Upload
putri-satyagraha
View
216
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
terfsdkg
Citation preview
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya
Bronkitis kronik
Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut tidak disebabkan penyakit lainnya
Emfisema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal disertai kerusakan dinding alveoli
Pada prakteknya cukup banyak penderita bronkitis kronik juga memperlihatkan tanda-tanda emfisema termasuk penderita asma persisten berat dengan obstruksi jalan napas yang tidak reversibel penuh dan memenuhi kriteria PPOK
FAKTOR RISIKO
1 Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnyaDalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan
a
b
Riwayat merokok
- Perokok aktif
- Perokok pasif
- Bekas perokokDerajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB) yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun
- Ringan 0-200
- Sedang 200-600
- Berat gt600
2 Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja
3 Hipereaktiviti bronkus
4 Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
5 Defisiensi antitripsin alfa - 1 umumnya jarang terdapat di Indonesia
PATOGENESIS DAN PATOLOGI
Pada bronkitis kronik terdapat pembesaran kelenjar mukosa bronkus metaplasia sel goblet inflamasi hipertrofi otot polos pernapasan serta distorsi akibat fibrosis Emfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal disertai kerusakan dinding alveoli Secara anatomik dibedakan tiga jenis emfisema
- Emfisema sentriasinar dimulai dari bronkiolus respiratori dan meluas ke perifer terutama mengenai bagian atas paru sering akibat kebiasaan merokok lama
- Emfisema panasinar (panlobuler) melibatkan seluruh alveoli secara merata dan terbanyak pada paru bagian bawah
- Emfisema asinar distal (paraseptal) lebih banyak mengenai saluran napas distal duktus dan sakus alveoler Proses terlokalisir di septa atau dekat pleura Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu inflamasi fibrosis metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan napas
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rutin
1 Faal paru
Spirometri (VEP1 VEP1prediksi KVP VEP1KVP
- Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi ( ) dan atau VEP1KVP ( ) Obstruksi VEP1(VEP1VEP1 pred) lt
80 VEP1 (VEP1KVP) lt 75 VEP1 merupakan parameter
yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan APE meter walaupun
- kurang tepat dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau variabiliti harian pagi dan sore tidak lebih dari 20
Uji bronkodilator
- Dilakukan dengan menggunakan spirometri bila tidak ada gunakan APE meter Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan 15 - 20 menit kemudian
- dilihat perubahan nilai VEP1 atau APE perubahan VEP1 atau APE lt 20 nilai awal dan lt 200 ml
-
- Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil
Darah rutin Hb Ht leukosit
RadiologiFoto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain Pada emfisema terlihat gambaran
- Hiperinflasi
- Hiperlusen
- Ruang retrosternal melebar
- Diafragma mendatar
- Jantung menggantung (jantung pendulum tear drop eye drop appearance) Pada bronkitis kronik
6 Normal
7 Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 kasus
b Pemeriksaan khusus (tidak rutin)
Faal paru Volume Residu (VR) Kapasiti Residu Fungsional (KRF) Kapasiti Paru Total
(KPT) VRKRF VRKPT meningkat
- DLCO menurun pada emfisema
- Raw meningkat pada bronkitis kronik
- Sgaw meningkat
- Variabiliti Harian APE kurang dari 20
Uji latih kardiopulmoner
- Sepeda statis (ergocycle)
- Jentera (treadmill)
- Jalan 6 menit lebih rendah dari normal
Uji provokasi bronkusUntuk menilai derajat hipereaktiviti bronkus pada sebagian kecil PPOK terdapat hipereaktiviti bronkus derajat ringan
Uji coba kortikosteroidMenilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral (prednison atau metilprednisolon) sebanyak 30 - 50 mg per hari selama 2minggu yaitu peningkatan VEP1 pascabronkodilator gt 20 dan minimal 250 ml Pada
PPOK umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid
Analisis gas darah Terutama untuk menilai
- Gagal napas kronik stabil
- Gagal napas akut pada gagal napas kronik
Radiologi
- CT - Scan resolusi tinggi Mendeteksi emfisema dini dan menilai jenis serta derajat emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos
- Scan ventilasi perfusi Mengetahui fungsi respirasi paru
Elektrokardiografi Mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan
Ekokardiografi Menilai funfsi jantung kanan
bakteriologi Pemerikasaan bakteriologi sputum pewarnaan Gram dan kultur resistensi diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat Infeksi saluran napas berulng merupakan penyebab utama eksaserbasi akut pada penderita PPOK di Indonesia
Kadar alfa-1 antitripsinKadar antitripsin alfa-1 rendah pada emfisema herediter (emfisema pada usia muda) defisiensi antitripsin alfa-1 jarang ditemukan di Indonesia
Karsinoma Bronkogenik (Epitel Bronkus)
Definisi
1113091 Tumorparumerupakankeganasanpadajaringanparu
