BAGIAN 1 12-04.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    1/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa LarasatiPage 1

    12512046 

    BAGIAN 1

    PENDAHULUAN

    1.1  JUDUL

    Pusat Aksesoris Gadget   dan Parkir Komersial yang Berbasis Teknologi

    Matahari di Kranggan, Yogyakarta

    1.2  DESKRIPSI JUDUL

    1.2.1  Pusat Aksesoris Gadget  

    i)  Pusat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti

    tempat yang berada di bagian tengah. Atau sering disebut juga dengan

    sentral atau senter. Pusat dalam arti tempat atau lokasi memiliki makna

     berkumpulnya beberapa hal yang serupa dalam satu tempat.

    ii)  Arti aksesoris menurut KBBI adalah barang tambahan atau alat ekstra.

    Barang yang berfungsi sebagai pelengkap. Terdapat berbagai macam

     penggunaan aksesoris, seperti aksesoris untuk busana, aksesoris untuk

    kendaraan, aksesoris untuk alat komunikasi, dan sebagainya

    iii)  Gadget   merupakan istilah bahasa inggris yang berarti alat atau

     perkakas. Yang berarti suatu alat yang memiliki tujuan dan fungsi yang

     praktis secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan

    teknologi sebelumnya. Seiring berkembangnya teknologi, berbagai

     jenis  gadget   pun bermunculan seperti handphone, tablet, pablet, dan

    sebagainya

    1.2.2  Gedung Parkir 

    i)  Gedung parkir adalah gedung yang khusus dibangun untuk tempat

     parkir kendaraan, sehingga pemakaian lahan sebagai area parkir

    terutama di kawasan pusat kota dapat dilakukan secara efisien.  

    ii)  Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir

    kendaraan yang penyelenggaraannya oleh Pemerintah Daerah atau

     pihak yang mendapat ijin dari Pemerintah Daerah. 

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    2/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa LarasatiPage 2

    12512046 

    1.2.3  Teknologi Matahari 

    Teknologi matahari adalah sistem perangkat yang menggunakan

    energi surya atau matahari sebagai bahan utama untuk menjalankan

    sistem tersebut dengan tujuan menghemat penggunaan sumber energi

    lama. Teknologi ini mulai banyak digunakan seperti solar panel dan sel

     photovoltaic.

    Sehingga maksud dari Pusat Aksesoris Gadget  dan Parkir Komersial

    berbasis Teknologi Matahari adalah sebuah pertokoan yang menjual

    barang yang serupa berupa aksesoris gadget  yang terintegrasi dengan

    gedung parkir sehingga menjadi satu kesatuan bangunan yang

    bersifat komersial yang menggunakan sistem teknologi berbasis

    energi matahari sebagai sumber energi guna menjadikan bangunan

    yang hemat energi dan mandiri energi.

    1.3  LATAR BELAKANG

    1.3.1  Kota Yogyakarta 

    1.3.1.1 

    Kepadatan di Kota Yogyakarta 

    Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau

    Jawa, secara astronomis terletak pada 7°33’-8°12’ Lintang Selatan dan

    110°00’-110°50’ Bujur Timur, dengan luas 3.185,80 km2 atau 0,17 % dari

    luas Indonesia (1.890.754 km2). Yogyakarta sendiri terdiri dari 4

    kabupaten yaitu Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunung Kidul dan 1

    kota madya Yogyakarta. Pusat pemerintahan propinsi berada di Kota

    Madya Yogyakarta.

    Gambar 1-1 Peta Daerah Istimewa Yogyakarta

    Sumber: www.yogyakarta1.kemenag.go.id, 2015 

    Kab.Bantul

    Kab.Gunung Kidul

    Kab.Kulon Progo

    Kab.Sleman

    Kota Yoyakarta

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    3/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa LarasatiPage 3

    12512046 

    Dikutip dari peraturan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Daerah

    Istimewa Yogyakarta dalam tulisan A. Widhiatmoko(2014), arah

     pengembangan Kota Yogyakarta diarahkan sebagai pusat pemerintahan,

     perdagangan, industri, perusahaan, kerajinan, pendidikan dan

     pengembangan pariwisata. Kota Yogyakarta sebagai ibu kota Provinsi

    D.I.Yogyakarta menjadi pusat kehidupan bagi masyarakat asli Yogyakarta

    maupun pendatang. Sehingga segala bentuk kegiatan masyarakat terpusat

     pada Kota Yogyakarta

    Dalam tulisan A .Widhiatmoko (2014) penggunaan lahan dibedakan

    menjadi lahan sawah dan lahan bukan sawah. Untuk Kota Yogyakarta

     pada tahun 2005 didominasi penggunaan lahan bukan sawah yaitu seluas

    3.127 Ha (96,22%), sedangkan untuk lahan sawah seluas 123 Ha (3,37%).

    Padahal Kota Yogyakarta hanya memiliki luas 32,50 km2 dari keseluruhan

    luas Provinsi D.I.Yogyakarta.

    Berdasarkan data diatas, Kota Yogyakarta memiliki luas paling kecil

    yaitu 32,05 km2 dibandingkan dengan kabupaten lain di D.I.Yogyakarta.

    Luas tersebut hanya 1,02% bagian dari luas Provinsi DIY sendiri.

    Selain itu kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kota Yogyakarta

    yakni 12.241 jiwa per km2 dengan luas wilayah hanya sekitar 1% dari luas

    DIY. Sedangkan Kabupaten Gunungkidul yang memiliki wilayah terluas

    mencapai 46,63% memiliki kepadatan penduduk terendah yang dihuni

    rata-rata 467 jiwa per km2.

