18
Abstract. The purpose of this research is to understand a phenomena about how achievement motive can affect business success on small micro entrepreneurship in Surabaya. The research was conducted with the subject of three people, consisting of actors, Micro, Small in Surabaya Municipality is successful in entrepreneurship activities. In accordance with the type of research, which is qualitative, then the determination of subjects to collect data using purposive sampling method, where the decision was not made on the basis of the subject strata, random or region, but based on specific goals. The number of subjects in this study were three people, because qualitative research seek to understand the perspective and context in-depth study, so it tends to do with the number of cases slightly. From the analysis of data, the authors can interpret how achievement motivation, entrepreneurship plays a role in the success of the Micro, Small players in Surabaya Municipality. The perpetrators of Micro, Small, who succeeded in entrepreneurship are those who also own a high need for achievement, I can understand someone who is successful at least in the self-employment, that individual will also have the need for high achievement motivation in developing a business. Keywords: Enterpreneurship, Achievment Motivate Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk memaknai suatu fenomena tentang peran motivasi berprestasi yang mendorong keberhasilan wirausaha para pelaku Usaha Mikro Kecil di Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan subjek sebanyak tiga orang, yang terdiri dari para pelaku Usaha Mikro Kecil di Kotamadya Surabaya yang berhasil dalam kegiatan berwirausaha. Sesuai dengan tipe penelitiannya, yaitu kualitatif, maka penentuan subjek guna menghimpun datanya menggunakan metode purposive sampling, dimana pengambilan subjek bukan dilakukan atas dasar strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang, karena penilitian kualitaitf berupaya memahami sudut pandang dan konteks penelitian secara mendalam, sehingga cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit. Dari hasil analisis data, penulis bisa memaknai bagaimana motivasi berprestasi berperan dalam keberhasilan berwirausaha dari para pelaku Usaha Mikro Kecil yang ada di Kotamadya Surabaya. Para pelaku Usaha Mikro Kecil yang berhasil dalam berwirausaha adalah mereka yang juga memeliki kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi, penulis dapat memahami setidaknya seseorang yang berhasil di dalam wirausaha, seseorang tersebut juga mempunyai kebutuhan akan motivasi berprestasi yang tinggi dalam mengembangkan usahanya. Kata kunci: Kewirausahaan, motivasi berprestasi Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya Aulia Rachendiar Pradipta Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya 74 Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpksb33f2965f52full.pdf · adalah mereka yang juga memeliki kebutuhan untuk berprestasi

  • Upload
    vancong

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Abstract.The purpose of this research is to understand a phenomena about how achievement motive can affect business success on small micro entrepreneurship in Surabaya. The research was conducted with the subject of three people, consisting of actors, Micro, Small in Surabaya Municipality is successful in entrepreneurship activities. In accordance with the type of research, which is qualitative, then the determination of subjects to collect data using purposive sampling method, where the decision was not made on the basis of the subject strata, random or region, but based on specific goals. The number of subjects in this study were three people, because qualitative research seek to understand the perspective and context in-depth study, so it tends to do with the number of cases slightly. From the analysis of data, the authors can interpret how achievement motivation, entrepreneurship plays a role in the success of the Micro, Small players in Surabaya Municipality. The perpetrators of Micro, Small, who succeeded in entrepreneurship are those who also own a high need for achievement, I can understand someone who is successful at least in the self-employment, that individual will also have the need for high achievement motivation in developing a business.

Keywords: Enterpreneurship, Achievment Motivate

Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk memaknai suatu fenomena tentang peran motivasi berprestasi yang mendorong keberhasilan wirausaha para pelaku Usaha Mikro Kecil di Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan subjek sebanyak tiga orang, yang terdiri dari para pelaku Usaha Mikro Kecil di Kotamadya Surabaya yang berhasil dalam kegiatan berwirausaha. Sesuai dengan tipe penelitiannya, yaitu kualitatif, maka penentuan subjek guna menghimpun datanya menggunakan metode purposive sampling, dimana pengambilan subjek bukan dilakukan atas dasar strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang, karena penilitian kualitaitf berupaya memahami sudut pandang dan konteks penelitian secara mendalam, sehingga cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit. Dari hasil analisis data, penulis bisa memaknai bagaimana motivasi berprestasi berperan dalam keberhasilan berwirausaha dari para pelaku Usaha Mikro Kecil yang ada di Kotamadya Surabaya. Para pelaku Usaha Mikro Kecil yang berhasil dalam berwirausaha adalah mereka yang juga memeliki kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi, penulis dapat memahami setidaknya seseorang yang berhasil di dalam wirausaha, seseorang tersebut juga mempunyai kebutuhan akan motivasi berprestasi yang tinggi dalam mengembangkan usahanya.

Kata kunci: Kewirausahaan, motivasi berprestasi

Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya

Aulia Rachendiar PradiptaFakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

74Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Pengangguran adalah salah satu masalah yang

sampai saat ini belum terselesaikan Menurut data dari

Dinas Tenaga Ker ja Kota Surabaya , da ta

menunjukkan jumlah pengangguran di Kota

Surabaya di tahun 2007 sebanyak 91.158 orang.

( ). http://us.surabaya.detik.com/read/2007/08/27

Sedangkan jumlah pengangguran di Kota Surabaya

pada tahun 2008 bertambah 7 persen dari tahun

sebelumnya. Berarti sebanyak 10.882 jiwa penduduk

Kota Pahlawan tidak lagi memiliki pekerjaan

( ). Pada tahun 2009 sampai http://surabayajobfair.com

dengan 2011 di wilayah Kotamadya Surabaya jumlah

tersebut terus bertambah. Data pengangguran tiga

tahun be lakangan in i , tahun 2009 jumlah

pengangguran tercatat 95.000 orang, disusul tahun

2010 meningkat menjadi 156.000 orang, dan tahun

2011 meningkat lagi menjadi 176.000 orang

(http://www.radjawarta.com/).