1113091 Kankerparumerupakanabnormalitasdarisel1113091sel yang mengalami proliferasi dalam paru
1113091 Jaringanparuyangmengalamikeganasan
plusmn Mukosa bronkus
1113091 Sel epitel
1113091 Sel membrane basalis 1113091 Sel kelenjar bronkus
plusmn Mukosa bronkiolusplusmn Sel alveolusplusmn Jaringan paru lainnya
Etiologi amp Faktor Resiko
Penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh genetik dan lain-lain
Beberapafaktorrisikoterjadinyakankerparu plusmn Merokok
plusmn Perokok pasifplusmn Polusi udaraplusmn Paparan zat karsinogen plusmn Dietplusmn Genetikplusmn Penyakit paru lainnya
Paparan Zat Karsinogen
plusmn Beberapa zat karsinogen seperti asbestos radiasi ion uranium radon arsen kromium nikel polisiklik hidrokarbon dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar daripada masyarakat umum Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok
Karsinoma bronkogenik
Patofisiologi Sebab - sebab keganasan dan atau tumor masih beluh jelas tetapi virus factor
lingkungan hormonal dan genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat karsinogenik yang merangsang permulaan terjadinya perubahan sel Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya tumorkeganasan
Agen karsinogenik biasanya bisa berupa unsur kimia fisik atau biologis yang berkemampuan untuk bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik (DNA) Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor hal ini berlangsung lama mingguan sampai tahunan
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma skuamosa karsinoma sel kecil (SCLC) karsinoma sel besar (NSCLC) dan adenokarsinoma Kebanyakan dari pencoast tumor merupakan jenis Squamosa atau adenokarsinoma dan hanya 3-5 yang merupakan SCLC sedangkan NSCLC tidak memiliki catatan yang jelas
Pada mulanya sel kanker bronkogenik ini akan berkembang di bagian perifer sulkus superior pada apex paru yang asimtomatik pada stadium awal Kemudian pada stadium lanjut akan bermetastasis ke jaringan sekitar meliputi dinding dada persyarafan (pleksus brakhialis bagian bawah) persyarafan simpatik ganglion stelata costae vertebrae dan tulang - tulang di sekitarnya
Gejala klinikGejala klinik yang timbul merupakan manifestasi dari metastasis sel kanker pada
sulkus superior apex ini ke struktur jaringan yang berdekatan termasuk disini yaitu persyarafan thorakal pertama dan kedua rantai persyarafan simpatik serta ganglion stelata Nyeri pada bahu dan perbatasan vertebrae dengan scapula sering merupakan keluhan awal dari kanker ini Nyeri kemudian dapat meluas sepaniang distribusi persyarafan ulnar pada lengan sampai siku dan berlaniut pada tangan dan iari manis serta kilingking Sindrome Horner dan Anhidrosis pada sisi ipsilateral di mata dan ekstremitas atas merupakan indikasi perluasan sel kanker ke persyarafan simpatis dan ganglion
stelata Nyeri yang timbul terus menerus dan sering tidak tertahankan menyebabkan pasien membutuhkan narkotik untuk mengurangi atau menghilangkan sakit yang diderita
Otot tangan dapat menjadi lemah atropi serta menghilangnva reflex trisep Costae pertama dan kedua atau tulang serta kanalis vertebralis pun dapat terkena dan menambah berat rasa nyeri yang diderita yang kemudia pada tingkat laniut dapat menyebabkan destruksi tulang-tulang tersebut
DiagnosisAwalnya kebanyakan pancoast tumor didiagnosa berdasarkan pemenksaan
histologi pada hasil biopsi iarum transthorakal Diagnosa dengan menggunakan bronkoskopi tidak banyak membantu karena kebanyakan dari tumor ini berada di perifer
Walaupun lebih dari 90 pasien dapat didiagnosa hanya berdasarkan gejala klinis (seperti yang dijelaskan di atas) dan penemuan radiologi saia tetapi biopsi terbuka digunakan untuk pemeriksaan patologi anatomi Hasih dari biopsi dapat menentukah tipe sel lebih dahulu untuk diberikan pengobatan Walaupun diagnose klinis cenderung sederhana dilakukan pemeriksaan patologi anatomi ini tetap diperlukan
1 TBC Paru (DD)
Kelainan dapat ditemuka pada seluruh lapangan paru pada beberapa kasus Tuberkulosis aktif sering ditemukan (rontgen thorax) konsolidasi dan kavitasi yang sering terjadi di apex paru Proses kalsifikasi serta penebalan pleura pasca infeksi tuberculosis juga dapat memberi gambaran radio opac pada apex
- Berat gt600
2 Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja
3 Hipereaktiviti bronkus
4 Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
5 Defisiensi antitripsin alfa - 1 umumnya jarang terdapat di Indonesia
PATOGENESIS DAN PATOLOGI
Pada bronkitis kronik terdapat pembesaran kelenjar mukosa bronkus metaplasia sel goblet inflamasi hipertrofi otot polos pernapasan serta distorsi akibat fibrosis Emfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal disertai kerusakan dinding alveoli Secara anatomik dibedakan tiga jenis emfisema
- Emfisema sentriasinar dimulai dari bronkiolus respiratori dan meluas ke perifer terutama mengenai bagian atas paru sering akibat kebiasaan merokok lama
- Emfisema panasinar (panlobuler) melibatkan seluruh alveoli secara merata dan terbanyak pada paru bagian bawah