    Gambar 1-2 Diagram Luas Kota dan Kabupaten di

    D.I.Yogyakarta

    Sumber: Modifikasi dari DIY dalam Angka 2014  

    Kota Yogyakarta

    32,50 km2

    Kulonprogo

    586,27 km2

    Bantul

    506,85 km2

    Gunungkidul

    1485,36 km2 

    Sleman

    574,82 km2

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    4/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa LarasatiPage 4

    12512046 

    Salah satu keadaan di salah satu titik di Kota Yogyakarta, padatnya

     bangunan dengan berbagai jenis fungsi yang menunjang pengembangan

    daerah, seperti hotel sebagai penunjang wisata, kantor pemerintahan,

    rumah tinggal, apartemen, restoran, sekolah bercampur menjadi satu di

    wilayah Kota Yogyakarta.

    Ibu Kota yang merupakan pusat sebuah kota dimana segala

    kegiatan masyarakat berada dan berpusat. Wilayah kota yang

    cenderung sempit tetapi memiliki tingkat kepadatan yang paling

    tinggi disebabkan karena arah pengembangan wilayah yang sudah

    ditetapkan. Sehingga dengan bertambahnya penduduk di Kota

    Kota Yogyakarta

    12.391 jiwa/km2 

    Kulonprogo

    688 jiwa/km2 Bantul

    1.869 jiwa/km2 Gunungkidul

    471 jiwa/km2 

    Sleman

    1.986 jiwa/km2 

    Gambar 1-3 Diagram Kepadatan Penduduk

    setiap Kota dan Kabupaten di D.I.YogyakartaSumber: Modifikasi dari DIY dalam Angka 2014 

    Gambar 1-4 Potret kepadatan bangunan di

    Kota Yogyakarta

    Sumber: jogjaoradidol.wordpress.com , 2015 

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    5/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa LarasatiPage 5

    12512046 

    Yogyakarta maka akan berdampak pula pada bertambahnya

    bangunan guna memenuhi kebutuhan.

    1.3.1.2 

    Keterbatasan Lahan di Kota Yogyakarta

    Permasalahan perkotaan lain yang sering dijumpai di kota-kota besar

    adalah keterbatasan lahan. Dari yang sudah dibicarakan pada pembahasan

    diatas bahwa luas wilayah Kota Yogyakarta adalah yang tersempit

    dibandingkan dengan kabupaten lainnya di DIY. Dan 96,22% area di Kota

    Yogyakarta merupakan lahan bukan sawah. Berikut data penggunaan

    lahan di Kota Yogyakarta 2007-2010 :

    Dilihat dari tabel di atas bahwa penggunaan lahan untuk pertanian

    setiap tahunnya selalu berkurang sementara penggunaan lahan untuk

     bangunan terus bertambah. Hal tersebut dipengaruhi oleh semakin

     bertambahnya kebutuhan manusia untuk membangun. Tetapi tetap

    diperlukannya batasan dan peraturan agar area hijau di perkotaan tidak

    habis.

    Tahun

    Jenis Penggunaan Lahan (Ha)

    Perumahan Jasa Perusahaan Industri Pertanian Non

    Produktif

    Lain-

    lainJml

    2007 2.104,357 275,467 275,617 52,234 134,052 20,113 388,160 3.250

    2008 2.106,338 275,562 277,565 52,234 130,029 20,041 388,160 3.250

    2009 2.105,108 275,713 284,498 52,234 124,166 20,113 388,118 3.250

    2010 2.105,391 279,373 286,138 52,234 118,591 20,113 388,160 3.250

    Tabel 1-1 Tabel luas penggunaan lahan di Kota

    Yogyakarta

    Sumber: RPJMD Kota Yogyakarta 2012-2016, dalam tulisan N Yoga Angga,2013

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    6/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa LarasatiPage 6

    12512046 

    Keterbatasan lahan perkotaan tidak hanya mempengaruhi kepadatan

     bangunan. Tetapi juga berdampak pada keterbatasan ruang parkir. Banyak

    ditemui kasus di Kota Yogyakarta yang kekurangan area parkir.

    Keterbatasan lahan parkir disebabkan karena luas lahan yang dimiliki

     pemilik bangunan terbatas, sedangkan bangunan yang dibutuhkan besar,

    maka area parkir menjadi terbatas. Atau bisa disebabkan karena kesalahan

     perencanaan perancangan yang kurang memperhatikan dan

    mempertimbangkan area parkir yang dibutuhkan.

    Gambar diatas merupakan potret kondisi keterbatasan lahan parkir

    di Kota Yogyakarta yang mengakibatkan penggunaan badan jalan karena

    kurangnya lahan yang mencukupi untuk kebutuhan parkir.

    Maraknya pembangunan di perkotaan yang merupakan pusat

    kota, dengan keterbatasan lahan yang ada mengakibatkan banyak

    permasalahan seperti kurangnya lahan parkir yang memadai. Karena

    lahan yang disediakan kurang, maka trotoar dan badan jalan menjadi

    Gambar 1-5 Potret keterbatasan lahan parkir di Kota

    Yogyakarta

    Sumber: kotajogja.com , 2016  

    Sumber: www.yogyes.com, 2016  Sumber: krjogja.com, 2016  

    Sumber: news.viva.co.id, 2016  

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    7/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa LarasatiPage 7

    12512046 

    salah satu area pelarian agar tetap bisa memarkirkan kendaraannya

    untuk datang ke tempat tersebut. Efek yang biasa terjadi dengan

    kendaraan yang parkir pada area badan jalan, yaitu kemacetan

    berkepanjangan. Karena lebar jalur kendaraan yang lewat akan

    berkurang dengan adanya kendaraan yang parkir di pinggir jalan

    terutama di jalan-jalan yang sempit.