Banyaknya tingkat pengangguran di wilayah

Surabaya, menurut Tri Risma Harini adalah adanya

PHK massal juga disebabkan banyaknya lulusan

SMU, SMK dan Perguruan Tinggi yang setelah lulus

tidak juga mendapatkan kerja. Sedangkan menurut

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya,penyebab

utama pengagguran adalah tidak sebandingnya jumlah

antara pencari kerja dengan lapangan pekerjaan yang

d i t a w a r k a n s u a t u p e r u s a h a a n .

(http://us.surabaya.detik.com/read/2007/08/27).

Dengan itu dapat penulis simpulkan bahwa

tingginya tingkat pengangguran di wilayah Surabaya

kebanyakan disebabkan karena terbatasnya jumlah

lapangan pekerjaan di wilayah Surabaya, dan

ironisnya lagi mereka yang mengalami pengangguran

adalah generasi-generasi muda Indonesia.

Salah satu solusi untuk mengurangi

banyaknya jumlah pengangguran yaitu dengan

membuka lapangan pekerjaan sendir i a tau

berwirausaha. Secara sederhana arti wirausaha

(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani

mengambil resiko untuk membuka usaha dalam

berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil

risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai

usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun

dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2011). Wirausaha

adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor

produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja,

material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan

nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya (Suryana,

2010).

Usaha Kecil, dan Menengah (UKM)

75Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial

Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Aulia Rachendiar Pradipta

memiliki peran penting dalam perekonomian

Indonesia. Karena dengan UKM ini, pengangguran

akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia

k e r j a m e n j a d i b e r k u r a n g .

Sektor UKM telah dipromosikan dan dijadikan

sebagai agenda utama pembangunan ekonomi

Indonesia. Sektor UKM telah terbukti tangguh, ketika

terjadi Krisis Ekonomi 1998, hanya sektor UKM yang

bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor

yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

Mudradjad Kuncoro dalam Harian Bisnis Indonesia

pada tanggal 21 Oktober 2008 mengemukakan bahwa

UKM terbukti tahan terhadap krisis dan mampu

survive karena, pertama, tidak memiliki utang luar

negeri. Kedua, tidak banyak utang ke perbankan

karena mereka dianggap unbankable. Ketiga,

menggunakan input lokal. Keempat, berorientasi

ekspor. Selama 1997-2006, jumlah perusahaan

berskala UKM mencapai 99% dari keseluruhan unit

usaha di Indonesia. Sumbangan UKM terhadap

produk domestik bruto mencapai 54%-57%.

Sumbangan UKM terhadap penyerapan tenaga kerja

sekitar 96%. Sebanyak 91% UKM melakukan

k e g i a t a n e k s p o r m e l a l u i p i h a k k e t i g a

eksportir/pedagang perantara. Hanya 8,8% yang

berhubungan langsung dengan pembeli/importir di

luar negeri. (http://id.shvoong.com/business-

management/human-resources).

Berdasarkan data yang dilansir dari

Departemen Koperasi dan UKM dapat diketahui

bahwa jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) pada tahun 2008 sebesar 51,26 juta unit,

atau meningkat 1,44 juta dibandingkan dengan tahun

2007 yang baru mencapai angka 49,82 juta unit. Dari

angka tersebut, 99% adalah usaha mikro, yaitu usaha

yang memiliki kekayaan bersih s.d Rp. 50 juta dan

memiliki nilai penjualan s.d Rp. 300 juta/tahun.

Artinya dari 51,26 juta unit UMKM, sebanyak 50,75

juta unit adalah usaha mikro. Dari data yang sama

dapat ditafsir bahwa usaha kecil, yang memiliki

kekayaan bersih antara Rp. 50 juta s.d Rp. 500 juta dan

dengan nilai penjualan berkisar antara Rp. 300 juta s.d

Rp. 2,5 milyar/tahun mencapai angka 520 ribu unit.

Sedangkan usaha menengah mencapai angka 40 ribu

unit. (kategori usaha menengah adalah usaha yang

memiliki nilai kekayaan bersih antara Rp. 500 juta

hingga Rp. 10 milyar dan dengan penjualan > Rp. 2,5

milyar s,d Rp. 50 milyar / tahun). Dari Produk

Domestik Bruto (PDB) tahun 2008, sektor UMKM

mencapai angka Rp 2.609 trilun, di mana sebesar Rp

76

Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya

Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

1.505 triliun di antaranya disumbangkan oleh unit-unit

usaha mikro. Artinya Usaha Kecil dan Menengah

hanya menyumbangkan sebesar Rp. Rp. 1.104 trilyun

saja. Sementara bila dibandingkan dengan usaha besar

pada PDB tahun yang sama, sektor UMKM memiliki

nilai 125% atau 55% dari seluruh PDB pada periode

tersebut. Dapat dibayangkan, 55% Pendapatan

perkapita atau pendapatan nasional Indonesia

disumbangkan oleh UMKM. Sangat beralasan bila

sektor ini kemudian menjadi primadona untuk

menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Motivasi Berprestasi dalam Keberhasilan

Berwirausaha

Gede Anggan Suhandana (1980 dalam

Suryana, 2008) menjelaskan bahwa seseorang yang

memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu

motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi

adalah nilai sosial yang menekankan pada hasrat

untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan

pribadi.

Penulis ingin memaknai dan memandang

suatu fenomena tentang bagaimana peran dari

motivasi berprestasi di dalam keberhasilan

berwirausaha pelaku UMK Kotamadya Surabaya.

Seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang

dilakukan merupakan usaha optimal untuk

menghasilkan nilai maksimal. Artimya, wirausaha

melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan,

sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain.

Nilai prestasi merupakan hal yang justru membedakan

antara hasil karya sebagai seorang wirausaha dengan

orang lain yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan.

Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada

dalam diri seorang wirausaha, karena dapat

membentuk mental yang ada pada diri wirausaha

untuk selalu unggul dan mengerjakan segala sesuatu

melebihi standar yang ada (Suryana, 2008).

Suryana (2010) menyatakan bahwa ukuran

need of achievment mampu menunjukkan seberapa

besar jiwa enterprenuer seseorang. Semakin

besar/tinggi nilai need of achievment seseorang,

semakin besar pula bakat potensialnya untuk menjadi

entrepreneur sukses.

McClelland (1961 dalam Buck, 1988)

menemukan bahwa ada hubungan yang kuat antara

k e b u t u h a n t i n g g i u n t u k b e r p r e s t a s i d a n

kewirausahaan. Hasil dari penelitian tersebut

menjelaskan bahwa pelaku wirausaha, pebisnis

memiliki tingkat motivasi berprestasi lebih tinggi

77Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial

Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Aulia Rachendiar Pradipta

dibandingkan professional dengan latarbelakang

sosial dan pendidikan di berbagai Negara, termasuk

Amerika Serikat, Itali dan Polandia.

Individu dengan kebutuhan pencapaian

prestasi tinggi lebih menyukai pekerjaan yang

memiliki tanggung jawab pribadi, umpan balik dan

resiko tingkat menengah, ketika karakteristik ini

merata, individu yang berprestasi tinggi akan sangat

termotivasi . Bukt i tersebut terus menerus

menunjukkan bahwa individu yang berprestasi tinggi

berhasil di dalam aktivitas wirausaha. (McClelland

dalam Robbins, 2008).

Seorang wirausahawa adalah seseorang yang

bekerja pada situasi dimana seseorang tersebut

dibutuhkan untuk siap menerima tantangan dan

keputusan untuk mengambil resiko, dimana seseorang

dituntut untuk memiliki tanggung jawab disetiap

pekerjaan yang diambil, karena itu seseorang yang

memiliki kebutuhan untuk berprestasi membutuhkan

umpan balik untuk perkembangan usaha mereka, apa

sudah mengalami kemajuan atau belum, ketika

seseorang yang memiliki kebutuhan tinggi untuk

berprestasi memulai suatu kegiatan wirausaha,

mereka akan cenderung lebih bersemangat pantang

menyerah, senang menerima tantangan dan berani

mengambil resiko, menerima tugas yang bersifat

menengah, menyukai umpan balik, sehingga

seseorang tersebut selalu mengerjakan apa yang

pembeli inginkan, selalu memikirkan ide-ide baru

yang mereka dapatkan dari hasil umpan balik,

sehingga mereka cenderung berhasil di dalam bidang

kewirausahaan.

David C McClelland (1961 dalam Robbin,

2012) menyatakan orang dengan kebutuhan tinggi

untuk berprestasi berjuang untuk pencapaian prestasi

pribadi. Mereka memiliki keinginan untuk melakukan

sesuatu yang lebih baik atau lebih efisien daripada

yang pernah dilakukan sebelumnya. Mereka lebih

menyukai pekerjaan yang memberikan tanggung

jawab pribadi untuk menemukan suatu solusi atas

suatu masalah, di mana mereka bisa mendapatkan

umpan balik yang cepat dan tidak membingungkan

terhadap kinerja mereka dalam rangka untuk

mengetahui apakah mereka sudah mengalami

peningkatan, dan dimana mereka dapat menetapkan

tujuan yang cukup menantang. Orang yang memiliki

kebutuhan berprestasi tinggi menghindari apa yang

mereka anggap sangat mudah atau tugas yang sangat

sulit. Selain itu, untuk mencapai kebutuhan tinggi

tidak selalu mengarah untuk menjadi manajer yang

78Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya

baik, terutama dalam organisasi besar. Itu karena

orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi

fokus pada pencapaian prestasi mereka sendiri,

sedangkan manajer yang baik menekankan membantu

orang lain mencapai goal.

Berdasarkan pandangan-pandangan teori di

atas, penulis dapat memaknai bagaimana peran dari

m o t i v a s i b e r p r e s t a s i d a l a m k e b e r h a s i l a n

b e r w i r a u s a h a , s e l a i n i t u p e n u l i s d a p a t

memformulasikan suatu pertanyaan penelitian dan

mengumpulkan data penelitian tentang bagaimana

penulis memaknai keberhasilan berwirausaha para

pelaku UMK Kotamadya Surabaya dilatarbelakangi

oleh motivasi berprestasi mereka.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif. Sarankatos (1993 dalam

Poerwandari , 2011) menyampaikan bahwa

pendekatan kualitatif mencoba menerjemahkan

pandangan-pandangan dasar interoretif dan

fenomenologis yang antara lain: (1) realitas sosial

adalah sesuatu yang subjektif dan diinterpretasikan,

bukan sesuatu yang berada dilluar individu; (2)

manusia tidak secara sederhana mengikuti hukum-

hukum alam diluar diri melainkan menciptakan

rangkaian makna dalam menjalani kehidupannya; (3)

ilmu didasarkan pada pengetahuan sehari-hari,

bersifat induktif, idiografis dan tidak bebas nilai dan;

(4) penelitian bertujuan untuk memahami kehidupan

sosial. Penelitian kualitatif menghasilkan dan

mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti

transkrip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto,

rekaman video dan lain sebagainya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah studi kasus. (Punch dalam Poerwandari, 2011)

mendefinisikan studi kasus adalah fenomena khusus

yang hadir dalam suatu konteks yang terbatasi

(bounded context), meski batas-batas antara fenomena

dan konteks tidak sepenuhnya jelas. Kasus itu dapat

berupa individu, peran, kelompok kecil, organisasi,

komunitas, atau bahkan suatu bangsa. Kasus dapat

pula berupa keputusan, kebijakan, proses atau

peristiwa tertentu. Beberapa tipe unit yang dapat

diteliti dalam bentuk studi kasus: individu-individu,

karakteristik atau atribut dari individu-individu, aksi

dan interaksi, peninggalan atau artefak peri-laku,

setting, serta peristiwa atau insiden tertentu.

