31
Sumber Hukum Islam Sumber Hukum Islam Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X

Bahan Ajar Kd-5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bahan Ajar Kd-5

Sumber Hukum IslamSumber Hukum IslamPendidikan Agama Islam SMA Kelas X

Page 2: Bahan Ajar Kd-5

Main MenuMain Menu

Identitas Program1

Peta Konsep2

Materi Belajar3

Latihan dan Tugas4

Page 3: Bahan Ajar Kd-5

IDENTITAS PROGRAMIDENTITAS PROGRAM

• Kompetensi Dasar : Menjelaskan tentang sumber hukum Islam

Tujuan Modul1. Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al-Hadits

sebagai sumber hukum Islam kedua2. Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al-Hadits

sebagai sumber hukum Islam kedua3. Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Ijtihad

sebagai sumberhukum Islam ketiga4. menjelaskan pengertian hukum taklifi dan hukum wad’i

Page 4: Bahan Ajar Kd-5

SUMBER HUKUM ISLAMSUMBER HUKUM ISLAM

AL-QUR’ANAL-QUR’AN

HADITSHADITS

IJTIHADIJTIHAD

MACAM-MACAMMACAM-MACAMHUKUM ISLAMHUKUM ISLAM

Al-Qur’an sebagai sumber utama hukum Islam

Al-Hadis Sebagai Sumber Kedua Hukum Islam

Ijtihad merupakan salah satu kunci dinamika hukum Islam

Ulama’ ushul fiqih membagi hukum menjadi dua bagian besar,yaitu hukum taklifi dan hukum wad’i

Page 5: Bahan Ajar Kd-5

AL-QUR’ANAL-QUR’AN

PENGERTIAN AL-QUR’AN :PENGERTIAN AL-QUR’AN :Dari segi bahasa Al-Qur’an berarti “yang dibaca” atau “bacaan” sedangkan dari segi istilah Al-Qur’an adalah firman (wahyu) Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril yang merupakan mukjizat dan menggunakan bahasa Arab, berisi tentang petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia, dan bila kita membacanya merupakan ibadah

Page 6: Bahan Ajar Kd-5

AL-QUR’ANAL-QUR’ANNAMA-NAMA AL-QUR’ANNAMA-NAMA AL-QUR’ANMenurut Imam Ibn Jarir Ath-Thabari dalam dalam tafsirnya Jamiul Bayan Al-Qur’an memiliki empat nama, yaitu.

1.Al-Qur’an, karena ia dibaca, yaitu memberi pengertian pada kita supaya Al-Qur’an itu dibaca dan diamalkan isinya oleh umat islam.

2.Al-Kitab, karena ia ditulis, yaitu yang ditulis pada lembaran-lembaran yang dikumpulkan dan diikat menjadi mushaf.

3.Al-Furqan artinya pembeda, karena dia membedakan antara yang haq dan yang batil, antara yang benar dan yang salah

4.Adz-Dzikr, artinya peringatan, yaitu peringatan dari Allah swt bagi mereka yang ingkar dan durhaka kepada-Nya.

Page 7: Bahan Ajar Kd-5

AL-QUR’ANAL-QUR’ANKEDUDUKAN AL-QUR’ANAl-Qur’an sebagai sumber hukum memiliki tiga komponen dasar hukum yaitu sebagai berikut.

Hukum I’tiqadiah, yang mengatur hubungan rahaniah manusia dengan Allah swt,dan berhubungan dengan masalah akidah (keimanan) dan tercermin dalam rukun iman. Ilmu yang mempelajari tentang keimanan disebut ilmu tauhid, ilmu kalam, atau ilmu usuluddin.

Hukum Amaliah, yang mengatur hubungan rahaniah manusia dengan Allah swt, antara manusia dengan sesamanya, dan dengan lingkungan sekitarnya dan tercermin dalam rukun Islam dan disebut hukum syara’ atau syari’at dan ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu fiqih, hukum syara’ dibagi menjadi dua kelompok yaitu a). Hukum Ibadah b). Hukum Muamalat,

3. Hukum Khuluqiyah, yang berhubungan dengan moral atau akhlak manusia, baik sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial. Hukum ini tercermin dalam perbuatan manusia sehari-hari melalui gerakan mulut, tangan maupun kaki. Ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu akhlak atau tasawuf.

Page 8: Bahan Ajar Kd-5

AL-QUR’ANAL-QUR’AN

FUNGSI AL-QUR’ANFUNGSI AL-QUR’AN Al-Qur’an sebagai pedoman hidup

Ajaran-ajaran yang termuat dalam Al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang terahir untuk memberikan petunjuk yang benar kepada umat manusia, sepanjang masa oleh karena itu Al-Qur’an dijaga kemurnaiannya oleh Allah swt.