    1.3.1.3  Kranggan, Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta

    Lokasi yang dipilih yaitu area Kranggan lebih tepatnya di Jalan

    Poncowinatan, Cokrodiningratan, Yogyakarta. Dimana terdapat area

     pertokoan perlengkapan dan aksesoris gadget  pada jalan tersebut.

    `

    Peta Indonesia

    Peta Provinsi DIYogyakarta

    Peta Kota Yogyakarta Peta Kecamatan Jetis

    Peta Jalan PoncowinatanSumber : Dimodifikasi dari

     google dan wikimapia, 2015

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    8/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa LarasatiPage 8

    12512046 

    Kecamatan Jetis merupakan salah satu dari 14 Kecamatan yang ada

    di Kota Yogyakarta. Memiliki luas 170,30 km2 Berdasar hasil registrasi

     penduduk Kecamatan Jetis memiliki penduduk sebanyak 27.740 dengan

    mata pencahariannya sebagian besar di sektor jasa dan perdagangan. Hal

    ini didukung oleh banyaknya perkantoran, dan tempat perdagangan/pasar

    yang ada di Kecamatan Jetis. Kecamatan Jetis terdiri dari 3 kelurahan yaitu

    Bumijo, Gowongan, dan Cokrodiningratan.

    Cokrodiningratan memiliki tiga jalan yang membagi area mejadi

    tiga blok. Yaitu Jalan Pakuningratan, Jalan Kranggan, dan Jalan

    Poncowinatan. Tetapi masyarakat pada umumnya lebih mengenal area ini

    sebagai daerah Kranggan karena terdapat pasar yang terkenal yaitu Pasar

    Kranggan.

    Dari tiga area ini terbagi pula area yang berbeda-beda golongan

     bangunannya seperti area residensial mayoritas berada di Jalan

    Pakuningratan dan Jalan Kranggan, untuk area komersial mayoritas berada

    di Jalan Poncowinatan dan Jalan A.M Sangaji. Hal tersebut disimpulkan

     penulis dari survey yang pernah dilakukan sebelumnya.

    Berdasarkan Perda Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2015 tentang

    Rencana Detail Tata Ruang dan Zonasi Kota Yogyakarta Tahun 2015-

     

    Jl. Pakuningratan 

    Jl. Kranggan 

    Jl. Poncowinatan 

       J   l .   A  s  e  m

       G  e   d  e

    Jl. Diponegoro  Tugu Jogja 

    Gambar 1-6 Peta Area Kranggan

    Sumber: Modifikasi dari Google Map,2016  

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    9/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa LarasatiPage 9

    12512046 

    2035, area Kranggan akan dijadikan area perdagangan dan jasa seperti

     pada gambar 1-7.

    Terdapat area-area penting yang mejadi kunci utama kawasan ini

    yaitu yang berwarna ungu merupakan Pasar Kranggan, warna merah

    adalah Klenteng Tjen Ling Kiong atau yang terkenal dengan Klenteng

    Gambar 1-7 Zonasi Tata Ruang di area Kranggan

    Sumber: Perda Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2015-tentang

     RDTR Kota Yogyakarta Tahun 2015-2035, 2016  

    Gambar 1-8 Peta area

    Kranggan,Cokrodiningratan

    Sumber : Analisis Penulis, 2015

    Jl. Poncowinatan 

    Jl. Kranggan 

    Jl. Pakuningratan 

       J   l

     .   A  s  e  m

       G  e   d  e

    Jl. Diponegoro  Tugu Jogja 

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    10/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    10

    12512046 

    Kranggan atau Klenteng Poncowinatan. Warna oranye merupakan

     pertokoan aksesoris gadget  yang akan diolah.

    Jalan Poncowinatan merupakan gang ketiga dari kawasan Krangganini. Merupakan area yang paling padat dibandingkan area yang lain. Area

    komersial berupa ruko-ruko dan pertokoan aksesoris  gadget  serta terdapat

     penjual-penjual bahan dapur di sepanjang jalan masuk Poncowinatan.

    Dibandingkan dengan area yang lain, Jalan Poncowinatan merupakan area

    yang padat dengan kendaraan dan minim area hijau.

    Pertokoan aksesoris  gadget   Kranggan yang ada di Jalan

    Poncowinatan ini cukup terkenal dan menjadi salah satu pusat grosir

    aksesoris  gadget   di Yogyakarta. Terdiri dari beberapa toko yang

     bersampingan sepanjang kanan dan kiri jalan. Terdapat kurang lebih 10

    sampai 15 toko yang berbeda di area yang memiliki keterbatasan lahan.

    Kranggan merupakan salah satu area yang terkenal dengan

    pasar, toko aksesoris gadget , dan klentengnya. Area yang cukup padat

    karena terdapat aktifitas komersial di area ini. Dimulai dari aktifitas

    pasar terdapat transaksi jual beli, pengedropan barang-barang

    sembako dan baha-bahan dapur, pengepul sampah sisa pasar. Lalu di

    area pertokoan aksesoris gadget   terdapat pengunjung toko yang

    Gambar 1-9 Situasi Area Pertokoan Aksesoris Gadget  Kranggan

    Sumber: Dokumentasi Pribadi,2015

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    11/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    11

    12512046 

    datang, juga pengedropan suplai barang. Aktifitas di klenteng terjadi

    ketika jadwal ibadah bersama atau orang-orang yang berwisata religi.