- Emfisema asinar distal (paraseptal) lebih banyak mengenai saluran napas distal duktus dan sakus alveoler Proses terlokalisir di septa atau dekat pleura Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu inflamasi fibrosis metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan napas
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rutin
1 Faal paru
Spirometri (VEP1 VEP1prediksi KVP VEP1KVP
- Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi ( ) dan atau VEP1KVP ( ) Obstruksi VEP1(VEP1VEP1 pred) lt
80 VEP1 (VEP1KVP) lt 75 VEP1 merupakan parameter
yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan APE meter walaupun
- kurang tepat dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau variabiliti harian pagi dan sore tidak lebih dari 20
Uji bronkodilator
- Dilakukan dengan menggunakan spirometri bila tidak ada gunakan APE meter Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan 15 - 20 menit kemudian
- dilihat perubahan nilai VEP1 atau APE perubahan VEP1 atau APE lt 20 nilai awal dan lt 200 ml
-
- Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil
Darah rutin Hb Ht leukosit
RadiologiFoto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain Pada emfisema terlihat gambaran
- Hiperinflasi
- Hiperlusen
- Ruang retrosternal melebar
- Diafragma mendatar
- Jantung menggantung (jantung pendulum tear drop eye drop appearance) Pada bronkitis kronik
6 Normal
7 Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 kasus
b Pemeriksaan khusus (tidak rutin)
Faal paru Volume Residu (VR) Kapasiti Residu Fungsional (KRF) Kapasiti Paru Total
(KPT) VRKRF VRKPT meningkat
- DLCO menurun pada emfisema
- Raw meningkat pada bronkitis kronik
- Sgaw meningkat
- Variabiliti Harian APE kurang dari 20
Uji latih kardiopulmoner
- Sepeda statis (ergocycle)
- Jentera (treadmill)
- Jalan 6 menit lebih rendah dari normal
Uji provokasi bronkusUntuk menilai derajat hipereaktiviti bronkus pada sebagian kecil PPOK terdapat hipereaktiviti bronkus derajat ringan
Uji coba kortikosteroidMenilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral (prednison atau metilprednisolon) sebanyak 30 - 50 mg per hari selama 2minggu yaitu peningkatan VEP1 pascabronkodilator gt 20 dan minimal 250 ml Pada
PPOK umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid
Analisis gas darah Terutama untuk menilai
- Gagal napas kronik stabil
- Gagal napas akut pada gagal napas kronik
Radiologi
- CT - Scan resolusi tinggi Mendeteksi emfisema dini dan menilai jenis serta derajat emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos
- Scan ventilasi perfusi Mengetahui fungsi respirasi paru
Elektrokardiografi Mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan
Ekokardiografi Menilai funfsi jantung kanan
bakteriologi Pemerikasaan bakteriologi sputum pewarnaan Gram dan kultur resistensi diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat Infeksi saluran napas berulng merupakan penyebab utama eksaserbasi akut pada penderita PPOK di Indonesia
Kadar alfa-1 antitripsinKadar antitripsin alfa-1 rendah pada emfisema herediter (emfisema pada usia muda) defisiensi antitripsin alfa-1 jarang ditemukan di Indonesia
Karsinoma Bronkogenik (Epitel Bronkus)
Definisi
1113091 Tumorparumerupakankeganasanpadajaringanparu
1113091 Kankerparumerupakanabnormalitasdarisel1113091sel yang mengalami proliferasi dalam paru
1113091 Jaringanparuyangmengalamikeganasan
plusmn Mukosa bronkus
1113091 Sel epitel
1113091 Sel membrane basalis 1113091 Sel kelenjar bronkus
plusmn Mukosa bronkiolusplusmn Sel alveolusplusmn Jaringan paru lainnya
Etiologi amp Faktor Resiko
Penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh genetik dan lain-lain
Beberapafaktorrisikoterjadinyakankerparu plusmn Merokok
plusmn Perokok pasifplusmn Polusi udaraplusmn Paparan zat karsinogen plusmn Dietplusmn Genetikplusmn Penyakit paru lainnya
Paparan Zat Karsinogen
plusmn Beberapa zat karsinogen seperti asbestos radiasi ion uranium radon arsen kromium nikel polisiklik hidrokarbon dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar daripada masyarakat umum Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok
Karsinoma bronkogenik
Patofisiologi Sebab - sebab keganasan dan atau tumor masih beluh jelas tetapi virus factor
lingkungan hormonal dan genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat karsinogenik yang merangsang permulaan terjadinya perubahan sel Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya tumorkeganasan
Agen karsinogenik biasanya bisa berupa unsur kimia fisik atau biologis yang berkemampuan untuk bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik (DNA) Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor hal ini berlangsung lama mingguan sampai tahunan
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma skuamosa karsinoma sel kecil (SCLC) karsinoma sel besar (NSCLC) dan adenokarsinoma Kebanyakan dari pencoast tumor merupakan jenis Squamosa atau adenokarsinoma dan hanya 3-5 yang merupakan SCLC sedangkan NSCLC tidak memiliki catatan yang jelas
