Upload
buithu
View
276
Download
19
Embed Size (px)
Citation preview
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|i
Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun
2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos
Usaha Tanaman Pangan dan Survei Struktur Ongkos Usaha Peternakan.
Pelaksanaan Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan ini
direncanakan setiap 3 tahun sekali.
Tujuan utama dari kegiatan SOUT2017 ini adalah mendapatkan data
statistik yang akurat tentang subsektor tanaman pangan dan peternakan berupa
struktur ongkos usaha tanaman pangan dan peternakan, profil pengusahaan
tanaman pangan dan peternakan, dan keadaan sosial ekonomi rumah tangga
usaha tanaman pangan dan peternakan.
Buku pedoman pencacah tanaman pangan SOUT2017 (SOUT2017-
SPD/SPW.PCS) ini memuat hal-hal yang perlu diketahui oleh PCS dalam
melakukan palaksanaan SOUT2017, khususnya usaha tanaman pangan, yang
meliputi latar belakang kegiatan, tujuan, cakupan, jadwal pelaksanaan,
organisasi lapangan, tata cara pelaksanaan lapangan, konsep definisi, dan tata
cara pengisian kuesioner yang digunakan dalam kegiatan survei.
Keberhasilan pelaksanaan pencacahan SOUT2017 ini ditentukan oleh niat,
tekad, dan kesungguhan kita semua. Oleh karena itu, diharapkan agar para
petugas harus melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya dan penuh tanggung
jawab dan berpegang teguh pada buku pedoman.
Akhirnya, atas kontribusi semua pihak di pusat dan daerah dalam
pelaksanaan pencacahan SOUT2017 ini diucapkan terima kasih.
Selamat bekerja.
Jakarta, Januari 2017
Deputi Bidang Statistik Produksi
Badan Pusat Statistik,
Dr. Adi Lumaksono, MA
KATA PENGANTAR
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2. Tujuan............................................................................................................... 1
1.3. Landasan Hukum.......................................................................................... 2
1.4. Cakupan........................................................................................................... 2
1.5. Instrumen yang Digunakan....................................................................... 2
1.6. Jadwal Kegiatan............................................................................................ 4
BAB 2 ORGANISASI LAPANGAN
2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah........... 5
2.2. Petugas Pencacah SOUT2017................................................................ 5
BAB 3 TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN
3.1. Tahapan Pendaftaran Rumah Tangga................................................... 10
3.2. Tahapan Pencacahan Rumah Tangga Sampel.................................... 16
3.3. Tata Cara Wawancara.................................................................................. 19
3.4. Tata Tertib Pengisian Daftar...................................................................... 20
BAB 4 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR SOUT2017-L............................... 23
BAB 5 TATA CARA PENGISIAN DSRT........................................................... 35
BAB 6 PENJELASAN KOMODITAS
6.1. Cakupan Komoditas.................................................................................... 41
6.2. Penjelasan Komoditas................................................................................ 42
6.3. Produksi dalam Kualitas Standar............................................................ 45
BAB 7 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR SOUT2017-SPD/SPW.S
7.1. Keterangan yang Dikumpulkan.............................................................. 51
7.2. Cara Pengisian Daftar ST2013-SPD.S/ST2013-SPW.S..................... 53
BAB 8 PENUTUP.............................................................................................. 127
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Blok Sensus Sebelum Pendaftaran................................................... 129
Lampiran 2. Peta Blok Sensus Setelah Pendaftaran..................................................... 130
iv|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Lampiran 3. Rekap Sampel Blok Sensus........................................................................... 131
Lampiran 4. Daftar Sampel Blok Sensus........................................................................... 132
Lampiran 5. Daftar SOUT2017-L.......................................................................................... 133
Lampiran 6. Daftar SOUT2017-DSRT................................................................................. 137
Lampiran 7. Peta Blok Sensus dengan Posisi Rumah Tangga Sampel.................. 139
Lampiran 8. Contoh Pengisian Daftar SOUT2017-SPD.S............................................ 140
Lampiran 9. Contoh Pengisian Daftar SOUT2017-SPW.S............................................ 156
Lampiran 10. Perbedaan Padi Hibrida dan Padi Inbrida, Perbedaan Jagung
Hibrida dan Jagung Komposit, serta Daftar Varietas Tanaman
Padi dan Jagung.............................................................................................. 171
Lampiran 11. Perbedaan SRI, PTT, dan Konvensional Dilihat dari Pengelolaan
Hara..................................................................................................................... 174
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|1
1.1. Latar Belakang
Sektor pertanian memberikan kontribusi yang cukup berarti pada
perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur PDB Indonesia pada
triwulan III tahun 2016 yang masih didominasi oleh 3 (tiga) lapangan usaha
utama, yaitu: Industri Pengolahan (19,90 persen); Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan (14,42 persen); dan Perdagangan Besar-Eceran Reparasi Mobil-
Sepeda Motor (12,98 persen). Dari sisi penyerapan tenaga kerja, menurut hasil
Sakernas (Februari 2016), lapangan pekerjaan Pertanian, Perkebunan,
Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak
38,29 juta orang atau sekitar sekitar 31,74% dari total penduduk berusia 15
tahun ke atas yang bekerja.
Pembangunan di sektor pertanian selain bertujuan meningkatkan
produksi juga untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga pertanian.
Subsektor pada sektor pertanian yang memegang peranan penting dalam
pemenuhan kebutuhan pangan dan protein masyarakat adalah subsektor
tanaman pangan dan peternakan. Untuk itu diperlukan data yang dapat
menggambarkan struktur ongkos usaha, profil rumah tangga, dan kondisi sosial
ekonomi rumah tangga usaha tanaman pangan dan peternakan. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan data tersebut dilakukan Survei Struktur Ongkos Usaha
Tanaman Pangan dan Peternakan tahun 2017 (SOUT2017).
1.2. Tujuan
a. Mendapatkan data statistik yang akurat tentang subsektor tanaman pangan
dan peternakan berupa gambaran yang jelas tentang struktur ongkos usaha
rumah tangga tanaman pangan dan peternakan di Indonesia.
b. Mendapatkan data mengenai profil pengusahaan tanaman pangan dan
peternakan.
c. Mendapatkan data mengenai keadaan sosial ekonomi rumah tangga usaha
tanaman pangan dan peternakan.
PENDAHULUAN 1
2|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
1.3. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683);
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854);
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan
Pusat Statistik;
d. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah; dan
e. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.
1.4. Cakupan
SOUT2017 dilakukan di 34 provinsi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Cakupan komoditas tanaman pangan meliputi 8 (delapan)
komoditas, yaitu: padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Sementara itu, cakupan komoditas
peternakan meliputi 12 (dua belas) komoditas, yaitu: kerbau, sapi perah, sapi
potong, babi, domba, kambing, ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras
petelur, itik, itik manila, dan kelinci potong.
1.5. Instrumen yang Digunakan
1) Sketsa Peta Blok Sensus SE2016-WB atau ST2013-WB atau SP2010-WB
Peta SE2016-WB adalah peta blok sensus hasil updating pemetaan tahun
2015. Peta ST2013-WB adalah peta blok sensus hasil updating pemetaan
tahun 2012-2013. Peta SP2010-WB adalah peta blok sensus hasil pemetaan
tahun 2008 dan 2009. Peta digunakan sebagai dasar untuk mengenali
wilayah kerja, panduan cakupan area pada saat pendaftaran rumah tangga,
dan petunjuk lokasi rumah tangga terpilih sampel pada saat pencacahan
sampel. Peta dasar yang digunakan harus sesuai dengan kondisi di
lapangan. Oleh karena itu, peta yang digunakan adalah peta blok sensus
kondisi terbaru yang belum ada gambar bangunan fisik maupun lokasi
rumah tangga.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|3
2) Daftar Sampel Blok Sensus
Daftar ini berisi sampel blok sensus terpilih yang akan menjadi wilayah
kerja petugas pencacah dan petugas pengawas.
3) Daftar SOUT2017-L
Daftar SOUT2017-L adalah daftar yang memuat nama-nama kepala rumah
tangga beserta alamat (SLS, nama jalan, dsb) hasil ST2013 atau SP2010
atau survei terakhir yang dilakukan BPS dalam suatu blok sensus. Daftar ini
digunakan untuk melakukan pendaftaran rumah tangga pada blok sensus
serta identifikasi rumah tangga yang mengusahakan tanaman pangan dan
peternakan dalam satu blok sensus. Satu Daftar SOUT2017-L digunakan
untuk satu blok sensus.
4) Daftar SOUT2017-DSRT
Daftar ini berisi sampel rumah tangga usaha tanaman pangan dan/atau
peternakan terpilih dan keterangan hasil pencacahan.
5) Daftar SOUT2017-SPD.S
Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan satu rumah tangga
usaha tanaman pangan padi terpilih yang tercantum dalam Daftar
SOUT2017-DSRT. Data yang dicatat dalam daftar SOUT2017-SPD.S adalah
keterangan dari usaha tanaman padi oleh rumah tangga.
6) Daftar SOUT2017-SPW.S
Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan satu rumah tangga
usaha tanaman pangan palawija terpilih yang tercantum dalam Daftar
SOUT2017-DSRT. Data yang dicatat dalam daftar SOUT2017-SPW.S adalah
keterangan dari usaha tanaman palawija oleh rumah tangga.
7) Daftar SOUT2017-STU.S
Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan satu rumah tangga
usaha ternak terpilih yang tercantum dalam Daftar SOUT2017-DSRT. Data
yang dicatat dalam daftar SOUT2017-STU.S adalah keterangan dari ternak
terpilih yang dipelihara oleh rumah tangga, bukan dari satu orang peternak
saja.
8) Buku Pedoman Pencacah Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman
Pangan (SOUT2017-SPD/SPW.PCS)
Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pencacah dalam melakukan
pencacahan rumah tangga usaha tanaman pangan.
9) Buku Pedoman Pencacah Survei Struktur Ongkos Usaha Peternakan
(SOUT2017-STU.PCS)
Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pencacah dalam melakukan
4|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
pencacahan rumah tangga usaha peternakan.
10) Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Struktur Ongkos Usaha
Tanaman Pangan (SOUT2017-SPD/SPW.PMS)
Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pengawas/pemeriksa dalam
melakukan pengawasan lapangan dan pemeriksaan dokumen SOUT2017-
SPD.S dan dokumen SOUT2017-SPW.S
11) Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Struktur Ongkos Usaha
Peternakan (SOUT2017-STU.PMS)
Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pengawas/pemeriksa dalam
melakukan pengawasan lapangan dan pemeriksaan dokumen SOUT2017-
STU.S.
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan SOUT 2017
No. Kegiatan Jadwal
(1) (2) (3)
1. Persiapan November 2015 – Maret 2017
2. Workshop Intama 13 – 14 Februari 2017
3. Pelatihan Innas 20 – 23 Februari 2017
4. Pelatihan Inda 6 – 9 Maret 2017
5. Pelatihan Petugas 13 – 24 Maret 2017
6. Pelaksanaan Pendaftaran Rumah
Tangga
1 – 14 April 2017
7. Pengolahan Hasil Pendaftaran 8 – 21 April 2017
8. Pengambilan Sampel Rumah Tangga 21 – 25 April 2017
9. Pelaksanaan Pencacahan Rumah
Tangga
1 Mei – 30 Juni 2017
10. Pengolahan Hasil pencacahan Juni – Agustus 2017
11. ARC 17 November 2017
1.6. Jadwal Kegiatan
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|5
2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah
Pengarah pelaksanaan SOUT2017 secara keseluruhan adalah Kepala BPS.
Ketua merangkap Penanggung jawab bidang teknis untuk kegiatan pelaksanaan
adalah Deputi Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat Eselon I terkait
sebagai penanggung jawab bidang lainnya. Koordinator bidang teknis
SOUT2017 adalah Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan
Perkebunan (STPHP) dan Direktur Statistik Peternakan, Perikanan, dan
Kehutanan (SP2K), sedangkan Pejabat Eselon II terkait lainnya sebagai
koordinator sesuai bidangnya.
Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS
Provinsi. Penanggung jawab bidang teknis adalah Kepala Bidang Statistik
Produksi, sedangkan Pejabat Eselon III lainnya sebagai penanggung jawab
sesuai tugas dan fungsinya. Koordinator bidang teknis SOUT2017 adalah Kepala
Seksi Statistik Pertanian, sedangkan Pejabat Eselon IV terkait lainnya sebagai
koordinator sesuai tugas dan fungsinya.
Penanggung Jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah
Kepala BPS Kabupaten/Kota. Koordinator bidang teknis adalah Kepala Seksi
Statistik Produksi. Pejabat Eselon IV lainnya sebagai koordinator sesuai tugas
dan fungsinya.
2.2. Petugas Pencacah SOUT2017
Beban petugas pencacah (PCS) sekitar 4 (empat) blok sensus untuk
pelaksanaan pendaftaran (listing), dan sekitar 60 s.d. 80 rumah tangga untuk
pelaksanaan pencacahan rumah tangga. Petugas pencacah bisa lintas
kecamatan. Sekitar 3 (tiga) orang PCS diawasi oleh 1 (satu) orang
Pengawas/pemeriksa (PMS).
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Lapangan
ORGANISASI LAPANGAN 2
PCS PCS PCS
PMS
6|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
2.2.1. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Pencacah (PCS)
PCS mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang sebagai berikut:
1) Mengikuti pelatihan SOUT2017 selama 4 (empat) hari efektif.
2) Menerima instrumen pelatihan dari Panitia Pelatihan, berupa Peta
SE2016-WB atau ST2013-WB atau SP2010-WB, Daftar Sampel Blok Sensus,
Daftar SOUT2017-L, Daftar SOUT2017-DSRT, Daftar SOUT2017-SPD.S,
Daftar SOUT2017-SPW.S, Daftar SOUT2017-STU.S, Buku Pedoman
Pencacahan Tanaman Pangan (SOUT2017-SPD/SPW.PCS), dan Buku
Pedoman Pencacahan Peternakan (SOUT2017-STU.PCS).
3) Menerima instrumen pelaksanaan pendaftaran dari PMS, berupa Peta
SE2016-WB atau ST2013-WB atau SP2010-WB dan Daftar SOUT2017-L.
4) Bersama dengan PMS, mengenali batas-batas blok sensus yang akan
dilakukan kegiatan pendaftaran rumah tangga yang menjadi tanggung
jawabnya.
5) Bersama dengan PMS, melakukan koordinasi dengan penguasa wilayah dan
Ketua SLS setempat untuk menginformasikan kegiatan lapangan SOUT2017.
6) Melakukan pendaftaran seluruh rumah tangga dalam suatu BS dengan
Daftar SOUT2017-L.
7) Menggambarkan simbol bangunan fisik dan menuliskan nomor urut
bangunan fisik pada peta blok sensus.
8) Menyerahkan dokumen hasil pendaftaran rumah tangga kepada PMS,
berupa Peta SE2016-WB atau ST2013-WB atau SP2010-WB yang telah diberi
simbol dan Daftar SOUT2017-L yang telah diisi.
9) Menerima, memperbaiki, dan menyerahkan kembali Peta SE2016-WB atau
ST2013-WB atau SP2010-WB dan Daftar SOUT2017-L yang dinyatakan salah
oleh PMS.
10) Butir 9) terus dilakukan sampai Peta SE2016-WB atau ST2013-WB atau
SP2010-WB dan isian Daftar SOUT2017-L dinyatakan tidak ada yang salah
oleh PMS
11) Menerima instrumen pelaksanaan pencacahan dari PMS, berupa Peta
SE2016-WB atau ST2013-WB atau SP2010-WB yang telah diberi simbol,
Dalam melaksanakan tugas, seluruh Petugas Lapangan SOUT2017
harus membawa Surat Tugas
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|7
Daftar SOUT2017-DSRT, Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar
SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S.
12) Jika diperlukan, bersama dengan PMS, mengenali batas-batas blok sensus
yang akan dilakukan kegiatan pencacahan rumah tangga yang menjadi
tanggung jawabnya.
13) Melakukan pencacahan rumah tangga usaha tanaman pangan dengan
Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau
pencacahan rumah tangga usaha peternakan dengan Daftar SOUT2017-
STU.S.
14) Memeriksa kelengkapan isian Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar
SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S.
15) Mengisi rekapitulasi hasil pencacahan pada Daftar SOUT2017-DSRT.
16) Memeriksa kesesuaian isian antara Daftar SOUT2017-DSRT dengan Daftar
SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar
SOUT2017-STU.S.
17) Menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada PMS, berupa Peta
SE2016-WB atau ST2013-WB atau SP2010-WB yang telah diberi simbol,
Daftar SOUT2017-DSRT, Daftar SOUT2017-SPD.S yang telah diisi, dan/atau
Daftar SOUT2017-SPW.S yang telah diisi, dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S
yang telah diisi.
18) Menerima, memperbaiki, dan menyerahkan kembali Daftar SOUT2017-
SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S
yang dinyatakan salah oleh PMS.
19) Butir 18) terus dilakukan sampai isian Daftar SOUT2017-SPD.S, Daftar
SOUT2017-SPW.S, dan Daftar SOUT2017-STU.S dinyatakan tidak ada yang
salah oleh PMS.
20) Mematuhi mekanisme, tahapan, dan jadwal waktu yang ditentukan.
21) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh PMS atau perintah langsung
maupun tidak langsung dari Pimpinan BPS Kabupaten/Kota, serta petunjuk
dalam buku pedoman.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|9
Dalam kegiatan Survei Struktur Ongkos Usaha Pertanian Tanaman
Pangan dan Peternakan (SOUT2017), pelaksanaan lapangan dilakukan dengan 2
(dua) kali kunjungan. Pertama, melakukan pendaftaran seluruh rumah tangga
dalam blok sensus terpilih. Kedua, melakukan pencacahan sampel rumah
tangga terpilih.
Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan Lapangan SOUT2017
3 TATA CARA PELAKSANAAN LAPANGAN
10|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
3.1. Tahapan Pendaftaran Rumah Tangga
Kunjungan pertama dilakukan PCS untuk melakukan pendaftaran rumah
tangga. Pendaftaran rumah tangga Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman
Pangan dan Peternakan (SOUT) Tahun 2017 bertujuan untuk memperoleh daftar
nama dan alamat rumah tangga yang lengkap dan mutakhir sekaligus
mendapatkan informasi pengusahaan tanaman pangan dan peternakan yang
akan digunakan sebagai kerangka sampel rumah tangga. Pendaftaran rumah
tangga ini dilakukan dengan berpanduan pada data awal nama dan alamat
rumah tangga yang tercetak (pre-printed) hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013)
atau Sensus Penduduk 2010 (SP2010) atau hasil survei terakhir yang dilakukan
BPS. Penggunaan daftar rumah tangga hasil sensus dimaksudkan agar cakupan
(coverage) rumah tangga dalam blok sensus dapat dioptimalkan. Instrumen
yang digunakan dalam pendaftaran rumah tangga adalah Peta SE2016-WB atau
ST2013-WB atau SP2010-WB dan Daftar SOUT2017-L.
3.1.1 Metode Pendaftaran Rumah Tangga
Pendaftaran rumah tangga dilakukan secara “door to door” dengan beban
tugas sekitar 4 (empat) blok sensus untuk setiap petugas. Metode “door to door”
adalah melakukan kunjungan ke setiap bangunan tempat tinggal rumah tangga
dalam blok sensus secara berurutan. Cakupan rumah tangga yang dikunjungi
adalah seluruh rumah tangga dalam blok sensus baik yang tercantum maupun
yang belum tercantum pada Daftar SOUT2017-L. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara langsung kepada kepala rumah tangga atau anggota rumah
tangga yang benar-benar mengetahui tentang karakteristik kegiatan pertanian
yang ada di rumah tangganya sesuai Daftar SOUT2017-L.
3.1.2 Prosedur Pengenalan Wilayah Kerja
Penelusuran wilayah kerja dilakukan oleh PCS sebelum melakukan
pendaftaran rumah tangga,dengan tahapan sebagai berikut:
1) Tuliskan nama kegiatan “SOUT2017” pada judul peta sehingga menjadi
“SKETSA PETA BLOK SENSUS SOUT2017”.
2) Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di
wilayah tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS Kabupaten/Kota.
Tanyakan posisi rumah tangga pertama yang tercantum pada Daftar
SOUT2017, kemudian PCS memberi simbol kotak () pada posisi
bangunan fisik rumah tangga pertama tersebut di peta blok sensus;
3) Menelusuri wilayah kerja dengan membawa peta blok sensus;
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|11
4) Mengenali arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan landmark
(bangunan yang mudah dikenali sebagai batas seperti rumah ibadah,
sekolah, kantor, dsb.). Periksa ketepatan posisi landmark dan tambahkan
landmark pada batas luar SLS dan batas luar blok sensus bila belum ada.
Perhatikan dengan seksama batas terluar blok sensus, karena hal ini
berkaitan dengan cakupan rumah tangga dalam blok sensus tersebut.
Apabila terdapat ketidaksesuaian antara batas terluar peta blok sensus
dengan rumah tangga yang tercakup dalam Daftar SOUT2017-L, PCS harus
memastikan batas terluar blok sensus tersebut;
5) Jika ditemui ketidaksesuaian arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan
landmark penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.), PCS
memperbaiki dan/atau melengkapi arah utara, batas luar blok sensus, jalan,
dan landmark penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.) dengan
menggunakan simbol yang tercantum pada legenda sesuai keadaan di
lapangan;
6) PCS merencanakan kegiatan pendaftaran rumah tangga dengan cermat
agar seluruh rumah tangga dalam blok sensus tersebut tidak terlewat
cacah atau tercacah lebih dari satu kali;
7) Melakukan identifikasi karakter masyarakat dan menyusun rencana untuk
menyesuaikan diri (waktu berkunjung, dan lain-lain).
3.1.3 Prosedur Pendaftaran Rumah Tangga
Pendaftaran rumah tangga usaha tanaman pangan dan peternakan di
setiap blok sensus dilakukan oleh seorang PCS di bawah pengawasan seorang
PMS. Pendaftaran seluruh rumah tangga pada blok sensus dilakukan dengan
menggunakan Daftar SOUT2017-L. Informasi yang dikumpulkan adalah
keberadaan rumah tangga dengan berbagai kondisi saat ini dibandingkan
kondisi awal yang tercatat pada Daftar SOUT2017-L (ditemukan, ganti kepala
rumah tangga, pindah dalam blok sensus, baru, bergabung dengan rumah
tangga lain, pindah ke luar blok sensus, dan tidak ditemukan) dan informasi
pengusahaan tanaman pangan dan peternakan. Prosedur yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1) Kunjungi rumah tangga yang tercantum pada Daftar SOUT2017-L dimulai
dari rumah tangga pertama yang tercantum pada daftar tersebut;
2) Pada bangunan tempat tinggal yang dikunjungi, lakukan pendaftaran
keberadaan rumah tangga berdasarkan informasi yang sudah tercetak
pada Daftar SOUT2017-L. Jika rumah tangga tersebut ditemukan, ganti
12|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
kepala rumah tangga, pindah dalam blok sensus, baru (Daftar SOUT2017-L
Kolom (6) berkode 1 atau 2 atau 3 atau 4), selesaikan wawancara hingga
seluruh pertanyaan pada Daftar SOUT2017-L Blok V selesai, lalu dilanjutkan
ke rumah tangga berikutnya;
3) Jika urutan lokasi rumah tangga pada Daftar SOUT2017-L tidak sesuai
dengan kondisi di lapangan, maka PCS dapat mengunjungi rumah tangga
sesuai dengan lokasi rumah tangga yang berdekatan terlebih dahulu secara
berurutan. Pemberian nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran (Daftar
SOUT2017-L Blok V Kolom (7)) sesuai urutan kunjungan ke setiap rumah
tangga;
4) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai,
lanjutkan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan
berakhir, pencacah harus kembali ke rumah tangga tersebut.
5) Apabila pada saat pendaftaran ditemukan rumah tangga yang tidak
tercantum pada Daftar SOUT2017-L (rumah tangga baru), maka rumah
tangga baru tersebut dituliskan pada baris kosong setelah baris terakhir
yang terisi dengan cara:
a. Jika rumah tangga baru tersebut menempati bangunan fisik baru maka
pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti
bangunan fisik dan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian
akhiran berupa abjad A, B, C, dst.
b. Jika rumah tangga baru yang menempati bangunan fisik lama maka
pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensusnya mengikuti
nomor bangunan fisik dan sensus yang lama.
6) Jika nama kepala rumah tangga yang tercetak pada Daftar SOUT2017-L
Blok V Kolom (4) sudah pindah atau ganti penghuni, maka isian nama
kepala rumah tangga pada Kolom (4) tidak perlu diubah. Rumah tangga
pengganti (rumah tangga baru) dicatat dengan mekanisme seperti pada
butir 5).
7) Setelah selesai pendaftaran untuk satu rumah tangga, gambarkan simbol
bangunan fisik rumah tangga tersebut pada peta blok sensus berupa kotak
kosong (). Kemudian beri nomor urut bangunan fisik hasil pendaftaran
rumah tangga sesuai yang dicatat pada Blok V Kolom (1).
8) Lakukan pendaftaran rumah tangga dalam satu segmen terlebih dahulu
lalu lanjutkan ke rumah tangga yang terdekat pada segmen berikutnya
dalam blok sensus yang sama. Pendaftaran dalam satu blok sensus harus
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|13
diselesaikan secara lengkap baik cakupan maupun isian Daftar SOUT2017-L
dan peta blok sensus.
9) Periksa kelengkapan isian, konsistensi antar rincian dan konsistensi antara
Daftar SOUT2017-L dengan peta blok sensusnya sebelum PCS
menyerahkan dokumen tersebut kepada PMS.
Tata cara pengisian Daftar SOUT2017-L disampaikan pada Bab IV
(Pengisian Daftar SOUT2017-L). Selanjutnya, PCS menunggu Daftar SOUT2017-
DSRT untuk melakukan kunjungan ke-2 yaitu pencacahan rumah tangga sampel
terpilih.
14|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Gambar 3.2 Peta Blok Sensus Sebelum Pendaftaran
Gambar 3.3 Peta Blok Sensus Setelah Pendaftaran
SOUT2017
SOUT2017
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|15
Gambar 3.4 Diagram Alir Tahapan Pendaftaran Rumah Tangga
Selesai
Apakah seluruh rumah tangga
pada blok sensus sudah
dikunjungi?
Tidak
Ya
Ya
Mengunjungi bangunan
tempat tinggal rumah tangga
Pengenalan wilayah kerja
petugas (PCS dan PMS)
Catat kondisi keberadaan rumah tangga
tersebut pada Blok V Kolom (6)
Tidak Catat nama, alamat kepala
rumah tangga, dan kondisi
keberadaan rumah tangga
tersebut pada Blok V Kolom (6)
Kumpulkan informasi kegiatan usaha
tanaman pangan dan peternakan
rumah tangga tsb pada Blok V
Gambarkan posisi lokasi BF rumah
tangga tsb pada peta blok sensus dan
lengkapi dengan nomor urut sesuai
Kolom (1)
Memutakhirkan peta blok
sensus sesuai kondisi
lapangan Mulai
Apakah rumah tangga pada
bangunan tsb tercatat pada
Daftar SOUT2017-L?
16|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
3.2 Tahapan Pencacahan Rumah Tangga Sampel
Kunjungan ke-2 (pencacahan rumah tangga sampel) dilakukan setelah
PCS menerima Daftar SOUT2017-DSRT dari PMS. Pencacahan sampel rumah
tangga Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan (SOUT)
Tahun 2017 bertujuan untuk memperoleh data profil pengusahaan,
biaya/ongkos produksi, nilai produksi, kelembagaan, dan sosial ekonomi rumah
tangga usaha tanaman pangan dan peternakan. Pencacahan sampel rumah
tangga ini dilakukan dengan berpanduan pada Daftar SOUT2017-DSRT dan
Peta SE2016-WB atau Peta ST2013-WB atau Peta SP2010-WB Hasil Pendaftaran
(Sketsa Peta Blok Sensus SOUT2017).
3.2.1 Identifikasi posisi bangunan fisik rumah tangga sampel pada peta
blok sensus
Sebelum pelaksanaan pencacahan, PCS harus memberi tanda panah ()
yang mengarah pada simbol posisi bangunan fisik rumah tangga sampel
SOUT2017 pada peta blok sensus hasil pendaftaran rumah tangga pada blok
sensus terpilih. Pemberian tanda tersebut dimaksudkan agar peta blok sensus
ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mencari lokasi rumah tangga sampel
SOUT2017. Prosedur pemberian tanda panah () pada peta sebagai berikut:
1. Siapkan peta blok sensus hasil pendaftaran blok sensus terpilih.
2. Cari simbol posisi bangunan fisik rumah tangga sampel sesuai dengan
nomor urut bangunan fisik yang tercantum pada Daftar SOUT2017-DSRT
Blok III Kolom (1).
3. Beri tanda panah () yang mengarah pada simbol posisi bangunan fisik
rumah tangga sampel.
3.2.2 Identifikasi Batas Wilayah Kerja
Identifikasi batas wilayah kerja yang kedua ini dilakukan jika diperlukan,
dengan tahapan sebagai berikut:
1) Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di
wilayah tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS Kabupaten/Kota.
2) Memberikan penjelasan ringkas kepada ketua/pengurus SLS tentang
maksud, tujuan, dan pelaksanaan survei, serta menanyakan informasi
mengenai karakter masyarakat dan menyusun rencana untuk menyesuaikan
diri (waktu berkunjung, dll).