    1.3.2  Pertokoan Aksesoris Gadget  Kranggan 

    Kranggan, Yogyakarta merupakan salah satu area pusat

     perekonomian di Kecamatan Cokrodiningratan. Seperti area pasar,

     penginapan, area pertokoan, dan kuliner. Yang menjadi fokus desain yaitu

    area pertokoan aksesoris  gadget   yang terletak di Jalan Poncowinatan,

    Cokrodiningratan, Yogyakarta. Merupakan kumpulan toko-toko yang

    merupakan grosir perlengkapan dan aksesoris untuk berbagai jenis alat

    komunikasi.

    Toko-toko aksesoris  gadget  Kranggan ini cukup ramai dikunjungi

    oleh para pencari aksesoris  gadget . Karena jenisnya yang lengkap dan

    harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan toko-toko aksesoris

     gadget  yang berada di mall. Toko-toko yang ada berderet di kanan dan kiri

     jalan. Pertokoan ini berada di lahan yang sempit sehingga tidak bisamenampung banyak toko. Hanya terdapat kurang lebih 10 toko.

    Gambar 1-10 Pertokoan Aksesoris Gadget  Kranggan

    Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    12/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    12

    12512046 

    Pertokoan ini berada di sisi kanan dan kiri jalan dan saling

     bersebelahan. Pengunjung bisa mendatangi dari satu toko ke toko yang

    lain dengan berjalan kaki saja layaknya pertokoan yang ada di mall. Jika

     barang yang diinginkan tidak ada di satu toko, maka bisa mencarinya di

    toko yang lain. Hal yang disayangkan disini jumlah toko yang ada sangat

    terbatas karena area yang terbatas juga.

    Tujuan dari pemilihan fokus desain yaitu ingin mengembangkan

    area ini menjadi Pusat Penjualan Aksesoris dan Perlengkapan Gadget  

    yang tidak hanya pertokoan kecil yang berderet secara horisontal

    tetapi menjadi bangunan pertokoan vertikal. Sehingga bisa

    menampung lebih banyak kios toko didalamnya.

    1.3.3  Keterbatasan Area Parkir di Poncowinatan

    Area urban sangat dikenal dengan kepadatannya baik kepadatan

     penduduk maupun kepadatan bangunan. Karena kota merupakan pusat

     perekonomian dan pusat kehidupan masyarakat disuatu daerah. Hal ini

     juga terjadi di Kota Yogyakarta berdasarkan data statistik daerah pada DIY

    Dalam Angka 2014, Kota Yogyakarta memiliki luas 32,50 km2 dengan

    Gambar 1-11 Peta letak pertokoan aksesoris gadget

    Sumber : Analisis Penulis, 2015

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    13/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    13

    12512046 

    kepadatan penduduk 12.241 jiwa per km2. Dilihat dari data menunjukkan

    luas lahan di kota tidak sebanding dengan banyaknya penduduk.

    Terbatasnya akan lahan yang menjadi salah satu penyebab terjadinya

    kepadatan bangunan di wilayah perkotaan. Keterbatasan lahan yang ada di

    kota memberi dampak terbatasnya area sebagai parkir kendaraan karena

     padatnya bangunan.

    Begitu pula yang terjadi pada area pertokoan aksesoris di Kranggan.

    Keterbatasan lahan yang berdampak pada kurangnya area parkir. Sehingga

     bangunan toko tidak memiliki lahan parkir yang luas. Pertokoan ini

    memiliki banyak pengunjung, setiap harinya bisa mencapai 100 sampai

    300 motor perhari untuk satu kelompok parkir. Sedangkan untuk mobil

    15sampai 20 mobil perhari untuk satu kelompok parkir. Padahal area ini

    terdapat banyak toko, tetapi tidak memiliki lahan parkir yang memadai

    untuk setiap tokonya.

    Gambar 1-12 Situasi parkir di area Poncowinatan

    Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015

    Gambar 1-13 Peta area parkir liar

    Sumber : Analisis Penulis, 2016

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    14/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    14

    12512046 

    Tidak hanya pada area pertokoan saja, tetapi di sepanjang Jalan

    Poncowinatan juga tidak memiliki kantong parkir terutama pada area

     belakang Pasar Kranggan. Pasar Kranggan yang sudah direnovasi menjadi

    kios-kios di bagian belakang dan pintu masuk belakang melalui Jalan

    Poncowinatan. Karena itu area parkir bertambah di pinggir jalan sepanjang

     pasar. Juga pada area jalan masuk Poncowinatan terdapat pasar yang

     berada di pinggir jalan.

    Dari gambar 1-13 terdapat tiga area parkir yang dikelola oleh swasta

    dan pemerintahan. Pada area parkiran pertokoan aksesoris gadget  dan area

     jalan masuk yang berwarna merah dikelola oleh Dinas Perhubungan.

    Sedangkan pada warna hijau merupakan area parkir umum yang berada di

    halaman Klenteng Poncowinatan yang dikelola oleh Kota Madya.

    Halaman tersebut digunakan sebagai parkir bagi pengunjung pasar maupun

     pengunjung klenteng. Tetapi dengan dijadikan sebagai parkir umum,

    mengurangi kesakralan sebuah tempat ibadah. Sedangkan area parkir

    dibelakang pasar dikelola oleh pasarnya sendiri.