Page 9: Bahan Ajar Kd-5

AL-HADITSAL-HADITS

Menurut bahasa Hadis berarti baru atau kabar, Sedangkan menurut istilah, adalah segala sesuatu yang disandarkan

kepada Nabi Muhammad SawNabi Muhammad Saw

Atau segala tingkah laku yang Nabi Muhammad SawNabi Muhammad Saw baik berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapannya.

Kedudukan hadis dalam ajaran Islam adalah sebagai sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an.

Maksudnya sesuatu perkara yang tidak didapati hukumnya dalam Al-Qur’an, maka hendaknya dicari dalam hadis

Page 10: Bahan Ajar Kd-5

AL-HADITSAL-HADITS

HADIS DIBEDAKAN MENJADI TIGA, YAITUHADIS DIBEDAKAN MENJADI TIGA, YAITU Hadis QouliyahHadis Qouliyah, yaitu hadis yang didasarkan pada segenap , yaitu hadis yang didasarkan pada segenap

perkataan (ucapan) Nabi Muhammad sawperkataan (ucapan) Nabi Muhammad saw Hadis Fi’liyahHadis Fi’liyah, yaitu hadis yang didasarkan pada segenap , yaitu hadis yang didasarkan pada segenap

prilaku (perbuatan) yang dilakukan Nabi Muhammad Sawprilaku (perbuatan) yang dilakukan Nabi Muhammad Saw Hadis TaqririyahHadis Taqririyah, yaitu hadis yang didasarkan pada , yaitu hadis yang didasarkan pada

persetujuan (ketetapan) Nabi Muhammad saw terhadap apa persetujuan (ketetapan) Nabi Muhammad saw terhadap apa yang dilakukan sahabatnya. Artinya, Nabi Muhammad yang dilakukan sahabatnya. Artinya, Nabi Muhammad memberikan penafsiran atas perbuatan yang dilakukan memberikan penafsiran atas perbuatan yang dilakukan sahabatnya dalam suatu hukum Allah swt, seperti diamnya sahabatnya dalam suatu hukum Allah swt, seperti diamnya atas suatu tindakan yang dilakukan sahabat sebagai tanda atas suatu tindakan yang dilakukan sahabat sebagai tanda persetujuan (boleh) atas perbuatan yang dilakuan persetujuan (boleh) atas perbuatan yang dilakuan sahabatnya.sahabatnya.

Page 11: Bahan Ajar Kd-5

AL-HADITSAL-HADITS

KEDUDUKAN HADISKEDUDUKAN HADIS Hadis merupakan sumber hukum yang kedua Hadis merupakan sumber hukum yang kedua

setelah Al-Qur’an. Allah swt mewajibkan setelah Al-Qur’an. Allah swt mewajibkan kepada kita supaya mentaati hukum-hukum kepada kita supaya mentaati hukum-hukum maupum apa yang dilakukan oleh Nabi maupum apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, karena ada beberapa hukum Muhammad saw, karena ada beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an, yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an, sehingga rasulullah saw menjelaskan sehingga rasulullah saw menjelaskan hukumnya, baik dengan perkata’an, hukumnya, baik dengan perkata’an, perbuatan, maupun dengan penetapan.perbuatan, maupun dengan penetapan.

Page 12: Bahan Ajar Kd-5

AL-HADITSAL-HADITS

FUNGSI HADISFUNGSI HADIS1.1. Sebagai penguat atau pengukuhSebagai penguat atau pengukuh hukum yang telah disebutkan dalam hukum yang telah disebutkan dalam

Al-Qur’an, sehingga keduanya (Al-Qur’an dan Hadis) menjadi sumber Al-Qur’an, sehingga keduanya (Al-Qur’an dan Hadis) menjadi sumber hukum yang saling melengkapi dan menyempurnakan. Contohhukum yang saling melengkapi dan menyempurnakan. Contoh : larangan : larangan menyekutukan Allah sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an, namun menyekutukan Allah sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an, namun dikukuhkan lagi dalam hadis.dikukuhkan lagi dalam hadis.