Tipe studi kasus yang digunakan dalam

penelitian adalah studi kasus instrumental.

(Poerwandari, 2011) menjelaskan studi kasus

79 Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Aulia Rachendiar Pradipta

instrumental adalah penelitian pada suatu kasus unik

tertentu, dilakukan untuk memahami isu dengan lebih

baik, juga untuk mengembangkan, memperhalus

teori.

Dalam penelitian kualitatif, untuk tujuan

generalisasi, jumlah sampel dan cara pengambilannya

mendapat perhatian serius. Metode sampling dan

karakteristik sampel berperan terhadap sejauh mana

penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi

(Poerwandari, 2011). Dengan fokusnya pada

kedalaman dan proses, penelitian kualitatif cenderung

dilakukan dengan jumlah kasus sedikit. Suatu aksus

tunggal pun dapat dipakai, bila secara potensial

memang sangat sulit bagi penulis memperoleh kasus

lebih banyak, dan bila dari kasus tunggal tersebut

memang diperlukan sekaligus diungkap informasi

yang sangat mendalam (Banister, dkk dalam

Poerwandari, 2011).

Metode yang digunakan penulis untuk

menggali data di dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dan

tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai

tuujuan tertentu. Wawancara kualitatif

dilakukan bila penulis bermaksud untuk

memperoleh pengetahuan tentang makna-

makna subjektif yang dipahami individu

berkenaan dengan topik yang diteliti, dan

bermaksud melakukan eksplorasi terhadap

isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat

dilakukan melalui pendekatan lain (Banister

dkk., dalam Poerwandari 2011).

Wawancara yang digunakan penulis dalam

melakukan penelitian adalah wawancara dengan

pedoman umum. Dalam proses wawancara ini,

penulis dilengkapi pedoman wawancara yang sangat

umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus

diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan

mungki tanpa bentuk pertanyaan ekplisit. Pedoman

wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti

mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus

menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-

aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan.

Wawancara dengan pedoman umum ini dapat

mengarahkan pembicaraan pada hal-hal/aspek-aspek

tertentu dari pengalaman/kehidupan subjek. Tetapi

wawancara juga dapat berbentuk wawancara

mendalam, dimana penulis mengajukan pertanyaan

mengenai berbagai segi kehidupan, secara utuh dan

mendalam. (Poerwandari, 2011).

80Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya

2. Materi audio visual

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan

dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.

Sebagian besar data yang tersedia adalah

berbentuk surat-surat, catatan harian,

cenderamata, laporan, artefak, foto, dan

sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas

pada ruang dan waktu sehingga memberi

peluang kepada peneliti untuk mengetahui

hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.

Secara detail bahan dokumenter terbagi

beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-

surat pribadi, buku atau catatan harian,

memorial, klipping, dokumen pemerintah

atau swasta, data di server dan flashdisk, data

tersimpan di website, dan lain-lain.

Hasil Analisis Data

Pertanyaan yang diajukan penulis pada fokus

penelitian yaitu “Bagaimana peranan dari motivasi

berprestasi bisa berpengaruh terhadap keberhasilan

berwirausaha para pelaku UMK Kotamadya

Surabaya”.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penulis

menemukan bahwa ada keterkai tan antara

keberhasilan berwirausaha dengan motivasi

berprestasi. Ciri-ciri wirausaha berhasil menurut

Kasmir (2011) berhubungan dengan ciri-ciri

seseorang yang memiliki motivasi berprestasi

menurut McClelland (1961 dalam Robbin, 2012).

Menurut Kasmir (2011) seseorang yang dikatakan

berhasil di wirausaha adalah seseorang yang memiliki

visi dan tujuan yang jelas, inisiatif dan proaktif,

berorientasi pada prestasi, berani mengambil resiko,

kerja keras, bertanggung jawab, berkomitmen

terhadap berbagai pihak dan mengembangkan dan

memelihara hubungan baik.

Ketiga subjek yang berhasil di dalam

berwirausaha adalah seseorang yang memiliki

kebutuhan untuk berprestasi. Di dalam penelitian

seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi

adalah orang yang berjuang untuk pencapaian prestasi

pribadi, demikian juga dengan ketiga subjek mereka

adalah orang yang memiliki sifat kerja keras untuk

pencapaian prestasi mereka, mereka bekerja keras

untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau lebih

efesien daripada yang pernah dilakukan sebelumnya.

Untuk mencapai prestasi, mereka memiliki sifat

inisiatif dan proaktif, mereka adalah orang-prang yang

berani mengambil resiko dan tantangan, bagi ketiga

subjek tantangan adalah sesuatu yang memang harus

81Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial

Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Aulia Rachendiar Pradipta

dimiliki oleh setiap pewirausaha, bagi ketiga subjek

tantangan adalah pembelajaran, rejeki dan juga

kepercayaan dari lingkungan, ketika mereka mampu

mengerjakan tantangan yang diberikan, sementara

pengusaha lain menolak, maka pembeli akan senang

dan terus memberikan pesanan-pesanan terhadap

ketiga subjek.