Pada mulanya sel kanker bronkogenik ini akan berkembang di bagian perifer sulkus superior pada apex paru yang asimtomatik pada stadium awal Kemudian pada stadium lanjut akan bermetastasis ke jaringan sekitar meliputi dinding dada persyarafan (pleksus brakhialis bagian bawah) persyarafan simpatik ganglion stelata costae vertebrae dan tulang - tulang di sekitarnya
Gejala klinikGejala klinik yang timbul merupakan manifestasi dari metastasis sel kanker pada
sulkus superior apex ini ke struktur jaringan yang berdekatan termasuk disini yaitu persyarafan thorakal pertama dan kedua rantai persyarafan simpatik serta ganglion stelata Nyeri pada bahu dan perbatasan vertebrae dengan scapula sering merupakan keluhan awal dari kanker ini Nyeri kemudian dapat meluas sepaniang distribusi persyarafan ulnar pada lengan sampai siku dan berlaniut pada tangan dan iari manis serta kilingking Sindrome Horner dan Anhidrosis pada sisi ipsilateral di mata dan ekstremitas atas merupakan indikasi perluasan sel kanker ke persyarafan simpatis dan ganglion
stelata Nyeri yang timbul terus menerus dan sering tidak tertahankan menyebabkan pasien membutuhkan narkotik untuk mengurangi atau menghilangkan sakit yang diderita
Otot tangan dapat menjadi lemah atropi serta menghilangnva reflex trisep Costae pertama dan kedua atau tulang serta kanalis vertebralis pun dapat terkena dan menambah berat rasa nyeri yang diderita yang kemudia pada tingkat laniut dapat menyebabkan destruksi tulang-tulang tersebut
DiagnosisAwalnya kebanyakan pancoast tumor didiagnosa berdasarkan pemenksaan
histologi pada hasil biopsi iarum transthorakal Diagnosa dengan menggunakan bronkoskopi tidak banyak membantu karena kebanyakan dari tumor ini berada di perifer
Walaupun lebih dari 90 pasien dapat didiagnosa hanya berdasarkan gejala klinis (seperti yang dijelaskan di atas) dan penemuan radiologi saia tetapi biopsi terbuka digunakan untuk pemeriksaan patologi anatomi Hasih dari biopsi dapat menentukah tipe sel lebih dahulu untuk diberikan pengobatan Walaupun diagnose klinis cenderung sederhana dilakukan pemeriksaan patologi anatomi ini tetap diperlukan
1 TBC Paru (DD)
Kelainan dapat ditemuka pada seluruh lapangan paru pada beberapa kasus Tuberkulosis aktif sering ditemukan (rontgen thorax) konsolidasi dan kavitasi yang sering terjadi di apex paru Proses kalsifikasi serta penebalan pleura pasca infeksi tuberculosis juga dapat memberi gambaran radio opac pada apex
yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan APE meter walaupun
- kurang tepat dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau variabiliti harian pagi dan sore tidak lebih dari 20
Uji bronkodilator
- Dilakukan dengan menggunakan spirometri bila tidak ada gunakan APE meter Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan 15 - 20 menit kemudian
- dilihat perubahan nilai VEP1 atau APE perubahan VEP1 atau APE lt 20 nilai awal dan lt 200 ml
-
- Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil
Darah rutin Hb Ht leukosit
RadiologiFoto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain Pada emfisema terlihat gambaran
- Hiperinflasi
- Hiperlusen
- Ruang retrosternal melebar
- Diafragma mendatar
- Jantung menggantung (jantung pendulum tear drop eye drop appearance) Pada bronkitis kronik
6 Normal
7 Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 kasus
b Pemeriksaan khusus (tidak rutin)
Faal paru Volume Residu (VR) Kapasiti Residu Fungsional (KRF) Kapasiti Paru Total
(KPT) VRKRF VRKPT meningkat
- DLCO menurun pada emfisema
- Raw meningkat pada bronkitis kronik
- Sgaw meningkat
- Variabiliti Harian APE kurang dari 20
Uji latih kardiopulmoner
- Sepeda statis (ergocycle)
- Jentera (treadmill)
- Jalan 6 menit lebih rendah dari normal
Uji provokasi bronkusUntuk menilai derajat hipereaktiviti bronkus pada sebagian kecil PPOK terdapat hipereaktiviti bronkus derajat ringan
Uji coba kortikosteroidMenilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral (prednison atau metilprednisolon) sebanyak 30 - 50 mg per hari selama 2minggu yaitu peningkatan VEP1 pascabronkodilator gt 20 dan minimal 250 ml Pada
PPOK umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid
Analisis gas darah Terutama untuk menilai
- Gagal napas kronik stabil
- Gagal napas akut pada gagal napas kronik
Radiologi
- CT - Scan resolusi tinggi Mendeteksi emfisema dini dan menilai jenis serta derajat emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos
- Scan ventilasi perfusi Mengetahui fungsi respirasi paru
Elektrokardiografi Mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan
Ekokardiografi Menilai funfsi jantung kanan
bakteriologi Pemerikasaan bakteriologi sputum pewarnaan Gram dan kultur resistensi diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat Infeksi saluran napas berulng merupakan penyebab utama eksaserbasi akut pada penderita PPOK di Indonesia
Kadar alfa-1 antitripsinKadar antitripsin alfa-1 rendah pada emfisema herediter (emfisema pada usia muda) defisiensi antitripsin alfa-1 jarang ditemukan di Indonesia