    Semakin banyaknya area pinggir jalan yang dijadikan area parkir,apalagi dengan lebar jalan yang sempit menimbulkan kemacetan

    disepanjang area parkir.

    Dilihat dari permasalahan diatas  maka diperlukannya solusi

    permasalahan parkir melalui perancangan yang berupa gedung

    parkir untuk mewadahi parkir kendaraan di area Jalan

    Poncowinatan baik parkir untuk pengunjung toko maupun

    pengunjung pasar sehingga tidak ada lagi kendaraan yang

    menggunakan trotoar dan pinggir jalan sebagai area parkir.

    1.3.4  Sustainable

    1.3.4.1 

    Sustainable

    Sustainable  dalam bahasa indonesia artinya berkelanjutan.

    Sustainable building   adalah konsep bangunan yang menerapkan sistem

    keberlanjutan dimana menerapkan sistem yang tidak merusak sumber daya

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    15/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    15

    12512046 

    alam, serta bisa efisiensi energi, untuk meningkatkan kualitas hidup

     penghuninya.

    Arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture)  adalah sebuahkonsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep

     berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumberdaya alam agar

     bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber

    daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet,

    sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur (Nazaruddin

    Khuluk, 2012).

    Cara yang dilakukan arsitektur berkelanjutan yaitu dengan

    menggunakan material yang ramah lingkungan, efisiensi energi,

    menerapkan sistem energi terbarukan dengan memanfaatkan energi alami

    seperti energi surya, angin, air dan sebagainya, efisiensi dan perlindungan

    tanah, serta memaksimalkan vegetasi dan mengurangi penggunaan AC.

    1.3.4.2 

    Pemborosan Energi

    Sumber energi utama yang digunakan di Indonesia yaitu berasal dari

    fosil yang berupa gas bumi, minyak bumi, batu bara, panas bumi dan

    lainnya. Tetapi sumber energi tersebut akan cepat habis jika

     penggunaannya berlebihan. Karena sumber energi tersebut membutuhkan

    waktu yang cukup lama untuk diperbarui. Penggunaan energi fosil

    (minyak bumi, batubara, gas alam) melalui proses pembakaran pada

    industri, pabrik, pembangkit energi, kenderaan bermotor, dan pembakaran

    lahan serta kebakaran hutan telah mengakibatkan kadar gas karbon (CO2)

    di udara semakin meningkat sehingga membuat temperatur udara semakin

     panas.

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    16/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    16

    12512046 

    Data ASEAN Centre for Energy (ACE) juga menyebutkan, bahwa

    Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi paling besar untuk

    melakukan penghematan tenaga listrik dibandingkan dengan negara-

    negara lain.

    Akan tetapi akibat tingkat pemborosan energi listrik yang relatif

    tinggi, pasokan listrik di Indonesia sendiri kini dalam status siaga karena

    cadangan sumber energi yang tersisa tidak banyak tersedia. Kurangnya

    kesadaran masyarakat terhadap penggunaan energi yang berlebihan juga

    menjadi salah satu faktor menipisnya sumber energi yang dimiliki.

    Gambar 1-14 Komposisi penggunaan energi di

    Indonesia

    Sumber: dimodifikasi dari metnet.wordpress.com , 2015

    Gambar 1-15 Konsumsi energi per kapita beberapa negara

    Sumber: BP Statistical Riview of world Energy  

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    17/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    17

    12512046 

    Menurut situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

    (2011), di Indonesia paling banyak menggunakan energi untuk sistem tata

    udara (45- 70%), sistem tata cahaya (10-20%), lift dan eskalator (2-7%)

    serta alat-alat kantor dan elektronik (2-10%).

    Energi yang sudah menipis tadi harus digantikan dengan energi baru

    yang mudah didapat, pasokannya tak terbatas, dan bisa diperbarui. Dilihat

    dari diagram diatas, prediksi puluhan tahun kedepan, dengan adanya

    sumber energi baru dan terbarukan, penggunaan sumber energi lama

    seperti minyak bumi, gas, batu bara akan semakin berkurang. Dalam

     jangka setiap 5 tahun, penambahan penggunaan sumber energi baru, akan

     berdampak dengan penurunan penggunaan energi lama.

    Gambar 1-16 Grafik laju konsumsi

    energi per sektor

    Sumber: dimodifikasi dari

    triazis13.wordpress.com, 2015

    Berdasarkan grafik disamping,

     penggunaan energi banyak digunakan

    untuk industri, rumah tangga, dan

    transportasi. Dalam industri dan

    transportasi banyak menggunakan

    untuk bahan bakar, sedangkan sektor

    rumah tangga banyak menggunakan

    energi untuk kebutuhan hidup sehari-

    hari.

    Gambar 1-17 Grafik prediksi penggunaan energi puluhan

    tahun kedepan

    Sumber:dimodifikasi dari www.kompasiana.com , 2015

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    18/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    18

    12512046 

    Sumber energi lama yang paling banyak digunakan adalah minyak

     bumi. Dan minyak bumi merupakan kekayaan energi terbesar yang

    dimiliki Indonesia. Dari grafik diatas, bisa dilihat bahwa prediksi 5

    tahunan kedepan, penggunaan minyak bumi berbanding terbalik dengan

    sumber energi baru. Minyak bumi akan semakin dihemat dengan

    digantikan sumber energi baru dan terbarukan sebagai pemasok energi di

    Indonesia.