2.2. Sebagai penjelasan atau perincianSebagai penjelasan atau perincian terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat umum.masih bersifat umum. M Misalnya ayat Al-Qur’an yang memerintahkan untuk isalnya ayat Al-Qur’an yang memerintahkan untuk shalat, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji. Ketiganya masih shalat, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji. Ketiganya masih bersifat umum atau garis besarbersifat umum atau garis besar, , namun tidak diterangkan bagaimana namun tidak diterangkan bagaimana pelaksanaannya, banyak rakaatnya, serta rukun dan syaratnyapelaksanaannya, banyak rakaatnya, serta rukun dan syaratnya. D. Dii sini sini fungsi hadis penjelaskan sehingga umat tidak kesulitan untuk fungsi hadis penjelaskan sehingga umat tidak kesulitan untuk melaksanakan perintah tersebut. melaksanakan perintah tersebut.

3.3. Menjelaskan hukum-hukumMenjelaskan hukum-hukum yang tidak ada dalam Al-Qur’an. Hadis juga yang tidak ada dalam Al-Qur’an. Hadis juga dapat berfungsi untuk menetapkan hukum, apabila dalam Al-Qur’an tidak dapat berfungsi untuk menetapkan hukum, apabila dalam Al-Qur’an tidak dijumpai.dijumpai.

Page 13: Bahan Ajar Kd-5

AL-HADITSAL-HADITS

MUSTALAH HADISMUSTALAH HADISIlmu untuk mengetahui istilah yang dipakai dalam ilmu hadis,

kegunaanya untuk menilai kualitas hadis, apakah sahih (benar) atau palsu. Istilah-istilah yang perlu diketahui berkaitan dengan

proses penyampaian sebuah hadis adalah sebagaimana berikut.

1.1. SanadSanad yaitu orang-orang yang yang menjadi yaitu orang-orang yang yang menjadi sandaran dalam meriwayatkan hadissandaran dalam meriwayatkan hadis

2.2. MatanMatan yaitu perkataan (isi) hadis yang disampaikan yaitu perkataan (isi) hadis yang disampaikan

3.3. RawiRawi (perawi) yaitu orang yang meriwayatkan (perawi) yaitu orang yang meriwayatkan hadishadis

Page 14: Bahan Ajar Kd-5

AL-HADITSAL-HADITS

DILIHAT DARI SEGI JUMLAH RAWI YANG MENJADI SUMBER BERITA, HADIS DAPAT DIBAGI MENJADI :

1. Hadis MutawatirHadis yang memiliki banyak sanad dan mustahil perawinya berdusta, sebab diriwayatkan oleh benyak orang.Hadis mutawatir dibagi menjadi :Mutawatir lafdhi, yaitu yang mutawatir lafadznya, yaitu hadis yang bersumber dari perkataan Nabi Muhammad saw.Mutawatir Ma’nawi, yaitu hadis yang mutawatir maknanya, yang bersumber dari perbuatan Nabi Muhammad saw. Hadis ini kualitasnya sama dengan keyakinan yang kita dapati apabila melihat dengan mata sendiri.

Page 15: Bahan Ajar Kd-5

AL-HADITSAL-HADITS

2. Hadis Ahad

Hadis yang tidak mencapai derajat mutawatir, dapat dibagi menjadi dua :

Ditinjau dari kuantitas (jumlah) perawinya, terbagi menjadi tiga macam, yaitu hadis masyhur, hadis aziz dan hadis garib.

1. Hadis Masyhur, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh tiga sanad yang berlainan

2. Hadis Aziz, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh dua orang rawi.

3. Hadis Garib, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh satu orang sanad, dengan kata lain sanadnya hanya seorang diri.

Page 16: Bahan Ajar Kd-5

AL-HADITSAL-HADITSDITINJAU DARI SEGI KUALITASNYA, DIBAGI MENJADI TIGA : 1. Hadis Sahih, yaitu hadis yang sanadnya cukup dan dari awal hingga akhir dan

disampaikan oleh rawi yang sempurna hafalannya. Adapun syarat-syarat hadis sahih adalah. Sanadnya harus bersambung Perawinya sudah balig Perawinya berakal Perawinya tidak pernah mengerjakan dosa besar atau tidak sering melakukan dosa

kecil Perawinya sempurna hafalannya Perawinya harus adil dan hadis yang diriwayatkan tidak bertentangan dengan hadis

mutawatir atau dengan ayat Al-Qur’an2. Hadis hasan, yaitu hadis yang dari segi hafalan perawinya kurang dari hadis sahih3. Hadis dhaif, yaitu hadis yang kehilangan satu atau lebih dari syarat-syarat hadis sahih

dan hadis hasan

Page 17: Bahan Ajar Kd-5

IJTIHADIJTIHAD

Ijtihad berasal dari bahasa arab dari bentuk fi’il madli yaitu ijtahada, bentuk fi’il mudlarek yaitu yajtahidu, dan bentuk masdar yaitu ijtihadan

yang artinya telah bersungguh-sungguh, mencurahkan tenaga, menggunakan pikiran, dan bekerja semaksimal mungkin.