Karsinoma Bronkogenik (Epitel Bronkus)
Definisi
1113091 Tumorparumerupakankeganasanpadajaringanparu
1113091 Kankerparumerupakanabnormalitasdarisel1113091sel yang mengalami proliferasi dalam paru
1113091 Jaringanparuyangmengalamikeganasan
plusmn Mukosa bronkus
1113091 Sel epitel
1113091 Sel membrane basalis 1113091 Sel kelenjar bronkus
plusmn Mukosa bronkiolusplusmn Sel alveolusplusmn Jaringan paru lainnya
Etiologi amp Faktor Resiko
Penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh genetik dan lain-lain
Beberapafaktorrisikoterjadinyakankerparu plusmn Merokok
plusmn Perokok pasifplusmn Polusi udaraplusmn Paparan zat karsinogen plusmn Dietplusmn Genetikplusmn Penyakit paru lainnya
Paparan Zat Karsinogen
plusmn Beberapa zat karsinogen seperti asbestos radiasi ion uranium radon arsen kromium nikel polisiklik hidrokarbon dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar daripada masyarakat umum Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok
Karsinoma bronkogenik
Patofisiologi Sebab - sebab keganasan dan atau tumor masih beluh jelas tetapi virus factor
lingkungan hormonal dan genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat karsinogenik yang merangsang permulaan terjadinya perubahan sel Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya tumorkeganasan
Agen karsinogenik biasanya bisa berupa unsur kimia fisik atau biologis yang berkemampuan untuk bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik (DNA) Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor hal ini berlangsung lama mingguan sampai tahunan
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma skuamosa karsinoma sel kecil (SCLC) karsinoma sel besar (NSCLC) dan adenokarsinoma Kebanyakan dari pencoast tumor merupakan jenis Squamosa atau adenokarsinoma dan hanya 3-5 yang merupakan SCLC sedangkan NSCLC tidak memiliki catatan yang jelas
Pada mulanya sel kanker bronkogenik ini akan berkembang di bagian perifer sulkus superior pada apex paru yang asimtomatik pada stadium awal Kemudian pada stadium lanjut akan bermetastasis ke jaringan sekitar meliputi dinding dada persyarafan (pleksus brakhialis bagian bawah) persyarafan simpatik ganglion stelata costae vertebrae dan tulang - tulang di sekitarnya
Gejala klinikGejala klinik yang timbul merupakan manifestasi dari metastasis sel kanker pada
sulkus superior apex ini ke struktur jaringan yang berdekatan termasuk disini yaitu persyarafan thorakal pertama dan kedua rantai persyarafan simpatik serta ganglion stelata Nyeri pada bahu dan perbatasan vertebrae dengan scapula sering merupakan keluhan awal dari kanker ini Nyeri kemudian dapat meluas sepaniang distribusi persyarafan ulnar pada lengan sampai siku dan berlaniut pada tangan dan iari manis serta kilingking Sindrome Horner dan Anhidrosis pada sisi ipsilateral di mata dan ekstremitas atas merupakan indikasi perluasan sel kanker ke persyarafan simpatis dan ganglion
stelata Nyeri yang timbul terus menerus dan sering tidak tertahankan menyebabkan pasien membutuhkan narkotik untuk mengurangi atau menghilangkan sakit yang diderita
Otot tangan dapat menjadi lemah atropi serta menghilangnva reflex trisep Costae pertama dan kedua atau tulang serta kanalis vertebralis pun dapat terkena dan menambah berat rasa nyeri yang diderita yang kemudia pada tingkat laniut dapat menyebabkan destruksi tulang-tulang tersebut
DiagnosisAwalnya kebanyakan pancoast tumor didiagnosa berdasarkan pemenksaan
histologi pada hasil biopsi iarum transthorakal Diagnosa dengan menggunakan bronkoskopi tidak banyak membantu karena kebanyakan dari tumor ini berada di perifer
Walaupun lebih dari 90 pasien dapat didiagnosa hanya berdasarkan gejala klinis (seperti yang dijelaskan di atas) dan penemuan radiologi saia tetapi biopsi terbuka digunakan untuk pemeriksaan patologi anatomi Hasih dari biopsi dapat menentukah tipe sel lebih dahulu untuk diberikan pengobatan Walaupun diagnose klinis cenderung sederhana dilakukan pemeriksaan patologi anatomi ini tetap diperlukan
1 TBC Paru (DD)
Kelainan dapat ditemuka pada seluruh lapangan paru pada beberapa kasus Tuberkulosis aktif sering ditemukan (rontgen thorax) konsolidasi dan kavitasi yang sering terjadi di apex paru Proses kalsifikasi serta penebalan pleura pasca infeksi tuberculosis juga dapat memberi gambaran radio opac pada apex
(KPT) VRKRF VRKPT meningkat
- DLCO menurun pada emfisema
- Raw meningkat pada bronkitis kronik
- Sgaw meningkat
- Variabiliti Harian APE kurang dari 20
Uji latih kardiopulmoner
- Sepeda statis (ergocycle)
- Jentera (treadmill)
- Jalan 6 menit lebih rendah dari normal
Uji provokasi bronkusUntuk menilai derajat hipereaktiviti bronkus pada sebagian kecil PPOK terdapat hipereaktiviti bronkus derajat ringan
Uji coba kortikosteroidMenilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral (prednison atau metilprednisolon) sebanyak 30 - 50 mg per hari selama 2minggu yaitu peningkatan VEP1 pascabronkodilator gt 20 dan minimal 250 ml Pada
