432
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR 2004 ISSN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

2004

ISSN

Page 2: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

LLLAAAPPPOOORRRAAANNN TTTAAAHHHUUUNNNAAANNN BBBaaalllaaaiii PPPeeennngggkkkaaajjjiiiaaannn TTTeeekkknnnooolllooogggiii PPPeeerrrtttaaannniiiaaannn JJJaaawwwaaa TTTiiimmmuuurrr

TTTaaahhhuuunnn... 222000000333

Penyunting:

Ketua : Endang Widajati

Sekretaris : Sjaiful Chanafi, S. Sos

Anggota : Dra. Iffah Irsjadina

I Wayan Marka, SH

Dra. Yulfah

Ir. Zainal Arifin, MP

Ir. Bambang Irianto

Redaksi Pelaksana :

Prayitno Surip

DEPARTEMEN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

2004

Page 3: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Penerbitan buku ini dibiayai dari :

Bagian Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif Jawa Timur TA 2004

Cover Depan Serangkaian Kegiatan Dalam Rangka Peringatan Sewindu BPTP Jawa Timur

Tahun 2003.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) JawaTimur Jl. Raya Karangploso, KM. 4, PO Box 188 , Malang - 65101 Telp. : (0341) 494052; 485065 Fax. : (0341) 471255 e-mail : [email protected]

Laporan Tahunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Tahun 2003

Penyunting :

Ketua : Endang Widajati Sekretaris : Sjaiful Chanafi, S.Sos Anggota : Dra. Iffah Irsjadina I Wayan Marka, SH Ir. Zainal Arifin, MP Ir. Bambang Irianto Redaksi Pelaksana : Prayitno Surip Diterbitkan oleh : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Jawa Timur 2004

ISSN :

Page 4: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

i

KATA PENGANTAR

Pendekatan program Pengkajian BPTP Jawa Timur adalah berbasis

sumberdaya alam (“Farming System Zone”), sehingga program pengkajian

tersebut bersifat lintas disiplin dan lintas komoditas .Unsur keterpaduan

menjadi sangat penting. Laporan Tahunan ini disusun sebagai

pertanggungjawaban penggunaan dana, tenaga dan fasilitas pengkajian

tahun anggaran 2003 yang bersumber dari proyek rutin maupun kerjasama

Disamping termuat dalam laporan ini hasil-hasil pengkajian juga disusun

dalam berbagai makalah, prosiding dan publikasi lain.

Hasi penelitian/pengkajiann disusun berdasarkan pengelompokan

Rencana Pengkajian Tim Peneliti (IRPTP) yang ada dalam program dalam

tahun sedang berjalan, untuk memberikan gambaran yang lebih

lengkap.kepada para pengguna.

Kepada penyunting, peneliti, penyuluh dan semua pihak yang

membantu penyusunan buku ini disampaikan terima kasih dan

penghargaan. Semoga informasi dalam buku ini bermanfaat bagi semua

pihak dalam pembangunan pertanian di Jawa Timur.

Malang, Nopember 2004

Kepala Balai,

Dr. Mat Syukur

Page 5: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

ii

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

I. PENDAHULUAN 1

II. HASIL-HASILPENGKAJIAN 2

2.1. KARAKTERISASI DAN ANALISA AGROEKOLOGI UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI JAWA TIMUR

2

2.1.1. Karakterisasi dan Analisis Zona Agroekologi Sumberdaya Pertanian di Tingkat Kabupaten Berbasis Sistem Informasi Geografis

2

2.1.2. Kajian Status Hara P dan K Sebagai Dasar Penyusunan Rekomendasi Pemupukan P dan K Lahan Sawah di Jawa Timur (Areal P3T Jawa Timur)

3

2.1.3. Model Analisis Data Agroklimat untuk Menekan Resiko Kegagalan Panen

4

2.2. PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL USAHATANI TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

5

2.2.1. Pengkajian Pengelolaan Sistem Usahatani Terpadu Tanaman Pangan dan Ternak pada Lahan Sawah

5

2.2.2. Pengkajian Senjang Hasil Padi pada Lahan Sawah Bermasalah

6

2.2.3. Pemupukan Fosfat, Kalium dan Bahan Organik Terhadap Padi Sawah di Lumajang

7

2.2.4. Pengkajian Pengendalian Hama Secara Terpadu pada Tanaman Kedelai Berbasis Pengendalian Hayati

10

2.2.5. Pengkajian Perbandingan Beberapa Cara Pemberian Brangkasan Kedelai untuk Sapi Potong

11

2.2.6. Kajian Karakterisasi dan Potensi Wilayah Pengembangan Usahatani Terpadu Padi – Udang Windu di Sawah Irigasi

12

2.3. PENGEMBANGAN MODEL USAHATANI TERPADU TANAMAN TERNAK DI LAHAN TADAH HUJAN.

14

2.3.1. Pengkajian Model Usahatani Terpadu Crop-Fish-Livestock System (CFLS) Berbasis Konservasi Air di Lahan Sawah Tadah Hujan

14

2.3.2. Sistem Usahatani Konservasi Embung Menunjang

Produktivitas Lahan di Musim Kemarau 16

Page 6: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

iii

2.3.3. Pengkajian Usahatani Multistrata di Kawasan Selatan Jawa Timur

17

2.3.4. Uji Adaptasi Tanaman Empon-Empon Pada Wanatani Pola Multistrata di Lahan Kering Dataran Rendah Kawasan Selatan Jawa Timur

18

2.3.5. Uji Adaptasi Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Sistem Wanatani Lahan Kering Dataran Rendah

19

2.3.6. Pengembangan Model Usahatani Konservasi Kentang dan Kobis Secara Partisipatif di Lahan Kering Dataran Tinggi

20

2.4. PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI PERIKANAN RAKYAT DENGAN MODEL DESA PANTAI DI JAWA TIMUR

21

2.4.1. Pengkajian Teknologi Usaha Budidaya Ikan dengan Sistem Keramba Jaring Apung (KJA) di Laut

21

2.4.2. Prospek Pengembangan Alat Pengering Mekanik dalam Mendukung Pengolahan Ikan Kering di Situbondo, Jawa Timur

22

2.4.3. Studi Uji Konsumen Produk Ikan Asar di Malang Jawa

Timur 23

2.5. KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI JAWA TIMUR

24

2.5.1. Pengkajian Model Pengembangan Agribisnis Mangga 24 2.5.2. Pengkajian Sistem Usahatani (SUT) Mendukung

Pengembangan Agribisnis Pisang 24

2.5.3. Kajian Pengembangan Agribisnis Kentang Dataran Medium 25 2.5.4. Kelimpahan Populasi Hama pada Kajian Teknik Produksi

Bibit Kentang 26

2.6. PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL

PERTANIAN DAN PEMBERDAYAAN WANITA DALAM PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PEDESAAN

27

2.6.1. Pengkajian Penumbuhan dan Pengembangan Industri

Pengolahan Pangan Pedesaan 27

2.6.2. Kajian Pengembangan Agroindustri Aneka Tepung di

Pedesaan

28

2.7. KAJIAN PERBAIKAN SISTEM PERBENIHAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KOMODITAS UNGGULAN JAWA TIMUR.

31

2.7.1. Pengkajian Sistem Perbanyakan Benih Bs dan Galur

Harapan Padi Unggulan Jawa Timur 31

2.7.2. Karakterisasi Calon Varietas Unggul Kesemek, Sawo,

Durian, dan Apokat Spesifik Lokasi Jawa Timur 31

Page 7: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

iv

2.8. PENGKJIAN ADOPSI DAN DAMPAK TEKNOLOGI SISTEM USAHA PERTANIAN SERTA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ASLI PEDESAAN

33

2.8.1. Kajian Adopsi dan Dampak Teknologi Teknologi Unggulan

BPTP Jawa Timur

33

2.9. UJI MULTI LOKASI DAN PAKET TEKNOLOGI UNGGULAN

BALIT KOMODITAS (JARINGAN LITKAJI)

36

2.9.1. Pemuliaan Padi Secara Partisipatif 36

2.9.2. Galur Harapan Calon Varietas Unggul Padi Sawah 36 2.10. ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERTANIAN DI JAWA TIMUR 40

2.10.1. Indikator Pelaksanaan Pertanian di Jawa Timur 40 2.10.2. Kelayakan Harga Susu di Tingkat Peternak Tahun 2003 di

Jawa Timur 42

2.11. PENELITIAN DAN PENGKAJIAN PENGELOLAAN

TERPADU TANAMAN JERUK SEHAT DI KABUPATEN PONOROGO

43

2.11.1 Peningkatan Ketrampilan Petani dan Petugas untuk

Pengelolaan Tanaman Terpadu Jeruk 43

2.11.2. Identifikasi Permasalahan Jeruk dan Inisiasi Kelembagaan (Rural Producers Organization)

44

2.12. LITKAJI PENGEMBANGAN MODEL AGROINDUSTRI PENGOLAHAN TEPUNG KASAVA SKALA KECIL MENENGAH

45

2.12.1. Penelitian/Pengkajian Model Pengembangan Agroindustri Tepung Kasava Skala Kecil Menengah

45

2.13. DISEMINASI HASIL LITKAJI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN JARINGAN INFORMASI AGRIBISNIS DI JAWA TIMUR

47

2.13.1. Sistem Usaha Pertanian Perkotaan di Wonocolo Surabaya 47

2.13.2. Visitor Plot Jamur Tiram (Pleurotus Spp) dan Jamur Kuping (Auricularia Sp) Penambahan Lapisan Dinding dan Atap Kubung untuk Menurunkan Suhu dan Meningkatkan Kelembaban Ruang

48

2.13.3. Prospek Pengembangan Perbenihan Ikan Nila dengan Sistem Kolam Tertutup

49

Page 8: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

v

2.13.4. Unit Komersialisasi Teknologi. 49

2.14. PENGEMBANGAN DAN PENYEBARAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN MELELUI KEGIATAN PERTEMUAN DAN EXPOSE

50

2.14.1. Kegiatan Sosialisasi & EksposeTeknologi Unggulan BPTP Jawa Timur 4-6 Juni 2003

51

2.14.2. Temu Informasi Teknologi Pertanian 54

2.14.3. Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian 55

2.15. TEMATIK 55

2.15.1 Uji Galur Harapan dan Observasi Hasil Persilangan Beberapa Galur Melon“ Uji Hasil Calon Varietas Unggul Melon

55

2.15.2. Pengaruh Pupuk NPK Phonska Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah

57

2.15.3. Pengkajian Sistem Usahatani Berbasis Temulawak, Kunyit dan Kencur di Lahan Pekarangan

57

2.15.4. Uji Preferensi Kutu Daun Aphid (Macrochypum Rosae L) (Homoptera : Aphidiodae) Pada Beberapa Varietas Mawar

58

2.15.5. Reduksi Emisi Metana pada Lahan Sawah Tadah Hujan dengan Teknologi Pengolahan Tanah, Penggunaan

Varietas Padi, dan Bahan Organik.

59

2.15.6. Kajian Pertumbuhan Varietas Apel Calon Unggulan di Lokasi Sentra Produksi

60

2.15.7. Peluang dan Kendala Pengembangan Alat Tanam Benih Langsung Pada Usahatani Padi di Lahan Sawah Tambak Kabupaten Lamongan

61

2.15.8 Kajian Dampak Penyebaran Varietas Unggul Padi Kalimas dan Bondoyudo di Kabupaten Tuban

62

2.15.9. Pengkajian Aplikasi PHT Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Petani Kopi

63

Page 9: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

vi

III. MANAJEMEN BALAI 64

3.1. Struktur Organisasi 64

3.2. Manajemen 65

3.3. KETATA USAHAAN BALAI 66

3.3.1. KEPEGAWAIAN 66

3.3.1.1. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Golongan Kepangkatan

66

3.3.1.2. Tenaga Honorer Berdasarkan Jenjang Pendidikan 67

3.3.1.3. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Jabatan Fungsional 67

3.3.2. Rumah Tangga 68

3.3.2.1. Luas dan Pemanfaatan Lahan 68

3.3.2.2. Keadaan Bangunan dan Pemanfaatan 69

3.3.2.3. Sarana Mobilitas 70

3.3.2.4. Tambahan Peralatan Perkantoran 70

3.3.3. KEUANGAN 71

3.3.3.1. Sumberdana 71

3.3.3.2. Penetapan Anggaran 72

3.3.3.3. Pelaksanaan Anggaran 72

3.3.3.4. Realisasi Penerimaan PNBP

3.4. PELAYANAN TEKNIK 72

3.4.1. KEGIATAN INFORMASI 72

3.4.1.1. Penyebaran Informasi Hasil Penelitian/Pengkajian 73

3.4.1.2. Perpustakaan 74

3.4.1.3. Pameran/Ekspose 75

3.4.1.4. Kunjungan Tamu 76

3.4.1.5. Kursus/Latihan, Seminar di Dalam dan di Luar BPTP, Mahasiswa Praktek Kerja Lapang dan Penelitian

77

3.4.2. KEGIATAN KERJASAMA 82 3.4.3. Pengkajian Sistem Usaha Perkebunan Berbasis Kakao

Rakyat Berwawasan Agribisnis di Kabupaten Trenggalek dan Pacitan

87

3.4.4. Pengelolaan Agroekologi Pertanaman Kakao Rakyat

Terhadap Perkembangan Hama Helopeltis Spp 88

3.4.5. Peningkatan Mutu Buah Mangga Arumanis untuk Pasar

Swalayan/Toko Buah 89

Page 10: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

vii

3.4.6. Studi Potensi Pengembangan Industri Pakan dari Bahan Baku Lokal di Kabupaten Sumba Timur

90

3.4.7. Pengembangan Sistem Integrasi Terpadu Tebu-Ternak-

Industri Pakan Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di PG.Jatitujuh

91

3.4.8. Pemetaan Kesuburan Tanah Lahan Sawah Dan Sistem

Produksi Padi Di Jawa Timur 92

3.4.9. Penelitian Komunitas Ikan pada Terumbu Buatan di

Perairan Pantai Sendang Biru, Malang 93

3.4.10. Studi Tentang Ekosistem Terumbu Karang di Perairan

Pantai Desa Gelung Kabupaten Situbondo (Jawa Timur 94

3.5. SARANA 95

3.5.1. Inventarisasi Barang dan Peralatan 98

3.5.2. Usulan Pengadaan Peralatan 99

3.5.3 Usulan Pengadaan Peralatan Laboratorium, Kebun Percobaan/Bengkel

100

3.5.5 Rencana Renovasi/Pembangunan Fasilitas 100

Page 11: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

1

BAB I

PENDAHULUAN

Program pengkajian BPTP Jawa Timur disusun atas dasar sumberdaya lahan

yang dominan ada di wilayah Jawa Timur. Sumberdaya lahan yang dominan tersebut

meliputi : lahan sawah irigasi, lahan kering dataran rendah dan dataran tinggi, lahan

perairan laut/pesisir serta darat dan lahan sawah tadah hujan. Disamping itu terdapat

program pengkajian yang bersifat lintas agroekologi (tematik) dan program diseminasi

informasi dan teknologi hasil pengkajian. Sistem usahatani yang dikembangkan dalam

setiap tipe sumberdaya tersebut berbasis komoditas unggulan dan bersifat lintas

komoditas atau lintas sub sektor. Sebagai konsekuensinya, pengkajian untuk

mendapatkan teknologi spesifik lokasi di masing-masing tipe lahan tersebut harus

dilakukan oleh Tim Peneliti yang bersifat lintas disiplin. Peta agroekologi wilayah Jawa

Timur yang telah disusun digunakan sebagai acuan dan dasar bagi tim peneliti untuk

melaksanakan pengkajian dan transfer teknologi kepada petani dan pengguna lainnya.

Untuk memudahkan pembaca mengikuti alur informasi yang disajikan, penyampaian

hasil pengkajian disusun sesuai dengan program tahun 2003, sesuai dengan RPTP

(Rencana Pengkajian Tim Peneliti), kegiatan dan sub kegiatan.

Pengembangan agribisnis komoditas unggulan wilayah harus berbasis pada

sumberdaya lokal yang tersedia serta didukung oleh inovasi dan teknologi yang

bersifat spesifik lokasi. Apabila hal tersebut dapat dilakukan secara ooptimal, maka

sistem dan usaha agribisnis yang dikembangkan memiliki daya saing yang tinggi dan

berkelanjutan. BPTP Jawa Timur sejak dibentuk tahun 1995 selalu berupaya

menghasilkan inovasi dan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi guna

mendukung pengembangan agribisnis di wilayah Jawa Timur

Laporan Tahunan ini menyajikan hasil-hasil pengkajian secara ringkas. Hasil

pengkajian secara utuh dan lengkap dapat dibaca pada terbitan lain berupa prosiding,

atau jurnal/bulletin yang juga diterbitkan oleh BPTP Jawa Timur. Materi lain yang

disajikan dalam Laporan Tahunan ini adalah berbagai hal yang menyangkut

manajemen Balai.

Page 12: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

2

BAB II

HASIL-HASIL PENGKAJIAN

2.1. KARAKTERISASI DAN ANALISA AGROEKOLOGI UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI JAWA TIMUR

2.1.1 Karakterisasi dan Analisis Zona Agroekologi Sumberdaya Pertanian di Tingkat Kabupaten Berbasis Sistem Informasi Geografis

BPTP mempunyai tugas dan fungsi untuk menyusun paket rakitan

teknologi spesifik lokasi. Informasi tentang karakter dan potensi sumberdaya

pertanian Jawa Timur perlu sebagai dasar dalam pengkajian dan penyusunan

paket teknologi. Sejak 1998 BPTP telah menyusun informasi karakter dan

potensi sumberdaya pertanian tersebut dalam bentuk peta zona agroekologi

(ZAE) yang dikemas melalui sistem informasi geografis (SIG). Sampai 2002 telah

tersusun peta ZAE untuk seluruh wilayah Jawa Timur pada skala tinjau dideliniasi

lebih lanjut untuk menentukan FSZ sebagai acuan pengkajian. Pada beberapa

kawasan (pantura dan kawasan selatan Kabupaten Lumajang) telah disusun

informasi dalam skala semi detail dan telah dilakukan analisa kesesuaian lahan di

wilayah Jawa Timur untuk + 53 komoditas pertanian. Selama ini telah terjadi

perubahan pola penggunaan lahan di wilayah Jawa Timur. Sejak 1998 660.000

ha hutan telah berubah fungsinya dan 10.661,5 lahan pertanian menjadi non

pertanian. Pangkalan data dalam format SIG disusun sebelum 1998 sehingga

perlu updating data agar tetap akurat mengikuti perkembangan perubahan

sumberdaya yang terjadi. Informasi digali dari hasil analisa citra satelit Landsat 7

ETM+ path/rows: 118/065 dan 118/066 (2 scene). Hasil pengkajian menunjukkan

bahwa citra satelit Landsat sebanyak 2 scene meliput pulau Madura, Gresik,

Lamongan, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Kediri, Tulungagung, Blitar,

Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo dan Bondowoso.

Hasil updating menunjukkan zona I.ax2 di Kabupaten Bangkalan dan Sumenep

diklaskan menjadi zona IV.ax. untuk Kabupaten Bangkalan dan zona VI untuk

Kabupaten Sumenep. Di kabupaten Gresik terlihat kawasan sawah 1 x tanam.

Zona III.bx2 dihilangkan dari peta zona agroekologi karena merupakan kawasan

Page 13: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

3

tidak dapat dinilai untuk pengembangan pertanian (lahar/pasir). Penyebaran

tambak lebih jelas dibanding hasil pengkajian terdahulu. Kesimpulan pengkajian

adalah updating pangkalan data yang ada menggunakan citra satelit Landsat

efektif memberikan informasi tentang tentang penggunaan lahan yang lebih rinci

(lengkap).

2.1.2. Kajian Status Hara P dan K Sebagai Dasar Penyusunan Rekomendasi Pemupukan P dan K Lahan Sawah di Jawa Timur (Areal P3T Jawa Timur)

Untuk mendapatkan data status hara P dan K sebagai dasar penentuan

rekomendasi pemupukan P dan K pada padi telah dilaksanakan penelitian status

hara P dan K di sebagian areal sentra produksi padi di Kabupaten Blitar,

Bojonegoro dan Madiun pada tahun 2003, areal tersebut merupakan wilayah

yang berdekatan dengan kegiatan P3T di Jawa Timur. Penelitian menggunakan

metode survey status hara P dan K yang diekstrak dengan HCl-25%, kemudian

pada masing-masing status hara dilakukan percobaan respon pemupukan P dan

K pada padi sebagai dasar penentuan rekomendasi pemupukan. Skala peta

yang dihasilkan adalah 1:50.000, satu contoh mewakili areal seluas + 25 ha.

Sebagian besar lahan sawah di areal P3T di Jawa Timur berstatus P

tinggi dan tidak dijumpain lahan sawah dengan status P rendah. Status P sedang

banyak dijumpai di Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun seluas 487 ha (25,3

%) dan di wilayah Wlingi seluas 1593 ha (21,6%), sedang di Bojonegoro dari dua

kecamatan Balen dan Purwosari hanya seluas 240 ha. Areal dengan status P

sedang umumnya dijumpai pada areal yang berdekatan dengan lahan kering,

atau pada lahan sawah tadah hujan.

Status K rendah dan sedang banyak dijumpai di Madiun, bahkan areal

sawah dengan status K rendah hanya dijumpai di Kecamatan Wonoasri

Kabupaten Madiun, dengan luas areal sekitar 580 ha (30,1%), dan status K

sedang sekitar 60,2% (1160 ha). Di Bojonegoro dan Blitar tidak dijumpai lahan

sawah dengan status K rendah, status K sedang di Bojonegoro sekitar 1375 ha di

dua lokasi Balen dan Purwosari, di wilayah Wlingi hanya 308 ha dari areal 7350

ha yang mempunyai status K sedang..

Page 14: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

4

Untuk mendapatkan hasil yang cukup tinggi pada tanah dengan status P sedang

dianjurkan memupuk sebesar 30 hingga 60 kg SP-36/ha yang mampu

menghasilkan gabah lebih dari 6,0 t/ha GKG. Dari percobaan lapang, pada lahan

dengan status P tinggi tidak perlu dilakukan pemupukan P, akan tetapi untuk

mempertahankan tingkat hasil yang tinggi masih perlu dipupuk P dengan dosis

dan saat pemberian yang perlu penelitian lebih lanjut. Pada tanah dengan status

K rendah pemberian 25 kg KCl/ha telah mampu meningkatkan hasil gabah secara

nyata, untuk menghasilkan gabah lebih dari 6,0 t/ha, pada tanah dengan status K

rendah dosis minimal adalah 50 kg KCl/ha. Untuk lahan sawah dengan status K

sedang dan tinggi, pertanaman padi tidak perlu dipupuk K, tetapi diusahakan

jerami padi dapat dikembalikan ke petakan sawah.

2.1.3. Model Analisis Data Agroklimat untuk Menekan Resiko Kegagalan Panen

Salah satu sumberdaya yang berpotensi untuk dikembangkan saat ini

adalah sumberdaya iklim. Terbatasnya pemahaman tentang iklim, analisis dan

interpretasi datanya, menjadikan sumberdaya ini seringkali luput dari perhatian.

Padahal apabila dikelola dengan baik, iklim dapat menjadi sumberdaya yang

sangat mendukung usaha pertanian, karena resiko akibat deraan iklim dapat

dihindari atau paling tidak dapat diminimasi. Kecukupan air selama masa

pertanaman menentukan potensi kehilangan hasil tanaman yang bersangkutan.

Tanaman membutuhkan air yang cukup selama masa pertumbuhannya.

Kekurangan air akan mengakibatkan reduksi transpirasi tanaman. Kondisi ini

berakibat pada penurunan hasil tanaman. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan

data iklim dan hidrologi serta meningkatkan kemampuan dalam analisis dan

interpretasi data agroklimat, maka pada tahun 2003 dilakukan pengamatan dan

database iklim serta analisis agroklimat dalam kaitannya untuk menekan

penurunan produksi. Luaran penelitian yang diharapkan adalah diperolehnya

rekomendasi penentuan masa tanam tanaman pertanian yang spesifik lokasi.

Penelitian dilakukan di Mojokerto dan Malang dengan kriteria bahwa lokasi terpilih

harus mempunyai stasiun iklim. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap,

yaitu (1) Pengelolaan Informasi dan Data Iklim, (2) Penyusunan Database

Page 15: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

5

Agroklimat, (3) Penyusunan Bulletin Agroklimat. Untuk menganalisis hubungan

iklim, tanah dan tanaman dilakukan dengan metode neraca air. Metode neraca

air digunakan untuk mengetahui kecukupan air untuk tanaman tertentu pada jenis

tanah tertentu dan lokasi tertentu. Kecukupan air selama masa pertanaman

menentukan potensi kehilangan hasil tanaman yang bersangkutan. Hasil

pengkajian menunjukkan bahwa saat tanam suatu komoditas di lokasi Ngantang

Malang dengan Mojosari, Mojokerto berbeda baik di lahan sawah maupun lahan

tegal, hal ini disebabkan oleh karakter iklim di lokasi tersebut berbeda.

Penentuan saat tanam yang kurang tepat akan mengakibatkan reduksi hasil

produksi berkisar 1-15 % dari hasil rataan produksi aktual di Mojosari dan 1-10%

di Ngantang untuk padi; 5-24 % di Mojosari dan 3 – 15 % di Ngantang (jagung);

5-30 % di Mojosari (kedelai); 10-48 % di Ngantang (kentang); 5-35 % di

Ngantang (bawang merah), dan 10-40 % untuk cabe di Ngantang

2.2. PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL USAHATANI TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

2.2.1. Pengkajian Pengelolaan Sistem Usahatani Terpadu Tanaman Pangan dan Ternak pada Lahan Sawah

Kegiatan pertanian lahan sawah di Jawa Timur didominasi oleh usahatani

padi dan kedelai dengan skala sempit dan dikelola secara perorangan,

menyebabkan peningkatan produktivitasnya menurun dan beragam serta secara

ekonomiskurang efisien sehingga daya saing hasil rendah. Oleh karena itu pada

tahun 2003 dilakukan pengkajian bekerja sama dengan Pemda Lumajang dengan

tujuan (a) mendapatkan alternatif teknologi pengelolaan tanaman terpadu –

ternak sapi di lahan sawah irigasi spesifik lokasi yang efektif dan efisien; (b)

mendapatkan alternatif model kelembagaan pengelolaan terpadu tanaman

pangan ternak sapi di lahan sawah irigasi spesifik lokasi. Pengkajian

dilaksanakan di 16 kelompok tani lahan sawah sehamparan seluas 5 ha di 16

kecamatan Kabupaten Lumajang. Masing-masing kelompok tani menerapkan

teknologi pengelolaan tanaman pangan terpadu secara partisipatif dan

mengusahakan 12 sapi induk yang dikelola di kandang kelompok. Sebagai

pembanding disetiap kelompok tani dilakukan uji penerapan rakitan teknologi

Page 16: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

6

pengelolaan tanaman padi spesifik lokasi. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa :

(1) Penerapan pengelolaan tanaman padi terpadu secara partisipatif memberikan

hasil gabah kering panen 5,86 t/ha pada MKII dan 5,83 t/ha pada MH 2003/2004,

dapat meningkatkan daya saing padi di Kabupaten Lumajang yang ditunjukkan

oleh meningkatnya produktivitas 15,7 % dan keuntungan bersih 22,3 % serta

keunggulan kompetitif 11,6 %; (2) Apabila dalam pengelolaan tanaman

menggunakan teknologi anjuran, daya saing hasilnya masih dapat ditingkatkan

dibandingkan teknologi partisipatif, karena dapat meningkatkan produktivitas

13,59 % dan keuntungan bersih 16,98 % serta keunggulan kompetitif lebih tinggi

9,1 %; (3) Penerapan Sistem Integrasi Padi - Ternak oleh kelompok tani selama

4 bulan dapat memberikan nilai tambah, karena kebutuhan pupuk organik pada

lahan sawahnya dapat dicukupi dari hasil sendiri sebesar 56%, diperoleh anak

sapi yang ditunjukkan tingkat kebuntingan mencapai 81% dan kebutuhan pakan

sapi pada MKII dapat dicukupi dari limbah tanaman sebesar 80%; (4) Model

kooperatif farming dalam pemberdayaan kelompok tani, khususnya pengadaan

sarana produksi dan pemasaran hasil belum dapat diterapkan; dan (5) Untuk

dapat menerapkan model kooperatif farming diperlukan dukungan kredit untuk

pengadaaan sarana produksi secara korporasi dan kerja sama pemasaran hasil

dengan DOLOG menggunakan kredit ketahanan pangan

2.2.2. Pengkajian Senjang Hasil Padi pada Lahan Sawah Bermasalah

Jawa Timur merupakan salah satu sentra beras di Indonesia sehingga

produktivitas lahan sawahnya harus dipertahankan. Tetapi kenyataan dilapang

produktivitas padi sawah di Jawa Timur mempunyai keragaan yang tinggi baik

antar lokasi maupun antar musim. Pada akhir-akhir ini juga munculnya suatu

gejala stagnasi pertumbuhan disertai klorosis pada pertanaman padi Musim

Kemarau I, di beberapa daerah petani setempat menyebut gejala semacam ini

dengan naman asem-aseman. Kerugian akibat gejala ini diperkirakan cukup

besar mengingat pertumbuhan tanaman sangat tertekan (kerdil) dan proses

fotosintesa terhambat sehingga menyebabkan daun mengalami klorosis, pada

daerah yang serangannya berat padi menjadi puso. Tujuan penelitian adalah

Mendapatkan teknologi usahatani padi pada lahan sawah bermasalah untuk

Page 17: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

7

menanggulangi senjang hasil pada musim kemarau pertama. Penelitian

dilakukan di lahan petani yang terserang gejala asem-aseman di Kabupaten

Lumajang pada musim tanam ke dua atau MK I yaitu bulan Maret – Agustus

2003. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 7

perlakuan diulang 3 kali, dimana perlakuannya berupa penerapan beberapa

alternatif paket teknologi usahatani padi. Hasil dari pengkajian ini adalah

Pemberian pupuk ZnSO4 sebagai pupuk dasar dan disemprotkan ke daun

ternyata mampu mengurangi serangan asem-aseman. Pemberian pupuk ZnSO4

sebagai pupuk dasar dan disemprotkan ke daun ternyata mampu menghasilkan

produksi padi diatas 7 ton/ha. Penggunaan pupuk ZnSO4 sebagai pupuk dasar

dan pupuk ZA sebagai pupuk susulan sangat disarankan untuk digunakan pada

lahan yang menderita asem-aseman.2.1.2. Uji Multilokasi dan Uji Adaptasi Galur

Harapan Calon Varietas Unggul Padi

2.2.3. Pemupukan Fosfat, Kalium dan Bahan Organik Terhadap Padi Sawah di Lumajang

Untuk mengetahui respon pemupukan P, K dan bahan organik terhadap

peningkatan hasil gabah, telah dilakukan percobaan super imposed pemupukan

pada tanaman padi di beberapa lokasi yang mewakili status P dan K rendah,

sedang dan tinggi. Untuk percobaan pemupukan P dilakukan di Tempeh (status

P rendah), Tempursari dan Citrodiwangsan (status P sedang) dan di

Yosowilangun untuk status P tinggi, sedang untuk percobaan K dilaksanakan di

Citrodiwangsan (status K rendah), di Tempeh (status K sedang) dan di

Yosowilangun untuk status K yang tinggi. Dosis pupuk P dan K pada setiap

status hara adalah berbeda, sedang dosis pupuk organik adalah 10 t/ha (Tabel 1

dan 2). Varietas yang digunakan pada semua percobaan ini adalah Cibogo.

Pada tanah dengan status P rendah di Tempeh, pemupukan P

berbengaruh nyata terhadap peningkatan hasil gabah. Pengaruh P tampak nyata

baik terhadap pertumbuhan, jumlah anakan maupun terhadap hasil gabah. Rata-

rata hasil gabah yang dicapai di Tempeh adalah rendah, hal ini disebabkan pada

saat pelaksanaan percobaan mengalami kekeringan. Perlakuan kontrol (tanpa P)

hanya mampu menghasilkan gabah 1,79 t/ha, penambahan 15 kg SP-36/ha telah

Page 18: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

8

mampu meningkatkan hasil secara nyata sebesar 0,43 t/ha atau setara dengan

peningkatan hasil sebesar 23%, yakni dari 1,79 t/ha tanpa P menjadi 2,22 t/ha.

Peningkatan lebih lanjut menjadi 60 kg SP-36/ha masih diikuti oleh peningkatan

hasil yang berbeda nyata dibandingkan hasil gabah yang dipupuk 15 kg SP-

36/ha, dan menghasilkan gabah paling tinggi (2,98 t/ha) atau setara dengan

peningkatan hasil sebesar 66% dibandingkan hasil gabah tanpa pupuk P (Tabel

1).

Pemberian pupuk organik mempunyai pengaruh yang beragam terhadap

peningkatan hasil, umumnya dapat meningkatkankan hasil gabah di semua lokasi

percobaan, akan tetapi peningkatannya tidak berbeda nyata secara statistik. Di

Tempeh, suatu lokasi dengan status P rendah, pemberian 10000 kg pupuk

organik/ha mampu meningkatkan hasil gabah hingga 34%, sedang di Tempursari

dan Citrodiwangsan yang mempunyai status P sedang, pemberian pupuk organik

meningkatkan hasil gabah 2,25% hingga 11,1% (Tabel 1 dan 2). Sedang pada

tanah yang cukup subur di Yosowilangun, pemberian pupuk organik hanya

mampu meningkatkan hasil gabah sebesar 5,7% dibandingkan hasil gabah tanpa

pupuk organik.

Pada tanah dengan status P sedang, pemupukan P juga berpengaruh

terhadap peningkatan hasil gabah. Di Citrodiwangsan dan Tempursari,

pemberian 15 hingga 30 kg SP-36/ha belum mampu meningkatkan hasil, baru

pada pemupukan 60 kg SP-36/ha mampu meningkatkan hasil gabah secara

nyata sebesar 17,7% di Tempursari dan sebesar 20,3% di Lumajang

(Citrodiwangsan). Peningkatan dosis lebih lanjut menjadi 120 kg SP-36/ha

ternyata tidak diikuti oleh peningkatan hasil yang berbeda dibandingkan dengan

hasil gabah yang dipupuk 60 kg SP-36/ha (Tabel 1). Pada perlakuan yang telah

dipupuk 10 t/ha pupuk organik, pemupukan P tidak berpengaruh terhadap

peningkatan hasil gabah. Hal ini disebabkan dalam pupuk organik mengandung

hara P.

Pemupukan P dibarengi pemberian pupuk organik maupun tanpa pupuk

organik pada tanah dengan status P tinggi di Yosowilangun tidak berpengaruh

terhadap peningkatan hasil. Tanpa P mampu menghasilkan gabah 8,82 t/ha,

Page 19: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

9

pemberian 10 kg hingga 80 kg SP-36/ha tidak diikuti oleh peningkatan hasil yang

berbeda. Demikian pula pada perlakuan yang dibarengi dengan pemberian 10

t/ha pupuk organik, pemupukan P juga tidak berpengaruh terhadap peningkatan

hasil.

Pengaruh pemupukan K pada tanaman padi terjadi pada lokasi

percobaan dengan status K rendah, sedang pada status K sedang dan tinggi

pemupukan K tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan hasil gabah. Di

Citrodiwangsan yang mewakili status K rendah, pemupukan 25 hingga 50 kg

KCl/ha tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil gabah, baru pada

pemupukan 100 kg KCl/ha mampu meningkatkan hasil gabah secara nyata

sebesar 24,1%, yakni dari 5,50 t/ha tanpa K menjadi 6,83 t/ha pada pemupukan

100 kg KCl/ha, peningkatan dosis lebih lanjut menjadi 200 kg KCl/ha tidak diikuti

oleh peningkatan hasil gabah yang berbeda nyata. Pada perlakuan pemberian

10000 kg bahan organik/ha, pemupukan K ternyata tidak berpengaruh terhadap

peningkatan hasil gabah pada tanah dengan status K rendah (Tabel 2). Pada

pemupukan 200 kg KCl/ha yang dibarengi dengan pemberian 10 t/ha bahan

organik mampu menghasilkan gabah tertinggi, yakni 7,33 t/ha, sedang tanpa

pupuk K dan tanpa bahan organik menghasilkan gabah terendah (5,50 t/ha).

Pada tanah dengan status K sedang dan tinggi, pemupukan K tidak

berpengaruh terhadap peningkatan hasil gabah. Pada tanah dengan status K

sedang di Tempeh, pemupukan K yang dibarengi dengan pemberian bahan

organik maupun tanpa bahan organik tidak meningkatkan hasil gabah secara

nyata. Tanpa pemupukan K menghasilkan gabah 3,27 t/ha, sedang rata-rata

hasil gabah yang dipupuk 20 kg hingga 160 kg KCl/ha adalah 3,44 t/ha, tidak

berbeda nyata dibanding hasil gabah tanpa pupuk K (Tabel 2). Demikian pula

pada tanah dengan status K tinggi di Yosowilangun, tanpa pupuk K menghasilkan

gabah 8,55 t/ha, sedang rata-rata hasil gabah yang dipupuk 20 kg hingga 160 kg

KCl/ha adalah 8,48 t/ha (Tabel 2).

Pada tanah dengan status P rendah, pemupukan P berpengaruh terhadap

peningkatan hasil gabah, dosis pupuk P yang dianjurkan adalah 100 kg SP-

36/ha. Pada tanah dengan status P sedang, dosis pupuk P yang dianjurkan

Page 20: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

10

adalah 60 kg SP-36/ha dan mampu meningkatkan hasil gabah 17 hingga 20 %.

Pada tanah dengan status P tinggi tidak respon terhadap pemupukan P. Tanah

dengan status K sedang dan tinggi, pemupukan K tidak respon pada padi. Pada

tanah dengan status K rendah, dosis pupuk K yang dianjurkan adalah 100 kg

KCl/ha dan mampu meningkatkan hasil hingga 24%. Pemberian bahan organik

pada musim pertama tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil gabah.

2.2.4. Pengkajian Pengendalian Hama Secara Terpadu pada Tanaman Kedelai Berbasis Pengendalian Hayati

Untuk menyelamatkan tanaman kedelai dari serangan hama penyakit

diperlukan teknologi pengelolaan yang efektif dan menguntungkan usahatani.

Percobaan dilakukan di lahan sawah dataran rendah milik petani pada MK. II

bulan Juni –Oktober 2003 di desa Yosowilangun Kabupaten Lumajang.

Menggunakan rancangan acak kelompok berpasangan dengan dua perlakuan

yaitu 1. PHT: Pemupukan berimbang rekomendasi BPTP, menggunakan mulsa

jerami, disemprot SlNPV, HaNPV, diinfestasi parasitoid Tricogramma bactre-

bactre . 2. Cara petani. Masing-masing perlakuan diulang lima kali. Pengendalian

ulat daun S. litura dengan agen hayati SlNPV pada perlakuan PHT dapat

menekan tingkat kerusakan daun sebesar 47,41% dibandingkan cara petani.

Pengendalian ulat buah H. armigera dengan agen hayati HaNPV kurang efektif.

Pengendalian ulat penggerek polong Etiella spp. dengan agen hayati T. bectrae-

bactrae dapat menekan tingkat serangan sebesar 9,94% dibandingkan cara

petani. Produksi kedelai dengan luas ubinan 2 m x 5 m pada perlakuan PHT

sebesar 2,15 kg, sedangkan cara petani hanya 1,64 kg. Berat kering brangkasan

ubinan 2 m x 5 m pada perlakuan PHT sebesar 1,18 kg dan cara petani sebesar

1,08 kg. Hasil analisa out put in put usaha tani kedelai dengan PHT

penerimaannya cukup tinggi yaitu sebesar Rp. 5.375.000,- dengan R/C dan B/C

ratio masing-masing 2.96 dan 1.97, sedangkan cara petani penerimaannya lebih

kecil yaitu sebesar Rp. 4.100.000,- dengan R/C dan B/C ratio masing-masing

3.17 dan 2.21, dengan demikian kedua cara ini semua menguntungkan

Page 21: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

11

2.2.5. Pengkajian Perbandingan Beberapa Cara Pemberian Brangkasan Kedelai untuk Sapi Potong

Tujuan pengkajian ini adalah untuk memperoleh cara menyajikan

brangkasan kedelai yang efektif dan efisien sebagai bagian dari ransum sapi

potong. Materi pengkajian adalah sapi PO betina dewasa dengan status

reproduksi tidak bunting dan kering sebanyak 12 ekor; terbagi secara acak

dengan pertimbangan besaran berat badan awal yang proposional kedalam 4

perlakuan dan masing – masing 3 ekor per perlakuan sebagai ulangan.

Perlakuan adalah (A/ kontrol ) : ransum basal + brangkasan kedelai tanpa

difermentasi, (B) : Perlakuan A + probiotik per oral, (C) : Ransum basal +

brangkasan kedelai fermentasi, dan (D) : Perlakuan C + probiotik per oral.

Digunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Ternak

sapi materi pengkajian ditempatkan dalam kandang kelompok bersekat secara

individu. Ransum basal berupa rumput lapangan = 13 – 15 kg/ ekor/ hari atau 45

% dari tingkat kebutuhan bahan kering ( BK) yang ditetapkan, dan dedak padi =

2,5 – 4,0 kg/ekor/hari atau 35 % dari tingkat kebutuhan BK yang ditetapkan.

Kekurangan kebutuhan BK dipenuhi dari brangkasan kedelai fermentasi atau

non-fermentasi. Pemberian probiotik per oral dicampur dengan dedak padi dan

dosisnya sesuai dengan petunjuk teknik pemberian probiotik yang digunakan (

Starbio ). Lama percobaan 10 hari prelium + 60 hari koleksi data. Data yang

diamati adalah pertambahan berat badan harian (PBBH), konsumsi ransum dan

konversi pakan ( KP ). Analisis data menggunakan analisis kovariansi dari RAL

dengan berat badan awal sapi sebagai kovarian. Hasil pengkajain menunjukkan :

adanya konsumsi probiotik per oral atau perlakuan fermentasi dapat

meningkatkan rata – rata konsumsi brangkasan kedelai secara nyata ( P < 0,05 )

dari 2,05 kg/ekor/hari menjadi 2,77 kg/ekor/hari, tetapi total konsumsinya ( dasar

BK ) masih kurang dari separo berat total BK ransum. Antara perlakuan terjadi iso

konsumsi BK, protein kasar ( PK ) maupun TDN. Rata – rata PBBH antara

perlakuan A, B, C dan D tidak saling berbeda nyata ( P > 0,05 ), secara berurutan

adalah 0,40 0,16 kg/ekor/hari; 0,57 0,18 kg/ekor/hari; 0,50 0,19 kg/ekor/hari;

dan 0,48 0,15 kg/ekor/hari. Demikian pula rata – rata KP ( dasar BK ) juga tidak

Page 22: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

12

berbeda nyata ( P > 0,05 ), secara keseluruhan, adalah 0,07 0,03 kg PBBH/kg

konsumsi BK. Kesimpulannya adalah perlakuan fermentasi brangkasan kedelai

dan pemberiannya dalam ransum disertai pemberian probiotik per oral tidak

efektif atas dasar parameter prestasi PBBH dan KP manakala proposi

brangkasan kedelai dalam ransum ( dasar BK ) kurang dari separo berat total BK

ransum.

2.2.6. Kajian Karakterisasi dan Potensi Wilayah Pengembangan Usahatani Terpadu Padi – Udang Windu di Sawah Irigasi

Udang windu merupakan salah satu andalan ekspor Jawa Timur dan

permintaan pasar akan udang masih terbuka lebar khususnya Jepang dan

Amerika Serikat. Hal ini membuka peluang untuk mengembangkan budidaya

udang baik di tambak maupun di sawah tambak. Tetapi karena usahatani udang

windu secara intensif banyak kendalanya maka budidaya udang windu di sawah

tambak berupa mina padi (padi – udang windu) menjadi alternatif pengembangan

udang windu. Dari hasil penelitian, udang windu telah berhasil dibudidayakan

pada lahan sawah tambak. Sedangkan di Kabupaten Lamongan masyarakat

telah mengembangkan budidaya padi – udang windu sejak kurang lebih 1 – 2

tahun terakhir pada lahan bonorowo. Untuk dapat berkembangnya usaha

budidaya padi - udang windu ada beberapa hal yang pelu diperhatikan , selain

aklimatisasi benih udang windu ada persyaratan khusus yang berpengaruh dalam

pemeliharaan udang windu diantaranya kualitas air, tanah dan teknologi

budidayanya. Oleh karena itu untuk lebih meningkatkan keberhasilan budidaya

padi dan udang windu perlu diidentifikasi mengenai karakteristik lahan baik itu

tanah maupun kualitas air dalam budidaya padi – udang windu di Jawa Timur.

Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari karakteristik dan

potensi pengembangan udang windu.di lahan sawah irigasi. Kegiatan dimulai

dengan identifikasi melalui survey di wilayah yang telah mengusahakan udang

windu pada sawah tambak di Jawa Timur. Waktu pengkajian mulai bulan

Pebruari hingga Desember 2003. Parameter yang dikumpulkan adalah : (1).

Karakteristik kualitas air meliputi pH, salinitas, kandungan amonia dan kandungan

hidrogen sulfat (H2S). (2) Karakteristik lahan, meliputi ketinggian dari permukaan

Page 23: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

13

laut, jenis tanah, kandungan hara tanah dan iklim; (3) Teknologi budidaya udang

windu petani setempat. Data dianalisis secara diskriptif untuk menyusun

kesesuaian pengembangan wilayah udang windu. Dari hasil survei diketahui

umumnya sawah tambak di daerah pantura Jawa Timur digunakan untuk

budidaya ikan bandeng, tombro, mujair, tawes dan udang windu baik dipelihara

secara monokultur maupun polykultur. Pola tanam di sawah tambak adalah ikan

– ikan – padi, yaitu pada musim hujan dan musim kemarau pertama (MK I)

dipelihara ikan dan pada musim kemarau kedua (MK II) sawah tambak ditanami

padi (Gambar 1). Baru pada 4 – 5 tahun terakhir ini pada tanaman padi

ditumpangsarikan dengan udang windu yang dikenal dengan pandu (Padi –

udang windu). Pada awalnya budidaya pandu (padi-udang windu)

dikembangkan petani tambak di kabupaten Lamongan kemudian berkembang di

kabupaten Gresik, Sidoarjo, Bangkalan dan Tuban sedangkan di kabupaten lain

seperti di Jombang dan Blitar pernah dicoba budidaya pandu tetapi ternyata tidak

dapat berhasil. Karakteristik air yang berpengaruh dalam budidaya pandu adalah

ketersedian air tawar yang cukup dan terus menerus, salinitas air yang berkisar 0

-4 o/oo dengan kandungan kation Na berkisar 54 – 165 ppm, kation K berkisar 11

– 19 ppm, dan EC berkisar 0,6 – 2,00 m mhos, oksigen terlarut 4 – 8 ppm, pH

air berkisar 7 – 8,5 dan kandungan zat beracun seperti NH4 < 0,1 ppm dan H2S <

0,1 ppm. Karakteristik tanahnya adalah ketinggian tempat 2 – 10 m dpl,

kemiringan lerengnya < 1%, bulan basah 4 – 5 bulan, bulan kering 7 – 8 bulan,

tektur tanah liat dengan perbandingan liat > 65%, debu > 20% dan pasir < 5%, pH

tanah 6,8 – 7,5, bahan organiknya berkisar 2,4 – 3,5%, salinitas tanahnya 0 – 3

o/oo . Potensi sawah tambak di Jawa Timur mencapai 31.982 ha yang tersebar di

kabupaten Lamongan, Gresik, Tuban, Sidoarjo, Lumajang, Jember, dan

Banyuwangi.

Page 24: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

14

2.3. PENGEMBANGAN MODEL USAHATANI TERPADU TANAMAN TERNAK DI LAHAN TADAH HUJAN.

2.3.1. Pengkajian Model Usahatani Terpadu Crop-Fish-Livestock System (CFLS) Berbasis Konservasi Air di Lahan Sawah Tadah Hujan

Lahan sawah tadah hujan mempunyai keterbatasan air, sehingga

produktivitas lahannya rendah. Untuk meningkatkan produktivitas lahan

diperlukan tindakan konservasi berupa pembuatan tandon air (embung) untuk

menampung limpasan air hujan dan digunakan mengairi tanaman musim

kemarau. Pada musim hujan, embung dapat difungsikan untuk memelihara ikan

sampai menjelang musim kemarau, sebelum airnya digunakan untuk mengairi

tanaman. Pertanaman jagung banyak ditanam pada musim kemarau dengan

tujuan untuk menghasilkan biji, bahkan dijumpai tanaman jagung hanya

dipelihara sampai pertumbuhan vegetatif untuk menghasilkan limbah (tebon)

pakan ternak sapi, karena pada musim kemarau mengalami kelangkaan pakan

ternak. Pengkajian dilaksanakan pada musim kemarau dengan perlakuan (Tabel

1), sebagai berikut :

Penanaman jagung secara rapat bertujuan menghasilkan jagung

muda, jagung pipilan dan biomas pakan ternak, yaitu pada umur 65 hari

tanaman jagung diperjarang secara berselang-seling untuk menghasilkan

jagung muda dan pakan ternak (tebon) dan sisanya dibiarkan sampai tua

untuk menghasilkan biji (Tabel 2). Budidaya jagung monokultur secara

rapat diperoleh total hasil setara jagung pipilan tertinggi yaitu 12,58 t/ha

(meningkat 211% terhadap cara petani) yang berasal dari hasil jagung

muda, pakan ternak (tebon) dan biji, sedangkan budidaya jagung

monokultur cara petani yang hanya menghasilkan biji diperoleh total hasil

setara jagung pipilan sebesar 4,05 t/ha. Tersedianya pakan ternak dari

biomas jagung di musim kemarau dapat meningkatkan ketersediaan

pakan harian secara berkelanjutan dan diharapkan kotoran ternaknya

digunakan sebagai pupuk kandang. Pemeliharaan ikan nila di karamba

dalam embung selama 60 hari kurang berhasil karena sekitar 50% ikan

Page 25: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

15

nila banyak yang mati/hilang serta pertumbuhannya lamban, sehingga

secara ekonomi belum menguntungkan

Tabel 1. Model Usahatani Terpadu Jagung dan Kedelai Berbasis Konservasi Air pada Musim Kemarau

No. Komponen

teknologi

Usahatani

Cara Petani

Usahatani Konservasi Air Secara Terpadu

Tumpangsari Jagung

dan Kedelai

Monokultur

Jagung

Monokultur Kedelai

1. Pengelolaan

lahan

Cara petani Minimum tillage Minimum tillage Minimum tillage

2. Varietas Jagung (C7) C-7 dan Wilis C-7 Wilis

3. Pemupukan Kebiasaan Jagung : 135 kgN+36

kgP2O5 +50 kg

K2O/ha

Kedelai :

2,5kg+36kgP2

O5+50 kg

K2O/ha 10 t/ha

Pukan :

135 kg N + 36 kg

P2O5 + 50 kg

K2O/ha

Pukan : 10 t/ha

22,5 kg+36 kg P2O5 +

50 kg K2O/ha

Pukan : 10 t/ha

4. Jarak tanam Cara petani Jagung: * 200 x 10cm/ 200 x

20 cm

Kedelai : 40 x 10 cm

75 x 10 cm / 75 x

20 cm

40 x 10 cm

5. Mulsa jerami - 5 t/ha 5 t/ha 5 t/ha

5. Pengairan

(Embung)

Semampunya

secara kocor

Sesuai kebutuhan

tanaman secara kocor

Sesuai kebutuhan

tanaman secara

kocor

Sesuai kebutuhan

tanaman secara kocor

6. Pemeliharaan

tanaman

Seadanya Optimal Optimal Optimal

7. Pemeliharaan

ikan di embung

- Karamba tancap 3 m x 2

m x 2 m, populasi 750

ekor nila (50 kg)

Karamba tancap 3 m

x 2m x 2 m, populasi

750 ekor nila (50 kg)

Karamba tancap 3 m

x 2 m x 2 m, populasi

750 ekor nila (50 kg)

8. Pakan ikan - Pakan tambahan ikan (2%

dari bobot ikan)

Pakan tambahan ikan

(2% dari bobot ikan)

Pakan tamba-han

ikan (2% bobot

ikan)

9. Panen - Biji

- Limbah pakan

ternak

- Biji

- Ikan

- Jagung muda

- Limbah pakan ternak

- Biji

- Ikan

- Jagung muda

- Limbah pakan

ternak

- Biji

- Ikan

- Limbah pakan ternak

Page 26: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

16

Tabel 2. Pertumbuhan serta hasil jagung (C-7) dan kedelai (Wilis) di Desa Lembor, Kec. Brondong, Kab. Lamongan, MKII 2003.

Variabel

Monokultur Tumpangsari Cara petani

Jagung/

Jg muda Kedelai

Jagung/ Jg

muda Kedelai Jagung

Tinggi tan. (cm) 107,80 27,45 97,40 31,80 61,20

Berat biomas (t/ha) :

- jagung muda

- jagung

- kedelai

24,67

21,61

-

-

-

3,01

6,25

7,29

-

-

-

2,49

-

9,67

-

Panjang jagung

muda (cm)

10,85 - 13,15 - -

Berat 100 biji kering (gr) 28 9,05 28,8 8,82 -

Berat (t/ha) :

- tongkol

- polong

3,81

-

-

3,12

1,41

-

-

2,35

-

-

Hasil (t/ha) :

- jagung muda

- biji

- total biomas

1,79

1,53

46,28

-

1,29

3,01

0,60

0,94

13,54

-

1,02

2,49

-

2,12

9,67

Total hasil setara jagung

pipilan (t/ha)

12,58 4,73 4,75 4,05

Nisbah total hasil thd

cara petani

(211%) (17%) (17%) -

Keterangan : - Harga jagung muda : Rp 1000,-/kg

- Harga jagung pipilan : Rp 1000,-/kg

- Harga kedelai biji : Rp 3200,-/kg

- Harga biomas jagung & kedelai : Rp 200,-/kg (pakan ternak)

2.3.2. Sistem Usahatani Konservasi Embung Menunjang Produktivitas Lahan di Musim Kemarau

Lahan sawah tadah hujan yang dicirikan oleh rendahnya bulan basah

merupakan sumberdaya lahan yang berpotensi setelah lahan sawah atau lahan

irigasi. Ketersediaan air yang hanya tergantung kepada curah hujan, kesuburan

tanah yang relatif rendah merupakan kendala bagi keberhasilan pengolaan usaha

taninya. Keadaan tersebut memungkinkan terjadinya produksi rendah karena

terjadinya kekeringan disaat tanaman sangat perlu air. Dengan sistem embung

sebagai tandon air untuk menangkap limpasan air hujan merupakan sarana air

yang multiguna bagi berbagai keperluan pertanian dan keperluan hidup petani

sehari-hari.

Page 27: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

17

Teknologi konservasi air embung pada musim kemarau antara lain

kebutuhan air dan cara pengairan pada beberapa komoditas belum banyak dikaji.

Pengkajian usahatani di musim kemarau dengan suplai air dari embung bertujuan

untuk meningkatkan produktivitas lahan dan menambah sumber pendapatan bagi

petani. Dengan menggunakan lokasi desa Lembor Kec. Brondong, Lamongan

dengan type agroekologi IV ay, pengkajian menggunakan 3 komoditas yang

relatif sedikit membutuhkan air yaitu kangkung darat varietas Chia Tai, jagung

hibrida C-7, dan semangka varietas Sun Flower (lurik hijau) dengan perlakuan

interval pemberian air (cara kocor) yaitu 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari. Dan dari

hasil percobaan dengan bentuk rancangan acak kelompok yang dilakukan dari

bulan Juni-Nopember tahun 2003 menunjukkan bahwa produksi yang tinggi untuk

budidaya kangkung (5,23 t/ha) dan jagung pipilan (1,29 t/ha) membutuhkan suplai

air embung sebanyak 300 cc interval 3 hari. Produksi semangka 93,45-4,20 t/ha

dengan penyiraman 3 sampai 7 hari sekali keutamaan dan air kurang mencukupi.

Tambahan hasil biomas dari tanaman jagung sebanyak 13,18 t/ha memberikan

manfaat sebagai makanan ternak

2.3.3. Pengkajian Usahatani Multistrata di Kawasan Selatan Jawa Timur

Masalah di Kawasan Selatan Jawa Timur (KSJT) adalah rendahnya

produktivitas lahan, kelangkaan pakan hijauan ternak di musim kemarau, dan

rendahnya bahan organik tanah. Salah satu alternatif untuk mengatasinya adalah

pengembangan sistem multistrata (SMS). Dalam SMS, tanaman terbagi menjadi

3 strata yaitu strata I terdiri dari tanaman pangan, rumput dan empon-empon;

strata II berupa leguminosa pohon, dan strata III berupa buah-buahan dan kayu-

kayuan. Penataan/tata letak tanaman diatur sebagai berikut: strata I ditanam

pada bidang olah lahan, sedangkan strata II dan III ditanam pada bagian pinggir

keliling lahan sebagai tanaman pagar. Pengkajian dilaksanakan pada musim

hujan 2003 di Desa Mojorejo, Kecamatan Wates Kabupaten Blitar dengan

melibatkan 5 orang petani kooperator pada areal seluas 2 hektar. Dari hasil uji

adaptasi tanaman pangan, diketahui bahwa ketiga varietas padi gogo yang

ditanam (Jatiluhur, Slegreng dan IR-64) memiliki daya adaptasi yang cukup baik

Page 28: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

18

dengan kondisi lahan kering dataran rendah di lokasi pengkajian. Produksi gabah

kering varietas Jatiluhur mencapai 5,5 ton/ha, Slegreng 4,5 ton/ha dan IR-64 2,5

ton/ha. Produksi jagung varietas Bisma mencapai 5,25 ton/ha, Bisi-2 6,5 ton/ha

dan Pioneer-7 sebesar 4,75 ton/ha. Jenis empon-empon yang diminati para

petani adalah kunyit putih, kencur, laos dan jahe, karena permintaan pasar cukup

tinggi. Tanaman rumput gajah, glirisidia, flemingia tingkat adaptasi dan produksi

hijauannya cukup tinggi dengan daya tumbuh rata-rata mencapai 90% dan

produksi hijauan sekitar 20 ton/ha/th. Secara keseluruhan, konstribusi terhadap

pendapatan petani diperoleh dari usahatani tanaman pangan sebesar 65%,

kemudian usaha ternak 23%, dan dari tanaman tahunan sebesar 12%.

2.3.4. Uji Adaptasi Tanaman Empon-Empon Pada Wanatani Pola Multistrata di Lahan Kering Dataran Rendah Kawasan Selatan Jawa Timur

Komoditi tumbuhan obat (agromedisin) sebagai komoditi bisnis merupakan

peluang yang sangat menjanjikan karena adanya kebutuhan masyarakat akan

produk natural medicine, health food, ataupun food suppelement yang berasal dari

tumbuhan obat meningkat. Tujuan pengkajian adalah melakukan uji adaptasi

tanaman empon-empon pada wanatani pola multistata di lahan kering untuk alih

teknologi dan meningkatkan pendapatan petani KSJT. Lokasi pengkajian di desa

Mojorejo, Kec. Wates, Blitar dan pengkajian dimulai pada musim hujan 2003/2004.

Pengkajian berbentuk adaftif dengan rancangan acak kelompok, yang menggunakan

3 petani sebagai ulangan. Jenis empon-empon yang dikaji adalah kunyit lokal,

lengkuas, kunyit putih, jahe dan kencur. Teknologi yang diuji adalah teknologi anjuran

(pupuk organik + pupuk buatan), teknologi organik (bokasi) dan teknologi petani.

Khusus untuk kunyit putih, kencur dan jahe karena petani belum pernah

membudidayakannya, maka teknik budidaya yang dikaji hanya teknologi anjuran dan

organik. Berdasar taksiran hasil dari kelima jenis empon-empon yang adaptif adalah

kunyit lokal, lengkuas, kunyit putih dan kencur. Kegagalan tanaman jahe disebabkan

terserang penyakit layu bakteri. Taksiran hasil per ha dari kelima jenis empon-empon

tertinggi pada teknologi anjuran yaitu untuk kunyit lokal 18.1 t/ha, lengkuas 18 t/ha,

kunyit putih 36,3 t/ha, jahe 2,6 t/ha dan kencur 5,9 t/ha. Pada teknologi organik hasil

Page 29: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

19

mencapai 60 -70 % dari hasil teknologi anjuran. Pada teknologi petani taksiran hasil

mencapai 9,3 t/ha untuk kunyit lokal dan 13,7 t/ha untuk lengkuas.

2.3.5. Uji Adaptasi Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Sistem Wanatani Lahan Kering Dataran Rendah

Pengkajian yang bertujuan untuk mendapatkan teknologi budidaya

tanaman pangan yang dapat meningkatkan produktivitas lahan, di sistem

wanatani lahan kering dataran rendah telah dilaksanakan di Ds. Mojorejo, Kec.

Wates, Blitar, pada musim hujan 2003/2004. Pengkajian berbentuk adaftif dengan

rancangan acak kelompok, yang menggunakan 3 petani sebagai ulangan.

Teknologi budidaya tanaman pangan yang diuji adalah teknologi anjuran,

kesepakatan dan petani. Teknologi budidaya anjuran dari padi gogo, jagung,

kacang tanah dan kacang hijau mengacu rakitan teknologi budidaya dari BPTP

Jawa Timur, teknologi kesepakatan merupakan teknologi persetujuan antara

petugas dengan petani dan teknologi petani setempat merupakan teknologi

kebiasaan petani tanpa campur tangan pihak petugas. Penanaman tanaman

pangan dilaksanakan 2 kali, dengan pola tanam menyesuaikan petani setempat

yaitu padi gogo dan jagung pada musim tanam I, dilanjutkan kacang tanah dan

kacang hijau pada musim tanam II. Perbedaan komponen budidaya pada ketiga

teknologi tersebut pada varietas; cara tanam; kebutuhan benih; macam, dosis

dan cara pemberian pupuk serta pengendalian hama penyakit. Petani

menggunakan varietas IR-64 untuk padi dan hibrida (Bisi 2 dan Pioner 11) untuk

jagung, sedangkan pada teknologi anjuran menggunakan varietas Jatiluhur untuk

padi dan Bisma untuk jagung. Pada penanaman padi gogo dan jagung, petani

hanya menggunakan pupuk ZA dan pupuk kandang dengan pengendalian hama

penyakit sekedarnya. Petani menanam padi gogo dengan cara disebar dan

larikan, sehingga membutuhkan benih yang lebih banyak dibanding dengan cara

penanaman ditugal. Hasil pengkajian pada musim tanam I menunjukkan bahwa

dari ketiga varietas padi gogo yang ditanam (Jatiluhur, Slegreng dan IR-64)

memerlukan waktu berkecambah yang sama yaitu sekitar 7 hst, umur berbunga

dan panen yang berbeda. Panen paling cepat pada IR-64 dan paling lambat pada

Jatiluhur. Pada jagung hibrida waktu berkecambah 7 hst, sedangkan pada Bisma

Page 30: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

20

tidak seragam yaitu 7 – 10 hst. Waktu berbunga dan panen jagung hibrida 5 hari

lebih cepat dibanding dengan Bisma. Perbedaan pertumbuhan dan hasil padi

gogo maupun jagung antar teknologi yang diuji di samping disebabkan oleh

perbedaan komponen budidaya yang digunakan juga oleh penggunaan varietas

yang berbeda. Hasil padi gogo tertinggi pada teknologi anjuran (var Jatiluhur)

dengan hasil gabah kering 2,2 kg/4m2, tetapi berhubung mempunyai keragaan

tanaman yang tinggi maka padi gogo tersebut kalau ada angin mudah rebah,

sedangkan terendah pada teknologi petani (var IR-64) dengan hasil gabah kering

1,0 kg/4m2. Hasil jagung tertinggi pada teknologi kesepakatan (var Bisi 2 dan

Pioner 11) dengan hasil biji kering 2,6 kg/4m2 dan terendah pada teknologi petani

(var Bisi 2 dan Pioner 11) dengan hasil biji kering 1,9 kg/4m2.

2.3.6 Pengembangan Model Usahatani Konservasi Kentang dan Kobis Secara Partisipatif di Lahan Kering Dataran Tinggi

Penanaman sayuran di lahan kering dataran tinggi umumnya lebih

diupayakan untuk peningkatan produksi, sehingga masalah konservasi seringkali

diabaikan, yaitu petani menanam sayuran pada guludan searah lereng .

Teknologi seperti itu menyebabkan erosi Perbaikan budidaya kentang dan kobis

dengan penanaman secara kontur, dan guludan miring 450 merupakan teknologi

yang efektif mengendalikan erosi maupun run off serta dapat meningkatkan

produktivitas lahan (M. Soleh, 2002), Namun teknologi tersebut masih perlu

dikembangkan agar lebih efektif dan efisien . Dalam rangka itu dilokasi yang

sama (Desa Argosari/1350 m, dpl, Kec. Senduro, Lumajang), pada kelerengan

33%, MH 2003, telah dilaksanakan pengkajian pengembangan model teknoogi

konservasi tersebut berupa penanaman kobis dan kentang pada (1) guludan

searah lereng tanpa strip tanaman , sebagai pembanding (2) guludan searah

lereng disertai strip tanaman pakan ternak (3) guludan searah kontur disertai strip

tanamn, (4) guludan miring 450 diertai strip tanamn, dan Pengkajian dilaksanakan

di lahan petani. Rancangan disusun secara RAK, dimana setiap perlakuan

diulang 3 kali. Diamati besarnya Erosi, hasil, respon petani. Hasil pengkajian

memperlihatkan tidak terdapat perbedaan pertumbuhan vegetatatif, maupun

serangan penyakit. Selama satu musim tanam jumlah curah hujan 867,00 mm.

Page 31: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

21

Pada kontrol terjadi run off sebesar 453,22 m3 dan erosi sebesar 14,02 t/ha.

Dengan gulud arah lereng disertai strip tanaman run off dapat ditekan 22,53%

dan erosi 22,60%, dengan gulud searah kontur disertai strip tanaman run off

ditekan sampai 33,89 dan erosi tertekan sampai 36,56%, sedangkan dengan

gulud miring 450 disertai strip kroping, run off dapat dikurangi sampai 25,82% dan

erosi 28,01%. Produksi kentang maupun Kobis tertinggi dicapai oleh penanaman

pada gulud miring 450 disertai strip tanaman. Dengan gulud miring 450 terjadi

kenaikan hasil sebesar 26,52 %, sedangkan pada gulud searah kontur disertai

strip tanaman terjadi peningkatan sebeesar 14,-03%. Besarnya hasil pada gulud

miring utamanya didukung oleh persentase bobot dan jumlah umbi besar yang

lebih dari yang lain. Kenaikan bobot kobis pada pola gulud miring disertai strip

tanaman mencapai 26,71%, sedangkan pada gulud kontur meningkat 16,77 %

daripada gulud arah lurus lereng. Ditinjau dari analisa ekonomi usahatani kentang

dan kobis baik pada semua model gulud layak dilakukan karena R/C rasionya

diatas satu (antara 1, 29 s/d 1,67), namun bila ditinjau dari berbagai keuntungan

lain baik materi maupun resiko erosi usahatani dengan pola gulud miring 450

disertai strip tanamn pakan ternak (rumput gajah) lebih layak dilaksanakan.

Produksi rumput gajah panen awal (t/ha) yang diperoleh masing masing dari strip

tanaman pada gulud searah lereng, searah kontur, dan miring 450 adalah 51,00

; 44,50 ; dan 28,50. Hasil sebesar itu memungkinkan petani dengan kepemilikan

lahan 1 ha untuk memelihara 2 ekor sapi perah dengan sumber pakan mengambil

dari kebun sendiri.

2.4. PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI PERIKANAN RAKYAT DENGAN MODEL DESA PANTAI DI JAWA TIMUR

2.4.1. Pengkajian Teknologi Usaha Budidaya Ikan dengan Sistem Keramba Jaring Apung (KJA) di Laut

Budidaya dengan sistem KJA sudah cukup dikenal di wilayah pengkajian

(Kab Situbondo), dan ikan yang paling banyak dibudidayakan adalah kerapu dari

berbagai jenis mulai yang paling murah sampai yang paling mahal. Berdasarkan

pengamatan terhadap teknologi budidaya yang diterapkan oleh masyarakat

setempat, terlihat masih adanya peluang perbaikan teknologi untuk meningkatkan

Page 32: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

22

efisiensi budiaya kerapu dengan sistem KJA antara lain adalah teknologi pakan.

Kerapu memang termasuk ikan buas yang memangsa ikan-ikan lainnya sehingga

pakan yang biasanya digunakan oleh pembudidaya kerapu sistem KJA adalah

cincangan ikan rucah segar. Namun, dari aspek nutrisi, ikan rucah saja belum

cukup sehingga diperlukan bahan tambahan lainnya untuk melengkapi kebutuhan

nutrisi kerapu agar bisa tumbuh dengan cepat dengan sintasan yang relatif tinggi.

Dalam pengkajian yang dilaksanakan pada tahun 2003 ini, kerapu diberi

pakan campuran yang terdiri dari ikan rucah (70%) dan kedele (30%). Kerapu

yang digunakan adalah kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dengan

ukuran 100-150 gram per-ekor dengan padat penebaran 50 ekor/m³. Pakan yang

diberikan sebanyak 7-9% dari bobot biomassa sekali sehari dan parameter yang

diamati antara lain pertumbuhan ikan, sintasan, berat total, produksi akhir, FCR

(Feed Conversion Ratio), kondisi perairan (salinitas, suhu dan pH) serta analisis

finansial/ekonomis. Pengamatan dilakukan sebulan sekali selama masa

pemeliharaan 4 bulan. Namun, karena terjadi badai yang merusak KJA,

pengamatan hanya bisa dilakukan sampai dengan bulan ke 3. Hasil pengamatan

pembesaran ikan kerapu dalam KJA ini memperlihatkan bahwa tingkat

pertumbuhan rata-rata harian (DGR) sampai bulan yang ketiga adalah 0,96% dan

rasio konversi pakan (FCR) 12,37 dengan daya kelangsungan hidup (SR)

sebesar 88,15%. Bila dibandingkan dengan teknologi modifikasi dan teknologi

nelayan, hasil yang dicapai sampai masa pemeliharaan 3 bulan ini memang

masih lebih rendah, namun, hasil analisis usaha (potensial) memperlihatkan

bahwa usaha pembesaran dengan pemberian pakan campuran ini memberikan

R/C ratio 1,50. Adopsi teknologi pengkajian oleh masyarakat diperkirakan akan

mampu menciptakan simpul-simpul agribisnis di sekitar lokasi pengkajian yang

diharapkan bisa meningkatkan perekonomian daerah.

2.4.2. Prospek Pengembangan Alat Pengering Mekanik dalam Mendukung Pengolahan Ikan Kering di Situbondo, Jawa Timur

Pengkajian pengeringan ikan asin dengan menggunakan alat pengering

mekanis dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah di daerah Situbondo

Page 33: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

23

akan bermanfaat dalam mendukung perkembangan pengolahan produk ikan asin

di lokasi tersebut. Uji coba dilakukan pada saat musim penghujan berlangsung

yaitu bulan Januari – Juli 2003 di daerah Bungatan dan Kilensari yang merupakan

sentra pengolahan ikan asin didaerah Situbondo. Model yang digunakan dalam

kajian ini adalah demo langsung pengoperaian alat pengering dengan melibatkan

nelayan pengolah yang ada di lokasi tersebut. Hasil pengkajian menunjukan

bahwa alat pengering mekanis dapat mengeringkan ikan basah sebanyak 200 kg

dalam waktu 10 jam. Dari hasil diskusi dengan nelayan pengolah dapat

disimpulkan bahwa penggunaan alat pengering mekanis secara teknis sangat

dibutuhkan, namun untuk pengadaan unit alatnya masyarakat terbentur pada

masalah permodalan. Untuk mendukung dan merangsang nelayan pengolah

agar dapat dan mampu menggunakan alat pengering mekanis diperlukan adanya

pengkajian lebih lanjut dengan fokus pada desain dan prototipe. Dengan

dilakukannya kajian lebih lanjut diharapkan akan diperoleh unit pengering

mekanis yang tepat guna, yaitu murah dari segi harga sehingga nelayan mampu

dalam pengadaan alat.

2.4.3. Studi Uji Konsumen Produk Ikan Asar di Malang Jawa Timur

Studi tentang prospek penerimaan produk olahan ikan asar oleh

masyarakat di daerah Malang telah dilakukan pada bulan Juni - Nopember 2002.

Dalam studi ini digunakan bahan baku jenis tongkol (cakalang). Sebagai

perlakuan adalah jenis bahan bakar yang digunakan untuk mengasar. Adapun

bahan bakar yang digunakan adalah : 1) tempurung yang ditambah dengan

serabut kelapa, 2) limbah kayu jati dan 3) kombinasi antara limbah kayu jati

ditambah dengan tempurung dan serabut kelapa. Pengamatan hasil uji

penerimaan konsumen terhadap produk olahan menunjukkan bahwa

konsumen/responden lebih menyukai produk ikan asar yang diolah dengan

bahan tempurung kelapa dicampur serabut kelapa (perlakuan 1), yang kemudian

diikuti dengan bahan bakar limbah kayu jati (perlakuan 2). Untuk perlakuan 1 dan

perlakuan produk olahan dapat diterima masyarakat dengan kategori biasa

sampai dengan suka. Sedangkan untuk produk dengan bahan bakar tempurung

Page 34: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

24

kelapa ditambah serabut yang dikombinasikan dengan limbah kayu jati kurang

diterima oleh panelis, dimana rata-rata penerimaan dengan kategori kurang suka

2.5. KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI JAWA TIMUR

2.5.1. Pengkajian Model Pengembangan Agribisnis Mangga

Salah satu masalah utama dalam pengembangan agribisnis mangga

Arumanis adalah rendahnya produksi dan mutu buah yang dihasilkan. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mencari model pengembangan dalam agribisnis

atau pengelolaan kebun dan pengolahan mangga Armanis spesifik lokasi.

Pengkajian dilakukan pada 100 pohon tanaman mangga Arumanis di desa

Lowayu, kecamatan Dukun, kabupaten Gresik, dengan melibatkan 10 petani

kooperator dalam kelompok tani “Taman Tani”. Petani kooperator diminta untuk

menerapkan pengelolaan kebun dan pengolahan mangga mutu rendah. Hasil

pengkajian menunjukkan bahwa petani kooperator dapat meningkatkan tanaman

mangga yang berbuah dari 71 % menjadi 87 %, produksi meningkat dari 5,54

kg/pohon menjadi 9,58 kg/pohon. Namun mutu buah masih rendah, yaitu hanya

sekitar 4,31 % (buah ukuran > 400 g) yang diterima oleh eksportir. Wanita tani

dapat menerima pengolahan jeli agar dengan karagenan, karena pengolahan

yang relatif mudah, singkat dan rasa dapat diterima oleh panelis. Penjualan

dengan cara digrade dan mengolah mangga mutu rendah menjadi jeli agar

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dari Rp.3.150,-/pohon menjadi

Rp.8.010,-/pohon.

2.5.2. Pengkajian Sistem Usahatani (SUT) Mendukung Pengembangan Agribisnis Pisang

Hingga saat ini sebagian besar petani mengusahakan tanaman pisang

masih sebagai tanaman sela atau dalam skala sempit dengan bibit mutu rendah

dan teknologi budidaya sangat rendah. Pengembangan usahatani pisang dapat

dilakukan di lahan kering yang arealnya masih tersedia cukup luas. Untuk

mendukung keberhasilan pengembangan usahatani pisang tersebut, diperlukan

rakitan teknologi sistem usahatani pisang ambon kuning spesifik lokasi lahan

kering yang efisien. Untuk memperoleh rakitan tersebut dilakukan pengkajian di

Page 35: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

25

desa Olehsari kecamatan Glagah kecamatan Banyuwangi pada tahun 2002

hingga 2003 menggunakan “On Farm Research” melibatkan 4 petani kooperator

sebagai ulangan. Rancangan percobaan menggunakan petak berpasangan.

Untuk menanggulangi penyakit fusarium dilakukan penelitian super imposed

dengan perlakuan agensia hayati Trichoderma Sp, Penicillium Sp dan

Gliocladium Sp. Hasil pengkajian menunjukkan : Rakitan teknologi sistim

usahatani pisang ambon kuning di lahan kering dengan menerapkan input tinggi

(bibit dari kultur jaringan dan dosis pupuk optimal) pertumbuhan pisang ambon

kuning yang ditanam pada lahan kering hingga umur 9 bulan adalah yang terbaik

dengan menerapkan teknologi input tinggi dan diikuti oleh teknologi madya.

Produksi yang dicapai dengan menggunakan input tinggi memberikan nilai

penerimaan lebih tinggi 1,163 kali (116,3 %) dibanding input madya dan cara

petani 1,38 kali (138 %) Dari hasil wawancara petani disekitar lokasi pengkajian,

pengrajin pengolahan pisang ambon kuning adalah berupa kripik pisang ambon

kuning, sedangkan kegiatan pengrajin sale pisang berada diluar lokasi

pengkajian. Kriteria bahan baku untuk kripik adalah pisang dengan tingkat

kematangan 70 % dan untuk sale pisang adalah pisang dengan tingkat

kematangan 90 %. Pemasaran kripik pisang 100 % ke Gilimanuk sedangkan

sale pisang yang paling banyak dilakukan di Bali.

Tabel 1. Analisis Ekonomi Sistem Usahatani Pisang Ambon Kuning Umur 16 Bulan Di Lahan Kering Banyuwangi. Mh 2002-2003

No U r a i a n Input tinggi

(Rp 000 /ha) Input Madya (Rp 000 /ha)

Petani (Rp 000 /ha)

1 Biaya produksi

Usahatani pisang

Usahatani tanaman sela

Total biaya

17.146,0 14.355,0 31.501,0

15.218,0 6.780,0 21.998,0

13.014,1 1.560,0

14.574,1

2 Penerimaan

Usahatani pisang

Usahatani tanaman sela Total penerimaan

65.340,0 26.750,0 92.090,0

56.160,0 10.812,0 66.972,0

41.300,0 4.260,0

45.560,0

3 Pendapatan

Usahatani pisang

Usahatani tanaman sela Total penerimaan

48.194,0 12.395,0 60.689,0

40.942,0 4.032,0 44.974,0

28.285,9 2.700,0

30.985,9

4 B/c ratio 2,64 2,88

Keterangan : *). Perbandingan tambah penerimaan terhadap tambahan biaya dari input tinggi dengan input madya

*). Perbandingan tambah penerimaan terhadap tambahan biaya dari input madya dengan cara petani

Page 36: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

26

2.5.3. Kajian Pengembangan Agribisnis Kentang Dataran Medium

Pengkajian bertujuan untuk memperoleh umur panen kentang varietas

Atlantik yang ditanam di dataran medium sebagai bahan baku untuk olahan,

meningkatkan mutu dan pendapatan petani. Pengkajian dilaksanakan di lahan

petani di Sumberpucung-Malang dari bulan Januari 2003 sampai dengan

Desember 2003. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3

perlakuan dan 5 ulangan. Sebagai perlakuan adalah umur panen 60 hari setelah

tanam (HST), 70 HST dan 80 HST, sedangkan ulangannya terdiri dari 5 petani

kooperator. Parameter yang diamati, komponen agronomi (tinggi tanaman, jumlah

batang utama, produksi umbi dan jumlah umbi per tanaman), komponen pasca

panen (kadar pati, warna, tekstur, dan rasa), serta biaya dan pendapatan

usahatani. Hasil pengkajian menunjukkan : pertumbuhan tinggi tanaman

mencapai optimal umur 30 HST, umur panen 60 HST, 70 HST dan 80 HST

menghasilkan jumlah batang utama yang sama yaitu 6-7 batang. Produksi umbi

dan jumlah umbi/tanaman tidak berbeda pada umur panen 60 HST, 70 HST dan

80 HST. Untuk mencapai umur panen yang optimal sebagai bahan baku olahan

berupa kripik dengan kadar pati tinggi (33,706%) , tanaman kentang varietas

Atlantik yang ditanam di dataran medium sebaiknya dipanen umur 70 hst.

Demikian juga hasil uji organoleptik terhadap kentang atlantik dataran medium

yang dipanen umur 70 hst memberikan warna, kerenyahan dan rasa paling

disukai panelis. Nilai tambah produk yang diperoleh petani dengan mengolah

umbi kentang menjadi kripik mencapai Rp 3.375,-/kg bahan baku. Usahatani

kentang varietas Atlantik yang ditanam di dataran medium membutuhkan biaya

produksi Rp 29.843.500,-/ha dengan pendapatan Rp 38.681.500,-/ha serta

memberikan pemanfaatan modal usaha yang efisien (R/C ratio 2,30).

2.5.4. Kelimpahan Populasi Hama pada Kajian Teknik Produksi Bibit Kentang

Kentang komoditas sayuran bernilia ekonomi tinggi, harganya

stabil, dan sumber karbohidrat sebagai diversifikasi pangan. Permintaan

Jawa Timur terus meningkat setiap tahunnya. Kendala produksi adalah

Page 37: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

27

rendahnya kualitas bibit yang di tanam dan gangguan hama dan penyakit.

Pengkajian di laksanakan di Dusun Penampungan, Kecamatan Senduro,

Kabupaten Lumajang, mulai Juni hingga Nopember 2003. Perlakuan yang

di coba adalah membandingkan teknologi introduksi dengan teknologi

petani. Rancangan yang di gunakan petak berpasangan, ukuran plot 12 m

x 10 diulang sebanyak 3 kali. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa

perkembangan populasi hama secara umum sejalan dengan pertumbuhan

tanaman. Pada petakan introduksi perkembangan populasi hama lebih

rendah di bandingkan dengan petakan petani. Kelimpahan populasi hama

selama satu musim tanam relative masih rendah dan umumnya masih di

bawah ambang ekonomi yang telah ada. Kelimpahan terendah (0,12)

untuk P operculella dan tertinggi (2,18) untuk aphid.

2.6. PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DAN PEMBERDAYAAN WANITA DALAM PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PEDESAAN

2.6.1. Pengkajian Penumbuhan dan Pengembangan Industri Pengolahan Pangan Pedesaan

Tujuan pengkajian adalah mendapatkan model penumbuhan dan

pengembangan kawasan industri rumah tangga pengolahan marning jagung

gepeng, tiwul instant/komposit serta keripik tempe di kabupaten Kediri. Tahapan

yang akan dilakukan merupakan upaya-upaya penumbuhan dan pengembangan

kawasan industri pengolahan marning jagung gepeng, tiwul instant/komposit dan

keripik tempe di kabupaten Kediri, yang meliputi pemberdayaan wanita dalam hal

mengolah marning gepeng, tiwul instant/komposit serta keripik tempe. Kegiatan

pengkajian meliputi survei pendahuluan, uji teknologi di laboratorium, aplikasi

teknologi di tingkat perajin dan analisis mutu hasil. Pengamatan yang dilakukan

meliputi proses produksi, produktivitas dan beban tenaga kerja pria/wanita serta

mutu hasil olah. Dari hasil pengkajian telah diperoleh teknologi modifikasi BPTP

pengolahan marning gepeng dan keripik tempe yang renyah dan enak. Teknologi

yang disosialisasikan dan dilatihkan kepada perajin adalah teknologi modifikasi

Page 38: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

28

BPTP tersebut serta teknologi pengolahan tiwul instan (komposit) hasil

pengkajian BPTP sebelumnya. Beberapa perajin wanita di lokasi pengkajian telah

dapat menerapkan teknologi yang dilatihkan dengan hasil yang memuaskan.

Teknologi modifikasi marning gepeng telah diadopsi dan dikembangkan secara

komersial oleh seorang perajin wanita di lokasi pengkajian di desa Gabru

kecamatan Gurah kabupaten Kediri dengan produksi yang semakin meningkat,

dari 25 kg krecek/hari pada bulan September 2003 menjadi 70 – 80 kg/hari pada

bulan Januari 2004. Motivasi, semangat serta ketekunan perajin sangat

diperlukan dalam menjalankan usaha marning gepeng. Hal ini disebabkan karena

banyaknya titik-titik kritis dalam beberapa tahapan pengolahan yang harus

dikuasai perajin agar hasil marning gepeng mempunyai mutu yang memuaskan.

Pembuatan tiwul instan (komposit) telah disosialisasikan dan dilatihkan kepada

perajin di desa Junggo, kec. Mojo, kab. Kediri yang penduduknya mengkonsumsi

tiwul sebagai makanan pokok. Gaplek merupakan bentuk olahan sementara

sebelum diolah menjadi tiwul. Perajin wanita telah terampil dalam membuat tiwul

instan dan komposit dengan teknologi kesepakatan yaitu dari bahan baku gaplek

dengan hasil memuaskan. Teknologi modifikasi pengolahan keripik tempe yang

renyah dari BPTP telah disosialisasikan dan dilatihkan di desa Darungan, kec.

Pare, kab. Kediri. Terdapat beberapa perajin wanita yang telah terampil dalam

memproduksi keripik tempe tersebut dan berminat untuk memasarkannya ke kota

Kediri dan kota-kota lainnya, bersama-sama dengan produk kerupuk tempe yang

telah dipasarkan di pasar setempat. Pemanfaatan dan pembinaan Kelompok

Wanita dan Koperasi yang sudah ada perlu terus dilakukan dalam rangka

pengembangan agroindustri marning gepeng, tiwul instan (komposit) serta keripik

tempe di wilayah kabupaten Kediri, terutama dalam hal perbaikan kemasan dan

perluasan pasar. Model pengembangan agroindustri di ketiga lokasi pengkajian

akan dihasilkan pada pengkajian lanjutan dengan melibatkan perajin, kelompok

perajin wanita, aparat desa, dinas terkait serta para pelaku pasar.

2.6.2. Kajian Pengembangan Agroindustri Aneka Tepung di Pedesaan

Pengembangan aneka tepung di pedesaan dan pengolahan bahan

pangan lokal non beras menjadi produk olahan dapat meningkatkan ketrampilan,

Page 39: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

29

menambah pendapatan ekonomi keluarga dan meningkatkan nilai komoditas.

Pengkajian dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen BPTP Jawa Timur dan di

tiga lokasi yaitu di desa Kenongo, kecamatan Jabung, di desa Sumbermanjing

kulon, kecamatan Pagak, dan di desa Telogorejo, kecamatan Pagak, kabupaten

Malang, pada bulan Januari sampai dengan Desember 2003 dengan

menggunakan tiga kelompok tani masing-masing berjumlah 20 orang petani.

Pengkajian terdiri dari (1) teknologi perbaikan mutu tepung terdiri dari perbaikan

proses dan penambahan alat pengayak tepung. (2) inovasi dan sosialisasi terdiri

dari pembuatan produk olahan berupa kue kering dan kue basah sebanyak 13

macam, (3) studi preferensi konsumen terdiri dari mengevaluasi produk olahan

berdasarkan nilai skor dinyatakan dalam 5 (sangat suka); 4 (suka); 3 (cukup

suka); 2 (kurang suka); dan 1 (tidak suka) terhadap warna, tekstur, aroma, dan

rasa, dan (4) membuka peluang pasar yaitu memasarkan produk olahan di toko-

toko dan kios.

Pengkajian perbaikan mutu tepung menghasilkan kualitas yang lebih baik

yaitu tepung lebih putih dan halus, kadar air lebih rendah (10%), memiliki daya

simpan lebih lama (> 9 bln), hasil produk olahan lebih halus dan memiliki tampilan

menarik. Sosialisasi berupa pelatihan dan pembinaan pembuatan produk olahan

sebanyak 13 macam masakan berupa kue-kue kering dan kue basah dengan

perbandingan bahan baku antara tepung kasava, tepung terigu, tepung tapeoka

dan tepung maisena, pada ketiga kelompok wanita tani sangat antusias dan

respon yang sangat tinggi (Tabel 1 dan Tabel 2).

Tabel 1. Persentase perbandingan bahan baku kasava, terigu dan tapioka, pada produk olahan yang disosialisasikan di tiga kelompok tani, Malang, 2003

Jenis produk olahan Tepung kasava

(%) Tepung terigu

(%) Tepung tapeoka

(%)

Kue Kenari I 50 50 -

Kue Kenari II 60 40 -

Kue Kenari III 70 30 -

Kue Stik Asin I 62,5 37,5 -

Kue Stik Asin II 70 30 -

Kue Stik Asin III 80 20 -

Kue Bidaran Asin I 40 - 60

Kue Bidaran Asin II 50 - 50

Kue Bidaran Asin III 60 - 40

Kue Bolu Gulung Kukus 100 - -

Kue Tart Mini 100 - -

Page 40: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

30

Tabel 2. Persentase perbandingan bahan baku kasava dan maizena, pada produk olahan yang disosialisasikan tahap ke dua, Malang, 2003

Jenis produk olahan Tepung kasava

(%) Tepung maizena

(%)

Kue Sedap Rapuh 75 25

Kue Moka 100 -

Kue Semprit Coklat 100 -

Kue Kastengel 100 -

Kue Semprit Mentega 100 -

Kue Emping 100 -

Kue Butter Kokis 100 -

Hasil analisis statistik evaluasi produk olahan dari warga setempat

sejumlah 60 panelis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara produk

yang diuji dengan nilai skor rata-rata antara 3,200 - 4,133 yang dinyatakan dalam

cukup suka dan suka (Tabel 3).

Tabel 3. Angka rata-rata uji organoleptik terhadap warna, tekstur, aroma, dan rasa pada produk olahan.

Jenis Olahan No Nilai skor rata-rata uji Organoleptik

Warna Tekstur Aroma Rasa

Kue Bidaran 1 3.83 3.70 3.63 3.73 Kue Bidaran 2 3.93 3.40 3.26 3.56 Kue Bidaran 3 3.86 3.86 3.23 3.43 Kue Stik 4 3.70 3.33 3.56 3.63 Kue Stik 5 3.86 3.40 3.50 3.53 Kue Stik 6 3.76 3.70 3.60 3.76 Kue Kenari 7 3.86 3.33 3.60 3.46 Kue Kenari 8 3.86 3.73 3.43 3.63 Kue Kenari 9 3.80 3.63 3.20 3.66 Kue Bolu Gulung Kukus 10 3.96 3.96 3.66 3.80 Kue Tart Mini 11 4.13 3.90 3.83 3.96 BNT (0.05) - - - - CV (%) 8.23 9.24 7.50 10.33 Perlakuan tn tn tn tn

Memperkenalkan produk tepung kasava dan produk olahan kepada

masyarakat pelaksanaan masih terbatas pada sosialisasi, temu lapang, mengikuti

ekspose, pameran-pameran dengan menyebarkan lieflet, folder dan buku resep

masakan. Pemasaran produk olahan bahan baku tepung kasava berupa kue-kue

kering dan kerupuk telah dipasarkan di toko-toko, show room, kios-kios dan di

terminal agribisnis SPAAT Purwodadi Pasuruan, sedangkan produk gatot dan

Page 41: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

31

tiwul instant sudah dipasarkan sampai di beberapa kota di Jawa Timur (Malang,

Surabaya, Tuban dan Lamongan). Hasil produk yang dipasarkan masih

diupayakan perbaikan kemasan, label dan permohonan ijin Depkes RI.

2.7. KAJIAN PERBAIKAN SISTEM PERBENIHAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KOMODITAS UNGGULAN JAWA TIMUR.

2.7.1. Pengkajian Sistem Pebanyakan Benih Bs dan Galur Harapan Padi Unggulan Jawa Timur

Untuk mendapatkan benih BS padi guna mencukupi kebutuhan benih

sumber bagi BPTP Jawa Timur dan Dinas Instansi terkait, maka dilaksanakan

pengkajian sistem perbanyakan benih BS dan galur harapan padi seluas 0,6 ha,

di kebun percobaan Malang BPTP Jawa Timur, pada musim kemarau 2003 dan

musim penghujan 2003/2004. Varietas dan galur harapan yang duji adalah (1)

Bondoyudo, (2) Kalimas, (3) Cibogo, (4) Cempo Lulut, (5) Sidomuncul, dan (6)

Slegreng. Varietas Bondoyudo, Kalimas, dan Cibogo (Bogor C-3) adalah varietas

baru hasil pelepasan varietas baru oleh Dewan Pelepas Varietas Nasional atas

usul dari BPTP Jawa Timur pada tahun 2000 dan 2003, sedangkan varietas

Cempo Lulut, Sidomuncul, dan Slegreng adalah varietas lokal hasil seleksi BPTP

Jawa Timur tahun 2000 dan 2001. Varietas lokal Cempolulut berasal dari daerah

Malang, Sidomuncul berasal dari daerah Bondowoso, dan varietas lokal Slegreng

berasal dari daerah Pacitan. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tinggi

tanaman baik pada MK maupun MP paling tinggi dicapai oleh varietas

Cempolulut, jumlah malai/rumpun pada MK paling banyak dicapai oleh varietas

Kalimas, pada MP dicapai oleh varietas Slegreng. Jumlah gabah isi/malai paling

banyak dicapai pada MK oleh varietas Kalimas, dan pada MP dicapai oleh

varietas Slegreng. Produksi benih paling tinggi baik pada MK dan MP dicapai oleh

varietas Kalimas.

2.7.2. Karakterisasi Calon Varietas Unggul Kesemek, Sawo, Durian, dan Apokat Spesifik Lokasi Jawa Timur

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan agribisnis buah-

buahan tropis Indonesia adalah tidak kontinyunya suplai buah, rendahnya

Page 42: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

32

kualitas buah, dan sedikitnya suplai buah berkualitas, serta tingginya harga buah-

buahan Indonesia. Hal ini akan menyebabkan rendahnya daya saing buah-

buahan Indonesia di luar negeri , bahkan di dalam negeri . Di antara

permasalahan tersebut , masalah produktivitas dan kualitas buah telah diketahui

dikendalikan oleh faktor genetik. Karenanya , pemuliaan buah-buahan tropis

perlu diutamakan pada karakter tersebut. Dukungan potensi alam dan potensi

plasma nutfah buah-buahan Indonesia sangat besar untuk pengembangan buah-

buahan tropis Indonesia menjadi komoditas unggulan. Dengan kekayaan plasma

nutfah tersebut , seharusnya Indonesia mempunyai cukup banyak varietas/klon

buah-buahan yang unggul. Salah satu kegiatan yang dapat mendukung

munculnya varietas unggul buah-buahan tropis di Jawa Timur antara lain

dengan cara mengidentifikasi dan mengkarakterisasi calon varietas unggul buah-

buahan spesifik lokasi Jawa Timur serta menentukan calon pohon induk

tunggalnya untuk pengembangan lebih lanjut dan mengajukan usulan pemutihan

varietas. Hal ini dilakukan secara bertahap pada pengkajian inventarisasi ragam

kultivar hortikultura unggulan Jawa Timur yang dilakukan mulai tahun 2002.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa durian asal Ngantang yaitu durian Depok

dan Tarum merupakan unggulan dari Ngantang-Malang yang saat ini mulai

dilakukan perbanyakan bibitnya secara klonal baik melalui sambung mini maupun

top working yang dilakukan pada tanaman dewasa. Selain itu juga dibentuk

kebun induk durian in situ dengan melibatkan petani setempat . Karakterisasi

varietas kesemek di kabupaten Malang memperoleh calon varietas unggul

kesemek varietas Junggo (Batu) yang mempunyai kualitas buah leih baik

dibandingkan kesemek varietas Tirtoyudo dan lebih disukai oleh konsumen luar

negeri seperti Singapura karena buah lebih besar dan rasa lebih renyah.

Demikian juga dengan calon varietas unggul sawo asal Pare-Kediri yang

memiliki rasa buah sangat manis, tidak terasa berpasir dan rasa buah renyah

(tidak lembek). Sedangkan di daerah Junrejo-Batu diperoleh berbagai variabilitas

apokat yang memiliki kualitas buah unggul yang perlu pengembangan lebih

lanjut.

Page 43: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

33

2.8. PENGKAJIAN ADOPSI DAN DAMPAK TEKNOLOGI SISTEM USAHA PERTANIAN SERTA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ASLI PEDESAAN

2.8.1. Kajian Adopsi dan Dampak Teknologi Teknologi Unggulan BPTP Jawa Timur

Kajian adopsi dan dampak teknologi unggulan BPTP Jawa Timur yang

dikaji meliputi teknologi ; (1) efisiensi penggunaan input pada sistem usahatani

padi, (2) pengelolaan tanaman terpadu pada usahatani padi, (3) padi – udang

windu (Pandu), (4) alat tabur benih langsung (Atabela) pada usahatani padi dan

(5) penyebaran varietas unggul padi (Bondoyudo dan Kalimas). Lokasi

pengkajian adopsi dan dampak teknologi ini adalah wilayah yang pernah

dilakukan kegiatan pengkajian dari teknologi unggulan tersebut, kecuali

penyebaran varietas unggul padi. Pengkajian ini menggunakan metode survei

yang dilakukan pada bulan Juli – September 2003. Kajian ini bertujuan (1)

diperolehnya informasi tingkat adopsi dan difusi teknologi unggulan BPTP Jawa

Timur dan (2) diperolehnya informasi dampak kegiatan pengkajian teknologi

unggulan terhadap jumlah petani adopter, luas areal, produktivitas dan

pendapatan usahatani. Hasil kajian adopsi dan dampak teknologi adalah sebagai

berikut ;

1. Efisiensi Penggunaan Input Pada Sistem Usahatani Padi

Teknologi anjuran yang telah diadopsi oleh petani peserta di kabupaten

tersebut sekitar 64 % (Lumajang) dan 44 % (Probolinggo). Sedangkan teknologi

anjuran yang terdifusi oleh petani non peserta mencapai 39 % (Lumajang) dan

24 % (Probolinggo). Diantara keempat komponen teknologi anjuran, yang terdiri

dari (1) penggunaan varietas unggul baru dan umur bibit yang ditanam, (2) jumlah

bibit per-rumpum dan cara tanam, (3) penggunaan bahan organik serta (4)

pemupukan rasional, ternyata penggunaan bahan organik yang paling tinggi

diadopsi oleh petani peserta di Lumajang, sedangkan di Probolinggo adalah

penggunaan varietas unggul baru. Tingkat difusi yang tertinggi di Lumajang

terdapat pada penggunaan bahan organik, sedangkan di Probolinggo adalah

jumlah bibit per-rumpun dan cara tanam. Jumlah petani adopter petani peserta

dan petani non peserta untuk kabupaten Lumajang pada musim hujan 2002/2203

Page 44: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

34

cukup banyak, yaitu 3.278 orang dengan areal dampak 885 ha. Sedangkan di

Probolinggo jumlah adopternya hanya 667 orang dengan areal dampak 403 ha.

Pada musim tersebut dampak produksi padi di Lumajang cukup tinggi, yaitu

mencapai 4.428 kw GKP (Rp 531 juta) dengan dampak bersih Rp 462 juta,

sedangkan di Probolinggo 806 kw GKP (Rp 96 juta) dengan nilai dampak bersih

Rp 27 juta.

2. Pengelolaan Tanaman Terpadu Pada Usahatani Padi Sawah

Teknologi anjuran yang telah diadopsi oleh petani peserta di kabupaten

tersebut sekitar 64 % (Malang) dan 67 % (Blitar). Sedangkan teknologi anjuran yang

terdifusi oleh petani non peserta mencapai 32 % (Malang) dan 31 % (Blitar).

Diantara keempat komponen teknologi anjuran, yang terdiri dari (1) penggunaan

varietas unggul baru dan umur bibit yang ditanam, (2) jumlah bibit per-rumpum dan

cara tanam, (3) penggunaan bahan organik serta (4) pemupukan rasional, ternyata

jumlah bibit per-rumpun yang paling tinggi diadopsi oleh petani peserta di Malang,

sedangkan di Blitar adalah penggunaan bahan organik. Tingkat difusi yang tertinggi

di Malang terdapat pada penggunaan bahan organik, sedangkan di Blitar adalah

jumlah bibit per-rumpun dan cara tanam. Jumlah petani adopter petani peserta dan

petani non peserta untuk kabupaten Malang pada musim hujan 2002/2203 mencapai

230 orang dengan areal dampak 86 ha. Sedangkan di Blitar jumlah adopternya

cukup banyak yaitu mencapai 903 orang dengan areal dampak 363 ha.. Selama

musim tersebut dampak produksi padi di Malang baru mencapai 608 kw GKP (Rp 72

juta) dengan dampak bersih - Rp 41 juta, sedangkan di Blitar mencapai 1.306 kw

GKP (Rp 156 juta) dengan dampak bersih Rp 42 juta. Pengkajian PTT di Malang

dalam musim hujan 2002/2003 belum memberikan dampak secara komersial,

sebaliknya di Blitar sudah memberikan dampak komersial. 3. Padi Udang-Windu

Teknologi anjuran yang telah diadopsi oleh petani peserta di kabupaten

tersebut sekitar 31 %. Sedangkan teknologi anjuran yang terdifusi oleh petani non

peserta mencapai 14 %. Rakitan teknologi yang dianjurkan pada saat dilakukan

pengkajian Pandu, terdiri dari empat komponen, yaitu (1) pengolahan tanah dan

ukuran caren, (2) cara tanam padi dan benih udang windu, (3) pemupukan rasional

serta (4) pengendalian hama penyakit dengan pestisida nabati dan pengaturan

Page 45: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

35

ketinggian air. Dari keempat komponen teknologi anjuran tersebut, ternyata

pengolahan tanah dan ukuran caren yang banyak diadopsi oleh petani peserta, yaitu

masing-masing 6 %. Dari empat komponen teknologi anjuran, tingkat difusi yang

tertinggi terdapat pada 4 %. Jumlah petani adopter petani peserta dan petani non

peserta pada musim kemarau 2003 mencapai 382 orang dengan areal dampak 301

ha. Selama musim tersebut tersebut, dampak produksi padi mencapai 1.509 kw GKP

(Rp 181 juta), udang windu 120 kw (Rp 442 juta) dengan dampak bersih Rp 478

juta.

4. Alat Tabur Benih Langsung

Penggunaan Atabela di sawah tambak di kecamatan Glagah merupakan

dampak dari pengkajian SUTPA I tahun 1997/1998 yang dilakukan di kecamatan

Kedungpring, Lamongan. Teknologi Atabela ini pada tahun 1999 telah diadopsi

oleh petani sawah tambak di kecamatan tersebut sebanyak 15 orang seluas 11

ha dan pada tahun berikutnya jumlah petani adopter berserta luasnnya semakin

meningkat. Jumlah petani adopter pada musim kemarau 2003 sebanyak 551

orang dengan luas areal dampak 413 ha. Dalam musim tersebut dampak

produksi padi mencapai 5.603 kw GKP (Rp 672 juta), udang windu 64 kw (Rp

226 juta) dan bandeng 107 kw (Rp 43 juta) dengan dampak bersih Rp 941 juta.

Disamping itu juga teknologi Atabela pada musim tersebut telah berdampak pada

penghematan biaya produksi sebesar Rp 171 juta.

5. Varietas Unggul Padi Varietas Kalimas dan Bondoyudo

Pada saat ini varietas padi Kalimas dan Bodoyudo telah tersebar di

beberapa wilayah di Jawa Timur. Penyebaran yang terluas terdapat di

kabupaten Tuban, yaitu pada musim hujan 2002/2003 seluas 1.538 ha

(Kalimas) dan 1.718 ha (Bondoyudo). Kedua varietas tersebut telah

diadopsi oleh petani sebanyak 3.076 orang (Kalimas) dan 3.436 orang

(Bondoyudo). Pada musim tersebut dampak produksi padi varietas

Kalimas mencapai 11.227 kw GKP dan Bondoyudo 5.998 kw GKP dengan

dampak bersih Rp 1,3 milyard (Kalimas) dan Rp 1,8 milyard

(Bondoyudo).

Page 46: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

36

2.9. UJI MULTI LOKASI DAN PAKET TEKNOLOGI UNGGULAN BALIT KOMODITAS (JARINGAN LITKAJI)

2.9.1. Pemuliaan Padi Secara Partisipatif

Selama tahun 2003, BPTP Jawa Timur melaksanakan 5 kegiatan, yakni

seleksi material pedigree di KP Mojosari sebanyak 419 galur, terpilih 1,194

rumpun, sebagian dilanjutkan dalam kegiatan seleksi observasi di Mojosari pada

tahun 2003 dan sebagian yang lain dilaksanakan di KP. Genteng dan KP.Ngale

pada tahun 2004. Selain itu pada tahun 2003 di seleksi pula material uji daya

hasil pendahuluan di KP.Ngale, KP.Mojosari, dan KP.Genteng. Kegiatan seleksi

pedigree dan observasi ini menggunakan petak tanpa ulangan 5 m x 1 m, per

galur dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm, 1 tanaman/lubang. Kegiatan pedigree

dilakukan seleksi per rumpun, sedang seleksi observasi dilakukan seleksi per

petak. Hasil seleksi observasi di KP. Mojosari pada MK-2003 di peroleh 39 galur

yang akan dlanjutkan pada uji daya hasil pendahuluan pada MT 2004. Untuk uji

daya hasil di rancang dengan acak kelompok, ulangannya sesuai dengan jumlah

galur yang di uji. Uji daya hasil pendahuluan (DHP) yang dilaksanakan di Mojosari

di peroleh 28 galur yang dilanjutkan dalam uji daya hasil lanjutan (DHL) pada MK-

2003 menghasilkan 14 galur untuk diuji multilokasi yang akan datang sedang

UDL dari Genteng (29 galur) terpilih 10 galur dan di Ngale dari 20 galur terpilih 4

galur yang akan di uji dalam uji multilokasi. Uji multilokasi selama 2 tahun (MT

2002 dan 2003), didapat 5 galur harapan yang stabil yang rencananya di lepas

tahun 2004.

2.9.2. Galur Harapan Calon Varietas Unggul Padi Sawah

Luas tanaman padi di Jawa Timur sekitar 1,7 juta ha dengan keragaan

lahan yang cukup bervariasi, antara lain lahan kering, lahan asem-aseman, lahan

tambak dan lahan-lahan endemik hama atau penyakit utama. Luas lahan semakin

berkurang karena beralih fungsi, sedang jumlah penduduk terus bertambah.

Salah satu cara untuk meningkatkan hasil adalah penggunaan varietas unggul

baru baik unggul Nasional maupun spesifik lokasi.Penggunaan varietas unggul

spesifik lokasi menguntungkan karena dapat mengurangi resiko kegagalan tanpa

melakukan tambahan biaya dan aktivitas. Uji multi lokasi merupakan kegiatan

Page 47: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

37

lanjut dari metode seleksi yang berasal dari persilangan sebelum dilakukan

usulan pelepasan. Sedangkan Uji adaptasi bertujuan untuk menginformasikan

dan menyebar luaskan varietas-varietas unggul baru yang telah dilepas kepada

petani agar dapat memilih sendiri varietas yang sesuai dengan seleranya. Uji

multi lokasi dilaksanakan di delapan Kabupaten yaitu : Malang, Nganjuk,

Bojonegoro, Banyuwangi, Jombang, Madiun, Magetan dan Lumajang,.

Sedangkan uji adaptasi dilakukan di Malang dan Bojonegoro. Percobaan

menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Galur- galur yang

diuji pada UML sebanyak tujuh galur dari hasil UDHP 2001 dan lima galur dari

UML 2002 sebagai pembanding adalah Ir 64, Membramo dan Cibogo. Hasil

percobaan menunjukkan bahwa galur BP 50f adaptif dilingkungan spesifik lahan

asem-aseman lumajang dengan hasil 7,11 ton/ha kadar air 18 % dengan

pembanding membramo 5,87 t/ha kadar air 18 %. Hasil rata-rata di delapan

lokasi masing-masing berurutan dicapai galur S3382-13 A (7,81 t/ha), S4814-2A

(7,66 ton/ha), S3459-7A (7,53 ton/ha) dan BP1072-24C (7,50 ton/ha) lebih tinggi

dari pembanding Cibogo (7,00 ton/ha), Membramo (6,54 ton/ha) dan Ir 64 (6,18

ton/ha). Galur-galur S3382-13 A, S4814-2A, S3459-7A, BP1072-24C dan BP154-

18B perlu diuji lebih lanjut pada musim yang berbeda dan berpeluang untuk

dilepas. Varietas Gilirang (11,80 ton/ha kadar air 15,7%)sangat adaptif

dilingkungan spesifik Bojonegoro (11,80 ton/ha) lebih tinggi dari pembanding

cibogo (10,00 ton/ha kadar air 16%).Varietas Gilirang juga adaptif di lokasi

Malang (10,87 ton/ha kadar air 16,5 %) tidak berbeda dengan pembanding

membramo (11,30 ton/ha kadar air 16,5 %).

2.9.3. Kajian Teknik Produksi Perbenihan Kentang Dataran Tinggi

Benih kentang merupakan masalah utama dalam usahatani kentang.

Propinsi Jawa Timur mempunyai potensi penyediaan kentang untuk memenuhi

kebutuhan Nasional yang terus meningkat. Hasil pengkajian teknik perbenihan

tingkat petani di Sumber Brantas dengan modifikasi jarak tanam dan asal benih

mampu meningkatkan jumlah umbi benih dengan R/C ratio 2.66 (Korlina et al.,

2001). Pengkajian bertujuan untuk memperoleh rakitan teknologi perbenihan

kentang yang mampu meningkatkan produksi umbi benih. Keluaran yang

Page 48: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

38

diharapkan dari kegiatan ini adalah tersedianya rakitan teknologi perbenihan

kentang dengan kualitas dan kuantitas yang optimum dan terjangkau oleh petani.

Manfaat yang diharapkan adalah petani produsen benih dapat menyediakan

benih/ umbi kentang secara tepat waktu. Pengkajian dilaksanakan di desa

Argosari, kec. Senduro, kab. Lumajang dari Januari sampai Desember 2003.

Pengkajian terbagi atas dua kegiatan Kegiatan (1) Rakitan teknologi produksi

perbenihan kentang dataran tinggi, Rancangan yang digunakan adalah Acak

Kelompok, 3 macam rakitan teknologi A,B,C (Tabel 1), dengan 3 ulangan.

Kegiatan (2) Penelitian Super Imposed: Kajian media tumbuh untuk perbanyakan

tunas kentang secara in vitro. Kajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok,

dengan 4 macam media tumbuh sebagai perlakuan diulang 6 kali. Bahan tanam

menggunakan tunas pucuk (shoot tip) dari umbi bibit kentang varietas Granola

kembang (G3).

Pengamatan meliputi komponen vegetatif dan produksi. Data keadaan

sosial ekonomi petani setempat dikumpulkan dengan metode wawancara dan

data sekunder. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa kondisi kesuburan lahan di

lokasi pengkajian berdasarkan hasil analisa tanah termasuk lahan dengan

kesuburan sedang. Luas penanaman kentang di kecamatan Senduro, kabupaten

Lumajang menempati urutan ketiga setelah bawang daun dan kubis. Persentase

tumbuh umbi benih dari ke tiga rakitan teknologi mencapai 100%. Pada umur 1

dan 1½bulan setelah tanam 2 rakitan teknologi (A dan B) menunjukkan

pertumbuhan vegetatif yang lebih baik yaitu tanaman lebih tinggi dengan kanopi

lebih lebar secara nyata dibandingkan rakitan teknologi C, namun jumlah cabang

utama tidak berbeda nyata. Kelimpahan hama relatif rendah, tetapi persentase

serangan layu bakteri pada rakitan teknologi B relatif lebih tinggi saat pertunasan.

Rakitan teknologi B mampu menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan komponen

produksi yang lebih tinggi dari rakitan teknologi A dan C. Rakitan teknologi B

menghasilkan 0,83 kg umbi /rumpun , 79.31% umbi benih dengan R/C ratio 3.15

sedangkan rakitan teknologi A menghasilkan 0.57 kg umbi /rumpun, 67.47 %

umbi benih dengan R/C ratio 1.28 dan rakitan teknologi C menghasilkan 0.37 kg

umbi /rumpun, 76.01% umbi benih dengan R/C ratio 0.78.

Page 49: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

39

Hasil Super Imposed menunjukkan bahwa pola pertumbuhan eksplan

kentang secara in vitro dari keempat macam media tumbuh mulai meningkat

umur 2 minggu setelah tanam dan masih terus meningkat sampai pengamatan

umur 10 minggu setelah tanam. Pertumbuhan tinggi tunas yang dihasilkan dari

media tumbuh C (MS + 1.5 mg/l GA3) lebih cepat dan mempunyai pola yang

hampir sama dengan tinggi tunas yang dihasilkan dari media tumbuh B (MS +

0.01 mg/l IAA + 1.0 mg/l BA). Sedangkan pola pertumbuhan tinggi tunas dari

media A (MS + 0.5 mg/l NAA) hampir sama dengan pola pertumbuhan tinggi

tunas dari media D (MS). Pertumbuhan dan pemanjangan tunas dari perlakuan

eksplan pada media B (MS + 0.01 mg/l IAA + 1.0 mg/l BA) dan C (MS + 1.5 mg/l

GA3) lebih baik dan memacu pertumbuhan tunas tercepat. Komposisi media C

(MS + 1.5 mg/l GA3) meningkatkan pembentukan tunas, jml. ruas yang terbentuk

45 ruas per eksplan selama 60 hari pengkulturan, sedangkan media B (MS +

0.01 mg/l IAA + 1.0 mg/l BA) juga mampu menghasilkan umbi mikro setelah dua

kali sub kultur.

Page 50: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

40

Tabel 1. Susunan Rakitan Teknologi Perbenihan Kentang Uraian Rak, Teknologi A Rak, Teknologi B Rak, Teknologi C

1. Varietas Granola kembang Granola kembang Granola

2. Asal Bibit G3 Asal kultur jaringan G3 Asal kultur jaringan Umbi konsumsi dibelah 2, Dicelup lar. Fungisida + . semen

Dari petani

3. Peng. Lahan Tanah diolah sedalam 20 – 40 cm dibiarkan selama 1 - -2 minggu diratakan, dibuatat garitan-garitan dengan jarak 80 cm, pada garitan diberikan pukan.

Tanah diolah sedalam 20 – 40 cm dibiarkan selama 1-2 minggu diratakan, dibuatat garitan-garitan dengan jarak 80 cm

Tanah diolah sedalam 20 – 40 cm dibuatat garitan-garitan dengan jarak 70 cm

4. Jarak tanam 80 cm x 15 cm 70 cm x 25 cm 80 cm x 25 cm

5. Pemupukan/ha Pupuk kandang : 20 ton ZA : 500 kg KCl : 200 kg SP-36 : 300 kg Dolomit : 500 kg

Bokashi : 4 t/ha ZA : 500 kg/ha NPK : 1.000 kg/ha

Pukan : 10 ton Urea : 300 kg KCl : 200 kg SP-36 : 300 kg

6. Aplikasi Pupuk

Pukan: satu kali, 1minggu sebelum tanam ZA,SP36 dan KCl: dua kali, saat tanam dan 30 hari setelah tanam

Bokashi : satu kali, 1 2 minggu sebelum tanam ZA dan NPK diberikan : dua kali, saat tanam dan 30 hari setelah tanam

Pupuk kandang diberikan 1 mgg sbl.tanam, Urea,SP36 dan KCl:dua kali, saat tanam dan 30 hari setelah tanam

7. Pengairan Dilakukan saat tanam dan setelah pemupukan dengan cara disiram (disesuaikan dengan cuaca dan kebutuhan)

Dilakukan saat tanam dan setelah pemupuk an dengancara disiram (disesuaikan dengan cuaca dan kebutuhan)

Tanpa pengairan

8. Pengendalian H/P Macam Obat

Supracide, Dithane M-45, Ridomil, Antracol, Trigard dan perang kap hama

Supracide, Dithane M-45, Ridomil, Antracol, Trigard dan perang kap hama

Supracide, Dithane M-45, Ridomil, Antracol,

9. Takaran& Aplikasi Obat

Sesuai dosis anjuran Sesuai dosis anjuran Sesuai dosis anjuran

10. Penyiangan/ pengendalian gulma

Disesuaikandengan kea- daan gulma

Disesuaikandengan kea- daan gulma

Disesuaikan dengan keadaan gulma

11. Pembumbunan/ pengguludan

2kali: 3 dan 6 mst tinggi guld.40-50cm

4 kali : saat tanam dan 2,4, 6 dan 8 mst

1 kali pembumbunan

12. Panen Tanaman dipanen setelah daun menua dan berwarna kekuningan sekitar 120 hst

Tanaman dipanen setelah daun menua dan berwarna kekuningan sekitar 100 hst

Tanaman dipanen setelah daun menua dan berwarna Kekuningan.

2.10. ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI JAWA TIMUR

2.10.1. Indikator Pelaksanaan Pertanian di Jawa Timur

Keberhasilan pembagunan sektor pertanian tidak bisa dilepaskan dari

faktor kebijakan yang mendukungnya. Dalam rangka mendukung kebijakan

pembangunan pertanian yang efektif, efisien dan berkelanjutan diperlukan suatu

indikator baku yang dapat digunakan untuk evaluasi terhadap kinerja

pembangunan yang sedang berjalan dan hasilnya dapat dipakai sebagai bahan

Page 51: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

41

masukan untuk langkah antisipatif bagi penentuan kebijakan pada masa

selanjutnya. Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi kinerja dan prospek

pembangunan pertanian di Jawa Timur, dimana hasilnya diharapkan dapat

dipergunakan sebagai bahan masukan untuk menyusun kebijakan pembangunan

pertanian untuk masa selanjutnya.

Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan studi pustaka melalui

penelaahan data sekunder yang diperoleh dari instansi teknis terkait. Analisis

data dilakukan secara deskriptif berdasarkan angka dan tren pertumbuhannya.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pembangunan pertanian

selama masa pemulihan ekonomi menunjukkan pertumbuhan positif

dengan tingkat pertumbuhan rendah. Beberapa indikator yang

mendukung pertumbuhan sektor pertanian antara lain : (1) Pertumbuhan

ekonomi (PDRB) positif kecil (< 5% per tahun) dan relatif stabil, (2)

Pertumbuhan penyaluran kredit positif tinggi (>10% per tahun) tetapi

persentasenya terhadap total kredit kecil, (3) Ketersediaan pangan

meningkat dengan tingkat pertumbuhan rendah, (4) Nilai tukar petani

meningkat dengan tingkat pertumbuhan rendah dan agak fluktuatif, dan (5)

Jumlah penduduk miskin mengarah pada pertumbuhan negatif dengan

tingkat pertumbuhan rendah. Pada masa mendatang, sub sektor

perkebunan dan perikanan mempunyai peluang yang besar untuk

meningkatkan kontribusinya bagi pertumbuhan sektor pertanian. Peluang

sub sektor tanaman pangan dan peternakan untuk memberikan kontribusi

yang lebih besar terhadap pertumbuhan pertanian pada tahun mendatang

relatif berat.Dalam rangka memacu pertumbuhan sektor pertanian,

disamping peningkatan produktivitas, mutu hasil dan kualitas SDM juga

diperlukan dukungan kebijakan yang menyangkut penataan dan pemetaan

lahan pertanian, pemasaran dan harga, serta investasi dan kredit.

Page 52: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

42

2.10.2. Kelayakan Harga Susu di Tingkat Peternak Tahun 2003 di Jawa Timur

Tujuan pengkajian ini adalah mendiskripsikan kondisi aktual harga susu

layak tingkat peternak di sentra usahaternak sapi perah di Jawa Timur, dan

merumuskan faktor yang menyebabkan harga susu layak tingkat peternak tidak

adaptif dengan harga susu segar yang berlaku di pangsa pasar utama di Jawa

Timur. Pengkajian ini adalah penelitian deskriptif di usahaternak sapi perah di

Jawa Timur pada 2 periode musim, yakni pertama pada akhir musim hujan – awal

musim kemarau ( Mei-Juni 2003 ) dan kedua pada akhir musim kemarau – awal

musim hujan ( Nopember – Desember 2003 ) yang dilaksanakan dengan cara

survai di beberapa sentra usahaternak sapi perah di Jawa Timur. Responden

yang telah digunakan pada periode I sebanyak 156 peternak sapi perah dengan

350 ekor sapi laktasi; terbagi dalam strata Altitude, Tingkat kemapanan koperasi

persusuan primer dan Skala usaha. Sedang periode II sebanyak 153 peternak

dengan 484 ekor sapi laktasi; terbagi dalam strata persentase jumlah sapi laktasi

per unit kandang. Data primer diperoleh dengan cara wawancara menggunakan

kuisioner dan observasi langsung. Hasil pengkajian menunjukkan, bahwa rata –

rata harga susu layak tingkat peternak di Jawa Timur pada periode I dan II,

secara berurutan, adalah Rp. 2.083,- Rp. 796,- / liter, dan Rp. 2.290,- Rp.

975,- / liter. Harga susu layak tingkat peternak tidak dipengaruhi secara nyata

oleh faktor altitude lokasi usaha dan skala usaha ( 1 – 10 ekor ), tetapi faktor

status kemapanan koperasi persusuan berpengaruh nyata ( P < 0,05 ). Harga

susu layak tingkat peternak pada usahaternak sapi perah berlokasi di wilayah

kerja koperasi yang sudah mapan lebih tinggi daripada di koperasi baru

berkembang. Faktor kualitas sapi dan tingkat bulan laktasi berpengaruh nyata ( P

< 0,05 ) terhadap harga susu layak per individu sapi di tingkat peternak.

Usahaternak sapi perah dengan persentase jumlah sapi laktasi lebih tinggi dari

65 % ( Optimal ) mempunyai harga susu layak tingkat peternak lebih rendah

daripada kurang dari 65 % ( Non-optimal ), yaitu Rp. 1.880,- 613,-/ liter vs Rp.

3.080,- 1.061,-/ liter. Tingginya jumlah unit usahaternak sapi perah dalam

kondisi Non-optimal menyebabkan tingginya harga susu layak tingkat peternak di

Page 53: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

43

Jawa Timur. Kesimpulan pengkajian ini adalah bahwa pada tahun 2003 di Jawa

Timur harga susu layak tingkat peternak belum adaptif terhadap harga susu

segar yang berlaku di pangsa pasar utama, tetapi masih terdapat peluang untuk

menekannya hingga dapat beradaptasi dengan harga susu yang berlaku.

Implikasi kebijakan yang disarankan terutama ditekankan pada pelaksanaan

program – program yang dapat memperbaiki efisiensi tatalaksana usahaternak

sapi perah yang ada ( existing condition ) di Jawa Timur.

2.11. PENELITIAN DAN PENGKAJIAN PENGELOLAAN TERPADU TANAMAN JERUK SEHAT DI KABUPATEN PONOROGO

2.11.1. Peningkatan Ketrampilan Petani dan Petugas untuk Pengelolaan Tanaman Terpadu Jeruk

Keberhasilan budidaya jeruk antara lain ditentukan oleh pengelolaan kebun

yang terencana dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut serta mendukung

program pengembangan jeruk di Indonesia harus diupayakan adanya tambahan

wawasan bagi petani dan petugas lapang dalam bentuk pelatihan yang mengikuti

konsep “Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat” /PTKJS. Pelatihan bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan petani dan petugas dalam

mengelola kebun jeruk sehat, serta meningkatkan kerjasama antar kelompok tani

pengelola kebun jeruk.

Pelatihan diselenggarakan di Balai Desa Paringan, kecamatan Jenangan,

kabupaten Ponorogo pada tanggal 14 – 17 Oktober 2003. Metode pelatihan

adalah ceramah dan praktek di lapang dengan materi: a) Dinamika Kelompok dan

Pembinaan Kelompok tani, b) Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat c)

Rencana Tindak Lanjut setelah pelatihan. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa

peserta sangat antusias dalam mengikuti latihan dan memperoleh tambahan

pengetahuan antara lain tentang dinamika kelompok dan pengelolaan kebun

jeruk sehat. Petani dan petugas lebih mampu mengidentifikasi hama dan

penyakit serta defisiensi dan keracunan hara dibandingkan sebelum diadakannya

latihan. Peserta mampu membuat rencana tindak lanjut pelatihan yang akan

dipraktekkan di lokasi masing-masing sesuai peran sertanya. Rencana tersebut

antara lain tentang peningkatan kelembagaan kelompok, sosialisasi pengelolaan

Page 54: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

44

terpadu kebun jeruk sehat, dan konsultan klinik jeruk bagi yang sudah dilatih

PTKJS.

