9
PENGELOLAAN BAHAN BAKU KOSMETIK PENGELOLAAN BAHAN BAKU KOSMETIK Produsen penghasil kosmetik diwajibkan secara hukum untuk memenuhi produksi mereka dengan prinsip-prinsip dan panduan-panduan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik). Kesesuaian dengan panduan CPKB harus menjamin bahwa produk kosmetik dengan kualitas yang konsisten haruslah diproduksi dan diuji sesuai dengan standar kualitas baku tertentu. Standar dan cara produksi kosmetika yang baik di Indonesia diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 965/MENKES/SK/XI/1992 dan Kepala Badan POM RI. Bahan baku sangat peka terhadap serangan mikroba Telah diketahui bahwa berdasarkan asal dan cara prosesnya, bahan baku dapat memiliki tingkat kontaminasi yang tinggi atau rendah atau sensitif terhadap kontaminasi mikroba selanjutnya. Air yang bebas bahan padat sintetik biasanya mengalami problem pembusukan mikroba yang rendah. Hal yang sama juga terjadi pada air bebas minyak, lilin dan lemak sintetik, sebagaimana pula pengemulsi, surfaktan dan agen aktif-permukaan (surface agent), yang sepertinya tidak mendukung kemampuan mikroorganisme untuk berkembang. Kondisi ini dapat berubah secara dramatis dengan segera apabila mereka dicampur dengan bahan baku bersifat cair (aqueous). Bahkan bahan baku alami dalam bentuk air yang bebas serbuk atau granula, dapat menjadi tempat tumbuhnya mikroorganisme, virus ataupun toksin mikroba. Analisa terhadap materi/bahan-bahan ini, dapat menunjukkan keberadaan bakteri, spora Clostridium, Staphylococci, kapang dan khususnya toksik fungi/jamur. Lebih jauh lagi, kemungkinan keberadaan spora bakteri tidak dapat dihindari, karena keberadaan mereka bisa jadi telah ada semenjak tahap persiapan produksi dengan prosentase alkohol yang tinggi. Bahan mentah alami yang diekstrak, diproduksi ataupun disediakan dalam bentuk cairan, juga sensitif terhadap kontaminasi mikrobial. Cara pengawetan yang kurang tepat ketika digunakan untuk menghasilkan produk dalam bentuk

BAHAN BAKU KOSMETIK.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kosmetik

Citation preview

Page 1: BAHAN BAKU KOSMETIK.docx

PENGELOLAAN BAHAN BAKU KOSMETIK

 PENGELOLAAN BAHAN BAKU KOSMETIK

Produsen penghasil kosmetik diwajibkan secara hukum untuk memenuhi produksi mereka dengan prinsip-prinsip dan panduan-panduan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik). Kesesuaian dengan panduan CPKB harus menjamin bahwa produk kosmetik dengan kualitas yang konsisten haruslah diproduksi dan diuji sesuai dengan standar kualitas baku tertentu. Standar dan cara produksi kosmetika yang baik di Indonesia diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 965/MENKES/SK/XI/1992 dan Kepala Badan  POM RI.

Bahan baku sangat peka terhadap serangan mikroba

Telah diketahui bahwa berdasarkan asal dan cara prosesnya, bahan baku dapat memiliki tingkat kontaminasi yang tinggi atau rendah atau sensitif terhadap kontaminasi mikroba selanjutnya. Air yang bebas bahan padat sintetik biasanya mengalami problem pembusukan mikroba yang rendah. Hal yang sama juga terjadi pada air bebas minyak, lilin dan lemak sintetik, sebagaimana pula pengemulsi, surfaktan dan agen aktif-permukaan (surface agent), yang sepertinya tidak mendukung kemampuan mikroorganisme untuk berkembang.Kondisi ini dapat berubah secara dramatis dengan segera apabila mereka dicampur dengan bahan baku bersifat cair (aqueous). Bahkan bahan baku alami dalam bentuk air yang bebas serbuk atau granula, dapat menjadi tempat tumbuhnya mikroorganisme, virus ataupun toksin mikroba.Analisa terhadap materi/bahan-bahan ini, dapat menunjukkan keberadaan bakteri, spora Clostridium, Staphylococci, kapang dan khususnya toksik fungi/jamur. Lebih jauh lagi, kemungkinan keberadaan spora bakteri tidak dapat dihindari, karena keberadaan mereka bisa jadi telah ada semenjak tahap persiapan produksi dengan prosentase alkohol yang tinggi.Bahan mentah alami yang diekstrak, diproduksi ataupun disediakan dalam bentuk cairan, juga sensitif terhadap kontaminasi mikrobial. Cara pengawetan yang kurang tepat ketika digunakan untuk menghasilkan produk dalam bentuk larutan, dispersi ataupun emulsi, dapat menyebabkan bahan baku ini mendukung pertumbuhan mikroorganisme gram negatif, semisal Enterobacter spp., Escherichia coli, Citrobacter spp., Pseudomonas spp., dan lainnya.