    1.3.4.3  Intensitas Radiasi Matahari

    Matahari merupakan sumber energi baru dan terbarukan yang

    hampir tak terbatas. Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di

     banyak belahan dunia dan jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini

     berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini

    dalam waktu yang lebih lama. Indonesia merupakan negara yang terletak

    di khatulistiwa, sehingga Indonesia memiliki sumber energi surya yang

    sangat berlimpah. PBB menetapkan tahun 2012 sebagai Tahun

    Internasional Energi Terbarukan dengan target pada 2030, semua orang di

    dunia sudah menggunakan energi dari sumber-sumber terbarukan.

    (Anonymous, 2013)

    Selain permasalahan keterbatasan lahan, perkotaan juga memiliki

    angka radiasi matahari yang paling tinggi dibandingkan area sub urban

    Gambar 1-18 Grafik perbandingan penggunaan

    energi

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    19/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    19

    12512046 

    maupun area rural. Berdasarkan data Kementrian ESDM pada tahun 2011

    intensitas radiasi matahari di seluruh wilayah Indonesia rata-rata 4,8

    kWh/m2 per hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Pulau Jawa termasuk

    wiayah yang memiliki intensitas radiasi mataharai yang tinggi yaitu diatas

    5,2 kWh/m2/hari.

    Dari peta diatas wilayah Yogyakarta termasuk daerah yang

     berwarna merah yaitu yang tinggi terpapar radiasi matahari. Sinar matahari

    yg berlebih memberikan dampak pada peningkatan suhu udara

    disekitarnya. Akan tetapi hal tersebut dapat dijadikan salah satu alternatif

    sumber energi.

    Keberlajutan suatu bangunan dimana bangunan tersebut bisa

    mengendalikan efisiensi energi dan ramah lingkungan. Sehingga

    bangunan tersebut bisa membantu penurunan angka pemborosan

    energi yang menjadi permasalahan saat ini. Salah satu yang bisa

    dilakukan oleh bangunan keberlanjutan yaitu dengan pemanfaatan

    energi terbarukan sepert energi matahari, energi angin, energi air dan

    sebagainya. Energi matahari yang berlimpah tetapi masih kurang

    dalam pemanfaatannya. Maka dari itu pemanfaatan panas matahari

    akan dijadikan sebagai pendekatan perancangan dengan penggunaan

    teknologi modern yang menjadikan panas matahari menjadi sumber

    energi. Dengan harapan dengan penggunaan teknologi matahari,

    Gambar 1-19 Peta Intensitas radiasi matahari di Indonesia

    Sumber : www.esdm.go.id, 2013

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    20/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    20

    12512046 

    dapat menurunkan penggunaan energi listrik pln sehingga

    menjadikan bangunan mandiri energi yang berbasis energi matahari.

    1.4  KESIMPULAN LATAR BELAKANG 

    Melihat dari isu-isu urban yang berkaitan dengan keterbatasan lahan

     parkir, kepadatan bangunan, pemborosan energi, dan isu mikro yang

    ditemui di area Kranggan, Yogyakarta, maka diperlukannya penataan area

    dengan membuat Pusat Aksesoris Gadget   dan Parkir yang Berbasis

    Teknologi Matahari di Kranggan, Yogyakarta. Dua fungsi yang berbeda

    menjadi satu kesatuan bangunan yang ditargetkan bisa menyelesaikan

     permasalahan yang ada di area Kranggan. Penggunaan teknologi parkir

    vertikal yang bisa membantu menyelesaikan permasalahan keterbatasan

    ruang parkir. Dan penggunaan teknologi energi matahari yang diterapkan

     pada bangunan untuk menyelesaikan permasalahan pemborosan energi

    karena bangunan tinggi. Energi matahari yang berlimpah tetapi masih

    kurang pengelolaannya. Dengan teknologi ini diharapkan menjadikan

     bangunan yang mandiri energi, sustainable, dan ramah lingkungan.

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    21/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    21

    12512046 

    1.5  SKEMA PERMASALAHAN 

    1.5.1  Penelusuran Tema 

    Gambar 1-20 Skema Penelusuran Tema

    Sumber : Analisis Penulis, 2016

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    22/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    22

    12512046 

    1.5.2  Peta Isu 

    1.5.3  Peta Konflik  

    Gambar 1-21 Skema IsuSumber : Analisis Penulis, 2016

    Gambar 1-22 Skema Konflik

    Sumber : Analisis Penulis, 2016

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    23/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    23

    12512046 

    1.6  RUMUSAN PERMASALAHAN

    1.6.1  Rumusan Masalah Umum 

    Bagaimana merancang Pusat Aksesoris Gadget   yang terintegrasi

    dengan Gedung Parkir yang berbasis teknologi matahari?

    1.6.2  Rumusan Masalah Khusus

    1. 

    Bagaimana merancang tata ruang dan massa yang menerapkan

    teknologi vertikal pada bangunan pertokoan aksesoris  gadget   dan

     parkir yang atraktif dan efisien sesuai dengan persyaratan, sehingga

    menjadi bangunan yang mandiri energi? 

    2. 

    Bagaimana merancang infrastruktur bangunan pertokoan aksesoris gadget   dan parkir yang menerapkan teknologi parkir vertikal dan

    teknologi matahari? 

    3.  Bagaimana merancang bentuk dan fasad bangunan yang sesuai

    dengan persyaratan bangunan pertokoan dan parkir vetrikal yang

    menerapkan teknologi penangkap panas matahari? 