2.11.2. Identifikasi Permasalahan Jeruk dan Inisiasi Kelembagaan (Rural Producers Organization)

Untuk mendukung keberhasilan sistem pengelolaan jeruk haruslah

mengacu pada Pengelolaan Terpadu Tanaman Jeruk – PTT Jeruk atau dikenal

dengan Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat. Tujuan kegiatan pengkajian

adalah memformulasikan permasalahan agribisnis jeruk di kabupaten Ponorogo,

alternatif solusi permasalahan melalui peningkatan pengetahuan dan

ketrampilan petani tentang usahatani jeruk serta membangun demoplot dan

klinik agribisnis. Luaran yang diharapkan adalah formulasi permasalahan riel

agribisnis jeruk di kabupaten Ponorogo, meningkatnya pengetahuan dan

ketrampilan petani tentang usahatani jeruk serta pengawalan teknologi dan

terbentuknya demoplot. Penelitian pemahaman permasalahan riel dan keadaan

secara menyeluruh situasi sistem agribisnis jeruk dilakukan melalui pendekatan

pemahaman pedesaan secara cepat (Partisipatory Rural Appraissal-PRA),

dilakukan bersama dengan Loka Penelitian Jeruk dan Tanaman Subtropis

Tlekung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa total pertanaman jeruk keprok

Pulung dan Siem di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2003 mencapai 1.082.045

pohon, 6,49% (70.266 pohon) telah berproduksi sebanyak 912,5 ton.

Pertanaman jeruk yang ada sebagian besar dikembangkan pada wilayah sesuai

bersyarat dengan faktor pembatas kesuburan tanah dan keterbatasan air.

Permasalahan agribisnis jeruk di Jawa Timur khususnya di daerah

pengembangan jeruk Siem di kecamatan Jenangan kabupaten Ponorogo adalah

rendahnya mutu bibit (bibit tidak berlabel) umumnya didatangkan dari daerah

Purworejo Jawa Tengah dan Tulungagung, serta sebagian dari penangkar bibit

lokal di daerah kecamatan Sooko Ponorogo. Kurangnya pengetahuan dan

ketrampilan petani tentang budidaya jeruk secara benar meliputi pengaturan

jarak tanam (terlalu rapat 2 m x 2 m, 1,5 m x 2,5 m), lubang tanam dibuat

seadanya (sedalam ukuran cangkul + 30 cm), pemupukan sebatas pada ZA

Page 55: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

45

dan SP-36 dengan dosis yang cukup rendah, belum memahami jenis serangan

penyakit dan cara pengendaliannya yang efektif dari diplodia, corticium yang

dominan menyerang tanaman jeruk petani, sanitasi kebun kurang diperhatikan

ditunjukkan dengan banyaknya buah jeruk yang rontok akibat terserang kepik

hijau dan lalat buah dibiarkan begitu saja di sekitar tanaman. Hampir sebagian

besar petani tidak melakukan pemangkasan ranting-ranting tanaman jeruk. Dari

aspek pemasaran, petani mengalami kesulitan, terutama pada saat panen raya,

para tengkulak berperan dominan menentukan harga jeruk dengan cara mereka

tidak melakukan transaksi pembelian di saat harga jeruk tinggi, akibatnya petani

tidak memanen buah bahkan sering dijumpai buah jeruk over ripe di pohon.

Permasalahannya petani menjual hasil panen sendiri-sendiri tidak melalui

kelompok. Kelompok tani jeruk di daerah kecamatan Jenangan belum terbentuk.

Lembaga perkreditan di daerah ini masih belum menyentuh untuk usahatani

jeruk, umumnya kredit dimanfaatkan untuk usaha peracangan atau kredit

candak kulak.

Salah satu pemecahan permasalahan dalam agribisnis jeruk tersebut

adalah dengan pelatihan bagi para petani jeruk dan petugas penyuluh dari daerah

sekitar lokasi pengkajian, disamping itu mengikutsertakan 1 orang petugas

penyuluh dan petani dari daerah sentra produksi jeruk Siem di Jawa Timur,

meliputi Banyuwangi, Jember, Lumajang, dan Tulungagung.

2.12. LITKAJI PENGEMBANGAN MODEL AGROINDUSTRI PENGOLAHAN TEPUNG KASAVA SKALA KECIL MENENGAH

2.12.1. Penelitian/Pengkajian Model Pengembangan Agroindustri Tepung Kasava Skala Kecil Menengah

Ubikayu segar mempunyai sifat menempati ruangan yang besar, mudah

rusak karena kadar airnya tinggi, kandungan gizinya rendah. Pada saat panen

raya di beberapa daerah sentra produksi harganya sangat murah. Pada

umumnya petani melakukan penyimpanan dalam bentuk gaplek, namun karena

proses pengolahananya kadang kurang sempurna sehingga dalam waktu yang

singkat, kurang lebih tiga sampai enam bulan sudah mulai muncul hama.

Permasalahan tersebut dapat dikurangi dengan mengubah ubikayu sebar

Page 56: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

46

menjadi kering dalam bentuk chip, sawut, pati/tapioka atau menjadi tepung

kasava, sebagai produk setengah jadi. Tepung kasava mempunyai sifat hemat

ruangan, tahan dalam penyimpanan dan mudah diolah menjadi aneka produk

sebagai subsittusi atau bahan baku, tergantung jenis produk olahannya.

Diversifikasi hasil olahan ubikayu diharapkan mampu memberikan nilai tambah

dan nilai gizinya sebagai bahan pangan lokal di pedesaan. Tepung kasava

merupakan produk setengah jadi yang mempunyai sifat daya simpan lebih

panjang dan luwes untuk dijadikan berbagai macam olahan.Penelitian/pengkajian

bertujuan untuk mendapatkan karakterisasi dan evaluasi tepung kasava dan

tepung lainnya, mencari model pengembangan agroindustri tepung kasava dan

produk olahannya. Penelitian/pengkajian dilakukan pada tahun 2003, di

kabupaten Tulungagung dan Magetan, masing-masing dengan melibatkan KUD

Argomulyo, Kecamatan Tanggunggunung-Tulungagung dan kelompok tani Sri

Rejeki, Desa Kraton, Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan. Masing-masing

kelompok tani melakukan kegiatan mengolah ubikayu menjadi bentuk sawut

kemudian dibuat menjadi tepung kasava dan melakukan pengolahan tepung

kasava menjadi berbagai bentuk olahan siap saji (kue basah, kue kering dan

kerupuk). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa dengan melakukan pengolahan

ubikayu menjadi tepung kasava dapat meperoleh keuntungan Rp. 36.850,- per

ton ubikayu segar di Tulungagung, sedangkan di Magetan mengalami kerugian

sebesar Rp.18.700,- karena pada saat pelaksanaan pengkajian di lokasi

Maospati belum saatnya panen raya sehingga harga bahan baku lebih tinggi

dibanding dengan pada saat panen raya, namun bila diolah menjadi bahan

olahan siap saji masih memperoleh keuntungan. Untuk lebih meningkatkan nilai

tambah tepung kasava perlu diolah lebih lanjut menjadi produk olahan siap saji

seperti kue basah, kue kering dan produk setengah jadi seperti kerupuk dan mie

instan. Di pasar beberapa daerah (Lumajang, Jember, Situbondo, Banyuwangi

dan Kediri) telah beredar tepung kasava dengan nama tepung biskuit. Secara

umum istilah tepung tersebut masyarakat masih belum banyak mengenal tepung

kasava (atau tepung biskuit), sehingga pemanfaatannya sebagai bahan olahan

juga masih belum banyak yang tahu. Informasi ini diperoleh pada saat diskusi

Page 57: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

47

interaktif yang dilakukan oleh BPTP Jawa Timur dengan TVRI Stasiun Surabaya,

juga pameran-pameran yang menampilkan tepung kasava dan aneka produk

olahannnya, respon masyarakat cukup banyak yang meminta informasi lebih

banyak tentang tepung kasava, pemanfaatannya, dimana dan bagaimana cara

mendapatkannya. Untuk lebih dikenal oleh masyarakat sosialisasi produk tepung

tersebut masih perlu dilakukan.

2.13. DISEMINASI HASIL LITKAJI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN JARINGAN INFORMASI AGRIBISNIS DI JAWA TIMUR.

2.13.1. Sistem Usaha Pertanian Perkotaan di Wonocolo Surabaya

Tahun 2003 di Laboratorium Diseminasi Wonocolo Surabaya

melaksanakan kegiatan Visitor Plot Sistem Usaha Pertanian Perkotaan yang

merupakan kelanjutan kegiatan tahun 2002. Kegiatan ini disesuaikan dengan

agro-ekosistem Surabaya dengan sasaran masyarakat perkotaan yang

heterogen. Materi yang ditampilkan berpedoman pada prinsip dasar pertanian

perkotaan atau Agropolitan, dengan menerapkan prinsip Agribisnis. Dengan

demikian model usaha pertanian yang dilakukan secara terpadu. Artinya selain

melaksanakan kegiatan percontohan teknologi budidaya, juga menyediakan

sarana pertanian, jasa konsultasi dan jasa pendukung lainnya. Kegiatan ini

diharapkan untuk menumbuhkan minat dan daya tarik bagi para pengunjung yang

melihatnya. Tumbuhnya minat dan daya tarik akan membangkitkan motivasi

untuk melakukan perubahan usahatani yang berwawasan agribisnis kearah yang

lebih baik. Melalui metoda ini akan menanamkan proses belajar dengan cara

melihat penampilan dari suatu obyek tertentu secara nyata. Materi kegiatan yang

dilaksanakan meliputi: 1). Kegiatan Produktif meliputi: a) pemeliharan tanaman

hias 22 jenis (indoor dan outdoor), tanaman obat 10 jenis, tanaman buah dalam

pot/polybag 19 jenis tanaman, b) membudidayakan sayuran hidroponik, c)

pembuatan taman sebagai show room tanaman hortikultura, c) pembesaran ikan

nila dan lele masing-masing 200 ekor; dan d) penyediaan saran produksi; 2)

Kegiatan pelayanan konsultasi dan kunjungan dari masyarakat petani perkotaan

disekitarnya/ mahasiswa/praktisi semuanya berjumlah 127 orang; 3) Kegiatan

Sosialisasi melalui pemasangan papan nama, spanduk, leaflet serta bekerja

Page 58: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

48

sama dengan Stasiun RKIP Wonocolo; dan 4). Kegiatan Non Produktif meliputi

pemeliharaan fasilitas screen house (rumah naung) dengan ukuran 15 m x 4 m x

4 m, termasuk peralatan tanam hidroponik ebb dan flow berjumlah tiga unit.

Dalam kegiatan Visitor Plot 2003 ini, telah dilakukan kerja sama dengan floris

Eghita, Sekar Sari dan CV. Agrilistya. Dampak dari kegiatan ini adalah: 1)

semakin banyak klient hadir untuk mengkonsultasikan kegiatan usahatani, (tahun

2002, hadir 15 orang dan tahun 2003 hadir 127 orang) artinya melalui media

Visitor Plot, mampu menarik minat klient untuk hadir ke tempat tersebut; 2)

adanya kerjasama dan transaksi untuk pemasaran/memasok floris/ hortikultura,

menjadi distributor jati unggul kultur jaringan produksi PPA Agricola Biotropika.

Untuk kegiatan konsultasi pertanian, sekitar 70 % klient hadir langsung di tempat

kegiatan dan sekitar 30 % dilakukan melalui telepon.

2.13.2. Visitor Plot Jamur Tiram (Pleurotus Spp) dan Jamur Kuping (Auricularia Sp) Penambahan Lapisan Dinding dan Atap Kubung untuk Menurunkan Suhu dan Meningkatkan Kelembaban Ruang

Kegiatan visitor plot jamur tiram dan jamur kuping, difokuskan pada (1)

perbaikan kubung dengan menambah lapisan dinding dan atap menggunakan

welit untuk menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban, (2) membina

petani dalam usaha pembuatan bibit jamur tiram, (3) mencari jaringan pasar.

Visitor plot jamur tiram dan kuping dilaksanakan dengan tujuan : :(1) sebagai

tempat percontohan dengan menerapkan teknologi tepat guna, (2) sebagai media

komunikasi dan sosialisasi teknologi dengan para peminat budidaya dan

konsumen secara tepat dan benar (3) meningkatkan jumlah petani peminat dalam

budidaya jamur tiram dan jamur kuping. Visitor plot dilaksanakan mulai bulan

Agustus 2003 s/d April 2004 di Kebun Percobaan Malang dengan ketinggian

tempat 550 m dpl. Luas kubung 30 m2 dan jumlah bag log jamur yang

dibudayakan sebanyak 1.200 bag log. Setelah menambah lapisan dinding dan

atap kubung dengan welit terjadi penurunan suhu sekitar 1,5C– 2C yaitu dari

24C – 29C menjadi 22,5C – 26C dan kelembaban dari 85 – 87% menjadi

90% - 96% pada kondisi ruang kubung disiram air. Kondisi dalam kubung

Page 59: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

49

demikian telah memenuhi syarat untuk pertumbuhan spora dan tubuh buah

(fruiting body). Potensi produksi optimal jamur tiram BER (Biological Efficiency

Ratio) sebesar sampai saat ini 30%, jamur kuping sebesar 49% (sudah optimal).

Pangsa pasar jamur tiram dan kuping mempunyai prospek bagus, cukup banyak

permintaan yang belum dapat dipenuhi. Konsumen lebih menyukai tiram coklat

karena lebih enak seperti daging ayam, jamur kuping konsumen bisa membeli

dalam bentuk segar maupun kering.

2.13.3. Prospek Pengembangan Perbenihan Ikan Nila dengan Sistem Kolam Tertutup

Di Jawa Timur tingkat pemanfaatan perairan umum untuk usaha budidaya

ikan air tawar masih sangat kecil (kurang dari 1%) sehingga peluang untuk

pengembangannya masih sangat potensial. Beberapa faktor pembatas yang

dewasa ini sangat mempengaruhi perkembangannya adalah ketersediaan bibit

yang masih terbatas dan teknologi budidaya yang masih belum banyak dikuasai

oleh petani ikan khususnya golongan ekonomi lemah. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut telah dilakukan kegiatan uji coba perbenihan ikan nila

dengan sistem kolam tertutup. Kegiatan ini dilakukan di kebun percobaan BPTP

Jawa Timur yang berlokasi di Malang. Selama kegiatan berlangsung telah

dihasilkan indukan unggul sebanyak 65 ekor, yang terdiri dari 47 ekor induk

betina dan 18 ekor induk jantan. Pertama kali memijah seluruh induk dapat

menghasilkan juvenil mencapai ± 8.500 ekor, sehingga satu indukan betina rata-

rata dapat menghasilkan 180 ekor. Dengan dilakukannya kegiatan ini maka dapat

diperoleh suatu teknologi dan informasi perbenihan dan budidaya ikan nila yang

sesuai dengan kondisi masyarakat yang memiliki lahan yang terbatas

2.13.4. Unit Komersialisasi Teknologi

Paradigma perubahan kebijakan Badan Litbang Pertanian yang mengarah

pada promosi, komunikasi dan komersialisasi telah ditunjukkan selama dua tahun

terakhir ini, dengan mengalokasikan dana khusus untuk menunjang kegiatan

komersialisasi.Komersialisasi yang dimaksudkan disini adalah upaya untuk

memperoleh manfaat dari suatu produk (barang, jasa, termasuk teknologi)

melalui rangkaian promosi, distribusi dan transaksi jual beli dengan

Page 60: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

50

memperhatikan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI ). Dari sini diharapkan

dapat diperoleh dana (Costs Recovery) yang akan digunakan untuk

pengembangan penelitian dan insentif bagi peneliti sebagai penemu. Dengan

alokasi dana yang diberikan dalam dua tahun terakhir ini, kegiatan utama tahun

pertama dimanfaatkan untuk mendukung promosi dan inventarisasi jasa layanan

Balai serta teknologi yang layak jual. Sedangkan pada tahun kedua ini, Unit

Komersialisasi Teknologi memfokuskan perhatian pada empat kegiatan utama,

yaitu : operasionalisasi jasa layanan Balai, promosi teknologi hasil litkaji,

menawarkan teknologi dan informasi teknologi untuk dikomersialkan, dan

melakukan kegiatan rintisan usaha agribisnis. Hasil yang telah dicapai sejauh ini,

antara lain : operasionalisasi jasa layanan Balai adalah melayani kunjungan tamu

ke BPTP Jawa Timur, melayani magang dan praktek kerja lapang dan kerjasama

penelitian dengan petugas dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, dan

pemanfaatan peralatan dan ruang pertemuan oleh para pengguna.Kegiatan

promosi yang telah dilakukan antara lain adalah mengikuti berbagai ekspose,

promosi televisi, radio dan surat kabar. Penawaran teknologi dan informasi

teknologi kepada mitra kerja telah dilakukan, tetapi dirasakan masih belum

intensif. Untuk kegiatan rintisan usaha agribisnis yang telah dilakukan adalah

usaha pembibitan tanaman hias dan budidaya ubi jalar.

2.14. PENGEMBANGAN DAN PENYEBARAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN MELELUI KEGIATAN PERTEMUAN DAN EXPOSE

2.14.1. Kegiatan Sosialisasi & EksposeTeknologi Unggulan BPTP Jawa Timur 4-6 Juni 2003

Inovasi teknologi harus terus diperbaharui, dikembangkan dan disebarluaskan

ke para pengguna. Hasil karya para peneliti dan perekayasa bidang pertanian

dalam bentuk teknologi tepat guna yang bersifat unggulan spesifik lokasi,

rekayasa sosial dan kelembagaan petani oleh BPTP Jawa Timur selama sewindu

pengabdiannya sudah cukup banyak tersedia. Pertanyaannya adalah apakah

teknologi-teknologi unggulan tersebut sudah diketahui dan dimanfaatkan oleh

para pengguna dalam kegiatan agribisnisnya. Sungguh sangat tepat dan relevan

Page 61: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

51

diadakannya kegiatan Sosialisasi & Expose Teknologi Unggulan ini dengan

harapan masyarakat agribisnis dan pengguna teknologi pertanian memperoleh

informasi teknologi terbaru untuk mendorong pengembangan kreativitas dan

inovasi bagi kepentingan agribisnis yang lebih menguntungkan secara

berkelanjutan.

Tujuan dari kegiatan Sosialisasi & Expose Teknologi Unggulan dalam

rangka Sewindu BPTP ini adalah :

Menyampaikan informasi kemajuan teknologi pertanian kepada

masyarakat luas di daerah.

Menyebarluaskan informasi teknologi unggulan spesifik lokasi yang telah

dihasilkan oleh BPTP, Balit Komoditas dan Lembaga Penelitian lainnya

kepada pengambil kebijakan, peneliti, perekayasa, penyuluh, petani dan

masyarakat agribisnis.

Memperoleh masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan

penelitian dan pengkajian BPTP mendatang.

a. Keluaran

Tersebarnya hasil penelitian/pengkajian berupa teknologi unggulan

spesifik lokasi yang siap diterapkan oleh masyarakat agribisnis.

Rekomendasi kebijakan perencanaan program penelitian dan pengkajian

mendatang.

b. Manfaat

Terjadinya arus timbal balik informasi teknologi pertanian terbaru serta

pengembangan agribisnis sehingga dapat memperkaya dan mempertajam arah

pengembangan sistem dan usaha agribisnis.

Waktu dan tempat pelaksanaan:

Hari/Tanggal : Rabu s/d Jum’at, 4-6 Juni 2003

Tempat : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

: Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang

Page 62: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

52

Materi dan acara:

Dalam pelaksanaannya kegiatan Sosialisasi & Expose Teknologi Unggulan

dikemas melalui acara-acara sebagai berikut :

Hari I ( 4 Juni 2003 ) :

a. Pembukaan Ekspose & Seminar Nasional, Peresmian Gedung Baru BPTP

Jawa Timur, Penyerahan Penghargaan Kontes Buah & Produk Olahan,

Penyerahan Benih Kapas, dan Saresehan.

b. Ekspose & Bazar

c. Seminar Nasional

d. Kontes Buah Tropis & Lomba Produk Olahan

Hari II (5 Juni 2003) :

a. Pertemuan Komisi & Tim Teknis Teknologi Pertanian Prop. Jawa Timur

dan Penandatanganan Kerjasama Pengkajian (MOU) TA.2003:

b. Pertemuan Paguyuban Peternak Sejahtera Mandiri Se-Jawa Timur:

Hari III (6 Juni 2003) : Senam Massal, Lomba Senam Poco-Poco, Penutupan

Ekspose dan Pembagian Hadiah Lomba, dan Hiburan Rakyat

a. Senam Massal oleh karyawan/keryawati BPTP Jawa Timur beserta para

peserta Ekspose dan peserta Lomba Poco-Poco di halaman depan BPTP

Jawa Timur

b. Lomba Senam Poco-Poco yang diikuti oleh 20 Tim peserta

c. Penyerahan hadiah lomba senam dan penutupan Ekspose oleh Kepala

BPTP Jawa Timur

d. Pertunjukan Kesenian “Hadrah” oleh Tim Hadrah Desa Kepuharjo,

Kec.Karangploso di halam depan BPTP Jawa Timur (malam hari)

e. Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk oleh dalang Ki Manteb

Sudarsono dengan Lakon “ Sesaji Rojo Soyo” yang dimeriahkan oleh

lawak Bagio & Kholik dari Surabaya.

Dampak Kegiatan Ekspose Teknologi Pertanian

Kegiatan ekspose teknologi pertanian yang berlangsung sejak hari Rabu,

4 Juni 2003 sampai dengan hari Jum’at, 6 Juni 2003 di BPTP Jawa Timur, diikuti

oleh Balai Penelitian, BPTP, Instansi dan Dinas terkait se-Jawa Timur,

Page 63: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

53

Perguruan Tinggi, Pengusaha, serta Petani dan KTNA. Kegiatan ekspose

teknologi pertanian yang berlangsung sejak hari pertama sampai hari terakhir

cukup sukses dan meriah, terlihat dari banyaknya peserta yang mengisi stand

ekspose maupun pengunjungnya. Stand ekspose sebagian besar menampilkan

produk-produk pertanian unggulan maupun hasil olahan, disamping pupuk,

pestisida, dan lainnya yang berhubungan dengan pertanian. Selain itu, pada hari

pertama ditampilkan kontes buah tropis dan produk olahan dari berbagai wilayah

Jawa Timur, serta bazar yang berlangsung selama tiga hari. Banyak minat dalam

mengikuti kontes buah tropis dan kontes produk olahan, terlihat dari banyaknya

peserta yang berusaha menampilkan produk unggulan daerahnya masing-masing

dengan harapan menjadi pemenangnya. Kontes buah tropis diikuti 17 peserta

dari 15 kabupaten/ kotamadya, sedangkan kontes produk olahan diikuti 25

peserta dari 25 kabupaten/kotamadya.

Berdasarkan hasil jajak pendapat (komentar dan saran) selama

mengisi stand ekspose teknologi petanian, secara umum para peserta

menyatakan sangat menarik, sukses dan bahkan spektakuler, karena

didukung oleh persiapan panitia yang cukup matang, penataan stand

ekspose yang terkesan artistik, disamping pengamanan yang cukup

memadai serta banyaknya pengunjung yang antusias, mulai hari pertama

sampai hari terakhir pelaksanaan ekspose. Harapan dari pengisi stand

ekspose berdasarkan jajak pendapat adalah antara lain agar kegiatan

ekspose ini bisa diadakan setiap tahun atau bila memungkinkan kegiatan

ekspose ini diperpanjang waktunya sampai lima hari. Hal ini didasarkan

pada tingginya animo pengunjung serta terjadinya transaksi yang cukup

memuaskan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung,

sehingga produk-produk dari beberapa stand ekspose menuai keuntungan

yang cukup menggembirakan. Kegiatan ekspose teknologi pertanian ini

ternyata memberikan dampak yang cukup luas, yaitu secara tidak

langsung terjadi alih teknologi bagi masyarakat/pengguna, serta

umpanbalik dari beberapa instansi pemerintah maupun masyarakat

Page 64: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

54

agribisnis di Jawa Timur kepada BPTP Jawa Timur untuk penyempurnaan

program-program pengkajian di waktu-waktu mendatang. Pihak swasta

dan instansi Dinas banyak yang ingin meniru dan belajar dari BPTP Jawa

Timur, terutama seberapa jauh persiapan yang telah dilakukan termasuk

promosi dalam mengerahkan para pengunjung, teknik penataan stand

ekspose agar terkesan artistik, serta bagaimana mengemas

kegiatan/acara agar selalu meriah sehingga dapat menarik pengunjung

sebanyak-banyaknya. Beberapa instansi pemerintah maupun swasta yang

mempunyai rencana untuk melaksanakan ekspose yang sama, telah

menghubungi BPTP Jawa Timur untuk berkonsultasi, dan bahkan

mengharapkan pihak BPTP Jawa Timur juga ikut berpartisipasi dalam

mengisi stand ekspose nantinya.

2.14.2. Temu Informasi Teknologi Pertanian

Keberhasilan transfer teknologi ke petani pengguna, salah satunya

ditentukan oleh kelancaran arus informasi teknologi pertanian, disamping

dukungan dari Dinas/Instansi serta pihak-pihak yang terkait. Untuk mengatasi

lemahnya komunikasi dan arus informasi dintaranya para peneliti penyuluh,

Dinas\Instansi dan pihak-pihak terkait lainnya, diperlukan suatu forum guna

mewadahinya. Salah satu forum yang efektif untuk mengatasinya adalah kegiatan

Temu Informasi Teknologi Pertanian dimana para peserta dapat berkomunikasii

dua arah untuk menyamakan persepsi, visi dan misi dalam mengembangkan

serta menyebarkan teknologi yang telah direkomendasikan. Dalam rangka

peringatan sewindu BPTP Jawa Timur kegiatan temu informasi teknologi

menggelar berbagai hasil-hasil pengkajian yang telah dilakukan dan

direkomendasikan untuk diterapkan. Dengan demikian upaya peningkatan

kesejahteraan petani melalui penerapan paket-paket teknologi berbagai

komoditas unggulan spesifik lokasi yang telah direkomendasikan, bukan hal yang

mustahil untuk menjadi kenyataan.

Page 65: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

55

2.14.3. Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian

Kelancaran proses alih teknologi ke pengguna dipengaruhi oleh banyak

faktor, salah satunya terbatasnya media untuk menyampaikan teknologi baru

tersebut ke pengguna Media komunikasi yang dapat memperlancar proses alih

teknologi dan umpan balik berjalan lebih efektif dan efisien, salah satunya adalah

kegiatan adalah Temu Aplikasi Teknologi Pertanian. Melalui kegiatan tersebut,

selain teknologi baru yang ada dapat diterima langsung oleh pengguna,

permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi petani dapat dipecahkan

melalui kegiatan tersebut. Terciptanya hubungan keterkaitan Laboratorium

Diseminasi Wonocolo dengan pejabat dan penyuluh dinas lingkup pertanian dan

Dinas/Instansi terkait lainnya di daerah dalam suatu sistem yang

berkesinambungan, dapat mempercepat dan mempermudah sampainya teknologi

ke pengguna, serta diperolehnya umpan balik yang lebih efektif dan efisien.

Disamping itu BPTP Jawa Timur memperoleh bahan untuk penyempurnaan

penelitian dan pengkajian selanjutnya.

2.15. TEMATIK

2.15.1. Uji Galur Harapan dan Observasi Hasil Persilangan Beberapa Galur Melon“ Uji Hasil Calon Varietas Unggul Melon

Salah satu sarana produksi utama dalam pengembangan melonadalah

benih, dan selama ini sangat tergantung pasokan dari impor hibrida yang

harganya relatif mahal. Sementara itu perbenihan melon di Indonesia belum

tertangani. Untuk itulah maka dilakukan usaha pemurnian varietas-varietas yang

telah berkembang agar diperoleh galur-galur murni. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mendapatkan varietas unggul F1 melon dengan luaran berupa karakter

unggul F 1 melon. Pemurnian galur melon yang dilakukan di Kebun Percobaan

BPTP Jawa Timur di Karangploso, Malang sampai dengan tahun 2002 telah

sampai pada keturunan ke tujuh. Masing-masing galur yang diperoleh

menunjukkan adanya perbedaan karakter, baik dalam bentuk dan ukuran buah,

keberadaan jala, warna dan kekerasan daging. Di sentra produksi, varietas

melon yang dikembangkan terutama varietas Action dengan jala halus dan rapat,

Page 66: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

56

varietas lainnya adalah Glamour dan Monami yang berdaging oranye. Beberapa

galur yang menunjukkan keseragaman mempunyai karakter yang mirip dengan

karakter melon yang telah berkembang. Hasil observasi pendahuluan

persilangan beberapa galur menunjukkan adanya pewarisan dan penggabungan

sifat-sifat dari induk yang dipersilanglan. Beberapa galur terpilih adalah 7.1.2.A,

7.1.2.B, dan 7.1.3.9.

Untuk memperbaiki karakter –karakter yang diinginkan dan untuk

mengetahui lebih jauh sifat –sifat pewarisan perlu dilakukan persilangan antar

galur dan uji daya hasil pada agroekologi di sentra produksinya. Penelitian

dilakukan dengan melakukan persilangan secara bolak-balik. Uji persilangan

dilakukan di kebun BPTP Jawa Timur-Karangploso-Malang, sedangkan uji hasil

persilangan dilakukan di lahan petani di desa Dadung, kecamatan Gondang

kabupaten Nganjuk. Hasil analisis ragam DGU (Daya Gabung Umum), DGK

(Daya Gabung Khusus) dan persilangan kebalikan untuk jumlah biji bernas/buah,

berat 100 biji dan daya tumbuh tidak memperlihatkan adanya daya gabung

khusus yang berbeda nyata. Yang memperlihatkan perbedaan adalah daya

gabung umum dan kebalikannya.

Daya gabung umum ketiga parameter yang diamati, menunjukkan DGU

P2 positif untuk jumlah biji bernas, DGU P1 positif untuk daya tumbuh, sedang

DGU P3 nilainya negatif untuk ketiga parameter. Pewarisan jala pada buah

melon sangat ditentukan oleh induk jantan, dengan demikian pada program

pemuliaan untuk memenuhi melon berjala harus memiliki galur yang berjala

sempurna. Gambaran pewarisan besar buah , tampaknya sangat ditentukan oleh

besar buah induk betina. Pewarisan warna daging buah terlihat jelas bila buah

berdaging merah (oranye) disilangkan baik sebagai induk betina maupun jantan

maka keturunannya akan berdaging oranye. Pewarisan warna daging buah

tersebut belum diketahui secara pasti apakah secara dominan atau karena sifat

epistasis.

Page 67: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

57

2.15.2. Pengaruh Pupuk NPK Phonska Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah

Pemberian unsur hara N,P, dan K sangat diperlukan bagi pertumbuhan

tanaman, oleh karena itu untuk mengetahui pengaruh pupuk NPK Phonska

terhadap pertumbuhan dan hasil cabai besar, telah dilakukan pengujian lapang di

desa Ngijo, Karangploso Malang pada bulan Juni 2003 sampai Oktober 2003.

Varietas yang digunakan adalah Hot Sun ditanam dengan jarak tanam 50 cm x

50 cm. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok 3 kali ulangan,

dengan 9 perlakuan pemupukan + kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pupuk NPK Phonska dapat memacu pertumbuhan dan hasil tanaman cabai

besar. Pemupukan NPK Phonska diikuti ZA dapat meningkatkan produktivitas

cabai besar yang hasilnya setara dengan pemupukan tunggal pada dosis N,P,

dan K yang sama. Pada tanah tingkat kesuburan sedang pemberian 1.100 kg

NPK Phonska + 917 ZA kg/ha dapat memberikan produksi cabai besar secara

maksimum dan meningkatkan hasil 94,9% dari tanpa pemupukan. Apabila harga

pupuk NPK Phonska Rp. 1.700,-/kg dan harga cabai besar Rp.3.000,- /ha

keuntungan maksimum dicapai dengan pemupukan 1.050 kg NPK Phonska +

875 ZA kg/ha.

2.15.3. Pengkajian Sistem Usahatani Berbasis Temulawak, Kunyit dan Kencur di Lahan Pekarangan

Saat ini pemanfaatan pekarangan di Kabupaten Trenggalek masih belum

optimal. Lahan pekarangan dapat dioptimalkan pemanfaatannya sebagai

komponen penambah pendapatan keluarga dengan membudidayakan tanaman

obat yang mempunyai prospek di pasar dalam dan luar negeri. Pengkajian

bertujuan untuk mendapatkan rakitan teknologi sistem usahatani temulawak.,

kunyit dan kencur di pekarangan spesifik lokasi di Kabupaten Trenggalek yang

mampu meningkatkan produktivitas temulawak, kunyit dan kencur di pekarangan

dan mengkomunikasikan hasil litkaji tersebut kepada petani atau kelompok tani.

Dilaksanakan di desa Jombok, kecamatan Pule, kabupaten Trenggalek yang

termasuk ekoregion lahan kering dataran tinggi (III.ay), pada bulan Januari

sampai Desember 2002, penanaman dilaksanakan pada musim hujan

Page 68: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

58

(Desember 2002). Pengkajian terdiri dari 3 macam rakitan teknologi antara lain :

Rakitan Teknologi usahatani Anjuran, Rakitan Teknologi usahatani Partisipatif

dan Rakitan Teknologi usahatani Petani (Tabel 1). Rakitan Teknologi Anjuran

Rancangan yang digunakan adalah Acak Kelompok dengan 8 petani kooperator

sebagai ulangan/blok. Pengamatan meliputi: komponen pertumbuhan vegetatif,

generatif dan data sosial ekonomi. Analisa data secara sidik ragam dan untuk

mengetahui tingkat keuntungan dari rakitan paket teknologi yang dikaji digunakan

analisis input-output dan R/C ratio. Di samping itu, dikumpulkan pula data

keadaan sosial ekonomi petani setempat dengan metode Parsipatory Rural

Apraisal (PRA) yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya bio-fisik dan

data sekunder lainnya. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa: persentase

tumbuh, tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang pada umur 1 bulan

setelah tanam dari ke tiga rakitan teknologi usahatani berbasis temulawak, kunyit

dan kencur masih memberikan hasil yang sama. Pertumbuhan vegetatif

temulawak, kunyit dan kencur pada rakitan teknologi Anjuran menunjukkan

peningkatan yang nyata dibandingkan kedua rakitan teknologi yang lain pada

umur 3 bulan. Pertumbuhan vegetatif maupun generatif kencur di desa Jombok

dengan ketinggian 720 m dpl tidak sebaik temulawak maupun kunyit. Produksi

per petak temulawak (47,46 kg), kunyit (62,25 kg) dan kencur (16,79 kg)

meningkat secara nyata pada perlakuan Rakitan teknologi Anjuran dengan R/C

ratio masing-masing 1,64 ; 2,99 dan 1,02. Respon petani di desa Jombok

kabupaten Trenggalek sangat mengharapkan adanya ikatan pasar/ konsumen

pengguna untuk memanfaatkan hasil pekarangan berupa simplisia temulawak,

kunyit dan kencur. Disamping itu proses olahan lanjutan menjadi bahan baku

obat perlu pengkajian lebih lanjut.

2.15.4. Uji Preferensi Kutu Daun Aphid (Macrochypum Rosae L) (Homoptera : Aphidiodae) Pada Beberapa Varietas Mawar

Serangan kutu daun aphid Macrochyphum rosae L pada tanaman mawar

di sentra produksi desa Karangnongko-Kecamatan Poncokusomo sudah

merugikan petani mawar karena sudah merusak kuntum bunga hingga

menimbulkan kerusakan lebih dari 15% sehingga petani mawar merasa

Page 69: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

59

kehilangan hasil sekitar Rp 91.300,-setiap kali panen per hektar. Penelitian

bertujuan untuk mengetahui tingkat preferensi kutu daun aphid terhadap

beberapa varietas mawar pada ekoregion dataran tinggi kering telah dilakukan

pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2002. Rancangan yang digunakan

adalah rancangan acak kelompok (RAK), perlakuan terdiri dari 9 varietas yaitu :

1. Tineke. 2. Akito. 3. Grand Gala. 4. Black Magic. 5. First Lady. 6. Kiss. 7.

Confeti. 8. Pergiwo dan 9. Pergiwati., masing-masing perlakuan diulang 3 kali.

Kriteria tingkat preferensi kutu daun aphid terhadap beberapa varietas mawar

didasarkan pada rata-rata (X) populasi kutu daun dan simpangan baku (SD).

Kemudian dimasukkan dalam kriteria preferensi menurut Chiang dan Talekar.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kutu daun aphid Macrocyphum

rosae sangat preferen terhadap varietas mawar Grand Gala dan preferen pada

varietas Confeti yaitu masing-masing dengan jumlah populasi sebanyak 157,75

ekor dan 88,75 ekor per tanaman, sedangkan varietas yang lainnya termasuk

kategori kurang preferen. Terdapat korelasi positif nyata antara tinggi tanaman

dengan jmulah populasi aphid yaitu r = 0,782 dengan persamaan penduga Y =

3,86 + 0,13 x. dan jumlah daun dengan jumlah populasi aphid yaitu r = 0,785

dengan persamaan penduga Y = 2,048 + 0,096 x

2.15.5. Reduksi Emisi Metana pada Lahan Sawah Tadah Hujan dengan Teknologi Pengolahan Tanah, Penggunaan Varietas Padi, dan Bahan Organik.

Periode oksidatif yang lebih lama pada lahan sawah tadah hujan tentunya

berperan terhadap pola emisi metana. Tingkat emisi metana secara kuantitatif

dan pola emisi metana di lahan sawah tadah hujan belum banyak diketahui.

Diperlukan teknologi pengelolaan tanah pada lahan sawah tadah hujan yang

dapat menghasilkan produksi optimal, di sisi lain dapat memitigasi emisi metana,

untuk mendukung sistem produksi padi sawah tadah hujan yang berwawasan

lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut, dilakukan penelitian di lahan

sawah tadah hujan Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian Jakenan,

Pati, Jawa Tengah, dimulai November 2001 sampai September 2002. Pola tanam

yang digunakan adalah pola tanam eksisting padi gogorancah - padi walik jerami.

Page 70: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

60

Digunakan rancangan percobaan Petak-Petak Terbagi; petak utama adalah olah

tanah minimum dan olah tanah sempurna, anak petak: varietas (Way rarem,

Limboto, IR-64), dan anak-anak petak adalah jenis bahan organik (jerami, pupuk

kandang, tanpa bahan organik). Contoh gas tiap petak percobaan diambil 2

minggu sekali pada jam 10.00 sampai 13.00 WIB, dengan menggunakan boks

fleksiglas; dianalisis dengan kromatografi gas Shimadzu GC-8A yang dilengkapi

2-FID dan integrator model C-R6A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi

metana tertinggi di lahan sawah tadah hujan akibat dari pengolahan tanah

sempurna dengan 5 t ha-1 pupuk kandang yang ditanami padi IR-64 yaitu

sebesar 246,29 kg ha-1 musim-1dengan tingkat produktivitas sebesar 4,0 ton GKG

ha-1, sedangkan emisi metana terendah pada perlakuan tanah dengan olah tanah

minimum tanpa penambahan bahan organik dan penanaman padi varietas Way

Rarem (125,20 kg ha-1musim-1)dengan produktivitas sebesar 2,68 4,0 ton GKG

ha-1. Pengolahan tanah minimum mampu mereduksi emisi metana sebesar

sebesar 14,19 % dibanding olah tanah sempurna.

2.15.6. Kajian Pertumbuhan Varietas Apel Calon Unggulan di Lokasi Sentra Produksi

Varietas apel Manalagi, Rome Beauty, Anna dan Princes Noble sudah

lama dibudidayakan petani dan mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Berdasar

kemampuan dan permintaan pasar, petani sudah biasa mengganti varietas lama

dengan varietas baru melalui cara interstam atau top working bertahap. Tujuan

pengkajian ini adalah untuk mendapatkan varietas unggul baru spesifik lokasi.

Pengkajian dilakukan pada bulan Juni 2003 s/d Pebruari 2004 di lahan kering

milik petani di daerah Pujon (± 1200 m dml), Nongkojajar (± 1000 m dml) dan

Poncokusumo (± 800 m dml), varietas yang dikaji adalah Braeburn, Imperial Gala,

Pommiers Anna, Red Fuji, Zoete Pipeling, Zoete Paradys dan Double Zoete.

Varietas Manalagi sebagai pohon interstem, disetiap lokasi menggunakan

Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Pada periode I ini masih sebatas

pertumbuhan vegetatif, hasil sementara yang didapat adalah; Varietas yang

diduga mempunyai adaptasi luas adalah Imperial Gala dan Pommiers Anna,

varietas yang adaptasinya sebatas ketinggian ± 800 m dml adalah Zoete Paradys

Page 71: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

61

dan Double Zoete sedangkan tiga varietas (Braeburn Red Fuji, Zoete Pipeling )

masih belum jelas. Umur panen buah Imperial Gala, Pommiers Anna dan Double

Zoete lebih awal/genjah ± ½ - 1 bln dibanding Rome Beauty.

2.15.7. Peluang dan Kendala Pengembangan Alat Tanam Benih Langsung Pada Usahatani Padi di Lahan Sawah Tambak Kabupaten Lamongan

Penelitian ini dilakukan di wilayah lahan sawah tambak di kabupaten

Lamongan pada bulan Juli – September 2003 dengan metode survei. Penelitian

bertujuan untuk memperoleh tentang; (1) informasi sistem tanam padi di lahan

sawah tambak dan (2) informasi peluang dan kendala pengembangan alat tanam

benih langsung (atabela) pada usahatani padi di lahan sawah tambak. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sistem padi di lahan sawah tambak di kabuapten

Lamongan ada dua macam yaitu (1) sistem tanam benih langsung menggunakan

alat (atabela) dan (2) sistem tanam pindah atau tapin. Usahatani padi dengan

sistem atabela lebih menghemat tenaga kerja bila dibandingkan dengan sistem

tapin, sehingga dapat menghemat biaya produksi. Keuntungan lain dari usahatani

padi sistem atabela adalah produktivitas hasil dan efisiensi usahataninya yang

diperoleh lebih tinggi bila dibandingkan dengan sistem tapin. Usahatani padi

dengan sistem atabela di lahan sawah tambah di kabupaten Lamongan

mempunyai peluang untuk dikembangkan dan merupakan alternatif untuk

mengatasi kelangkaan serta mahalnya upah tenaga kerja. Peluang

pengembangan sistem atabela ini dapat dilihat dari beberapa faktor yang

mendukungnya, yaitu (1) air mudah diatur, (2) petakan sawah cukup lebar serta

topografi datar, (3) gulma tidak menjadi masalah, (4) tenaga kerja langka dan

mahal serta (5) tersedianya alat tanam yang nyaman sesuai dengan keinginan

petani. Kendala dalam pengembangan usahatani padi di lahan sawah tambak

dengan sistem atebala adalah (1) pengolahan tanah, (2) jika saat tanam turun

hujan, (3) kualitas benih dan (4) pengaturan air pada saat tanam. Untuk

menghindari kegagalan dalam program pengembangan usahatani padi dengan

sistem atabela di lahan sawah tambak, maka kendala tersebut harus diperhatian

serta disosialisasikan kepada petani.

Page 72: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

62

2.15.8. Kajian Dampak Penyebaran Varietas Unggul Padi Kalimas dan Bodoyudo di Kabupaten Tuban

Varietas unggul padi Kalimas dan Bondoyudo merupakan salah satu hasil

pengkajian BPTP Jawa Timur, yang secara resmi telah dilepas pada tahun 2000.

Kedua varietas tersebut pada saat ini telah tersebar di beberapa wilayah

kabupaten di Jawa Timur, yang terluas terdapat di kabupaten Tuban. Kajian ini

bertujuan untuk memperoleh informasi dampak penyebaran varietas Kalimas dan

Bondoyudo terhadap jumlah petani adopter, luas sebaran, produktivitas dan

pendapatan usahatani padi di kabupaten Tuban. Pengkajian menggunakan

metode Rapid Rural Appraisal (RRA), dimana topik dan subtopiknya yang telah

dipersiapkan sebelumnya digunakan sebagai pedoman dalam wawancara semi

struktural terhadap responden. Disamping itu juga dilakukan pengamatan lapang

dan penggunaan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pertanian setempat.

Responden yang diwancarai, meliputi petugas lapang dan kelompok tani yang

dilakukan pada bulan Juli – September 2003. Hasil kajian menunjukkan bahwa

penyebaran kedua varietas padi tersebut di kabupaten Tuban, pada musim hujan

2002/2003 telah mencapai 1.538 ha (Kalimas) dan 1.718 ha (Bondoyudo). Kedua

varietas tersebut pada saat itu telah diadopsi oleh petani sebanyak 3.076 orang

(Kalimas) dan 3.436 orang (Bondoyudo). Dalam musim tersebut dampak

produksi fisik yang telah mencapai 11.227 kw GKP (Kalimas) dan 5.998 kw GKP

(Bondoyuddo), dengan dampak bersih senilai Rp 1,3 milyard (Kalimas) dan Rp

1,8 milyard (Bondoyudo). Permasalahan yang ada dalam penyebaran kedua

varietas tersebut adalah terbatasnya benih pada saat petani membutuhkan.

Berdasarkan hal tersebut, disarankan perlu penyediaan benih dikolasi petani

membutuhkan dalam jumlah yang mencukupi serta harga yang layak. Sedangkan

di wilayah endemi penyakit Tungro, petani belum banyak mengenalnya, padahal

kedua varietas tersebut tahan terhadap penyakit Tungro. Untuk itu perlu adanya

pengenalan kedua varietas melalui kegiatan diseminasi.

Page 73: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

63

2.15.9. Pengkajian Aplikasi PHT Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Petani Kopi

Salah satu penyebab rendahnya produktivitas dan mutu kopi petani

adalah adanya serangan hama-penyakit. Untuk mengatasi serangan hama dan

penyakitdibutuhkan aplikasi kombinasi komponen PHT yang fefektif

mengendalikan hama-penyakit serta mudah dipahami dan diterapkan oleh petani.

Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui hasil uji aplikasi komponen PHT untuk

mengendalikan jasad pengganggu utama dan dapat meningkatkan produktivitas

dan pendapatan petani kopi. Pengkajian ini dilakukan pada tanaman kopi umur 6

– 7 tahun di lahan petani di desa Kemiri (670 m dpl), kecamatan Jabung,

kabupaten Malang pada bulan Januari – Desember 2003, melalui percobaan

lapang. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok, terdiri

dari 2 perlakuan kombonasi komponen PHT (PHT-1 dan PHT-2), ditambah satu

perlakuan cara petani, diulang 10 kali. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa

aplikasi perlakuan kombinasi komponen PHT yang diuji yaitu: (1) PHT-1 (kultur

teknis, interkroping dengan tagetes, aplikasi larutan bubur bordo) dan (2) PHT-2

(kultur teknis, interkroping dengan tagetes, aplikasi larutan biji mahoni), efektif

menekan serangan karat daun, menekan populasi nematoda parasit Pratylenchus

sp. dan Radopholus sp., menyebabkan keragaan tanaman yang lebih subur dan

meningkatkan produksi biji kopi basah 2,67 – 2,88 kali lebih tinggi dibandingkan

cara petani setempat. Pada saa pengkajian dilakukan, aplikasi PHT-1 maupun

PHT-2 belum dapatt meningkatkan pendapattan karena harga biji kopi rendah

(Rp.1.750,-/kg) dan lebih dikarenakan hasil biji kopi basah dalam kawasan

pertanaman kopi kurang dari 1 ton. Jika lahan kopi arabika petani dalam satu

kawasan, hasil biji kopi basah lebih dari 1 ton maka harga jual lebih inggi yaitu

Rp.2.500,-/kg. Pada kondisi demikian penerapan PHT-1 maupun PHT-2 akan

meningkatkan pendapatan masing-masing sebesar Rp.1.818.860,-/ha dan

Rp.1.332.660,-/ha dibandingkan dengan cara petani setempat. Disarankan pada

petani kopi untuk menanam jenis arabika pada kawasan yang lebih luas.

Page 74: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

64

BAB III MANAJEMEN BALAI

3.1. Struktur Organisasi

Dalam tahun 2001, struktur organisasi BPTP Jawa Timur menurut SK

Mentan Nomor 798/Kpts/OT.210/12/94, mengalami sedikit perubahan dengan

terbitnya SK Mentan terbaru, No.: 350/Kpts/OT.210/6/2001, Kepala Balai dalam

pelaksanaan tugasnya sehari-hari secara formal dibantu oleh dua orang pejabat

eselon empat yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Pelayanan

Teknik, serta dibantu Kelompok Penelitian dan Jabatan Fungsional lain. Namun

demikian, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dengan Surat Keputusan Kepala

Balai, Sub Bag. Tata Usaha dibantu oleh dua orang Kepala Urusan, yaitu Kepala

Urusan Kepegawaian dan Rumah Tangga, dan Kepala Urusan Keuangan dan

Rencana kerja, sedangkan Seksi Pelayanan Teknik dalam melaksanakan

tugasnya dibantu oleh dua Sub Seksi, yaitu Sub Seksi Kerjasama dan Informasi,

serta Sub Seksi Sarana. Bagan struktur organisasi BPTP Jawa Timur, sesuai SK

Menteri Pertanian terbaru di sajikan pada diagram berikut ini.

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi BPTP

KEPALA BALAI

KASUB BAG.

TATA USAHA

KELOMPOK PENELITI & JABATAN FUNGSIONAL

LAIN

KASIE PELAYANAN

TEKNIK

Page 75: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

65

3.2. Manajemen

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Kepala Balai dibantu oleh Kepala

Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi, Kepala Urusan, dan Pejabat Fungsional

dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi di lingkup

masing-masing dan antar satuan organisasi di BPTP maupun dengan instansi-

instansi mitra kerja BPTP Jawa Timur.

Setiap pemimpin/kepala satuan organisasi di lingkup BPTP Jawa Timur

bertugas memimpin, mengkoordinasi, memberi bimbingan/ petunjuk pelaksanaan

tugas bawahannya dan tanggung jawab langsung kepada atasannya masing-

masing. Dalam melaksanakan tugasnya masing-masing kepala satuan organisasi di

BPTP berpedoman pada keputusan dan kebijaksanaan Departemen Pertanian,

Badan Litbang Pertanian dan Kepala BPTP Jawa Timur.

Untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan tercapainya sasaran Balai,

sesuai dengan ketentuan Badan Litbang Pertanian dibentuk empat kelompok

fungsional yaitu: Kelompok Fungsional Sumberdaya, Pasca Panen, Budidaya dan

Sosial Ekonomi. Masing-masing kelompok diketuai oleh seorang ketua, sesuai

ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kepala Badan Litbang Pertanian.

Dalam perjalanan selama tahun 2003, BPTP Jawa Timur dalam menangani

kegiatan proyek dibantu oleh wakil atasan langsung sehari-hari, dalam hal ini

adalah Kepala IPPTP yang bersangkutan. Dalam menangani kegiatan yang

dibiayai oleh dana Rutin, Kepala Balai dibantu oleh Kasubag Tata Usaha.

Page 76: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

66

Tabel 1 Nama Pejabat Struktural, Ketua Kelompok Pengkajian dan Kepala Unit Kerja Lingkup BPTP Jawa Timur.

No Nama/NIP Jabatan

PEJABAT STRUKTURAL

1. Dr. Suyamto (080 037 650)

Kepala Balai

2. Dra. Iffah Irsjadina (080 091 147)

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Ir. Heru Samekto (080 071 234)

Urusan Keuangan

Satiman (080 052 138)

Urusan Kepegawaian

3. Dra. Endang Widajati (080 110 181)

Kepala Seksi Pelayanan Teknik

Dra. Y u l f a h (080 110 227)

Urusan Informasi & Kerjasama

Iwayan Marka, SH (080 052 794)

Urusan Sarana

KETUA KELOMPOK PENGKAJIAN

1. Ir. Sukarno Roesmarkam, MS (080 056 142)

Ketua Kelji Sumberdaya

2. Dr. M. Soleh (080 040 492)

Ketua Kelji Budidaya

3. Ir. Pudji Santoso, MS (080 053 325)

Ketua Kelji Sosial Ekonomi

4. Dr. Suhardjo (080 057 047)

Ketua Kelji Pasca Panen

KEPALA UNIT KERJA LINGKUP BPTP JATIM

1. Ir. Anang Muhariyanto (080 065 970)

Kepala Lab. Diseminasi Wonocolo

2. Ir. Gatot Kustiono (080 066 907)

Kepala Kebun Mojosari

3. Martono (080 027 208)

Kepala Kebun Karangploso

Untuk mengoptimalkan sumberdaya peneliti, sumberdaya lahan dan

alam yang bervariasi dan terpencar dilakukan monitoring dan evaluasi secara

berkesinambungan dan apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan dapat

segera diluruskan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Monitoring dan

Evaluasi dilakukan pada berbagai bentuk tingkat unit kerja dengan terpola dan

dikoordinir oleh Kepala BPTP.

3.3.KETATA USAHAAN BALAI

3.3.1. Kepegawaian

3.3.1.1. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Golongan Kepangkatan

Sumberdaya manusia di seluruh unit kerja BPTP Jawa Timur per 31

Desember 2002, total berjumlah 243 orang, terdiri dari 192… orang PNS dan 51

orang tenaga honorer. Jumlah tenaga honorer yang cukup banyak merupakan

Page 77: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

67

masalah yang berat mengingat terbatasnya kesempatan pengangkatan.

Pegawai Negeri Sipil berdasarkan golongan di lingkup BPTP Jawa Timur

terbanyak adalah golongan III (100 orang), kemudian diikuti oleh golongan II (45

orang), golongan I (14 orang) dan golongan IV (33 orang) Tabel 75.

Tabel 2. Keragaan PNS berdasarkan Golongan dan Pendidikan

Sumber : SIMPEG-BPTP Jawa Timur - 2003

3.3.1.2. Tenaga Honorer Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Penyebaran tenaga honorer di unit kerja lingkup BPTP Jawa Timur total

53 orang, yang terdiri dari 28 lulusan SD dan SMP, dan 64 orang lulusan SLTA

(Tabel 3). Masa kerja sebagai tenaga honorer berkisar dari 1 tahun sampai

dengan 15 tahun. Dengan adanya kebijaksanaan kepegawaian “Minus Growth”

maka kesempatan untuk diangkat menjadi PNS kecil sekali.

Tabel 3. Penyebaran Tenaga Honorer menurut Tingkat Pendidikan di Lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2002.

No. Unit Kerja Tingkat Pendidikan

S1 SM SLTA SLTP SD TTSD Jumlah

1. BPTP Jawa Timur 6 1 14 5 4 - 30

2. IPPTP Mojosari 1 - 7 1 4 - 13

3. IPPTP Wonocolo 1 - 5 4 - - 9 Keterangan TTSD = Tidak Tamat Sekolah Dasar

3.3.1.3. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Jabatan Fungsional

Sebaran pegawai menurut jenis jabatan fungsional di unit kerja lingkup

BPTP Jawa Timur, terbanyak adalah administrasi 123 orang, kemudian diikuti

peneliti 68 orang, tenaga teknisi Non Klas sebanyak 15 orang, dan teknisi

litkayasa 87 orang (Tabel 4).

Sebaran pegawai menurut jenjang fungsional (Tabel 4), dari peneliti, 68

orang telah memiliki jenjang fungsional peneliti, sebagian besar (33 orang)

penyuluh sudah memiliki fungsional, sebanyak 87 orang teknisi mempunyai

fungsional teknisi dan 36 orang belum memiliki jenjang fungsional. Sementara

Golongan Jumlah

I 14 orang

II 41 orang

III 94 orang

IV 36 orang

Total 185 orang

Page 78: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

68

itu, sebaran jenjang fungsional peneliti, penyuluh teknisi litkayasa dan

pustakawan seperti terlihat pada (Tabel 5).

Tabel 4. Keragaan SDM di BPTP Jawa Timur

No Unit Kerja Peneliti Penyu

luh Litka-yasa

Pusta kawan

Administrasi Honorer

1. BPTP Jawa Timur 53 4 17 1 33 30 2. K.P. Mojosari 1 - 17 - 6 13

3. Lab. Dis. Wonocolo

1 18 - 1 33 9

Tabel 5. Jumlah pegawai menurut jabatan fungsional di lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2003.

No Jabatan Fungsional Jumlah

Peneliti 1. Ahli Peneliti Utama 2 2. Ahli Peneliti Madya 2 3. Ahli Peneliti Muda 6 4. Peneliti Madya 7 5. Peneliti Muda 7 6. Ajun Peneliti Madya 6 7. Ajun Peneliti Muda 7 8. Asisten Peneliti Madya 3 9. Asisten Peneliti Muda 4 10. Peneliti Non Klasifikasi 9

Jumlah 53

Penyuluh 1. Penyuluh Pertanian Utama 1 2. Penyuluh Pertanian Madya 11 3. Penyuluh Pertanian Muda 8 4. Penyuluh Pertanian Pratama 1 5. Penyuluh Pertanian Non Klasifikasi 1

Jumlah 22

Teknisi Litkayasa 1. Teknisi Litkayasa Penyelia 1 2. Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan 2 3. Teknisi Litkayasa Pelaksana 4 4. Teknisi Litkayasa Pemula - 5. Teknisi Litkayasa Non Klas 21 Jumlah 28 Pustakawan

1. Pustakawan 1 2. Ajun Pustakawan 1

Jumlah 2

*) Data kepegawaian Per 31 Desember 2003.

Page 79: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

69

3.3.2. Rumah Tangga

Fasilitas BPTP Jawa Timur tersebar di 3 lokasi sesuai dengan unit kerja

yang ada.

3.3.2.1. Luas dan Pemanfaatan Lahan

BPTP Jawa Timur memiliki lahan, tersebar di 3 unit kerja lingkup BPTP

Jatim, yang luas bervariasi (Tabel 6). Lahan yang paling luas adalah di IPPTP

Mojosari seluas 30 ha, dan lahan yang paling sempit seluas 0,4 ha di IPPTP

Wonocolo.

Tabel 6. Luas dan pemanfaatan lahan pada seluruh unit kerja lingkup BPTP Jawa Timur, per 31 Desember 2003.

No Unit Kerja/IPPTP Luas lahan (ha)

Bangunan

(m2)

Empla semen (m2)

Peru mahan (m2)

Sawah (ha)

Tegal (ha)

Kolam/bak (m2)

Lapangan

(m2)

Tanaman Koleksi

(ha)

1. BPTP Jawa Timur 8 6.446 10.919 550 1 5 250/100 - 5,5 2. KP Mojosari 30 7.093,83 9980 794 25 - - - - 4. Lab. Dis. Wonocolo 0,4 1.309,75 280 974 - - - - - Keterangan: bila ada

3.3.2.2. Keadaan Bangunan dan Pemanfaatan

Luas lahan yang digunakan untuk bangunan terdiri dari ruang kerja,

ruang rapat, perpustakaan, laboratorium, rumah kasa/kaca, bengkel, gudang,

asrama/mess, ruang tamu, garasi, kandang, kantin dan mushola (Tabel 7).

Tabel 7. Luas Bangunan dan pemanfaatannya di lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2003

No Unit Kerja/IPPTP

R. Kerja (m2)

Perpus takaan (m2)

Ruang. pertemuan

(m2)

Lab (m2)

Ruang. Kaca/ kasa

Gudang (m2)

Mess (m2)

Kan dang (m2)

Gara ge

(m2)

R. Dinas (m2)

R Jabatan

(m2)

Tempat Cuci (m2)

Lain-Lain (m2)

1. BPTP Jawa Timur 1141 120 365 915 90/ 230

105 110 - 240 110 120 14 1286

2. K.P. Mojosari 110,72 12 60 - - 705,98 372 254 114 215,70 -

4. ILab. Dis. Wonocolo

460 70 450 - - 80 504 - 36 703,25 -

Keterangan pada kolom lain-lain : Ruang Kantin 60 m

2

Ruang tamu/tunggu 244 m2

Lantai jemur 420 m2

Gedung Klinik Agribisnis 60 m2

Work Shop Pasca Panen 60 m2

Bengkel 121 m2

Masjid 165 m2

MCK 156 m2

Page 80: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

70

3.3.2.3. Sarana Mobilitas

Sarana mobilitas di BPTP Jawa Timur dirasakan sangat terbatas.

Kendaraan yang adapun rata-rata sudah tua sehingga biaya operasionalnya

cukup tinggi. Dengan jumlah kendaraan yang ada (Tabel 8), belum mampu

mendukung tugas pokok dan fungsi BPTP Jawa Timur yang cakupan tugasnya

sangat luas.

Tabel 8 Jumlah dan Keberadaan Kendaraan roda 2 dan roda 4 pada unit BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2003.

No. Unit Kerja Kendaraan roda 2 (unit) Kendaraan roda 4 (unit)

1. BPTP Jawa Timur 13 9 2. Lab. Dis. Wonocolo 1 2 4. KP Mojosari 1 1

3.3.2.4. Tambahan Peralatan Perkantoran

Pengadaan peralatan perkantoran terutama dari anggaran rutin, dan

Proyek pada Tahun Anggaran 2003, diutamakan untuk melengkapi Kantor

Pusat BPTP Jawa Timur (Tabel 9).

Tabel 9. Penambahan Peralatan Kantor di Lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2003 (Proyek PAATP)

No Nama/Jenis Barang BPTP (unit/buah)

IPPTP Mojosari (unit/buah)

IPPTP Wonocolo (unit/buah)

1 Alat Pengering 2 - -

2 Alat Penyawut 2 - -

3 Alat Pengepres 2 - -

4 Alat Penggiling 1 - -

5 Vidio Camera 1 - -

6 Computer Editing - - 1

7 Lampu Spot - - 2

8 Tripot Lampu - - 2

9 VHS Player - - 1

10 Bateray cadangan - - 1

11 Groin Moisture Tester 1 - -

12 Timbangan 5 - -

13 Kompresor 1 - -

14 Jigsaw 1 - -

15 Planer 1 - -

16 Circularsow 1 - -

17 Profil 1 - -

18 Bor duduk 1 - -

19 Tavo las 1 - -

20 Mesin Cut ott 1 - -

21 Catok/Paron 1 - -

22 Catok Pipa 1 - -

Page 81: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

71

No Nama/Jenis Barang BPTP

(unit/buah) IPPTP Mojosari

(unit/buah) IPPTP Wonocolo

(unit/buah)

23 Hole Sow 1 - -

24 Gergaji 1 - -

25 Gunting Plat 1 - -

26 Tang buaya 1 - -

27 Totok 4 PC 1 - -

28 Gurinda 1 - -

29 Mata Bor 1 - -

30 Kursi lipat 83 - 23

31 Kursi direktur 25 - 25

32 PABX Extention 16 - -

33 Mic Delegate 2 - -

34 Filling cabinet 2 - 4

35 Almari bahan kimia 2 - -

36 Meja biro 2 - -

37 Meja kerja ½ biro - - 15

38 Rak buku 3 - 2

39 Almari katalok - - 1

40 Meja baca - - 2

41 Sice 2 - 1

42 Kursi tunggu - - 1

43 Rak disply koran - - 2

44 Loker - - 1

45 Meja sidang 4 - 10

46 Meja resepsionis 1 - -

47 Almari peta 1 - -

48 Kursi sidang 4 - -

49 Televisi JVC 14” - - 1

50 Smout Cheps - - 1

51 Video editing tool - - 1

52 Backwall Exhibition Complete

1 - -

3.3.3. Keuangan

3.3.3.1. Sumber Dana

Seluruh kegiatan di BPTP Jawa Timur mendapatkan yang berasal dari :

Anggaran rutin (APBN)

Anggaran proyek PAATP (APBN + Loan)

Anggaran Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Anggaran Rutin pada tahun anggaran 2003 meliputi pembiayaan untuk

pembayaran gaji, tunjangan beras, lembur para karyawan, pengadaan

keperluan sehari-hari dan peralatan kantor, pemeliharaan dan perjalanan dinas.

Page 82: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

72

3.3.3.2. Penetapan Anggaran

Penetapan anggaran Rutin dan Proyek di BPTP Jawa Timur TA. 2003 di

dasarkan pada pelaksanaan tugas dan fungsi Balai, serta tugas dan fungsi

masing-masing unit kerja, demikian pula alokasi anggaran yang bersumber dari

dana lain (Tabel 10).

Tabel 10. Anggaran Berdasarkan Sumber, Jumlah dan Lokasi pada Unit Kerja di Lingkup BPTP Jawa Timur TA. 2003

No. Unit Kerja

Rutin (Rp. 000)

Proyek (Rp. 000)

Kerjasama (Rp. 000)

1. BPTP Jawa Timur 1.690.285.000 3.061.219,9

2. KP Mojosari 594.122.000 9.150

3. Lab. Dis. Wonocolo 1.028.310.000 266.648,1

JUMLAH 3.312.717.000 3.337.018

3.3.3.3. Pelaksanaan Anggaran

Realisasi anggaran TA 2003 seperti yang tersaji pada Tabel 11 .

Tabel 11. Anggaran, realisasi dan sisa anggaran di Lingkup BPTP Jawa Timur TA. 2003

Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Sisa (Rp.)

1. Rutin 3.312.717.000 4.170.465.529 857.748.529

2. PAATP Jatim 3.337.018.000 3.250.892.950 86.125.050

3. Kerjasama swasta 187.250.000 - -

4. APBD-I 508.600.000 - -

3.3.3.4. Realisasi Penerimaan PNBP

Tabel 12. Realisasi Penerimaan PNBP TA 2003 sesuai satuan kerja

No. Satuan Kerja Umum Fungsional

(000) Realisasi

(000)

1. BPTP Jawa Timur 75.819.167 9.646.000 85.465.167

2. Lab. Dis. Wonocolo - 49.770.000 4.977.000

3. KP Mojosari 48.480 11.809.000 11.857.480

Jumlah 75.867.647 26.432.000 102.299.647

3.4. PELAYANAN TEKNIK

3.4.1. Kegiatan Informasi

Kegiatan informasi di BPTP jawa Timur meliputi semua kegiatan yang

berkaitan dengan Diseminasi Hasil Penelitian/Pengkajian melalui berbagai bentuk

pertemuan, pendokumentasian hasil penelitian/pengkajian. Balai, menyajikan

materi informasi dalam bentuk yang dikehendaki (laporan berkala, publikasi,

tercetak dan elektronik layanan internet), dan penyelenggaraan perpustakaan

Page 83: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

73

3.4.1.1. Penyebaran informasi Hasil Penelitian/Pengkajian

Penyebaran informasi dari BPTP Jawa Timur dilakukan melalui media

cetak, elektronika, dan berbagai pertemuan. Penyebar luasan informasi secara

lengkap selama satu tahun terakhir secara ringkas disajikan pada Tabel 13..

Tabel 13. Diseminasi Hasil Penelitian/Pengkajian yang dihasilkan BPTP Jawa Timur TA 2003

Nomor Nama Publikasi Jumlah

(Judul/eksemplar)

A. Pertemuan-Pertemuan

Seminar Lokakarya Temu Informasi Temu Aptek Temu lapang Gelar Teknologi Pelatihan/magang Kunjungan Pembinaan KTNA Pertemuan Tim Teknis Teknologi Pertanian Pertemuan Komisi Teknologi Pertanian

2 - 1 3 1 - -

17 18 2 2

B. Pengembangan Informasi Teknologi a. Media Cetak.

Prosiding Seminar Hasil Litkaji Monograf Rakitan Teknologi Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian Laporan Tahunan Laporan Bulanan Brosur Liptan (leaflet) Folder Publikasi lain Mass Media

1/300 1/500 1/300 1/250

12 -

4 judul/4000 3 judul/4000

3 -

b.Media Elektronik

Radio Komunikasi dan Informasi Pertanian RRI Stasiun Malang Seri Foto Seri Slide Paket Siaran TV Layanan Internet (browsing dan e-mail) VCD

6/40 kaset 6 kali

- -

1 kali setiap hari kerja

2 judul/100

Page 84: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

74

Nomor Nama Publikasi Jumlah

(Judul/eksemplar)

C.Pameran/Ekspose Lokal Regional Nasional

1 1 5

D. Visitor Plot Di KP Karangploso, Malang (Perbenihan ikan) Di Wonocolo, Surabaya (Hidroponik) Di Mojosari, Mojokerto (Koleksi mangga & anggur)

1 1 1

E. Unit Komersialisasi Teknologi (UKT)

Operasionalisasi jasa layanan Balai Mendukung kegiatan promosi Balai Rintisan agribisnis Melakukan penawaran komersialisasi teknologi (produksi benih/bibit, publikasi )

V V V V

F. Layanan Perpustakaan

Foto copy Penelusuran literature Penyusunan bibliografi

V V V

Keterangan : *Liptan : - Budidaya Ikan Sistem Karamba * Folder : - Teknologi Pembuatan Complete Feed (CF)

- Cara Pembuatan Tortila Jagung - Sedap Malam Varietas Roro Anteng - Teknik Pembuatan Tiwul Instan - Budidaya Pisang

- Penanaman Kedelai di Lahan Sawah dengan

3.4.1.2. Perpustakaan

Kondisi Perpustakaan di lingkup BPTP Jawa Timur saat ini sudah relative

lebih baik, dilihat dari penambahan fasilitas dan koleksi Perpustakaan, karena

selama tiga tahun ini sudah mendapatkan alokasi dana pengadaan buku dari

Proyek PAATP, sedangkan untuk pemeliharaan dan penyelenggaraan

Perpustakaan masih mendapat dana dari Rutin, walaupun jumlahnya masih jauh

dari cukup. Penambahan pengadaan pustaka secara berkesinambungan untuk

peningkatan kualitas maupun kuantitasnya yang disesuaikan dengan tugas dan

fungsi Balai, serta peningkatan sumberdaya manusia masih sangat diperlukan

untuk menunjang kegiatan BPTP Jawa Timur. Tambahan bahan pustaka yang

diterima pada TA. 2003 oleh BPTP Jawa Timur disajikan dalam tabel berikut.

Page 85: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

75

Tabel 14. Jumlah tambahan bahan Pustaka pada Satuan Kerja Lingkup BPTP Jawa Timur TA 2003

No Unit Kerja Buku (judul)

Majalah (judul)

Brosur/ leaflet (judul)

1. BPTP Jawa Timur

266 160 150

4. Lab. Dis. Wonocolo

183 2.790 16

5. KP. Mojosari

- - -

Sumber : Perpustakaan – BPTP Jawa Timur

Jumlah pengunjung perpustakaan sebagian besar adalah mahasiswa,

peneliti dan penyuluh. Pada umumnya, selain membaca bahan pustaka, mereka

juga memanfaatkan jasa peminjaman ataupun fotokopi. Data pengguna jasa

perpustakaan selengkapnya tertera pada Tabel 15.

Tabel 15. Jumlah pengunjung perpustakaan, fotokopi, penelusuran dan peminjaman pustaka pada Unit Kerja Lingkup BPTP Jawa Timur TA 2002

No Unit Kerja

Pengunjung Penggunaan Jasa

Peneliti Mahasiswa/Siswa

Penyuluh Foto Copy

Penelu-suran

Pemin-jaman

1. BPTP Jawa Timur 176 859 59 361 - -

4. Lab. Diseminasi Wonocolo

- 791 211 326 1871 -

5. KP. Mojosari

- - - - - -

3.4.1.3. Pameran/ Ekspose

Dalam tahun 2002, cukup banyak kegiatan Pameran/Ekspose yang

diikuti oleh BPTP Jawa Timur, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Page 86: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

76

Tabel .16. Kegiatan Pameran, Temu Lapang Nama Kegiatan Waktu Tempat

Pemeran :

1. Ekpose dalam Peringatan Sewindu BPTP Jawa Timur

4-6 Juni 2003 Di halaman BPTP Jawa Timur

2. Ekpose Teknologi Tepat Guna Nasional IV

4-9 September 2003 Di Lapangan Parkir Timur Stadion Delta Sidoarjo

3. Mengikuti Indonesia Agribusiness Expo

Oktober 2003 Gedung WTC Sorabaya

4. Mengikuti Pekan Promosi Agribisnis Pembangunan Kabupaten Tulungagung

14-20 Juli 2003 Stadion Kabupaten Tulungagung

5. Ekpose Teknologi Spesifik Lokasi 14-17 Juli 2003 Pusat Agribisnis Suropadan Jawa Tengah

6. Gelar Teknologi Pangan Berbasis Buah-Buahan, dalam rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia

20 Oktober 2003 Halaman Kantor BKP Surabaya

7. Mengikuti Indonesia Tropical Fruit Festival

4-7 Desember 2003 Di Halaman Hotel Sahid Kuta Denpasar Bali

Temu Lapang :

1. Pengembangan Model Usahatani Konservasi Secara Partisipatif di Lahan Kering Dataran Tinggi

2003 Desa Argosari Lumajang

3.4.1.4. Kunjungan Tamu

Selama tahun Anggaran 2003 BPTP Jawa Timur (kantor pusat)

menerima kunjungan sebanyak 23 kali dengan peserta sejumlah 1332 orang

terdiri dari: Rombongan instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, Pendidikan

Menengah, Pengusaha/swasta, Kelompok Tani/kontak Tani.

Page 87: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

77

Tabel 17. Daftar Kunjungan ke BPTP Jawa Timur 2003 No Tanggal Instansi/Universitas/Sekolah Materi

1. 8 Januari 2003 SMP Negeri 5 Malang Pertanian dan Peternakan

2. 10 januari 2003 TK. Anak Saleh Malang Pengenalan Tanaman

3. 20 januari 2003 Kelompok Tani Ds. Selopuro, Blitar

Budidaya Tanaman Pangan

4. 29 Januari 2003 SPP Kediri Budidaya jamur dan Hortikultura

5. 18 Februari 2003 Faperta Universitas Tulungagung

Hortikultura

6. 26 Februari 2003 Smpk Santa Agnes Surabaya Kegiatan BPTP Jawa Timur

7. 25 Februari 2003 Ponpes Raudatul Muslimin Penggemukan Ternak

8. 6 Maret 2003 MTSn. Surya Buana Malang Hortikultura

9. 12 Juni 2003 UPN Veteran Jawa Timur Hortikultura dan Tanaman Pangan

10. 5 Agustus 2003 Peserta SL Agribisnis kabupaten Lamongan

Agribisnis jagung, kedelai dan hortikultura

11. 20 agustus 2003 Petugas lapangan Diperta Kabupaten Jombang

Budidaya padi dan jagung

12. 20 Agustus 2003 Petani Desa Sukodono, Dampit malang

Budidaya Salak Pondoh

13. 25 Agustus 2003 Kelompok Tani Sidomaju Ds. Balongtani, Jabon Sidoarjo

Budidaya padi dan sayuran

14. 12 September 2003 Himadat Faperta Universitas Brawijaya

Kegiatan Litkaji BPTP Jawa Timur

15. 15 Oktober 2003 BPP Pare, Kediri Budidaya padi dan hortikultura

16. 15 Oktober 2003 Kelompok Tani, Mojosari Mojokerto

Budidaya padi

17. 17 Desember 2003 SMPK Santa Agnes Surabaya Kegiatan BPTP Jawa Timur

3.4.1.5.Kursus/Latihan, Seminar di dalam dan luar BPTP, Mahasiswa Praktek Kerja Lapang dan Penelitian

Kursus dan seminar yang diikuti oleh karyawan-karyawati lingkup BPTP

Jawa Timur serta makalah yang disajikan (Tabel 18 dan 19).

Tabel 18. Kursus/Latihan yang diikuti oleh staf BPTP Jawa Timur No. Nama Waktu Tempat Judul Unit Kerja

1. Ir. Kasmiyati 3-7 Nopember 2003

Wisata Agro Inkarla Cibodas

Pelatihan Manajemen Wisata Agro tahun 2003

BPTP Jatim

2. Ir. Baswarsiati, MS 10-16 Nopember 2003

Cipanas, Cianjur

Pelatihan Pemuliaan Berorientasi HAKI

BPTP Jatim

3. Ir. Zainal Arifin, MP 11-16 Agustus 2003

Balai Diklat Ketindan Lawang

Diklat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

BPTP Jatim

4. Ir. Al. Gamal Pratomo 11-16 Agustus 2003

Balai Diklat Ketindan Lawang

Diklat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

BPTP Jatim

5. Jumadi Bogor Pelatihan Akutansi Perencanaan dan Manajemen

BPTP Jatim

Page 88: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

78

6. Kasiyanto Bogor Pelatihan Akuntansi

Perencanaan dan Manajemen

BPTP Jatim

7. Slamet Riyanto Jakarta Workshop Sistem Informasi Manajemen Fasilitas

BPTP Jatim

8. Rohmad Budiono Jakarta Diklat Fungsional Peneliti

BPTP Jatim

9. Dra. Iffah Irsjadina 5-7 Agust. 2003

Surabaya Managemen Jabatan Fungsional Rumpun ilmu Hayat

BPTP Jatim

10. Samsu Aminullah 21 Juli-9 Agustus 2003

BLPP Ungaran Kursus Bendaharawan Khusus

BPTP Jatim

11. Dr. Ir. Much. Soleh, MS 29 Juni 2 Juli 2003

Balitpa Sukamandi

Apresiasi Teknis Program Litkaji Pola CLS di Lahan Karing

BPTP Jatim

12. Djoko Siswanto 14-15 Maret 2003

Jakarta Workshop Editing Vidio

BPTP Jatim

13. Nonot Widarsa 8-17 Desember 2003

Yogyakarta Pelatihan Manajemen Database Fasilitas bagi Petugas Pengelola Barang Tingkat UPB

BPTP Jatim

14. Ir. Fatkhul Arifin Balai Diklat Ketindan Lawang

Diklat Developing Profesional Personality

BPTP Jatim

15. Rika Asnita, SP 17-18 Juli 2003

BPTP Jawa Barat

Pengolahan dan Analisis Data Survei

BPTP Jatim

16. Ir. Luki Rosmahani, MS 28 April – 9 Mei 2003

Wageningen University Netherlands

Pedidikan non Gelar BPTP Jatim

17. Ir. Moh. Ismail Wahab 10-11 Desember 2003

Bogor Lokakarya Pengelolaan Plasma Nutfah Pertanian

BPTP Jatim

18. Ir Herman Subagio, MS 10-11 Desember 2003

Bogor Lokakarya Pengelolaan Plasma Nutfah Pertanian

BPTP Jatim

19. Dr. Ir. Q Dadang Ernawanto

12-16 Desember 2003

Jakarta Pelaksanaan Program Reentry Pasca Penugasan Belajar Bdan Litbang Pertanian

BPTP Jatim

20. Ir. Harwanto Jakarta Pelatihan Pemberdayaan Peneliti Teknisi Pengolahan Hasil Kakao

BPTP Jatim

21. Yuwoko Jakarta Pelatihan Pemberdayaan Peneliti Teknisi Pengolahan Hasil Kakao

BPTP Jatim

Page 89: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

79

22. Kuswardoyo 3-18 Juni 2003

BLPP Batu Pelatihan SAP dan SIMKEU

BPTP Jatim

23. Ir. Wigati Istuti 3-4 Pebruari 2003

Badan Litbangtan

Pelatihan PTT BPTP Jatim

24. Ir. Agus Suryadi 3-4 Pebruari 2003

Badan Litbangtan

Pelatihan PTT BPTP Jatim

25. Ir. Suhardi Badan Litbangtan

Apresiasi Akreditasi BPTP Jatim

26. Ir. Lulus Sunaryo Badan Litbangtan

Apresiasi Akreditasi BPTP Jatim

27. Lukani 22 Okt.-6 Nop. 2003

Badan Litbangtan

Managemen Sumberdaya Manusia Profesional

BPTP Jatim

28. Ir. Moh. Saeri 13-26 Okt. 2003

Ciawi Bogor Pelatihan Penulisan Karya Tulis Teknisi Litkayasa

BPTP Jatim

29. Ir. Endah Retnaningtyas 9-14 Sept. 2003

Batu Traning Agribisnis Tahap I

BPTP Jatim

30. Dra. Endang Widayati 15-23 Des. 2003

VEDC Malang Traning Agribisnis Skala Kecil

BPTP Jatim

31. Ir. Gatot Kustiono 15-23 Des. 2003

Balatkop Malang

Traning Agribisnis BPTP Jatim

32. Ir. Agus Suryadi 15-23 Des. 2003

Balatkop Malang

Traning Agribisnis BPTP Jatim

33. Ir. Paulina Evi RP, MP 15-23 Des. 2003

Balatkop Malang

Traning Agribisnis BPTP Jatim

34. Rohmad Budiono 29 Mei 2003

Batu Pelatihan Sekolah Lapang

BPTP Jatim

35. Ir. Harwanto 26-31 Mei 2003

Lolit Jeruk Batu Training of Trainess Pengelola Tanaman Terpadu Tanaman Jeruk

BPTP Jatim

36. Ir. Titiek Purbiati 26-31 Mei 2003

Lolit Jeruk Batu Training of Trainess Pengelola Tanaman Terpadu Tanaman Jeruk

BPTP Jatim

37. Ir. Heri Sutanto 26-31 Mei 2003

Lolit Jeruk Batu Training of Trainess Pengelola Tanaman Terpadu Tanaman Jeruk

BPTP Jatim

38. Yoyok Hardi M 26-31 Mei 2003

Lolit Jeruk Batu Training of Trainess Pengelola Tanaman Terpadu Tanaman Jeruk

BPTP Jatim

39 Dr. Suyamto 28 Juli-6 Okt. 2003

Jakarta Diklatpin TK II BPTP Jatim

40. Slamet Riyadi 10-13 Juni 2003

Cipayung Pelatihan Pengelola Managerial Penerimaan Negara

BPTP Jatim

41. Ir. Wigati Istuti Training Workshop on Rice Teknology Trafert Sistem in Asia

BPTP Jatim

Page 90: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

80

42. Ir. Luki Rosmahani, MS 13-17 Okt. 2003

Badan Litbangtan

Latihan Ketrampilan PHT-PR

BPTP Jatim

43. Ir Diding Rachmawati 13-17 Okt. 2003

Badan Litbangtan

Latihan Ketrampilan PHT-PR

BPTP Jatim

44. Sjaiful Chanafi, S Sos 23-24 Sept. 2003

Bali Pemasyarakatan Standarisasi Pedoman Perpustakaan

BPTP Jatim

45. C.N Yuliarti 23-24 Sept. 2003

Bali Pemasyarakatan Standarisasi Pedoman Perpustakaan

BPTP Jatim

47. Hendiva Winar, SE 15-18 Juli 2003

BPTP Lembang Workshop pemanfaatan TI dan SI

BPTP Jatim

48. Indriana R.D, SP 15-18 Juli 2003

BPTP Lembang Workshop pemanfaatan TI dan SI

BPTP Jatim

49. Ir. Suwono, MP 1-12 Maret 2003

Philipina Developing BPTP Jatim

50. Ir. LY Krisnadi 1-12 Maret 2003

Philipina Developing BPTP Jatim

Tabel 19. Seminar BPTP Jawa Timur No. Topik Pembawa Waktu Unit Kerja

1. Seminar Nasional AFTA 2003

Peneliti BPTP Jawa Timur

2003 Lingkup BPTP Jawa Timur

2. Seminar Intern Hasil Litkaji 2002

Peneliti BPTP Jawa Timur

2003 Lingkup BPTP Jawa Timur

3. Seminar Nasional Sewindu BPTP Jawa Timur

2003 Lingkup BPTP Jawa Timur

Tabel 20. Makalah yang dibuat dan disampaikan oleh staf pada berbagai pertemuan

Nama Judul Makalah Acara

Dr. Suyamto Inventarisasi hasil litkaji teknologi produksi buah-buahan Prpinsi Jawa Timur

Pertemuan koordinasi keterpaduan sentra produksi buah-buahan wilayah barat(Sumatera dan Jawa). Padang 23-26 Juni 2003

Ir. Pudji Santoso, MS Kajian adopsi paket teknologi SUP kedelai di Jawa Timur

Publikasi JPPTP, PSE volume 6 No. 1 , Januari 2003

Ir. Sri Yuniastuti 1. Pengenalan dan eknologi pembibitan tanaman empon-empon

2. Teknologi sambung dini dan top working pohon buah-buahan

3. Teknologi budidaya dan pencegahan kerontokan buah mangga

1. Pelatihan di BDATPO, Ketindan Lawang

2. Temu aplikasi teknologi pertanian, Trenggalek 21 Juli 2003

3. Temu aplikasi teknologi pertanian, Nganjuk 29 Juli 2003

Page 91: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

81

Ir. Roesmiyanto 1. Agroekologi tanaman kedelai

2. Perbanyakan benuh kedelai bermutu

1. Pelatihan pemandu lapangan Agribisnis tanaman pangan, Bedali 7-13 April 2003

2. sda

Dr. Suhardjo 1. Lokakarya Pengolahan Pangan, BKP Propinsi Jatim, Surabaya 27-28 Mei 2003

2. Pelatihan diLamongan

Ir. Suhardi Pasca panen dan pengolahan hasil tanaman tomat

Pelatihan PPL Diperta Kabupaten Jombang, Gudo 26 Juni 2003

Ir. Ruly Hardianto 1. Analisa profil dan prospek pengembangan peternakan di Kab. Tuban

2. Rakitan teknologi pakan lengkap

3. Pengelolaan DAS untuk pengembangan agribisnis terpadu tanaman, ternak dan industri pakan

1.Tuban

2. Blitar

3. Jasa Tirta Malang

Dr. M. Soleh 1. Budidaya kentang hubungannya dengan konservasi tanah di lahan kering dataran tinggi

2. Teknologi penanaman kubis di kawasan rawan erosi lahan kering dataran tinggi

1. Aptek Diperta Kabupaten Probolinggo

2. sda

Tabel 21. Judul makalah yang diterbitkan dalam publikasi di luar BPTP Jawa Timur

Nama Judul Makalah Acara

Ir. Titiek Purbiati Pergiwo Pergiwati, dua varietas unggul bunga mawar potong

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian vol. 25 No. 2, tahun 2003

Ir. Tri Sudaryono, MS Teknologi budidaya salak spesifik lokasi lahan kering

Temu usaha pengembangan usahatani terpadu hortikultura, ternak di lahan kering, Prigen Pasuruan 23 Juni 2003

Dra. Wahyunindyawati,

MP

Tingkat adopsi teknologi usahatani padi lahan sawah di Jatim

Publikasi JPPTP PSE vol 6 No. 2, Januari 2003

Tabel 22. Mahasiswa Penelitian/Praktek Kerja Lapang (PKL) No. Nama Mahasiswa Judul Penelitian/Pkl Pembimbing

1. Puji Astutik dkk SMK-BM Ardjuna 02.

Keuangan (PSG) Ir. Heru Samekto

2. Kristina Ardina D III Kesekretariatan Unibraw

Disiplin Kerja Pegawai di BPTP Jatim (PKL)

Dra. Iffah Irsyadina

3. Indri Faperta Unibraw

Kultur jaringan (PKL) Ir. PER. Prahardini. MP

4. Abdul Gofar dkk. Hama Penyakit Tanaman Budidaya tanaman Hortikultura (PSG)

Ir. Sarwono Ir. Heri Sutanto

5. Fekum Ariesbowo Nuraini Faperta Unibraw

Pengkajian sistem perbanyakan benih BS dan galur harapan kedelai (PKL)

Ir. Chamdi Ismail

Page 92: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

82

6. Dimas Agung Baruno

Astrid Yuniar Dita Arsyanti

GIS (PKL) Ir. D.P. Saraswati

7. Dwiaji Jamal A. Ratih Nirmala Sari Ridlo Patyodi

Pengkajian sistem perbanyakan benih BS dan galur harapan padi (PKL)

Drs. Bambang Tegopati

8. Ajeng Puspaningrum Faperta Unibraw

Pemuliaan Melon *PKL) Drs. M. Sugioyarto, MP

9. Martina Ariyanti Uji multilokasi galur harapan padi (PKL) Ir. Bambang Pikukuh

10. Yulia Hafida Uji multilokasi galur harapan jagung (PKL) Ir. Bambang Pikukuh

11. Yuyun Bintariwati Faperta Unibraw

Uji ketahanan 11 galur harapan padi terhadap penyakit bercak coklat (PKL)

Ir. Sarwono

12. Siti Nur Khomsatun Faperta Unibraw

Seleksi ketahanan 12 varietas padi terhadap hawar daun bakteri (PKL)

Ir. Sarwono

13. Jun Hariyanto dkk SMK Tekung Lumajang

Pembibitan tanaman hias (PKL) Ir. Sarwono Ir. Heri Sutanto

14. Rusi Trisnawati dkk. SMK Kosgoro 4 Karangploso 4

Keuangan (PSG) Ir. Heru Samekto

15. Trudo Dwi Rendra dkk Faperta Unibraw

Komunikasi dan Penyuluhan (PKL) Dra. Endang Widajati Dra. Yulfah

16. Fathkiyatul dkk. School of Business

Komputer (OJT) Dra. Yulfah

17. Kristian Dony Briyan Cahya Putra Fapetta UMM

Produk olahan tepung Casava dan produk lain (PKL)

Dr. Suhardjo

18. M. Masruri B, dkk/ FMIPA Unisma

Pengkajian sistem perbanyakan benih BS kedelai

Ir. Chamdi Ismail

19. Dwi Estuning Hidayah Yunika Sariana Dewi Faperta UWIGA

Pengaruh komposisi media tumbuh pada pembibitan cabai (PKL)

Ir. Endang PK, MS

20. Yudha Hutomo dkk. FMIPA UN Surabaya

Pengkajian dan pengembangan model usahatani terpadu padi-udang windu di lahan sawah irigasi (PKL)

Ir. Anang Muhariyanto

21. Citra Okta S DIII Faperta Unibraw

Kultur jaringan (Magang Tugas Akhir) Ir. PER Prahardini, MP

22. Indah Kusuma Nurhadi DIII Faperta Unibraw

Uji adaptasi Sedap Malam (magang tugas akhir)

Sri Zunaini Saadah, SP

23. Ilham Nur Ardhi W. Faperta Unibraw

Heterosis Sifat hasil pada p[ersilangan tiga galur tanaman melon (skripsi)

Drs. M. Sugiyarto, MP

24. Nur Cholistyani Basuki Univ. Neger Surabaya

Respon morfologi anatomi dan fisiologi kedelai terhadap cekaman air (skripsi)

Ir. Lulus Sunaryo, MP

25. Rika Yohanawati UPN Veteran Surabaya

Pengaruh penambahan ZPT, NAA dan BAP dalam medium differensiasi thd pertumbuhan planlet Anggrek Dendrobium sp. (skripsi)

Ir. PER. Prahardini, MP

26. Sri Astutining P, Pareta Unibraw

Penggunaan berbagai macam ZPT untuk mempercepat pembungaan dan meningkatkan hasil bunga sedap malam varietas Roro Anteng (skripsi)

Ir. PER Prahardini, MP

3.4.2. Kegiatan Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Kegiatan kerjasama penelitian/pengkajian BPTP Jatim dengan Pihak

Ketiga selama setahun terakhir sebagian besar adalah kegiatan pengujian pupuk

alternatif dan pestisida. Kerjasama penelitian/pengkajian dengan Pemerintah

Page 93: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

83

Daerah, antara lain dengan Pemerintah Propinsi, melalui Dinas-dinas teknis yang

ada dan juga dengan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Secara ringkas dibawah ini disajikan berbagai kegiatan kerjasama dengan

pihak swasta, pemerintah daerah Propinsi maupun Kabupaten beserta hasilnya.

Tabel 23. Rekapitulasi kegiatan kerjasama dengan Swasta Tahun 2003

No Judul Kegiatan Kerjasama Sumber dana Pihak yang

terkait dalam kegiatan

Hasil Pengujian

01. Pengujian pupuk Grand-16,

pada bawang merah

PT. Tanido Subur

Prima,Surabaya

Dr.F. Kasijadi Pemberian pupuk majemuk

Tanigro dosis 900 kg/ha + pupuk

Gardena dosis 3,8 l/ha dan Tanimic

3,8 l/ha yang disemprotkan 4 kali

memberikan hasil umbi kering

bawang merah tertinggi dan paling

menguntungkan

02. Pengujian pupuk Grand-16

pada timun

sda Ir.Al. Gamal

Pratomo

Pemberian pupuk Grand 16 500

kg/ha ditambah penyemprotan 1

ml/l pupuk daun Tanivit sesuai

aturan mampu berproduksi cukup

tinggi dan dapat disarankan

sebagai alternatif pemupukan

tanaman timun.

03. Pengujian pupuk Grand-16

pada tomat

sda Ir. Luki

Rosmahani, MS

Pemberian pupuk majemuk

Tanigro 16-16-16 dosis 350 kg/ha,

pupuk mikro spesial Fitonik doasis

4,2 t/ha dan pupuk daun Tanivit

dosis 4,2 t/ha yang disemprotkan 4

kali selama pertumbuhan tanaman

tomat dapat disarankan untuk

digunakan petani.

04. Pengujian pupuk ZK-Plus

terhadap tanaman padi

PT, Molindo Raya

Industrial

Ir. Mardjuki Pemupukan 100 kg ZK-Plus/ha

dibarengi dengan 100 kg SP-36/ha,

rata-rata mampu meningkatkan

hasil gabah secara nyata sebesar

15,9 % dibandingkan tanpa ZK-

Plus.

05. Pengujian pupuk ZK-plus

terhadap tanaman bawang

merah

sda Dr.F. Kasijadi Pada tanah tingkat kesuburan

tanah sedang, pemberian 300 kg

Urea + 300 kg ZA + 200 kg SP-36

+ 400 kg ZK-Plus/ha menghasilkan

umbi kering bawang merah

tertinggi, tetapi hasilnya tidak

berbeda dengan pemupukan 200

kg Urea+500 kg ZA+200 kg SP-

36+225 kg KCl/ha. Pupuk ZK-Plus

dapat digunakan sebagai salah

satu alternatif sumber hara kalium

dan sulfur bagi tanaman bawang

merah.

06. Pengujian pupuk ZK-Plus

terhadap tanaman kentang

sda Ir.Al. Gamal

Pratomo

Pemupukan kentang dengan dosis

1300 kg ZA + 280 kg SP-36 + 150--

Page 94: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

84

300 kg ZK-Plus/ha dapat

digunakan sebagai alternatif

pemupukan pada tanaman

kentang

07. Pengujian pupuk ZK-Plus

terhadap tanaman kubis

sda Drs.M.Sugiyarto,

MP

Pemberian pupuk ZK-Plus dosis 200 kg/ha ditambah 180 kg urea + 75 kg ZA + 350 kg SP-36 memberikan produksi cukup tinggi, sehingga dapat disarankan sebagai pupuk alternatif.

08. Pengujian pupuk ZK-Plus

terhadap tanaman cabe

merah

sda Ir.Endang PK, MS Pemupukan cabe merah dengan

dosis 200 kg Urea + 400 kg ZA +

350 kg SP-36 + 500 kg ZK-Plus/ha

menghasilkan produksi 16,52 t/ha.

09. Pengujian pupuk NPK

Pelangi dan Urea Granul

pada padi dan jagung

PT. Pupuk Kaltim

Tbk

Dr. Suyamto Untuk tanaman padi di Blitar dosis pupuk Urea granul yang optimal adalah 200 kg/ha diberikan dua kali. Dosis NPK Blending yang optimal adalah 400 kg/ha diberikan dua kali ditambah 25 kg/ha Urea granul. Untuk padi di Jombang, dosis Urea granul yang optimal mencapai 350 kg/ha diberikan dua kali, sementara untuk NPK Blending sebesar 400 kg/ha satu kali pemberian ditambah 150 kg Urea granul/ha. Untuk tanaman jagung, dosis NPK Blending optimal di Tuban sebesar 400 kg/ha diberikan dua kali ditambah 25 kg Urea Granul. Tanaman jagung di Mojokerto dosis NPK Blending optimal mencapai 400 kg/ha ditambah 100 kg Urea granul/ha.

10. Pengujian PPC Ultra Grow

terhadap tanaman Melon

CV. surya Agung Drs. M. Sugiyarto,

MP

Pupuk Cair Ultra Grow 1 cc/l

diberikan setelah umur 28 hari +

NPK anjuran berpengaruh pada

pertumbuhan panjang/ tinggi

tanaman, luas dan berat daun.

11. Pengujian PPC Permata

terhadap tanaman kacang

tanah

CV. surya Agung Ir. Suwono, MP Pemberian PPC Permata 2,0 ml/l

air atau setar dg 1200 ml/ha

dibarengi pemupukan 50 kg Urea +

75 kg SP-36 + 50 kg KCl/ha

mampu menghasilkan kacang

tanah paling tinggi (2,57t/ha) dan

berpengaruh nyata dibandingkan

kontrol (tanpa NPK dan tanpa PPC

Permata)

Page 95: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

85

12. Pengujian PPC Multihara

pada tanaman padi

CV. Surya Inti

Sejati, Banyuwangi

Ir. Zainal Arifin, MP Penambahan pupuk organik cair

Multihara sebanyak 4 cc/l dapat

menghemat separuh kebutuhan

pupuk anorganik (Urea 150

kg/ha+SP-36 37.5 kg/ha+KCl 37.5

kg/ha) di lokasi Pasirian, di

Sumbersuko diperlukan pupuk

anorganik sesuai rekomendasi dan

penambahan 1 cc/l Multihara dapat

menaikkan 11 % gabah.

13. Pengujian pupuk Phonska

terhadap pertumbuhan

tanaman bawang merah

PT. Petrokimia

Gresik

Dr. QD.

Ernawanto

Dosis optimal pupuk Phonska

sebesar 850 kg/ha mampu

meningkatkan produksi bawang

merah sebesar 5,09 %

dibandingkan dengan penggunaan

pupuk sesuai rekomendasi (500 kg

ZA+ 200 kg Urea + 250 SP-36 +

150 kg KCl) / ha

14. Pengujian pupuk Phonska

terhadap pertumbuhan

tanaman kentang

sda Ir. Al. gamal

Pratomo

Pemberian pupuk Phonska 480

kg/ha + 720 kg ZA /ha dapat

disarankan sebagai alternatif

pemupukan kentang

15. Pengujian pupuk Phonska

terhadap pertumbuhan

tanaman cabe merah

sda Ir. Endang Pratiwi

Kusumainderawati

, MS

Pada tanah tingkat kesuburan

sedang pemberian 1100 kg NPK

Phonska + 917 kg ZA/ha dapat

memberikan produksi cabai besar

secara naksimum dan

meningkatkan hasil 94,9% dari

tanpa pupuk. Apabila harga pupuk

NPK Phonska Rp. 1700,- /ka dan

harga cabai besar Rp. 3000,-/ka,

keuntungan maksimum dicapai

dengan pemupukan 1050 kg NPK

Phonska + 875 kg ZA/ha.

16. Pengujian efikasi zat

pengendali tunas Fair 85 dan

fair FST-7 terhadap

pertumbuhan tunas samping

tanaman tembakau Virginia

PT. Forum Bintang

Perkasa

Dr. Ir. Gatot

Kartono, MS

Zat pengendali tunas yang dapat

digunakan yaitu FST-7 dg

konsentrasi 6-8%, Fair 85 dg

konsentrasi 6% serta Hylan 715 EC

dg konsentrasi 4% dapat

digunakan untuk pengendalian

tunas ketiak tanaman tembakau

Virginia

17. Pengujian pupuk Ostindo

pada padi

PT. Anugerah

Mustika Ostindo

Dr. M. Soleh Penyelesaian laporan

18. Pengujian pupuk Ostindo

pada mangga

PT. Anugerah

Mustika Ostindo

Dr. M. Soleh Penyelesaian laporan

19. Pengujian pupuk Amonium

Sulfat terhadap padi, jagung

dan bawang merah

PT. Cheil Samsung

Indonesia

Dr. M. Soleh Penyelesaian laporan

20. Pengujian formula pupuk

Cornalet pada tanaman

jagung

PT. Saraswanti

Anugerah Makmur

Ir. Suwono, MP Masih berjalan

Page 96: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

86

Tabel 24. Kerjasama dengan Instansi Pemerintah Kabupaten dan Kota se

Jawa Timur. No Judul Kegiatan Penyandang Dana Nomor/Tanggal Kontrak Jangka Waktu

01 Pengkajian peningkatan kualitas bunga sedap malam dan buah mangga di Kabupaten Pasuruan

Badan Pengembangan Sumberdaya Daerah Kabupaten Pasuruan

074/III.I/424.085/2003 April – Desember 2003

02 Pengkajian pengembangan model usahatani terpadu tanaman pangan-ternak di lahan sawah irigasi

Dinas Pertanian Tanaman kabupaten Lumajang

LB.310.0302.5.5. Maret-Desember 2003

03. Pengkajian peningkatan produksi hortikultura ramah lingkungan, kebun bibit desa dan pengembangan kebun campur kawasan Panderman

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu

520/266/422.105/2003 Mei-Desember 2003

04. Perbanyakan bibit duku varietas lokal Pranggahan Kulon Kabupaten Tuban

Kantor Informasi Penyuluhan Pertanian Kabupaten Tuban

April-Desember 2003

05. Analisis kualitas susu dari Jawa Timur

Balai Penelitian Veteriner

1000/RC.220/B2.5.2/ 2003

Januari-Desember 2003

06 Pemetaan kesuburan tanah lahan sawah di Kabupaten Blitar untuk penyusunan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi

Balitbangda Kabupaten Blitar

545/127/A/Balitbangda/APBN/ 2003

April-Desember 2003

07. Penyusunan studi pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan baku pakan ternak complete feed

Bappeda kabupaten Tuban

602.1/469/414.101/ 2003

Mei-September 2003

08. Pengembangan Model Agroindustri Pengolahan Tepung Cassava skala kecil

Diperta Kab. Tulungagung dan Kab. Magetan

- Juni – Desember 2003

09. Pewilayahan Zona Agroekologi Kab. Lumajang

Diperta Kab. Lumajang

- Desember 2003

Page 97: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

87

2.4.2.1. Pengkajian Sistem Usaha Perkebunan Berbasis Kakao Rakyat Berwawasan Agribisnis di Kabupaten Trenggalek dan Pacitan

Usaha tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) akhir-akhir ini sangat

diminati petani karena harganya semakin membaik. Tingkat produktivitas

usahatani kakao yang dilaksanakan petani relatif masih rendah dan masih dapat

ditingkatkan melalui rekayasa teknologi. Demikian pula dengan tingkat

pendapatannya masih dapat ditingkatkan melalui rekayasa sosial, ekonomi dan

rekayasa nilai tambah. Pengkajian sistem usaha perkebunan Berbasis Kakao

Rakyat Berwawasan Agribisnis dilaksanakan pada lahan petani di dua wilayah

KIMBUN yaitu di desa Kendalrejo, Durenan, Trenggalek pada kelompok tani

Randu Agung dan desa Wonoanti, Tulakan, Pacitan pada kelompok tani Gemah

Ripah III dengan total luas pengkajian 12 ha (masing-masing kabupaten 6 ha).

Beberapa cakupan kegiatan yang dilaksanakan meliputi : identifikasi potensi dan

permasalahan pengembangan usahatani kakao rakyat; pengembangan teknologi

budidaya kakao rakyat, uji coba beberapa komponen teknologi yang mendukung

upaya peningkatan nilai tambah usaha tani kakao rakyat dan peningkatan kualitas

SDM petani kakao. Dari hasil analisis SWOT berdasarkan potensi dan

permasalahan yang ada maka strategi yang diambilkan untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi, pendapatan dan keberlanjutan usahatani kakao rakyat

dan pelaksanaan usahatani secara terpadu. Hasil pengkajian menunjukkan

bahwa dengan perbaikan dan pengembangan teknologi pemangkasan naungan,

produksi dan pemangkasan pemeliharaan serta pemupukan sesuai dosis anjuran

(analisis tanah) dan PHT (utamanya sanitasi kebun) dapat meningkatkan jumlah

biaya yang dihasilkan sebanyak 17,5% (Pacitan) dan 13,7% (Trenggalek).

Pengolahan biji kakao melalui fermentasi di Pacitan sudah cukup baik sesuai

permintaan mitra usaha / pasar. Sedangkan untuk Trenggalek walaupun pembeli

tidak mempersoalkan biji kakao di fermentasi / tidak namun untuk meningkatkan

nilai tambah ke pembeli / pasar tertentu maka perlu difermentasi secara benar /

baik (fermentasi selama 4 hari). Upaya meningkatkan nilai tambah usahatani

kakao dapat pula dilakukan melalui usahatani kakao yaitu dengan

mengintensifkan cabang usaha lain yang dikuasai petani yaitu usaha ternak

Page 98: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

88

ruminansia (sapi dan atau kambing) serta usahatani tanaman naungan (kelapa).

Di bidang pemasaran hasil perlu ditingkatkan posisi tanam petani baik terhadap

mitra usaha / pasar maupun dengan para pedagang kakao yang beroperasi di

lokasi pengkajian. Dalam pengembangan pasar dihadapkan pada permasalahan

kuantitas dan kontinyuitas produksi biji kakao. Peningkatan kualitas SDM

dilakukan baik secara formal maupun informal. Secara formal melalui pertemuan-

pertemuan pembinaan petani (6 kali pertemuan) serta pertemuan aplikasi

teknologi dan temu lapang masing-masing sebanyak 1 kali pertemuan, non formal

dilakukan pada saat-saat kunjungan ke kebun atau ke rumah petani. Materi

pembinaan berupa alih teknologi usahatani kakao baik teknologi pra produksi,

produksi pasca panen maupun pembinaan / bimbingan pemasaran Materi

diberikan baik secara teori maupun praktek.

3.4.2.2. Pengelolaan Agroekologi Pertanaman Kakao Rakyat Terhadap Perkembangan Hama Helopeltis Spp

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang saat ini

mempunyai nilai ekonomi tinggi. Sebagian besar tanaman kakao di Jawa Timur

adalah merupakan tanaman perkebunan rakyat. Salah satu kendala yang

menyebabkan rendahnya produksi kakao antara lain adalah kurangnya

pengelolaan agroekosistem kebun, sehingga memungkinkan terjadinya serangan

hama dan penyakit. Untuk menanggulangi hal ini telah dilakukan suatu

pengkajian pada pertanaman kakao rakyat. Pengkajian dilaksanakan di Desa

Sumberingin, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek. Luas lahan adalah

0,5 ha yang terdiri dari 350 pohon kakao umur 7 tahun. Perlakuan yang dicoba

adalah penerapan pengelolaan agroekosistem kebun (teknologi introduksi) dan

teknologi petani setempat sebagai pembanding. Hasil pengkajian menunjukkan

bahwa pengelolaan agroekosistem kebun dapat menurunkan intensitas serangan

kepik penghisap buah kakao : Helopeltis spp. menjadi sebesar 1,4 – 9,35 %.

Sedangkan pada lahan yang dikelola dengan cara petani setempat, intensitas

serangan mencapai 14,95%. Informasi lain yang didapatkan adalah tingkat

preferensi serangan hama Helopeltis spp. pada buah kakao berwarna hijau

dengan permukaan buah licin lebih tinggi (45 %) dibandingkan buah kakao

Page 99: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

89

berwarna merah dengan permukaan kulit buah tidak licin (19,3 %). Pemahaman

petani tentang pengelolaan agroekosistem kebun kakao meningkat setelah

diadakan pengkajian di lokasi petani setempat.

3.4.2.3. Peningkatan Mutu Buah Mangga Arumanis untuk Pasar Swalayan/Toko Buah

Tujuan penelitian adalah mendapatkan paket teknologi penanganan pasca

panen buah mangga Arumanis yang menghasilkan buah berkulit mulus, ukuran

dan bentuknya seragam serta tingkat ketuaannya optimal, sehingga dapat

diterima oleh pasar swalayan atau toko buah. Penelitian dilakukan di kebun

percobaan Kraton, Pasuruan sejak bulan April sampai Desember 2003.

Perlakuan yang diberikan terhadap buah mangga Arumanis adalah 1) Kontrol

(buah dipanen dan diperlakukan seperti cara petani/pedagang setempat), 2) Petik

sarung tangan (buah dipanen dan diperlakukan secara khusus meliputi a)

penggunaan sarung tangan bagi petugas yang melakukan penanganan, b) petik

pilih pada tingkat ketuaan optimal (umur + 85 hari dari buah sebesar kedelai) dan

dilakukan antara jam 10.00 sampai 16.00, c) mengikutsertakan tangkai yang

panjang (+ 10 cm) pada buah yang dipetik, d) melakukan seleksi, grading dan

pemotongan tangkai di atas ruas absisi dan e) mengemas buah dengan

menggunakan liner, dan 3) Buah di kerodong, petik sarung tangan ( buah di

panen dan diperlakukan secara khusus meliputi a) pengkerodongan buah di

lapang b) penggunaan sarung tangan bagi petugas yang melakukan penanganan

c) petik pilih pada tingkat ketuaan optimal (umur + 85 hari dari buah sebesar

kedelai) dan dilakukan antara jam 10.00 sampai 16.00, d) mengikutsertakan

tangkai yang panjang (+ 10 cm) pada buah yang dipetik, e) melakukan seleksi,

grading dan pemotongan tangkai di atas ruas absisi dan f) mengemas buah

dengan menggunakan liner. Sebanyak 10 tanaman mangga Arumanis yang

berumur 7-10 tahun dan berkeragaan pendek dipilih dan diamati saatnya

berbunga. Saat buah sebesar biji kedelai buah diberi tanda dan saat berumur + 3

minggu 1/3 populasi buah diberi kerodong kertas semen untuk perlakuan

pengkerodongan buah. Sisa buah yang ada digunakan untuk 2 perlakuan lainnya.

Buah dipanen pada tingkat ketuaan optimal kemudian diperlakukan, dikemas dan

Page 100: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

90

dibawa ke lokasi pemasaran. Pengamatan dilakukan terhadap kualitas buah (fisik

dan kimia) setelah panen, saat matang optimal dan saat mulai over ripe,

kemulusan kulit buah (ada tidaknya bedak buah, kerusakan karena serangan

hama/penyakit) serta preferensi konsumen. Sebagai pembanding dilakukan juga

perlakuan yang sama terhadap mangga Malgova dalam jumlah yang kecil (20

buah, dalam 1 tanaman). Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan

analisis perbandingan dan diuraikan secara deskriptif. Hasilnya menunjukkan

bahwa buah yang dikerodong mempunyai warna kulit yang lebih muda dari pada

yang tidak dikerodong dan sampai buah mencapai matang optimal, buah

mempunyai sifat kimiawi, rasa dan flavor yang normal. Konsumen yang familiar

dengan buah mangga lebih menyukai mangga yang tidak dikerodong dari pada

yang dikerodong, karena warna kulit buah yang dikerodong lebih muda. Untuk

konsumen awam yang tidak familiar dengan buah mangga, pilihan buah terutama

didasarkan pada ukuran buah yang besar (berat > 350 - < 500 gr), seragam,

bersih dengan ketuaan yang cukup. Paket teknologi penanganan pasca panen

buah mangga Arumanis untuk kebun dengan perawatan intensif dan tingkat

serangan hama/penyakit rendah serta buah ditujukan untuk pasar menengah ke

atas/pasar swalayan adalah buah tidak dikerodong, dipetik dengan tangan

menggunakan sarung tangan, tangkai buah dipetik datas ruas absisi pada tingkat

ketuaan optimal, panen dilakukan pada jam 10.00 – 16.00, buah diseleksi,

digrading dan dikemas menggunakan liner. Untuk pertanaman mangga Arumanis

di lokasi dengan tingkat serangan hama/penyakit tinggi atau kebun yang tidak

dirawat intensif dan buahnya ditujukan untuk pasar yang sama, paket teknologi

penanganan pasca panen yang dianjurkan sama, tetapi buah perlu dikerodong

sejak berumur + 3 minggu.

3.4.2.4. Studi Potensi Pengembangan Industri Pakan dari Bahan Baku Lokal di Kabupaten Sumba Timur

Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur diperkirakan

memiliki potensi bahan baku sumber serat mencapai 1.136.565 ton/tahun,

sumber energi sebesar 2.555.430 ton/tahun, sumber protein sebesar 24.023

ton/tahun, dan sumber mineral sebesar 630 ton/tahun. Bahan sumber serat,

Page 101: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

91

seperti jerami padi, jerami kedelai, jerami jagung dihasilkan hampir di seluruh

wilayah kecamatan, sedangkan limbah agroindustri umumnya dihasilkan oleh

daerah sekitar kota Waingapu. Jenis-jenis pakan yang potensial untuk

dikembangkan berdasarkan ketersediaan bahan baku dan potensi pasarnya

adalah konsentrat, complete feed dan sumber serat. Estimasi kebutuhan pakan

atas dasar populasi ternak ruminansia diperkirakan untuk konsentrat + 10.850

ton/tahun, complete feed + 88.560 ton/tahun dan sumber serat + 29.150

ton/tahun. Untuk mengatasi kekurangan nutrisi pakan, masih diperlukan

suplementasi berupa penambahan bahan-bahan berkualitas tinggi untuk

melengkapi kekurangan nutrisi limbah pertanian. Aplikasi teknologi pembuatan

pakan lengkap atau complete feed merupakan salah satu alternatif yang dapat

dipilih dalam mendukung penyediaan pakan sepanjang tahun. Komponen bahan

baku yang masih perlu didatangkan dari luar daerah antara lain sumber protein,

lemak dan vitamin. Program jangka panjang untuk mendukung peningkatan

potensi bahan baku lokal serta jaminan keberlanjutan proses produksi pakan,

maka diperlukan upaya pengembangan tanaman strategis seperti ubikayu dan

jagung secara luas di wilayah Kabupaten Sumba Timur. Secara bertahap perlu

pula dikembangkan investasi di bidang agroindustri pengolahan ubikayu dan

jagung untuk menghasilkan produk tepung sebagai produk utama, dan limbahnya

digunakan untuk mendukung produksi pakan.

3.4.2.5. Pengembangan Sistem Integrasi Terpadu Tebu-Ternak-Industri Pakan Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di PG.Jatitujuh

Pengembangan sistem integrasi terpadu tebu-ternak-industri pakan telah

memberikan dampak positif terhadap tumbuh dan berkembangnya kegiatan

agribisnis ternak domba di masyarakat sekitar kawasan kebun tebu PG.Jatitujuh.

Model beternak sistem kering dengan menggunakan pakan lengkap (complete

feed) menjadi alternatif pengembangan agribisnis ternak domba oleh para

peternak binaan. Untuk mengkoordinasikan dan mengakomodasikan kebutuhan

para peternak serta pelaku agribisnis berbasis teknologi complete feed, maka

perlu dibentuk kelembagaan peternak. Guna meningkatkan optimasi

Page 102: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

92

pemanfaatan limbah daun tebu, limbah pertanian dan limbah agroindustri gula

untuk produksi complete feed, diperlukan mobilisasi dan manajemen limbah,

serta pengadaan alat dan mesin pengolahan yang tepat guna, murah dan

terjangkau untuk skala kelompok tani di pedesaan.

3.4.2.6. Pemetaan Kesuburan Tanah Lahan Sawah Dan Sistem Produksi Padi Di Jawa Timur

Produksi padi sawah saat ini menunjukkan penurunan pada setiap musim

tanam. Peningkatan produksi dapat dicapai apabila takaran pemberian pupuk

selalu ditingkatkan. Dengan kondisi seperti ini maka petani menggunakan pupuk

berlebihan dan selalu ditingkatkan untuk mencapai produksi yang sama dibanding

musim tanam sebelumnya. Hal ini berarti efisiensi pupuk yang diberikan menjadi

sangat rendah. Pemupukan tidak didasarkan atas tingkat kesuburan tanah, hal

ini disebabkan oleh belum adanya peta kesuburan tanah sawah. Kenyataan di

lapangan petani menggunakan pupuk N (Urea + ZA) cenderung berlebihan

hingga lebih 700 kg/ha.

Kegiatan ini bertujuan mengetahui tingkat kesuburan tanah lahan sawah

(hara BO, P, K, SO4, dan Zn) dan sistem produksi padi yang diterapkan petani.

Memetakan (secara eksploratif) tingkat kesuburan tanah lahan sawah pada skala

1:100.000. Menyediakan informasi dasar guna menyusun acuan pemupukan

spesifik lokasi untuk padi sawah atas dasar tingkat kesuburan tanah/status hara

dalam tanah.

Contoh tanah diambil dari lapangan secara komposit pada luasan 350

hektar satu contoh. Selanjutnya dianalisis di Laboratorium untuk menentukan

status haranya. Teknologi Sistem Usahatani Padi diperoleh dengan cara

wawancara dengan petani di lokasi di mana contoh tanah diambil.

Dari enam Kabupaten yang diambil contoh tanahnya, baru empat

Kabupaten yang telah selesai dianalisis dan ditentukan status kesuburannya yaitu

Kabupaten Bojonegoro, Magetan, Tulungagung, dan Blitar. Kandungan bahan

organik di empat Kabupaten mempunyai status sangat rendah hingga sedang.

Dari total luas sawah yang diambil contohnya, 67.550 hektar (58,3%) berstus

sangat rendah; 47.25 hektar (40,8%) rendah dan seluas 1.050 hektar (0,9%)

Page 103: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

93

mempunyai status sedang. Hara Fosfat, seluas 700 hektar (0,6%) berstatus

rendah; status sedang seluas 11.550 hektar (10,0%); tinggi seluas 31.500 hektar

(27,2%); dan seluas 72.100 (62,2%) mempunyai status sangat tinggi. Kalium,

seluas 4.200 (3,6%) mempunyai status sangat rendah; 92.400 hektar (79,8%)

rendah; 15.400 hektar (13.3%) berstatus sedang dan seluas 3.150 hektar (2,7%)

tinggi serta 700 hektar (0,6%) mempunyai status sangat tinggi. Hara Sulfat,

sangat rendah seluas 42.350 hektar (36,6%); rendah 55.650 hektar (48,0%);

sedang 14.700 hektar (12,7%); tinggi seluas 1.400 hektar (1,2%) dan seluas

1.750hektar (1,5%) mempunyai status sangat tinggi. Hara seng seluas 49.350

hektar (42,6%) berstatus sangat rendah; 47.600 hektar (41,1%) rendah dan

seluas 18.900 hektar (16,3%) mempunyai status sedang. Teknologi Usahatani

Padi dan tingkat produktivitas padi di enam Kabupaten sangat beragam sehingga

perlu dilakukan identifikasi secara khusus untuk penerapan teknologi yang

bersifat spesifik lokasi.

3.4.2.7. Penelitian Komunitas Ikan pada Terumbu Buatan di Perairan Pantai Sendang Biru, Malang

Perairan Sendang Biru merupakan salah satu base penangkapan ikan di

daerah Malang. Perkembangan sektor perikanan di daerah ini sangat pesat,

sehingga berdampak terhadap struktur dan kondisi terumbu karang yang ada.

Dengan terjadinya kerusakan ekosistem terumbu karang mengakibatkan hasil

tangkapan khususnya ikan karang di daerah ini semakin menurun. Untuk

mempertahankan dan memulihkan kembali kondisi terumbu karang yang ada

maka pada bulan Juli 2002 telah dipasang terumbu Buatan dari bahan beton

semen sebanyak 2 unit pada kedalaman 5 meter dan 10 meter. Pemantauan

komunitas ikan pada terumbu buatan tersebut dilakukan pada bulan Nopember

2003. Metode yang digunakan adalah sensul visual dengan alat bantu scuba

diving. Dari hasil sensul visual secara keseluruhan diketahui bahwa pada

terumbu karang alam ditemukan 33 jenis ikan dari 13 famili dan pada terumbu

buatan ditemukan 21 jenis dari 10 famili. Dilihat dari pola sebarannya, dapat

diketahui bahwa sebagian besar dari ikan yang terdata sangat tertarik terhadap

terumbu buatan

Page 104: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

94

3.4.2.8. Studi Tentang Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Pantai Desa Gelung Kabupaten Situbondo (Jawa Timur)

Perairan desa Gelung merupakan salah satu base penangkapan ikan di

daerah Situbondo. Terdapat berbagai tipe dan jenis terumbu karang dengan

keaneka-ragaman biotanya yang tinggi. Perkembangan sektor perikanan di

daerah ini sangat dinamis bahkan dapat dikatakan sangat pesat, sehingga sangat

mengkhawatikan keberadaan struktur dan kondisi terumbu karang yang ada.

Hasil tangkapan khususnya ikan karang di daerah ini semakin menurun dan ini

sangat erat kaitannya dengan kondisi terumbu karang yang ada. Dari fenomena

yang ada teridentifikasi bahwa telah terjadi kerusakan terumbu karang yang

cukup serius, namun belum diketahui sampai sejauh mana tingkat kerusakan

tersebut. Untuk mengetahui kondisi terumbu karang di perairan desa Gelung

telah dilakukan observasi secara sensus visual. Pengamatan dilakukan pada 6

(enam) titik stasiun terpilih secara random sampling dengan menggunakan

metode transek garis sepanjang 100 meter untuk setiap titik stasiun. Dalam

sensul visual kriteria dari kondisi terumbu karang yang diamati meliputi penutupan

dan jenis karang hidup. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tutupan karang

dari seluruh stasiun pengamatan hampir semuanya berada pada kondisi rusak

berat (tutupan < 25 %), kecuali pada stasiun 4 dengan kedalaman 6 meter kondisi

karangnya adalah sedang (tutupan > 25 %). Berdasarkan hasil penelitian tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa terumbu karang di perairan desa Gelung telah

mengalami degradasi yang cukup berat dan perlu dengan segera diupayakan

rehabilitasi. Dianjurkan dalam melakukan rehabilitasi terumbu karang

menggunakan metode yang mengarah pada pembinaan masyarakat sekitar,

sehingga pengelolaan terumbu karang dapat berlangsung sesuai dengan

komonitas yang ada.