Ketika ketiga subjek menerima tugas baik itu

bersifat yang menantang maupun mudah, mereka

mempertanggungjawabkan apa yang mereka terima

dan, mereka akan fokus dan menyelesaikan pekerjaan

yang sudah mereka terima orang yang fokus pada

pencapaian prestasi adalah orang yang juga memiliki

komitmen pada berbagai pihak, mereka tidak akan

puas apabila pekerjaan mereka belum selesai dan tidak

hanya menyelesaikan pekerjaan, tetapi menyelesaikan

dengan sempurna sampai pembeli atau pelanggan dari

ketiga subjek mengatakan senang, puas, bangga

dengan hasil dari kerja mereka. Seseorang yang

memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah seseorang

yang menyukai umpan balik dalam rangka mereka

bisa mendapatkan umpan balik, apakah mereka sudah

mengalami peningkatan, baik peningkatan di dalam

produk mereka, maupun pelayanan dan kinerja dari

ketiga subjek, karena mereka menghargai dan

menerima umpan balik dari seseorang dan lingkungan

mereka, maka hubungan ketiga subjek dengan

pegawai, lingkungan dan pelanggan menjadi baik,

mereka bisa menjaga hubungan baik dengan seluruh

pihak. Seseorang yang fokus pada pencapaian prestasi

adalah seseorang yang juga mempunyai visi dan

tujuan, agar jelas arah mereka.

Pembahasan

Dari hasil analisis data diatas, penulis

menyatakan bahwa hasil dari penelitian memberikan

dukungan terhadap keberhasilan berwirausaha

didorong oleh motivasi berprestasi yang tinggi pada

masing-masing subjek, hal ini dapat ditunjukkan oleh

perilaku-perilaku seperti berikut:

1. Mempunyai keinginan untuk melakukan

sesuatu lebih baik

Perilaku ketiga subjek yang sama-sama

memiliki keinginan untuk lebih baik lagi, terlihat

pada bagaimana cara subjek berusaha untuk terus

menggali ide-ide baru, walaupun cara ketiganya

berbeda tetapi ketiga subjek tersebut memiliki

tujuan yang sama, yaitu ingin lebih baik, selain

ide-ide baru ketiga subjek juga mempunyai cara

sendiri dalam menangani masalah seperti

banyaknya pesanan, masalah yang ada di dalam

82Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya

perusahaan, dll. Selain itu perilaku-perilaku

untuk terus melakukan sesuatu lebih baik

ditunjukkan dengan mutu produk dari ketiga

subjek yang selalu dijaga dan adanya inovasi-

inovasi baru dari masing-masing subjek, yang

membuat usaha ketiga subjek terus berkembang

dan lebih baik. Mutu selalu mereka jaga agar

pembeli selalu merasa puas ketika membeli

produk para ketiga subjek. Melakukan sesuatu

yang lebih baik diperlukan untuk terus

mengembangkan usaha dari ketiga subjek, ide-

ide baru untuk pasar, inovasi, selain itu mutu yang

selalu dijaga semua hal tersebut membuat

pembeli puas ketika membeli produk dari ketiga

subjek.

2. Leb ih menyukai peker jaan yang

memberikan tanggung jawab pribadi

untuk menemukan suatu solusi atas suatu

masalah

Perilaku yang menunjukkan ketiga subjek

menyukain pekerjaan yang memberikan

tanggung jawab pribadi untuk menemukan suatu

solusi atas suatu masalah, terlihat ketika masing-

masing subjek menyelesaikan semua pekerjaan

yang diberikan. Ketika menerima tugas, ketiga

subjek mengerjakan tugas tersebut sampai

selesai, apapun tugas yang diberikan, pada saat

ketiga subjek sudah memutuskan untuk

menerima, maka ketiga subjek berkomitmen

untuk menyelesaikannya sebagai bentuk

tanggung jawab ketiga subjek dan ketiga subjek

m e m i l i k i c a r a t e r s e n d i r i u n t u k

menyelesaikannnya. Selain itu perilaku yang lain

yaitu ketika menghadapi persoalan yang ada, baik

itu masalah bersifat produksi maupun masalah

lingkungan 'internal' perusahaan, ketiga subjek

menunjukkan bisa mengatasi hal tersebut. Selain

itu perilaku tanggung jawab ditunjukkan ketiga

subjek terhadap team atau pegawai mereka,

tanggung jawab untuk mempertahankan usaha

mereka demi para pegawai ketiga subjek yang

sudah menggantungkan hidup mereka pada usaha

ketiga subjek. Dengan memiliki sifat tanggung

jawab maka semua pekerjaan dan masalah selalu

diselesaikan oleh ketiga subjek.

3. Menyukai umpan balik, demi untuk

mengetahui apakah sudah mengalami

kemajuan

Perilaku yang menunjukkan ketiga subjek

83Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial

Vol. 11 No. 02, Agustus 2012

Aulia Rachendiar Pradipta

memiliki sifat yang menyukai adanya umpan

balik, baik dari lingkungan, orang maupun dari

pegawai masing-masing subjek, yaitu ketika

masing-masing subjek, senang ketika para

pegawai mereka berpendapat, tidak hanya senang

tetapi ketiga subjek mempunyai cara tersendiri

untuk mengaplikasikan pendapat mereka menjadi

sebuah produk yang siap jual. Selain itu perilaku

m e n g h a rg a i p e n d a p a t o r a n g l a i n d a n

menerapkannya kedalam produk dari masing-

masing subjek juga menunjukkan bagaimana

ketiga subjek memiliki sifat menyukai adanya

umpan balik karena adanya saran, kritik dan

umpan balik terhadap produk maupun hasil kerja

subjek sangat membantu usaha subjek untuk terus

berkembang menjadi lebih baik.

4. Bekerja pada tujuan yang menantang

Perilaku ketiga subjek yang menunjukkan

mereka adalah seseorang yang bekerja pada

tujuan yang menantang, ditunjukkan dengan

kemampuan ketiga subjek dalam hal menerima

pesanan yang sifatnya 'menantang' dalam artian

pekerjaan tersebut memiliki tingkat kesulitan

yang tinggi, membutuhkan waktu, tenaga, dll.