PPOK umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid
Analisis gas darah Terutama untuk menilai
- Gagal napas kronik stabil
- Gagal napas akut pada gagal napas kronik
Radiologi
- CT - Scan resolusi tinggi Mendeteksi emfisema dini dan menilai jenis serta derajat emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos
- Scan ventilasi perfusi Mengetahui fungsi respirasi paru
Elektrokardiografi Mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan
Ekokardiografi Menilai funfsi jantung kanan
bakteriologi Pemerikasaan bakteriologi sputum pewarnaan Gram dan kultur resistensi diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat Infeksi saluran napas berulng merupakan penyebab utama eksaserbasi akut pada penderita PPOK di Indonesia
Kadar alfa-1 antitripsinKadar antitripsin alfa-1 rendah pada emfisema herediter (emfisema pada usia muda) defisiensi antitripsin alfa-1 jarang ditemukan di Indonesia
Karsinoma Bronkogenik (Epitel Bronkus)
Definisi
1113091 Tumorparumerupakankeganasanpadajaringanparu
1113091 Kankerparumerupakanabnormalitasdarisel1113091sel yang mengalami proliferasi dalam paru
1113091 Jaringanparuyangmengalamikeganasan
plusmn Mukosa bronkus
1113091 Sel epitel
1113091 Sel membrane basalis 1113091 Sel kelenjar bronkus
plusmn Mukosa bronkiolusplusmn Sel alveolusplusmn Jaringan paru lainnya
Etiologi amp Faktor Resiko
Penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh genetik dan lain-lain
Beberapafaktorrisikoterjadinyakankerparu plusmn Merokok
plusmn Perokok pasifplusmn Polusi udaraplusmn Paparan zat karsinogen plusmn Dietplusmn Genetikplusmn Penyakit paru lainnya
Paparan Zat Karsinogen
plusmn Beberapa zat karsinogen seperti asbestos radiasi ion uranium radon arsen kromium nikel polisiklik hidrokarbon dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar daripada masyarakat umum Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok
Karsinoma bronkogenik
Patofisiologi Sebab - sebab keganasan dan atau tumor masih beluh jelas tetapi virus factor
lingkungan hormonal dan genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat karsinogenik yang merangsang permulaan terjadinya perubahan sel Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya tumorkeganasan
Agen karsinogenik biasanya bisa berupa unsur kimia fisik atau biologis yang berkemampuan untuk bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik (DNA) Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor hal ini berlangsung lama mingguan sampai tahunan
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma skuamosa karsinoma sel kecil (SCLC) karsinoma sel besar (NSCLC) dan adenokarsinoma Kebanyakan dari pencoast tumor merupakan jenis Squamosa atau adenokarsinoma dan hanya 3-5 yang merupakan SCLC sedangkan NSCLC tidak memiliki catatan yang jelas
Pada mulanya sel kanker bronkogenik ini akan berkembang di bagian perifer sulkus superior pada apex paru yang asimtomatik pada stadium awal Kemudian pada stadium lanjut akan bermetastasis ke jaringan sekitar meliputi dinding dada persyarafan (pleksus brakhialis bagian bawah) persyarafan simpatik ganglion stelata costae vertebrae dan tulang - tulang di sekitarnya
Gejala klinikGejala klinik yang timbul merupakan manifestasi dari metastasis sel kanker pada
sulkus superior apex ini ke struktur jaringan yang berdekatan termasuk disini yaitu persyarafan thorakal pertama dan kedua rantai persyarafan simpatik serta ganglion stelata Nyeri pada bahu dan perbatasan vertebrae dengan scapula sering merupakan keluhan awal dari kanker ini Nyeri kemudian dapat meluas sepaniang distribusi persyarafan ulnar pada lengan sampai siku dan berlaniut pada tangan dan iari manis serta kilingking Sindrome Horner dan Anhidrosis pada sisi ipsilateral di mata dan ekstremitas atas merupakan indikasi perluasan sel kanker ke persyarafan simpatis dan ganglion
stelata Nyeri yang timbul terus menerus dan sering tidak tertahankan menyebabkan pasien membutuhkan narkotik untuk mengurangi atau menghilangkan sakit yang diderita
Otot tangan dapat menjadi lemah atropi serta menghilangnva reflex trisep Costae pertama dan kedua atau tulang serta kanalis vertebralis pun dapat terkena dan menambah berat rasa nyeri yang diderita yang kemudia pada tingkat laniut dapat menyebabkan destruksi tulang-tulang tersebut
DiagnosisAwalnya kebanyakan pancoast tumor didiagnosa berdasarkan pemenksaan
histologi pada hasil biopsi iarum transthorakal Diagnosa dengan menggunakan bronkoskopi tidak banyak membantu karena kebanyakan dari tumor ini berada di perifer
Walaupun lebih dari 90 pasien dapat didiagnosa hanya berdasarkan gejala klinis (seperti yang dijelaskan di atas) dan penemuan radiologi saia tetapi biopsi terbuka digunakan untuk pemeriksaan patologi anatomi Hasih dari biopsi dapat menentukah tipe sel lebih dahulu untuk diberikan pengobatan Walaupun diagnose klinis cenderung sederhana dilakukan pemeriksaan patologi anatomi ini tetap diperlukan
1 TBC Paru (DD)