Syarat yang perlu dipenuhi oleh produsen kosmetikaKualitas produk kosmetika sangat bergantung pada kualitas bahan bakunya. Panduan CPKB mencakup persyaratan yang harus dimiliki oleh bahan baku yang harus sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dan memiliki kualitas yang konsisten. Persyaratan ini memerlukan kesetaraan pada parameter kimiawi dan fisika dan kemurnian mikroba.Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahan baku kosmetik dan bahan campuran memerlukan perlindungan dari kontaminasi mikroba selama transportasi, penyimpanan dan produksi. Bahan baku yang terkontaminasi akan mengintroduksi mikroba ke dalam proses sehingga produk dapat memiliki

Page 2: BAHAN BAKU KOSMETIK.docx

muatan mikroba berlebih (overload), akhirnya bahan pengawet yang diberikan ke dalam produk tidak memadai dan tidak efektif lagi.Oleh karena itu, kondisi esensial bagi manufaktur kosmetik adalah dengan menggunakan bahan baku yang memiliki kemungkinan terkecil muatan kontaminasi mikrobanya, jika memungkinkan hanya 10 CFU (Colony Forming Unit) per gram. Lebih lanjut lagi,  spesifikasi yang harus diterima oleh pemasok dapat menjamin ketiadaan mikroorganisme patogen potensial dan material bioaktif lainnya, sebagaimana disebutkan dalam Tabel 1. Kompatibilitas ingredient (bahan baku) dengan pengemas haruslah dipastikan. Wadah yang tersedia haruslah dapat diidentifikasi secara jelas dan memiliki informasi berikut : nama produk, nomor batch, nomor item, berat kotor (gross) dan bersih. Dari persyaratan yang berkaitan erat dengan kualitas, pengemasan dan pelabelan ini, telah jelas bahwa produsen bahan baku kosmetik haruslah memenuhi prinsip-prinsip dan panduan CPKB. Aspek semisal kualitas ingredient kosmetik, produk, stabilitas penyimpanan, pengawetan yang memadai dan kompatibilitas bahan baku kosmetik dengan pengemas, haruslah diperiksa selama tahap pelaksanaan dan spesifikasi yang tepat bagi bahan baku kosmetik haruslah terdefinisi dengan jelas.Produksi haruslah berjalan selaras dengan CPKB untuk menjamin bahwa tingkat kualitas tertentu dapat terperlihara dan tidak rusak dengan sebab proses produksi manapun.

AMANKAH KOSMETIK YANG ANDA PAKAI??

AMANKAH KOSMETIK YANG ANDA PAKAI ?

Berbagai merek kosmetik kini beredar di Indonesia bahkan sampai kepelosok desa. Dengan kemasan yang cantik dan promosi yang gencar tidaksedikit wanita Indonesia yang terpikat untuk memakainya, bahkan telahtersedia pula kosmetik untuk pria dan anak-anak.Seringkali kita ingin tampil menarik, tetapi ketika memilih kosmetik lebihtertarik kepada bentuk dan kemasannya. Ada pula yang lebih suka memilihkosmetik impor daripada kosmetik lokal. Pilihan yang tidak tepat justruakan membahayakan pemakai itu sendiri, memilih kosmetik bukan sekedarmembeli dan memakainya tetapi juga harus aman dan sesuai dengan kulitkita.Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti“berhias”. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri inidahulu diramu dari bahan-bahan alami yang ada di sekitarnya, sekarangkosmetik dibuat tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan.