Ketiga subjek tidak pernah menolak semua

pekerjaan yang bersifat baru dan menantang yang

diberikan subjek. Tidak hanya mampu menerima,

tetapi mereka juga mampu untuk mengerjakan

pekerjaan tersebut dengan sempurna. Dalam

menerima pekerjaan yang 'menantang' ketiga

subjek menunjukkan perilaku senang, mereka

senang ketika mereka menerima tantangan baik

dari pembeli, lingkungan dan pemerintah.

Per i laku-per i laku d ia tas menunjukkan

bagaimana ketiga subjek adalah seseorang yang

bekerja pada tujuan yang menantang.

5. Menghindari tugas dengan tingkat

kesulitan tinggi dan tugas dengan tingkat

kesulitan rendah

Ketiga subjek adalah seseorang yang

memiliki kemampuan untuk mengambil semua

tugas yang diberikan, baik hal tersebut

mempunyai level rendah sampai dengan level

yang tinggi, ketiga subjek mempunyai alasan

mas ing-mas ing mengapa sub jek t idak

menghindari tugas yang sulit ataupun mudah,

karena hal tersebut-lah ketiga subjek dipercaya

oleh pembeli, bagaimanapun tugas yang

d i b e r i k a n , k e t i g a s u b j e k s a n g g u p

mengerjakannya. Perilaku senang menerima

84Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya

semua tugas yang diberikan tanpa memilih tugas

mana yang susah maupun mudah, tidak memilah-

milah tugas yang diberikan, membuat ketiga

subjek terus mendapatkan pelajaran dan

kepercayaan dari para pembeli mereka.

6. Fokus pada pencapaian prestasi

Perilaku yang menunjukkan ketiga subjek

adalah seseorang yang memiliki sifat fokus pada

pencapaian prestasi, terlihat ketika ketiga subjek

tidak pernah putus asa dalam mengerjakan tugas-

tugasnya, mereka selalu fokus terhadap tugas

yang diterima. Karena mereka adalah orang-

orang yang fokus terhadap apa yang dilakukan,

itu membuat tugas selalu selesai dan hal tersebut

membuat pembeli percaya untuk terus membeli

dari ketiga subjek. Selain itu perilaku yang tidak

mudah menyerah dan putus asa di dalam

mengerjakan semua pekerjaan menunjukkan

ketiga subjek memiliki fokus pada pencapaian

prestasi mereka. Dengan fokus pada pencapaian

prestasi ketiga subjek.

Namun selain menjelaskan bahwa

bagaimana keberhasilan berwirausaha didorong oleh

motivasi berprestasi, penulis juga menemukan adanya

hal baru yang tidak terdapat di dalam teori yang

digunakan oleh penulis yaitu :

1. Seseorang yang memil ik i mot ivas i

berprestasi tinggi cenderung memilih tugas

dengan derajat kesulitan yang sedang, yang

memungkinkan berhasil. Mereka menghindari

tugas yang terlalu mudah karena sedikitnya

tantangan atau kepuasan yang didapat. Mereka

yang menghindari tugas yang terlalu sulit

kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Tetapi

di dalam penelitian ini, ketiga subjek adalah

seseorang yang memiliki kemampuan untuk

mengambil semua tugas yang diberikan, baik hal

tersebut mempunyai derajat tingkat kesulitan

yang susah, sedang, maupun mudah sekalipun.

Ketiga subjek mempunyai alasan masing-masing

mengapa masing-masing dari subjek tidak

menghindari tugas yang sulit ataupun mudah,

adanya faktor kepercayaan dari ketiga subjek

mengenai suatu konsep 'rejeki', pembelajaran dan

kepercayaan dari masing-masing pelanggan

sangat melekat erat di diri masing-masing subjek

dimana hal tersebut yang menjadi dasar bagi

ketiga subjek untuk menerima semua tugas yang

diberikan. Ketiga subjek percaya bahwa rejeki

bisa datang dari banyak hal, keyakinan akan

85 Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Aulia Rachendiar Pradipta

faktor 'rejeki' tersebutlah yang membuat ketiga

subjek mempunyai suatu pemikiran bahwa

apapun tugas yang diberikan itu adalah 'rejeki'

yang diberikan kepada ketiga subjek karena hal

tersebut-lah ketiga subjek dipercaya oleh

pembeli, bagaimanapun tugas yang diberikan,

ketiga subjek sanggup mengerjakannya. Karena

hal tersebut-lah ketiga subjek dipercaya oleh

pembeli, bagaimanapun tugas yang diberikan,

ketiga subjek sanggup mengerjakannya apa yang

pembeli inginkan, baik itu memiliki tingkat yang

mudah maupun tingkat kesulitan yang susah, dan

ketiga subjek mengerjakannya dengan sempurna.

Karena ketiga subjek terus menerima apa yang

p e m b e l i i n g i n k a n , d a n k e t i g a s u b j e k

menyelesaikan dengan hasil yang baik hal

tersebut yang membuat pembeli puas dengan

hasil kerja subjek, dan untuk kedepan pembeli

pun terus menerus datang dan membeli produk

dari ketiga subjek.

2. Adanya hasrat atau passion yang sudah

melekat di dalam diri ketiga subjek yang

membuat subjek terus menerus berjuang untuk

mengembangkan usaha subjek, menariknya

adalah passion tersebut timbul bukan dari

keinginan pribadi masing-masing subjek, tetapi

lebih kepada kepentingan sosial, ketiga subjek

mempunyai tanggung jawab moral terhadap

lingkungannya, terhadap karyawan dari ketiga

subjek, yang telah menggantungkan hidup dari

usaha ketiga subjek, pembelajaran sekaligus

s ebaga i ' j emba t an ' bag i me reka yang

berkebutuhan khusus, dll. Moral seperti itulah

yang terus melekat di dalam diri ketiga subjek, hal

tersebut membuat ketiga subjek terus mempunyai

semangat atau 'passion' untuk terus berjuang

walau di keadaan sulit sekalipun, semangat

tersebut yang membawa ketiga subjek berhasil di

dalam kegiatan beriwarausaha mereka. Dapat

penulis katakan bahwa ketiga subjek yang ada di

dalam penelitian ini adalah 'wanita-wanita super',

rasa semangat dan motivasi dari ketiga subjek

untuk terus berkembang dengan tidak melupakan

fungsi sosial, di dalam keaadan sulit ketiga subjek

selalu berpikir bagaimana para pegawai, orang-

orang yang telah menggantungkan hidup pada

ketiga subjek. Passion yang keluar dari dalam diri

masing-masing subjek-lah yang bisa mendorong

mereka untuk terus berjuang dan mencapai

86Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1. No. 02, Agustus 2012

Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya

keberhasilan wirausaha mereka.