Kelainan dapat ditemuka pada seluruh lapangan paru pada beberapa kasus Tuberkulosis aktif sering ditemukan (rontgen thorax) konsolidasi dan kavitasi yang sering terjadi di apex paru Proses kalsifikasi serta penebalan pleura pasca infeksi tuberculosis juga dapat memberi gambaran radio opac pada apex
Ekokardiografi Menilai funfsi jantung kanan
bakteriologi Pemerikasaan bakteriologi sputum pewarnaan Gram dan kultur resistensi diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat Infeksi saluran napas berulng merupakan penyebab utama eksaserbasi akut pada penderita PPOK di Indonesia
Kadar alfa-1 antitripsinKadar antitripsin alfa-1 rendah pada emfisema herediter (emfisema pada usia muda) defisiensi antitripsin alfa-1 jarang ditemukan di Indonesia
Karsinoma Bronkogenik (Epitel Bronkus)
Definisi
1113091 Tumorparumerupakankeganasanpadajaringanparu
1113091 Kankerparumerupakanabnormalitasdarisel1113091sel yang mengalami proliferasi dalam paru
1113091 Jaringanparuyangmengalamikeganasan
plusmn Mukosa bronkus
1113091 Sel epitel
1113091 Sel membrane basalis 1113091 Sel kelenjar bronkus
plusmn Mukosa bronkiolusplusmn Sel alveolusplusmn Jaringan paru lainnya
Etiologi amp Faktor Resiko
Penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh genetik dan lain-lain
Beberapafaktorrisikoterjadinyakankerparu plusmn Merokok
plusmn Perokok pasifplusmn Polusi udaraplusmn Paparan zat karsinogen plusmn Dietplusmn Genetikplusmn Penyakit paru lainnya
Paparan Zat Karsinogen
plusmn Beberapa zat karsinogen seperti asbestos radiasi ion uranium radon arsen kromium nikel polisiklik hidrokarbon dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar daripada masyarakat umum Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok
Karsinoma bronkogenik
Patofisiologi Sebab - sebab keganasan dan atau tumor masih beluh jelas tetapi virus factor
lingkungan hormonal dan genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat karsinogenik yang merangsang permulaan terjadinya perubahan sel Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya tumorkeganasan
Agen karsinogenik biasanya bisa berupa unsur kimia fisik atau biologis yang berkemampuan untuk bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik (DNA) Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor hal ini berlangsung lama mingguan sampai tahunan
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma skuamosa karsinoma sel kecil (SCLC) karsinoma sel besar (NSCLC) dan adenokarsinoma Kebanyakan dari pencoast tumor merupakan jenis Squamosa atau adenokarsinoma dan hanya 3-5 yang merupakan SCLC sedangkan NSCLC tidak memiliki catatan yang jelas
Pada mulanya sel kanker bronkogenik ini akan berkembang di bagian perifer sulkus superior pada apex paru yang asimtomatik pada stadium awal Kemudian pada stadium lanjut akan bermetastasis ke jaringan sekitar meliputi dinding dada persyarafan (pleksus brakhialis bagian bawah) persyarafan simpatik ganglion stelata costae vertebrae dan tulang - tulang di sekitarnya
Gejala klinikGejala klinik yang timbul merupakan manifestasi dari metastasis sel kanker pada
sulkus superior apex ini ke struktur jaringan yang berdekatan termasuk disini yaitu persyarafan thorakal pertama dan kedua rantai persyarafan simpatik serta ganglion stelata Nyeri pada bahu dan perbatasan vertebrae dengan scapula sering merupakan keluhan awal dari kanker ini Nyeri kemudian dapat meluas sepaniang distribusi persyarafan ulnar pada lengan sampai siku dan berlaniut pada tangan dan iari manis serta kilingking Sindrome Horner dan Anhidrosis pada sisi ipsilateral di mata dan ekstremitas atas merupakan indikasi perluasan sel kanker ke persyarafan simpatis dan ganglion
stelata Nyeri yang timbul terus menerus dan sering tidak tertahankan menyebabkan pasien membutuhkan narkotik untuk mengurangi atau menghilangkan sakit yang diderita
Otot tangan dapat menjadi lemah atropi serta menghilangnva reflex trisep Costae pertama dan kedua atau tulang serta kanalis vertebralis pun dapat terkena dan menambah berat rasa nyeri yang diderita yang kemudia pada tingkat laniut dapat menyebabkan destruksi tulang-tulang tersebut
DiagnosisAwalnya kebanyakan pancoast tumor didiagnosa berdasarkan pemenksaan
histologi pada hasil biopsi iarum transthorakal Diagnosa dengan menggunakan bronkoskopi tidak banyak membantu karena kebanyakan dari tumor ini berada di perifer
Walaupun lebih dari 90 pasien dapat didiagnosa hanya berdasarkan gejala klinis (seperti yang dijelaskan di atas) dan penemuan radiologi saia tetapi biopsi terbuka digunakan untuk pemeriksaan patologi anatomi Hasih dari biopsi dapat menentukah tipe sel lebih dahulu untuk diberikan pengobatan Walaupun diagnose klinis cenderung sederhana dilakukan pemeriksaan patologi anatomi ini tetap diperlukan
1 TBC Paru (DD)
Kelainan dapat ditemuka pada seluruh lapangan paru pada beberapa kasus Tuberkulosis aktif sering ditemukan (rontgen thorax) konsolidasi dan kavitasi yang sering terjadi di apex paru Proses kalsifikasi serta penebalan pleura pasca infeksi tuberculosis juga dapat memberi gambaran radio opac pada apex