Sedangkan menurut istilah, ijtihad adalah suatu pekerjaan yang menggunakan segala kesanggupan rohaniah untuk mendapatkan hukum

syara’ atau menyusun pendapat dari seluruh masalah hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis. Orang yang melakukan ijtihad

disebut mujtahid, perlu dipahami bahwa hasil ijtihad dari seorang mujtahid bersifat relative, sehingga tidak jarang terjadi perbedaan hasil

ijtihad satu dengan yang lainnya.

Page 18: Bahan Ajar Kd-5

IJTIHADIJTIHAD

SYARAT MELAKUKAN IJTIHAD ANTARA LAIN :

Mengerti dan memahami isi kandungan Al-Qur’an, juga hadis yang berhubungan dengan hukum-hukum.

Mampu berbahasa arab dengan baik, sebagai kelengkapan dan kesempurnaan dalam menafsirkan Al-Qur’an dan hadis.

Memahami ilmu ushul fiqih (cara mengambil hukum syari’at yang bertolak dari Al-Qur’an dan Hadis) dengan baik.

Mengerti dan memahami soal-soal ijma’ (kesepakatan semua ahli ijtihad pada suatu masa atas suatu hukum syara’), sehingga mujtahid tidak memberikan fatwa yang berlainan dengan hasil ijma’ terdahulu.

Memahami nasikh dan mansukh, sehingga seorang mujtahid tidak mengeluarkan hukum berdasarkan dalil yang sudah dimansukh (dibatalkan).

Page 19: Bahan Ajar Kd-5

IJTIHADIJTIHAD

BENTUK IJTIHAD YANG DIKENAL DALAM SYARI’AT ISLAM :

1. Ijma’

Kesepakatan para ulama’ dalam menentukan hukum suatu masalah yang timbul di kalangan umat Islam, karena belum adanya ketentuan dalam Al-Qur’an maupun hadis.

2. Qiyas

Menetapkan hukum suatu pemasalahan yang timbul dikalangan umat Islam dengan cara mencari persaman sifat hukum yang baru dengan sifat hukum yang yang sudah ada ketentuannya dalam Al-Qur’an ataupun hadis.

Page 20: Bahan Ajar Kd-5

IJTIHADIJTIHADBENTUK-BENTUK IJTIHAD YANG MASIH DIPERSELISIHKAN

1. IstihsanMenetapkan hukum masalah yang tidak ditentukan secara rinci dalam Al-Qur’an maupun hadis yang didasarkan atas kepentingan umum (kemaslahatan) umum dan demi keadilan.

2. Maslahah mursalahKemaslahatan atau kebaikan yang yang tidak disinggung-singgung syara’ untuk mengerjakan atau meninggalkannya, sedangkan jika dilakukan akan membawa manfa’at dan terhindar dari keburukan.

3. Istishab Meneruskan berlakunya suatu hukum yang telah ada dan ditetapkan karena adanya suatu dalil sampai ada dalil lain yang mengubah kedudukan dari hukum tersebut.

4. Urf (adat kebiasaan) Segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan suatu masyarakat dan dijalankan terus menerus, baik itu

berupa perkata’an maupun perbuatan.5. Madzhab sahabi

Perkataan sahabat yang bukan didasarkan atas pikiran semata-mata adalah menjadi hujjah umat Islam.6. As-Syar’u man qablana Kebiasaan orang-orang terdahulu yang masih diteruskan oleh generasi berikutnya dan hal itu tidak

bertentangan dengan syari’at Islam.

Page 21: Bahan Ajar Kd-5

IJTIHADIJTIHADKEDUDUKAN DAN FUNGSI IJTIHAD Ijtihad menempati kedudukan sebagai sumber hukum Islam yang

ketiga setelah Al-Qur’an dan hadis. Kedudukan ijtihad begitu penting dalam ajaran islam, karena ijtihad telah dibuktikan kemampuannya dalam menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi umat Islam mulai dari zaman Rasulullah saw sampai sekarang. Melalui ijtihad masalah-masalah.yang tidak dapat ditemukan penyelesaiannya dalam Al-Qur’an maupun hadis dapat dipecahkan, sehinnga ajaran Islam terus berkembang sedemikian rupa menuju kesempurna’annya, bias dikatakan ijtihad merupakan daya gerak kemajuan umat Islam. Artinya ijtihad merupakan kunci dinamika ajaran Islam..