3. Terdapat hal-hal yang bersifat prinsip di

dalam penelitian diatas, prinsip prinsip para

pelaku wirausaha yang berhasil adalah prinsip

prinsip mengenai adanya bantuan Allah SWT di

dalam keberhasilan wirausaha mereka, adanya

prinsip karma yang berhubungan dengan

lingkungan sekitarnya. Adanya prinsip-prinsip

kejujuran di dalam berwirausaha sangat melekat

pada ketiga subjek, bahwa berwirausaha haruslah

jujur, terutama pada subjek ketiga , yang dahulu

mengawali usaha sebagai seorang rentenir,

dimana ia tidak jujur dan mengaku setiap awal

bulan subjek selalu mengalami kecalakaan, dan

bagi beliau itu adalah karma dari perbuataannya,

sejak itulah beliau membuka usaha dengan jujur

dan sampai sekarang beliau mendulang

keberhasilan di wirausahanya, Prinsip sosial pun

terdapat dalam diri ketiga subjek, ketiga subjek

mengatakan bahwa ketika mereka memberikan

pelatihan-pelatihan gratis kepada masyarakat

mereka tidak mengalami kerugian, apabila

dihitung secara teori manajemen pemberian

pelatihan secara gratis pasti memerlukan biaya

yang banyak, tetapi bagi ketiga subjek mereka

mendapatkan keuntungan, yaitu ketentraman di

dalam hati masing masing subjek, seperti subjek

pertama bahwa semua pelatihan gratis yang

diberikan subjek yaitu yang pertama adalah

sebagai pembelajaran bagi masyarakat bahwa

kegiatan sulam itu susah, dengan begitu setiap

konsumen yang akan membeli produk MS

mereka mengetahui bahwa susah membuatnya

sehingga mereka tidak akan menawar, kedua

adalah dengan memberikan pelatihan gratis itu

bisa mendapatkan keuntungan di dalam hati,

bahwa subjek telah memberikan sesuatu yang

berharga bagi masyarakat yaitu ilmu, sehingga

nantinya semua masyarakat bisa membudayakan

sulam itu. Bagi ketiga subjek mereka percaya

dengan adanya bantuan dari Allah, adanya suatu

konsep bahwa apabila Allah tidak ridho maka

mereka tidak akan bisa seperti sekarang ini seperti

subjek kedua di akhir wawancara subjek

mengatakan bahwa subjek menentang renald

kashari tentang suatu konsep keuntungan, subjek

mengatakan bahwa apabila Allah tidak ridho

maka tidak akan terjadi. Prinsip prinsip kejujuran,

nurani, hati, manajemen hati, kedekatan diri

87 Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1. No. 02, Agustus 2012

Aulia Rachendiar Pradipta

dengan Allah SWT, karma, berbuat baik sangat

erat melekat di dalam keberhasilan berwirausaha

ketiga subjek, dan hal tersebut yang tidak terdapat

di dalam teori, seperti hitungan matematika

apabila satu ditambah satu hitungan matematika

pasti hasilnya dua, tetapi dengan memasukkan

konsep dan prinsip prinsip diatas, maka satu

ditambah satu menghasilkan lima puluh, seratus

atau bahkan lebih.

'

4. Bekerja dengan hati', penulis menemukan

bahwa adanya faktor bekerja dengan hati juga

sebagai faktor pendorong keberhasi lan

berwirausaha bagi ketiga subjek, keyakinan

ketiga subjek tentang 'bekerja dengan hati'

membuat ketiga subjek mengerjakan semua

pekerjaan dengan hasil yang sempurna, hal-hal

yang bersifat prinsip seperti kejujuran, ikhlas,

tulus mengerjakan segala sesuatu dengan

sempurna membuat ketiga subjek selalu

menyelesaikan pekerjannya dengan sempurna,

selalu menjaga quality control dari suatu produk

mereka, mempunyai keinginan agar pembeli

senang dengan apa yang mereka produksi, tidak

m e m b u a t d e n g a n ' a s a l - a s a l a n ' s e l a l u

mengutamakan kualitas dari suatu produksi

semua hal tersebut yang selalu menjadikan ketiga

subjek menghasilkan produk-produk yang

sempurna. Menikmati pekerjaan sebagai

wirausaha juga merupakan suatu faktor tambahan

yang membuat ketiga subjek terus menerus

berjuang dan mengembangkan wirausaha

mereka.