4. Melakukan identifikasi batas wilayah kerja dengan membawa peta blok
sensus yang menjadi tanggung jawabnya.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|17
Gambar 3.5 Peta Blok Sensus Hasil Pendaftaran SOUT2017
Setelah Diberi Tanda Posisi Bangunan Fisik Rumah Tangga Sampel
3.2.3 Pencacahan Rumah Tangga Sampel
Pencacahan rumah tangga sampel dilakukan dengan mengunjungi
seluruh rumah tangga sampel yang tercetak pada Daftar SOUT2017-DSRT.
Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Kunjungi rumah tangga yang tercantum pada Daftar SOUT2017-DSRT
dimulai dari nomor urut sampel rumah tangga sampel pertama yang
menjadi beban tugasnya.
2) Jika rumah tangga sampel terpilih sebagai sampel beberapa komoditas
jelaskan kepada responden bahwa waktu pencacahan membutuhkan waktu
yang agak lama.
3) Pada setiap rumah tangga yang dikunjungi, lakukan wawancara langsung
kepada pengelola usaha sampel terpilih SOUT2017 dengan menggunakan
Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar
SOUT2017-STU.S.
4) Sebelum meninggalkan tempat tinggal responden, pastikan seluruh
pertanyaan sudah ditanyakan dan terisi dengan benar.
SOUT2017
18|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
5) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai,
lanjutkan pencacahan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode
pencacahan berakhir, pencacah harus mengunjungi kembali rumah tangga
tersebut untuk melakukan wawancara.
6) Lakukan pencacahan seluruh rumah tangga sampel terpilih dalam 1 blok
sensus hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pencacahan
untuk rumah tangga sampel terpilih pada blok sensus berikutnya yang
menjadi tugas PCS. Tata cara pengisian Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau
Daftar SOUT2017-SPW.S disampaikan pada Bab VII (Pengisian Daftar
SOUT2017-SPD/SPW.S).
7) Daftar SOUT2017-DSRT dan peta blok sensus harus diserahkan kembali
kepada PMS bersama-sama dengan hasil pencacahan Daftar SOUT2017-
SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S.
3.2.4 Rumah Tangga Sampel Terpilih
Pemilihan sampel rumah tangga berdasarkan informasi rumah tangga
usaha hasil pendaftaran usaha komoditas tanaman pangan dan peternakan
yang dilaksanakan 1 bulan sebelum pencacahan sampel terpilih. Karena adanya
jarak waktu tersebut, ada kemungkinan terjadi beberapa perubahan baik dari
sisi keberadaan rumah tangga maupun keberadaan usaha tanaman pangan
dan/atau peternakan pada rumah tangga terpilih. Solusi terkait kondisi tersebut
sebagai berikut:
1) Apabila rumah tangga terpilih terpecah menjadi beberapa rumah tangga
usaha tanaman pangan dan/atau peternakan masih berada dalam blok
sensus yang sama, cukup dipilih satu rumah tangga, yaitu rumah tangga di
mana kepala rumah tangga yang lama menjadi anggotanya. Apabila rumah
tangga tersebut (kepala rumah tangga lama) bukan lagi rumah tangga
usaha tanaman pangan atau peternakan terpilih, maka dipilih rumah
tangga usaha tanaman pangan atau peternakan terpilih pecahannya yang
lokasinya terdekat.
2) Apabila rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha
tanaman pangan atau peternakan terpilih, maka rumah tangga tersebut
tidak perlu dicacah dan beri kode “4” (bukan rumah tangga usaha terpilih),
dan tuliskan keterangan tersebut pada Daftar SOUT2017-DSRT Blok III dan
Daftar SOUT2017-SPD.S Blok Catatan atau pada Daftar SOUT2017-SPW.S
Blok Catatan atau Daftar SOUT2017-STU.S Blok Catatan. Dalam hal ini
harus dilaporkan pada Pengawas (PMS).
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|19
3.3. Tata Cara Wawancara
Dalam melakukan kunjungan/wawancara dengan rumah tangga
perhatikan tata cara berikut:
1) Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga
responden ada di rumah pada saat petugas datang untuk melakukan
wawancara.
2) Dalam melaksanakan pencacahan, akan dijumpai berbagai sikap
responden, sebagian diantaranya terus terang (jujur) dan senang
membantu, beberapa orang ragu-ragu dan tidak tegas, serta sebagian lagi
curiga dan dengan sikap menentang. Gunakan kecakapan, kesabaran, dan
sikap bijaksana agar wawancara berhasil.
3) Tidak seorangpun diperkenankan untuk menemani pencacah kecuali
pemeriksa dan atau atasannya.
4) Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, harap minta izin
dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang
biasa berlaku di daerah setempat.
5) Tunjukkan selalu sikap ramah dan sopan.
6) Mulailah setiap wawancara dengan memperkenalkan diri dengan
menjelaskan maksud kedatangan. Bila perlu tunjukkan surat tugas/ tanda
pengenal.
7) Sebelum melakukan wawancara beri penjelasan tentang pentingnya
memberikan keterangan yang benar dan yakinkan kepada responden
mengenai kerahasiaan keterangan yang dikumpulkan.
8) Tegaskan bahwa keterangan yang dikumpulkan hanya akan digunakan
untuk keperluan perencanaan pembangunan dan tidak ada sangkut paut
dengan penyidikan dan pajak.
9) Kerjasama dengan responden perlu diperhatikan, sehingga mereka tidak
segan-segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat.
10) Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden, dan jawablah pertanyaan
responden dengan tepat dan jelas.
11) Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang
diberikan responden atau kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam
menghadapi suasana yang tidak diinginkan.
12) Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang
menyimpang dari pelaksanaan survei, kembalikan secara bijaksana
20|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
pembicaraan ke arah daftar isian dan usahakan mendapatkan keterangan
yang diperlukan.
13) Setelah selesai melakukan wawancara, jangan lupa mengucapkan terima
kasih atas bantuan responden. Katakan kepada responden, kemungkinan
ada petugas yang akan datang kembali untuk mendapatkan keterangan
tambahan. Kemudian lanjutkan pada rumah tangga usaha peternakan
terpilih berikutnya.
14) Lakukan kunjungan ulang jika memang diperlukan. Hal ini mungkin terjadi
karena pada kunjungan pertama tidak berhasil mendapatkan semua
keterangan yang diperlukan.
3.4. Tata Tertib Pengisian Daftar
Tata tertib pengisian daftar adalah sebagai berikut:
1) Semua pengisian daftar harus dengan pensil hitam.
2) Kata-kata harus dituliskan dalam huruf balok (huruf cetak) dengan jelas
dan tidak boleh disingkat agar mudah dibaca, kecuali singkatan yang
sudah baku dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan
angka biasa (bukan angka romawi).
3) Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat kesalahan
pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa.
4) Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipedomani
dalam melakukan pencacahan dan tidak boleh diubah.
5) Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang lain
yang tidak berkepentingan.
Sebelum memulai pengisian Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar
SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S perlu diketahui tata cara
pengisian yang harus dilakukan, yaitu:
a. Menuliskan kata-kata pada tempat yang disediakan. Dalam menuliskan
kata-kata, gunakan huruf balok dengan jelas agar mudah dibaca.
Contoh : Daftar SOUT2017-SPD.S Blok I Rinc. 101
Salah Benar
Provinsi : Provinsi :
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|21
b. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian
menuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lingkari kode
yang sesuai dengan jawaban responden secara benar. Jangan memberikan
lingkaran yang meragukan, jika salah harus dibetulkan dengan cara
menghapus lingkaran.
Contoh : Daftar SOUT2017-SPD.S Blok VB Rinc. 514, varietas benih
utama yang digunakan:
Salah Benar
110. IR-64 110. IR-64
111. Ciherang 111. Ciherang
112. Ciliwung 112. Ciliwung
c. Menuliskan angka-angka pada kotak yang tersedia.
Penulisan angka harus dilakukan dengan angka standar, jelas dan mudah
dibaca. Pengisian angka ke dalam kotak harus rata kanan, seperti dalam
contoh di bawah ini.
Contoh : Daftar SOUT2017-SPD.S Blok VA Rinc. 508:
Salah Benar
d. Berilah angka nol (0) untuk rincian yang telah ditanyakan tetapi tidak ada
isian.
Contoh : Daftar SOUT2017-SPD.S Blok VI Rinc. 614:
Salah Benar
e. Penulisan satuan adalah sebagai berikut :
Penulisan angka harus disesuaikan dengan satuan pada masing-masing
blok dan rincian. Oleh karena itu sebelum menuliskan kedalam kuesioner
harus diperhatikan dengan teliti satuan yang digunakan.
f. Semua isian dalam Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-
SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S adalah dalam bilangan bulat
0 0 0
0 0 0 4
0 -
0 0 5
0 0 9 - -
0 0 0 4
- 0 0 5 0 0 0 5
0 0 9
1 1 1 1 1 1
22|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
(dibulatkan), untuk memudahkan pengisian daftar diberikan beberapa
contoh cara pembulatan sebagai berikut:
1) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya kurang dari setengah
dibulatkan ke bawah.
Contoh : 14,400 dibulatkan 14
13,495 dibulatkan 13
17,450 dibulatkan 17
2) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya lebih dari setengah
dibulatkan ke atas.
Contoh : 12,51 dibulatkan 13
17,515 dibulatkan 18
8,534 dibulatkan 9
3) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya sama dengan setengah
dan didepannya bilangan genap, maka pembulatannya ke bawah.
Contoh : 12,50 dibulatkan 12
74,500 dibulatkan 74
18,5 dibulatkan 18
4) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya sama dengan setengah
dan didepannya bilangan ganjil, maka pembulatannya ke atas.
Contoh : 13,5 dibulatkan 14
15,50 dibulatkan 16
59,500 dibulatkan 60
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|23
Daftar SOUT2017-L digunakan oleh PCS untuk melakukan pendaftaran
seluruh rumah tangga dalam satu blok sensus. Tujuan dari pendaftaran ini untuk
mendapatkan rumah tangga usaha pertanian yang kemudian menjadi dasar
pengambilan sampel untuk mendapatkan rumah tangga komoditas terpilih.
Satu Daftar SOUT2017-L digunakan untuk mendaftar seluruh rumah tangga
dalam satu blok sensus sampel terpilih. Tata cara pengisian Daftar SOUT2017-L
adalah sebagai berikut:
BLOK I. PENGENALAN TEMPAT
Blok ini berisi keterangan tempat yang isiannya telah tercetak (preprinted) mulai
dari nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi
desa/kelurahan, nomor blok sensus, nomor kode sampel, dan nama satuan
lingkungan setempat (SLS).
BLOK II. KETERANGAN PETUGAS
Blok ini berisi keterangan siapa yang bertanggung jawab melakukan
pendaftaran dan pemeriksaan Daftar SOUT2017-L, keterangan waktu
pelaksanaan pendaftaran dan pemeriksaan, serta tanda tangan pencacah dan
pemeriksa.
Rincian 201: Kode Petugas
Tuliskan kode Pencacah dan Pemeriksa pada kolom yang tersedia.
Rincian 202: Nama Petugas
Tuliskan nama lengkap Pencacah dan Pemeriksa pada kolom yang tersedia.
Rincian 203: Tanggal Pendaftaran/Pemeriksaan
Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pendaftaran/pemeriksaan sampai dengan
selesai pendaftaran dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia.
Rincian 204: Tanda Tangan
Sebelum membubuhkan tanda tangan, Pencacah dan Pemeriksa harus
memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar SOUT2017-L. Bubuhkan
tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab
pencacah dan pengawas/pemeriksa. Penanda tangan adalah orang yang benar-
benar telah melakukan tugasnya.
TATA CARA PENGISIAN
DAFTAR SOUT2017-L 4
24|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
BLOK III. REKAPITULASI
Tujuan pengisian Blok III adalah untuk mengetahui rekapitulasi hasil
pendaftaran rumah tangga pada suatu blok sensus. Blok ini diisi setelah
kegiatan pendaftaran dalam satu blok sensus selesai dilakukan. Isian Blok III
disalin dari halaman terakhir Blok V yang terisi atau nomor urut terbesar.
Sebelum mengisi Blok III, petugas pendaftaran harus yakin bahwa isian Blok V
telah diperiksa dengan cermat kebenaran isiannya.
Rincian 301: Jumlah Rumah Tangga Usaha Padi Hibrida
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (9) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 302: Jumlah Rumah Tangga Usaha Padi Inbrida
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (10) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 303: Jumlah Rumah Tangga Usaha Padi Ladang
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (11) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 304: Jumlah Rumah Tangga Usaha Jagung Hibrida
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (12) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 305: Jumlah Rumah Tangga Usaha Jagung Komposit
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (13) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 306: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kedelai
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (14) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 307: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kacang Tanah
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (15) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 308: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kacang Hijau
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (16) terisi pada halaman
terakhir.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|25
Rincian 309: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ubi Kayu
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (17) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 310: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ubi Jalar
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (18) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 311: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kerbau
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (20) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 312: Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Perah
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (21) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 313: Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Potong
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (22) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 314: Jumlah Rumah Tangga Usaha Babi
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (23) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 315: Jumlah Rumah Tangga Usaha Domba
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (24) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 316: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kambing
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (25) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 317: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ayam Kampung
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (26) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 318: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ayam Ras Pedaging
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (27) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 319: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ayam Ras Petelur
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (28) terisi pada halaman
terakhir.
26|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 320: Jumlah Rumah Tangga Usaha Itik
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (29) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 321: Jumlah Rumah Tangga Usaha Itik Manila
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (30) terisi pada halaman
terakhir.
Rincian 322: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kelinci Potong
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (31) terisi pada halaman
terakhir.
BLOK IV. CATATAN
Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang diperlukan berkaitan dengan
pelaksanaan lapangan.
BLOK V. LUAS TANAM TANAMAN PANGAN DAN JUMLAH TERNAK YANG
DIUSAHAKAN
Blok ini digunakan untuk melakukan pendaftaran seluruh rumah tangga pada
suatu blok sensus. Pada sudut kanan atas setiap lembar Blok V tertera
“Halaman ….dari …..halaman” yang sudah tercetak, dan pada sudut kiri atas
setiap lembar Blok V tertera Kode Identitas Wilayah yang sudah tercetak. Periksa
terlebih dahulu urutan nomor halaman dan kesesuaian identitas wilayah dengan
isian Blok I untuk setiap set Daftar SOUT2017-L sebelum melakukan
pendaftaran.
Kolom (1) s.d. (5): Nomor urut bangunan fisik, nomor urut bangunan
sensus, nomor urut rumah tangga, nama kepala
rumah tangga, dan alamat rumah tangga
Isian kolom ini telah tercetak (preprinted), diperoleh dari hasil pencacahan
ST2013 atau survei terakhir yang dilakukan oleh BPS. Isian Kolom (1), (2), dan (3)
tidak perlu diperbaiki.
Kolom (4) dan/atau Kolom (5) dapat diperbaiki jika nama kepala rumah tangga
dan/atau alamat tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya karena
ada kesalahan dalam penulisan nama dan/atau alamat rumah tangga tersebut.
Cara memperbaiki nama dan/atau alamat pada Kolom (4) dan/atau Kolom (5)
yaitu dengan mencoret nama dan/atau alamat yang tercetak kemudian ganti
dengan kondisi saat pencacahan.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|27
Kolom (6): Keberadaan rumah tangga (lihat kode) jika berkode “5”, “6”,
atau “7” STOP
Kolom ini merupakan hasil pendaftaran yang dilakukan oleh pencacah. Kolom
ini diisi dengan kode yang sesuai dengan kondisi keberadaan rumah tangga
yang dikunjungi.
a. Kode1. Ditemukan, adalah kondisi nama kepala rumah tangga dan alamat
pada saat pendaftaran sama dengan nama kepala rumah tangga dan alamat
yang tercetak (preprinted). Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama
kepala rumah tangga berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercetak
adalah nama panggilan atau alias dan kesalahan dalam penulisan dalam
pencacahan SP2010/ST2013, dan perbedaan alamat akibat kesalahan
penulisan pada saat pencacahan SP2010/ST2013, sehingga mengakibatkan
kesalahan pada Daftar SOUT2017-L.
b. Kode 2. Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi alamat pada saat
pendaftaran rumah tangga sama dengan alamat yang tercetak tetapi terjadi
pergantian kepala rumah tangga yang diakibatkan nama kepala rumah
tangga yang tercantum pada daftar ini telah pindah, meninggal, atau sebab
lain misalnya bercerai. Termasuk dalam kondisi ini adalah terjadinya
kesalahan pengklasifikasian yang dilakukan oleh petugas SP2010/ST2013.
c. Kode 3. Pindah dalam Blok Sensus, adalah kondisi alamat pada saat
pendaftaran rumah tangga berbeda dengan alamat rumah tangga yang
tercetak (tetapi masih dalam satu blok sensus) sedangkan nama kepala
rumah tangga tetap sama. Tidak termasuk perbedaan alamat rumah tangga
karena terjadi kesalahan penulisan alamat pada saat pencacahan
SP2010/ST2013.
d. Kode 4. Baru, adalah kondisi rumah tangga ditemukan pada saat
pendaftaran tetapi tidak tercetak dalam Daftar SOUT2017-L.
Hal ini bisa diakibatkan karena:
terlewat cacah pada saat pencacahan SP2010/ST2013,
anggota rumah tangga SP2010/ST2013 yang membentuk rumah tangga
baru,
pindahan dari blok sensus lain.
e. Kode 5. Bergabung dengan rumah tangga lain, adalah kondisi nama
kepala rumah tangga yang tercetak beserta anggota rumah tangganya,
ditemukan sebagai anggota rumah tangga pada rumah tangga lain.
f. Kode 6. Pindah Ke Luar Blok Sensus, adalah kondisi rumah tangga yang
nama kepala rumah tangganya tercetak, pada saat pendaftaran tidak
28|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
ditemukan, dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga disekitarnya
diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah tempat
tinggal diluar blok sensus yang sedang dilakukan pendaftaran. Termasuk
pula rumah tangga tunggal yang telah meninggal dunia pada saat
pendaftaran.
g. Kode 7. Tidak Ditemukan, adalah apabila pada saat pendaftaran nama
kepala rumah tangga yang tercetak, rumah tangganya tidak ditemukan di
dalam blok sensus tersebut.
Agar lebih mudah memahami kondisi-kondisi pendaftaran di atas,
perhatikan ilustrasi gambar berikut ini.
Keterangan Gambar 4.1:
Nomor 1. Rumah tangga ditemukan
Nomor 2. Rumah tangga ganti kepala rumah tangga
Nomor 3. Rumah tangga pindah dalam blok sensus
Nomor 4. Rumah tangga baru
Nomor 5. Bergabung dengan rumah tangga lain
Nomor 6. Rumah tangga pindah ke luar blok sensus
Nomor 7. Rumah tangga tidak ditemukan
Kolom (7): Nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran
Jika Kolom (6) berkode 1, 2, 3, atau 4, isikan nomor urut rumah tangga hasil
pendaftaran. Jika Kolom (6) berkode 5, 6, atau 7 maka Kolom (7) dikosongkan.
Isian kolom ini boleh tidak berurut, tergantung pada pelaksanaan lapangannya,
tetapi nomor urut yang dicantumkan pada kolom ini tidak boleh ada yang
Gambar 4.1 Pendaftaran Rumah Tangga Kondisi ST2013 dan Kondisi SOUT2017
Kondisi ST2013 Kondisi SOUT2017
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|29
terlewat atau tercatat lebih dari satu kali. Nomor urut terbesar mencerminkan
banyaknya rumah tangga hasil pendaftaran.
Berikut ini penjelasan pengisian Blok V untuk setiap kondisi pendaftaran:
Apabila rumah tangga ditemukan dan nama kepala rumah tangga yang
tercetak sesuai dengan kondisi saat pendaftaran (meskipun nama panggilan)
maka isikan kode “1” pada Kolom (6), kemudian tuliskan nomor urut rumah
tangga hasil pendaftaran di Kolom (7).
Apabila rumah tangga ditemukan tetapi ganti kepala rumah tangga, coret
isian Kolom (4) yaitu nama kepala rumah tangga, kemudian tuliskan nama
kepala rumah tangga yang baru. Selanjutnya isikan kode “2” pada Kolom (6)
dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom (7).
Apabila rumah tangga pindah dalam blok sensus, isikan kode “3” pada
Kolom (6) dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom
(7) pada saat rumah tangga tersebut dikunjungi pada alamat baru.
Apabila yang dikunjungi Pencacah adalah rumah tangga baru maka rumah
tangga baru tersebut dituliskan pada baris kosong setelah baris terakhir yang
terisi dengan cara:
- Jika rumah tangga baru tersebut menempati bangunan fisik baru maka
pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti
bangunan fisik dan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian
akhiran berupa abjad A, B, C, dst.
- Jika rumah tangga baru yang menempati bangunan fisik lama maka
pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensusnya mengikuti
nomor bangunan fisik dan sensus yang lama.
Selanjutnya isikan kode “4” pada Kolom (6) dan tuliskan nomor urut rumah
tangga hasil pendaftaran di Kolom (7).
Apabila rumah tangga ditemukan, tetapi ternyata rumah tangga tersebut
bagian dari anggota rumah tangga lain, maka isikan kode “5” pada Kolom
(6), dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran
di Kolom (7)
Apabila rumah tangga pindah ke luar blok sensus, isikan kode “6” pada
Kolom (6) dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil
pendaftaran di Kolom (7).
Apabila rumah tangga tidak ditemukan, isikan kode “7” pada Kolom (6) dan
tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di
Kolom (7).
30|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rumah tangga adalah sekelompok orang yang biasanya tinggal bersama
dalam suatu bangunan serta pengelolaan, makannya dari satu dapur. Satu
rumah tangga dapat terdiri dari hanya satu anggota rumah tangga.
Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat
tinggal di suatu rumah tangga (KRT, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang
tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga yang menginap atau ART
lainnya), baik yang sedang berada di rumah maupun yang sementara tidak
berada di rumah.
Termasuk ART:
1. Bayi yang baru lahir.
2. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat
untuk menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum
tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih.
3. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap
(pindah datang).
4. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan
makannya bergabung dengan rumah tangga majikan.
5. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10
orang.
6. KRT yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi
pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang
antar pulau, atau pekerja tambang.
Tidak termasuk ART:
1. Anak yang tinggal di tempat lain (luar BS) misalnya untuk sekolah atau
bekerja, meskipun kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika
libur, dianggap telah membentuk rumah tangga sendiri atau bergabung
dengan rumah tangga lain di tempat tinggalnya sehari-hari.
2. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas
akan pindah.
3. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah.
4. Pembantu rumah tangga yang tidak tinggal di rumah tangga majikan.
5. Orang yang mondok tidak dengan makan.
6. Orang yang mondok dengan makan (indekos) lebih dari 10 orang.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|31
Contoh Kasus:
Windi Maulina tinggal di Pisangan Baru, Jakarta Timur. Dia bekerja di BPS Pusat.
Setiap hari Sabtu dan Minggu, Windi Maulina "pulang" ke rumah orang tuanya
di Depok. Dalam kasus ini, Windi Maulina dicatat sebagai ART Pisangan
Baru, Jakarta Timur.
Kepala rumah tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung
jawab atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga atau orang yang
dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT.
Penjelasan:
1) KRT yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah
satu tempat tinggalnya dimana ia berada paling lama.
2) KRT yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah
istri dan anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3
bulan, asalkan masih kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai KRT di
rumah istri dan anak-anaknya.
3) KRT yang berprofesi sebagai pelaut yang bekerja di kapal berbendera asing
dan lamanya melaut lebih dari 6 bulan, tidak dicatat sebagai KRT di rumah
istri dan anak-anaknya.
Contoh Kasus:
Febrim Sipayung adalah KRT yang bekerja dan tinggal di Jakarta selama hari
kerja. Istri dan anak-anaknya tinggal di Cirebon. Setiap hari Jumat sore ia pulang
ke Cirebon dan kembali ke Jakarta pada Senin pagi. Maka Febrim Sipayung
tetap dicatat sebagai KRT di Cirebon.
Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat
menetap, tetapi telah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau
lebih, maka orang tersebut dicatat di mana dia tinggal pada saat
pencacahan, bukan di rumah asalnya.
Untuk menghindari adanya lewat cacah atau cacah ganda dalam
pencatatan ART, maka kepada setiap rumah tangga perlu ditanyakan,
apakah ART mempunyai tempat tinggal lain selain disini.
32|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Catatan:
Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus
dicatat di salah satu rumah tangga istri dimana dia lebih lama tinggal. Bila
diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah
istri yang paling lama dinikahi.
Kolom (8) s.d Kolom (18): Pengusahaan Tanaman Padi/Palawija selama
Periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
Kolom (8): Apakah mengusahakan tanaman padi/palawija: Ya, panen
sendiri atau ditebaskan = ’1’; Ya, diijonkan = ‘2’; Ya, belum
pernah panen = ‘3’; Tidak= ‘-’
Usaha tanaman padi/palawija adalah kegiatan pertanian yang menghasilkan
produk tanaman padi dan palawija dan bukan sebagai buruh tani atau pekerja
keluarga selama setahun yang lalu. Usaha pembibitan tanaman pangan tidak
dicakup dalam kegiatan ini. Komoditas yang dicakup adalah padi sawah, padi
ladang, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.
Dipanen sendiri adalah pemanenan dilakukan sendiri oleh rumah tangga
petani termasuk menggunakan tenaga kerja dibayar, menggunakan tenaga
kerja tidak dibayar, maupun secara borongan/bawon.
Ditebaskan adalah apabila tanaman dijual dilokasi kepada penebas pada saat
tanaman sudah siap untuk dipanen. Petani akan menerima harga yang sudah
setujui oleh kedua belah pihak dan pelaksanaan panen menjadi tanggung jawab
penebas.
Diijonkan adalah tanaman dijual sebelum masa panen dan pemeliharaannya
dengan pemanenan menjadi tanggung jawab pengijon. Sistem ijon biasanya
dilakukan karena petani membutuhkan uang dengan segera.
Belum pernah panen adalah apabila selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret
2017 petani tidak melakukan panen karena puso atau belum panen karena baru
tanam.
Tidak adalah apabila selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 petani
tidak mengusahakan tanaman padi atau palawija.
Jika Kolom (8) berkode 1 maka lanjut ke Kolom (9) dan
seterusnya, jika Kolom (8) berkode selain 1 maka langsung ke
Kolom (19).
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|33
Kolom (9) s.d (18): Luas tanam dari tanaman yang dipanen sendiri
dan/atau ditebaskan (m2)
Isikan luas tanam dari tanaman yang dipanen sendiri dan/atau ditebaskan dari
panen terakhir pada kolom yang sesuai dengan komoditasnya dalam satuan m2.
Kolom (19) s.d Kolom (31): Pengusahaan Ternak pada 1 April 2017 (Khusus
Ayam Ras Pedaging selama periode 1 April 2016
s.d 31 Maret 2017)
Kolom (19): Apakah mengusahakan ternak: Ya=”1” Tidak=”-”
Isikan kode “1”, jika rumah tangga tersebut mengusahakan ternak. Isikan kode
“-“, jika rumah tangga tersebut tidak mengusahakan ternak.
Usaha peternakan adalah kegiatan pengusahaan ternak (meliputi
pengembangbiakan /penggemukan/pembibitan/pembesaran ternak betina
(rearing)/pemacekan) yang menghasilkan produk peternakan dengan tujuan
sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atas risiko usaha.
Ternak yang dicakup meliputi:
- ternak besar (kerbau, sapi perah, dan sapi potong),
- ternak kecil (babi, domba, dan kambing),
- unggas (ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik, dan itik
manila), dan
- ternak/unggas lainnya (kelinci potong)
Pedagang ternak yang melakukan kegiatan memperjualbelikan ternak yang
bukan hasil pemeliharaan sendiri dengan tujuan memperoleh keuntungan
dengan jangka waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan tidak dianggap
mengusahakan ternak. Jika ternak yang diperdagangkan belum terjual selama 2
(dua) bulan atau lebih, maka ternak tersebut dicatat sebagai ternak yang
diusahakan dan kegiatannya dianggap sebagai pengusahaan ternak.
Rumah tangga peternakan yang dicakup adalah:
Rumah tangga yang mengusahakan ternak pada tanggal 1 April
2017.
Rumah tangga yang memelihara ayam ras pedaging selama
periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017, meskipun pada tanggal 1
April 2017 sedang pengosongan kandang.
34|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Kolom (20) s.d (31): Jumlah ternak yang diusahakan (ekor)
Isikan jumlah ternak yang diusahakan pada 1 April 2017 sesuai dengan kolom
yang tersedia. Untuk ayam ras pedaging isiannya adalah total jumlah ayam ras
pedaging yang diusahakan selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017
dalam satuan ekor.
Rincian a: Jumlah BARIS TERISI halaman ini.
Isikan jumlah baris terisi pada halaman yang bersangkutan untuk Kolom (8) s.d.
(31). Baris dianggap ada isian, jika berisi kode selain strip (“-“) atau blank (“ “).
Rincian b: Jumlah BARIS TERISI sampai dengan sebelum halaman ini
Isian rincian ini disalin dari Rincian c halaman sebelumnya. Untuk halaman 1,
rincian ini terisi tanda “–“ (strip).