Page 105: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

95

3.5. SARANA

3.5.1. Daftar Inventaris Peralatan Laboratorium, Bengkel dan Kebun Percobaan (per 31 Desember 2003)

Laboratorium/Kebun Percobaan Jenis Barang Kondisi

1. Bioteknologi 1. Shaker (besar) Baik 2. Shaker reciproc (2 buah) Rusak 3. Autoclave Baik 4. Laminar Air Flow (2) Rusak 5. Timbangan Sartorius (2 buah) Rusak 6. Microscope Rusak 7. Magnetic Stirrer Baik 8. pH Meter Rusak 9. Water distilator Rusak 10. Almari es (2 buah) Rusak 11. Kompor gas Baik 12. Growth chamber Baik 13. DNA sequizer Baik 2. Agronomi 1. Kulkas 1 pintu Baik 2. Oven Rusak 3. Exikator Ø 25 cm Rusak 4. Triple Balance 5. Timbangan 10 kg Tidak ada 6. Timbangan 50 kg Rusak 7. Kompor gas Rusak 8. Timbangan digital 9. Pengukur kadar air 10. Glass ware

Petridish Gelas ukur

kurang kurang

11. Alat Pemotong (pisau, gunting) 12. Termometer Max-min 13. Meja berlapis alumunium ada Mortar 3. Tanah 1. AAS Baik 2. Spectrophotometer Baik 3. Destilator Baik 4. Touch Mixer Baik 5. Magnetic Stirrer Baik 6. Hot plate Baik 7. Analitical Balance Baik 8. Horizontal Shaker Baik 9. Lemari Asam Baik 10. Ph Meter Baik 11. Grinder Baik 12. Oven Baik 13. Block Digester Baik 14. Hot Plate with strirer 15. Hot Plate 16. Soil Hydrometer

17. Fum Hood

Page 106: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

96

4. Pengolahan Data &

Analisa data

1. Personal Computer Set Baik 2. Plotter DesignJet HP Baik 3. Sofware Word Processor Baik 4. Sofware Spread Sheet Baik 5. Sofware Data Base Relational Baik 6. Sofware Image Processing Baik 7. Sofware Statistik Baik

8. Sofware Geographyc Information System (GIS) 5.Diseminasi Wonocolo 1. Alat Pemancar Rusak 2. Brandkas (Lemari besi) Baik 3. Computer Rusak 4. Faximili Baik 5. Filling Cabinet Baik 6. Kipas Angin Rusak 7. Lemari es Baik 8. Mesin ketik Rusak 9. Mesin Stensil Rusak 10. Tustel Kamera Baik 11. Pesawat Telepon Baik 12. Water Pump Baik 6. Teknologi Hasil 1. Analitical balance (Metter AE-160) Rusak 2. Analitical balance (Ohause) Rusak 3. Autoclave Baik 4. Autoclave Baik 5. Centrifuge Baik 6. Drier Baik 7. Furnace (hotspot) Sedang 8. Haemocytometer (Attago N-2) Baik 9. Hand refractometer (Attago N-2) Baik 10. Hotplate Baik 11. Mikroskop Baik 12. Moisture tester Baik 13. Oven Baik 14. Penetrometer (Efferi) Baik 15. Penetrometer (Sur) Baik 16. Penggoreng abon Baik 17. Penutup kaleng Baik 18. Perajang bawang Baik 19. Presser (minyak) Baik 20. Slingpsycrometer Baik 21. Spectrophotometer Baik 22. Spinner Baik 23. Timbangan (Ohause, kasar) Baik 24. Timbangan (Krups, kasar) Rusak 25. Top loading (Ohause-400) Rusak 26. Vacuum frying Baik 27. Viscosimeter Rusak 28. AC Split 1 1/2 PK Daikin Baik 29. Laboratory mill Baik 30. Almari Arsip Baik 31. Filling Kabinet Baik 7. Pemuliaan/Benih 1. Growth chamber 2. Oven Kurang baik 3. Kulkas Baik

Page 107: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

97

8. Hama/Parasitologi 1. Mikroskop binokuler Baik

2. Mikroskop monokuler Baik

3. Centrifuge Rusak

4. Oven Baik

5. Auto clave Baik

6. Water bath Baik

7. Laminar Air Flow Baik

9. Bengkel/Pergudangan

1. Gerinda listrik stasioner TNW Baik

2. Sander Melabo Baik

3. Gerinda/Gerinda tangan Melabo Baik

4. Bor tangan (mekanik) Baik

5. Bor listrik (hand bor) Baik

6. Sirkel listrik Baik

7. Alat pembengkok pipa/besi Baik

8. Toll kit Pertukangan Baik

9. Klem/penjepit Baik

10. Kompresor listrik Baik

11. Alat test accu Baik

12. Meja kerja Baik

14. Bangku kerja Baik

15. Pemotong besi Baik

16. Mesin Las listrik Baik

17. Gerinder Baik

18. Gunting plat Baik

19. Tang jemput Baik

20. Pahat kayu Baik

21. Mata bor Baik

22. Califen Baik

23. Gergaji siku Baik

24. Skrap kayu Baik

25. Profil kayu Baik

26. Jig saw Baik

27. Mesin bor duduk Baik

28. Meteran 5 m Baik

29. Siku-siku Baik

30. Sengkang gergaji besi Baik

31. Gergaji kayu Baik

32. Mata bor/plong Baik

33. Kompresor Baik

34. Jigsow Baik

35. Planer Baik

36. Circularsow Baik

37. Profil Baik

38. Bor duduk Baik

39. Tavo las Baik

40. Mesin Cut ott Baik

41. Catok/Paron Baik

42. Catok Pipa Baik

43. Hole Sow Baik

44. Gergaji Baik

45. Gunting Plat Baik

46. Tang buaya Baik

47. Totok 4 PC Baik

48. Gurinda Baik

49. Mata Bor Baik

Page 108: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

98

10. KP. Malang

1. Genset/Dinamo Sedang

2. Mesin bajak traktor Baik

3. Mesin pompa air pengairan Sedang

4. Mesin bajak traktor Sedang

5. Tresher (mesin perontok) Sedang

3.5.2. Usulan Pengadaan Peralatan 31 Desember 2003 Laboratorium/Kebun

Percobaan/Pelayanan Teknik Jenis Barang Jumlah

Pasca Panen 1. Alat Pengering 2 unit 2. Alat Penyawut 2 unit 3. Alat Pengepras 2 unit 4. Alat Penggiling 1 unit 5. Timbangan 6 unit Lab.Tanah 1. Grain Moisture Tester 1 unit 2. Almari bahan kimia 2 unit 3. Rak buku 1 unit Lab Diseminasi Wonocolo 1. Computer Editing I unit 2. Lampu Spot I buah 3. Tripot Lampu 1 buah 4. VHS Player 1 unit 5. Bateray cadangan 1 unit 6. Kursi lipat 23 buah 7. Kursi direktur 15 buah 8. Filling cabinet 4 buah 9. Meja kerja ½ biro 15 buah 10. Rak buku 2 unit 11. Almari katalog 1 unit 12. Meja baca 2 buah 13. Sice 1 unit 14. Televisi JVC 14” 1 unit 15. Smout Cheps 1 unit 16. Video editing tool 1 unit Pelayanan Teknik Backwall Exhibition Complete 1 unit Ruang Seminar I 1. Kursi lipat 83 unit 2. Meja sidang 4 unit 3. Kursi sidang 8 buah Ruang Seminar II 1. Kursi direktur 25 unit 2. Meja sidang 2 unit

Page 109: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

99

3.5.3. Usulan Pengadaan Laboratorium/Kebun Percobaan/Bengkel/

Tahun anggaran 2003 No Jenis Barang Jumlah Spesifikasi Keterangan

Lab. Tanah :

1. Sentrifuse 1 unit Pengembangan 2. Lampu katoda : Pb Cd, As, Hg 1 unit Pengembangan 3. Water bath 1 unit Pengembangan 4. Destilling unit 1 unit Pengembangan 5. Timbangan listrik 2 desimal 1 unit Pengembangan 6. Kulkas besar 2 unit Pengembangan 7. AC 2 unit Pengembangan 8. Vacum Cleaner 1 unit Pengembangan 9. Dehumedifier 1 unit Pengembangan 10. Komputer 1 unit Pengembangan Lab.Pemuliaan/Benih : 1. Ruang pendingin 2 unit Pengembangan 2. Kulkas 1 unit Pengembangan 3. Glass ware 1 unit Pengembangan 4. ph meter 1 unit Pengembangan Lab. Agronomi : 1. Oven 1 unit Penggantian 2. Perangas air 1 unit Pengembangan 3. Dandang (panci ) stainless 1 unit Pengembangan 4. Alat timbang 10 kg 1 unit Pengembangan 5. Alat timbang Triple Balance 1 unit Penggantian 6. Alat timbang digital 1 unit Pengembangan 7. Pengukur kadar air 1 unit Pengembangan 8. Glass ware (petridish)

Gelas ukur 100 bh

Pengembangan

9. Termometer max-min 5 bh Pengembangan 10. Mortar 5 bh Penggantian 11. Kompor gas 2 bh 12. Alat pemotong (gunting pisau) 5 bh Penggantian Lab. Bioteknologi : 1. Timbangan analitik 1 bh Pengembangan 2. Destilator 1 bh Pengembangan 3. AC 1 bh Pengembangan 4. Kompor gas LPG 1 bh Pengembangan 5. Tabung gas LPG 1 bh Pengembangan 6. Refrigerator 1 bh Pengembangan 7. Rak penyiapan 1 bh Pengembangan 8. Beaker glass 2 unit Pengembangan 9. Mikroskop 1 unit Pengembangan 10. Auto clave 2 bh Pengembangan 11. Komputer 1 unit Pengembangan Lab. Teknologi Hasil : 1. Saxhlet 1 unit Pengembangan

2. Heat magnetic stirrer 1 unit Pengembangan

3. Top loading 1 unit Pengembangan

4. Blower stainless steel 1 unit Pengembangan

5. Colour chart 1 unit Pengembangan 6. Vacum evaporator 1 unit Pengembangan

Page 110: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2003

100

7. Digital pH meter 1 unit Pengembangan 8. Destilator unit 1 unit Pengembangan 9. Glass ware 1 unit Pengembangan Lab. Analisis Pengolahan Data : 1. Komputer/Desktop 1 unit Baru 2. Lap Top 1 unit Baru

Lab. Hama Parasitologi : 1. Timbangan listrik 1 unit Pengembangan 2. Auto clave 1 unit Pengembangan 3. Centrifuge 1 unit Pengganti yang

rusak 4. Camera digital 1 unit Pengembangan 5. Camera mikroskop 1 unit Pengembangan 6. Handycam 1 unit Pengembangan

Lab. Diseminasi : 1. Slaid Proyektor 2 unit Pengembangan 2. Pemancar Radio 1 unit Pengembangan 3. Internet 2 bh Pengembangan 4. Layar monitor 2 bh Pengembangan

3.5.4. Rencana Renovasi/Pembangunan Fasilitas

No Jenis Bangunan Luas Keterangan

1. Laboratorium Hama Penyakit 120 m2 Rutin 2. Laboratorium Agronomi 120 m2 Rutin 3. Screen House (rumah kasa) 3 unit 230 m2 Rutin 4. Ruang teknisi screen house 20 m2 Rutin

KASIE. PELAYANA

N TEKNIK

Page 111: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

LLLAAAPPPOOORRRAAANNN TTTAAAHHHUUUNNNAAANNN BBBaaalllaaaiii PPPeeennngggkkkaaajjjiiiaaannn TTTeeekkknnnooolllooogggiii PPPeeerrrtttaaannniiiaaannn JJJaaawwwaaa TTTiiimmmuuurrr

TTTaaahhhuuunnn... 222000000444

Penyunting :

Ketua : Endang Widajati

Sekretaris : Sjaiful Chanafi, S. Sos

Anggota : Dra. Iffah Irsjadina

: Ir. Roesmiyanto, MS

I Wayan Marka, SH

Ir. Zainal Arifin, MP

Ir. Bambang Irianto

Redaksi Pelaksana :

Prayitno Surip

DEPARTEMEN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

2005

Page 112: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Penerbitan buku ini dibiayai dari : Bagian Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif Jawa Timur TA 2005 Cover Depan : Panen Raya oleh Bupati Nganjuk dalam rangka Pengkajian Optimasi Sumberdaya Pertanian

SecaraTerpadu Menunjang Agribisnis Padi di Lahan Sawah, dan sapi hasil penggemukan pada kegiatan tersebut tahun 2004.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) JawaTimur Jl. Raya Karangploso, KM. 4, PO Box 188 , Malang - 65101 Telp. : (0341) 494052; 485065 Fax. : (0341) 471255 e-mail : [email protected]

Laporan Tahunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Tahun 2004

Penyunting Ketua : Dra. Endang Widajati Sekretaris : Sjaiful Chanafi, S.Sos Anggota : Dra. Iffah Irsjadina : Ir. Roesmiyanto I Wayan Marka, SH Ir. Zainal Arifin, MP Ir. Bambang Irianto, MSc Redaksi Pelaksana : Prayitno Surip Diterbitkan oleh : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur 2005 ISSN : 1693-8410

Page 113: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

i

KATA PENGANTAR

Sebagai bagian dari pertanggung jawaban institusi sebagai unit pelaksana

teknis yang memperoleh pendanaan yang bersumber dari APBN dan Kerjasama

dengan Pihak Ketiga untuk operasional kegiatannya dalam tahun 2004. Laporan

tahunan ini disusun secara ringkas

Untuk memudahkan, laporan ini disusun berdasarkan pengelompokan

kegiatan per RPTP (Rencana Pengkajian Tim Peneliti) yang ada dalam Pedoman

Operasional Proyek PAATP, dan dari pengelola Manajemen Balai, yang secara

garis besar dikelompokkan dalam Subag Tata Usaha dan Seksi Peleyanan Teknik.

Kepada Tim Penyunting yang membantu penyusunan buku ini

disampaikan terima kasih dan penghargaan. Mudah-mudahan informasi yang ada

dalam laporan ini bermanfaat bagi yang memerlukan.

Malang, Agustus 2005 Kepala Balai, Dr. Mat Syukur NIP. 080 062 286

Page 114: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

i

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

I. PENDAHULUAN 1

II. HASIL KEGIATAN PROYEK PAATP T.A. 2004 1

2.1. Penyusunan Rencana Teknis 2

2.1.1. Penyusunan Rencana Kerja 2

2.1.2. Sistem Informasi Manajemen 3

2.1.3. Kegiatan Komisi Pengkajian 4

2.1.4. Pelatihan dan Ketrampilan Tenaga Kerja 5

2.1.5. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN 7

2.1.5.1. Peningkatan Sumberdaya Manusia 7

2.2. PENELITIAN/PENGKAJIAN SHARING DENGAN PUBLIK 8

2.2.1. Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis Tanaman Ternak Spesifik lokasi

8

2.2.1.1. Pengkajian Optimalisasi Sumberdaya Pertanian Berbasis Padi Secara Terpadu Menunjang Agribisnis Padi Sawah

8

2.2.1.2. Pengkajian Model Pengembangan Agribisnis Pisang Spesifik Lokasi

10

2.2.1.3. Pengkajian Model Pengembangan Agribisnis Jeruk Spesifik lokasi

11

2.2.1.4. Pengkajian Efisiensi Pengelolaan Varietas Jagung Lokal Sumenep

14

2.2.1.5. Pengkajian Efisiensi Pengelolaan Hara untuk Meningkatkan Hasil Jagung

14

2.2.1.6. Pendampingan Program Daerah 16

2.3. PENELITIAN/PENGKAJIAN NON SHARING 17

2.3.1. Karakterisasi dan Analisis Sumberdaya Lahan Mendukung Peningkatan dan Stabilitas Produksi Pertanian di Jawa Timur

17

2.3.1.1. Pengkajian Status Hara Tanah Sebagai Dasar Peyusunan Rekomendasi Pemupukan Lahan Sawah Tingkat Kabupaten

17

2.3.1.2. Pengkajian Efisiensi Pengelolaan SUT Lahan Sawah Guna Mengatasi Senjang Produksi pada Lokasi Spesifik

18

2.3.1.3. Analisis Data Iklim dalam Kaitannyadengan Waktu Tanam untuk Menekan Resiko Panen

21

Page 115: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

ii

2.3.1.4. Inventarisasi Sumberdaya Hayati dan Perbaikan Sistem Perbenihan Tanaman Pangan dan HortikulturaUnggulan Jawa Timur

22

2.3.1.5. Perbanyakan Benih BS dan Galur Harapan Tanaman Pangan dan Melon.

22

2.3.1.6. Inventarisasi Ragam Kultivar dan Model Pengelolaan Kebun Induk Hortikultura Unggulan Jawa Timur.

23

2.3.1.7. Pemuliaan Padi Secara Partisipatif 24

2.3.1.8. Pengelolaan Padi lokal 25

2.4. PENGKAJIAN MODEL USAHATANI TERPADU TANAMAN TERNAK DAN IKAN DI LAHAN TADAH HUJAN

27

2.4.1. Pengkajian Model Usahatani Terpadu Crop-Livestock System (CFLS) di lahan Sawah Tadah Hujan (LSTH)

27

2.4.2. Pengkajian dan Pengembangan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu Pola Multi Strata LKDR di Kawasan Selatan Jatim (KSJT)

30

2.4.3. Pengembangan Model Usahatani Konservasi Pola Strip Cropping Tanaman Kentang Secara Partisipatif di Lahan Kering Dataran Tinggi

31

2.4.4. PENGEMBANGAN SISTEM USAHA PERIKANAN RAKYAT DENGAN MODEL DESA PANTAI DI JAWA TIMUR

32

2.4.5. Pengembangan Sistem Usaha Perikanan Rakyat dengan Model Desa Pantai Berbasis Budidaya Laut

32

2.5. KAJIAN AGRIBISNIS KOMODITI UNGGULAN JAWA TIMUR 34

2.5.1. Kajian Pengembangan Agribisnis Perbenihan Padi Varietas Unggul Tipe Baru

34

2.5.2. Kajian Pengembangan Agribisnis Mangga Podang Urang 36

2.5.3. Kajian Pengembangan Usahatani Udang Windu pada Lahan Perairan air Tawar

39

2.5.4. Kajian Pengembangan Agribisnis Tepung Kasava 41

2.5.5. Kajian Pengembangan Agroindustri Pedesaan dan Perberdayaan Wanita

43

2.5.6. Kajian Pengembangan Agribisnis Perbenihan Kentang 44

2.6. PENGKAJIAN ADOPSI DAN DAMPAK TEKNOLOGI SUP SERTA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ASLI PEDESAAN DI JAWA TIMUR

48

2.6.1. Kajian Adopsi dan Dampak Pengembangan Teknologi Unggulan BPTP Jawa Timur

48

Page 116: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

iii

2.6.2. Pengembangan Teknologi Asli Pedesaan Jawa Timur 50

2.7. PENGKAJIAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI JAWA TIMUR

51

2.7.1 Pengkajian Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Wilayah Jawa Timur

51

2.7.2. Kajian Indikator Pembangunan Pertanian di Jawa Timur 55

2.8. PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI 58

2.8.1 Pembuatan/Pencetakan Monograf, Buletin, Laporan Tahunan, Prosiding, Koran Sinar Tani

58

2.9. DISEMINASI HASIL LITKAJI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN JARINGAN INFORMASI AGRIBISNIS DI JAWA TIMUR

58

2.9.1 Pengembangan dan Penyebaran Media Informasi Teknologi Pertanian (Media Cetak Terproyeksi, Elektronik) (include : Survey efektivitas Penyebaran Media Informasi)

58

2.9.2. Komunikasi dan Sosialisasi Teknologi Rekomendasi Hasil Litkaji se Jawa Timur Melalui TV/VCD

60

2.10. SOSIALISASI TEKNOLOGI UNGGULAN MELALUI VISITOR PLOT 61

2.10.1. Visitor Plot Wonocolo 61

2.10.2. Visitor Plot Mojosari 64

2.10.3. Visitor Jamur Malang 65

2.10.4. Visitor Plot Ikan Nila Malang 67

2.10.5. Unit Komersialisasi Teknologi Pertanian (UKT) 68

2.10.6. Pengembangan Jaringan Informasi Teknologi dan Agribisnis 69

2.10.7. Klinik Agribisnis 69

2.11. PENGEMBANGAN DAN PENYEBARAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN MELALUI KEGIATAN PERTEMUAN DAN EKPOSE

70

2.11.1. Temu Informasi Teknologi 70

2.11.2. Temu Aplikasi Paket Teknologi (Road Show) 72

2.11.3. Sosialisasi dan Ekpose Teknologi Unggulan 72

2.11.4. Temu Karya “Penas” Menado 74

2.11.5. Study Banding 75

2.12. MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) 76

III. MANAJEMEN BALAI 79

3.1. Struktur Organisasi 79

3.2.. Manajemen 80

3.3. KETATA USAHAAN BALAI 81

Page 117: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

iv

3.3.1. Kepegawaian 81

3.3.1.1. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Kepangkatan 81

3.3.1.2. Tenaga Honorer Berdasarkan Jenjang Pendidikan 82

3.3.1.3. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Jabatan Fungsional 82

3.3.2. Rumah Tangga 84

3.3.2.1. Luas dan Pemanfaatan Lahan 84

3.3.2.2. Keadaan Bangunan dan Pemanfaatan 84

3.3.2.3. Sarana Mobilitas 85

3.3.2.4. Tambahan Peralatan Perkantoran 85

3.3.3. Keuangan 86

3.3.3.1. Sumber Dana 86

3.3.3.2. Penetapan Anggaran 87

3.3.3.3. Pelaksanaan Anggaran 87

3.4. PELAYANAN TEKNIK 87

3.4.1 Kegiatan Informasi 87

3.4.1.1. Penyebaran Informasi Hasil Penelitian/Pengkajian 88

3.4.1.2. Perpustakaan 89

3.4.1.3. Pameran/Ekpose 90

3.4.1.4. Kunjungan Tamu 91

3.4.1.5. Kursus/Latihan, Seminar di dalam dan di luar BPTP, Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan dan Penelitian

92

3.4.2. Kegiatan Kerjasama Pihak Ketiga 97

3.5. SARANA 102

3.5.1. Daftar Inventaris Peralatan Laboratorium, Bengkel dan Kebun Percobaan

102

3.5.2. Usulan Pengadaan Peralatan yang Belum Terealisir 105

3.5.3. Rencana Renovasi/Pembangunan Fasilitas 106

3.5.4. Renovasi/Pembangunan Fasilitas 106

Page 118: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

1

BAB I

PENDAHULUAN

Program pengkajian BPTP Jawa Timur disusun atas dasar sumberdaya lahan

yang dominan ada di wilayah Jawa Timur. Sumberdaya lahan yang dominan tersebut

meliputi : lahan sawah irigasi, lahan kering dataran rendah dan dataran tinggi, lahan

perairan laut/pesisir serta darat dan lahan sawah tadah hujan. Disamping itu terdapat

program pengkajian yang bersifat lintas agroekologi (tematik) dan program diseminasi

informasi dan teknologi hasil pengkajian. Sistem usahatani yang dikembangkan dalam

setiap tipe sumberdaya tersebut berbasis komoditas unggulan dan bersifat lintas

komoditas atau lintas sub sektor. Sebagai konsekuensinya, pengkajian untuk

mendapatkan teknologi spesifik lokasi di masing-masing tipe lahan tersebut harus

dilakukan oleh Tim Peneliti yang bersifat lintas disiplin. Peta agroekologi wilayah Jawa

Timur yang telah disusun digunakan sebagai acuan dan dasar bagi tim peneliti untuk

melaksanakan pengkajian dan transfer teknologi kepada petani dan pengguna lainnya.

Untuk memudahkan pembaca mengikuti alur informasi yang disajikan, penyampaian

hasil pengkajian disusun sesuai dengan program tahun 2004, sesuai dengan RPTP

(Rencana Pengkajian Tim Peneliti), kegiatan dan sub kegiatan.

Pengembangan agribisnis komoditas unggulan wilayah harus berbasis pada

sumberdaya lokal yang tersedia serta didukung oleh inovasi dan teknologi yang

bersifat spesifik lokasi. Apabila hal tersebut dapat dilakukan secara ooptimal, maka

sistem dan usaha agribisnis yang dikembangkan memiliki daya saing yang tinggi dan

berkelanjutan. BPTP Jawa Timur sejak dibentuk tahun 1995 selalu berupaya

menghasilkan inovasi dan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi guna

mendukung pengembangan agribisnis di wilayah Jawa Timur

Laporan Tahunan ini menyajikan hasil-hasil pengkajian secara ringkas. Hasil

pengkajian secara utuh dan lengkap dapat dibaca pada terbitan lain berupa prosiding,

atau jurnal/bulletin yang juga diterbitkan oleh BPTP Jawa Timur. Materi lain yang

disajikan dalam Laporan Tahunan ini adalah berbagai hal yang menyangkut

manajemen Balai.

Page 119: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

2

BAB II. HASIL KEGIATAN PROYEK PAATP TA 2004

2.1. Penyusunan Rencana Teknis

2.1.1. Penyusunan Rencana Kerja

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian dibentuk melalui SK Mentan

No:798/kpts/ ot.210/12/94 tanggal 13 Desember 1994 dan berlaku efektif tanggal

1 April 1995. Sesuai SK tersebut, Tugas pokok dan fungsi BPTP adalah: (1).

Melakukan penelitian komoditas spesifik lokasi. (2). Melakukan pengujian dan

perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. (3). Menyampaikan paket

teknologi hasil pengujian dan perakitan sebagai bahan materi peyuluhan

pertanian. (4). Menyampaikan umpan balik permasalahan kepada Balai Penelitian

Komoditas untuk menyusun program penelitian yang lebih mendasar. (6).

Melayani kegiatan pengkajian teknologi pertanian dan menyelenggarakan urusan

tata usaha balai .

Pembentukan BPTP Jawa Timur merupakan langkah yang tepat dalam

rangka desentralisasi penelitian dan pengembangan untuk mendukung

pelaksanaan otonomi daerah. Pada awal Triwulan II tahun 2004 , didahului

dengan pembuatan Renstra Program Penelitian dan Pengkajian BPTP Jawa

Timur 2005 – 2009, dihasilkannya Program Litkaji multi years berbasis pada

komoditas Unggulan Wilayah Jawa Timur yang berbasis Farming System Zone di

Jawa Timur. Selanjutnya dibuat matrik usulan RPTP dan Proposal Litkaji 2005

.Dalam perjalanan penyusunan Usulan Litkaji 2005, terjadi beberapa kali

perubahan baik RPTP yang telah disepakati pada awal 2004 maupun Matrik

Usulan Litkaji 2005. Semula berdasar acuan program yang dikembangkan oleh

PSE dan Tim Assistensi ada progam utama yaitu: Program Inventarisasi dan

Pengembangan Sumberdaya Pertanian, Program Pengkajian Teknologi Inovatif

Spesifik Lokasi, Program Kajian Agribisnis Unggulan Daerah, Program

Pengkajian Tematik, Program Sintesis Teknologi dan Analisis Kebijakan, Program

Informasi , Komunikasi dan Diseminasi Hasil Pengkajian. Tetapi dengan adanya

reorganisasi di Badan Litbang maka matrik 2005 yang disusun berdasar acuan

Page 120: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

3

Renstra badan Litbang 2005 -2009 yaitu Program Penelitian dan Pengembangan

Sumberdaya pertanian, Program Penelitian dan Pengembangan Teknologi tinggi

dan Strategis komoditas, Program Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi

dan Nilai Tambah Pertanian, Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi

Inovasi Pertanian, Program Pengembangan Kelembagaan dan Komonikasi Hasil

Litbang, Program utama penelitian dan pengembangan pertanian periode 2005-

2009 merupakan penajaman prioritas, perluasan cakupan dan kelanjutan dari

program utama periode 1999-2004. berdasar petunjuk kapus PSE program

penelitian/pengkajian dan pengembangan BPTP adalah:Inventarisasi

pengelolaan dan pengembangan sumberdaya pertanian spesifik lokasi;

Pengkajian teknologi inovatif spesifik lokasi dan agribisnis unggulan

daerah.Pengkajian komunikasi, diseminasi dan penjaringan umpan balik teknologi

pertanian spesifik lokasi. Pengembangan model agribisnis berbasis inovasi

pertanian; Penelitian dan pengkajian berbasis kemitraan dan keperluan

pembangunan pertanian spesifik lokasi berdasar permintaan; Analisis dan

sintesis kebijakan pembangunan pertanian daerah; Pengembangan kapasitas

kelembagaan litbang pertanian ; Pengembangan sumberdaya informasi,

komunikasi, diseminasi dan penjaringan umpan balik IPTEK. Perencanaan Litkaji

BPTP Jawa Timur 2005 terdiri dari 8 program/Subprogram, 11 RPTP dengan

jumlah kegiatan 39 kegiatan litkaji. Untuk memantapkan rencana kerja perlu ada

panduan jadwal dan yang jelas dari PSE atau Badan Litbang sejak awal

anggaran sehingga pelaksanaan perncanaan litkaji agar tidak banyak mengalami

perubahan dan target dan sasaran pernecanaan bisa tercapai.

2.1.2. Sistem Informasi Managemen

1. Pelatihan Pengelolaan Keuangan Negara dengan Sistem Akuntansi

Pemerintah (SAPP), pada tanggal 23 s/d 27 Maret 2004 oleh Direktorat

Jenderal Anggaran di Jakarta. Pelatihan ini dalam rangka mengaplikasikan

Pengelolaan Keuangan Negara sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan

Nomor : 337/KMK/012/2003 tentang Sistem Akuntansi dan laporan keuangan

keuangan pemerintah, serta menerapkan dan melaksanakan UU No.1 tahun

Page 121: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

4

2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU No. 17 tahun 2003 tentang

Keuangan Negara. Pelatihan diikuti oleh 1 orang dari keuangan proyek.

2. Mengikuti Workshop Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAI & SAAT) Unit

Akuntansi Eselon I Badan Litbang Pertanian, dalam rangka Penyusunan

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca Semester I tahun anggaran

2004. Kegiatan tersebut diikuti oleh2 orang yaitu dari Rutin dan

Perlengkapan, dilaksanakan pada tanggal 24 s/d 29 Mei 2004 di Ciawi Bogor.

3. Pelatihan SIM SAAT lingkup UPB/PUPB BPTP Jatim yang dilaksanakan

tanggal 21 s/d 22 Juli 2004 di BPTP Jatim, dan diikuti oleh staf dari

Laboratorium Desiminasi Wonocolo dan Kp. Mojosari. Adapun maksud

diadakannya perlatihan tersebut agar dalam pelaporan SIM SAAT BPTP

Jatim dapat merangkum Laporan Aset Tetap tingkat Pembantu Unit Pemakai

Barang PUPB.

4. Melaksanakan Evaluasi dan Koordinasi dari kegiatan pelatihan SIM SAAT di

Lab.Desiminasi Wonocolo dan Kp. Mojosari.

1. Koordinasi dan Pelatihan SAAT & SAI Lingkup UAW Departemen

Pertanian Jawa Timur di Balittas Malang pada tanggal 15 s/d 16

September 2004, dengan menghadirkan pembicara dari Kantor Akuntansi

Regional (KAR). Dari kegiatan tersebut telah dicapai kesepakatan tentang

pelaksanaan pelaporan SAI dan SAAT, dan di masing-masing UPT harus

ditunjuk penanggung jawab untuk pelaksanaan SAI dan SAAT.

2. Melaksanakan evaluasi dan koordinasi tentang pelaksanaan pelaporan

SAI dengan Kantor Akuntansi Regional (KAR) di Surabaya.

3. Konsultasi dan Koordinasi tentang pelaksanaan program SIMOTO dan

SIMPEG dengan Unit Akuntansi Eselon (UAE).

2.1.3. Kegiatan Komisi Pengkajian

Kegiatan Pertemuan Tim Teknis dan Komisi Pengkajian Teknologi

Pertanian Propinsi Jawa Timur merupakan agenda rutin yang dilaksanakan

minimal dua kali dalam setahun. Pertemuan Tim Teknis Teknologi Pertanian

Jawa Timur dilaksanakan pada tanggal 24 September 2004, untuk membahas

10 (sepuluh) usulan rekomendasi Rakitan Teknologi TA 2004, antara lain Model

Page 122: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

5

Analisis Agroklimat untuk menekan resiko panen, Rakitan teknologi kentang

dengan pemanfaatan modelling, Teknologi Budidaya Tanaman Rimpang,

Budidaya tanaman kakao, Diversifikasi di kebun kopi dalam rangka menunjang

keberlanjutan usaha kopi, Budidaya tembakau Madura rendah nikotin,

Pengendalian kontaminasi aflatoksin pada produk olahan kacang tanah, Model

Usahatani Konservasi berbasis Kentang di dataran tinggi, Budidaya padi lokal,

Pembibitan kobis bebas OPT. Sedangkan Pertemuan Komisi Teknologi Pertanian

Jawa Timur dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2004. di Surabaya,

membahas lebih lanjut usulan rekomendasi yang telah dibahas oleh Tim Teknis

Teknologi Pertanian Jawa Timur. Hasilnya kesepuluh usulan rekomendasi

rakitan teknologi pertanian tersebut disetujui oleh Komisi Teknologi dengan

beberapa catatan perbaikan makalah. Disamping itu, disampaikan juga

Sosialisasi Program Pengkajian BPTP Jawa Timur TA 2005.

2.1.4. Pelatihan dan Ketrampilan Tenaga Kerja

Pelatihan merupakan suatu proses pemberdayaan tenaga kerja untuk

menggali potensi yang dipunyai setiap individu tenaga kerja yang selanjutnya

dapat menyumbangkan potensinya kepada lembaga induknya, lembaga terkait,

mitra kerja dan masyarakat petani.. Peningkatan kemampuan intelektual yang

meliputi penguasaan, penerapan, pengembangan pengetahuan dan teknologi

serta ketrampilan diharapkan dapat meningkatkan kualitas kerja masing-masing

individu. Perencanaan pelatihan dan peningkatan ketrampilan sumberdaya

manusia lingkup Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur dalam upaya

mengembangkan sumberdaya manusia untuk menghadapi, memenuhi dan

mengantisipasi perkembangan, kebutuhan teknologi dan permasalahan yang

muncul di tingkat lapang. Pelatihan yang dilaksanakan pada tahun anggaran

2004 adalah :

Pelatihan Analisa Tanah.

Pelatihan Pembibitan dan Budidaya Jamur Tiram dan Kuping.

Pelatihan Design Grafis.

Mengikuti Pelatihan Managemen Laboratorium Tanah

Page 123: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

6

Mengikuti Pelatihan Prosedur Standart Mutu (IS0)

Pelatihan Pengembangan Kapasitas Sumberdaya Manusia BPTP Jawa Timur

Dalam Rangka Pembekalan Melakukan Pembinaan dan Pembimbingan

Kepada Petani Sebagai Sasaran Program Pengkajian. Asal fasilitator, jumlah

peserta, tempat dan waktu/lama masing–masing pelatihan sebagai berikut :

No Pelatihan Asal fasilitator Jumlah Peserta

(org) Tempat

Waktu/ lama

1. Analisa Tanah BPTP Jatim 4 Laboratorium tanah BPTP Jatim

19 hari

2. Pembibitan dan budidaya jamur tiram dan kuping

BPTP Jatim

Petani Binaan

11 Laboratorium agronomi

Ruang Workshop Di BPTP Jatim

8 hari

3. Design Grafis Balitkabi, Malang

15 BPTP Jatim 4 hari

4. Managemen Laboratorium Tanah

Puslitannak, Bogor

1 Puslitannak, Bogor 7 hari

5. Prosedur IS0 Depperindag 1 Deperindag, Bandung 5 hari

6. Pengembangan Kapasitas SDM BPTP Jatim Dalam Rangka Pembekalan Melakukan Pembinaan dan Pembimbingan Kepada Petani Sebagai Sasaran Program Pengkajian

LSM Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita

75 BPTP Jatim 1 hari

Peserta terdiri dari tenaga fungsional ( peneliti, penyuluh dan teknisi) dan

tenaga struktural pelayanan teknis lingkup Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Jawa Timur. Metode penyampaian materi pada pelatihan yang masuk pada

katagori teknis analis laboratorium langsung aplikatif yang diselingi diskusi (

praktikum 80% dan teori/diskusi 20%) untuk point pelatihan 1, 2 dan 3.

Keikutsertaan penanggung jawab laboratorium tanah pada pelatihan point 4 dan

5 merupakan salah satu upaya untuk menambah kemampuan managerial

laboratorium dalam menghadapi akreditasi laboratorium tanah Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jawa Timur. Pelatihan point 6, yang bekerjasama dengan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) metode penyampaian materi secara

kombinasi beberapa metode yaitu klasikal, diskusi, dan eduitement (education

entertainment). Sharing pengalaman dengan pihak LSM sangat diperlukan,

karena LSM mempunyai begitu banyak pengalaman dalam melakukan

Page 124: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

7

pembinaan dan pembimbingan petani di lapang terutama dalam hal persiapan

sosial, pengembangan dan pemantapan partisipasi masyarakat pedesaan

terhadap pembangunan pertanian. Dampak hasill diharapkan dari kegiatan

pelatihan dan peningkatan ketrampilan tenaga kerja adalah agar Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian sebagai lembaga yang mantap dapat

mengoptimalkan individu sumberdaya manusia sesuai bidang keahliannya serta

meningkanya individu dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam melayani

pengguna dan menghadapi daya saing yang semakin terbuka.

2.1.5. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

2.1.5.1. Peningkatan Sumberdaya Manusia

Perkembangan ilmu dan teknologi khususnya dibidang penelitian dan

pengkajian pertanian semakin hari semakin pesat. Sesuai dengan mandat Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian maka perkembangan ilmu dan teknologi tersebut

harus dikaji, diperkenalkan dan ditularkan kepada pengguna, baik kepada

penyuluh, petugas dinas, kepada petani yang bersangkutan maupun kepada

peneliti yang lain. Untuk kegiatan ini diperlukan peningkatan kualitas sumber

daya manusia (tenaga kerja) agar dapat mencerna, memilih, menerima ,

menyerap perkembangan ilmu dan teknologi yang ada. Pada tahun 2004, di

BPTP Jawa Timur pada kegiatan Pengembangan Kelembagaan, Sub Kegiatan

Peningkatan Sumberdaya Manusia mendapatkan anggaran sebesar Rp.

15.000.000. (Lima belas juta rupiah).

Dana ini telah digunakan untuk kegiatan peningkatan kualitas

sumberdaya manusia antar lain berupa mengikut sertakan pada kegiatan

pelatihan, seminar, sosialisasi dan apresiasi. Kegiatan ini bertujuan agar kualitas

sumberdaya meningkat sehingga dapat meningkatkan kegitan penelitian dan

pengkajian maupun kegiatan administarasi untuk kelancaran pelaksanaan

kegiatan penelitian dan pengkajian yang lebih sempurna. Pada tahun anggaran

2004 , melalui Proyek PAATP telah dilaksanakan peningkatan sumberdaya

manusia terhadap 51 orang staf BPTP Jawa Timur, yang terdiri dari 10 paket

kegiatan pelatihan/kursus/sosialisasi/apresiasi.

Page 125: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

8

2.2. PENELITIAN/PENGKAJIAN SHARING DENGAN PUBLIK

2.2.1. Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis Tanaman – Ternak Spesifik Lokasi

2.2.1.2. Pengkajian Optimalisasi Sumberdaya Pertanian Berbasis Padi Secara Terpadu Menunjang Agribisnis Padi Sawah

Jawa timur dikenal sebagai daerah penghasil padi nasional, yang sebagaian

besar diproduksi di lahan sawah. Beberapa tahun terakhir peningkatan

produktivitas, efisiensi usaha dan daya saing hasilnya menurun. Hal ini antara lain

disebabkan menurunnya kesuburannya tanah dan skala usahanya semakin

sempit yang disertai peningkatan biaya produksi. Oleh karena itu pada tahun

2004 dilakukan pengkajian dengan tujuan (a) mendapatkan alternatif teknologi

pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi – ternak sapi di lahan sawah spesifik

lokasi yang efektif dan efisien; dan (b) meningkatkan partisipasi aktif petani dan

penyuluh pada kelompok tani dalam mengembangkan sistim dan usaha agribisnis

padi spesifik lokasi

Pengkajian bersifat “on farm research” pada hamparan minimal seluas 25

ha yang didukung oleh 40 ekor sapi di setiap kelompok tani. Model agribisnis

dibangun melalui usahatani kooperatif (Cooperative Farming). Disetiap kelompok

tani, anggota menerapkan teknologi PTT padi-ternak sapi secara partisipatif.

Sebagai pembanding dilakukan uji penerapan PTT spesifik lokasi dan teknologi

petani pada musim yang sama. Pengkajian dilaksanakan di kelompok tani Margo

Mulyo desa Bulu Kecamatan Brebek Kabupaten Nganjuk dan Kelompok tani

Cipto Kecamatan Cluring Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa peluang pengembangan usaha

agribisnis di Kabupaten Nganjuk adalah padi dengan pola tanam pad-padi-padi

yang didukung sapi potong induk dengan pakan utama jerami, hasil pupuk

organik dan anak sapi. Anggota kelompok tani yang berperan aktif dalam

penentuan paket teknologi PTT secara partisipatif sebanyak 78 %, sedangkan

yang telah menerapkan teknologi PTT tersebut pada MK II 2004 adalah 70 %.

Hasil penerapan PTT padi dapat meningkatkan produktivitas sebesar 19,2 %

(1,26 t GKP/ha, keuntungan bersih 20 % dan keunggulan kompetitif 11,5%

Page 126: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

9

dibandingkan teknologi petani). Anggota kelompok tani yang memiliki sapi induk

sebanyak 60 %, semuanya telah membuat pupuk organik dari kotoran sapi dan

digunakan pada lahan sawahnya sebanyak 1 t/ha/musim. Selain itu sekitar 50%

anggota telah memanfaatkan pematang sawah dengan tanaman jagung sebagai

tambahan pakan sapi dan perbaikan sistim perkawinan.

Peluang pengembangan usaha agribisnis di Kabupaten Banyuwangi adalah

Padi dan Kedelai dengan pola tanam padi-padi- kedelai/padi-padi-padi yang

didukung usaha penggemukan sapi potong dengan pakan utama berbahan baku

local, untuk menghasilkan pupuk organic dan peningkatan bobot sapi. . Anggota

kelompok tani yang berperan aktif dalam penentuan paket teknologi PTT secara

partisipatif sebanyak 58 %, sedangkan yang telah menerapkan teknologi PTT

tersebut pada MK II 2004 adalah 54 %. Hasil penerapan PTT padi dapat

meningkatkan produktivitas sebesar 12,2 % (0,7 t GKP/ha, keuntungan bersih 15

% dan keunggulan kompetitif 9,5%. Anggota kelompok tani yang memiliki sapi

semuanya telah memanfaatkan kotoran sapi untuk dibuat pupuk organik dan

diusahakan secara komesial. Umumnya peternak di dalam menyusun ransum

penggemukan sapi masih kurang efisien, apabila peternak bersedia menerapkan

ransum yang disusun BPTP Jawa Timur hasil perbaikan ransum kebiasaan

peternak dengan substitusi jerami padi, konsentrat, tetes dan minyak ikan, akan

dapat meningkatkan sekitar 10 % pertambahan bobot badan harian dan

meningkatkan keuntungan sekitar 30 % per ekor per 3 bulan.

Apabila kelompok tani akan mengembangkan varietas unggul tipe baru

Fatmawati, sebaiknya menanam dengan populasi 400.000/ha, karena dapat

meningkatkan hasil gabah sebesar 19,7% di Nganjuk dan 15,5% di Banyuwangi

dibandingkan populasi 250.000/ha.

Untuk menerapkan sistim dan usaha agribisnis berbasis padi melalui

usahatani kooperatif diperlukan penguatan kelembagaan tani secara terus-

menerus dan pada masa mendatang penerapan pengadaan sarana produksi dan

pemasaran secara korporasi

Page 127: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

10

2.2.1.3. Pengkajian Model Pengembangan Agribisnis Pisang Spesifik Lokasi

Jawa Timur dikenal sebagai salah satu daerah penghasil pisang nasional,

sebagian besar diproduksi di lahan kering. Produktivitas dan daya saing pisang

tersebut masih rendah, karena antara lain bibit yang ditanam kualitasnya kurang

baik, varietas beragam, berkembangnya penyakit layu fusarium dan layu bakteri,

teknologi budidaya masih rendah serta kurangnya pengetahuan petani tentang

teknik panen dan pasca panen. Oleh karena itu pada tahun 2004 dilakukan

pengkajian dengan tujuan (a) mendapatkan alternatif teknologi pengelolaan

tanaman secara terpadu (PTT) pisang spesifik lokasi yang efektif dan efisien; dan

(b) meningkatkan partisipatif petani dan penyuluh pada kelompok tani dalam

mengembangkan sistim dalam usaha agribisnis spesifik lokasi.

Pengkajian bersifat on farm research dalam kawasan 10 ha disetiap

kelompok tani, terdiri dua kelompok tani yaitu kelompok tani Rejo Agung Desa

Kandang Tepus Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang yang

mengembangkan pisang Agung Semeru dan Pisang Mas kirana, sedangkan di

Kabupaten Banyuwangi pada kelompok tani Diman Saniman Desa Glagah

Kecamatan Glagah yang mengembangkan pisang Kepok dan Ambon kuning.

Model agribisnis dibangun melalui usahatani kooperatif (Cooperative Farming).

Disetiap kelompok tani petani menerapkan teknologi PTT pisang secara

partisipatif pada tanaman yang ada maupun tanaman baru. Selain itu

dikembangkan teknologi olahan berbahan baku pisang spesifik lokasi. Sebagai

pembanding dilakukan uji penerapan PTT spesifik lokasi dan teknologi petani.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa peluang pengembangan usaha

agribisnis di Kabupaten Lumajang adalah usaha pembibitan pisang secara klonal

melalui bit, buah pisang dan olahan dalam bentuk tepung, sale dan dodol.

Partisipatif petani anggota kelompok tani dalam penentuan usaha dan penetapan

teknologi PTT sekitar 70% sedangkan yang menerapkan PTT sebesar 50 %.

Hasil penerapan PTT dapat meningkatkan produktivitas buah pisang 20 % (1,25-

2 kg/tandan), keuntungan bersih 10% dan keunggulan kompetitif 10%

dibandingkan teknologi petani. Dalam penerapan teknologi pembibitan melalui bit

Page 128: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

11

pada awal pelaksanaan tingkat keberhasilannya 20 % dan pada tahap berikutnya

meningkat menjadi 80%. Anggota kelompok tani yang respon terhadap

pembuatan olahan berbahan baku pisang Agung Semeru dan Mas Kirana sangat

tinggi. Dari hasil pelatihan olahan hampir semua anggota mengikuti dan berminat

mengembangkan olahan tepung dan dodol dari pisang Agung Semeru dan Mas

Kirana serta sale pisang Mas Kirana. Hasil penelitian super imposed olehan

tepung dan sale pisang menunjukkan bahwa kualitas tepung pisang akan

berkualitas baik bila dilakukan secara blancing dengan rendemen 55,88% untuk

pisang Agung Semeru dan 19,4% untuk pisang Mas Kirana apabila pisang Mas

Kirana dioleh menjadi sale memberikan rendemen sekitar 35,5%.

Peluang pengembangan agribisnis di kabupaten Banyuwangi adalah

usaha pisang Kepok dan pisang Ambon Kuning serta olahan tepung pisang

Kepok dan sale pisang Ambon Kuning. Partisipatif petani anggota kelompok tani

dalam penentuan usaha dan penetapan teknologi PTT sekitar 65% sedangkan

yang menerapkan PTT sebesar 30 %. Hasil penerapan PTT dapat meningkatkan

produktivitas buah pisang 15 % (1-2 kg/tandan), keuntungan bersih 10% dan

keunggulan kompetitif 10% dibandingkan teknologi petani.

Untuk menerapkan sistim dan usaha agribisnis berbasis pisang melalui

usahatani kooperatif diperlukan penguatan kelembagaan tani secara terus-

menerus dan pada masa mendatang penerapan pengadaan sarana produksi dan

pemasaran secara korporasi

2.2.1.4. Pengkajian Model Pengembangan Agribisnis Jeruk Spesifik Lokasi

Program pengembangan jeruk di Indonesia telah menghasilkan bibit

jeruk bebas penyakit, tetapi bukan berarti tahan terhadap penyakit. Keberhasilan

dan keberlanjutan hasil dari program pengembangan jeruk saat ini sangat

ditentukan oleh bagaimana mempertahankan pertanaman jeruk bebas penyakit

agar tidak terinfeksi oleh penyakit selama ditanam dilapang. Dukungan semua

komponen dalam sistem usahatani jeruk dari hulu sampai hilir yang tangguh

sangat diperlukan untuk tercapainya agribisnis jeruk secara berkelanjutan.

Dukungan teknologi dalam sistem budidaya jeruk mengacu pada “Pengelolaan

Page 129: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

12

Terpadu Kebun Jeruk Sehat” PTKJS terdiri dari beberapa komponen teknologi

yaitu penggunaan bibit bebas penyakit, pengendalian vektor tular penyakit, dan

pemeliharaan yang optimal, serta keterpaduan penerapan teknologi. Penerapan

PTKJS secara utuh dan benar menuntut kebersamaan dan keserempakan

petani dalam menerapkan komponen-komponen teknologi. Tujuan jangka

pendek kegiatan adalah, memformulasikan permasalahan riel di lapang sistem

perjerukan di Kabupaten Ponorogo, meningkatkan pengetahuan petani jeruk

khususnya dan pengawalan teknologi serta membangun demplot.. Penelitian

dan Pengkajian PTT Jeruk dilakukan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Permasalahan utama pada agribisnis jeruk di Ponorogo adalah rendahnya

mutu bibit, serangan penyakit terutama CPVD, diplodia, hama kepik hijau dan

lalat buah. Permasalahan di pemasaran hasil jeruk terjadi pada saat panen raya

pasti terjadi penurunan harga. Masalah lain adalah kurangnya informasi teknologi,

permodalan, serta lemahnya kelembagaan pendukung. Pertanaman jeruk di

kabupaten Ponorogo umumnya diusahakan pada lahan-lahan yang kurang subur

dan miskin akan bahan organik. Perbaikan pengelolaan kebun perlu ditingkatkan

agar petani lebih bergairah dalam berusahatani jeruk.

Pemangkasan pada lokasi demplot dilakukan untuk menunjukkan

pentingnya pemangkasan pada tanaman jeruk, apalagi pada pertanaman yang

sangat rapat. Pangkas yang dilakukan adalah pangkas pemeliharaan dan

penjarangan tanaman yang terkena penyakit dan pada tanaman yang tidak

mungkin dapat dipertahankan. Dengan pemangkasan perawatan tanaman

menjadi lebih mudah, tanaman menjadi lebih sehat.

Pengendalian penyakit utama difokuskan pada penyakit busuk batang

dikendalikan melalui penyaputan dengan fungisida bubur California. Hasilnya

adalah sangat memuaskan, karena penyakit yang sangat ditakutkan petani dan

sebelumnya belum diketahui ternyata dapat diatasi. Teknologi sederhana tersebut

sangat cepat diadopsi oleh petani, karena mudah membuatnya dan murah

harganya.

Sosialisasi pemulihan kesuburan lahan melalui pemasukan bahan organik

perlu digalakkan aplikasinya. Bahan organik yang berasal dari ternak ruminansia

Page 130: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

13

diwilayah pengkajian sangat sulit karena sedikitnya populasi ternak, dengan

demikian perlu digalakkan pengembangan ternak melalui integrasi ternak dan

tanaman. Sistem ayng mulai dikembangkan adalah dengan penekanan bahwa

bagi yang menanam jeruk diharapkan memelihara ternak kambing, dengan pakan

berasal dari rumput yang ditanam sebagai pagar maupun pada pematang.

Variasi kaulitas produk diarahkan melalui penerapan pemupukan

berimbang dengan pupuk makro maupun mikro dan pemberian pupuk organik.

Perbaikan produk untuk masa mendatang akan dilakukan melalui penggunaan

bibit bebas penyakit dan perbaikan varietas menggunakan keprok Pulung yang

mempunyai nilai kompetitif dipasar swalayan. Perbaikan waktu panen

menggunakan zat pengatur tumbuh untuk memperbesar buah apitan akan

dilakukan pada tahun 2005 pada tanaman dilahan irigasi, sebab pengaturan

pembungaan sangat sulit dilakukan pada lahan dengan air tergantung musim

hujan.

Peningkatan pengetahuan sumber daya manusi, khususnya untuk

pengetahuan budidaya jeruk dengan melakukan informasi teknologi kepada

penyuluh dan petani perwakilan, dilakuakn pada 6 BPP. Pelaksanaan transfer

teknologi tidak terbatas pada teknologi budidaya jeruk, tetapi juga terhadap sektor

lain seperti tanaman panili, Dilem dan yang lain direncanakan dan dilakukan

bersama dengan Dinas Pertabian Kabupaten Ponorogo.

Penguatan kelompok diawali dengan studi banding ke sentra produksi

jeruk di Jember dan Malang, dan hasilnya sangat menggebirakan. Dampaknya

adalah petani lebih yakin bahwa usahatani jeruk masih sangat prospektif, dan

direncanakan pengembangan dengan menggunakan bibit bebas penyakit.

Sarana pendukung berupa pengadaan saprodi belum dapat diusahakan melalui

kegiatan kelompok, dan sedang mengarah kesana.

Perbaikan pemasaran masih terbatas pada pengenalan ke swalayan dan

yang diterima adalah jeruk keprok Pulungh, Asosiasi jeuk telah terbentuk tetapi

pergerakannya sangat lambat karena belum ada titik temu antara semua fihak.

Page 131: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

14

2.2.1.5. Pengkajian Efisiensi Pengelolaan Varietas Jagung Lokal Sumenep

Selama tahun anggaran 2004, pengelolaan varietas jagung lokal

Sumenep telah melaksanakan kegiatan uji kelayakan budidayanya, meliputi uji

jarak tanam dan varietas. Dari 3 varietas yang telah dimurnikan (Manding, Guluk-

guluk dan Talango) masing-masing memberikan hasil 2,1 t/ha; 3,5 t/ha dan 2,7

t/ha dengan jarak tanam 60 cm x 25 cm, 2 tanaman/lubang. Sedang dosis

pupuknya 300 kg urea + 100 kg SP-36 dan 50 kg Kcl per hektar. Pengujiaan

sedang dilanjutkan pada MH 2004/2005 (tanam akhir Desember 2004) di lokasi

asal ketiga varietas tersebut, diharapkan dapat dipanen akhir Februari dan

dilanjutkan dengan pemutihan dan sosialisasi.

Tabel 1. Beberapa Sifat Agronomi Tanaman Jagung Sumenep MK.2004

Sifat2 Agronomi Manding Guluk-guluk Talango

Tinggi tanaman (cm) 80 - 100 125 - 170 150 - 200 Umur tanaman (hari) 70 - 80 75 - 85 75 - 85 Diameter tongkol (cm) 4 - 5 6 – 7 6 - 7 Panjang tongkol (cm) 6 – 8 10 - 12 11 - 13 Bobot 1.000 butir (gr) 36 - 40 38 - 45 39 - 45 Hasil (t/ha) 2 - 2,5 2,2 – 3,9 2,5 – 3,2

2.2.1.6. Pengkajian Efisiensi Pengelolaan Hara untuk Meningkatkan Hasil Jagung

Anjuran pemupukan secara lengkap berupa NPK di beberapa tempat

mengalami hambatan secara sosial ekonomi, bila yang dianjurkan berupa pupuk

N, P dan K secara parsial, sebagian besar petani tidak mau repot melakukan

pemupukan lebih dari dua jenis, pada sisi lain tanah tersebut membutuhkan lebih

dari 2 jenis hara (misalnya N, P, K). Menurut PPI (2002) untuk menghasilkan 1

ton pipilan kering jagung hibrida dibutuhkan 15,6 kg N; 2,9 kg P; 3,8 kg K; 0,4 kg

Ca; 0,9 kg Mg dan 1,3 kg S. PT. Saraswanti Anugerah Makmur Sidoarjo

merupakan salah produsen pupuk majemuk lengkap tablet yang mengandung

unsur hara makro dan beberapa unsur hara mikro secara seimbang. Pupuk

tersebut berbentuk tablet, dan dilengkapi “Slow Release Agent” yang dapat

menyediakan unsur hara secara bertahap, sehingga pemberian pupuk dapat

dilakukan hanya sekali selama proses produksi tanaman.

Page 132: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

15

Untuk mendapatkan formula pupuk NPK dan sekaligus rekomendasi

pemupukan pada jagung telah dilaksanakan serangkaian penelitian pemupukan

pada tahun 2004. Kegiatan penelitian dilaksanakan di tiga lokasi yang

mempunyai tingkat kesuburan yang berbeda, yakni di Kediri mewakili tanah

ringan (Regosol), di Nganjuk untuk tanah berat (Vertisol) dan di Tuban mewakili

tahan kurang subur (Mediteran merah). Penelitian terdiri dari 2 seri percobaan.

Percobaan I berupa penyusunan formula pupuk NPK, terdapat 5 formula awal (N-

P2O5-K2O-MgO-CaO-S-Mikro), yaitu formula A= 16-12-12-1-3-3-1; B= 18-10-12-1-

3-3-1 ; C= 20-10-10-1-3-3-1; D= 22-8-10-1-3-3-1 dan E= 24-8-8-1-3-3-1.

Percobaan I bertujuan untuk memilih formula dari 5 formula yang dicoba. Hasil

percobaan diketahui bahwa pemberian pupuk NPK saja satu kali selapa proses

pertumbuhan ternyata tidak cukup dan harus ditambah pupuk N susulan (100 kg

urea/ha). Pupuk NPK dengan formula B dan D mampu memberikan hasil yang

lebih tinggi dan konsisten di tiga lokasi percobaan (Kediri, Nganjuk dan Tuban)

dibandingkan dengan formula yang lain. Agar diperoleh hasil yang cukup tinggi,

pemberian NPK formula B dan D pada tanaman jagung masih harus ditambah

dengan pupuk N susulan.

Percobaan II dilaksanakan pada areal yang sama dengan skala yang lebih

luas, masing-masing formula yang terpilih dicoba pada tanaman jagung seluas

0,25 ha, dengan dosis 3 tablet/tanaman atau 187,5 kg/ha + 100 kg urea/ha,

kemudian dibandingkan dengan hasil jagung pola pemupukan petani (450 kg

urea + 125 kg SP-36 + 100 kg KCl/ha). Hasil percobaan menunjukkan bahwa

pemberian 3 tablt/tanaman pupuk NPK formula B + 100 kg urea/ha seagai pupuk

susulan memberikan hasil paling tinggi dibandingkan pemberian NPK formula D

maupun dengan hasil jagung pada praktek pemupukan petani. Pada tanah

Regosol, pemberian pupuk NPK formula B + 100 kg urea/ha mampu

meningkatkan hasil jagung sebesar 28,1 % dibandingkan dengan hasil jagung

petani yang dipupuk 450 kg urea + 125 kg SP-36 + 100 kg KCl/ha, yakni dari

10,58 t/ha glondong basah pada pemupukan petani menjadi 13,56 t/ha. Sedang

di tanah berat Vertisol di Nganjuk, dengan perlakuan pemupukan yang sama,

peningkatan hasil jagung yang diperoleh ternyata lebih rendah dibandingkan di

Page 133: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

16

tanah ringan Kediri. Pada tanah yang relatif kurang suburdi Tuban, pemberian

NPK formula B + 100 kg urea/ha mampu meningkatkan hasil sebesar 46,5% dan

pemberian pupuk NPK formula D + 100 kg urea/ha meningkatkan hasil jagung

sebesar 30,2% dibandingkan dengan hasil jagung yang dipupuk dosis petani

(450 kg urea + 125 kg SP-36 + 100 kg KCl/ha). Dengan demikian pupuk NPK

formula B mempunyai pengaruh yang baik terhadap peningkatan hasil jagung

pada semua kondisi jenis tanah, pemberiannya pada tanaman jagung masih

harus ditambah dengan pupuk urea sebagai pupuk susulan. Saat ini pupuk NPK

formula B dan D ini sedang dicoba lagi pada beberapa petani untuk pertanaman

jagung di lahan kering di Tuban.

2.2.1.7. Pendampingan Program Daerah

Jawa Timur dikenal sebagai salah satu daerah penghasil utama produksi

pangan nasional. Namun saat ini di beberapa lokasi sentra produksi padi

mengalami penurunan produktivitas lahan yang disertai dengan merosotnya

kualitas hasil. Untuk tetap meningkatkan pendapatan rumah tangga petani perlu

efisiensi input produksi dan introduksi usahatani ternak untuk mensubstitusi

bahan organik. Pengkajian ini bersifat survai yang menggali peluang adanya

kegiatan-kgiatan penelitian – pengkajian untuk dapat didanai dari sumber APBD

atau bersifat sharing bersama BPTP Jawa Timur. Kegiatan dilakukan pada

daerah-daerah (kabupaten) yang berpeluang serta respon terhadap

pengembangan teknologi di sektor pertanian, antara lain; Blitar, Lumajang,

Sumenep, Nganjuk, Banyuwangi, Bojonegoro dan Tuban. Hasil kajian yang

diperoleh dari kegiatan ini yakni: (1) bahwa teknologi yang teradopsi oleh

petani/pengguna di lapang pada umumnya bukan merupakan paket utuh

rekomendasi teknologi, namun lebih banyak yang parsial bagian dari paket

teknologi sesuai dengan kemampuan petani (modal, keterampilan petani, dan

lengkapnya informasi), (2) terjalinnya kerjasama yang bersifat sharing

pendanaan untuk beberapa kegiatan yang diharapkan mampu mendukung

pembangunan pertanian di masing-masing wilayah. Pada sisi lain, kerjasama

yang telah terbangun dan tertuang dalam kesanggupan pendanaan tersebut

Page 134: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

17

antara lain; Kab. Lumajang, Kab. Nganjuk dan Kab. Sumenep (38% atau tiga dari

tujuh Pemkab yang diharapkan)

2.3.PENELITIAN/PENGKAJIAN NON SHARING 2.3.1. Karakterisasi dan Analisis Sumberdaya Lahan Mendukung

Peningkatan dan Stabilitas Produksi Pertanian di Jawa Timur

2.3.1.1. Pengkajian Status Hara Tanah Sebagai Dasar Penyusunan Rekomendasi Pemupukan Lahan Sawah Tingkat Kabupaten

Untuk mendapatkan data status hara P dan K sebagai dasar penentuan

rekomendasi pemupukan P dan K pada padi telah dilaksanakan penelitian status

hara P dan K di sebagian areal sentra produksi padi di Kabupaten Situbondo,

Jember dan Malang pada tahun 2004, areal tersebut merupakan wilayah yang

berdekatan dengan kegiatan PMI di Jawa Timur. Penelitian menggunakan

metode survey status hara P dan K yang diekstrak dengan HCl-25%, kemudian

pada masing-masing status hara dilakukan percobaan respon pemupukan P dan

K pada padi sebagai dasar penentuan rekomendasi pemupukan. Skala peta

yang dihasilkan adalah 1:50.000, satu contoh mewakili areal seluas + 25 ha.

Sebagian besar lahan sawah di areal PMI di Jawa Timur berstatus P tinggi

dan tidak dijumpain lahan sawah dengan status P rendah. Status P sedang

banyak dijumpai di Situbondo seluas 487 ha (25,3 %) dan di wilayah Jember

seluas 725,0 ha (21,6%) dari total areal yang dipetakan, sedang di Malang dari

tiga kecamatan Kepanjen, Kromengan dan Sumberpucung tidak dijumpai lahan

sawah yang mempunyai status P rendah dan atau sedang. Areal dengan status

P sedang umumnya dijumpai pada areal yang berdekatan dengan lahan kering,

atau pada lahan sawah tadah hujan.

Lahan sawah dengan status K rendah dan sedang banyak dijumpai di

Situbondo dan Jember, lahan sawah dengan status K rendah paling banyak

dijumpai di Situbondo, yakni seluas 850,0 ha atau 25,3% dari luas areal yang

dipetakan dan di Jember seluas 180 ha (8,3%). Sekitar 79,5% total areal yang

dipetakan di Situbondo dan seluas 1160,0 ha (78,2%) di Jember berstatus K

sedang. Di Malang tidak dijumpai lahan sawah dengan status K rendah, status K

sedang ataupun rendah. Status K rendah yang banyak dijumpai di Situbondo dan

Page 135: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

18

Jember disebabkan petani tidak memberi pupuk K (KCl) pada padi, karena

daerah tersebut merupakan sentra produksi tembakau, penggunaan pupuk KCl

dapat menurunkan kualitas tembakau yang dihasilkan.

Untuk mendapatkan hasil yang cukup tinggi pada tanah dengan status P

sedang dianjurkan memupuk sebesar 30 hingga 60 kg SP-36/ha yang mampu

menghasilkan gabah lebih dari 6,0 t/ha GKG. Dari percobaan lapang, pada lahan

dengan status P tinggi tidak perlu dilakukan pemupukan P, akan tetapi untuk

mempertahankan tingkat hasil yang tinggi masih perlu dipupuk P dengan dosis

dan saat pemberian yang perlu penelitian lebih lanjut. Pada tanah dengan status

K rendah pemberian 25 kg KCl/ha telah mampu meningkatkan hasil gabah secara

nyata, untuk menghasilkan gabah lebih dari 6,0 t/ha, pada tanah dengan status K

rendah dosis minimal adalah 50 kg KCl/ha. Untuk lahan sawah dengan status K

sedang dan tinggi, pertanaman padi tidak perlu dipupuk K, tetapi diusahakan

jerami padi dapat dikembalikan ke petakan sawah.

2.3.1.2. Pengkajian Efisiensi Pengelolaan SUT Lahan Sawah Guna Mengatasi Senjang Produksi Pada Lokasi Spesifik

Lahan sawah mempunyai keunggulan dapat mempertahankan

produktivitas lahan lebih baik dibanding lahan kering. Namun dengan adanya

intensitas pertanaman yang berlebihan tingkat produktivitas lahan sawah dapat

mengalami penurunan. Pergiliran tanaman pada lahan sawah berlangsung

sangat ketat dan sisa-sisa tanaman sebagai sumber bahan organik tidak sempat

dikembalikan ke petakan sawah. Akibatnya kandungan bahan organik tanah

semakin lama semakin menurun. Oleh sebab itu pada daerah semacam ini

terdapat pengurasan unsur hara secara cepat. Untuk mengatasi masalah ini

diterapkan kebijaksanaan pemupukan berimbang yaitu pemberian pupuk yang

didasarkan atas ketersediaan unsur hara dalam tanah dan disesuaikan dengan

kebutuhan tanaman. Dalam perkembangannya pemupukan berimbang

diterapkan secara umum sehingga tingkat efisiensi pemupukan menjadi rendah.

Pemberian N dan P berlebihan menyebabkan tanaman padi akan mengalami

kekurangan unsur mikro Zn, sebab Zn terikat dalam garam seng Amonium Fosfat

yang tidak tersedia bagi tanaman.

Page 136: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

19

Dewasa ini telah muncul pula suatu gejala stagnasi pertumbuhan disertai

klorosis pada pertanaman padi MK I di beberapa daerah, petani setempat

menyebut gejala semacam ini dengan nama asem-aseman. Gejala ini hanya

muncul pada MK I sedangkan pada MH maupun MK II pertanaman padi tidak

mengalami gejala ini. Pemberian pupuk urea pada pertanaman semacam ini

akan memperparah gejala serangan. Tanah-tanah demikian termasuk tanah

yang sakit atau tanah lapar karena pada tanah tersebut telah terjadi ketidak

seimbangan unsur hara dan rendahnya bahan organik di dalam tanah sehingga

dalam kondisi tertentu dapat menimbulkan zat-zat yang bersifat racun bagi

tanaman hal ini menyebabkan senjang produksi pada daerah yang sakit

dibanding lahan sawah yang normal.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji faktor pembatas pertumbuhan

padi pada lahan sawah bermasalah (lahan sawah sakit), Mengkaji kelayakan

rakitan teknologi sistem usahatani pada lahan sawah guna mengatasi senjang

produksi pada lahan sawah bermasalah (lahan sawah sakit), Mengkaji

kesesuaian varietas /galur padi pada lahan sawah bermasalah (lahan sawah

sakit).

Untuk mengetahui faktor pembatas pertumbuhan padi pada lahan yang

bermasalah sebelum pengkajian terlebih dahulu dilakukan inventarisasi dan

identifikasi penyebab dari gejala lahan sawah sakit dibeberapa lokasi di Jawa

Timur yang terserang baik berdasarkan pengamatan di lapang maupun analisa

unsur hara dari sampel tanah yang diambil. Kemudian dilakukan pengkajian yang

berupa penerapan beberapa alternatif paket teknologi usahatani yang dilakukan

bekerjasama dengan petani dan aparat terkait. di Desa Krai Kecamatan

Yusowilangun Kabupaten Lumajang. Dalam areal pengkajian terdapat

pengkajian khusus (Super imposed trial) yang berupa uji varietas/galur yang

toleran terhadap lahan-lahan yang terjangkit gejala asem-aseman yang

diharapkan dapat

Page 137: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

20

Rakitan Teknologinya

Komponen Teknologi

Rakitan

I II III IV

Varietas Membramo Membramo Membramo Membramo

Cara Tanam Petani Petani Petani Petani

Pemupukan

Urea

ZA

SP-36

KCl

ZnSO4

100 kg 200 kg 50 kg 50 kg 10 kg

100 kg 200 kg 50 kg 50 kg -

- 300 kg 50 kg 50 kg -

- 300 kg 50 kg 50 kg 10 kg

Pengendalian Hama dan Penyakit

Intensif Intensif Intensif Intensif

Dari hasil inventarisasi dan identifikasi di lapang penyebab lahan sawah

menderita stagnasi pertumbuhan dan kekuningan (sawah sakit) ternyata

sebagian besar terjadi pada lahan sawah yang drainasenya buruk dan selalu

tergenang. Daerah yang terserang terlihat spot-spot tidak merupakan satu

hamparan yang luas. Hasil analisa tanahnya ternyata kandungan hara makro ( N,

P dan K) relatip rendah hingga sedang demikian juga dengan bahan organik dan

unsur hara mikro seperti Zn dan SO4, sedangkan kandungan Fe tinggi dan pH

tanahnya relatif netral yaitu 6,8. Gejala serangan asem-aseman muncul pada

umur 15 hari setelah tanam, pada umur 35 hari setelah tanam serangannya

semakin hebat, tetapi pada daerah yang serangannya tidak terlalu parah tanaman

dapat recavory setelah umur 45 hari setelah tanam walaupun tidak terlihat

normal.

Hasil pengkajian di Lumajang terlihat bahwa dengan pemupukan 100 kg

urea + 200 kg ZA + 50 kg Sp-36 + 50 kg KCl/ha memberikan produksi tertinggi

yaitu rata-rata 8,73 ton/ha GKP, hal ini menunjukkan pada lahan sawah yang

sakitnya tidak terlalu parah dengan pemupukan ZA pada pemupukan pertama

sudah dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah tersebut. Sedangkan dari

uji varietas ternyata varietas Membramo memberikan produksi tertinggi yaitu 7,75

ton/ha GKP diikuti varietas Sunggal 7,43 ton/ha GKP dan Cimelati 6,73 ton/ha

GKP.

Page 138: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

21

2.3.1.3. Analisis Data Iklim Dalam Kaitannya Dengan Waktu Tanam Untuk Menekan Resiko Panen

Salah satu sumberdaya yang berpotensi untuk dikembangkan saat ini

adalah sumberdaya iklim. Terbatasnya pemahaman tentang iklim, analisis dan

interpretasi datanya, menjadikan sumberdaya ini seringkali kurang

diperhatiankan. Padahal apabila dikelola dengan baik, iklim dapat menjadi

sumberdaya yang sangat mendukung usaha pertanian, karena resiko akibat

deraan iklim dapat dihindari atau paling tidak dapat diminimasi. Kecukupan air

selama masa pertanaman menentukan potensi kehilangan hasil tanaman yang

bersangkutan. Tanaman membutuhkan air yang cukup selama masa

pertumbuhannya. Kekurangan air akan mengakibatkan reduksi transpirasi

tanaman. Kondisi ini berakibat pada penurunan hasil tanaman. Untuk

mengoptimalkan pemanfaatan data iklim dan hidrologi serta meningkatkan

kemampuan dalam analisis dan interpretasi data agroklimat, maka pada tahun

2004 dilakukan pengamatan dan database iklim serta analisis agroklimat dalam

kaitannya untuk menekan penurunan produksi. Luaran penelitian yang

diharapkan adalah diperolehnya rekomendasi penentuan masa tanam tanaman

pertanian yang spesifik lokasi. Penelitian dilakukan di Kediri dan Probolinggo

dengan kriteria bahwa lokasi terpilih harus mempunyai stasiun iklim. Penelitian

dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu (1) Pengelolaan Informasi dan Data

Iklim, (2) Penyusunan Database Agroklimat, (3) Penyusunan Bulletin Agroklimat.

Untuk menganalisis hubungan iklim, tanah dan tanaman dilakukan dengan

metode neraca air. Metode neraca air digunakan untuk mengetahui kecukupan

air untuk tanaman tertentu pada jenis tanah tertentu dan lokasi tertentu.

Kecukupan air selama masa pertanaman menentukan potensi kehilangan hasil

tanaman yang bersangkutan. Tanaman membutuhkan air yang cukup selama

masa pertumbuhannya. Kekurangan air akan mengakibatkan reduksi transpirasi

tanaman dan kondisi ini berakibat pada penurunan hasil tanaman. Input air

tanaman berasal dari curah hujan, sedangkan air yang tersimpan pada zona

perakaran digunakan oleh tanaman untuk transpirasi, dan sebagian hilang

melalui evaporasi.

Page 139: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

22

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa saat tanam suatu komoditas di

lokasi Kediri dengan Probolinggo berbeda baik di lahan sawah maupun lahan

tegal, hal ini disebabkan oleh karakter iklim di lokasi tersebut berbeda.

Penentuan saat tanam yang kurang tepat akan mengakibatkan reduksi hasil

produksi berkisar 1-10 % dari hasil rataan produksi aktual di Kediri dan

Probolinggo untuk padi; 5-15 % di Kediri dan 3 – 15 % di Probolinggo (jagung);

10-30 % di Probolinggo (bawang merah), dan 5-25 % untuk cabe di Kediri.

2.4. INVENTARISASI SUMBERDAYA HAYATI DAN PERBAIKAN SISTEM PERBENIHAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA UNGGULAN JAWA TIMUR

2.4.1. Perbanyakan Benih BS dan Galur Harapan Tanaman Pangan dan Melon

Melon (Cucumis melo L) merupakan salah satu komoditas buah yang

digemari oleh mesyarakat karena mempunyai keunggulan dalam rasanya yang

manis, teksur daging buah lembut dengan warna berbeda dan mempunyai aroma

yang khas. Bagi petani, melon merupakan komoditas bernilai ekonomis tinggi

tetapi juga beresiko tinggi dalam kegagalan panen, sehingga tidak jarang terdapat

buah melon dengan kualitas rendah. Semua benih melon berasal dari import dan

untuk meningkatkan mutu buah serta mengurangi benih import dilakukan

persilangan secara bolak-balik.

Uji persilangan dilakukan di kebun BPTP Jawa Timur, sedang uji hasil

persilangan dilakukan di lahan Petani di Duwet, Kediri ditata dalam rancangan

acak kelompok. Hasil analisis ragam DGU, DGK dan persilangan kebalikan

untuk jumlah biji bernas/buah, berat 100 biji dan daya tumbuh tidak

memperlihatkan adanya daya gabung khusus yang berbeda nyata, yang

memperlihatkan perbedaan adalah daya gabung umum dan kebalikannya. Daya

gabung umum ketiga parameter yang diamati, menunnjukan DGU P2 positif untuk

jumlah biji bernas, DGU P1 positif untuk daya tumbuh, sedang DGU P3 nilainya

negatif untuk ketiga parameter. Pewarisan jala pada buah melon sangat

ditentukan oleh induk jantan, dengan demikian pada program pemuliaan untuk

memenuhi melon berjala harus memiliki galur yang berjaring sempurna.

Page 140: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

23

Gambaran pewarisan besar buah, tampaknya sangat ditentukan oleh besar buah

induk betina. Pewarisan warna daging buah terlihat jelas, buah berdaging oranye

bila disilangkan sebagai induk betina maupun jantan maka keturunannya akan

berdaging oranye. Pewarisan warna daging buah tersebut belum diketahui secara

pasti apakah secara dominan atau karena sifat epistasis. Daya adaptasi masing-

masing persilangan cukup baik dan dapat bersaing dengan varietas lain yang

telah dikembangkan oleh petani.

Kajian peningkatan kualitas buah melalui pemupukan menunjukkan

bahwa pemupukan sangat mempengaruhi kualitas buah, walaupun dosis pupuk

sama tetapi dari asal pupuk berbeda hasilnya berbeda. Pemupukan dengan N

dari ZA kualitas buahnya lebih baik dibanding dengan pupuk N dari Urea. Buah

dari pemupukan dengan ZA dagingnya lebih padat, rongga tengahnya lebih

sempit dan kulit buah yang berwarna hijau lebih tipis, warna daging lebih menarik.

2.4.2. Inventarisasi Ragam Kultivar dan Model Pengelolaan Kebun Induk Hortikultura Unggulan Jawa Timur.

Hortikultura merupakan salah satu sub sektor andalan yang diharapkan

mampu berperan serta dalam era perdagangan bebas saat ini . Hal ini karena

komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan, sayuran dan tanaman hias

mempunyai nilai ekonomi tinggi dan potensi ekspor yang masih dapat

dimanfaatkan secara optimal. Untuk meningkatkan produksi hortikultura maka

Pemerintah Propinsi Jawa Timur menumbuh kembangkan agribisnis hortikultura

melalui pemantapan sentra agribisnis hortikultura dan berupaya untuk melepas

varietas lokal spesifik dari berbagai komoditas hortikultura , mengadakan

adaptasi maupun observasi untuk persiapan pelepasan varietas. Potensi alam

dan potensi plasma nutfah hortikultura Jawa Timur sangat besar untuk

pengembangan hortikultura termasuk buah-buahan tropis agar menjadi

komoditas unggulan. Namun hingga saat ini potensi plasma nutfah berupa

keanekaragaman varietas unggul hortikultura Jawa Timur belum digali dan

dimanfaatkan secara optimal. Sehingga banyak muncul permasalahan terutama

masalah produktivitas dan kualitas.

Page 141: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

24

Masalah produktivitas dan kualitas selain disebabkan faktor teknis juga

banyak dikendalikan oleh faktor genetik Salah satu kegiatan yang dapat

mendukung munculnya varietas unggul hortikultura termasuk buah-buahan tropis

di Jawa Timur antara lain dengan cara mengidentifikasi dan mengkarakterisasi

calon varietas unggul hortikultura serta menentukan calon pohon induk

tunggalnya untuk pengembangan lebih lanjut dan mengajukan usulan pemutihan

varietas. Hasil karakterisasi tahun 2004 telah memperoleh calon varietas unggul

kesemek Junggo (Batu) yang mempunyai kualitas buah lebih baik dibandingkan

kesemek varietas Tirtoyudo dan lebih disukai oleh konsumen luar negeri seperti

Singapura karena buah lebih besar dan rasa lebih renyah dan lebih manis serta

warna oranye mengkilap. Selain itu juga memperoleh 2 calon varietas unggul

durian dari kabupaten Kediri. Dua calon varietas unggul durian berasal dari hasil

seleksi 30 genotipe durian peserta kontes buah durian di Kabupaten Kediri tahun

2003. Varietas durian yang diunggulkan yaitu GAPU I dan GAPU II dari

Gadungan-Puncu, Kediri. Keunggulan kedua varietas tersebut yaitu memiliki

rasa sangat manis, warna daging buah kuning, ukuran buah sedang, sedikit

beralkohol , serta biji tidak bernas (biji kempes) untuk GAPU II.

Varietas hortikultura yang telah diusulkan pemutihannya pada Tim Penilai

dan Pelepas Varietas Hortikultura pada bulan Desember 2004 yaitu kesemek

Junggo , durian GAPU I dan GAPU II dari Kediri, pisang mas Kirana dari

Lumajang serta melati Ratoh Ebuh dari Bangkalan . Selain mengkarakterisasi

dan mengajukan usulan pemutihan varietas hortikultura maka varietas unggul

yang telah dilepas perlu dikonservasikan secara ex situ di kebun BPTP Jawa

Timur. Konservasi ex situ berupa varietas unggul dari buah-buahan serta

tanaman hias antara lain srikaya Langsar, belimbing Karangsari, mangga

Podang Urang, pisang Agung Semeru, pamelo Magetan, langsat Singosari, duku

Prunggahan, melati Bangkalan, sedap malam Roro Anteng dan mawar Pergiwa-

Pergiwati.

2.4.3. Pemuliaan Padi Secara Partisipati

Selama musim tanam 2004, pemuliaan padi secara partisipatif melakukan

kegiatan : 1) Observasi, dilaksanakan di KP. Mojosari, KP. Genteng dan KP.

Page 142: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

25

Ngale. Dari 380 galur yang di uji di Mojosari terpilih 30 galur yang akan

dilanjutkan pada uji daya hasil pendahuluan. Sedang kegiatan di KP. Genteng,

baru dipanen datanya masih diolah. Sedang di KP. Ngale masih dalam

pertanaman. 2). Kegiatan uji daya hasil pendahuluan dilaksanakan di Mojosari

dari 34 galur yang diuji 11 galur terpilih untuk di uji lebih lanjut. Uji daya hasil

lanjutan di Genteng dari 30 galur yang diuji terpilih 11 galur yang akan di

lanjutkan dalam uji daya hasil lebih lanjut. 3). Uji multi lokasi tahun 2004,

rencananya dilaksanakan di 8 kabupaten, lima lokasi (Bojonegoro, Lamongan,

Nganjuk, Lumajang dan Banyuwangi) yang telah selesai dilaksanakan. Dari 13

galur yang diuji terdapat 2 galur (BP.165, obs-112 dan BP 154, DHL-19B)

memberikan harapan untuk dapat dilepas namun jumlah lokasi dan musim yang

merupakan persyaratan pelepasan belum terpenuhi. Untuk itu pada MT.2005

nanti perlu dilakukan pengujian ulang.. 4). Uji adaptasi varietas unggul baru,

dilaksanakan di Malang. Kegiatan ini selain untuk mengetahui kecocokan varietas

unggul baru tersebut di Malang juga di maksudkan untuk memperkenalkan dan

mempromosikan kepada petani. Dari 11 varietas unggul baru (VUB). 4 VUB

memiliki daya hasil diatas 7,0 t/ha. GKG, keempat VUB tersebut adalah Cimelati,

Sunggal, Cibogo dan Code.

Catatan : kegiatan pemuliaan partisipatif ini merupakan kegiatan Balit Komoditas,

sehingga tahun 2005 ini BPTP tidak menyediakan dana khusus untuk

kegiatan ini.

2.4.4. Pengelolaan Padi Lokal

Sebelum revolusi hijau dijalankan, sistem pertanian mendekati system

alami, yaitu bersifat daur ulang sisa panen tanpa input senyawa organik, dan

jenis padi yang ditanam adalah varietas lokal. Sistem pertanian saat itu belum

ada upaya pengendalian hama/penyakit/gulma dengan menggunakan bahan

kimia sehingga boleh dikatakan menerapkan system pertanian berkelanjutan

dengan masukan luar rendah. Budidaya padi varietas unggul lokal

menguntungkan, apabila dikelola dengan baik maka produksinya tinggi, rasa nasi

enak pulen, relatif tahan hama penyakit, batang lebih kokoh, biomassa lebih

Page 143: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

26

banyak, harga jual beras lebih mahal, sehingga berpengaruh positif terhadap

pendapatan petani. Dengan demikian padi varietas lokal layak untuk

dikembangkan pada wilayah spesifik lokasi. Tujuan dilakukan pengkajian padi

lokal : Untuk kepentingan pemuliaan padi masa depan, membantu pelestarian

plasma nutfah secara insitu, diperoleh informasi padi varietas lokal yang memiliki

sifat unggul, kemungkinan dapat dilepas padi varietas unggul lokal yang

mempunyai potensi daya hasil tinggi dan diperolehnya benih padi lokal hasil

peremajaan sebagai bahan koleksi.

Pengkajian dilakukan di desa Bocek, Kec.Karangploso, Kab. Malang, bulan

Juni 2004 s/d bulan April 2005. Rancangan yang digunakan adalah petak

terpisah, umur tanaman padi sebagai perlakuan utama, dan varietas sebagai

anak petak dengan dua kali ulangan. Jumlah varietas padi lokal yang diuji

sebanyak 29 varietas terdiri dari 16 padi varietas umur dalam, dan 13 varietas

umur genjah/sedang. Sebagai pembanding dalam pengujian digunakan IR-64

dan Fatmawati.. Komponen teknologi yang diterapkan :

No. Komponen teknologi

Padi lokal umur dalam Padi lokal umur genjah/sedang

1. Kebutuhan benih per ha

60 kg padi gagangan 30 kg

2. Umur bibit/bibit per lubang

25 hari/2-3 bibit 18 hari/2-3 bibit

3. Jarak tanam 20 cm x 20 cm 20 cm x 20 cm

4. Dosis pupuk per ha Urea: 200 kg, SP-36: kg 75, KCl:50 kg dan Pupuk organik: 2,5 ton

Urea: 200 kg, SP-36: kg 75, KCl:50 kg dan Pupuk organik: 2,5 ton

5. Aplikasi pupuk Pupuk organik diberikan sesudah pengolahan tanah pertama

Urea diberikan 2 kali

Pupuk I pada umur 7-10 HST (hari setelah tanam): separuh dosis Urea + seluruh dosis SP-36 dan KCl

Sisa pupuk Urea diberikan pada umur 45 HST

Pupuk organik diberikan sesudah pengolahan tanah pertama

Urea diberikan 3 kali

Pupuk I pada umur 7-10 HST: sepertiga dosis Urea + seluruh dosis SP-36 dan KCl

Pupuk Urea II umur 45 HST

Pupuk Urea II umur 60 HST

Padi varietas lokal umur dalam pada pelaksanaan pengujian lebih tahan

terhadap kekeringan, dan kekeringan terjadi pada bulan Juli – Oktober 2005 di

lokasi pengkajian, untuk padi umur genjah/ sedang karena tidak tahan kekeringan

Page 144: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

27

dilakukan tanam ulang pada bulan Desember 2004. Dari sejumlah 16 padi

varietas lokal umur dalam terdapat 12 varietas yang tahan terhadap serangan

hama burung dikarenakan mempunyai posisi daun bendera tegak, yaitu Kaprit,

Tambak Urang, Ketan Sri, Ketan Lumbu, Siem Lumajang, Siem Lawang, Siem

Dau, Mendok, Mentik Ponorogo, Genjah Arum,Talar Menyan. Sedangkan untuk

padi lokal umur genjah/dalam belum dapat memberikan informasi keunggulan

yang dipunyai masing-masing varietas, karena tanaman masih berumur 30 HST

(hari setelah tanam). Dari hasil pengujian padi lokal tahun 2004, untuk padi lokal

umur dalam yang layak dilakukan penelitian pengembangan di wilayah sentra

produksi adalah varietas yang mempunyai daun bendera tegak, berpotensi

produksi tinggi 5-6 ton GKG, tahan hama burung , seperti : siem Lumajang,

(Pronojiwo, Lumajang), Kuntul Nlayang dan Mendok (kedua dari Celake,

Mojokerto) dan Mentik Ponorogo. Keunggulan yang lain yang dimiliki padi lokal

umur dalam adalah harga beras non organic di wilayah sentra produksi dari

petani Rp.3.500,- - Rp.4.000,- per kg.

Penelitian pengembangan ini diarahkan kepada budidaya padi secara semi

organik. Dengan pertimbangan bahwa di wilayah sentra produksi padi lokal umur

dalam dengan ciri padi bergagang malai lebih panjang dan perontokannya sulit,

teknologi pasca panen telah dikuasai petani setempat dan peralatan prosesing

gabah sudah tersedia di lapang. Dampak prakiraan yang diharapkan dengan

pengelolaan padi lokal didapatkan varietas unggul yang dapat berkembang dan

tetap eksisting pada wilayah-wilayah sentra produksi di Jawa Timur.

2.5. PENGKAJIAN MODEL USAHATANI TERPADU TANAMAN – TERNAK DAN IKAN DI LAHAN TADAH HUJAN

2.5.1. Pengkajian Model Usahatani terpadu Crop Fish-Livestock System (CFLS) di Lahan Sawah Tadah Hujan (LSTH

Pengelolaan lahan sawah tadah hujan perlu melibatkan berbagai

komponen yang merupakan sumber pendapatan rumah tangga. Pengelolaan

lahan sawah tadah hujan perlu dilakukan secara terpadu dengan melibatkan aset

usahatani keluarga yaitu tanaman, ternak dan ikan secara sinergis. Keterkaitan

antara tanaman dan ternak (sapi) secara sinergis dalam siklus mutualisme, yaitu

Page 145: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

28

limbah tanaman (jerami) dapat digunakan sebagai pakan ternak yang potensial,

sedangkan kotoran ternak dapat dikembalikan ke lahan sebagai pupuk organik.

Ketersediaan air selama pertumbuhan tanaman sangat mempengaruhi

produktivitas lahan dan keragaman komoditas yang diusahakan, sehingga

diperlukan teknologi konservasi air dengan embung untuk mengairi tanaman di

musim kemarau dan dapat difungsikan memelihara ikan terutama pada musim

hujan.

Pengkajian dilaksanakan di sawah tadah hujan Kabupaten Nganjuk dan

Kabupaten Lamongan. Pengelolaan usahatani jagung di musim kemarau dengan

memanfaatkan embung sebagai suplesi air pengairan selama pertumbuhannya,

sedangkan pada musim hujan dengan padi gogorancah yang penanamannya lebih

awal sehingga waktu panen lebih cepat dan penanaman berikutnya lebih terjamin

berdasarkan peluang curah hujan. Penanaman jagung secara rapat bertujuan

menghasilkan jagung sayur, jagung pipilan dan biomas pakan ternak. Pengkajian

yang dilaksanakan di Kabupaten Nganjuk pada musim kemarau yaitu budidaya

jagung varietas Bisma dengan jarak tanam rapat diperoleh peningkatan total hasil

setara jagung yang lebih baik berasal dari jagung sayur, limbah tanaman (tebon)

pakan ternak dan biji, sehingga keuntungan mencapai Rp. 3.942.600,- dengan B/C

ratio 1,10 dibanding cara petani yang menggunakan jagung lokal. Pengkajian yang

sama dilaksanakan di Kabupaten Lamongan dengan pertanaman jagung jarak

tanam rapat diperoleh peningkatan total hasil setara jagung yang lebih baik berasal

dari jagung sayur, limbah tanaman (tebon) pakan ternak dan biji, sehingga

keuntungan mencapai Rp. 3.996.600,- dengan B/C ratio 1,23 dibanding cara petani

yang menggunakan jagung hibrida turunan (benih asalan) (Tabel 1).

Page 146: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

29

Tabel 1. Analisis usahatani terpadu jagung di lahan sawah tadah hujan di Kab. Nganjuk dan Kab. Lamongan

Kegiatan

Pola Perbaikan Pola Petani

Jagung Sayur/Jagung (75cmx10cm/75cmx20 cm)

Jagung (75 cm x 20 cm)

Jagung (75 cm x 20 cm)

fisik nilai (Rp/ha)

fisik nilai (Rp/ha)

fisik nilai (Rp/ha)

..……………………… (x Rp.000) …………………………

Kab. Nganjuk

Biaya produksi 3.590 3.370 1.618

Hasil (kg/ha) :

- jagung sayur 2.416 1.208 - - - -

- jagung pipilan 4.362 5.234,4 5.453 6.543,6 2.127 2.552,4

- bobot biomas 8.142 814,2 - - - -

- ikan (kg/1000 ek) 27,6 276 27,6 276 - -

Total nilai hasil 7.532,6 6.819,6 2.552,4

Keuntungan 3.942,6 3.449,6 934,4

B/C ratio 1,10 1,02 0,58

Kab. Lamongan

Biaya produksi 3.260 3.020 2.183,5

Hasil (kg/ha) :

- jagung sayur 1.790 895 - - - -

- jagung pipilan 4.817 5.780,4 5.666 6.799,2 3.650 4.380

- bobot biomas 5.812 581,2 - - - -

Keuntungan 3.996,6 3.779,2 2.196,5

B/C ratio 1,23 1,25 1.01

Pengkajian tanaman padi secara gogorancah pada musim hujan masih

berjalan dan umur tanaman sekitar 60 hari dari tanam benih secara langsung.

Penelitian super imposed untuk mengetahui teknik tanam jagung dan cara tanam

sisipan jagung dalam satu kesatuan pola tanam dimaksudkan untuk mempercepat

waktu tanam dan panen dengan hasil cukup baik Hasil jagung pipilan kering

meningkat secara nyata bila menggunakan pupuk organik dengan perbedaan hasil

1.333kg/ha-1.398 kg/ha dibandingkan bila menggunakan pupuk anorganik yang

hanya mencapai 3.842 kg/ha. Penerapan teknik tanam pindah jagung pada umur

10 hari menunjukkan peningkatan hasil jagung pipilan kering secara nyata (5.700

kg/ha) dibandingkan teknik tanam langsung dengan biji dengan perbedaan hasil

jagung sekitar 1.243 kg/ha-1.393 kg/ha.

Page 147: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

30

2.5.2. Pengkajian dan Pengembangan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu Pola Multistrata LKDR di Kawasan Selatan Jatim (KSJT)

Konsep usahatani multistrata adalah optimalisasi lahan untuk produksi bahan

pangan, pakan, papan dan pendapatan keluarga petani dari kegiatan usahatani

tanaman-ternak. Integrasi tanaman-ternak pola multistrata yang dilaksanakan di

kawasan selatan Jawa Timur merupakan bentuk pengembangan wanatani

(agroforestry) yang terintegrasi dengan usaha ternak pada lahan budidaya

masyarakat. Komponen utama multistrata terdiri dari tanaman pangan, rumput

dan empon-empon sebagai tanaman strata I; leguminosa pohon sebagai strata II;

dan tanaman tahunan (buah-buahan, perkebunan, tanaman hutan) sebagai strata

III. Pemeliharaan ternak dilakukan di pekarangan rumah dengan sumber pakan

utama berupa hijauan ditambah pakan lengkap (complete feed) dari hasil

prosesing limbah pertanian dan limbah agroindustri.

Penataan tanaman dalam pola multistrata diatur sebagai berikut: strata I

ditanam pada bidang olah inti, sedangkan strata II dan III ditanam pada sekeliling

batas lahan. Komposisi antara tanaman strata I, II dan III bersifat fleksibel

disesuaikan dengan kondisi lahan dan kondisi sosial ekonomi petani.

Aspek konservasi tanah dan air sangat diperhatikan dalam konsep multistrata

melalui pengaturan bentuk teras, proporsi antara tanaman semusim dan tahunan,

pengelolaan aliran permukaan, penggunaan mulsa dan pengembalian bahan

organik ke tanah. Potensi dan manfaat tanaman empon-empon dan leguminosa

pohon dilahan kering cukup banyak, diantaranya sebagai tanaman untuk obat-

obatan, jamu, rehabilitasi lahan, tanaman konservasi, dan tanaman pakan ternak.

Pada musim tanam I, hasil padi gogo tertinggi dicapai pada keragaan

teknologi anjuran pada varietas Jatiluhur dengan hasil 5,5 ton/ha gabah kering

dan hasil jagung tertinggi dicapai pada teknologi kesepakatan pada varietas Bisi 2

dan Pioner 11 masing-masing dengan hasil 6,5 ton/ha biji kering.

Pada musim tanam II, berupa tanaman kacang tanah dengan tingkat hasil

rata-rata 3 ton/ha polong kering. Berdasarkan taksiran hasil dari kelima jenis

tanaman empon-empon, maka jenis-jenis yang adaptif di lokasi pengkajian

adalah kunyit lokal, lengkuas, kunyit putih dan kencur.

Page 148: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

31

Pada semua jenis empon-empon, hasil yang tertinggi dicapai pada teknologi

budidaya anjuran berupa perlakuan pupuk organik + pupuk kimia; sedangkan

keragaan hasil pada teknologi organik hanya mencapai 60-70 % dari hasil

perlakuan campuran pupuk organik + pupuk kimia. Kegagalan panen tanaman

jahe disebabkan tanaman terserang penyakit layu bakteri. Oleh karena itu

budidaya tanaman jahe di lokasi pengkajian tidak direkomendasikan.

2.5.3. Pengembangan Model Usahatani Konservasi Pola Strip Cropping Tanaman Kentang Secara Partisipatif di Lahan Kering Dataran Tinggi

Penanaman kentang di kawasan lahan kering dataran tinggi berlereng

pada umumnya mengabaikan masalah konservasi lahan berupa penanaman

kentang pada guludan searah lereng sebagai penyebab degradasi lahan serta

erosi yang besar. Perbaikan budidaya tanaman kentang dengan penanaman

pada guludan miring 450 disertai strip cropping tanaman pakan ternak merupakan

teknologi yang murah dan sangat efektif mengendalikan erosi (30%) maupun run

off serta dapat meningkatkan produktivitas lahan (28%). Tetapi teknologi itu

masih perlu dikembangkan dalam upaya melibatkan lebih banyak petani agar

teknologi yang sederhana namun bermanfaat besar tersebut dapat tersosialisasi

dengan baik dan teraplikasi dengan benar terutama oleh petani sendiri.

Pengembangan di dukuh krajan desa Argosari (2000 m dpl), kec. Senduro,

Lumajang, tahun kegiatan 2004, dengan aplikasi teknologi pada musim

penghujan. Secara fisik dusun krajan cukup relevan sebagai pusat

pengambangan teknologi konservasi ini. Tingkat kesuburan tanah cukup rendah

yang terlihat dari hasil analisa tanah. Di dusun krajan telah terbentuk kelompok

tani dengan nama Kelompok tani “Argo Mulyo”, dengan seorang ketua, seorang

sekretaris, dan seorang bendahara. Kelompok tani ini berupa paguyuban yang

beberapa aktifitas agribisnisnya masih perlu dikembangkan. Cukup respon

terhadap masukan teknologi. Dengan berbagai persyaratan pengkajian telah

disepakati 15 kooperator yang siap terlibat dalam aktifitas awal pengembangan

teknologi konservasi. Dalam 15 kooperator tersebut terlibat beberapa tokoh

petani termasuk ketua kelompok, kepala desa dan beberapa petani maju sebagai

Page 149: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

32

pelopor dalam pengembangan teknologi. Dalam aplikasi teknologi konservasi

anjuran (dengan beberapa bantuan seperti bibit,pupuk, pestisida, dan upah

kerja), petani kooperator juga melaksanakan teknologi konservasi dengan biaya

sendiri. Disisi lain petani kooperator juga melaksanakan penanaman dengan

teknologi mereka sendiri (sebagai pembanding). Disamping teknologi konservasi

yang diterapkan oleh petani, juga dilakukan “Super Imposed” berupa kajian

efektivitas penggunaan beberapa pestisida nabati terhadap serangan hama dan

penyakit kentang, yang dilaksanakan di lahan petani, dengan hasil tampaknya

pestisida nabati yang diterapkan belum mampu menekan serangan hama dan

penyakit kentang secara optimal dibandingkan dengan kontrol (rekomendasi

pestisida oleh BPTP). Selain itu juga dilakukan uji beberapa varietas kentang

yaitu: Granula A, Damour, dan Atlantik. Dari pertumbuhan tampak bahwa Damour

dan Granula A menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dari Atlantik.

Secara umum pertumbuhan tanaman kentang baik yang ditanam di

lokasi pengembangan teknologi konservasi maupun di uji varietas cukup baik.

Hanya pada uji pestisida nabati tampak bahwa penggunaan pestisida nabati

memperlihatkan pertumbuhan kentang kurang optimal. Pengembangan

teknologi konservasi dengan peneman kentang pada guludan miring 450 disertai

strip cropping tanaman pakan ternak berpeluang dikembangkan lebih jauh. Hal

ini tampak dari respon petani kooperator, maupun petani yang lain. Dewasa ini

sedang dilakukan terapi untuk membangkitkan semangat kebersamaan anggota

kelompok tani untuk membangun kelompok yang kuat dengan melibatkan

secara aktif KCD, PPL, Kepala Desa, Ketuan maupun pengurus.

2.6. PENGEMBANGAN SISTEM USAHA PERIKANAN RAKYAT DENGAN MODEL DESA PANTAI DI JAWA TIMURT

2.6.1. Pengembangan Sistem Usaha Perikanan Rakyat Dengan Model Desa Pantai Berbais Budidaya Laut

Usaha perikanan rakyat merupakan bagian terbesar dari bentuk usaha

perikanan Indonesia sehingga sudah seharusnya pembangunan perikanan

difokuskan pada pengembangan perikanan rakyat. Salah satu cara yang telah

ditempuh adalah melalui pengembangan konsep desa pantai sebagai pusat

Page 150: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

33

kegiatan berbagai jenis usaha perikanan yang saling mendukung, terkait satu

sama lain, berorientasi agribisnis dan berwawasan lingkungan. Untuk itu,

berbagai kegiatan pengkajian yang meliputi introduksi dan pengembangan

teknologi perikanan mulai dari penangkapan, budidaya, pasca panen dan

pengelolaan sumberdaya perikanan telah dilakukan di wilayah timur daerah

pesisir utara Jawa Timur khususnya di Kabupaten Situbondo. Kegiatan yang

dilaksanakan antara lain pemasangan terumbu karang buatan, penangkapan ikan

dengan pancing rawai dan bubu, budidaya ikan dengan sistem keramba jaring

apung (KJA), dan penanganan dan pengolahan ikan untuk meningkatkan nilai

tambah produk perikanan (2002); budidaya ikan kerapu (Epinephelus spp.)

dengan sistem KJA dalam bentuk pengkajian SUT dan penanganan/pengolahan

ikan serta diseminasi hasil pengkajian sistem usaha perikanan untuk

mempercepat alih teknologi kepada pengguna (2003).

Berdasarkan umpan balik yang diperoleh di lokasi pengkajian, maka

kegiatan tahun 2004 ini adalah budidya kerapu tikus (Cromileptes altivelis)

terutama pada aspek pengelolaannya karena pembudidaya yang umumnya

nelayan kecil butuh pengembalian modal atau penerimaan usaha yang relatif

singkat yaitu dengan membagi tahapan pemeliharaan yang bisa sampai satu

tahun menjadi beberapa tahapan dengan periode pemeliharaan yang relatif

singkat yaitu pembesaran benih ukuran 200 g/ekor (150 hari) dan pendederan

benih (juwana) hasil panti pijah yang berukuran awal 3 cm/ekor (90 hari).

Pengkajian dilakukan secara kooperatif dengan petani/nelayan (kelompok tani)

yang bergerak di bidang usaha budidaya laut (KJA) yang dikoordinasikan dengan

Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Situbondo.

Hasil survei keragaan perikanan di wilayah pengkajian menunjukkan

bahwa wilayah tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai sentra

budidaya laut dengan sistem KJA yang bisa dipadukan dengan pariwisata.

Dalam waktu 5 bulan, ikan kerapu tikus dengan ukuran awal rata-rata 200

gram per ekor bisa mencapai ukuran rata-rata 413 gram per ekor. Walaupun

dengan tingkat pertumbuhan harian yang masih rendah (0,53%), tingkat

kelangsungan hidup ikan selama pemeliharaan cukup tinggi, yaitu 99,5%.

Page 151: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

34

Diduga, rendahnya tingkat pertumbuhan harian tersebut karena kondisi

pemeliharaan yang belum optimal. Walaupun demikian, hasil analisis finansial

memperlihatkan bahwa usaha ini masih cukup layak secara ekonomis untuk

dikembangkan (R/C ratio 1,98).

Pendederan juwana ikan kerapu tikus dengan ukuran awal rata-rata 3 cm

per ekor masih belum memperlihatkan hasil yang memuaskan dengan tingkat

pertumbuhan harian rata-rata 0,51% dan tingkat kelangsungan hidup 16%.

Kondisi pemeliharaan yang tidak optimal diduga merupakan penyebab rendahnya

efisiensi pendederan selain faktor kanibalisme yang biasa terjadi pada ikan-ikan

kerapu yang masih kecil (kurang dari 8 cm). Namun, bila kondisi

pemeliharaannya baik, maka usaha ini berpotensi untuk menghasilkan

pendapatan bagi pembudidaya setiap 3 bulan sekali dengan R/C ratio yang

cukup tinggi (2,25).

Permasalahan yang penting adalah pemasaran terutama untuk hasil

pendederan karena lingkungan pembudidaya setempat masih belum terbiasa

dengan benih asal KJA sehingga diperlukan sosialisasi yang intensif.

Prakiraan dampak dari pengkajian ini antara lain : 1) pengembalian modal

atau penerimaan usaha budidaya yang relatif cepat diharapkan bisa menarik

minat pembudidaya tradisional untuk mengikuti pola budidaya yang

diintroduksikan sehingga bisa menciptakan bentuk usaha budidaya dengan

sistem pengelolaan yang lebih efisien, 2) usaha budidaya laut dengan sistem KJA

bisa dikembangkan sebagai basis pengembangan perikanan desa pantai yang

bila dikombinasikan dengan potensi sumberdaya wisata yang ada diharapkan

menghasilkan sinergi positif yang bermanfaat bagi masyarakat setempat dan 3)

berkembangnya usaha perikanan berbasis KJA diharapkan bisa menciptakan

simpul-simpul agribisnis/akuabisnis di wilayah setempat.

2.7. KAJIAN AGRIBISNIS KOMODITI UNGGULAN JAWA TIMUR

2.7.1. Kajian Pengembangan Agribisnis Perbenihan Padi Varietas Unggul Tipe Baru

Propinsi Jawa Timur dikenal sebagai salah satu daerah penghasil padi

nasional kontribusinya mencapai 20% produksi padi nasional dengan luas tanam

Page 152: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

35

mencapai 1.62 % juta ha/ tahun, rata-rata produktivitasnya hanya sekitar 5.6

t/ha (GKG) atau setara dengan 6.44 t/ha (GKP).

Permintaan terhadap benih padi bermutu tidak pernah terpenuhi karena

ketersediaan benih padi bersertifikat secara nasional lebih kurang hanya 35 %

dari kebutuhan benih padi. Karenanya, peluang untuk benih bersertifikat/ benih

padi berlabel masih tinggi, dan perlu didorong dan disosialisaikan untuk

menghasilkan dan menggunakan benih yang berkualitas baik. Dari sisi agribisnis

peluang produsen untuk peluang agroindustri perbenihan padi masih terbuka

lebar untuk memenuhi permintaan pasar.

Agribisnis perbenihan padi VUTB adalah merupakan program utama

untuk meningkatkan produktivitas padi di Jawa .Karena propinsi dikarenakan

Jawa Timur adalah salah satu sentra penghasil padi di Indonesia.

Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk meningkatkan usaha tani

perbenihan padi dalam suatu proses produksi padi secara keseluruhan, juga

sekaligus dapat meningkatkan pendapatan yang diterima penangkar benih padi.

Serta mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan usaha agribisnis

perbenihan padi dan membuka peluang usaha perbenihan di pedesaan.

Pengkajian dilakukan di Malang dan Mojokerto pada pada Musim Tanam MK II,

selama bulan Maret sampai dengan Desember Tahun 2004. Menggunakan

Lahan sawah petani.

Hasil Kajian Pengembangan Agribisnis Perbenihan Padi Varietas Unggul

Tipe Baru yang dilakukan di desa Sumberjati, Mojoanyar, Mojokerto, untuk

analisis usahatani perbenihan padi varietas unggul tipe baru Fatmawati biaya

untuk tenaga kerja per ha-nya sebesar Rp. 49.7574,-, untuk saprodi (pupuk dan

obat pengendali hama) per ha perlu biaya Rp. 847.9787,-.. Perkiraan hasil yang

diperoleh per ha 8.274 Kg dan perkiraan hasil keseluruhan dengan luas

pengkajian 4 ha 33,08 ton.

Rata-rata hasil ubinan (ton/ha) untuk pelaksanaan super impose trial uji

adaptasi padi varietas unggul baru di desa Sumberjati, Mojoanyar, Mojokerto,

untuk varietas padi Fatmawati ± 6,5 ton; Gilirang ± 5 ton ; Cigelis ± 7,1 ton;

Cimelati ± 9 ton; Cisantana ± 7,9 ton; Cibogo ± 7 ton; Sunggal ± 9,6 ton; Conde ±

Page 153: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

36

8,3 ton dan sebagai pembanding adalah varietas padi Ir 64 dengan hasil ubinan

adalah ± 7,8 ton .

Hasil Kajian Pengembangan Agribisnis Perbenihan Padi Varietas Unggul

Tipe Baru yang dilakukan di desa Tegalsari, Kepanjen, Malang, untuk analisis

usahatani perbenihan padi varietas unggul tipe baru Fatmawati biaya untuk

tenaga kerja per ha-nya sebesar Rp. 69.000,-, untuk saprodi (pupuk dan obat

pengendali hama) per ha perlu biaya Rp. 950,000-.. Perkiraan hasil yang

diperoleh per ha 8.680 Ton dan perkiraan hasil keseluruhan dengan luas

pengkajian 4 ha 34,72 ton.

Rata-rata hasil ubinan (ton/ha) untuk pelaksanaan super impose trial uji

adaptasi padi varietas unggul baru di desa Tegalsari, Kepanjen, Malang untuk

varietas padi Fatmawati ± 11,25 ton; Gilirang ± 10,15 ton ; Cigelis ± 11,15 ton;

Cimelati ± 10.35 ton; Cisantana ± 11.55 ton; Cibogo ± 11,4 ton; Sunggal ± 11,15

ton; Conde ± 11.15 ton dan sebagai pembanding adalah varietas padi Ir 64

dengan hasil ubinan adalah ± 10 ton .

Rata-rata hasil terbaik untuk super impose trial uji Populasi dan

pemupukan terhadap hasil dan mutu padi varietas unggul baru Fatmawati untuk

dengan dosis pemupukan 400 ton urea + 100 ton SP-36 + 150 ton KCl + 15 ton

ZnSO4 tiap hektar dan menggunakan booster ”Score”, dengan kerapatan

populasi 400.000 rumpun /ha , jarak tanam 30 cm (20 x 10) cm ; hasil ubinan

adalah ± 7,93 ton.

Telah terbentuk kelompok tani perbenihan padi di desa Sumberjati,

Mojoanyar Mojokerto dengan nama Sumber Rejeki, sedang di desa Tegalsari,

Kepanjen, Malang adalah pecahan kelompok tani yang lama Sumber rejeki dan

diberi nama Baru Muncul Sumber rejeki yang khusus menangani perbenihan padi

VUTB Fatmawati, masih diperlukan bimbingan dan pendampingan lebih lanjut

agar tumbuh berkembang menjadi kelompok agribisnis benih padi yang mandiri.

2.7.2. Kajian Pengembangan Agribisnis Mangga Podang Urang

Mangga Podang Urang merupakan komoditas unggulan Kabupaten

Kediri, yang pada tagun 2003 telah dilepas oleh Menteri Pertabian. Mangga ini

Page 154: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

37

mempunyai warna dan bentuk yang menarik, rasa dan aroma khas serta ukuran

yang tidak terlalu besar (200-250 g/buah), sehingga punya peluang pasar

nasional dan ekspor yang tinggi. Namun pengelolalan komoditas ini belum baik,

sehingga produksi dan mutu masih belum optimal.

Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mendapatkan alternatif

pengelolaan tanaman mangga Podang Urang yang efektif dan efisen serta

menumbuhkembangkan kegiatan agribisnis mangga Podang Urang melalui

penguatan kelembagaan kelompok tani.

Adapun pelaksanaan penglajian meliputi (1) penentuan hamparan dan

kelompok tani, (2) PRA untuk menentukan strategi agribisnis, (3) Percontohan

pemeliharaan tanaman dan (4) melakukan “super imposed” dengan “top working”

di 2 lokasi yang berbeda dan asal batang atas (mangga Podang Urang) yang

berbeda pula. Kegiatan “super imposed” ini sangat berguna untuk strategi

penegmbangan mangga Podang Urang ke depan. Selain itu ada kegiatan temu

usaha, yang mempertemukan antara petani, pedagang dan pengusaha/pemasok

buah-buahan (CV. Mawan Segar Abadi) untuk pasar swalayan di Bali, Semarang,

Jakarta dan Makasar Lokasi pengkajian adalah di Dukuh Sumberbendo, desa

Tiron, kecamatan Banyakan, kabupaten Kediri/

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa di dukuh Sumberbendo, yang

merupakan salah satu sentra mangga Podang Urang sudah memiliki kelompok

tani dan koperasi dengan nama kelompok tani dan koperasi “Budidaya”. Namun

kelompok ini bersifat umum, belum ada secara khusus yang membidangi

masalah tanaman mangga, padahal di dukuh ini ada sekitar 80-90 ha tanaman

mangga.

Pada pengkajian ini diambil 20 petani dengan jumlah tanaman 2.095

pohon (21 ha) sebagai petani kooperator atau sebagai embrio sub kelompok tani

“Budidaya” bidang tanaman mangga. Setiap petani memiliki tanaman mangga

30-180 pohon dengan perinscian 75 % mangga Podang Urang (umur tanaman

40-100 tahun) dan 25 % mangga Arumanis/Gadung (umur sekitar 8-10 tahun).

Tanaman mangga Podang Urang mempunyai keragaan yang tinggi besar,

karena berasal dari biji.

Page 155: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

38

Kontribusi pendapatan dari mangga terhadap pendapatan keluarga adalah

sebesar 7,95 %. Petani mangga di dukuh ini sebagian juga berprofesi sebagai

pedagang mangga, sehingga kalau diperhitungkan dari pendapatan tanaman

mangga sendiri dan dari berdagang mangga menjadi sebesar 51,37 % dari

seluruh pendapatan. Dukuh ini berjarak sekitar 6 km dari pusat pasar mangga

yang ada di Banyakan. Sedanglan pendapatan lain adalah dari pertukangan,

buruh, hasil dari sawah, tegal dan hasil pekarangan.

Di kelompok tani ini pada tahun 2004 mendapat bantuan alat panen dari

Diperta Propinsi Jatim sebanyak 500 buah dan pelatihan pengolahan bokasi dari

suatu LSM. Selain itu ada bantuan untuk mempromossikan produk olahan dari

BIPP.

Hasil introduksi pengolahan mangga Podang Urang menjadi jeli agar,

dodol dan permen menunjukkan bahwa dari 10 wanita tani yang dibina

menyatakan bahwa produk itu mempunyai rasa cukup disukai (skor 3,0-3,6).

Sedangkan teknologi yang dikenalkan cukup mudah dan mempunyai keinginan

untuk mengembangkan. Namun dalam temu usaha, peserta hanya

menginginkan produk dodol dan permen yang mempunyai prospek untuk

dikembanagkan.

Pada pengkajian ini juga telah dilakukan kerjasama dengan CV Mawan

Segar Abadi untuk memasarkan mangga Podang Urang segar ke Bali. Mangga

yang telah terkirim sebanyak 400 kg dengan menggunakan kemasan karton

berkapasitas 10 kg. Dpketahui bahwa untuk pasar swalayan di Bali menghendaki

buah yang masih sedikit hijau atau masih keras dan bersih, umur sekitar 111 hari

dengan kadar PTT 8 % dan asam 0,9 %. Buah yang mulus hanya sekitar 24 %,

sedang yang cacat karena kotor, kena getah, atau lecet sekitar 48 %. Sedang

ukuran dapat klas A (4 buah/kg) atau B (6 buah/kg).

Hasil pengamatan pada 150 pohon yang dilakukan pemupukan oleh

petani sebanyak urea 0,35 kg, SP-36 sebanyak 0,30 kg, KCl 0,10 kg dan pupuk

kandang 4kg per pohon dapat meningkatkan produksi dari 67 kg menjadi 74

kg/pohon.

Page 156: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

39

Untuk penguatan kelompok tani, dilakukan pertemuan setiap minimal 1

bulan sekali. Pada sub kelompok ini melakukan jual jasa penyemprotan dengan

“power sprayer” dan meminjamkan saprodi dan kunyit dengan sistem

pembayaran setelah panen. Saat ini telah ada modal 1 “power sprayer” dan

uang Rp.363.250,-.

Hasil pengamatan penyambungan “top working” diketahui bahwa

sambungan jadi sebesar 81 % dan jumlah tunas 1-3 buah serta ketinggian sekitar

25,8-44,4 cm.

2.7.3. Kajian Pengembangan Usahatani Udang Windu pada Lahan Perairan Air Tawar

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur selaku

penghasil dan penyedia teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi, pada tahun

2004 mengadakan kegiatan pengembangan agribisnis padi-udang windu.

Pengkajian ini mempunyai nilai strategis kedepan karena selain udang windu

dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bersama padi, ternyata sesuai

dengan beberapa pustaka yang ada menyebutkan bahwa budidaya udang windu

di air tawar umumnya terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Vibriosis. Hal ini peluang yang baik dan merupakan alternatif bagi penentu

kebijakan untuk mencari solusi mengatasi merosotnya produksi udang terutama

dari tambak-tambak payau. Selain itu dengan berkembangnya usahatani padi-

udang windu diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani padi yang

sampai saat belum sesuai dengan harapan.

Pengembangan Agribisnis Padi Udang Windu tujuannya adalah untuk

mengetahui dan mempelajari pengelolaan usahatani padi udang windu di sawah

tambak mendapatkan efisiensi dan meningkatkan pendapatan petani serta

menumbuhkan simpul-simpul agribisnis di pedesaan. Kegiatan pengkajian

dilakukan di Desa Sugih Waras, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan pada

MT.3 2004. Luas areal pengkajian mencakup 15,9 ha, yang melibatkan 17 orang

anggota kelompoktani. Dari hasil keragaan fisik yang ada, maka rata-rata

produksi padi petani peserta (teknologi kesepakatan) yaitu cara tanam padi

teratur (larikan) 20 x 20 cm 7 ton/ha, dan petani non peserta (teknologi petani)

Page 157: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

40

yaitu cara tanam padi tidak beraturan 5,8 ton/ha GKP. Produksi udang windu

petani peserta (teknologi kesepakatan) dengan padat penebaran 2.500 ekor/ha

10,3 kg, 5.000 ekor/ha 17,5 kg, 7.500 ekor/ha 26,1 kg dan 10.000 ekor/ha 35,5

kg. Petani non peserta (teknologi petani) dengan padat penebaran 2.500 ekor/ha

5,1 kg dan padat penebaran 5.000 ekor/ha 10,2 kg. Sedangkan keragaan fisik

pada petak pengujian/super impose (teknologi anjuran) menunjukkan keunggulan

dibandingkan dengan teknologi kesepakatan maupun teknologi petani. Produksi

padi pada petak pengujian dengan cara tanam jajar legowo (40x20 cm) x 10 cm

7,9 ton/ha/GKP dan produksi udang dengan padat penebaran 15.000 ekor/ha

112,5 kg dengan rata-rata berat udang 40-50 ekor/kg. Dilihat dari aspek produksi

udang, dengan semakin meningkatnya padat penebaran per ha, ada

kecenderungan hasil udang yang didapatkan meningkat. Dari hasil analisis

usahatani menunjukkan bahwa tingkat penerimaan dan pendapatan paling tinggi

dicapai pada teknologi anjuran/super impose (R/C 2,73), kemudian teknologi

kesepakatan (R/C 2,66) dan terendah teknologi petani (R/C 2,25). Sedangkan

tambahan manfaat, teknologi kesepakatan dapat memberikan tambahan satuan

manfaat lebih tinggi dibandingkan teknologi yang lain yaitu B/C 7,85.

Usahatani terpadu padi udang windu teknologi anjuran secara ekonomis

cukup layak (feasible) karena dapat menekan biaya produksi (agro input) dan

meningkatkan produksi (output) padi/udang dan pendapatan petani dengan

adanya diversifikasi komoditi atau komoditi ganda yaitu padi dan udang. Karena

layak secara ekonomis, pengembangan agribisnis padi udang windu diharapkan

dapat mempengaruhi petani untuk menilai dan akhirnya menerapkan teknologi

anjuran.

Kesimpulan yang didapat, yaitu : 1) Paket teknologi petani dengan cara

tanam tidak beraturan, rata-rata produksi padi lebih rendah dan dapat

ditingkatkan melalui perbaikan cara tanam padi sistem jajar legowo atau cara

tanam beraturan (larikan), 2) Kekurangan tenaga terampil cara tanam padi jajar

legowo atau cara tanam padi beraturan (larikan) dapat dieliminir dengan alat

bantu tanam yang dapat dibuat dengan mudah oleh petani yaitu “legane” atau jika

lahan memungkinkan dapat digunakan alat tanam benih langsung (Atabela), 3)

Page 158: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

41

Rata-rata petani belum menggunakan pupuk KCl karena alasan pengalaman

(belum penting) dan hasil pada petak pengujian ataupun teknologi kesepakatan

dimana disitu diaplikasikan pupuk KCl ternyata terbukti dapat meningkatkan

tampilan fisik tanaman dan produksi padi, 4) Varietas padi yang ditanam sebagian

besar IR-64, sehingga untuk mensosialisasikan varietas padi baru (VUTB), perlu

adanya pengenalan atau pengujian di lapangan oleh PPL agar petani mengetahui

dan yakin akan varietas baru yang dikenalkan, 5) Meskipun luas lahan berkurang

untuk pembuatan saluran keliling (caren) sebagai tempat untuk hidup udang

ternyata tidak mempengaruhi atau mengurangi produksi padi yang dihasilkan,

karena adanya perbaikan cara tanam padi, 6) Rata-rata benih udang yang ditebar

petani, jumlah (populasi) masih kurang dan untuk meningkatkan produksi perlu

adanya peningkatan jumlah (populasi) benih yang ditebar, karena pada petak

pengujian (super impose) maupun teknologi kesepatan dapat disimpulkan bahwa

ada kecenderungan peningkatan produksi sejalan dengan meningkatnya jumlah

benih udang yang ditebar, 7) Untuk menekan angka kematian (mortalitas) udang,

petani perlu memperbaiki cara aklimatisasi, waktu menebar, cara transportasi dan

ukuran benih udang sesuai dengan anjuran, 8) Agar petani mendapatkan harga

yang layak pada saat penjualan udang, petani perlu orientasi pasar untuk

mengetahui informasi harga yang ada pada saat itu, 9)

Kelembagaan/kelompoktani masih lemah, sehingga petani sebagai pelaku

agribisnis belum sesuai harapan, untuk itu masih perlu pembinaan lanjutan

(berkesinambungan), 10) Lemahnya kelembagaan tani, petani masih secara

individual terutama dalam pembelian sarana produksi, sehingga sering

menimbulkan inefisiensi.

2.7.4. Kajian Pengembangan Agribisnis Tepung Kasava

Diversifikasi hasil olahan ubikayu diharapkan mampu memberikan nilai

tambah dan nilai gizinya sebagai bahan pangan lokal di pedesaan. Tepung

merupakan bentuk hasil olahan setengah jadi yang lebih cocok untuk

mengawetkan umbi-umbian sumber karbohidrat, dengan beberapa keuntungan

antara lain memperpanjang masa jual, menghemat ruang simpan, mempermudah

transportasi dan meningkatkan nilai guna. Tepung kasava dengan sebutan

Page 159: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

42

tepung biskuit, sudah mulai dikenal masyarakat meskipun dalam jumlah terbatas,

karena memang belum banyak yang mengetahui kegunaannya dan yang

memproduksinya baru beberapa tempat. Pengembangan tepung kasava

diharapkan akan dapat meningkatkan nilai ekonomi, sosial dan kegunaannya.

Keragaman bentuk produk olahan dari tepung kasava diharapkan akan dapat

memberikan peningkatan nilai 0tambah dan akan menumbuhkan agroindustri di

pedesaan di daerah sentra produksi. Pengkajian bertujuan untuk menumbuhkan

kawasan agroindustri tepung kasava beserta produk olahannya dan

mendapatkan altenatif teknologi pengolahan tepung kasava yang efektif dan

efisien. Pengkajian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Desember

2004, di lokasi kecamatan Pagak - kabupaten Malang, kecamatan

Tanggunggunung - kabupaten Tulungagung dan kecamatan Maospati - Magetan.

Untuk mendapatkan teknologi pengolahan tepung kasava yang lebih efektif

dan efisien, dilakukan kegiatan super imposed, dengan beberapa cara

pengolahan tepung kasava, yaitu teknologi anjuran; teknologi anjuran tanpa

dipres; pengolahan gaplek dengan ubikayu yang telah dikupas dicuci, dibelah,

dikeringkan, ditepungkan; gaplek dari petani dicuci, dikeringkan kemudian

ditepungkan; dan penepungan gaplek petani. Pengolahan tepung dilakukan pada

saat panen raya ubikayu dan harga sekitar Rp. 150,- per kilogram untuk Malang

dan Rp. 150,- sampai Rp. 200,- per kiligram untuk Tulungagung. Secara fisik

tepung kasava dengan beberapa cara pembuatan, tepung dengan teknologi

anjuran memiliki warna yang paling putih. Tepung yang diperoleh, pada saat satu

minggu dan tiga bulan penyimpanan, diolah menjadi bentuk kerupuk dengan

campuran tepung jagung, tapioka dan tanpa campuran, kue basah dan kering.