Paparan Zat Karsinogen
plusmn Beberapa zat karsinogen seperti asbestos radiasi ion uranium radon arsen kromium nikel polisiklik hidrokarbon dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar daripada masyarakat umum Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok
Karsinoma bronkogenik
Patofisiologi Sebab - sebab keganasan dan atau tumor masih beluh jelas tetapi virus factor
lingkungan hormonal dan genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat karsinogenik yang merangsang permulaan terjadinya perubahan sel Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya tumorkeganasan
Agen karsinogenik biasanya bisa berupa unsur kimia fisik atau biologis yang berkemampuan untuk bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik (DNA) Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor hal ini berlangsung lama mingguan sampai tahunan
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma skuamosa karsinoma sel kecil (SCLC) karsinoma sel besar (NSCLC) dan adenokarsinoma Kebanyakan dari pencoast tumor merupakan jenis Squamosa atau adenokarsinoma dan hanya 3-5 yang merupakan SCLC sedangkan NSCLC tidak memiliki catatan yang jelas
Pada mulanya sel kanker bronkogenik ini akan berkembang di bagian perifer sulkus superior pada apex paru yang asimtomatik pada stadium awal Kemudian pada stadium lanjut akan bermetastasis ke jaringan sekitar meliputi dinding dada persyarafan (pleksus brakhialis bagian bawah) persyarafan simpatik ganglion stelata costae vertebrae dan tulang - tulang di sekitarnya
Gejala klinikGejala klinik yang timbul merupakan manifestasi dari metastasis sel kanker pada
sulkus superior apex ini ke struktur jaringan yang berdekatan termasuk disini yaitu persyarafan thorakal pertama dan kedua rantai persyarafan simpatik serta ganglion stelata Nyeri pada bahu dan perbatasan vertebrae dengan scapula sering merupakan keluhan awal dari kanker ini Nyeri kemudian dapat meluas sepaniang distribusi persyarafan ulnar pada lengan sampai siku dan berlaniut pada tangan dan iari manis serta kilingking Sindrome Horner dan Anhidrosis pada sisi ipsilateral di mata dan ekstremitas atas merupakan indikasi perluasan sel kanker ke persyarafan simpatis dan ganglion
stelata Nyeri yang timbul terus menerus dan sering tidak tertahankan menyebabkan pasien membutuhkan narkotik untuk mengurangi atau menghilangkan sakit yang diderita
Otot tangan dapat menjadi lemah atropi serta menghilangnva reflex trisep Costae pertama dan kedua atau tulang serta kanalis vertebralis pun dapat terkena dan menambah berat rasa nyeri yang diderita yang kemudia pada tingkat laniut dapat menyebabkan destruksi tulang-tulang tersebut
DiagnosisAwalnya kebanyakan pancoast tumor didiagnosa berdasarkan pemenksaan
histologi pada hasil biopsi iarum transthorakal Diagnosa dengan menggunakan bronkoskopi tidak banyak membantu karena kebanyakan dari tumor ini berada di perifer
Walaupun lebih dari 90 pasien dapat didiagnosa hanya berdasarkan gejala klinis (seperti yang dijelaskan di atas) dan penemuan radiologi saia tetapi biopsi terbuka digunakan untuk pemeriksaan patologi anatomi Hasih dari biopsi dapat menentukah tipe sel lebih dahulu untuk diberikan pengobatan Walaupun diagnose klinis cenderung sederhana dilakukan pemeriksaan patologi anatomi ini tetap diperlukan
1 TBC Paru (DD)
Kelainan dapat ditemuka pada seluruh lapangan paru pada beberapa kasus Tuberkulosis aktif sering ditemukan (rontgen thorax) konsolidasi dan kavitasi yang sering terjadi di apex paru Proses kalsifikasi serta penebalan pleura pasca infeksi tuberculosis juga dapat memberi gambaran radio opac pada apex
stelata Nyeri yang timbul terus menerus dan sering tidak tertahankan menyebabkan pasien membutuhkan narkotik untuk mengurangi atau menghilangkan sakit yang diderita
Otot tangan dapat menjadi lemah atropi serta menghilangnva reflex trisep Costae pertama dan kedua atau tulang serta kanalis vertebralis pun dapat terkena dan menambah berat rasa nyeri yang diderita yang kemudia pada tingkat laniut dapat menyebabkan destruksi tulang-tulang tersebut
DiagnosisAwalnya kebanyakan pancoast tumor didiagnosa berdasarkan pemenksaan
histologi pada hasil biopsi iarum transthorakal Diagnosa dengan menggunakan bronkoskopi tidak banyak membantu karena kebanyakan dari tumor ini berada di perifer
Walaupun lebih dari 90 pasien dapat didiagnosa hanya berdasarkan gejala klinis (seperti yang dijelaskan di atas) dan penemuan radiologi saia tetapi biopsi terbuka digunakan untuk pemeriksaan patologi anatomi Hasih dari biopsi dapat menentukah tipe sel lebih dahulu untuk diberikan pengobatan Walaupun diagnose klinis cenderung sederhana dilakukan pemeriksaan patologi anatomi ini tetap diperlukan
1 TBC Paru (DD)
Kelainan dapat ditemuka pada seluruh lapangan paru pada beberapa kasus Tuberkulosis aktif sering ditemukan (rontgen thorax) konsolidasi dan kavitasi yang sering terjadi di apex paru Proses kalsifikasi serta penebalan pleura pasca infeksi tuberculosis juga dapat memberi gambaran radio opac pada apex