Page 22: Bahan Ajar Kd-5

IJTIHADIJTIHAD

KEDUDUKAN DAN FUNGSI IJTIHAD

Selain memang diperintahkan Al-Qur’an, ijtihad merupakan proses alamiah bahwa manusia harus menggunakan fikirannya semaksimal mungkin. Apalagi pada masa sekarang yang mana banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi umat Islam, bolehkah kita berijtihad?Boleh ! dengan catatan, syarat-syarat mujtahid sebagaimana yang telah diuraikan diatas terpenuhi. Oleh sebab itu di Indonesia terdapat lembaga yang kita kenal dengan Majlis Ulama’ Indonesia (MUI) yang melakukan ijtihad secara kolektif atas hal-hal yang terjadi di Indonesia yang berhubungan dengan syari’at Islam, terutama dalam hal muamalah

Page 23: Bahan Ajar Kd-5
Page 24: Bahan Ajar Kd-5

HUKUM TAKLIFIHUKUM TAKLIFI

Menurut bahasa adalah hukum pemberian beban sedangkan menurut istilah Adalah ketentuan Allah yang menuntut mukallaf (baligh dan berakal sehat) yang berkaitan dengan perintah untuk melakukan atau untuk meninggalkan suatu perbuatan.atau pilihan untuk mengerjakan atau meninggalkan.

Page 25: Bahan Ajar Kd-5

HUKUM TAKLIFIHUKUM TAKLIFI

HUKUM TAKLIFI DIBAGI MENJADI LIMA KATEGORI :

1. Wajib adalah segala perintah Allah swt yang harus kita kerjakan, dan apabila ditinggal akan berdosa..Macam-macam hukum wajib adalah sebagai berikut. Wajib ain, Wajib kifayah, Wajib syar’I, Wajib aqli, Wajib aqli

nazari, Wajib aqli daruri, Wajib muaiyyah, Wajib mukhayyar, Wajib mutlaq,

Page 26: Bahan Ajar Kd-5

HUKUM TAKLIFIHUKUM TAKLIFI

HUKUM TAKLIFI DIBAGI MENJADI LIMA KATEGORI :

2. Sunah adalah perkara yang apabila dikerjakn mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa. Macam-macam hokum sunah adalah : Sunah muakkad, Sunah ghairu muakkad, Sunah

hajat, Sunah ab’ad,

Page 27: Bahan Ajar Kd-5

HUKUM TAKLIFIHUKUM TAKLIFI

HUKUM TAKLIFI DIBAGI MENJADI LIMA KATEGORI :

Haram adalah suatu perkara yang apabila dikerjakan berdosa dan apabila ditinggalkan mendapat pahala, seperti meminum minuman keras, mencuri, dan berjudi.

Makruh adalah sesuatu yang tidak disukai atau diinginkan oleh Allah swt,akan tetapi apabila tidak dikerjakan tidak berdosa dan jika ditinggalkan mendapat pahala. Contohnya makan bawang mentah, jengkol, dan pete.

Mubah adalah suatu perkara yang apabila dikerjakan atau ditinggalkan tidak mendapatkan pahala maupun tidak berdosa.

Page 28: Bahan Ajar Kd-5

HUKUM WAD’IHUKUM WAD’I

Adalah ketentuan Allah swt yang mengandung pengertian bahwa terjadinya sesuatu merupakan sebab, syarat, atau penghalang adanya suatu hukum.

Misalnyan shalat, menjadi sebab adanya kewajiban berwudlu terlebih dahulu, (Q.S. Al-Maidah:6). Adanya kemampuan (istata’ah) adanya menjadi syarat wajibnya menunaikan ibadah haji (Q.S. Ali-Imran: 97). Adanya perbedaan agama antara pewaris dan ahli waris, menjadi penghalang dalam hal pembagian harta waris.

Page 29: Bahan Ajar Kd-5

LATIHAN DAN TUGASLATIHAN DAN TUGAS

TUGAS KELOMPOK

“Pada tahun 2000, MUI telah mengeluarkan fatwa tentang praktik korupsi (ghulul), suap (riswah) dan pemberian hadiah bagi para pejabat. Identifikasikan fatwa MUI tentang korupsi dan suap kedalam hukum Islam.”

Page 30: Bahan Ajar Kd-5

SUMBER1.1. AL QUR’ANAL QUR’AN2.2. AL HADITSAL HADITS3.3. IJTIHADIJTIHAD

HUKUM ISLAMHUKUM ISLAM

MACAMMACAMMACAMMACAM

1. TAKLIFI2. WAD’I

PETA KONSEPPETA KONSEP

Page 31: Bahan Ajar Kd-5