Page 3: BAHAN BAKU KOSMETIK.docx

APA ISI  KOSMETIK ?Kosmetikdidefinisikan sebagai bahan atau sediaan yang dimaksudkan untukdigunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku,bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulutterutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan ataumemperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh padakondisi baik.

Pada umumnya kosmetik terdiri dari berbagai macam bahan yang mempunyai fungsi tertentu didalamnya.Bahan kosmetik terdiri dari :• Bahan dasar ( vehikulum)Merupakanbasis/ dasar untuk bahan lain atau sebagai

pelarut sehingga umumnyamenempati volume yang lebih besar dari bahan lainnya.

Bahan dasarkosmetik pada umumnya terdiri dari : a) Air atau campurannya denganbahan

dasar lain; b) Alkohol atau campurannya; c) Vaselin ataucampurannya; d) Minyak atau

garam minyak dengan campurannya; e)Talkumatau campurannya.

• Bahan aktifMerupakan bahan kosmetikterpenting dan mempunyai daya kerja yang

diunggulkan dalam kosmetiktersebut. Konsentrasi bahan aktif pada umumnya

kecil, namun dapat pulatinggi apabila bahan tersebut sekaligus berperan sebagai

bahan dasarmisalnya bahan aktif dalam sediaan pembersih muka.

• Bahan untuk menstabilkan campuran (stabilizer)Adalahbahan-bahan untuk

menstabilkan campuran sehingga kosmetik dapat lebihstabil, baik dalam warna,

bau dan bentuk fisik, adapun bahan-bahantersebut adalah :

1. Emulgator, yaitu bahan yang memungkinkantercampurnya semua bahan secara merata (homogen), misalnya lanolin,gliserin, alkohol, lilin, gliseril monosterarat.

2. Pengawet,yaitu bahan yang dapat mengawetkan kosmetik dalam jangka waktu selamamungkin agar dapat digunakan lebih lama. Pengawet dapat bersifat antikuman sehingga dapat menangkal terjadinya bau tengik karena aktivitasmikroba sehingga kosmetik menjadi lebih stabil, misal asam benzoat,alkohol, formaldehid.

BAHAN KOSMETIKBahanbaku kosmetik sangat bervariasi dan jumlahnya sangat banyak, untukmemenuhi kebutuhan dasar produksi kosmetik ada 5 macam bahan baku yangpenting yaitu :1.Waxes dan oilsWax(malam) adalah bahan mirip material plastis yang dapat diperoleh daribinatang, tumbuh-

tumbuhan, dan mineral alami dan hanya beberapa jenisyang dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetik.Fungsi wax dalam kosmetik :

a. Membentuk lapisan penahan air ( water repellent film).

b. larut dalam minyak sehingga membentuk lapisan emolien yang tertinggal pada kulit.

c. Bekerja sebagai emulsifyng agent.

d. Merupakan zat penebal dan memperbaiki tekstur dan kelembutan emulsi.

e. Membentuk lapisan berkilat dan memberi bentuk pada lipstik.

Page 4: BAHAN BAKU KOSMETIK.docx

2.Pengawet (preservatif)Kosmetikyang terdiri dari berbagai macam lemak dan minyak merupakan bahan yangmudah ditumbuhi mikroorganisma baik bakteri amuba maupun jamur yangakan merusak bahan sehingga terjadi perubahan bau dan warna, untukmenanggulangi hal ini diperlukan zat pengawet.Bahan pengawet adalahbahan pencegah dekomposisi preparat dengan cara menghambat pertumbuhanmikroorganisme. Contoh bahan pengawet adalah nipagin, nipasol dannipabutil.