Pada tepung yang disimpan satu minggu, semua kerupuk memberikan hasil yang

perbedaannya tidak berarti dilihat dari warna, aroma, tekstur dan rasa. Tepung

dengan tanpa pres, dan berasal dari gaplek (dicuci dan tanpa dicuci) yang telah

disimpan tiga bulan untuk pembuatan kerupuk, dengan campuran tepung jagung

atau tapioka menunjukkan warna kerupuk yang agak coklat sampai coklat tua,

tekstur keras, aroma apek bahkan ada rasa pahitnya, sehingga tidak menarik dan

tidak disukai. Untuk kue, tepung disimpan satu minggu dengan teknologi anjuran

Page 160: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

43

lebih disukai daripada yang berasal dari teknologi lainnya dilihat dari warna,

aroma dan rasa, sedangkan yang disimpan tiga bulan aroma apek sangat

menonjol. Harga tepung dengan teknologi anjuran Rp. 1300,-/kg, teknologi

anjuran tanpa pres Rp. 1.200,-/kg, ubikayu dikupas, dicuci, dibelah, dikeringkan

kemudian ditepungkan Rp. 900,- gaplek petani dicuci, dikeringkan kemudian

ditepungkan Rp. 900,-/kg dan gaplek petani, dtepungkan Rp. 650,-/kg. Tepung

juga dititipkan kepada pedagang tepung dan perajin kerupuk untuk diproses

menjadi kerupuk kemudian dijualoleh perajin, sebagian kerupuk dianalisis

mutunya di laboratorium. Pada tepung yang satu minggu disimpan, semua tepung

dengan beberapa cara pembuatan mau menerimanya, tetapi tepung yang telah

disimpan tiga bulan, hanya tepung yang diproses dengan teknologi anjuran yang

diterima oleh pedagang, karena yang lain sudah berbau apek dan warnanya

sudah agak keabu-abuan/kehitaman.

2.7.5. Kajian Pengembangan Agroindustri Pedesaan dan Pemberdayaan Wanita

Industri pengolahan pangan skala rumah tangga yang banyak terdapat di

pedesaan berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja wanita dan

konstribusinya terhadap pendapatan keluarga. Berbagai industri pengolahan

pangan skala rumah tangga yang banyak terdapat di Jawa Timur sebagian besar

pekerjanya adalah wanita. Pemberdayaan tenaga wanita melalui peumbuhan dan

pembinaan kelompok akan dapat menghasilkan tenaga wanita terampil,

berwawasan luas dan mandiri. Kediri selain sebagai produsen utama tanaman

pangan ubikayu dan jagung juga dikenal sebagai produsen hasil olahan. Tiwul

instan dan kerupuk jagung mempunyai prospek untuk dikembangkan di wilayah

sentra produksi ubikayu dan jagung. Teknologi pengolahan tortila telah diadopsi

di kecamatan Binangun, kabupaten Blitar, namun perbaikan mutu dan rintisan

pasar yang sudah ada perlu ditingkatkan.

Tujuan pengkajian ini adalah untuk menumbuh-kembangkan kawasan

industri rumah tangga tortila jagung di Kabupaten Blitar serta kerupuk jagung dan

tiwul instan komposit di Kabupaten Kediri. Kegiatan pengkajian meliputi suvai

pendahuluan, uji teknologi di laboratorium, aplikasi teknologi di tingkat perajin

Page 161: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

44

wanita dan analisis mutu hasil. Pengamatan yang dilakukan meliputi proses

produksi, produktivitas dan beban tenaga kerja pria/wanita serta mutu hasil olah.

Beberapa kelompok perajin wanita di lokasi pengkajian telah dapat menerapkan

teknologi yang dilatihkan dengan hasil yang memuaskan. Teknologi pengolahan

kerupuk jagung, tiwul instan manis rasa durian dan nangka serta tortila jagung

telah diadopsi oleh kelompok perajin wanita setempat dan produknya sudah

dirintis pemasarannya disekitar lokasi. Pembuatan tiwul instan komposit manis

rasa durian dan nangka di desa Jugo, kecamatan Mojo, kabupaten Kediri telah

disosialisasikan, pada umumnya para perajin wanita telah terampil dalam

membuat tiwul manis rasa durian dan nangka dengan hasil memuaskan. Usaha

pengolahan kerupuk jagung di Pare, Kediri telah berkembang menjadi usaha

komersial dengan keuntungan Rp. 1.568.800,-/keluarga/tahun. Teknologi

pengolahan tortila jagung telah diadopsi oleh kelompok tani di desa Birowo,

kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar sudah dipasarkan di lokasi sekitar Malang

dan Surabaya dengan keuntungan Rp. 591.200,-/kelompok/tahun. Perluasan

pasar perlu terus diupayakan untuk meningkatkan permintaan konsumen,

sehingga industri-industri rumah tangga ini akan berkembang dengan cepat.

2.7.6. Kajian Pengembangan Agribisnis Perbenihan Kentang

Kebutuhan kentang untuk diversifikasi makanan masyarakat terus

meningkat, dengan rata-rata peningkatan sebesar 3,6% – 5% per tahun sejak

tahun 1988 – 2010. Kentang sangat memungkinkan digunakan dalam

diversifikasi makanan antara lain sebagai pengganti beras, bahan sayur (sup),

memenuhi permintaan konsumen makanan siap saji dan sebagai makanan ringan

(keripik/ chip). Propinsi Jawa Timur mempunyai potensi penyediaan kentang

untuk memenuhi kebutuhan Nasional yang semakin meningkat. Berdasarkan

penyebaran luas tanam dan luas panen kentang dataran tinggi di Jawa Timur

tersebar di 15 Kabupaten, dengan kisaran luas tanam antara 3 ha – 2.570 ha

dan kisaran luas panen antara 1 ha – 2.103 ha dengan produktivitas rata-rata

9,902 t/ha dan kabupaten Lumajang mempunyai luas tanam kentang sekitar 56

– 100 ha dengan produktivitas 11,30 t/ha (Dinas Pertanian Jawa Timur, 2000).

Bibit kentang merupakan masalah utama dalam usahatani kentang, pemenuhan

Page 162: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

45

kebutuhan benih bermutu bagi petani masih belum tercukupi. Pengkajian

bertujuan untuk meningkatkan jumlah benih kentang berkualitas di tingkat petani

penangkar benih, meningkatkan partisipasi petani dan penyuluh dalam kelompok

tani perbenihan kentang dan meningkatkan pendapatan petani penangkar benih.

Pengkajian ini merupakan pengkajian lanjutan telah memasuki tahun ke dua

dilaksanakan di desa Gedok, kec. Senduro, kab. Lumajang dilaksanakan mulai

bulan Januari sampai Desember 2004. Pengkajian menggunakan Rancangan

Acak Kelompok, dengan 3 macam rakitan teknologi yaitu Rakitan Teknologi

Partisipatif, Rakitan Teknologi Anjuran I dan Rakitan Teknologi Anjuran II (seperti

pada Tabel I) dengan 6 petani kooperator sebagai ulangan. Pengamatan meliputi

komponen vegetatif dan produksi. Data keadaan sosial ekonomi petani setempat

dikumpulkan dengan metode wawancara dan data sekunder. Dari hasil

pengamatan lokasi pengkajian diketahui bahwa ketinggian tempat sesuai untuk

lokasi perbenihan kentang dengan luasan penanaman kentang di kecamatan

Senduro, kabupaten Lumajang menempati urutan ke tiga setelah bawang daun

dan kubis. Produktivitas kentang yang biasa diperoleh petani berkisar antara 9 –

11 t/ ha. Sumber benih kentang yang digunakan petani berasal dari hasil

pertanamannya sendiri dari generasi ke generasi. Pendapatan yang biasa

diperoleh petani antara Rp. 6.350.000 - Rp. 19.000.000.

Hasil kajian menunjukkan bahwa persentase tumbuh umbi bibit dari ke

tiga rakitan teknologi mencapai 100%. Pertumbuhan vegetatif sampai dengan

umur 2 bulan setelah tanam rakitan teknologi partisipatif menunjukkan

perbedaan yang nyata pada semua parameter pengamatan, kecuali jumlah

cabang utama tidak berbeda nyata dengan rakitan teknologi Anjuran II. Hama

pertanaman pembibitan kentang dijumpai 4 macam yaitu aphid, kutu putih, P

operculella, dan L. huidobrensis dengan kelimpahan populasi rendah dan tidak

menunjukkan perbedaan yang nyata antar ke –tiga rakitan teknologi yang dikaji.

Produksi umbi tertinggi dihasilkan Rakitan Teknologi Anjuran II (15,79 kg/ 4,5

m2 yang setara dengan 35 t/ha), dan diikuti Rakitan Teknologi Partisipatif dan

Rakitan Teknologi Anjuran I (masing-masing 11,44 kg/ 4,5 m2 setara dengan

25,42 t/ha dan 9,39 kg/ 4,5 m2 yang setara dengan 20,88 t/ha. Persentase umbi

Page 163: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

46

benih yang diperoleh antara rakitan teknologi Partisipatif sama dengan Rakitan

Teknologi Anjuran II yang berkisar antara 68 – 80 %. Pencapaian R/C ratio yang

didapat masing-masing rakitan teknologi Anjuran II sebesar 5,88; diikuti rakitan

teknologi Partisipatif sebesar 4,17 dan rakitan teknologi Anjuran I sebesar 2,78.

Hasil pengamatan pasca panen ( 2 bulan setelah penyimpanan) menunjukkan

bahwa benih kentang tidak mengalami kerusakan baik oleh hama maupun busuk

umbi, kerusakan yang dijumpai adalah kerusakan mekanis akibat pemanenan

sekitar 0,05% – 0,1%. Kelompok tani perbenihan kentang telah berhasil dibentuk

dengan nama Kelompok tani Perbenihan kentang “Putera Tengger”, pemenuhan

ketersediaan benih dasar (Go) merupakan kendala untuk tumbuh dan

berkembangnya kelompok tani perbenihan kentang, juga pemenuhan akan

kebutuhan saprodi dan permodalan. Prakiraan dampak dari hasil pengkajian ini

adalah meningkatnya permintaan benih kultur jaringan dari petani di sekitar lokasi

pengkajian yang bukan petani kooperator. Sarana dan prasarana untuk

memajukan perbenihan kentang mendapat perhatian dan bantuan dari Dinas

Pertanian Propinsi Jawa Timur maupun Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang

dengan penyediaan benih dasar kentang secara kultur jaringan dan

pembangunan infrastruktur. Untuk itu penelitian ini masih perlu dilanjutkan

sehingga kelompok tani perbenihan kentang dapat lebih maju serta tumbuh dan

berkembang secara mandiri.

Page 164: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

47

Tabel 1. Susunan Rakitan Teknologi Perbenihan Kentang

Uraian Rak. Tek. petani/ partisipatif

Rak. Tek. Anjuran 1 Rak. Tek. Anjuran 2

1. Varietas Granola Lembang Atlantik Granola kembang

2. Asal Bibit G3 – kultur jaringan G3, hasil seleksi G3, hasil seleksi

3. Jarak tanam 80 x 20 cm 70 cm x 25 cm 80 cm x 25 cm

4. Pengolahan Lahan Tanah diolah 2 kali sedalam 20 cm

Tanah diolah sedalam 20 – 40 cm dibiarkan selama 1 1 - 2 minggu diratakan, dibuatat garitan-garitan dengan jarak 80

cm

5. Pemupukan/ha Pupuk kandang : 10 t/ha Urea : 300 kg/ha SP 36 : 300 kg/ha KCl : 100 kg/ha

Bokashi : 4 t/ha ZA : 500 kg/ha

NPK : 1.000 kg/ha

6. Aplikasi Pupuk

Diberikan dua kali: saat tanam dan umur 1 bulan stl tanam

Bokashi : satu kali, 1 2 minggu sebelum tanam ZA dan NPK diberikan: dua kali,

saat tanam dan 30 hari setelah tanam

7. Pengairan Tanpa pengairan Tanpa pengairan

8. Pengendalian H/P Macam Insektisida

Proficur, Pylaram, Agriston, Dursban, Furadan, Corzet, Agrep

Proficur, Pylaram, Agriston, Dursban, Furadan, Corzet, Agrep

9.Takaran& Aplikasi

Sesuai dosis anjuran Sesuai dosis anjuran

10.Penyiangan/ pengendalian gulma

Empat kali Disesuaikan dengan keadaan gulma

11.Pembumbunan/ pengguludan

Dua kali 4 kali : saat tanam dan 2,4, 6 dan 8 mst

12. Panen Setelah daun menua Tanaman dipanen setelah daun menua dan berwarna kekuningan sekitar 100 hst

Pengkajian bertujuan untuk untuk mewujudkan adanya kelompok tani

yang mampu menghasilkan dan menyediakan benih kentang yang nantinya dapat

meningkatkan pendapatan petani dan menjadikan Lumajang sebagai salah satu

wilayah pengembangan kentang. Dilaksanakan di dususn Gedog, desa Argosari,

kecamatan Senduro, kabupaten Lumajang yang termasuk ekoregion dataran

tinggi lahan kering, pada bulan Januari sampai Desember 2004. Pengkajian ini

merupakan kegiatan lanjutan (tahun II) di kab. Lumajang Pengkajian terbagi atas

3 Rakitan Teknologi antara lain : Rakitan Teknologi Partisipatif, Rakitan Teknologi

Anjuran I dan Rakitan Teknologi Anjuran II. Rancangan yang digunakan adalah

Acak Kelompok dengan 5 ulangan dengan petani kooperator sebagai

ulangan/blok. Pengamatan meliputi data agronomis, data pasca panen dan data

sosial ekonomi. Analisa data secara sidik ragam dan untuk mengetahui tingkat

keuntungan dari rakitan paket teknologi yang dikaji digunakan analisis input-

output, B/C ratio dan R/C ratio. Di samping itu, dikumpulkan pula data keadaan

Page 165: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

48

sosial ekonomi petani setempat dengan metode Parsipatory Rural Apraisal (PRA)

yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya bio-fisik dan data sekunder

lainnya. Kelompok tani perbenihan kentang telah terbentuk dengan nama

kelompok tani Putra Tengger yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara,

Seksi Pemasaran dan Seksi Saprodi. Pelaksanaan pengkajian sampai dengan

bulan Agustus 2004 ini tanaman memasuki pertumbuhan vegetatif bulan ke 2.

Persentase tumbuh bibit/ benih dari ke tiga rakitan teknologi mencapai 100%.

Hasil pengamatan vegetatif pada umur 1 dan 2 bulan setelah tanam

menunjukkan pertumbuhan vegetatif ketiga rakitan teknologi berbeda secara

nyata.. Ditemukan 4 macam hama yaitu: aphid, kutu putih, P operculella, dan L.

huidobrensis dengan kelimpahan populasi rendah dan tidak menunjukkan

perbedaan yang nyata antar ke –tiga rakitan teknologi yang dikaji Pemeliharaan

dan pengamatan tanaman masih dilaksanakan sampai akhir Desember 2004.

2.8. PENGKAJIAN ADOPSI DAN DAMPAK TEKNOLOGI SUP SERTA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ASLI PEDESAAN DI JAWA TIMUR

2.8.1. Kajian Adopsi dan Dampak Pengembangan Teknologi Unggulan BPTP Jawa Timur

Adopsi teknologi merupakan proses penerapan teknologi yang bersifat

dinamis serta dapat merubah perilaku petani. Teknologi akan diadopsi oleh

petani, jika teknologi tersebut menguntungkan serta dapat meningkatkan nilai

tambah terhadap sumberdaya yang terbatas. Adopsi teknologi ini akan

berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.

Kajian adopsi dan dampak teknologi peningkatan produktivitas padi terpadu dan

tortilla jagung dilakukan di kabupaten Blitar dan Bojonegoro, Sedangkan tanam

padi jajar legowo dilakukan di kabupaten Sumenep. Pengkajian ini menggunakan

metode survei yang dilakukan pada bulan Juli – September 2004. Kajian ini

bertujuan (1) diperolehnya informasi tingkat adopsi teknologi peningkatan

produktivitas padi, tortila dan padi jajar legowo (2) diperolehnya informasi dampak

dari teknologi terhadap peningkatan produktivitas padi, tortila dan tanam padi jajar

legowo serta pendapatan.

Page 166: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

49

Hasil kajian adopsi dan dampak teknologi adalah sebagai berikut ;

1. Teknologi peningkatan produktivitas padi terpadu

Teknologi anjuran pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah yang

telah diadopsi oleh petani peserta adalah 57,1 % (Blitar) dan 31,1 %

(Bojonegoro). Diantara keempat komponen teknologi PTT yang dianjurkan, yang

terdiri dari (1) penggunaan varietas unggul baru dan umur bibit yang ditanam, (2)

jumlah bibit per-rumpum dan cara tanam, (3) penggunaan bahan organik serta (4)

pemupukan rasional, ternyata penggunaan varietas unggul dan umur bibit

ditanam yang paling tinggi diadopsi oleh petani, baik di Blitar maupun di

Bojonegoro. Adopsi teknologi PTT padi telah berdampak terhadap peningkatan

produktivitas sebesar 11 % (Blitar) dan 7 % (Bojonegoro) serta pendapatan

usahatani padi sebesar 36 % (Blitar) dan 25 % (Bojonegoro). Sedangkan

teknologi sistem integrasi padi ternak (SIPT) yang telah diadopsi petani/peternak

adalah 30,9 % (Blitar) dan 25,7 % (Bojonegoro). Diantara keempat komponen

teknologi anjuran, yang terdiri dari (1) sistem kandang, (2) pemberian pakan, (3)

sistem perkawinan dan (4) pembuatan kompos, ternyata sistem perkawinan

dengan inseminasi buatan (IB) yang paling tinggi diadopsi oleh petani/peternak,

baik di Blitar maupun di Bojonegoro. Adopsi teknologi SIPT ini berdampak

terhadap peningkatan jumlah populasi ternak sapi, tetapi belum berdampak

terhadap pendapatan petani/peternak.

2. Teknologi tortila jagung

Teknologi tortila jagung di Blitar telah diadopsi oleh satu kelompok

pengkrajin dan belum berdampak terhadap peningkatan pendapatan pengrajin.

Sedangkan di Bojonegoro teknologi tersebut telah diadopsi oleh dua kelompok

pengkrajin dan telah berdampak nyata terhadap peningkatan pendapatan

pengkrajin, yaitu sebesar Rp 109.juta (selama tahun 2004 oleh 2 pengkrajin).

3. Teknologi tanam padi Jajar legowo

Teknologi tanam padi jajar legowo dilahan sawah di kabupaten Sumenep

tahun 2000 telah diadopsi oleh petani seluas 1.000 ha dengan jumlah adopter

sebanyak 1.250 orang. Luas areal tanam dan jumlah petani adopter pada tahun

berikutnya meningkat cukup pesat. Pada tahun 2003 luas areal tanam padi jajar

Page 167: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

50

legowo telah mencapai 3.120 ha dengan jumlah petani adopter sebanyak 3.900

orang. Adopsi teknologi tanam padi jajar legowo di kabupaten tersebut pada

musim hujan 2003/2004 telah berdampak terhadap peningkatan produktivitas 15

% dan pendapatan sebesar 23 %.

2.8.2. Pengembangan Teknologi Asli Pedesaan Jawa Timur

Pengkajian pengendalian hama kumbang (Scarabaeidae, Melolonthinae)

telah dilakukan di Dusun Kampungarum, Desa Darungan, Kecamatan Tekung,

Lumajang pada lahan petani yang ditanami jeruk, mulai bulan Agustus sampai

akhir bulan Nopember 2004. Hama tersebut selama ini telah menyerang

pertanaman petani, yaitu dengan cara Lundinya (larva kumbang) yang berada di

tanah merusak perakaran tanaman. Selama ini telah diketahui pertanaman yang

dirusak meliputi : ubi kayu, jagung, nanas, kentang, tebu, karet, kopi dan sayuran.

Di Dusun Kampungarum hama tersebut telah endemis, terutama pada akhir-akhir

ini sejalan dengan makin intensifnya petani menggunakan pupuk organik. Cara

pengendalian dengan bahan kimia (penyemprotan tanah dan penggunaan

insektisida granuler) telah dilakukan petani, tetapi tidak berhasil. Upaya

mematikan Lundi yang ada di tanah dengan di “leb” (penggenangan), tidak dapat

dilakukan karena tanahnya berpasir. Dalam pengkajian ini telah dicoba beberapa

komponen pengendalian ham yang kompatibel, yaitu penggunaan perangkap

lampu petromak, perangkap gerusan cabai rawit dan perangkap serasah yang

telah diberi insektisida nabati. Untuk menekan secara drastis populasi Lundi yang

ada di tanah, maka tanah diantara pertanaman jeruk dibrujul dan Lundi yang

kelihatan dipungut dan dimusnahkan. Dari hasil kajian ini, maka telah didapatkan

komponen pengendalian hama kumbang yang cukup efektif, yaitu : (1) Brujul dan

pemusnahan Lundi, (2) Perangkap lampu petromak dan (3) perangkap

serasah/insektisida nabati. Biaya pengendalian dalam satu musim tanam per ha

sebesar Rp. 1.210.000,- lebih murah jika dibandingkan dengan penggunaan

pestisida butiran yang mencapai Rp. 1.890.000,- (hasil tidak efektif). Beberapa

langkah yang harus ditempuh oleh petani sebagai upaya pengendalian jangka

panjang sebagai berikut : (a) Pencarian dukungan dari institusi yang berwenag

untuk mensosialisasikan konsep PHT dengan melakukan kajian di lapangan.

Page 168: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

51

Pengkajian yang dilakukan BPTP merupakan kajian awal yang harus

ditindaklanjuti dengan kajian dan sosialisasi oleh institusi setempat, (b) pelatihan

tentang PHT pada petani yang menyangkut cara hidup hama dan cara

pengendalian terpadu secara massal dan (c) Sosialisasi cara-cara budidaya

tanaman yang memenuhi syarat keamanan lingkungan (penggunaan bahan

organik yang proposional dan memenuhi syarat kematangan).

2.9. PENGKAJIAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN WILAYAH JAWA TIMUR

2.9.1. Pengkajian Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Wilayah Jawa Timur

Era otonomi daerah yang telah berjalan beberapa tahun ini menuntut

pemerintah daerah Jawa Timur untuk lebih aktif berperan dalam menggali potensi

sumberdaya yang ada di wilayahnya, dan mengidentifikasi sumber-sumber

pertumbuhan baru untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi wilayah.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan propinsi ini. Karena itu

sektor ini perlu diberikan perhatian yang sungguh-sungguh mengingat sektor

pertanian menjadi tumpuhan harapan penghidupan sebagian besar penduduk,

yang umumnya tinggal di pedesaan.

Kinerja pembangunan pertanian selama lebih dari tiga dasawarsa cukup

menggembirakan, utamanya dalam meningkatkan produksi dan produktivitas

pertanian. Namun sisi lain yang juga ditampilkan oleh hasil pembangunan

pertanian selama ini adalah bahwa kelembagaan ekonomi (pertanian) lokal

banyak yang mengalami kelumpuhan akibat kooptasi birokrasi yang berlebihan.

Padahal selama ini kelembagaan lokal berkembang baik di masyarakat dan

berperan dalam pemerataan pendapatan, termasuk didalamnya adalah

kelembagaan pembiayaan pertanian. Lemahnya kelembagaan pembiayaan

pertanian ini membawa konsekuensi pada semakin terbatasnya sumber-sumber

pembiayaan yang dapat diakses oleh petani.

Kooptasi birokrasi yang berlebihan telah memunculkan kondisi asimetris

informasi antara sebagian besar masyarakat (petani kecil secara umum) dengan

kelompok lainnya. Asimetris informasi ini membawa implikasi yang sangat luas

Page 169: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

52

pada akses yang rendah pelaku usaha di sektor pertanian terhadap sumberdaya

modal, teknologi, peningkatan kemampuan (human capital), informasi pasar, dan

lain sebagainya.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa akses pelaku usaha di sektor

pertanian masih sangat rendah. Akses pelaku usaha pertanian yang rendah pada

sumber pembiayaan memerlukan kreasi lembaga pembiayaan yang tepat bagi

sektor ini.

Sisi lain yang dapat diamati adalah bahwa selama lebih dari tiga

dasawarsa lebih, pemerintah telah banyak mengintroduksikan skim pembiayaan

pertanian. Namun efektivitas dan keberlanjutannya serta peranan dalam

mendorong pengembangan pertanian masih rendah. Selain itu masih banyak

ditemui di lapangan bahwa akses sebagian pelaku usaha pertanian terhadap

modal masih sangat rendah. Rendahnya akses tersebut disebabkan oleh banyak

faktor, diantaranya adalah keterbatasan pelaku usaha untuk menyediakan

agunan (kolateral) fisik kepada sumber pembiayaan (lender)., biaya transaksi

pinjaman yang dirasakan cukup besar.

Skim pembiayaan yang diintroduksi pemerintah, misalnya Kredit

Ketahanan Pangan (KKP) telah mengalami berbagai perubahan, yang pada

intinya juga akan menuju pada praktek-praktek perbankan konvensional dalam

memberikan pelayanan pada sektor pertanian. Perubahan-perubahan tersebut

menyangkut instrumen seleksi (screening) terhadap calon peminjam, persyaratan

administrasi, mekanisme penyaluran, dan lain-lain. Untuk itu sangat perlu untuk

mengkaji sejauhmana eksistensi dan keberlanjutan kelembagaan pembiayaan

usaha pertanian tersebut.

Dengan pemahaman kritis terhadap akses pelaku usaha pertanian,

mekanisme penyaluran, biaya transaksi, kekuatan dan kelemahan skim-skim

pembiayaan yang diakses petani diharapkan dapat dirumuskan skim pembiayaan

yang sesuai dan relevan dalam upaya untuk memperoleh jalan pemecahan untuk

rekayasa kelembagaan pembiayaan dalam mendorong pengembangan usaha

pertanian di pedesaan.

Page 170: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

53

Tujuan analisis kebijakan pembangunan pertanian di Jawa Timur adalah

untuk mengidentifikasi permasalahan kelembagaan, utamanya kelembagaan

pembiayaan pertanian dan merumuskan alternatif kebijakan untuk memecahkan

masalah tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pengumpulan data

dan informasi yang terkait dengan topik kajian tersebut. Data dianalisis dengan

menggunakan tabel tunggal dan silang dan dianalisis secara deskriptif. Data

primer dikumpulkan terhadap 101 petani di empat kabupaten, yaitu Probolinggo,

Magetan, Gresik dan Bojonegoro.

Dalam hal permodalan, secara umum dapat dikemukakan bahwa 65%

petani menggunakan modal yang berasal dari modal sendiri. Sementara itu hanya

13% petani yang menggunakan modal seluruhnya berasal dari modal pinjaman.

Selain itu juga terdapat 22% petani yang modalnya berasal dari gabungan antara

modal sendiri dan modal pinjaman. Lebih dari 80% petani di kabupaten

Probolinggo menggunakan modal dari sumber modal sendiri. Sementara itu

petani di kabupaten Bojonegoro yang mengandalkan modal sendiri adalah 42%.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa akses petani pada sumber modal dari

luar kurang dari 15%. Hal ini sejalan dengan nasional yang menunjukkan bahwa

alokasi kredit untuk sektor pertanian tidak lebih dari 10%.

Namun apabila dilihat secara lebih detail tampak bahwa akses petani di

Jawa Timur pada sumber modal tersebut umumnya adalah sumber modal

informal, yaitu dari kerabat dekat/tatangga, kelompok tani dan toko/kios. Hanya

5% petani yang akses pada sumber permodalan dari lembaga formal. Bahkan di

kabupaten Gresik, Bojonegoro dan dan Probolinggo hampir-hampir petani tidak

akses pada sumber permodalan dari lembaga formal. Hal ini secara tidak

langsung menunjukkan bahwa akses petani pada sumber permodalan formal

masih sangat rendah.

Kisaran pinjaman yang diperoleh dari sumber permodalan adalah berkisar

antara Rp 200.000,- hingga Rp 5 juta, dengan bungga pinjaman berkisar antara

0% hingga 2.5% per bulan. Bunga pinjaman 0% umumnya dikenakan oleh

sumber permodalan yang berasal dari kerabat dekat/famili. Sifat menolong masih

sangat kental dalam transaksi pinjaman dari sumber ini. Sementara itu bunga

Page 171: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

54

pinjaman sebesar 1.5% hingga 2.5% per bulan dikenakan oleh sumber

permodalan yang berasal dari lembaga formal, misalnya bank BRI-Unit atau

koperasi. Untuk sumber-sumber permodalan dari sumber pembiayaan formal

tersebut sudah mengikuti mekanisme dan harga pasar.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa petani di empat kabupaten yang

diamati menunjukkan bahwa petani tidak merasa sulit untuk akses pada sumber

permodalan (informal). Hanya saja untuk akses pada sumber permodalan formal

memang masih terkendala agunan.

Rendahnya akses pada sumber permodalan formal ini menuntut adanya

kreasi lembaga pembiayaan alternatif yang dapat memudahkan petani akses

pada permodalan dengan persyaratan yang sesuai dengan karakteristik sebagian

besar petani.

Berdasarkan kondisi nyata akses pelaku usaha pertanian terhadap

sumber pembiayaan formal, inkompatibilitas praktek-praktek lembaga

pembiayaan formal (perbankan) dengan kemampuan sumberdaya pelaku usaha

pertanian, maka introduksi model pelayanan pembiayaan konvensional yang

dimodifikasi (modified-conventional fianancial servive model) akan lebih sesuai

dan merupakan pilihan logis dan reasonable bagi petani.

Dalam model tersebut kelembagaan koperasi pertanian dan lembaga

keuangan mikro (LKM) lainnya dipertimbangkan sebagai pilihan kelembagaan

pembiayaan bagi petani. Pola ini tentu saja memerlukan beberapa persyaratan

dasar. SDM pengelola yang berkualitas dan sumberdana yang cukup adalah dua

syarat dasar yang harus dipenuhi oleh kelembagaan sumber pembiayaan

koperasi pertanian dan LKM. Tanpa itu tampaknya agak sulit untuk menghasilkan

suatu kelembagaan pembiayaan yang kuat dan reasonable bagi petani.

Pengembangan kelembagaan pembiayaan bagi sektor pertanian

sebagaimana dikemukakan di atas, secara umum dapat ditempuh melalui

integrasi sektor pembiayaan perbankan dengan kelembagaan non-perbankan

skala mikro melalui aliansi strategis dengan cara membentuk pooling fund bagi

lembaga pembiayaan non-perbankan tersebut, yaitu koperasi pertanian dan LKM

Page 172: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

55

lainnya. Hal ini ditempuh untuk mensinergikan kekuatan dan sekaligus

mengurangi kelemahan dari kedua bentuk lembaga pembiayaan tersebut.

Untuk menjembatani kemampuan sumberdaya petani yang memang

masih terbatas, dan sekaligus mengurangi biaya transaksi yang tinggi bagi LKM

dan koperasi pertanian, maka pembukaan outlet atau unit pelayanan

LKM/Koperasi Pertanian yang berlokasi dekat dengan pelaku usaha pertanian

adalah pilihan strategis dan ekonomis. Fungsi outlet ini adalah sebagai principal

agent bagi LKM/Koperasi Pertanian, yang tidak hanya bertugas menseleksi

(screening) petani yang layak kredit, tetapi juga dapat berfungsi sebagai alat

kontrol dalam penggunaan pinjaman. Mekanisme ini diharapkan dapat

meningkatkan akses petani pada sumber pembiayaan dengan tetap

memberlakukan praktek-praktek pembiayaan yang mengacu pada aspek kehati-

hatian (prudent). Kelompok tani dapat berfungsi sebagai outlet tersebut.

2.9.2. Kajian Indikator Pembangunan Pertanian Jawa Timur.

Komoditas padi, jagung dan kedele merupakan komoditas pangan

strategis yang dapat mempengaruhi kestabilan ketahanan pangan nasional.

Beras menjadi salah satu indikator penentu harga (khususnya upah tenaga kerja)

dan kemiskinan di Indonesia. Sementara itu jagung, meskipun tingkat

konsumsinya kecil tetapi banyak dibutuhkan untuk bahan baku makanan ternak.

Sedangkan kedele menjadi sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi oleh

masyarakat pedesaan baik dalam bentuk olahan maupun konsumsi langsung.

Mengingat peran strategis komoditas padi, jagung dan kedele ini maka sudah

selayaknya jika ketiga komoditas tersebut mendapat perhatian yang lebih besar

dalam proses pembangunan pertanian dan pengembangan tanaman pangan

khususnya dalam rangka peningkatan ketahanan pangan nasional dan rumah

tangga. Sebagai langkah antisipasi terhadap berbagai permasalahan yang

kemungkinan akan muncul dalam kegiatan pembangunan yang akan datang,

BPTP Jawa Timur pada tahun 2004 melakukan kajian indikator pembangunan

pertanian yang difokuskan pada bidang pangan. Kajian dilakukan menggunakan

data primer dan sekunder. Pembahasan dilaksanakan dengan membagi wilayah

Jawa Timur berdasarkan 4 koridor yaitu : (1) Koridor Utara-Selatan yang meliputi

Page 173: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

56

Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, Malang dan Blitar, (2) Koridor

Barat Daya meliputi Jombang, Madiun, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Kediri,

Nganjuk, Tulungagung, dan Trenggalek, (3) Koridor Timur meliputi Probolinggo,

Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Jember dan Banyuwangi, (4) Koridor Utara

meliputi Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Ngawi, Bangkalan, Sampang,

Pamekasan dan Sumenep. Berdasarkan data dan informasi yang berhasil

dikumpulkan, didapatkan beberapa hasil sebagai berikut : (1) Hampir di semua

wilayah, luas panen padi, jagung dan kedele mengalami penurunan. (2) Produksi

padi di beberapa sentra produksi juga mengalami penurunan meskipun

produktivitas per satuan meningkat. Hanya komoditas jagung yang meningkat

produksinya di sebagian besar wilayah, sedangkan kedele justru mengalami hal

yang sebaliknya. (3) Konsumsi beras dan jagung menunjukkan tren yang

menurun, sedangkan konsumsi kedele mengalami peningkatan.

Trend dan anomali produksi padi masing-masing menunjukkan pola

perkembangan produksi yang berbeda. Koridor Utara-Selatan, perkembangan

produksinya berfluktuatif, tetapi 2 tahun terkahir terjadi peningkatan produksi.

Trend produksi wilayah koridor Utara-Selatan tumbuh sebesar 0.69%/tahun.

Anomali produksi negatif dan positif pada koridor Utara-Selatan cukup nyata

perbedaannya. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah koridor Utara-Selatan relatif

rentan terhadap perubahan lingkungan, terutama perubahan iklim. Trend produksi

koridor barat daya menurun dengan tingkat penurunan produksi -0.31% per tahun

dengan anomali produksi yang relatif stabil sepanjang musim tanam padi dari

tahun 1998-2003, sedangkan anomali produksi pada koridor yang lain bervariasi

sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi, sehingga supplai produksinya

per tahun bervariasi terutama koridor Timur dan Utara-Selatan. Koridor yang

relatif tetap/stabil sepanjang tahun dalam menyuplai produksi beras di Jawa

Timur adalah koridor Barat Daya. Koridor Timur menunjukkan trend

perkembangan produksi negatif yang cukup tajam. Trend penurunan produksi

koridor Timur sebesar -0.21%/tahun. Sementara itu rata-rata perkembangan

produksi koridor Utara sebesar 0.14%/tahun. Trend produksi yang menurun di

koridor Timur dan rata-rata pertumbuhan produksi di koridor Utara yang relatif

Page 174: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

57

rendah tersebut perlu mendapat perhatian serius karena karena kedua koridor

tersebut memberikan kontribusi produksi padi Jawa Timur masing-masing

sebesar 28% dan 26% (Total kontribusi 54%). Hal ini penting mengingat Jawa

Timur menjadi kontributor utama produksi beras nasional.

Hasil perhitungan penyediaan dan konsumsi pangan (beras, jagung dan

kedelai), memperlihatkan bahwa hanya di wilayah (koridor) utara-selatan yang

mengalami defisit beras sementara 3 koridor lainnya mengalami surplus,

sedangkan untuk jagung semua koridor mengalami surplus produksi. Sementara

itu produksi kedele yang terus menurun tidak mampu mengimbangi kebutuhan

konsumsinya sehingga mengakibatkan terjadinya defisit kedele. Koridor Utara-

Selatan merupakakan wilayah defisit kedelai yang paling besar karena selama 5

tahun terakhir produksi wilayah ini selalu di bawah tingkat konsumsinya. Satu-

satunya wilayah yang pertumbuhan produksinya melebihi tingkat konsumsi

adalah koridor Utara yang menjadi wilayah sentra bagi produksi kedelai di Jawa

Timur. Koridor Barat Daya dan Timur yang sebelumnya merupakan wilayah

surplus kedelai selama 2 tahun terakhir juga mengalami defisit.

Pada tingkat mikro petani, kompetisi pengusahaan padi dengan tanaman

palawija terjadi pada MK I dan MK II. Di koridor Utara Selatan, komoditi kacang

tanah lebih menguntungkan dibandingkan padi dan jagung jika diusahakan pada

MK II. Besaran R/C rasio kacang tanah 1,45 sedangkan padi dan jagung masing-

masing 0,9 dan 0,77. Petani di wilayah ini sebagian ada juga yang memfungsikan

sawahnya menjadi tambak pada MH. Pola tanam yang menguntungkan untuk

koridor Utara-Selatan ini adalah Padi-Padi-Kacang Tanah. Di koridor Barat Daya,

tanaman padi lebih menguntungkan diusahakan pada MH dibanding jagung.

Sementara itu jagung lebih menguntungkan ditanam pada MK I dan MK II

dibanding padi pada MK I dan kacang tanah pada MK II. Jagung diusahakan

karena ternak mulai banyak diusahakan petani, juga tanaman jeruk yang mulai

menggeser pertanaman padi dan palawija di lahan sawah (kasus Magetan). Di

koridor Barat Daya pola tanam Padi-Padi-Jagung lebih baik diusahakan petani

jika air cukup. Di koridor Timur, persaingan padi dengan jagung terjadi pada MK I

dan MK II, namun padi secara ekonomis lebih unggul dengan tingkat R/C rasio

Page 175: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

58

yang lebih tinggi. Pada MK I, R/C rasio padi 1.61 sedangkan jagung 1.46

sementara itu pada MK II R/C rasio padi sebesar 1.51 sedangkan jagung 1.36.

Padi yang ditanam pada MK I dan MK II memang lebih menguntungkan daripada

jagung tetapi jika menanam padi tiga kali kecukupan air dapat menjadi kendala,

disamping itu juga mungkin bisa memicu serangan OPT. Mengingat keterbatasan

yang ada maka pola tanam di Koridor Timur sebaiknya diarahkan pada pola Padi-

Jagung-Padi atau Padi-Padi-Jagung. Di koridor Utara, persaingan tanaman terjadi

pada MK II antara jagung dan kedelai, tetapi kedua tanaman ini sebenarnya tidak

menguntungkan karena tingkat R/C rasio kedelai hanya sebesar 0.98 sedangkan

jagung sebesar 0.53. Pada MH dan MK I di koridor Utara, petani pada umumnya

menanam tanaman padi. Di koridor Utara, pola tanam Padi-Padi-Kedelai/Jagung

tetap dapat dipertahankan, tetapi perbaikan teknologi usahatani perlu dilakukan

untuk meningkatkan produktivitas tanaman.

2.10. PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI

2.10.1. Pembuatan/pencetakan Monograf, Buletin, Laporan Tahunan, Prosiding, Koran Sinartani

Dalam tahun anggaran 2004, telah direalisasikan pencetakan beberapa publikasi

antara lain :

- Prosiding Seminar Prospek Sektor Pertanian di era AFTA 2003

- Bulletin Teknologi dan Informasi Pertanian No. 07, 2004

- Buku Petunjuk Teknis Rakitan Teknologi Pertanian TA 2003-2004

- Laporan Tahunan TA 2003

- Langganan Tabloid Sinar Tani

2.11. DISEMINASI HASIL LITKAJI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN JARINGAN INFORMASI AGRIBISNIS DI JAWA TIMUR.

2.11.1. Pengembangan Dan Penyebaran Media Informasi Teknologi Pertanian (Media Cetak Terproyeksi, Elektronik)

Informasi yang tersedia pada umumnya berasal dari suatu perakitan

teknologi yang dilakukan melalui pengujian. Walaupun perakitan teknologi telah

tersedia, tetapi belum semua hasil perakitan dapat dinikmati oleh para pengguna

karena terbatasnya media yang ada. Kesempatan pengguna menikmati hasil-

Page 176: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

59

hasil perakitan tersebut masih sangat terbatas. Adanya kegiatan ini diharapkan

para pengguna dapat mengadopsi hasil-hasil rakitan teknologi.

Kegiatan pengembangan dan penyebaran media informasi teknologi

pertanian bertujuan untuk menyebarkan hasil rakitan teknologi dari lembaga

penelitian guna mendukung proses peningkatan teknologi serta kelancaran

pemasaran hasil dari para petani dan keluarganya. Dengan adanya materi

penyuluhan pertanian yang mantap serta tepat guna dapat meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan petani.

Hasil penelitian atau pengkajian pada dasarnya adalah materi informasi

teknologi yang dapat digunakan sebagai materi penyuluhan. Selama ini kegiatan

tersebut telah dilakukan melalui media cetak dan elektronika yang bersifat

massal. Efek dari media massa dapat melibatkan aspek kognitif (pengetahuan

dan kesadaran), afektif (sikap) dan konaktif (perilaku untuk melakukan sesuatu).

Masing-masing efek tersebut dapat berdiri sendiri, saling tergantung atau

berurutan, tergantung dari latar belakang dan motivasi sasaran penyuluhan

(pengguna).

Dalam pembuatan materi penyuluhan, maka kegiatan awal yang dilakukan

adalah inventarisasi komponen teknologi hasil (penelitian) pengkajian yang telah

ada. Setelah perakitan teknologi dilakukan (menjadi paket teknologi), maka

dilakukan pengujian di lahan petani melalui kegiatan sistem usaha pertanian.

Selanjutnya paket teknologi yang telah diterapkan di lapangan tersebut,

dievaluasi dan disempurnakan sehingga menjadi materi penyuluhan.

Produk yang dihasilkan berupa (1) penerbitan liptan sebanyak 2 judul (a

4.000 lembar), yaitu teknologi pengolahan sale pisang skala industri rumah

tangga; pembuatan tepung ubi jalar, (2) penerbitan folder sebanyak 5 judul (a

4.000 expl), yaitu budidaya gurami dalam karamba jaring apung; teknologi

budidaya pepaya, pengendalian hama terpadu pada tanaman kedelai; teknologi

tanaman sela antara mangga dengan tanaman palawija di lahan kering; teknologi

budidaya ayam buras produksi telur tetas, (3) rekaman siaran radio sebanyak 8

judul (a 45 kaset) yaitu : pembuatan permen dan jenang dari susu berkualitas

rendah; pengendalian hama terpadu pada tanaman kedelai; teknologi budidaya

Page 177: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

60

pepaya; teknologi pengolahan sale pisang; budidaya ayam buras untuk

menghasilkan telur tetas; teknologi usahatani mangga dengan tanaman sela

palawija di lahan kering’ teknologi pembuatan tepung ubi jalar dan

pengolahannya; budidaya gurami dalam karamba jaring apung.

Produk media cetak telah disebarkan kepada penyuluh dan kontak tani

melalui Dinas/instansi yang menjadi tepat penyuluh pertanian di 38

kabupaten/kota se Jawa Timur produk media elektronika telah disebarkan kepada

RRI dan RKPD seluruh Jawa Timur untuk disiarkan melalui stasiun radio masing-

masing. Secara phisik kegiatan telah selesai 100% dan produksinya telah

diterima dengan baik oleh pengguna.

2.11.2. Komunikasi dan Sosialisasi Teknologi Rekomendasi Hasil Litkaji Se Jawa Timur Melalui TV/VCD.)

Kegiatan penyebar luasan informasi IPTEK pertanian atau yang umum

disebut sebagai sosialisasi hasil litkaji dilakukan melallui berbagai metode

penyuluhan. Setiap metode yang diterapkan selalu mempunyai kelebihan dan

kelemahan. Oleh karenanya setiap pemilihan atau penentuan metode yang

hendak disampaikan sebaiknya efektif, sehingga dapat tersosialisasi di

masyarakat tani dengan baik. Penggunaan audio visual untuk sosialisasi

merupakan media yang mudah dimengerti karena bergambar, bersuara, bahkan

terdapat unsur cerita atau cara kerja yang sistematik, sehingga menarik pemirsa,

misalnya penggunaan VCD (Video Compact Disc) dan melalui siaran TVRI

Stasiun Surabaya.

Tujuan yang akan dicapai dari kegiatan ini adalah mengembangkan

motivasi petani agar terjadi perubahan perilaku usaha agribisnis yang lebih

menguntungkan, mensosialisasikan rakitan paket teknologi pertanian dan

mempercepat proses alih teknologi pertanian yang telah direkomendasikan.

Adapun luaran yang akan dicapai adalah termotivasinya petani untuk

melaksanakan usahatani dengan teknologi rekomendasi, dan tersosialisasikan

rakitan teknologi pertanian yang telah direkomendasi.

Materi untuk kegiatan komunikasi dan sosialisasi teknologi hasil litkaji

melalui media TV sebanyak 1 (satu) paket dan 1 (satu) paket VCD dalam bentuk

Page 178: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

61

film semi dokumenter dengan durasi 30 menit dan diperbanyak 99 (sembilan

puluh sembilan ) keping yang akan disebarkan ke 9 (sembilan) kabupaten di

Jawa Timur. Metode yang dilakukan sebelum pembuatan VCD adalah konsultasi

judul, penjajagan lokasi, pembuatan skenario, latihan peran, pengambilan

gambar, editing, mixing, pembuatan master dan penggandaan. Demikian juga

untuk materi TV diawali dengan pembuatan skenario, pengambilan gambar,

prosesing dan selanjutnya disiarkan melalui TVRI Stasiun Surabaya.

Pembuatan film semi dokumenter dalam bentuk VCD telah dilaksanakan

dengan judul “Hari Esok Lebih Ceria Bersama Pandu”, yang berdurasi 30 menit

dengan l;okasi syuting di desa Sugih Waras, Kecamatan Deket Kabupaten

Lamongan. VCD ini telah digandakan sebanyak 99 (sembilan puluh sembilan)

keping dan disebarkan ke 9 (sembilan) kabupaten di Jawa Timur , khususnya

kabupaten yang berada di pesisir pantai, yaitu Kabupaten Lamongan, Gresik,

Sidoarjo, Tuban, Bangkalan, Pasuruan, Situbondo, Banyuwangi dan Kabupaten

Jember. Sedangkan acara TVRI digunakan untuk acara “launching” Klinik

Agribisnis BPTP Jawa Timur di Malang dengan durasi 30 menit dan telah

disiarkan TVRI stasiun Surabaya pada tanggal 6 Oktober 2004.

Dampak secara langsung di lapangan dari kegiatan ini pada dasarnya sulit

diukur, akan tetapi penggunaan VCD sebagai alat bantu penyuluhan lebih

disenangi karena lebih menarik perhatian, mudah dimengerti/diingat dan dapat

diputar ulang.

2.11.3. SOSIALISASI TEKNOLOGI UNGGULAN MELALUI VISITOR PLOT.

2.11.3.1. Visitor Plot Wonocolo

Keberhasilan pembangunan pertanian, salah satunya ditentukan oleh

keberhasilan penyuluh pertanian merubah perilaku petani dan pengguna

teknologi lainnya.(perubahan pengetahuan, ketrampilan, pola pikir dan sikap

untuk kecenderungan berbuat positif). Kegiatan penelitian dan pengkajian (litkaji)

yang dilaksanakan BPTP Jawa Timur dapat dikatakan berhasil, bila hasil-hasil

litkaji dimanfaatkan oleh petani dan pengguna teknologi pertanian lainnya.

Page 179: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

62

Sejak tahun 1969 sampai saat ini telah banyak dikembangkan berbagai

metode penyuluhan sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas ushaa tani,

pendapatan dan kesejahteraan hidup petani beserta keluarganya, a.l, melalui

pertemuan, media massa (cetak dan elektronik) dan melalui kegiatan

demonstrasi lapangan (visitor plot). Kegiatan visitor plot ini dilaksanakan sebagai

sarana untuk mempercepat adopsi teknologi baru yang sedang dan akan

dikembangkan, kepada petani dan pengguna lainnya.

Pada tahun 2004, Labdis Wonocolo melaksanakan kegiatan visitor plot usahatani

perkotaan yang merupakan kelanjutan dari kegiatan visitor plot tahun 2003. Jenis

kegiatan yang dilaksanakan disesuaikan dengan agro-ekosistem di Surabaya

dengan sasaran masyarakat perkotaan yang heterogen. Materi yang ditampilkan

disesuaikan dengan kebutuhan masayrakat dengan prinsip dasar pertanian

perkotaan atau agropolitan yang berwawasan agribisnis. Atas dasar tersebut

maka bentuk usaha pertanian yang dilakukan disamping menyajikan percontohan

tekonologi budidaya, juga menyediakan sarana produksi pertanian, jasa

konsultasi dan informasi serta jasa pendukung lainnya. Kegiatan tersebut

diharapkan dapat memberikan daya tarik dan menumbuhkan minat serta motivasi

untuk mencoba/melaksanakan dilahannya. Dengan cara ini akan ada proses

pembelajaran dengan cara melihat obyek percontohan secara nyata. Obyek

percontohan yang disajikan dalam visitor plot ini antara lain (1) penerapan

teknologi budidaya tanaman hortikultura, tanaman hias dan taanaman obat-

obatan serta tanaman unggul lainnya yang ditanam dalam lahan tanah yang

sempit dan tabulampot, (2) menyediakan sarana produksi pertanian (bibit, benih,

pupuk, dan obat-obatan), (3) pengelolaan show room bibit tanaman buah-buahan,

tanaman hias dan bibit tanaman unggul lainnya yang banyak diminati

masayarakat, (4) memberikan pelayanan konsultasi/informasi dan jasa pelayanan

lainnya yang diperlukan oleh pengunjung.

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut, dilaksanakan

kerjasama dengan beberapa pengusaha yang bergerak dibidang pertanian antara

lain dengan PT. Trubus Agrisarana Surabaya, Kios Agribisnis Mojosari dan

penakar aneka bibit buah-buahan di Pasuruan.

Page 180: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

63

Secara garis besar, hasil pelaksanaan kegiatan visitor plot di Wonocolo

antara lain sebagai berikut;

1. Telah tersedia obyek percontohan penerapan teknologi budidaya tanaman

hias, buah-buahan, obat-obatan dan tanaman unggul lainnya, pada lahan

yang sempit di perkotaan, yang disajikan baik secara penanaman

langsung dalam lahan/tanah maupun penanaman dalam pot (tabulampot).

2. Visitor plot di Wonocolo Surabaya cukup menarik perhatian dan minat

masyarakat dari berbagai lapisan masyarakat karena teknologi dan

komoditas yang disajikan dalam visitor plot sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan masyarakat perkotaan pada khususnya dan masyarakat luas

pada umumnya, disamping pelayanan dan lokasi yang mudah dijangkau

masyarakat luas.

3. Tergugahnya minat/keinginan petani dan masyarakat luas untuk

memahami dan mencoba teknologi yang dicanangkan dalam visitor plot

untuk kemudian diterapkan dilahan lokasi masing-masing, hal ini dapat

dilihat dari banyaknya masyarakat luas (206 orang yang terdiri dari petani,

pengusaha/pedagang, siswa/mahasiswa, pegawai/karyawan, buruh, dll)

yang berkunjung untuk berkonsultasi/minta informasi dan bahkan ada

yang langsung bertransaksi terhadap teknologi/komoditas yang diinginkan

masing-masing pengunjung.

4. Teknologi tabulampot sangat diminati oleh sebagian pengunjung, karena

teknologi tabulampot mempunyai banyak kelebihan dari cara penanaman

langsung di lahan tanah, antara lain : tidak memakan tempat yang luas,

mudah dipindah-pindah sesuai keinginan, mudah perawatan dan

pengamatan, mempunyai keindahan/estetika yang tinggi, dll.

Dampak yang dapat dilihat dan dirasakan dari kegiatan ini adalah ;

(1) kelestarian lingkungan kantor dapat terjaga dan terpelihara dengan baik

sehingga kesejukan, keindahan dan keasrian kantor dapat dinikmati dan

dijaga dengan baik .

Page 181: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

64

(2) Keberadaan Labdis Wonocolo, BPTP Jawa Timur, lebih dikenal

masyarakat perkotaan pada khususnya dan masyarakat luas pada

umumnya.

(3) Teknologi hasil-hasil pengkajian\penelitian BPTP Jawa Timur lebih cepat

dikenal dan sampai kepada masyarakat pengguna, khususnya

masyarakat di perkotaan.

2.11.3.2. Visitor Plot Mojosari

Dalam kegiatan budidaya tanaman, benihmenjadi salah satu faktor utama

yang menjadi penentu keberhasilan. Peningkatan produksi pertanian pun banyak

ditunjang oleh peran benih bermutu. Menurut FAO peningkatan campurab

varietas lain dan kemerosotan produksi pertania sekitar 2,6 % tiap generasi

pertanaman adalah akibat dari penggunaan benih yang kurang terkontrol

mutunya.

Meski program perbenihan nasional telah berjalan sekitar 30 tahun, tetapi

ketersediaan benih bersertifikat belum mencukupi kebutuhan potensialnya.

Ketersediaan benih bersertifikat secara nasional untuk padi baru sekitar 35 %,

jagung 10 %, kedelai < 5 %, dan benih sayur sayur-sayuran serta buah-buahan <

1 %.

Salah satu faktor masih rendahnya masih rendahnya tingkat ketersediaan

benih bermutu ( bersertifikat) adalah tingkat kesadaran masyarakat, dalam hal ini

petani, untuk menggunakan benih yang berkualitas tinggi masih sangat kurang.

Pada umumnya, petani menyisihkan sebagian hasil panennya untuk dijadikan

benih pada musim tanam berikutnya. Benih ini tentu saja tidak terjamin mutunya.

Penggunaan benih bermutupun akan mengurangi resiko kegagalan

budidaya karena benih bermutu akan mampu tumbuh baik pada kondisi lahan

kurang menguntungkan, bebas dari serangan hama dan penyakit terbawa benih

(seed bom disease). Dengan demikian, hasil panendapat sesuai dengan harapan.

Tersedianya benih bermutu dalam waktu dan jumlah yang tepat serta

harga terjangkau menjadi salah satu faktor pendukung bagi upaya

pengembangan perbenihan. Oleh karena itu perkembangan industri benih

maupun pembinaan penangkar benih perlu mendapatkan dukungan berbagai

Page 182: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

65

pihak untuk tercapainya penyediaan benih bermutu yang memadai secara

nasional.

TUJUAN : Untuk optimalisasi fungsi Kebun Percobaan Mojosari sebagai tempat

kegiatan Visitor Plot Perbenihan padi varietas baru.

LUARAN : Terlaksananya program diseminasi perbenihan dan pengenalan

varietas baru yang diharapkan sebagai sumber benih bagi penangkar

benih dan petani dengan mutu yang baik dengan harga terjangkau.

2.11.3.3. Visitor Plot Jamur Malang

Kegiatan visitor plot jamur tiram dan jamur kuping, difokuskan pada (1)

pembuatan kubung baru untuk pengembangan jamur tiram dan kuping serta

perbaikan kubung dengan menambah lapisan atap menggunakan welit untuk

menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban, (2) membina petani dalam

usaha pembuatan bibit jamur tiram, (3) mencari jaringan pasar. Visitor plot jamur

tiram dan kuping dilaksanakan dengan tujuan : :(1) sebagai tempat percontohan

dengan menerapkan teknologi tepat guna, (2) sebagai media komunikasi dan

sosialisasi teknologi dengan para peminat budidaya dan konsumen secara tepat

dan benar (3) meningkatkan jumlah petani peminat dalam budidaya jamur tiram

dan jamur kuping. Visitor plot dilaksanakan mulai bulan Maret 2004 s/d Pebruari

2005 di Kebun Percobaan Malang dengan ketinggian tempat 550 m dpl. Luas

kubung 30 m2 dan jumlah bag log jamur yang dibudayakan sebanyak 1.200 bag

log. Pengembangan visitor plot jamur tiram dan kuping dilakukan dengan

mendirikan kubung baru yang berlokasi di kebun percobaan BPTP Jawa Timur di

Malang. Ukuran kubung 3,6 m2 ( 4 m x 8 m ) dengan dinding terbuat dari sesek

dan atap terbuat dari genting.

Pada bulan Maret 2004 di budidayakan jamur tiram sejumlah 600 baglog.

Panen pertama dilakukan pada tanggal 27 Mei 2004, sedangkan panen akhir

pada tanggal 21 agustus 2004. Jumlah bag log yang berproduksi 570 bag log

sedangkan yang rusak 30 bag log (5%). Dari hasil perhitungan Nilai BER pada

pada jamur tiram rendah yaitu 25%, rendahnya BER jamur tiram disebabkan

suhu dalam kubung pada siang hari mencapai 28-29 0 C dan kelembaban

mencapai 75-80%, kenaikan suhu ini sebagai akibat dari kerusakan atap kubung

Page 183: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

66

pada tingkat yang cukup berat sehingga sinar matahari bisa menembus ruang

kubung akibatnya suhu meningkat. Upaya penyiraman tidak dapat meningkatkan

kelembaban di dalam ruang kubung dan menurunkan suhu. Rusaknya atap

kubung disebabkan oleh hama burung yang mengakibatkan produksivitas jamur

per log menurun.

Pada bulan Agustus dilakukan perbaikan atap kubung dengan menanbah

welit yang rusak dan baik bagian bawah maupun bagian atas welit dilapisi plastik.

Setelah perbaikan atap kubung selesai, pada bulan ini juga dimasukkan 600 bag

log jamur tiram. Panen awal pada tanggal 24 Oktober 2004, sedangkan panen

akhir diperkirakan pada akhir bulan Pebruari 2005. Jumlah bag log yang

berproduksi 561 bag log, sedangkan yang rusak 39 bag log (6,5%). Keadaan

sampai dengan bulan Januari 2005, Nilai BER beru mencapai 15%. Rendahnya

niali BER ini disebabkan pada waktu penumbuhan body (growing) suhu udara di

dalam kubung pada waktu jam 09.00 pagi mencapai 27oC dan pada jam 11.00

mencapai 30oC, upaya penyiraman tidak dapat menurunkan suhu dan

meningkatkan kelembaban. Sedangkan syarat penunbuhan body (growing) suhu

optimum antara 22 – 25oC. Pembuatan kubung baru dengan luas 36 m2 yang

terdiri dari dinding terbuat dari sesek dan atap terbuat dari genting dilakukan pada

bulan September 2004. ). Potensi produksi optimal jamur tiram BER (Biological

Efficiency Ratio) sebesar sampai saat ini 30%, jamur kuping sebesar 49% (sudah

optimal).

Pangsa pasar jamur tiram dan kuping mempunyai prospek bagus, cukup

banyak permintaan yang belum dapat dipenuhi. Konsumen lebih menyukai tiram

coklat karena lebih enak seperti daging ayam, jamur kuping konsumen bisa

membeli dalam bentuk segar maupun kering. Pemasaran jamur dilakukan pada

pasar lokal sekitar kota Malang karena harga lebih bagus yaitu Rp.8000,- per kilo.

Pemasaran jamur tiram dan kuping diperlukan adanya mitra kerja, informasi

sesama petani dan pedagang. Prakiraan dampak hasil kegiatan visitor plot jamur

adalah menciptakan lapakang kerja, sebagai usaha sampingan dapat menambah

pendapatan keluarga dan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan.

Page 184: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

67

2.11.3.4. Visitor Plot Ikan Nila Malang

Di Jawa Timur tingkat pemanfaatan perairan umum untuk usaha budidaya

ikan air tawar masih sangat kecil (kurang dari 1%) sehingga peluang untuk

pengembangannya masih sangat potensial. Beberapa faktor pembatas yang

dewasa ini sangat mempengaruhi perkembangannya adalah harga pakan yang

tinggi dipasaran, ketersediaan bibit yang masih terbatas dan teknologi budidaya

yang masih belum banyak dikuasai oleh petani ikan khususnya petani golongan

ekonomi lemah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut telah dilakukan

kegiatan visitor plot perbenihan ikan nila. Kegiatan ini dilakukan di BPTP Jawa

Timur yang berlokasi di Malang. Kegiatan berlangsung sejak tahun 2003 dan

dilanjutkan pada tahun 2004. Pada kegiatan tahun pertama (tahun 2003) selain

dibuat sarana budidaya ikan (kolam perbenihan dan kolam pembesaran) telah

dihasilkan indukan unggul sebanyak 65 ekor, yang terdiri dari 47 ekor induk

betina dan 18 ekor induk jantan. Untuk tahun 2004 kegiatan difokuskan pada

perbaikan sistem perkolaman (perbaikan kolam dan saluran irigasi) juga

dilakukan pemijahan untuk mendapatkan benih ikan nila yang berkualitas dan

dapat dijadikan bakalam indukan. Kegiatan perbaikan kolam meliputi peninggian

kolam pendederan dan pembuatan pematang kolam dengan menggunakan

sesek bambu. Untuk menjaga agar pematang tidak longsor pada saat musim

penghujan maka dibagian dipinggir pematang ditanami dengan tanaman ararkis

dan empon-empon berupa tanaman lengkuas. Selain kolam juga dilakukan

pembuatan saluran irigasi untuk mengalihkan limpahan air pada saat hujan

berlangsung, sehingga kondisi air kolam tidak terjadi perobahan baik pada saat

musim hujan maupun musim kemarau. Panjang saluran irigasi yang dibuat

mencapai 40 meter yang terdiri 10 meter saluran permanen dan 30 meter semi

permanen.

Untuk kegiatan perbenihan dilakukan dengan memijahkan induk yang

telah ada dari hasil tahun sebelumnya. Dari hasil pemijahan diperoleh benih siap

tebar hasil seleksi dengan ukuran 5 – 7 Cm sebanyak 4.000 ekor. Untuk

mengetahui kualitas benih yang ada maka dilakukan pembesaran dengan

membandingkan benih dari hasil perbenihan petani yang ada di daerah Kediri.

Page 185: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

68

Dalam kegiatan pembesaran ini dilakukan pada kolam tanah dengan padat

penebaran 100 ekor/m3. Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari

dengan konversi pakan 2,5 % dari berat masa ikan. Jenis pakan yang digunakan

adalah pakan komersial yang tersedia di pasaran dengan kandungan protein

antara 23 – 28 %. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa benih yang dihasilkan

dari indukan percobaan tahun sebelumnya mempunyai kualitas lebih bagus

dibandingkan benih dari petani ikan di Kediri. Hal ni dapat dilihat dari hasil

pengukuran ikan pada umur 3 bulan, dimana ukuran ikan dari benih sendiri

mencapai berat antara 80 gram s/d 160 gram, sedangkan hasil petani berat yang

dicapai antara 30gram s/d 100 gram. Sampai dengan bulan Desember ikan

belum dilakukan pemanenan, karena dari kegiatan pembesaran ini diharapkan

akan diperoleh bakalan indukan yang berkualitas.

2.11.4. Unit Komersialisasi Teknologi Pertanian (UKT)

Sesuai dengan Panduan Badan Litbang Pertanian di akhir tahun 2004 ini,

UKT mempunyai fungsi mempromosikan lebih lanjut teknologi yang berpotensi

komersial, membangun kerjasama dengan mitra, melaksanakan proses

pendaftaran HAKI, memberikan pelayanan informasi dan pemasaran teknologi

dan jasa penelitian yang berpeluang komersial, melakukan pengkajian perilaku

pasar dan konsumen, menampung umpan balik dan memberikan respon atas

teknologi yang telah dikomersialkan, melakukan proses alih teknologi, antara lain

dalam bentuk magang, dan melaksanakan tata usaha dan rumah tangga UKT.

Hasil yang telah dicapai sejauh ini, antara lain : jasa layanan Balai adalah

melayani kunjungan tamu ke BPTP Jawa Timur, melayani magang dan praktek

kerja lapang dan kerjasama penelitian dengan petugas dan mahasiswa dari

berbagai perguruan tinggi, dan jasa analisa pupuk di lab Tanah. Dukungan

terhadap kegiatan promosi yang telah dilakukan antara lain adalah mengikuti

berbagai ekspose, pengisian acara di radio dan liputan media cetak . Sedangkan

kegiatan rintisan usaha agribisnis yang telah dilakukan adalah usaha pembibitan

tanaman hias dan penyediaan benih padi (SS) seluas 1 ha di KP Mojosari.

Kegiatan kerjasama berorientasi HAKI yang sedang berjalan saat ini adalah

Pengujian pupuk Cornalet untuk jagung, kerjasama dengan PT Saraswanti,

Page 186: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

69

Sidoarjo dan inventarisasi kegiatan lain yang dapat diproses patennya, seperti

produksi benih hibrida melon dan teknologi olahan sayuran kering.

2.11.5. Pengembangan Jaringan Informasi Teknologi dan Agribisnis

Dalam komunikasi modern, informasi merupakan input yang memegang

peranan yang paling penting. Di bidang pertanian, informasi yang ada sangat

diperlukan oleh peneliti, penyuluh, petani dan pengusaha yang bergerak di

bidang pertanian. Telah dilakukan berbagai upaya untuk menyediakan informasi

yang mendukung pengembangan jaringan agribisnis, yaitu dengan

mengumpulkan data dari berbagai sumber informasi. Data yang ada meliputi

alamat eksportir yang yaitu kailan segar, kentang, wortel, kubis, jamur, keripik

nangka, pisang dan olahan, manggis, melon, semangka, apokat, mangga, cabe

Jawa, benih jagung, kacang tanah, kacang kedelai dan biji kopi. Data yang ada

diolah dalam bentuk deskriptif, untuk memudahkan pemahaman.

2.11.6. Klinik Agribisnis

Hasil-hasil penelitian/ pengkajian beberapa komoditas telah banyak

tersedia baik tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan maupun

peternakan tetapi belum seluruh hasil kajian tersebut dapat ditransfer dan

diadopsi oleh petani pengguna teknologi karena masih harus diproses untuk

kemudian direkomendasikan menjadi suatu rakitan paket teknologi pertanian.

Upaya-upaya untuk mempercepat deseminasi informasi teknologi dari sumber

teknolgi kepada para pengguna adalah penggunaan berbagai macam media

saluran informasi dan teknik komunikasi. Salah satu metode komunikasi dengan

pendekatan secara perorangan adalah Klinik Agribisnis dan BPTP Jawa Timur

telah membangun Klinik Agribisnis di 2 (dua) lokasi yakni di Laboratorim

Diseminasi Wonocolo – Surabaya dan BPTP Jawa Timur di Karangploso-Malang

Klinik Agribisnis akan melibatkan petani, kontak tani, peneliti, penyuluh,

dan pelaku pembangunan petanian lainnya yang berasal dari wilayah sentra

produksi pertanian dengan pertimbangan agar teknologi yang disajikan di Klinik

Agribisnis akan dapat diadopsi dan dikembangkan oleh petani dan semua pihak

yang terkait dengan kegiatan pertanian.

Page 187: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

70

Kegiatan diseminasi Klinik Agribisnis mencakup 2 (dua) kegiatan, yaitu

kegiatan konsultasi dan layanan.

Kegiatan konsultasi dimaksudkan untuk membantu memecahkan

permasalahan yang dihadapi petani sehingga dapat diperoleh jalan keluar sesuai

yang diharapkan. Kegiatan konsultasi meliputi (a).konsultasi teknologi, (b)

konsultasi ekonomi dan (c) konsultasi rekayasa sosial

Sedangkan kegiatan layanan bersifat mejembatani kepentingan petani dalam

bidang bisnis yang mencakup (a) layanan terhadap kebutuhan saprodi, (b)

layanan kredit dan (c) memberi layanan informasi teknologi.untuk menampung

aspirasi dan permasalahan petani dan membantu memecahkan permalahan

yang dihadapi petani dalam bentuk konsultasi dan layanan. Dari

permasalahan yang disampaikan petani akan dicatat dan didaftar serta akan

dipilah-pilah kedalam kelompok konsultasi atau kelompok layanan dan pada

laporan akhir akan direkap, berapa persen kasus-kasus pada kelompok

konsultasi dari petani dapat dibantu peneyelesainnya yang meliputi kasus

ekonomi, kasus sosial dan kasus teknologi dan juga pada kelompok layanan

berapa persen layanan yang dapat diberikan pada petani yang meliputi

layanan saprodi, layanan kredit dan layanan informsi teknologi.

Didalam ruang Klinik Agribisnis disajikan berbagai peragaan foto/ gambar

dan contoh –contoh hasil olahan pertanian serta sarana produksi pertanian.

Klinik Agribisnis yang ada di Malang cukup bagus dan berkembang

namun yang ada di Wonocolo tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan

karena masih dalam taraf perkenalan kepada masyarakat pengguna, sehingga

belum ada pengguna yang mengunjungi Klinik Agribisnis di Wonocolo.

2.12. PENGEMBANGAN DAN PENYEBARAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN MELALUI KEGIATAN PERTEMUAN DAN EKSPOSE

2.12.1. Temu Informasi Teknologi

Adalah salah satu metode komunikasi dua arah yang cukup efektif guna

mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dan pengkajian kepada para

pengguna/petani, tujuannya untuk membangun komunikasi antara pihak

Page 188: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

71

penghasil teknologi, pengguna teknologi dan pihak-pihak lain yang terkait dengan

aplikasi teknologi.

Kegiatan Temu Informasi Teknologi Pertanian pada tahun 2004 ini

dilaksanakan di Balai Teknologi Pertanian Bedali – Lawang dengan peserta

sebanyak 55 orang yang mewakili unsur petani maju dan petugas teknis lingkup

pertanian se Jawa Timur. Kegiatan yang berlangsung selama 2 (dua) hari dari

tanggal 7 s/d 8 september 2004 membahas 10 teknologi rekomendasi, antara lain

Varietas unggul tipe baru Fatmawati

1. Teknologi Jajar Legowo pada sawah tambak

2. Teknologi Complete feed

3. Teknologi usahatani pisang Ambon Kuning di lahan kering

4. Peluang dan tantangan pengembangan mangga podang urang di Jawa

Timur

5. Penyakit burik salah satu kendala pengembangan jeruk di Jawa Timur

6. Kakao sebagai komoditas alternatif

7. Meningkatkan pendapatan dan mutu kopi Robusta rakyat melalui

diversiskasi tanaman

8. Rakitan teknologi usahatani kentang di dataran medium

9. Meningkatkan produksi bawang merah dengan varietas anjuran

Metode yang digunakan adalah ceramah, peragaan/ demonstrasi, diskusi

kelompok dan diskusi pleno. Diskusi kelompok guna membahas permasalahan

dibidang Saprodi , Teknologi dan Pemasaran

Petani mengharap adanya kecukupann Saprodi yang berkualitas dan

terjangkau pada saat diperlukan, adanya teknologi yang sederhana dan mudah

aplikasinya, tetapi mampu menekan input dan memperbesar output. Dibidang

pemasaran petani berharap pemerintah daerah dapat memberikan iklim yang

kondusif bagi pengusaha agar mau menampung atau mengolah hasil

panenannya.

Sebagai dampak dari kegiatan ini diharapkan akan adanya tambahan

wawasan bagi peserta, dapat menyebarkan kepetani disekelilingnya dan dapat

mengaplikasiannya dengan baik dilapang

Page 189: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

72

2.12.2. Temu Aplikasi Paket Teknologi (Road Show).

Sosialisasi hasil-hasil litkaji yang dihasilkan oleh BPTP Jawa Timur pada

prinsipnya harus disebarkan kepada pengguna, baik itu petani, penyuluh ataupun

para penentu kebijaksanaan pertanian di tingkat lapangan. Terbatasnya forum

untuk sosialisasi hasil litkaji tersebut merupakan kendala yang harus dipecahkan.

Pertemuan aplikasi paket teknologi pertanian pada dasarnya merupakan

forum untuk mempertemukan penghasil teknologi dengan pengguna. Salah satu

tujuan diadakan kegiatan tersebut adalah untuk mempercepat transfer alih

teknologi dan mengkomunikasikan secara utuh hasil-hasil litkaji kepada

pengguna. Oleh karena itu materi dalam pertemuan tersebut harus disesuaikan

dengan spesifik lokasi dimana pertemuan tersebut akan diadakan.

Dalam tahun 2004 ini pertemuan aplikasi paket teknologi pertanian telah

dilaksanakan di 4 kabupaten dengan peserta penyuluh pertanian, petani dan

kontak tani, serta pejabat dan dinas terkait. Kabupaten tersebut adalah Kediri,

Jember, Magetan dan Sumenep. Materi hasil litkaji yang telah disampaikan untuk

14 Kabupaten tersebut adalah (1) Teknik peningkatan produksi dan mutu buah

mangga, (2) Budidaya tanaman melati, (3) Pemanfaatan insektisida botani, (4)

Pemupukan berimbang pada tanaman padi, (5) Teknologi pengelolaan durian dan

apokat (6) Pengendalian lalat buah, (7) Strategi dan manajemen teknologi pakan

(8) Teknologi pengolahan tepung umbi-umbian dan (9) Standarisasi mutu produk

pertanian. Sedangkan materi yang disampaikan oleh penyuluh adalah (1)

Participatory Rural Appraisal, (2) Analisa SWOT dan (3) Mengenal klinik

konsultasi agribisnis di BPP Pare Kediri. Khusus pertemuan di Kabupaten Kediri

disampaikan materi mengenal lebih dekat TIK-TOK (perkawinan antar itik dan

entog) yang disampaikan oleh UPT Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur di

Kediri.

2.12.3. Sosialisasi dan Expose Teknologi Unggulan

Tolok ukur keberhasilan penelitian dan pengkajian adalah apabila

teknologi hasil pengkajian tersebut telah dimanfaatkan (diadopsi) oleh petani dan

masyarakat lainnya di sekitar wilayah kerja litkaji (Tim Asistensi, 2003). Sebab itu

Page 190: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

73

diperlukan upaya menginformasikan, mensosialisasikan dan mengkomunikasikan

hasil-hasil litkaji tersebut melalui berbagai metode diseminasi yang tepat dan

efisien agar dimanfaatkan oleh petani dan masyarakat sekitarnya.

Pada tahun 2004, salah satu strategi diseminasi yang dilakukan untuk

mensosialisasikan hasil-hasil litkaji 2003 dan informasi-informasi terkini BPTP

adalah melalui kegiatan Sosialisasi dan Ekspose Teknologi Pertanian. Kegiatan

ini diimplementasikan dalam bentuk kegiatan Ekspose atau Pameran pada event-

event penting, serta Seminar Nasional maupun Regional/Intern lingkup BPTP

Jawa Timur..

Agenda kegiatan yang telah diikuti pada tahun 2004 diantaranya kegiatan:

Pekan Padi Nasional di Sukamandi, Pekan Agro Inovasi pada Tiga Dasa Warsa

(30 tahun) Badan Litbang Pertanian di Bogor, dan Seminar Nasional maupun

Interen lingkup BPTP. Disamping itu berkontribusi pada Seminar Nasional

Pengelolaan Padi Ternak di Bali dan persiapan PENAS di Minahasa Sulawesi

Utara.

Dari kegiatan tersebut, mampu mensosialisasikan dan mempromosikan

hasil litkaji serta menyampaikan informasi terkini BPTP Jatim ke khalayak

sejumlah 5.000 orang. Pada acara 30 tahun Badan Litbang, Kepala BPTP telah

melakukan pers realease dengan media Metro Bogor dan Radar Bogor. Pada

Seminar Nasional dan Ekspose Kelembagaan dan Agribisnis, pers realease

dilakukan dengan media Surya dan Jawa Pos. Seiring dengan pelaksanaan

tersebut, RKIP membantu menyiarkan hasil litkaji melalui pemancar Radio

Mobile-nya pada acara HUT 30 tahun Badan Litbang Pertanian dan Seminar

Nasional “ Kelembagaan Tani dan Agribisnis”.

Dengan demikian dapat diyakini, para pengambil kebijakan, petugas

lapangan, masyarakat tani dan umum memperoleh gambaran lebih utuh dan

lengkap tentang inovasi teknologi pertanian yang aktual. Selain itu diharapkan

adanya umpan balik serta terjadinya jalinan kerjasama diantara berbagai pihak

untuk mengembangkan hasil-hasil litkaji di sektor pertanian. Dampak sementara

dari kegiatan Sosialisasi dan Ekspose Teknologi Pertanian 2004 adalah adanya

pengembangan jalinan kerjasama antara pemerintah daerah maupun dengan

Page 191: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

74

pihak swasta. Banyak masyarakat menanyakan keberadaan bibit belimbing

Karang Sari, Srikaya Langsar dan kesemek Junggo untuk dikembangkan di

daerahnya. Adanya permintaan magang dan latihan tentang olahan hasil dan

teknologi terapan lainnya yang dihasilkan oleh BPTP Jatim, dari berbagai pihak

(praktisi pertanian dan institusi pemerintah). BPTP Jawa Timur semakin dikenal

masyarakat tani sebagai produsen teknologi pertanian dan secara nasional,

dikenal sebagai BPTP yang selalu menampilkan inovasi terdepan.

2.12.4. Temu Karya “Penas” Menado

Masyarakat Sulawesi Utara dalam meyambut kedatangan kontingen

Penas XI sangat antusias karena keramahan dan kepedulian masyarakat

maupun individu sehingga kenyamanan dan keamanan sangat terasa selam

penas XI.

Jumlah kontingen Jawa Timur sekitar 300 orang dengan POSKO di Desa

Kunilow, Tomohon Barat jarak antara POSKO pemondokan sampai ke tempat

kegiatan, yaitu di stasion Maesa Tondano sekitar 13 Km.

Tujuan umum kegiatan penas adalah meningkatkan motivasi dan

kegairahan petani nelayan dan masyarakat pelaku agribisnis dalam

pembangunan sistem usaha agribisnis yang berdaya saing, berkelanjutan dan

desentralisasi.

Informasi yang kami tangkap kegiatan penas XI dihadiri lebih kurang 16

ribu peserta yang berasal dari seluruh Propinsi di Indonesia. Acara penas XI yang

disusun panitia cukup padat antara lain Rembug paripurna, temu wicara dengan

presiden, pembentukan asosiasi produsen padi nasional, pelantikan masyarakat

agribisnis jagung, Mukernas Ikamaja, studi banding, widya wisata, unjuk tangkas,

peragaan seni dan olah raka keakraban, temu teknologi, temu karya, temu

ASEAN dan Jepang dan pameran BPTP Jawa Timur mengikuti beberapa acara

yaitu : temu teknologi, temu karya, temu asean dan jepang serta pameran.

Temu Teknologi, dilaksanakan di Balai Kelurahan Koya sekitar 4 Km dari stadion

Maesa Tondano. Peserta yang hadir merupakan perwakilan dari setiap propinsi.

Sesi pertama Kepala Pusat Sosial Ekonomi Pertanian (Dr. Pancar Simatupang)

menyampaikan materi yang terkait dengan tugas dan fungsi BPTP serta

Page 192: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

75

pentingnya BPTP bagi masyarakat regional dalam perakitan teknologi yang

bersifat spesifik lokasi.

Temu karya, dilaksanakan di Balai Desa Tataran yang diikuti oleh petani binaan

BPTP Jawa Timur. Dalam pengkajian BPTP sebagai peletak base teknologi dan

pasca pengkajian petani melakukan temuan komponen teknologi dan

pengembangannya :

1. Agribisnis tanaman melon yang disampaikan oleh KTNA Kabupaten

Ponorogo, Ir. Sudarsi (eks magang di Jepang) sebagai juara harapan

2. Pengembangan agribisnis tortila jagung disampaikan oleh KTNA

Kabupaten Bojonegoro (Tri Untari, SPd)

Pertemuan petani antar Negara Asean dan Jepang (Asean Farmer Meeting)

Pertemuan antar negara asean dan jepang yang tergabung IKAMAJA

(Ikatan Alumni Magang Jepang) yang dilaksanakan di Lokon Boutique Resort,

Desa Kakasen, Tomohon. Pertemuan dihadiri berbagai negara asean antara lain

2 delegasi Thailand, 3 delegasi dari Vietnam, 5 delegasi dari Malaysia, 2 delegasi

dari Jepang, 4 delegasi dari Brunei Darussalam dan 5 delegasi dari Indonesia

yang diwakili oleh ketua umun KTNA Nasional (bapak Winarno Tahir).

Pameran, peran BPTP Jawa Timur dalam seksi pameran sebagai penyedia

display teknologi hasil kajian informatif dan komunikatif yaitu komoditas

hortikultura buah-buahan unggulan serta pemetaan kesuburan tanah pada lahan

sawah serta folder, brosur dan poster.

2.12.5. Study Banding

Studi banding merupakan salah satu metode penyuluhan yang efektif

untuk memotivasi petani, dengan memberi kesempatan untuk melihat/belajar

suatu usaha pertanian maju yang dikelola dengan mengadopsi teknologi inovasi.

Petani yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 44 orang dari unsur petani/kontak

tani yang berasal dari wilayah kabupaten jombang, lamongan, surabaya, malang,

bojonegoro dan pasuruan.

Tujuannya agar petani/peserta secara langsung (on farm) dapat belajar

cara-cara menerapkan teknologi litkaji, menumbuhkan pemahaman dan apresiasi

terhadap teknologi inovasi dibandingkan cara-vcara tradisional.

Page 193: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

76

Pelaksanaan studi banding pada tanggal 27-29 Juli 2004 yaitu pada

usahatani sayuran dilahan pasir dan usahatani terpadu padi-ikan-itik di lahan

sawah irigasi. Kedua usahatani tersebut masing-masing berada di desa gading

sari, kecamatan sanden, kabupaten bantul dan desa kepurun kecamatan

manisrenggo kabupaten klaten.

Metode yang dilakukan dalam penyampaian informasi teknologi melalui

ceramah dan dilanjutkan kunjungan lapang (usahatani). Selama peninjauan

lapangan peserta didampingi oleh petani pengelola dan peneliti/penyuluh. Selesai

peninjauan dilanjutkan dengan diskusi dan konsultasi agar peserta dapat

menggali sebanyak-banyaknya informasi dari pihak pengelola objek kunjungan.

Agar peserta tidak lupa dengan apa yang telah disampaikan pelaksana studi

banding telah melengkapinya dengan ringkasan teknis teknologi dimaksud yang

sebelumnya sudah dipersiapkan setelah melakukan survei lokasi.

Dampak dari pelaksanaan studi banding oleh peserta adalah beragam

namun secara umum sangat menyukai mengikuti kegiatan studi banding sebagai

media sosialisasi informasi teknologi litkaji, dan dirasakan lebih mudah untuk

memahami teknik pengadopsian teknologi dalam usahatani, karena melihat

secara langsung, bertanya, berdiskusi dan melakukan konsultasi.

Peserta pada umumnya termotivasi untuk menerapkan teknologi

khususnya usahatani padi-ikan-itik di lahan sawah irigasi. Namun pada teknologi

usahatani sayuran di lahan pasir kendala terutama pada penyediaan air dan

sarana pendukung lainnya yang memerlukan dukungan dana cukup besar.

2.13. MONITORING DAN EVALUASI (MONEV)

Monitoring dan evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk membandingkan

antara keragaan perencanaan suatu pengkajian/penelitian dengan pelaksanaan

di lapanagan serta luaran yang diperoleh. Monev meruapakan salah satu alat

managemen penelitian yang penting dari suatu lembaga penelitian, hasil monev

diharapkan dapat memfasilitasi keterbukaan dan penyediaan informasi penting

yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan untuk memperbaiki program

Litkaji dan diseminasi di BPTP disamping itu dapat digunakan untuk

meningkatkan kinerja Litkaji dan diseminasi BPTP untuk perencanaan yang akan

Page 194: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

77

datang. Tujuan pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi adalah untuk

melakukan perbaikan-perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas

pelaksanaan penelitian/pengkajian dan desiminasi hasil penelitian/pengkajian

BPTP Jawa Timur. Disamping itu kegiatan monev diperlukan untuk mempertajam

dan meningkatkan kualitas perencanaan litkaji dan diseminasi pada tahun

berikutnya. Secara rinci kegiatan monitoring dan evaluasi bertujuan untuk : (1)

mengetahui tingkat kesesuaian pelaksanaan kegiatan litkaji di BPTP Jawa Timur

dengan ROPP, (2) mengetahui tingkat konsistensi antara perencanaan litkaji

dengan pelaksanaan di lapangan, terutama mengenai tujuan, luaran, manfaat

dan prakiraan dampak di lapangan.

Kegiatan monitoring dan evaluasi Litkaji dan Diseminasi di BPTP Jatim

dilakukan dalam 2 tahap yaitu monev awal dan monev akhir. Kegiatan ini

meliputi : (a) penelusuran dokumen yang ada (Proposal, ROPP), (b) kunjungan

lapang, dan (c) pertemuan dengan peneliti/penyuluh penanggung jawab kegiatan

litkaji atau diseminasi untuk membahas hasil sementara monev sekaligus

menghimpun masukan dan saran konstruktif untuk perbaikan pelaksanaan litkaji

atau diseminasi. Monitoring dan evaluasi Litkaji dan diseminasi dilaksanakan

oleh suatu Tim yang terdiri dari Kepala BPTP Jatim selaku penanggung jawab

Monev dan beberapa peneliti dan penyuluh senior meliputi Koordinator

Penelitian, Koordinator Program, Koordinator Kerjasama, dan para ketua Kelji

(kelompok pengkaji). Metode monitoring dan evaluasi dilakukan melalui diskusi

dengan penangungjawab kegiatan penelitian/pengkajian, penelaahan dokumen

(ROPP), serta melakukan kunjungan ke lapang untuk menggali dan memperoleh

informasi permasalahan yang dihadapi pada pelaksanaan monitoring dan

evaluasi di lokasi dengan mewancarai para kelompok tani atau petani yang

terlibat penelitian/pengkajian tersebut; disamping itu membantu memecahkan

permasalahan yang dihadapi. Tim Monev melakukan monitoring dan evaluasi

pada semua kegiatan penelitian/pengkajian tahun 2004. Dalam pelaksanaan

monev, untuk menilai pelaksanaan penelitian/pengkajian telah disusun

seperangkat indikator untuk penilaian.

Hasil pelaksanaan kegiatan monev dapat dilaporlkan sebagai berikut : pada

Page 195: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

78

Tahun Anggaran 2004, BPTP Jawa Timur melaksanakan 39 judul kegiatan

penelitian/pengkajian dan diseminasi yang bersumber dana dari APBN (PAATP).

Kegiatan tersebut terdiri dari 27 kegiatan penelitian/pengkajian dan 12 kegiatan

diseminasi. Pada prinsip dari keseluruhan kegiatan tersebut pelaksanaan di

lapang maupun laboratorium telah selesai kecuali 6 kegiatan Litkaji diperkirakan

panen pada awal bulan Maret 2005; hal ini disebabkan karena kegiatan

litkaji tersebut sebagian penanaman dilakukan pada musim penghujan

(Desember-Januari 2004) sesuai dengan pola tanam setahun yang umum

dilakukan di lokasi pengkajian. Kegiatan-kegiatan Litkaji tersebut meliputi

(1) Pengkajian Optimalisasi Sumberdaya Pertanian Berbasis Padi Secara

Terpadu Menunjang Agribisnis Padi Sawah (PPTP / A / 1 / PAATP / 2004) ,

(2) Pengkajian model pengembangan agribisnis pisang spesifik lokasi

(PPTP / A / 2 / PAATP / 2004), (3) Pengkajian model usahatani terpadu

tanaman-ternak dan ikan di lahan tadah hujan (PPTP/ B / C / 1 / PAATP

2004), (4) Pengkajian dan pengembangan model pengelolaan tanaman

terpadu pola multistrata LKDR di kawasan selatan Jatim (KSJT) (PPTP/ B /

C / 2 / PAATP 2004), (5) Pengembangan Model Usahatani Konservasi Pola

Strip Cropping tanaman kentang secara Partisipatif di Lahan Kering Dataran

Tinggi (PPTP / B / C / 3 / PAATP / 2004),. Kedua kegitan ini,. Rataan hasil

Skor penilaian kegiatan-kegiatan tersebut adalah 3,00 artinya bahwa kegiatan-

kegiatan litkaji dan diseminasi tersebut berkategori sedang/cukup dalam

pelaksanaannya.

Page 196: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

79

BAB III MANAJEMEN BALAI

3.1. Struktur Organisasi

Dalam tahun 2001, struktur organisasi BPTP Jawa Timur menurut SK

Mentan Nomor 798/Kpts/OT.210/12/94, mengalami sedikit perubahan dengan

terbitnya SK Mentan terbaru, No.: 350/Kpts/OT.210/6/2001, Kepala Balai dalam

pelaksanaan tugasnya sehari-hari secara formal dibantu oleh dua orang pejabat

eselon empat yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Pelayanan

Teknik, serta dibantu Kelompok Penelitian dan Jabatan Fungsional lain. Namun

demikian, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dengan Surat Keputusan Kepala

Balai, Sub Bag. Tata Usaha dibantu oleh dua orang Kepala Urusan, yaitu Kepala

Urusan Kepegawaian dan Rumah Tangga, dan Kepala Urusan Keuangan dan

Rencana kerja, sedangkan Seksi Pelayanan Teknik dalam melaksanakan

tugasnya dibantu oleh dua Sub Seksi, yaitu Sub Seksi Kerjasama dan Informasi,

serta Sub Seksi Sarana. Bagan struktur organisasi BPTP Jawa Timur, sesuai SK

Menteri Pertanian terbaru di sajikan pada diagram berikut ini.

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi BPTP

KEPALA BALAI

KASUB BAG.

TATA USAHA

KELOMPOK PENELITI & JABATAN FUNGSIONAL

LAIN

KASIE PELAYANAN

TEKNIK

Page 197: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

80

3.2. Manajemen

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Kepala Balai dibantu oleh Kepala

Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi, Kepala Urusan, dan Pejabat Fungsional

dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi di lingkup

masing-masing dan antar satuan organisasi di BPTP maupun dengan instansi-

instansi mitra kerja BPTP Jawa Timur.

Setiap pemimpin/kepala satuan organisasi di lingkup BPTP Jawa Timur

bertugas memimpin, mengkoordinasi, memberi bimbingan/ petunjuk pelaksanaan

tugas bawahannya dan tanggung jawab langsung kepada atasannya masing-

masing. Dalam melaksanakan tugasnya masing-masing kepala satuan organisasi di

BPTP berpedoman pada keputusan dan kebijaksanaan Departemen Pertanian,

Badan Litbang Pertanian dan Kepala BPTP Jawa Timur.

Untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan tercapainya sasaran Balai,

sesuai dengan ketentuan Badan Litbang Pertanian dibentuk empat kelompok

fungsional yaitu: Kelompok Fungsional Sumberdaya, Pasca Panen, Budidaya dan

Sosial Ekonomi. Masing-masing kelompok diketuai oleh seorang ketua, sesuai

ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kepala Badan Litbang Pertanian.

Dalam perjalanan selama tahun 2004, BPTP Jawa Timur dalam menangani

kegiatan proyek dibantu oleh wakil atasan langsung sehari-hari, dalam hal ini

adalah Kepala IPPTP yang bersangkutan. Dalam menangani kegiatan yang

dibiayai oleh dana Rutin, Kepala Balai dibantu oleh Kasubag Tata Usaha.

Page 198: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

81

Tabel 1 Nama Pejabat Struktural, Ketua Kelompok Pengkajian dan Kepala Unit Kerja Lingkup BPTP Jawa Timur.

No Nama/NIP Jabatan

PEJABAT STRUKTURAL

1. Dr. Mat Syukur, MS (080 062 286)

Kepala Balai

2. Dra. Iffah Irsjadina (080 091 147)

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Ir. Heru Samekto (080 071 234)

Urusan Keuangan

Satiman (080 052 138)

Urusan Kepegawaian

3. Dra. Endang Widajati (080 110 181)

Kepala Seksi Pelayanan Teknik

Dra. Y u l f a h (080 110 227)

Urusan Informasi & Kerjasama

Iwayan Marka, SH (080 052 794)

Urusan Sarana

KETUA KELOMPOK PENGKAJIAN

1. Ir. Sukarno Roesmarkam, MS (080 056 142)

Ketua Kelji Sumberdaya

2. Dr. M. Soleh (080 040 492)

Ketua Kelji Budidaya

3. Ir. Pudji Santoso, MS (080 053 325)

Ketua Kelji Sosial Ekonomi

4. Dr. Suhardjo (080 057 047)

Ketua Kelji Pasca Panen

KEPALA UNIT KERJA LINGKUP BPTP JATIM

1. Ir. Anang Muhariyanto (080 065 970)

Kepala Lab. Diseminasi Wonocolo

2. Ir. Gatot Kustiono (080 066 907)

Kepala Kebun Mojosari

3. Martono (080 027 208)

Kepala Kebun Karangploso

Untuk mengoptimalkan sumberdaya peneliti, sumberdaya lahan dan

alam yang bervariasi dan terpencar dilakukan monitoring dan evaluasi secara

berkesinambungan dan apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan dapat

segera diluruskan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Monitoring dan

Evaluasi dilakukan pada berbagai bentuk tingkat unit kerja dengan terpola dan

dikoordinir oleh Kepala BPTP.

3.3.KETATA USAHAAN BALAI

3.3.1. Kepegawaian

3.3.1.1. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Golongan Kepangkatan

Sumberdaya manusia di seluruh unit kerja BPTP Jawa Timur per 31

Desember 2003, total berjumlah 186 orang, terdiri dari 186 orang PNS dan 51

orang tenaga honorer. Jumlah tenaga honorer yang cukup banyak merupakan

masalah yang berat mengingat terbatasnya kesempatan pengangkatan.

Page 199: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

82

Pegawai Negeri Sipil berdasarkan golongan di lingkup BPTP Jawa Timur

terbanyak adalah golongan III (98 orang), kemudian diikuti oleh golongan II (37

orang), golongan I (14 orang) dan golongan IV (37 orang) Tabel 75.

Tabel 2. Keragaan PNS berdasarkan Golongan dan Pendidikan

Sumber : SIMPEG-BPTP Jawa Timur - 2004

3.3.1.2. Tenaga Honorer Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Penyebaran tenaga honorer di unit kerja lingkup BPTP Jawa Timur total

51 orang, yang terdiri dari 18 lulusan SD dan SMP, dan 25 orang lulusan SLTA

(Tabel 3). Masa kerja sebagai tenaga honorer berkisar dari 1 tahun sampai

dengan 17 tahun. Dengan adanya kebijaksanaan kepegawaian “Minus Growth”

maka kesempatan untuk diangkat menjadi PNS kecil sekali.

Tabel 3. Penyebaran Tenaga Honorer menurut Tingkat Pendidikan di Lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2004.

No. Unit Kerja Tingkat Pendidikan

S1 SM SLTA SLTP SD TTSD Jumlah

1. BPTP Jawa Timur 5 1 14 5 4 - 29

2. IPPTP Mojosari 1 - 7 1 4 - 13

3. IPPTP Wonocolo 1 - 4 4 - - 9 Keterangan TTSD = Tidak Tamat Sekolah Dasar

3.3.1.3. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Jabatan Fungsional

Sebaran pegawai menurut jenis jabatan fungsional di unit kerja lingkup

BPTP Jawa Timur, terbanyak adalah administrasi 69 orang, kemudian diikuti

peneliti 46 orang, tenaga teknisi Non Klas sebanyak 15 orang, dan teknisi

litkayasa 17 orang (Tabel 4).

Sebaran pegawai menurut jenjang fungsional (Tabel 4), dari peneliti, 54

orang telah memiliki jenjang fungsional peneliti, sebagian besar (21 orang)

penyuluh sudah memiliki fungsional, sebanyak 17 orang teknisi mempunyai

fungsional teknisi dan 8 orang belum memiliki jenjang fungsional. Sementara

Golongan Jumlah

I 14 orang

II 37 orang

III 98 orang

IV 37 orang

Total 186 orang

Page 200: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

83

itu, sebaran jenjang fungsional peneliti, penyuluh teknisi litkayasa dan

pustakawan seperti terlihat pada (Tabel 5).

Tabel 4. Keragaan SDM di BPTP Jawa Timur

No Unit Kerja Peneliti Penyu

luh Litka-yasa

Pusta kawan

Administrasi Honorer

1. BPTP Jawa Timur 52 4 17 1 30 29 2. K.P. Mojosari 1 - - - 6 13

3. Lab. Dis. Wonocolo

1 17 - 1 33 9

Tabel 5. Jumlah pegawai menurut jabatan fungsional di lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2003.

No Jabatan Fungsional Jumlah

Peneliti 1. Ahli Peneliti Utama 2 2. Ahli Peneliti Madya 3 3. Ahli Peneliti Muda 6 4. Peneliti Madya 7 5. Peneliti Muda 7 6. Ajun Peneliti Madya 8 7. Ajun Peneliti Muda 6 8. Asisten Peneliti Madya 3 9. Asisten Peneliti Muda 6 10. Peneliti Non Klasifikasi 6

Jumlah 53

Penyuluh 1. Penyuluh Pertanian Utama 1 2. Penyuluh Pertanian Madya 11 3. Penyuluh Pertanian Muda 8 4. Penyuluh Pertanian Pratama 1 5. Penyuluh Pertanian Non Klasifikasi 1

Jumlah 22

Teknisi Litkayasa 1. Teknisi Litkayasa Penyelia 1 2. Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan 2 3. Teknisi Litkayasa Pelaksana 4 4. Teknisi Litkayasa Pemula - 5. Teknisi Litkayasa Non Klas 21 Jumlah 28 Pustakawan

1. Pustakawan 1 2. Ajun Pustakawan 1

Jumlah 2

*) Data kepegawaian Per 31 Desember 2004.

Page 201: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

84

3.3.2. Rumah Tangga

Fasilitas BPTP Jawa Timur tersebar di 3 lokasi sesuai dengan unit kerja

yang ada.

3.3.2.1. Luas dan Pemanfaatan Lahan

BPTP Jawa Timur memiliki lahan, tersebar di 3 unit kerja lingkup BPTP

Jatim, yang luas bervariasi (Tabel 6). Lahan yang paling luas adalah di IPPTP

Mojosari seluas 30 ha, dan lahan yang paling sempit seluas 0,4 ha di IPPTP

Wonocolo.

Tabel 6. Luas dan pemanfaatan lahan pada seluruh unit kerja lingkup BPTP Jawa Timur, per 31 Desember 2004.

No Unit Kerja/IPPTP Luas lahan (ha)

Bangunan

(m2)

Empla semen (m2)

Peru mahan (m2)

Sawah (ha)

Tegal (ha)

Kolam/bak (m2)

Lapangan

(m2)

Tanaman Koleksi

(ha)

1. BPTP Jawa Timur 8 6.446 10.919 550 1 5 250/100 - 5,5 2. KP Mojosari 30 7.093,83 9980 794 25 - - - - 4. Lab. Dis. Wonocolo 0,4 1.309,75 280 974 - - - - - Keterangan: bila ada

3.3.2.2. Keadaan Bangunan dan Pemanfaatan

Luas lahan yang digunakan untuk bangunan terdiri dari ruang kerja,

ruang rapat, perpustakaan, laboratorium, rumah kasa/kaca, bengkel, gudang,

asrama/mess, ruang tamu, garasi, kandang, kantin dan mushola (Tabel 7).

Tabel 7. Luas Bangunan dan pemanfaatannya di lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2004

No Unit Kerja/IPPTP

R. Kerja (m2)

Perpus takaan (m2)

Ruang. pertemuan

(m2)

Lab (m2)

RuangKaca/ kasa

Gudang (m2)

Mess (m2)

Kandang (m2)

Garage (m2)

R. Dinas (m2)

R Jabatan

(m2)

TempatCucit mobil

(m2)

Lain-Lain (m2)

1. BPTP Jawa Timur 1141 120 365 915 90/ 230

105 110 - 240 110 120 14 1292

2. K.P. Mojosari 110,72 12 60 - - 705,98 372 254 114 215,70 -

4. ILab. Dis. Wonocolo

460 70 450 - - 80 504 - 36 703,25 -

Keterangan pada kolom lain-lain : Ruang Kantin 60 m

2

Ruang tamu/tunggu 244 m2

Lantai jemur 420 m2

Gedung Klinik Agribisnis 60 m2

Work Shop Pasca Panen 60 m2

Bengkel 121 m2

Masjid 165 m2

MCK 162 m2

Page 202: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

85

3.3.2.3. Sarana Mobilitas

Sarana mobilitas di BPTP Jawa Timur dirasakan sangat terbatas.

Kendaraan yang adapun rata-rata sudah tua sehingga biaya operasionalnya

cukup tinggi. Dengan jumlah kendaraan yang ada (Tabel 8), belum mampu

mendukung tugas pokok dan fungsi BPTP Jawa Timur yang cakupan tugasnya

sangat luas.

Tabel 8 Jumlah dan Keberadaan Kendaraan roda 2 dan roda 4 pada unit BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2004.

No. Unit Kerja Kendaraan roda 2 (unit) Kendaraan roda 4 (unit)

1. BPTP Jawa Timur 13 9 2. Lab. Dis. Wonocolo 1 2 4. KP Mojosari 1 1

3.3.2.4. Tambahan Peralatan Perkantoran

Pengadaan peralatan perkantoran terutama dari anggaran rutin, dan

Proyek pada Tahun Anggaran 2004, diutamakan untuk melengkapi Kantor

Pusat BPTP Jawa Timur (Tabel 9).dan (Tabel 9 a).

Tabel 9. Penambahan Peralatan Kantor di Lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2004 (Proyek PAATP)

No Nama/Jenis Barang BPTP

(unit/buah) IPPTP Mojosari

(unit/buah) IPPTP Wonocolo

(unit/buah)

1 Note book Toshiba P IV 2.8 GHz 1 unit - - 2 PC. Computer, Monotor GTC 17 1 unit - - 3 Printer HP Laser Jet 1010 1 unit - - 4 USB Flash Dish 128 MB 2 unit - - 5 Modem 1 unit - - 6 Printer Canon 1255-XNU 1 unit - - 7 Lemari Pakaian 4 buah - - 8 Tempat tidur 4 buah - - 9 Meja makan+4 kursi 1 stel - -

10 Meja sidang kayu jati 8 buah - - 11 Tabung+kompor gas 1 stel - - 12 Kursi tamu kayu bursak 1 stel - - 13 Rak besi siku 1 buah - - 14 Lemari etalase 3 buah - - 15 Rak etalase 3 buah - - 16 Rak dinding besi 2 buah - - 17 Rak dinding kayu 1 buah - - 18 Meja kasir 1 buah - -

Page 203: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

86

Tabel 9 a. Penambahan Peralatan Kantor di Lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2004 (Anggaran Rutin)

No Nama/Jenis Barang BPTP

(unit/buah)

IPPTP Mojosari

(unit/buah)

IPPTP Wonocolo (unit/buah)

1. Tasio Meter Onemed CE 0123 1 unit - - 2. Lemari Es Sharp 1 unit - - 3. Mesin Pompa Air Interdap Jet DP 255 A 1 unit - - 4. Printer Dubble Jet S 200 S PX I unit - - 5. Mesin babat Tanaka SUM 328 1 unit - - 6. Meja Ketik Brother/besi 1 buah - - 7. Stavolt+Roll cable Matsunaga 500 N 1 buah - - 8. Gorden Tebal L. 200 cm, T. 220 cm 2 buah - - 9. Gorden Tebal L. 100 cm, T. 220 cm 2 buah - - 10. Gorden Tebal L. 240 cm, T. 50 cm 2 buah - - 11. Rel Gorden Alumunium 200 cm 2 ljr - - 12. Rel Gorden Alumunium 100 cm 2 ljr - - 13. Rel Gorden Alumunium 240 cm 2 buah - - 14. Vitrase L. 295 cm, T. 220 cm 1 buah - - 15. Vitrase L. 385 cm, T. 220 cm 4 buah - - 16. Vitrase L. 200 cm, T. 220 cm 2 buah - - 17. Rel Gorden Alumunium 385 cm 1 ljr - - 18. Rel Gorden Alumunium 295 cm 4 ljr - - 19. Rel gorden Alumunium 200 cm 2 ljr - - 20. Papan Data Formika 2 buah - - 21. Kompor gas+tabung Rinai 1 buah - - 22. Sprei No. 1 1 buah - - 23. Taplak meja makan 5 buah - - 24. Sprei No. 2 1 buah - - 25. Sprei No 1 1 buah - - 26. Rak Piring Vertable 1 buah - - 27. Karpet 230 x 340 1 lbr - -

3.3.3. Keuangan

3.3.3.1. Sumber Dana

Seluruh kegiatan di BPTP Jawa Timur mendapatkan yang berasal dari :

Anggaran rutin (APBN)

Anggaran proyek PAATP (APBN + Loan)

Anggaran Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Anggaran Rutin pada tahun anggaran 2004 meliputi pembiayaan untuk

pembayaran gaji, tunjangan beras, lembur para karyawan, pengadaan

keperluan sehari-hari dan peralatan kantor, pemeliharaan dan perjalanan dinas.

Page 204: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

87

3.3.3.2. Penetapan Anggaran

Penetapan anggaran Rutin dan Proyek di BPTP Jawa Timur TA. 2004 di

dasarkan pada pelaksanaan tugas dan fungsi Balai, serta tugas dan fungsi

masing-masing unit kerja, demikian pula alokasi anggaran yang bersumber dari

dana lain (Tabel 10).

Tabel 10. Anggaran Berdasarkan Sumber, Jumlah dan Lokasi pada Unit Kerja di Lingkup BPTP Jawa Timur TA. 2004

No. Unit Kerja

Rutin (Rp. 000)

Proyek (Rp. 000)

Kerjasama (Rp. 000)

1. BPTP Jawa Timur 2.674.615 2.226.240.000 -

2. KP Mojosari 606.150 12.000.000 -

3. Lab. Dis. Wonocolo 1.084.190 406.000.000 -

JUMLAH 4.364.955 2.644.240.000 -

3.3.3.3. Pelaksanaan Anggaran

Realisasi anggaran TA 2004 seperti yang tersaji pada Tabel 11 .

Tabel 11. Anggaran, realisasi dan sisa anggaran di Lingkup BPTP Jawa Timur TA. 2004

No. Uraian Jumlah

Anggaran/ Target

Realisasi s/d Desember 2004

Sisa Ket.

(Rp.) % (Rp.) %

1 Angg. Rutin (DIK)

- Belanja Pegawai 3,951,334,000 3,995,538,165 101.12 (44,204,165) (1.12)

- Belanja Non Pegawai 480,087,000 427,043,910 88.95 53,043,090 11.05

2 DIK Suplemen 46,100,000 15,354,585 33.31 30,745,415 66.69

3 Angg. Pemb. (DIP)

-RM 1,775,000,000 1,757,368,675 99.01 17,631,325 0.99

-RK 869,240,000 853,938,685 98.24 15,301,315 1.76

4 PNBP 73,652,000 104,613,345 142.04 (30,961,345) (42.04)

Jumlah 7,195,413,000 7,153,857,365 99.42 41,555,635 0.58

3.4. PELAYANAN TEKNIK

3.4.1. Kegiatan Informasi

Kegiatan informasi di BPTP jawa Timur meliputi semua kegiatan yang

berkaitan dengan Diseminasi Hasil Penelitian/Pengkajian melalui berbagai bentuk

pertemuan, pendokumentasian hasil penelitian/pengkajian. Balai, menyajikan

materi informasi dalam bentuk yang dikehendaki (laporan berkala, publikasi,

tercetak dan elektronik layanan internet), dan penyelenggaraan perpustakaan

Page 205: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

88

4.4.1.1. Penyebaran informasi Hasil Penelitian/Pengkajian

Kegiatan informasi di BPTP jawa Timur meliputi semua kegiatan yang

berkaitan dengan Diseminasi Hasil Penelitian/Pengkajian melalui berbagai bentuk

pertemuan, pendokumentasian hasil penelitian/pengkajian. Balai, menyajikan

materi informasi dalam bentuk yang dikehendaki (laporan, publikasi, layanan

internet), dan penyelenggaraan perpustakaan.

Tabel 12. Diseminasi Hasil Penelitian/Pengkajian yang dihasilkan BPTP Jawa Timur TA 2004

Nomor Nama Publikasi Jumlah

(Judul/eksemplar)

1. Pertemuan-Pertemuan

Seminar Lokakarya Temu Informasi Temu Aptek Temu lapang Gelar Teknologi Pelatihan/magang Kunjungan Pembinaan KTNA

Pertemuan Tim Teknis Teknologi Pertanian Pertemuan Komisi Teknologi Pertanian

1

1 1 - - - - 17 - 2 2

2. Pengembangan Informasi Teknologi a. Media Cetak.

Prosiding Seminar Hasil Litkaji Monograf Rakitan Teknologi Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian Laporan Tahunan Laporan Bulanan Brosur Liptan (leaflet) Folder Publikasi lain Mass Media

1/300 1/250 1/300 1/250 12 -

3 4

10 -

b.Media Elektronik

Radio Komunikasi dan Informasi Pertanian RRI Stasiun Malang Seri Foto Seri Slide Paket Siaran TV Website BPTP Jatim

Setiap hari tentatif

- -

1 kali 2 – 4 kali/tahun

Page 206: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

89

Kegiatan Uraian Frekuensi

C.Pameran/Ekspose Lokal Regional Nasional

4 2 5

D. Visitor Plot Di KP Karangploso, Malang Di Wonocolo, Surabaya Di Mojosari, Mojokerto

2 unit 1 unit 1 unit

E. Unit Komersialisasi Teknologi (UKT)

Operasionalisasi jasa layanan Balai Mendukung kegiatan promosi Balai Rintisan agribisnis (produksi benih/bibit, publikasi ) Inisiasi Kerjasama berorientasi HAKI

5 5 2 1

F. Layanan Perpustakaan

Foto copy Penelusuran literature Penyusunan bibliografi

240 - -

Keterangan : *Liptan : - Budidaya Ikan Sistem Karamba * Folder : - Teknologi Pembuatan Complete Feed (CF)

- Cara Pembuatan Tortila Jagung - Sedap Malam Varietas Roro Anteng - Teknik Pembuatan Tiwul Instan - Budidaya Pisang

- Penanaman Kedelai di Lahan Sawah

3.4.1.2. Perpustakaan

Kondisi Perpustakaan di lingkup BPTP Jawa Timur saat ini sudah relative

lebih baik, dilihat dari penambahan fasilitas dan koleksi Perpustakaan, karena

selama tiga tahun ini sudah mendapatkan alokasi dana pengadaan buku dari

Proyek PAATP, sedangkan untuk pemeliharaan dan penyelenggaraan

Perpustakaan masih mendapat dana dari Rutin, walaupun jumlahnya masih jauh

dari cukup. Penambahan pengadaan pustaka secara berkesinambungan untuk

peningkatan kualitas maupun kuantitasnya yang disesuaikan dengan tugas dan

fungsi Balai, serta peningkatan sumberdaya manusia masih sangat diperlukan

untuk menunjang kegiatan BPTP Jawa Timur. Tambahan bahan pustaka yang

diterima pada TA. 2004 oleh BPTP Jawa Timur disajikan dalam tabel berikut.

Page 207: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

90

Tabel 13. Jumlah tambahan bahan Pustaka pada Satuan Kerja Lingkup BPTP Jawa Timur TA 2004

No Unit Kerja Buku (judul)

Majalah (judul)

Brosur/ leaflet (judul)

1. BPTP Jawa Timur

193 219 44

4. Lab. Dis. Wonocolo

5. KP. Mojosari

Sumber : Perpustakaan – BPTP Jawa Timur

Jumlah pengunjung perpustakaan sebagian besar adalah mahasiswa,

peneliti dan penyuluh. Pada umumnya, selain membaca bahan pustaka, mereka

juga memanfaatkan jasa peminjaman ataupun fotokopi. Data pengguna jasa

perpustakaan selengkapnya tertera pada Tabel 14.

Tabel 14. Jumlah pengunjung perpustakaan, fotokopi, penelusuran dan peminjaman pustaka pada Unit Kerja Lingkup BPTP Jawa Timur TA 2004

No Unit Kerja

Pengunjung Penggunaan Jasa

Peneliti Mahasiswa/Siswa

Penyuluh Foto Copy

Penelu-suran

Pemin-jaman

1. BPTP Jawa Timur 154 571 109 240 - -

4. Lab. Diseminasi Wonocolo

- - - - - -

5. KP. Mojosari

- - - - - -

3.4.1.3. Pameran/ Ekspose

Dalam tahun 2004, cukup banyak kegiatan Pameran/Ekspose yang

diikuti oleh BPTP Jawa Timur, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Page 208: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

91

Tabel .15. Kegiatan Pameran, Temu Lapang Nama Kegiatan Waktu Tempat

Pemeran :

1. Ekpose Hasil-Hasil Pengkajian BPTP Jawa Timur T.A. 2003

8 – 9 September 2004 Halaman BPTP Jawa Timur

2. Pameran Pembangunan Kota Malang 22 – 25 Agustus 2004 Stadion Luar Gajahyana Malang

3. Pekan Promosi Kabupaten Malang 29 Agustus – 4 September 2004

Stadion Kecamatan Tumpang, Malang

4. Indonesia Agribusiness Expo 2004 10 – 13 September 2004 Gedung WTC Surabaya

5. Gelar Teknologi Olahan Pangan Berbasis Buah-Buahan

5 Oktober 2004 Halaman Kantor Gubernur Jawa Timur

6 Pekan Padi Nasional 19-23 Juli 2004 Sukamandi

7. Pekan Agro Inovasi pada Tiga Dasa Warsa (30 tahun) Badan Litbang Pertanian

3-8 Agustus 2004 Bogor

8. PENAS Menado

9. PII 1-7 Agustus 2004 Surabaya

Temu Lapang :

3.4.1.4. Kunjungan Tamu

Selama tahun Anggaran 2004 BPTP Jawa Timur (kantor pusat)

menerima kunjungan sebanyak 15 kali dengan peserta sejumlah 700 orang

terdiri dari: Kunjungan instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, Pendidikan

Menengah, Pengusaha/swasta, Kelompok Tani/kontak Tani.

Tabel 16. Daftar Kunjungan ke BPTP Jawa Timur 2004 No Tanggal Instansi/Universitas/Sekolah Materi

1 8 Januari 2004 Fakultas pertanian Universitas Ponorogo

Pertanian dan Peternakan

2 14 Januari 2004 Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Diseminasi

3 20 januari 2004 TK. Anak Saleh Malang Pengenalan Tanaman

4 8 Februari 2004 SMA Cerme Gresik Budidaya Hortikultura

5 10 Februari 2004 MA Bahaudin Sidoarjo Hortikultura

6 8 Maret 2004 SMA 1 Papar Kediri Kegiatan BPTP Jawa Timur

7 2 April 2004 Taman Pendidikan Al-Quran Baitul makmur Karangploso Malang

Kegiatan BPTP jawa Timur

8 21 April 2004 Kelompok Tani Kabupaten Blitar

Budidaya padi

9 10 Juni 2004 SMP Sabilillah Malang Kegiatan BPTP Jawa Timur

10 29Juni 2004 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Hortikultura dan Tanaman Pangan

11 22 Juli 2004 Kelompok Tani Sumber Pucung Malang

Agribisnis jagung, kedelai dan hortikultura

12 1 Oktober 2004 BPTP Jogjakarta

Olahan Buah dan Ubi

13 11 Oktober 2004 Peserta Pel;atihan Olahan Pangan BDATPO Ketindan

Olahan Pangan

14 12 Oktober 2004 Universitas Darul Ulum Lamongan

Budidaya padi dan sayuran

15 29 Nopember 2004 SMA PGRI 1 Jombang Kegiatan Litkaji BPTP Jawa Timur

Page 209: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

92

3.4.1.5.Kursus/Latihan, Seminar di dalam dan luar BPTP, Mahasiswa Praktek Kerja Lapang dan Penelitian

Kursus dan seminar yang diikuti oleh karyawan-karyawati lingkup BPTP

Jawa Timur serta makalah yang disajikan (Tabel 17 dan 18).

Tabel 17. Kursus/Latihan yang diikuti oleh staf BPTP Jawa Timur No. Nama Waktu Tempat Judul Unit Kerja

1. Rohmad Bidono, Sp

080 107 686

08 Des 2004 s/d 28 Des 2004

Wisata Agro Inkarla Cibodas

Diklat Fungsional Peneliti

BPTP Jatim

2. Ir. Handoko, Msc

080 126 821

08 Des 2004 s/d 28 Des 2004

Cipanas, Cianjur

Diklat Fungsional Peneliti

BPTP Jatim

3. Ir. FATKHUL ARIFIN, Msi

080 117 429

08 Des 2004 s/d 28 Des 2004

Balai Diklat Ketindan Lawang

Diklat Fungsional Peneliti

BPTP Jatim

4. Dr. Ir. Q DANAG E

080 79 003

14 Desember 2004

Balai Diklat Ketindan Lawang

Lokarkarya Desain Kerjasama lab

BPTP Jatim

5. Sjaiful Chanafi, S Sos

080 055 072

22 Juni 2004

Bogor Pembinaan Pengembangan Pustakawan

BPTP Jatim

6. C Novirita Yuliarti

Tenaga Honorer

22 Juni 2004

ITS Surabaya Pembinaan Pengembangan Pustakawan

BPTP Jatim

7. Kuswardoyo

080 071 236

27 Jun s/d 27 Jun 2004

Ciawi- Bogor S A P BPTP Jatim

8. Ir. SUWONO, MP

080 079 030

31 Mar s/d 03 April 2004

Balitpa Sukamandi

Pelatihan VUTB dan PTT

BPTP Jatim

9. Ir. Bambang Pikukuh

080 118 617

29 April 2004 Badan Litbang Pertanian

Badan litbang Pertanian

Pelatihan Apresiasi Kepres 80/2003 Pengadaan barang dan jasa

BPTP Jatim

10. B O N I M I N 080 109 552

29 April 2004 Badan Litbang Pertanian

Badan litbang Pertanian

Pelatihan Apresiasi Kepres 80/2003 Pengadaan barang dan jasa

BPTP Jatim

11. Nonot Widarsa 080 127 930

12 Mei s/d 15 Mei 2004 Badan litbang Pertanian

BLPP Ciawi Apresiasi Kepres No. 80 / 2003

BPTP Jatim

12. Suliyanto 080 097 746

26 Mei s/d 28 Mei 2004

Bogor Pel Penerapan Pemupukan berimbang dan Pengenalan Soil Test Kit

BPTP Jatim

Page 210: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

93

No. Nama Waktu Tempat Judul Unit Kerja

13. Benny Fajar Utama, Se 080 129 835

24 Mei s/d 29 Mei 2004 Badan Litbang pertanian

Cipanas Bogor Pelatihan SAI dan SAAT

BPTP Jatim

14. Nonot Widarsa 080 127 930

24 Mei s/d 29 Mei 2004 Badan Litbang pertanian

Cipanas Bogor Pelatihan SAI dan SAAT

BPTP Jatim

15. Sunardi, Sp Tenaga Honorer

24 Mei s/d 29 Mei 2004 Badan Litbang Pertanian

Lolit Jeruk Tlekung

Pelatihan Pengelolahan Agroklinik Jeruk

BPTP Jatim

16. Rohmad Budiono, Sp 080 107 686

27 mei 2004 P3GI

P3GI Pasuruan Pelatihan Fasilitator Temu Lapang dan Pelatihan Petani

BPTP Jatim

17. Benny Fajar Utama, Se 080 129 835

08 Juni s/d 11 Juni 2004 Badan litbang Pertanian

Denpasar-Bali Sosialisasi Pembuatan Laporan Keuangan & Neraca Departemen2004

BPTP Jatim

18. Sjaiful Chanafi, S Sos 080 055 072

26 Agt s/d 27 Agt 2004 BPTP jatim

Lab Dis Wonocolo

Pel Pemasyarakatan Pedoman& Apresiasi Teknis Perpustakaan

BPTP Jatim

19. C Novirita Yuliarti Tenaga Honorer

26 Agt s/d 27 Agt 2004 BPTP jatim

Lab Dis Wonocolo

Pel Pemasyarakatan Pedoman& Apresiasi Teknis Perpustakaan

BPTP Jatim

20. Ir. M Ismail Wahab, Msi 080 104 376

4 Agt s/d 5 Agt 2004 Badan litbang

PSE Bogor Koordinasi Teknis Pengumpulan Data

BPTP Jatim

21. Ir. Anang Muhariyanto 080 065 970

5 Agustus 2004 Badan Litbangtan

Bogor Sarasehan Penyuluh BPTP Jatim

22. Ir. Tini Siniati, Msi 080 084 894

5 Agustus 2004 Badan Litbangtan

Bogor Sarasehan Penyuluh BPTP Jatim

23. Abdul Rosid 080 083 858

30 Agt s/d 2 Sep 2004

Bogor Ujian Dinas golongan II

BPTP Jatim

24. Parman 080 104 955

30 Agt s/d 2 Sep 2004

Bogor Ujian Dinas golongan II

BPTP Jatim

25. Nasikan 080 101 413

30 Agt s/d 2 Sep 2004

Bogor Ujian Dinas golongan II

BPTP Jatim

Page 211: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

94

No. Nama Waktu Tempat Judul Unit Kerja

26. Siti HartinI 080 104 966

30 Agt s/d 2 Sep 2004

Bogor Ujian Dinas golongan II

BPTP Jatim

27. Ir. Luki Rosmahani, MS 080 057 189

5 Sep s/d 16 Sep 2004

Mardi Malaysia Training IPM Training for Smallhoder Estate Crops

BPTP Jatim

28. Slamet Riyanto 080 084 328

15 Sep s/d 16 Sep 2004 Badan litbang

Balittas Malang Pelatihan SAAT BPTP Jatim

29. Kuswardoyo 080 0710236

15 Sep s/d 16 Sep 2004 Badan litbang

Balittas Malang Pelatihan SAAT BPTP Jatim

30. Benny Fajar Utama, Se 080 129 835

15 Sep s/d 16 Sep 2004 Badan litbang

Balittas Malang Pelatihan SAAT BPTP Jatim

31. Ir. Tini Siniati, Msi 080 084 894

28 Sep s/d 30 Sep 2004

Bogor Apresiasi Penulisan Ilmiah Populer

BPTP Jatim

32. Ir. Baswarsiati, MS 080 067 504

6 Okt s/d 8 Okt 2004

Jakarta Pembahasan & Sosialisasi GAP dan SPO

BPTP Jatim

33. Ir. Bambang Pikukuh 080 118 617

24 Nov s/d 15 Des 2004 LAN

Bogor Pelatihan Bendahara Pengeluaran

BPTP Jatim

34. Ir. Bambang Siswanto 080 071 838

24 Nov s/d 15 Des 2004 LAN

Bogor Pelatihan Bendahara Pengeluaran

BPTP Jatim

35. Ir. Agus Suryadi 080 076 705

24 Nov s/d 15 Des 2004 LAN

Bogor Pelatihan Bendahara Pengeluaran

BPTP Jatim

36. Ir. Kasmiyati, Msi 080 109 085

29 Nov s/d 8 Des 2004 Puslitbang Gizi

Bogor Pelatihan analisis Finansial dan Ekonomi Pengembangan Usaha Tani

BPTP Jatim

37. Dra. Iffah Irsjadina 080 091 147

07 Des s/d 10 Des 2003 Badanlitbangtan

Cipanas Lokakarya Manajerial Pengelola PNBP

BPTP Jatim

Tabel. 18. Pelatihan yang diadakan oleh BPTP Jawa Timur

No. Judul Pelatih Waktu dan Tenpat Jumlah Peserta

1.

Pelatihan Disain Grafis

Ir. A. Winarno 12-15 Agustus 2004

BPTP Jawa Timur

20 orang

2.