Kesimpulan

Di dalam bidang wirausaha, seseorang

dituntut untuk terus berkembang dalam wirausahanya,

ketika mendapatkan suatu pekerjaan seseorang

dituntut untuk menyelesaikannya tepat waktu, tidak

mengecewakan pembeli, dan kondisi kerja yang

penuh dengan tantangan, seseorang yang bergerak di

bidang wirausaha bukanlah seseorang yang 'aman',

ketika seseorang memutuskan mengambil wirausaha

sebagai pilihan karir, maka seseorang tersebut harus

siap menerima tantangan dan mengambil resiko tidak

mendapatkan penghasilan tetap atau sebaliknya

berhasil, seseorang yang memiliki motivasi

berprestasi tinggi adalah seseorang yang menyukai

tantangan dan berani mengambil resiko, ketika

seseorang tersebut menerima suatu pekerjaan atau

88Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya

tugas, mereka tidak akan pernah menyerah dalam

mengerjakan tugas tersebut, mereka akan fokus

terhadap apa yang dikerjakan-nya, ketika seseorang

yang memiliki kebutuhan tinggi untuk berprestasi

menyelesaikan pekerjaannya, ia membutuhkan

umpan balik, saran , dan kritik atas hasil kerja mereka,

saran dan kritik tersebut diperlukan untuk menilai

apakah mereka sudah mengalami kemajuan atau

kemunduran. Seseorang yang memiliki kebutuhan

untuk berprestasi tinggi.

Selain faktor motivasi berprestasi, adanya

prinsip-prinsip yang dipegang ketiga subjek juga

membantu dalam keberhasilan usaha subjek, yaitu

adanya prinsip kejujuran, dan juga adanya bantuan

Tuhan yang tidak terdapat di dalam teori, ketiga subjek

meyakini bahwa tanpa adanya Tuhan, Allah SWT

mereka tidak bisa seperti sekarang, karena itu selain

memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, ketiga

subjek juga berdoa dan memiliki yang biasa ketiga

subjek sebut “bekerja dengan hati” berkerja dengan

tulus dan menjaga usaha tersebut dengan moral.

89Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial

Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Pustaka Acuan

Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press.

Alma, Buchari. (2010). Kewirausahaan. (edisi enambelas). Bandung. Alfabeta.

Chaplin, J.P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dr. Suryana, Yuyus, S.E., M.S, IR. Bayu Kartib, M.Si. (2010). Kewirausahaan:Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. (edisi pertama). Jakarta. Prenada Media Group.

Dr. Suryana, M.Si. (2008). Kewirausahaan: Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. (cetakan ketiga). Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

Dwi Riyanti, B. P. (2002). Factors Influencing The Succes of Small-Scale Entrepreneurs In Indonesia. Jakarta, Indonesia. Atmajaya Indonesia Catholic University.

Fadiati, Ari, M.Si., Purwana Dedi, M.Buss,. (2011). Menjadi Wirausaha Sukses. (cetakan kedua). Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Kasmir. (2011). Kewirausahaan. (edisi revisi). Jakarta. Rajagrafindo Persada.

Lyle M, Spencer. (1993). Competence At Work Models For Superior Perfomance. New York. John Wiley & Sons.

Aulia Rachendiar Pradipta

90Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

Makhbud, M.A, & Hasun, M. F. (2011). Enterpreneurial Success: An Explanatory Study among Entrepreneurs. (Vol 6, No.1). Bangi, Selangor, University Kebangsaan Malaysia. Faculty of Economic and Bussiness.

Poerwandari, Kristi. (2001). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku manusia. Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3).

Poerwandari, Kristi. (2011). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. (edisi keempat). Jakarta. Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi.

Robbins, P. S., Coulter Marry. (2012). Management. (eleventh edition). New Jersey. Prentice Hall.

Robbins, P. S., Judge, A. T. (2008). Perilaku Organisasi:Organizational Behavior. (edisi keduabelas). Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

Ross, Buck. (1988). Human Motivation and Emotion. (second edition). New York. John Wiley & Sons.

__________(2009). Undang-Undang UKM (Usaha Mikro Kecil & Menengah). Jakarta. Sinar Grafika.

Winter, G. D. (2010). Why Achievment Motivation Predicts Success in Business but Failure in Politics : The Importance of Personal Control. (Volume 78, Issue 6). America. University of Michigan. Departement of Psychology.

Yin, R. K. (2003). Studi Kasus : Desain dan Metode. Jakarta. PT. Raja Grafindo Perkasa.

Data ketenagakerjaan Provinsi Jawa Timur. Badan Pusat Statistik. [online].Diakses pada tanggal 15 Januari 2012 dari http://jatim.bps.go.id/

Jumlah Pengangguran di Surabaya Capai 91.158 orang (2007, 27 Maret). Detik Surabaya [online]. Diakses pada t a n g g a l 1 9 f e b r u a r i 2 0 1 2 d a r i http://www.surabaya.detik.com/read/2007/08/27/144554/822185/466/jumlah-pengagguran-di-surabaya-capai-91158-orang.

Jumlah pengangguran di kota Surabaya pada tahun 2008 bertambah 7 persen. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012 dari http://surabayajobfair.com/jumlah-pengangguran-di-kota-surabaya-pada-tahun-2008-bertambah-7-persen.html.

Pengangguran Meningkat 20 Persen. Harian Birawa. [online]. Diakses pada tanggal 19 Februari 2012 dari http://www.harianbhirawa.co.id/publik/12656-2011-pengangguran-meningkat-20-persen.

Peran UKM Dalam Perekonomian Indonesia. Diakses pada tanggal 15 Februari 2012 dari http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2034751-peran-ukm-dalam-perekonomian-indonesia/.

Titik winarti berbisnis untuk akhirat (Desember, 20 2010). Wordpress [online]. Diakses pada tanggal 10 Februari 2012 dari http://windakomunikasi.wordpress.com/2010/12/20/titik-winarti-berbisnis-untuk-akhirat/.

Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya

91Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial

Vol. 1 No. 02, Agustus 2012

UMKM Primadona Ekonomi Indonesia. (8 Februari 2011). Kompasiana. [online]. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012 dari http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/02/08/umkm-primadona-ekonomi-indonesia/.

Pemkot dan DPRD tidak Harmonis: Pengangguran Meningkat 15 Persen. Radjawarta. [online]. Diakses pada tanggal 19 Februari 2012 dari http://www.radjawarta.com/pemkot-dan-dprd-tidak-harmonis pengangguran-meningkat-15-persen.

Aulia Rachendiar Pradipta