3.AntioksidanKosmetik juga mudah teroksidasisehingga bahan yang terkandung didalamnya akan berubah warna danbentuk, untuk mencegah hal tersebut digunakan bahan antioksidan.Antioksidan yang digunakan harus memenuhi syarat :

o    Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam kosmetiko    Tidak berwarnao    Tidak toksiko    Tidak berubah meskipun disimpan lamaContoh antioksidan adalah progalin, biasanya hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit sekali.                        PewarnaPewarna yang digunakan dalam kosmetik umumnya terdiri atas 2 jenis yaitu : .        Pewarna yang dapat larut dalam air, alkohol atau minyaka.      Pewarna yang tidak larutTidaksemua zat warna dapat digunakan untuk kosmetik. Ada beberapa bagiantubuh sensitif terhadap zat warna tertentu, seperti kulit di sekitarmata, sekitar mulut, bibir dan kuku.                        PewangiSemula sebagaipewangi digunakan bahan-bahan alamiah yang harum yaitu bunga, daun ataukulit batang pohon. Ketika kebutuhan akan pewangi semakin meningkatdigunakan cara lain yaitu dengan cara identifikasi bahan aktif parfumdan membuat parfum sintetis .Penggunaanbahan baku kosmetik di Indonesia telah ditetapkan melalui SuratKeputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.4.1745 tentang kosmetik,Peraturan Perundang-undangan di Bidang Kosmetik tahun 2004 dimanaterdapat lampiran mengenai bahan kosmetik yang dilarang, bahan kosmetikyang diizinkan dengan batasan kadar dan penandaan, bahan pewarna, bahanpengawet dan tabir surya yang diizinkan.BAGAIMANA KOSMETIK DIBUAT ?Untukmembuat kosmetik yang memenuhi standar mutu dan keamanan dibutuhkanlangkah-langkah pembuatan yang baik. Good Manufacturing Practice (GMP)merupakan suatu konsep total dari sistem langkah produksi danpengawasan yang terkoordinasi dengan baik, dimana bila penerapannyakonsisten akan dihasilkan produk yang memenuhi standar mutu dankeamanan.Badan POM telah mempunyai suatu pedoman dalam prosesproduksi kosmetik yang di sebut Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik(CPKB) dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Keputusan Kepala BadanPOM No. HK.00.05.4.3870 tentang Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik(CPKB).Dalam pembuatan kosmetik, pengawasan yang menyeluruh

Page 5: BAHAN BAKU KOSMETIK.docx

disertai pemantauan sangat penting untuk menjamin agar konsumenmemperoleh kosmetik yang memenuhi peryaratan mutu yang ditetapkan. Mutuproduk kosmetik tergantung dari bahan yang digunakan, proses produksidan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang menangani.Hal ini berkaitan dengan seluruh aspek produksi dan pemeriksaan mutu.ADAKAH EFEK SAMPING KOSMETIK ?Karenaterjadi kontak antara kosmetik dengan kulit, maka ada kemungkinan akanterserap dan masuk kebagian yang lebih dalam. Kontak kosmetik dengankulit menimbulkan akibat positip berupa manfaat kosmetik dan akibatnegatip berupa efek samping kosmetik.Efek samping penggunaan kosmetik terdiri atas :a.Efek samping pada kulitBeberapa dampak yang terjadi akibat pemakaian  kosmetik yang dikenakan pada kulit

dapat berupa :

• DermatitisKontakalergi atau iritan, biasanya akibat kontak antara kulit dengan bahankosmetik yang bersifat alergik atau iritan, misal parafenilendiaminpada cat rambut, natrium laurilsulfat atau heksaklorofen pada sabun,hidrokinon pada pemutih kulit.

• Akne kosmetikTerjadi akibatkontak antara kulit dengan bahan kosmetik yang bersifat aknegenik,misalnya lanolin pada bedak padat, petrolatum pada minyak rambut ataumaskara, alkohol laurat pada pelembab.

• FotosensitivitasTerjadiakibat adanya zat yang bersifat fototoksik atau fotoalergik dalamkosmetik, misal parafenilendiamin pada cat rambut, klormerkaptodikarboksimid dalam sampo anti ketombe, PABA (para amino benzoic acid),beta karoten, sinamat atau sinoksat pada tabir surya.

• Pigmented cosmetic dermatitisMerupakankelainan mirip melanosis Riehl yang kadang-kadang terasa gatal, terjadiakibat kontak antar kulit dengan bahan pewarna jenis ter batubaraterutama brilliant lake red dan turunan fenilazonaftol.