    4.  Bagaimana mengatur tata ruang dan massa untuk pengelompokan

    area parkir serta kapasitas yang bisa mencakup kebutuhan parkir area

    tersebut? 

    1.7  TUJUAN DAN SASARAN

    1.7.1  Tujuan

    Pada Proposal Tugas Akhir ini akan merancang Pusat Aksesoris

    Gadget  yang terintegrasi dengan Gedung Parkir dengan teknologi modern

    yang sedang berkembang untuk menyelesaikan masalah keterbatasan area parkir di area Kranggan dan menjadikan bangunan vertikal yang mandiri

    energi dengan memanfaatkan panas matahari sebagai sumber energi.

    1.7.2  Sasaran

    1.  Merancang tata ruang dan massa yang menerapkan teknologi vertikal pada

     bangunan pertokoan aksesoris  gadget  dan parkir yang atraktif dan efisien

    sesuai dengan persyaratan, sehingga mejadi bangunan yang mandiri energi

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    24/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    24

    12512046 

    2.  Merancang infrastruktur bangunan pertokoan aksesoris  gadget  dan parkir

    yang menerapkan teknologi parkir vertikal dan teknologi matahari.

    3. 

    Merancang bentuk dan fasad bangunan yang sesuai dengan persyaratan

     bangunan pertokoan dan parkir vetrikal yang menerapkan teknologi

     penangkap panas matahari.

    4. 

    Mengatur tata ruang dan massa untuk pengelompokan area parkir serta

    kapasitas yang bisa mencakup kebutuhan parkir area tersebut.

    1.8  BATASAN

    Perancangan Pusat Aksesoris Gadget  dan Parkir ini menerapkan dua

    kriteria utama yaitu sistem teknologi vertikal dan bangunan yang mandiri

    energi. Sistem teknologi vertikal yang diterapkan yaitu teknologi parkir

    vertikal, digunakan untuk menyelesaikan permasalahan keterbatasan lahan

     parkir di area Kranggan. Untuk menjadi bangunan yang mandiri energi

    dengan menggunakan teknologi berbasis energi matahari sebagai sumber

    energi. Sehingga diharapkan penggunaan teknologi matahari ini bisa

    menurunkan angka pemborosan energi yang ditimbulkan oleh bangunan.

    Sehingga menjadi bangunan yang  sustainable, ramah lingkungan dan

    mandiri energi. Batasan pengujian pada bangunan yaitu pada efisiensi

    energi yang bisa dihasilkan jika menggunakan teknologi energi matahari.

    Dengan menggunakan perhitungan manual energi yang digunakan jika

    menggunakan listrik pln dibandingkan dengan energi yang digunakan

    dengan sumber energi matahari.

    Gambar 1-23 Skema Batasan Perancangan

    Sumber : Analisis Penulis, 2016

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    25/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    25

    12512046 

    1.9  METODE PERANCANGAN

    1.9.1  Kerangka Berpikir 

    Gambar 1-24 Skema Kerangka Berpikir

    Sumber : Analisis Penulis, 2016

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    26/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    26

    12512046 

    1.9.2  Metode Pengumpulan Data 

    1.  Observasi : Peninjauan langsung pada lokasi yang berhubungan

    dengan dokumentasi wilayah, permasalahan kawasan, kondisi

    tapak dan existing site, serta potensi sekitar site dan kontekstual

    site. 

    2. 

    Interview : Melakukan wawancara dengan narasumber yang

    diperlukan untuk menambah data. 

    3.  Studi Literatur : Mencari sumber dan teori yang berkaitan dengan

     bangunan pertokoan vertikal, bangunan komersial, gedung parkir,

    teknologi parkir vertikal, teknologi matahari, yang bisa digunakan

    sebagai acuan dalam merancang. 

    1.9.3  Metode Penelusuran Masalah 

    Penelusuran masalah dilakukan untuk menemukan konflik-konflik

    yang ada yang akan diselesaikan dengan desain. Yang kemudian

    diturunkan menjadi variabel dan parameter untuk membantu proses

     perancangan. Penelusuran masalah yang berkaitan dengan putusan-putusan

    desain saat perancangan untuk menyelesaikan perkara desain seperti pada

    tata ruang, massa bangunan, infrastruktur, dan bentuk serta fasad

     bangunan. 

    1.9.4  Metode Pemecahan Masalah 

    Metode ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang

    menjadi latar belakang desain. Dengan rujukan dari berbagai literatur dan

    kondisi dan permasalahan site, maka pemecahan masalah diterapkan

    dengan sistem vertikal dan teknologi matahari menuju bangunan yang

    mandiri energi. Pemecahan masalah akan dituangkan melalui draft denah,tampak, potongan, serta visualisasi 3d.

    1.9.5  Metode Pengujian 

    Metode pengujian dilakukan untuk membuktikan apakah hasil

    rancangan sudah dapat menyelesaikan permasalahan perancangan. Untuk

    membuktikan apakah bangunan sudah mandiri energi dengan perhitungan

    manual penggunaan energi bangunan dengan menggunakan teknologi

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    27/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    27

    12512046 

    matahari dibandingkan dengan yang tidak menggunakan teknologi

    matahari.

    Selain itu pengujian keefisienan fungsi parkir pada bangunan dalam

    segi ekonomi. Apakah dengan adanya bangunan tersebut memiliki nilai

    lebih dalam segi penghematan sebagai investasi di masa depan

    dibandingan dengan jenis parkir konvensional di lahan terbuka.