Rincian c: Jumlah BARIS TERISI sampai dengan halaman ini (a + b)
Isian rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian a ditambah dengan
Rincian b pada halaman yang bersangkutan.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|35
Daftar SOUT2017-DSRT digunakan petugas (PCS) sebagai petunjuk untuk
melakukan pencacahan rumah tangga usaha tanaman pangan dan/atau
peternakan terpilih. Tata cara pengisian Daftar SOUT2017-DSRT adalah sebagai
berikut:
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
Rincian 101 s.d. 108 sudah tercetak.
BLOK II. REKAPITULASI
Blok ini digunakan untuk rekapitulasi jumlah rumah tangga usaha
tanaman pangan dan peternakan terpilih setiap jenis komoditas dan rekapitulasi
hasil pencacahan.
Rincian 201: Jumlah sampel rumah tangga usaha padi hibrida
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (7). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 202: Jumlah sampel rumah tangga usaha padi inbrida
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (8). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 203: Jumlah sampel rumah tangga usaha padi ladang
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (9). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 204: Jumlah sampel rumah tangga usaha jagung hibrida
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (10). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 205: Jumlah sampel rumah tangga usaha jagung komposit
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (11). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 206: Jumlah sampel rumah tangga usaha kedelai
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (12). Isian
rincian ini sudah tercetak.
TATA CARA PENGISIAN DSRT 5
36|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 207: Jumlah sampel rumah tangga usaha kacang tanah
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (13). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 208: Jumlah sampel rumah tangga usaha kacang hijau
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (14). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 209: Jumlah sampel rumah tangga usaha ubi kayu
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (15). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 210: Jumlah sampel rumah tangga usaha ubi jalar
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (16). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 211: Jumlah sampel rumah tangga usaha tanaman pangan
Rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian 201 s.d. Rincian 210.
Rincian 212: Jumlah sampel rumah tangga usaha kerbau
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (17). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 213: Jumlah sampel rumah tangga usaha sapi perah
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (18). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 214: Jumlah sampel rumah tangga usaha sapi potong
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (19). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 215: Jumlah sampel rumah tangga usaha babi
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (20). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 216: Jumlah sampel rumah tangga usaha domba
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (21). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 217: Jumlah sampel rumah tangga usaha kambing
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (22). Isian
rincian ini sudah tercetak.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|37
Rincian 218: Jumlah sampel rumah tangga usaha ayam kampung
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (23). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 219: Jumlah sampel rumah tangga usaha ras pedaging
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (24). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 220: Jumlah sampel rumah tangga usaha ayam ras petelur
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (25). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 221: Jumlah sampel rumah tangga usaha itik
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (26). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 222: Jumlah sampel rumah tangga usaha itik manila
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (27). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 223: Jumlah sampel rumah tangga usaha kelinci potong
Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (28). Isian
rincian ini sudah tercetak.
Rincian 224: Jumlah sampel rumah tangga usaha peternakan
Rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian 212 s.d. Rincian 223.
Rincian 225: Jumlah sampel rumah tangga yang berhasil diwawancarai
Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode “1” di samping
tanda tanda cek () pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28).
Rincian 226: Jumlah sampel rumah tangga yang pindah ke luar blok
sensus
Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode “2” di samping
tanda tanda cek () pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28).
Rincian 227: Jumlah sampel rumah tangga yang tidak dapat
diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan
Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode “3” di samping
tanda tanda cek () pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28).
38|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 228: Jumlah sampel rumah tangga yang bukan rumah tangga
usaha tanaman/ternak terpilih
Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode “4” di samping
tanda tanda cek () pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28).
Rincian 229: Jumlah sampel rumah tangga yang menolak diwawancarai
Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode “5” di samping
tanda tanda cek () pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28).
BLOK III. KETERANGAN RUMAH TANGGA TERPILIH
Kolom (1) s.d. Kolom (6): Nomor Bangunan Fisik, Nomor Bangunan Sensus,
Nomor Urut Rumah Tangga Hasil Pendaftaran, Nomor Urut
Sampel, Nama Kepala Rumah Tangga, dan Alamat
Isian kolom-kolom ini sudah tercetak. Nama kepala rumah tangga antara
yang tercetak pada Daftar SOUT2017-DSRT Kolom (5) tidak dapat diubah,
meskipun ada perbedaan dengan hasil pencacahan Daftar SOUT2017-SPD.S
dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S.
Kolom (7) s.d Kolom (28): Komoditas Terpilih (Bertanda Cek()) dan Kode
Hasil Pencacahan
Pada kolom-kolom ini sudah tercetak tanda cek () yang berarti bahwa
rumah tangga tersebut terpilih sebagai sampel untuk komoditas pada kolom
yang berisi tanda cek (). PCS harus menuliskan kode hasil pencacahan sesuai
Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar
SOUT2017-STU.S Blok III Rincian 301 di samping kanan tanda cek ().
Kode hasil pencacahan sebagai berikut:
a. Kode 1. Berhasil diwawancarai, apabila rumah tangga berhasil ditemui dan
diwawancarai di lapangan.
b. Kode 2. Pindah ke luar blok sensus, apabila rumah tangga telah pindah
alamat keluar blok sensus.
c. Kode 3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu
pencacahan, apabila diperoleh informasi dari sekitarnya bahwa rumah
tangga tidak dapat diwawancarai sampai dengan periode pencacahan
berakhir (rumah tangga sedang bepergian, dinas luar, dalam perawatan di
rumah sakit, dan lain-lain).
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|39
d. Kode 4. Bukan rumah tangga usaha tanaman padi palawija/ternak
terpilih, apabila rumah tangga terpilih bukan rumah tangga yang
mengusahakan tanaman padi palawija atau peternakan.
e. Kode 5. Menolak diwawancarai, apabila rumah tangga sampai dengan
batas waktu pencacahan tidak bersedia memberikan informasi.
Kode komoditas tanaman pangan sebagai berikut:
1103 = Padi Hibrida 1213 = Jagung Hibrida 1203 = Kacang Tanah
1104 = Padi inbrida 1214 = Jagung Komposit 1204 = Kacang Hijau
1102 = Padi Ladang 1202 = Kedelai 1205 = Ubi Kayu
1206 = Ubi Jalar
Kode komoditas peternakan sebagai berikut:
4101 = Kerbau 4202 = Domba 4303 = Ayam Ras Petelur
4103 = Sapi Perah 4203 = Kambing 4304 = Itik
4104 = Sapi Potong 4301 = Ayam Kampung 4305 = Itik Manila
4201 = Babi 4302 = Ayam Ras Pedaging 4406 = Kelinci Potong
BLOK IV. KETERANGAN PETUGAS
Blok ini berisi keterangan identitas pencacah (PCS) dan
pengawas/pemeriksa (PMS). Isikan kode dan nama petugas, tanggal
pencacahan/pemeriksaan, dan tanda tangani sebagai bukti
pertanggungjawaban atas kebenaran isian pada Daftar SOUT2017-DSRT.
Rincian 1: Kode Petugas
Tuliskan kode petugas pada kotak yang tersedia. Kode petugas dibuat
unique dalam satu kabupaten. Kode petugas diinformasikan pada saat pelatihan
petugas.
Rincian 2: Nama Petugas
Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia.
Rincian 3: Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan
Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan sampai dengan selesai
dan tanggal mulai pengawasan/pemeriksaan sampai dengan selesai dalam satu
blok sensus pada kolom yang tersedia.
40|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 4: Tanda Tangan
Sebelum menandatangani Daftar SOUT2017-DSRT, PCS dan PMS harus
memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian. Tanda tangan pada tempat yang
disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan dan
pengawasan/pemeriksaan. Penanda tangan adalah orang yang benar-benar
telah melakukan tugasnya.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|41
6.1. Cakupan Komoditas
Komoditas yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan 2017 adalah padi
hibrida, padi inbrida, padi ladang, jagung hibrida, jagung komposit, kedelai,
kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.
Pada pencacahan SOUT Tanaman Pangan 2017, padi dan jagung
dibedakan menurut varietas hibrida dan inbrida/komposit karena karakteristik
kegiatan budidayanya berbeda. Secara umum, proses budidaya varietas hibrida
lebih rumit dibanding varietas inbrida/komposit. Proses budidaya yang lebih
Gambar 5.1. Cakupan Komoditas SOUT Tanaman Pangan 2017
Cakupan Komoditas
SOUT Tanaman
Pangan 2017
Padi
Padi Sawah
(1) Hibrida
(2) Inbrida
Padi Ladang
Palawija
Jagung
(1) Hibrida
(2) Komposit
Kedelai
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Ubi Kayu
Ubi Jalar
PENJELASAN KOMODITAS 6
42|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
rumit mengakibatkan struktur ongkos budidaya varietas hibrida berbeda secara
signifikan dengan varietas inbrida/komposit.
6.2. Penjelasan Komoditas
Deskripsi komoditas yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan 2017
disajikan pada tabel berikut:
Komoditas Gambar Deskripsi
Padi
Tanaman padi terdiri dari padi
sawah yang ditanam di sawah
dan padi ladang yang ditanam
di ladang. Seiring dengan
semakin berkembangnya teknik
budidaya, khususnya
perbenihan, kini banyak
varietas padi dengan sifat-sifat
unggul, baik jenis hibrida
maupun inbrida, yang
dibudidayakan petani.
Padi hibrida: varietas padi
yang merupakan produk
persilangan antara dua tetua
padi yang berbeda secara
genetik. Apabila tetua-tetua
diseleksi secara tepat, maka
hibrida turunannya akan
memiliki vigor dan daya hasil
yang lebih tinggi daripada
kedua tetua tersebut. Padi
inbrida: varietas padi selain
padi hibrida disebut padi
inbrida. Benih padi yang
diproduksi dari budidaya padi
hibrida (turunan hibrida)
termasuk padi inbrida.
Perbedaan padi hibrida dan
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|43
padi inbrida serta contoh
masing-masing varietas yang
sudah dilepas (dibudidayakan
oleh petani) bisa dilihat pada
Lampiran 10.
Jagung Secara umum, varietas jagung
yang dibudidayakan di
Indonesia terdiri dari jagung
hibrida dan jagung komposit.
Jagung Hibrida: varietas
jagung yang merupakan
keturunan pertama dari
persilangan yang dihasilkan
dengan mengatur penyerbukan
dan kombinasinya. Varietas
jagung hibrida yang sudah
dilepas antara lain BISI-2, P-21,
BISI-16, BISI-816, dan BIMA.
Jagung Komposit: varietas
jagung selain varietas hibrida
disebut jagung komposit
(termasuk varietas
lokal).Perbedaan jagung hibrida
dan jagung komposit serta
contoh masing-masing varietas
yang sudah dilepas
(dibudidayakan oleh petani)
bisa dilihat pada Lampiran 10.
44|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Kedelai
Tanaman polong-polongan
yang menjadi bahan dasar
banyak makanan dari Asia
Timur seperti kecap, tahu, dan
tempe.
Kacang
Tanah Tanaman polong-polongan
atau legum anggota suku
Fabaceae yang dibudidayakan,
serta menjadi kacang-kacangan
kedua terpenting setelah
kedelai di Indonesia.Tanaman
yang berasal dari benua
Amerika ini tumbuh secara
perdu setinggi 30 hingga 50 cm
(1 hingga 1½ kaki) dengan
daun-daun kecil tersusun
majemuk.
Kacang
hijau
Tanaman budidaya dan
palawija yang dikenal luas di
daerah tropika. Tumbuhan
yang termasuk suku polong-
polongan (Fabaceae) ini
memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai
sumber bahan pangan
berprotein nabati tinggi.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|45
Ubi Kayu
Tanaman perdu tahunan
tropika dan subtropika dari
suku Euphorbiaceae. Umbinya
dikenal luas sebagai makanan
pokok penghasil karbohidrat
dan daunnya sebagai sayuran.
Nama lain dari tanaman ini
adalah singkong dan ketela
pohon.
Ubi Jalar
Sejenis tanaman budidaya.
Bagian yang dimanfaatkan
adalah akarnya yang
membentuk umbi dengan
kadar gizi (karbohidrat) yang
tinggi. Nama lain tanaman ini
adalah ketela rambat.
5.3. Produksi dalam Kualitas Standar
Produksi setiap komoditas yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan
2017 harus dicatat dalam bentuk kualitas standar. Penjelasan mengenai
produksi dalam kualitas standar untuk setiap komoditas yang dicakup disajikan
pada tebel berikut:
46|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Komoditas Kualitas Produksi Kualitas
Standar Gambar Deskripsi
Padi
Gabah kering panen
(GKP): hasil tanaman padi
yang telah dilepas dari
tangkainya dengan cara
perontokkan, dikeringkan,
dan dibersihkan yang
memiliki kadar air
maksimum 25 %, butir
hampa/kotoran maksimum
10 %, butir kuning/rusak
maksimum 3 %, butir
hijau/mengapur
maksimum 10 % dan butir
merah maksimum 3 %. GKP
Gabah kering giling
(GKG): hasil tanaman padi
yang telah dilepas dari
tangkainya dengan cara
perontokkan, dikeringkan,
dan dibersihkan yang
memiliki kadar air
maksimum 14 %, butir
hampa/kotoran maksimum
3 %, butir kuning/rusak
maksimum 3 %, butir
hijau/mengapur
maksimum 5 % dan butir
merah maksimum 3 %.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|47
Jagung
Ontongan basah: jagung
yang sudah dipanen dan
dipisahkan dari kulitnya.
Jagung dalam bentuk
ontongan masih memiliki
bonggol dan harus
dikeringkan dulu sebelum
dipipil.
Pipilan
kering
Pipilan kering: jagung
yang sudah dipipil.
Produknya dalam bentuk
biji jagung.
Kedelai
Polong kering panen:
kedelai yang siap dikupas
untuk mendapatkan biji
kering. Kedelai dalam
bentuk polong kering
panen masih dalam bentuk
polongan.
Biji
kering
Biji kering: biji kedelai
kering yang sudah
dilepaskan dari polongnya.
48|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Kacang
Tanah
Gelondongan basah:
kacang tanah yang telah
dipanen (dicabut) dan
dipisahkan dari pohonnya,
tapi belum dikeringkan
(masih basah). Kacang
tanah dalam bentuk
gelondongan basah masih
memiliki kulit. Biji
kering
Biji kering: kacang tanah
dalam bentuk biji yang
sudah dilepaskan dari
kulitnya dan dikeringkan.
Kacang
Hijau
Polong basah: kacang
hijau yang telah dipanen
dalam bentuk polong.
Biji
kering
Biji kering: kacang hijau
yang sudah dalam bentuk
biji yang telah dikeringkan.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|49
Ubi Kayu
Umbi basah: ubi kayu
yang telah dipanen,
dibersihkan, dan telah
dilepaskan dari
tanamannya.
Umbi
basah
Ubi jalar
Umbi basah: ubi jalar
yang telah dipanen,
dibersihkan, dan telah
dilepaskan dari
tanamannya.
Umbi
basah
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|51
Daftar SOUT2017-SPD.S digunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai karakteristik rumah tangga usaha tanaman padi yang meliputi:
pengenalan tempat, keterangan petugas, keterangan pencacahan, keterangan
demografi rumah tangga usaha tanaman padi, keterangan panen dan produksi
usaha tanaman padi terpilih, keterangan karakteristik usaha tanaman padi
terpilih, keterangan ongkos/biaya usaha tanaman padi terpilih, keterangan
umum usaha tanaman padi, keterangan bangunan dan fasilitas tempat tinggal
rumah tangga, keterangan akses makanan rumah tangga, keterangan
penggunaan dan penguasaan lahan, serta keterangan luas panen tanaman padi
pada 2016. Seperti halnya Daftar SOUT2017-SPD.S, Daftar SOUT2017-SPW.S
digunakan untuk mendapatkan informasi yang sama untuk tanaman palawija.
Daftar SOUT2017-SPD.S dan SOUT2017-SPW.S diisi oleh pencacah dan
sebagian oleh pemeriksa. Satu Daftar SOUT2017-SPD.S/SOUT2017-SPW.S
digunakan untuk mencacah 1 (satu) rumah tangga usaha tanaman padi/palawija
(satu jenis tanaman). Jika dalam 1 (satu) rumah tangga terpilih sampel untuk
jenis tanaman padi dan juga untuk jenis palawija maka digunakan masing-
masing 1 (satu) daftar, yakni SOUT2017-SPD.S dan SOUT2017-SPW.S.
7.2. Keterangan yang Dikumpulkan
Keterangan yang dikumpulkan dalam SOUT2017-SPD.S terdiri dari 16
blok yaitu:
Blok I : Pengenalan Tempat
Blok II : Keterangan Petugas Pencacah (PCS)
Blok III : Keterangan Pencacahan
Blok IV : Keterangan Demografi Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi
Terpilih
Blok VA : Keterangan Panen dan Produksi Usaha Tanaman Padi Terpilih
Blok VB : Keterangan Karakteristik Usaha Tanaman Padi Terpilih
Blok VI : Keterangan Ongkos/Biaya Usaha Tanaman Padi Terpilih
Blok VII : Keterangan Umum Usaha Tanaman Padi
TATA CARA PENGISIAN DAFTAR 7 SOUT2017-SPD.S/SPW.S
52|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Blok VIII : Keterangan Bangunan dan Fasilitas Tempat Tinggal Rumah
Tangga
Blok IX : Keterangan Akses Makanan Rumah Tangga
Blok X : Keterangan Penguasaan dan Penggunaan Lahan pada Saat
Pencacahan
Blok XI : Keterangan Luas Panen Tanaman Padi pada 2016
Blok XII : Catatan
Blok XIII : Daftar Kode dan Angka Konversi Kualitas Standar
Blok XIV : Rekapitulasi
Blok XV : Pemeriksaan Kuesioner
Blok XVI : Keterangan Pengawas/Pemeriksa (PMS)
Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar SOUT2017-SPW.S terdiri dari
16 blok yaitu:
Blok I : Pengenalan Tempat
Blok II : Keterangan Petugas Pencacah (PCS)
Blok III : Keterangan Pencacahan
Blok IV : Keterangan Demografi Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija
Terpilih
Blok VA : Keterangan Panen dan Produksi Usaha Tanaman Palawija
Terpilih
Blok VB : Keterangan Karakteristik Usaha Tanaman Palawija Terpilih
Blok VI : Keterangan Ongkos/Biaya Usaha Tanaman Palawija Terpilih
Blok VII : Keterangan Umum Usaha Tanaman Palawija
Blok VIII : Keterangan Bangunan dan Fasilitas Tempat Tinggal Rumah
Tangga
Blok IX : Keterangan Akses Makanan Rumah Tangga
Blok X : Keterangan Penguasaan dan Penggunaan Lahan pada Saat
Pencacahan
Blok XI : Keterangan Luas Panen Tanaman Palawija Terpilih pada 2016
Blok XII : Catatan
Blok XIII : Daftar Kode dan Angka Konversi Kualitas Standar
Blok XIV : Rekapitulasi
Blok XV : Pemeriksaan Kuesioner
Blok XVI : Keterangan Pengawas/Pemeriksa (PMS)
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|53
7.2. Cara Pengisian Daftar SOUT2017-SPD.S/SOUT2017-SPW.S
Pencacahan dimulai jam: ____:____
Isikan waktu dimulainya pencacahan dengan format jam:menit.
Jenis tanaman padi/palawija terpilih:
Isi kode jenis tanaman padi/palawija terpilih pada kotak yang tersedia
dengan mengacu pada Daftar SOUT2017-DSRT Blok III yang bertanda check (v)
dan tuliskan jenis tanaman.
Blok I. Pengenalan Tempat
Blok I merupakan keterangan identitas rumah tangga usaha tanaman
padi/palawija yang terpilih. Bok ini harus terisi untuk rumah tangga usaha
tanaman padi/palawija terpilih yang dicacah.
Rincian 101–107: Disalin dari Daftar SOUT2017-DSRT
Isian Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi
Desa/Kelurahan, Nomor blok sensus, dan Nomor Kode Sampel (NKS) disalin dari
daftar SOUT2017-DSRT Blok I rincian 1-7.
Rincian 108: Nama Satuan Lingkungan Setempat (SLS)
Isian nama disalin dari Daftar SOUT2017-DSRT Blok I rincian 108.
Rincian 109: Nomor Urut Bangunan Fisik
Isian nomor urut bangunan fisik disalin dari Daftar SOUT2017-DSRT Blok
III kolom (1).
Rincian 110: Nomor Urut Bangunan Sensus
Isian nomor urut bangunan sensus disalin dari Daftar SOUT2017-DSRT
Blok III kolom (2).
Rincian 111: Nomor Urut Rumah Tangga
Isian nomor urut rumah tangga disalin dari Daftar SOUT2017-DSRT Blok
III kolom (3).
Rincian 112: Nomor Urut Sampel
Isian nomor urut sampel disalin dari Daftar SOUT2017-DSRT Blok III
kolom (4).
54|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 113: Nama Kepala Rumah Tangga
Isian nama kepala rumah tangga disalin dari daftar SOUT2017-DSRT Blok
III kolom (5).
Rincian 114: Nama pemberi informasi
Isikan nama responden yang diwawancarai.
Rincian 115: Nomor telp/HP pemberi informasi
Isikan nomor telepon responden atau pemberi informasi.
Rincian 116: Jumlah anggota rumah tangga
Isikan jumlah anggota rumah tangga yang diwawancarai.
Blok II. Keterangan Petugas Pencacah (PCS)
Blok ini terdiri dari 4 rincian, yaitu kode petugas, nama petugas, tanggal
pencacahan, dan tanda tangan petugas.
Rincian 201 s.d 204: Tuliskan kode petugas, nama petugas pencacah, tanggal
pencacahan, dan tanda tangan petugas pencacah.
Blok III. Keterangan Pencacahan
Rincian 301: Hasil Pencacahan
Lingkari kode hasil pencacahan dan tuliskan pada kotak yang tersedia.
Isiannya salah satu kode 1 s.d 5. Jika kode 2, 3, 4, atau 5 yang dilingkari maka
pencacahan selesai.
Kode isian rincian 301:
1. Berhasil diwawancarai
2. Pindah ke luar blok sensus
3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan
4. Untuk padi (SOUT2017-SPD.S) : Bukan rumah tangga usaha padi/tidak
panen
Untuk palawija (SOUT2017-SPW.S) : Bukan rumah tangga usaha
palawija/tidak panen
5. Menolak diwawancarai
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|55
Contoh penentuan kode hasil pencacahan:
a. Rumah tangga Pak Naja terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan
2017 komoditas palawija. Pada Daftar SOUT2017-DSRT Blok III, komoditas
terpilih untuk rumah tangga Pak Naja adalah jagung hibrida dengan kode
1213. Pada saat wawancara dengan menggunakan Daftar SOUT2017-SPW.S,
petugas memperoleh informasi bahwa selama setahun yang lalu rumah
Rumah tangga yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan 2017
adalah yang melakukan panen sendiri/menebaskan tanaman
padi/palawija terpilih. Jika rumah tangga terpilih ternyata tidak
melakukan panen sendiri/tidak menebaskan, tetapi misalnya
mengijonkan, maka hentikan pencacahan di rumah tangga
tersebut dan lingkari kode 4 pada rincian 301.
Jika rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha
padi terpilih, maka rumah tangga tersebut tetap dicacah apabila
mengusahakan salah satu komoditas padi yang dicakup dalam
SOUT Tanaman Pangan 2017 dan pada Daftar SOUT2017-SPD.S
rincian 301 lingkari kode 1.
Jika rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha
padi dari salah satu komoditas padi yang dicakup dalam SOUT
Tanaman Pangan 2017, maka rumah tangga tersebut tidak perlu
dicacah dan pada Daftar SOUT2017-SPD.S rincian 301 lingkari
kode 4.
Jika rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha
palawija terpilih, maka rumah tangga tersebut tetap dicacah
apabila mengusahakan salah satu komoditas palawija yang
dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan 2017 dan pada Daftar
SOUT2017-SPW.S rincian 301 lingkari kode 1.
Jika rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga yang
mengusahakan komoditas palawija yang dicakup dalam SOUT
Tanaman Pangan 2017, maka rumah tangga tersebut tidak perlu
dicacah dan pada Daftar SOUT2017-SPW.S rincian 301 lingkari
kode 4.
56|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
tangga Pak Naja ternyata tidak pernah membudidayakan tanaman jagung
hibrida. Tanaman yang dibudidayakan rumah tangga Pak Naja adalah padi
inbrida. Karena komoditas yang diusahakan rumah tangga Pak Naja
selama setahun yang lalu tidak sesuai dengan komoditas yang terpilih
pada Daftar SOUT2017-DSRT, dan tidak termasuk komoditas palawija
yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan 2017, tetapi termasuk
dalam komoditas padi yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan
2017, maka rumah tangga Pak Naja tidak perlu dicacah. Pada rincian
301, isian untuk rumah tangga Pak Naja adalah kode 4 (bukan rumah
tangga usaha tanaman palawija/tidak panen).
b. Rumah tangga Pak Iskandar terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan
2017 untuk tanaman padi. Pada Daftar SOUT2017-DSRT Blok III, komoditas
terpilih untuk rumah tangga Pak Iskandar adalah padi sawah hibrida dengan
kode 1103. Saat wawancara dengan daftar SOUT2017-SPD.S, Pak Iskandar
memberi informasi kepada petugas bahwa ia tidak pernah
membudidayakan padi hibrida. Tanaman padi yang dibudidayakan oleh
rumah tangga Pak Iskandar adalah varietas Ciherang (padi sawah inbrida),
dan terakhir dipanen pada bulan April 2017. Meski komoditas padi yang
diusahakan rumah tangga Pak Iskandar berbeda dengan yang tercetak
pada Daftar SOUT2017-DSRT, rumah tangga Pak Iskandar tetap
dicacah karena komoditas yang diusahakan masih tercakup dalam
komoditas padi yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan 2017.
Pada rincian 301, isian untuk rumah tangga Pak Naja adalah kode 1
(berhasil diwawancarai) dan ganti jenis tanaman terpilih pada hal.1
menjadi padi sawah inbrida (kode 1104).
Blok IV. Keterangan Demografi Rumah Tangga Usaha Tanaman
Padi/Palawija Terpilih
Tujuan blok ini adalah untuk mencatat keterangan demografi rumah
tangga usaha tanaman padi/palawija terpilih pada saat pencacahan.
Kepala rumah tangga adalah anggota rumah tangga yang dianggap
bertanggung jawab di rumah tangga tersebut.
Anggota rumah tangga adalah orang yang biasanya sehari-hari bertempat
tinggal dalam suatu rumah tangga, baik yang ada pada waktu pencacahan
maupun sementara tidak ada atau sedang bepergian kurang dari 6 bulan. Tamu
yang tinggal di suatu rumah tangga selama 6 bulan atau lebih secara terus
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|57
menerus dan tamu yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi akan tinggal 6
bulan atau lebih dianggap sebagai anggota rumah tangga.
Rincian 401: Sekarang saya akan bertanya mengenai anggota rumah
tangga BAPAK/IBU.
kolom (2): Nama anggota rumah tangga (ART)
Isikan nama seluruh anggota rumah tangga pada saat pencacahan.
Nama anggota rumah tangga ditulis dengan urutan mulai dari kepala rumah
tangga (KRT), pasangan KRT, anak yang belum menikah, anak yang sudah
menikah, menantu, cucu, orang tua/mertua, pembantu, famili lain, dan lainnya.
kolom (3): Hubungan dengan kepala rumah tangga (KRT)
Isikan kode hubungan anggota rumah tangga yang namanya tercantum
pada rincian 401 kolom (2) dengan kepala rumah tangga.
Kode hubungan dengan kepala rumah tangga yaitu:
1. Kepala rumah tangga.
2. Isteri/suami dari kepala rumah tangga.
3. Anak adalah anak kandung, anak tiri, dan/atau anak angkat yang diangkat
oleh kepala rumah tangga.
4. Menantu adalah suami/isteri dari anak kandung, anak tiri, dan/atau anak
angkat.
5. Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan/atau anak angkat.
6. Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau
bapak/ibu dari isteri/suami kepala rumah tangga.
7. Famili lain adalah orang-orang yang ada hubungan famili dengan kepala
rumah tangga atau ada hubungan famili dengan isteri/suami kepala rumah
tangga misalnya adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek, nenek
dan sebagainya.
8. Lainnya adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah
tangga atau isteri/suami kepala rumah tangga, seperti pembantu rumah
tangga, tamu, orang yang mondok dengan makan (indekos) dan
sebagainya.
kolom (4): Jenis kelamin
Isikan kode jenis kelamin anggota rumah tangga yang namanya
tercantum pada rincian 401 kolom (2). Isiannya salah satu kode 1 (laki-laki) atau
kode 2 (perempuan).
58|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
kolom (5): Umur (Tahun)
Isikan umur anggota rumah tangga yang namanya tercantum pada
rincian 401 kolom (2). Umur dihitung sampai bulan dan tahun terakhir dengan
pembulatan ke bawah atau umur menurut ulang tahun yang terakhir.
Penghitungan umur berdasarkan pada kalender masehi.
Penjelasan: Jika umurnya 17 tahun 10 bulan, umurnya dicatat 17 tahun.
Apabila responden tidak mengetahui umurnya dengan pasti, usahakanlah
mendapatkan keterangan mengenai umur dengan jalan menghubungkan
kejadian-kejadian penting baik bersifat nasional maupun lokal/daerah setempat,
sehingga paling tidak umurnya dapat diperkirakan lebih tepat.