• Bentukreaksi kulit lain dapat terjadi meskipun sangat jarang atau bahkan barudiperkirakan akan terjadi, misal purpura akibat parafenilendiamine,dermatitis folikular akibat adanya unsur nikel, kobal dan lainnya,granuloma akibat garam zirkonium dalam deodoran dan merkuri dalampemutih kulit.

b.Efek samping pada rambut dan kukuEfeksamping kosmetik pada rambut dan kuku berupa kerontokan rambut,kerusakan kuku dan rambut dan perubahan warna kuku atau rambut.Pemakaian kosmetik kuku atau rambut dapat memberikan reaksi pada kulitsekitarnya, misalnya leher. Bahan kosmetik kuku atau rambut yang seringmenimbulkan efek samping adalah formaldehid pada cat kuku, natrium ataukalium hidroksida pada pelepas kutikula kuku (cuticle remover) dantioglikolat pada sediaan pengeriting rambut (permanent wave).

c. Efek samping pada mataKosmetikmata (eye liner, mascara, eye shadow dan lainnya ) atau sediaan lainyang pemakaiannya dekat mata, misalnya sediaan rambut atau rias wajahdapat menimbulkan efek samping pada mata berupa :

• Rasatersengat (stinging) dan rasa terbakar (burning) akibat iritasi olehzat yang masuk ke mata, misal isoparafin, alkohol, propilenglikol dansabun.

• Konjungtivitis alergik dengan atau tanpa dermatitis akibat masuknya partikel mascara, eye shadow atau eye liner ke dalam mata.

• Infeksi mata ringan sampai berat akibat pemakaian kosmetik yang tercemar kuman Pseudomonas aeruginosa.

d.Kelainan pada saluran napasKeluhanpada saluran napas dapat terjadi pada pemakaian kosmetik terutama dalambentuk aerosol (hair spray atau deodorant spray) yang digunakan didalam ruangan dengan

Page 6: BAHAN BAKU KOSMETIK.docx

ventilasi yang buruk.

e.Efek toksik jangka panjangMeskipunsukar dinilai, penggunaan kosmetik mungkin menimbulkan efek jangkapanjang pada berbagai organ tubuh misal darah, hati, ginjal, limpa,paru-paru, embrio (teratogen), alat endokrin dan kelenjar limfe.Kelainan ini dapat terjadi akibat efek kumulatif pemakaian kosmetikyang umumnya digunakan dalam jangka waktu lama puluhan tahun dan daerahpemakaian yang luas. Kemungkinan mutagenitas kosmetik dikhawatirkandapat terjadi, dan penilaian retrospektif di kemudian hari yang dapatmembuktikan kemungkinan tersebut.

f. Tingkat efek sampingEfeksamping yang terjadi dari pemakaian kosmetik dapat tidak mengganggu,tetapi dapat pula sangat mengganggu, FDA membagi tingkat efek sampingmenjadi :

• Ringan,bila keluhan yang terjadi tidak mengganggu kegiatan sehari-hari dengangejala iritasi minor sehingga tidak memerlukan terapi khusus. Denganmenghentikan pemakaian kosmetik, maka gejala akan menghilang. Delapanpuluh lima persen efek samping kosmetik terjadi pada tingkat ini.

• Sedang,bila keluhan yang terjadi sudah mengganggu, dalam waktu yang lebih lamadengan gejala klinis yang lebih nyata. Penderita sudah memerlukanbantuan pengobatan dari dokter. Sepuluh persen penderita berada padatingkat ini.

• Berat, bila keluhan yang terjadi sangat mengganggukegiatannya, gejala klinis berupa nyeri dan gatal disertai gejalasistemik berupa demam, pusing dan sesak napas. Penderita memerlukanpengobatan intensif baik topikal maupun sistemik.