Pelatihan Penyegaran Capacity Building

Ir. Nina Hendrawati

Ir. Nila Wardani

30 Desember 2004

BPTP Jawa Timur

70 orang

Page 212: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

95

Tabel 19. Seminar BPTP Jawa Timur No. Topik Pembawa Waktu Unit Kerja

1. Seminar Hasil Litkaji BPTP Jawa Timur 2003

Peneliti BPTP Jawa Timur

2003 Lingkup BPTP Jawa Timur

2. Seminar Nasional dan Ekspose Inovasi Teknologi dan Kelembagaan Agribisnis

Peneliti BPTP Jawa Timur

2003 Lingkup BPTP Jawa Timur

Tabel 20. Makalah yang dibuat dan disampaikan oleh staf pada berbagai pertemuan

Nama Judul Makalah Acara

Dr. Gatot Kartono Strategi teknologi PTT Padi di Jatim Gelar Agribisnis Tanaman Pangan, 24 Nopember 2004 di Ketindan Lawang

Dr. Suhardjo Pengembangan pengolahan hasil berbasis jagung

Temu Usaha produk olahan jagung dan casava di Tulungagung

Ir. Suhardi 1. Berbagai produk olahan berbahab baku tepung casava

2. Olahan jagung

3. Teknologi pengolahan tepung casava

1. Magang Diperta Kota Blitar di BPTP jatim, 20-21 Januari 2004

2. Temu Teknis kaji Terap BPTP di KUKP kabupaten bangkalan 5 Mei 2004

3. Pelatihan TOT Pengolahan tepung Casava di Ketindan, 14 Juli 2004

Ir. Luki Rosmahani, MS 1. Penggunaan biji mahoni untuk menekan serangan penyakit karat daun di lahan petabi kopi

2. Penggunaan tanaman tagetes untuk mengendalikan nematoda parasit kopi di lahan petani kopi

3. Penggunaan perekat perata pada aplikasi Beauveria bassiana untuk menekan serangan hama PBKo

1. Diseminasi Teknologi PHT Kopi di Lawang, 17-19 Mei 2004

2. sda 3. sda

Ir. Yuniarti, MS Pemanfaatan buah-buahan untuk manisan

Magang Diperta Kota Blitar di BPTP Jatim, 20-21 januari 2004

Ir. Zainal Arifin, MP Sistem Pertanian Organik Magang Diperta Kota Blitar di BPTP jatim, 20-21 januari 2004

Ir. DP. Saraswati Budidaya Melati Temu Teknis Kaji Terap BPTP Jatim di KUKP Kabupaten Bangkalan, 6 Mei 2004

Dr. M. Soleh Beberapa hasil penelitian dan pengkajian komoditas Hortikultura

Pertemuan Teknis Diperta Propinsi Jatim di BTP Lawang, 16 Desember 2004

Ir. PER Prahardini, MP Manajemen Pisang Sehat

Ono Sutrisno, SP Budidaya kacang tanah Temu Teknis Kaji Terap BPTP Jatim di KUKP Kabupaten Bangkalan, 6 Mei 2004

Robiin Teknologi Benih Pelatihan Teknis Fungsional Petugas BPSB di Lawang, 8 Agustus 2004

Page 213: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

96

Tabel 21 Judul makalah yang diterbitkan dalam publikasi di luar BPTP Jawa Timur

Publikasi Judul Makalah Acara

Buletin Tani, Dinas

Pertanian Propinsi Jawa

Timur

1. Pemupukan padi rasional di lahan sawah berbasis status hara.

2. Teknologi pengolahan tepung sukun secara sederhana dan pemanfaatannya.

3. Teknologi pengolahan tepung casava dan berbagai produk olahannya.

4. Teknologi asli pedesaan.

5. Pengenalan varietas unggul srikaya Langsar.

6. Pengenalan varietas unggul pisang Agung Semeru.

Tabel 22. Mahasiswa Penelitian/Praktek Kerja Lapang (PKL) No. Nama Mahasiswa Judul Penelitian/Pkl Pembimbing

1. Citra dkk D III Pertanian Unibraw

Kultur jaringan (Tugas Akhir)

Ir. PER Prahardini, MP

2. Indah Kusuma Nurhadi D3 Pertanian Unibraw

Uji adaptasi sedap malam di KP. Malang (tugas akhir)

Sri Zunaini Saadah, SP

3. Ramos Ronal A dkk UPN Veteran Surabaya.

Budidaya tanaman sayuran (PKL) Ir. Heri Susanto

4. Andi Sasmita dkk STT STIKMA Malang

Komputer (PKL) Sjaiful Chanafi, S. Sos

5. Wenny Ikasari Sendang Pradani D3 Bahasa Inggris Unibraw

Translation used by the Researchers (Tugas Akhir)

Dra. Endang Widajati

6. Andian Wahyudi dkk Faperta Unibraw

Evaluasi Pengkajian Adopsi dan dampak teknologi unggulan BPTP Jawa Timur (PKL)

Ir. Pudji Santoso, MS

7. Sofa dkk Magistra Utama malang

Komputer (PKL) Dra. Yulfah

8. Aris Damayanti dkk SMK Ardjuna 02

Keuangan (PSG) Ir. Heru Samekto

9. Wiwik Sri S Faperta Unbraw

Pengelolaan plasma nutfah belimbing (*PKL) Ono Sutrisno, SP

10. Arum Tyas M. Faperta Unibraw

Pengelolaan plasma nutfah mangga (PKL) Rochmad Budiono, SP

11. Hendry Gunarso Usama Faperta Unibraw

Pengelolaan padi lokal (PKL) Ir. Wigati Istuti

12. Azis R. Faperta Unibraw

Budidaya Cabe Merah (magang) Ir. Endang PK, MS

13. Zainur Hasan dkk SMK Tekung Lumajang

Pembibitan tanaman (PKL) Sri Zunaini Saadah, SP

14. Kusmiati dkk. SMK Kosgoro 4 Karangploso 4

Keuangan (PSG) Ir. Heru Samekto

15. M. Haris Faperta Unibraw

Pengaruh pemberian fosfat alam dan SP-36 terhadap ketersediaan P dan produksi padi pada inceptisol (skripsi)

Ir. Suwono, MP

Page 214: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

97

No

. Nama Mahasiswa Judul Penelitian/Pkl Pembimbing

16. A. Yusron FMIPA Univ. Jember

Analisa Tanah (PKL) Ir. Lulus Sunaryo, MP

17. Lyli Kusuma Dewi Faperta Unibraw

Interaksi genotipe dan lingkungan tiga galur melon pada dua lokasi yang berbeda (skripsi)

Drs. M. Sugiyarto. MP

18. Nanang Amirudin Univ. Muhammadiyah malang

Pembuatan Dodol Durian (skripsi) Ir. Yuniarti, MS

19. Nunik Indah Faperta Unibraw

Parameter genetik hasil dan komponen hasil melon (skripsi)

Drs. M. Sugiyarto, MP

20. Margawati Faperta Unibraw

Korelasi komponen hasil dan hasil melon (skripsi)

Drs. M. Sugiyarto, MP

21. Kristian Dony Univ. Muhammadiyah malang

Pengaruh varietas singkong dan penambahan tepung (kedelai dan tempe) terhadap tepung singkong dan aplikasinya pada roti cake (skripsi)

Ir. Suhardi

22. Weny Rejeki N. Nur Wakhid FTP unibraw

Model analisis data agroklimat untuk menekan resiko panen (skripsi)

Dr. QD. Ernawanto

23. Nila sari Faperta Unibraw

Uji daya hasil lanjutan tanaman padi (skripsi) Ir. Sukarno Roesmarkam. MS

3.3.4.2. Kegiatan Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Kegiatan kerjasama penelitian/pengkajian BPTP Jatim dengan Pihak

Ketiga selama setahun terakhir sebagian besar adalah kegiatan pengujian pupuk

alternatif dan pestisida. Kerjasama penelitian/pengkajian dengan Pemerintah

Daerah, antara lain dengan Pemerintah Propinsi, melalui Dinas-dinas teknis yang

ada dan juga dengan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Secara ringkas dibawah ini disajikan berbagai kegiatan kerjasama dengan

pihak swasta, pemerintah daerah Propinsi maupun Kabupaten beserta hasilnya.

Page 215: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

98

Tabel 23. Rekapitulasi kegiatan kerjasama dengan Swasta Tahun 2004

No Judul Kegiatan Kerjasama Sumber dana Pihak yang

terkait dalam kegiatan

Hasil Pengujian

01. Pengujian pupuk Amonium Sulfat terhadap padi, jagung dan bawang merah

PT. Cheil Samsung Indonesia

Dr. M. Soleh Penggunaan kombinasi pupuk ZETA dan Urea dianjurkan sebesar 200 kg Urea + 500,5 kg ZETA + (P+K) + 10 ton pukan dan bila digunakan ZETA secara mandiri diperlukan dosis sebesar kg Urea + 932,5 kg ZETA (P+K) + 10 ton pukan.Penggunaan secara mandiri memberikan hasil 22,54% dibandingkan dengan perlakuan petani Pada tanaman jagung : Penggunaan kombinasi pupuk ZETA dan Urea dianjurkan sebesar 250 kg Urea + 10 kg ZETA + (P+K) + 5 ton pukan dan bila digunakan ZETA secara mandiri diperlukan dosis sebesar kg Urea + 670 kg ZETA + (P+K) + 5 ton pukan meningkatkan produksi tongkol kering sebesar 9,66% atau memberikan hasil pipilan kering sebesar 7,72% Tanaman padi : Penggunaan kombinasi pupuk ZETA dan Urea dianjurkan sebesar 250 kg Urea + 10 kg ZETA + (P+K) + 5 ton pukan dan bila digunakan ZETA secara mandiri diperlukan dosis sebesar kg Urea + 670 kg ZETA + (P+K) 5 ton pukan. Memberikan produksi gabah kering panen sebesar 9,66% dan memberikan hasil gabah kering giling sebesar 7%

Page 216: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

99

No Judul Kegiatan Kerjasama Sumber dana Pihak yang

terkait dalam kegiatan

Hasil Pengujian

02. Pengujian pupuk cair Super Green terhadap tanaman kubis

PT. Petrosida Gresik

Dr. QD. Ernawanto

Pemberian pupuk cair Super Green terhadap tanaman kubis dengan dosis 4 ml/l dengan volume semprot 500 l/ha yang diaplikasikan 6 kali dapat disaran sebagai pupuk pelengkap pada pemupukan 50% dari dosis rekomendasi.

03. Pengujian pupuk cair Super green terhadap tanaman kentang

Sda Ir. Al. Gamal Pratomo

Kombinasi pemupukan 50% dosis anjuran pupuk an organik ditambah 2 cc/l pupuk cair Super Green dapat disarankan sebgai alternatif pemupukan kentang.

04. Pengujian pupuk cair Super Green terhadap tanaman cabe merah

Sda Ir. Endang PK, MS Produksi tertingi sebesar 18,169 t/ha diperoleh dari pemupukan Super Green dengan konsentrasi 6 ml/l air (8 kali penyemprotan pada umur 20 hst – 90 hst dengan interval 10 hari) ditambah pupuk NPK dosis anjuran (200 kg Urea + 500 kg ZA + 250 SP-36 + 150 kg KCl/ha)

05. Pengujian pupuk Phosphat Alam Kasep terhadap tanaman padi

CV. Bunga Tani Lamongan

Ir. Suwono, MP Pemberian 200 kg/ha pupuk kasep mampu memberskan tambahan pendapatan hasil sebesar Rp. 806.800.-/ha atau setara dengan kenaikan pendapatan sebesar 10,2%.

06. Pengujian PPC Ureum terhadap tanaman kedelai

sda Ir. Ismail Wahab Pemberian PPC Ureum 6 ml/l air tanpa pupuk Urea dapat meningkatkan produksi tanaman kedelai dari 0,96 t/ha menjadi 1,39/ha. Pemberian pupuk Ureum 6l/l dengan 50 kg Urea + 50 kg SP-36 + 50 kg KCl/ha dapat meningkatkan produksi sebesar 28,4%

07. Pengujian PPC Seprint terhadap tanaman kedelai

sda Ir. Ismail Wahab Pemberian pupuk Sprint 6 ml/l air pada perlakuan Urea 0,25 dan 50 kg/ha +50 kg SP-36+ 10 kg KCl/ha dapat meningkatkan produksi berturut-turut sebesar 41,6%, 5,4% dan 8,5% pendapatan. Tingkat kesuburan rendah pemberian PPC Sprint dapat meningkatkan produksi kedelai sebesar 32,5%

08. Pengujian PPC Dosdet terhadap tanaman cabe merah

sda Ir. Endang PK, MS Penyusunan Laporan

09. Pengujian formula pupuk Cornalet pada tanaman jagung

PT. Saraswanti Anugerah Makmur

Ir. Suwono, MP Penyusunan Laporan

10. Pengujian pupuk NPK Kebomas terhadap tanaman kentang

PT. Petrokimia Gresik

Ir. Al. Gamal Pratomo

Pemeliharaan tanaman, pemupukan ke 1

Page 217: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

100

No Judul Kegiatan Kerjasama Sumber dana Pihak yang

terkait dalam kegiatan

Hasil Pengujian

11. Pengujian pupuk NPK Kebomas terhadap tanaman cabe merah

sda Ir. Endang PK, MS Panen

12. Pengujian pupuk NPK Kebomas terhadap tanaman bawang merah

sda Dr. QD. Ernawanto

Panen

13. Uji efektifitas pupuk Urea, ZA. TSP, SP-35, DAP dan KCl pada tanaman padi

PT. Petrokimia Gresik

Ir. Suwono, MP Tanam

14. Uji efektifitas pupuk urea, ZA,TSP,SP-36,DAP dan KCl pada tanaman jagung

sda Ir. Suwono, MP Tanam

15. Uji efektifitas pupuk urea, ZA,TSP.SP-36,DAP dan KCl pada tanaman bawang merah

sda Dr. QD. Ernawanto

Masih berjalan

Page 218: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

101

Tabel 24. Kerjasama dengan Instansi Pemerintah Kabupaten dan Kota se

Jawa Timur.

No Judul Kegiatan Penyandang

Dana Nomor/Tanggal Kontrak Jangka Waktu

01 Pengkajian tentang agrowisata terpadu di Kabupaten Pasuruan

Badan Pengembangan Sumberdaya Daerah Kabupaten Pasuruan

074/271/424.085/2004 Februari – Desember 2004

02 Pengkajian pembibitan kentang secara kultur jaringan di Kabupaten Pasuruan

Sda sda Sda

03. Pengkajian mendukung pengembangan lingkungan Agribisnis di Kota Batu dengan kegiatan 1. Studi banding ke

Bandung dan Bogor 2. Perbaikan

penanganan pasca panen sayuran

3. Rekayasa teknologi pertanian di lahan pekarangan

4. Penentuan pohon induk komoditas unggulan kota Batu

Dinas Pertanian Kota Batu

04. Pemetaan kesuburan tanah lahan sawah untuk penyusunan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi di Kabupaten Nganjuk

Dinas pertanian Tanaman pangan dan Perkebunan Kabupaten Nganjuk

074/548/411.411/2004 Agustus-Desember 2004

05. Pengkajian penyediaan bibit mendukubg pelepasan varietas pisang Agung Semeru dan Pisang Mas secara kultur jaringan dan bit

Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang

602.1/308.1/427.31/2004 April – Desember 2004

Page 219: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

102

3.5. SARANA

3.5.1. Daftar Inventaris Peralatan Laboratorium, Bengkel dan Kebun Percobaan (per 31 Desember 2004)

No. Jenis Barang Jumlah Barang

Tahun Pengadaan

Kondisi

I. Lab Tanah (170 m2) 1. AAS 1 unit 2002 Baik 2. Spectrphotometer 1 unit 2002 Baik 3. Distilator 1unit 2002 Baik 4. Touch Mixer 1 bh 2002 Baik 5. Magnetic Stirrer 1 bh 2002 Baik 6. Hot plate 1 bh 2002 Baik 7. Analitical Balance 1 bh 2002 Baik 8. Horizontal Shaker 1 unit 2002 Baik 9. Lemari Asam 1 bh 2002 Baik 10. Ph Meter 1 bh 2002 Baik 11. Grinder 1 bh 2002 Baik 12. Oven 1 bh 2002 Baik 13. Block Digester 1 bh 2002 Baik 14. Air compresor GGA 1 bh 2002 Baik 15. Distilator 1 bh 2002 Baik 16. Soil Hydrometer 1 bh 2002 Baik 17. Fume Hood 1 bh 2002 Baik 18. Hot Plate Stirer 1 bh 2002 Baik

II Lab. Pemuliaan Benih (170 m2)

1. Growth chamber 1 unit 1991 Kurang baik 2. Oven 1 unit 2002 Baik 3. Kulkas 1 unit 2001 Baik 4. Germinator 1 unit 2001 Baik 5. AC 1 unit 2001 Baik 6. Cool storage 1 unit 2003 Baik

III Lab. Agronomi (120 m2) 1. Kulkas 1 pintu 1 bh 1995 Baik 2. Oven 1 bh 1980 Ada kerusakan 3. Exikator Ø 25 cm 2 bh 1980 Baik Lab. Bioteknologi (135 m

2)

1. Laminar Air Flow 2 unit 1998 Baik 2. Refrigerator 1 bh 1987 Baik 3. Magnetic stirer 1 bh 1987 Baik 4. Timbangan 1 bh 1987 Baik 5. Autoclaf 1 bh 1987 Baik 6. Kompor gas 1 bh 2000 Baik 7. Glaswere 2 set 2001 Baik 8. AC 2 bh 2001 Baik 9. Rak Kultur 4 bh 1989 Baik

10. Timer 1 bh 2000 Baik 11. Shaker reciprocal 1unit 2001 Baik

Page 220: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

103

No. Jenis Barang Jumlah Barang

Tahun Pengadaan

Kondisi

V. Lab. Teknologi Hasil/Pasca Panen (155 m

2)

1 Analitical Balance 1 bh 1987 Baik

2 Hand Refractometer 2 bh 1987 Baik

3 Oven 1 bh 1987 Baik

4. Dryer 1 bh 2000 Baik

5. Autoclave 2 bh 1987 Baik

6. pH meter 1 bh 1987 Kurang baik

7. Distilator unit 1 bh 1987 Kurang baik

8. Muffle 1 bh 1987 Baik

9. Pengemas vakum 1 bh 2000 Baik

10. Vakum trying 1 bh 1999 Baik

11. Perajang bawang 1 bh 2001 Baik

12. Penutup kaleng 1 bh 1985 Baik

13. Spectrophotometer 1 bh 1987 Baik

14. Viscosi meter 1 bh 1987 Baik

15. Penetrometer 2 bh 1987 Baik

16. Penggiling daging 1 bh 2000 Baik

17 Hotspot furance 1 bh 2001 Baik

18 Kjeldol destilation 1 bh 2001 Baik 19 Mikroskop 1 bh 2001 Baik 20 Moisture ditermination 1 bh 2001 Baik 21 Penetrometer 1 bh 2001 Baik 22. Grain Moisture Tester 1 unit 2004 Baik 23. Timbangan 5 bh 2004 Baik 24. Alat Pengering 2 unit 2004 Baik 25. Alat Penyawut 2 unit 2004 Baik 26. Alat Pengepres 2 unit 2004 Baik 27. Alat Penggiling 1 unit 2004 Baik

VI. Lab. Analisis Pengolahan. Data (45 m

2)

1. Komputer /Dekstop 1 unit 2000 Baik 2. Plotter (Disign jet HP) 1 unit 2001 Baik VII Lab.Hama & Parasitologi (120 m

2)

1 Mikroskop binokuler 3 unit 1976 Baik 2 Mikroskop monokuler 1 unit 1993 Baik 3 Centrifuge 1 bh 1980 Rusak 4. Oven 2 bh 1988 Baik 5. Auto clave 1 bh Baik 6. Water bath 1 bh 1995 Baik VIII. Lab. Diseminasi ( 1012 m

2)

1. Move unit 1 unit 2001 Baik 2. Komputer 2 unit 2000/2001 Sedang 3. Digital Camera 1 unit 2001 Baik 4. LCD (Infocus) 1 unit 1995 Baik 5. Pemancar Radio FM/SW 1 unit 1987 Baik 6 Sheiringe gastight 1 bh 2001 Baik 7 Timbangan ohause 1 bh 2001 Baik

Page 221: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

104

No. Jenis Barang Jumlah Barang

Tahun Pengadaan

Kondisi

8. Vidio Camera 1 unit 2003 Baik 9. Computer Editing 1 unit 2003 Baik 10. Lampu Spot 1000 W 1 unit 2003 Baik 11. Lampu Spot 1000 W vidio light 1 unit 2003 Baik 12. Trimpot lampu “Manferoto” 2 unit 2003 Baik 13. VHS Player JVC Prof SR 30 E 1 unit 2003 Baik 14. Batery cadangan “Panasonik” 1 unit 2003 Baik IX. Bengkel/Pergudangan 1. Gerinda listrik stasioner TNW 1 unit 2002 Baik 2. Sander Melabo 1 unit 2002 Baik 3. Gerinda/Gerinda tangan Melabo 1 unit 2002 Baik 4. Bor tangan (mekanik) 1 unit 2002 Baik 5. Bor listrik (hand bor) 1 unit 2002 Baik 6. Sirkel listrik 1 unit 2002 Baik 7. Alat pembengkok pipa/besi 1 unit 2002 Baik 8. Toll kit Pertukangan 1 unit 2002 Baik 9. Klem/penjepit 1 unit 2002 Baik 10. Kompresor listrik 1 unit 2002 Baik 11. Alat test accu 1 unit 2002 Baik 12. Meja kerja 1 unit 2002 Baik 13. Bangku kerja 1 unit 2002 Baik 14. Pemotong besi 1 unit 2002 Baik 15. Mesin Las listrik 1 unit 2002 Baik 16. Gerinder 1 unit 2002 Baik 17. Gunting plat 1 unit 2002 Baik 18. Tang jemput 1 unit 2002 Baik 19. Pahat kayu 1 unit 2002 Baik 20. Mata bor 1 unit 2002 Baik 21. Califen 1 unit 2002 Baik 22. Gergaji siku 1 unit 2002 Baik 23. Skap kayu 1 unit 2002 Baik 24. Profil kayu 1 unit 2002 Baik 25. Jig saw 1 unit 2002 Baik 26. Mesin bor duduk 1 unit 2002 Baik 27. Meteran 5 m 1 unit 2002 Baik 28. Siku-siku 1 unit 2002 Baik 29. Sengkang gergaji besi 1 unit 2002 Baik 30. Gergaji kayu 1 unit 2002 Baik 31. Mata bor/plong 1 unit 2002 Baik X. KP. Mojosari (300.0000 m

2)

1. Printer hard disk 2 unit 2000 Baik 2. Layar monitor 1 unit 2000 Baik 3. Faximile 1 unit 2001 Baik 4. Telepon & intercom 1 unit 1976 Baik 5. Komputer 2 unit 1999 Baik 6. Sapi 5 ekor 1980 Baik/sehat 7. Mobil Jeep Hard Top 1 unit 1981 Baik 8. Traeler 1 unit 1998 Baik 9. Lori dorong 4 unit 2000 2 Baik/2 rusak 10. Klimatologi 1 unit 1995 Baik 11. Digital Grain Moisture meter 1 bh 2002 Baik

Page 222: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

105

No. Jenis Barang Jumlah Barang

Tahun Pengadaan

Kondisi

12. Pompa air sumur bor 2 unit 1991/1992 Baik 13. Small Bundle Traserr 1 unit 2001 Baik 14. Moisture tester 2 bh 2002 Baik 15. Mesin Diesel 2 unit 1999 Baik 16. Traktor 2 unit 1982 Baik 17. Mini Traktor 1 unit 1986 Baik 18. Corn sheller 1 unit 1986 Baik 19. Timbangan 2 bh 1997 Baik XI. KP. Malang (60 000 m

2)

1. Mesin Pompa air 1 unit 2001 Baik 2. Mesin Tresher 1 unit 2001 Baik 3. Hand Tractor 2 unit 2001 Baik 4. Mesin Babat Rumput 2 unit 2001, 2004 Baik 5. Genset/Dinamo 1 unit 2001 Baik

3.5.2. Usulan Pengadaan Peralatan yang belum terealisir per 31 Desember 2004

Laboratorium/Kebun Percobaan/Pelayanan Teknik

Jenis Barang Jumlah

I. Lab Analisa Pengolahan Data 1. Lap Top 1 unit II. Lab . Hama Parasitologi 1. Timbangan listrik 1 unit 2. Auto Clave 1 unit 3. Centrifuge 1 unit 4. Camera Digital 1 unit 5. Camera Mikroskop 1 unit 6. Handycam, 1 unit

Page 223: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2004

106

3.5.3. Rencana Renovasi/Pembangunan Fasilitas

No Jenis Bangunan Luas Keterangan

1. Screen House (rumah kasa) 3 unit 120 m2 Rutin 2. Ruang teknisi screen house 20 m2 Rutin 3. Lab. Bioteknologi 135 m2 Rutin

3.5.4. Renovasi/Pembangunan Fasilitas

No Jenis Bangunan Luas/Unit Keterangan

1. Penambahan MCK Satpam 6 m2 Rutin 2. Pemeliharaan ruang perpustakaan

(penggantian kuda-kuda) 120 m2 Rutin

3. Perbaikan eternit/plafon 90 m2 Rutin 4. Pengecatan dinding kantor 1603 m2 Rutin 5. Pembuatan pintu pagar besi (6 x 1,5

m) 9 m2 Rutin

6. Pembuatan sumur bor 1 unit Rutin 7. Pemeliharaan Lab. Agronomi 120 m2 Rutin 8. Pemeliharaan Lab. Hama Penyakit 120 m2 Rutin

Page 224: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

LLLAAAPPPOOORRRAAANNN TTTAAAHHHUUUNNNAAANNN BBBaaalllaaaiii PPPeeennngggkkkaaajjjiiiaaannn TTTeeekkknnnooolllooogggiii PPPeeerrrtttaaannniiiaaannn JJJaaawwwaaa TTTiiimmmuuurrr

TTTaaahhhuuunnn 222000000555

Penyunting :

Ketua : Endang Widajati

Sekretaris : Sjaiful Chanafi, S. Sos

Anggota : Dra. Iffah Irsjadina

: Khusnul Makin, SP

I Wayan Marka, SH

Ir. Sri Yuniastuti

Ir. Zainal Arifin, MP

Redaksi Pelaksana :

Prayitno Surip

DEPARTEMEN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

2006

Page 225: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Penerbitan buku ini dibiayai dari : DIPA BPTP JAWA TIMUR TA. 2006 Cover Depan : Panan raya dalam rangka Pengkajian Padi Ternak Sapi di Banyuwangi, salah satu kegiatan Prima

Tani di Lumajang, Perbenihan Kentang dan Binaan BPTP dalam kegiatan Industri Rumah Tangga di Bojonegoro

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) JawaTimur Jl. Raya Karangploso, KM. 4, PO Box 188 , Malang - 65101 Telp. : (0341) 494052; 485065 Fax. : (0341) 471255 e-mail : [email protected]

[email protected] Website : www.bptp-jatim-deptan.go.id

Laporan Tahunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Tahun 2005

Penyunting Ketua : Dra. Endang Widajati Sekretaris : Sjaiful Chanafi, S.Sos Anggota : Dra. Iffah Irsjadina I Wayan Marka, SH Ir. Sri Yuniastuti Ir. Zainal Arifin, MP Redaksi Pelaksana : Prayitno Surip Diterbitkan oleh : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur 2006 ISSN : 1693-8410

Page 226: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

i

KATA PENGANTAR

Sebagai bagian dari pertanggung jawaban institusi sebagai unit pelaksana

teknis yang memperoleh pendanaan yang bersumber dari APBN dan Kerjasama

dengan Pihak Ketiga untuk operasional kegiatannya dalam tahun 2006, laporan

tahunan ini disusun secara ringkas.

Untuk memudahkan, laporan ini disusun berdasarkan pengelompokan

kegiatan per RPTP (Rencana Pengkajian Tim Pengkaji) tentang Pedoman

Operasional DIPA BPTP Jawa Timur Tahun Anggaran 2006 dan dari pengelola

Manajemen Balai, yang secara garis besar dikelompokkan dalam Subag Tata

Usaha dan Seksi Pelayanan Teknik.

Kepada Tim Penyunting yang membantu penyusunan buku ini

disampaikan terima kasih dan penghargaan. Mudah-mudahan informasi yang ada

dalam laporan ini bermanfaat bagi yang memerlukan.

Malang, Mei 2007 Kepala Balai, Dr. Sudarmadi Purnomo NIP. 080 040 697

Page 227: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

i

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

I. PENDAHULUAN 1

II. MANAJEMEN BALAI 2

2.1. Struktur Organisasi 2

2.2. Manajemen 3

2.3. KETATA USAHAAN BALAI 5

2.3.1. Kepegawaian 5

2.3.1.1. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Kepangkatan 5

2.3.1.2. Tenaga Honorer Berdasarkan Jenjang Pendidikan 5

2.3.1.3. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Jabatan Fungsional 6

2.3.2. Rumah Tangga 6

2.3.2.1. Luas dan Pemanfaatan Lahan 7

2.3.2.2. Keadaan Bangunan dan Pemanfaatan 7

2.3.2.3. Sarana Mobilitas 7

2.3.2.4. Tambahan Peralatan Perkantoran 8

2.3.3. Keuangan 8

2.4. PELAYANAN TEKNIK 15

2.4.1 Kegiatan Informasi 15

2.4.1.1. Penyebaran Informasi Hasil Penelitian/Pengkajian 16

2.4.1.2. Perpustakaan 17

2.4.1.3. Pameran/Ekpose 18

2.4.1.4. Kunjungan Tamu 18

2.4.1.5. Kursus/Latihan, Seminar di dalam dan di luar BPTP, Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan dan Penelitian

20

2.4.1.6. Kegiatan Kerjasama Pihak Ketiga 29

2.5. SARANA 32

2.5.1. Daftar Inventaris Peralatan Laboratorium, Bengkel dan Kebun Percobaan

32

2.5.2. Usulan Pengadaan Peralatan yang Belum Terealisir 35

2.5.3. Rencana Renovasi/Pembangunan Fasilitas 35

2.5.4. Renovasi/Pembangunan Fasilitas 35

Page 228: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

ii

III. HASIL-HASIL KEGIATAN PROYEK PAATP T.A. 2005 36

3.1 Pendidikan dan Pelatihan Teknis 36

3.2. PENYUSUNAN PROGRAM DAN RENCANA KERJA/TEKNIS/ PROGRAM

37

3.2.1 Penyusunan Rencana Teknis 37

3.2.2. Sistem Informasi Menejemen (SIM) 38

3.2.3. Kegiatan Komisi Pengkajian 39

3.2.4. Project Complition Report (PCR) 39

3.3. Evaluasi Kegiatan 41

3.4. Pengembangan Kelembagaan 41

3.5. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

42

3.5.1. Karakterisasi dan Analisis Sumberdaya Pertanian 42

3.5.1.1. Pemanfaatan Model Simulasi untuk Strategi Budidaya Tanaman Pangan pada Berbagai Kejadian Iklim

42

3.5.1.2 Pemetaan Status Hara P dan K Lahan Kering di Kabupaten Sumenep

43

3.6. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

44

3.6.1. Optimalisasi Pengelolaan Usahatani Terpadu Berbasis Komoditas Unggulan Daerah

44

3.6.1.1 Pengkajian Pengelolaan Padi Varietas Lokal dan Unggulan Daerah

44

3.6.1.2 Pengkajian Pengelolaan Jagung Lokal Madura 45

3.6.1.3. Pengkajian Adaptasi Calon Varietas Hibrida Melon 46

3.6.1.4. Pengkajian Karakterisasi & Pengelolaan Varietas Lokal Hortikultura Unggulan Jatim

47

3.7. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

48

3.7.1. Optimalisasi Usahatani Terpadu Berbasis Teknologi Inovatif 48

3.7.1.1. Kajian Usahatani Berbasis Tembakau Madura Rendah Nikotin

48

Page 229: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

iii

3.7.1.2. Kajian Model Usahatani Pembibitan Sapi Potong Rakyat: Aspek Pemberdayaan Kelembagaan/ Kelompok Peternak

50

3.7.1.3. Pengkajian Konservasi Lahan Melalui Multistrata di Lahan Kering Dataran Rendah

50

3.7.1.4. Kajian Pengembangan Usaha Pertanian Konservasi Model Strip Cropping Tanaman Kentang - Pakan Ternak Di LKDT

52

3.7.1.5 Kajian Agroindustri Pedesaan 53

3.8. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

54

3.8.1. Pengkajian Model Agribisnis Berbasis Tanaman Buah Tropis

54

3.8.1.1. Kajian Pengembangan Agribisnis Mangga Podang Urang 54

3.8.1.2. Pengkajian Model Agribisnis Berbasis Jeruk Keprok dan Pulung Spesifik Lokasi

55

3.8.1.3. Pengkajian Model Agribisnis Berbasis Pisang Spesifik Lokasi

56

3.9. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

58

3.9.1. Kajian Pengembangan Agroindustri Perbenihan Tanaman Semusim

58

3.9.1.1. Kajian Pengembangan Agribisnis Perbenihan Padi VUB 58

3.9.1.2. Kajian Pengembangan Agribisnis Perbenihan Kentang 59

3.10. PROGRAM TEKNOLOGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERTANIAN TERPADU

60

3.10.1. Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMATANI)

60

3.10.1.1. Kajian Rancang Bangun Agribisnis Berbasis Introduksi Teknologi di Lahan Kering Dataran Tinggi (LKDT)

60

3.10.1.2. Kajian Rancang Bangun Agribisnis Berbasis Renovasi Teknologi di Lahan Sawah Intensif (LSI)

61

3.10.1.3. Pengkajian dan Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Agro Mendukung Pengembangan Agroindustri Pedesaan di Jatim

63

Page 230: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

iv

3.11. PROGRAM TEKNOLOGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERTANIAN TERPADU

64

3.11.1. Pengkajian Model Agribisnis Terpadu Berbasis Tanaman Pangan Unggulan

64

3.11.1.1. Pengkajian Model Agribisnis Terpadu Berbasis - Padi Ternak Sapi di Lahan Sawah Irigasi

64

3.11.1.2. Pengkajian Model Agribisnis Terpadu Tanaman Pangan - Ternak Sapi di Lahan Sawah Tadah Hujan

65

3.11.1.3. Pengkajian dan Pengembangan Model Usahatani Terpadu Padi - Udang Windu di Lahan Sawah Tambak di JawaTimur Bagian Timur

66

3.12. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

67

3.12.1. Analisis Dampak Pengembangan Teknologi 67

3.12.1.1. Analisis Dampak Pengkajian Pengembangan Teknologi Usahatani Terpadu Tanaman Pangan-Ternak di Lahan Sawah Irigasi di Jawa Timu

67

3.13. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

68

3.13.1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Jatim 68

3.13.1.1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Jawa Timur

68

3.14. PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA INFORMASI IPTEK, DISEMINASI DAN JARINGAN UMPAN BALIK

70

3.14.1. Percepatan Proses Transfer, Adopsi dan Difusi Teknologi Hasil Litkaji Di Jatim

70

3.14.1.1. Sosialisasi Teknologi Unggulan Melalui Visitor Plot 70

3.14.1.2. Visitor display 71

3.14.1.3. Pertemuan APTEK dan Temu Informasi Teknologi Pertanian di Jawa Timur

71

3.14.1.4. Temu Bisnis 72

3.14.1.5. Pengembangan Klinik Agribisnis 74

3.14.1.6. Kajian Pengembangan Metodologi Diseminasi 75

3.14.1.7. Study Banding dan Magang 76

3.14.1.8. Unit Komersialisasi Teknologi Pertanian (UKT) 77

Page 231: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

v

3.15. PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA INFORMASI IPTEK, DISEMINASI DAN JARINGAN UMPAN BALIK

78

3.15.1. Sosialisasi Informasi Hasil Litkaji Dengan Pendekatan Massal

78

3.15.1.1. Sosialisasi Informasi Teknologi Hasil Litkaji melalui Media Elektronik: Jarnet, TV/VCD, Operasional RKIP, Pengembangan Pelayanan Perpustakaan dengan CD/ISIS

78

3.15.1.2. Sosialisai Informasi Teknologi Hasil Litkaji melalui Media Cetak: (brosur, leaflet, poster, media masa lainnya)

78

3.15.1.3. Ekspose, Sosialisasi dan Promosi Teknologi Hasil Litkaji

79

3.15.1.4. Kajian Efektivitas Sistem Diseminasi dan PenyuLuhan dalam Proses Transfer dan Adopsi Teknologi

80

3.15.1.5. Karakterisasi Sosial Budaya Masyarakat tani dalam Alih Teknologi Pertanian

81

3.15.1.6. Pengkajian Proses Komunikasi, Diseminasi dan Umpan Balik Teknologi BPTP

82

3.15.1.7. Koordinasi Regional 83

3.15.1.8. Workshop Akreditasi Laboratorium 84

3.15.1.9. Kegiatan pencetakan Prosiding, Laporan Tahunan, Monograf, Buletin dan Sinartani

84

Page 232: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

1

BAB I

PENDAHULUAN

Program pengkajian BPTP Jawa Timur disusun atas dasar sumberdaya lahan

yang dominan ada di wilayah Jawa Timur. Sumberdaya lahan yang dominan tersebut

meliputi : lahan sawah irigasi, lahan kering dataran rendah dan dataran tinggi, lahan

perairan laut/pesisir serta darat dan lahan sawah tadah hujan. Disamping itu terdapat

program pengkajian yang bersifat lintas agroekologi (tematik) dan program diseminasi

informasi dan teknologi hasil pengkajian. Sistem usahatani yang dikembangkan dalam

setiap tipe sumberdaya tersebut berbasis komoditas unggulan dan bersifat lintas

komoditas atau lintas sub sektor. Sebagai konsekuensinya, pengkajian untuk

mendapatkan teknologi spesifik lokasi di masing-masing tipe lahan tersebut harus

dilakukan oleh Tim Peneliti yang bersifat lintas disiplin. Peta agroekologi wilayah Jawa

Timur yang telah disusun digunakan sebagai acuan dan dasar bagi tim peneliti untuk

melaksanakan pengkajian dan transfer teknologi kepada petani dan pengguna lainnya.

Untuk memudahkan pembaca mengikuti alur informasi yang disajikan, penyampaian

hasil pengkajian disusun sesuai dengan program tahun 2004, sesuai dengan RPTP

(Rencana Pengkajian Tim Peneliti), kegiatan dan sub kegiatan.

Pengembangan agribisnis komoditas unggulan wilayah harus berbasis pada

sumberdaya lokal yang tersedia serta didukung oleh inovasi dan teknologi yang

bersifat spesifik lokasi. Apabila hal tersebut dapat dilakukan secara ooptimal, maka

sistem dan usaha agribisnis yang dikembangkan memiliki daya saing yang tinggi dan

berkelanjutan. BPTP Jawa Timur sejak dibentuk tahun 1995 selalu berupaya

menghasilkan inovasi dan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi guna

mendukung pengembangan agribisnis di wilayah Jawa Timur

Laporan Tahunan ini menyajikan hasil-hasil pengkajian secara ringkas. Hasil

pengkajian secara utuh dan lengkap dapat dibaca pada terbitan lain berupa prosiding,

atau jurnal/bulletin yang juga diterbitkan oleh BPTP Jawa Timur. Materi lain yang

disajikan dalam Laporan Tahunan ini adalah berbagai hal yang menyangkut

manajemen Balai.

Page 233: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

2

BAB II MANAJEMEN BALAI

2.1. Struktur Organisasi

Dalam tahun 2001, struktur organisasi BPTP Jawa Timur menurut SK

Mentan Nomor 798/Kpts/OT.210/12/94, mengalami sedikit perubahan dengan

terbitnya SK Mentan terbaru, No.: 350/Kpts/OT.210/6/2001, Kepala Balai dalam

pelaksanaan tugasnya sehari-hari secara formal dibantu oleh dua orang pejabat

eselon empat yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Pelayanan

Teknik, serta dibantu Kelompok Penelitian dan Jabatan Fungsional lain. Namun

demikian, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dengan Surat Keputusan Kepala

Balai, Sub Bag. Tata Usaha dibantu oleh dua orang Kepala Urusan, yaitu Kepala

Urusan Kepegawaian dan Rumah Tangga, dan Kepala Urusan Keuangan dan

Rencana kerja, sedangkan Seksi Pelayanan Teknik dalam melaksanakan

tugasnya dibantu oleh dua Sub Seksi, yaitu Sub Seksi Kerjasama dan Informasi,

serta Sub Seksi Sarana. Bagan struktur organisasi BPTP Jawa Timur, sesuai SK

Menteri Pertanian terbaru di sajikan pada diagram berikut ini.

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi BPTP

KEPALA BALAI

KASUB BAG.

TATA USAHA

KELOMPOK PENELITI & JABATAN FUNGSIONAL

LAIN

KASIE PELAYANAN

TEKNIK

Page 234: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

3

2.2. Manajemen

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Kepala Balai dibantu oleh Kepala

Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi, Kepala Urusan, dan Pejabat Fungsional

dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi di lingkup

masing-masing dan antar satuan organisasi di BPTP maupun dengan instansi-

instansi mitra kerja BPTP Jawa Timur.

Setiap pemimpin/kepala satuan organisasi di lingkup BPTP Jawa Timur

bertugas memimpin, mengkoordinasi, memberi bimbingan/ petunjuk pelaksanaan

tugas bawahannya dan tanggung jawab langsung kepada atasannya masing-

masing. Dalam melaksanakan tugasnya masing-masing kepala satuan organisasi di

BPTP berpedoman pada keputusan dan kebijaksanaan Departemen Pertanian,

Badan Litbang Pertanian dan Kepala BPTP Jawa Timur.

Untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan tercapainya sasaran Balai,

sesuai dengan ketentuan Badan Litbang Pertanian dibentuk empat kelompok

fungsional yaitu: Kelompok Fungsional Sumberdaya, Pasca Panen, Budidaya dan

Sosial Ekonomi. Masing-masing kelompok diketuai oleh seorang ketua, sesuai

ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kepala Badan Litbang Pertanian.

Dalam perjalanan selama tahun 2004, BPTP Jawa Timur dalam menangani

kegiatan proyek dibantu oleh wakil atasan langsung sehari-hari, dalam hal ini

adalah Kepala IPPTP yang bersangkutan. Dalam menangani kegiatan yang

dibiayai oleh dana Rutin, Kepala Balai dibantu oleh Kasubag Tata Usaha.

Page 235: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

4

Tabel 1 Nama Pejabat Struktural, Ketua Kelompok Pengkajian dan Kepala Unit Kerja Lingkup BPTP Jawa Timur.

No Nama/NIP Jabatan

PEJABAT STRUKTURAL

1. Dr. Sudarmadi Purnomo (080 040 697)

Kepala Balai

2. Dra. Iffah Irsjadina (080 091 147)

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

3. Ir. Luki Rosmahani (080 057 189)

Pejabat Pembuat Komitmen I

4. Ir. Bambang Pikukuh (080 118 617)

Pejabat Pembuat Komitmen II

Satiman (080 052 138)

Urusan Kepegawaian

5. Dra. Endang Widajati (080 110 181)

Kepala Seksi Pelayanan Teknik

Sjaiful Chanafi S Sos (080 052 794)

Perpustakaan

KETUA KELOMPOK PENGKAJIAN

1. Ir. Sukarno Roesmarkam, MS (080 056 142)

Ketua Kelji Sumberdaya

2. Dr. M. Soleh (080 040 492)

Ketua Kelji Budidaya

3. Ir. Pudji Santoso, MS (080 053 325)

Ketua Kelji Sosial Ekonomi dan Kebijakan

4. Dr. Suhardjo (080 057 047)

Ketua Kelji Mekanisasi dan Teknologi Pasca Panen

KEPALA UNIT KERJA LINGKUP BPTP JATIM

1. Ir. Anang Muhariyanto (080 065 970)

Kepala Lab. Diseminasi Wonocolo

2. Ir. Gatot Kustiono (080 066 907)

Kepala Kebun Mojosari

3. Martono (080 027 208)

Kepala Kebun Malang

Untuk mengoptimalkan sumberdaya peneliti, sumberdaya lahan dan

alam yang bervariasi dan terpencar dilakukan monitoring dan evaluasi secara

berkesinambungan dan apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan dapat

segera diluruskan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Monitoring dan

Evaluasi dilakukan pada berbagai bentuk tingkat unit kerja dengan terpola dan

dikoordinir oleh Kepala BPTP.

2.3.KETATA USAHAAN BALAI

2.3.1. Kepegawaian

2.3.1.1. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Golongan Kepangkatan

Sumberdaya manusia di seluruh unit kerja BPTP Jawa Timur per 31

Desember 2005, total berjumlah 234 orang, terdiri dari 183 orang PNS dan 51

orang tenaga honorer. Jumlah tenaga honorer yang cukup banyak merupakan

masalah yang berat mengingat terbatasnya kesempatan pengangkatan.

Page 236: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

5

Pegawai Negeri Sipil berdasarkan golongan di lingkup BPTP Jawa Timur

terbanyak adalah golongan III (99 orang), kemudian diikuti oleh golongan II (37

orang), golongan I (11 orang) dan golongan IV (36 orang) Tabel 75.

Tabel 2. Keragaan PNS berdasarkan Golongan dan Pendidikan

Sumber : SIMPEG-BPTP Jawa Timur - 2005

2.3.1.2. Tenaga Honorer Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Penyebaran tenaga honorer di unit kerja lingkup BPTP Jawa Timur total

51 orang, yang terdiri dari 18 lulusan SD dan SMP, dan 25 orang lulusan SLTA

(Tabel 3). Masa kerja sebagai tenaga honorer berkisar dari 1 tahun sampai

dengan 17 tahun. Dengan adanya kebijaksanaan kepegawaian “Minus Growth”

maka kesempatan untuk diangkat menjadi PNS kecil sekali.

Tabel 3. Penyebaran Tenaga Honorer menurut Tingkat Pendidikan di Lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2004.

No. Unit Kerja Tingkat Pendidikan

S1 SM SLTA SLTP SD TTSD Jumlah

1. BPTP Jawa Timur 6 1 16 3 3 - 29

2. IPPTP Mojosari 3 5 1 4 - - 13

3. IPPTP Wonocolo 1 - 5 3 - - 9 Keterangan TTSD = Tidak Tamat Sekolah Dasar

2.3.1.3. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Jabatan Fungsional

Sebaran pegawai menurut jenis jabatan fungsional di unit kerja lingkup

BPTP Jawa Timur, terbanyak adalah administrasi 67 orang, kemudian diikuti

peneliti 57 orang, peneliti non klas 8 orang, tenaga teknisi Non Klas sebanyak

13 orang, dan teknisi litkayasa 37 orang (Tabel 4).

Sebaran pegawai menurut jenjang fungsional (Tabel 4), dari peneliti, 54

orang telah memiliki jenjang fungsional peneliti, sebagian besar (21 orang)

penyuluh sudah memiliki fungsional, sebanyak 17 orang teknisi mempunyai

fungsional teknisi dan 8 orang belum memiliki jenjang fungsional. Sementara

Golongan Jumlah

I 11 orang

II 37 orang

III 99 orang

IV 36 orang

Total 183 orang

Page 237: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

6

itu, sebaran jenjang fungsional peneliti, penyuluh teknisi litkayasa dan

pustakawan seperti terlihat pada (Tabel 5).

Tabel 4. Keragaan SDM di BPTP Jawa Timur

No Unit Kerja Peneliti Penyu

luh Litkayasa

Pusta kawan

Administrasi Honorer

1. BPTP Jawa Timur 55 3 23 1 32 29 2. K.P. Mojosari 1 - 14 - 7 9

3. Lab. Dis. Wonocolo

1 17 - 1 29 13

Tabel 5. Jumlah pegawai menurut jabatan fungsional di lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2005.

No Jabatan Fungsional Jumlah

Peneliti 1. Ahli Peneliti Utama 3 2. Ahli Peneliti Madya 4 3. Ahli Peneliti Muda 7 4. Peneliti Madya 5 5. Peneliti Muda 6 6. Ajun Peneliti Madya 10 7. Ajun Peneliti Muda 4 8. Asisten Peneliti Madya 3 9. Asisten Peneliti Muda 5 10. Peneliti Non Klasifikasi 8

Jumlah 55

Penyuluh 1. Penyuluh Pertanian Utama - 2. Penyuluh Pertanian Madya 10 3. Penyuluh Pertanian Muda 8 4. Penyuluh Pertanian Pratama 1 5. Penyuluh Pertanian Non Klasifikasi 1

Jumlah 20

Teknisi Litkayasa 1. Teknisi Litkayasa Penyelia 2 2. Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan 4 3. Teknisi Litkayasa Pelaksana 5 4. Teknisi Litkayasa Pemula - 5. Teknisi Litkayasa Non Klas 27 Jumlah 38 Pustakawan

1. Pustakawan 2 2. Ajun Pustakawan -

Jumlah 2

*) Data kepegawaian Per 31 Desember 2005.

Page 238: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

7

2.3.2. Rumah Tangga

Fasilitas BPTP Jawa Timur tersebar di 3 lokasi sesuai dengan unit kerja

yang ada.

2.3.2.1. Luas dan Pemanfaatan Lahan

BPTP Jawa Timur memiliki lahan, tersebar di 3 unit kerja lingkup BPTP

Jatim, yang luas bervariasi (Tabel 6). Lahan yang paling luas adalah di IPPTP

Mojosari seluas 30 ha, dan lahan yang paling sempit seluas 0,4 ha di IPPTP

Wonocolo.

Tabel 6. Luas dan pemanfaatan lahan pada seluruh unit kerja lingkup BPTP Jawa Timur, per 31 Desember 2005.

No Unit Kerja/IPPTP Luas lahan (ha)

Bangunan

(m2)

Empla semen (m2)

Peru mahan (m2)

Sawah (ha)

Tegal (ha)

Kolam/bak (m2)

Lapangan

(m2)

Tanaman Koleksi

(ha)

1. BPTP Jawa Timur 8 6.446 10.919 550 0,5 5,5 250/100 - 5,5 2. KP Mojosari 30 7.093,83 9980 794 25 - - - - 4. Lab. Dis. Wonocolo 0,4 1.309,75 280 974 - - - - -

2.3.2.2. Keadaan Bangunan dan Pemanfaatan

Luas lahan yang digunakan untuk bangunan terdiri dari ruang kerja,

ruang rapat, perpustakaan, laboratorium, rumah kasa/kaca, bengkel, gudang,

asrama/mess, ruang tamu, garasi, kandang, kantin dan mushola (Tabel 7).

Tabel 7. Luas Bangunan dan pemanfaatannya di lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2005

No Unit

Kerja/IPPTP R. Kerja

(m2)

Perpus takaan (m

2)

Ruang. pertemuan

(m2)

Lab (m

2)

RuangKaca/ kasa

Gudang (m

2)

Mess (m

2)

Kandang (m

2)

Garage (m

2)

R. Dinas (m

2)

R Jabatan

(m2)

TempatCucit mobil (m

2)

Lain-Lain (m

2)

1. BPTP Jawa Timur 1141 120 365 915 90/ 230

105 110 - 240 - 120 14 1316

2. K.P. Mojosari 110,72 12 60 - - 705,98 372 254 114 215,70 -

4. ILab. Dis. Wonocolo

460 70 450 - - 80 504 - 36 703,25 -

Keterangan pada kolom lain-lain : Ruang Kantin 60 m

2

Ruang tamu/tunggu 244 m2

Lantai jemur 420 m2

Gedung Klinik Agribisnis 60 m2

Work Shop Pasca Panen 60 m2

Bengkel 121 m2

Masjid 165 m2

MCK 162 m2

Ruang Satpam (Ruang Jaga) 24 m2

Page 239: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

8

2.3.2.3. Sarana Mobilitas

Sarana mobilitas di BPTP Jawa Timur dirasakan sangat terbatas.

Kendaraan yang adapun rata-rata sudah tua sehingga biaya operasionalnya

cukup tinggi. Dengan jumlah kendaraan yang ada (Tabel 8), belum mampu

mendukung tugas pokok dan fungsi BPTP Jawa Timur yang cakupan tugasnya

sangat luas.

Tabel 8 Jumlah dan Keberadaan Kendaraan roda 2 dan roda 4 pada unit BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2005.

No. Unit Kerja Kendaraan roda 2 (unit) Kendaraan roda 4 (unit)

1. BPTP Jawa Timur 14 9 2. Lab. Dis. Wonocolo 2 4 4. KP Mojosari 1 1

2.3.2.4. Tambahan Peralatan Perkantoran

Pengadaan peralatan perkantoran terutama dari anggaran rutin, dan

Proyek pada Tahun Anggaran 2005, diutamakan untuk melengkapi Kantor

Pusat BPTP Jawa Timur (Tabel 9).dan (Tabel 9 a).

Tabel 9. Penambahan Peralatan Kantor di Lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2005 (Proyek PAATP)

No Nama/Jenis Barang BPTP

(unit/buah) IPPTP Mojosari

(unit/buah) IPPTP Wonocolo

(unit/buah)

1 Note book Toshiba 1 unit - - 2 Computer 43 unit - - 3 Printer HP Laser Jet 1010 1 unit - - 4 Cash Box 1 unit - - 5 Tempat tidur Periksa 1 buah - - 6 Rak besi siku 2 buah 7 Pompa air 1 unit - - 8 Papan Muvitex 1 buah - -

Tabel 9 a. Penambahan Peralatan Kantor di Lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2005 (Anggaran Rutin)

No Nama/Jenis Barang BPTP

(unit/buah)

IPPTP Mojosari

(unit/buah)

IPPTP Wonocolo (unit/buah)

1. Kerata dorong 1 unit - - 2. Tangga Alumunium 1 unit - -

Page 240: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

9

2.3.3. Keuangan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

Kode : 018.09.05.13.567364, Tahun Anggaran : 2005 Semester II

Laporan keuangan tahunan ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah

satu wujud transparansi dan akuntabilitas, sebagaimana diamanatkan dalam tata

kelola yang baik (good governance). Sedangkan tujuan Catatan Atas Laporan

Keuangan adalah menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos Laporan

Keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai.

I. PENDAHULUAN

I.1. DASAR HUKUM

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 59/PMK.03/2005

Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

I.2. PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan ini mencakup seluruh transaksi keuangan yang

dikelola oleh Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur yang

berasal dari dana APBN dan Loan ADB 1526 INO sebesar Rp. 14.939.988.000,-

dengan rician sbb :

1. Kegiatan : Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian (5052) pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur (BPTP Jatim) :

- Rupiah Murni ( RM ) Rp. 5.537.185.000,- - Rekening Khusus (RK) Rp. 849.279.750,- - Rupiah Murni Pendamping (RMP) Rp. 1.810.175.250,- - Pendapatan Non Pajak (PNP) Rp. 53.348.000,- - Rp. 8.249.988.000,-

2. Kegiatan : Penelitian dan Pengembagan Teknologi Tinggi dan Strategi

Komoditas (5030) pada Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia Pasuruan

(P3GI – Pasuruan) :

Page 241: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

10

- Rupiah Murni ( RM ) Rp. 5.089.700.000,-

- Rekening Khusus (RK) Rp. 389.995.000,-

- Rupiah Murni Pendamping (RMP) Rp. 1.210.305.000,-

- Rp. 6.690.000.000,-

Rp. 14.939.988.000,-

Kegiatan : Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian

(5052) dilaksanakan oleh 1.) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur 2)

Laboratorium Diseminasi Wonocolo dan 3) Kebun Percobaan Mojosari,

sedangkan Kegiatan : Penelitian dan Pengembagan Teknologi Tinggi dan

Strategi Komoditas (5030) dilaksanakan oleh Pusat Penelitian Perkebunan Gula

Indonesia Pasuruan (P3GI – Pasuruan) yang tertuang dalam DIPA Satker : Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Tahun Anggaran 2005. Laporan

Keuangan Satker : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ini terdiri

dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan,

yang disusun oleh satuan kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

dengan menggunakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). SAI terdiri dari Sistem

Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN)

Data Sumber berupa Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D) pada Laporan keuangan ini telah di Rekonsiliasi dengan

Bendahara Umum Negara dalam hal ini adalah Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) Malang (032)

II. KEBIJAKSANAAN AKUNTANSI

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan ini yaitu basis

kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan sedangkan

penyusunan Neraca menggunakan basis akrual untuk pengakuan aset,

hutang/kewajiban dan ekuitas dana.

II.1. Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Umum Negara (KUN) yang

menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun bersangkutan yang menjadi

hak pemerintah dan tidak perlu dibayarkan kembali oleh pemerintah.

Page 242: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

11

Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN),.

Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan

membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya. (setelah

dikompensasikan dengan pengeluaran)

II.2. Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran Kas Umum Negara (KUN) yang

mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang

tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja diakui

pada saat terjadi pengeluaran kas dari Kas Umum Negara (KUN). Khusus

pengeluaran melalui bendahara pengakuan, belanja terjadi pada saat

pertanggung jawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

III. RINGKASAN LAPORAN

Selama periode/tahun anggaran 2005, Satker : Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Jawa Timur menerima anggaran pengeluaran sebesar Rp.

14.939.988.000,- yang digunakan untuk membiayai kegiatan Satker : Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur, yang terdiri dari anggaran satuan

kerja sebesar Rp 14.939.988.000,- dana dekonsentarsi sebesar Rp. 0,- dan

dana pembantuan sebesar Rp. 0,- dari anggaran tersebut, terealisasi sebesar

Rp. 11.602.191.864,- atau 77,66 % dari total anggaran dengan perincian sebagai

berikut :

Page 243: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

12

Kegiatan : Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian (5052) pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur (BPTP Jatim) :

Rupiah Murni ( RM ) Rp. 5.192.196.758,-

Rekening Khusus (RK) Rp. 525.666.950,-

Rupiah Murni Pendamping (RMP) Rp. 1.558.551.315,-

Pendapatan Non Pajak (PNP) Rp. 14.899.500,-

Sub Jumlah (5052) Rp. 7.291.314.523,- (88,38%)

Kegiatan : Penelitian dan Pengembagan Teknologi Tinggi dan Strategi Komoditas (5030) pada Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia Pasuruan (P3GI – Pasuruan) :

Rupiah Murni ( RM ) Rp. 3.373.986.900,-

Rekening Khusus (RK) Rp. 223.759.253,-

Rupiah Murni Pendamping (RMP) Rp. 713.131.188,-

Sub Jumlah 5030 Rp 4.310.877.341,- (64,44%)

- Realisasi Satuan Kerja Rp 11.602.191.864,- (77,66%)

- Realisasi Dana Dekonsenrtrasi Rp 0,- ( 0 )

- Realisasi Dana Tugas Pembantuan Rp 0,- ( 0 )

Estimasi pendapatan yang dialokasikan pada Satker Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jawa Timur untuk tahun anggran 2005 sebesar Rp.

57.500.000,- Realisasi pendapatan pada tahun anggaran 2005 sebesar Rp.

51.727.176,- yang berasal dari pendapatan PNBP dan hibah sebagai berikut :

No. U r a i a n Kode MAP Jumlah (Rp.)

1. Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan.

423111 12.807.500,-

2. Pendapatan Penjualan Dokumen Lelang 423117 5.000.000,-

3. Pendapatan Sewa, Rumah Dinas/Rumah Negeri. 423131 834.080,-

4. Pendapatan Sewa Gedung, Bangunan dan Gudang 423132 6.182.000,-

5. Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi Teknologi 423146 15.292.625,-

6. Penerimaan Kembali Bel. Peg. Pusat TAYL 423421 11.610.971,-

7. Hibah - 0,-

Jumlah 51.727.176,-

Posisi keuangan (Neraca) pada Satker Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Jawa Timur adalah sebesar Rp. 24.694.954.832,- kewajiban sebesar

Rp. 0,- dan ekuitas dana sebesar Rp. 24.694.954.832,-

Jumlah aset sebesar Rp. 24.694.954.832,- terdiri dari :

Page 244: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

13

Aset Lancar sebesar Rp. 0,- Aset Tetap sebesar Rp. 24.463.287.832,- Aset Lainnya sebesar Rp. 231.677.000,- Jumlah Kewajiban sebesar Rp. 0,- Total Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp. 24.694.954.832,-

IV. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Pendapatan :

Pendapatan terdiri dari penerimaan perpajakan dan Penerimaan Negara

Bukan Pajak

o Penerimaan pajak selama periode ini adalah sebesar Rp. …………..

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga memberikan kontribusi bagi

pendapatan negara.

o Realisasi PNBP pada tahun anggaran 2005 sebesar Rp. 51.727.176,-atau

89,96.% dari anggarannya.

o Tidak tercapainya sasaran PNBP pada periode ini antara lain disebabkan :

Realisasi pada jenis pendapatan penjualan Hasil Pertanian, Kehutanan

dan Perkebunan pada periode ini tidak sesuai dengan target pada

anggarannya.

Selain pendapatan pajak dan PNBP, juga terdapat pendapaatn yang

berasal dari hibah, dengan realisasi sebesar Rp. 0,- dimana sebesar Rp. 0,-

terjadi pada periode sebelumnya dan sisanya sebesar Rp. 0,- pada periode

berjalan. Karena kedua jenis pengembalian pendapatan ini bersifat normal dan

berulang (recurring), maka dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada

periode terjadinya pengembalian.

Belanja :

Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip

penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-

kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL).

Page 245: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

14

Belanja meliputi (i) belanja pegawai (ii) belanja barang dan jasa dan (iii) belanja

modal.

- Realisasi belanja pegawai Rp. 5.462.783.769,- atau (36,56 %)dari pagu - Realisasi belanja barang dan jasa Rp. 5.933.241.695,- atau (39,71 %) dari pagu - Realisasi belanja modal Rp. 206.166.400,- atau (1,38 %) dari pagu

Pengembalian belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada

periode ini sebesar Rp. 0,- dan dibukukan sebagai kontra pos belanja pada

periode yang sama. Sedangkan pengembalian belanja dari periode terdahulu

sebesar Rp. 504,-. dibukukan sebagai pendapatan lain-lain

V. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

Kas di Bendahara Pengeluaran

Saldo kas di Bendahara Pengeluaran pada Satker Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jawa Timur per 31 Desember 2005 sebesar Rp. 0,-

merupakan saldo kas pada Bendahara Pengeluaran.

Jumlah diatas merupakan saldo kas/bank dari penerimaan uang persediaan

yang belum dipertanggung jawabkan secara definitif kepada Kas Negara pada

tanggal Neraca

Page 246: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

15

Kas di Bendahara Penerimaan

Saldo kas di Bendahara Penerimaan pada Satker Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jawa Timur per 31 Desember 2005 sebesar Rp. 0,-

merupakan saldo kas pada Bendahara Penerimaan.

Kas di Bendahara Penerimaan adalah penerimaan Pendapatan Negara Bukan

Pajak (PNBP) yang belum disetor ke Kas Negara pada tanggal Neraca.

Piutang

Piutang adalah semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang,

barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal

neraca, yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari 12

bulan. Piutang dicatat dengan nilai nominal dan diakui pada saat timbulnya hak

atas piutang tersebut.

Terdapat piutang tuntutan ganti rugi (TGR) atas tunjangan fungsional per 31

Desember 2005 ebesar Rp. 8.994.800,-

Persediaan

Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau

perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca, yang diperoleh dengan maksud

untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang

dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat. Terdapat persediaan pada tanggal 31 Desemmber 2005 sebesar Rp.

0,- (hasil inventarisasi)

Aset Tetap

Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih

dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan

oleh masyarakat umum.

Nilai aset tetap per 31 Desember 2005 sebesar Rp. 24.463.287.832,-, dengan

perincian sebagai berikut :

Page 247: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

16

- Tanah Rp. 642.400.000,- - Peralatan dan Mesin Rp. 20.380.173.492,

- - Gedung dan Bangunan Rp. 3.362.158.840,- - Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp. 46.295.500,- - Konstruksi dalam Pengerjaan Rp. 0,- - Aset Tetap Lainnya Rp. 32.260.000,-

Penambahan aset tetap berasal dari pembelian, pembagunan, transfer

dari unit lain dan hibah. Pengurangan aset tetap berasal dari : penghapusan aset

tetap dan transfer ke unit lain.

Aset Lainnya

Aset lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset

lancar, investasi permanen dan aset tetap pada tanggal neraca. Aset Lainnya

terdiri dari atas :

- Tagihan Penjualan Angsuran Rp. 0,- - Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Rp. 8.994.800,-

Tagihan Penjualan Angsuran merupakan posisi tagihan penjualan

angsuran kepada pihak ketiga pada tanggal neraca yang akan dilunasi dalam

beberapa kali pembayaran.

Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) merupakan posisi tagihan instansi

yang bersangkutan pada tanggal neraca yang terdiri atas tagihan TGR dan

tagihan Tuntutan Perbendaharaan yang akan dilunasi dalam beberapa kali

pembayaran.

Uang Muka dari KUN

Uang muka dari KUN adalah uang persediaan yang belum dipergunakan

dan/atau yang belum dapat dipertanggungjawabkan sebagai pengeluaran

definitif.

Page 248: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

17

Pendapatan yang Ditangguhkan

Merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak yang sudah dipungut tetapi

belum disetor ke kas negara pada tanggal pelaporan

Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Lancar adalah kekayaan bersih pemerintah yang

merupakan selisih antara nilai aset lancar dengan kewajiban lancar/jangka

pendek yang terdiri atas :

- Cadangan Piutang Rp 0,- - Cadangan Persediaan Rp 0,-

Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas Dana Investasi adalah dana yang diinvestasikan dalam aset

tetap dan aset lainnya Per 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp. 0,-

VI. INFORMASI TAMBAHAN

Pada tanggal 2 Januari 2006 telah disetor Uang muka dari Kas Umum

Negara (KUN) yang tidak dapat dipertanggung jawabkan sebesar Rp

207.202.036,- (RM/RMP) dan Rp. 224.772,- (RK/PHLN) ke Kas Negara yang

merupakan sisa saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Tahun Anggaran 2005

2.4. PELAYANAN TEKNIK

2.4.1. Kegiatan Informasi

Kegiatan informasi di BPTP jawa Timur meliputi semua kegiatan yang

berkaitan dengan Diseminasi Hasil Penelitian/Pengkajian melalui berbagai bentuk

pertemuan, pendokumentasian hasil penelitian/pengkajian. Balai, menyajikan

materi informasi dalam bentuk yang dikehendaki (laporan berkala, publikasi,

tercetak dan elektronik layanan internet), dan penyelenggaraan perpustakaan

2.4.1.1. Penyebaran informasi Hasil Penelitian/Pengkajian

Kegiatan informasi di BPTP jawa Timur meliputi semua kegiatan yang

berkaitan dengan Diseminasi Hasil Penelitian/Pengkajian melalui berbagai bentuk

pertemuan, pendokumentasian hasil penelitian/pengkajian. Balai, menyajikan

materi informasi dalam bentuk yang dikehendaki (laporan, publikasi, layanan

internet), dan penyelenggaraan perpustakaan.

Page 249: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

18

Tabel 12. Diseminasi Hasil Penelitian/Pengkajian yang dihasilkan BPTP Jawa Timur TA 2005

Nomor Nama Publikasi Jumlah (Judul/

eksemplar) Keterangan

1. Pertemuan-Pertemuan

Seminar Lokakarya Temu Informasi Temu Aptek Temu lapang Pelatihan/magang Kunjungan Pertemuan Tim Teknis Teknologi Pertanian Pertemuan Komisi Teknologi Pertanian

2 kali 1 kali 1 kali 3 kali

- 3 kali

-

1 kali 1 kali

Intern danNasional Regional Meeting BPTP Dosen UM, Dosen Unitri, petugas dari Distan PTT

2. Pengembangan Informasi Teknologi

a. Media Cetak.

Prosiding Seminari Juknis Rakitan Teknologi Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian Laporan Tahunan Laporan Bulanan Brosur Liptan (leaflet) Folder

**)

Publikasi lain Mass Media

200 eks

1000 eks *)

200 eks 200 eks

4/12 -

6/4000 5/4000

- 2

Semnas Inovasi Teknologi & Kelembagaan Olahan Tepung Sukun Olahan Tepung Kasava Kacang tanah di lahan kapur

b.Media Elektronik Radio Komunikasi dan Informasi Pertanian RRI Stasiun Malang Paket Siaran TV Website BPTP Jatim

Setiap hari 8 kali 1kali 2 kali

updating data

c.Pameran/Ekspose Lokal Regional Nasional

3 kali 1 kali 4 kali

d. Visitor Plot KP Karangploso, Malang Wonocolo, Surabaya Mojosari, Mojokerto

1 unit 1 unit 1 unit

e. Unit Komersialisasi Teknologi (UKT)

Operasionalisasi jasa layanan Balai Mendukung kegiatan promosi Balai Rintisan agribisnis (produksi benih/bibit, publikasi ) Inisiasi Kerjasama berorientasi HAKI

5 lab

2 keg 1 keg

f. Layanan Perpustakaan

Foto copy Penelusuran literature Penyusunan bibliografi

216 579

-

Keterangan : *) Dicetak oleh Biro Perekonomian Pemprop Jawa Timur

**) Usahatani Kentang Model Konservasi

Budidaya Jamur Tiram

Pemeliharaan Tanaman Rimpang

Pengelolaan Padi Lokal

Penangnan Pasca Panen Pisang

Page 250: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

19

3.4.1.2. Perpustakaan

Kondisi Perpustakaan di lingkup BPTP Jawa Timur saat ini sudah relative

lebih baik, dilihat dari penambahan fasilitas dan koleksi Perpustakaan, karena

selama tiga tahun ini sudah mendapatkan alokasi dana pengadaan buku dari

Proyek PAATP, sedangkan untuk pemeliharaan dan penyelenggaraan

Perpustakaan masih mendapat dana dari Rutin, walaupun jumlahnya masih jauh

dari cukup. Penambahan pengadaan pustaka secara berkesinambungan untuk

peningkatan kualitas maupun kuantitasnya yang disesuaikan dengan tugas dan

fungsi Balai, serta peningkatan sumberdaya manusia masih sangat diperlukan

untuk menunjang kegiatan BPTP Jawa Timur. Tambahan bahan pustaka yang

diterima pada TA. 2005 oleh BPTP Jawa Timur disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 13. Jumlah tambahan bahan Pustaka pada Satuan Kerja Lingkup BPTP Jawa Timur TA 2005

No Unit Kerja Buku (judul)

Majalah (judul)

Brosur/ leaflet (judul)

1. BPTP Jawa Timur

110 113 49

4. Lab. Dis. Wonocolo

180 43 23

5. KP. Mojosari

Sumber : Perpustakaan – BPTP Jawa Timur

Jumlah pengunjung perpustakaan sebagian besar adalah peneliti,

mahasiswa dan penyuluh. Pada umumnya, selain membaca bahan pustaka,

mereka juga memanfaatkan jasa peminjaman ataupun fotokopi. Data pengguna

jasa perpustakaan selengkapnya tertera pada Tabel 14.

Tabel 14. Jumlah pengunjung perpustakaan, fotokopi, penelusuran dan peminjaman pustaka pada Unit Kerja Lingkup BPTP Jawa Timur TA 2005

No Unit Kerja

Pengunjung Penggunaan Jasa

Peneliti Mahasiswa/Umum

Penyuluh Foto Copy

Penelu-suran

Pemin-jaman

1. BPTP Jawa Timur 357 468 100 127 457 108

4. Lab. Diseminasi Wonocolo

- 389 217 89 302 -

5. KP. Mojosari

- - - - - -

Page 251: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

20

3.4.1.3. Pameran/ Ekspose

Dalam tahun 2005, cukup banyak kegiatan Pameran/Ekspose yang

diikuti oleh BPTP Jawa Timur, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel .15. Kegiatan Pameran, Temu Lapang Waktu Nama Kegiatan Tempat

Pemeran :

28-6 Februari 2005 1. Ekpose HUT Purwodadi (Nasional) Kebun Raya Purwodadi Pasuruan

19-22 Mei 2005 2. Agro-Food Expo (Nasional) Jakarta

5-8 Juni 2005 3. Sosialisasi & Expose Munas KTNA & Hari Krida Pertanian (Nasional)

Surabaya

13 Desember 2005 4. Seminar Nasional & Ekspo BPTP Jatim (Nasional)

BPTP Jawa Timur Malang

12-14 September 2005 5. Pekan Padi Nasional (Inovasi Teknologi Padi) pada International Rice Conference 2005 (Internasional)

Tabanan Bali

6. Gelar Agribisnis III

21-24 Juli 2005 7. Agribusiness Expo (Nasional) WTC Surabaya

18 Nopember 2005 8. Hari Pangan Sedunia XXV (Regional) Surabaya

28-31 Juli 2005 9. Horticultura Expo (Techno Ekspo Horticultura (Nasional)

Lolit Jaruk Tlekung-Batu

28-29 Mei 2005 10. Sosialisasi dan Ekspose Hasil Litkaji 3 Kabupaten

Hotel Utami Surabaya

19-22 September 2005 11. Pameran Produk-Gelar Agrinisnis di BBDATPO

Ketindan- Lawang, Malang

Temu Lapang :

3.4.1.4. Kunjungan Tamu

Selama tahun Anggaran 2005 BPTP Jawa Timur (kantor pusat)

menerima kunjungan sebanyak 31kali dengan peserta sejumlah 816 orang terdiri

dari: Kunjungan instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, Pendidikan Menengah,

Pengusaha/swasta, Kelompok Tani/kontak Tani.

Page 252: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

21

Tabel 16. Daftar Kunjungan ke BPTP Jawa Timur 2005

No Tanggal Instansi/Universitas/Sekolah/

Perorangan Materi

1 17-1-2005 SMU Blega Bangkalan Pemuliaan Tanaman

2 19-1-2005 SD Sabilillah Malang Tugas BPTP

3 17-2-2005 SMU Cerme Gresik Perbenihan

4 21-2-2005 IPP Kabupaten Gresik Diseminasi BPTP Jawa Timur

5 22-2-2005 SMU Santa Agnes Surabaya Hasil Penelitian dan Pengkajian BPTP Jatim

6 23-2-2005 KTNA Desa Sukosari Kab. Tuban Peternakan dan Pakan Ternak

7 17-2-2005 Universtas Brawijaya Malang Hasil Penelitian dan Pengkajian BPTP Jatim

8 12-4-2005 KIPPK Kabupaten Madiun Bahan-bahan informasi penyuluhan

9 13-4-2005 Diperta Kabupaten Situbondo Informasi kegiatan penyuluhan

10 13-4-2005 Balai Besar Ketindan Peta sebaran tanaman obat dan rempah Kerja sama tentang enzym pada padi

11 14-4-2005 Kelompok Tani Rukun Makmur Budidaya padi dan pasca panen padi

12 Hendra Teja W. Konfermasi pupuk mikro

13 Mochamad Sawal Jeruk Keprok Siam

14 Dinas Kehutanan Komoditas Vanili, Lida Buaya, Jahe Merah

15 Dinas Perkebunan Komoditas Kopi, Kakao, Mahkota Dewa dan empon-empon

16. 3-5-2005 MAPPKNU Malang Kimia tanah

17. 11-5-2005 Universitas Brawijaya Malang Proses Pelepasan Varietas

18. 12-5-2005 KIPP Kabupaten Tuban Pengembangan komoditas pertanian di Kabupaten Tuban

19. 28-5-2005 BPTU Sapi Potong Sumatra Barat Sistem Produksi sapi potong dan strategi pemberian pakan ternak

20. 26-5-2005 Biro Kerjasama Setda Jatim Sosialisasi Kerjasama dengan Has Den Bosch

21. 1-6-2005 Faperta Unibraw Malang Informasi Proyek Penelitian

22. 6 6-6-2005 SMU Mayar Gresik Kunjungan Studi Lapang

23. 18-9-2005 BPTU Sapi Potong Sumatra Barat Kunjungan Studi Banding

24. 21-7-2005 SMK Negeri 02 Batu-Malang Profil BPTP Jawa Timur Hasil Litkajji Hortikultura Hasil Litkaji Teknologi Hasil Panen

25. 25 7-2005 BBDAPTO Ketindan Malang Konfermasi Kegiatan Magang MC Padi-Jagung

Literatur MC Padi-Jagung Orientasi Pengolahan Hasil

26. 28-7-2005 Faperta UNMER Ponorogo Profil BPTP Jawa Timur Kultur Jaringan

27. 4-8-2005 Kelompok Tani Kecamatan Karanggeneng Lamongan

Profil BPTP Jawa Timur Informasi hama penyakit semangka,

kerontokan pada mangga dan bibit pisang

28. 9-9-2005 Petugas UPDT BBI Distan Prop. NTB

Produksi benih sumber tanaman pangan dan hortikultura

29. 30-9-2005 Kelompok Tani Kab. Sumenep Rakitan Teknologi unggulan bawang merah, mawar, padi, jagung, mangga dan salak.

30. 15-12-2005

Mahasiswa Jurusan Sosek Progstu Komunikasi dan Penyuluhan

Metodologi Penelitian Sosek

31. 30-12-2005

Mahasiswa Faperta Uwika Surabaya

Pengenalan Agro Ekology Zone (AEZ) Pembuatan bahan presentasi ilmiah dengan

power point

3.4.1.5.Kursus/Latihan, Seminar di dalam dan luar BPTP, Mahasiswa Praktek Kerja Lapang dan Penelitian

Kursus dan seminar yang diikuti oleh karyawan-karyawati lingkup BPTP

Jawa Timur serta makalah yang disajikan (Tabel 17 dan 18).

Page 253: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

22

Tabel 17. Kursus/Latihan yang diikuti oleh staf BPTP Jawa Timur

No. Jenis pelatihan yang

diikuti

Jumlah orang

yang ikut ( orang )

Lama pelatihan / pendidikan ( hari/

minggu /bulan/tahun)

Sumber biaya pelatihan/

pendidikan (tugas belajar)

Tempat pelatihan/

pendidikan

1 Orientasi CPNS Badan Litbang Pertanian

2 orang 4 hari ( 2 s/d 5 Agt 2005 )

DIPA BPTP Jawa Timur

PMPSDMP Ciawi

2. Pra Jabatan Gol III 2 orang 2 minggu ( 02 s/d 20 Agt 2005 )

DIPA BPTP Jawa Timur

PMPSDMP Ciawi

3 Orientasi CPNS Badan Litbang Pertanian

1 orang 3 hari ( 2 s/d 5 Agt 2005 )

DIPA BPTP Jawa Timur

PMPSDMP Ciawi

4 Pra Jabatan Gol III 1 orang 2 minggu ( 14 s/d 27 Agt 2005 )

DIPA BPTP Jawa Timur

PMPSDMP Ciawi

5 Workshop Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAKPA/SAKPB)

3 orang 4 hari ( 13 s/d 16 Agt 2005)

Badan Litbang Pertanian

Badan Litbang

6. Forem Penyuluh Pertanian

2 orang 3 hari ( 13 s/d 15 Jun 2005

BBDAP&THT Batu

BBDAP&THT Batu

7. Pelatihan Otomatis Perpustakaan ( Pelatihan Winisis)

1 orang 4 hari ( 4 s/d 8 Jul 2005 )

PMPSDMP Ciawi

PMPSDMP Ciawi

8. Pelatihan Petugas Pendaftar Varietas Tanaman

1 orang 3 hari ( 5 s/d 7 Jul 2005

BBDA& H Balai Besar Diklat Agribisnis & Hortikultura

9 Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian ijasah Th 2005

2 orang 2 hari (7 s/d 7 Jul 2005 )

DIPA BPTP Jawa Timur

Ketindan Lawang

10 Pelatihan Manajemen Sarana & Prasarana Penelitian

2 orang 6 hari (18 s/d 23 Jul 2005)

DIPA BPTP Jawa Timur

Dep Biologi FMIPA IPB

11 Pengembangan Sistem WEB/ LAN UPT

1 orang 5 hari (1 s/d 5 Agt 2005)

DIPA BPTP Jawa Timur

Badan litbang

12 Pelatihan Bahasa Inggris

1 orang 2 minggu ( 29 Jul s/d 11 Agt 2005 )

Badan Litbang pertanian

Badan Litbang pertanian

13. Training Development of Agricultural Research International System (AIT)

1 orang 1 bulan ( 15 Agt s/d 16 Sep 2005 )

CRIAS Thailand

14 TOT Pengelolahan Tanaman Terapadu Bawang Merah

2 orang 1 minggu ( 20 s/d 29 Agt 2005)

BPTS Lembang Bandung

Balai Penelitian Tanaman Sayur Lembang Bandung

15 Diklat dasar Bagi Pustakawan

1 orang 1 minggu ( 29 Agt s/d 7 Sept 2005 )

PMPSDMP Ciawi

PMPSDMP Ciawi

16. Diklat Pengembangan Metodologi Penyuluh Pertanian

2 orang 10 hari ( 10 s/d 19 Okt 2005 )

PMPSDMP Ciawi

PMPSDMP Ciawi

17 TOT Tanaman Hias 2 orang 5 hari ( 12 s/d 16 Sept 2005)

Balai Penelitian Tanaman Hias Segunung

Balai Penelitian Tanaman Hias Segunung

18 Pelatihan Pengolahan Objek Wisata Agro

1 orang 4 hari ( 19 s/d 22 Sept 2005)

Deptan Kebun Wisata Pasir Mukti Bogor

19 Pelatihan Sistem MONEV

1 orang 3 hari ( 13 sw/d 15 Sept 2005)

Deptan Hotel Puncak Raya Cisarua Bogor

20 Workshop Peningkatan Kemampuan & Ketrampilan Perekayasaan Alsintan

1 orang 6 hari ( 12 s/d 17 Sept 2005 )

Litbang Wonocolo – Surabaya

Page 254: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

23

No. Jenis pelatihan yang

diikuti

Jumlah orang

yang ikut ( orang )

Lama pelatihan / pendidikan ( hari/

minggu /bulan/tahun)

Sumber biaya pelatihan/

pendidikan (tugas belajar)

Tempat pelatihan/

pendidikan

21 Pelatihan Motivasi Berprestasi

1 orang 6 hari ( 26 Sept s/d 1 okt 2005)

Litbang Pertanian PMPSDMP Ciawi

22 Pelatihan Editing dan Pengolahan Publikasi

2 orang 10 hari ( 16 s/d Nop 2005 )

Litbang Pertanian Pusat Penelitian Pengembangan Gizi

23 Apresiasi Peningkatan Konpentensi Perekayasaan bagi pejabat fungsional

1 orang 5 hari (21 s/d 25 Nop 2005 )

Litbang Pertanian Kantor BBP Serpong

24 Pelatihan Analisa Finansial & Ekonomi Bagi Pengembangan Sistem Usahatani Agribisnis Gel II

1 orang 8 hari ( 28 Nop s/d 6 Des 2005)

Puslitbang Gizi Puslitbang Gizi

25 Pelatihan Sistem Manajemen Iso 9001 dalam pr5oduksi benih

1 orang 5 hari (21 s/d 25 Nop 2005)

Balitsa Bandung Balitsa Bandung

26. Workshop Aplikasi Software SIM Program Penelitian Release 2002 yang disempurnakan

1 orang 3 hari (25 s/d 27 Nov 2005)

Dana SIM Cisarua

27 Updating data Simpeg dan sosialisasi Simpeg versi Windows

1 orang 3 hari ( 24 s/d 26 Nov 2005)

Badan Litbang Pertanian

Bali

28 Perlatihan Manajement Komunikasi dan Kerjasama

1 orang 6 hari ( 20 s/d 26 Nov 2005 )

Badan litbang Pertanian

PMPSDMP Ciawi

29 Workshop Dan Pelatihan Sitem Manajement Mutu Perbenihan Tanaman Hortikultura

1 orang 5 hari ( 2 s/d 6 Des 2005 )

Badan Litbang Pertanian

BPTS Lembang Bandung

30 Apresiasi Manajement Terpadu bagi pejabat fungsional lingkup Deptan dengan pendekatan outbound manajemen Training(OMT)

5 orang 3 hari ( 6 s/d 8 Des 2005 )

Badan Litbang Pertanian

Bogor

31 Pelatihan Bendahara Pengeluaran

1 orang 3 minggu ( 19 Desember 2005 s/d 6 Januari 2006

Badan Litbang Pertanian

Jakarta

32 Pelatihan Fungsional Peneliti Tingkat Pertama 2005

1 orang 3 minggu (1 s/d 22 Des 2005 )

Badan Litbang Pertanian

Jakarta

33 Workshop Sistem Akuntansi Pemerintahan ( SAKPA/ SAKPB )

3 orang 5 hari ( 4 s/d 8 Des 2005 )

Badan Litbang Pertanian

Yogjakarta

34 Koordinasi Teknis Pengumpulan data

1 orang 2 hari (4 s/d 5 Agt 2005 )

Puslitbangtan Bogor

35 Work Shop on APEC Agricultural Training Transfer & Technology

1 orang 3 hari (28 Nop-1 Des. 2005)

Hotel Salak Bogor

36 RUA Masyarakat Standarisasi & ekspose berbagai layanan

1 orang 1 hari (24 Nop. 2005)

Jakarta

37. Workshop Jejaring Kerja antar Instansi

1 orang 1 hari (19 Des. 2005)

BBDAPTO Ketindan Lawang

Page 255: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

24

Tabel 18. Pelatihan penyuluh daerah oleh staf penyuluh BPTP Jawa Timur No. Tanggal Kab./Kota Pelatih Materi

1. 4-8-2005 Kab. Malang BPP Ngantang

Ir. Hendri. A Ir. Eka Yogawati Ir. Kasmiyati

1. Penguatan Kelembagaan Kelompok tani dalam mendukung pengembangan agribisnis.

2. Sistem Penyuluhan Pertanian dan Perubahan Sosial Masyarakat Tani melalui Adapsi dan Pengembangan Diseminasi Teknologi

Potensi Pengolahan Limbah Pertanian dan Upaya Penanganan Sumberdaya Alam (Agroekologi)

Sistem Pertanian Terpadu (Integratate Farming System)

2. 15-8-2005 BPP Tumpang Ir. Wigati Istuti Ir. Endah R.

1. Penguatan Kelembagaan Kelompok tani dalam mendukung pengembangan agribisnis.

2. Sistem Penyuluhan Pertanian dan Perubahan Sosial Masyarakat Tani melalui Adapsi dan Pengembangan Diseminasi Teknolog

Sistem Pertanian Terpadu (Integratate Farming System)

3. 23-8-2005 BPP Dampit Ir. Nugroho P. Ir.Hendri Ir. Eka Yogawati Ir. Tini . S

Penguatan Kelembagaan Kelompok tani dalam mendukung pengembangan agribisnis.

Sistem Penyuluhan Pertanian dan Perubahan Sosial Masyarakat Tani melalui Adapsi dan Pengembangan Diseminasi Teknolog Potensi Pengolahan Limbah Pertanian dan Upaya Penanganan Sumberdaya Alam (Agroekologi) Sistem Pertanian Terpadu (Integratate Farming System)

4. 29-8-2005 BPP Kepanjen Ir. Hendri Ir. Kasmiyati Ir. Tini S.

1. Penguatan Kelembagaan Kelompok tani dalam mendukung pengembangan agribisnis.

2. Sistem Penyuluhan Pertanian dan

Perubahan Sosial Masyarakat Tani melalui Adapsi dan Pengembangan Diseminasi Teknologi

Potensi Pengolahan Limbah Pertanian dan Upaya Penanganan Sumberdaya Alam (Agroekologi)

Sistem Pertanian Terpadu (Integratate Farming System)

5. 31-8-2005 BPP Singosari Ir. Endah R. Ir. Hendri

Sistem Pertanian Terpadu (Integratate Farming System) Penguatan Kelembagaan Kelompok tani dalam mendukung pengembangan agribisnis.

Page 256: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

25

No. Tanggal Kab./Kota Pelatih Materi

6. 5-9-2005 Kab. Malang BBDATPO Lawang

Ir. Kasmiyati Penetapan Teknologi Pertanian Berorientasi Agribisnis Melalui Penyuluhan.

7. 21-7-2005 Balekambang Ir. Kasmiyati Ir. Endah

Pengutan Kelembagaan Petani Hama dan Penyakit Pisang

8. 21-6-2005 28-6-2005 6-7-2005 12-7-2005

Kota Batu Ir. Baswarsiati Ir. Zainal Arifin Ir. Wigati Istuti

Rembug Tani Temu Usaha Komoditas Temu Koordinasi Agrpolitan Posko Kawasan agropolitan

9. 10-10-2005 Kab. Nganjuk Kujonmanis

Ir. Edy Pembuatan Pupuk Organik

10. 24-11-2005 Kayumanis Ir.Nasimun Padi Jajar Legowo

11. Kab. Ngawi Tambakurmo Padas Widodaren Ngrambe

Ir. Gedhe N. Ir. Bambang S. Ir. Eka Yogawati Ir. Nasimun

Budidaya Wijen Pengendalian Hama Tkus Budidaya Itik Potong Input Rendah dan Padi Organik

12. 11-10-2005 Tambakurmo Padas Widodaren Ngrambe

Ir. Bambang S. Ir. Tini S. Ir. Yuli Ir. Nurbanah

Budidaya Nilam Intensikasi Pekarangan Penyusunan Ransum Pakan Ikan Budidaya Jamur

13. 14-10-2005 Kab. Kediri Kota Kediri

Ir. Tini S.

Perbaikan Usaha Anggur Kuning

14. 29-10-2005 Pare Ir. Anna Ir. Endah R. Ir. Kasmiyati Ir. Eka Yogawati Ir. Eni Ir. Nugroho P.

Pengendalian Flu Burung Pasca Panen Cabe/Tomat Pemanfaatan Limbah Ternak Pengukuran pH tanah Pestisida Nabati

15. 6-12-2005 Mojoroto Ir. Endah R. Usahatani Pekarangan

16. 14-12-2005 Kota Kediri/BIPP Ir. Anna Ir. Kasmiyati Ir. Bambang S. Ir. Nugroho

Pengendalian Flu Burung Pengolahan Nanas, Pepaya, Mangga Pengolahan Ubikayu Pestisida Nabati

17. 15-10-2005 Kab. Pacitan Bandar Pringkuku

Ir. Bambang S. Ir. Tini S.

Perbanyakan pisang sistem bonggol Aloevera

18. 5-12-2005 Kota Pacitan Ir. Nurbanah Agribisnis Anggrek

19. Ngadiboyo Ir. Tini S. Perbanyakan Aglaunema

20. 12-12-2005 Tulangan Arjosari

Ir. Endah R.

Semangka tanpa biji Teknik Pengawetan buah

21. 16-11-2005 Kab. Trenggalek Karangan

Ir. Ana Ir. Hendri Ir. Ghede

Budidaya Lebah Budidaya Kambing PE Pengendalian Hama Wegung

22. 14-11-2005 Kab. Gresik Kota Gresik

Ir. Yoga Ir. Nugroho P. Ir. Nurbanah

Pengembangan ayam buras dan petelor Pertanian Organik Pengembangan tanaman obat

23. 21-11-2005 Kota Gresik Ir. Edi Ir. Bambang S. Ir. Fatkul

Agribisnis dan budidaya padi Agribisnis dan budidaya mangga Agribisnis dan budidaya jagung

24. 28-11-2005 Kota Gresik Ir. Edi Ir. Tini S.

Rekomendasi Pupuk Cara mengambil sample tanah

Page 257: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

26

No. Tanggal Kab./Kota Pelatih Materi

25. 4-8-2005 Kab.Bojonegoro BPP Plesungan Kec. Kapas

Ir. Nugroho P. Ir. Titiek Purbiati Dr. Suharjo Bonimin

Hama dan penyakit pisang Perbanyakan salak Pasca panen dan pengolagan pisang Pasca panen dan pengolahan salak

26. 11-8-2005 Kab. Bojonegoro BPP Plesungan Kec. Kapas

Ir. Tini S. Ir. Edi P. Ir. Kasmiyati

Budidaya padi pengembilan sampel tanah Pembuatan Rekomendasi Pemupukan Penggunaan bahan-bahan/pupuk organik

27. 25-8-2005 BPP Plesungan Kec. Kapas

Ir. Edi P. Ir. Gunawan E. Ir. Sarwono

Penentuan rekomendasi pemupukan jagung dan kedelai Pengolahan tanah penanaman sistem pengairan jagung dan kedelai Pengendalian hama penyakit jagung dan kedelai

28. 7-9-2005 BPP Plesungan Kec. Kapas

Dr. Suhardjo Bonimin Ir. Suhardi

Pasca panen dan pengolahan ubi kayu Pasca panen ubi jalar Pasca panen garut

29. 8-9-2005 BPP Plesungan Kec. Kapas

Ir. Eli korlina Ir. Lulus S.

Budidaya bawang merah/Penanganan Benih dan diskripsi varietas Rekomendasi pemupukan keutuhan bahan organik dan mulsa Penentuan saat panen, pemanenen, pengeringan dan penyimpanan

30. BPP Plesungan Kec. Kapas

Ir.Yuniarti, MS Ir. Suhardi Ir. Siti Nurbanah

Pasca panen/penglolahan jagung Pasca panen/pengolahan kedelai Pengolahan dan packing bawang merah goreng

31. 29-9-2005 BPP Plesungan Kec. Kapas

Ir. Hendri Ir. Eka Yoga W. Kosusiana

Pembuatan pakan non hijauan (CLS) penggemukan ternak besar Penggemukan ternak kambing Penyakit ternak besar dan kambing

32. 22-11-2005 Kab. Madiun Kota Madiun (KIPPK)

Ir. Bambang S. Ir. Kasmiyati Ir Endah Ir. Suhardi

Budidaya Wijen Pengolahan hasil buah mangga Pengolahan jagung Pengolahan kedelai

33. 24-11-2005 Kab. Ponorogo Sambit Balang Jenangan

Ir. Yuda Ir. Hendri Ir.Bambang S.

Usahatani itik kering Usahatani kambing PE Budidaya Kakao

34. 11-8-2005 Kab. Blitar KIPP Kab Blitar BPP Talun

Ir. Ali Yusron Ir. Darminto

Pemanfaatan limbah pertanian perkebunan dan agroindustri untuk pembuatan pakan ternak Pengendalian dan pemberantasan Flu burung pada unggas

35. 25-8-2005 KIPP Kab Blitar BPP Talun

Ir. Suwono Ir. Endang PK.

Rekomendasi pemupukan padi spesifik lokasi/pemupukan rasional padi di lahan sawah berbasis status hara Rakitan teknologi budidaya cabai merah di lahan sawah

36. 17-11-2005 KIPP Kab Blitar BPP Sumberejo Talun

Ir. Gedhe

Usahatani berbasis agribisnis

Page 258: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

27

No. Tanggal Kab./Kota Pelatih Materi

37. 24-11-2005 KIPP Kab Blitar BPP Sumberejo Talun

Ir. Kasmiyati Rekomendasi penggunaan pupuk

38. 1-12-2005 KIPP Kab Blitar BPP Sumberejo Talun

Ir. Anang M. Rakitan teknologi budidaya air tawar

39. 22-12-2005 KIPP Kab Blitar BPP Sumberejo Talun

Ir. Nugroho P. Teknologi asli pedesaan

40. 22-12-2005 Kab. Banyuwangi Kota Banyuwangi

Ir. Hendri Ir. Tini S.

Intregetet farming system Usahatani kentang, manggis

41. 7-12-2005 Kota Banyuwangi Ir. Bambang S. Ir. Edi

Usahatani berbasis agribisnis Pupuk Organik

42. 14-12-2005 Kota Banyuwangi Nasimun Integrasi (IFS) ternak sapi pupuk organik

43. 6-9-2005 Kab. Tulungagung KIPPPH Kab. Tulungagung

Ir. Kususiana

Pencegahan dan penanggulangan Flu Burung

44. 13-9-2005 KIPPPH Kab. Tulungagung

Ir. Eka Yogawati Rakitan Teknologi budidaya sapi potong

45. 20-9-2005 KIPPPH Kab. Tulungagung

Ir. Bambang S. Rakitan teknologi budidaya pisang kultivar Ambon Kuning

46. 27-9-2005 KIPPPH Kab. Tulungagung

Ir. Edi Purnomo Rekomendasi pengunaan pupuk organik

47. 4-10-2005 KIPPPH Kab. Tulungagung

Ir. Ali Yusron Teknik pemberian pakan daun leguminosa untuk meningkatkan reproduktivitas sapi potong induk

48. 11-10-2005 KIPPPH Kab. Tulungagung

Ir. Hendri Budidaya penggemukan domba/kambing

49. 18-10-2005 KIPPPH Kab. Tulungagung

Ir. Gunawan E. Pengenalan tanaman padi terpadu di lahan sawah

50. 25-10-2005 KIPPPH Kab. Tulungagung

Ir. Ruli Hardianto Teknologi pakan lengkap (Complit Feed)

51. 1-11-2005 KIPPPH Kab. Tulungagung.

Ir. Tini S. Pemupukan rasional di lahan sawah berbasis status hara

52. 8-11-2005 KIPPPH Kab. Tulungagung.

Ir. Nugroho P. Teknologi asli pedesaan

53. 15-11-2005 KIPPPH Kab. Tulungagung

Ir. Anang M. Rakitan teknologi budidaya air tawar

54. 22-11-2005 KIPPPH Kab. Tulungagung

Ir. Kasmiyati Pertanian organik

55. 29-11-2005 KIPPPH Kab. Tulungagung

Ir. Hendri Usahatani berbasis agribisnis

56. 14-9-2005 Kab. Mojokerto Kantor Dinas Pertanian dan KP Mojokerto

Ir. Zainal A. Agribisnis padi Agribisnis jagung

57. 21-9-2005 Kantor Dinas Pertanian dan KP Mojokerto

Ir. Zainal A. Pupuk organik

58. 28-9-2005 Kantor Dinas Pertanian dan KP Mojokerto

Drs. Martinus S. Ir. Zainal A.

Agribisnis Blewah/Garbis Agribisnis umbi-umbian

59. 23-11-2005 Kantor Dinas Pertanian dan KP Mojokerto

Dr. Q. Dadang E. Agribisnis salak Agribisnis pisang

60. 30-11-2005 Kantor Dinas Pertanian dan KP Mojokerto

Ir. Roemiyanto Dr. Q. Dadang E. Drs. Martinus S.

Agribisnis kedelai Agribisnis Toga Agribisnis bawang merah Agribisnis cabai merah

Page 259: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

28

Tabel. 18. Pelatihan yang dilayani oleh BPTP Jawa Timur

No. Judul Pelatih Waktu dan Tenpat Jumlah Peserta

1.

Penjab Lab.Kultur Jaringan dan staf

BPTP Jatim

2.

Akreditasi Lab. BPTP Jatim

7 Juni 2005

3. Magang Klimatologi Tanaman

Dr. Q. Dadang E.

Ali Sutopo, SSi

21-22 Desember 2005

Tabel 19. Seminar BPTP Jawa Timur No. Waktu Topik Pembawa Unit Kerja

1. 28-30 Mei 2005 Seminar Intern Hasil Litkaji BPTP Jatim T.A 2004

BPTP Jatim

2. Seminar Intern Pembahasan Usulan Rakitan Teknologi 2005

BPTP Jatim

3. 13 Desember 2005 Seminar Nasional & Ekspose Inovasi Teknologi dalam Akselerasi Pengembangan Agroindustri Pedesaan

BPTP Jatim

4. 21-22 Desember 2005 Sosialisasi Hasil Pelatihan Work Shop, Magang Terkait dengan masalah networking, Pengelolaan Database dan Pemanfaatan Internet

Tim Teknik Internet

BPTP Jatim

Page 260: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

29

Tabel 20. Makalah yang dibuat dan disampaikan oleh staf pada berbagai pertemuan

Nama Judul Makalah Acara

Dr. Suhardjo Standarisasi Mutu ProdukPertanian Aplikasi Teknologi di Sumenep (4 Januari 2005)

Dr. Suhardjo Ir. Sri Yunastuti

Top Working pada durian Diklat Teknologi Pengembangan Pertanian bagi PPL di lingkup Distan Kab. Jember (2 Januari 2005)

Ir. Suhardi Penanganan Pasca Panen Belimbing Karangsari

Apresiasi Penerapan SPO bagi petugas dan petani di beberapa sentra produksi belimbing di Blitar (6-8 Mei 2005)

Ir. Harwanto Teknologi Pengembangan Belimbing di Jawa Timur

Apresiasi Penerapan SPO bagi petugas dan petani di beberapa sentra produksi belimbing di Blitar (6-8 Mei 2005)

Ir. Eli korlina Ir. Sarwono

Uji Ketahanan Beberapa Galur Kacang Panjang Erysiphi Polygoni DC

Seminar BPTP Jateng di Ungaran (12 Juli 2005)

Dr.F. Kasijadi Dra. Wahyunindyawati

Teknologi Budidaya Pisang Apresiasi Sistem Jaminan Mutu Pisang di Lumajang (12-14 Juli 2005)

Ir. Suhardi Manajemen Mutu Pisang Apresiasi Sistem Jaminan Mutu Pisang di Lumajang (12-14 Juli 2005)

Dr.Suharjo Penanganan Pasca Panen Buah Mangga Arumanis

Aptek Situbondo (1 Agustus 2005)

Ir. Pudji Santoso, MS Ir. Yuniarti, MS

The Assessment on the Agribusinessof Ambon Kuning banana in Banyuwangi, East Java

ISHS Supply Chain Man Conf. di Chiang Mai Thailand (19-23 Mei 2005)

Ir. Bambang Irianto SCM Assessment to improve the performance of contract farming between an MNC and small holder

Ir. Yuniarti, MS Ris on preparation of Dodol Durian to increase added value of durian and cow milk in Pasuruan.

9 th ASSEAN Food Conference in Jakarta (8-10 Agust 2005)

Ir. Yuniarti, MS Effect of riparing stage and sulfite concentn by simple vaccum

9 th ASSEAN Food Conference in Jakarta (8-10 Agust 2005)

Ir. Sri Yuniastuti, MP Teknologi Peningkatan Produksi Mangga di luar musim

APTEK Bagi PPL di Distan Kabupaten Situbondo (1 Agustus 2005)

Dr. Suharjo Bonimin

Teknologi Pasca Panen Buah Salak Pemberdayaan PPL di Bojonegoro (4 Agustus 2005)

Dr. Suharjo Bonimin

Teknologi Pasca Panen Buah Salak Pemberdayaan PPL di Bojonegoro (4 Agustus 2005)

Ir. Endang PK, MS Rakitan Teknologi Budidaya Cabai Merah di Lahan Sawah

Pelatihan PPL di Kabupaten Blitar (5 Agustus 2005)

Ir. Roesmiyanto Hasil Kajian Pengembangan Agribisnis Padi Fatmawati

Jurnal Pengembangan Pertanian Pusat Sosial Ekonomi Pertanian (PSE) (9 Desember 2005)

Ir. Endang PK, MS Pengembangan Usahatani Cabai Merah di Lahan Sawah Berwawasan Agribisnis

Diklat PPL Kabupaten Mojokerto (14-September 2005)

Page 261: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

30

Tabel 21 Judul makalah yang diterbitkan dalam publikasi di luar BPTP Jawa Timur

Publikasi Judul Makalah Acara

Tabel 22. Mahasiswa Penelitian/Praktek Kerja Lapang (PKL) No. Nama Mahasiswa Judul Penelitian/Pkl Pembimbing

1. 1. Saiful Rizal 2. Nur Soleh 3. Rochmad Purnawan (SMK Purwosari Pasuruan)

Kultur Jaringan Ir. P E R. Prahardini

4. 1. Puji Lestari 2. Nurul Istiqomah (Faperta UGM)

Kultur Jaringan Ir. P E R. Prahardini

5. 1. Fitriatul Amaliah 2. Mei Munah 3. Yuyun 4. Isye (Unmuh Malang)

Pengaruh pestisida nabati terhadap penyakit D. Mildew pada kacang panjang varietas Hijau Super.

Ir. Sarwono

6. 1. Andy Lukman 2. Suparno (D3 Pertanian Unibraw Malang)

Budidaya Jamur Ir. Wigati Istuti

7. Sazli Purnomo (Unmuh Malang)

Sosial Ekonomi Pertanian Ir. Ismail Wahab

6. Erita (Unidha Malang) Sosial Ekonomi Pertanian Ir. Ismail Wahab

7. 1. Anggaraeni Putri 2. Emi Yuliana 3. Suci Rahmawati 4. Vita Yuliana 5. Agistina Nur 6. Yuniari 7. Puji Astutik (SMK Kosgoro 4 Malang)

Prakerin Staf Keuangan, Klinik Agribisnis, Koperasi Horti

8. Yeni Andriani (Jurusan Budidaya Pertanian Unibraw Malang)

Pengaruh pemberian Zeng Sulfat (Zn SO47H2O)

Ir. Suwono, MP

9. Achmad Haris (Faperta Unibraw Malang)

Pemupukan Fosfat dan SP-36 pada padi di lahan sawah

Ir. Suwono, MP

10. Yeni Eka Kristanti (Budidaya Pertanian Unibraw Malang)

Pengaruh macam pupuk anorganik dan dosis pupuk Urea terhadap pertumbuhandan hasil jagung pada sistem tanpa olah tanah (TOT)

11. Naney Dwi Nugraini (Budidaya Pertanian Unibraw Malang)

Interaksi Genotipe x lingkungan beberapa galur padi di dua lokasi

Ir. Sukarno R., MS

12. 1. Fifi Maulidiyah 2. Ike Safitri 3. Khoirun Nisak 4. Khoiriyah 5. Dina Maisaroh 6. Dwi Ibdah Listyorini (SMK BM Arjuno Malang)

Prakenin Staf Keuangan

13. Yuni Wulan Lestari (UGM) Perbanyakan anggrek secara vegetatif Ir. P E R. Prahardini

14. Ana Rahmawati (UGM) Perbanyakan Krisan dengan kultur jaringan Ir. P E R. Prahardini

15. Rangga Yusnita Ukhwatul Muanisak (Fak. MIPA Unibraw Malang)

Analisis unsur-unsur dan bahan organik di dalam tanah (P, K, SO4, Zn, Ca)

Ir. Lulus Sunaryo, MP

Page 262: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

31

No.

Nama Mahasiswa Judul Penelitian/Pkl Pembimbing

16. 1. Naomi Andriana 2. Nuryati Ningsih 3. Endah Suryaningrum (Faperta Unibraw Malang)

Laboratorium ZAE Laboratorium ZAE Pembibitan tanaman buah

Ir. Dyah Prita S. Ir. Dyah Prita S. Zunaini saadah, SP

17. 1. Ninik Anita Rohmah 2. Ratih Fanda (Faperta UMM Malang)

Laboratorium Pasca Panen Ir. Suhardi

18. Adinda Teguh P (Faperta UMM Malang)

Pengaruh aplikasi janis tepung pada dua varietas jagung terhadap mutu tortila

Ir. Yuniarti,MS

19. Budi Santoso, MP (Univ. Tribuana Tungga Dewi Malang)

Magang Pasca Panen Ir. Suhardi dkk

20. 1. Yuni Eka Kristanti 2. Nurul 3. Elyn 4. Ike (Faperta Unibraw Malang)

TOT Jagung Pupuk hijau pada padi Pupuk hijau pada padi Pupuk Hijau pada padi

Martono

3.3.4.2. Kegiatan Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Kegiatan kerjasama penelitian/pengkajian BPTP Jatim dengan Pihak

Ketiga selama setahun terakhir sebagian besar adalah kegiatan pengujian pupuk

alternatif dan pestisida. Kerjasama penelitian/pengkajian dengan Pemerintah

Daerah, antara lain dengan Pemerintah Propinsi, melalui Dinas-dinas teknis yang

ada dan juga dengan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Secara ringkas dibawah ini disajikan berbagai kegiatan kerjasama dengan

pihak swasta, pemerintah daerah Propinsi maupun Kabupaten beserta hasilnya.

Tabel 23. Rekapitulasi kegiatan kerjasama dengan Swasta Tahun 2005

No Judul Kegiatan Kerjasama Sumber dana Pihak yang terkait dalam kegiatan

01. Pengujian pupuk Ostindo pada tanaman padi

PT. Anugerah Mustika Ostindo

Dr.M. Soleh

02. Pengujian pupuk Amina-G pada tanaman padi

PT. Ajinex International Ir. Suwono,MP

03. Pengujian pupuk Ostindo terhadap tanaman mangga

PT. Anugerah Mustika Ostindo

Dr. M. Soleh

04. Pengujian pupuk Grand-16, pada bawang merah

PT. Tanindo Subur Prima, Surabaya

Dr.F. Kasijadi

05. Pengujian pupuk Amonium Sulfat terhadap padi, jagung dan bawang merah

PT. Cheil Samsung Indonesia

Dr. M. Soleh

06. Pengujian formula pupuk Cornalet pada jagung

PT. Saraswanti Anugerah Makmur

Ir. Suwono, MP

Page 263: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

32

No Judul Kegiatan Kerjasama Sumber dana Pihak yang terkait

dalam kegiatan

07. Pengujian pupuk Lima Daun Subur terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah

PT. Panca Agric Nusa

Ir. Suwono, MP

08. Uji efektivitas soil activator Agro 0617 thd padi dan jagung

Bruce Mall SDN, BND

Ir. Lulus Sunaryo, MP

09. Penggunaan pupuk NPK bebas Chlor dan pupuk Super Phosphat pada tanaman padi sawah

PT Petrokimia, Gresik Dr. Q. Dadang E.

10. Uji Agro Humate pada bawang merah, melon dan cabe

PT Agrosari Mandiri, Surabaya

Dr. Q. Dadang

11. Pengujian PPC Viagro pada padi sawah Visi Agro Sejati,

Malang

Ir. Ismail Wahab, MSi

12. Pengujian PPC Seint pada kedelai dan Raphtane pada kacang hijau

CV Bunga Tani, Lamongan

Ir. Gatot Kustiono

13. Pengujian efektifitas pupuk NK Majemuk Cap CHALLON pada tan. Padi

AP2KMI Ir. Endang PK, MS

14. Pengujian efektifitas pupuk NK Majemuk Cap KALON pada tan. Padi

AP2KMI Ir. Endang PK, MS

15. Pengujian efektifitas pupuk NPK Majemuk Cap KALON

AP2KMI Suliyanto, SP

16

Pengujian efektifitas pupuk Phosphate Alam Cap BUAYA pada padi sawah

AP2KMI Dr. Much. Soleh

17 Pengujian efektifitas pupuk Phosphate Alam Cap TURRIMA pada padi)

AP2KMI Ir. Suwono, MP

18 Pengujian efektifitas pupuk NK Majemuk Cap JEMPOL pada tan padi

AP2KMI Ir. DP Saraswati

19 Pengujian efektifitas pupuk Majemuk Cap CLOTRAN pada tan padi

AP2KMI Ir. DP Saraswati

20 Pengujian efektifitas pupuk Phosphate Alam Cap KUPU BUNGA pada tan padi

AP2KMI Dr. Much. Soleh

21 Pengujian efektifitas pupuk Phosphate Alam Cap BINTANG PADI pada tan. Padi

AP2KMI Ir. Suwono, MP

22 Pengaruh pupuk Phosphate Alam “Tiga Manggis terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah

AP2KMI Ir. Suwono, MP

23 Pengaruh pupuk NPK “Tiga Manggis” terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah

AP2KMI Suliyanto, SP

Page 264: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

33

No Judul Kegiatan Kerjasama Sumber dana Pihak yang terkait

dalam kegiatan

24 Pengaruh pupuk Majemuk NK “Berlian” terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah

PT Agro Unggul, Blora

Ono Sutrisno, SP

25 Pengaruh pupuk Phosphate alam cap Sapi Mas pada padi

PT Forum Bintang Perkasa

Ir. Suwono, MP

26 Pengujian pupuk daun Multi Mikro terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah

PT Forum Bintang Perkasa

Ir. Endang PK

27 Pengujian pupuk daun Polar Super Green dan Super Red terhadap pertumbuhan dan hasil padi

PT Tanindo Subur Prima, Jakarta

Ir. Al. Budijono

28 Pengaruh pupuk Grand S-15 pada jagung PT Petrosida, Gresik

Ir. Al. Budijono

29 Pengaruh pupuk NPK TIARA terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah

PT Petrosida, Gresik ir. Gamal P

Tabel 24. Kerjasama dengan Instansi Pemerintah Kabupaten dan Kota se

Jawa Timur.

No Judul Kegiatan Penyandang

Dana Nomor/Tanggal Kontrak Jangka Waktu

01 Agrowisata terpadu di Kab. Pasuruan

Pemkab. Pasuruan

02 Pembibitan kentang secara kultur jaringan

Pemkab. Pasuruan

03. Mendukung pengembangan kawasan agropolitan di kota Batu

Pemkot Batu

04. Penyediaan bibit mendukung pelepasan varietas Agung Semeru dan pisang mas secara kultur jaringan

Pemkab. Lumajang melalui Dinas Pertanian Kab. Lumajang

05. Pengadaan bahan kimia dan peralatan laboratorium kultur jaringan Dinas Pertanian Kab. Lumajang

Pemkab. Lumajang melalui Dinas Pertanian Kab. Lumajang

06 Pemetaan kesuburan lahan sawah di Kab. Nganjuk

Pemkab. Lumajang melalui Dinas Pertanian Kab. Lumajang

07 Kajian usaha agribisnis komoditi kakao rakyat di Kabupaten Trenggalek

Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur

08 Dukungan APBD Propinsi untuk kegiatan Diseminasi di Labdis Wonocolo

Biro Perekonomian Propinsi Jawa Timur

09 Inventarisasi dan karakterisasi sumberdaya lahan di Kab. Sumenep

-

Page 265: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

34

3.5. SARANA

3.5.1. Daftar Inventaris Peralatan Laboratorium, Bengkel dan Kebun Percobaan (per 31 Desember 2005)

No. Jenis Barang Jumlah Barang

Tahun Pengadaan

Kondisi

I. Lab Tanah (170 m2) 1. AAS 1 unit 2002 Baik 2. Spectrphotometer 1 unit 2002 Baik 3. Distilator 1unit 2002 Baik 4. Touch Mixer 1 bh 2002 Baik 5. Magnetic Stirrer 1 bh 2002 Baik 6. Hot plate 1 bh 2002 Baik 7. Analitical Balance/Digital 3 bh 2002/2005 Baik 8. Horizontal Shaker 1 unit 2002 Baik 9. Lemari Asam 1 bh 2002 Baik 10. Ph Meter 1 bh 2002 Baik 11. Grinder 1 bh 2002 Baik 12. Oven 1 bh 2002 Baik 13. Block Digester 1 bh 2002 Baik 14. Air compresor GGA 1 bh 2002 Baik 15. Distilator 1 bh 2002 Baik 16. Soil Hydrometer 1 bh 2002 Baik 17. Fume Hood 1 bh 2002 Baik 18. Hot Plate Stirer 1 bh 2002 Baik 19. Centrifuge 1 bh 2005 Baik 20. Destiling 1 unit 2005 Baik 21. AC 2 unit 2005 Baik 22. Almari pendingin larutan kimia 1 unit 2005 Baik

II Lab. Pemuliaan Benih (170 m2) 1. Growth chamber 1 unit 1991 Kurang baik 2. Oven 1 unit 2002 Baik 3. Kulkas 1 unit 2001 Baik 4. Germinator 1 unit 2001 Baik 5. AC 1 unit 2001 Baik 6. Cool storage 1 unit 2003 Baik

III Lab. Agronomi (120 m2) 1. Kulkas 1 pintu 1 bh 1995 Baik 2. Oven 1 bh 1980 Ada kerusakan 3. Exikator Ø 25 cm 2 bh 1980 Baik

Lab. Bioteknologi (135 m2)

1. Laminar Air Flow 3 unit 1998/2005 Baik 2. Refrigerator 1 bh 1987 Baik 3. Magnetic stirer 1 bh 1987 Baik 4. Timbangan 1 bh 1987 Baik 5. Autoclaf 3 bh 1987/2005 Baik 6. Kompor gas 1 bh 2000 Baik 7. Glaswere 2 set 2001 Baik 8. AC 2 bh 2001 Baik 9. Rak Kultur/rak kaca 7 bh 1989/2005 Baik

10. Timer 1 bh 2000 Baik 11. Shaker reciprocal 1unit 2001 Baik 12. Komputer 1 unit 2005 Baik 13. Mikroskop 1 unit 2005 Baik

Page 266: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

35

No. Jenis Barang Jumlah Barang

Tahun Pengadaan

Kondisi

V. Lab. Teknologi Hasil/Pasca Panen (155 m

2)

1 Analitical Balance 1 bh 1987 Baik

2 Hand Refractometer 2 bh 1987 Baik

3 Oven 1 bh 1987 Baik

4. Dryer 1 bh 2000 Baik

5. Autoclave 2 bh 1987 Baik

6. pH meter 1 bh 1987 Kurang baik

7. Distilator unit 1 bh 1987 Kurang baik

8. Muffle 1 bh 1987 Baik

9. Pengemas vakum 1 bh 2000 Baik

10. Vakum trying 1 bh 1999 Baik

11. Perajang bawang 1 bh 2001 Baik

12. Penutup kaleng 1 bh 1985 Baik

13. Spectrophotometer 1 bh 1987 Baik

14. Viscosi meter 1 bh 1987 Baik

15. Penetrometer 2 bh 1987 Baik

16. Penggiling daging 1 bh 2000 Baik

17 Hotspot furance 1 bh 2001 Baik

18 Kjeldol destilation 1 bh 2001 Baik 19 Mikroskop 1 bh 2001 Baik 20 Moisture ditermination 1 bh 2001 Baik 21 Penetrometer 1 bh 2001 Baik 22. Grain Moisture Tester 1 unit 2004 Baik 23. Timbangan 5 bh 2004 Baik 24. Alat Pengering 2 unit 2004 Baik 25. Alat Penyawut 2 unit 2004 Baik 26. Alat Pengepres 2 unit 2004 Baik 27. Alat Penggiling 1 unit 2004 Baik

VI. Lab. Analisis Pengolahan. Data (45 m

2)

1. Komputer /Dekstop 1 unit 2000 Baik 2. Plotter (Disign jet HP) 1 unit 2001 Baik VII Lab.Hama & Parasitologi (120 m

2)

1 Mikroskop binokuler 3 unit 1976 Baik 2 Mikroskop monokuler 1 unit 1993 Baik 3 Centrifuge 1 bh 1980 Rusak 4. Oven 2 bh 1988 Baik 5. Auto clave 1 bh Baik 6. Water bath 1 bh 1995 Baik VIII. Lab. Diseminasi ( 1012 m

2)

1. Move unit 1 unit 2001 Baik 2. Komputer 2 unit 2000/2001 Sedang 3. Digital Camera 1 unit 2001 Baik 4. LCD (Infocus) 1 unit 1995 Baik 5. Pemancar Radio FM/SW 1 unit 1987 Baik 6 Sheiringe gastight 1 bh 2001 Baik 7 Timbangan ohause 1 bh 2001 Baik

Page 267: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

36

No. Jenis Barang Jumlah Barang

Tahun Pengadaan

Kondisi

8. Vidio Camera 1 unit 2003 Baik 9. Computer Editing 1 unit 2003 Baik 10. Lampu Spot 1000 W 1 unit 2003 Baik 11. Lampu Spot 1000 W vidio light 1 unit 2003 Baik 12. Trimpot lampu “Manferoto” 2 unit 2003 Baik 13. VHS Player JVC Prof SR 30 E 1 unit 2003 Baik 14. Batery cadangan “Panasonik” 1 unit 2003 Baik IX. Bengkel/Pergudangan 1. Gerinda listrik stasioner TNW 1 unit 2002 Baik 2. Sander Melabo 1 unit 2002 Baik 3. Gerinda/Gerinda tangan Melabo 1 unit 2002 Baik 4. Bor tangan (mekanik) 1 unit 2002 Baik 5. Bor listrik (hand bor) 1 unit 2002 Baik 6. Sirkel listrik 1 unit 2002 Baik 7. Alat pembengkok pipa/besi 1 unit 2002 Baik 8. Toll kit Pertukangan 1 unit 2002 Baik 9. Klem/penjepit 1 unit 2002 Baik 10. Kompresor listrik 1 unit 2002 Baik 11. Alat test accu 1 unit 2002 Baik 12. Meja kerja 1 unit 2002 Baik 13. Bangku kerja 1 unit 2002 Baik 14. Pemotong besi 1 unit 2002 Baik 15. Mesin Las listrik 1 unit 2002 Baik 16. Gerinder 1 unit 2002 Baik 17. Gunting plat 1 unit 2002 Baik 18. Tang jemput 1 unit 2002 Baik 19. Pahat kayu 1 unit 2002 Baik 20. Mata bor 1 unit 2002 Baik 21. Califen 1 unit 2002 Baik 22. Gergaji siku 1 unit 2002 Baik 23. Skap kayu 1 unit 2002 Baik 24. Profil kayu 1 unit 2002 Baik 25. Jig saw 1 unit 2002 Baik 26. Mesin bor duduk 1 unit 2002 Baik 27. Meteran 5 m 1 unit 2002 Baik 28. Siku-siku 1 unit 2002 Baik 29. Sengkang gergaji besi 1 unit 2002 Baik 30. Gergaji kayu 1 unit 2002 Baik 31. Mata bor/plong 1 unit 2002 Baik X. KP. Mojosari (300.0000 m

2)

1. Printer hard disk 2 unit 2000/2005 Baik 2. Layar monitor 1 unit 2000 Baik 3. Faximile 1 unit 2001 Baik 4. Telepon & intercom 1 unit 1976 Baik 5. Komputer 2 unit 1999 Baik 6. Sapi 5 ekor 1980 Baik/sehat 7. Mobil Jeep Hard Top 1 unit 1981 Baik 8. Traeler 1 unit 1998 Baik 9. Lori dorong 4 unit 2000 2 Baik/2 rusak 10. Klimatologi 1 unit 1995 Baik 11. Digital Grain Moisture meter 1 bh 2002 Baik

Page 268: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

37

No. Jenis Barang Jumlah Barang

Tahun Pengadaan

Kondisi

12. Pompa air sumur bor 2 unit 1991/1992 Baik 13. Small Bundle Traserr 1 unit 2001 Baik 14. Moisture tester 2 bh 2002 Baik 15. Mesin Diesel 2 unit 1999 Baik 16. Traktor 2 unit 1982 Baik 17. Mini Traktor 1 unit 1986 Baik 18. Corn sheller 1 unit 1986 Baik

19. Timbangan 2 bh 1997 Baik XI Klinik Agribisnis Freeser 2 unit 2005 Baik XII. KP. Malang (60 000 m

2)

1. Mesin Pompa air 1 unit 2001 Baik 2. Mesin Tresher 1 unit 2001 Baik 3. Hand Tractor 2 unit 2001 Baik 4. Mesin Babat Rumput 2 unit 2001/2004 Baik 5. Genset/Dinamo 1 unit 2001 Baik

3.5.2. Usulan Pengadaan Peralatan yang belum terealisir per 31 Desember 2005

Laboratorium/Kebun Percobaan/Pelayanan Teknik

Jenis Barang Jumlah

I. Lab Analisa Pengolahan Data 1. Lap Top 1 unit II. Lab . Hama Parasitologi 1. Timbangan listrik 1 unit 2. Auto Clave 1 unit 3. Centrifuge 1 unit 4. Camera Digital 1 unit 5. Camera Mikroskop 1 unit 6. Handycam, 1 unit

3.5.3. Rencana Renovasi/Pembangunan Fasilitas

No Jenis Bangunan Luas Keterangan

1. Screen House (rumah kasa) 3 unit 120 m2 2. Ruang teknisi screen house 20 m2

1.5.4. Renovasi/Pembangunan Fasilitas

No Jenis Bangunan Luas/Unit Keterangan

1. Pembuatan/perbaikan sumur bor 1 unit

Page 269: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

38

BAB III. HASIL KEGIATAN PROYEK PAATAP TA 2005

3.1. Pendidikan dan Pelatihan Teknis

Pelatihan merupakan suatu proses pemberdayaan tenaga kerja untuk

menggali dan mengembangkan potensi yang dipunyai setiap individu, yang

selanjutnya dapat menyumbangkan potensinya kepada lembaga induknya,

lembaga terkait, mitra kerja dan masyarakat petani. Peningkatan kemampuan

intelektual yang meliputi penguasaan, penerapan, pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan diharapkan dapat meningkatkan

kualitas kerja masing-masing individu. Perencanaan pelatihan mengupayakan

peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia lingkup Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jawa Timur untuk menghadapi, memenuhi, mengantisipasi

perkembangan/kebutuhan teknologi dan permasalahan yang muncul di tingkat

lapang. Pelatihan yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2005 meliputi : 1).