Peristiwa-peristiwa penting antara lain:
Pendaratan Jepang (1942)
Proklamasi Kemerdekaan RI (1945)
Pemilu I (1955)
Pemberontakan G.30.S/PKI (1965)
Karena untuk umur disediakan 2 kotak, maka untuk yang umurnya kurang dari
10 tahun agar ditambahkan 0 didepannya dan yang umurnya 98 tahun atau
lebih diisikan 98.
Contoh:
Umur 9 tahun 0 9
Umur 99 tahun 9 8
Umur 101 tahun 9 8
kolom (6): Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki
Isikan kode ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki anggota rumah tangga
yang namanya tercantum pada rincian 401 kolom (2). Kode 1 untuk tidak/belum
tamat SD, 2 untuk tamat SD/sederajat, 3 untuk tamat SLTP/sederajat, 4 untuk
tamat SLTA/sederajat, 5 untuk tamat D1/D2, 6 untuk tamat akademi/D3, 7 untuk
tamat D4/S1, dan 8 untuk tamat S2/S3.
Sekolah adalah pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|59
Ijazah/STTB adalah surat keterangan yang diberikan kepada seseorang yang
telah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang
sekolah di sekolah negeri maupun swasta.
Tidak/belum tamat SD adalah kategori bagi mereka yang pernah bersekolah
tetapi tidak/belum tamat Sekolah Dasar, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar,
Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Rakyat, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar
Pamong, atau Paket A1 s.d A100. Mereka yang tamat SD 3 tahun atau sederajat
dianggap tidak tamat SD.
Sekolah Dasar(SD)/Setara adalah tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Dasar,
Sekolah Rakyat, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah
Dasar Pamong, Paket A1 s.d A100 atau Madrasah Ibtidaiyah.
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/Setara adalah tamat dan
mempunyai ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/Setara misalnya SLTP,
SMP, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Pertama, Madrasah
Tsanawiyah atau tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Kejuruan misalnya SKKP, SMEP, SPMP, ST, PGA 4 tahun, SGB, Kursus
Karyawan Perusahaan, Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama.
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/Setara adalah tamat dan mempunyai
ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/Setara misalnya SMU, SLTA, SMA, HBS 5
tahun, AMS, Madrasah Aliyah atau tamat dan mempunyai ijasah Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas Kejuruan misalnya SPMA, SMKK, SMEA, STM, SPG, KPG,
SGO/SMOA, PGA 6 tahun, SAKMA, SAA/SMF, KPAA.
D1/D2 adalah tamat dan mempunyai ijazah program D1/D2 seperti Program
Diploma I dan II, PGSLP, D1 Sekretaris, D1 Komputer.
Akademi/D3 adalah tamat dan mempunyai ijazah akademi atau yang telah
mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu fakultas. Bagi fakultas yang tidak
mengeluarkan gelar Sarjana Muda maka mahasiswa yang duduk di tingkat 4
atau 5 tetap dimasukkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
D4/S1 adalah tamat dan mempunyai ijazah program pendidikan diploma IV,
akta IV atau V, dan sarjana pada suatu Universitas/ Institut/Sekolah Tinggi.
S2/S3 adalah tamat dan mempunyai ijazah program pendidikan pasca sarjana,
doktor, atau spesialis I/II pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi.
Penjelasan:
Bila seseorang telah memiliki Ijazah/STTB pada jenjang sekolah tertentu tetapi
hilang, maka tetap dianggap memiliki ijazah/STTB.
60|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
kolom (7): Apakah [NAMA pada Kol.(2)] terlibat dalam usaha [tanaman
padi/palawija terpilih] yang dikelola rumah tangga selama
setahun yang lalu?
Isikan kode keterlibatan anggota rumah tangga yang namanya tercantum
pada rincian 401 kolom (2) dalam usaha tanaman padi/palawija terpilih yang
dikelola rumah tangga bersangkutan selama setahun yang lalu. Jika anggota
rumah tangga tidak terlibat dalam usaha tanaman padi/palawija terpilih maka
langsung melanjutkan pertanyaan untuk anggota rumah tangga berikutnya.
Kode keterlibatan dalam usaha tanaman padi/palawija terpilih yaitu:
1. Ya, petani/pengelola, yaitu jika anggota rumah tangga tersebut
mengusahakan/membudidayakan tanaman padi/palawija terpilih di lahan
yang dikuasai rumah tangga dan menanggung resiko usaha (bukan buruh
tani atau pekerja keluarga) selama setahun yang lalu.
2. Ya, pekerja keluarga tidak dibayar, yaitu jika anggota rumah tangga tersebut
ikut mengerjakan/terlibat dalam mengelola kegiatan usaha tanaman
padi/palawija terpilih di lahan yang dikuasai rumah tangga, tetapi tidak
menanggung risiko usaha selama setahun yang lalu.
3. Tidak terlibat.
kolom (8): Jika [NAMA pada Kol. (2)] adalah petani/pengelola [tanaman
padi/palawija terpilih], apakah menguasai/mengelola bidang
lahan yang dipanen sendiri (dengan atau tanpa
buruh/borongan)/ditebaskan terakhir selama setahun yang
lalu?
Isikan kode 1 jika anggota rumah tangga yang namanya tercantum pada
rincian 401 kolom (2) adalah petani/pengelola tanaman padi/palawija terpilih
(kolom (7) berkode 1) dan menguasai/mengelola bidang lahan yang dipanen
sendiri (dengan atau tanpa buruh/borongan) atau ditebaskan terakhir selama
setahun yang lalu dan kode 2 jika tidak pada kotak yang tersedia.
Dipanen sendiri adalah pemanenan dilakukan sendiri oleh petani, baik
menggunakan tenaga kerja dibayar, menggunakan tenaga kerja tidak dibayar,
maupun secara borongan/bawon. Untuk komoditas padi, rumah tangga
dianggap panen sendiri (dengan atau tanpa buruh/borongan) jika menghasilkan
gabah dalam kualitas standar, yakni berupa gabah kering panen (GKP) atau
gabah kering giling (GKG), sedangkan untuk komoditas palawija dianggap
panen sendiri jika menghasilkan hasil panen dalam kualitas standar (bukan
panen muda/panen dalam bentuk lain) masing-masing sebagai berikut:
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|61
1. Jagung dalam ontongan basah/pipilan kering
2. Kedelai dalam biji kering/polong kering panen
3. Kacang tanah dalam biji kering/gelondongan basah
4. Kedelai dalam biji kering/polong kering panen
5. Kacang hijau dalam biji kering/polong basah
Ditebaskan adalah apabila tanaman dijual kepada penebas/pembeli pada saat
tanaman sudah siap untuk dipanen. Petani akan menerima harga yang sudah
disetujui oleh kedua belah pihak dan pelaksanaan panen menjadi tanggung
jawab penebas/pembeli.
Diijonkan adalah tanaman dijual sebelum masa panen. Selanjutnya,
pemeliharaan dan pemanenan tanaman tersebut menjadi tanggung jawab
pengijon/pembeli. Jika petani mengijonkan tanaman padi/palawija maka kode
yang dipilih pada kolom (8) adalah kode 2.
Rincian 402: Dari anggota rumah tangga yang berkode “1” pada Kolom
(8), yang menjadi petani utama (nilai produksi paling besar)
adalah nomor urut berapa? ..............
Jika petani/pengelola tanaman padi/palawija terpilih yang
menguasai/mengelola bidang lahan yang dipanen sendiri/ditebaskan terakhir
selama setahun yang lalu di rumah tangga terpilih lebih dari satu orang (rincian
401 kolom (8) > 1), tuliskan nomor urut anggota ruta yang menjadi
petani/pengelola dengan nilai produksi terbesar.
Contoh:
Rumah tangga Pak Nian terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017
untuk komoditas padi sawah hibrida. Anggota rumah tangga Pak Nian terdiri
dari empat orang yaitu:
1. Nian, sebagai kepala rumah tangga
2. Yanti, sebagai istri kepala rumah tangga
3. Romi, sebagai anak kepala rumah tangga
4. Jaja, sebagai orang tua kepala rumah tangga
Apabila jumlah ART lebih dari 10 orang, maka petugas pencacah harus
memperbanyak (fotocopy) lembar keterangan demografi rumah tangga
agar dapat mencatat informasi seluruh ART.
62|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Pak Nian dan Pak Jaja sama-sama terlibat dalam usaha tanaman padi hibrida
yang dikelola masing-masing selama setahun yang lalu maka isian pada Daftar
SOUT2017-SPD.S rincian 401 kolom (7) masing-masing adalah “1”. Ternyata
mereka juga melakukan panen pada bulan yang sama yaitu bulan Maret 2017
sehingga kode yang harus diisi petugas pada kolom (8) adalah “1” untuk
keduanya.
Karena terdapat dua orang yang memiliki kode 1 pada rincian 401 kol. (8),
petugas harus menanyakan nilai produksi tanaman padi sawah hibrida yang
dipanen terakhir masing-masing oleh Pak Nian dan Pak Jaja. Total nilai produksi
hasil panen Pak Nian untuk komoditas padi sawah hibrida pada bulan Maret
2017 sebesar Rp4.000.000,- sedangkan Pak Jaja sebesar Rp2.000.000,- maka
yang dianggap sebagai petani utama adalah Pak Nian karena memiliki nilai
produksi yang paling besar dan petugas harus menuliskan nomor urut Pak Nian
pada rincian 402 yang dilihat dari rincian 401 kol. (1) yaitu “1”.
Prioritas pemilihan responden jika kode “1” pada rincian 401 kolom (8)
lebih dari 1:
1. Anggota rumah tangga dengan nilai produksi paling besar.
2. Anggota rumah tangga dengan luas bidang panen terakhir terluas.
3. Anggota rumah tangga yang dapat diwawancarai.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|63
Blok VA. Keterangan Panen dan Produksi Usaha Tanaman
Padi/Palawija Terpilih
Blok ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai panen dan
hasil panen/produksi dari tanaman padi/palawija terpilih pada bidang lahan
yang dipanen sendiri/ditebaskan terakhir selama setahun yang lalu.
Rincian 501: Apa satuan luas yang sering digunakan di wilayah ini
(contoh: hektar, m2, bata, bahu, rante, are)?
Isikan satuan luas bidang lahan tanaman padi/palawija terpilih yang biasa
digunakan di wilayah setempat sesuai dengan jawaban responden.
Rincian 502: Berapa luas bidang (luas baku) yang dikuasai rumah tangga
untuk usaha [tanaman padi/palawija terpilih] dalam satuan
luas [jawaban rincian 501]? ................
Isikan luas bidang yang dikuasai rumah tangga untuk bidang yang
ditanami usaha tanaman padi/palawija terpilih yang dipanen sendiri/ditebaskan
terakhir.
Bidang lahan adalah sehamparan tanah yang dikuasai oleh suatu
rumahtangga/badan yang dibatasi oleh sungai, jalan umum, hutan, selokan
umum dan semacamnya atau dibatasi oleh lahan yang dikuasai pihak lain atau
jenis lain. Yang dimaksud badan di sini seperti lembaga berbadan hukum, desa
dan adat.
Petak lahan adalah bagian dari bidang lahan yang dibatasi oleh saluran dan
atau galengan, jenis tanaman maupun batas-batas lainnya.
Rincian 503: Apa sistem pemanenan yang dilakukan?
Lingkari kode sistem pemanenan yang dilakukan untuk tanaman
padi/palawija terpilih, kode 1 jika panen sendiri dan kode 2 jika ditebaskan
kemudian isikan kode sistem pemanenan pada kotak yang tersedia. Untuk
konsep panen sendiri dan ditebaskan dapat dilihat kembali pada penjelasan
rincian 401 kol. (8).
Jika responden melakukan pemanenan lebih dari satu bidang secara
bersamaan maka yang dipilih adalah bidang yang terluas.
64|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 504: Berapa luas [tanaman padi/palawija terpilih] yang dipanen
dalam satuan luas [jawaban rincian 501]? ...............
Isikan luas panen yang dipanen sendiri/ditebaskan terakhir (baik
menggunakan buruh atau tidak, maupun secara borongan) oleh rumah tangga
selama setahun yang lalu dalam satuan yang tertera pada rincian 501.
Luas panen adalah luas tanaman padi/palawija terpilih yang dipungut hasilnya
setelah tanaman tersebut cukup umur.
Penjelasan:
Jika satu bidang tanaman padi terpilih terdiri dari 6 petak, 1 petak puso
terserang OPT pada saat tanaman sudah siap dipanen, maka luas panen yang
diisikan pada rincian 504 adalah luas dari 6 petak yang dipanen tersebut dan
ongkos/biaya yang dicatat di blok VI adalah biaya untuk 6 petak. Hal ini juga
berlaku untuk tanaman palawija terpilih.
Konsep puso adalah hasil panen tanaman padi/palawija terpilih kurang dari 11
persen produksi normal pada seluruh petak yang ditanami dalam satu bidang.
Perlu diperhatikan, ada beberapa kondisi yang dapat terjadi untuk isian
rincian 502 dan 504. Kedua rincian ini dapat memiliki nilai yang berbeda (luas
bidang yang dikuasai dan luas panen tidak sama), agar lebih jelas berikut
diberikan contoh kasus:
Rumah tangga Pak Kadir terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017
untuk komoditas padi sawah hibrida. Kepada petugas pencacah, Pak Kadir
mengaku menguasai bidang yang terdiri dari 6 petak seluas 3000 m2. Namun,
dari 6 petak tersebut hanya 4 petak (2000 m2) yang ia tanami padi hibrida dan
dipanen pada bulan Februari 2017. Berdasarkan kasus ini maka petugas
pencacah mengisikan “3000” untuk rincian 502 dan “2000” untuk rincian 504
pada daftar SOUT2017-SPD.S.
Rincian 505: Berapa kilogram produksi [tanaman padi/palawija terpilih]
yang dipanen dalam kualitas standar GKP? ............... (kg)
Isikan nilai produksi tanaman padi/palawija terpilih dalam satuan
kilogram. Produksi yang diisikan adalah produksi dalam kualitas standar sesuai
dengan jenis tanaman padi/palawija terpilih.
Untuk tanaman padi produksi dalam kualitas standar GKP (GKP=1,1625 x GKG).
Sementara itu untuk tanaman palawija produksi dalam kualitas standar:
Jagung dalam pipilan kering (pipilan kering=0,5673 x ontongan basah)
Kedelai dalam biji kering (biji kering=0,3690 x polong kering panen)
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|65
Kacang tanah dalam biji kering (biji kering=0,3200 x gelondongan basah)
Kacang hijau dalam biji kering (biji kering=0,5380 x polong basah)
Ubi kayu/Ubi jalar dalam umbi basah ---
Contoh:
Rumah tangga Pak Sabri terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017
untuk komoditas padi sawah inbrida. Dari hasil wawancara diperoleh informasi
bahwa hasil panen padi sawah inbrida yang diusahakan Pak Sabri pada
sebidang lahan yang dipanen sendiri pada bulan Maret 2017 sebesar 2,5 ton
gabah kering giling (GKG). Maka, hasil produksi dalam kualitas standar yang
diisikan pada rincian 506 Daftar SOUT2017-SPD.S adalah:
Produksi dalam kualitas standar (GKP) = 1,1625 x 2.500 kg = 2.906 kg
Rincian 506: Berapa nilai produksi [tanaman padi/palawija terpilih]?
............... (ribu rupiah)
Isikan nilai produksi utama yang diperoleh dari usaha tanaman
padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama setahun yang
lalu dalam ribuan rupiah.
Rincian 507 untuk Daftar SOUT2017-SPD.S (padi):
Rincian 507: Selain produksi utama berupa gabah pada [Rinc. 505], berapa
nilai produksi ikutan (contohnya jerami) yang juga dihasilkan?
............... (ribu rupiah)
Isikan nilai produksi ikutan yang diperoleh dari usaha tanaman padi
terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama setahun yang lalu dalam
ribuan rupiah.
Rincian 507 untuk Daftar SOUT2017-SPW.S (palawija):
Rincian 507: Selain produksi utama pada [Rinc. 505], berapa nilai produksi
ikutan (contohnya daun untuk tanaman ubi kayu) yang juga
dihasilkan? ............... (ribu rupiah)
Isikan nilai produksi ikutan yang diperoleh dari usaha tanaman palawija
terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama setahun yang lalu dalam
ribuan rupiah.
Nilai produksi ikutan adalah hasil ikutan dari tanaman padi/palawija yang
terpilih yang mempunyai nilai ekonomis.
66|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 508: Jumlah total nilai produksi (Rinc. 506+Rinc. 507) sebesar?
............... (ribu rupiah)
Rincian ini langsung diisikan oleh petugas pencacah. Jumlahkan nilai
produksi utama dan produksi ikutan kemudian isikan ke dalam kotak yang telah
disediakan.
Petugas harus memastikan kewajaran jawaban responden pada rincian
505 dan 506 dengan cara memeriksa harga produksi per kilogram berdasarkan
kondisi setempat. Hitung harga produksi tanaman padi/palawija terpilih dalam
rupiah per kilogram (rincian 506 x 1.000/rincian 505) lebih dulu. Kemudian,
periksa apakah harga sudah wajar dibandingkan dengan kondisi setempat. Jika
sudah wajar, pencacahan dapat dilanjutkan. Jika tidak wajar, tanyakan kembali
kepada responden untuk verifikasi.
Contoh:
Rumah tangga Pak Iqbal terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017
untuk komoditas jagung hibrida. Kepada petugas pencacah, Pak Iqbal memberi
informasi bahwa dari tanaman jagung hibrida yang dipanennya pada sebidang
lahan seluas setengah hektar pada bulan Maret 2017 ia memperoleh hasil
panen sebanyak 3 ton pipilan kering (Rinc.505 = 3.000). Menurut Pak Iqbal, bila
jagung sebanyak ini dijual ke pedagang pengumpul, ia bakal mendapatkan
uang sebanyak Rp30.000.000,- (Rinc.506 = 30.000).
Berdasarkan informasi ini, harga produksi per kg jagung yang dipanen Pak
Iqbal = (Rinc.506 x 1000)/Rinc.505 = (30000 x 1000)/3000 = Rp10.000,-.
Karena harga jagung hibrida dalam kualitas standar sekitar Rp3.000,- per kg,
informasi yang diberikan Pak Iqbal kepada petugas pencacah tidak wajar
sehingga harus diverifikasi lebih dulu sebelum petugas beranjak pada
pertanyaan selanjutnya.
Rincian 509: Jika satuan luas [jawaban Rinc. 501] diperkirakan dalam
meter persegi, berapakah luas satu [satuan luas pada Rinc.
501]? ............... (m2)
Isikan besarnya satuan luas yang digunakan pada rincian 501 jika
diperkirakan dalam satuan meter persegi (m2) dalam kotak yang tersedia.
Apabila satuan luas pada rincian 501 sudah dalam meter persegi maka isikan
angka 1,00.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|67
Blok VB. Keterangan Karakteristik Usaha Tanaman Padi/Palawija Terpilih
Blok ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai usaha
tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama
setahun yang lalu. Informasi yang dikumpulkan mencakup jenis lahan, status
lahan, sistem penanaman, kuantitas penanaman, varietas benih yang utama
digunakan, bulan tanam, musim tanam, sumber benih yang digunakan,
penggunaan pupuk, serangan hama/OPT dan pengendaliannya, dampak
bencana alam, serta penjualan dan penyimpanan hasil produksi.
Rincian 510: Apa jenis lahannya?
Lingkari kode 1 jika padi ditanam pada lahan sawah irigasi, kode 2 jika
pada lahan sawah non Irigasi, dan kode 3 jika pada lahan bukan sawah.
Rincian 511: Apa status penguasaan lahannya?
Lingkari kode status lahan yang ditanami tanaman padi/palawija terpilih
dan isikan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Kode 1 untuk milik sendiri,
kode 2 sewa, dan kode 3 bebas sewa/lainnya.
Rincian 512 untuk Daftar SOUT2017-SPD.S (padi):
Rincian 512.a: Apa sistem penanaman yang diterapkan?
Lingkari kode 1 jika penanaman dilakukan secara tunggal, kode 2 jika
penanaman dilakukan secara tumpang sari/tanaman sela/campuran, kode 3 jika
penanaman dilakukan secara surjan, dan kode 4 jika dilakukan secara mina padi.
Isikan kode yang telah dilingkari pada kotak yang disediakan.
Sistem penanaman tunggal adalah suatu pola tanam satu jenis tanaman yang
ditanam dalam satu bidang lahan pada periode/musim tanam.
Gambar 6.1 Sistem penanaman tunggal
68|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Sistem penanaman tumpang sari/sela adalah suatu penanaman pada
sebidang lahan, dimana lebih dari satu jenis tanaman ditanam dan tumbuh
bersama dengan jarak tanam dan larikan yang teratur.
Tumpang sari ada dua macam yaitu :
- Tumpang sari yang umurnya sama adalah menanam dan memanen bisa
dilakukan bersamaan, seperti: tanaman padi gogo yang ditanam bersamaan
dengan jagung.
- Tumpang sari yang umurnya berbeda disebut sistem penanaman sela yaitu
tanaman semusim yang ditanam diantara tanaman tahunan, seperti padi
gogo dengan karet.
Sistem penanaman campuran adalah suatu penanaman pada sebidang lahan,
dimana terdapat lebih dari satu tanaman dan tumbuh bersama tanpa jarak
tanam dan larikan yang teratur tetapi tercampur secara acak.
Sistem penanaman surjan adalah sistem penanaman yang dicirikan dengan
perbedaan tinggi permukaan bidang tanam pada suatu luasan lahan.
Sistem penanaman mina padi adalah salah satu cara bercocok tanam yang
memperpadukan sistem pertanian dan perikanan pada tanaman padi.
Gambar 6.2 Sistem penanaman tumpang sari (jagung dan kacang tanah)
Gambar 6.3 Sistem penanaman surjan
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|69
Rincian 512.b: Apa program peningkatan produksi yang diikuti?
Lingkari kode teknik budidaya yang digunakan untuk tanaman padi
terpilih, kode 1 jika SRI, kode 2 jika PTT, dan kode 3 konvensional/non-program.
System of Rice Intensification (SRI) merupakan salah satu pendekatan dalam
praktek budidaya padi yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah,
tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang
berbasis pada kegiatan ramah lingkungan. Komponen utama SRI meliputi
penggunaan bibit muda, jarak tanam lebar, pengendalian gulma secara
mekanis, pengairan berselang, dan memaksimalkan penggunaan bahan organik.
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah upaya untuk mempertahankan
atau bahkan meningkatkan produksi padi secara berkelanjutan dengan
memperhatikan sumber daya yang tersedia serta kemauan dan kemampuan
petani.
Pada dasarnya teknologi yang diterapkan oleh model PTT dan SRI sama, hanya
strateginya berbeda. Strategi SRI lebih dipusatkan pada bahan organik. Dalam
kaitannya dengan pengelolaan hara, terdapat perbedaan yang mendasar dari
metode PTT, SRI, dan konvensional. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 11.
Rincian 512.c: Apa teknik penanaman yang diterapkan?
Lingkari kode teknik penanaman yang digunakan untuk tanaman padi
terpilih, kode 1 jika jajar legowo, 2 jika salibu, kode 3 jika tegel, kode 4 jika
hazton, kode 5 jika tabela dan kode 6 jika sebar.
Jajar legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau
lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Baris
tanaman (dua atau lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar di kanan dan di
Gambar 6.4 Sistem penanaman mina padi
70|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
kirinya) disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo
maka disebut legowo 2:1, sementara jika empat baris tanam per unit legowo
disebut legowo 4:1, dan seterusnya.
Budidaya salibu merupakan varian teknologi budidaya ratun, yaitu tunggul
setelah panen tanaman utama yang tingginya sekitar 25 cm, dipelihara selama
7-10 hari atau dibiarkan hingga keluar tunas baru. Apabila tunas yang keluar
kurang dari 70% maka tidak disarankan untuk dilakukan budidaya salibu. Jika
tunas yang tumbuh lebih dari 70% maka potong kembali secara seragam
hingga ketinggian 3-5 cm, kemudian dipelihara dengan baik hingga panen.
Tegel pada tanaman padi dicirikan dengan penempatan tanaman padi yang
terlihat seperti susun tegel rumah dimana jarak sisinya sama misalnya 20 x 20
cm atau 25 x 25 cm.
Teknologi budidaya Hazton pada tanaman padi dicirikan dengan penggunaan
bibit tua berumur 25-30 hari setelah semai dan jumlah bibit per lubang tanam
20-30 batang. Komponen teknologi lainnya menggunakan pendekatan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi yang direkomendasikan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Penerapan teknologi
budidaya Hazton pada tanaman padi bersifat spesifik lokasi.
Budidaya padi tabela (tanam benih langsung) dapat diterapkan pada
beragam agroekosistem, meliputi sawah irigasi, sawah tadah hujan, lahan
pasang surut, serta lahan kering yang relatif datar. Kekhususan tabela adalah
tidak melakukan tanam pindah tetapi benih ditabur secara langsung. Pada
tabela tidak ada pembuatan persemaian dan pindah tanam sehingga
memerlukan tenaga kerja lebih sedikit.
Sebar adalah sama dengan tabela (tanam benih langsung), perbedaannya yaitu
pada tabela benih ditanam secara teratur sedangkan sebar tidak teratur.
Rincian 512.d: Jika menerapkan jajar legowo, apa pola tanam yang
diaplikasikan?
Rincian ini ditanyakan jika responden menerapkan jajar legowo (jarwo)
untuk usaha tanaman padi terpilih pada bidang lahan yang dipanen terakhir
(rincian 512.c berkode 1). Lingkari kode 1 jika pola tanam jajar legowo yang
diaplikasikan adalah jarwo 2:1, kode 2 jika jarwo 4:1, kode 3 jarwo 6:1, dan kode
4 jarwo lainnya.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|71
Rincian 512 untuk Daftar SOUT2017-SPW.S (palawija):
Rincian 512: Apa sistem penanaman yang diterapkan?
Lingkari kode 1 jika penanaman dilakukan secara tunggal, kode 2 jika
penanaman dilakukan secara tumpang sari/tanaman sela/campuran, dan kode 3
jika penanaman dilakukan secara surjan. Isikan kode yang telah dilingkari pada
kotak yang disediakan.
Rincian 513.a: Berapa kali dilakukan penanaman [tanaman palawija
terpilih]/padi selama setahun yang lalu?
Lingkari kode jumlah penanaman palawija terpilih/padi selama setahun
yang lalu dan isikan kode tersebut pada kotak yang tersedia.
Gambar 6.5 Jajar Legowo 2:1 50 cm
Sis
ipan
Sis
ipan
12,5 cm
Khusus untuk tanaman padi frekuensi penanaman yang termasuk dalam
rincian 513.a tidak dibedakan menurut varietas hibrida dan inbrida,
begitu pula untuk jagung tidak dibedakan menurut hibrida dan komposit.
sisipan si
sip
an
12,5 cm
25 cm
50 cm 25 cm
Gambar 6.6 Jajar Legowo 4:1
72|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 513.b: Berapa kali dilakukan penanaman (padi dan bukan padi)/
[palawija dan bukan palawija] selama setahun yang lalu?
Lingkari kode jumlah penanaman padi dan bukan padi/palawija dan
bukan palawija selama setahun yang lalu dan isikan kode tersebut pada kotak
yang tersedia.
Contoh:
1. Rumah tangga Pak Simon terpilih menjadi sampel SOUT Tanaman Pangan
2017 untuk komoditas padi sawah inbrida. Pak Simon mengaku selama
setahun yang lalu melakukan penanaman padi sebanyak 2 kali pada bidang
lahan yang sama, yaitu padi sawah hibrida dan padi sawah inbrida. Di sela-
sela waktu penanaman padi sawah hibrida dan padi sawah inbrida, Pak
Simon juga melakukan penanaman jagung di bidang lahan tersebut
sehingga total penanaman yang dilakukan adalah tiga kali. Berdasarkan
kasus tersebut, maka isian Daftar SOUT2017-SPD.S untuk rincian 513.a
adalah kode 2 dan 513.b adalah kode 3.
2. Rumah tangga Bu Siti terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017
untuk komoditas kacang tanah. Pada bidang lahan yang ditanami kacang
tanah tersebut, Bu Siti melakukan penanaman sebanyak tiga kali selama
setahun yang lalu dengan urutan penanaman padi, jagung, dan kacang
tanah. Karena pada Daftar SOUT2017-SPW.S untuk rincian 513.a hanya
diisikan untuk tanaman palawija terpilih maka isian pada rincian 513.a
untuk kasus ini adalah kode 1 sedangkan 513.b adalah kode 3.
Rincian 514: Apa varietas benih utama yang digunakan?
Rincian ini hanya terisi untuk padi, jagung, dan kedelai. Lingkari kode
varietas benih utama yang digunakan pada tanaman padi/palawija terpilih dan
isikan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Khusus SOUT2017-SPW.S, rincian
ini dikosongkan untuk tanaman kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi
jalar.
