina Kesejahteraan Pondok Pesantren Lirboyo

3. Pemberdayaan Sumber Daya ManusiaTerbentuknya oganisasi-organisasi sebagai ajang penyalur bakat

4. Sarana dan Prasarana Gedung Al-Ikhwan Gedung Al-Ihsan Gedung Al-Barakah Gedung Al-Ittihd I Dan II Gedung Al-Ikhlsh Gedung An-Nahdlah Gedung Al-Muhafadzah Auditorium Rumah Sakit

B. Keterbatasan Penelitian 1. Jarak tempat penelitian yang cukup jauh 2. Aktifitas pengasuh yang padat 3. Sedikitnya dokumentasi yang berkaitan pada masa awal berdirinya Pondok Pesantren Lirboyo 4. Banyaknya unit-unit pondok pesantren Lirboyo 5. Mengidentifikasi alasan utama keberhasilan Pondok Pesantren Lirboyo

VI. PENUTUPA. Kesimpulan 1. Pondok Pesantren Lirboyo sudah mengalami pembaruan pada aspek manajemen pendidikan: leadership, organisasi, metode dan kurikulum. 2. Kepemimpinan Pondok Pesantren Lirboyo tidak tunggal dan sentralistik pada kyai, sejak 1966 telah dibentuk kepemimpinan kolektif (BPK-P2L) 3. Dalam perkembangannya, telah memiliki 13 lembaga pendidikan 4. Pembaruan dalam bidang kurikulum dengan mendirikan lembaga pendidikan yang menggunakan kurikulum Pemerintah

5. Pembaruan dimulai pada generasi ke-dua(era kepemimpinan KH. Mahrus Ali) dan tidak mempengaruhi terhadap kurikulum, metode dan sistem pendidikan salaf (tradisonal) yang sudah ada. B. Saran 1. Sistem dan metode pendidikan salaf tetap dipertahankan dan ditingkatkan 2. Adanya perhatian lebih terhadap pesantren salaf sebagai pengawal tradisi dan budaya Indonesia 3. Menginisiasi para santri untuk melakukan tradisi karya tulis ilmiah sebagimana yang dilakukan oleh perguruan tinggi