Bimbingan Belajar Mengahadapi Ujian CPNS, 2). Try Out, 3). Lembaga

Keuangan Mikro, dan 4). Networking dan internet. Peserta terdiri dari tenaga

fungsional ( peneliti, penyuluh dan teknisi) dan tenaga struktural pelayanan

teknis. Metode penyampaian materi secara klasikal, eduitement (education

entertainment) diskusi dan praktikum (tugas-tugas). Pelatihan bimbingan belajar

menghadapi ujian CPNS merupakan pelatihan penyegaran peserta dalam

menghadapi ujian. Jenis pelatihan masuk katagori teknis dan aplikatif, beban

praktikum 70% dan teori/diskusi 30% yaitu pelatihan Networking – internet.

Dampak hasill diharapkan dari kegiatan pelatihan tenaga kerja adalah agar Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Jatim sebagai lembaga yang mantap dapat

mengoptimalkan individu sumberdaya manusia sesuai bidang keahliannya serta

meningkatnya individu dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam melayani

pengguna dan menghadapi daya saing yang semakin terbuka.

Page 270: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

39

3.2. PENYUSUNAN PROGRAM DAN RENCANA KERJA/TEKNIS/ PROGRAM

3.2.1. Penyusunan Rencana Teknis

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian dibentuk melalui SK Mentan

No:798/kpts/ ot.210/12/94 tanggal 13 Desember 1994 dan berlaku efektif tanggal

1 April 1995. Sesuai SK tersebut, Tugas pokok dan fungsi BPTP adalah: (1).

Melakukan penelitian komoditas spesifik lokasi. (2). Melakukan pengujian dan

perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. (3). Menyampaikan paket

teknologi hasil pengujian dan perakitan sebagai bahan materi peyuluhan

pertanian. (4). Menyampaikan umpan balik permasalahan kepada Balai Penelitian

Komoditas untuk menyusun program penelitian yang lebih mendasar. (6).

Melayani kegiatan pengkajian teknologi pertanian dan menyelenggarakan urusan

tata usaha balai . Pembentukan BPTP Jawa Timur merupakan langkah yang

tepat dalam rangka desentralisasi penelitian dan pengembangan untuk

mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Pada awal Triwulan II tahun 2005 ,

didahului dengan pembuatan Nesting Program Penelitian dan Pengkajian BPTP

Jawa Timur 2005 – 2009, Selanjutnya dibuat matrik usulan RPTP dan Proposal

Litkaji 2006 .Dalam perjalanan penyusunan Usulan Litkaji 2006, terjadi beberapa

kali perubahan baik RPTP yang telah disepakati pada awal 2005 maupun Matrik

Usulan Litkaji 2006. Matrik 2006 disusun berdasar acuan Renstra badan Litbang

2005 -2009 yaitu Program Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya pertanian,

Program Penelitian dan Pengembangan Teknologi tinggi dan Strategis

komoditas, Program Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi dan Nilai

Tambah Pertanian, Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi

Pertanian, Program Pengembangan Kelembagaan dan Komonikasi Hasil Litbang,

Program utama penelitian dan pengembangan pertanian periode 2005-2009

merupakan penajaman prioritas, perluasan cakupan dan kelanjutan dari program

utama periode 1999-2004. berdasar petunjuk kapus PSE program

penelitian/pengkajian dan pengembangan BPTP adalah:Inventarisasi

pengelolaan dan pengembangan sumberdaya pertanian spesifik lokasi;

Pengkajian teknologi inovatif spesifik lokasi dan agribisnis unggulan

Page 271: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

40

daerah.Pengkajian komunikasi, diseminasi dan penjaringan umpan balik teknologi

pertanian spesifik lokasi. Pengembangan model agribisnis berbasis inovasi

pertanian; Penelitian dan pengkajian berbasis kemitraan dan keperluan

pembangunan pertanian spesifik lokasi berdasar permintaan; Analisis dan

sintesis kebijakan pembangunan pertanian daerah; Pengembangan kapasitas

kelembagaan litbang pertanian ; Pengembangan sumberdaya informasi,

komunikasi, diseminasi dan penjaringan umpan balik IPTEK. Perencanaan Litkaji

BPTP Jawa Timur 2006 terdiri dari 8 program/Subprogram, 9 RPTP dengan

jumlah kegiatan 40 kegiatan litkaji dan 1 Rencana Kerja Peningkatan kapasitas

kelembagaan BPTP Jatim. Untuk memantapkan rencana kerja perlu ada panduan

jadwal dan yang jelas dari BB Pengkajian atau Badan Litbang sejak awal

anggaran sehingga pelaksanaan perncanaan litkaji agar tidak banyak mengalami

perubahan dan target dan sasaran pernecanaan bisa tercapai.

3.2.2. Sistem Informasi Menejemen (SIM)

Selama tahun 2005 untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan SIM,

di lingkup BPTP Jatim terus mengadakan berbagai pembenahan dalam bentuk

peningkatan mutu para pelaksana dan peningkatan sarana pendukung.

Beberapa pelatihan yang telah diikuti oleh Pelaksana Kegiatan S\IM adalah

workshop dan pelaksanaan SAI, SAAT, SAP. Di dalam hal pelaksanaan

kegiatan SIM, untuk mendapatkan data yang “up to date” selalu dilakukan

peremajaan data (up dating) bagi masing-masing SIM, walaupun beberapa

SIM masih ada masalah pada program/perangkat lunaknya. Sedangkan untuk

peningkatan sarana pendukung telah disiapkan fasilitas Local Area Net Work

(LAN).

3.2.3. Kegiatan Komisi Pengkajian

Kegiatan Pertemuan Tim Teknis dan Komisi Pengkajian Teknologi

Pertanian Propinsi Jawa Timur merupakan agenda rutin yang dilaksanakan

minimal dua kali dalam setahun. Pertemuan Tim Teknis Teknologi Pertanian

Jawa Timur dilaksanakan pada tanggal 7 September 2005, membahas 10

(sepuluh) usulan rekomendasi Rakitan Teknologi TA 2005, antara lain Strategi

Page 272: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

41

Desiminasi Hasil penelitian dan Pengkajian BPTP Jawa Timur, Pengenalan

Varietas Baru Kedelai dan Budidayanya, Teknologi Budidaya dan Pasca Panen

Tanaman Wijen, Pengelolaan Tanaman Tebu Terpadu, Pengenalan Varietas

Melati, Pengenalan Varietas Pisang Mas, Rakitan Penyusunan Rekomendasi

Pemupukan Lahan Sawah Tingkat Kabupaten dengan Dasar Status Hara Tanah

(judul tahun 2004), Rakitan Teknologi Sistem Usahatani Padi Sawah guna

Mengatasi Senjang Hasil (judul tahun 2004), Rakitan Sistem Usahatani Terpadu

Padi- Ternak Sapi di Lahan Sawah Irigasi. (judul tahun 2004), dan Teknologi

Pengendalian Flu Burung pada Peternakan Ayam. Sedangkan Pertemuan

Komisi Teknologi Pertanian Jawa Timur dilaksanakan pada tanggal 1 Desember

2005, membahas lebih lanjut usulan rekomendasi yang telah dibahas oleh Tim

Teknis Teknologi Pertanian Jawa Timur. Hasilnya kesepuluh usulan rekomendasi

rakitan teknologi pertanian tersebut disetujui oleh Komisi Teknologi dengan

beberapa catatan perbaikan makalah. Disamping itu, disampaikan juga

Sosialisasi Program Pengkajian BPTP Jawa Timur TA 2006.

3.2.4. Project Complition Report (PCR) (file belum masuk)

3.3. Evaluasi Kegiatan

Monitoring dan evaluasi (Monev) merupakan suatu alat managemen

pengkajian yang cukup penting dari suatu kegiatan pengkajian, dimana hasil

evaluasinya diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan guna

perbaikan program pengkajian, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja

BPTP dimasa mendatang. Kegiatan Monev ini diarahkan untuk mencari dan

menganalisis suatu fakta yang ada pada setiap tahapan kegiatan pengkajian.

Dengan demikian kegiatan monev ini dirasakan perlu dilakukan untuk BPTP Jawa

Timur. Hal ini mengingat tugas dan fungsi BPTP dalam pembangunan pertanian

daerah. Jumlah kegiatan pengkajian yang dilaksanakan oleh BPTP Jawa Timur

pada tahun anggaran 2005 adalah sebanyak 38 kegiatan penelitian/pengkajian

yang kesemuanya didanai oleh APBN. Kegiatan-kegiatan pengkajian tersebut

dikelompokkan menjadi 11 proposal (RPTP). Hasil kegiatan Monev tahap I (desk

study), menunjukkan bahwa semua ROPP (38 kegiatan) telah mengacu pada

Page 273: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

42

panduan pelaksanaan penelitian /pengkajian. Sedangkan hasil Monev di

lapangan yang dilakukan pada tahap II dan III menunjukkan enam belas kegiatan

keterlibatan tim dalam kegiatan pengkajian belum optimal, tiga kegiatan perlu

segera merevisi ROPP/RDHP. Umumnya keterlibatan petugas lapang (PPL),

Dinas terkait dalam proses pelaksanaan pengkajian juga masih kurang, sehingga

perlu ditingkatkan keterlibatannya.

3.4. Pengembangan Kelembagaan

Perkembangan ilmu dan teknologi khususnya dibidang penelitian dan

pengkajian pertanian semakin hari semakin pesat. Sesuai dengan mandat Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian maka perkembangan ilmu dan teknologi tersebut

harus dikaji, diperkenalkan dan ditularkan kepada pengguna, baik kepada

penyuluh, petugas dinas, kepada petani yang bersangkutan maupun kepada

peneliti yang lain. Untuk kegiatan ini diperlukan peningkatan kualitas sumber daya

manusia (tenaga kerjanya) agar dapat mencerna, memilih, menerima , menyerap

perkembangan ilmu dan teknologi yang ada, membuat rencana kegiatan,

melaksanakan kegiatan dan memperoleh hasil kegiatan yang dapat di gunakan

oleh stake holder. Pada tahun 2005, di BPTP Jawa Timur pada kegiatan

Pengembangan Kelembagaan, mendapatkan anggaran sebesar Rp.

23.850.000,- (Dua puluh tiga juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah).

Dana ini telah digunakan untuk kegiatan peningkatan kualitas

sumberdaya manusia antar lain berupa mengikut sertakan pada kegiatan

pelatihan,pertemuan teknis, sosialisasi dan apresiasi. Kegiatan ini bertujuan

agar kualitas sumberdaya meningkat sehingga dapat meningkatkan kegitan

penelitian dan pengkajian maupun kegiatan administarasi untuk kelancaran

pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengkajian yang lebih sempurna. Pada

tahun anggaran 2005 ini, telah dilaksanakan peningkatan sumberdaya

manusia terhadap 48 orang staf BPTP Jawa Timur, yang terdiri dari 13 paket

kegiatan pelatihan/pertemuan teknis/sosialisasi/apresiasi.

Page 274: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

43

3.5. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI

SPESIFIK LOKASI

3.5.1. Karakterisasi dan Analisis Sumberdaya Pertanian

3.5.1.1. Pemanfaatan Model Simulasi untuk Strategi Budidaya Tanaman

Pangan pada Berbagai Kejadian Iklim

Keberhasilan perencanaan pembangunan pertanian dan program

penghijauan suatu daerah kering tergantung pada pemanfaatan air yang berasal

dari curah hujan dalam selang waktu yang tepat sehingga kebutuhan air oleh

tanaman pada saat memerlukan air yang cukup tidak kekurangan, sehingga

pertumbuhan tanaman akan berkembang dengan baik dan akhirnya akan

memberikan produksi cukup baik. Metode untuk memanfaatkan air yang berasal

dari curah hujan cukup banyak, sehingga pemanfaatannya dapat direncanakan

dengan efektif, salah satunya adalah melalui pendekatan keseimbangan air, yaitu

air yang masuk ke dalam tanah (curah hujan untuk daerah kering) dan air yang

hilang melalui evaporasi dan transpirasi secara tidak langsung (Manik, 1990).

Pendekatan dengan cara tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

simulasi pada Software WARM (Water and Agroclimat Resources Management)

yang telah dikembangkan oleh Balai Penelitian Klimatologi dan Hidrologi

(Balitklimat) Bogor yang berfungsi untuk menentukan waktu tanam terbaik

(produksi/evaluasi) pada suatu lahan tertentu.

Kegiatan Litkaji ini bertujuan untuk menyusun karakteristik iklim (database

agroklimat) sebagai dasar penentuan saat tanam yang tepat di kabupaten

Sumenep, membagi kelompok curah hujan Kabupaten Sumenep, dan

menentukan waktu tanam optimal di masing-masing kelompok curah hujan pada

berbagai kejadian iklim.

Hasil Litkaji menunjukan bahwa Daerah yang paling baik untuk dijadikan

sebagai sentra (pusat) budidaya tanaman pangan baik pada berbagai kejadian

iklim (normal, el-nino, dan la-nina) adalah kelompok curah hujan II (kecamatan

Rubaru, Dasuk, Gapura, Manding, Kebonagung, Kota Sumenep, Ganding,

Parsanga, Kalianget, dan Lenteng), kelompok curah hujan V (kecamatan

Pasongsongan dan Batu Putih), dan kelompok curah hujan VI (kecamatan

Parenduen/Pragaan, Saronggi, Dungkek, Batang-batang dan Bluto); sedangkan

Page 275: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

44

yang kurang baik dijadikan sebagai sentra (pusat) budidaya tanaman pangan

adalah kelompok curah hujan I (kecamatan Ambunten), kelompok curah hujan III

(kecamatan Dam Jepun), dan kelompok curah hujan IV (kecamatan Guluk-guluk).

Waktu tanam terpanjang pada iklim normal terdapat pada kelompok curah hujan

II yaitu Nopember (II) – Januari (III), untuk iklim el-nino terdapat pada kelompok

curah hujan II dan VI yaitu Desember (I) – Januari (III) dan untuk iklim la-nina

terdapat pada kelompok curah hujan II yaitu Oktober (I) – April (III). Waktu tanam

terpendek pada iklim normal terdapat pada kelompok curah hujan III yaitu

Desember (III), untuk iklim el-nino terdapat pada kelompok curah hujan I yaitu

Desember (I) – Januari (I) dan untuk iklim la-nina terdapat pada kelompok curah

hujan IV yaitu Nopember (III) – Januari (III).

3.5.1.2. Pemetaan Status Hara P dan K Lahan Kering di Kabupaten Sumenep

Untuk mendapatkan data status hara P dan K sebagai dasar penentuan

rekomendasi pemupukan P dan K pada lahan kering telah dilaksanakan

penelitian status hara P dan K di sebagian wilayah Kabupaten Sumenep pada

tahun 2005. Penelitian menggunakan metode survey status hara P dan K yang

diekstrak HCl-25%. Peta yang dihasilkan skala 1:50.000. Sebagian besar lahan

kering di Sumenep bagian barat yang meliputi Kecamatan Guluk-guluk, Pragaan

dan Ganding mempunyai status P rendah dan sedang, hanya 7,0% yang

mempunyai status P tinggi (> 40 mg P2O5/100 g). Status P rendah di Kecamatan

Guluk-guluk seluas 975 ha, status sedang 1225,0 ha dan status tinggi 125,0 ha.

Di Kecamatan Pragaan status P-rendah seluas 1570,0 ha (59,8%), status P

sedang 955.0 ha dan status P tinggi sekitar 100,0 ha (3,8%). Sebaran status P

rendah, sedang dan tinggi di Kecamatan Ganding relatif seimbang. Dari areal

seluas 6950 ha, 5630,0 ha (81,0%) mempunyai status K rendah, sekitar 18,3 %

mempunyai status K sedang dan hanya 0,7% yang mempunyai status K-tinggi.

Lahan kering dengan status K tinggi hanya dijumpai di Kecamatan Pragaan

seluas 50 ha yang berada di Prenduan dan Pragaan laok, hampir seluruh areal

lahan kering yang dipetakan mempunyai status K yang rendah hingga sedang

(99,3%). Umumnya areal yang mempunyai status P dan K rendah mempunyai

Page 276: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

45

bentuk lahan berlereng hingga bergelombang dengan lapisan olah sangat

dangkal. Untuk memanfaatkan data yang telah tersedia, sebaiknya dilakukan

percobaan lapang untuk mengetahui respon pemupukan pada tanah dengan

status P dan K rendah, sedang dan tinggi.

3.6. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

3.6.1. Optimalisasi Pengelolaan Usahatani Terpadu Berbasis Komoditas Unggulan Daerah

3.6.1.1. Pengkajian Pengelolaan Padi Varietas Lokal Dan Unggulan Daerah

Budidaya padi varietas unggul lokal menguntungkan, apabila dikelola

dengan baik maka produksinya tinggi, rasa nasi enak pulen, relatif tahan hama

penyakit, batang lebih kokoh, biomassa lebih banyak, harga jual beras lebih

mahal, sehingga berpengaruh positif terhadap pendapatan petani. Dengan

demikian padi varietas lokal layak untuk dikembangkan pada wilayah spesifik

lokasi. Tujuan dilakukan pengkajian : 1) Mengevaluasi padi varietas lokal umur

dalam terpilih untuk dapat dikembangkan kearah budidaya padi dengan

penggunaan organik di daerah sentra, 2) Mengamati adaptasi varietas Slegreng

tahan kekeringan dan naungan, 3) Eksplorasi, inventarisasi dan koleksi varietas

lokal padi Jawa Timur dan 4) Rejuvenasi varietas lokal padi Jawa timur.

Pengkajian dilakukan di desa Pandansari, Ngantang, Kab. Malang, Eksplorasi

dilakukan di 6 Kabupaten (Malang, Bojonegoro, Trenggalek, Pacitan, Magetan

dan Ponorogo) dan rejuvenasi di KP Malang, kajian dilakukan pada bulan

Agustus 2005 s/d Pebruari 2006. Pengkajian di lakukan dengan metode on farm

research. Luas areal padi lokal di lokasi pengkajian di desa Pandansari dan

sekitarnya 60 ha – 70 ha, luas areal kajian 1,3 ha dengan varietas Gropak dan

Gundel dengan pembanding Krueng Aceh. Produksi padi lokal 9 ton/ha GgKP

dan Krueng Aceh 5,5 ton/ha GKP. Pendapatan usahatani padi lokal Rp.

9.8400.000,- dan Krueng Aceh Rp. 6.346.000,- per hektar, R/C ratio padi lokal

3,62 dan Krueng Aceh 3,11. Jumlah varietas padi lokal yang berhasil dieksplorasi

dan dikoleksi pada tahun 2005 sebanyak 12 varietas menambah koleksi tahun

Page 277: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

46

2004 sebanyak 29 varietas dengan demikian jumlah keseluruhan koleksi padi

lokal 41 varietas. Areal varietas Slegreng 16.717 ha, hampir 86, 80 % berada di

wilayah Kabupaten Pacitan dan sisanya di Kabupaten Trenggalek dan Magetan.

Rejuvenasi dilakukan pada 41 varietas. Budidaya padi lokal jenis bulu umur

dalam lebih menguntungkan dibanding menanam padi unggul karena input

produksi seperti benih petani bisa membuat sendiri dengan cara melakukan

seleksi pada setiap musim di lapang, dosis penggunaan pupuk lebih rendah dari

dosis rekomendasi, harga gabah kering panen tidak berbeda nyata dengan

harga gabah padi unggul. Padi lokal umur sangat genjah umur 94 – 100 hari yaitu

varietas Sodok, Philip dan beras merah dapat diadaptasikan dan selanjutnya

dikembangkan di lahan kering yang mempunyai pola tanam ketat. Pasar padi

lokal sangat terbuka dan tidak mengalami kesulitan dalam pemasaran hasil.

Saran Dampak prakiraan : didapatkan varietas lokal padi yang dapat berkembang

dan tetap eksisting pada wilayah sentra produksi, dilepasnya varietas Slegreng,

bertambahnya koleksi padi lokal BPTP Jawa Timur dan pelestarian plasma nutfah

padi lokal

3.6.1.2. Pengkajian Pengelolaan Jagung Lokal Madura

Hasil seleksi memperoleh Md 2-11, TL 2-132 dan GL 2-28 dengan

peningkatan hasil masing-masing 30%, 25% dan 1% atau dengan daya hasil

masing-masing 2,24 t/ha, 3,24 t/ha dan 4,09 t/ha. Dari hasil tersebut petani

memperoleh keuntungan masing-masing Rp. 2.237.500,- atau dengan B/C ratio

1,99 untuk varietas Manding, Rp. 2.627.500,- atau B/C ratio 2,34 untuk Talango

dan Rp. 5.012.500,- atau B/C ratio 4,46 untuk Guluk-Guluk. Walaupun ketiga

varietas tersebut memiliki daya hasil yang berbeda tetapi penanaman varietas

tidak berubah untuk daerah masing-masing, karena ketiganya memiliki adaptasi

yang sangat spesifik. Hasil temu lapang menunjukkan bahwa petani sangat

respon terhadap ketiga varietas yang telah dimurnikan tersebut dan memohon

segera diputihkan agar petani mendapatkan benih bermutu (berlabel).

Page 278: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

47

3.6.1.3. Pengkajian Adaptasi Calon Varietas Hibrida Melon

Jawa Timur merupakan pemasok utama buah melon (Cucumis melo)

mencapai 2174900 kg pada Tahun 2001, tetapi semua kebutuhan benih berasal

dari benih import Upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha

perbenihan melon dilakukan melalui penggaluran, persilangan dan adaptasi di

sentra produksi Pada Tahun 2005 dilakukan kajian untuk mengetahui daya

adaptasi calon varietas melon, dan telah diperoleh 3 calon varietas terseleksi

yaitu M1 dari galur 211W disilang dengan 1141W; M2 dari 211W disilang dengan

151P dan M3 dari galur 8101WL disilang dengan galur 8101 EL dilakukan di

Kebun BPTP Jawa Timur Uji adaptasi dilakukan di lahan petani Pare, Kediri

untuk mengetahui daya hasil, ditata dalam rancangan acak kelompok, dengan

varietas Action sebagai kontrol Keragaan karakter pertumbuhan yang terdiri dari

tinggi tanaman dan jumlah daun antar calon varietas tidak berbeda dengan

varietas Action sebagai kontrol, demikian pula untuk karakter umur berbunga,

umur panen, dan ukuran buah Perbedaan karakter persentase buah bisa

dimakan diperlihatkan oleh valon varietas M3 lebih sedikit dari varietaas Action,

dan tipe menyimpang cukup tinggi mencapai 762% Kadar gula buah calon

varietas tidak berbeda dengan varietas Action dan mencapai diatas 12 Brix yang

berarti bahwa karakter dimaksud telah mencapai standart panen Berdasar

karakter yang diamati hampir sama dengan varietas pembanding menunjukkan

bahwa calon-calon varietas dapat diterima dipasar karena petani produsen,

pedagang mau menerima serta penjual benih setuju dengan hasil

berupapenampilan buah yang

3.6.1.4. Pengkajian Karakterisasi & Pengelolaan Varietas Lokal Hortikultura Unggulan Jatim

Dukungan potensi alam dan potensi plasma nutfah buah-buahan Jawa Timur

sangat besar untuk pengembangan buah-buahan tropis menjadi komoditas

unggulan. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan agribisnis buah-

buahan tropis Indonesia adalah tidak kontinyunya suplai buah, rendahnya

kualitas buah, dan sedikitnya suplai buah berkualitas, serta tingginya harga buah-

buahan Indonesia. Di antara permasalahan tersebut , masalah produktivitas dan

Page 279: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

48

kualitas buah telah diketahui dikendalikan oleh faktor genetik Salah satu kegiatan

yang dapat mendukung munculnya varietas unggul buah-buahan tropis di

Indonesia antara lain identifikasi calon varietas unggul tanaman hortikultura

unggulan spesifik lokasi seperti Jawa Timur. Sehingga diperoleh varietas

ungulan hortikultura spesifik Jawa Timur. Pengkajian dilaksanakan di wilayah

lahan kering dataran rendah di Jawa Timur yaitu di Malang, Kediri, Jombang

dan Nganjuk. Waktu pelaksanaan mulai bulan Pebruari hingga Desember 2005.

Hasil pengkajian yang merupakan lanjutan tahun sebelumnya terkarakterisasi

beberapa calon varietas unggul sawo asal Pare-Kediri yang unggul dalam hal

rasa yaitu lebih manis, tidak terasa berpasir dan rasa lebih renyah serta tidak

lembek. Juga telah terpilih calon pohon induk tunggal untuk sawo Pare-Kediri.

Pengembangan sawo untuk sampai pada pelepasan varietas belum didukung

sepenuhnya oleh Pemda setempat. Di daerah Junrejo-Batu diperoleh 5 calon

varietas harapan apokat yang perlu didukung untuk penentuan varietas unggul

dan pengembangannya oleh Pemda setempat. Hasil karakterisasi jambu bol

Gondang Manis dari Jombang telah diperoleh pohon induk tunggal dan

pelepasan varietas dilakukan bersama dengan instansi terkait. Pengembangan

dan penyediaan bibit hasil sambung jambu bol Gondang Manis telah dilakukan

dengan bimbingan teknologi BPTP Jawa Timur. Karakterisasi duku Cepoko asal

Nganjuk menunjukkan bahwa duku Cepoko memiliki kualitas sebanding dengan

duku Palembang namun tidak dapat menyaingi duku Prunggahan dari Tuban.

Oleh karena itu untuk pengusulan menjadi varietas unggul tidak dilakukan karena

tidak dapat bersaing dengan varietas unggul duku Prunggahan. Sedangkan

pengelolaan kebun induk hortikultura di BPTP Jawa Timur untuk beberapa

tanaman buah seperti belimbing Karangsari dan srikaya Langsar sudah berbuah

dan Pamelo sudah mulai berbunga. Untuk tanaman hias yaitu sedap malam

Roro Anteng, melati Rato Ebuh dan mawar Pergiwa Pergiwati telah berbunga

sebanyak 3 periode pembungaan walaupun kondisi bunga tidak optimal bila

dibandingkan agroekologi yang sesuai.

Page 280: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

49

3.7. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

3.7.1. Optimalisasi Usahatani Terpadu Berbasis Teknologi Inovatif

3.7.1.1. Kajian Usahatani Berbasis Tembakau Madura Rendah Nikotin

Kegiatan Penelitian dan Pengkajian TA 2005 ini merupakan kolaborasi

antara BPTP Jawa Timur dengan Balittas Malang, bagi BPTP Jatim Litkaji ini

merupakan awal pelaksanaan pengkajian untuk komoditas tembakau. Pemilihan

komoditas tembakau rendah nikotin varietas Prancak N-1 didasarkan atas

terbitknya PP 38/2000 dan PP19/2003 antara lain menetapkan pembatasan kadar

nikotin dan tar (dalam asap) maksimum 1,5 dan 20 mg per batang rokok. Untuk

itu Departemen Pertanian, khususnya Badan Ltbang Pertanian melalui unit kerja

Balittas Malang telah mengantisipasinya, Tembakau Madura Prancak-95

disilangkan dengan beberapa varietas tembakau Oriental (Turki) yang berkadar

nikotin < 1 %. Hasil persilangan diseleksi untuk mendapatkan galur yang

berkadar nikotin lebih rendah dari Prancak-95 dengan bentuk morfologi mirip

Prancak-95 dan mewarisi sifat ketahanan terhadap penyakit lanas (Phytophthora

nicotianae) dari Prancak-95. Dari 10 galur yang diuji multilokasi terpilih galur 93/2

dan 90/1 yang kemudian dilepas pada bulan Mei 2004 sebagai Prancak N-1 dan

Prancak N-2. Dilanjutkan dengan sosialisasinya ke petani tembakau, dan pabriik

rokok serta Pemerintah kabupaten Sumenep.

Kegiatan Litkaji ini bertujuan untuk mempercepat adopsi varietas

tembakau Madura rendah nikotin, Prancak N-1 serta mengoptimalkan pola tanam

eksisting melalui introduksi varietas unggul lokal Potre Koneng hasil seleksi Tim

BPTP Jawa Timur. Pengkajian melibatkan 10 kelompok tani kooperator pada

kawasan seluas 50 ha di kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep.

Untuk memudahkan koordinasi dan sinkronikasi pelaksanaan kegiatan

usahatani di wilayah pengkajian, terutama dalam hal penentuan saat penanaman,

penyaluran sarana produksi serta penentuan saat panen, maka dibentuklah

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dari 10 kelompok tani binaan.

Hasil Litkaji menunjukan bahwa persemaian bibit tembakau dengan

kondisi pertumbuhannnya sangat baik, hal ini ditunjukkan pada saat transplanting

Page 281: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

50

(awal bulan Mei 2005) persentase pertumbuhannya kurang lebih 99 %. Hasil

Produktivitas tembakau petani kooperator berkisar 510-552 kg rajangan kering

/ha dengan rataan 531 kg rajangan kering /ha dengan hasil tertinggi di

agroekosistem sawah. Kadar nikotin berkisar 2,24 – 2,64 % rataan 2,41 %

dengan kadar nikotin tertinggi di agroekosistem sawah dan terendah di gunung.

Tingginya kadar nikotin tersebut disebabkan daun-daun tembakau yang dipanen

adalah daun-daun bagian atas, sedangkan daun-daun bagian bawah sampai

tengah mengering (krosok) akibat turunnya hujan selama masa pertumbuhan

tembakau dan berakibat pula menurunnya mutu tembakau, pada akhirnya

penerimaan petani dari usahatani tembakau ini merugi kecuali di lahan sawah.

Dari 3 varietas jagung lokal (Guluk-Guluk, Manding, dan Talango) yang

diintroduksikan ke petani, varietas Guluk-Guluk (Potre Koneng) yang diterima

petani karena produktivitasnya lebih tinggi. Dari hasil pengkajian, produktivitas

jagung lokal Potre Koneng di agroekosistem sawah 3,04 t/ha, tegal 2,71 t/ha, dan

gunung 1,98 t/ha, dengan pendapatan yang diperoleh petani berturut turut

sebesar Rp.1.269.000,-, Rp. 906.000,-, dan Rp. 103.000,-. Rendahnya

pendapatan di lokasi agroekosistem tegal dan gunung dikarenakan tanaman

mengalami cekaman air, sehingga produktivitasnya relatif lebih rendah

dibandingkan di sawah.

3.7.1.2. Kajian Model Usahatani Pembibitan Sapi Potong Rakyat: Aspek Pemberdayaan Kelembagaan/ Kelompok Peternak

Pengkajian ini bertujuan untuk memperoleh cara efektif menginisiasi

pembentukan Kelompok Tani Ternak ( KTT ) atas dasar partisipatif di kawasan

usaha pembibitan sapi potong rakyat di Jawa Timur. Lokasi pengkajian di Dusun

Kalianjok Desa Bulu Kecamatan Brebek Nganjuk. Pengkajian bersifat on-farm

assessment dengan langkah awal melakukan penjaringan sapi – sapi potong

induk berkategori sapi induk pilihan ( SIP ), yakni tinggi badan > 135 cm beserta

petani peternaknya sebagai petani peternak kooperator. Para petani peternak

kooperator diberi stimulasi peningkatan pemahaman tentang kesamaan

kepentingan, prospek dan potensi daya dukung lokal untuk usaha pembibitan

sapi potong dengan menggunakan metode participatory rural approach ( PRA ).

Page 282: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

51

Analisis kondisi sebelum dan sesudah stimulasi dilakukan terhadap parameter

pemahaman manfaat keberadaan KTT dan motivasi untuk membentuknya,

aktivitas seleksi secara patisipatif, dan sistem kawin sapi induk. Hasil pengkajian

menunjukkan, bahwa dalam kalangan petani peternak pemelihara SIP yang

distimulir dengan perlakuan seperti pada pengkajian ini mempunyai respon positif

tentang pemahamannya terhadap manfaat keberadaan KTT dan motivasi untuk

membentuknya serta pelaksanaan seleksi sapi induk secara patisipatif . Ketiga

faktor tersebut ternyata dapat menyebabkan terbentuknya KTT. Sedangkan

sistem kawin sapi tidak mengalami perubahan positif, karena masih adanya faktor

lain yang lebih dominan menentukan. Kesimpulan adalah mestimulasi para petani

peternak pemelihara SIP untuk meningkatkan pemahaman tentang kesamaan

kepentingan, prospek dan potensi daya dukung lokal dengan metoda PRA

merupakan cara efektif untuk membentuk KTT secara patisipatif.

3.7.1.3. Pengkajian Konservasi Lahan Melalui Multistrata di Lahan Kering Dataran Rendah

Masalah di lahan kering Kawasan Selatan Jawa Timur adalah rendahnya

produktivitas lahan, tingginya erosi tanah, kelangkaan pakan ternak di musim

kemarau dan rendahnya bahan organik tanah. Salah satu alternatif untuk

mengatasinya adalah pengembangan sistem multistrata. Konsep usahatani

konservasi pola multistrata adalah optimalisasi lahan untuk produksi bahan

pangan, pakan, papan dan pendapatan keluarga petani dari kegiatan

usahataninya. Pengkajian dilaksanakan di Desa Mojorejo Kecamatan Wates

Kabupaten Blitar melibatkan 5 orang petani kooperator pada lahan seluas 2

hektar. Pola multistrata merupakan bentuk pengembangan wanatani

(agroforestry) yang terintegrasi antara tanaman strata I (tanaman semusim,

empon-empon, rumput), tanaman strata II (legume pohon), dan strata III

(tanaman tahunan). Usaha penggemukan domba di pekarangan rumah dengan

sumber pakan utama berupa hijauan ditambah pakan lengkap (complete feed).

Tanaman strata I ditanam pada bidang olah inti, sedangkan strata II dan III

ditanam pada sekeliling batas lahan sebagai tanaman pagar (hedgerow). Aspek

konservasi tanah dan air sangat diperhatikan dalam konsep multistrata melalui

Page 283: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

52

pengaturan bentuk teras, proporsi antara tanaman semusim dan tahunan,

pengelolaan aliran permukaan, penggunaan mulsa dan pengembalian bahan

organik ke tanah. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada rakitan teknologi

petani tingkat produksi padi gogo 2,2 ton/ha dan jagung 4,4 ton/ha; dengan

teknologi introduksi padi gogo 4,1-5,4 ton/ha dan jagung 5,2-6,1 ton/ha. Produksi

tanaman empon-empon pada teknologi petani adalah kunyit 9,2-27,4 ton/ha,

lengkuas 13,5 ton/ha, jahe 1,6 ton/ha, kencur 4,2 ton/ha; pada teknologi

introduksi kunyit 12,6-36,2 ton/ha, lengkuas 14,4-18,1 ton/ha, jahe 1,7-2,8 ton/ha

dan kencur 4,6-5,8 ton/ha. Pertambahan berat badan domba harian mencapai

180 gr/ekor dengan perolehan pendapatan bersih dari usaha penggemukan skala

5 ekor selama 4 bulan sebesar Rp.584.500,-. Tambahan produksi hijauan pakan

dari tanaman rumput, legum semak dan legum pohon setahun mencapai 4,53 ton

BK masing-masing 2,25 ton BK pada musim hujan, 1,08 ton BK pada musim

peralihan dan 1,20 ton BK pada musim kemarau. Daya tampung ternak

berdasarkan produksi hijauan tersebut adalah sebesar 3 ST/ha pada musim

hujan, 2,4 ST/ha pada musim peralihan dan 2 ST/ha pada musim kemarau. Nilai

pendapatan bersih yang diperoleh dari usahatani multistrata dengan tiga rakitan

teknologi masing-masing adalah dari teknologi petani (existing) sebesar

Rp.988.100,-/ha/tahun dengan B/C ratio 0.33; dari teknologi kesepakatan

sebesar Rp. 1.483.600,- dengan B/C ratio 0.39, dan dari teknologi anjuran

sebesar Rp.2.562.800 dengan B/C ratio 0.58. Beberapa komponen teknologi

yang diadopsi petani adalah varietas unggul, teknologi kompos, jamu ternak,

complete feed, jarak tanam, dosis pemupukan dan tanaman pakan.

3.7.1.4. Kajian Pengembangan Usaha Pertanian Konservasi Model Strip Cropping Tanaman Kentang - Pakan Ternak Di LKDT

Penanaman kentang di kawasan lahan kering dataran tinggi berlereng

seringkali mengabaikan prinsip prinsip konservasi lahan berupa penanaman

kentang pada guludan searah lereng. Perbaikan budidaya tanaman kentang

dengan penaman pada guludan miring 450 disertai strip cropping tanaman

kentang - pakan ternak merupakan teknologi yang murah, mudah dan sangat

Page 284: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

53

efektif mengendalikan erosi maupun run off serta dapat meningkatkan

produktivitas lahan. Dalam upaya pengembangannya telah dilibatkan petani

kooperator lebih banyak agar teknologi dapat tersosialisasi , teraplikasi dengan

dan didukung oleh kelompok tani yang kuat. Pengembangan berpusat di desa

krajan desa Argosari (2000 m dpl), kec. Senduro, Lumajang. T.A. 2005 dengan

melibatkan kelompok tani \argotani di dukuh tersebut.

Kelompok tani cukup respon utamanya dalam menyusun teknologi

kesepakatan dengan berbagai perjanjian bersama dan mampu menepati janji

sampai pengkajian selesai. Kelompok tani dapat menerima beberapa aktifitas

yang diberikan ( administrasi kelompok, inisiasi keuangan/ simpan pinjam,

inisiasi agroinsudtri dll), meskipun masih perlu ditingkatkan. Dari pengkajian

diperoleh bahwa teknologi partisipatif (kesepakatan) dengan mempergunakan

varietas Granola Australia, pemupukan sebesar (200 kg Urea + 300 kg ZA + 200

kg SP36 + 200 kg KCl) per ha, dan pupuk bokasi 5 t/ha, ditanam pada guludan

miring 450 disertai strip tanaman setaria dengan jarak 5 m setiap panjang lereng

ternyata memberikan hasil lebih tinggi 25.58% daripada teknologi petani. Produk

yang tinggi tersebut didukung oleh lebih banyaknya umbi besar yang mencapai

69,47%. Dan R/C rasio sebesar 1,85. Penggunaan teknologi petani mencapai

R/C rasio 1,30. Sehingga teknologi partisipatif ternyata lebih efektif dan efisien

untuk usahatani kentang di lahan kering dataran tinggi Senduro, Lumajang.

Model kelompok tani yang tepat bagi petani tampaknya model pertanian

kooperatif mempunyai peluang untuk dikembangkan mengingat lokasi yang

cukup terpencil sehingga mereka butuh kerjasama yang erat untuk masuk

kesistem agribis yang tepat. Informasi yang disampaikan pada kelompok cukup

efektif namun masih diperlukan pengembangan informasi seperti adanya

demoplot, pelatihan dll. Dengan demikian tindakan konservasi vegetatif ini dapat

memberi keuntungan yaitu hasil dan pendapatan usahatani kentang meningkat,

mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah serta dapat digunakan

sebagai sumber pakan ternak yang potensial, dan bila mungkin

mengembangkan usahatani integrasi tanaman dan ternak untuk optimalisasi

pemanfaatan lahan dan limbah biomas.

Page 285: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

54

3.7.1.5. Kajian Agroindustri Pedesaan

Tujuan pengkajian ini adalah untuk menumbuh-kembangkan industri

rumah tangga kerupuk jagung dan tiwul manis di kabupaten Kediri serta tortila

jagung di kabupaten Blitar. Kegiatan pengkajian meliputi survei pendahuluan, uji

teknologi di laboratorium, aplikasi teknologi di tingkat perajin wanita, analisis mutu

hasil dan pengembangan pasar. Pengamatan yang dilakukan meliputi proses

produksi, produktivitas dan beban tenaga kerja wanita, mutu hasil olah dan

serapan pasar. Beberapa kelompok perajin wanita di lokasi pengkajian telah

dapat menerapkan teknologi yang dilatihkan dengan hasil yang memuaskan.

Teknologi pengolahan kerupuk jagung, tiwul manis serta tortila jagung telah

diadopsi oleh kelompok perajin wanita setempat dan produknya sudah

dipasarkan di sekitar lokasi produksi serta kota-kota besar lainnya di Jawa Timur.

Pendapatan yang diperoleh perajin per tahun dari usaha kerupuk jagung, tiwul

manis dan tortila jagung besarnya berturut-turut adalah Rp. 3.144.000,-, Rp.

3.116.800,- dan Rp. 2.419.200,-. Perluasan pasar perlu terus diupayakan untuk

meningkatkan permintaan konsumen, sehingga industri-industri rumah tangga ini

akan berkembang dengan cepat.

3.8. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

3.8.1. Pengkajian Model Agribisnis Berbasis Tanaman Buah Tropis

3.8.1.1. Kajian Pengembangan Agribisnis Mangga Podang Urang

Mangga Podang Urang merupakan komoditas unggulan Kabupaten

Kediri, Propinsi Jawa Timur, yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian Indonesia

pada tahun 2003. Buah mangga ini mempunyai keunggulan dalam warna kulit,

ukuran, aroma dan rasanya, yang disukai oleh konsumen, sehingga mempunyai

peluang untuk pasar Nasional maupun Intenasional. Namun produksi dan mutu

buah mangga Podang Urang masih rendah, karena petani belum menerapkan

pengelolalan kebun secara baik. Tujuan pengkajian ini adalah untuk

meningkatkan partisipasi petani pada kegiatan agribisnis dan memperoleh paket

usahatani terpadu berbasis mangga Podang Urang.. Lokasi pengkajian adalah di

Page 286: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

55

desa Tiron, kecamatan Banyakan, kabupaten Kediri. Metode pengkajian adalah

“farmers partisipative research” dengan melibatkan peneliti, penyuluh lapang,

petani dan instansi terkait. Cakupan kegiatan meliputi PRA lokasi baru,

pembinaan budidaya, pembibitan dan pengolahan serta super imposed tentang

pengaruh posisi dan pembungkusan buah di pohon terhadap mutu buah. Hasil

pengkajian menunjukkan bahwa partisipatif petani di Sumberbendo terhadap

kegiatan pembibitan cukup baik (70 %) dengan hasil sambungan jadi 50 % dan

partisipatif petani di Kaligayam kurang baik (45 %) dengan tingkat keberhasilan

penyambungan sangat rendah (6,25 %). Tanaman sela padi gogo dan jagung

memberikan pendapatan petani (Rp.2.735,000,-/ha) lebih tinggi bila

menggunakan tanaman sela ketela pohon dan kunyit (Rp.1.223.000,-/ha).

Pengolahan dodol dan permen berbahan baku mangga Podang Urang dapat

meningkatkan pendapatan petani masing-masing sebesar Rp.90.125,-/10 kg

mangga dan Rp.18.875,-/10 kg mangga, serta dapat membuka peluang

pekerjaan di desa. Sedangkan posisi dan pembungkusan buah memberikan

pengaruh yang nyata terhadap mutu buah.

3.8.1.2. Pengkajian Model Agribisnis Berbasis Jeruk Keprok dan Pulung Spesifik Lokasi

Keberhasilan pengembangan jeruk di Ponorogo ditentukan oleh

bagaimana mempertahankan pertanaman jeruk bebas penyakit agar tidak

terinfeksi penyakit, dan bagaimana memperbaiki kondisi jeruk eksisting (dari bibit

belum bebas penyakit) agar tidak menjadi sumber penyakit. Dukungan semua

komponen dalam sistem usahatani jeruk dari hulu sampai hilir diperlukan untuk

tercapainya agribisnis jeruk secara berkelanjutan. Budidaya jeruk harus mengacu

pada “Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat” (PTKJS) terdiri dari 4 komponen

yaitu 1). penggunaan bibit bebas penyakit, 2). pengendalian vektor tular penyakit,

3). pemeliharaan yang optimal, dan 4) keterpaduan penerapan teknologi. Tujuan

PTKJS jangka pendek adalah mengatasi permasalahan riel di lapang,

meningkatkan pengetahuan petani jeruk khususnya dan pengawal PTT Jeruk,

membangun demplot, dan meningkatkan partisipasi kelompok dalam sistem

agribisnis jeruk. Penelitian dan pengkajian PTT jeruk dilakukan mulai tahun 2003

Page 287: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

56

di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.

Masalah utama agribisnis jeruk di Ponorogo mulai tahun 2003 sampai

2005 adalah beredarnya bibit mutu rendah, serangan penyakit CVPD, diplodia,

busuk pangkal, hama kepik hijau, dan lalat buah. Informasi teknologi budidaya

jeruk sangat kurang, permodalan lemah, kelembagaan pendukung belum

menunjang, dan terjadinya penurunan harga pada saat panen raya. Pengelolaan

kebun jeruk eksisting di luar pengkajian perlu secara terus menerus dilakukan

sentuhan inovasi teknologi agar tanaman tumbuh sehat.

Pengendalian penyakit difokuskan pada penyakit busuk batang dan

pengendalian hama kutu sisik melalui penyaputan dan penyemprotan bubur

California. Teknologi ini mudah dan murah sehingga cepat diadopsi. Sosialisasi

pemulihan kesuburan lahan melalui pemasukan bahan organik terus dilakukan,

karena bahan organik yang berasal dari ternak besar (ruminansia) di wilayah

pengkajian sangat sulit selalu dipromosikan sistem integrasi jeruk-ternak ke Dinas

dan petani. Hasilnya dinas merencanakan pendanaan untuk integrasi ternak-jeruk

pada tahun 2006.

Perbaikan kualitas produk jeruk dilakukan melalui penerapan pemupukan

rasional tetapi belum dapat dilakukan secara tepat oleh anggota kelompok karena

keterbatasan modal. Pengendalian penyakit utama jeruk pada penyakit Diplodia

dan Embun jelaga diatasi dengan bubur california, dan pangkasan cabang

kering, sedang pengendalian hama utama aphidn dan kepik penghisap buah

dengan insektisida curacron. Perbaikan kualitas produk dilakukan melalui

demplot penanaman bibit bebas penyakit pada awal tahun 2005, serta

pengembangan keprok Pulung yang mempunyai nilai kompetitif. Pengaturan

waktu panen diwilayah berpengairan teknis (Kecamatan Pulung) telah dilakukan

petani dengan pengaturan pengairan.

Sosialisasi dan pendampingan teknologi PTKJS pada 7 kelompok tani

jeruk bersama kegitan SLPHT jeruk yang dilakukan oleh Dinas Pertanian

Kabupaten Ponorogo. Perbaikan pemasaran melalui berpartisipasi pada lomba

jeruk keprok non siem (juara harapan), ekspo di Hari Krida Pertanian Propinsi,

dan temu bisnis. Keberhasilan TOT bagi petani yang dilakukan oleh Lolit Jeruk

Page 288: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

57

dan tanaman Sub Tropis dengan pendampingan di lapang telah mengantarkan

satu pendamping teknologi menjadi pemuda pelopor tingkat Propinsi dalam

bidang pengembangan teknologi pertanian. Strategi ini perlu ditumbuh

kembangkan.

3.8.1.3. Pengkajian Model Agribisnis Berbasis Pisang Spesifik Lokasi

Jawa Timur dikenal sebagai salah satu daerah penghasil pisang nasional,

sebagian besar diproduksi di lahan kering. Produktivitas dan daya saing pisang

tersebut masih rendah, karena antara lain bibit yang ditanam kualitasnya kurang

baik, varietas beragam, teknologi budidaya masih rendah serta kurangnya

pengetahuan petani tentang teknik panen dan pasca panen. Oleh karena itu

pada tahun 2005 dilakukan pengkajian dengan tujuan (a) mendapatkan alternatif

teknologi pengelolaan tanaman secara terpadu (PTT) pisang spesifik lokasi yang

efektif dan efisien; dan (b) Mendapatkan alternatif paket teknologi pengolahan

buah pisang spesifik lokasi yang efisien dan diminati konsumen. Pengkajian

bersifat on farm research dalam kawasan 10 ha disetiap kelompok tani, terdiri

tiga kelompok tani yaitu kelompok tani Rejo Agung dan Raja Mas Desa Kandang

Tepus Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang yang mengembangkan pisang

Agung Semeru dan Pisang Mas kirana, sedangkan di Kabupaten Banyuwangi

pada kelompok tani Diman Saniman Desa Glagah Kecamatan Glagah yang

mengembangkan pisang Kepok dan Ambon kuning. Model agribisnis dibangun

melalui usahatani kooperatif (Cooperative Farming). Disetiap kelompok tani

petani menerapkan teknologi PTT pisang secara partisipatif pada tanaman yang

ada maupun tanaman baru. Selain itu dikembangkan teknologi olahan berbahan

baku pisang spesifik lokasi. Sebagai pembanding dilakukan uji penerapan PTT

spesifik lokasi dan teknologi petani. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa

peluang pengembangan usaha agribisnis di Kabupaten Lumajang adalah usaha

pembibitan pisang secara klonal melalui bit, buah pisang dan olahan dalam

bentuk tepung, sale dan dodol. Partisipatif petani anggota kelompok tani dalam

penentuan usaha dan penetapan teknologi PTT sekitar 70% sedangkan yang

menerapkan PTT sebesar 50%. Hasil penerapan PTT dapat meningkatkan

Page 289: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

58

produktivitas buah pisang 20% (1,25-2 kg/tandan), keuntungan bersih 10% dan

keunggulan kompetitif 10% dibandingkan teknologi petani. Dalam penerapan

teknologi pembibitan melalui bit pada awal pelaksanaan tingkat keberhasilannya

20% dan pada tahap berikutnya meningkat menjadi 80%. Anggota kelompok tani

yang respon terhadap pembuatan olahan berbahan baku pisang Agung Semeru

dan Mas Kirana sangat tinggi. Dari hasil pelatihan olahan hampir semua anggota

mengikuti dan berminat mengembangkan olahan tepung dan dodol dari pisang

Agung Semeru dan Mas Kirana serta sale pisang Mas Kirana. Hasil uji olahan

tepung pisang Mas Kirana menunjukkan bahwa kualitas tepung pisang yang

dilakukan dengan blancing rendemen tepungnya lebih baik dibanding tanpa

blancing. Produksi pisang Agung Semeru dan Mas Kirana diperoleh 27,5 ton dan

17,5 ton dengan pendapatan Rp 18.306.000,- dan Rp 6.466.000,- serta R/C ratio

1,69 dan 1,25. Peluang pengembangan agribisnis di kabupaten Banyuwangi

adalah usaha pisang Kepok dan pisang Ambon Kuning serta olahan tepung

pisang Kepok dan sale pisang Ambon Kuning. Partisipatif petani anggota

kelompok tani dalam penentuan usaha dan penetapan teknologi PTT sekitar 50%

sedangkan yang menerapkan PTT sebesar 30 %. Hasil penerapan PTT dapat

meningkatkan produktivitas buah pisang 15% (1-2 kg/tandan), keuntungan bersih

10% dan keunggulan kompetitif 10% dibandingkan teknologi petani. Produksi

pisang Ambon Kuning dan Kepok secara rekomendasi diperoleh 29,5 ton dengan

pendapatan Rp 30.651.000,- serta R/C ratio 1,6

3.9. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

3.9.1. Kajian Pengembangan Agroindustri Perbenihan Tanaman Semusim

3.9.1.1. Kajian Pengembangan Agribisnis Perbenihan Padi VUB

Kajian Pengembangan Agribisnis Perbenihan Padi Varietas Unggul Baru

(VUB) di Jawa Timur. Propinsi Jawa Timur dikenal sebagai salah satu daerah

penghasil padi nasional memberikan kontribusi 20% produksi padi nasional

dengan luas tanam mencapai 1.62 juta ha/tahun dan rata-rata produktivitasnya

hanya sekitar 5.6 t/ha (GKG) atau setara 6.44 t/ha (GKP). Permintaan benih padi

Page 290: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

59

bermutu tidak pernah terpenuhi karena ketersediaan benih padi bersertifikat

secara nasional hanya ± 35% dari kebutuhan benih padi. Karenanya, peluang

untuk benih padi bersertifikat/berlabel sehingga masih tinggi, dan perlu didorong

dan disosialisasikan untuk menghasilkan dan menggunakan benih yang

berkualitas baik. Dari sisi agribisnis peluang produsen untuk peningkatan

agroindustri perbenihan padi masih terbuka lebar untuk memenuhi permintaan

pasar. Agribisnis perbenihan padi VUB adalah merupakan program utama untuk

meningkatkan produktivitas padi di Jawa Timur. Tujuan pengkajian ini adalah

untuk mengembangkan usaha perbenihan padi, sekaligus meningkatkan

pendapatan penangkar benih padi, serta mendorong tumbuh dan berkembangnya

kegiatan usaha agribisnis perbenihan padi di pedesaan. Pengkajian dilakukan di

lahan sawah petani desa Sumberjati, Mojoanyar dan Centong Gondang , di

Mojokerto seluas ± 8 ha (masing- masing ± 4 ha/lokasi), pada musim tanam MK

II, selama bulan April sampai dengan November tahun 2005. Hasil Kajian

menunjukkan bahwa analisis usahatani perbenihan padi VUB Cibogo dan

Ciherang di desa Sumberjati memperoleh pendapatan per ha Rp.12.588.800,-

dan VUB Cibogo dan Memberamo di desa Centong, memperoleh pendapatan

Rp. 17.531.250,-/ha . Di desa Centong, agribisnis perbenihan padi VUB yang

dilakukan kelompoktani menunjukkan memberikan keuntungan lebih tinggi

(R/Cratio 3,04), bila dibandingkan dengan agribisnis perbenihan padi VUB di desa

Sumberjati, Mojoanyar (R/C ratio 2,33). Rata-rata hasil ubinan (2m x 5m) untuk

super impose trial uji adaptasi padi VUB untuk Fatmawati =8,25 kg ; Batang

Gadis = 9.2 kg ; Cigelis = 8,03 kg ; Cimelati = 9,5 kg; Cisantana =7,9 kg ;

Cibogo= 8,25 kg ; Sunggal = 9,6 kg ; Conde = 9,4 kg dan sebagai pembanding IR

64 = 6 kg. Telah terbentuk kelompok tani perbenihan padi Sumber Rejeki di desa

Sumberjati, Mojoanyar, sedangkan di desa Centong, Gondang, kelompok tani

lama Sumber Makmur yang dulunya tidak aktif sekarang menjadi lebih aktif.

Khusus untuk menangani perbenihan padi VUB, masih diperlukan bimbingan dan

pendampingan lebih lanjut agar tumbuh berkembang menjadi kelompok agribisnis

benih padi yang mandiri.

Page 291: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

60

3.9.1.2. Kajian Pengembangan Agribisnis Perbenihan Kentang

Pengkajian bertujuan untuk mengkomunikasikan dan alih teknologi hasil

litkaji ke kelompok tani perbenihan kentang, menguatkan kelembagaan kelompok

tani perbenihan kentang dan meningkatkan kualitas dan kuantitas benih kentang

di kelompok tani. Pengkajian dilaksanakan di dususn Gedog, desa Argosari,

kecamatan Senduro, kabupaten Lumajang yang termasuk ekoregion dataran

tinggi lahan kering, pada bulan Januari sampai Desember 2005 Pengamatan

meliputi data agronomis, data pasca panen dan data sosial ekonomi. Analisa data

secara sidik ragam dan untuk mengetahui tingkat keuntungan dari rakitan paket

teknologi yang dikaji digunakan analisis input-output, R/C ratio. Di samping itu,

dikumpulkan pula data keadaan sosial ekonomi petani setempat dengan metode

wawancara dan pengumpulan data sekunder yang meliputi sumber daya manusia

dan sumber daya bio-fisik. Penguatan kelembagaan terwujud dengan

terbentuknya Kelompok tani perbenihan kentang Putra Tengger yang telah

memperoleh sertifikat dari BPSBTPH Propinsi Jawa Timur. Pertumbuhan

kelompok tani perlu dukungan berupa: pendampingan pembinnan, ketersediaaan

benih dasar kentang secara kontinyu dan ketersediaan modal. Hama dan

penyakit di pertanaman pembibitan kentang masih sangat rendah Rakitan

Teknologi Partisipatif I menghasilkan persentase umbi bibit 80,45% dari bobot

umbi 7,05 kg per gulud dengan R/C ratio 2,38, Rakitan Teknologi Partisipatif II

menghasilkan persentase umbi bibit 86,94% dari bobot umbi 5,12 kg per gulud

dengan R/C ratio 2,34, sedangkan Rakitan Teknologi Petani menghasilkan

persentase umbi bibit 24,72% dari bobot umbi 5,17 kg per gulud dengan R/C ratio

0,89

3.10. PROGRAM TEKNOLOGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERTANIAN TERPADU

3.10.1. Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMATANI)

Page 292: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

61

3.10.1.1. Kajian Rancang Bangun Agribisnis Berbasis Introduksi Teknologi Di Lahan Kering Dataran Tinggi (LKDT).

Prima Tani merupakan program rintisan dan akselerasi pemasyarakatan

inovasi teknologi pertanian untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan inovasi

hasil Litbang kepada masyarakat dalam bentuk laboratorium agribisnis di lokasi

yang mudah di lihat dan dikenal masyarakat petani. Prinsip dasar yang

digunakan adalah merancang model laboratorium agribisnis di lapangan,

mengimplementasikan bersama-sama institusi teknis, dan memasyarakatkannya

pada stakeholder di daerah. Selanjutnya model ini dapat dimasalkan oleh

institusi dan pemerintah daerah. Program Prima Tani akan di laksanakan selama

lima tahun mulai tahun 2005 hingga 2009 oleh BPTP Jawa Timur. Lokasi

Program Prima Tani introduksi dilaksanakan pada kawasan lahan kering dataran

tinggi (LKDT) di Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten

Lumajang. Pada tahun pertama yaitu 2005 telah dilakukan beberapa kegiatan

antara lain: PRA, baseline survei, introduksi inseminasi buatan (IB) pada

kambing, introduksi entres unggul untuk tata tanam kebun kopi sehat, introduksi

bibit pisang dengan sistem bit (belahan bonggol), introduksi inisiasi kebun bibit

panili bebas penyakit, introduksi bibit manggis, analisis kandungan nematoda

parasit di akar dan tanah pada tanaman kopi, survei pemetakan status hara

tanah, survei hidrologi, dan diseminasi kegiatan Prima Tani melalui media

elektronik (TVRI). Hasil yang di peroleh dari beberapa kegiatan yang telah

dilaksanakan adalah sebagai berikut: (1). Penggalian potensi dan masalah

dengan metode PRA terungkap bahwa ada tiga permasalahan-permasalahan

yang dikemukakan oleh masyarakat yang segera di tindaklanjuti yaitu

permasalahan kopi, pisang, dan kambing, (2). Survei pendasaran (baseline

survei) dengan mengambil 40 sampel responden di dalam kawasan Prima Tani

dan 20 sampel responden ada di luar kawasan Prima Tani, (3). Perbaikan

kualitas kambing PE dengan metode IB berbahan baku semen sexing betina

sebanyak 97 ekor induk dengan tingkat keberhasilan bunting 95 ekor (97, 94%),

(4). Perbaikan bahan tanam unggul pada empat lokasi (petani) seluas 1 ha

dengan metode sambung untuk tiga jenis klon (BP 42, BP 534, dan BP 939)

Page 293: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

62

dengan tingkat keberhasilan (hidup) 79,5 – 90,63 %, (5). Introduksi pembuatan

bibit pisang agung semeru dengan metode bit sebanyak 1000 bibit, (6).

Introduksi bibit panili bebas penyakit untuk inisiasi kebun bibit tersebar di lima

petani sejumlah 750 bibit, (7). Introduksi bibit manggis sebanyak 1100 bibit terdiri

atas`tiga jenis yaitu asal biji, akar ganda, dan sambung yang terdistribusi pada

sembilan kelompok tani, (8). Kandungan nematoda parasit pada akar dan

tanaman kopi populasinya sangat tinggi yaitu 380 – 2770 ekor per 10 g akar, (9).

Status hara pada kawasan Prima Tani, (10). Status kandungan air tanah di

kawasan Prima Tani, (11). Diseminasi inovasi teknologi telah di tayangkan

melalui media elektronik (TVRI) dengan durasi 20 menit pada tanggal 25 Januari

2006.

3.10.1.2. Kajian Rancang Bangun Agribisnis Berbasis Renovasi Teknologi Di Lahan Sawah Intensif (LSI)

Kajian Rancang Bangun Agribisnis Berbasis Renovasi Teknologi di Lahan

Sawah Intensif (LSI) ini merupakan kegiatan tahun pertama dari implemtentasi

Prima Tani model lanjutan (renovasi) yang dilaksanakan oleh BPTP Jawa Timur

dalam kurun waktu lima tahun mulai tahun 2005 sampai dengan 2009. Kegitan ini

dilaksanakan di Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro

dengan tujuan jangka panjang untuk meningkatkan pendapatan petani melalui

percepatan pemasyarakatan dan adopsi teknologi. Pada tahun 2005, kegitan ini

mempunyai tujuan jangka pendek untuk (1) melakukan sosialisai Prima Tani pada

tingkat propinsi dan kabupaten, (2) menggali potensi sumberdaya wilayah, (3)

mengidentifikasi kebutuhan inovasi teknologi dan peluang inovasi teknologi, (4)

mengidentifikasi karakteristik ekonomi masyarakat petani, (5) menentukan Disain

Laboratorium Agribisnis yang akan diimplementasikan di lokasi dan (6)

melaksanakan implementasi program secara terbatas. Metodologi yang

dipergunakan dalam kegiatan ini meliputi: (a) presentasi dan pembagian handout

untuk sosialisasi Prima Tani, (b) PRA digunakan untuk menggali potensi

sumberdaya wilayah, kebutuhan inovasi teknologi dan peluang inovasi terknologi,

(c) diskusi untuk mencapai kesepakatan (partisipatif) digunakan untuk menyusun

dan menentukan Disain Laboratorium Agribisnis dan (d) survei pendasaran

Page 294: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

63

(baseline survey) untuk mengidentifikasi karakteristik ekonomi petani pada awal

implementasi program serta (e) pertemuan kelompok untuk implementasi

program. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa meskipun diperlukan sosialisasi

yang lebih efektif untuk tingkat propinsi, namun sosialisasi Prima Tani pada

tingkat kabupaten sudah cukup efektif. Sementara itu berdasarkan hasil PRA

telah berhasil ditetapkan dan disepakati Disain Laboratorium Agribisnis yang akan

dilaksanakan. Dalam disain tersebut, komoditas utama yang akan dikembangkan

terdiri atas padi, kedelai dan sapi potong dengan komoditas penunjang berupa

pisang dan mangga. Pengembangan komoditas ini berbasis pada inovasi

teknologi ditunjang oleh inovasi kelembagaan yang mantap. Berdasarkan analisis

ekonomi (R/C rasio) dari usahatani komoditas utama (padi dan kedelai), yang

dilakukan berdasarkan data baseline survey menunjukkan bahwa tingkat

pendapatan rata-rata petani di Desa Sidodadi sebesar Rp. 6.055.131,35 dengan

tingkat keuntungan Rp. 3.816.133,36. per tahun. Tingkat pendapatan inilah yang

menjadi target implementasi Prima Tani untuk ditingkatkan secara bertahap.

3.101.3. Pengkajian dan Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Agro Mendukung Pengembangan Agroindustri Pedesaan di Jatim

Kajian Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Agro merupakan salahsatu

komponen dalam Primatani di Propinsi Jawa Timur yang dimaksudkan untuk

mendukung komponen-komponen kegiatan lainnya yaitu Introduksi di Lumajang

dan Renovasi (Lanjutan) di Bojonegoro. Oleh karena itu, dalam kajian LKM Agro

ini selain dilakukan dalam kerangka LKM juga sangat tergantung pada

perkembangan kegiatan-kegiatan komponen lainnya di lokasi masing-masing.

Pada tahun pertama (2005), kegiatan ini bertujuan untuk: 1) mengkaji akses,

persepsi dan kebutuhan petani terhadap skim-skim pembiayaan, 2) menganalisis

mekanisme delivery dan aturan main skim-skim pembiayaan, 3) merumuskan

skim pembiayaan yang reasonable bagi petani, dan 4) melakukan kaji-tindak

(implementasi) skim pembiayaan mikro bagi petani. Melalui PRA yang dilakukan

secara simultan dengan Tim Introduksi dan Renovasi telah diperoleh gambaran

tentang profil desa berikut kelembagaan petani dan masyarakat pedesaan pada

Page 295: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

64

umumnya yang memiliki skim-skim pembiayaan atau kredit baik yang bersifat on

farm maupun off farm. Hasil kajian memperlihatkan bahwa kelembagaan petani

dan masyarakat pedesaan di lokasi Primatani Renovasi (Bojonegoro) secara

umum lebih tertata dan aktif dibandingkan yang ada di lokasi Primatani Introduksi

(Lumajang). Hal ini diduga berkaitan dengan intensitas implementasi program-

program pembangunan (pemerintah) yang ada sebelumnya. Berdasarkan kondisi

kelembagaan yang ada dan persepsi masyarakat serta aspirasinya tentang skim

pembiayaan yang diharapkan dan studi banding yang telah dilakukan, maka

dibuat rancangan model LKM yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan

mayarakat/petani dan kemampuannya dalam mengelola skim kredit yang

ditawarkan yaitu dengan pendekatan Grameen Bank yang lebih mengarah

kepada kegiatan off farm. Selain itu, untuk menampung aspirasi masyarakat

yang membutuhkan bantuan pembiayaan usahatani, maka skim khusus untuk

usahatani juga akan dikembangkan sesuai kebutuhan di masing-masing lokasi

Primatani.

3.11. PROGRAM TEKNOLOGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERTANIAN TERPADU

3.11.1. Pengkajian Model Agribisnis Terpadu Berbasis Tanaman Pangan Unggulan

3.11.1.1. Pengkajian Model Agribisnis Terpadu Berbasis - Padi Ternak Sapi di Lahan Sawah Irigasi

Jawa Timur dikenal sebagai daerah penghasil padi nasional, yang

sebagaian besar diproduksi di lahan sawah. Beberapa tahun terakhir peningkatan

produktivitas, efisiensi usaha dan daya saing hasilnya menurun. Hal ini antara lain

disebabkan menurunnya kesuburannya tanah dan skala usahanya semakin

sempit yang disertai peningkatan biaya produksi. Oleh karena itu pada tahun

2005 dilakukan pengkajian dengan tujuan (a) mendapatkan alternatif teknologi

pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi dan kedelai di lahan sawah spesifik

lokasi yang efektif dan efisien; (b) mendapatkan paket SIPT tanaman ternak sapi

berbasis pakan lokal yang efisien dan (c) meningkatkan partisipasi aktif petani

dan penyuluh pada kelompok tani dalam mengembangkan sistim dan usaha

Page 296: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

65

agribisnis padi spesifik lokasi. Pengkajian bersifat “on farm research” pada

hamparan minimal seluas 50 ha yang didukung oleh 40 ekor sapi di setiap

kelompok tani. Model agribisnis dibangun melalui usahatani kooperatif

(Cooperative Farming). Disetiap kelompok tani, anggota menerapkan teknologi

PTT padi-ternak sapi secara partisipatif. Sebagai pembanding dilakukan uji

penerapan PTT spesifik lokasi dan teknologi petani pada musim yang sama.

Pengkajian dilaksanakan di kelompok tani Subur Makmur dan Mekarsari desa

Bulu Kecamatan Brebek Kabupaten Nganjuk dan Kelompok tani Cipto, Mulyo dan

Tulodo Desa Cluring Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi. Hasil

pengkajian menunjukkan bahwa (1) Anggota kelompok tani di Nganjuk yang

berperan aktif dalam penentuan paket teknologi PTT secara partisipatif sebanyak

75 %, sedangkan yang telah menerapkan teknologi PTT tersebut pada MK I 2005

adalah 70 %. Hasil penerapan PTT padi dapat meningkatkan produktivitas

sebesar 21,8 % (1,20 t GKP/Ha), keuntungan 28,5 % dan keunggulan kompetitif

6% Penerapan teknologi PTT secara partisipatif pada MK II-2005 meningkat

menjadi 81,5%. Penerapan PTT partisipatif dapat meningkatkan produktivitas

17,6% (1,13 t GKP/ha), keuntungan 23,4% dan keunggulan kompetitif 7%. (2)

Anggota kelompok tani di Banyuwangi yang berperan aktif dalam penentuan

paket teknologi PTT secara partisipatif sebanyak 65 %, sedangkan yang telah

menerapkan teknologi PTT tersebut pada MK I 2005 adalah 54 %. Hasil

penerapan PTT padi dapat meningkatkan produktivitas sebesar 15,1% (0,8 t

GKP/Ha), keuntungan 20,9% dan keunggulan kompetitif 9,6% Penerapan PTT

kedelai secara partisipatif pada MK II-2005 sebesar 65%. Penerapan PTT kedelai

partisipatif dapat meningkatkan produktivitas 16,1% (1,95 kw/ha), keuntungan

11,9% dan keunggulan kompetitif 5,8%. Apabila petani bersedia menerapkan

PTT anjuran, produktivitasnya masih mampu meningkat 13,9%,

keuntungan17,5% dan keuntungan kompetitif 8,4%. (3) Anggota kelompok tani

yang memiliki sapi semuanya telah memanfaatkan kotoran sapi untuk dibuat

pupuk organik dan diusahakan secara komersial. Anggota kelompok tani yang

besedia menerapkan ransum yang disusun BPTP Jawa Timur hasil perbaikan

ransum kebiasaan peternak dengan substitusi jerami padi, konsentrat, tetes dan

Page 297: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

66

minyak ikan baru 40 % akan meningkatkan sekitar 10%, pertambahan bobot

badan harian dan meningkatkan sekitar 30 % per ekor selama 3 bulan. Untuk

menerapkan sistim dan usaha agribisnis berbasis padi melalui usahatani

kooperatif diperlukan penguatan kelembagaan tani secara terus-menerus dan

pada masa mendatang penerapan pengadaan sarana produksi dan pemasaran

secara korporasi.

3.11.1.2. Pengkajian Model Agribisnis Terpadu Tanaman Pangan Ternak Sapi Di Lahan Sawah Tadah Hujan

Pengelolaan tanaman dalam satu kesatuan pola tanam meliputi

penggunaan varietas unggul berumur genjah serta perbaikan teknik budidaya

tanaman di lahan sawah tadah hujan berdasarkan peluang curah hujan. Dalam

usahatani keluarga perlu melibatkan pengelolaan secara terpadu antara tanaman

dan ternak secara sinergis, yaitu limbah tanaman (jerami) digunakan sebagai

pakan ternak, sedangkan kotoran ternak dapat dikembalikan ke lahan sebagai

pupuk organik. Pengkajian dilaksanakan di lahan sawah tadah hujan Desa

Tempuran, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk pada Th. 2005/2006 dengan

luas pengkajian 20 hektar. Pola tanam petani adalah jagung (lokal)-padi

transpanting (IR 64)-jagung (lokal) dan padi transplanting (Ciherang)-jagung

(Bisma), sedangkan pola tanam perbaikan adalah padi gora (Ciherang)-jagung

(Bisma)-jagung (Bisma) dan padi gora (Ciherang)-jagung sayur/jagung (Bisma)-

jagung sayur/jagung (Bisma). Hasil pengkajian menunjukkan, pada pola

usahatani petani, padi varietas Ciherang diperoleh peningkatan hasil 355 kg/ha

GKP dibanding varietas IR-64. Pada pola usahatani perbaikan, usahatani padi

gogorancah diperoleh peningkatan hasil 5.887 kg/ha dengan perbedaan 105

kg/ha GKP dibanding padi transplanting, disamping waktu panennya lebih awal

25 hari. Penggunaan jagung varietas Bisma dapat meningkatkan hasil pipilan

kering sebesar 115% dibanding jagung varietas lokal. Usahatani jagung dengan

jarak tanam rapat yang bertujuan menghasilkan jagung sayur, jagung pipilan dan

biomas pakan ternak diperoleh keuntungan sebesar Rp. 4.714.100,- dengan B/C

ratio 1,78 (MK1), sedangkan usahatani jagung secara rapat pada MK2 diperoleh

keuntungan Rp. 4.289.200,- dengan B/C ratio 1,60. Perbaikan pakan dengan

Page 298: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

67

menggunakan biomas jagung ditambah dedak diperoleh peningkatan bobot sapi

20% per bulannya dibandingkan bila hanya menggunakan rumput alami saja,

sedangkan kotorannya dapat dibuat bokashi dan dikembalikan ke lahan sebagai

pupuk organik.

3.11.1.3. Pengkajian dan Pengembangan Model Usahatani Terpadu Padi - Udang Windu di Lahan Sawah Tambak di JawaTimur Bagian Timur

BPTP Jawa Timur telah melaksanakan pengkajian tumpangsari padi –

udang windu di dua daerah yang terletak di kawasan pantai Utara yaitu

Kabupaten Lamongan dan Sidoarjo dengan hasil yang cukup baik. Untuk lebih

memantapkan dan mengembangkan paket teknologi tumpang-sari padi – udang

windu telah pula dilakukan pengkajian pada daerah yang diperkirakan ada intrusi

air laut. Pengkajian ini juga merupakan upaya optimalisasi lahan dalam rangka

diversifikasi usaha tani, serta meningkatkan produktivitas lahan untuk

meningkatkan pendapatan petani lahan sawah.

Tujuannya adalah mengetahui dan mempelajari pengelolaan usahatani

padi-udang windu di lahan sawah Tambak di Jawa Timur Bagian Timur.

Pengkajian dilaksanakan di desa Watukebo Kecamatan Rogojampi Kabupaten

Banyuwangi. Hasil Pengkajian menunjukkan bahwa karakteristik lokasi

pengkajian sudah sesuai hanya kandungan pasir pada lokasi pengkajian cukup

tinggi yaitu 42%. Pada MK I produktivitas padi pada sawah tambak yang

menggunakan cara tanam jajar legowo menghasilkan lebih dari 7 ton/ha

sedangkan untuk produksi udang belum dapat dihasilkan karena banyak yang

mati pada proses pengangkutan benur dari Gresik ke Banyuwangi. Untuk MK II

produksi padi meningkat dimana dengan cara petani sudah mencapai 7 ton/ha

dan 7,9 ton/ha untuk cara tanam jajar legowo. Untuk pertumbuhan udang

awalnya cukup baik tetapi akibat terkena banjir dan dipanen awal dengan masa

pemeliharaan 2 bulan dihasilkan udang seberat 5 kg/ha dengan penebaran

10000 ekor/ha.

Page 299: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

68

3.12. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

3.12.1. Analisis Dampak Pengembangan Teknologi

3.12.1.1. Analisis Dampak Pengkajian Pengembangan Teknologi Usahatani Terpadu Tanaman Pangan-Ternak di Lahan Sawah Irigasi di Jawa Timu

Analisis dampak pengkajian pengembangan teknologi uasahatani terpadu

tanaman pangan-ternak di lahan irigasi dilakukan di kabupaten Lumajang dengan

menggunakan metode survai pada bulan September – Nopember 2005. Kajian ini

bertujuan (1) diperolehnya tingkat adopsi teknologi usahatani terpadu tanaman

pangan-ternak sapi, (2) diperolehnya faktor-faktor yang mempengaruhi petani

mengadopsi teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi di lahan sawah irigasi,

dan (3) diperolehnya dampak teknologi usahatani terpadu tanaman pangan -

ternak terhadap peningkatan produktivitas tanaman pangan dan pendapatan

petani. Hasil kajian menunjukkan bahwa rakitan teknologi pengelolaan tanaman

terpadu (PTT) padi pada MK I 2005 cukup banyak diadopsi oleh petani di lokasi

pengkajian. Diantara keempat komponen teknologi anjuran PTT padi sawah,

ternyata penggunaan varietas unggul baru dan umur bibit yang ditanam yang

paling banyak diadopsi oleh petani. Faktor-faktor yang mempengaruhi petani

mengadopsi teknologi varietas unggul baru, untuk umur bibit yang ditanam,

jumlah bibit per-rumpun dan pemupukan rasional adalah biaya produksi dan

pendapatan usahatani padi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi cara

tanam jajar legowo dan penggunaan bahan organik, disamping biaya produksi

dan pendapatan usahatani padi juga pendidikan formal petani. Adopsi teknologi

tersebut telah berdampak positip terhadap peningkatan produktivitas dan

pendapatan usahatani padi. Disamping itu juga adopsi teknologi PTT padi sawah

telah berdampak secara komersial yang cukup tinggi. Pada MK I 2005 pengkajian

model usahatani terpadu padi-ternak sapi yang telah dilakukan di tujuh lokasi di

kabupaten Lumajang telah berdampak terhadap produksi fisik padi sebesar 5.177

kw GKP atau senilai Rp 673 juta dengan dampak komersial sebesar Rp 158 juta.

Teknologi system integrasi padi ternak sapi (SIPT) yang banyak diadopsi oleh

petani adalah perkawinan dengan IB dan pembuatan kompos dengan

Page 300: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

69

decomposer. Adopsi teknologi tersebut telah berdampak positip terhadap

pertambahan populasi ternak sapi serta memberikan tambahan pendapatan dari

penjualan pedet.

3.13. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

3.13.1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Jatim

3.13.1.1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Jawa Timur

Pemberdayaan kelompok tani dan peningkatan kualitas SDM

(pengetahuan dan ketrampilan) petani sangat diperlukan dalam rangka

peningkatan daya saing produk pertanian menghadapi era pasar bebas. Hal ini

didasari pemikiran bahwa penggguna (stake holder) utama berbagai inovasi

teknologi pertanian adalah petani atau kelompok tani. Oleh karena itu kelompok

tani sebagai kelembagaan produksi primer perlu mendapat perhatian dan

penataan serius agar berbagai inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing

produk hasil usahatani dapat diadopsi petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengidentifikasi permasalahan kelembagaan produksi (kelompok tani) dalam

mendukung pembangunan pertanian di Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan

dengan menggunakan metode survey terhadap 4 kelompok tani di Kabupaten

Blitar dan Tulungagung. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan

menggunakan tabulasi silang. Hasil penelitian memperlihatkan beberapa hal

sebagai berikut : Kelompok tani pada umumnya dibentuk berdasarkan

kepentingan teknis untuk memudahkan pengkoordinasian apabila ada kegiatan

atau program pemerintah, sehingga lebih bersifat ”programme oriented”, dan

kurang menjamin kemandirian kelompok dan keberlanjutan kelompok. Partisipasi

dan kekompakan anggota kelompok dalam kegiatan kelompok masih relatif

rendah, terutama kelompok yang sudah lama terbentuk ada kecenderungan

makin kurang aktif. Tingkat kehadiran anggota dalam pertemuan kelompok hanya

mencapai 50% dan pengelolaan kegiatan produktif anggota kelompok bersifat

individu. Kelompok sebagai forum kegiatan bersama belum mampu menjadi

wadah pemersatu kegiatan anggota dan pengikat kebutuhan kebutuhan anggota

Page 301: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

70

secara bersama, sehingga kegiatan produktif individu lebih menonjol. Kegiatan

produktif (usaha jasa layanan dan produk) kelompok yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan usaha anggota kurang mendapatkan dukungan anggota

karena kurangnya insentif yang menarik bagi anggota. Kegiatan atau usaha

produktif anggota kelompok dihadapkan pada masalah kesulitan permodalan,

ketidakstabilan harga dan jalur pemasaran yang terbatas. Harga telur yang

merosot tajam dan harga sarana produksi yang makin meningkat menjadikan

usaha produksi telur tidak menguntungkan. Usaha produksi tanaman pangan

dengan tingkat efiesiensi yang masih relatif rendah tidak mampu membiayai

usaha dengan tingkat bunga komersial. Upaya pengembangan kapasitas

kelembagaan kelompok tani perlu diarahkan pada peningkatan kesadaran

tentang pentingnya kebersamaan anggota dalam mendukung kegiatan kelompok.

Penguatan kegiatan produktif kelompok perlu didukung dengan “channneling”

pemasaran (kemitraan) dan akses permodalan yang terjangkau petani.

Page 302: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

71

3.14. PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA INFORMASI IPTEK, DISEMINASI DAN JARINGAN UMPAN BALIK

3.14.1. Percepatan Proses Transfer, Adopsi dan Difusi Teknologi Hasil Litkaji Di Jatim

3.14.1.1. Sosialisasi Teknologi Unggulan Melalui Visitor Plot

Tahun 2005 di Laboratorium Diseminasi Wonocolo Surabaya

melaksanakan kegiatan Visitor Plot sistem usaha pertanian perkotaan yang

merupakan kelanjutan kegiatan tahun 2004. Kegiatan disesuaikan dengan agro

ekosistem Surabaya dengan sasaran masyarakat perkotaan yang heterogen.

Materi yang ditampilkan berpedoman pada prinsip dasar pertanian perkotaan

atau Agropolitan, dengan menerapkan prinsip agribisnis. Dengan demikian

model usaha pertanian yang dilakukan secara terpadu. Artinya selain

melaksanakan kegiatan percontohan teknologi budidaya juga menyediakan

sarana pertanian, jasa konsultasi dan jasa pend3ukung lainnya, Kegiatan ini

diharapkan untuk menumbuhkan minat dan daya tarik bag para pengunjung

yang melihatnya, Tumbuhnya minat dan daya tarik akan membangkitkan

motivasi untuk melakukan perubahan usahatani yang berwawasan agribisnis ke

arah yang lebih baik. Melalui metode ini akan menanam kan proses belajar

dengan cara melihat penampilan dari suatu obyek tertentu secara nyata. Materi

kegiatan yang dilaksanakan meliputi 1) Kegiatan produktif : a. Pemeliharaan

tanaman hias, jenis (indoor dan autdoor, tanaman obat (Toga), tanaman buah

dalam pot / polybag . b. membudidayakan sayuran hidrophonik, c. Pembibitan

jamur tiram dan jamur kuping 2) Kegiatan pelayanan konsultasi dan kunjungan

dari masyarakat petani perkotaan disekitarnya/mahasiswa dan praktisi semuanya

berjumlah 725 orang. 3) Kegiatan sosialisasi visitor plot melalui stasiun RPW

(Radio Pertanian Wonocolo) Surabaya 4)Kegiatan Non produktif meliputi

pemeliharaan fasilitas screen house (rumah naung) dengan ukuran 15

mx4mx4m, termasuk peralatan hidrophonik ebb dan flow berjumlah 3 buah, rak

besi tiga buah dan rak kayu tiga buah. Dampak dari kegiatan ini adalah 1)

semakin banyak klien untuk mengkonsultasikan usahataninya, 2) keberadaan

Labdis Wonocolo, BPTP Jawa Timur, lebih dikenal masyarakat perkotaan pada

Page 303: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

72

khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Untuk kegiatan konsultasi

pertanian sebanyak 70 % klien hadir langsung di tempat kegiatan dan selebihnya

30 % dilakukan melalui telepon.

3.14.1.2. Visitor display

Diseminasi dan sosialisasi informasi teknologi litkaji merupakan langkah

terdepan yang berhubungan langsung dengan pengguna teknologi melalui

berbagai metode yang dilakukan agar supaya informasi teknologi tersebut dapat

diterima dan diadopsikan. Upaya sosialisasi hasil-hasil litkaji dalam

pelaksanaannya antara lain menggunakan metode visitor display yaitu

penyajian informasi litkaji dalam bentuk foto, gambar dan narasi yang dikemas

kedalam sebuah panel, disajikan secara menarik dan mudah dipahami bagi

setiap pengunjung ruang pamer (show room). Kegiatan visitor display T.A. 2005

telah menyediakan 12 unit panel display yang memuat informasi litkaji bidang

hortikultura, kesehatan hewan, perikanan dan perkebunan.. Panel tersebut

juga dapat digunakan untuk mendukung kegiatan temu informasi, temu aptek,

ekpose teknologi, klinik agribisnis dan kegiatan sosialisasi lainnya. Dalam

pengerjaannya, dibuat dengan sistem knock down untuk memudahkan dalam

pengemasan dan transportasi.

3.14.1.3. Pertemuan APTEK dan Temu Informasi Teknologi Pertanian di Jawa Timur

Hasil-hasil penelitian/pengkajian yang dilakukan BPTP Jawa Timur belum

seluruhnya dimanfaatkan oleh pengguna, yaitu penyuluh pertanian, petani dan

pihak-pihak lain yang terkait dengan bidang pertanian. Melalui forum pertemuan

yang berupa Pertemuan Aplikasi Paket Teknologi Pertanian ini diharapkan dapat

menjadi tempat untuk menyampaikan hasil-hasil penelitian/pengkajian secara

langsung kepada pengguna, sedangkan melalui Temu Informasi Teknologi

Pertanian dapat diperoleh umpan balik yang dapat dipakai untuk penyempurnaan

perencanaan litkaji . Pertemuan Aplikasi Paket Teknologi Pertanian telah

dilaksanakan di Kabupaten Situbondo dan Ngawi dengan peserta yang terdiri dari

Penyuluh Pertanian Lapangan, Kontak Tani dan Petugas Dinas Pertanian.

Penyajian dilakukan dengan metode ceramah yang dilanjutkan dengan tanya

Page 304: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

73

jawab. Penyaji materi berasal dari peneliti dan penyuluh BPTP Jawa Timur

dengan judul materi di Kabupaten Situbondo : Teknologi Peningkatan Produksi

Mangga di Luar Musim, Penanganan Pasca Panen Buah Mangga Arumanis,

Pengelolaan Usahatani Padi dalam Kegiatan Pertanian Terpadu di Jawa Timur,

Sistem Produksi Sapi Potong Berbasis Usahatani Terpadu Tanaman Padi –

Ternak. Di Kabupaten Ngawi judul materinya : Usahatani Padi Secara Organik,

Budidaya Melon (Cucumis melo), Agribisnis Penggemukan Sapi Potong dan

Prospek Sistem Diseminasi Teknologi dan Penyuluhan Pertanian di Masa

Mendatang.

Untuk Temu Informasi Teknologi Pertanian yang telah dilaksanakan di

Kabupaten Lumajang memfokuskan pada upaya penjaringan umpan balik

terhadap hasil-hasil litkaji dan permasalahan yang dihadapi daerah serta

kebutuhan teknologinya. Selain itu juga disajikan tentang program litkaji BPTP

Jawa Timur tahun 2006 guna penyempurnaan perencanaan program litkaji yang

akan datang.

3.14.1.4. Temu Bisnis

Temu Bisnis merupakan kegiatan yang dapat memepertemukan petani

dengan pelaku agribisnis lainnya. Pelaku agribisnis adalah mitra petani di bidang

pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, baik itu

pengusaha penghasil saprodi, pemodal maupun pedagang lainnya. Dengan

demikian, diharapkan akan terjadinya suatu transaksi antara petani dengan

pelaku agribisnis. Adanya transakasi tersebut pemasaran produk petani akan

lebih mudah dan petani tidak akan kesulitan dalam menemukan pasar bagi

produknya

Kegiatan Temu Bisnis mempertemukan dan melibatkan petani,

pengusaha, pelaku agribisnis ,peneliti /penyuluh, Pemda dan instansi terkait

lainnya.untuk :

a. Mendiskusikan harga produk pertanian yang layak bagi produsen dan

konsumen

b. Mendiskusikan jenis dan mutu produk pertanian yang diperdagangkan

c. Rumusan hasil

Page 305: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

74

d. Promosi/pameran produk yang ditawarkan

Pada tahun anggaran 2005, Temu Bisnis dilaksaakan di Kabupaten lumajang

dengan materi pokok ””Temu Bisnsis selama satu hari, Rabu tanggal 13 juli 2005

dan bertempat di pendopo kecamatan Kota Lumajang (Jl. A. Yani 9 Lumajang)

Komponen peserta Temu Bisnis 2005 dihadiri dari beberapa unsur

peserta sebanyak 105 orang, sebagai berikut :

1. Unsur Peserta dari Produsen Komoditi Pertanian:

a. Asosiasi petani

b. Kelompok tani usaha agribis

c. Pengurus KTNA Kabupaten Lumajang

d. Pengurus KTNA Kecamatan

2. Unsur Peserta dari Calon Mitra yang bergerak dalam pemasaran komoditas

pertanian:

a. Perusahaan Swasta : PT Sewu Segar Nusantara yang menampung

komoditas pertanian

b. Perusahaan Swasta : PT Sekar Inti Pratama : yang menawarkan sarana

pertanian berupa pembungkus pisang saat berbunga, dsb

c. Pengusaha Super Market sekitar kabupaten Lumajang

d. BULOG

3. Unsur Pejabat Pemerintah Kabupaten Lumajang :

a. Kepala Dinas Pertanian

b. Kepala Dinas Koperindag

c. Pimpinan Perbankan di Kabupaten Lumajang (BRI, Bank Jatim, BNI 46,

Bank Pasar)

d. Unsur peserta dari PPL,PHP dan Mantri Tani se Kabupaten Lumajang

4. Unsur Badan Litbang Pertanian

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian-Jawa Timur

Dengan berkumpulnya para pelaku agribisnis dan aparat terkait

diharapkan akan terjadi suatu transaksi antara petani dengan pelaku agribisnis.

Adanya transakasi tersebut pemasaran produk petani akan lebih mudah dan

petani tidak akan kesulitan dalam menemukan pasar bagi produknya

Page 306: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

75

Metode penyampaian dengan cara diskusi yang melibatkan petani,

pengusaha, pelaku agribisnis ,peneliti /penyuluh, Pemda dan instansi terkait

lainnya.untuk :

a. Mendiskusikan harga produk pertanian yang layak bagi produsen dan konsumen

b. Mendiskusikan jenis dan mutu produk pertanian yang diperdagangkan

c. Rumusan hasil

d. Promosi/ publikasi/ pameran produk yang ditawarkan

Sebagai penunjang kegiatan ditayangkan juga foto/ gambar, pameran dan alat

peraga lainnya. Dari hasil Temu Bisnis dapat disimpulkan bahwa antara petani

sebagai produsen dan pengusaha sebagai penyalur hasil-hasil pertanian dapat

disepakati mutu yang dikehendaki pasar saat ini dan harga yang layak bagi kedua

belah pihak, meskipun dalam kegiatan ini belum terjadi transaksi secara nyata.

3.14.1.5. Pengembangan Klinik Agribisnis

Hasil-hasil penelitian/pengkajian beberapa komoditas telah banyak tersedia

baik tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan maupun peternakan,

tetapi belum seluruh hasil kajian tersebut dapat ditransfer dan diadopsi oleh petani

pengguna teknologi karena masih harus diproses untuk kemudian direkomendasikan

menjadi suatu rakitan paket teknologi pertanian. Melalui Klinik Agribisnis merupakan

salah satu media komunikasi untuk menyampaikan rakitan paket teknologi dari hasil

pengkajian BPTP Jawa Timur yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan

petani/pengguna teknologi dalam rangka alih teknologi. Kegiatan diseminasi ini secara

fisik telah selesai 100% dengan lokasi kegiatan sementara ada di Surabaya dan

Malang.

Uraian kegiatan sebagai berikut :

(1). Sebagai sumber informasi dan jasa konsultasi. Sumber informasi yang telah

tersampaikan berupa media cetak yaitu prosiding terdiri dari 7 judul, kumpulan

rakitan teknologi lebih dari 50 judul, brosur 20 judul, leaflet 50 judul, poster 15

judul. Semuanya dimanfaatkan oleh pengguna dari berbagai kalangan.

Page 307: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

76

(2) Fasilitas produk: Klinik Agribisnis BPTP Jawa Timur memfasilitasi produk

hasil binaan BPTP Jawa Timur di tingkat petani, meliputi produk unggulan

dalam bentuk segar maupun olahan yang dihasilkan petani Jawa Timur.

(3). Jasa layanan: Klinik Agribisnis BPTP Jawa Timur telah melayani pengguna

lebih dari 1000 orang, baik berupa rombongan maupun perseorangan.

Kegiatan klinik agribisnis mempunyai dampak secara langsung dan tidak

langsung. Kegiatan jasa layanan dampaknya terlihat secara langsung, yaitu

adanya respon dari pengguna, sedangkan sumber informasi dan jasa

konsultasi dengan media cetak dan elektronika dirasakan secara tidak

langsung. Kegiatan ini memerlukan waktu bagi penggunaannya untuk

menerapkan hasil rakitan teknologi tersebut.

3.14.1.6. Kajian Pengembangan Metodologi Diseminasi

Adanya pelaksanaan otonomi darah telah membawa perubahan di segala

bidang, termasuk dalam pembangunan pertanian, khususnya dalam pelaksanaan

penyuluhan pertanian. Terkait dengan keadaan tersebut, telah dilakukan

Pengkajian Pengembangan Metode Penyuluhan Pertanian di kabuapten

Bojonegoro, Madiun, Sumenep dan Banyuwangi, serta dinas lingkup pertanian di

tingkat propinsi Jawa Timur. Tujuan daripada kegiatan ini adalah (1) untuk

mengetahui metode penyuluhan pertanian di kabupaten lokasi pengkajian, dan

(2) menggali permasalahan sekaligus mencari upaya pemecahan yang ada

kaitannya dengan kegiatan penyuluhan pertanian. Pengkajian dilakukan dengan

menggunakan kuesioner yang dibagikan ke dinas-dinas yang menangani

kegiatan penyuluhan pertanian, baik di tingkat propinsi maupun di tingkat

kabupaten. Kuesioner berisi pertanyaan tentang jenis dan jumlah media, dan

bahan penyusunan materi untuk media yang bersangkutan. Hasil pengkajian

menunjukkan, bahwa di tingkat propinsi, media cetak (folder dan brosur) masih

dianggap sebagai metode penyuluhan yang efektif dan efisien, kemudian media

pertemuan sebagai alternatif selanjutnya dalam menyampaikan informasi

teknologi peranian. Sedangkan metode penyuluhan pertanian di tingkat

kabupaten lokasi pengkajian menunjukkan hasil yang sangat bervariasi. Di

Page 308: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

77

kabupaten Madiun, misalnya, metode penyuluhan pertanian dilakukan dengan

menggunakan media cetak, media pertemuan dan studi banding. Di kabupaten

Sumenep media pertemuan sering dipergunakan., diikuti oleh media cetak dan

siaran radio. Sedangkan di kabupaten Bojonegoro dan kabupaten Banyuwangi,

media pertemuan masih dianggap efektif untuk dipergunakan sebagai metode

penyuluhan pertanian.

3.14.1.7. Study Banding dan Magang

Dalam kegiatan penyuluhan pertanian telah dikembangkan berbagai

metode penyuluhan, dengan maksud untuk dapat memotivasi petani dan

pengguna teknologi lainnya untuk mau merubah prilakunya (pengetahuan,

keterampilan, pola pikir dan sikap kecendrungan untuk bersikap positip) agar

mereka mau dan mampu mencoba sesuatu yang baru baik secara individu,

berkelompok maupun massal.

Salah satu metode yang tidak kalah pentingnya dalam upaya mensosialisasikan

dan menyebarkan teknologi hasil litkaji adalah studi banding dan magang yang

merupakan media informasi yang cukup efektif dalam memotivasi dan

menimbulkan minat petani untuk mencobanya.

Kegiatan studi banding adalah meru[pakan suatu perjalanan bersama oleh

petani/ kelompok tani untuk melihat secara langsung dilapangan cara melakukan/

menerapkan teknologi baru/ hasil litkaji yang lebih baik dan telah berhasil

dilaksanakan oleh petani maju dalam keadaan yang sesungguhnya/ nyata di

suatu tenpat. Sedangkan kegiatan magang adalah suatu proses belajar mengajar

antar sesama petani, pengerajin atau orang-orang yang bergerak dalam bidang

usaha lainnya dalam bentuk praktek nyata dilahan/ tempat usahanya.

Kegiatan studi banding dan magang tahun 2005, dilaksanakan di dusun

Sumber Brantas dan dusun Junggo Desa Tulungrejo dan Desa Sidomulyo

Kabupaten kota Batu. Peserta studi banding dan magang berasal dari anggota

kelompok “Argotani” Desa Arjosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Jumlah peserta studi banding 30 orang dan jumlah peserta magang 7 orang.

Materi studi banding, adalah teknologi budidaya kentang, apel, wortel dan

teknologi pembuatan kripik kentang. Materi magang adalah pasca panen kentan

Page 309: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

78

(pembuatan kripik kentang). Kegiatan magang dilaksanakan ditempat/ pengusaha

kripik kentang, Ibu Hj. Kasiyati Khotob, Desa Sidomulyo, Kabupaten Kota Batu.

Pelaksanaan studi banding dan magang berjalan lancar atas kerjasama

yang baik dari peserta dan semua pihak yang mendukung dan berperan serta

dalam kegiatan studi banding dan magang.

3.14.1.8. Unit Komersialisasi Teknologi Pertanian (UKT)

Optimalisasi pemanfaatan asset institusi dalam bentuk tenaga dan

fasilitas, sarana prasarana yang dimiliki dan teknologi yang dihasilkan,

diharapkan mampu menjadi alternatif sumber dana bagi kegiatan operasional

Balai. Berkaitan dengan hal tersebut, tahun ini merupakan tahun keempat untuk

kegiatan Unit Komersialisasi Teknologi (UKT), yang diharapkan mampu

memfasilitasi target tersebut.

Dengan alokasi dana yang ada, dalam tahun keempat ini, Unit

Komersialisasi Teknologi memfokuskan perhatian pada empat kegiatan utama,

yaitu : operasionalisasi jasa layanan Balai, dukungan promosi teknologi hasil

litkaji, melakukan kegiatan penyediaan benih padi dan bibit tanaman hias, dan

inisiasi kerjasama berorientasi HAKI, khususnya pengembangan pupuk Cornalet

oleh Pihak Ketiga.

Hasil yang telah dicapai sejauh ini, antara lain : jasa layanan Balai adalah

melayani kunjungan tamu ke BPTP Jawa Timur, melayani magang dan praktek

kerja lapang dan kerjasama penelitian dengan petugas dan mahasiswa dari

berbagai perguruan tinggi, dan jasa analisa pupuk di lab Tanah dan analisa

kandungan gizi di Lab. Pasca Panen. Dukungan terhadap kegiatan promosi yang

telah dilakukan antara lain adalah pengisian acara di radio dan liputan media

cetak . Sedangkan kegiatan rintisan usaha agribisnis yang telah dilakukan adalah

usaha pembibitan tanaman Hortikultura (buah-buahan dan tanaman hias) dan

penyediaan benih padi (FS) seluas 1 ha di KP Mojosari. Kegiatan kerjasama

berorientasi HAKI yang sedang berjalan saat ini adalah penjajagan

pengembangan pupuk Cornalet oleh PT Saraswanti .

Page 310: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

79

3.15. PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA INFORMASI IPTEK, DISEMINASI DAN JARINGAN UMPAN BALIK

3.15.1. Sosialisasi Informasi Hasil Litkaji Dengan Pendekatan Massal

3.15.1.1. Sosialisasi Informasi Teknologi Hasil Litkaji melalui Media Elektronik: Jarnet, TV/VCD, Operasional RKIP, Pengembangan Pelayanan Perpustakaan dengan CD/ISIS

Dalam era globalisasi peran media masa sangat besar bagi kehidupan

manusia. Sebagai lembaga penghasil rakitan di bidang pertanian, BPTP Jawa

Timur mempunyai kewajiban untuk melakukan diseminasi hasil litkaji. Sosialisasi

hasil litkaji dapat dilakukan melalui berbagai media, antara lain media elektronika.

Dalam tahun 2005 ini telah dilakukan sosialisasi hasil litkaji melalui jaringan

internet berupa up date terhadap data yang sudah ada dan entry data baru.

Kegiatan perpustakaan berupa entry data dalam CDS/ISIS. Sosialisasi hasil litkaji

melalui VCD berupa pembuatan Profil BPTP dan “Lalat Buah” dengan durasi 30

menit. Untuk CD “Lalat Buah” telah digandakan menjadi 99 keping, sedangkan

sosialisasi melalui siaran radio (Radio Pertanian wonocolo) dilakukan dalam

upaya menyebarkan hasil litkaji. Sosialisasi Prima Tani dilakukan melalui TVRI

Surabaya dalam acara “Kabar Dari Desa” dengan durasi 15 menit dan telah

didokumentasi.

3.15.1.2. Sosialisai Informasi Teknologi Hasil Litkaji melalui Media Cetak: (brosur, leaflet, poster, media masa lainnya)

Keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian tidak hanya bergantung

pada kemampuan penyuluh ataupun kemampuan sasaran dalam menerima

informasi, tetapi juga ditentukan oleh kelancaran arus informasi dari sumber

kepada pemakai jasa (petani).

Informasi yang tersedia pada umumnya berasal dari suatu perakitan

teknologi yang dilakukan melalui pengujian. Walaupun perakitan teknologi telah

tersedia, tetapi belum semua hasil perakitan tersebut dinikmati oleh para

pengguna, karena terbatasnya media yang ada. Kesempatan pengguna

Page 311: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

80

menikmati hasil-hasil perakitan tersebut masih sangat terbatas. Dengan adanya

media cetak, informasi teknologi diharapkan para pengguna dapat mengadopsi

hasil-hasil rakitan teknologi

3.15.1.3. Ekspose, Sosialisasi dan Promosi Teknologi Hasil Litkaji

Sosialisasi, Ekspose dan Promosi hasil litkaji adalah salah satu alternatif

kegiatan yang dipilih untuk menjawab permasalahan yang dihadapi BPTP dalam

penerapan rakitan teknologi rekomendasi ke khalayak (petani, praktisi, peneliti,

penyuluh, dan pengambil kebijakan). Kegiatan ini dimanifestasi dalam seminar

dan pameran/ekspose yang digelar pada event tertentu. Target sasaran

penerima pesan/informasi adalah masyarakat luas tanpa membedakan segmen

lapisan masyarakat tertentu baik umur, jenis kelamin, maupun pendidikan.

Metode yang digunakan merancang bangun kegiatan Sosialisasi, Ekspose dan

Promosi adalah ketepatan memilih materi/isi pesan, kemudian didesain dengan

menerapkan konsep kreatif, imajinatif, dapat menstimulsi emosi, logika dan

argumentasi logis serta memberikan contoh desain isi pesan. Prosedur kerja

yang dilakukan untuk mendesain tersebut adalah mengkoordinasikan materi

kepada peneliti, penyuluh dan instansi terkait. Pada tahun 2005 telah

disosialisasikan dan dipromosikan hasil litkaji kepada khalayak seperti:

stakeholder, user, beneficiaries dan masyarakat umum melalui ekspose 10 kali

yang diselenggarakan di Surabaya, Jakarta, Tabanan Bali, Batu, dan Ketindan

Malang, dengan rincian: 6 event nasional, 3 event regional dan 1 event

internasional. Waktu yang tercatat untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut

adalah 35 hari. Selain itu, hasil litkaji teknologi telah disosialisasikan dan

dipromosikan melalui seminar regional dan nasional masing-masing satu kali di

Malang. Waktu penyelenggaraan seminar regional adalah 6 hari dan seminar

nasional satu hari, sehingga dua kegiatan ini membutuhkan waktu 7 hari. Dari

kegiatan seminar dan ekspose didapat sekitar 5.325 orang khalayak telah

mendapatkan informasi dan dapat memahami hasil inovasi teknologi pertanian

spesifik lokasi yang dihasilkan BPTP Jawa Timur. Khalayak cukup antusias

terhadap ekspose/ pameran inovasi teknologi pertanian yang digelar BPTP dan

Badan Litbang pada umumnya. Hal ini terbukti adanya kenaikan target jumlah

Page 312: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

81

pengunjung dari 4.400 orang menjadi 5.325 orang atau terdapat kenaikan jumlah

pengunjung sekitar 21%. Oleh sebab itu kegiatan tersebut hendaknya

ditingkatkan menjadi 12 kali dalam setahun untuk melayani permintaan pameran

Nasional maupun Regional. Dampak dari kegiatan ini adalah banyaknya

permintaan magang dan pelatihan, tawaran kerjasama untuk pengembangan

hasil litkaji, serta. adanya permintaan bibit dan benih dari khalayak yang ingin

mencoba mengembangakan.

3.15.1.4. Kajian Efektivitas Sistem Diseminasi dan PenyuLuhan dalam Proses Transfer dan Adopsi Teknologi

Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan pola diseminasi hasil

penelitian/pengkajian yang efektif dan efisien. Dalam tahun anggaran 2005,

pengkajian dilaksanakan di empat kabupaten yaitu Sumenep, Madiun,

Banyuwangi dan Bojonegoro. Sesuai dengan hasil eksplorasi di daerah, maka

konstelasi sistem penyuluhan di masing-masing kabupaten tidak sama, dan

kegiatan diseminasi BPTP Jawa Timur belum terintegrasi dengan sistem

penyuluhan yang ada, dan belum efisien. Dari empat kabupaten, maka dapat

disimpulkan bahwa efisiensi dan efektivitas terbaik kegiatan diseminasi BPTP

Jawa Timur dapat dilakukan di kabupaten Banyuwangi, kemudian Madiun dan

untuk kabupaten Sumenep dan Bojonegoro kegiatan diseminasi tidak dapat

dilakukan secara efektif dan efisien karena faktor kelembagaan yang ada. Begitu

juga jumlah materi informasi yang diproduksi BPTP Jawa Timur masih jauh dari

cukup.

3.15.1.5. Karakterisasi Sosial Budaya Masyarakat tani dalam Alih Teknologi Pertanian

Pembangunan sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan

pendapatan dan taraf hidup petani, serta terwujudnya pertanian yang maju,

efisien dan tangguh dalam arti mampu bersaing dalam suasana pasar bebas.

Pada dasarnya pembangunan mengandung pengertian perubahan yang menuju

perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat

(memperbaiki kualitas hidup). Aspek sosial budaya terutama yang terpaut pada

sistem-nilai yang mempengaruhi sikap mental dan pola tingkah laku manusia dan

Page 313: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

82

masyarakat memainkan peranan penting dalam proses pembangunan. Sosial

budaya diartikan sebagai bagian dari berbagai segi kehidupan manusia atau

masyarakat. Salah satunya adalah peranan atau pengaruhnya dalam

pembentukan sikap mental dan pola tingkah laku manusia atau masyarakat.

Sikap mental dan pola tingkah laku ini memainkan peranan yang penting dalam

proses pembangunan dirinya.

Propinsi Jawa Timur masyarakat taninya memiliki keragaman budaya,

diantaranya yang paling menonjol adalah suku jawa, suku madura dan suku

pendalungan (campuran jawa dan madura) juga suku mataraman dan suku

osing. Sistem budaya dari setiap kebudayaan merupakan hal yang paling

tinggi nilainya dalam hidup manusia dan yang ada dalam tiap kebudayaan di

dunia. Sistem nilai budaya berfungsi sebagai suatu pedoman orientasi bagi

segala tindakan manusia dalam hidupnya.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui/memahami karakteristik sosial

budaya masyarakat petani yang meliputi faktor pendidikan, komunikasi, empati,

orientasi ke masa depan, budaya gotong royong dan sikap dalam percepatan

proses adopsi dan alih teknologi pertanian di Jawa Timur.

Penelitian ini dilaksanakan di 4 kabupaten, yaitu: Kabupaten Sumenep

mewakili suku madura; Kabupaten Bojonegoro mewakili suku jawa; Kabupaten

Madiun mewakili suku mataraman dan Kabupaten Banyuwangi mewakili suku

osing.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survey,dengan menggunakan sampling purposive, teknik pengumpulan data

melalui wawancara dengan menggunakan koesioner. Data dianalisis dengan

metode deskriptif, sedangkan pengujian korlasi dengan menggunakan Korelasi

Product Moment dari pearson.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa karakteristik sosial budaya

masyarakat petani yang terkait tingkat pendidikan dan sistem nilai yaitu: tingkat

empati, orientasi ke masa depan, sikapnya pada inovasi dan budaya gotong

royong cukup tinggi untuk keempat suku. Akan tetapi karakter yang terkait

dengan tingkat komunikasi dikategorikan rendah sehingga berpengaruh sangat

Page 314: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

83

nyata terhadap tingkat adopsi inovasi petani yang pada umumnya relatif rendah.

Hasil uji statistik juga menunjukkan ada hubungan positif antara karakteristik

sosial budaya petani dengan sikap dan tingkat adopsi.

Dengan diketahuinya karakteristik sosial budaya masyarakat petani suku

jawa, madura, osing dan suku mataraman diharapkan proses adopsi dan difusi

teknologi pertanian dapat dipercepat.

3.15.1.6. Pengkajian Proses Komunikasi, Diseminasi dan Umpan Balik Teknologi BPTP

Pengkajian ini dilakukan dalam rangka untuk memperoleh gambaran

mengenai pola umpan balik yang dilakukan oleh lembaga/institusi dan pengguna

informasi teknologi BPTP Jatim. Dengan gambaran tersebut akan dapat

dipetakan jaringan dan aliran informasi umpan balik dari Petani atau Penyuluh

sampai ke institusi di kabupaten dan provinsi. Informasi pola umpan balik tersebut

sangat berguna bagi BPTP dalam rangka untuk menjaring informasi yang akan

digunakan sebagai masukan dalam perencanaan pengkajian, monitoring

pengkajian yang sedang berjalan dan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan

BPTP. Informasi tersebut juga akan sangat berharga bagi BPTP Jawa Timur dan

instansi lain dalam rangka mengadakan kerjasama penyuluhan, pengkajian dan

pendistribusian bahan informasi teknologi.

3.15.1.7. Koordinasi Regional

Dalam rangka upaya meningkatkan kinerja suatu institusi lingkup litbang

pertanian secara umum maka secara periodik perlu dilakukan koordinasi dan

sosialisasi program. Salah satu bentuk sosialisasi khususnya untuk BPTP yakni

dikemas dalam Lokakarya Regional berdasarkan wilayah yang baru pertama kali

dilakukan. Tujuan di adakan lokakarya regional BPTP adalah untuk sosialisasi

dan sinkronisasi program Badan Litbang pertanian. Lokakarya Regional BPTP

wilayah tiga meliputi Jawa, Bali, Nusa Tenggara dilaksanakan selama dua hari di

Hotel Royal Orchid Garden Jl Indragiri 4, Batu Malang pada hari Selasa, 31 Mei

dan Rabu, 1 Juni 2005. Peserta lokakarya berasal dari sembilan BPTP antara

lain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT.

Page 315: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2005

84

Setiap BPTP di wakili oleh lima orang terdiri atas; Kepala BPTP, Kordinator

Program, Penanggung Jawab RDHP, Kepala Sub. Bag. Tata Usaha, dan satu

orang staf yang menangani SDM dan fasilitas. Topik bahasan utama dalam

lokakarya regional ada dua yaitu Program dan Pengkajian, Managemen dan

SDM. Hasil lokakarya regional BPTP wilayah tiga diperoleh delapan rumusan

pokok antara lain sebagai berikut: 1). Peningkatan kinerja BPTP dalam rangka

mendukung pemantapan ketahanan pangan, pengembangan agribisnis dan

peningkatan kesejahteraan petani, 2) Pedoman penyusunan renstra BPTP 2005

– 2009, 3) Reposisi BPTP kepada idealisme pendiriannya, 4) Operasionalisasi

matriks program pengakjian mendukung program Departemen Pertanian, 5)

Model perhitungan Critical Mass (Teori dan Empiris), 6) Pedoman penyusunan

pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP), 7) Penyusunan

RDHP terpadu, 8). Kebun percobaan (KP): kondisi dan pemanfaatan secara

optimal.

3.15.1.8. Workshop Akreditasi Laboratorium (File belum masuk)

3.15.1.9. Kegiatan pencetakan Prosiding, Laporan Tahunan, Monograf, Buletin dan Sinartani (File belum masuk)

Page 316: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

LLLAAAPPPOOORRRAAANNN TTTAAAHHHUUUNNNAAANNN BBBaaalllaaaiii PPPeeennngggkkkaaajjjiiiaaannn TTTeeekkknnnooolllooogggiii PPPeeerrrtttaaannniiiaaannn JJJaaawwwaaa TTTiiimmmuuurrr

TTTaaahhhuuunnn 222000000666

Penyunting :

Ketua : Endang Widajati

Sekretaris : Sjaiful Chanafi, S. Sos

Anggota : Dra. Iffah Irsjadina

: Khusnul Makin, SP

I Wayan Marka, SH

Ir. Sri Yuniastuti

Ir. Zainal Arifin, MP

Redaksi Pelaksana :

Prayitno Surip

DEPARTEMEN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

2007

Page 317: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Penerbitan buku ini dibiayai dari : DIPA BPTP JAWA TIMUR TA. 2007 Cover Depan : Peresmian Gandok Prima Tani Kabupaten oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, pertemuan Bupati

Bojonegoro dengan Kepala BPTP Jawa Timur, pisang Mas Kirana yang siap dipasarkan dan kegiatan UPBS di Kabupaten Bojonegoro

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) JawaTimur Jl. Raya Karangploso, KM. 4, PO Box 188 , Malang - 65101 Telp. : (0341) 494052; 485065 Fax. : (0341) 471255 e-mail : [email protected]

[email protected] Website : www.bptp-jatim-deptan.go.id

Laporan Tahunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Tahun 2006

Penyunting Ketua : Dra. Endang Widajati Sekretaris : Sjaiful Chanafi, S.Sos Anggota : Dra. Iffah Irsjadina I Wayan Marka, SH Ir. Sri Yuniastuti Ir. Zainal Arifin, MP Redaksi Pelaksana : Prayitno Surip Diterbitkan oleh : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur 2006 ISSN : 1693-8410

Page 318: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

i

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

I. PENDAHULUAN 1

II. MANAJEMEN BALAI 2

2.1. Struktur Organisasi 2

2.2. Manajemen 3

2.3. KETATA USAHAAN BALAI 5

2.3.1. Kepegawaian 5

2.3.1.1. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Kepangkatan 5

2.3.1.2. Tenaga Honorer Berdasarkan Jenjang Pendidikan 5

2.3.1.3. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Jabatan Fungsional 6

2.3.2. Rumah Tangga 6

2.3.2.1. Luas dan Pemanfaatan Lahan 7

2.3.2.2. Keadaan Bangunan dan Pemanfaatan 7

2.3.2.3. Sarana Mobilitas 7

2.3.2.4. Tambahan Peralatan Perkantoran 8

2.3.3. Keuangan 8

2.4. PELAYANAN TEKNIK 15

2.4.1 Kegiatan Informasi 15

2.4.1.1. Penyebaran Informasi Hasil Penelitian/Pengkajian 16

2.4.1.2. Perpustakaan 17

2.4.1.3. Pameran/Ekpose 18

2.4.1.4. Kunjungan Tamu 18

2.4.1.5. Kursus/Latihan, Seminar di dalam dan di luar BPTP, Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan dan Penelitian

20

2.4.1.6. Kegiatan Kerjasama Pihak Ketiga 29

2.5. SARANA 32

2.5.1. Daftar Inventaris Peralatan Laboratorium, Bengkel dan Kebun Percobaan

32

2.5.2. Usulan Pengadaan Peralatan yang Belum Terealisir 35

2.5.3. Renovasi/Pembangunan Fasilitas 35

Page 319: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

ii

III. HASIL-HASIL KEGIATAN YANG DIBIAYAI DIPA 2006

3.1 PROGRAM TEKNOLOGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERTANIAN TERPADU

3.1.1. TEKNOLOGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERTANIAN TERPADU

3.1.1.1. Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMA TANI)

3.1.1.1.1. Pengkajian Prima Tani Berbasis Introduksi Teknologi pada Agroekosistem LKDT

3.1.1.1.2. Pengkajian Prima Tani Berbasis Introduksi Teknologi pada Agroekosistem Lahan Sawah Intensif (LSI)

3.1.1.1.3. Pengkajian Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Mendukung Pengembangan Agrouindustri Pedesaan di Jawa Timur

3.1.1.1.4. Perbanyakan Benih Sebar Tanaman Pangan

3.1.1.1.5. Perbanyakan Benih BS dan FS Tanaman Pangan dan Hortikultura Unggulan

3.2. PROGRAM KETAHANAN PANGAN

3.2.1. PENGKAJIAN KEBIJAKAN DIFUSI TEKNOLOGI

3.2.1.1. Pengkajian Komunikasi, Diseminasi dan Penjaringan Umpan Balik

3.2.1.1.1 Pengkaian Efektifitas Sistem Diseminasi dan Penyuluhan Proses Transfer dan Adopsi Teknologi

3.2.1.1.2. Pengkajian Metode Penyuluhan dan Diseminasi Teknologi Spesifik Wilayah

3.2.1.1.3. Pengkajian Penguatan Kelembagaan Petani dan Agribisnis untuk Mempercepat Adopsi Inovasi Litkaji yang sedang Berjalan

3.3. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN KEMITRAAN USAHA

3.3.1. PENGKAJIAN MODEL KEMITRAAN PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI KOMODITAS UNGGULAN

3.3.1.1. Pengkajian Efektifitas Sistem Diseminasi dan Penyuluhan dalam Proses Transfer dan Adopsi teknologi

3.3.1.1.1. Perbaikan Penanganan Pasca Panen Sayuran di Sentra Produksi Batu

3.3.1.1.2. Pengkajian dan Pengembangan Kawasan Hortikultura Mendukung Agrowisata Air Terjun Roro Kuning Kabupaten Nganjuk

Page 320: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

iii

3.3.1.1.3. Pengkajian Agribisnis Kentang Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Penangkar Benih Kentang Putra Tengger di Kabupaten Lumajang

3.3.1.1.4 Pengelolaan Budidaya Kapas Berbasis Pengendalian Hama Terpadu (PHT) di Kabupaten Lamongan

3.3.1.1.5. Pengkajian Karakterisasi Keanekaragaman Bentol di Kabupaten Sampang. (belum masuk)

3.4. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

3.4.1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian dan Dampak Pengkajian PBTP Jawa Timur

3.4.1.1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Jawa Timur

3.4.1.2. Analisis Dampak Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Jawa Timur

3.4.1.3. Analisis Indikator Pembangunan Pertanian di Jawa Timur

3.5. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN LITBANG PERTANIAN

3.5.1. Pengembangan Profesionalisme dan Akuntabelitas BPTP Jawa Timur

3.5.1.1. Penyusunan Rencana Kerja

3.5.1.2. Sistem Informasi Managemen

3.5.1.3. Monev dan Lakip (Belum masuk)

3.5.1.4. Komisi Pengkajian

3.5.1.5. Pelatihan dan Ketrampilan Tenaga Kerja (Belum masuk)

3.5.1.6. Pengembangan Perpustakaan BPTP Jawa Timur dengan CD/ISIS (Belum masuk)

3.5.1.7. Unit Komersialisasi Teknologi (UKT) (Belum masuk)

3.5.1.8. Pembinaan Kegiatan Ilmiah (Belum masuk)

3.5.1.9. Lokakarya Perencanaan Materi Penyuluhan,Pembuatan dan Sosialisasi SOP

3.5.1.10. Pertemuan Koordinasi Regional

3.6. PENGEMBANGAN SUMBERDAYA INFORMASI IPTEK, DISEMINASI DAN JARINGAN UMPAN BALIK

3.6.1. Percepatan Proses Transfer, Adopsi dan Difusi Teknologi Hasil Litkaji di BPTP Jawa Timur

3.6.1.1. Temu Informasi Teknologi Pertanian dan Penjaringan Umpan Balik

Page 321: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

iv

3.6.1.2. Pertemuan APTEK

3.6.1.3. Mimbar Sarasehan

3.6.1.4. Temu Tugas (Road Show)

3.6.1.5. Sosialisasi Teknologi Unggulan Melalui Visitor Plot

3.6.1.6. Visitor Display (Belum Masuk)

3.6.1.7. Temu Bisnis

3.6.1.8. Pengembangan Klinik Agribisnis

3.6.1.9. Sosialisasi Informasi Teknologi Hasil Litkaji Melalui Media Elektronik : Jaringan Internet, TV/VCD, Operasional Radio Komunikasi Informasi Pertanian (RKIP)

3.6.1.10. Sosialisasi Informasi Teknologi Hasil Litkaji Melalui Media Cetak (Brosur, Leaflet, Poster, Prosiding, Laptah, Buletin, Monograf, dan Media Masa Lainnya)

3.6.1.11. Penyusunan Rakitan Hasil Pengkajian Sebagai Materi Penyuluhan dan Sosialisasi Hasil Litkaji di BPTP Jawa Timur

3.6.1.12. Ekpose, Sosialisasi, dan Promosi Teknologi Hasil Litkaji

3.6.1.13 Pembinaan dan Revitalisasi Penyuluh di Jawa Timur

3.7. PENGKAJIAN DAN DISEMINASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

3.7.1 Inventarisasi dan Optimasi Sumberdaya Pertanian

3.7.1.1. Pemanfaatan Model Simulasi untuk Strategi Budidaya dan Pola Tanam Tanaman Pangan pada Berbagai Kejadian Iklim

3.7.1.1.2. Pemetaan Status Produktivitas Padi Sawah pada Berbagai Agroekosistem (Belum masuk)

3.7.1.1.3. Karakterisasi Sosial Budaya Masysrakat dalam Difusi/Alih Teknologi Pertanian

3.7.1.1.4. Analisis Agroecological Zone (AEZ) Kawasan Selatan Jawa Timur

3.8. PENGKAJIAN SUT KOMODITAS UNGGULAN MADURA BERBASIS TEKNOLOGI INOVATIF

3.8.1. Pengkajian Sistem Usaha Berbasis Tembakau Madura Rendah Nikotin

3.8.2. Pengkajian Sistem Usaha Perbenihan Jagung Lokal Madura

3.8.3. Pengkajian Sistem Usahatani Berbasis Tanaman Pangan Ternak

3.8.4. Pengkajian Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan di Pedesaan

Page 322: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

v

3.9. PENGKAJIAN MODEL AGRIBISNIS BERBASIS PADI TERNAK SAPI DI LAHAN SAWAH

3.9.1. Pengkajian Model Agribisnis Berbasis Padi Ternak Sapi di Lahan Sawah Irigasi

3.10. PENGKAJIAN MODEL AGRIBISNIS BERBASIS HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN UNGGULAN JAWA TIMUR

3.10.1. Pengkajian Berbasis Mangga Podang Urang

3.10.2. Pengkajian Model Agribisnis Berbasis Kentang

3.10.3. Pengkajian Model Agribisnis Berbasis Kakao di Kawasan Selatan Jawa (KSJT)

3.10.4. Pengkajian Model Berbasis Jeruk Keprok Siam

3.10.5. Pengkajian Model Agribisnis Pisang Spesifik Lokasi

3.10.6. Pengkajian Model Agribisnis Anggur dan Mangga (belum masuk)

Page 323: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

1

BAB I

PENDAHULUAN

Program pengkajian BPTP Jawa Timur disusun atas dasar sumberdaya lahan

yang dominan ada di wilayah Jawa Timur. Sumberdaya lahan yang dominan tersebut

meliputi : lahan sawah irigasi, lahan kering dataran rendah dan dataran tinggi, lahan

perairan laut/pesisir serta darat dan lahan sawah tadah hujan. Disamping itu terdapat

program pengkajian yang bersifat lintas agroekologi (tematik) dan program diseminasi

informasi dan teknologi hasil pengkajian. Sistem usahatani yang dikembangkan

dalam setiap tipe sumberdaya tersebut berbasis komoditas unggulan dan bersifat

lintas komoditas atau lintas sub sektor. Sebagai konsekuensinya, pengkajian untuk

mendapatkan teknologi spesifik lokasi di masing-masing tipe lahan tersebut harus

dilakukan oleh Tim Peneliti yang bersifat lintas disiplin. Peta agroekologi wilayah Jawa

Timur yang telah disusun digunakan sebagai acuan dan dasar bagi tim peneliti untuk

melaksanakan pengkajian dan transfer teknologi kepada petani dan pengguna

lainnya. Untuk memudahkan pembaca mengikuti alur informasi yang disajikan,

penyampaian hasil pengkajian disusun sesuai dengan program tahun 2004, sesuai

dengan RPTP (Rencana Pengkajian Tim Peneliti), kegiatan dan sub kegiatan.

Pengembangan agribisnis komoditas unggulan wilayah harus berbasis pada

sumberdaya lokal yang tersedia serta didukung oleh inovasi dan teknologi yang

bersifat spesifik lokasi. Apabila hal tersebut dapat dilakukan secara ooptimal, maka

sistem dan usaha agribisnis yang dikembangkan memiliki daya saing yang tinggi dan

berkelanjutan. BPTP Jawa Timur sejak dibentuk tahun 1995 selalu berupaya

menghasilkan inovasi dan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi guna

mendukung pengembangan agribisnis di wilayah Jawa Timur

Laporan Tahunan ini menyajikan berbagai hal yang menyangkut manajemen

Balai dan hasil-hasil pengkajian yang dilaksanakan setahun terakhir secara ringkas.