Varietas benih padi inbrida:
101. Ciherang 105. Cigeulis 109. Inpari
102. Mekongga 106. Ciliwung 110. Inpara
103. IR-64 107. Situbagendit 111. Cibodas
104. Varietas lokal 108. Cisadane 199. Inbrida Lainnya
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|73
Varietas benih padi hibrida:
201. Intani 1 205. Miki 2 209. Hibrindo R-1
202. Intani 2 206. Miki 3 210. Hibrindo R-2
203. Rokan 207. Longping Pusaka 1 299. Hibrida lainnya
204. Miki 1 208. Longping Pusaka 2
Varietas benih jagung komposit:
301. Arjuna 305. Kodok 309. Piet Kuning
302. Lamuru 306. Kretek 310. Srikandi
303. Bisma 307. Manado kuning 311. Lokal
304. Srikandi Putih-1 308. Metro 399. Komposit Lainnya
Varietas benih jagung hibrida:
401. Semar 405. Pertiwi 409. SHS
402. P21 406. Hibrida C1 410. Bisi-2
403. Bima 407. Hibrida C2 411. Bisi-18
404. Pionir 408. IPB 4 499. Hibrida lainnya
Varietas benih kedelai:
501. Wilis 505. Orba 509. Tanggamus
502. Anjasmoro 506. Mahameru 510. Kipas Merah
503. Baluran 507. Ijen 599. Lainnya
504. Grobogan 508. Burangrang
Rincian 515: Dari mana sumber utama benih yang digunakan?
Tanyakan kepada responden, sumber utama benih yang digunakan untuk
tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama
setahun yang lalu. Lingkari kode 1 jika benih berasal dari pembelian, kode 2 jika
dari hasil penangkaran sendiri, kode 3 jika dari hasil budidaya sendiri, dan kode
Benih yang diperoleh dari hasil produksi sendiri/budidaya varietas
hibrida atau benih turunan hibrida dikategorikan sebagai benih bukan
hibrida. Untuk padi disebut padi inbrida, sedangkan untuk jagung
disebut benih komposit.
74|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
4 jika benih berasal dari sumber lainnya. Isikan kode yang dilingkari ke dalam
kotak yang tersedia.
Penangkaran benih adalah kegiatan melakukan penangkaran atau
perbanyakan benih varietas unggul bersertifikat, sedangkan budidaya benih
adalah kegiatan perbanyakan benih yang tidak bersertifikat.
Rincian 516: Pada bulan apa dilakukan penanaman?
Tanyakan kepada responden, pada bulan apa tanaman padi/palawija
terpilih (yang akan dikumpulkan informasinya) ditanam dan lingkari kode bulan
yang bersangkutan. Kode 01 untuk Januari, kode 02 untuk Februari, kode 03
untuk Maret, kode 04 untuk Mei, kode 06 untuk Juni, kode 07 untuk Juli, kode
08 untuk Agustus, kode 09 untuk September, kode 10 untuk Oktober, kode 11
untuk November, dan kode 12 untuk Desember. Isikan kode yang telah
dilingkari ke dalam kotak yang tersedia.
Rincian 517: Musim apa yang sedang berlangsung di wilayah ini ketika
dilakukan penanaman?
Tanyakan kepada responden, pada musim apa tanaman padi/palawija
terpilih (yang akan dikumpulkan informasinya) ditanam dan lingkari kode
musim yang bersangkutan. Kode 1 untuk musim hujan dan kode 2 untuk musim
kemarau. Isikan kode yang telah dilingkari ke dalam kotak yang tersedia. Musim
hujan umumnya berlangsung sepanjang Oktober sampai dengan Maret,
sementara musim kemarau berlangsung sepanjang April sampai dengan
September.
Rincian 518: Apakah menggunakan pupuk?
Tanyakan kepada responden, apakah menggunakan pupuk untuk
tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama
setahun yang lalu. Lingkari kode 1 jika menggunakan pupuk. Jika responden
tidak menggunakan pupuk, lingkari kode 2 dan langsung ke rincian 522. Isikan
kode yang telah dilingkari ke kotak yang tersedia.
Rincian 519: Jika menggunakan pupuk, apakah menggunakan pupuk
subsidi?
Tanyakan kepada responden, apakah pupuk yang digunakan untuk
tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama
setahun yang lalu bersubsidi atau tidak. Lingkari kode 1 jika pupuk yang
digunakan seluruhnya bersubsidi, kode 2 jika hanya sebagian saja yang
bersubsidi, kode 3 jika responden tidak menggunakan pupuk bersubsidi, dan
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|75
kode 4 jika responden tidak mengetahui pupuk yang digunakan bersubsidi atau
tidak. Isikan kode yang telah dilingkari ke kotak yang tersedia. Apabila yang
dilingkari adalah kode 3 atau 4 maka langsung ke pertanyaan rincian 522.
Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang diterima kelompok tani dan/atau petani
di sektor pertanian yang pengadaan dan penyalurannya mendapat subsidi dari
pemerintah serta berada dalam pengawasan. Termasuk dalam pupuk subsidi
adalah yang diterima melalui suatu organisasi seperti kelompok tani (bukan
subsidi harga yang diberikan ke perusahaan pupuk).
Berikut harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi menurut Peraturan
Menteri Pertanian Republik Indonesia tentang Kebutuhan dan Harga Eceran
Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2016
(Nomor: 60/Permentan/SR.310/12/2015):
Pupuk Urea = Rp 1.800; per kg
Pupuk SP-36 = Rp 2.000; per kg
Pupuk ZA = Rp 1.400; per kg
Pupuk NPK = Rp 2.300; per kg
Pupuk Organik = Rp 500; per kg
Rincian 520: Jika menggunakan pupuk subsidi, bagaimana perbandingan
harga pupuk subsidi yang digunakan dengan pupuk non-
subsidi?
Tanyakan kepada responden perbandingan harga pupuk subsidi yang
digunakan untuk tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen
terakhir selama setahun yang lalu dengan pupuk non-subsidi. Lingkari kode 1
jika pupuk subsidi lebih mahal, kode 2 jika pupuk subsidi lebih murah, kode 3
jika harga pupuk subsidi dan non-subsidi sama saja, dan kode 4 jika responden
tidak mengetahui perbandingan harga pupuk subsidi dengan non-subsidi.
Isikan kode yang telah dilingkari ke kotak yang tersedia. Apabila kode 2, 3, atau
kode 4 yang terpilih, langsung ke pertanyaan rincian 522.
Rincian 521: Jika pupuk subsidi yang digunakan dirasakan lebih mahal
dari pupuk non-subsidi, berapa besar perbedaannya?
Jika jawaban responden untuk rincian 520 adalah pupuk subsidi lebih
mahal dibandingkan pupuk non-subsidi, tanyakan kepada responden berapa
persen besarnya perbedaan harga pupuk subsidi. Lingkari kode 1 jika
perbedaan yang dirasa kurang dari 50 persen, kode 2 jika perbedaan sebesar 50
76|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
persen, dan kode 3 jika perbedaan yang dirasa lebih dari 50 persen. Isikan kode
yang telah dilingkari ke kotak yang tersedia.
Rincian 522: Apakah melakukan upaya pengendalian hama/OPT?
Lingkari kode 1 bila dilakukan upaya pengendalian hama/OPT dan kode 2
bila tidak. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.
Bila kode 2 dilingkari, pertanyaan langsung ke rincian 524.
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang
mempunyai potensi menimbulkan kerusakan ekonomis atau gangguan pada
tanaman padi/palawija terpilih, termasuk didalamnya adalah hama, penyakit,
dan gulma.
Rincian 523: Jika melakukan upaya pengendalian hama/OPT, dengan cara
apa pengendalian hama/OPT yang utama dilakukan?
Pertanyaan ini ditanyakan jika rincian 522 berkode 1 atau petani
melakukan upaya pengendalian hama/OPT. Lingkari kode yang sesuai dengan
pengendalian hama/OPT yang utama dilakukan, bila pengendalian hama/OPT
dengan cara agronomis lingkari kode 1, mekanis kode 2, hayati kode 3, dan
kimiawi kode 4, kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang
disediakan dan langsung ke pertanyaan rincian 525.
Pengendalian Agronomis adalah berbagai tindakan budidaya yang dapat
mengatasi perkembangan populasi/serangan OPT. Tindakan tersebut antara
lain; pemupukan, pengolahan tanah, pengaturan irigasi, dan lain-lain. Termasuk
pengaturan pola tanam dan penanaman varietas tahan OPT.
Pengendalian Mekanis adalah pengendalian dengan memanfaatkan berbagai
sarana dan peralatan yang ada antara lain; pemagaran/penghalang (seperti
plastik), pengendalian tikus dengan cara gropyokan, pemakaian perangkap, dan
lain-lain.
Pengendalian Hayati adalah pengendalian dengan memanfaatkan agen hayati
(pemangsa alami/predator) yang sesuai dan telah terbukti efektif
mengendalikan populasi OPT, misalnya pengendalian tikus dengan melepas
burung pemangsa tikus, menjaga keseimbangan ekosistem.
Pengendalian Kimiawi adalah pengendalian dengan menggunakan bahan-
bahan kimia, misalnya pengendalian hama/OPT dengan menggunakan pestisida,
rodentisida dan lain-lain.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|77
Rincian 524: Jika tidak melakukan pengendalian hama/OPT, apa alasan
utama tidak melakukan upaya pengendalian hama/OPT?
Rincian ini terisi bila rincian 522 berkode 2. Jika alasan utama tidak
dilakukan upaya pengendalian hama/OPT karena biaya penanggulangan mahal
lingkari kode 1, sulit mendapatkan sarana penanggulangan kode 2, tidak ada
biaya kode 3 dan lainnya kode 4. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada
kotak yang disediakan.
Biaya penanggulangan mahal, petani tidak mampu membeli sarana
penanggulangan seperti obat-obatan untuk menanggulangi serangan OPT
karena harganya terlalu mahal.
Sulit mendapat sarana penanggulangan, di sekitar daerah responden
sulit/tidak ada yang menjual sarana penanggulangan seperti obat-obatan pada
saat dibutuhkan, meskipun ada harus membeli di tempat yang relatif jauh.
Tidak ada biaya, petani tidak memiliki biaya untuk melakukan pengendalian
OPT/membeli sarana penanggulangan.
Lainnya, selain ketiga alasan di atas misalnya tidak menguntungkan secara
ekonomi.
Rincian 525: Apakah terkena serangan hama/OPT?
Lingkari kode 1 bila tanaman padi/palawija terpilih mengalami serangan
hama/OPT dan kode 2 bila tidak (langsung ke rincian 527), kemudian isikan
kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.
Tanaman terserang OPT apabila tanaman tersebut menjadi tempat hidup dan
berkembangbiaknya OPT, atau tanaman mengalami kerusakan karena OPT,
dengan kepadatan populasi OPT atau intensitas kerusakan tanaman tersebut
telah menyamai atau melebihi ambang pengendalian yang telah ditetapkan.
Yang dimaksud dengan ambang pengendalian adalah batas toleransi intensitas
serangan atau kepadatan populasi OPT terendah untuk dilakukan pengendalian.
Intensitas serangan OPT yang sama atau lebih besar dari batas toleransi tersebut
perlu dikendalikan.
Rincian 526: Jika terkena serangan hama/OPT, berapa besar dampak
(dalam persen) terhadap penurunan produktivitas/produksi?
Jika dampak serangan hama/OPT terhadap penurunan produktivitas/
produksi ≤25% lingkari kode 1, 26%-50% lingkari kode 2, 51%-75% lingkari
kode 3, 76%-89% lingkari kode 4, dan 90%-100% lingkari kode 5. Kemudian
isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan
78|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 527: Apakah pernah terkena dampak bencana alam?
Lingkari kode 1 bila tanaman padi/palawija terpilih terkena dampak
bencana alam dan kode 2 bila tidak (langsung ke rincian 530). Kemudian isikan
kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.
Tanaman terkena bencana alam jika tanaman tersebut mengalami/terkena
debu gunung berapi meletus, lahar, gempa bumi, banjir, dan lain-lain.
Rincian 528: Jika pernah terkena dampak bencana alam, apa jenis
bencana alam utama yang terjadi?
Jika jenis bencana alam yang utama terjadi adalah kekeringan lingkari
kode 1, intensitas curah hujan terlalu tinggi kode 2, kebanjiran kode 3, dan
lainnya (longsor, gempa bumi, dll) kode 4. Kemudian isikan kode yang dilingkari
pada kotak yang disediakan.
Rincian 529: Jika terkena dampak bencana alam, berapa besar dampak
bencana alam terhadap penurunan produktivitas/produksi?
Bila dampak bencana alam tersebut terhadap penurunan
produktivitas/produksi ≤25% lingkari kode 1, 26%-50% kode lingkari 2, 51%-
75% lingkari kode 3, 76%-89% lingkari kode 4, dan 90%-100% lingkari kode 5.
Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.
Rincian 530: Apakah melakukan penjualan hasil produksi [tanaman
padi/palawija terpilih]?
Lingkari kode 1 jika hasil produksi usaha tanaman padi/palawija terpilih
pada bidang lahan yang dipanen/ditebaskan terakhir dijual seluruhnya, kode 2
jika dijual sebagian, dan kode 3 jika hasil produksi tidak dijual sama sekali
kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Bila kode 3
yang dilingkari, pertanyaan langsung ke rincian 532.
Perlu diperhatikan apabila petani/pengelola menebaskan tanaman
padi/palawija terpilih (rincian 503 berkode 2) berarti seluruh hasil panen
dijual ke penebas (kode yang dilingkari adalah kode 1).
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|79
Rincian 531 untuk Daftar SOUT2017-SPD.S (padi):
Rincian 531: Jika melakukan penjualan, hasil produksi dijual kepada
(jawaban boleh lebih dari 1)?
Pertanyaan ini ditanyakan jika kode 3 pada rincian 530 tidak dilingkari.
Lingkari kode 1 jika hasil produksi dijual kepada pedagang pengumpul, kode 2
jika dijual kepada penggilingan padi, kode 4 jika dijual pada koperasi, kode 8
jika dijual kepada BULOG, dan kode 16 untuk lainnya. Jawaban pada rincian ini
boleh lebih dari satu (kode yang dilingkari boleh lebih dari satu). Isikan jumlah
kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.
Contoh:
Rumah tangga Pak Badrur terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017
untuk komoditas padi sawah hibrida. Kepada petugas pencacah, Pak Badrur
memberi informasi bahwa hasil produksi tanaman padi sawah hibrida yang
terakhir dipanen sebagian dijual kepada pedagang pengumpul dan sebagian ke
koperasi, maka isian pada kotak yang disediakan adalah 5 yang merupakan
penjumlahan dari 1 (pedagang pengumpul) dan 4 (koperasi).
Rincian 531 untuk Daftar SOUT2017-SPW.S (palawija):
Rincian 531: Jika melakukan penjualan, hasil produksi dijual kepada
(jawaban boleh lebih dari 1)?
Pertanyaan ini ditanyakan jika kode 3 pada rincian 530 tidak dilingkari.
Lingkari kode 1 jika hasil produksi dijual kepada pedagang pengumpul, kode 2
jika dijual pada koperasi, kode 4 jika dijual kepada BULOG, dan kode 8 untuk
lainnya. Jawaban pada rincian ini boleh lebih dari satu (kode yang dilingkari
boleh lebih dari satu). Isikan jumlah kode yang dilingkari pada kotak yang
disediakan.
Rincian 532: Apakah melakukan penyimpanan hasil produksi [Rinc.505]?
Lingkari kode 1 jika dilakukan penyimpanan hasil produksi usaha
tanaman padi/palawija terpilih pada bidang lahan yang dipanen terakhir, kode 2
jika tidak. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.
Bila kode 2 yang dilingkari, pertanyaan langsung ke Blok VI rincian 601.
80|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 533: Jika menyimpan hasil produksi, berapa banyaknya hasil
produksi yang disimpan?
Pertanyaan ini ditanyakan jika pada rincian 532 kode yang dilingkari
adalah kode 1. Jika hasil produksi yang disimpan ≤25% lingkari kode 1, 26%-
50% lingkari kode 2, 51%-75% lingkari kode 3, dan 76%-100% lingkari kode 4.
Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.
Rincian 534: Berapa bulan rata-rata lama hasil produksi disimpan?
Isikan rata-rata lama penyimpanan hasil produksi tanaman padi/palawija
pada kotak yang disediakan dalam satuan bulan.
Rincian 535: Hasil produksi yang disimpan sebagian besar digunakan
untuk apa?
Jika hasil produksi yang disimpan sebagian besar digunakan untuk
konsumsi rumah tangga sendiri lingkari kode 1, dijual di kemudian hari lingkari
kode 2, sebagian besar digunakan untuk bibit/benih lingkari kode 3, dan jika
untuk lainnya (pakan ternak, unggas, diberikan kepada pihak lain, dll) lingkari
kode 4.
Blok VI. Keterangan Ongkos/Biaya Usaha Tanaman Padi/Palawija Terpilih
Blok ini bertujuan untuk mencatat seluruh ongkos/biaya produksi, seperti
untuk benih/bibit, pupuk, pestisida, pekerja baik dibayar maupun tidak dibayar,
upah pekerja, dan pengeluaran lainnya untuk usaha tanaman padi/palawija
terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama setahun yang lalu. Isian pada
blok VI adalah bilangan bulat.
Ongkos/biaya yang dicatat adalah biaya yang benar-benar telah
digunakan (bukan jumlah yang dibeli/disimpan) atau yang seharusnya
dikeluarkan untuk tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang
dipanen sendiri/ditebaskan terakhir selama setahun yang lalu.
Jika petani/pengelola menjual seluruh hasil produksi (rincian 530
berkode 1) maka seharusnya petani/pengelola tidak melakukan
penyimpanan (kode yang dilingkari adalah kode 2).
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|81
Rincian 601: Untuk pertanyaan tentang biaya, kira-kira BAPAK/IBU lebih
mudah menjawab pertanyaan dalam luasan berapa [satuan luas
pada Rinc. 501]? ................
Isikan besarnya luasan yang disebutkan responden ke dalam kotak yang
disediakan dengan mengacu pada satuan Rinc.501. Satuan luas pada rincian 601
ini akan digunakan untuk pertanyaan selanjutnya terkait biaya pada blok VI.
Contoh:
1. Rumah tangga Pak Kasino terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan
2017 untuk komoditas padi sawah hibrida. Kepada petugas pencacah, Pak
Kasino mengaku bahwa luas panen terakhir untuk padi sawah hibridanya
seluas 200 bata (isian Rinc.501=bata dan Rinc.504=200), sehingga petugas
harus menanyakan kesanggupan responden terlebih dulu untuk menjawab
pertanyaan terkait biaya/pengeluaran per 200 bata. Berikut contoh
pertanyaan yang dapat diajukan petugas:
“Untuk pertanyaan tentang biaya, kira-kira Bapak bisa menjawabnya per
200 bata tidak? Biaya yang dimaksud disini antara lain termasuk untuk
pengeluaran benih/bibit, pupuk, pestisida, upah pekerja, dan pengeluaran
lainnya.”
Jika Pak Kasino mengerti pengeluarannya per 200 bata maka isian pada
Daftar SOUT2017-SPD.S Rinc.601 adalah “200”. Namun, jika ternyata Pak
Kasino merasa sulit harus menjawab biaya/pengeluaran per 200 bata maka
besarnya luas dibebaskan kepada Pak Kasino asal tetap mengacu pada
satuan luas pada rincian 501 dengan mengajukan pertanyaan sesuai
dengan yang tertera pada Rinc. 601.
“Untuk pertanyaan tentang biaya, kira-kira Bapak lebih mudah menjawab
pertanyaan dalam satuan berapa bata?”
Khusus untuk Rincian 601, petugas perlu menanyakan kesanggupan
responden terlebih dahulu untuk menjawab keterangan biaya sesuai
dengan luas panen yang dijawab responden pada rincian 504. Hal ini
dimaksudkan agar pada lembar rekapitulasi akhir dapat diperoleh nilai
struktur ongkos yang sesungguhnya. Jika responden merasa kesulitan,
maka besarnya luasan diisi sesuai dengan kebiasaan responden.
82|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Apabila Pak Kasino menjawab 100 bata maka isikan “100” pada kotak yang
disediakan.
2. Rumah tangga Pak Darno terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan
2017 untuk komoditas padi hibrida. Kepada petugas pencacah, Pak Darno
memberi informasi bahwa luas panen terakhir untuk padi hibridanya seluas
1 hektar (isian Rinc.501=hektar dan Rinc.504=1), sehingga petugas harus
menanyakan kesanggupan responden terlebih dulu untuk menjawab
pertanyaan terkait biaya/pengeluaran per 1 hektar. Karena Pak Darno
menyanggupi untuk menjelaskan biaya/pengeluaran untuk usaha tanaman
padi hibridanya per 1 hektar maka petugas pencacah mengisikan “1” pada
Daftar SOUT2017-SPD.S Rinc.601.
Rincian 602: Untuk penggunaan benih/bibit [tanaman padi/palawija
terpilih], berapa kilogram benih/bibit yang dibutuhkan per
[satuan luas pada Rinc. 601] luas tanam? ................ (kg)
Isikan banyaknya penggunaan benih/bibit tanaman padi/palawija terpilih
untuk bidang lahan yang dipanen terakhir per luasan pada rincian 601.
Contoh:
Rumah tangga Pak Kasino terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017
untuk komoditas padi sawah hibrida. Pak Kasino sebagai responden menjawab
100 bata pada rincian 601 dan menghabiskan 5 kg benih untuk 100 bata. Maka
pada kotak yang disediakan diisi oleh petugas pencacah sebesar 5.
Penjelasan:
Misalkan tanaman jagung hibrida ditanam pada awal bulan Desember 2016
dengan benih sebanyak 3 kg. Pada pertengahan bulan Desember 2016 tanaman
puso terkena banjir kemudian petani menanam kembali pada akhir bulan
Banyaknya benih yang dicatat harus dalam satuan yang telah ditentukan,
yaitu kilogram (kg). Jika benih dalam bentuk semaian, maka harus
dikonversi dalam kg.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|83
Januari dengan benih sebanyak 3 kg, dan dipanen akhir Maret 2017 maka benih
yang diisikan pada blok VI rincian 602 adalah 6 kg. Benih untuk penyulaman
(mengganti tanaman yang mati) tetap dicatat penggunaannya.
Rincian 603: Seandainya semua benih/bibit yang dibutuhkan harus dibeli,
untuk menyediakan benih sebanyak [jawaban Rinc.602] kg,
berapakah uang yang dibutuhkan? ................ (ribu rupiah)
Isikan nilai bibit/benih tanaman padi/palawija terpilih jika semua
benih/bibit yang digunakan harus dibeli tanpa subsidi dalam satuan ribu rupiah.
Jawaban pada rincian ini harus mengacu pada jumlah benih/bibit yang
disebutkan di rincian 602. Apabila responden kesulitan memperkirakan nilai
benih pada rincian 603 karena benih yang digunakan tidak mempunyai nilai
ekonomis maka isikan “0” pada kotak yang disediakan.
Berikut harga eceran tertinggi benih bersubsidi yang dibeli oleh petani
menurut Permentan RI Nomor 04/Permentan/HK.140/2/2016 tentang Pedoman
Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016:
a. padi inbrida sebesar Rp 2.500,-/kg
b. padi hibrida sebesar Rp 4.100,-/kg
c. kedelai sebesar Rp 3.100,-/kg untuk (kelas Benih Sebar/BR), dan
d. kedelai sebesar Rp 2.500,-/kg untuk (kelas Benih Sebar 1/BR1, kelas Benih
Sebar 2/BR2, kelas Benih Sebar 3/BR3. dan kelas Benih Sebar 4/BR4),
sampai di lokasi kelompok tani.
Rincian 604: Sekarang saya akan bertanya tentang biaya/pengeluaran
pupuk untuk usaha tanaman [tanaman padi/palawija terpilih]
BAPAK/IBU. Mohon dijawab sesuai yang dilakukan oleh
BAPAK/IBU
Banyaknya pupuk yang dicatat harus dalam satuan yang telah
ditentukan, yaitu kilogram (kg).
Untuk Daftar SOUT2017-SPD.S, jika sistem penanaman yang dilakukan
adalah salibu (Rinc.512.c berkode 2), maka Rinc. 602 diisi dengan
jumlah benih/bibit yang digunakan pada penyemaian pertama dan
isian Rinc.603 adalah “0”
84|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
kolom (2) dan kolom (3): Berapa kilogram banyaknya pupuk subsidi/non-
subsidi yang digunakan per [satuan luas pada Rinc.601] luas
tanam?
Isikan banyaknya pupuk subsidi dan non-subsidi yang benar-benar telah
digunakan per satuan luas pada rincian 601 menurut jenis pupuk.
kolom (4): Seandainya seluruh pupuk [pada Kol. (2) dan Kol. (3)] harus
dibeli, berapakah uang yang dibutuhkan untuk biaya pupuk per
[satuan luas pada Rinc.601] luas tanam?
Isikan jumlah uang yang dibutuhkan jika seluruh pupuk harus dibeli
(termasuk yang subsidi) untuk per satuan luas rincian 601 menurut jenis pupuk
pada kolom (4) dalam satuan ribu rupiah. Setelah semua terisi dan sudah
lengkap jumlahkan seluruh biaya pada kolom (4) tersebut dan isikan pada
rincian 604.i kolom (4).
kolom (5): Jika [Kol. (2)] ada isian, dari mana pupuk subsidi pada Kolom
(2) diperoleh?
Ditanyakan dan diisi hanya jika rincian 604 kolom (2) terisi. Isikan kode
asal pupuk subsidi yang diperoleh sesuai dengan kode yang disediakan, kode 1
jika pupuk subsidi diperoleh dari poktan (kelompok tani), kode 2 jika kios, dan
kode 3 jika dari lainnya. Jika asal pupuk subsidi yang diperoleh responden lebih
dari satu, maka pilih sumber utamanya.
Adapun jenis pupuk yang dimaksud yaitu Urea, TSP/SP36, ZA, KCL, NPK,
pupuk organik bersertifikat, pupuk organik tidak bersertifikat dan pupuk lainnya
(seperti zat pengatur tumbuh) pada masing-masing kolom. Khusus untuk pupuk
organik tidak bersertifikat yang perlu diisi hanya kolom (3) dan (4) sedangkan
untuk pupuk lainnya (seperti zat pengatur tumbuh) yang perlu diisi hanya
kolom (4).
Pupuk adalah bahan yang diberikan pada tanah, air, atau daun dengan tujuan
untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak
langsung, atau menambah unsur hara.
Pupuk majemuk/campuran adalah pupuk yang terdiri dari beberapa jenis
pupuk tunggal yang dicampur secara fisik saja. Jenis pupuk yang dicampur
dapat terdiri dari beberapa pupuk sesuai dengan kebutuhan. Contoh pupuk
campuran adalah pupuk yang mengandung perbandingan 8:8:8 yaitu pupuk ZA
(20,6% N), Urea (46% N), Es (16% P2O5), KCl (60% K2O) dengan jumlah 1 ton.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah bahan yang digunakan untuk mengatur
atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|85
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan
dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui
proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan
hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah.
Pupuk organik bersertifikat adalah pupuk organik yang telah mendapatkan
sertifikasi organik dari lembaga yang berwenang. Lembaga tersebut telah
mendapatkan verifikasi dari Otoritas Kompeten Pangan Organik (OKPO)
Kementerian Pertanian RI dan/atau mengantongi sertifikat akreditasi dari
Komite Akreditasi Nasional (KAN), seperti Lembaga Sertifikasi Pangan Organik
(LSPO) SUCOFINDO, LSPO INOFICE, dan lain-lain.
Pupuk organik tidak bersertifikat adalah pupuk organik yang belum
mendapatkan sertifikasi organik, seperti pupuk kompos yang diolah di rumah
tangga sendiri.
Rincian 605: Sekarang saya akan bertanya tentang pengeluaran pestisida
untuk usaha tanaman [tanaman padi/palawija terpilih]
BAPAK/IBU
kolom (2) dan kolom (3): Apa satuan pestisida yang biasa digunakan?
Isikan satuan pestisida yang biasa digunakan menurut jenis pestisida.
Satuan pada kolom (2) dan kolom (3) tidak harus mengikuti satuan standar dan
diisi sesuai dengan pengakuan petani, satuan untuk pestisida cair seperti ml, cc,
botol, dll, dan untuk pestisida padat seperti kg, kaleng, bungkus, dll.
kolom (4) dan kolom (5): Berapa banyaknya pestisida cair yang digunakan
per [satuan luas pada Rinc.601] luas tanam?
Isikan banyaknya pestisida cair organik pada Kol. (4) maupun pestisida
cair anorganik pada Kol. (5) yang benar-benar telah digunakan per satuan luas
rincian 601 menurut jenis pestisida.
kolom (6): Berapa banyaknya pestisida padat yang digunakan per [satuan
luas pada Rinc.601] luas tanam?
Isikan banyaknya pestisida padat yang benar-benar telah digunakan per
satuan luas rincian 601 menurut jenis pestisida.
86|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
kolom (7): Seandainya seluruh pestisida [isian Kol.(4) s.d Kol.(6)] harus
dibeli, berapakah uang yang dibutuhkan untuk biaya pestisida
per [satuan luas pada Rinc.601] luas tanam? (000 Rp)
Isikan jumlah uang yang dikeluarkan dalam satuan ribu rupiah untuk
biaya pestisida per satuan luas pada rincian 601 luas tanam jika seluruh
pestisida (isian Kol. (4), Kol. (5), dan Kol. (6)) harus dibeli.
Pestisida, adalah suatu zat kimia/bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang
merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian.
Pestisida organik adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman
atau tumbuhan, hewan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat
mengendalikan serangan hama pada tanaman. Pestisida organik tidak
meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan serta
dapat dibuat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan
yang sederhana. Pestisida anorganik adalah pestisida yang bahan aktifnya
lebih banyak berasal dari zat kimia.