    1.10  KEASLIAN

    Berdasarkan hasil survey yang dilakukan dalam mencari referensi

    Tugas Akhir dari Jurusan Arsitektur di berbagai Universitas yang

     berkaitan dengan tipologi bangunan, metode yang digunakan, aspek

     permasalahan yang dibahas untuk mendapatkan perbedaan yang

    menunjukkan keaslian judul penulis, sebagai berikut:

    1.  ERVANRYANTO YUDHA PRATAMA/09.512.043/UII/2014

    a.  Judul

    Gedung Parkir di Kota Yogyakarta: Investasi Bangunan dengan

    Pendekatan Teknologi Parkir Otomatis

    b. 

    Aspek yang diangkat

    Investasi bangunan dengan pendekatan teknologi parkir otomatis

    c.  Metode yang digunakan

    -  Penerapan dengan pendekatan Green Architecture yang mengacu

     pada efisiensi energi untuk mengurangi Urban Heat Island dengan

     pengaplikasian photovoltaic dan material hijau.

    -  Penambahan vegetasi peneduh untuk menghilangkan parkir liar

    d. 

    PerbedaanJika pada desain ini hanya menyajikan satu fungsi utama yaitu

    gedung parkir sedangkan pada desain penulis merupakan pusat aksesoris

     gadget   yang terintegrasi dengan pusat parkir. Goal akhir yang ingin

    dicapai dari desain ini adalah investasi yang bisa didapat dengan

     penerapan efisiensi energi pada bangunan, sedangkan pusat aksesoris

     gadget  dan parkir ini bertujuan menjadikan bangunan yang mandiri energi

    dengan goal penghematan penggunaan energi . 

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    28/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Nissa Larasati Page

    28

    12512046 

    2.  MUHAMMAD YUSRI AGUS/07.512.118/UII/2012

    a.  Judul

    Gedung Parkir di Kawasan Jalan Mangkubumi

    b. 

    Aspek yang diangkat

    Taman parkir yang merespon keadaan sekitar kawasan Jalan

    Mangkubumi

    c.  Metode yang digunakan

    Gedung parkir yang memiliki fasilitas pendukung sebagai tempat

     peristirahatan karyawan perkantoran sekitar Jalan Mangkubumi

    d.  Perbedaan

    Gedung parkir ini menggunakan sistem parkir konvensional dengan

    menggunakan ramp. Selain sebagai gedung parkir, juga sebagai tempat

     berkumpul, berolahraga, dan aktivitas lain yang mendukung di

    kawasan Mangkubumi dan sekitarnya. Sedangkan pusat aksesoris

     gadget  dan parkir menggunakan sistem teknologi parkir vertikal.

    3.  MOH FAZA ROSYADA/301827/UGM/2015

    a. 

    Judul

    Perancangan Sistem Energi Tenaga Surya Pada Bangunan Gedung

    Pusat UGM Melalui Integrasi Photovoltaic Terhadap Bangunan

    b.  Metode yang digunakan

    Pemanfaatan energi surya dalam merancang dengan mengintegrasikan

     photovoltaic sebagai elemen bangunan

    c.  Perbedaan

    Bangunan yang menjadi kasus desain berbeda tetapi sistem perancangan yang digunakan serupa yaitu dengan penggunaan

     photovoltaic sebagai sistem energi tenaga surya.

    4.  ANTONIUS RIS WIDYANANTO/98.01.09297/UAJY/2005

    a.  Judul

    Pusat Informasi dan Layanan Teknologi Komputer Di Yogyakarta

    b.  Aspek yang diangkat

  • 8/18/2019 BAGIAN 1 12-04.pdf

    29/29

    Pusat Aksesoris Gadget Dan Parkir Komersial Yang Berbasis

    Teknologi Matahari Di Kranggan, Yogyakarta 

    Penyediaan wadah dengan beragam fungsi yang berhubungan dengan

    komputer yang terintegrasi menjadi satu sehingga menjadi pusat

    komersial dengan aktivitas utama pelayanan jasa dan penyediaan

     peralatan elektrinok yang berkaitan dengan komputer

    c.  Metode yang digunakan

    Dengan mentitik beratkan pada bentuk dan perancangan fasad

    d.  Perbedaan

    Sama-sama merupakan pusat pertokoan yang bersifat bangunan

    komersial. Aktivitas yang terjadi dalam bangunan berbeda yaitu pada

    kasus ini sebagai pusat komputer sedangkan kasus yang diambil

     penulis merupakan pusat aksesoris gadget. Pendekatan yang digunakan

     juga berbeda yaitu dengan pendekatan desain yang atratif, ekspresif

    dan komunikatif untuk mencerminkan kemajuan aspek teknologi

    komputer.

    5.  IRAWAN SAPUTRA TANDRA/0100004373/UAJY/1992

    a.  Judul

    Gedung Parkir di Kawasan Perbelanjaan Malioboro di Yogyakarta

    b.  Aspek yang diangkat

    Gedung parkir yang menunjukkan gaya arsitektur internasional dengan

    aliran fungsionalisme

    c.  Metode yang digunakan

    Menekankan pada gaya bangunan aliran fungsionalisme namun tetap

    atraktif

    d. 

    PerbedaanHanya menitikberatkan pada gedung parkir sebagai fungsi utama

    dengan aliran fungsionalisme yang atraktif sesuai dengan tuntutan

    fungsi perbelanjaan kaki lima sebagai fungsi penunjang, sedangkan

     perancangan penulis memiliki dua fungsi utama yaitu gedung parkir

    dan pusat aksesoris gadget.