Hasil pengkajian secara utuh dan lengkap dapat dibaca pada terbitan lain berupa

prosiding, buletin, petunjuk teknis yang juga diterbitkan oleh BPTP Jawa Timur.

Page 324: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

2

BAB II MANAJEMEN BALAI

2.1. Struktur Organisasi

Dalam tahun 2001, struktur organisasi BPTP Jawa Timur menurut SK

Mentan Nomor 798/Kpts/OT.210/12/94, mengalami sedikit perubahan dengan

terbitnya SK Mentan terbaru, No.: 350/Kpts/OT.210/6/2001, Kepala Balai dalam

pelaksanaan tugasnya sehari-hari secara formal dibantu oleh dua orang pejabat

eselon empat yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi

Pelayanan Teknik, serta dibantu Kelompok Penelitian dan Jabatan Fungsional

lain. Namun demikian, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dengan Surat

Keputusan Kepala Balai, Sub Bagian Tata Usaha dibantu oleh tiga orang

Penanggung Jawab, yaitu Penanggung Jawab Kepegawaian, Rumah Tangga,

dan Keuangan & Rencana Kerja, sedangkan Seksi Pelayanan Teknik dalam

melaksanakan tugasnya dibantu oleh tiga orang Penanggung Jawab, yaitu

Penanggung Jawab Informasi dan Kerjasama, Perpustakaan dan Sarana

Penelitian. Organisasi BPTP Jawa Timur, sesuai SK Menteri Pertanian terbaru di

sajikan pada diagram berikut ini.

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi BPTP Jawa Timur

KEPALA BALAI

KASUB BAG.

TATA USAHA

KELOMPOK PENELITI DAN

JABATAN FUNGSIONAL LAIN

KASIE KERJA SAMA

DAN INFORMASI

Page 325: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

3

2.2. Manajemen

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Kepala Balai dibantu oleh Kepala

Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi, dan Pejabat Fungsional dengan

menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi di lingkup masing-

masing dan antar satuan organisasi dengan instansi mitra kerja BPTP Jawa

Timur.

Setiap pemimpin/kepala satuan organisasi di lingkup BPTP Jawa Timur

bertugas memimpin, mengkoordinasi, memberi bimbingan/ petunjuk pelaksanaan

tugas bawahannya dan tanggung jawab langsung kepada atasannya masing-

masing. Dalam melaksanakan tugasnya masing-masing kepala satuan organisasi

di BPTP berpedoman pada keputusan dan kebijaksanaan Departemen Pertanian,

Badan Litbang Pertanian dan Kepala BPTP Jawa Timur.

Untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan tercapainya sasaran Balai,

sesuai dengan ketentuan Badan Litbang Pertanian dibentuk empat kelompok

fungsional yaitu: Kelompok Fungsional Sumberdaya, Pasca Panen, Budidaya dan

Sosial Ekonomi. Masing-masing kelompok diketuai oleh seorang ketua, sesuai

ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kepala Badan Litbang Pertanian.

Beberapa hal penting yang tercatat dalam pelaksanaan manajemen Balai

dalam tahun 2005, antara lain adalah :

1. Mulai diberlakukan sistem penganggaran yang baru, dengan menggabungkan

anggaran eks Rutin dan Proyek melalui DIPA - BPTP Jawa Timur TA 2005,

dalam menangani kegiatan operasional Balai dibantu oleh Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK). Dalam menangani kegiatan yang dibiayai oleh dana Rutin,

Kepala Balai dibantu oleh Kasubag Tata Usaha. Sedangkan untuk urusan

yang terkait dengan penanganan masalah informasi, kerjasama dan

penyediaan sarana pengkajian, Kepala Balai dibantu oleh Kasie Pelayanan

Teknik.

2. Terhitung sejak Desember 2005, Jabatan Kepala Balai diserah terimakan dari

Dr. Mat Syukur, kepada pejabat baru Dr. Sudarmadi Purnomo, mantan Kepala

Bidang Program Puslitbang Hortikultura, sedangkan Dr. Mat Syukur

Page 326: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

4

menduduki jabatan baru sebagai Kepala Bidang Program di Balai Besar

Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian di Bogor.

3. Sejak Desember 2005, BPTP tidak lagi menginduk ke Pusat Penelitian Sosial

Ekonomi Pertanian di Bogor, tetapi berada dibawah Badan Litbang Pertanian.

4. Terhitung sejak TA 2005, alokasi dana penelitian untuk Pusat Penelitian Gula

Indonesia dititipkan dalam DIPA BPTP Jawa Timur, termasuk kegiatan

perencanaan dan monitoring dan evaluasi terhadap jalannya kegiatan

penelitian.

Tabel 1. Nama Pejabat Struktural, Ketua Kelompok Pengkajian dan Kepala Unit Kerja Lingkup BPTP Jawa Timur.

No Nama/NIP Jabatan

PEJABAT STRUKTURAL

1. Dr. Sudarmadi Purnomo (080 040 697)

Kepala Balai

2. Dra. Iffah Irsjadina (080 091 147)

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

3.

Penanggung Jawab Keuangan dan RK.

4. Satiman (080 052.138)

Penanggung Jawab Kepegawaian

5. Supangat (080)

Penanggung Jawab Perlengkapan

6. Dra. Endang Widajati (080 110 181)

Kepala Seksi Kerja Sama dan Informasi

7. Sjaiful Chanafi S Sos (080 052 794)

Penanggung Jawab Perpustakaan

8.

Penanggung Jawab Informasi & Kerjasama

9.

Penanggung Jawab Sarana Penelitian)

KETUA KELOMPOK PENGKAJIAN

1. Ir. Sukarno Roesmarkam, MS (080 056 142)

Ketua Kelji Sumberdaya

2. Dr. M. Soleh (080 040 492)

Ketua Kelji Budidaya

3. Ir. Pudji Santoso, MS (080 053 325)

Ketua Kelji Sosial Ekonomi dan Kebijakan

4. Dr. Suhardjo (080 057 047)

Ketua Kelji Mekanisasi dan Teknologi Pasca Panen

KEPALA UNIT KERJA LINGKUP BPTP JATIM

1. Ir. Anang Muhariyanto (080 065 970)

Kepala Lab. Diseminasi Wonocolo

2. Ir. Gatot Kustiono (080 066 907)

Kepala Kebun Mojosari

3. Sri Zunaini Sa‟adah (080)

Kepala Kebun Karangplosog

Page 327: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

5

Untuk mengoptimalkan sumberdaya peneliti, sumberdaya lahan dan

alam yang bervariasi dan terpencar dilakukan monitoring dan evaluasi secara

berkesinambungan dan apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan dapat

segera diluruskan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Monitoring

dan Evaluasi dilakukan pada berbagai bentuk tingkat unit kerja dengan terpola

dan dikoordinir oleh Kepala BPTP.

2.3.KETATA USAHAAN BALAI

2.3.1. Kepegawaian

2.3.1.1. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Golongan Kepangkatan

Sumberdaya manusia di seluruh unit kerja BPTP Jawa Timur per 31

Desember 2006, total berjumlah 225 orang, terdiri dari 197 orang PNS dan 28

orang tenaga honorer. Jumlah tenaga honorer yang cukup banyak merupakan

masalah yang berat mengingat terbatasnya kesempatan pengangkatan. PNS

berdasarkan golongan di lingkup BPTP Jawa Timur terbanyak adalah golongan

III (102 orang), golongan II (44 orang), golongan IV (37 orang) dan golongan I

(14 orang) (Tabel 75).

Tabel 2. Keragaan PNS berdasarkan Golongan dan Pendidikan

Sumber : SIMPEG-BPTP Jawa Timur – 2006

2.3.1.2. Tenaga Honorer Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Penyebaran tenaga honorer lingkup BPTP Jawa Timur total 28 orang,

terdiri dari 7 orang lulusan SD dan SMP, 17 orang SLTA, dan 4 orang S1

(Tabel 3). Masa kerja sebagai tenaga honorer berkisar dari 5 tahun sampai

dengan 18 tahun. Dengan adanya kebijaksanaan kepegawaian “Minus Growth”

maka kesempatan untuk diangkat menjadi PNS kecil sekali.

Golongan Jumlah

I 14

II 44

III 102

IV 37

Total 197

Page 328: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

6

Tabel 3. Penyebaran Tenaga Honorer menurut Tingkat Pendidikan di Lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2006.

No. Unit Kerja Tingkat Pendidikan

S1 SLTA SLTP SD Jumlah

1. BPTP Jawa Timur 3 11 1 2 17

2. Kebun Percobaan. Mojosari 1 4 - 1 6

3. Lab. DisWonocolo - 2 3 - 5

Total 4 17 4 3 28

2.3.1.3. Sumberdaya Manusia Berdasarkan Jabatan Fungsional

Sebaran pegawai menurut jabatan fungsional lingkup BPTP Jawa

Timur, adalah administrasi 83 orang, kemudian diikuti peneliti 59 orang, teknisi

litkayasa 33 orang, penyuluh 20 orang, dan Pustakawan 2 orang (Tabel 4).

Sebaran jenjang fungsional peneliti, penyuluh teknisi litkayasa dan

pustakawan seperti terlihat pada (Tabel 5).

Tabel 4. Keragaan SDM di BPTP Jawa Timur

No Unit Kerja Peneliti Penyu

Luh Litkayasa

Pusta kawan

Administrasi Honorer

1. BPTP Jawa Timur 57 3 22 1 44 17

2. K.P. Mojosari 1 - 11 - 10 6

3. Lab. Dis. Wonocolo 1 17 - 1 29 5

Total 59 20 33 2 83 28

Tabel 5. Jumlah pegawai menurut jabatan fungsional di lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2006.

No Jabatan Fungsional Jumlah

Peneliti 1. Ahli Peneliti Utama 4 2. Ahli Peneliti Madya 7 3. Ahli Peneliti Muda 4 4. Peneliti Madya 6 5. Peneliti Muda 5 6. Ajun Peneliti Madya 9 7. Ajun Peneliti Muda 7 8. Asisten Peneliti Madya 3 9. Asisten Peneliti Muda 5 10. Peneliti Non Klasifikasi 9

Jumlah 59

Penyuluh 1. Penyuluh Pertanian Madya 11 2. Penyuluh Pertanian Muda 7 3. Penyuluh Pertanian Pratama 1 4. Penyuluh Pertanian Non Klasifikasi 1

Jumlah 20

Teknisi Litkayasa 1. Teknisi Litkayasa Penyelia 2 2. Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan 3 3. Teknisi Litkayasa Pelaksana 5 4. Teknisi Litkayasa Non Klas 23 Jumlah 33 Pustakawan

1. Pustakawan Madya 1 Pustakawan Pratama 1

Jumlah 2

*) Data kepegawaian Per 31 Desember 2006.

Page 329: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

7

2.3.2. Rumah Tangga

Fasilitas yang dimiliki oleh BPTP Jawa Timur tersebar di 3 lokasi sesuai

dengan unit kerja yang ada, di kantor pusat di Karangploso, Labdis Wonocolo

dan KP. Mojosari.

2.3.2.1. Luas dan Pemanfaatan Lahan

BPTP Jawa Timur memiliki lahan, tersebar di 3 unit kerja: yang luas

bervariasi (Tabel 6). Lahan yang paling luas adalah di KP. Mojosari seluas 30

ha, dan lahan yang paling sempit seluas 0,4 ha di Laboratorium Diseminasi

Wonocolo.

Tabel 6. Luas dan pemanfaatan lahan pada seluruh unit kerja lingkup BPTP Jawa Timur, per 31 Desember 2006.

No Unit Kerja/IPPTP Luas lahan (ha)

Bangunan

(m2)

Empla semen (m2)

Peru mahan (m2)

Sawah (ha)

Tegal (ha)

Kolam/bak (m2)

Lapangan

(m2)

Tanaman Koleksi

(ha)

1. BPTP Jawa Timur 8 6.446,0 10.919 550 0,5 5,5 250/100 - 5,5 2. KP Mojosari 30 7.093,8 9980 794 25 - - - - 4. Lab. Dis. Wonocolo 0,4 1.309,7 280 974 - - - - - Total 38,4 14.849,5 21.179 2.318 25,5 5,5 250/100 - 5,5

2.3.2.2. Keadaan Bangunan dan Pemanfaatan

Luas lahan yang digunakan untuk bangunan terdiri dari ruang kerja,

ruang rapat, perpustakaan, laboratorium, rumah kasa/kaca, bengkel, gudang,

asrama/mess, ruang tamu, garasi, kandang, kantin dan mushola (Tabel 7).

Tabel 7. Luas Bangunan dan pemanfaatannya di lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2006

No Unit

Kerja/IPPTP R. Kerja

(m2)

Perpus takaan (m

2)

Ruang. pertemuan

(m2)

Lab (m

2)

RuangKaca/ kasa

Gudang (m

2)

Mess (m

2)

Kandang (m

2)

Garage (m

2)

R. Dinas (m

2)

R Jabatan

(m2)

TempatCucit mobil (m

2)

Lain-Lain (m

2)

1. BPTP Jawa Timur 1141 120 365 915 90/ 230

105 110 - 240 - 120 14 1316

2. K.P. Mojosari 110,72 12 60 - - 705,98 372 254 114 215,70 -

4. ILab. Dis. Wonocolo

460 70 450 - - 80 504 - 36 703,25 -

Keterangan pada kolom lain-lain : Ruang Kantin 60 m

2 - Ruang tamu/tunggu 244 m

2

Lantai jemur 420 m2 -

Gedung Klinik Agribisnis 60 m2

Work Shop Pasca Panen 60 m2 -

Bengkel 121 m2

Masjid 165 m2 -

MCK 162 m2

Ruang Satpam (Ruang Jaga) 24 m2

Page 330: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

8

2.3.2.3. Sarana Mobilitas

Sarana mobilitas di BPTP Jawa Timur dirasakan sangat terbatas.

Kendaraan yang adapun rata-rata sudah tua sehingga biaya operasionalnya

cukup tinggi. Dengan jumlah kendaraan yang ada (Tabel 8), belum mampu

mendukung tugas pokok dan fungsi BPTP Jawa Timur yang cakupan tugasnya

sangat luas.

Tabel 8. Jumlah dan Keberadaan Kendaraan roda 2 dan roda 4 pada unit BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2006.

No. Unit Kerja Kendaraan roda 2 (unit)

Kendaraan roda 4 (unit)

1. BPTP Jawa Timur 14 11 2. Lab. Dis. Wonocolo 2 4 4. KP Mojosari 1 1

Total 17 16

2.3.2.4. Tambahan Peralatan Perkantoran

Pengadaan peralatan perkantoran terutama dari anggaran rutin, dan

Proyek, diutamakan untuk melengkapi Kantor Pusat BPTP Jawa Timur (Tabel

9).dan (Tabel 9 a).

Tabel 9. Penambahan Peralatan Kantor di Lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2006

No Nama/Jenis Barang BPTP

(unit/buah)

IPPTP Mojosari

(unit/buah)

IPPTP Wonocolo (unit/buah)

1. Antenna Drid 2,4 db 2 unit - - 2. Radio 2 unit - - 3. Pig Tail 2 unit - - 4. Box Outdoor 2 unit - - 5. Switch/Hub 16 Port 1 unit - - 6. Konektor RJ 45 1 unit 7. Network Tool 1 unit - - 8. Kabel UTP Cat 5 4 unit - - 9. Tower Triangle 32 meter 1 unit 10. PC Server 2 unit 11. LCD Proyektor 1 unit 1 unit 12. Personal Computer 5 unit 13. Note Book 2 unit 14. Mixer (Audio Equipment ) 1 unit 1 unit 15. Speaker Aktive 2 unit 16. Stand (Standar) 2 unit 17. Kabel snake Proel 24 Channel 1 roll 18. Kabel Micropone 2 roll

Page 331: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

9

Lanjutan

No Nama/Jenis Barang BPTP

(unit/buah)

IPPTP Mojosari

(unit/buah)

IPPTP Wonocolo (unit/buah)

19. Speaker Pasif Vetron 2 unit 20. Micropone 2 unit 21. Mixer 1 unit 22. Chlorofil Meter 1 unit 23. Mesin babat rumput 1 unit 24. Hand Traktor 1 unit 25. Peralatan Prosessing Benih 1 unit 26. Mesin babat rumput 1 unit 27. AC 3 unit 28. Printer dop matrik 1 unit 29. Screen Projektor/OHP/Layar 1 unit 30. Mesin Foto Copy 1 unit 31. Printer Laser Jet 3 unit 32. Printer Desk Jet + Copier 1 unit 33. Brankas 2 unit 34. Neon Box 1 unit 35. Mesin Diesel 2 unit

36. Mesin Pompa 2 unit 37. Integrated Telepone System 6 unit 38. Like Walkie-Talkie 1 unit 39. Lemari Buku 2 buah 40. Timbangan duduk 1 unit 41. Meja kerja ½ biro 4 buah 42. Motor Diesel 1 unit 43. Almari Arsip 2 buah 44. Etalase 1 buah 45. Meja kerja 3 buah 46. Alat Penggiling Daging 1 unit 47. Almari Arsip 1 buah 48. Digital Camera 2 unit 49. Handy Cam 1 unit

Tabel 9 a. Penambahan Peralatan Kantor di Lingkup BPTP Jawa Timur per 31 Desember 2006 (Anggaran Rutin)

No Nama/Jenis Barang BPTP

(unit/buah)

IPPTP Mojosari

(unit/buah)

IPPTP Wonocolo (unit/buah)

1. - - 2 - -

Page 332: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

10

2.3.3. Keuangan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan semester II tahun 2006 ini kami sajikan secara lengkap

sebagai salah satu wujud transparansi dan akuntabilitas, sebagaimana

diamanatkan dalam tata kelola yang baik (good governance). Sedangkan tujuan

Catatan atas Laporan Keuangan adalah menyajikan informasi tentang

penjelasan pos-pos Laporan Keuangan dalam rangka pengungkapan yang

memadai.

I. PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 59/PMK.03/2005

Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 13/PMK.06/2005

tentang Bagan Perkiraan Standar

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-24/PB/2006

tanggal 31 Mei 2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan

Keuangan Kementerian Negara/Lembaga..

Page 333: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

11

B. PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan ini mencakup seluruh transaksi keuangan

yang dikelola oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

yang berasal dari dana APBN sebesar Rp. 19.179.508.000,-

Laporan Keuangan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atan

Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan menggunakan

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang terdiri dari Sistem Akuntansi

Keuangan (SAK) dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN)

Dalam penyusunan Laporan Realisasi Anggaran telah dilakukan

rekonsiliasi dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara setian

bulannya.

Penyusunan data neraca untuk aset tetap telah menggunakan data yang

berasal dari Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN)

II. KEBIJAKSANAAN AKUNTANSI

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan

pemerintah ini yaitu basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan

basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

A. PENDAPATAN

Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Umum Negara (KUN)

yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun bersangkutan

yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayarkan kembali oleh

pemerintah. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum

Negara (KUN),. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto,

yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah

nettonya. (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran)

B. BELANJA

Belanja adalah semua pengeluaran Kas Umum Negara (KUN)

yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang

bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

Page 334: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

12

pemerintah. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari Kas Umum

Negara (KUN). Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,

pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggung jawaban atas pengeluaran

tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

C. ASET

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki

oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaat ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh

pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,

termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa

bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena

alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber

daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut dan kandungan

pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak

kepemilikan berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi,

Aset Tetap, dan Aset Lainnya.

Pengukuran/penilaian Aset :

Persediaan :

Persediaan disajikan sebesar :

o Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan

persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya

penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada

perolehan persediaan. Potpngan harga, rabat, dan lainnya yang serupa

mengurangi biaya perolehan . Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya

perolehan persediaan yang terakhir diperoleh.

o Biaya Standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Biaya standar

persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang

diproduksi dan biaya overhead tetap dan variabel yang dialokasikan secara

sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi persediaan.

o Nilai Wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

Page 335: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

13

Tanah :

Tanah dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga

pemebelian dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran,

penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap

pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah

yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk

dimusnahkan.

Apabila penilaian tanah dengan menggunakan biaya perolehan tidak

memungkinkan maka nilai tanah didasarkan pada nilai wajar/harga taksiran

pada saat perolehan.

Gedung dan Bangunan :

Gedung dan Bangunan dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian

Gedung dan Bangunan dengan menggunakan biaya perolehan tidak

memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar/taksiran

pada saat perolehan.

Biaya perolehan Gedung dan Bangunan yang dibangun dengan cara

swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan

biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,

perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang

terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.

Jika Gedung dan Bangunan diperoleh melalui kontrak, biaya perolehan

meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan,

serta jasa konsultan.

Peralatan dan Mesin:

Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran

yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut

sampai siap pakai. Biaya perolehan atas peralatan dan mesin yang berasal

dari pembelian meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya

instalasi, berta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan

mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.

Page 336: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

14

Biaya perolehan peralatan dan mesin yang diperoleh melalui kontrak

meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan

dan jasa konsultan.

Biaya perolehan peralatan dan mesin yang dibangun dengan cara swakelola

meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak

langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan,

tenaga listrik, sewa peralatan dan semua biaya lainnya yang terjadi

berkenaan dengan pembangunan Peralatan dan Mesin tersebut

Jalan, Irigasi, dan Jaringan:

Biaya perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan menggambarkab seluruh biaya

yang dikeluarkan untuk memperoleh Jalan, Irigasi dan Jaringan sampai siap

pakai. Biaya ini meliputibiaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-

biaya lain yang dikeluarkan sampai Jalan, Irigasi dan Jaringan tersebut siap

pakai.

Biaya perolehan untuk Jalan, Irigasi dan Jaringan yang diperoleh melalui

kontrak meliputi biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa

konsultan, biaya pengosongan, dan pembongkaran bangunan lama

Biaya perolehan untuk Jalan, Irigasi dan Jaringan yang dibangun secara

swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari

meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan

dan pengawasan, biaya perizinan, biaya pengosongan dan pembongkaran

bangunan lama

Aset Tetap Lainnya:

Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. Biaya

perolehan Aset Tetap Lainnya yang diperoleh melalui kontrak meliputi

pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, serta biaya

perizinan.

Biaya perolehan Aset Tetap Lainnya yang diadakan melalui swakelola

meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari bahan baku,

Page 337: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

15

tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya

perizinan, jasa konsultan.

Konstruksi Dalam Pengerjaan:

Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat sebesar biaya perolehan.

Biaya perolehahn konstruksi yang dikerjakan secara swakelola meliputi :

o Biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi yang

mencakup biaya pekerja lapangan termasuk penyelia; biaya bahan,

pemindahan sarana dan peralatan; serta biaya rancangan dan bantuan

teknis yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi.

o Biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat

dialokasikan ke konstruksi tersbut mencakup biaya asuransi; biaya

rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan

dengan konstruksi tertentu; dan biaya-biaya lainnya yang dapat

diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi yang bersangkutan seperti

biaya inspeksi.

Biaya perolehan konstruksi yang dikerjakan melalui kontrak konstruksi

meliputi:

o Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan

tingkat penyelesaian pekerjaan.

o Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehuubungan

dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.

D. KEWAJIBAN

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu. Kewajiban

pada satuan kerja dalam lingkup Kementerian Negara/Lembaga hanya

berupa kewajiban kepada KPPN berupa keterlambatan penyampaian sisa

uang persediaan dan kepada BUN/KPPN berupa pendapatan yang

ditangguhkan.

E. EKUITAS DANA

Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara

asset dan utang pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan menjada Ekuitas

Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi

Page 338: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

16

III. RINGKASAN LAPORAN

A. ANGGARAN DAN ESTIMASI PENDAPATAN

Selama periode 1 Januari s/d 31 Desember 2006, tahun anggaran

2006, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur menerima

anggaran pengeluaran sebesar Rp. 19.179.508.000,- yang digunakan untuk

membiayai kegiatan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur di

Malang dan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia di Pasuruan.

Estimasi pendapatan yang dialokasikan pada Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jawa Timur untuk tahun anggaran 2006 :

No. Keterangan Jumlah (Rp.)

1. Estimasi Penerimaan Perpajakan 0,-

2. Estimasi PNBP 61.180.000,-

3. Estimasi Hibah 0,-

Jumlah 61.180.000,-

B. REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA

Dari anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp. 17.099.335.251,- atau 89,15 %

dari total anggaran.

Realisasi pendapatan pada tahun anggaran 2006 sebesar Rp. 703.846.023,- yang berasal dari :

No. Keterangan Jumlah (Rp.)

1. Penerimaan Perpajakan 643.748.134,-

2. PNBP 60.097.889,-

3. Hibah 0,-

Jumlah 703.846.023,-

C. NERACA

Posisi keuangan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur pada

tanggal 31 Desember 2006 adalah sebagai berikut: Aset sebesar Rp.

25.488.600.498,-; Kewajiban sebesar Rp. 0,-; dan Ekuitas Dana sebesar Rp.

25.488.600.498,-

Jumlah Aset sebesar Rp. 25.488.600.498,- terdiri dari :

No. Keterangan Jumlah (Rp.)

1. Aset Lancar 0,-

2. Aset Tetap 25.210.073.498,-

3. Aset tetap Lainnya 278.527.000,-

Jumlah 25.488.600.498,-

Page 339: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

17

Jumlah Ekuitas Dana sebesar Rp. 25.488.600.498,- terdiri dari :

No. Keterangan Jumlah (Rp.)

1. Ekuitas Dana Lancar 0,-

2. Ekuitas Dana Investasi 25.488.600.498,-

Jumlah 25.488.600.498,-

IV. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

A. PENDAPATAN

A.1. Realisasi Pendapatan

Pendapatan terdiri dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara

bukan pajak meliputi :

Penerimaan Perpajakan :

No. Keterangan Jumlah (Rp.) % + /-

1. Periode 1 Jan s/d 31 Des 2006 643.748.134,- +

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga memberikan kontribusi bagi

pendapatan negara. Realisasi PNBP sebagai berikut:

No. Keterangan Jumlah (Rp.) % + /-

1. Periode 1 Jan s/d 31 Des 2006 60.097.889 98,23 -

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga berasal dari pengembalian

belanja atas belanja yang terjadi pada tahun anggaran yang lalu dan dibukunan

sebagai pendapatan lain-lain sebagai berikut :

No. Keterangan Jumlah (Rp.)

1. Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang diderita oleh Negara (Masuk TP/TGR) Bendahara

0,-

2. Pendapatan Anggaran Lain-lain 266.775.527,-

Jumlah 266.775.527,-

Pendapatan Anggaran Lain-lain ini berasal dari kerjasama antara BPTP Jatim dan

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut :

o Dana kerjasama tersebut tertuang dalam DIPA Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Jatm Tahun Anggaran 2006

o Pembayaran dilakukan melalui mekanisme Pembayaran Langsung namun

pada pembayaran terakhir (Termin Akhir) dana yang telah dicairkan dengan

pembayaran langsung tersebut tidak bisa dipergunakan semuanya dan sisa

sebesar Rp. 266.775.527,-

Page 340: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

18

A.2. Hambatan dan Kendala

Musim kemarau yang panjang pada tahun 2006 menyebabkan hasil

kebun/pertanian belum bisa memberikan kontribusi sesuai rencana terhadap

PNBP

Selain itu hasil samping kegiatan penelitian/pengkajian juga belum bisa

memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara bukan pajak.

B. BELANJA

B.1. Realisasi Belanja

Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan

dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana

yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga. Belanja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

meliputi belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. Perincian Anggaran

dan Realisasi Belanja dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini

Tabel 1. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Sumber Dana

Uraian Anggaran Semula Anggaran Setelah

Revisi Realisasi Belanja %

1 2 3 4 5

Rupiah Murni 19.118.328.000,- 19.118.328.000,- 17.336.441.509,- 90,68

PNBP 61.180.000,- 61.180.000,- 29.700.000,- 48,55

Jumlah 19.179.508.000,- 19.179.508.000,- 17.366.141.509,- 90,55

Tabel 2. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja Kode Jenis

Belanja Uraian Jenis Belanja

Anggaran Setelah Revisi

Realisasi Belanja %

1 2 3 4 5

51 Belanja Pegawai 6.073.318.000,- 5.389.735.355,- 88,74

52 Belanja Barang 12.249.090.000,- 10.907.132.230,- 89,04

53 Belanja Modal 857.100.000,- 802.467.666,- 93,63

Jumlah 19.179.508.000,- 17.099.335.251,- 89.15

Page 341: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

19

Tabel 4. Rincian Realisasi Belanja Modal

Kode Mak Uraian Jenis Belanja Anggaran

Setelah Revisi Realisasi Belanja %

1 2 3 4 5

531111 BM Tanah 0,- 0,- 0

532111 BM Peralatan & Mesin 696.020.000,- 674.220.000,- 96,87

533111 BM Gedung & Bangunan 84.900.000,- 83.947.666,- 98,88

534111 BM Jalan dan Jembatan 0,- 0,- 0

534112 BM Irigasi 30.400.000,- 29.700.000,- 97,70

534112 BM Jaringan 0,- 0,- 0

535111 BM Fisik Lainnya 45.780.000,- 14.600.000,- 31,89

Jumlah 857.100.000,- 802.467.666,- 93,63

Pengembalian belanja (penerimaan kembali belanja) atas belanja yang terjadi

pada tahun anggaran berjalan sebesar Rp. 266.806.258,- dibukukan sebagai

kontra pos belanja pada periode pelaporan.

Sedangkan pengembalian belanja atas belanja yang terjadi pada tahun

anggaran yang lalu sebesar Rp. 504,- dibukukan sebagai pendapatan lain-lain.

Tabel 5. Rincian Realisasi Pengembalian Belanja per Jenis Belanja

Kode Jenis Belanja

Uraian Jenis Belanja Realisasi

Pengembalian Belanja

1 2 3

51 Belanja Pegawai 39.281,-

52 Belanja Barang 266.766.977,-

53 Belanja Modal 0,-

Jumlah 266.806.258,-

B.2. Hambatan dan Kendala

Pengembalian belanja (penerimaan kembali belanja) atas belanja yang

terjadi pada tahun anggaran berjalan dikarenakan MAP (511519) sebesar Rp.

39.281,-

Sedangkan Pengembalian Belanja selanjutnya adalah pengembalian jasa

lainnya atas Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Terkait

dimana kerjasama tersebut dilakukan antara Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian dengan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI)

Pasuruan yang tertuang dalam Naskah Kerjasama dan sistem pembayarannya

dilakukan dengan termin, dimana pada akhir tahun anggaran terdapat sisa yang

belum dipergunakan sebesar Rp. 266.766.977,-

Page 342: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

20

V. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

A. KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN

Tidak terdapat saldo kas di Bendahara Pengeluaran Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jawa Timur per tanggal 31 Desember 2006

B. KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN

Tidak terdapat saldo kas di Bendahara Penerimaan Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jawa Timur per tanggal 31 Desember 2006.

Kas di Bendahara Penerimaan adalah penerimaan Pendapatan Negara Bukan

Pajak (PNBP) yang belum disetor ke Kas Negara pada tanggal neraca Terdiri

dari :

Tabel 6. Rincian Realisasi Pengembalian Belanja per Jenis Belanja No. Kode MAP Uraian Jumlah (Rp.)

1 2 3 4

1 511519 Pengembalian belanja pembulatan gaji PNS 39.281,-

2 522219 Pengembalian Belanja Jasa Lainnnya 266.766.977,-

Jumlah 266.806.258,-

C. PIUTANG

Piutang adalah semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang,

barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal

neraca, yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari 12

bulan setelah tanggal neraca.uang

C.1 Piutang Pajak

Piutang Pajak sebesar Rp. 0,- merupakan tagihan pajak yang telah

mempunyai surat ketetapan yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan

pada tanggal neraca yang diharapkan dapat diterima dalam waktu tidak lebih

dari satu tahun. Piutang tersebut terdiri dari :

Tabel 7. Rincian Piutang Pajak No. Kode Perkiraan Piutang Uraian Piutang Jumlah (Rp.)

1 2 3 4

0,-

Jumlah 0,-

Page 343: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

21

C.2 Piutang PNBP

Piutang Bukan Pajak sebesar Rp. 0,- merupakan piutang penerimaan

negara bukan pajak, yaitu semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang,

barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal

neraca yang diharapkan dapat diterima dalam jagka waktu tidak lebih dari satu

tahun. Piutang tersebut terdiri dari :

Tabel 8. Rincian Piutang PNBP

No. Kode Perkiraan Piutang Uraian Piutang Jumlah (Rp.)

1 2 3 4

0,-

Jumlah 0,-

C.3 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

Jumlah Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) sebesar Rp.

0,- merupakan saldo TPA yang akan jatuh tempo dalam tahun anggaran 2007

yang berasal dari penjualan <uraikan jenis penjualan angsuran>.

C.4 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi

Jumlah Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) sebesar Rp. .

4.703.400,- merupakan saldo TGR yang akan jatuh tempo dalam tahun

anggaran 2007 (1 tahun setelah tahun neraca).

C.5 Piutang Bukan Pajak Lainnya

Piutang lain-lain sebesar Rp. 0,- merupakan piutang yang tidak dapat

diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori piutang sebagaimana telah

dijelaskan diatas yang diharapkan diterima pada tahun 2007 (1 tahun setelah

tahun neraca).

D. PERSEDIAAN

Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau

perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca, yang diperoleh dengan maksud

untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang

dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat.

Page 344: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

22

Terdapat persediaan pada tanggal 31 Desember 2006 sebesar Rp. 0,-

yang diperoleh dari hasil inventarisasi, yang terdiri dari :

uraian jenis persediaan sesuai dengan klasifikasi pada bagan perkiraan standar

dan nilai rupiah masing-masing

E. ASET TETAP

Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih

dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan

oleh masyarakat umum. Nilai aset per tanggal 31 Desember 2006 sebesar Rp.

25.488.600.498,- dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 9. Daftar Aset Tetap

Nama Aset Tetap Saldo Awal Mutasi

Saldo Akhir Tambah Kurang

1 2 3 4 5

Tanah 642.400.000,- 0,- 0,- 642.400.000,-

Peralatan dan Mesin 20.380.173.492,- 670.238.000,- 0,- 21.050.411.492,-

Gedung dan Bangunan 3.362.158.840,- 79.107.666,- 0,- 3.441.266.506,-

Jalan, Irigasi dan Jaringan 46.295.500,- 29.700.000,- 0,- 75.995.500,-

Aset Tetap Lainnya 263.927.000,- 14.600.000,- 0,- 278.527.000,-

Jumlah 24.694.954.832,- 793.645.666,- 0,- 25.488.600.498,-

Mutasi tambah aset tetap terdiri dari : o Pembelian Rp. 793.645.666,-

o Penyelesaian pembangunan Rp. 0,-

o Transfer dari unit lain Rp. 0,-

o Hibah (masuk) Rp. 0,-

o dst. Rp. 0,-

Jumlah Rp. 793.645.666,-

Mutasi kurang aset tetap terdiri dari :

o Pembelian Rp. 0,-

o Penyelesaian pembangunan Rp. 0,-

o Transfer dari unit lain Rp. 0,-

o Hibah (keluar) Rp. 0,-

o dst. Rp. 0,-

Jumlah Rp. 0,-

Pada periode 1 Januari s/d 31 Desember 2006 tahun anggaran 2006, realisasi

belanja untuk pengadaan aset tetap melalui pembangunan yang belum selesai

pengerjaannya pada 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp. 0,- Konstruksi

dalam pengerjaan tersebut terdiri dari :

Page 345: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

23

o Tanah Rp. 0,- o Peralatan dan Mesin Rp. 0,- o Gedung dan Bangunan Rp. 0,- o Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp. 0,- o Aset Tetap Lainnya Rp. 0,-

F. ASET LAINNYA

Aset Lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset

lancar, investasi permanen dan aset tetap pada tanggal neraca. Aset Lainnya

terdiri atas : Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Rp 4.703.400,- <nilai TGR yang jatuh

temponya lebih dari 12

G. UANG MUKA DARI KPPN

Uang muka dari KPPN merupakan akun penyeimbang dari akun kas di

Bendahara Pengeluaran. Nilai rupiah pada akun ini merepresenrasikan uang

persediaan yang belum dipergunakan dan/atau yang belum dipertanggung

jawabkan sebagai pengeluaran difinitif.

H. PENDAPATAN YANG DITANGGUHKAN

Pendapatan yang ditangguhkan merupakan akun penyeimbang dari akun

Kas di Bendahara Penerimaan. Nilai rupiah pada akun ini mempresentasikan

pendapatan negara bukan pajak yang sudah dipungut tetapi belum disetorkan

ke Kas Negara pada tanggal pelaporan.

I. EKUITAS DANA LANCAR

Ekuitas Dana Lancar adalah kekayaan bersih pemerintah yang

merupakan selisih antara nilai aset lancar dengan kewajiban lancar/jangka

pendek, yang terdiri dari atas:

o Cadangan Piutang Rp. 0,- o Cadangan Persediaan Rp. 0,-

(Cadangan Piutang merupakan akun penyeimbang dari akun Piutang,

sedangkan Cadangan Persediaan adalah akun penyeimbang dari akun

Persediaan)

Page 346: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

24

J. EKUITAS DANA INVESTASI

Ekuitas Dana Investasi adalah dana yang diinvestasikan dalam aset tetap

dan aset lainnya. Ekuitas dana Investasi pada tanggal 31 Desember 2006,

terdiri atas :

o Diinvestasikan dalam aset tetap Rp. 25.488.600.498,- o Diinvestasikan dalam aset lainnya Rp. 25.488.600.498,-

(Diinvestasikan dalam Aset Tetap merupakan akun penyeimbang dari akun Aset

Tetap, sedangkan Diinvestasikan dalam Aset Lainnya adalah akun penyeimbang

dari akun Aset Tetap Lainnya)

VI. INFORMASI TAMBAHAN DAN PENGUNGKAPAN LAINNYA

Pengerjaan buku persediaan belum dapat dilaksanakan karena batasan

opname barang-barang persediaan harus dilakukan hingga user(pemakai)

sementara opname barang-barang persediaan tersebut diperoleh dari

petugas/pengurus gudang pada tanggal neraca.

CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA SATUAN KERJA : BALAI PENGKAIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

JAWA TIMUR

I. RINGKASAN LAPORAN BARANG

1. TANAH (131111)

a. Tanah (1.01)

Saldo Tanah pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon

I/Satuan Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur per 31

Desember 2006. sebesar Rp 642.400.000,- Jumlah tersebut terdiri dari :

saldo awal 80.300 m2 Rp. 642.400.000,- mutasi tambah 0 m2 Rp. 0,- mutasi kurang 0 m2 Rp. 0,-

Mutasi tambah tanah tersebut meliputi: Pembelian Rp. 0,- Transfer masuk Rp. 0,- Hibah masuk Rp. 0,- Rampasan/sitaan Rp. 0,- Penyelesaian Pembangunan Rp. 0,- Reklasifikasi Masuk Rp. 0,- Pembatalan Penghapusan Rp. 0,- Pengembangan Nilai Rp. 0,- Koreksi Nilai/Kuantitas Rp. 0,-

Page 347: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

25

Mutasi kurang tanah tersebut meliputi: Penghapusan Rp. 0,- Transfer keluar Rp. 0,- Hibah keluar Rp. 0,- Pengurangan Rp. 0,- Reklasifikasi keluar Rp. 0,- Koreksi nilai/kuantitas Rp. 0,- Koreksi pencatatan Rp. 0,-

Dari jumlah di atas dalam proses ruislag/sengketa 0 m2/Rp. 0,-

Dari jumlah di atas yang dihentikan penggunaannya karena rusak

berat/hilang tetapi belum dihapuskan adalah 0 m2/Rp. 0,-

2. PERALATAN DAN MESIN (131311)

a. Alat Besar (2.01)

Saldo BMN berupa Alat Besar pada Kementerian Negara/

Lembaga/ Eselon I/ Satuan Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Jawa Timur per 31 Desember 2006 sebesar Rp. 142.546.000,- Jumlah

tersebut terdiri dari :

saldo awal 12 unit Rp. 63.786.000,- mutasi tambah 4 unit Rp. 78.760.000,- mutasi kurang 0 unit Rp. 0,-

Mutasi tambah Alat Besar tersebut meliputi Intrakomptabel Ekstrakomptabel : Pembelian Rp. 78.760.000,- Rp. 0,- Transfer masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Hibah masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Rampasan/sitaan Rp. 0,- Rp. 0,- Penyelesaian Pembangunan Rp. 0,- Rp. 0,- Reklasifikasi Masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Pembatalan Penghapusan Rp. 0,- Rp. 0,- Pengembangan Nilai Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi Nilai/Kuantitas Rp. 0,- Rp. 0,-

Mutasi kurang Alat Besar tersebut meliputi Intrakomptabel Ekstrakomptabel : Penghapusan Rp. 0,- Rp. 0,- Transfer keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Hibah keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Pengurangan Rp. 0,- Rp. 0,- Reklasifikasi keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi nilai/kuantitas Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi pencatatan Rp. 0,- Rp. 0,-

Dari jumlah di atas yang dihentikan penggunaannya karena rusak

berat/hilang tetapi belum dihapuskan adalah 0 unit/Rp. 0,-

Page 348: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

26

b. Alat Angkutan (2.02)

Saldo Alat Angkutan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon

I/Satuan Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur per 31

Desember 2006 sebesar Rp. 695.800.280,- Jumlah tersebut terdiri dari :

saldo awal 28 unit Rp. 456.300.280,- mutasi tambah 2 unit Rp. 239.500.000,- mutasi kurang 0 unit Rp. 0,-

Mutasi tambah Alat Angkut tersebut meliputi Intrakomptabel Ekstrakomptabel Pembelian Rp. 239.500.000,- Rp. 0,- Transfer masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Hibah masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Rampasan/sitaan Rp. 0,- Rp. 0,- Penyelesaian Pembangunan Rp. 0,- Rp. 0,- Reklasifikasi Masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Pembatalan Penghapusan Rp. 0,- Rp. 0,- Pengembangan Nilai Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi Nilai/Kuantitas Rp. 0,- Rp. 0,-

Mutasi kurang Alat Angkut tersebut meliputi Intrakomptabel Ekstrakomptabel : Penghapusan Rp. 0,- Rp. 0,- Transfer keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Hibah keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Pengurangan Rp. 0,- Rp. 0,- Reklasifikasi keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi nilai/kuantitas Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi pencatatan Rp. 0,- Rp. 0,-

3. GEDUNG DAN BANGUNAN (131511)

Saldo Gedung dan Bangunan pada Kementerian

Negara/Lembaga/Eselon I/ Satuan Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Jawa Timur per 31 Desember 2006 sebesar Rp. 3.441.266.500,- Jumlah

tersebut terdiri dari :

Saldo awal 26 unit Rp 3.362.158.840,- Mutasi tambah 3 unit Rp. 79.107.666,- Mutasi kurang 0 unit Rp. 0,-

Mutasi tambah Gedung dan Bangunan tersebut meliputi Intrakomptabel

Page 349: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

27

Ekstrakomptabel : Pembelian Rp. 77.611.380,- Rp. 0,- Transfer masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Hibah masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Rampasan/sitaan Rp. 0,- Rp. 0,- Penyelesaian Pembangunan Rp. 0,- Rp. 0,- Reklasifikasi Masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Pembatalan Penghapusan Rp. 0,- Rp. 0,- Pengembangan Nilai Rp. 1.496.286,- Rp. 0,- Koreksi Nilai/Kuantitas Rp. 0,- Rp. 0,-

Mutasi kurang Gedung dan Bangunan tersebut meliputi Intrakomptabel

Ekstrakomptabel

Penghapusan Rp. 0,- Rp. 0,- Transfer keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Hibah keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Pengurangan Rp. 0,- Rp. 0,- Reklasifikasi keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi nilai/kuantitas Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi pencatatan Rp. 0,- Rp. 0,-

4. JALAN, IRIGASI, DAN JARINGAN (131711)

Saldo Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada Kementerian

Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Jawa Timur per 31 Desember 2006 sebesar Rp. 75.995.500,- Jumlah tersebut

terdiri dari :

saldo awal 3.000 m2, dan 1 unit Rp 46.295.500,- mutasi tambah 1 unit Rp.29.700.000,- mutasi kurang 0 m2 dan 0 unit Rp. 0,-

Mutasi tambah Jalan, Irigasi, dan Jaringan tersebut meliputi Intrakomptabel

Ekstrakomptabel

Pembelian Rp. 29.700.000,- Rp. 0,- Transfer masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Hibah masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Rampasan/sitaan Rp. 0,- Rp. 0,- Penyelesaian Pembangunan Rp. 0,- Rp. 0,- Reklasifikasi Masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Pembatalan Penghapusan Rp. 0,- Rp. 0,- Pengembangan Nilai Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi Nilai/Kuantitas Rp. 0,- Rp. 0,-

Mutasi kurang Jalan, Irigasi, dan Jaringan tersebut meliputi:

Intrakomptabel Ekstrakomptabel

Page 350: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

28

Penghapusan Rp. 0,- Rp. 0,- Transfer keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Hibah keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Pengurangan Rp. 0,- Rp. 0,- Reklasifikasi keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi nilai/kuantitas Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi pencatatan Rp. 0,- Rp. 0,-

5. ASET TETAP LAINNYA (131911)

Saldo Aset Tetap Lainnya pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon

I/Satuan Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur per 31

Desember 2006 sebesar Rp. 278.527.000,- Jumlah tersebut terdiri dari

Saldo awal 6.310 buah Rp. 263.927.000,- Mutasi tambah 73 buah Rp. 14.600.000,- Mutasi kurang 0 buah Rp. 0,-

Mutasi tambah Aset Tetap Lainnya tersebut meliputi Intrakomptabel

Ekstrakomptabel

Pembelian Rp. 14.600.000,- Rp. 0,- Transfer masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Hibah masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Rampasan/sitaan Rp. 0,- Rp. 0,- Penyelesaian Pembangunan Rp. 0,- Rp. 0,- Reklasifikasi Masuk Rp. 0,- Rp. 0,- Pembatalan Penghapusan Rp. 0,- Rp. 0,- Pengembangan Nilai Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi Nilai/Kuantitas Rp. 0,- Rp. 0,-

Mutasi kurang Aset Tetap Lainnya tersebut meliputi Intrakomptabel

Ekstrakomptabel

Penghapusan Rp. 0,- Rp. 0,- Transfer keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Hibah keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Pengurangan Rp. 0,- Rp. 0,- Reklasifikasi keluar Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi nilai/kuantitas Rp. 0,- Rp. 0,- Koreksi pencatatan Rp. 0,- Rp. 0,-

6. ASET BERSEJARAH

Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja menguasai aset

bersejarah sebanyak 0 unit

Page 351: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

29

II. INFORMASI TAMBAHAN

1. BMN BADAN LAYANAN UMUM

Total BMN yang yang dikelola BLU senilai Rp.0,- dengan rincian

sebagai berikut :

Saldo awal

mutasi tambah

mutasi kurang

saldo

Tanah 0,- 0,- 0,- 0,- Peralatan dan Mesin 0,- 0,- 0,- 0,-

Gedung dan Bangunan 0,- 0,- 0,- 0,-

Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0,- 0,- 0,- 0,-

Aset Tetap Lainnya 0,- 0,- 0,- 0,-

2. KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (132111)

Disamping aset tetap yang tertuang dalam Laporan BMN pada

tanggal 31 Desember 2006 Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan

Kerja : Balai Penkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur juga menguasai

sejumlah aset tetap berbentuk Konstruksi Dalam Pengerjaan senilai Rp. 0,-

dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah Tanah 0,- Peralatan dan Mesin 0,- Gedung dan Bangunan 0,- Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0,- Aset Tetap Lainnya 0,-

3. PERSEDIAAN

Saldo persediaan pada tanggal 31 Desember 2006 adalah Rp. 0,-

yang terdiri dari:............ (disampaikan jenis persediaan yang masih tersisa

dan kondisi dari persediaan tersebut).

4. INFORMASI LAINNYA

a. BMN yang diperoleh dari dana dekonsentrasi dan dana tugas

pembantuan yang belum diserahkan dengan rincian sebagai berikut :

Page 352: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

30

Saldo awal

Mutasi Tambah

Mutasi Kurang

Saldo

Tanah 0,- 0,- 0,- 0,-

Peralatan dan Mesin 0,- 0,- 0,- 0,-

Gedung dan Bangunan 0,- 0,- 0,- 0,-

Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0,- 0,- 0,- 0,-

Aset Tetap Lainnya 0,- 0,- 0,- 0,-

Mutasi kurang dari BMN tersebut di atas antara lain disebabkan oleh

penyerahan kepada Pemerintah Daerah.

Dari total BMN tersebut di atas termasuk BMN yang diperoleh dari

Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan yang belum diserahkan dengan

rincian sebagai berikut:

Saldo awal

Mutasi Tambah

Mutasi Kurang

Saldo

Tanah 0,- 0,- 0,- 0,-

Peralatan dan Mesin 0,- 0,- 0,- 0,-

Gedung dan Bangunan 0,- 0,- 0,- 0,-

Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0,- 0,- 0,- 0,-

Aset Tetap Lainnya 0,- 0,- 0,- 0,-

Mutasi kurang dari BMN tersebut di atas antara lain disebabkan oleh

penyerahan kepada Kementeritan Negara/Lembaga Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian sebagai pelaksana BA

b. Informasi lainnya terkait dengan BMN yang perlu diungkapkan :

Lampirkan cetakan Laporan Barang Semester/Tahunan yang berasal

dari proses penginputan data BMN melalui Aplikasi SABMN

2.4. KERJA SAMA DAN INFORMASI

2.4.1. Kegiatan Informasi

Sesuai dengan uraian tugas Seksi Kerjasama dan Informasi, yang mencakup

urusan informasi, kerjasama dan sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan

pengkajian, kegiatan yang dilaporkan disini terkait dengan uraian tugas. Kegiatan

informasi di BPTP Jawa Timur meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan

Diseminasi Hasil Penelitian/Pengkajian melalui berbagai bentuk pertemuan,

pendokumentasian hasil penelitian/pengkajian. Balai, menyajikan materi informasi

Page 353: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

31

dalam bentuk yang dikehendaki (laporan berkala, publikasi tercetak dan elektronik,

layanan internet), dan penyelenggaraan perpustakaan. Sesuai dengan uraian tugas

Seksi Kerja sama dan Informasi yang mencakup urusan informasi, Kerja sama dan

sarana yang di perlukan dalam pelaksanaan pengkajian

2.4.1.1. Penyebaran informasi Hasil Penelitian/Pengkajian

Kegiatan informasi di BPTP jawa Timur meliputi semua kegiatan yang

berkaitan dengan Diseminasi Hasil Penelitian/Pengkajian yang dilaksanakan melalui

berbagai bentuk pertemuan, pendokumentasian hasil penelitian/pengkajian. Balai,

menyajikan materi informasi dalam berbagai media (media cetak, elektronik,

penyelenggaraan ekspose, kegiatan visitor plot dan penyelenggaraan perpustakaan).

Tabel 12. Diseminasi Hasil Penelitian/Pengkajian yang dihasilkan BPTP Jawa Timur TA 2006

Nomor Nama Publikasi Jumlah/kali

(Judul/ eksemplar)

Keterangan

1. Pertemuan-Pertemuan

Seminar Lokakarya Temu Informasi Temu Aptek Temu lapang Pelatihan/magang Kunjungan Pertemuan Tim Teknis Teknologi Pertanian Pertemuan Komisi Teknologi Pertanian

2 1 2 4 2 1 1

2. Pengembangan Informasi Teknologi

a. Media Cetak.

Prosiding Seminar Juknis Rakitan Teknologi*) Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian Laporan Tahunan Laporan Bulanan Brosur Liptan (leaflet) Folder Publikasi lain Mass Media

1/300

1/500*)

1/300 1/200 12/2

3/500

b.Media Elektronik Radio Komunikasi dan Informasi Pertanian RRI Stasiun Malang Paket Siaran TV Website BPTP Jatim

4 1 2

*) Dicetak Biro Perekonomian Propinsi Jawa Timur

Page 354: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

32

c.Pameran/Ekspose Lokal

Regional Nasional

d. Visitor Plot KP Karangploso, Malang Wonocolo, Surabaya Mojosari, Mojokerto

1 1

e. Unit Komersialisasi Teknologi (UKT)

Operasionalisasi jasa layanan Balai Mendukung kegiatan promosi Balai Rintisan agribisnis (produksi benih/bibit, publikasi ) Inisiasi Kerjasama berorientasi HAKI

f. Layanan Perpustakaan

Foto copy Penelusuran literature Penyusunan bibliografi

Keterangan : *) Dicetak oleh Biro Perekonomian Pemprop Jawa Timur

2.4.1.2. Perpustakaan

Perkembangan Perpustakaan BPTP Jawa Timur saat ini sudah relative

lebih baik, dibandingkan kegiatan tahun yang lalu.. Secara bertahap

penambahan fasilitas dan koleksi perpustakaan telah dilaksanakan, guna

peningkatan kualitas maupun kuantitas informasi terkini untuk mendukung hasil-

hasil pengkajian dan perakitan teknologi yang berkualitas, sesuai dengan tugas

dan fungsi Balai.

Pada tahun 2006 perpustakaan melaksanakan pembuatan database

hasil-hasil penelitian dan pengkajian lingkup Badan Litbang Pertanian, dengan

hasil sebagai berikut:

No Komooditas Jumlah Artikel Keterangan 1 Tanaman Pangan 5.672 judul

2 Tanaman Hortikultura 927 judul

3 Tanaman Perkebunan 239 judul

4 Peternakan 2.633 judul

5 Perikanan 506 judul

6 Lain-lain: Flu Burung 638 judul Full text

Total 10.615 judul

Perpustakaan BPTP Jawa Timur pada Tahun Anggaran 2007. ditunjuk

sebagai salah satu Perpustakaan Model di UPT lingkup Departemen Pertanian.

Sasaran pembangunan Perpustakaan Model adalah terwujutnya perpustakaan

digital di unit-unit kerja lingkup Departemen Pertanian, yaitu perpustakaan yang

pengelolaan dan pelayanannya dilakukan dengan memanfaatkan teknologi

informasi. Juga dirancang dalam rangka mempercepat pemanfaatan bersama

informasi yang dimiliki oleh masing-masing perpustakaan (resource sharing).

Page 355: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

33

Tabel 13. Jumlah Tambahan Bahan Pustaka pada satuan kerja LingkupBPTP Jawa Timur 2006

No Unit Kerja Buku Majalah Brosur/Leaflet

Judul Expl Judul Expl Judul Expl

1 BPTP Jawa Timur 396 411 118 359 70 85

2 Lab. Dis. Wonocolo

3 KP Mojosari

Jumlah Sumber: Perpustakaan BPTP Jawa Timur

Jumlah Pengunjung dan Pengguna Jasa Perpustakaan sebagai besar

adalah para peneliti, mahasiswa, penyuluh dan pelajar dari beberapa kota di

Jawa Timur. Pada umumnya, selain membaca bahan pustaka, mereka juga

memanfaatkan jasa peminjaman ataupun fotokopi. Data pengguna jasa

perpustakaan selengkapmya tertera pada Tabel 14.

Tabel 14. Pemakai Jasa Perpustakaan pada satuan kerja Lingkup BPTP Jatim, 2006

N Unit Kerja Pengunjung Penggunaan Jasa Perpustakaan

Peneliti Mahasiswa Penyuluh Fotokopi Penelusuran Peminjaman

1 BPTP Jatim 419 278 93 331 432 139

2 Lab.Dis. Wonocolo

3 KP Mojosari

Total 419 278 93 331 432 139

Sumber: Perpustakaan BPTP Jatim

2.4.1.3. Pengelolaan Website BPTP Jawa Timur

Terhitung sejak September 2006 website BPTP Jawa Timur menggunakan

fasilitas server di Badan Litbang Pertanian dengan space + 50 MB dengan

alamat : http : //jatim.litbang.deptan.go.id.

Pemanfaatan website BPTP Jawa Timur oleh pengguna dapat di lihat pada

Tabel di bawah ini.

Page 356: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

34

Tabel 15. Pengguna Website jatim.litbang.deptan.go.id tahun 2006 Month Unique visitor Number of visits Pages Hits

January 158 5 5 166

February 232 3 2 133

March 341 179 121 7123

April 301 653 49 26190

May 283 374 156 20191

June 251 416 190 23610

July 196 226 90 12664

August 176 334 176 16864

September 239 488 318 20070

October 348 477 1209 3430

Nopember 1305 2456 7657 15447

December 1601 3451 7408 21521

Total 5431 9062 17381 167409

2.4.1.3. Pameran/ Ekspose

Dalam tahun 2006, cukup banyak kegiatan Pameran/Ekspose yang

diikuti oleh BPTP Jawa Timur, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel .15. Kegiatan Pameran/Ekspose yang diikuti dalam tahun 2006 Waktu Nama Kegiatan

Tempat

15-18 Mei Ekspo: Agricultural Enginering Event (Pameran Mesin dan Alat Pertanian)

Unibraw Malang

18-21 Mei Agricultural and Food Expo Semanggi Expo, Jakarta

8-11 Juni Ekspo agribisnis komoditi unggulan dalam rangka FORKON Nasional 2006

Poncokusumo, Malang

13-15 Juli Ekspo Agribisnis Komoditi unggulan Daerah

Ponorogo

18-22 Juli Gelar Promosi Agribisnis VII, mensukseskan Revitalisasi Pertanian

Tulung Agung

20-23 Juli Indonesia Agribussiness Expo WTC, Surabaya

2-4 Agustus Mini Ekspo, Interen Meeting BPTP se Indonesia Timur

Batu

10-11 September Ekspo UPT Litbang Pertanian Jatim mendukung Primatani

Lumajang

10-11 Nopember Seminar Nasional Agribisnis Mangga Probolinggo

10-11 Nopember Ekspo Agribisnis Mangga Probolinggo

Page 357: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

35

2.4.1.4. Kunjungan Tamu

Selama tahun 2006 BPTP Jawa Timur (kantor pusat) menerima

kunjungan sebanyak 10 kali dengan peserta sejumlah ......... orang terdiri dari:

Kunjungan instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, Pendidikan Menengah,

Pengusaha/swasta, Kelompok Tani/kontak Tani.

Tabel 16. Daftar Kunjungan ke BPTP Jawa Timur 2006

No Tanggal Instansi/Universitas/Sekolah/

Perorangan Materi

1 30-1-2006 SMU PGRI I Jombang Profil BPTP Jatim

Kultur Jaringan

Budidaya Jamujr

2 18-2-2006 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Teknologi Perbenihan

AEZ

3 11-5-2006 Siswa MAN Pacet, Mojokerto Profil BPTP Jatim

Hasil Litkaji Unggulan

4 1-6-2006 Faperta UPN Veteran Jakarta Agribisnis Jeruk

Agribisnis Tomat

Agribisnis Bunga Potong Mawar

Pengolahan Tortila

Pengolahan Kripik Buah-buahan

5 3-6-2006 SMU Nageri 2 Trenggalek Profil BPTP Jatim

Kultur Jaringan

6 28-6-2006 Siswa MAN 7 Jombang Profil BPTP Jatim

Hasil Litkaji Unggulan

7 8-8-2006 Forum Komunikasi Guru Biologi SMP Lamongan

Profil BPTP Jatim

Penerapan Teknik Kultur Jaringan Tanaman

Pembibitan Tanaman

8 30-10-2006 Kontak Tani Kabupaten Jombang Profil BPTP Jatim

Hasil Kajian Terkait dengan SRI

Penggunaan Pupuk Organik & Anorganik

Perubahan Jarak Tanam Jajar Legowo < 40x40 cm atau 30x30 cm

Penggunaan bibit < 10 hari dan lebih sedikit

Sistem Efisiensi Pengairan untuk Peningkatan Produksi Padi

9 15-12-2006 SMU Kristen Santo Albertus Malang

Profil BPTP Jatim

Hasil Litkaji Unggulan

10 30-12-2006 Mahasiswa Faperta UWIKA Surabaya

Pengenalan AEZ

Pembuatan Bahan Presentasi Ilmiah dengan Power Point

2.4.1.5.Kursus/Latihan, Seminar di dalam dan luar BPTP, Mahasiswa Praktek Kerja Lapang dan Penelitian

Kursus dan seminar yang diikuti oleh karyawan-karyawati lingkup BPTP

Jawa Timur serta makalah yang disajikan (Tabel 17 dan 18).

Page 358: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

36

Tabel 17. Kursus/Latihan yang diikuti oleh staf BPTP Jawa Timur

No. Jenis pelatihan yang

diikuti Jumlah orang yang ikut

(orang)

Lama pelatihan / pendidikan (hari/

minggu/ bulan/tahun)

Sumber biaya pelatihan/

pendidikan (tugas belajar)

Tempat pelatihan/ pendidikan

1 Penyusunan laporan

keuangan TA. 2006

Dra. Iffah Irsjadina

Kuswardoyo Supangat Hendiva Winar, SE

5 ( lima ) hari

10 s/d 14 Januari 2006

Badan Litbang

Pertanian

PMPSDM Ciawi

Bogor

2. Cassava Produktion Prosesing Animal Feeding and Participatory Research

Ir. Endah Retnaningtyas 9 ( sembilan ) hari 28 Januari s/d 5 Pebruari 2006

CIAT, FCRI Bangkok Thailand

Timor Timur

3 Wanita Penyuluh Promosi Sayuran Indigenous peningkatan Gizi

Ir. Eli Korlina E, MSi 3 ( tiga ) hari 17 s/d 19 April 2006

Puslitbanghort BPTP DKI Jakarta

4 Apresiasi SAI Dra. Iffah Irsjadina Kuswardoyo Supangat Hendiva Winar SE

4 ( empat ) hari 16 s/d 19 Mei 2006

Badan Litbang Pertanian

BLPP Wonocatur Yogyakarta

5 Sosialisasi penggunaan Program Aplikasi Database Plasma Nutfah Pertanina

Ir. Paulina Evi RP, MP Robi‟in

4 ( empat ) hari 16 s/d 19 Mei 2006

Komisi Nasional Plasma Nutfah

BB Biogen Bogor

6. Diklat Dasar Pustakawan

Drs. Bambang Pamudji 30 ( tigapuluh ) hari 1 s/d 30 Mei 2006

PMPSDMP Ciawi Bogor

PMPSDMP Ciawi Bogor

7. Updating Data SIM Program Sof ware release 2005

Ir. Purwanto, MSi 3 ( tiga ) hari 09 s/d 11 Juni 2006

Badan Litbang Pertanian

Wisma LPP Demangan Yogyakarta

8. Sertifikasi keahlian Barang/jasa

Ir. Luki Rosmahani Ir, Sarwono Ir. Bambang Pikukuh Ir. Suhardi Ir. Emy Srhastuti

3 ( tiga ) dari 10 s/d 12 Mei 2006

Hotel Yani Denpasar Bali

Badan Litbang Pertanian

9 Apresiasi SIMPEG Lingkup BBPPTP

Slamet Riadi, BSc Naimah Muchtar Rochimin

4 ( empat ) hari 4 s/d 7 Juli 2006

BBPPTP Bogor Lab Dis Wonocolo Surabaya

10 Forum Penyuluh Pertanian

Gunawan, SP Ajun Prayitno, A.Md

3 ( tiga ) hari 13 s/d 15 Juni 2006

Badan Litbang Pertanian

STPP Malang

11 Upadating Data SIM Program Software Release 2005

Ir. Purtwanto, MSi 3 ( tiga ) hari 26 s/d 28 Juni 2006

Badan Litbang Pertanian

Hotel Yani Denpasar Bali

12 Lokakarya Perlindungan HKI

Rohmad Budiono, SP 2 ( dua ) hari 24 s/d 25 Juli 2006

Badan Litbang Pertanian

Badan Litbang Pertanian

13. Pemahaman Aplikasi Tata Kelola

Pemerintahan

Dra. Endang Widajati 6 ( enam ) hari 10 s/d 15 Juli

2006

Badan Litbang Pertanian

PMPSDMP Komplek Bumi

Ciawi Bogor

14 Teknis Budidaya Jarak

Pagar

Subandi 3 ( tiga ) hari

20 s/d 22 Juli 2006

Puslitbang

Perkebunan

Badan Litbang

Pertanian

15 Petunjuk Administrasi Kepegawaian Deptan th 2006

Dra. Iffah Irsjadina 3 ( tiga ) hari 22 s/d 24 Agustus 2006

Badan Litbang Pertanian

Hotel Yani Denpasar Bali

16. Petugas Pendaftar Varietas Tanaman

Robi‟in 3 ( tiga ) hari 5 s/d 7 Juli 2006

BB Diklat Agribisnis dan Hortikultura Lembang Bandung

Pusat Perlindungan Varietas Tanaman

Page 359: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

37

17 Asia Pacific

Symposium On Quality Management Foods in supply Chains (APS 2006)

Ir. Bambang Irianto, MSc

4 ( empat ) hari 7 s/ 10 Agustus 2006

Asia Pasific Symposium (APS 2006 )

Bangkok Thailand

18 Asia Pacific

Symposium On Quality Management Foods in supply Chains (APS 2006)

Ir. Yuniati, MS 7 ( tujuh ) hari

7 s/ 13 Agustus 2006

Asia Pasific

Symposium (APS 2006)

Bangkok Thailand

19 TOT Budidaya tanaman anggrek Krisan dan Mawar

Sri Zunaini Sa‟adah, SP

5 (lima ) hari 4 s/d 8 September 2006

Balit Tanaman Hias Segunung

Puslitbanghort

20 Fasilitasi Pemberdayaan Kelompok Tani Sayuran Umbi

Ir. Baswarsiati, MS Ir. Bambang Pikukuh

3 ( tiga ) hari 19 s/d 21 September 2006

Dirjen Hortikultura Deptan RI

Hotel “Deddy Jaya” Brebes

21 Pelatihan Fungsional Tk I angkatan 28

Raika Asnita, SP 080 133 047

21 (duapuluh satu) hari 23 Jul s/d 12 Agt 2006

LIPI Bogor Badan Litbang dan BPTP Jatim

22 Sistem MONEV Deptan

Khusnul Makhin, SP

3 ( tiga ) hari 2 s/d 4 Agustus 2006

Badan Litbang Pertanian

Hotel Sahid Yogyakarta

23 Apresiasi Pelayanan Prima bagi Pejabat Struktural

Dra. Iffah Irsjadina 6 ( enam ) hari 11 s/d 16 September 2006

PMPSDMP Ciawi PMPSDMP Ciawi

24. Apresiasi SPO Jeruk Besar ( Pamelo )

Ir. Heru Samekto 10 Agustus 2006 Diperta Propinsi Jawa Timur

Diperta Propinsi Jawa Timur

25 Fasilitasi Pemberdayaan Kel Tani Sayuran Umbi

Ir. Baswarsiati, MS Ir. Bambang Pikukuh

3 ( tiga ) hari 19 s/d 21 September 2006

Badan Litbang Pertanian

Hotel Deddy Jaya Brebes

24 Basis Experimenta Design And Data Analysis

Ir. Dyah Prita S 5 ( lima ) hari 13 s/d 17 Nopember 2006

Puslitbangtan Bogor Puslitbangtan Bogor

27 Peningkatan Kualitas penyuluh dalam percepatan alih teknologi Pertanian

Ir. Nasimun Ir. Ita Yustina, SP

7 ( tujuh ) hari 10 s/d 16 Desember 2006

Badan Litbang Pertanian

Cipayung Bogor

28 Manajemen Kebun Percobaan

Sri Zunaini Sa‟adah, SP

8 ( delapan ) hari 4 s/d 14 Desember 2006

Badan Litbang Pertanian

Aula Balittro Bogor

29 Pra Jabatan Gol. II Ardiansyah, A.Md Ajun Prayitno, A.Md

10 ( sepuluh ) hari 07 s/d 16 Desember 2006

BPTP Jawa Timur BPTP Propinssi Jawa Timur Malang

30 Pelatihan Penyegaran

Program Litbang Pertanian (reentry)

Dr. Tri Sudaryono 4 ( empat )

11 s/d 15 Desember 2006

Badan Litbang

Pertanian

PMSDMP Ciawi Bogor

31 Pembahasan SPO Budidaya bawang merah

Ir. Baswarsiati, MS 2 ( dua ) hari 22 s/d 23 Mei 2006

Direktur Tan Sayuran Dirjen Hort Deptan

Hotel Istana Madiun

Page 360: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

38

Tabel 19. Seminar BPTP Jawa Timur No. Waktu Topik

Tempat

1. 4-5 Nopember 2006 Seminar Intern Hasil-Hasil Pengkajian BPTP Jawa Timur

2. 10-11 Nopember 2006 Seminar Nasional Agribisnis Mangga Gedung Islamic Centre, Kraksaan,

Probolinggo

Tabel 20. Makalah yang dibuat dan disampaikan oleh staf pada berbagai pertemuan

Nama Judul Makalah Acara Waktu Tempat

Dr Suhardjo Pembuatan Tepung Maizina

Diklat Agribisnis Jaggung Berbasis Pengendalian Hama Terpadu

BDATPO Lawang

Dr. Q. Dadang Ernawanto Ir. Ismail Wahab, MSi

Diseminasi Program dan Hasil penelitian Bidang Pertanian di Jawa Timur

Rapat Koordinasi Litbang Propinsi Jawa Timur

16-17 Mei 2006

Suhardjo

Penanganan Pasca Panen Ubi Kayu dan Jagung

Pengembangan Sistem Jaminan Mutu Produk Segar dan Olahan Ubi Kayu dan Jagung

16 Mei 2006 BTP Bedali

Ir. Baswarsiati, MS

Budidaya Tanaman saturan dan Biofarmaka

Magang Teknik Budidaya Bawang Merah

6 Juni 2006 Hotel Istana Nganjuk)

Ir. Baswarsiati, MS

Rakitan Teknologi Budidaya Bawang Merah dan Cabe

5 Juni 2006 BPP Balanggebang, Nganjuk

P.E.R. Prahardini

Penerapan GAP 6 Juni 2006 BBDATPO, Lawang

Dr. Suhardjo Penanganan Pasca Panen Padi dan pengolahan Hasil Hasil Gabah, Beras

15 Agustus 2006

Diperta Prop. Jatim.

Dr. Suhardjo Penerapan Teknologi Panen dan Pasca Panen dalam Peningkatan Mutu Anggur

Apresiasi pengembangan Agribisnis Anggur

22-26 Agustus 2006

Hotel Bromo View Probolinggo

Drs. Martinus Sugiyarto, MP Ir. Pudji Santoso, MS

Hasil Kajian Inovasi Teknologi Terhadap Pamelo di Magetan

Apresiasi SPO Jeruk Besar (Pamelo)

Handoko

Pengelolaan Tanaman Terpadu Mendukung Prima Tani

29 Oktober 2006

BBDATPO Lawang

Ir. Suwono, MP Pertemuan Revitalisasi Petani dan Pembekalan teknis bagi Penyuluh Pertanian

Ir. Suwono, MP Koordinasi Antisipasi Bencana Alam

Ir. Sri Harwanti Sosialisasi Peningkatan Ketahanan Pangan

Dr. Ir. F. Kasijadi, MS

Apresiasi Penanganan Segar Buah, meningkatkan produksi mutu pisang

Dra. Wahyunindyawati, MP Ir. Paulina Evi RP, MP

Apresiasi Penanganan Segar Buah, meningkatkan produksi mutu pisang

Ir. Titiek Purbiati Ir. Suwono, MP

Participatory Irrigation Sactor Project (PISP)

Page 361: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

39

Tabel 21 Judul makalah yang diterbitkan dalam publikasi di luar BPTP Jawa Timur

Pemakalah Judul Makalah Jenis Publikasi

Noeriwan Budi S, SP Teknik Tanak Jagung Setelah Tembakau di Kabupaten Sumenep

Buletin Teknik Pertanian Diperta Jatim

Robi‟in, AMd Pengaruh Bahan Kemasan dan Periode Simpan terhadap Kadar Air Benih Jagung, dalam Ruang Simpan terbuka

Buletin Teknik Pertanian Pustaka, Bogor.

Ir. Al. Gamal Pratomo Respon Pertumbuhan dan produksi Padi pada Berbagai Kombinasi Dosis Urea dan NPK Tiara

Prosiding BPTP Yogyakarta

Ir. Al. Gamal Pratomo Respon Pertumbuhan dan Produksi Kentang pada Pemberian Pupuk NPK Kebomas

Prosiding BPTP Yogyakarta

Ir. Harwanti dan Thohir

Zubaidi, APi

Keragaan Biota Karang pada Terumbu Buatan di Perairan Pantai Sambi Situbondo

Majalah Ilmiah Agritek - IPM

Ir. Al. Budijono Tingkat Serangan Hama Penyakit pada Beberapa Varietas Kedelai yang Diadaptasikan di Lahan Petani di Desa Cluring Kabupaten Banyuwangi

Jurnal IPM

Ir. Al. Budijono Potensi Hama Penyakit pada Adaptasi Beberapa Kultivar Anggur Unggulan di Ekoregional Lahan Sawah Tadah Hujan KP. Mojosari, Mojokerto

Jurnal Agrivet UPN Yogyakarta.

Tabel 22. Mahasiswa Penelitian/Praktek Kerja Lapang (PKL)

No. Nama Mahasiswa Judul Penelitian/

Pkl Pembimbing

Asal Sekolah/Universitas

1. 1. Heronimus Tenga Pembuatan Tepung Ubi Jalar dan Pemanfaatannya

Ir. Suhardi Universitas Tribhuana, Malang

2. Yuvensius Sigha Pembuatan Tepung Ubi Jalar dan Pemanfaatannya

Ir. Suhardi Universitas Tribhuana, Malang

3. Dewi Santika Abu Bakar Pembuatan Tepung Ubi Jalar dan Pemanfaatannya

Ir. Suhardi Universitas Tribhuana, Malang

4. Margaretha Matilderei Pembuatan Tepung Ubi Jalar dan Pemanfaatannya

Ir. Suhardi Universitas Tribhuana, Malang

5. Magdalena Tai Pembuatan Tepung Ubi Jalar dan Pemanfaatannya

Ir. Suhardi Universitas Tribhuana, Malang

6. Nuri Endah B. Penggunaan Rumah Kaca Sri Zunaini Saadah, SP

Unibraw Malang

7. Miftachul Hadasiwi Statistika Dr. Sudarmadi Purnomo

IPB

8. Tri Susilowati Statistika Dr. Sudarmadi Purnomo

IPB

9. Abdul Majid M. Sobin Aidatun Nafsiah Sri Wahyuni

Budidaya Tanaman Sri Zunaini Saadah, SP

SMKN Purwosari

Page 362: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

40

10. Endahwati

Siti Latifah Yuliani Shinta Harumiati Vera Lita P. Wiwik Indawati

Koperasi, Klinik Agribisnis dan Perpustakaan

SMK Arjuno Malang

11. Endah Suryaningrum Persilangan Salak Dr. Trisudaryono Unibraw Malang

12. Syukron H. Adhelia Sri Puranika Astrid Ledynisa

Magang di Lab. Hama Penyakit

Ir. Eli Korlina, MS Unibraw Malang

13. Intihaini Hidayati Magang di Perpustakaan Sjaiful Chanafi, S. Sos Universitas Gajayana Malang

14. Siska Prayadani Potensi Hicladin sp dan Media Dedak dan Kayu untuk Penyakit Layu

Ir. Eli Korlina, MS Unibraw Malang

15. Riski Vidarti PKL Hama penyakit Ir. Eli Korlina, MS Unibraw Malang

16. Sukirno PKL Pasca Panen Ir. Suhardi Universitas Negeri Malang

17. Rika Rapita Hendiyanti

Olahan Tortila Jagung, Dodol Pisang dan Sale

Dr. Suhardjo STTP Malang

18. Lailatul Mukaromah Khumrotul Anis Nurina K.

PKL di Lab. Kultur Jaringan Ir. P.E.R. Prahardini Universitas Negeri Surabaya

19. Binti Nurohima Listiani

Efisiansi Lahan dalam Budidaya Anggur Karakterisasi Belimbing Tuban

Dr. Tri Sudaryono Ir. Baswarsiati, MS

ITS Surabaya

20. Rujan Kustanto Rosalin Safitri Wahdianto Wahyudiana Yuli Puspitasari

PKL di KP. Mojosari Ir. Gatot Kustiono Unibraw Malang

21. Mahful Shidiq Cahya Yulianto Andre Oktavian

PKL di Lab Pasca Panen Ir. Suhardi SMK Negeri 2 Batu

22. Nurul Marfuah S.A. Maulana Yohanes Hariyono Farahdita D.M.

PKL di Lab Hama Penyakit Ir. Eli Korlina, MS Universitas Negeri Malang

23. Nanik Yuhaiyah PKL di Lab Kultur Jaringan Ir. P. E. R. Prah Universitas Islam Malang

24. Mukhanarot Najrudin Siti Mufidatul Khoiroh Atik Rosyoda Astri Tofa

PKL di Lokasi Kajian di Senduro, Lumajang

Ir. Suhardi Universitas Jember

25. Andrari Esti Palupi Catur Wulansari Ida Ratna Dian Puspitasari Wiwik Fatmawati

PKL Koperasi Horti, Klinik Agribisnis dan Perpustakaan

SMK Kosgoro Karangploso

26. Ninik Anita Rahma PKL di Lab. Pasca Panen Ir. Suhardi Universitas Muhammadiyah Malang

27. Pujiati Nur Halimah Sholikha

PKL di Screen House dan Lab. Kultur Jaringan

Ir. P.E.R. Prahardini SMK Negeri 1 Malang

28. Abigail Jahana Kase Aris Munandar Lisbeth Patisuna Vivi Haidy P. Mariana

PKL di Lab. Pasca Panen Ir. Suhardi STTP Malang

Page 363: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

41

2.4.1.6. Kegiatan Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Kegiatan kerjasama penelitian/pengkajian BPTP Jatim dengan Pihak

Ketiga selama setahun terakhir sebagian besar adalah kegiatan pengujian pupuk

alternatif dan pestisida. Kerjasama penelitian/pengkajian dengan Pemerintah

Daerah, antara lain dengan Pemerintah Propinsi, melalui Dinas-dinas teknis

yang ada dan juga dengan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Secara ringkas dibawah ini disajikan berbagai kegiatan kerjasama

dengan pihak swasta, pemerintah daerah Propinsi maupun Kabupaten beserta

hasilnya.

Tabel 23. Rekapitulasi kegiatan kerjasama dengan Swasta Tahun 2006

No Judul Kegiatan Kerjasama Sumber dana Pihak yang

terkait dalam kegiatan

01. Uji efektivitas pupuk Kieserite Bee Brand terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah

CV Kertopaten Trading Coy

02. Uji Lapang Pupuk K dan NK Majemuk cap Challon

CV Andi Jaya Industri

03. Uji Lapang PPC Seint pada tanaman kedelai dan Raphtane pada tanaman kacang hijau

CV Bunga Tani, Lamongan

04. Pengaruh Penggunaan Pupuk Daun “Wuxal Zinc” Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Padi

PT. Forum Bintang Perkasa

05. Uji Lapang AGRO HUMATE pada bawang merah, melon dan cabe

PT Agrosari Mandiri, Surabaya

06. Uji Lapang pupuk Phosphate Alam cap SAPI MAS terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi

PT Bangun Unggul Jaya, Blora, Jawa Tengah

07. Uji Lapang pupuk Grand S-15 pada tanaman jagung

PT Bruce Mall SDN, BND

08. Uji Lapang pupuk NPK TIARA terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah

PT Petrosida, Gresik

09. Pengaruh Pupuk “Kalina” Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah

PT. Polowijo Gosari

10. Uji Lapang pupuk Grand S-15 pada tanaman jagung

PT Tanindo Subur Prima, Surabaya

11. Uji Lapang PPC Viagro pada tanaman padi sawah

Visi Agro Sejati, Malang

Page 364: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

42

Tabel 24. Kerjasama dengan Instansi Pemerintah Kabupaten

dan Kota se Jawa Timur.

No Judul Kegiatan Penyandang Dana Penanggung Jawab

Kegiatan 01 Dialog Interaktif Dalam

Tajuk Acara Realitas di RRI Stasiun Malang

BPTP Jawa Timur

02 Model Pengembangan Sistem Integrasi Sawah – Sapi

Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo

03. Pemetaan Kesuburan Tanah Lahan Sawah Untuk Penyusunan Rekomendasi Pemupukan Spesifik Lokasi Di Kabupaten Nganjuk

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Nganjuk

04. Inventarisasi Dan Karakterisasi Sumberdaya Lahan di Kabupaten Sumenep

Dinas Pertanian Kabupaten Sumenep

2.5. SARANA

Untuk menunjang kegiatan pengkajian, dalam tahun anggaran 2006 telah

dilakukan pengadaan berbagai peralatan lapang sebagai berikut :

2.5.1. Daftar Inventaris Peralatan Laboratorium, Bengkel dan Kebun Percobaan (per 31 Desember 2006)

No. Jenis Barang Jumlah Barang

Tahun Pengadaan

Kondisi

I. Lab Tanah (170 m2) 1. AAS 1 unit 2002 Baik 2. Spectrphotometer 1 unit 2002 Baik 3. Distilator 1unit 2002 Baik 4. Touch Mixer 1 bh 2002 Baik 5. Magnetic Stirrer 1 bh 2002 Baik 6. Hot plate 1 bh 2002 Baik 7. Analitical Balance/Digital 3 bh 2002/2005 Baik 8. Horizontal Shaker 1 unit 2002 Baik 9. Lemari Asam 1 bh 2002 Baik 10. Ph Meter 1 bh 2002 Baik 11. Grinder 1 bh 2002 Baik 12. Oven 1 bh 2002 Baik 13. Block Digester 1 bh 2002 Baik 14. Air compresor GGA 1 bh 2002 Baik 15. Distilator 1 bh 2002 Baik 16. Soil Hydrometer 1 bh 2002 Baik 17. Fume Hood 1 bh 2002 Baik 18. Hot Plate Stirer 1 bh 2002 Baik 19. Centrifuge 1 bh 2005 Baik 20. Destiling 1 unit 2005 Baik 21. AC 2 unit 2005 Baik 22. Almari pendingin larutan kimia 1 unit 2005 Baik 23. Adjustable pipette „‟Soccorex‟‟ 1 unit 2006 Baik 24. Micropipette tip light blue „‟Kartel” 1 pack 2006 Baik 25. Macropipette “Soccorex” 1 pack 2006 Baik

Page 365: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

43

26. Volumetric Flash “Pyrex” dan tutup 50 bh 2006 Baik 27. Accu Jet,Brand 1 unit 2006 Baik 28. Pompa Sumersible 1 unit 2006 Baik 29. Botol Reagent 20 bh 2006 Baik 30. Botol kocok Regent PE 125 bh 2006 Baik 31. Botol Regent PE 50 bh 2006 Baik 32. Tabung Reaksi 24 2006 Baik 33. Rak Tabung Reaksi 6 2006 Baik

II Lab. Pemuliaan Benih (170 m2) 1. Growth chamber 1 unit 1991 Kurang baik 2. Oven 1 unit 2002 Baik 3. Kulkas 1 unit 2001 Baik 4. Germinator 1 unit 2001 Baik 5. AC 1 unit 2001 Baik 6. Cool storage 1 unit 2003 Baik 7. Top Laoding (Metter Toledo) 1 unit 2006 Baik 8. Pengukur Kadar Air Benih,Portable 1 unit 2006 Baik

III Lab. Agronomi (120 m2) 1. Kulkas 1 pintu 1 bh 1995 Baik 2. Oven 1 bh 1980 Ada kerusakan 3. Exikator Ø 25 cm 2 bh 1980 Baik

Lab. Bioteknologi (135 m2) 1. Laminar Air Flow 3 unit 1998/2005 Baik 2. Refrigerator 1 bh 1987 Baik 3. Magnetic stirrer 1 bh 1987 Baik 4. Timbangan 1 bh 1987 Baik Timbangan digital 1 bh 2006 Baik

5. Autoclaf 3 bh 1987/2005 Baik 6. Kompor gas 1 bh 2000 Baik 7. Glaswere 2 set 2001 Baik 8. AC 3 bh 2001/2006 Baik 9. Rak Kultur/rak kaca 7 bh 1989/2005 Baik

10. Timer 1 bh 2000 Baik 11. Shaker reciprocal 1unit 2001 Baik 12. Komputer 1 unit 2005 Baik 13. Mikroskop 1 unit 2005 Baik 14. Kompor Gas LPG 1 unit 2006 Baik 15 Tabung LPG 1 unit 2006 Baik

V. Lab. Teknologi Hasil/Pasca Panen (155 m2)

1 Analitical Balance 1 bh 1987 Baik 2 Hand Refractometer 2 bh 1987 Baik 3 Oven 1 bh 1987 Baik 4. Dryer 1 bh 2000 Baik 5. Autoclave 2 bh 1987 Baik 6. pH meter 1 bh 1987 Kurang baik 7. Distilator unit 1 bh 1987 Kurang baik 8. Muffle 1 bh 1987 Baik 9. Pengemas vakum 1 bh 2000 Baik 10. Vakum trying 1 bh 1999 Baik 11. Perajang bawang 1 bh 2001 Baik 12. Penutup kaleng 1 bh 1985 Baik 13. Spectrophotometer 1 bh 1987 Baik 14. Viscosi meter 1 bh 1987 Baik 15. Penetrometer 2 bh 1987 Baik 16. Penggiling daging 1 bh 2000 Baik

Page 366: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

44

17 Hotspot furnace 1 bh 2001 Baik 18 Kjeldol destilation 1 bh 2001 Baik 19 Mikroskop 1 bh 2001 Baik 20 Moisture determination 1 bh 2001 Baik 21 Penetrometer 1 bh 2001 Baik 22. Grain Moisture Tester 1 unit 2004 Baik 23. Timbangan 5 bh 2004 Baik 24. Alat Pengering 2 unit 2004 Baik 25. Alat Penyawut 2 unit 2004 Baik 26. Alat Pengepres 2 unit 2004 Baik 27. Alat Penggiling 1 unit 2004 Baik VI. Lab. Analisis Pengolahan. Data (45

m2)

1. Komputer /Dekstop 1 unit 2000 Baik 2. Plotter (Disign jet HP) 1 unit 2001 Baik VII Lab.Hama & Parasitologi (120 m2) 1 Mikroskop binokuler 3 unit 1976 Baik 2 Mikroskop monokuler 1 unit 1993 Baik 3 Centrifuge 1 bh 1980 Rusak 4. Oven 2 bh 1988 Baik 5. Auto clave 1 bh Baik 6. Water bath 1 bh 1995 Baik VIII. Lab. Diseminasi ( 1012 m2)

1. Move unit 1 unit 2001 Baik 2. Komputer 2 unit 2000/2001 Sedang 3. Digital Camera 1 unit 2001 Baik 4. LCD (Infocus) 1 unit 1995 Baik 5. Pemancar Radio FM/SW 1 unit 1987 Baik 6 Sheiringe gastight 1 bh 2001 Baik 7 Timbangan ohause 1 bh 2001 Baik 8. Kabel Micropone 2 roll 2006 Baik 9. Speaker Pasif Vetron 2 unit 2006 Baik 10. Vidio Camera 1 unit 2003 Baik 11. Computer Editing 1 unit 2003 Baik 12. Lampu Spot 1000 W 1 unit 2003 Baik 13. Lampu Spot 1000 W vidio light 1 unit 2003 Baik 14. Trimpot lampu “Manferoto” 2 unit 2003 Baik 15. VHS Player JVC Prof SR 30 E 1 unit 2003 Baik 16. Batery cadangan “Panasonik” 1 unit 2003 Baik IX. Bengkel/Pergudangan 1. Gerinda listrik stasioner TNW 1 unit 2002 Baik 2. Sander Melabo 1 unit 2002 Baik 3. Gerinda/Gerinda tangan Melabo 1 unit 2002 Baik 4. Bor tangan (mekanik) 1 unit 2002 Baik 5. Bor listrik (hand bor) 1 unit 2002 Baik 6. Sirkel listrik 1 unit 2002 Baik 7. Alat pembengkok pipa/besi 1 unit 2002 Baik 8. Toll kit Pertukangan 1 unit 2002 Baik 9. Klem/penjepit 1 unit 2002 Baik 10. Kompresor listrik 1 unit 2002 Baik 11. Alat test accu 1 unit 2002 Baik 12. Meja kerja 1 unit 2002 Baik 13. Bangku kerja 1 unit 2002 Baik 14. Pemotong besi 1 unit 2002 Baik 15. Mesin Las listrik 1 unit 2002 Baik 16. Gerinder 1 unit 2002 Baik

Page 367: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

45

17. Gunting plat 1 unit 2002 Baik 18. Tang jemput 1 unit 2002 Baik 19. Pahat kayu 1 unit 2002 Baik 20. Mata bor 1 unit 2002 Baik 21. Califen 1 unit 2002 Baik 22. Gergaji siku 1 unit 2002 Baik 23. Skap kayu 1 unit 2002 Baik 24. Profil kayu 1 unit 2002 Baik 25. Jig saw 1 unit 2002 Baik 26. Mesin bor duduk 1 unit 2002 Baik 27. Meteran 5 m 1 unit 2002 Baik 28. Siku-siku 1 unit 2002 Baik 29. Sengkang gergaji besi 1 unit 2002 Baik 30. Gergaji kayu 1 unit 2002 Baik 31. Mata bor/plong 1 unit 2002 Baik X. KP. Mojosari (300.0000 m2) 1. Printer hard disk 2 unit 2000/2005 Baik 2. Layar monitor 1 unit 2000 Baik 3. Faximile 1 unit 2001 Baik 4. Telepon & intercom 1 unit 1976 Baik 5. Komputer 2 unit 1999 Baik 6. Sapi 5 ekor 1980 Baik/sehat 7. Mobil Jeep Hard Top 1 unit 1981 Baik 8. Traeler 1 unit 1998 Baik 9. Lori dorong 4 unit 2000 2 Baik/2 rusak 10. Klimatologi 1 unit 1995 Baik 11. Digital Grain Moisture meter 1 bh 2002 Baik 12. Mesin Diesel 2 unit 2006 Baik 13. Mesin Pompa 2 unit 2006 Baik 14. Sumur bor pantek 2 lubang 2006 Baik 15. Pompa air sumur bor 2 unit 1991/1992 Baik 16. Small Bundle Traserr 1 unit 2001 Baik 17. Moisture tester 2 bh 2002 Baik 18. Mesin Diesel 2 unit 1999 Baik 19. Traktor 2 unit 1982 Baik 20. Mini Traktor 1 unit 1986 Baik 21. Corn sheller 1 unit 1986 Baik

22. Timbangan 2 bh 1997 Baik XI Klinik Agribisnis Freeser 2 unit 2005 Baik XII. KP. Malang (60 000 m2) 1. Mesin Pompa air 1 unit 2001 Baik 2. Mesin Tresher 1 unit 2001 Baik 3. Hand Tractor 3 unit 2001/2006 Baik 4. Mesin Babat Rumput 3 unit 2001/2004/

2006 Baik

5. Genset/Dinamo 1 unit 2001 Baik Peralatan Prosessing Benih 1 unit 2006 Baik

Page 368: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

46

2.5.2. Pengadaan Peralatan yang belum terealisir per 31 Desember 2006

Laboratorium/Kebun Percobaan/Pelayanan Teknik

Jenis Barang Jumlah

2.5.3. Renovasi/Pembangunan Fasilitas Tahun 2006

No Jenis Bangunan Luas/unit Keterangan 1. Penambahan bangunan ruang supir 24 m

2

2. Penambahan bangunan ruang Klinik Agribisnis

24 m2

3. Pemeliharaan Gedung Mess dan Guest House Tahun : 2006

4. Pembuatan Saluran Irigasi (Pipanisasi)

1 paket Pipa 2 dim, 355 m

5. Sumur bor pantek 2 lubang

Page 369: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

47

BAB III. HASIL KEGIATAN BALAI DAN PENGKAJIAN

YANG DIBIAYAI DIPA – BPTP JAWA TIMUR TA 2006

3.1. PROGRAM TEKNOLOGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERTANIAN TERPADU

3.1.1. TEKNOLOGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERTANIAN TERPADU

3.1.1.1. Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMA TANI)

3.1.1.1.1. Pengkajian Prima Tani Berbasis Introduksi Teknologi pada Agroekosistem LKDT

Prima Tani merupakan program rintisan dan akselerasi pemasyarakatan

inovasi teknologi pertanian untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan

inovasi hasil Litbang kepada masyarakat dalam bentuk laboratorium agribisnis di

lokasi yang mudah di lihat dan dikenal masyarakat petani. Prinsip dasar yang

digunakan adalah merancang model laboratorium agribisnis di lapangan,

mengimplementasikan bersama-sama institusi teknis, dan memasyarakatkannya

pada stakeholder di daerah. Selanjutnya model ini dapat dimasalkan oleh

institusi dan pemerintah daerah. Program Prima Tani akan di laksanakan selama

lima tahun mulai tahun 2005 hingga 2009 oleh BPTP Jawa Timur. Lokasi

Program Prima Tani introduksi dilaksanakan pada kawasan lahan kering dataran

tinggi (LKDT) di Dusun Plambang, Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe,

Kabupaten Lumajang. Pada tahun kedua (2006) telah dilakukan beberapa

kegiatan antara lain: Introduksi inseminasi buatan (IB) pada kambing untuk 97

ekor dengan tingkat keberhasilan 12,37%, introduksi penjantan unggul sebanyak

6 ekor, show window kandang contoh untuk pejantan satu unit, tempat kawin

satu unit, pembuatan kompos sebanyak 15 ton, pembuatan jamu ternak

sebanyak 300 liter. Introduksi tiga klon unggul sebanyak 1000 entres untuk tata

tanam kebun kopi sehat, pelatihan pemangkasan produksi pada tanaman kopi,

prosesing olah basah kopi sebanyak 500 kg, analisis kandungan nematoda

parasit di akar dan tanah pada tanaman kopi. Introduksi bibit pisang agung

semeru dan mas kirana sebanyak 1000 bibit, pembuatan bibit pisang berkualitas

Page 370: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

48

dengan metode bit (belahan bonggol) dan mati meristem sebanyak 5500 bibit,

introduksi pembrongsongan calon buah pisang untuk meningkatkan mutu buah

sebanyak 500 tanaman, pelatihan pengolahan dengan bahan baku pisang,

pembuatan show window pengelolaan kebun pisang sehat seluas 1 ha.

Introduksi bibit manggis sebanyak 1500 bibit, pelatihan pembuatan pesemaian

bibit manggis, pengedalian getah kuning dengan pemupukan dan pengairan.

Penguatan kelembagaan kelompok tani dengan pelatihan dan kursus-kursus,

permodalan, pemasaran. Diseminasi teknologi melalui penyuluhan, pelatihan,

hiburan, pembuatan media cetak dan elektronik. Klinik Agribisnis Prima Tani

membangun gandok dan mengisi kelengkapan sarara dan prasarana.

Membangun jejaring pasar dengan memasukkan pihak swasta (PT. Sewu Segar

dan Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) DPD Jatim, dan

PUSKUD Kopi) untuk melakukan kemitraan usaha dengan Gapoktan Prima Tani.

Kunjungan kerja kepala Badan Litbang Pertanian dalam rangka peninjauan

kegiatan di lokasi Prima Tani Lumajang pada tanggal 11 September 2006.

Khusus Agribisnis Pisang Mas Kirana Wilayah Prima Tani mampu memasok ke

PT. Sewu Segar Nusantara sebanyak 1,5 ton setiap minggu. Uang masuk di

wilayah Prima Tani dalam kurun waktu 7 bulan (September 06 s/d Maret‟07)

sekitar 60 juta atau terjual 30 ton pisang mas kirana. Tingkat pendapatan petani

meningkat 67,56% dari agribisnis pisang Mas Kirana. Diperkirakan sampai

dengan bulan Agustus 2007 jumlah anak kambing yang dihasilkan dari IB dan

kawin alami dengan pejantan unggul sebanyak + 200 ekor. Mulai terinisiasi

agribisnis susu kambing dan produk olahan khususnya kripik pisang agung

semeru. Pendampingan kelembagaan dan teknologi terus tetap dilaksanakan

3.1.1.1.2. Pengkajian Prima Tani Berbasis Introduksi Teknologi pada Agroekosistem Lahan Sawah Intensif (LSI)

Program PRIMA TANI di lahan sawah intensif desa Sidodadi kecamatan

Sukosewu kabupaten Bojonegoro telah dimulai sejak tahun 2005, diawali

dengan pembuatan cetak biru. Isi pokok dari cetak biru adalah gambaran secara

menyeluruh lokasi setempat yang menyangkut sumber daya alam, sumber daya

manusia dan teknologi pertanian serta kelembagaan yang mendukung kegiatan

Page 371: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

49

perekonomian masyarakat. Permasalahan dan peluang pengatasinya

berdasarkan inovasi teknologi dan kelembagaan diterapkan mulai tahun 2006.

Implementasi program akan berhasil bila didukung oleh berbagai fihak yang

berkepentingan baik dari pemerintah pusat dan daerah beserta instansi yang

terkait, pengusaha swasta dan pemeran utama yaitu petani. Oleh karena itu

sosialisasi dan koordinasi memegang peranan penting dalam implementasi

program ini sehingga terwujud Sistem usaha intensifikasi dan deversifikasi serta

agribisnis industrial pedesaan (SUID-AIP).

Gejala tumbuhnya SUID-AIP mulai tampak, tercermin dari kegiatan yang

dilakukan oleh petani sudah mengarah pada efisiensi, peluang pasar dan jalinan

proses produksi serta pemasaran yang didukung dengan adanya kelembagaan.

Usaha efisiensi usaha tani dimulai dari sector hulu sampai sector hilir,

menyangkut penyediaan sarana produksi yang berupa pupuk organik,

perbenihan dan pembibitan, pembuatan konsentrat makanan ternak, pemupukan

rasional, PHT, cara panen dan pengolahan hasil. Disamping itu usaha

pemasaran hasil olahan, konsentrat makanan ternak, penjualan benih padi dan

bokasi juga sudah mulai dirintis. Beberapa sektor usaha yang telah mampu

meningkatkan pendapatan petani dan buruh tani serta kelembagaan yang sudah

operasional didiskusikan pada bab-bab berikutnya.

3.1.1.1.3. Pengkajian Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Mendukung Pengembangan Agrouindustri Pedesaan di Jawa Timur.

Kajian Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Prima Tani merupakan salah

satu komponen dalam Prima Tani di Propinsi Jawa Timur yang dimaksudkan

untuk mendukung komponen-komponen kegiatan lainnya yaitu Introduksi di

Lumajang dan Lanjutan di Bojonegoro. Oleh karena itu, kajian LKM ini selain

dalam kerangka kegiatan LKM sendiri juga sangat tergantung pada

perkembangan kegiatan-kegiatan komponen lainnya di lokasi masing-masing.

Berdasarkan kondisi kelembagaan yang ada dan persepsi masyarakat serta

aspirasinya tentang skim pembiayaan yang diharapkan dan studi banding yang

telah dilakukan, maka telah dibuat rancangan model LKM yang diharapkan

sesuai dengan kebutuhan mayarakat/petani dan kemampuannya dalam

Page 372: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

50

mengelola skim kredit yang ditawarkan yaitu dengan pendekatan Grameen Bank

yang mengarah kepada kegiatan on farm dan off farm. Sampai dengan

Desember 2006, di masing-masing lokasi telah terbentuk satu unit LKM Prima

Tani dengan keragaan seperti berikut. LKM Prima Tani Lumajang terdiri dari 6

RP (Rembug Pusat) dengan total anggota 135 orang (27 KK), sedangkan LKM

Prima Tani Bojonegoro terdiri dari 7 RP dengan total anggota 160 orang (32 KK).

Dalam kurun waktu 10 bulan, masing-masing LKM memperlihatkan kinerja yang

cukup baik terutama dalam hal perkembangan anggota dan kecepatan

pengembalian pinjaman (kolektabilitas) yang rata-rata di atas 100% (masing-

masing 105% di Lumajang dan 111% di Bojonegoro). Jumlah dana yang telah

disalurkan untuk kedua LKM Prima Tani adalah Rp.149.250.000,- (masing-

masing Rp.65.800.000,- di Lumajang dan Rp. 83.450.000,- di Bojonegoro).

Selain bantuan pembiayaan, LKM Prima Tani yang berkoordinasi dengan

masing-masing komponen kegiatan Prima Tani di Lumajang dan Bojonegoro,

juga memberikan bimbingan dan bantuan teknis/teknologi yang dibutuhkan oleh

anggota baik berupa kegiatan budidaya maupun pasca panen hasil pertanian.

3.1.1.1.4. Perbanyakan Benih Sebar Tanaman Pangan

Program pembangunan pertanian propinsi Jawa Timur yaitu

1.Ketahanan Pangan; 2. Pengembangan Agribisnis dan 3. Pembangunan

Masyarakat Pertanian. Fokus Ketahanan Pangan al. pengembangan.

perbenihan tanaman pangan dan. peningkatan produk-tivitas padi dan

palawija.Untuk mendukung dan peningkatan produktivitas tanaman pangan, di

Jawa Timur perlu usaha perbenihan varietas unggul baru (vub) tanaman

pangan, karena kebutuhan benih padi, jagung dan kedelai yang berlabel

untuk padi ± 35 %, jagung ±10 % dan kedelai < 5 % dari kebutuhan benih

Nasional

Program perbenihan menitikberatkan pada penggunaan benih yang tepat

dalam usaha tani yang ditunjukkan pada labelnya. Sistem perbanyakan benih

dilakukan berjenjang dan dikelompokkan dalam kelas-kelas tingkat standar

usaha taninya dan diatur melalui prosedur sertifikasi benih yang dibagi-bagi

dalam empat kelas.

Page 373: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

51

Unit Produksi Benih Sebar (UPBSb) bertujuan memproduksi dan

mendistribusi benih sebar vub tanaman pangan spesifik lokasi untuk padi,

jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Membentuk dan

mengoptimalkan UPBSb di BPTP Jawa Timur. Serta menumbuhkan dan

membentuk kegiatan usaha perbenihan tanaman pangan kelompok tani mitra

UPBSb BPTP Jawa Timur di pedesaan

Kegiatan UPBSb perbenihan meliputi kegiatan usaha tani benih;

pembentukan organisasi UPBSb di BPTP Jawa Timur; pengembangan benih

sebar tanaman pangan vub di Kebun Percobaan BPTP Jawa Timur dan Petani

Mitra kerja BPTP, serta pembinaan dan penguatan Kelompok tani benih

tanaman pangan mitra BPTP termasuk kelengkapan kelembagaannya.

Lokasi Kegiatan di KP Mojosari dan kemitraan dengan kelompoktani di

Gondang dan Mojoanyar, Mojokerto, Luas areal + 12 Ha ; Waktunya pada

musim tanam MK I, T.A. 2006 antara April – November 2006. Materi UPBSb

adalah Benih klas FS VUB untuk padi (Ir 64, Ciherang, Cibogo), Jagung

(Bisma), dan klas BS untuk kedelai (Anjasmoro, Argomulyo, Kaba dan

Panderman) , Kacang tanah (Tuban, Jerapah dan Kancil) serta Kacang Hijau

varietas Sriti dan Walet. Pelaksanaan UPBSb BPTP Jawa Timur meliputi usaha

tani, pembentukan organisasi Unit Produksi Benih Sebar (UPBSb) di BPTP Jawa

Timur yang profesional. Mempersiapkan pengadaan benih vub tanaman pangan

di lingkup Badan Litbang dan Diperta Provinsi Jatim, dilanjutkan pelaksanaan

produksi perbenihan VUB Tanaman Pangan di lapang. Pelaksanaan di lapang;

menggunakan lahan milik KP Mojosari dan lahan milik petani kooperator.

Penerapan teknologi budidaya adalah kesepakatan bersama. Untuk panen dan

sertifikasi mengikuti prosedur sertifikasi.

Dari kegiatan UPBSb T A 2006 disimpulkan bahwa Usahatani Benih

UPBSb VUB T A 2006 tanaman pangan, padi, jagung, kedelai , kacang tanah

dan kacang hijau disimpulkan telah mendapatkan keuntungan sbb untuk

penerimaan mencapai Rp99.686.650, pengeluarannya sebesar Rp. 94.902.990,

sehingga diperoleh keuntungan Rp. 4.783.660, dengan B/C = 1,05

Page 374: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

52

Tim pelaksana kegiatan UPBSb tanaman pangan di BPTP Jawa Timur,

telah dibentuk suatu susunan organisasi yang masing-masing anggota diberi

tugas dan kewenangan yang lebih spesifik agar tujuan dari kegiatan ini bisa

tercapai secara maksimal. Pelaksanaan kegiatan pengembangan benih sebar

tanaman pangan dan uji produksi VUB di KP Mojosari dan petani mitra BPTP

Jawa Timur sampai dengan Akhir T.A. 2006 terlaksana dengan baik. Dari

kelima komoditi tanaman pangan yang diusahakan untuk kegiatan perbenihan

(padi, kedelai, jagung, kacang tanah dan kacang hijau), penanaman terealisasi

semua.

Pembinaan petani mitra BPTP Jawa Timur dalam teknologi produksi

benih padi di desa Sumberjati, kec Mojoanyar dan desa Centong, kec Gondang,

Mojokerto meliputi pengenalan VUB, sistem tanam, seleksi tanaman di lapang,

prosesing, pengemasan dan penyimpanan di gudang berjalan lancar.

Prakiraan dampak hasil kegiatan antara lain memproduksi dan

mendistribusi benih sebar varietas unggul baru (vub) tanaman pangan spesifik

lokasi. akan berkembang di Penangkar-penangkar benih di Jawa Timur usaha

taniamanya varietas unggul baru yang dihasilkan Badan Litbang yaitu Padi,

Jagung, Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang Hijau .

Dengan terbentuknya dan terorganisirnya UPBSb di BPTP Jatim akan

meningkatkan usaha tani perbenihan tanaman pangan dan membuka peluang

usaha perbenihan di kebun percobaan milik BPTP.Mendorong tumbuh dan

berkembangnya usaha perbenihan padi, dan palawija serta tumbuh-

berkembangnya kegiatan usaha perbenihan tanaman pangan di Kelompoktani

mitra UPBSb.

3.1.1.1.5. Perbanyakan Benih BS dan FS Tanaman Pangan dan Hortikultura Unggulan

Untuk mendukung sekaligus peningkatan produktivitas tanaman pangan

di Jawa Timur diperlukan usaha perbenihan varietas unggul baru tanaman

pangan utamanya padi Varietas Unggul Baru. Benih padi bersertifikat baru

mencapai sekitar 35 %, Jagung 10 % dan, kedelai kurang dari 5 % dari

kebutuhan Nasional. Tujuan untuk memperoleh benih sumber tanaman pangan

Page 375: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

53

varietas unggul baru dan hortikultura hasil pelepasan dan pemutihan BPTP

Jatim serta untuk memenuhi kebutuhan benih lokasi primatani. Cakupan

Kegiatan meliputi penanaman benih sumber tanaman pangan dan perbanyakan

koleksi plasma nutfah yang telah dilepas dan diputihkan BPTP. Kegiatan

penanaman benih sumber tanaman pangan utamanya padi komersial yaitu

Ciherang, Cibogo, Sarinah, Pe-pe, Mekongga, Situbagendit dan varietas yang

telah dilepas BPTP yaitu Bondoyudo dan Kalimas. Perbanyakkan koleksi

tanaman hortikultura hasil pelepasan dan pemutihan BPTP Jatim yaitu

perbanyakan bawang merah Bauji dan Batu Ijo, tanaman hias melati Ratu Eboh,

mawar Pergiwo dan Pergiwati. Lokasi dan Waktu Pengkajian, Lokasi di KP

Karangploso, Malang dan KP Mojosari dan lokasi Primatani Bojonegoro, Waktu

Musim tanam MK I dan MK II, T.A. 2006 antara April – November 2006. Hasil

perbanyakan benih sumber telah lulus sertifikasi terdiri Klas Benih BS: Kalimas

(50 kg) dan Bondoyudo (50 kg). Klas benih FS: Cibogo (4.310 kg), Pe-pe

(1.235 kg), Ciherang (3.335 kg), Sarinah (500 kg). Klas Benih SS: Mekongga

(1.000 kg), Sarinah (1.390 kg), Ciherang (3.500 kg). Tanaman Hortikultura

bawang merah Bauji (212 kg), bawang merah Batu Ijo (148,5 kg), Melati Ratu

Eboh ( 1.000 bibit) dan mawar Pergiwo Pergiwati (4.000 polibag).

3.2. PROGRAM KETAHANAN PANGAN

3.2.1. PENGKAJIAN KEBIJAKAN DIFUSI TEKNOLOGI

3.2.1.1. Pengkajian Komunikasi, Diseminasi dan Penjaringan Umpan Balik

3.2.1.1.1. Pengkaian Efektifitas Sistem Diseminasi dan Penyuluhan Proses Transfer dan Adopsi Teknologi

Pengkajian Efektifitas Sistem Diseminasi dan Penyuluhan Dalam Proses

Transfer dan Adopsi Teknologi dilaksanakan di 5 Kabupaten yaitu Jember,

Situbondo, Bondowoso, Lumajang dan Probolinggo. Tujuan jangka panjang

kegiatan ini adalah untuk menentukan sistem penyuluhan sehingga informasi,

komunikasi, diseminasi dan penjaringan umpan balik dapat dilakukan secara

efektif. Sedangkan luaran yang diharapkan adalah tersusunnya pola sistem

penyuluhan, metoda penjaringan umpan balik dan rumusan sistem diseminasi.

Page 376: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

54

Sesuai hasil pengkajian, maka dapat disimpulkan bahwa institusi lingkup

pertanian di Kabupaten Jember ada 3 yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Ketahanan Pangan. Dinas Kehutanan dan Perkebunan, serta Dinas

Peternakan dan Perikanan. Kabupaten Situbondo ada 2 yaitu Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan, serta Dinas Peternakan. Kabupaten Lumajang ada

1 yaitu Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan. Kabupaten Bondowoso

ada 3 yaitu Dinas Pertanian, Dinas Peternakan serta Dinas Perkebunan.

Kabupaten Probolinggo ada 2 yaitu Dinas Pertanian, Kehutanan dan

Perkebunan serta Dinas Peternakan dan Perikanan. Satminkal tenaga penyuluh

sebagian besar berada di Dinas Pertanian tepatnya berada di bawah Koordinator

Jabatan Fungsional (KJF). Metoda penyuluhan yang dilakukan dinas meliputi

latihan dan kunjungan (LAKU), LAKU yang disempurnakan, klinik agribisnis,

pelatihan petani, sekolah lapang dan pertemuan. Sebagian besar petani

memanfaatkan perpustakaan BPP dan UPTD sebagai sumber informasi, dan

media yang ada di perpustakaan sebagian besar berasal dari BPTP Jawa Timur.

Media penyuluhan yang digemari petani adalah percontohan, kaji terap,

pertemuan tatap muka di lapangan, sekolah lapang, VCD dan TV. Penyebaran

media informasi dari BPTP masih menganut pola konvensional, jangkauan

distribusi secara massal hanya dapat mencapai kabupaten/kota dan sebagai

saluran media yang digunakan dan meneruskan ke pengguna yaitu dinas

otonomi atau KIPP/BIPP. Dengan demikian diseminasi media informasi teknologi

BPTP dapat dikatakan kurang efektif. Penggunaan saluran media yang lain

seperti LSM, kios/pedagang dan sebagainya masih memerlukan pertimbangan

yang mendalam yaitu tentang struktur organisasi, keberlanjutan professi,

kesesuaian materi dengan kepentingan saluran, kemampuan jangkauan,

kontinyuitas pekerjaan saluran dan tanggung jawab moral. Sampai saat ini

penyuluh dan KCD masih cukup efektif sebagai saluran media, namun polanya

perlu disempurnakan. Umpan balik dari pengguna dan stake holder secara

spontan sulit didapatkan, sehingga untuk mendapatkan umpan balik BPTP

harus pro aktif dan ada inisiatif sebagai sumber informasi. Sebagai rujukan

petani yang terpenting dan utama petani adalah penyuluh, kontaktani, BPP dan

Page 377: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

55

dinas kabupaten, sedangkan rujukan bagi penyuluh yang terpenting dan utama

adalah BPTP, Balit komoditas dan institusi lainnya. Dari hasil kajian juga

diketahui bahwa petani dan penyuluh masih mengharap dan menghendaki

adanya pertemuan petani maupun pertemuan ilmiah sebagai media umpan balik

yang paling efektif.

3.2.1.1.2. Pengkajian Metode Penyuluhan dan Diseminasi Teknologi Spesifik Wilayah.

Untuk lebih mempercepat proses transfer, difusi dan adopsi teknologi

yang telah dihasilkan dari pengkajian/penelitian diperlukan adanya sistem

diseminasi yang terintegrasi dengan sistem penyuluhan di daerah serta

penerapan metode penyuluhan yang spsifik wilayah, sehingga transfer, difusi

dan adopsi teknologi tersebut dapat berjalan efektif dan efisien.

Pengkajian penerapan metode penyuluhan dan diseminasi teknologi

spesifik wilayah yang dilaksanakan di Kabupaten Sumenep dan Lumajang ini

merupakan action research yang mempunyai tujuan jangka pendek adalah (a)

merumuskan metode penyuluhan/pendekatan kelompok dan diseminasi

teknologi yang lebih spesifik wilayah, (b) pemecahan masalah petani, dan (c)

penguatan/penumbuhan kelompoktani. Hasil yang telah dicapai dari pengkajian

ini adalah adopsi teknologi agribisnis jagung hibrida seluas 2 ha (budidaya dan

pemasaran) dengan metode pendekatan personal untuk lokasi Kecamatan

Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep. Sedangkan untuk Kecamatan Senduro

Kabupaten Lumajang, hasil yang telah dicapai adalah adopsi teknologi usahatani

kentang dengan model konservasi di lahan kering dataran tinggi dengan pola

penguatan permodalan kelompok dan metode pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan kelompok.

3.2.1.1.2. Pengkajian Penguatan Kelembagaan Petani dan Agribisnis untuk Mempercepat Adopsi Inovasi Litkaji yang sedang Berjalan.

Penyebaran rekomendasi teknologi hasil pengkajian BPTP kepada

pengguna telah banyak dilakukan melalui berbagai kegiatan, yaitu penyebaran

media cetak, elektronika, pertemuan dan ekspose. Teknologi tersebut, telah

Page 378: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

56

banyak diadopsi bahkan dimodifikasi oleh para petani dan mempunyai peran

yang cukup strategis dalam pengembangan agribisnis di masyarakat. Dari hasil

pengkajian yang telah dilakukan oleh Pangarsa dkk (2004 dan 2005), diketahui

bahwa penyebaran teknologi sejak memasuki era otonomi daerah memerlukan

penyempurnaan.

Menurut Assifi dan French (tanpa tahun), adopsi inovasi akan efektif jika

ditransfer melalui dua saluran, yaitu saluran organisasi (organisasi penyuluhan)

dan saluran media (Skema 1). Disamping itu, inovasi yang akan disosialisasikan

secara nyata harus dapat mengatasi permasalahan di lapangan. Kurang

diadopsinya inovasi di lapangan saat ini disebabkan antara lain : (1) Inovasi

secara nyata kurang relevan untuk memecahkan masalah petani, (2) Organisasi

dan sistem penyuluhan di lapangan tidak berjalan, khususnya dari Nasional ke

Provinsi ke Kabupaten, (3) Program pembangunan pertanian tiap kabupaten

berbeda (tidak berlaku sistem paket). Selain itu, kluster agribisnis yang dapat

mempengaruhi kelembagaan petani kurang mendukung adopsi inovasi (Skema

2) (Fagi, 2005).

Kurang sesuainya teknologi yang dihasilkan antara lain adalah karena

lemahnya komunikasi umpan balik dari pengguna dan stake holder ke BPTP.

Tanpa komunikasi umpan balik, informasi mengalir dalam satu arah, tanpa ada

jaminan untuk mengetahui apakah komunikasi telah terjadi (Gonzales, 1988).

Lemahnya komunikasi umpan balik tersebut, dapat menyebabkan kurang

optimalnya perencanaan pengkajian yang disusun tiap tahun.

Dengan melakukan kaji tindak ini, maka akan dikembangkan pola

komunikasi dua arah antara BPTP sebagai institusi sumber informasi dan

pengguna/stake holder secara partisipatif. Selain itu, organisasi/kelembagaan

penyuluhan, kelembagaan petani, sistem penyuluhan di lokasi kajian akan

diperkuat dan kelemahan kluster agribisnis akan diperbaiki, sehingga adopsi

teknologi dapat dipercepat.

Tujuan umum yang akan dicapai dari kegiatan pengkajian ini adalah

memperkuat kelembagaan petani dengan mempercepat adopsi teknologi litkaji

BPTP yang sedang berjalan. Tujuan khusus yang akan dicapai adalah : (1)

Page 379: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

57

Menumbuhkan embrio atau memperkuat kelembagaan tani di lokasi kajian,

sehingga lebih siap menerima inovasi, (2) Memperbaiki kelemahan kluster

agribisnis (khususnya permodalan dan pemasaran) yang berhubungan dengan

kelembagaan petani, dan (3) Memperkuat kelembagaan penyuluhan di lokasi

kajian dengan memperbaiki pola kerja.

Luaran umum yang diharapkan dari kegiatan pengkajian ini adalah

dipercepatnya adopsi teknologi litkaji BPTP yang sedang berjalan. Luaran

khusus yang akan dicapai adalah : (1) Tumbuhnya embrio atau diperkuatnya

kelembagaan tani di lokasi kajian sebanyak 1 kelompok, (2) Kluster agribisnis

(permodalan dan pemasaran) dapat diakses oleh kelompoktani dan (3) Kinerja

kelembagaan penyuluhan di lokasi kajian lebih baik (khususnya pola kerja

penyuluhan disempurnakan).

3.3. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN KEMITRAAN USAHA

3.3.1. PENGKAJIAN MODEL KEMITRAAN PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI KOMODITAS UNGGULAN

3.3.1.1. Pengkajian Efektifitas Sistem Diseminasi dan Penyuluhan dalam Proses Transfer dan Adopsi teknologi

3.3.1.1.1. Perbaikan Penanganan Pasca Panen Sayuran di Sentra Produksi Batu

Tujuan pengkajian adalah 1) Memperbaiki cara penanganan pasca

panen sayuran hasil KLM, 2) Memperluas pemasaran sayuran petani yang

tergabung dalam KLM, dan 3) Merintis usahatani sayuran organik. Lokasi

pengkajian di Desa Giripurno, Bumiaji, Batu. Tahapan pengkajian adalah 1)

Survei pendahuluan (observasi cara penanganan sayuran oleh KLM,

besarnya kerusakan/losses, peluang perluasan pasar), 2) Penentuan

perbaikan penanganan pasca panen sayuran, 3) Pelatihan (metode

perbaikan penanganan pasca panen, pengelolaan sayuran organik,

pembuatan bokashi) dan 4) Rintisan kemitraan dengan fihak ke 3 dalam

rangka perluasan pasar. KLM adalah Kelompok Petani Lancar Makmur,

beranggata 120 orang petani dan 10 petani/pedagang, lahan garapan

terletak di desa Giripurno, Pesanggrahan dan Pujon seluas + 20 Ha. Dua

Page 380: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

58

kali seminggu KLM memasok sayuran eksotika ke pasar sayur Keputran,

Surabaya. Pelatihan kepada KLM dilakukan untuk memberi wawasan

tentang 1) Cara penanganan pasca panen yang benar (untuk suplai ke

pasar induk dan super market), 2) Budidaya sayuran organik serta

pembuatan pupuk bokashi. Tujuan pelatihan adalah 1) Mengurangi losses

dan 2) Memperluas pasar. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa untuk

pengiriman ke Surabaya, losses sayuran saat sortasi 9% (ditanggung KLM),

losses akibat transportasi dan pengemasan dari Batu ke Surabaya 25%

(ditanggung suplier Surabaya). Untuk pengiriman sayuran ke Blitar (untuk

letus rajangan Mc. D) losses sayuran saat sortasi 10% (ditanggung KLM),

losses akibat transportasi dan pengemasan dari Batu ke Blitar sebesar 35 -

40% (ditanggung Mc. D). Kerusakan terbesar terjadi saat transportasi dari

lokasi produsen ke tujuan pemasaran. Aplikasi perbaikan penanganan

sayuran untuk transportasi ke Surabaya menghadapi kendala turunnya

efisiensi pengiriman ke tujuan pasar. Perluasan pasar meliputi rintisan

usahatani sayuran organik dengan memasok sayuran organik ke dua

komunitas sayuran organik di Jawa Timur, suplai letus dan tomat untuk Mc.

D melalui UD Jatinom Indah di Blitar serta UD Wiguna Makmur di Denpasar,

Bali.

3.3.1.1.2. Pengkajian dan Pengembangan Kawasan Hortikultura Mendukung Agrowisata Air Terjun Roro Kuning Kabupaten Nganjuk

Pemerintah Kabupaten Nganjuk bekerjasama dengan BPTP Jawa Timur

pada tahun 2005 mengembangkan hortikultura di kawasan air terjun Roro

Kuning untuk mendukung agrowisata. Prasarana dan sarana fisik untuk

mendukung agrowisata telah dibangun seperti green house, sarana tempat

bermain anak serta pendukung wisata air terjun. Komoditas hortikultura

khususnya buah-buahan sudah banyak ditanam oleh masyarakat di kawasan

tersebut, namun sayangnya varietas yang ditanam masih asal-asalan serta

belum ada sentuhan teknologi budidaya. Sehingga produksi dan kualitas masih

jauh dari harapan dan belum ada produk unggulan yang dapat menarik

Page 381: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

59

wisatawan. Oleh karena itu diperlukan masukkan varietas unggul hortikultura

dan perbaikan teknologi budidaya dengan dukungan /kawalan teknologi dari

BPTP Jawa Timur.

Adapun tujuan dari pengkajian ini untuk mengenalkan beberapa komoditas

unggulan hortikultura serta mensosialisasikan budidaya tanaman sayuran.

Pengkajian dilaksanakan bulan Januari hingga Desember 2006 di kawasan Air

Terjun Roro Kuning, Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kab. Nganjuk.

Metodologi pengkajian diawali dengan karakterisasi dan inventarisasi sumber

daya, penentuan komoditas yang akan dikembangkan (kesepakatan dengan

petani), penentuan teknologi kesepakatan dan pelaksanaan kegiatan lapang.

Kawasan Air Terjun Roro Kuning dan desa Bajulan termasuk dalam sub

agroekosistem LKDRIB, elevasi 500-700 m dpl, curah hujan 2400 mm/th.

Kawasan tersebut sesuai untuk komoditi hortikultura seperti apokat dan durian,

sayur dan tanaman hias. Dari komoditas kesepakatan yang diinginkan petani

terpilih apokat dan durian, sayuran (kubis, sawi, bawang daun, kacang panjang

dan buncis) serta tanaman hias (mawar potong, aglaonema, anthurium).

Sedangkan teknologi budidaya yang diterapkan pada tanaman sayuran

menggunakan teknologi anjuran dan memperkenalkan pengendalian OPT

menggunakan pestisida nabati (mimba).

Pengenalan budidaya sayuran direspon dengan baik oleh petani

kooperator (5 petani) maupun diluar petani kooperator terutama kubis, buncis

dan bawang daun karena mereka baru mengenal budidaya sayuran tersebut.