Adapun jenis pestisida yang dimaksud terdiri dari: akarisida (pembasmi tungau),
bakterisida (pembasmi bakteri), fungisida (pembasmi jamur), herbisida
(pembasmi gulma), insektisida (pembasmi serangga), molluskisida (pembasmi
siput), nematisida (pembasmi nematoda), rodentisida (pembasmi tikus), dan
termisida (pembasmi rayap).
Contoh:
Rumah tangga Pak Slamet terpilih menjadi sampel SOUT Tanaman Pangan 2017
untuk komoditas padi sawah inbrida. Kepada petugas pencacah, Pak Slamet
mengaku menggunakan 2 jenis pestisida cair untuk tanaman padi sawah inbrida
yang dipanen terakhir, yaitu herbisida dan insektisida. Pak Slamet menggunakan
kedua pestisida tersebut masing-masing 1 botol dengan harga untuk herbisida
Rp 65.000 dan insektisida Rp 45.000, ia tidak mengingat berapa ml isi setiap
botolnya. Menurut pengakuan Pak Slamet, kedua pestisida tersebut juga
termasuk dalam pupuk cair anorganik. Oleh karena itu, yang diisikan petugas
pada Daftar SOUT2017-SPD.S Rinc.605.d kolom (2) dan 605.e kolom (2) adalah
”botol” dan pada kolom (5) diisi masing-masing ”1”. Kemudian pada kolom (7)
Rinc.605.d dan 605.e diisi masing-masing “65” dan “45”, petugas juga langsung
menjumlahkan biaya pestisida tersebut dan mengisikan jumlahnya ke kolom (7)
Rinc.605.j yaitu sebesar “110”.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|87
Rincian 606: Sekarang saya akan bertanya tentang biaya/pengeluaran
untuk tenaga kerja pada usaha [tanaman padi/palawija
terpilih] BAPAK/IBU. Mohon dijawab sesuai dengan yang
dilakukan BAPAK/IBU.
Perlu diperhatikan bahwa isian pada rincian 606, informasi mengenai
tenaga kerja dibedakan menurut jenis tenaga kerja dibayar (Rinc. 606.a s.d. Rinc.
606.h) dan tenaga kerja tidak dibayar/pekerja keluarga (termasuk petani) (Rinc
606.i s.d. Rinc. 606.p). Isian juga dibedakan menurut jenis kelamin laki-laki (L)
dan perempuan (P) yang terlibat dalam mengerjakan kegiatan yang tercantum
pada kolom (1), yaitu pengolahan lahan, penanaman dan penyulaman,
pemeliharaan/penyiangan, pemupukan, pengendalian hama/OPT, pemanenan
(sampai dengan produksi kualitas standar), dan pengangkutan hasil. Isian
Rinc.606.a (untuk tenaga kerja dibayar) juga dibedakan untuk tenaga kerja
dibayar dengan buruh (tidak borongan) dan menggunakan jasa pertanian
(borongan).
Cara pengisian daftar:
kolom (2) dan kolom (3): Jika tidak borongan, untuk per [satuan luas pada
Rinc. 601] luas tanam, berapa ORANG tenaga kerja
dibayar/tenaga kerja tidak dibayar yang dibutuhkan untuk
mengerjakan kegiatan [Kol. (1)]?
Isikan banyaknya tenaga kerja dibayar dan tidak dibayar (termasuk petani)
per satuan luas tanam rincian 601 menurut jenis kelamin.
kolom (4) dan kolom (5): Dengan tenaga sebanyak [isian Kol. (2) & (3)],
berapa HARI yang dibutuhkan per [satuan luas Rinc.601]?
Isikan jumlah hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-masing
kegiatan yang tersedia pada kolom (1) dengan jumlah tenaga kerja sebanyak
isian kolom (2) dan kolom (3) menurut jenis kelamin.
88|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
kolom (6) dan kolom (7): Untuk kegiatan [Kol. (1)] berapa JAM kerja per
hari?
Isikan jumlah jam kerja per hari untuk masing-masing kegiatan menurut
jenis kelamin.
kolom (8) dan kolom (9): Jika Kol. (2) & (3) terisi, berapa biaya yang
dikeluarkan (termasuk makanan dan minuman) untuk kegiatan
[kol. (1)] per [satuan luas Rinc. 601] luas tanam? (000 Rp)
Kolom ini diisi hanya jika kolom (2) dan/atau kolom (3) terisi. Isikan total
biaya yang dikeluarkan/upah maupun perkiraan upah yang harus dibayarkan
dalam bentuk uang maupun barang (termasuk makanan dan minuman)
menurut jenis kegiatan dan jenis kelamin dalam satuan ribu rupiah.
kolom (10): Jika kegiatan [Kol. (1)] diborongkan (menggunakan jasa
pertanian), berapa biaya yang harus dibayarkan pada
pemborong per [satuan luas Rinc. 601] (000 Rp)
Kolom ini hanya dapat terisi pada Rinc.606.a s.d. Rinc 606.h dan hanya jika
pelaksanaan kegiatan pada kolom (1) diborongkan (menggunakan jasa
pertanian). Isikan biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pemborong
per satuan luas pada Rinc.601. Isikan dalam satuan ribu rupiah.
Penjelasan:
Bila petani mengerjakan sendiri (hanya dibantu anggota rumah tangga yang
bersangkutan) dalam mengelola kegiatan pertaniannya (biasanya petani gurem
yang mempunyai lahan kurang dari 5.000 m2), isian upah tetap diisi pada bagian
tenaga kerja tidak dibayar (rincian 606.b), diperkirakan sesuai dengan upah
setempat.
Untuk petani yang termasuk dalam kelompok tani dan dalam
menyelesaikan kegiatan yang tertera pada Kol. (1) saling membantu
(tanpa dibayar), misal A membantu B dan B membantu A karena
masuk dalam satu kelompok tani, maka rincian upah dimasukkan ke
dalam tenaga kerja dibayar. Upah diperkirakan dengan menanyakan
kebiasaan untuk kegiatan tertentu.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|89
Contoh:
1. Rumah tangga Pak Soleh terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan
2017 untuk komoditas padi sawah inbrida. Kepada petugas pencacah, Pak
Soleh menyatakan bahwa untuk kegiatan pemeliharaan/penyiangan ia
mempekerjakan satu orang laki-laki dengan total hari sebanyak tiga hari
(isian pada Daftar SOUT2017-SPD.S Rinc. 606.c Kol.(2) adalah “1”, Kol.(4)
“3”) dan tidak menggunakan jasa pertanian. Setiap harinya pekerja
menghabiskan waktu selama tiga jam untuk kegiatan tersebut (isian Kol.(6)
“3”). Menurut Pak Soleh, upah tenaga kerja yang ia keluarkan untuk
kegiatan pemeliharaan/penyiangan tersebut sebesar Rp 60.000 per hari.
Selama bekerja setiap harinya ia menyediakan snack, kopi, dan rokok
dengan perkiraan nilai sebesar Rp 20.000. Oleh karena itu, total upah yang
sebenarnya dikeluarkan oleh Pak Soleh adalah Rp 80.000 dan isian pada
kolom (8) perhitungannya adalah sebagai berikut:
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚 = 𝐑𝐩 𝟖𝟎. 𝟎𝟎𝟎 × 𝟏 (𝐩𝐞𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚) × 𝟑 (𝐡𝐚𝐫𝐢) = 𝐑𝐩 𝟐𝟒𝟎. 𝟎𝟎𝟎
Maka isian yang diisikan pada kolom (8) rincian 606.c adalah 240.
Berikut beberapa konsep terkait dengan isian rincian 606:
Upah pekerja atau upah buruh/karyawan adalah semua upah yang
seharusnya dibayarkan baik berupa uang maupun barang/makanan/ minuman
untuk pekerja yang dibayar. Upah berupa barang/makanan/ minuman dinilai
berdasarkan harga pembelian atau harga setempat yang berlaku pada saat
digunakan. Termasuk disini upah/gaji dari anggota rumah tangga yang
bersangkutan bila anggota rumah tangga tersebut dibayar. Bila rumah tangga
tersebut menggunakan pekerja tidak dibayar, maka upah pekerja tidak dibayar
tersebut harus diperkirakan nilainya sesuai upah pekerja dibayar di daerah
tersebut.
90|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Pekerja dibayar adalah mereka yang bekerja pada suatu kegiatan dengan
mendapat upah/gaji baik berupa uang maupun barang/makanan/minuman.
Pekerja tidak dibayar adalah mereka yang bekerja dengan tidak mendapat
upah/gaji baik berupa uang maupun barang.
Termasuk pekerja tidak dibayar adalah:
a) Petani yang ikut mengerjakan/terlibat dalam mengelola kegiatan
pertaniannya.
b) Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, misalnya isteri dan
anak.
c) Bukan sebagai anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang
dibantunya, misalnya keponakan, mertua yang tidak dibayar.
d) Bukan sebagai anggota rumah tangga dan bukan keluarga orang yang
dibantunya, misalnya pembantu RT yang tidak dibayar.
Pekerja menurut jenis kegiatan pengelolaan tanaman padi/palawija:
1. Pekerja pengolahan lahan adalah pekerja yang mengerjakan pengolahan
lahan untuk pertanian dengan mencangkul, membajak atau menggunakan
traktor. Apabila pekerjaan dilakukan secara borongan dimasukkan pada
pengeluaran lainnya (jasa pertanian).
2. Pekerja penyemaian, penanaman, dan penyulaman adalah pekerja yang
mengerjakan penanaman dan penyulaman benih.
3. Pekerja pemeliharaan/penyiangan adalah pekerja yang mengerjakan
pengairan dan penyiangan pada tanaman padi/palawija terpilih.
4. Pekerja pemupukan adalah pekerja yang melakukan pemberian pupuk
pada tanaman padi/palawija terpilih.
5. Pekerja pengendalian hama/OPT adalah pekerja yang melakukan kegiatan
pemberantasan hama/OPT pada tanaman padi/palawija terpilih.
6. Pekerja pemanenan adalah pekerja yang melakukan kegiatan memanen
hasil tanaman padi/palawija terpilih sampai dengan kualitas standar. Jika
tanaman yang terpilih adalah padi maka kegiatan pemanenan sampai
dengan Gabah Kering Panen (GKP) dimana kegiatan tersebut meliputi
pemanenan dan perontokan. Namun apabila tanaman palawija yang
terpilih maka kegiatan pemanenan sampai dengan produk kualitas standar
masing-masing komoditas meliputi semua kegiatan terkait yang dilakukan
(kualitas standar dapat dilihat pada Bab V), misalnya untuk tanaman jagung
maka kegiatan pemanenan sampai dengan pipilan kering dimana kegiatan
tersebut meliputi pemanenan, pengeringan, dan pemipilan/ pengupasan.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|91
Perontokan adalah pekerja yang melakukan kegiatan perontokan hasil
produksi.
Pengeringan adalah pekerja yang melakukan kegiatan pengeringan hasil
produksi tanaman jagung, kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau.
Pemipilan adalah pekerja yang melakukan kegiatan pipilan hasil produksi
tanaman jagung.
Pengupasan adalah pekerja yang melakukan kegiatan pengupasan kedelai,
kacang tanah, dan kacang hijau.
7. Pekerja pengangkutan hasil adalah pekerja yang melakukan kegiatan
pengangkutan hasil produksi sampai dengan tempat penyimpanan
pertama.
Jasa pertanian antara lain jasa pengolahan lahan, jasa pemupukan, jasa
pengendalian OPT, jasa pemanenan dan sebagainya. Jasa pertanian biasanya
diupah secara paket dan ada satu orang yang menjadi koordinator/kepalanya.
Panen yang dilakukan secara borongan atau dengan sistem bawon dianggap
panen dengan menggunakan jasa pemanenan. Biaya jasa adalah sebesar nilai
borongan atau bawon.
Rincian 607: Pengeluaran sewa lahan. Berapakah rata-rata
harga/perkiraan harga sewa lahan per [satuan luas rincian
601] per musim tanam? ................ (ribu rupiah)
Sebelum mengisi rincian 607, lihat kembali jenis lahan pada rincian 510
dan status penguasaan lahan pada rincian 511. Isikan rata-rata harga/perkiraan
harga sewa lahan per satuan luas rincian 601 per musim tanam dalam satuan
ribu rupiah. Jika status penguasaan lahan adalah milik sendiri atau bebas sewa,
tetap tanyakan kepada responden perkiraan sewa lahan. Sewa per musim tanam
dapat didekati dengan sewa per tahun dibagi frekuensi tanam per tahun (rincian
513.b).
Contoh:
Pak Eka terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017 untuk komoditas
padi sawah inbrida. Petugas pencacah mewawancarai Pak Eka menggunakan
Daftar SOUT2017-SPD.S. Menurut pengakuan Pak Eka, luas panen terakhir padi
sawah inbridanya (Rinc.504) adalah 200 bata. Namun, sebelumnya Pak Eka juga
Perlu diingat untuk isian rincian 607 adalah harga sewa lahan per
satuan luas rincian 601 per musim tanam.
92|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
mengaku kesulitan jika harus menghitung biaya/pengeluaran untuk benih/bibit,
pupuk, dan lainnya dalam 200 bata. Ia mengaku dapat menjelaskan dengan
lebih tepat jika menjawab per 100 bata sehingga isian di Rinc.601 adalah “100”.
Pak Eka menyampaikan ia membayar sewa lahan per tahun untuk bidang lahan
padi sawah inbrida yang dipanen terakhir sebesar Rp750.000,-, biaya sewa ini
adalah biaya sewa untuk bidang lahan seluas 200 bata. Pada bidang lahan
tersebut, ia menggunakannya untuk menanam jagung hibrida dua kali dan padi
sawah inbrida satu kali. Oleh karena itu, perhitungan untuk sewa lahan Pak Eka
per 100 bata per musim tanam adalah sebagai berikut:
Sehingga isian pada Rinc.607 adalah “125”. Pada perhitungan perlu dibagi tiga
karena lahan ditanami sebanyak tiga kali selama setahun yang lalu, dan perlu
dibagi dua karena harga sewa yang ingin didapatkan pada kasus tersebut
adalah per 100 bata bukan per 200 bata.
Penjelasan:
Petani menyewa lahan selama 1 (satu) tahun, dan digunakan untuk menanam
jagung hibrida satu kali dan padi sawah hibrida dua kali, apabila tanaman yang
terpilih adalah jagung hibrida, maka biaya sewa lahan untuk jagung hibrida (per
musim tanam) adalah sepertiga biaya sewa lahan per tahun.
Sewa lahan adalah biaya yang dibayarkan untuk penggunaan lahan pertanian
dalam waktu tertentu dari pihak lain, dimana besarnya sewa lahan sudah
ditetapkan terlebih dahulu tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi.
Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang.
Perkiraan sewa lahan bebas sewa adalah perkiraan nilai sewa dari lahan milik
orang/pihak lain yang digunakan tanpa membayar biaya sewa.
Perkiraan sewa lahan milik sendiri adalah perkiraan nilai sewa dari lahan milik
sendiri yang digarap oleh petani.
Rincian 608: Pengeluaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) (khusus lahan
milik sendiri). Jika bukan milik sendiri langsung ke Rinc.609
Rincian 608 diisi jika status penguasaan lahan (rincian 511) milik sendiri,
jika bukan milik sendiri langsung ke rincian 609.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|93
Rincian 608.a: Apakah BAPAK/IBU membayar PBB untuk lahan yang
digunakan untuk usaha tanaman [tanaman padi/palawija
terpilih]?
Jika petani membayar PBB untuk lahan yang digunakan untuk usaha
tanaman padi/palawija terpilih maka lingkari kode 1. Jika tidak maka lingkari
kode 2. Isikan kode ke dalam kotak yang tersedia. Apabila kode 2 dilingkari,
langsung ke pertanyaan rincian 608.c.
Rincian 608.b: Berapakah PBB yang harus dibayarkan per [satuan luas
Rinc.601] per musim tanam? ................ (ribu rupiah)
Isikan nilai PBB yang harus dibayarkan per satuan luas rincian 601 per
musim tanam dalam satuan ribu rupiah pada kotak yang disediakan. Setelah
rincian 608.b terisi, langsung ke pertanyaan rincian 609.
Rincian 608.c: Berapakah perkiraan PBB yang harus dibayarkan per
[satuan luas Rinc.601] per musim tanam? ................ (ribu rupiah)
Isikan perkiraan nilai PBB yang harus dibayarkan per satuan luas rincian
601 per musim tanam dalam satuan ribu rupiah pada kotak yang disediakan.
Jika petani tidak dapat memperkirakan PBB yang harus dibayarkan, petugas
wajib mencari informasi terkait perkiraan nilai PBB dari sumber lain seperti
pengawas, aparat desa, dll.
Rincian 609: Pengeluaran Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman untuk usaha adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan
yang biasanya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari uang yang
dipinjam dari pihak lain, baik perorangan maupun badan (bank, koperasi, dan
lainnya).
Rincian 609.a: Apakah BAPAK/IBU menggunakan modal pinjaman untuk
usaha [tanaman padi/palawija terpilih]
Tanyakan kepada responden apakah menggunakan modal pinjaman
untuk usaha tanaman padi/palawija terpilih. Jika menggunakan modal pinjaman
dengan bunga maka lingkari kode 1, jika menggunakan modal pinjaman tanpa
bunga lingkari kode 2, dan kode 3 jika tidak menggunakan modal pinjaman.
Isikan kode ke dalam kotak yang disediakan. Apabila kode 2 dilingkari, langsung
ke rincian 609.c sedangkan apabila kode 3 dilingkari maka langsung ke rincian
610.
94|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 609.b: Berapakah pengeluaran bunga pinjaman untuk usaha
tanaman [tanaman padi/palawija terpilih] yang harus
dibayarkan per [satuan luas Rinc.601] per musim tanam?
................ (ribu rupiah)
Isikan nilai bunga pinjaman yang harus dikeluarkan untuk usaha tanaman
padi/palawija terpilih per satuan luas rincian 601 per musim tanam dalam
satuan ribu rupiah pada kotak yang disediakan. Setelah rincian 609.b terisi,
langsung ke pertanyaan rincian 610.
Rincian 609.c: Berapakah perkiraan pengeluaran bunga pinjaman untuk
usaha tanaman [tanaman padi/palawija terpilih] yang harus
dibayarkan per [satuan luas Rinc.601] per musim tanam?
................ (ribu rupiah)
Isikan perkiraan nilai bunga pinjaman yang harus dikeluarkan untuk usaha
tanaman padi/palawija terpilih per satuan luas rincian 601 per musim tanam
dalam satuan ribu rupiah pada kotak yang disediakan.
Rincian 610: Berapakah retribusi/pungutan/iuran (untuk pengairan dll)
yang harus dibayarkan per [satuan luas Rinc.601] per musim
tanam? ................ (ribu rupiah)
Isikan nilai yang dikeluarkan untuk retribusi/pungutan/iuran lain dalam
satuan ribu rupiah untuk usaha tanaman padi/palawija terpilih pada bidang
yang dipanen terakhir selama setahun yang lalu pada rincian 610, misalnya
pungutan/iuran pengairan. Retribusi/pungutan/iuran per musim tanam dapat
didekati dengan retribusi/pungutan/iuran per tahun dibagi frekuensi tanam per
tahun (rincian 513.b).
Rincian 611: Berapakah premi asuransi yang harus dibayarkan per [satuan
luas Rinc.601] per musim tanam? ................ (ribu rupiah)
Isikan nilai premi asuransi yang dibayarkan untuk usaha padi/palawija
terpilih. Nilai premi asuransi yang diisikan pada rincian ini adalah premi yang
dibayarkan untuk tanaman padi/palawija terpilih yang dikumpulkan informasi
struktur ongkosnya. Pengeluaran premi asuransi per musim tanam dapat
didekati dengan premi asuransi per tahun dibagi frekuensi tanam per tahun
(rincian 513.a).
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|95
Rincian 612: Biaya sewa/perkiraan sewa dan penyusutan barang modal
(alat mekanisasi pertanian seperti traktor dan mesin pertanian
lainnya) untuk usaha tanaman padi/palawija terpilih
Barang-barang modal yang termasuk dalam rincian ini adalah barang-
barang modal yang ikut serta dalam proses produksi tanaman padi/palawija
terpilih.
Cara pengisian daftar:
kolom (1): Jenis barang modal
Isikan kode jenis barang modal yang digunakan seperti yang tersedia
pada daftar kode Blok XIII (rincian kode untuk barang modal alat dan mesin
pertanian usaha tanaman pangan ada di bagian penjelasan Blok XIII mengenai
Daftar Kode dan Konversi Kualitas Standar).
kolom (2): Apa status penguasaan barang modal?
Isikan kode status penguasaan barang modal pada kotak yang disediakan.
Kode untuk status penguasaan barang modal sebagai berikut:
1. Milik sendiri (milik rumah tangga responden)
2. Sewa
3. Milik kelompok (beberapa rumah tangga)
4. Bebas sewa
kolom (3): Berapa nilai sewa/perkiraan sewa barang modal?
Isikan nilai sewa/perkiraan sewa barang modal pada kotak yang
disediakan. Jika status penguasaan adalah milik sendiri atau bebas sewa maka
perkiraan sewa alat/sarana yang dihitung hanya yang digunakan dalam usaha
tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama
setahun yang lalu dalam satuan ribu rupiah. Sewa per musim tanam dapat
didekati dengan sewa per tahun dibagi frekuensi tanam per tahun (Rinc. 513.a
atau Rinc. 513.b). Jika status penguasaan barang modal bukan milik sendiri
(kolom (2) berkode 2, 3, atau 4) maka langsung ke baris berikutnya untuk
menanyakan barang modal selanjutnya.
kolom (4): Kapan tahun pembelian barang modal?
Isikan tahun pembelian barang modal yang digunakan dalam usaha
tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama
setahun yang lalu. Tuliskan dua digit terakhir dari tahun pembelian pada kotak
yang disediakan.
96|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Karena untuk tahun pembelian barang modal disediakan 2 kotak, maka isikan 2
digit terakhir dari tahun pembelian.
Contoh:
Tahun 1995 9 5
Tahun 2014 1 4
kolom (5): Berapa harga pembelian barang modal pada tahun [Kol.(4)]?
Isikan harga pembelian barang modal yang digunakan dalam satuan ribu
rupiah.
kolom (6): Berapa lama umur pakai barang modal sejak dibeli?
Isikan umur pemakaian barang modal yang digunakan sejak pertama kali
dibeli dalam satuan tahun.
kolom (7): Berapa harga jual barang modal seandainya dijual kembali saat
ini?
Tanyakan kepada responden nilai barang modal yang digunakan jika
dijual kembali pada waktu pencacahan dalam satuan ribu rupiah.
kolom (8): Besarnya penyusutan barang modal per tahun per musim
tanam (000 Rp)
Hitung besarnya penyusutan barang modal per tahun per musim tanam
dalam satuan ribu rupiah dengan rumus sebagai berikut:
untuk barang modal yang digunakan khusus tanaman palawija
terpilih/padi (digit pertama kode pada Rinc. 612 kol. (1) bukan “0”):
Penyusutan =(Rinc. 612 kolom (5) − Rinc. 612 kolom (7))
(Rinc. 612 kolom (6) × Rinc. 513a)
untuk barang modal yang digunakan tanaman padi dan bukan padi/
palawija dan bukan palawija (digit pertama kode pada Rinc. 612 kol. (1)
adalah “0”):
Penyusutan =(Rinc. 612 kolom (5) − Rinc. 612 kolom (7))
(Rinc. 612 kolom (6) × Rinc. 513b)
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|97
Contoh:
Rumah tangga Pak Syaiful terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan untuk
komoditas padi sawah hibrida. Kepada petugas, Pak Syaiful mengaku
menggunakan power thresher untuk tanaman padi sawah hibridanya. Selama
setahun yang lalu Pak Syaiful melakukan penanaman sebanyak tiga kali pada
bidang lahan yang sama, yaitu tanaman kedelai, bawang, dan padi (isian Daftar
SOUT2017-SPD.S rincian 513.a adalah kode 1 dan 513.b adalah kode 3).
Menurut Pak Syaiful, ia menggunakan power thresher untuk tanaman padi
sawah hibrida dan kedelai (dua kali penggunaan). Ia membeli power thresher
tersebut seharga Rp10.000.000,- pada tahun 2015 dan sudah menggunakannya
selama dua tahun. Pak Syaiful memperkirakan harga sewa power thresher
tersebut sebesar Rp500.000,-. Seandainya dijual kembali pada waktu
pencacahan, Pak Syaiful dapat memperoleh Rp8.000.000,-. Berdasarkan kode
yang tertera pada Blok XIII, power thresher memiliki kode 152. Meskipun
digunakan dalam 2 kali masa tanam, formula yang harus diaplikasikan oleh
petugas untuk menghitung penyusutan dari power thresher tersebut adalah
formula barang modal untuk digit pertama kode bukan “0” dengan perhitungan
sebagai berikut:
𝐏𝐞𝐧𝐲𝐮𝐬𝐮𝐭𝐚𝐧 =(𝐑𝐢𝐧𝐜. 𝟔𝟏𝟐 𝐤𝐨𝐥. (𝟓) − 𝐑𝐢𝐧𝐜. 𝟔𝟏𝟐 𝐤𝐨𝐥. (𝟕))
(𝐑𝐢𝐧𝐜. 𝟔𝟏𝟐 𝐤𝐨𝐥. (𝟔) × 𝐑𝐢𝐧𝐜. 𝟓𝟏𝟑𝐚)=
𝟏𝟎. 𝟎𝟎𝟎 − 𝟖. 𝟎𝟎𝟎
𝟐 × 𝟏= 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
Rincian 613: Berapakah pengeluaran bahan bakar minyak (BBM) khusus
untuk usaha [tanaman padi/palawija terpilih] per [satuan luas
Rinc.601] per musim tanam? ................ (ribu rupiah)
Isikan nilai pengeluaran BBM untuk usaha padi/palawija terpilih per
satuan luas rincian 601 per musim tanam.
98|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 614: Berapakah pengeluaran bahan bakar gas (BBG)/elpiji khusus
untuk usaha [tanaman padi/palawija terpilih] per [satuan luas
Rinc.601] per musim tanam? ................ (ribu rupiah)
Isikan nilai pengeluaran BBG/elpiji untuk usaha padi/palawija terpilih per
satuan luas rincian 601 per musim tanam.
Rincian 615: Berapakah pengeluaran lainnya seperti wadah, alat non alat
berat per [satuan luas Rinc.601] per musim tanam? ................
(ribu rupiah)
Isikan nilai pengeluaran lainnya untuk usaha padi/palawija terpilih, seperti
pengeluaran untuk wadah atau yang lainnya, per satuan luas rincian 601 per
musim tanam.
Blok VII. Keterangan Umum Usaha Tanaman Padi/Palawija
Tujuan blok ini adalah mengetahui keterangan umum usaha tanaman
padi atau palawija terpilih untuk semua bidang lahan yang diusahakan rumah
tangga selama setahun yang lalu. Cara pengisian blok ini adalah melingkari
salah satu jawaban yang sesuai, lalu mengisikan kodenya ke kotak yang
disediakan.
Rincian 701: Apa alat/sarana utama yang digunakan untuk pengolahan
lahan?
Lingkari kode alat/sarana utama yang digunakan untuk pengolahan
lahan, apakah traktor roda empat atau lebih, traktor roda dua/hand tractor,
hewan, atau tenaga manusia. Jika pengolahan menggunakan lebih dari satu
jenis, maka lingkari salah satu alat/sarana pengolahan lahan yang utama,
kemudian isikan pada kotak yang disediakan. Jika kode 4 dilingkari, pertanyaan
Untuk Daftar SOUT2017-SPD.S, informasi yang dikumpulkan pada
Blok VII rincian 701 s.d. 706 hanya untuk tanaman pad terpilih,
sedangkan informasi yang dikumpulkan pada rincian 707 s.d. 722
tidak hanya terbatas untuk tanaman padi terpilih jika rumah tangga
mengusahakan lebih dari satu jenis padi.
Untuk Daftar SOUT2017-SPW.S, informasi yang dikumpulkan pada
Blok VII rincian 701 s.d. 722 hanya untuk tanaman palawija terpilih
(khusus untuk jagung, termasuk hibrida dan komposit).
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|99
langsung ke rincian 703. Jika rumah tangga menggunakan lebih dari satu
alat/sarana pengolahan lahan, alat/sarana utama untuk pengolahan
lahan adalah yang digunakan untuk menggarap lahan terluas.
Rincian 702: Apa status penguasaan alat/sarana utama yang digunakan
untuk pengolahan lahan [Rinc.701]?
Lingkari kode status penguasaan alat/sarana utama yang digunakan
untuk pengolahan lahan, apakah milik sendiri (rumah tangga yang
bersangkutan), milik kelompok (beberapa rumah tangga termasuk rumah
tangga yang bersangkutan), sewa, bebas sewa, atau jasa borongan, kemudian
isikan pada kotak yang disediakan.
Penjelasan:
Apabila petani merupakan anggota kelompok yang memiliki alat pengolahan
lahan dan petani memakai alat pengolahan lahan milik kelompok baik menyewa
atau tidak, maka isian pada Blok VII rincian 702 adalah kode 2 (milik kelompok).
Rincian 703: Pembiayaan untuk usaha [tanaman padi/palawija terpilih]
bersumber dari?