UJI KULITSalahsatu cara untuk menghindari terjadinya efek samping pada pemakaiankosmetik adalah dengan melakukan uji kulit. Uji kulit terdiri dariberbagai cara, baik yang dapat dilakukan sendiri maupun yang harusdilakukan oleh dan di bawah pengawasan dokter.Jenis uji kulit :• PreventifYaituuji kulit yang dilakukan untuk mencegah terjadinya efek sampingterhadap kulit. Konsumen yang

akan menggunakan kosmetik atau akanmenggunakan kosmetik baru dapat melakukan uji pakai (usage test), yaitudengan memakai kosmetik tersebut di tempat lain dengan cara yang biasadipakai sehari-hari, setelah itu dibiarkan selama 24-48 jam, bila tidakterjadi reaksi kulit yang tidak diinginkan maka kosmetik tersebut amandigunakan.

• DiagnostikYaitu uji kulit yang dilakukan padakonsumen yang telah menderita efek samping kosmetik. Pada konsumen yangtelah memakai kosmetik baik dalam jangka waktu panjang maupun singkatyang kemudian menderita efek samping atau diduga menderita efek sampingterhadap kosmetik dapat dilakukan :

1. Uji Eliminasi dan Uji Pakai (Usage Test)Penderitayang menunjukkan gejala efek samping dianjurkan untuk segeramenghentikan pemakaian seluruh kosmetik. Bila gejala berkurang danmenghilang, maka dapat diduga salah satu kosmetik yang digunakanmerupakan penyebab efek samping tersebut.Bila gejala sudah menghilangkosmetik tersebut dapat dicoba kembali satu persatu dengan tenggangwaktu 2-3 hari untuk memantau apakah timbul lagi gejala yang sama.Kosmetik yang menimbulkan gejala efek samping itulah yang dianggapsebagai penyebab terjadinya efek samping. Uji eliminasi dan uji pakaidapat dilakukan sendiri tetapi dibawah pengawasan dokter.

2. Uji Tempel (Patch Test)Uji tempel dapat dilakukan setelah 3-7 hari penderita sembuh dari efek samping kosmetik. Cara melakukan uji tempel :

a. Tertutup,yaitu dengan menempelkan kosmetik yang dipakai atau dengan bahanstandar, yang dilakukan di punggung dengan bahan penutup tertentu, laludibiarkan selama 48 jam tanpa dibilas atau mandi. Setelah 48 jam segeradibaca oleh dokter untuk menentukan hasil uji. Kosmetik yang memberikanreaksi diduga menjadi penyebab terjadinya efek samping

Page 7: BAHAN BAKU KOSMETIK.docx

b. Terbuka,yaitu uji tempel yang dilakukan tanpa penutup. Agar terhindar darigesekan atau usapan, uji tempel ini biasanya dilakukan dibelakang dauntelinga, uji ini biasanya dilakukan untuk bahan kosmetik yang mudahmenguap.

c. Dengan sinar, yaitu uji tempel tertutup yang dibukasetelah 24 jam dan disinari dengan sinar matahari atau ultravioletselama 15 menit lalu ditutup lagi dan dibaca oleh dokter 24 jamkemudian. Untuk membandingkan bisanya uji tempel dengan sinar dilakukanpada dua sisi dan hanya pada satu sisi saja yang diberikan sinar.

d. Ujiterbuka (open test), dilakukan bila uji tempel memberikan hasil negatifdengan cara mengoleskan kosmetik yang diduga memberikan efek samping2-3 kali sehari di lengan bawah bagian dalam selama 2 hariberturut-turut. Pembacaan hasil dilakukan oleh dokter setelah 48-72 jam.

KOSMETIK HIPOALERGENIKUsahauntuk mengurangi efek samping kosmetik, terutama efek samping padakulit dapat dilakukan dengan membuat kosmetik yang tidak mengandungbahan yang sering menimbulkan efek samping baik alergen maupun iritan.Kosmetik ini disebut sebagai kosmetik ”hipoalergenik”, ditujukan khususbagi mereka yang kulitnya sensitif dan telah dilakukan uji alergi.Namun perlu diketahui bahwa kosmetik hipoalergenik tidak menjaminseratus persen keamanan kosmetik secara keseluruhan, karena pada orangtertentu masih mungkin terjadi efek samping oleh zat yang dianggapjarang menimbulkan efek samping.