Tanaman kobis terserang hama ulat daun kubis (Plutella xylostella L) dengan

luas serangan rata-rata 35 %. Tanaman berumur 85 hari, telah terbentuk krop

padat dan berisi, ukuran variasi kecil hingga besar dengan berat antara 0,50-

0,75 kg/krop dan produksi 6 t/ha. Bawang daun pertumbuhan bagus -subur,

tetapi jumlah anakan relatif sedikit (4-5). Buncis dapat tumbuh baik dan

berproduksi rata-rata 0,90 t/ha. Sawi daging pertumbuhan dan produksi bagus

demikian juga dengan kacang panjang. Produk sayuran yang dihasilkan oleh

petani telah ditampung oleh pedagang untuk dijajakan di pasar terdekat. Untuk

tanaman hias masih perlu dilakukan bimbingan teknologi lebih sering pada

Page 382: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

60

petani agar diperoleh hasil yang lebih bagus seperti penggunaan media yang

gembur, perawatan tanaman sebelum dan setelah berbunga. Sedangkan

pengenalan varietas unggul apokat (Hijau Panjang) dilakukan dengan membuat

demoplot pada satu hamparan sebanyak 75 tanaman. Dari hasil kajian ini dapat

disimpulkan bahwa pengembangan hortikultura direspon oleh masyarakat dan

perlu dilakukan bimbingan teknologi sehingga produk hortikultura yang

dihasilkan berkualitas dan dapat bersaing di pasar.

3.3.1.1.3. Pengkajian Agribisnis Kentang Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Penangkar Benih Kentang Putra Tengger di Kabupaten Lumajang.

Pengkajian bertujuan untuk mensosialisasikan teknologi perbenihan

kentang menguatkan kelompok tani perbenihan kentang yang handal,

menyediaan benih kentang bermutu di tingkat petani kentang Jawa Timur,

khususnya di kab. Lumajang. Pengkajian dilaksanakan di dusun Gedog, desa

Argosari, kecamatan Senduro, kabupaten Lumajang yang termasuk ekoregion

dataran tinggi lahan kering, pada bulan Januari sampai Desember 2006.

Pengkajian terdiri dari beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan yang berupa:

penguatan kelembagaan kelompok tani, pembelajaran dalam penguasaan

teknologi perbenihan kentang, promosi dan pemasaran hasil. Penguatan

kelembagaan dengan memperbaiki dan mengaktifkan struktur organisasi

kelompok berdasarkan tugas dan fungsinya yaitu: Ketua, Sekretaris, Bendahara,

seksi Saprodi dan seksi Pemasaran. Penguasaan teknologi dilakukan dengan

melakukan pengkajian secara partisipatif oleh 8 anggota kelompok tani dan

melakukan kunjungan lapang/ studi banding. Selama pengkajian anggota

kelompok Tani didampingi oleh peneliti, penyuluh dan petugas dari BPSBTPH

Propinsi Jawa Timur. Dari hasil pertanaman terlihat bahwa pertumbuhan

vegetatif tanaman antar anggota kelompok relatif sama dan telah mampu

menghasilkan umbi benih bermutu/ bersertifikat. Penguatan modal kelompok

diperoleh secara swadana dengan mengaktifkan usaha yang ditangani kelompok,

iuran anggota dan pemotongan 10% dari hasil panen untuk kas kelompok.

Promosi hasil panen dilakukan oleh anggota kelompok secara dari orang per

orang, dan melalui Klinik Agribisnis BPTP Jawa Timur. Pemasaran hasil panen

Page 383: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

61

didominasi oleh petani di sekitar lokasi pengkajian dan pemasaran benih juga

menjangkau lokasi Bajawa Nusa Tenggara Timur sebanyak 500 kg.

Keberlanjutan kelompok tani penangkar benih kentang untuk menhgasilkan benih

sebar (G4) didukung oleh Diperta Propinsi Jawa Timur dalam penyediaan benih

penjenis (G0) dan Pemda kabupaten Lumajang dalam penyediaan benih dasar 2

(G2) dan benih pokok (G3).

3.3.1.1.4. Pengelolaan Budidaya Kapas Berbasis Pengendalian Hama Terpadu (PHT) di Kabupaten Lamongan.

Tanaman kapas pada umumnya dikembangkan pada lahan kering tadah

hujan, dengan tingkat produktivitas kapas berbiji tergolong masih rendah

berkisar 387 – 680 kg/ha. Tingkat produktivitas tersebut di atas masih dapat di

tingkatkan lagi sampai dua kali lipatnya yaitu dengan cara meningkatkan

pengetahuan petani dalam berbudidaya kapas dan mengembangkan pada

lahan-lahan potensial yang berpola tanam padi dan palawija. Selama ini kendala

pengembangan tanaman kapas yang di hadapi petani adalah tingginya serangan

hama. Hama utama yang paling merugikan petani dalam usahatani kapas

adalah Helicoverpa armigera. Proporsi pembiayaan untuk pengendalian hama

dapat mencapai 65% dari total pembaiayaan. Salah satu strategi yang dapat di

terapkan dan mudah untuk menekan biaya input adalah menerapkan PHT yang

efektif dan efisien serta ramah lingkungan. Teknologi PHT yang efektif dan

efisien adalah memanfaatkan peran komponen biotik (musuh alami) dan abiotik

secara optimal di lapangan yang dibarengi dengan aplikasi insektisida botani

secara selektif. Tujuan pengakjian Pengelolaan Tanaman Kapas + Kedelai

Berbasis PHT adalah Penerapan PHT pada usahatani berbasis kapas + kedelai

dan menganalisis kelayakan efektivitas dan efisiensi teknologi PHT pada

usahatani berbasis kapas + kedelai. Adapun hasil pengajian yang diperoleh

adalah sebagai berikut: Penerapan PHT pada usahatani berbasis kapas +

kedelai: Berpengaruh terhadap perkembangbiakan hama dan dapat menekan

tingkat serangan pada komponen produksi, dapat menekan kelimpahan populasi

hama dan dapat meningkatkan peran musuh alami sebagai komponen

pengendali alami di lapangan, dapat mengurangi kehilangan hasil yang

Page 384: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

62

disebakan oleh serangan hama, usahatani kapas + kedelai masih layak untuk

dikembangkan. Sedangkan kegiatan Super imposed varietas kedelai: Varietas

introduksi dan varietas petani tidak bepengaruh terhadap variabel komponen

produksi dan serangan hama, polong isi dan polong hampa varietas petani

nilainya masih lebih baik dibandingkan dengan varietas introduksi, varietas Wilis

2000 memberikan hasil paling tinggi (lebih dari 1300 kg) dibandingkan dengan

varietas yang lain, preferensi petani terhadap varietas introduksi mengarah pada

varietas Wilis 2000. Perkiraan dampak dari hasil pengkajian adalah penerapan

PHT pada usahatani kapas + kedelai secara bertahap mulai di pahami dan di

implementasikan di tingkat kelompok tani. Hal ini berawal dari kepanikan petani

dalam mengatasi serangan hama yang tidak pernah berhasil terutama pada

saat-saat terjadi ledakan hama. Sedangkan varietas Wilis 2000 akan

berkembang secara baik dan meluas karena terkait dengan preferensi petani

dan tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas yang

lain.

3.4. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

3.4.1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian dan Dampak Pengkajian PBTP Jawa Timur

3.4.1.1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Jawa Timur

Kegiatan “Analisis dan Penanggulangan Masalah Pembangunan

Pertanian di Jawa Timur” dilaksanakan tiap tahun sejak tahun 1999/2000.

Kegiatan itu lebih bersifat fleksibel dan responsive terhadap permasalahan

usahatani dan pembangunan pertanian di Jawa Timur. Dalam pelaksanaannya,

Tim Analisis Kebijakan menentukan ISU/permasalahan yang muncul di

lapangan, untuk kemudian mengumpulkan data yang relevan untuk dianalisis

dan diinterpretasi. Hasil analisis berupa alternatif saran penanggulangan

masalah tersebut. Selama tahun 2006 dilakukan beberapa analisis meliputi :

1. Analisis penyebab kelangkaan pupuk bersubsidi untuk peningkatan produksi

tanaman pangan di Jawa Timur. Beberapa faktor yang mempengaruhi

terjadinya kelangkaan pupuk adalah : (1) Secara keseluruhan alokasi pupuk

Page 385: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

63

untuk wilayah Jawa Timur memang kurang atau tidak sesuai dengan usulan

luas lahan tanaman pangan yang ada, (2) Aplikasi dosis pupuk terutama

pupuk Urea di tingkat petani yang lebih tinggi daripada anjuran dan alokasi

dari Deptan, dimana dosis anjuran pupuk Urea sebesar 250 kg/ha sedangkan

petani memakai pupuk Urea sebesar 400-500 kg/ha, (3) Di beberapa daerah

petani tidak membuat usulan pupuk melalui RDKK dan membeli secara

bebas sehingga ada peluang sebagian pupuk bersubsidi didistribusikan ke

areal tanaman perkebunan. Sementara itu Di Kabupaten lain justru sebagian

alokasi pupuk tidak sesuai dengan kebutuhan di wilayah itu sehingga ada

jenis pupuk yang kurang dan pupuk lain berlebih, (4) Distribusi pupuk secara

umum juga belum tepat waktu atau masih terjadi keterlambatan dalam

penyaluran pupuk. Meskipun ada berbagai keterlambatan distribusi dan

kelangkaan pupuk terutama Urea bersubsidi namun produksi padi secara

keseluruhan tidak mengalami penurunan karena petani memenuhi

kekurangan pupuk dengan membeli pupuk yang tidak bersubsidi. Akibatnya

pendapatan petani menurun karena biaya pupuk yang meningkat. Dalam

rangka mengatasi masalah kelangkaan pupuk, perlu dilakukan beberapa hal

berikut : 1). Melaksanakan sistem pengawasan secara kolektif antar instansi

terkait yang telah terbentuk dari tingka pusat sampai tingkat daerah. 2).

Pengembangan pemupukan rasional (berimbang) spesifik lokasi, 3).

Pengembangan pupuk majemuk NPK dalam rangka mengurangi

ketergantungan terhadap pupuk tunggal terutama Urea, 4). Pengembangan

pupuk organik dalam rangka menyikapi menurunnya mutu lahan akibat

penggunaan pupuk anorganik secara intensif dan berlebihan, 5) Penerapan

teknologi pengelolaan tanaman padi secara terpadu (PTT Padi) yang sesuai

untuk Jawa Timur. Disarankan model PTT Padi dapat diterapkan pada

program PMI (Peningkatan Mutu Intensifikasi) di setiap Kabupaten di Jawa

Timur.

2. Sebagian besar petani menggunakan benih tidak bersertifikat yang berasal

dari hasil membeli di kios, pedagang dan petani lain. Produksi benih kedelai

masih relatif kecil dibandingkan luas pertanaman kedelai yang ada, tetapi

Page 386: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

64

akses petani yang terbatas mengakibatkan peluang pasar benih kedelai

cukup berat. Berbagai jenis varietas unggul yang dihasilkan oleh balai

komoditas cukup sesuai untuk kebutuhan industri pangan baik untuk industri

olahan tempe, tahu dan kecap, sehingga berpeluang untuk menggantikan

kedelai impor karena ukuran biji dan kandungan protein yang setara.

Beberapa masalah yang dihadapi dalam upaya pengembangan kedelai di

tingkat petani adalah : (1) Harga produksi yang rendah sehingga kurang

menarik minat petani untuk membudidayakan kedelai, (2) Secara ekonomi

usahatani kedelai kalah bersaing dengan usahatani tanaman pangan lain

seperti padi dan jagung, (3) Senjang hasil yang masih cukup tinggi antara

produktivitas di tingkat lapang (petani) dengan potensi produktivitas dari

varietas unggul yang bersangkutan, (4) industri perbenihan kurang

berkembang karena kurang terbukanya peluang pasar, dalam arti petani

kurang akses terhadap benih berkualitas karena harga benih yang dirasa

masih cukup mahal sehingga petani memenuhi kebutuhan benih dengan

memanfaatkan hasil dari pertanaman sebelumnya atau membeli ke

pedagang atau pasar dengan harga yang lebih murah daripada benih

bersertifikat. Beberapa hal yang dapat disarankan dalam rangka

pengembangan usahatani kedelai adalah : 1) Kebutuhan benih kedelai pada

MK I merupakan titik yang krusial dalam sistem Jabalsim karena benih yang

dipakai merupakan hasil pertanaman dari lahan tegal yang umumnya

kualitasnya kurang bagus dibandingkan hasil kedelai di lahan sawah. Untuk

itu perlu terus diupayakan kegiatan peningkatan pengetahuan petani tentang

cara penyimpanan benih yang baik terutama untuk mempersiapkan

pertanaman MK I, 2) Peningkatan efisiensi penangkaran untuk produksi

benih kedelai agar dapat agar harga benih dapat dijangkau oleh kemampuan

finansial petani, kuncinya adalah tingkat produktivitas kedelai yang tinggi, 3)

Subsidi harga benih dapat menjadi alternatif kebijakan dalam meningkatkan

motivasi petani untuk menggunakan benih kedelai bermutu (bersertifkat).

Page 387: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

65

3.4.1.2. Analisis Dampak Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Jawa Timur

Anailisis dampak hasil pengkajian pengolahan tepung kasava dilakukan

di Kabupaten Tulungagung dan Magetan, manisan kulit jeruk Pamelo di Magetan

dan marning gepeng di Kediri. Pengkajian ini menggunakan metode survei yang

dilakukan pada bulan Mei–Agustus 2006. Pengkajian bertujuan (1) diperolehnya

adopsi teknologi pengolahan tepung kasava, manisan kulit jeruk Pamelo dan

marning gepeng dan (2) diperolehnya dampak pengkajian pengolahan tepung

kasava, marning gepeng dan manisan kulit Pamelo terhadap volume usaha,

jaringan pasar dan pendapatan pelaku agoindustri pedesaan.hasil pengkajian

BPTP Jawa Timur. Hasil yang diperoleh dari pengkajiannya adalah sebagai

berikut ;

1. Adopsi dan Dampak Teknologi Pengolahan Tepung Kasava

Pengkajian pengolahan tepung kasava yang dilakukan oleh BPTP

Jawa Timur di Tulungagung dan Magetan tahun 2002 belum dapat

mengalihkan teknologi pengolahan tepung kasava kepada pengrajin, sehingga

proses adopsi teknologi tersebut tidak berjalan setelah pengkajian dilaksanakan.

Beberapa faktor yang menyebabkan teknologi tersebut tidak diadopsi adalah (1)

harga jual tepung kasava terlalu tinggi, (2) kualitas produk masih rendah, (3)

belum memasyarakatnya tepung kasava dan (4) terbatasnya peluang pasar.

2. Adopsi dan Dampak Teknologi Pengolahan Kulit Jeruk Pamelo

Pengkajian pengolahan manisan kulit jeruk Pamelo yang telah dilakukan

oleh BPTP Jawa Timur di Magetan tahun 2001, telah dapat mengalihkan

teknologi pengolahan manisan kulit jeruk Pamelo dari peneliti kepada pengrajin.

Pengkajian tersebut melibatkan Asosiasi Pamelo Magetan (APM). Teknologi

pengolahan manisan kulit jeruk Pamelo telah diadopsi APM. Pada saat ini

jaringan pasarnya tidak hanya di Magetan saja, tetapi juga di kota Madiun,

Ngawi dan Surabaya. Dengan diadopsi teknologi pengolahan manisan kulit jeruk

Pamelo tersebut telah berdampak terhadap pendapatan APM serta memberikan

nilai komersial yang cukup tinggi. Pendapatan APM selama tahun 2006

merupakan nilai dampak dari pengkajian yaitu sebesar Rp 75,7 juta dengan

Page 388: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

66

dampak komersial sebesar Rp 50,2 juta. Dampak pengkajian pengolahan

manisan kulit jeruk Pamelo yang lain adalah (1) termanfaatkannya kulit jeruk

Pamelo sebanyak 100 ton/tahun atau senilai Rp 200.000.000,-/tahun, (2)

terserapnya tenaga kerja wanita sebanyak 5 tenaga kerja wanita atau senilai

Rp 75.000,- per-hari, (3) digunakan sebagai tempat magang bagi pelajar dan

mahasiswa PKL dan (4) manisan kulit jeruk Pamelo digunakan sebagai salah

satu komoditas unggulan Pemkab. Magetan.

3. Adopsi dan Dampak Teknologi Pengolahan Marning Gepeng

Pengkajian pengolahan marning gepeng yang telah dilakukan oleh BPTP

Jawa Timur di Kediri tahun 2002, telah dapat mengalihkan teknologi pengolahan

marning gepeng dari peneliti kepada pengrajin. Pengkajian tersebut melibatkan

kelompok tani “Mitra Jaya” Desa Gabru, Kecamatan Gurah dengan cara

pengenalan dan pelatihan pembuatan marning gepeng. Teknologi pengolahan

marning gepeng telah diadopsi kelompok tani tersebut. Pada saat ini jaringan

pasarnya tidak hanya di Kediri saja, tetapi juga di kota Surabaya, Malang,

Madiun dan Solo. Dengan diadopsi teknologi pengolahan marning gepeng

tersebut telah berdampak terhadap pendapatan pengkrajin serta memberikan

nilai komersial yang cukup tinggi. Pendapatan pengkrajin selama tahun 2006 ini

merupakan nilai dampak dari pengkajian yaitu sebesar Rp 219,1 juta dengan

dampak komersial sebesar Rp 188,1 juta. Dampak pengkajian pengolahan

marning gepeng yang lain adalah (1) terserapnya tenaga kerja wanita sebanyak

8 tenaga kerja pria atau senilai Rp 140.000,-/hari dan (2) digunakan sebagai

tempat magang bagi pelajar dan mahasiswa PKL.

3.4.1.3. Analisis Indikator Pembangunan Pertanian di Jawa Timur

Indikator merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan sebagai

pedoman untuk evaluasi kinerja pembangunan pertanian agar pembangunan

pertanian yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Analisis indikator pembangunan pertanian ini difokuskan pada indikator

pendapatan sektoral (PDRB) dan pendapatan serta kesempatan kerja rumah

tangga pertanian yang menjadi sasaran akhir pembangunan pertanian.

Page 389: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

67

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survey. Data yang telah

terkumpul baik data primer maupun data sekunder dianalisis dan diinterpretasi

secara deskriptif dengan menggunakan tabulasi. Hasil penelitian

memperlihatkan bahwa secara umum, program pembangunan pertanian di Jawa

Timur telah mendorong kepada peningkatan pendapatan sektor pertanian.

Sektor pertanian mengalami pertumbuhan meskipun relatif kecil akan tetapi

kontribusinya terhadap PDRB Jawa Timur semakin menurun karena peningkatan

di sektor lain yang lebih tinggi. Peningkatan pendapatan sektoral ini juga telah

mendorong terjadinya peningkatan pendapatan rumah tangga petani namun

demikian peningkatan ini belum mampu mendorong pada peningkatan daya beli

akibat laju inflasi yang tinggi. Pada tingkat rumah tangga petani, alokasi waktu

kerja setahun bagi anggota keluarga petani juga masih relatif kecil dan masih

banyak waktu luang yang memungkinkan untuk dilakukannya aktifitas ekonomi

produktif untuk mendukung peningkatan pendapatan rumah tangga petani.

Tampak adanya pengaruh (dampak) lintas sektoral dalam pembangunan

pertanian di Jawa Timur. Oleh karena itu perencanaan pembangunan lintas

sektor menjadi bagian penting yang harus dipertimbangkan agar dampak

pembangunan menjadi terpetakan dengan jelas dan salah satu sektor tidak

menjadi korban (subyek yang kurang mendapat manfaat) dari program

pembangunan yang sedang dan akan dilaksanakan. Integrasi program

pembangunan pertanian dengan program lain lintas sektoral dapat dilaksanakan

melalui upaya diversifikasi (penganekaragaman) kegiatan ekonomi rumah

tangga petani karena sumber pendapatan rumah tangga petani yang bervariasi

dan waktu luang yang cukup bagi anggota rumah tangga petani untuk

melakukan aktifitas ekonomi yang dapat mendukung peningkatan pendapatan

rumah tangga.

Page 390: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

68

3.5. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN LITBANG PERTANIAN

3.5.1. Pengembangan Profesionalisme dan Akuntabelitas BPTP Jawa Timur

3.5.1.1. Penyusunan Rencana Kerja

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian dibentuk melalui SK Mentan

No:798/kpts/ ot.210/12/94 tanggal 13 Desember 1994 dan berlaku efektif tanggal

1 April 1995. Sesuai SK tersebut, Tugas pokok dan fungsi BPTP adalah: (1).

Melakukan penelitian komoditas spesifik lokasi. (2). Melakukan pengujian dan

perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. (3). Menyampaikan

paket teknologi hasil pengujian dan perakitan sebagai bahan materi peyuluhan

pertanian. (4). Menyampaikan umpan balik permasalahan kepada Balai

Penelitian Komoditas untuk menyusun program penelitian yang lebih mendasar.

(6). Melayani kegiatan pengkajian teknologi pertanian dan menyelenggarakan

urusan tata usaha balai . Pembentukan BPTP Jawa Timur merupakan langkah

yang tepat dalam rangka desentralisasi penelitian dan pengembangan untuk

mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Perencanaan Litkaji BPTP Jawa

Timur masih perlu dilengkapi dan disempurnakan dengan membuat program

unggulan wilayah di tingkat Balai yang merupakan penjabaran dan implementasi

tugas dan fungsi BPTP selaku ujung tombak Badan Litbang di Jawa Timur ,

membuat Program Pengkajian berdasar pemecahan masalah dalam satu

kawasan farming system Zone yang sama dan menjabarkannya dalam suatu

program usulan di tingkat peneliti (RPTP) . Untuk memantapkan rencana kerja

perlu ada panduan jadwal dan yang jelas dari BB Pengkajian atau Badan Litbang

sejak awal anggaran sehingga pelaksanaan perncanaan litkaji agar tidak banyak

mengalami perubahan dan target dan sasaran perencanaan bisa tercapai.

3.5.1.2. Sistem Informasi Managemen

Kegiatan SIM (Sistem Informasi Manajemen) di BPTP Jawa Timur pada

tahun 2006 ini pada umumnya telah berjalan dengan baik dan lancar dalam

rangka memenuhi kewajibannya sebagai penyusun/pembuat laporan berkala

yang difasilitasi oleh Program SIM (Sistem Informasi Manajemen) diantaranya

adalah pelaporan dari Sub Sistem Informasi Program (SIMPROG), Sub Sistem

Page 391: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

69

Informasi Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV), Sub Sistem Informasi Pegawai

(SIMPEG) dan Sub Sistem Informasi Perkantoran (SIMOTO) yang merupakan

program aplikasi yang dikeluarkan oleh Badan Litbang Pertanian dan Sub

Sistem Informasi Keuangan (SAKPA) dan Sub Sistem Informasi Fasilitas

(SAKPB) yang merupakan program aplikasi yang dikeluarkan oleh Departemen

keuangan.

Dalam rangka peningkatan mutu pelaksanaan kegiatan SIM, masing-

masing petugas/pelaksana SIM di lingkup BPTP Jawa Timur telah mengikuti

berbagai pelatihan/Workshop yang diselenggarakan oleh BBP2TP Bogor atau

Badan Litbang Pertanian Jakarta. Untuk mendapatkan data yang “up to date”

selalu dilakukan peremajaan data (up dating) bagi masing-masing SIM,

walaupun beberapa SIM masih ada masalah pada program/perangkat

lunaknya.

Pada akhirnya dengan adanya SIM, layanan yang diberikan oleh unit

kerja diharapkan menjadi lebih cepat, akurat dan efisien.

3.5.1.3. Monev dan Lakip (Belum masuk)

3.5.1.4. Komisi Pengkajian

Kegiatan Pertemuan Tim Teknis dan Komisi Pengkajian Teknologi

Pertanian Propinsi Jawa Timur merupakan agenda rutin yang dilaksanakan

minimal sekali dalam setahun. Pertemuan tersebut dilaksanakan pada tanggal

20-21 Nopember 2006, membahas 13 (tiga belas) usulan rekomendasi Rakitan

Teknologi TA 2006, antara lain Rakitan Teknologi Perbenihan Kedelai, Rakitan

Teknologi Perbenihan Kentang, Rakitan Teknologi Perbenihan Sapi Potong,

Pengembangan Sistem dan Teknik Produksi Benih Sumber Padi Berbasis

Sistem Manajemen Mutu, Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL): Suatu

Usaha Meningkatkan Efisiensi Pemupukan Padi Sawah, Penerapan Agribisnis

Berbasis Pisang spesifik Lokasi Pisang Mas dan Agung, Teknologi Usahatani

Ubijalar, Paket Teknologi Pengelolaan Tembakau Madura Rendah Nikotin,

Teknologi Pengendalian Nematoda Pratylenchus coffeae untuk Penyempurnaan

Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) Kopi, Teknologi Pengolahan Produk Primer

Page 392: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

70

Kopi, Model Sistem Usahatani Integrasi Berbasis Padi- Ternak Sapi di Lahan

Sawah Irigasi, Model Multistrata Lahan Kering Dataran Rendah, Sistem

Penyebaran Informasi Teknologi dan Jaringan Umpan Balik. Hasilnya

ketigabelas usulan rekomendasi rakitan teknologi pertanian tersebut disetujui

oleh Komisi Teknologi dengan beberapa catatan perbaikan makalah. Disamping

itu, disampaikan juga Sosialisasi Program Pengkajian BPTP Jawa Timur TA

2007.

3.5.1.5. Pelatihan dan Ketrampilan Tenaga Kerja (Belum masuk)

3.5.1.6. Pengembangan Perpustakaan BPTP Jawa Timur dengan CD/ISIS (Belum masuk)

3.5.1.7. Unit Komersialisasi Teknologi (UKT) (Belum masuk)

3.5.1.8. Pembinaan Kegiatan Ilmiah (Belum masuk)

3.5.1.9. Lokakarya Perencanaan Materi Penyuluhan,Pembuatan dan Sosialisasi SOP

Kecepatan terjadinya transfer/alih teknologi dan difusi teknologi tidak saja

dipengaruhi oleh tingkat kesesuaiaan bentuk/jenis media yang diproduksi.

Sistem distribusi atau penyaluran media diseminasi mempunyai pengaruh yang

nyata, apabila kurang tepat menempatkannya. Dalam penyaluram media

diseminasi perlu strategi untuk mencari suatu wadah yang dapat digunakan

sebagai agent marketing services media diseminasi. Untuk setiap jenis media

diseminasi akan mempunyai agent marketing services yang berbeda dan

disesuaikan dengan tingklat sasaran yang hendak dicapai, dan salah satunya

adalah mengadakan acara workshop kepenyuluhan pertanian ini. Workshop

diadakan selama 2 hari dimulai Kamis 2 November 2006 sampai dengan Jum‟at

3 November 2006. Workshop penyuluhan dihadiri oleh 120 orang peserta yang

terdiri atas wakil penyuluh (2 orang) dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur

yaitu 76 orang, peneliti dan penyuluh BPTP Jatim, Kepala Dinas Pertanian

Propinsi Jawa Timur, dan Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan

Teknologi Pertanian. Materi bahan penyuluhan yang dibahas dalam pertemuan

tersebut berjumlah 95 teknologi. Semua bahan materi penyuluhan yang

dipersiapkan oleh BPTP Jatim dalam bentuk brosur. Materi disampaikan kepada

Page 393: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

71

peserta dalam bentuk hard copy dan soft copy (CD materi). Sebagian besar

materi penyuluhan masih harus dipertajam dengan peragaan, praktek, dan

kunjungan lapang. Penyiapan teknologi dalam peningkatan produksi yang

menyangkut teknik budidaya masih sangat dominan dibandingkan dengan

teknologi yang lain. Pengetahuan asli petani (indegenius knowledge) masih perlu

terus dieksplor, dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai acuan (starting point)

rakitan teknologi spesifik. Workshop materi penyuluhan dan penyebaran hasil

litkaji BPTP Jatim dilaksanakan selama 2 (dua) hari 2-3 November 2006 di BPTP

Jatim Jawa Timur dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Diperoleh 4 (empat)

pokok rumusan dari materi yang dibahas selama workshop yang bekaitan

dengan topik, bentuk, metode percepatan adopsi dan subtansi isi materi

penyuluhan yang dibahas.

3.5.1.10. Pertemuan Koordinasi Regional

Dalam implementasi penciptaan inovasi pertanian spesifik lokasi, selain

dilakukan dengan mengembangkan jaringan penelitian dan pengkajian (Litkaji)

antara BPTP dan Puslitbang/Puslit/Balai Besar/Balit yang lebih intensif, juga

perlu dilakukan penajaman pada metoda pengkajian dan diseminasi. Kerja sama

penelitian/pengkajian dengan pihak ketiga juga menjadi sangat penting dalam

pengkayaan khasanah IPTEK dan pendayagunaan hasil teknologi yang telah

dihasilkan. Untuk itu kegiatan lokkarya menjadi suatu hal penting untuk dilakukan

sebagai langkah strategis penyusunan Pedoman Umum Pengkajian dan

Diseminasi yang terkoordinasi Lokakarya Regional BPTP wilayah tiga meliputi

Jawa, Bali, Nusa Tenggara yaitu BPTP Jatim, BPTP Jateng, BPTP Jabar, BPTP

Banten, BPTP DIY, BPTP NTB, BPTP NTT, BPTP Bali. Lokakarya dilaksanakan

selama 3 hari (2-4 Agustus 2006) di Hotel Kusuma Agrowisata Jl Abdul Gani

Atas, Batu. Setiap BPTP di wakili oleh 3 (tiga) orang terdiri atas; Kepala BPTP,

Kordinator Program, dan Kepala Sub. Bag. Tata Usaha. Lokakarya Regional

BPTP wilayah tiga meliputi Jawa, Bali, Nusa Tenggara yaitu BPTP Jatim, BPTP

Jateng, BPTP Jabar, BPTP Banten, BPTP DIY, BPTP NTB, BPTP NTT, BPTP

Bali. Lokakarya dilaksanakan selama 3 hari (2-4 Agustus 2006) di Hotel

Kusuma Agrowisata Jl Abdul Gani Atas, Batu. Setiap BPTP di wakili oleh 3 (tiga)

Page 394: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

72

orang terdiri atas; Kepala BPTP, Kordinator Program, dan Kepala Sub. Bag. Tata

Usaha. Agenda pertemuan koordinasi mencakup hal-hal sebagai berikut: 1.

Pembinaan Sumberdaya Manusia, 2. Pedoman Umum Pengkajian dan

Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian, 3. Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama

Pengkajian Badan Litbang Pertanian, 4. Pendayagunaan Hasil Pengkajian

Teknologi Pertanian, 5. Manajemen Sumberdaya Manusia dan Ketatausahaan.

Lokakarya regrional BPTP wilayah tiga yang di laksanakan selama 3 (tiga) hari di

BPTP Jatim Jawa Timur dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Diperoleh 5

(lima) pokok rumusan dari topik : 1) Pedoman Umum Pengkajian dan Diseminasi

Inovasi Teknologi Pertanian, 2) Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama Pengkajian

Badan Litbang Pertanian, 3) Organisasi dan Kelembagaan Internal, 4)

Manajemen Padu-Padan (Kinerja Peneliti-Penyuluh-Kelompok Tani), dan 5)

Sosialisasi Penilaian Fungsional Penyuluh.

3.6. PENGEMBANGAN SUMBERDAYA INFORMASI IPTEK, DISEMINASI DAN JARINGAN UMPAN BALIK

3.6.1. Percepatan Proses Transfer, Adopsi dan Difusi Teknologi Hasil Litkaji di BPTP Jawa Timur

3.6.1.1. Temu Informasi Teknologi Pertanian dan Penjaringan Umpan Balik

Hasil-hasil penelitian dan pengkajian yang dilakukan BPTP Jawa Timur

belum seluruhnya dimanfaatkan oleh pengguna, yaitu penyuluh pertanian, petani

dan pihak-pihak lain yang terkait dengan bidang pertanian. Melalui forum

pertemuan yang berupa Informasi Teknologi Pertanian dan Penjaringan Umpan

balik ini diharapkan dapat menjadi tempat mensosialisasikan rencana pengkajian

2006 dan 2007 dan hasil litkaji BPTP unggulan, juga mendapatkan umpan balik

dari stake holder. Temu Informasi Teknologi Pertanian dan Penjaringan Umpan

Balik dilakukan 3 kali, yaitu dimulai akhir Agustus 2006 di Kabupaten Lumajang,

bulan September 2006 di Kabupaten Sampang dan Kabupaten Blitar.

Berdasarkan hasil pelaksanaan Temu Informasi Teknologi di Kabupaten

Sampang, Blitar dan Lumajang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Page 395: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

73

1. Temu Informasi Teknologi telah dapat dilaksanakan di Kabupaten Sampang,

Blitar dan Lumajang dengan baik yang dihadiri oleh 10 kabupaten di Jawa

Timur.

2. Umpan balik yang diperoleh dari hasil pertemuan meliputi permasalahan

yang dihadapi daerah berkaitan dengan komoditas kedelai untuk Sampang,

komoditas jagung komposit untuk kabupaten Blitar sera komoditas kopi dan

pisang untuk kabupaten Lumajang.

Pengguna cukup antusias, memberikan umpan baliknya terhadap hasil-hasil

litkaji BPTP Jawa Timur karena terkait dengan kebutuhan mereka akan teknologi

untuk dapat membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Selain memfokuskan pada upaya penjaringan umpan balik terhadap

hasil-hasil litkaji dan permasalahan yang dihadapi daerah serta kebutuhan

teknologinya, juga disajikan tentang program litkaji BPTP Jawa Timur tahun

2007 guna penyempurnaan perencanaan program litkaji yang akan datang.

3.6.1.2. Pertemuan APTEK

Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian pada prinsipnya

diarahkan untuk menghasilkan teknologi pertanian dalam upaya memecahkan

masalah-masalah petani dan pengguna lainnya. Sampai saat ini hasil-hasil

penelitian/pengkajian berbagai komoditas pertanian telah banyak tersedia baik

dibidang tanaman pangan, hortikultura. Perkebunan, perikanan maupun

peternakan (Syam, 1989), Tetapi belum seluruh hasil penelitian dan pengkajian

tersebut ditransfer dan diadopsi oleh petani pengguna teknologi, karena masih

diproses untuk kemudian direkomendasikan dan bentuk rakitan paket peknologi

pertanian. Pemanfaatan rakitan teknologi pertanian dalam usaha tani terbukti

dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani (Sukatendel, 1989).

Walaupun demikian tidak semua teknologi yang tersedia dapat diterapkan

secara utuh oleh petani, karena lambannya transfer dan adopsi teknologi

(Anonimous, 1996).

Upaya perbaikan hasil yang pada akhirnya akan meningkatkan

pendapatan petani, dapat dicapai melalui peningkatan efisiensi pengelolaan

usaha tani secara baik dan benar, mulai dari penggunaan benih dengan

Page 396: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

74

keunggulan genetis dan adaptif dan cara pengelolaannya. Perbaikan hasil

melalui penggunaan benih unggul (VUB dan VUTB) merupakan cara yang bijak

karena disamping murah dan mudah diadopsi, sehingga berdampak nyata dan

penyebarannya cepat dan luas. Pengelolaan tanaman melalui pendekatan PTT

akan memberikan hasil yang signifikan bagi penggunaan VUB dan VUTB ini.

Tujuan Kegiatan Memperkenalkan varietas unggul baru (VUB dan VUTB

tanaman padi, jagung, dan kedelai) melalui demplot, mendapatkan umpan balik

dari petani, penyuluh lapang, dan dinas pertanian pangan terhadap varietas

unggul baru yang dikenalkan dan memperkenalkan pengelolaan tanaman

khususnya tanaman pangan jagung, kedelai, dan padi secara benar dan efisien

melalui pendekatan PTT.

Sedangkan Keluaran yang diharapkan diterimanya varietas unggul baru

(VUB dan VUTB tanaman padi, jagung dan kedelai) oleh pengguna (petani,

penyuluh dan diperta), didapatkannya informasi umpan balik dari petani,

penyuluh lapang ataupun dinas pertanian tanaman pangan terhadap pengenalan

varietas unggul baru tersebut dan dilaksanakannya cara pengelolaan tanaman

secara baik dan efisien.

3.6.1.3. Mimbar Sarasehan

Mimbar sarasehan adalah suatu pertemuan/forum konsultasi antara

petani / Kontak tani dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya, dalam rangka

memecahkan/merencanakan suatu kegiatan dan mencapai kesepakatan dalam

penyelenggaraan kegiatan pembangunan di daerah. Mimbar sarasehan

direncanakan dan diselenggarakan oleh petani/kontak tani dart dihadiri oleh

wakil-wakil KTNA dari semua tingkatan, aparat pemerintah dan instansi terkait

lintas sektoral, pemda, perbankan, pihak swasta dart kelembagaan pendukung

pengembangan agribisnis

Mimbar sarasehan tahap I tahun 2006, telah dilaksanakan tanggal 1

Juni 2006 di Surabaya, di hadiri oleh 70 orang peserta yang terdiri dari, unsur

petani/KTNA Propinsi Jawa Timur 45 orang, unsur pemerintah (Dinas Instansi

lingkup pertanian Propinsi Jawa Timur 23 orang, dan unsur lembaga pendukung

pengembangan agribisnis 2 orang. Semua peserta berperan serta aktif dalam

Page 397: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

75

forum diskusi perumusan kesepakatan masalah dan solusi pemecahan serta

perumusan kesepakatan usulan topik-topik penelitian/pengkajian dan kebijakan

pemerintah tentang upaya pencegahan penularan virus flu burung clan masalah

perbenihan khususnya benih padi, jagung dan kedelai di Jawa Timur.

Tujuan dilaksanakannya mimbar saraseahan adalah; (1)

Membahas/mendiskusikan kebijakan pemerintah dalam mengatasi penyakit flu

burung dan perbenihan (padi, jagimng dan kedelai), (2) Merumuskan bersama

pemecahan masalah flu burung dan perbenihan (padi, jagung dan kedelai), (3)

Mendapatkan umpan balik dari KTNA Jawa Timur terhadap pemecahan masalah

flu burung dan perbenihan (padijagung dan kedelai), (4) Evaluasi kegiatan KTNA

tahun 2006 clan penyusunan rencana kerja KTNA tahun 2007.

Adapun luaran yang diharapkan dapat dicapai dari hasil mimbar

sarasehan antara lain; (1) Teridentifikasinya kebijakan pemerintah dalam

mengatasi flu burung dan perbenihan Padi, jagung dan kedelai), (2)

terumuskannya secara partisipatif pemecahan masalah flu burung dan

perbenihan (padi, jagung dan kedelai) di Jawa Timur, (3) Informasi unpan balik

terhadap pemecahan masalah flu burung dan perbenihan (padi, jagung dan

kedelai) di Jawa Timur, dan (4) tersusunnya rencana. kerja KTNA propinsi Jawa

Timur tahun 2007.

Atas partisipasi dan peran serta aktif peserta dapat dirumuskan hasil

sebagai berikut :

1) Kesepakatan rumusan masalah dan solusi masalah tentang pencegahan

penularan virus flu burung clan masalah perbenihan khususnya padi, jagung

dan kedelai di Jawa Timur.

2) Kesepakatan usulan topik-topik penelitian/pengkajian dan kebijakan

pemerintah tentang pencegahan penularan virus flu burung dan perbenihan

di Jawa Timur.

3) Kelompok tani bersepakat menerima komoditi anggur sebagai komoditi yang

akan dikembangkan di Probolinggo.

Page 398: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

76

4) Dalam mengembangkan komoditi anggur kelompok tani akan dibina oleh

Dinas Pertanian Kota Probolinggo, Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur,

BPTP Jawa Timur dan Dinas/Instansi terkait lainnya.

3.6.1.4. Temu Tugas (Road Show)

Hasil-hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh BPTP Jawa Timur tidak

akan ada artinya apabila tidak didiseminasikan kepada pengguna. Diperlukan

adanya forum untuk menyampaikan hasil-hasil pengkajian dan memperoleh

umpan balik tentang hasil-hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh BPTP

Jawa Timur. Telah dilakukan pertemuan di Kabupaten Gresik, Ponorogo,

Bojonegoro dan kabupaten Jember, dalam upaya menyampaikan hasil-hasil

litkaji yang telah dilakukan oleh BPTP Jawa Timur. Materi pertemuan adalah (1)

Rencana Pengkajian BPTP Jawa Timur Tahun 2006-2007, (2) Program

Pembangunan Pertanian Tahun 2007 dari dinas yang terkait dengan

pembangunan pertanian dari daerah Bakorwil se Jawa Timur. Di masing-

masing lokasi pertemuan tersebut dihadiri oleh dinas yang terkait dengan

pembangunan pertanian di masing-masing kabupaten. Dari hasil pertemuan

diperoleh permasalahan yang dihadadpi masing-masing kabupaten dalam

pembangunan pertanian, dan juga harapan dinas terhadap Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jawa Timur. Di kabupaten Gresik (Bakorwil IV Madura) dan

di kabupaten Jember (Bakorwil III Malang) pertemuan tersebut dihadiri oleh

wakil-wakil dari Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta, yang

mempunyai fakultas ataupun jurusan di bidang pertanian. Dari pertemuan

tersebut disepakati, bahwa hasil pengkajian BPTP Jawa Timur dapat

diterapkan di kabupaten/kota tetapi disesuaikan dengan spesifik lokasi. Untuk

lebih memantapkan dalam penerapan pengkajian akan dilakukan pertemuan

lanjutan di masing-masing kabupaten/kota yang berada di masing-masing

Bakorwil, dengan tempat yang akan disepakati kemudian. Pertemuan ini dirasa

sangat penting, karena pada saat Road Show dilaksanakan, kesempatan untuk

mengadakan dialog secara lengkap sangat terbatas, oleh karena itu ddisepakati

untuk mengadakan pertemuan lanjutan.

Page 399: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

77

3.6.1.5. Sosialisasi Teknologi Unggulan Melalui Visitor Plot

Visitor plot merupakan suatu bentuk percontohan yang ditampilkan

secara permanen atau semi permanen di lokasi kebun percobaan atau lahan

petani yang melakukan pengkajian atau disekitar institusi penelitian.

Penampilannya berupa penerapan teknologi yang spesifik lokasi untuk

pengembangan komoditas tertentu yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi.

Tujuan kegiatan visitor plot adalah untuk membuat percontohan dan

sosialisasi penerapan teknologi inovatif (budidaya sayuran organik, budidaya

mangga dan anggur serta budidaya tanaman hias) di lahan terbatas.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan di BPTP Jatim di Malang, Laboratorium

Diseminasi di Surabaya dan di Kebun Percobaan Mojosari. Visitor plot di

Malang, kegiatannya yaitu penerapan teknologi budidaya beberapa varietas

tanaman hias yang mempunyai nilai ekonomis, sedangkan di Surabaya yaitu

mengembangkan teknologi model pertanian perkotaan (budidaya beberapa

tanaman sayuran di dalam screen house), dan di Mojokerto kegiatan yang

dilakukan adalah perawatan tanaman mangga dan anggur, dimana kedua

tanaman ini penanamannya telah dilakukan pada tahun 2005.

Visitor plot sebagai salah satu kegiatan diseminasi ternyata mendapatkan

respon yang cukup baik dari masyarakat, hal ini ditunjukkan dengan jumlah

kunjungan di masing-masing tempat yaitu Malang 85 orang, Surabaya 69 orang

dan Mojosari 80 orang. Para pengunjung disamping melihat percontohan di

lapangan juga mengadakan konsultasi terhadap komoditi yang ada di petak

percontohan terutama yang terkait dengan teknologi budidaya, ketersediaan

benih/bibit, peluang pasar dan sebagainya.

Selama pelaksanaannya kegiatan tersebut telah disosialisasikan dan

diinformasikan melalui stasiun RPW (Radio Pertanian Wonocolo) Surabaya dan

jasa dekorasi panggung serta pameran.

3.6.1.6. Visitor Display (Belum Masuk)

Page 400: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

78

3.6.1.7. Temu Bisnis

Temu Bisnis merupakan kegiatan yang dapat mempertemukan petani

dengan pelaku agribisnis lainnya. Pelaku agribisnis adalah mitra petani di bidang

pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, baik itu

pengusaha penghasil saprodi, pemodal maupun pedagang lainnya (Anonimous,

1994). Dengan demikian diharapkan akan terjadi suatu transaksi antara petani

dengan pelaku agribisnis. Adanya transaksi tersebut pemasaran produk petani

akan lebih mudah dan petani tidak akan kesulitan dalam menemukan pasar bagi

produksinya.

Kegiatan Temu Bisnis mempertemukan dan melibatkan petani,

pengusaha, pelaku agribisnis, peneliti/penyuluh, Pemda dan instansi terkait

lainnya untuk : Mendiskusikan harga produk pertanian yang layak bagi produsen

dan konsumuen; Mendiskusikan jenis dan mutu produk pertanian yang

diperdagangkan, promosi/pameran produk yang ditawarkan.

Pada tahun anggaran 2006 Temu Bisnis dilaksanakan di 2 (dua)

kabupaten, yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo, dengan

materi pokok di bidang hortikultura.

Pelaksanaan Temu Bisnis di Kabupaten Lumajang pada tanggal 11

September 2006, selama 1 hari, tepatnya di Balai Desa Pasrujambe, Kecamatan

Pasrujambe, Kabupaten Lumajang. Sedangkan Temu Bisnis di Kabupaten

Probolinggo dilaksanakan pada tanggal 11 Nopember 2006 selama 1 hari yang

bertempat di Islamic Center Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.

Komponen peserta Temu Bisnis 2006 dihadiri dari beberapa unsur peserta

sebanyak 100 orang, seperti dari produsen komoditas pertanian, Calon mitra yang

bergerak dalam pemasaran komoditas pertanian, Dinas-dinas lingkup pertanian,

Badan litbang pertanian, Bank.

Dengan berkumpulnya para pelaku agribisnis dan aparat terkait, diharapkan

akan terjadi suatu transaksi antara petani dengan pelaku agribisnis. Adanya

transaksi tersebut pemasaran produk dari petani akan lebih mudah dan petani tidak

akan kesulitan dalam menemukan pasar bagi produknya.

Diawali dengan sambutan dari Kepala Dinas Pertanian, maka pelaksanaan

Page 401: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

79

Temu Bisnis merupakan pertemuan yang dapat memotivasi para petani untuk

berusaha meningkatkan produknya semaksimal mungkin, sehingga mencapai apa

yang diinginkan. Selain itu Temu Bisnis sangat menguntungkan antara lain :

- Sebagai wahana memperkenalkan antara produksi unggulan di daerah.

- Sebagai ajang promosi hasil-hasil pertemuan kepada mitra dagang.

- Sebagai arena penjualan langsung hasil-hasil komoditas pertanian beserta

olahannya dari petani, kelompok tani dan UKM kepada konsumen.

- Membuka cakrawala bagi pelaku usaha pertanian baik petani maupun kelompok

tani untuk memproduksi sesuai permintaan pasar.

- Mengidentifikasikan aneka jenis produk unggulan yang mempunyai nilai datang

tinggi.

Sebagai penunjang kegiatan, ditayangkan juga foto/gambar, pameran dan

alat peraga lainnya. Dari hasil Temu Bisnis dapat disimpulkan bahwa, antara petani

sebagai produsen dan pengusaha sebagai penyalur hasil-hasil pertanian dapat

disepakati mutu yang dikehendaki pasar saat ini dan harga yang layak bagi kedua

belah pihak, meskipun dalam kegiatan ini belum terjadi transaksi secara nyata.

3.6.1.8. Pengembangan Klinik Agribisnis

Untuk mewujudkan visi Departemen Pertanian yakni “Terwujudnya

pertanian tangguh untuk pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai

tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan

petani” dan guna mendukung kebijakan Presiden Republik Indonesia yang telah

menetapkan langkah-langkah antara lain : (1) Peningkatan kesejahteraan petani,

nelayan dan petani hutan, (2) Peningkatan daya saing produk pertanian,

perikanan dan kehutanan, dan (3) menjaga kelestarian Sumber Daya Pertanian,

perikanan, dan kehutanan dalam revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan

kehutanan (RPPK) (Anonimus, 2005), BPTP Jatim telah menyusun rencana dan

strategi diseminasi yang ditujukan untuk meningkatkan pemanfaatan dan

penerapan inovasi teknologi yang dihasilkan. Salah satu upaya yang

dilaksanakan adalah menyediakan fasilitas tempat konsultasi yang disebut

dengan klinik agribisnis.

Page 402: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

80

Menurut Murdikanto dan Sutarni (1989), agar suatu pesan dapat sampai

ke sasaran diperlukan komunikasi yang baik antara pemberi pesan dan

penerima pesan, untuk itu diperlukan suatu metode komunikasi yang efektif bagi

kedua belah pihak. Hal ini juga ditegaskan oleh Sukatendel (989) bahwa

kegiatan komunikasi dua arah cukup efektif untuk menyampaikan pesan,

khususnya untuk mengambil solusi masalah-masalah agribisnis.

Pembangunan bidang pertanian sangat memerlukan informasi hasil-hasil

penelitian dan pengkajian teknologi pertanian, namun demikian hasil Litkaji tidak

selalu tersedia sesuai dengan keperluan (Anonimus, 2001). Dikatakan bahwa

salah satu penyebarannya adalah hasil penelitian masih dalam bentuk

komponen teknologi yang masih harus disesuaikan dengan agroekosistem

setempat dan belum dalam bentuk paket teknologi spesifik lokasi, dan umpan

balik tentang pemanfaatan hasil penelitian sebelumnya sering tidak sampai

kepada para peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan paket

teknologi yang dimaksud.

Informasi pertanian yang didesiminasikan tidak hanya yang dihasilkan

oleh lingkup Badan Litbang Pertanian, tetapi juga dari sumber-sumber teknologi

lainnya yang sudah siap untuk didiseminasikan dan dibutuhkan

petani/stakeholder di wilayah kerja BPTP Jawa Timur. Kegiatan diseminasi

dapat dibedakan menjadi : (1) Peragaan teknologi, (2) komunikasi tatap muka,

dan (3) pengembangan informasi (Anonimus, 2003).

Klinik Agribisnis adalah suatu metode diseminasi/alih teknologi pertanian

hasil Litkaji yang merupakan wadah untuk menampung dan memecahkan

masalah yang dihadapi petani/pelaku agribisnis lainnya dalam mengelola usaha

agribisnisnya. Metode ini bertujuan untuk memfasilitasi solusi masalah agribisnis

petani secara bertahap dan cepat, klinik agribisnis juga merupakan wadah

penyaluran inovasi yang dapat menterjemahkan nilai-nilai ilmiah penelitian

kedalam teknologi sederhana yang dapat diserap bahkan dikembangkan petani.

Diharapkan dengan keberadaan klinik agribisnis sebagai salah satu metode

diseminasi, dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para petani/pelaku agribisnis,

sehingga permasalahan-permasalahan di lapang khususnya tentang penerapan

Page 403: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

81

teknologi rekomendasi dapat diminimalisir dan peningkatan pendapatan para

petani/pelaku agribisnis dapat dimaksimalkan.

3.6.1.9. Sosialisasi Informasi Teknologi Hasil Litkaji Melalui Media Elektronik : Jaringan Internet, TV/VCD, Operasional Radio Komunikasi Informasi Pertanian (RKIP)

Informasi yang tersedia pada umumnya berasal dari suatu perakitan

teknologi yang dilakukan melalui pengujian. Walaupun perakitan teknologi telah

tersedia, tetapi belum semua hasil perakitan dapat dinikmati oleh para pengguna

karena terbatasnya media yang ada. Kesempatan pengguna menikmati hasil-

hasil perakitan tersebut masih sangat terbatas. Adanya kegiatan sosialisasi

Informasi Teknologi Hasil Litkaji melalui media elektronik diharapkan para

pengguna dapat mengadopsi hasil rakitan teknologi.

Kegiatan ini bertujuan untuk mempublikasikan dan menginformasikan

teknologi rekomendasi hasil litkaji guna mendukung proses peningkatan

teknologi serta kelancaran pemasaran hasil dari para petani dan keluarganya.

Dengan adanya materi penyuluhan pertanian yang mantap serta tepat guna

dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani.

Hasil penelitian atau pengkajian pada dasarnya adalah materi informasi

teknologi yang dapat digunakan sebagai materi penyuluhan. Selama ini kegiatan

telah dilakukan melalui media elektronik yang bersifat massal.

Efek dari media massa dapat melibatkan aspek kognitif (pengetahuan dan

kesadaran), apektif (sikap) dan konatif (perilaku untuk melakukan sesuatu).

Masing-masing efek tersebut dapat berdiri sendiri, saling tergantung atau

berurutan, tergantung dari latar belakang dan motivasi sasaran penyuluhan

(pengguna).

Dalam pembuatan materi penyuluhan, maka kegiatan awal yang dilakukan

adalah inventarisasi komponen teknologi hasil (penelitian), maka dilakukan

pengujian di lahan petani melalui kegiatan sistem usaha pertanian. Selanjutnya

paket teknologi yang telah diterapkan di lapangan tersebut, dievaluasi dan

disempurnakan sehingga menjadi materi penyuluhan.

Kegiatan sosialisasi melalui media elektronik menghasilkan produk berupa

(1) siaran radio dan jaringan internet setiap hari, (2) siaran lokal Radio

Pertranian Wonocolo 5 kali di kabupaten Banyuwangi, Trenggalek, Ponorogo,

Lumajang dan Probolinggo, (3) Pembuatan VCD dengan judul teknologi

Page 404: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

82

pembuatan pupuk organic dan biji-biji yang menjanjikan masing-masing judul

diproduksi 90 keping dan disebarkan ke Dinas lingkup pertanian yang menjadi

home base penyuluh pertanian (4) Siaran TV melalui stasiun TVRI Surabaya

dengan topik Prima Tani, (5) Pembuatan CD dengan AEZ Kabupaten Blitar.

Secara phisik kegiatan telah selesai 100% dan produksinya telah diterima

dan digunakan dengan baik oleh pengguna.

3.6.1.10. Sosialisasi Informasi Teknologi Hasil Litkaji Melalui Media Cetak (Brosur, Leaflet, Poster, Prosiding, Laptah, Buletin, Monograf, dan Media Masa Lainnya)

Adopsi sebuah inovasi baru akan berjalan secara baik atau tidak, dengan

kuantitas pemakai yang besar atau tidak sangat tergantung dari peran media

massa di dalam menyebarkan pesan-pesannya. Sehingga media cetak seperti

brosur atau poster dapat dimanfaatkan sebagai sarana kegiatan penyebar-

luasan IPTEK pertanian atau sarana sosialisasi hasil litkaji. Pada TA. 2006 telah

menyelesaikan 1 buah buku Dasa Warsa BPTP, 4 (empat) judul brosur, yaitu: 1.

Deskripsi Varietas Unggul Padi; 2. Tanam Padi Cara Jajar Legowo 2:1 di Lahan

Sawah; 3. Pengelolaan Terpadu Padi Lahan Sawah; 4. Profil Laboratorium

Agribisnis Lahan Kering Dataran Tinggi kabupaten Lumajang dan 4 (empat) judul

poster, yaitu : 1. Hama Lalat Buah Mangga; 2. Aliran Panen dan Produksi

Mangga Indonesia 2003; 3. Pengelolaan Terpadu Tanaman mangga; 4.

Penanganan Buah Mangga Podang Urang. Sebelum pembuatan brosur maupun

poster dilakukan koordinasi dengan peneliti, komisi teknologi dan pencarian

materi di beberapa kabupaten .

Untuk menyempurnakan hasil media cetak di waktu mendatang, telah

dilakukan evaluasi (post test) dengan menggunakan kuesioner pada brosur dan

poster di 4 (empat) kabupaten, yaitu kabupaten Bondowoso, Kabupaten

Tulungagung, Kabupaten Tuban dan kabupaten Sumenep dengan jumlah

responden tiap judul brosur atau poster antara 50-75 orang. Data primer yang

diperoleh diolah dengan tabulasi sederhana dan selanjutnya dipersentase. Dari

hasil tabulasi dapat disimpulkan bahwa media cetak yang perlu perbaikan adalah

poster, sedangkan volume brosur dan poster masih kurang.

Page 405: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

83

Dampak secara langsung di lapang dari kegiatan Sosialisasi Informasi

Teknologi Hasil Litkaji Melalui Media Cetak pada dasarnya sulit diukur, akan

tetapi dari hasil post test lebih dari 50% penyuluh menyatakan bahwa materi

informasi dalam brosur bisa digunakan sebagai acuan untuk penyuluhan.

3.6.1.11. Penyusunan Rakitan Hasil Pengkajian Sebagai Materi Penyuluhan dan Sosialisasi Hasil Litkaji di BPTP Jawa Timur

Kegiatan Penyusunan Rakitan Hasil Pengkajian sebagai materi

penyuluhan dan Sosialisasi hasil Litkaji merupakan bagian dari kegiatan

penyuluhan yaitu penyiapan paket teknologi hasil litkaji untuk bahan/materi

penyuluhan.

Materi dasar penyuluhan merupakan dasar informasi teknologi dan

inovasi yang dengan mudah dapat dimengerti oleh orang awam maupun

kalangan akademisi. Selanjutnya materi dasar penyuluhan ini digunakan sebagai

bahan materi penyuluhan.

Tujuan kegiatan ini yaitu :

- Menginventarisasi hasil litkaji, mendokumentasikan dalam data base dan

mensosialisasikan hasil litkaji BPTP Jawa Timur dalam bentuk materi dasar

penyuluhan.

- Melengkapi klinik agribisnis sebagai alat bantu konsultasi.

- Mendukung informasi teknologi Website.

Bahan untuk penyusunan materi dasar penyuluhan adalah hasil

penelitian dan pengkajian BPTP Jawa Timur yang telah direkomendasi mulai

tahun 2001-2005 dan beberapa rakitek tahun 2000 sebanyak 51 rekitek.

Setelah disusun menjadi materi dasar penyuluhan dan dilakukan

penggabungan untuk komoditas yang sama, sehingga menjadi 46 judul yang

terdiri dari :

1. Komoditas Perkebunan : 7 judul

2. Komoditas Peternakan : 9 judul

3. Komoditas Hortikultura : 18 judul

4. Komoditas Pangan : 12 judul

5. Umum : 2 judul

Page 406: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

84

3.6.1.12. Ekpose, Sosialisasi, dan Promosi Teknologi Hasil Litkaji

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian sebagai suatu institusi industri ilmu

pe-ngetahuan dan informasi (knowledge and information industry) pertanian

spasifik lokasi. Komunikasi, informasi dan diseminasi merupakan landasan

penting agar rakitan teknologi (produk utama BPTP) tersosialisasikan dengan

baik dan sampai ke petani dan pengguna lainnya, selanjutnya diterapkan (Tim

Asistensi, 2003 dan Zaini, 2005)

Untuk itu perlu strategi menginformasikan, mensosialisasikan dan

mengkomunikasi kan hasil-hasil litkaji ke petani pengguna melalui berbagai

metode diseminasi yang tepat dan efisien. Expose atau pameran merupakan

metode untuk mempercepat tersosialisasinya rakitan teknologi produk BPTP, ke

petani dan pengguna lainnya. Melalui kegiatan ini dapat menggapai sasaran

(client/audience) dalam jumlah besar tanpa membedakan segmen masyarakat

tertentu yaitu dari petani, praktisi, akademisi sampai pejabat/aparat penentu

kebijakan. Target pesan yang disampaikan kepada sasaran, hanya sebatas

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, karena pesan yang disampaikan

lebih bersifat mensosialisasikan dan mempromosi suatu produk yang dihasilkan

BPTP Jawa Timur.

Tahun 2006, agenda kegiatan Ekspose, Sosialisasi dan Promosi

Teknologi Hasil Litkaji telah melaksanakan 9 kali kegiatan ekspose (ditargetkan 8

kali) dan 2 kali seminar di tingkat regional maupun nasional. Kegiatan itu

diantaranya Seminar Interen hasil Litkaji 2005 di Malang dan Seminar Nasional

Agribisnis Mangga di Proboinggo. Kegiatan pameran dan ekspose meliputi:

Engenering Event Expo di Unibraw, Agricultural and Food Expo di Jakarta,

Ekspo Produk Unggulan Agribisnis pada ForKon Nasional P4S di Poncokusumo

Malang, Pekan Agribisnis Produk Unggulan Daerah di Ponorogo dan Tulung

Agung, dan Indonesia Agribussines Expose di Surabaya, Mini Ekspo pada

Regional Meeting BPTP se Indonesia Timur, Ekspo UPT Badan Litbang

Mendukung Prima Tani Lumajang, dan Ekspose Agribisnis Mangga di

Probolinggo.

Page 407: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

85

Ditinjau dari kualifikasi event Nasional dan Regional, telah terlaksana 5

kali (45,5 %) kegiatan event Nasional dan 6 kali (54,5 %) event regional. Bila

dibandingkan tahun 2005, telah dilakukan 7 kali (58 %) tampil event Nasional, 4

kali (38 %) tampil event Regional dan satu kali (8 %) tampil pada event

Internatina Rice Conference. Kenyataan ini menggambarkan BPTP Jawa Timur

melaksanakan kegiatan promosi teknologi lebih berorientasi ke daerah

kabupaten. Keadaan ini dapat diterima karena hasil litkaji BPTP Jawa Timur

adalah spesifik dari dan untuk propinsi Jawa Timur sehingga penyebarannya

harus diutamakan untuk wilayah Jawa Timur.

Jumlah Sasaran audiensi/pengunjung yang diperoleh melalui kegiatan ini

adalah sebanyak 4.475 orang. Jumlah kunjungan atau audiensi yang hadir ini

melebih dari yang ditargetkan 4.000 orang. Jadi terdapat kelebihan target

pengunjung 475 orang atau sekitar 11,88 %. Selanjutnya audiensi tersebut

diharapkan tergugah kesadarannya untuk menerima pembaharuan teknologi

inovatif dan kompetitif spesifik lokasi serta membangun brain image masyarakat

bahwa BPTP sebagai sumber rujukan teknologi inovatif dan kompetitif spesifik

lokasi. Untuk perbaikan pelayanan BPTP Jatim kepada stakeholder, maka

frekuensi pameran dan ekspose hendaknya ditingkatkan menjadi 12 kali dalam

setahun untuk melayani permintaan pameran dan ekspose tingkat Nasional

maupun Regional.

Dampak dari kegiatan Sosialisasi, Ekspose dan Promosi Teknologi

adalah banyaknya permintaan magang dan pelatihan serta tawaran kerjasama

untuk pengembangan hasil litkaji. Selain itu, adanya permintaan bibit dan benih

dari khalayak yang ingin mencoba mengembangakan. Namun permintaan bibit

dan benih ini belum dapat terpenuhi dalam jumlah yang cukup di saat dibutuhkan

pengunjung.

3.6.1.13. Pembinaan dan Revitalisasi Penyuluh di Jawa Timur

Di era otonomisasi seperti sekarang ini dengan segala perubahannya,

aktifitas penyuluhan dan transformasi teknologi belum sesuai dengan harapan,

karena institusi penyuluhan yang selama ini dapat digunakan sebagai saluran

teknologi tidak semuanya berfungsi dan kelembagaan petani di wilayah

Page 408: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

86

umumnya banyak yang tidak aktif. Keadaan tersebut diperparah lagi dengan

penyusutan jumlah penyuluh pertanian sebesar 40%, umurnya sebagian besar

antara 40-50 tahun, dan latihan keterampilan dan peningkatan pengetahuan

penyuluh sejak lama telah berhenti. Sesuai dengan keadaan tersebut, maka pada

tahun anggaran 2006 di BPTP ada kegiatan yang Pembinaan dan Revitalisasi

Penyuluhan di Jawa Timur. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BPTP sebagai

penghasil teknologi tepat guna spesifik lokasi maka kegiatan ini diarahkan untuk

meningkatkan pemahaman dan mempercepat adopsi teknologi hasil litkaji BPTP

oleh petani dan penyuluh serta meningkatkan kemampuan penyuluh dan petani

melalui pertemuan rutin di daerah. Dengan demikian maka akan terjadi peningkatan

pengetahuan, keterampilan serta transfer dan adopsi teknologi oleh stake holder

dan pengguna.

Kegiatan Pembinaan dan Revitalissi Penyuluhan Pertanian di Jawa Timur,

dilaksanakan di 4 kabupaten yaitu Probolinggo, Lumajang, Ponorogo dan Sumenep.

Tujuan kegiatan ini adalah (1) meningkatkan pemahaman dan mempercepat adopsi

teknologi rekomendasi hasil litkaji BPTP (usahatani anggur, kambing PE dan wijen)

oleh petani dan penyuluh, (2) meningkatkan kemampuan SDM melalui pertemuan

rutin antara peneliti, penyuluh dan petani. Hasil pelaksanaan kegiatan di daerah

yaitu dengan dilakukan pembinaan petani dan penyuluh secara berkesinambungan

melalui pertemuan kelompok. Materi pertemuan meliputi aspek teknis (teknologi

budidaya anggur, teknologi beternak kambing PE, teknologi budidaya tumpangsari

wijen-jagung, teknologi pembuatan pupuk bokashi) dan aspek sosial (administrasi

dan pembukuan yang harus dipunyai kelompok tani). Di samping penjelasan secara

teoritis yang disampaikan melalui pertemuan kelompok, juga dilakukan praktek

pembuktian lapang (pembuatan demplot) yang dilaksanakan di lahan petani yaitu

budidaya anggur di kabupaten Probolinggo, beternak kambing PE di kabupaten

Lumajang dan tumpangsari wijen dan jagung di kabupaten Sumenep. Semua

kegiatan pembinaan dalam rangka revitalisasi penyuluhan ini telah dilakukan

dengan baik dan diharapkan di tahun mendatang kegiatan pembinaan masih ada,

karena dianggap petani dan penyuluh sangat penting terutama dalam rangka

proses transfer dan adopsi teknologi.

Page 409: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

87

3.7. PENGKAJIAN DAN DISEMINASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

3.7.1. Inventarisasi dan Optimasi Sumberdaya Pertanian

3.7.1.1. Pemanfaatan Model Simulasi untuk Strategi Budidaya dan Pola Tanam Tanaman Pangan pada Berbagai Kejadian Iklim

Keberhasilan perencanaan pembangunan pertanian dan program

penghijauan suatu daerah kering tergantung pada pemanfaatan air yang berasal

dari curah hujan dalam selang waktu yang tepat sehingga kebutuhan air oleh

tanaman pada saat memerlukan air yang cukup tidak kekurangan, sehingga

pertumbuhan tanaman akan berkembang dengan baik dan akhirnya akan

memberikan produksi cukup baik. Metode untuk memanfaatkan air yang berasal

dari curah hujan cukup banyak, sehingga pemanfaatannya dapat direncanakan

dengan efektif, salah satunya adalah melalui pendekatan keseimbangan air,

yaitu air yang masuk ke dalam tanah (curah hujan untuk daerah kering) dan air

yang hilang melalui evaporasi dan transpirasi secara tidak langsung (Manik,

1990). Pendekatan dengan cara tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

simulasi pada Software WARM (Water and Agroclimat Resources Management)

yang telah dikembangkan oleh Balai Penelitian Klimatologi dan Hidrologi

(Balitklimat) Bogor yang berfungsi untuk menentukan waktu tanam terbaik

(produksi/evaluasi) pada suatu lahan tertentu.

Kegiatan Litkaji ini bertujuan untuk menyusun karakteristik iklim

(database agroklimat) sebagai dasar penentuan saat tanam yang tepat di

kabupaten Pacitan, membagi kelompok curah hujan Kabupaten Pacitan, dan

menentukan waktu tanam optimal di masing-masing kelompok curah hujan pada

berbagai kejadian iklim.

Hasil Litkaji menunjukan bahwa kondisi iklim (suhu udara, curah hujan,

radiasi matahari, dan evapotranspirasi) di Kabupaten Pacitan berbeda pada

setiap periode, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan waktu

tanam optimal tanaman pangan. Kabupaten Pacitan terbagi menjadi 3 (tiga)

kelompok curah hujan, dimana masing-masing kelompok curah hujan mewakili

beberapa kecamatan di Kabupaten Pacitan. Kelompok curah hujan I (Kebon

Page 410: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

88

Agung) memiliki jumlah curah hujan terbesar pada bulan Desember sedangkan

untuk kelompok curah hujan II (Punung) jumlah curah hujan terbesar terjadi pada

bulan Pebruari. Pada kelompok curah hujan III (Pacitan, Arjosari, Kerti,

Pringkuku, Donorojo, Ngadirojo, Tulakan, Sudimoro, Tegalombo, Tahunan,

Nawangan), puncak hujannya terjadi pada bulan Januari dengan nilai 347 mm.

Bila terjadi kondisi iklim ekstrim (El-Nina dan La-Nina) perlu ada penyesuaian

waktu dan pola tanam.

3.7.1.2. Pemetaan Status Produktivitas Padi Sawah pada Berbagai Agroekosistem (Belum masuk)

3.7.1.3. Karakterisasi Sosial Budaya Masysrakat dalam Difusi/Alih Teknologi Pertanian

Proses adopsi menyangkut proses pengambilan keputusan, dimana

faktor Ekonomi, Sosial, Budaya, Personal dan Situasional (lingkungan) sangat

berpengaruh.

4 aspek yang harus diperhatikan dalam pembangunan pertanian:1).

Pemanfaatan sumber daya alam tanpa merusak lingkungan 2). Pemanfaatan

teknologi yang selalu berubah 3). Pemanfaatan kelembagaan yang saling

menguntungkan 4).Pemanfaatan sosial budaya.

Masyarakat petani di Jawa Timur secara realitas merupakan komunitas di

pedesaan dengan berbagai etnis (madura, jawa, osing, mataraman dan

pendalungan) yang telah mengalami perubahan: ada petani maju dan ada

petani yang masih tradisional. Perubahan dapat dilihat pada perubahan cara

berproduksi berupa penggunaan teknologi di bidang usahatani. Tujuan

pengkajian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sosial budaya masyarakat

petani pada agroekologi lahan sawah intensif dan lahan kering dataran rendah

dalam mempercepat proses adopsi dan alih teknologi. Propinsi Jawa Timur

memiliki keanekaragaman budaya dari berbagai Etnis (Jawa, Madura, Osing,

dan Mataraman). Hasil pengkajian tahun 2005 menunjukkan bahwa karakteristik

etnis jawa (Pendidikan, Komunikasi, Empati, Orientasi ke masa depan, dan

sikap) lebih tinggi dibandingkan etnis lain sehingga tingkat adopsinya juga tinggi,

diikuti etnis mataraman, osing dan yang terendah etnis Madura. karakter yang

Page 411: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

89

dominan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat adopsi adalah faktor

komunikasi (pendidikan non formal) disamping faktor pendidikan formal, dimana

faktor ini akan mempengaruhi sistem nilai budaya (sikap/mental, daya empati

dan orientasi). Keanekaragaman Agroekologi Zone yang dimiliki Jatim

merupakan potensi pembangunan pertanian di Jatim. Jawa Timur tahun 1993

memiliki jumlah rumah tangga pertanian sebanyak 4.246.000. Sedangkan jumlah

kelompok tani sampai tahun 2002 adalah 33.015 kelompok. Kalau asumsi

jumlah anggota setiap kelompok yang ideal antara 30 - 50 orang, maka petani

yang mendapat pembinaan (penerapan teknologi pertanian) baru berjumlah

antara 990.450–1.650.750 rumah tangga petani atau antara 23,3% - 38,9%.

Luas Lahan Sawah di Jatim Mencapai 1.151.820 HA dan Luas Lahan Kering

3.381.170 ha (Pekarangan, Tegal, Ladang dan Hutan) dengan Penghasil Utama

Tanaman Pangan dan pada umumnya Produktivitas masih rendah. Metode

yang digunakan dalam pengkajian ini adalah survey dengan teknik

menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam dengan responden dan

informan kunci. Ukuran sampel dengan menggunakan rumus, Sampel sebanyak

80 responden diambil dari 16 kecamatan dan 2 kabupaten.

Lokasi pengkjian adalah kabupaten Pacitan yang mempunyai

agroekosistem LKDR dan kabupaten Jombang yang memiliki agroekosistem LSI.

Data diolah dengan cara diskriptif dan uji Korelasi Produck momend. Hasil

pengkajian menunjukkan bahwa Karakteristik sosial budaya petani pada

agroekologi lahan sawah intensif tingkat adopsinya lebih tinggi dibandingkan

agroekologi LKDR. Karakteristik sosial budaya yang sangat berpengaruh

terhadap tingkat adopsi adalah tingkat komunikasi dan pendidikan non formal

disamping tingkat pendidikan dan Sikap petani. Tingkat komunikasi yang paling

dominan pengaruhnya adalah keterlibatan petani dalam Organisasi

(kelembagaan, terpaan mass media dan komunikasi interpersonal baik dengan

penyuluh maupun non penyuluh disamping derajat kosmopolitannya. Vasilitas

usahatani dan vasilitas komunikasi juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya

tingkat komunikasi.

di pasaran.

Page 412: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

90

3.7.1.4. Analisis Agroecological Zone (AEZ) Kawasan Selatan Jawa Timur

Propinsi Jawa Timur telah mencanangkan pembangunan Kawasan

Selatan Jawa Timur untuk memacu pembangunan hingga terdapat kesetaraan

antara kawasan utara dan selatan. Untuk alasan tersebut, pemerintah propinsi

Jawa Timur membangun jalan lintas selatan memanjang dari arah timur ke

barat, yang akan menjadi urat nadi perekonomian. Pacitan adalah salah satu

Kabupaten di kawasan selatan yang paling miskin dan terisolir. Selama ini

belum banyak pengkajian dilakukan di Pacitan. Berdasarkan pertimbangan

tersebut maka BPTP Jawa Timur melakukan kegiatan analisis zona

agroekologi secara detail kawasan selatan kabupaten pacitan dengan tujuan

menggali informasi karakter dan potensi kawasan sehingga dapat ditelusuri

alternatif komoditas yang sesuai untuk dikembangkan di kawasan tersebut.

Metode pelaksanaan adalah survey lapangan. Prosedur pelaksanaannya

adalah dengan menyusun basis data sumberdaya lahan menggunakan metode

zona agroekologi. Basis data tersebut digunakan untuk penentuan kelas

kesesuaian lahan. Prinsip penghitungan adalah dengan memadukan antara

syarat tumbuh tanaman dengan kondisi biofisik yang ada. Proses

perhitungannya menggunakan software ALES (Automated Land Evaluation

System). Hasil survey menunjukkan bahwa lebih dari 50 % areal pengkajian

dari total luas hasil analisis spasial seluas 82.115 ha adalah kawasan dengan

lereng > 40 %. Kawasan dataran hanya seluas 1.067 ha (1,3 %). Penilaian

kesesuaian tanaman mlinjo, kopi robusta, kakao, pisang, kelapa dan jati luas

lahan yang sesuai lebih dari 10 % total areal (> 8.211,5 ha). Lahan yang

sesuai untuk tanaman pangan meliputi padi sawah, padi gogo, jagung, kedelai,

kacang hijau, mangga dan jeruk kurang dari 10 % total areal. Jati dan kelapa

merupakan tanaman yang sangat luas lahan yang sesuai untuk

pengembangannya, secara berturut-turut 67 % dan 16 %. Pembatas utama

pada hampair semua tanaman adalah retensi unsur hara, lereng dan kondisi

perakaran.

Page 413: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

91

3.8. PENGKAJIAN SUT KOMODITAS UNGGULAN MADURA BERBASIS TEKNOLOGI INOVATIF

3.8.1.Pengkajian Sistem Usaha Berbasis Tembakau Madura Rendah Nikotin

Kegiatan Pengkajian TA 2006 merupakan pelaksanaan pengkajian tahun

kedua, kolaborasi BPTP Jawa Timur dengan Balittas Malang. Pemilihan

komoditas tembakau rendah nikotin varietas Prancak N-2 didasarkan atas

terbitnya PP 38/2000 dan PP19/2003 antara lain menetapkan pembatasan kadar

nikotin dan tar maksimum 1,5 dan 20 mg per batang rokok. Untuk itu

Departemen Pertanian, khususnya Badan Ltbang Pertanian melalui unit kerja

Balittas Malang telah mengantisipasinya, dengan menyilangkan tembakau

Madura Prancak-95 dengan beberapa varietas tembakau Oriental (Turki) yang

berkadar nikotin < 1 %. Selanjutnya hasil persilangan tersebut diseleksi untuk

mendapatkan galur yang berkadar nikotin lebih rendah dengan morfologi mirip

Prancak-95 dan mewarisi sifat ketahanan terhadap penyakit lanas (Phytophthora

nicotianae). Dari 10 galur yang diuji multilokasi terpilih galur 90/1 yang kemudian

dilepas pada bulan Mei 2004 sebagai Prancak N-2. Dilanjutkan dengan

sosialisasinya ke petani tembakau, dan pabrik rokok serta Pemerintah

kabupaten Sumenep.

Kegiatan Litkaji bertujuan (a) meningkatkan pengembangan areal tanam

tembakau Madura rendah nikotin varietas Prancak N-2, (b) meningkatkan

produktivitas dan mutu tembakau Madura rendah nikotin varietas Prancak N-2,

serta (c) menguatkan kelembagaan kelompok tani. Pengkajian melibatkan 10

kelompok tani kooperator pada kawasan seluas 50 ha yang tersebar pada 7

desa di kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep.

Untuk memudahkan koordinasi dan sinkronikasi pelaksanaan kegiatan

usahatani di wilayah pengkajian, terutama dalam hal penentuan saat

penanaman, penyaluran sarana produksi serta penentuan saat panen, maka

dibentuklah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dari 10 kelompok tani binaan.

Hasil Litkaji menunjukan bahwa persemaian bibit tembakau

pertumbuhannya sangat baik, hal ini ditunjukkan pada saat transplanting (awal

Page 414: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

92

bulan Mei) persentase kematiannya sekitar 1 %. Hasil Produktivitas tembakau

petani di agroekosistem Sawah 643 kg rajangan kering /ha, 593 kg rajangan

kering /ha di Tegal, dan 584 kg rajangan kering /ha di Gunung, berturut turut nilai

keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 4.335.000 (B/C ratio 1,44), Rp.

6.200.000 (B/C ratio 1,63), dan Rp 7.709.000 (B/C ratio 1,79).

Saat kini tanaman tembakau Madura rendah nikotin varietas Prancak N-2

tidak hanya berkembang di 7 desa lokasi pengkajian, namun di luar desa desa

tersebut di kecamatan Guluk Guluk, bahkan telah berkembang ke kecamatan

lain yaitu kecamatan Ganding dan Lenteng, Sumenep serta kecamatan Pakong

Pamekasan. Berdasarkan data distribusi penjualan bibit tembakau Prancak N-2

dari kelompok binaan (Bibit yang terjual sejumlah 4.000.000 bibit setara dengan

130 ha areal tanaman tembakau).

Setiap kelompok tani dari 10 kelompok tani binaan mengadakan

pertemuan rutin 2 minggu sekali, tempat pertemuan di musholah atau secara

bergilir di rumah anggota kelompok.

3.8.2. Pengkajian Sistem Usaha Perbenihan Jagung Lokal Madura

Pengkajian Sistem Usaha Perbenihan Jagung Madura yang dilaksanakan

di Sumenep dan KP Mojosaritahun 2006 diharapkan dapat membentuk

penangkar benih, menyediakan benih bermutu secara berkesinambungan dan

pengembangan tiga varietas jagung lokal Madura (Md2-11, TL2-132, dan GL2-28)

yang telah dimurnikan. Sampai saat ini telah ditanam 3,0 ha di Sumenep dan 3,0

di KP Mojosari. Kondisi pertanaman di Sumenep kurang baik dan ada yang

gagal karena kekeringan, ganguan hama lalat bibit, dan kurang pemeliharaan,

sehingga hasilnya rendah. Sedang pertanaman di KP Mojosari cukup bagus.

Md2-11 yang ditanam tanggal 3 Juli 2006 saat ini menjelang panen. Yang lain

ditanam akhir Juli – pertengahan Agustus. Areal yang lain di Sumenep

diperkirakan selesai tanam awal September.

Page 415: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

93

3.8.3. Pengkajian Sistem Usahatani Berbasis Tanaman Pangan Ternak

Ekoregion di wilayah pengkajian Kecamatan Guluk-guluk meliputi sawah,

tegalan dan gunong (tegalan toposekuen tinggi), dengan tanaman semusim

dominan adalah tembakau, jagung, padi, kedelai dan kacang hijau. Tujuan

penelitian ini dalah mendapatkan paket teknologi usahatani terpadu tanaman

pangan-ternak untuk meningkatkan hasil secara berkelanjutan. Lokasi

pengkajian terletak di Kecamatan Guluk-guluk meliputi 10 kelompok tani

(Attaqwa, Sumber Makmur, Putri Talita, Subur Makmur, Sama Makmur, Raya

Makmur, Cahaya Tani, Tani Mulya, Al Mustaqbal, dan Harapan Makmur

dengan melakukan pembinaan kelompok tani, sedangkan luas areal pengkajian

untuk tanaman pangan sekitar 10 hektar.

Wilayah pengkajian di Kecamatan Guluk-guluk mempunyai iklim D3 dengan

tingkat kesuburan tanah rendah. Hasil padi tertinggi diperoleh dari varietas

Ciherang jarak tanam 20 cm x 20 cm (7,59 t/ha GKG), diikuti varietas Cibogo jajar

legowo 40 cm x (20 cm x 10 cm) (7,03 t/ha GKG) dan varietas Cibogo jarak tanam

20 cm x 20 cm (6,77 t/ha GKG), sedangkan varietas IR 64 jarak tanam 20 cm x 20

cm sebesar 6,54 t/ha GKG. Penanaman padi di lahan gunong lebih rendah sekitar

0,4-1,21 t/ha dibanding yang ditanam di lahan sawah. Penanaman padi di lahan

sawah tadah hujan menggunakan varietas Cibogo cara petani dengan dosis pupuk

urea 500 kg/ha dan SP-36 150 kg/ha dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm diperoleh

hasil yang lebih rendah yaitu 6,77 t/ha GKP dan B/C ratio 1,66, sedangkan pola

perbaikan dengan dosis pupuk Urea 300 kg/ha, SP 36 100 kg/ha dan pupuk

kandang 1.000 kg/ha dengan jarak tanam jajar legowo diperoleh hasil 7,03 t/ha

GKP dan B/C ratio1,86.

Hasil biji kedelai varietas Panderman 0,31 t/ha dan Kaba 0,21 t/ha.

Rendahnya hasil biji kedelai disebabkan banyaknya polong hampa, namun hasil

biji kedelai varietas Wilis 2000 mencapai 1,19 t/ha, sedangkan varietas lokal hanya

mencapai 1,16 t/ha. Penanaman kedelai varietas lokal cara petani dengan jarak

tanam 25 cm x 40 cm diperoleh hasil 800 kg/ha biji ose dan B/C ratio 0,79,

sedangkan penggunan kedelai varietas Wilis 2000 (pola perbaikan) dengan jarak

Page 416: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

94

tanam 10 cm x 40 cm diperoleh hasil 1.400 kg/ha biji ose dan B/C rato 1,23.

Introduksi kacang hijau varietas Kutilang diperoleh hasil biji 0,75 t/ha dan Perkutut

0,72 t/ha. Rendahnya hasil biji tersebut karena daya adaptasinya cukup rendah.

Hasil jagung Surya (komposit) jarak tanam 75 x 20 cm diperoleh hasil 4,7

t/ha pipilan, sedangkan jagung lokal pemurnian (potre koneng) umur 75 hari

dengan jarak tanam 60 x 20 cm diperoleh hasil 1,9 t/ha pipilan dan jagung lokal

petani 1,7 t/ha pipilan. Hasil analisis usahatani jagung menggunakan varietas

lokal (pola petani) diperoleh hasil 1,5 t.ha pipilan dan B/C ratio 0,19, sedangkan

jagung lokal varietas Potre Koneng 2,3 t/ha pipilan dan B/C ratio 1,06.

Pemangkasan daun jagung dibawah tongkol diperoleh biomas terendah, namun

hasil pipilan jagung lebih tinggi, yaitu masing-masing varietas Surya (komposit)

dengan biomas segar 2,9 t/ha dan hasil 4,3 t/ha pipilan, jagung lokal (Potre

Koneng) dengan biomas segar 1,9 t/ha dan hasil 2,4 t/ha pipilan, dan jagung

lokal (petani) dengan biomas segar 1,3 t/ha dan hasil 1,97 t/ha pipilan.

Sekitar 66 % responden petani peternak berpendidikan paling tinggi

SLTP. Rata-rata pemilikan ternak sapi (skala usaha) hanya 1,46 0,79 Unit

Ternak (UT) atau sekitar 1 – 2 ekor sapi dewasa per petani peternak.

Persentase jumlah pedet hanya 24% dari total populasi atau sekitar 44% dari

jumlah induk. Status pemilikan ternak sapi 67% milik sendiri dan 33% gaduhan.

Rata-rata jarak beranak 16,6 5,2 bulan. Sapi dewasa sekitar 44% digunakan

sebagai ternak kerja membajak lahan. Fungsi lain sebagai tabungan/persediaan

uang (modal) dan sebagian besar (63%) untuk usahatani tembakau.

Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan sapi sekitar 64% dan 100%

memanfaatkan jerami jagung (tebon). Belum adanya kesinergisan antara

kelompok tani maupun kelembagaan permodalan dalam sistem usahatani

terpadu tanaman pangan – ternak sapi. Sebagian besar petani responden telah

mengenal teknologi bio-decomposer (teknologi EM-4) dalam pembuatan kompos

kotoran sapi, tetapi petani peternak jarang menerapkan teknologi tersebut

karena keterbatasan modal, membutuhkan waktu untuk membolak-balik dalam

proses pembuatannya dan sulit memperoleh probiotik tersebut di wilayahnya.

Pada pengkajian ini petani diperkenalkan bio-decomposer Superdegra yang

Page 417: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

95

mempunyai kelebihan tidak mengharuskan pembolak-balikan bahan kompos

selama proses pembuatannya sehingga petani sangat tertarik.

Komposisi pakan mempengaruhi terhadap kenaikan bobot sapi dan

kotorannya. Komposisi daun jagung (50%) : klobot kering (25%) : rumput alami

(25%) diperoleh kenaikan bobot sapi 4,2 kg/bulan dan bobot kotoran basah 12

kg/ha, sedangkan pemberian pakan dengan komposisi rumput alami+gajah

(80%) : daun jagung (20%) diperoleh kenaikan bobot sapi sebesar 2,0 kg/bulan

dan bobot kotoran basah 10 kg/hari. Demikian halnya kebutuhan pakan

dipengaruhi oleh umur sapi dengan interval pemberian lebih banyak yaitu sapi

umur 3 tahun dengan pemberian pakan 10 kg dalam interval harian 3-4 kali

diperoleh bobot kotoran kering 8,46 kg/hari.

3.8.4. Pengkajian Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan di Pedesaan

Tujuan pengkajian adalah menginisiasi 7 kelompok wanita tani dalam

kegiatan pengolahan pangan di kecamatan Guluk Guluk, kabupaten Sumenep.

Pengkajian dilakukan di kecamatan Guluk-Guluk, kabupaten Sumenep pada

bulan Januari sampai dengan Desember 2006 dengan tahapan penelitian 1)

Survey pendahuluan, 2) Uji teknologi skala lab. 3) Sosialisasi teknologi

(Pelatihan), 4) Aplikasi teknologi oleh KWT, 5) Evaluasi hasil olah dan perbaikan

mutu. Pengamatan yang dilakukan meliputi jenis bahan baku, jenis dan mutu

hasil olah yang sudah ada, mutu dan rendemen hasil olah yang dilatihkan,

penerimaan konsumen, peluang pasar dan analisis ekonomi. Data yang

dihasilkan diolah secara deskriptif/statistik. Tujuh kelompok Wanita Tani (KWT)

binaan di kecamatan Guluk-Guluk adalah KWT Demang Mekar (desa Guluk-

Guluk), KWT Usaha Jaya (desa Payudan Dundang), KWT Sumber Usaha (desa

Purdapur), KWT Sedap Malam (desa Payudan Nangger), KWT Kasih Ibu (desa

Bragung), KWT Masa Depan (desa Penanggungan) dan KWT Bakeong (desa

Bakeong). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa KWT-KWT tersebut telah

memproduksi berbagai makanan olahan dengan berbagai variasi mutu.

Perbaikan untuk meningkatkan mutu hasil makanan olahan tersebut telah

dilakukan, yaitu pada produk tempe, keripik bayam, kacang goreng dan keripik

Page 418: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

96

pisang. Permasalahan utama yang dihadapi oleh KWT adalah: perlunya

diversifikasi hasil olah, perbaikan mutu hasil olah yang telah ada, perbaikan

kemasan, rintisan dan pengembangan pasar serta tambahan modal usaha.

Introduksi teknologi pengolahan makanan hasil uji laboratorium telah dilakukan

kepada KWT, yaitu teknologi pengolahan suwar suwir, dodol tape dan kue ulat

sutera serta tortila jagung yang merupakan rakitan teknologi BPTP. KWT

Purdapur, KWT Payudan Dungdang, KWT Payudan Nangger dan KWT Guluk-

Guluk telah dapat mengadopsi teknologi pengolahan yang dilatihkan dengan

mutu produk yang baik. Produk hasil adopsi teknologi BPTP yang telah

dipasarkan adalah suwar suwir, dodol tape dan kue ulat sutera. Keuntungan

yang diperoleh dari usaha industri pengolahan suwar suwir per 2 kg tape

sebagai bahan baku adalah Rp. 16.000,-, dari usaha dodol tape per kg tape

sebagai bahan baku adalah Rp. 13.750,- dan dari usaha kue ulat sutera sebesar

Rp. 13.800,- per 500 gr tepung ketan sebagai bahan baku. Pada acara Gelar

Produk Olahan di kantor kecamatan Guluk-Guluk, disepakati bahwa Dinas

Pertanian akan membantu pengeluaran ijin Din. Kes. dan pengadaan beberapa

alat penunjang produksi, Disperindag akan membantu promosi melalui pameran

dan lomba di tingkat Propinsi maupun Nasional, Dinas Koperasi siap membantu

pinjaman modal dan Dinas Kesehatan juga membantu pengeluaran ijin Din. Kes.

3.9. PENGKAJIAN MODEL AGRIBISNIS BERBASIS PADI TERNAK SAPI DI LAHAN SAWAH

3.9.1. Pengkajian Model Agribisnis Berbasis Padi Ternak Sapi di Lahan Sawah Irigasi

Jawa Timur dikenal sebagai daerah penghasil padi nasional, yang

sebagaian besar diproduksi di lahan sawah. Beberapa tahun terakhir

peningkatan produktivitas, efisiensi usaha dan daya saing hasilnya menurun. Hal

ini antara lain disebabkan menurunnya kesuburannya tanah dan skala usahanya

semakin sempit yang disertai peningkatan biaya produksi. Oleh karena itu pada

tahun 2006 dilakukan pengkajian dengan tujuan (a) memacu meningkatkan

partisipasi petani pada kelompok tani agar terbentuk agribisnis terpadu berbasis

padi-ternak sapi; (b) memacu meningkatkan efisiensi usaha dari sub system

Page 419: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

97

produksi dan pengadaan saprodi dalam agribisnis berbasis padi-ternak sapi; dan

(c) meningkatkan usaha sapi dalam menunjang sistim agribisnis berbasis padi-

ternak sapi. Pengkajian bersifat “on farmer partisipative research” pada

hamparan minimal seluas 75 ha yang didukung oleh 40 ekor sapi di setiap

kelompok tani. Model agribisnis dibangun melalui usahatani kooperatif

(Cooperative Farming). Disetiap kelompok tani, anggota menerapkan teknologi

PTT padi-ternak sapi secara partisipatif. Sebagai pembanding dilakukan uji

penerapan PTT spesifik lokasi dan teknologi petani pada musim yang sama.

Pengkajian dilaksanakan di 3 kelompok tani desa Bulu Kecamatan Brebek

Kabupaten Nganjuk dan 4 Kelompok tani Desa Cluring Kecamatan Cluring

Kabupaten Banyuwangi. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa (1) Anggota

kelompok tani di Nganjuk yang berperan aktif dalam penentuan paket teknologi

PTT secara partisipatif sebanyak 75 %, sedangkan yang telah menerapkan

teknologi PTT tersebut pada MK I 2006 adalah 70 %. Hasil penerapan PTT padi

dapat meningkatkan produktivitas sebesar 17 % (0,90 t GKP/Ha), keuntungan

23 % dan keunggulan kompetitif 10%. Penerapan teknologi PTT padi secara

partisipatif pada MK II-2006 dapat meningkatkan produktivitas 20% (1,1 t

GKP/ha), keuntungan 29% dan keunggulan kompetitif 12%. (2) Anggota

kelompok tani di Banyuwangi yang berperan aktif dalam penentuan paket

teknologi PTT secara partisipatif sebanyak 65 %, sedangkan yang telah

menerapkan teknologi PTT tersebut pada MK I 2006 adalah 60 %. Hasil

penerapan PTT padi dapat meningkatkan produktivitas sebesar 23% (1,25 t

GKP/Ha), keuntungan 33% dan keunggulan kompetitif 11%. Penerapan PTT

kedelai secara partisipatif pada MK II-2006 sebesar 65%. Penerapan PTT

kedelai partisipatif dapat meningkatkan produktivitas 16% (1,95 kw/ha),

keuntungan 12% dan keunggulan kompetitif 6%. Apabila petani bersedia

menerapkan PTT anjuran, produktivitasnya masih mampu meningkat 14%,

keuntungan 18% dan keunggulan kompetitif 8%. (3) Anggota kelompok tani di

Nganjuk yang memiliki sapi induk telah memanfaatkan jerami sebagai pakan

sapi dan kotoran sapi sebagai pupuk organik untuk lahan sawahnya sendiri.

Anggota kelompok tani yang telah menerapkan ransom suplementasi pilihan

Page 420: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

98

dapat mempercepat periode bunting 4 bulan dan efisiensi biaya pakan 2,4% dari

pola petani; (4) Anggota kelompok tani di Banyuwangi yang memiliki sapi semua

telah memanfaatkan jerami sebagai pakan sapi dan kotoran sapi untuk pupuk

organik. Anggota kelompok tani yang telah menerapkan ransom yang disusun

BPTP Jawa Timur hasil perbaikan ransom kebiasaan peternak sebanyak 40%.

Ransom ini dapat meningkatkan pertambahan bobot badan harian 10% dan

meningkatkan keuntungan sekitar 30% per ekor selama 3 bulan.

3.10. PENGKAJIAN MODEL AGRIBISNIS BERBASIS HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN UNGGULAN JAWA TIMUR

3.10.1. Pengkajian Berbasis Mangga Podang Urang

Tanaman mangga Podang di Kabupaten Kediri sebanyak 534.126 pohon

dan yang telah berproduksi sekitar 260.000 pohon. Mangga Podang ini

merupakan komoditas unggulan Kabupaten Kediri, karena mempunyai warna

dan bentuk yang menarik, rasa dan aroma khas serta ukuran yang tidak terlalu

besar, sehingga punya peluang pasar nasional dan ekspor yang tinggi. Mangga

Podang ini banyak ditanam di bukit-bukit atau pegunungan dengan umur yang

sudah di atas 30 tahun, sehingga disebut dengan mangga Podang Gunung,

yang pada tahun 2003 telah dilepas oleh Menteri Pertanian dengan nama

mangga Podang Urang. Pohon induk mangga ini ada 10 pohon yang terletak di

dukuh Sumberbendo, desa Tiron, kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.

Tanaman mangga berasal dari biji, kebanyakan sudah tua (umur > 50

tahun), tinggi dan kekar, sehingga dalam pemanenan mengalami kesulitan.

Pemanenan dilakukan pada umumnya pada saat buah matang pohon (warna

kulit kuning-merah, PTT 10 %, asam 0,71 %), sehingga banyak yang rusak

karena memar, lewat matang dan kena getah. Buah klas A (> 200 gram/buah)

yang mulus (bersih, tidak kena getah) dan berwarna kuning-merah hanya

sebanyak 11,31 %. Untuk pemasaran telah dianjurkan penggunaan kemasan

karton berventilasi dengan kapasitas 10 kg/kemasan.

Tujuan pengkajian adalah (1) membentuk embrio agroindustri berbasis

mangga Podang Urang dan tanaman sela, (2) membentuk embrio usaha

Page 421: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

99

pembibitan mangga Podang Urang.dan (3) mengembangkan tanaman mangga

Podang Urang dari bibit asal sambung pucuk (bukan bibit asal biji).

Pengkajian ini dilakukan dengan pendekatan metoda “Farmer

Partisipation Research”,. yaitu petani mangga Podang Urang berpartisipasi

aktif dengan melibatkan peneliti, penyuluh, pengguna dan instansi terlait. Petani

mangga Podang Urang yang dilibatkan dalam pengkajian (petani kooperator)

adalah sekitar 20 anggota di dusun Sumberbendo dan 20 anggota di dusun

Kaligayam dalam satu kelompok tani di masing-masing dusun.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa hasil penyambungan bibit jadi

dengan batang bawah mangga Podang dan batang atas mangga Podang Urang

oleh petani Sumberbendo jadi sebesar 73 %. Sekitar 800-900 bibit xudah

ditransplanting dan sekitar 300-400 bibit telah ditanam oleh petani. Sekitar 50

bibit terjual di ekspose mangga dengan harga Rp.5.000,-/batang.

Hasil tanaman sela untuk yang tidak ternaungi lebih besar dibanding

yang ternaumgi, yaitu pada padi varietas ”Membramo” sebesar 4,2 t/ha dan 2,2

t/ha, jagung 4,5 t/ha dan 2,1 t/ha, kunyit umur 1 tahun 18,2 t/ha dan 10,4 t/ha,

kunyit umur 2 tahun 27,0 t/ha dan 42,2 t/ha.

Produk olahan mangga yang telah dikembangkan di desa ini adalah

mangga kering (dried mango) di kelompok tani ”Sumber Mulyo” dan kripik

mangga untuk di kelompok tani ”Budidaya”. Kelompok ”Sumber Mulyo”

mengembangkan usaha ”dried mango” bekeriasama dengan REI dengan biaya

produksi sekitar Rp30.760,-/kg.

Khusus untuk pengembangan mangga kering, pada tahun 2006 ini

merupakan tahun pertama dari 4-5 tahun yang direncanakan bekerjasama

dengan REI (Resource Exchange International). Pada tahun pertama ini selain

(5 hari/ minggu selama 2,5 bulan) buah mangga petani terserap sekitar 600

kg/hari, juga dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 28 orang Wanita tani yang

biasanya bil;a menjadi buruh tani hanya mendapat Rp12.500,-/hari, dengan ikut

dalam pengolahan mangga ini menjadi meningkat Rp.20.000,-/hari.

Kelompok ”Budidaya” mengembangkan usaha tortila dengan keuntungan

Rp.21.880,- per 15 kg jagung dan mengembangkan kripik mangga.

Page 422: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

100

Pengembangan agroindustri kripik mangga masih belum berjalan dengan baik,

walaupun wanita tani sudah terampil, terbukti mutu kripik yang dihasilkan dapat

diterima sewaktu mengikuti ekspose mangga di Probolinggo

3.10.2. Pengkajian Model Agribisnis Berbasis Kentang

Lahan kering dataran tinggi senduro, lumajang khususnya desa Argosari

(2000 m dpl) memiliki potensi yang besar untuk pengembangan agribisnis

kentang karena kondisi iklim dan tanah mendukung pertumbuhan tanaman ini.

Disamping itu petani sudah berpengalaman menanam kentang. Namun begitu

petani belum merasakan hasil optimal dari usahataninya, karena mereka

sebagai manager lemah dalam permodalan termasuk kemampuan penyediaan

saprodi pada waktu yang tepat baik kualitas maupun kuantitasnya. Disisi lain

karena hasil kentang hanya dipasarkan dalam bentuk umbi segar nilai

tawarnya lemah. Disamping itu kelompok tani yang ada belum sepenuhnya

mampu mendukung kegiatan usahatani mereka. Dalam upaya pengembangan

agribisnis kentang di wailayah Argosari ini telah tersedia rakitan teknologi

budidaya kentang spesifik lokasi dari BPTP Jawa Timur berupa teknologi

dengan penaman kentang pada guludan miring 450 disertai alley cropping

tanaman rumput setaria. Teknologi ini merupakan teknologi yang murah,

mudah dilaksanakan dan sangat efektif mengendalikan erosi (28%) serta dapat

meningkatkan produksi sampai 20%. Juga tersedia model pengembangan

kelompok tani yang efektif dan efidsien.

Dalam upaya pengembangan agribisnis kentang dikawasan Argosari

dilibatkan kelompok tani Argotani sebagai sasaran pokok. Pengkajian ini

bertujuan untuk mengembangkan teknologi budidaya kentang tang efektif dan

efisien dikawasan pengembangan disertai penguatan kelompok tani

mendukung agribisnis kentang. Pengembangan berpusat di desa Argosari

(2000 m dpl), kec. Senduro, Lumajang. T.A. 2006.

Dari penerapan teknologi kesepakatan diperoleh bahwa teknologi

partisipatif berupa penggunaan varietas Granola Lembang, dengan

pemupukan sebesar (200 kg Urea + 300 kg ZA + 200 kg SP36 + 200 kg KCl)

per ha, dan pupuk bokasi 5 t/ha, ditanam pada guludan miring 450 disertai

Page 423: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

101

tanaman setaria sebagai alley croppingnya dengan jarak 5 m setiap panjang

lereng ternyata memberikan hasil 15.28% lebih tinggi daripada teknologi petani.

Produk yang tinggi tersebut didukung oleh lebih banyaknya umbi besar yang

mencapai 69,47%. R/C rasio sebesar 1,65. Sedangkan penggunaan teknologi

petani mencapai R/C rasio 1,30. Sehingga teknologi partisipatif cukup efektif

dan efisien untuk usahatani kentang di lahan kering dataran tinggi desa

Argosari Senduro, Lumajang.

Perkembangan kelompok tani :

1. Kelompok tani Argotani pada tahun 2005 memiliki anggota sebanyak 15

anggota dan tahun 2006 mencapai 29 orang yang aktif menjadi kooperator

pada aplikasi teknologi konservasi penanaman kentang model alley

cropping.

2. Dalam pengembangan organisasi kelompok untuk mendukung agribisnis

kentang beberapa hal telah dilakukan seperti

a. Pengembangan administrasi berupa buku absensi, buku untuk mencatat

hasil hasil rapat maupun kesepakatan yang diperoleh. buku keuangan

untuk pencatatan modal maupun simpan pinjam.

b. Pengembangan organisasi berupa pembentukan segmen simpan pinjam

yang sampai th 2006 terkumpul dana/modal sebesar 24 juta rupiah.

Inisiasi kelompok pembuatan keripik kentang. Inisiasi. Segmen

pemasaran yang dimulai dengan melibatkan pedagang pengumpul lokal,

pedagang keripik kentang dari kota batu, dan pedagang kentang dari P.

Bali yang semua akan dikoordinasi oleh kelompok. Tahun 2007

ditargetkan kelompok tani Argotani telah menjadi koperasi (berbadan

hokum)

c. Dibidang SDM telah dilakukan studi banding ke daerah Batu dalam

rangka peningkatan pengetahuan mereka dalam usahatani kentang, dan

pembuatan keripik kentang. Pelatihan budidaya pembuatan bibit kentang.

Kursus pengelolaan budidaya kentang. Kursus dan pelatihan

pengelolaan koperasi. Pelatihan pembuatan keripik kentang.

Page 424: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

102

Model kelompok tani “pertanian kooperatif” mempunyai peluang

untuk dikembangkan untuk mendukung agribisnis. Kegiatan

pengembangan agribisnis kentang di Argosari yang melibatkan

kelompok tani Argotani tidak saja ditangani oleh BPTP/ Lab Dis

Wonocolo saja namun juga fihak Dinas Pertanian Lumajang aktif dalam

pembinaan ini seperti kegiatan pelatihan pengelolaan bibit kentang,

mendukung peralatan pembuatan keripik kentang, kursus pengelolaan

budidaya kentang, dan kursus perkoperasian.

Diharapkan perkembangan agribisnis kentang di Argosari dapat

terlaksana mengingat segmen segmen pendukung agribisnis dikawasan

ini telah terbentuk mulai dari hulu (seperti bibit oleh kelompok tani Putra

Tengger dan Dinas) sampai hilir didukung olh kelompok tani yang cukup

kuat (terutama semangat para anggota) meski beberapa segmen masih

perlu ditingkatkan peranannya dalam mendukung kegiatan agribisnis

kentang.

3.10.3. Pengkajian Model Agribisnis Berbasis Kakao di Kawasan Selatan Jawa (KSJT)

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan utama di Indonesia,

mempunyai prospek dan peluang pengembangan yang baik karena disamping

dapat meningkatkan pendapatan petani, devisa negara juga dapat menyerap

tenaga kerja cukup tinggi. Luas tanaman kakao nasional saat ini sekitar 777.000

ha yang sebagian besar yaitu 670.000 ha merupakan perkebunan rakyat.

Produktivitas kakao rakyat dan mutu biji kakao yang dihasilkan di Indonesia juga

masih rendah. Luas areal tanaman kakao rakyat di Jawa Timur ada 7.674 ha

yang sekitar 60 % nya berada di Kawasan Selatan Jawa Timur (KSJT). Kakao

mempunyai peluang yang besar dalam meningkatkan pendapatan petani karena

permintaan pasar yang cukup besar. Beberapa masalah yang menyebabkan

rendahnya produktivitas dan kualitas kakao antara lain adalah skala usaha relatif

sempit, modal terbatas, penguasaan teknologi terbatas, pemasaran terbatas,

tingkat pendidikan yang rendah, belum adanya usaha untuk meningkatkan nilai

tambah lewat pengembangan agroindustri pedesaan serta lemahnya

Page 425: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

103

kelembagaan kelompok tani.

Trenggalek merupakan salah satu sentra perkebunan kakao rakyat di

Jawa Timur yang berada dalam Kawasan Selatan Jawa Timur. Di kabupaten

Trenggalek produksi kakao mempunyai prospek yang baik karena pada tahun

2004 Kab. Trenggalek mengadakan penanaman tanaman baru sebanyak

200.000 bibit dan direncanakan terus bertambah setiap tahunnya. Data tahun

2003 menunjukkan bahwa produktivitas tanaman kakao yang telah

menghasilkan di Kabupaten Trenggalek adalah 584 kg/ha/th Produktivitas ini

jauh lebih rendah dari rata-rata produksi tanaman kakao yang dikelola secara

optimal dapat menghasilkan sekitar 1.396 kg/ha/th. Rendahnya produktivitas

kakao petani antara lain di sebabkan petani belum sepenuhnya menggunakan

teknologi maju dalam budidaya kakao.

Pengkajian dilaksanakan pada kelompok tani kakao di Dusun Gading,

Desa Suruh, Kec. Suruh, Kab. Trenggalek, meliputi lebih kurang 25 ha yang

akan dikerjakan secara bertahap sampai dengan 3 tahun (dimulai pada tahun

2006, berakhir tahun 2009). Pemilihan lokasi tersebut didasarkan karena daerah

tersebut merupakan salah satu sentra produksi kakao rakyat di Kabupaten

Trenggalek. Kegiatan pengkajian adalah :(a) Identifikasi potensi dan

permasalahan pengelolan perkebunan kakao rakyat ; (b)Pembinaan

kelembagaan petani (c) Penerapan perbaikan teknologi budidaya kakao yang

mendukung upaya peningkatan nilai tambah usahatani kakao; ( d) Peningkatan

kualitas sumberdaya manusia (SDM) petani kakao. Penerapan perbaikan

teknologi budidaya dan Pengelolaan Hama Terpadu ( PHT Kakao) dilakukan di 6

lahan petani kakao. Petani kakao beserta keluarganya berparsipasi aktif dalam

melakukan pekerjaan di kebunnya sendiri dengan bimbingan peneliti, penyluluh

dan tenaga dinas terkait.

Pengumpulan data pada kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan

pengelolaan kakao rakyat menggunakan survai RRA. Hasil penerapan perbaikan

budidaya kakao di lakukan melalui pengamatan sebelum dan sesudah

penerapan perlakuan budidaya terhadap serangan hama dan penyakit yang ada,

hasil panen kakao, dan peningkatan kuaitas sumberdaya manusia petani kakao

Page 426: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

104

di lakukan dengan mencatat kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan kakao

pada saat sebelum apresiasi teknologi dan sesudah adanya apresiasi teknologi

dan penerapan perbaikan budidaya kakao, untuk tahun 2006 diutamakan pada

petani kooperator.

Hasil identifikasi pada petani dan lahan kakaonya menunjukkan bahwa

tanaman kakao tumbuh baik, kondisi naungan cukup karena pertanaman kakao

milik petani tidak ada yang monokultur. Semua tanaman kakao merupakan

tanaman polykultur, sehingga tanaman diluar tanaman kakao dapat berguna

sebagai tanaman naungan.Sebagian besar tanaman kakao sudah dipangkas

sehingga tinggi tanaman tidak lebih dari 4 m. Pangkasan produksi kurang

dilakukan. Jenis tanaman lain atau sebagai naungan bervariasi antara lain:

kelapa, cengkeh, melinjo, petai dan tanaman buah-buahan (apukat, nangka,

kueni, pisang) . Kondisi lahan berlereng sehingga pada umumnya drainase

tanaman cukup baik. Penanaman tanaman kakao sudah melingkari lereng.

Bulan kering berkisar 4 bulan. Buah kakao dapat dipanen sepanjang tahun

dengan interval 5 – 20 hari. Dua masa panen raya yaitu sekitar bulan Oktober

dan bulan Juni Pada bulan2 kering ini air sulit didapat dan hanya ada beberapa

sumber air yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Pemeliharaan tanaman dan pemberian input produksi untuk tanaman kakaonya

minim, kalaupun ada hanya berupa pupuk kandang kambing hasil dari ternak

yang dipelihara sendiri, yang diberikan 2 tahun sekali dengan jalan diserakkan di

bawah pohon kakao. Ada petani yang memberi pupuk urea, NPK (Phonska)

dengan dosis yang umumnya lebih rendah dari anjran untuk tanaman kakao.

Aplikasi pestisida seperti :arivo, kadang-kadang dilakukan. Buah hasil panen

dipecah di lapang, biji basah di masukkan keranjang bambu dibawa kerumah.

Sampai dirumah, biji di peram /di fermentasi sederhana dengan menggunakan

keranjang bambu dan ditutup daun pisang, kemudian biji dicuci dan dikering

anginkan dengan alas talam bambu. Bentuk produksi yang dipasarkan pada

umumnya adalah biji kering angin yang sudah difermentasi. Harga biji kakao

kering per kg berkisar Rp.7.500,- sampai Rp. 9.000,- tergantung kualitas biji,

harga ini cukup bagus dan tetap bertahan sejak tahun 2003. Biji hasil buah yang

Page 427: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

105

terserang hama PBK sering dihargai rendah (Rp. 5.000,-) bahkan tidak laku. Biji

kakao dapat dijual ke pabrik pengumpul biji kakao, atau dijual pada pengumpul

yang datang berkeliling kerumah-rumah penduduk. Perbedaan harga antara

pengumpul keliling dengan harga di pabrik adalah Rp.500,-/kg, yang

pembayarannya dilakukan secara tunai. Permintaan pasar akan biji kakao masih

tinggi, seberapapun hasil petani diterima pedagang. Penyuluhan tentang

perbaikan pemeliharaan kakao hampir tidak pernah di lakukan. Pembinaan dari

pemerintah daerah setempat lebih memenuhi penyediaan bibit kakao untuk

perluasan tanaman kakao. Sesuai permintaan petani, pada tahun 2006 untuk

Dusun Gading desa Suruh mendapat bantuan 60.000 biji, benih kakao beserta

polybagnya. Petani diminta untuk membuat pembibitan sendiri dan menanam di

lahannya sebagai tanaman sulaman maupun untuk perluasan areal pertanaman

dengan biaya masing-masing. Kelompok tani pernah diberntuk 7 tahun yang lalu,

bersamaan dengan rencana penanaman kakao yang pertama. Kegiatan

pertemuan sempat berjalan dua tahun, selanjutnya tidak ada kegiatan lagi. Jika

diperlukan pertemuan misalnya untuk pembagian bibit kakao maka yang

berperan adalah pamong desa dalam hal ini ketua Rukun Tetangga dan kepala

dusun atau kepala desa setempat. Tetapi bekas ketua kelompok lama secara

indivudu, masih mengadakan pertemuan berkala satu bulan sekali dengan

petani kakao dari kecamatan lain, dengan kegiatan arisan dan membicarakan

perkembangan pasar kakao.

Pada pelaksanaan kegiatan pengkajian, saat pertemuan, selain

pembinaan kelompok (penguatan kelembagaan), ditawarkan berbagai kegiatan

perbaikan budidaya kakao. Hasil kesepakatan, ternyata diperlukan berbagai

kegiatan perbaikan budidaya kakao: mulai pengenalan keragaan tanaman kakao

yang optimal; potensi produksi; pemangkasan tanaman kakao; pengenalan

pupuk organik, pembuatan dan cara aplikasinya dilapang; kegunaan, dosis dan

cara aplikasi pupuk anorganik; pengenalan dan pengendalian hama dan

penyakit kakao.

Hasil pertemuan dengan petani kakao, di Dusun Gading, telah di

hidupkan kembali satu kelompok tani perkebunan dengan nama Tunggal Jaya.

Page 428: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

106

Untuk kegiatan perkebunan, telah dipilih satu orang ketua, satu orang bendahara

dan dua orang sekretaris. Pada saat awal pembentukan tercatat 123 orang,

namun sampai akhir Desember jumlah anggota yang aktif 49 orang, pertemuan

di lakukan satu bulan sekali pada hari Minggu wage, di rumah ketua kelompok

perkebunan. Kegiatan baru berkisar pertemuan silaturahmi dan membicarakan

perkembangan pemeliharan kakao. Namun petani kakao cukup antusias

menerima pembinaan kelompok.

Pembinaann kelembagaan untuk bapak-bapak dilakukan malam hari dan

atau siang hari. Khusus untuk apresiasi teknologi dan praktek lapangnya

dilakukan pada siang hari. Atas permintaan petani , dilakukan juga pembinaan

untuk peningkatan pemahaman perlunya berkelompok dan apresiasi teknologi

serta praktek lapangnya bagi ibu-ibu yang dilakukan siang hari karena, untuk

pemeliharaan buah kakao, panen dan prosesing biji kakao lebih banyak di

lakukan oleh ibu-ibu petani. Pada saat pelaksanaan kegiatan, masalah utama

yang dirasakan sangat menurunkan produksi dan pendapatan petani adalah

adanya hama yang dominan yaitu hama PBK. Serangan hama PBK ini

menyebabkan kerusakan pada buah dan biji kakao. Tingkat kerusakan pada

buah kakao dapat mencapai 95,5 %. Tingkat serangan pada buah ini dapat

menyebabkan penurunan hasil biji kakao sampai sebesar 63,4 % (8,09 kg biji

kakao) atau setara dengan kehilangan pendapatan sebesar Rp.60.375,-/panen.

Penerapan pengendalian dapat menekan serangan PBK pada buah sebesar 100

%. Telah di jelaskan bahwa penanggulangan hama harus dilakukan secara

menyeluruh dalam satu kawasan dan berkesinambungan agar penekanan

serangan dapat berhasil nyata. Peningkatan ini nampaknya akan dapat dicapai

jika pemeliharaan tanaman terus dilakukan secara optimal. Peningkatan kualitas

sumberdaya sudah terjadi dan meningkat terlihat dari kesadaran petani tentang

perlunya berkelompok dengan tetap mengadakan pertemuan kelompok dan

menerapkan perbaikan teknologi produksi, terutama setelah pengendalian hama

PBK dapat mengurangi kerusakan buah sampai 100 %, sehingga petani dapat

memanen kakao dan dapat menerima hasil penjualan biji kakao kembali.

Penerapan perbaikan teknologi budidaya tanaman kakao spesifik lokasi, yang

Page 429: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

107

sebelumnya tidak dilakukan setelah apresiasi, sudah mulai dilakukan namun

belum sepenuhnya dilakukan terutama untuk pangkas produksi , pangkas

pemeliharaan, pemberian pupuk sesuai dosis. Adopsi diperkirakan baru

mencapai sekitar 80 % . Hasil pengamatan produksi kakao petani saat ini baru

mencapai 580,33 kg/ha/th, atau masih 59% di bawah potensi produksi optimal

(1.396 kh/ha/th). Peningkatan ini nampaknya akan dapat dicapai jika

pemeliharaan tanaman dengan menerapkan semua teknologi anjuran terus

dilakukan secara optimal.

Pemeliharaan tanaman kakao yang baik perlu terus disosialisasikan

untuk meningkatkan potensi produksi agar dapat mencapai kebutuhan pasar,

yang akhirnya akan menjadi bagian dari jaringan agribisnis. Penyuluhan

pengenalan tanaman karakter kakao dan pemeliharaannya perlu terus dilakukan,

terutama setelah penerapan pengendalian hama berhasil mengurangi tingkat

serangan hama PBK dan petani dapat memeperoleh hasil panen yang baik.

Demikian juga untuk pembinaan kelembagaan petani agar timbul rasa

kebersamaan menanggulangi kelemahan berorganisasi dan berproduksi.

Pencapaian luaran pada tahun pertama (2006) adalah: terbentuknya satu

primordia kelompok tani agribisnis kakao, adopsi perbaikan teknologi budidaya

tanaman kakao spesifik lokasi baru di lakukan sekitar 80 % dari teknologi yang

dianjurkan .

3.10.4. Pengkajian Model Berbasis Jeruk Keprok Siam

Keberhasilan pengembangan jeruk di Ponorogo ditentukan dengan

mempertahankan pertanaman baru jeruk bebas penyakit agar tidak terinfeksi

penyakit, dan memperbaiki kondisi jeruk berasal dari bibit belum bebas penyakit

agar tidak menjadi sumber penyakit. Pengelolaan mengacu pada “Pengelolaan

Terpadu Kebun Jeruk Sehat” (PTKJS) terdiri dari 4 komponen yaitu 1).

penggunaan bibit bebas penyakit, 2). pengendalian vektor tular penyakit, 3).

pemeliharaan yang optimal, dan 4) keterpaduan penerapan teknologi. Tujuan

PTKJS jangka pendek adalah mengatasi permasalahan riel di lapang,

meningkatkan pengetahuan petani dan pengawal teknologi, membangun

demplot, dan meningkatkan partisipasi kelompok dalam sistem agribisnis jeruk.

Page 430: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

108

Cakupan kegiatan adalah sektor hulu adalah diseminasi PTKJS;

perbaikan proses produksi meliputi perbaikan sumberdaya alam, sumberdaya

manusia dan pendampingan; perbaikan kualitas buah; serta perbaikan

kelembagaan.

Masalah utama sampai dengan tahun 2006 adalah beredarnya bibit mutu

rendah, serangan penyakit CVPD, diplodia, busuk pangkal, hama kepik hijau,

dan lalat buah. Informasi teknologi kurang, permodalan lemah, kelembagaan

pendukung belum menunjang, dan terjadinya penurunan harga pada saat panen

raya.

Pengendalian penyakit difokuskan pada penyakit busuk batang, hama

kutu sisik melalui penyaputan dan penyemprotan bubur California, karena

merupakan teknologi yang mudah dan murah sehingga cepat diadopsi.

Pengendalian penyakit utama jeruk pada penyakit Diplodia dan Embun jelaga

diatasi dengan bubur california, dan pangkasan cabang kering, sedang

pengendalian hama utama Aphid dan kepik penghisap buah dengan insektisida

curacron.

Pemulihan kesuburan lahan dilakukan dengan prmberian bahan organik,

karena bahan organik dari ternak besar (ruminansia) di wilayah pengkajian

sangat sulit dilakukan dengan program integrasi jeruk-ternak dan terrealisasi

pada Desember 2006 dengan 24 kambing PE untuk Kelompok Sari Bumi dan

Gemah Ripah. Perbaikan kualitas jeruk melalui penerapan pemupukan rasional

belum dapat dilakukan secara tepat oleh anggota kelompok karena keterbatasan

modal. Perbaikan tanaman dengan bibit bebas penyakit (Dem Plot) keprok Siem

dan Pulung dimulai awal tahun 2005 dan pada umur 1.5 tahun (bulan Juli 2006)

telah mulai berbuah, sedang untuk jeruk Keprok Pulung belum berbunga.

Keserempakan penerapan teknologi data terlaksana dalam kelompok

yang sudah baik, memiliki organisasi yang baik, terdapat usaha kelompok atau

kelompok usaha dan ada komando dari ketua atau panutan dalam kelompok.

Pengaktifan kelompok dapat dengan rangsangan berupa bantuan bergulir atau

pinjaman, dan untuk keberlanjutannya perlu pembinaan kelompok secara

berkelanjutan sampai mandiri. Pengaturan waktu panen diwilayah berpengairan

Page 431: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

109

teknis (Kecamatan Pulung) telah dilakukan petani dengan pengaturan pengairan.

Sosialisasi dan pendampingan teknologi PTKJS pada 7 kelompok tani jeruk

bersama kegitan SLPHT jeruk yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten

Ponorogo bersama dengan BPTP Jawa Timur.

Promosi pasar dengan berpartisipasi pada lomba, berpartisipasi pada

ekspo di Hari Krida Pertanian Propinsi dan temu bisnis dan promosi melalui

media masa dapat menarik pembeli. Masalahnya adalah untuk tingkat supliyer

dengan ketentuan kualitas tertentu misalnya rasa harus manis dan kuantitas

tertentu misalnya 0.5 atau 1 ton per minggu selama 4 bulan, sehingga

memerlukan pertanaman dengan luasan yang cukup.

3.10.5. Pengkajian Model Agribisnis Pisang Spesifik Lokasi

Pisang sebagai komoditas buah-buahan unggulan Nasional, prioritas

program pengembangannya melalui penumbuhan sentra yang dilaksanakan

melalui pendekatan sistim agribisnis. Dalam pengembangan agribisnis, sangat

diperlukan adanya keterkaitan yang erat antara subsistem agribisnis, yaitu

subsistem sarana dan prasarana, subsistem produksi, subsistem industri

pengolahan dan subsistem pemasaran. Permasalahan dalam pengembangan

pisang adalah produktivitas dan kualitas buah yang diusahakan masih rendah.

Oleh karena itu tujuan pengkajian adalah untuk : (a) Meningkatkan produktivitas

dan hasil melalui penerapan teknologi; (b) menentukan kombinasi output

optimum; (c) mengetahui nilai tambah berbagai macam olahan pisang Mas

Kirana dan Informasi yang diperoleh berguna untuk mengembangkan

agroindustri pisang Mas kirana yang melibatkan pemasok bahan baku, pengolah

dan pemasaran output agroindustri. Penelitian dilakukan dua kelompok tani Rejo

Agung dan Raja Mas di desa Kandangtepus, kecamatan Senduro, kabupaten

Lumajang dengan metode farmer partisipative research. Hasil pengkajian

menunjukkan bahwa (a) hasil penerapan teknologi pengelolaan pisang secara

terpadu dapat meningkatkan produktivitas buah pisang 20% (1,25-2 kg/tandan),

keuntungan bersih 10% dan keunggulan kompetitif 10% dibandingkan teknologi

petani. (b) kombinasi optimum pada macam olahan pisang Mas Kirana adalah

225 pak dodol, 112 pak sale dan 31 bungkus tape; (c) nilai tambah yang

Page 432: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Laporan... · TERPADU TANAMAN TERNAK DAN PADI UDANG WINDU DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Laporan Tahunan BPTP Jawa Timur 2006

110

diciptakan dari setiap kg pisang Mas Kirana bervariasi yaitu sekitar Rp 700,-

sampai Rp 3.000,- per kg pisang Mas Kirana atau nilai tambah agroindustri

berkisar 20-42,86% dari nilai produksi yang dihasilkan per kg pisang Mas Kirana,

kecuali tepung yang menurunkan nilai tambah sebesar Rp 50,- atau 6,25%,

Hasil pameran olahan pisang yang diminati konsumen adalah sale dan dodol.

Telah ada kemitraan pemasaran buah segar dengan PT Sewu Segar Jakarta,

tetapi untuk pemasaran hasil olahan masih perlu promosi.

3.10.6. Pengkajian Model Agribisnis Anggur dan Mangga (belum masuk)