Isikan besarnya sumber pembiayaan dalam persentase. Jika sumber
pembiayaan usaha menggunakan biaya sendiri (rumah tangga ybs) maka isikan
pada rincian 703.1), pinjaman dengan bunga pada rincian 703.2) dan pinjaman
tanpa bunga pada rincian 703.3). Isikan persentase masing-masing sumber, jika
tidak menggunakan pada poin yang bersangkutan maka isikan ‘0”. Apabila
sumber pembiayaan tidak ada yang berasal dari pinjaman dengan bunga
(rincian 703.2) berisi “0”), pertanyaan langsung ke rincian 707.
Biaya sendiri, jika sumber pembiayaan adalah milik rumah tangga yang
bersangkutan tanpa pinjaman dari pihak lain.
Pinjaman dengan bunga, jika sumber pembiayaan berasal dari pihak lain
dengan atau tanpa jaminan dan wajib dibayar kembali secara tunai atau
angsuran dalam satu periode tertentu baik dikenai bunga maupun syariah.
Petani yang membeli pupuk, pestisida, atau sarana produksi lainnya dengan
sistem hitung dan membayar setelah panen dengan harga lebih tinggi dari
harga normal dianggap memperoleh sumber pembiayaan pinjaman dengan
bunga. Bunga yang dimaksud adalah selisih harga yang dibayar dengan harga
normal.
100|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Pinjaman tanpa bunga, jika sumber pembiayaan berasal dari pihak lain dengan
atau tanpa jaminan dan wajib dibayar kembali secara tunai atau angsuran dalam
satu periode tertentu tanpa bunga atau mudharabah.
Rincian 704: Jika pembiayaan usaha [tanaman padi/palawija terpilih]
menggunakan pinjaman dengan bunga, sumber pinjaman
dengan bunga yang utama (terbesar) berasal dari?
Jika sumber pinjaman dengan bunga yang utama berasal dari bank
lingkari kode 1, BPR lingkari kode 2, lembaga keuangan lainnya k lingkari ode 3,
koperasi lingkari kode 4, dan perorangan lingkari kode 5. Kemudian isikan kode
yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Jika rincian 704 berkode 1,
lanjutkan pertanyaan ke rincian 707.
Petani yang mendapat pinjaman dari Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dikategorikan mendapat sumber pinjaman
dengan bunga dari bank, karena yang memberikan kredit sebenarnya bank
yang ditunjuk oleh pemerintah.
Rincian 705: Jika sumber pinjaman yang utama bukan dari bank, apa
sebab/alasan tidak meminjam dari bank?
Jika alasan tidak meminjam dari bank karena tidak tahu prosedurnya
lingkari kode 1 apabila ya dan kode 2 jika tidak, proses berbelit-belit/lama kode
3 apabila ya dan kode 4 jika tidak, tidak mempunyai agunan kode 5 apabila ya
dan kode 6 jika tidak, suku bunga relatif tinggi kode 7 apabila ya dan kode 8
jika tidak, lokasi bank relatif jauh kode 1 apabila ya dan kode 2 jika tidak dan
lainnya kode 3 apabila ya dan kode 4 jika tidak. Kemudian isikan kode yang
dilingkari pada kotak yang disediakan. Alasan yang disampaikan responden bisa
lebih dari satu. Jika alasan responden tidak termasuk dalam pilihan yang ada,
tuliskan alasan tersebut pada no. 6 dan lingkari kode yang sesuai yaitu kode 3
(“ya”) kemudian isikan kode jawaban pada kotak yang disediakan.
Rincian 706: Dari semua alasan tidak meminjam dari bank, apa yang
menjadi alasan utama (isikan salah satu nomor alasan dari
Rinc.705)? ................
Isikan nomor dari rincian 705 yang menjadi alasan utama responden tidak
meminjam dari bank untuk usaha tanaman padi/palawija terpilih. Alasan utama
pada rincian ini merupakan persepsi responden.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|101
Rincian 707: Apakah BAPAK/IBU menerima bantuan (hibah/gratis atau
subsidi) untuk usaha tanaman palawija terpilih/padi selama
setahun yang lalu?
Lingkari kode 1 jika petani menerima bantuan hibah/gratis atau subsidi
untuk usaha tanaman palawija terpilih/padi selama setahun yang lalu dan kode
2 jika tidak. Isikan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Pada rincian
ini padi dan jagung tidak dibedakan menurut varietas. Apabila kode 2 dilingkari,
langsung ke pertanyaan 710.
Rincian 708: Jika BAPAK/IBU menerima bantuan, bantuan yang diterima
terutama bersumber dari?
Jika sumber bantuan usaha yang diterima untuk usaha tanaman palawija
terpilih/padi dari pemerintah (pusat, provinsi, kab/kota) lingkari kode 1,
lembaga non pemerintah lingkari kode 2, dan perorangan lingkari kode 3,
kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Jika kode 2
atau 3 yang dilingkari maka langsung ke pertanyaan rincian 710.
Rincian 709: Jika BAPAK/IBU menerima bantuan dari pemerintah, apa
jenis bantuan yang diterima?
Bila responden pernah menerima bantuan dari pemerintah (pusat,
provinsi, dan atau kabupaten/kota) selama setahun yang lalu, tanyakan kepada
responden jenis bantuan yang diterima, apakah berupa benih/bibit, pupuk,
pestisida, alat/mesin pertanian untuk rumah tangga yang bersangkutan,
alat/mesin pertanian untuk kelompok, pembiayaan, atau bantuan lainnya (jenis
bantuan dituliskan pada kuesioner). Responden bisa menerima lebih dari satu
jenis bantuan, baik bantuan yang sifatnya cuma-cuma (gratis) atau subsidi
harga. Lingkari kode pada kuesioner sesuai dengan jawaban responden untuk
setiap pertanyaan jenis bantuan. Kemudian, isikan kode yang dilingkari ke
dalam kotak yang tersedia.
Apabila petani membeli pupuk di pabrik/kios seharga pupuk bersubsidi
tetapi yang diberikan subsidi adalah pabrik atau kiosnya (bukan
melalui kelompok tani atau rumah tangga) maka tidak termasuk
dalam menerima bantuan.
102|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 710: Apa jenis bantuan usaha [tanaman palawija terpilih]/padi
yang paling dibutuhkan dari pemerintah/pemda pada waktu
yang akan datang?
Tanyakan kepada responden jenis bantuan usaha tanaman palawija
terpilih/padi yang paling dibutuhkan dari pemerintah/pemda pada waktu yang
akan datang. Jika jenis bantuan yang paling dibutuhkan pada waktu yang akan
datang adalah benih/bibit lingkari kode 1, pupuk lingkari kode 2, pestisida
lingkari kode 3, pinjaman modal dari bank tanpa agunan lingkari kode 4,
pinjaman modal dari bank dengan subsidi bunga lingkari kode 5, dan jaminan
harga seperti HPP gabah/beras lingkari kode 6, penyuluhan teknik budidaya
lingkari kode 7, lainnya lingkari kode 8, dan tidak membutuhkan bantuan
lingkari kode 9. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang
disediakan. Jika responden menyebutkan lebih dari satu jenis bantuan, kembali
tanyakan kepada responden jenis bantuan apa yang paling utama dibutuhkan.
Pada rincian ini, padi dan jagung tidak dibedakan menurut varietas.
Rincian 711: Apa kendala/hambatan/kesulitan usaha yang dihadapi
selama setahun yang lalu dibanding tahun sebelumnya
(persepsi responden)?
Jika mengalami kendala/hambatan/kesulitan dalam pembiayaan usaha
lingkari kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak, kenaikan ongkos/biaya produksi
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga produksi kode 3 jika ya
dan kode 4 jika tidak, dampak serangan hama/OPT relatif lebih besar/berat jika
ya kode 5 dan jika tidak kode 6, dampak perubahan iklim
(kekeringan/kebanjiran) dan atau bencana alam relatif lebih besar/berat jika ya
kode 7 dan jika tidak kode 8, mendapatkan pekerja lebih sulit/upah pekerja
lebih mahal kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak, lainnya kode 3 jika ya dan kode
4 jika tidak (tuliskan jenis kendala/hambatan/kesulitan pada kuesioner). Pada
rincian ini, padi dan jagung tidak dibedakan menurut varietas.
Rincian 712: Dari semua jenis kendala/hambatan/kesulitan usaha yang
dialami, apa yang menjadi kendala/hambatan/kesulitan utama
(isikan salah satu nomor alasan dari Rinc.711)?
Isikan kode nomor kendala/hambatan/kesulitan yang dianggap
responden paling utama dalam usaha tanaman palawija terpilih/padi dari
rincian 712 (1 s.d. 6) pada kotak yang disediakan.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|103
Rincian 713: Apakah ada anggota rumah tangga yang memperoleh
penyuluhan/bimbingan mengenai pengelolaan usaha [tanaman
palawija terpilih/padi] selama setahun yang lalu?
Lingkari kode 1 jika ada anggota rumah tangga yang memperoleh
penyuluhan/bimbingan mengenai pengelolaan usaha tanaman palawija
terpilih/padi selama setahun yang lalu dan kode 2 jika tidak ada (langsung ke
rincian 718), kemudian isikan pada kotak yang tersedia. Pada rincian ini, padi
dan jagung tidak dibedakan menurut varietas.
Rincian 714: Jika ada anggota rumah tangga yang memperoleh
penyuluhan/bimbingan, penyuluhan/bimbingan diperoleh dari?
Responden bisa memperoleh penyuluhan/bimbingan dari lebih dari satu
sumber. Cocokkan sumber penyuluhan/bimbingan yang diterima responden
dengan pilihan jawaban yang ada. Jika penyuluhan diperoleh dari PPL (Penyuluh
Pertanian Lapangan) lingkari kode 1 jika tidak kode 2, dari POPT (pengendali
OPT) lingkari kode 3 jika tidak kode 4, dari Dinas Pertanian terkait/pemerintah
lingkari kode 5 jika tidak kode 6, lainnya lingkari kode 7 dan jika tidak kode 8
(tuliskan sumber penyuluhan/bimbingan pada poin nomor 4 jika ada sumber
lainnya).
Rincian 715: Jika ada anggota rumah tangga yang memperoleh
penyuluhan/bimbingan, penyuluhan/bimbingan tersebut
berkaitan dengan apa?
Jika penyuluhan/bimbingan yang diperoleh responden berkaitan dengan
teknik budidaya lingkari kode 1 jika tidak kode 2, jika berkaitan dengan
pengendalian hama/OPT lingkari kode 3 jika tidak kode 4, pemasaran/penjualan
hasil lingkari kode 5 jika tidak kode 6, upaya penurunan kehilangan hasil (susut)
panen/pasca panen lingkari kode 7 dan jika tidak kode 8, teknik
pembiayaan/pengembalian pinjaman lingkari kode 1 dan jika tidak kode 2,
apabila lainnya lingkari kode 3 dan tidak kode 4 (Isikan jenis
penyuluhan/bimbingan yang diterima). Pada rincian ini, padi dan jagung tidak
dibedakan menurut varietas.
104|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 716: Jika ada anggota rumah tangga yang memperoleh
penyuluhan/bimbingan, apakah penyuluhan/bimbingan
tersebut berdampak signifikan terhadap usaha [tanaman
palawija terpilih]/padi berupa peningkatan
produksi/produktivitas dan/atau peningkatan usaha tani?
Jika ada anggota rumah tangga yang memperoleh
penyuluhan/bimbingan, tanyakan kepada responden apakah
penyuluhan/bimbingan tersebut berdampak signifikan terhadap usaha tanaman
palawija terpilih/padi berupa peningkatan produksi/produktivitas dan/atau
peningkatan keuntungan usaha tani. Jika ya lingkari kode 1, tidak lingkari kode
2. Jika kode 1 dilingkari, langsung ke pertanyaan rincian 718.
Rincian 717: Jika penyuluhan/bimbingan yang diperoleh dirasakan tidak
berdampak signifikan terhadap peningkatan produksi/
produktivitas dan/atau keuntungan usaha tani, hal tersebut
disebabkan karena apa?
Jika responden tidak merasakan dampak yang signifikan dari
penyuluhan/bimbingan terhadap peningkatan produksi/produktivitas dan/atau
keuntungan usaha tani, tanyakan penyebabnya. Lingkari kode 1 jika tidak sesuai
dengan kebutuhan, kode 2 jika sulit/mahal untuk diaplikasikan, kode 3 jika tidak
dipahami dengan baik, dan kode 4 untuk lainnya (tuliskan penyebabnya pada
kuesioner). Isikan kode pada kotak yang disediakan.
Rincian 718: Apakah ada anggota ruma tangga (termasuk kepala rumah
tangga) yang menjadi anggota kelompok tani tanaman pangan
pada saat ini?
Lingkari kode 1 bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota
kelompok tani dan kode 2 bila tidak ada yang menjadi anggota kelompok tani
pada saat pencacahan. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang
disediakan. Bila kode 1 dilingkari pertanyaan langsung ke rincian 720.
Rincian 719: Jika pada saat ini tidak ada anggota rumah tangga yang
menjadi kelompok tani, apa alasan utamanya?
Rincian ini terisi bila rincian 718 berkode 2. Lingkari kode 1 bila alasan
utama tidak menjadi anggota kelompok tani adalah lokasi jauh/belum ada
kelompok tani, kode 2 bila jenis kegiatannya tidak sesuai kebutuhan, kode 3 bila
pelayanannya tidak memuaskan dan kode 4 bila lainnya. Kemudian isikan kode
yang dilingkari pada kotak yang disediakan.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|105
Rincian 720: Apakah sedang melakukan kemitraan dengan
perusahaan/usaha [tanaman palawija terpilih]/tanaman padi
saat ini?
Lingkari kode 1 bila melakukan kemitraan dengan perusahaan/usaha dan
kode 2 bila tidak. Bila kode 2 dilingkari, pertanyaan langsung ke rincian 722.
Pada rincian ini, padi dan jagung tidak dibedakan menurut varietas.
Rincian 721: Jika saat ini sedang melakukan kemitraan, dengan siapa
kemitraan dilakukan?
Rincian ini terisi bila rincian 720 berkode 1. Lingkari kode 1 bila
melakukan kemitraan dengan BUMN dan kode 2 bila melakukan kemitraan
dengan BUMD dan kode 3 bila melakukan kemitraan dengan perusahaan
swasta dan kode 4 bila melakukan kemitraan dengan koperasi.
Kemitraan adalah pola kerja sama antara perusahaan mitra dengan
petani/kelompok tani.
Perusahaan mitra adalah perusahaan yang melakukan kemitraan dengan
petani/kelompok tani.
BUMN adalah badan usaha yang kepemilikan sahamnya sebagian besar
dikuasai oleh Pemerintah dan ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Negara.
Contoh : PT. Pupuk Sriwijaya, PT. Pertani, PT. Sang Hyang Seri
BUMD adalah badan usaha yang kepemilikan sahamnya sebagian besar
dikuasai oleh Pemerintah Daerah dan ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik
Daerah.
Perusahaan swasta adalah perusahaan yang modalnya berasal dari orang-
orang atau badan-badan non pemerintah.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Contoh koperasi adalah Koperasi Unit Desa (KUD) dan Koperasi Usaha Tani
(KUT).
Rincian 722.a: Hasil panen [tanaman palawija terpilih]/tanaman padi
selama setahun yang lalu digunakan untuk apa?
Isikan penggunaan hasil panen usaha tanaman palawija terpilih/padi,
untuk dijual/dibarter, konsumsi rumah tangga sendiri, diberikan kepada pihak
lain, atau lainnya (pakan ternak, unggas, dll) dalam persentase. Pada rincian ini,
Padi dan jagung tidak dibedakan menurut varietas.
106|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 722.b: Jika menjual hasil panen [tanaman palawija terpilih]/padi
selama setahun yang lalu, penjualan hasil panennya paling
banyak dijual kemana?
Rincian ini terisi bila rincian 722.a 1) ada isian. Lingkari kode yang sesuai
dengan penjualan hasil panen yang utama apakah ke KUD/koperasi tani,
koperasi lainnya, pedagang pengumpul, pasar, penggilingan, Bulog, atau
lainnya. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.
Blok VIII. Keterangan Bangunan dan Fasilitas Tempat Tinggal Rumah
Tangga
Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui keadaan bangunan dan fasilitas
tempat tinggal rumah tangga responden pada saat pencacahan.
Rincian 801: Apa status kepemilikan/penguasaan bangunan tempat
tinggal yang ditempati?
Jika status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati milik
sendiri lingkari kode 1, sewa/kontrak lingkari kode 2, dan bebas sewa/lainnya
lingkari kode 3. Isikan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia.
Milik Sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada saat pencacahan betul-betul
sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga.
Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan
status sewa beli termasuk rumah milik sendiri.
Sewa/kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah
tangga/anggota rumah tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan
perjanjian sewa/kontrak antara pemilik dan pemakai. Cara pembayaran biasanya
sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak.
Bebas sewa/lainnya, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain
tanpa mengeluarkan suatu pembayaran, misalnya rumah tangga tersebut
menempati rumah orang tua, famili, rumah dinas atau rumah orang lain tanpa
sewa dan lainnya.
Rincian 802: Apa jenis lantai bangunan tempat tinggal yang terluas?
Bila jenis lantai bangunan tempat tinggal yang terluas adalah keramik/
marmer/granit lingkari kode 1, ubin/tegel/teraso kode 2, semen/bata merah
kode 3, kayu/papan kode 4, bambu kode 5 dan tanah/lainnya kode 6.
Rincian 803: Berapa luas lantai bangunan tempat tinggal dalam meter
persegi?
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|107
Isikan luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah
tangga responden dalam satuan meter persegi.
Luas lantai, adalah jumlah luas lantai dari setiap bagian bangunan (sebatas
atap) yang ditempati (dihuni) dan digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh
rumah tangga, termasuk teras, garasi, tempat mencuci, WC, gudang, lantai
setiap tingkat untuk bangunan bertingkat dalam satu bangunan sensus.
Luas lantai tempat tinggal rumah tangga tidak termasuk ruangan khusus untuk
usaha, warung, restoran, toko, salon, kandang ternak, lantai jemur (lamporan
semen), lumbung padi dan lain-lain. Untuk bangunan bertingkat, luas lantai
adalah jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati.
Rincian 804: Apa sumber penerangan yang utama?
Bila sumber penerangan utama yang digunakan oleh responden listrik
PLN lingkari kode 1, listrik non PLN kode 2, bukan listrik kode 3. Apabila
responden menggunakan lebih dari satu jenis sumber penerangan yang sama
penggunaannya maka pilih jenis sumber penerangan yang mempunyai nilai
lebih tinggi (kode terkecil). Isikan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia.
Penjelasan:
Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh selain
PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki),
generator, pembangkit listrik tenaga surya, tenaga air, dll, masuk kode 2,
sedangkan lampu minyak tanah lainnya (lampu tempel, sentir, pelita dan
sejenisnya), lampu petromak, lampu karbit, lilin, biji jarak, dan kemiri masuk
kode 3.
Rumah tangga dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan meteran
(volumetrik) atau tidak.
Rincian 805: Apa jenis bahan bakar untuk memasak yang utama?
Bila jenis bahan bakar untuk memasak yang utama digunakan oleh
responden adalah listrik lingkari kode 1, gas/elpiji kode 2, minyak tanah kode 3,
arang kode 4, kayu kode 5, dan lainnya kode 6 (tuliskan jenis bahan bakar).
Apabila responden menggunakan lebih dari satu jenis bahan bakar yang sama
penggunaannya, maka pilih jenis bahan bakar yang mempunyai nilai lebih tinggi
(kode terkecil). Isikan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia.
Rincian 806: Apa sumber air minum yang utama?
Tanyakan sumber air minum utama yang digunakan oleh rumah tangga
responden. Jika sumber air minum yang utama berasal dari air dalam
108|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
kemasan/isi ulang lingkari kode 1, ledeng (meteran/eceran) kode 2,
pompa/sumur bor kode 3, sumur kode 4, mata air kode 5, air sungai kode 6, air
hujan kode 7 dan lainnya kode 8 (tuliskan sumber air minum). Isikan kode yang
dilingkari pada kotak yang tersedia.
Perlu diingat bahwa yang ditanyakan adalah sumbernya. Jadi kalau rumah
tangga responden mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai ke
rumah, maka sumber airnya adalah mata air. Bila responden menggunakan air
yang berasal dari beberapa sumber air, maka pilih salah satu sumber air yang
volume airnya paling banyak digunakan oleh rumah tangga tersebut.
Air dalam kemasan/air isi ulang adalah air yang diproduksi dan didistribusikan
oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol (500 ml, 600 ml, 1 liter, 12 liter
atau 19 liter) dan kemasan gelas; seperti antara lain air kemasan merk Aqua, VIT,
Airess, Moya, 2 Tang, MQ, dan termasuk air minum isi ulang.
Ledeng adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan
sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air.
Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM, atau BPAM baik dikelola
pemerintah maupun swasta.
Penjelasan:
1. Rumah tangga yang minum dari air ledeng yang diperoleh baik dari
pedagang air keliling maupun dari tetangga dianggap mempunyai sumber
air minum ledeng.
2. Rumah tangga yang minum air yang berasal dari mata air atau air hujan
yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa
pralon/pipa leding maka sumber air minumnya tetap mata air atau air
hujan.
3. Rumah tangga yang menggunakan air hujan pada musim penghujan, dan
membeli air pada musim kemarau, maka sumber air minumnya tergantung
pada apa yang banyak dimanfaatkan selama setahun yang lalu.
4. Rumah tangga yang menggunakan air sungai, air danau, air sumur dan air
hujan melalui proses penjernihan dengan menggunakan mesin penjernih
dianggap menggunakan sumber air minum ledeng.
5. Rumah tangga yang menggunakan air minum isi ulang maka sumber air
minumnya adalah air dalam kemasan.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|109
Pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan
pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur
pantek).
Sumur adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali. Cara
pengambilannya dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan katrol
maupun tidak. Air sumur dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu air sumur
terlindung dan tidak terlindung.
Penjelasan:
Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air
minum, namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu
menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa listrik), maka sumber air
rumah tangga tersebut dikategorikan sumur terlindung jika mulut sumur
terbuka, dikategorikan menggunakan pompa jika mulut sumur tertutup.
Mata air adalah sumber air permukaan tanah dimana air timbul dengan
sendirinya.
Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas seperti air waduk/danau.
Rincian 807: Apa fasilitas tempat buang air besar yang utama?
Fasilitas buang air besar adalah ketersediaan jamban/kakus yang dapat
digunakan oleh rumah tangga responden. Bila penggunaan fasilitas buang air
besar yang utama digunakan sendiri (satu rumah tangga) lingkari kode 1,
bersama (beberapa rumah tangga) kode 2, umum kode 3, dan tidak ada kode 4.
Isikan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia.
Sendiri jika fasilitas tempat buang air besar digunakan khusus oleh rumah
tangga responden, walaupun kadang-kadang ada yang menumpang.
Bersama jika fasilitas tempat buang air besar digunakan bersama dengan
rumah tangga yang lain, dan biasanya jumlah rumah tangganya sudah tertentu.
Umum jika fasilitas tempat buang air besar yang penggunaannya tidak terbatas
pada rumah tangga tertentu, tetapi siapapun dapat menggunakannya.
Perlu berhati-hati dalam menentukan sumber air minum rumah tangga,
karena di beberapa daerah ada yang menyalurkan air sungai atau mata
air dari gunung ke rumahnya dengan bambu atau pipa pralon/pastik.
Dalam hal ini sumber air minumnya adalah air sungai atau mata air,
bukan ledeng.
110|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Blok IX. Keterangan Akses Makanan Rumah Tangga
Tujuan pertanyaan pada blok ini adalah untuk memperkirakan prevalensi
food insecurity. Pertanyaan yang ditanyakan pada blok ini diadaptasi dari Food
Insecurity Experience Scale (FIES) yang dikembangkan FAO’s Voices of The
Hungry (VoH).
Food security ada ketika semua orang, setiap saat, memiliki akses fisik, sosial,
dan ekonomi terhadap makanan yang cukup, aman, dan bergizi yang
memenuhi kebutuhan makanan mereka dan preferensi makanan untuk hidup
aktif dan sehat.
Cara mengisi Blok IX adalah dengan melingkari salah satu pilihan jawaban sesuai dengan jawaban responden kemudian isikan pada kotak yang tersedia. Tanyakan kepada responden, dalam setahun terakhir apakah ada saat dimana:
Rincian 901: Selama setahun terakhir, apakah Anda/ART lainnya khawatir
tidak akan memiliki cukup makanan untuk disantap karena
kurangnya uang atau sumber daya lainnya?
Kekhawatiran yang dimaksud adalah kekhawatiran karena keadaan yang
memengaruhi kemampuan ART/ART lainnya untuk memperoleh makanan,
seperti: kehilangan pekerjaan atau sumber pendapatan lainnya atau karena
alasan lain yang menyebabkan tidak memiliki cukup uang; ketidakcukupan
produksi makanan untuk konsumsi rumah tangga; terganggunya hubungan
sosial; terhentinya bantuan makanan atau bantuan lainnya; terjadinya krisis
politik atau krisis lingkungan. Contoh sumber daya lain misalnya: hasil yang
diperoleh dari berdagang di warung.
Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan
kode 4 ‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia. Untuk
menjawab ‘Ya’ (kode 1), responden/rumah tangga tidak harus sudah pernah
mengalami ketidakcukupan makanan karena adanya kekhawatiran akan
ketidakcukupan makanan merupakan manifestasi dari food insecurity.
Responden untuk Blok IX harus merupakan kepala rumah tangga
berdasarkan informasi pada rincian 401 Blok IV. Jika KRT tidak dapat
ditemui untuk diwawancarai maka responden dapat diganti dengan
pasangan KRT/ART yang umurnya 17 tahun ke atas.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|111
Rincian 902: Selama setahun terakhir, apakah ada saat di mana Anda/ART
lainnya tidak dapat menyantap makanan sehat dan bergizi
karena kurangnya uang atau sumber daya lainnya?
Kriteria makanan dikatakan sehat dan bergizi, bergantung pada opini
responden. Pertanyaan ini berkenaan dengan kualitas dari makanan, dan tidak
bergantung dari kuantitas dari makanan yang dimakan. Lingkari kode 1 jika
jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan kode 4 ‘tidak menjawab’,
kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.
Rincian 903: Selama setahun terakhir, apakah Anda/ART lainnya hanya
menyantap sedikit jenis makanan karena tidak memiliki uang
atau sumber daya lainnya?
Menyantap sedikit jenis makanan yang dimaksud adalah hanya
menyantap makanan dengan janis yang sama atau hanya menyantap makanan
dengan jenis yang sedikit setiap hari. Implikasinya, keanekaragaman makanan
yang dikonsumsi akan meningkat jika rumah tangga memiliki akses yang baik
terhadap makanan. Orang yang memiliki kebiasaan membatasi jenis
makanannya, misalnya karena alasan kesehatan, agama, dsb. tidak termasuk
menyantap sedikit jenis makanan pada pertanyaan ini.
Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan
kode 4 ‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.
Rincian 904: Selama setahun terakhir, apakah Anda/ART lainnya pernah
melewatkan makan pada suatu hari tertentu karena tidak
memiliki uang atau sumber daya lain yang cukup untuk
mendapatkan makanan?
Pertanyaan ini bertujuan untuk melihat ketidakcukupan kuantitas
makanan. Melewatkan makan yang dimaksud adalah melewatkan makan berat
seperti sarapan, makan siang, atau makan malam. Batasan jumlah waktu makan
per hari, disesuaikan dengan budaya yang terdapat di daerah setempat.
Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan kode 4
‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.
Rincian 905: Selama setahun terakhir, apakah Anda/ART lainnya makan
lebih sedikit daripada seharusnya karena kurangnya uang atau
sumber daya lainnya?
Makan lebih sedikit daripada seharusnya yang dimaksud adalah ketika
responden/ART lain makan lebih sedikit dari porsi yang seharusnya,
112|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
berdasarkan pendapat atau persepi responden. Pertanyaan ini hanya
menanyakan tentang kuantitas makanan yang disantap, tidak bergantung pada
kualitas makanan.
Orang yang memiliki kebiasaan membatasi jenis makanannya, misalnya
karena alasan menurunkan berat badan, kesehatan, agama, dsb. tidak termasuk
makan lebih sedikit daripada seharusnya pada pertanyaan ini.
Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan kode 4
‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.
Rincian 906: Selama setahun terakhir, apakah rumah tangga kehabisan
makanan karena kurangnya uang atau sumber daya lainnya?
Rumah tangga dikatakan kehabisan makanan ketika rumah tangga
pernah tidak memiliki makanan sama sekali.
Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan
kode 4 ‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.
Rincian 907: Selama setahun terakhir, apakah Anda/ART lainnya merasa
lapar tapi tidak makan karena kurangnya uang atau sumber
daya lainnya untuk mendapatkan makanan?
Pertanyaan ini menanyakan mengenai pengalaman fisik atau perasaan
lapar karena dapat makan secara cukup yang disebabkan karena kurangnya
uang atau sumber daya lainnya untuk mendapatkan makanan. Orang yang
memiliki kebiasaan membatasi jenis makanannya, misalnya karena alasan
menurunkan berat badan, puasa untuk alasan kesehatan atau alasan agama,
dsb. tidak termasuk merasa lapar tetapi tidak makan pada pertanyaan ini.
Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan
kode 4 ‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.
Rincian 908: Selama setahun terakhir, apakah Anda/ART lainnya tidak
makan seharian karena kurangnya uang atau sumber daya
lainnya?
Pertanyaan ini menanyakan mengenai kebiasaan khusus yang dilakukan
rumah tangga ketika tidak memiliki makanan. Orang yang memiliki kebiasaan
membatasi jenis makanannya, misalnya karena alasan kesehatan atau alasan
agama, dsb. tidak termasuk tidak makan seharian pada pertanyaan ini.
Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan
kode 4 ‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|113
Blok X. Keterangan Penguasaan dan Penggunaan Lahan pada Saat
Pencacahan
Blok ini berisi tentang keterangan penguasaan dan penggunaan lahan
yang dikuasai rumah tangga terpilih, baik lahan pertanian maupun bukan
pertanian, pada saat pencacahan. Satuan luas yang digunakan dalam Blok X
adalah meter persegi.
Rincian 1001: Penguasaan dan penggunaan lahan pada saat pencacahan
(m2)
Pada rincian ini petugas pencacah menanyakan kepada responden
keterangan mengenai luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga terpilih pada
saat pencacahan. Keterangan tersebut dirinci menurut status penguasaan
(dimiliki, berasal dari pihak lain, dan berada di pihak lain) dan jenis lahan
(pertanian dan bukan pertanian). Jenis lahan pertanian dirinci kembali menjadi
sawah dan bukan sawah. Isikan jawaban responden pada kotak yang tersedia.
Cara pengisian daftar:
Rincian 1001.a: Lahan yang dimiliki
Isikan luas lahan pertanian sawah, lahan pertanian bukan sawah, dan
lahan bukan pertanian milik rumah tangga terpilih pada Kol. (2), Kol. (3), dan
Kol. (4), kemudian isikan jumlahnya pada Kol. (5).
Rincian 1001.b: Lahan yang berasal dari pihak lain
Isikan luas lahan pertanian sawah, lahan pertanian bukan sawah, dan
lahan bukan pertanian yang diperoleh rumah tangga terpilih yang berasal dari
pihak lain pada Kol. (2), Kol. (3), dan Kol. (4), kemudian isikan jumlahnya pada
Kol. (5).
Rincian 1001.c: Lahan yang berada di pihak lain
Isikan luas lahan pertanian sawah, lahan pertanian bukan sawah, dan
lahan bukan pertanian milik rumah tangga terpilih yang berada di pihak lain
pada Kol. (2), Kol. (3), dan Kol. (4), kemudian isikan jumlahnya pada Kol. (5).
Rincian 1001.d: Lahan yang dikuasai (a+b-c)
Hitung jumlah masing-masing luas lahan pertanian sawah, lahan
pertanian bukan sawah, dan lahan bukan pertanian yang dimiliki rumah tangga
terpilih ditambah dengan yang berasal dari pihak lain, dikurangi dengan lahan
yang berada di pihak lain, kemudian isikan jumlahnya pada kolom (5).
114|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 1001.e: Jumlah bidang yang sedang diusahakan tanaman palawija
terpilih /padi
Isikan jumlah bidang yang sedang diusahakan oleh rumah tangga terpilih
untuk tanaman palawija terpilih/padi di lahan pertanian sawah dan lahan
pertanian bukan sawah pada kondisi saat pencacahan, kemudian isikan
jumlahnya pada kolom (5). Pada rincian ini, yang dimaksud dengan sedang
diusahakan adalah jika sudah masuk dalam tahap pengolahan lahan, apabila
sedang didiamkan (hanya hamparan) maka tidak termasuk dalam bidang yang
sedang diusahakan. Khusus untuk tanaman padi dan jagung tidak dibedakan
menurut varietas.
Rincian 1001.f: Lahan yang sedang diusahakan tanaman palawija terpilih/
padi
Isikan luas lahan pertanian sawah dan lahan pertanian bukan sawah yang
sedang diusahakan rumah tangga terpilih untuk tanaman palawija terpilih/padi,
kemudian isikan jumlahnya di Kol. (5). Khusus untuk tanaman padi dan jagung
tidak dibedakan menurut varietas.
Rincian 1002: Apakah bidang yang dipanen sendiri/ditebaskan terakhir
selama setahun yang lalu masih dikuasai [Rinc. 503]?
Tanyakan responden apakah bidang lahan yang dipanen
sendiri/ditebaskan terakhir untuk tanaman padi/palawija terpilih (yang telah
ditanyakan sebelumnya pada rincian 503) masih dikuasai pada saat pencacahan.
Jika Ya lingkari kode 1, tidak lingkari kode 2, kemudian isikan kode pada kotak
yang tersedia.
Berikut adalah sejumlah konsep dan definisi yang harus dipahami oleh petugas
terkait pengisian Blok X:
Lahan yang dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal
dari pihak lain, dan dikurangi lahan yang berada pada pihak lain.
Lahan milik sendiri meliputi:
i. Lahan pembelian adalah lahan yang didapat secara pembelian, baik secara
tunai maupun angsuran.
ii. Lahan warisan adalah lahan yang diterima oleh ahli waris berdasarkan
pembagian dari harta orang yang telah meninggal dunia.
iii. Lahan hibah adalah lahan yang diterima/didapat secara cuma-cuma dari
orang yang masih hidup.
iv. Lahan yang dimiliki berdasarkan:
e. Land Reform
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|115
f. Permohonan biasa
g. Pembagian lahan transmigrasi
h. Pembagian lahan dari pembukaan hutan
i. Hukum adat
j. Penyerahan dari program perkebunan inti rakyat (PIR)
Lahan yang berasal dari pihak lain adalah lahan yang diperoleh secara bagi
hasil, sewa, gadai, bengkok, maupun lainnya.
a. Lahan bagi hasil (sekap) adalah lahan sewa yang dibayar dengan hasil
panen. besarnya bagian panen yang akan diserahkan kepada pemilik lahan
sudah ditentukan lebih dulu, misalnya, setengah atau sepertiga dari hasil
panen. Istilah-istilah yang dipakai di beberapa daerah antara lain maro,
meniga, martilu, toyo, nengah, jejuran, kujang, dan mampatigoi.
b. Lahan sewa adalah lahan yang berasal dari pihak lain dengan membayar
sewa yang besarnya sudah ditetapkan terlebih dulu tanpa melihat besar
kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang.
Dalam sewa menyewa, pemilik lahan tidak ikut menanggung ongkos-
ongkos produksi maupun risiko dari penggarapan lahannya.
c. Lahan gadai adalah lahan yang berasal dari pihak lain sebagai jaminan
pinjaman uang pihak yang menggadaikan lahannya. Lahan tersebut
dikuasai oleh orang yang memberi pinjaman uang sampai pemilik lahan
membayar kembali utangnya.
d. Lahan bengkok/pelungguh adalah lahan milik desa/kelurahan yang
dikuasakan kepada pamong desa atau bekas pamong desa sebagai gaji
atau pensiun.
e. Lainnya yaitu lahan bebas sewa, serobotan, dan lahan garapan lainnya.
Lahan yang berada di pihak lain meliputi:
1. Lahan yang disewakan
2. Lahan yang dibagihasilkan
3. Lahan yang digadaikan
4. Lahan yang diserahkan kepada pihak lain dengan bebas sewa
5. Lahan yang dikuasai pihak lain secara tidak sah
Lahan yang berada di pihak lain meliputi:
1. Lahan yang disewakan
2. Lahan yang dibagihasilkan
3. Lahan yang digadaikan
116|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
4. Lahan yang diserahkan kepada pihak lain dengan bebas sewa
5. Lahan yang dikuasai pihak lain secara tidak sah
Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh
pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya
ditanami padi tanpa memandang dari mana diperoleh atau status lahan
tersebut. Lahan yang dimaksud termasuk lahan yang terdaftar di Pajak Bumi
Bangunan (PBB), Iuran Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan,
lahan rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah
dijadikan sawah, baik yang ditanami padi, palawija atau tanaman semusim
lainnya.
Lahan pertanian bukan sawah adalah semua lahan pertanian selain lahan
sawah, yang mencakup:
a. Tegal/kebun adalah lahan pertanian bukan sawah (lahan kering) yang
ditanami tanaman semusim atau tahunan dan terpisah dengan halaman
sekitar rumah serta penggunaannya tidak berpindah-pindah.
b. Ladang/huma adalah lahan pertanian bukan sawah (lahan kering) yang
biasanya ditanami tanaman semusim dan penggunaannya hanya semusim
atau dua musim, kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi
(berpindah-pindah). Kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian
akan dikerjakan kembali jika sudah subur.
c. Perkebunan rakyat adalah lahan yang dikuasai oleh rumah tangga dan
ditanami tanaman perkebunan/industri, seperti karet, kelapa, kopi, teh, dan
sebagainya.
d. Kehutanan rakyat meliputi lahan yang dikuasai oleh rumah tangga dan
ditumbuhi kayu-kayuan/hutan rakyat termasuk bambu, sengon dan
angsana, baik yang tumbuh sendiri maupun yang sengaja ditanami,
misalnya, semak-semak dan pohon-pohon yang hasil utamanya kayu.
Kemungkinan lahan ini juga ditanami tanaman bahan makanan, seperti
padi dan palawija, tetapi tanaman utamanya adalah bambu/kayu-kayuan.
e. Kolam/tebat/empang/tambak adalah lahan yang biasanya digunakan
untuk pemeliharaan/pembenihan ikan dan biota lainnya, baik yang terletak
di lahan sawah maupun lahan kering.
f. Padang penggembalaan adalah lahan yang khusus digunakan untuk
pengembalaan ternak. Lahan yang sementara tidak diusahakan (dibiarkan
kosong lebih dari satu tahun dan kurang dari dua tahun) tidak dianggap
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|117
sebagai lahan penggembalaan/padang rumput meskipun ada hewan yang
digembalakan di sana.
g. Lahan pertanian bukan sawah yang sementara tidak diusahakan adalah
lahan pertanian bukan sawah yang tidak ditanami apapun lebih dari 1
tahun tetapi ≤ 2 tahun. Lahan sawah yang tidak ditanami apapun selama
lebih dari 2 tahun tetapi ≤ 4 tahun digolongkan menjadi lahan pertanian
bukan sawah yang sementara tidak diusahakan.
h. Lahan bukan sawah lainnya adalah lahan pertanian bukan sawah selain
yang disebutkan sebelumnya, misalnya, lahan sekitar rumah (pekarangan)
yang diusahakan untuk pertanian.
Lahan bukan pertanian adalah semua lahan selain lahan pertanian, misalnya
pemukiman, jalan, badan air (sungai, danau, kolam), dan lainnya.
Blok XI. Keterangan Luas Panen Tanaman Padi pada 2016
Rincian 1101: Luas panen [tanaman palawija terpilih]/tanaman padi pada
lahan yang dikuasai selama tahun 2016 (m2)
Pada Rincian 1101 petugas pencacah mencatat informasi mengenai usaha
tanaman palawija terpilih/padi yang dipanen oleh rumah tangga di setiap
bidang yang dikuasai. Informasi tersebut mencakup luas panen pada tahun
2016 dan dirinci menurut subround. Satuan luas panen dicatat dalam satuan
meter persegi (m2). Khusus untuk tanaman padi dan jagung tidak dibedakan
menurut varietas.
Blok XII. Catatan
Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap perlu, misalnya
nama kepala rumah tangga pada Daftar SOUT2017-DSRT berbeda dengan
nama kepala rumah tangga pada Daftar SOUT2017-SPW.S Blok I rincian 113.
Pencacahan selesai jam: ___:___
Isikan waktu berakhirnya pencacahan dengan format jam:menit.
Tanda tangan responden:
Diisi dengan tanda tangan responden.
Blok XIII. Daftar Kode dan Angka Konversi Kualitas Standar
Kode barang modal untuk alat dan mesin pertanian usaha tanaman
pangan terdiri dari tiga digit, dengan penjelasan sebagai berikut:
118|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
1) Digit pertama menunjukkan barang modal dapat digunakan secara
multifungsi (untuk padi maupun palawija) atau tidak, jika digit pertama “0”
maka barang modal tersebut dapat digunakan untuk padi maupun
palawija, sedangkan jika digit pertama kode bukan “0” maka barang
modal tersebut hanya dapat digunakan khusus untuk padi/palawija.
2) Digit kedua menunjukkan manfaat barang modal untuk kegiatan
penanaman, pengendalian hama/OPT, pengairan dan pemupukan,
pemanenan, atau perontokan/pemipilan.
3) Digit ketiga menunjukkan nomor urut setiap barang modal.
1. Penanaman
011. Traktor roda 4 012. Traktor roda 2 (hand tractor)
Gambar 6.7 Traktor roda 4 Gambar 6.8 Traktor roda 2
111. Alat tanam padi (rice transplanter) 311. Alat tanam biji-bijian (seeder)
Gambar 6.9 Rice transplanter Gambar 6.10 Seeder
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|119
2. Pengendalian hama/OPT
021. Alat semprot manual (hand sprayer) 022. Mesin penyemprot (power sprayer)
Gambar 6.11 Hand sprayer Gambar 6.12 Power sprayer
023. Pengabut pestisida (swing fog) 024. Bahan asap (emposan tikus)
Gambar 6.13 Swing fog Gambar 6.14 Emposan tikus
025. Pembasmi gulma (power weeder)
Gambar 6.15 Power weeder
120|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
3. Pengairan dan pemupukan
031. Pompa air 032. Alat penebar pupuk
Gambar 6.16 Pompa air Gambar 6.17 Alat penebar pupuk
4. Pemanenan
141. Sabit bergerigi/sabit 142. Pemotong padi tipe gunting (reaper)
Gambar 6.18 Sabit Gambar 6.19 Pemotong padi tipe gunting
143. Pemotong padi tipe gendong 144. Pemanen padi tipe sisir (stripper)
Gambar 6.20 Pemotong padi tipe
gendong
Gambar 6.21 Pemanen padi tipe sisir
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|121
145. Rice combine harvester 241. Corn combine harvester
Gambar 6.22 Rice combine harvester Gambar 6.23 Corn combine harvester
441. Pengungkit ubi kayu/ubi jalar
Gambar 6.24 Pengungkit ubi kayu
5. Perontokan/pemipilan
151. Perontok padi manual (pedal thresher) 152. Mesin perontok padi (power thresher)
Gambar 6.25 Pedal thresher Gambar 6.26 Contoh power thresher
122|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
251. Pemipil jagung (cornsheller) 999. Lainnya
Contohnya seperti wadah, alas
pemanen, dll.
Gambar 6.24 Contoh cornsheller
Konversi kualitas standar padi
Gabah Kering Panen (GKP) = 1,1625 Gabah Kering Giling (GKG)
= (1,1625 x 1,5939) beras
Konversi kualitas standar palawija
Jagung dalam pipilan kering (pipilan kering = 0,5673 x ontongan basah)
Kedelai dalam biji kering (biji kering = 0,3690 x polong kering panen)
Kacang tanah dalam biji kering (biji kering = 0,3200 x gelondongan basah)
Kacang hijau dalam biji kering (biji kering = 0,5380 x polong basah)
Ubi kayu/ubi jalar dalam umbi basah -----
Blok XIV. Rekapitulasi
Blok ini digunakan untuk merekap isian rincian pada Blok V dan Blok VI.
Petugas pencacah (PCS) hanya perlu mengisi rincian 1401, 1402, 1403, 1404,
dan 1405 kolom (2). Rincian 1405 kolom (3) akan diisi oleh
pengawas/pemeriksa. Rumus yang tertera pada Rinc. 1405 Kol. (1) digunakan
hanya untuk pengisian Kol. (2).
Rincian 1401: Satuan luas [salin dari Rinc. 501]
Salin satuan luas dari rincian 501 Blok VA ke kotak yang tersedia.
Rincian 1402: Luas panen bidang dipanen terakhir [salin dari Rinc. 504]
Salin luas panen bidang yang dipanen terakhir dari rincian 504 Blok VA ke
kotak yang tersedia diikuti dengan satuan luas rincian 1401.
Rincian 1403: Konversi luas ke dalam m2[salin dari Rinc. 509]
Salin konversi satuan luas ke dalam meter persedi dari rincian 509 Blok
VA ke kotak yang tersedia.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|123
Rincian 1404: Satuan luas untuk biaya/pengeluaran [salin dari Rinc.601]
Salin luas biaya/pengeluaran dari rincian 601 Blok VI ke kotak yang
tersedia.
Rincian 1405: Rekapitulasi nilai produksi dan pengeluaran usaha tanaman
padi/palawija terpilih
Rincian 1405 kolom (2) merupakan rekapitulasi dari nilai produksi dan
pengeluaran usaha tanaman padi/palawija terpilih per satuan luas tanam (sesuai
dengan rincian 601). Isikan semua nilai pada rincian 1405 kolom (2) dalam
satuan ribu rupiah.
Rincian 1405.A: Nilai produksi
Isikan jumlah nilai produksi padi/palawija terpilih per satuan luas rincian 601 ke
dalam kotak yang tersedia dengan menjumlahkan rincian 1405.A.1 dengan
rincian 1405.A.2 atau hitung dengan rumus:
Rincian 508 ×Rincian 1404
Rincian 1402
Rincian 1405.A.1: Nilai produksi utama
Isikan nilai produksi utama per satuan luas rincian 601 dengan cara
menghitungnya menggunakan formula sebagai berikut:
Rincian 506 ×Rincian 1404
Rincian 1402
Rincian 1405.A.2: Nilai produksi ikutan
Isikan nilai produksi ikutan per satuan luas rincian 601 dengan cara
menghitungnya menggunakan formula sebagai berikut:
Rincian 507 ×Rincian 1404
Rincian 1402
Rincian 1405.B: Ongkos/biaya produksi
Rincian 1405.B diisi setelah rincian 1405.B.1 sampai dengan rincian
1405.B.13 lengkap terisi. Isikan jumlah isian pada rincian 1405.B.1 sampai
dengan rincian 1405.B.13 ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.1: Benih/bibit
Salin biaya benih/bibit dari rincian 603 Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.2: Pupuk
Salin biaya pupuk dari rincian 604.i kolom (4) Blok VI ke kotak yang
tersedia.
124|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 1405.B.3: Pestisida
Salin biaya pestisida dari rincian 605.j kolom (7) Blok VI ke kotak yang
tersedia.
Rincian 1405.B.4: Tenaga kerja
Rincian 1405.B.4 diisi setelah rincian 1405.B.4.i dan 1405.B.4.ii lengkap
terisi. Isikan jumlah isian rincian 1405.B.4.i dan 1405.B.4.ii ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.4.i: Tenaga kerja dibayar
Isikan jumlah rincian 606.h kolom (8), rincian 606.h kolom (9), dan rincian
606.h kolom (10) Blok VI ke dalam kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.4.ii: Tenaga kerja tidak dibayar
Isikan jumlah rincian 606.p kolom (8) dan rincian 606.p kolom (9) Blok VI
ke dalam kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.5: Sewa lahan/perkiraan sewa lahan
Salin biaya sewa lahan/perkiraan sewa lahan dari rincian 607 Blok VI ke
kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.6: PBB/Perkiraan PBB
Salin biaya PBB/perkriaan PBB dari rincian 608.b atau 608.c Blok VI yang
terisi ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.7: Bunga pinjaman/perkiraan bunga pinjaman
Salin bunga pinjaman/perkiraan bunga pinjaman dari rincian 609.b atau
rincian 609.c Blok VI yang terisi ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.8: Retribusi/pungutan/iuran
Salin biaya retribusi/pungutan/iuran dari rincain 610 Blok VI ke kotak
yang tersedia.
Rincian 1405.B.9: Premi asuransi
Salin biaya premi asuransi dari rincian 611 Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.10: Sewa/perkiraan sewa alat
Salin biaya sewa/perkiraan sewa alat dari Blok VI rincian 612.jumlah
kolom (3) ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.11: Penyusutan barang modal
Salin nilai penyusutan barang modal dari Blok VI rincian 612.jumlah
kolom (8) ke kotak yang tersedia.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|125
Rincian 1405.B.12: Bahan bakar
Rincian 1405.B.12 diisi setelah rincian 1405.B.12.i dan 1405.B.12.ii lengkap
terisi. Isikan jumlah isian rincian 1405.B.12.i dan 1405.B.12.ii ke kotak yang
tersedia.
Rincian 1405.B.12.i: Bahan bakar minyak (BBM)
Salin biaya BBM dari rincian 613 Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.12.ii: Bahan bakar gas (BBG)/elpiji
Salin biaya BBG/elpiji dari rincian 614 Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.13: Lainnya
Salin pengeluaran lainnya dari rincian 615 Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.C: Pendapatan (A-B)
Isikan rincian 1405.A dikurangi rincian 1405.B ke dalam kotak yang
tersedia.
Rincian 1405.D: Rasio pendapatan terhadap biaya (C/B)
Isikan rasio/hasil bagi antara pendapatan (rincian 1405.C) terhadap
ongkos/biaya produksi (rincian 1405.B) ke dalam kotak yang tersedia.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|127
Berhasilnya suatu pencacahan sangat tergantung pada kemauan,
kemampuan dan ketelitian para petugas lapang terutama pencacah. Oleh
karena itu sebelum daftar-daftar yang telah diisi diserahkan kepada pemeriksa,
pencacah harus meneliti lebih dahulu apakah isian-isiannya telah benar dan
tepat diisikan pada kolom-kolom, rincian-rincian yang sesuai.
Setelah pencacahan selesai dan pencacah yakin bahwa semua isian telah
diperiksa dengan baik, serahkan semua daftar yang telah diisi kepada
pemeriksa, tetapi bukan berarti bahwa pencacahan telah selesai, karena
mungkin pencacah akan diminta pemeriksa untuk melakukan pencacahan ulang
apabila diperlukan.
Pemeriksaan tersebut di atas dimaksudkan agar bila ternyata pencacah
masih menemui kesalahan-kesalahan secepatnya diperbaiki, dan jika ditemui
suatu kesalahan yang mengharuskan pencacah mengadakan kunjungan ulang,
lakukan kunjungan ulang tersebut tanpa menunggu instruksi pemeriksa.
Jika dijumpai hal-hal yang meragukan jangan mengambil keputusan
sendiri, diskusikan dengan teman-teman sesama pencacah, dan bila masih
ragu-ragu juga usahakanlah menemui pemeriksa dan diskusikan dengannya
agar diperoleh penjelasan yang dapat menghilangkan keragu-raguan tersebut.
Dengan berakhirnya tugas Saudara sebagai pencacah, Saudara telah
menyumbangkan dharma bhakti kepada Negara/Pemerintah Republik
Indonesia, karena data yang Saudara kumpulkan akan sangat bermanfaat bagi
pemerintah untuk perencanaan pembangunan terutama dalam upaya
pemerintah untuk memeratakan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Tanpa data yang saudara kumpulkan, pemerintah tidak mungkin dapat
menyusun rencana pembangunan yang sempurna.
PENUTUP 8
8
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|171
Perbedaan Padi Hibrida dan Padi Inbrida
Padi Hibrida Padi Inbrida
1. Merupakan produk persilangan antara
dua tetua padi yang berbeda secara
genetik.
2. Turunan keduanya tidak bisa
dibenihkan kembali sehingga harus
terus membeli yang baru.
3. Tanaman padi lebih tegak, kompak,
dan seragam.
4. Hasilnya lebih tingggi 20-30 % dari
padi inbrida.
5. Harga benih lebih mahal karena proses
produksinya lebih rumit.
6. Ongkos budidaya lebih mahal
dibanding padi inbrida.
1. Padi inbrida berasal dari galur
murni yang melakukan
penyerbukan sendiri.
2. Turunan benih dapat ditanam
kembali.
3. Tanaman padi kurang seragam.
4. Produksinya rata-rata (4-5 ton
gabah per hektar).
5. Harga benih lebih murah.
Sumber: IRRI Rice Knowledge Bank dan Santoso, 2006
Lampiran 10
172|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Perbedaan Jagung Hibrida dan Jagung Komposit
Jagung Hibrida Jagung Komposit
1. Merupakan produk persilangan
antara dua tetua jagung yang
berbeda secara genetik.
2. Turunan keduanya tidak bisa
dibenihkan kembali sehingga harus
terus membeli yang baru.
3. Tanaman jagung lebih tegak,
kompak, dan seragam.
4. Produktivitas lebih tinggi bila
dibandingkan dengan jagung
komposit. Bila dibudidayakan secara
benar, produktivitas di atas 5
ton/hektar (pipilan kering)bahkan
bisa mencapai 12 ton per hektar.
5. Harga benih lebih mahal karena
proses produksinya lebih sulit.
6. Ongkos budidaya lebih mahal
dibanding jagung komposit.
1. Turunan benih dapat ditanam kembali.
2. Tanaman tidak seragam.
3. Produktivitas umumnya kurang dari 5
ton pipilan kering per hektar.
4. Ongkos budidaya dan harga benih
lebih murah.
Sumber: Andi Takdir dkk. “Pembentukan Varietas Jagung Hibrida”. Balai Penelitian
Tanaman Serealia, Maros.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|173
Daftar Varietas Tanaman Padi dan Jagung
Varietas Padi Variates Jagung
Hibrida Inbrida Hibrida Komposit
Intani 1 Ciherang Semar Arjuna
Intani 2 Mekongga P21 Lamuru
Rokan IR-64 Bima Bisma
Maro Varietas lokal Pionir Srikandi Putih-1
Miki 1 Cigeulis Pertiwi Kodok
Miki 2 Ciliwung Hibrida C1 Kretek
Miki 3 Situbagendit Hibrida C2 Manado kuning
Long ping Pusaka 1 Cisadane IPB 4 Metro
Long ping Pusaka 2 Inpari SHS Piet Kuning
Hibrindo R-1 inpara Bisi-2 Srikandi
Hibrindo R-2 Cibodas Bisi-18 Jatim kuning
Batang Samo Mas CPI-1 Maya
HIPA-3 Cahaya P-2 Genjah Warangan
HIPA-4 Fajar C-2 Malin
PP-1 Pelopor P-3 Bastar kuning
Adirasa-1 Peta C-3 Kania putih
Manis-4 Salak Semar-1 DMR
Manis-5 Bengawan Semar-2 Perta
Bernas Super Sigadis CPI-2 Bogor DMR-4
Bernas Prima Remaja P-4 Genjah Kertas
Batang Kampar Jelita P-5 Penduduk Ngale
Segara Anak Dara BISI-1 Harapan
Adirasa-1 Gnjh lampung BISI-2 Permadi
MAPAN-P.02 Seratus Mlm P-6 Pandu
MAPAN-P.05 Sintha P-7 Bgr Comp- 2
SL 8 SHS Kartuna P-8 Bromo
SL 11 SHS Dewi Tara P-9 Harapan Baru
Brang Biji Arimbi BISI-3 Parikesit
Adirasa-64 Bathara BISI-4 Abimanyu
PP-2 (Hibrid) PB-5 Semar-3 Nakula
HIPA 5 Ceva Hibrida PB-8 C-4 Sadewa
HIPA 6 Jete Hibrida Siampat C-5 Kalingga
SEMBADA B3 C4-63 C-6 Wiyasa
SEMBADA B5 Dewi Ratih C-7 Rama
SEMBADA B8 Pelita l-1 BISI-5 Bayu
SEMBADA B9 Pelita l-2 BISI-8 Antasena
INTANI 602 PB-20 BISI-7 Wisanggeni
INTANI 301 PB-26 BISI-6 Surya
HIPA 7 PB-28 Semar-4 Lagaligo
dan lain-lain dan lain-lain dan lain-lain dan lain-lain
174|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Perbedaan SRI, PTT, dan Konvensional Dilihat dari Pengelolaan Hara
No Parameter Konvensional PTT SRI
1. Pupuk
anorganik
Pemupukan
berdasarkan
rekomendasi umum
atau setempat atau
berdasarkan
kemampuanpetani
Pemupukan N
berpedoman pada
BWD, pemupukan P
dan K berdasarkan
tanah dan kebutuhan
tanaman (uji tanah)
hasil pengukuran
dengan PUTS
Tanpa
2. Pupuk
organik
Tanpa 2 ton/ha kompos
bahan organic atau 5
ton/ha jerami sisa
panen yang
dikembalikan ke
lahan sawah atau
dikomposkan
Penggunaan kompos bias
mencapai 15 ton/ha (bisa
berupa kotoran hewan
atau pakan/pupuk
kandang dengan
tambahan jerami padi sisa
panen)
3. Air irigasi Tergenang terus
menerus
Pengaturan
pengairan (pengairan
berselang) secara
benar sesuai dengan
kondisi setempat
Pengairan berselang:
kondisi tanah tidak
digenangi tapi tetap
lembab yang
dipertahankan selama
pertumbuhan vegetatif;
setelah pembungaan
sawah digenangi air 1-3
cm
4. Jarak tanam Sistem tegel 20 cm x
20 cm
Sistem tegel (25 cm x
25) atau sistem
legowo
Sistem tegel dengan jarak
tanam lebar ≥ 30 cm x 30
cm atau sistem legowo
Sumber: Rochavati, Sri. 2011. “Analisis Komparatif Sistem Pertanian Konvensional, PTT, SRI di Lahan
Sawah Irigasi Jawa Barat terhadap Keseimbangan Hara, Dinamika Biologi, Efisiensi Pupuk (>30%)
dan Nilai Ekonomi Usahatani”. Balai Penelitian Tanah Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Pertanian, Bogor.
Lampiran 11
M E N C E R D A S K A N B A N G S AD A T A
BADAN PUSAT STATISTIK
Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Indonesia
Telp.: 021 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax: 021 3857046
Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]