13
DINAMIKA PSIKOLOGI PADA WANITA MASA PASCA PERSALINAN” 2.1.NIFAS 2.1.a. Pengertian Nifas Masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Sarwono, 2000). Definisi nifas adlah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil 6-8 minggu (Rustam, 1998). Masa nifas mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2004). Masa nifas adalah jangka waktu 6 minggu yang dimulai setelah melahirkan bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Bobak, Lowdermilk& Jensen, 2005). 2.1.b Faktor –faktor yang mempengaruhi masa nifas 1.Morbiditas Psikologis Beban emosional pascalahir merupakan hal yang biasa ditemui setelah kehamilan. Hal ini sangat bervariasi, mulai dari gangguan perasaan sendu yang ringan (ditemui pada sekitar 80% ibu) sampai depresi postprtum atau psikosis. 2.Depresi Postpartum Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini. Menurut para ahli mereka didiagnosis menderita depresi postpartum. Depresi merupakan gangguan afeksi yang paling

Babyblues (Postpartum Blues Syndrome)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Babyblues (Postpartum Blues Syndrome)

DINAMIKA PSIKOLOGI PADA WANITA MASA PASCA PERSALINAN”

2.1.NIFAS

2.1.a. Pengertian Nifas

Masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Sarwono, 2000).

Definisi nifas adlah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil 6-8 minggu (Rustam, 1998).

Masa nifas mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2004).

Masa nifas adalah jangka waktu 6 minggu yang dimulai setelah melahirkan bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Bobak, Lowdermilk& Jensen, 2005).

2.1.b Faktor –faktor yang mempengaruhi masa nifas

1.Morbiditas Psikologis

Beban emosional pascalahir merupakan hal yang biasa ditemui setelah kehamilan. Hal ini sangat bervariasi, mulai dari gangguan perasaan sendu yang ringan (ditemui pada sekitar 80% ibu) sampai depresi postprtum atau psikosis.

2.Depresi Postpartum

Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini. Menurut para ahli mereka didiagnosis menderita depresi postpartum. Depresi merupakan gangguan afeksi yang paling sering dijumpai pada masa postpartum ( Gorrie,1998). Walaupun insidensinya sulit untuk diketahui secara pasti, namun diyakini 10-15% ibu yang melahirkan mengalami gangguan ini (Green dan adams, 1993). Angka kejadian depresi postpartum di Indonesia sendiri juga belum dapat diketahui secara pasti hingga kini, mengingat belum adanya lembaga terkait yang melakukan penelitian terhadap kasus tersebut.

Tanda dan gejala yang mungkin diperlihatkan pada penderita depresi postpartum adalah sebagai berikut :

1. Perasaan sedih dan kecewa.

2. Sering menangis.

Page 2: Babyblues (Postpartum Blues Syndrome)

3. Merasa gelisah dan cemas.

4. Kehilangan ketertarikan terhadap hal-hal yang menyenangkan.

5. Nafsu makan menurun.

6. Kehilangan energi dan motivasi untuk melakukan sesuatu.

7. Tidak bisa tidur (insomnia).

8. Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless).

9. Penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

10. Memperlihatkan penurunan keinginan untuk mengurus bayinya.

Walaupun banyak wanita mengalami depresi postpartum segera setelah melahirkan, namun beberapa wanita tidak merasakan tanda depresi sampai beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Depresi dapat saja terjadi dalam kurung waktu enam bulan berikutnya. Depresi postpartum mungkin saja berkembang menjadi postpartum psikosis, walaupun jarang terjadi. Hal tersebut merupakan penyakit sangat serius dan semua gejala depresi postpartum dialami oleh mereka yang menderita postpartum psikosis serta bisa sampai melukai diri sendri, bahkan hingga membunuh anak-anaknya.

Penyebab depresi postpartum sendri belum diketahui secara pasti (Gorrie, 1998). Namun, beberapa hal yang dicurigai sebagai faktor predisposisi terjadinya depresi postpartum adalah sebagai berikut :

1. Perubahan hormonal yang cepat. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi postpartum adalah prolaktin, steroid, progesteron, dan estrogen.

2. Masalah medis dalam kehamilan seperti PIH (pregnancy-induced hypertention), diabetes militus, atau disfungsi tiroid.

3. Riwayat depresi, penyakit mental, dan alkoholik, baik pada diri ibu maupun dalam keluarga.

4. Karakter pribadi seperti harga diri rendah ataupun ketidakdewasaan.

5. Marital dysfunction ataupun ketidakmampuan membina hubungan dengan orang lain yang mengakibatkan kurangnya support system.

6. Marah dengan kehamilan (unwanted pregnancy)

7. Merasa terisolasi.

Page 3: Babyblues (Postpartum Blues Syndrome)

8. Kelemahan, gangguan tidur, ketakutan terhadap masalah keuangan keluarga, dan melahirkan anak dengan kecacatan atau penyakit.

Respons yang terbaik dalam menangani kasus depresi postpartum (DPP) adalah kombinasi antara psikoterapi, dukungan sosisal, dan medikasi seperti antidepresan. Suami dan anggota keluarga yang lain harus dilibatkan dalam sesi konseling, sehingga dapat dibangun pemahaman dari orang-orang terdekat ibu terhadap apa yang dirasakan dan dibutuhkannya.

2.1.c Aspek-aspek yang mempengaruhi masa nifas

Aspek sosial budaya pada masyarakat di masa nifas terlebih bagi si ibu yang baru saja melalui proses kelahiran memang sangatlah penting diketahui akan dampak dari aspek-aspek tersebut, baik dampak positive maupun dampak negative yang dapat mempengaruhi proses perkembangannya, baik proses pemulihan bagi si ibu maupun proses pertumbuhan bagi si bayi.

Namun, dewasa ini aspek-aspek tersebut kurang di perhatikan oleh masyarakat umumnya padahal hal tersebut sangatlah penting untuk diperhatikan terlebih dengan berkembangnya budaya-budaya asing yang masuk di bangsa ini dan kemajuan tehnologi di era globalisasi ini. Sang ibu harus selektif dalam proses pemulihan setelah kelahiran juga pada si bayi agar bias berkenbang dengan baik.

2.1.d Cara mengatasi dan cara yang menyikapi masa nifas

1.Pelajari Diri Sendiri

Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi postpartum, sehingga anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka anda akan segera mendapat bantuan secepatnya.

2.Tidur dan Makan yang Cukup

Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makna dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode postpartum dan kehamilan.

3.Olahraga

Page 4: Babyblues (Postpartum Blues Syndrome)

Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat anda merasa lebih baik dan menguasai emosi berlebihan dalam diri anda.

4.Hindari Perubahan Hidup Sebelum atau sesudah Melahirkan

Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah atau pindah tempat kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara sederhana dan menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan postpartum yang diderita.

5.Beritahu Perasaan Anda

Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan anda sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang terdekat.

6.Dukungan Keluarga dan Orang Lain Diperlukan

Dukungan kelurga atau orang yang anda cintai selama melahirkan sangat diperlukan. Ceritakan pada pasangan atau orang tua anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri anda, bahwa mereka akan selalu berada disisi anda setiap mengalami kesulitan.

7.Persiapkan Diri dengan Baik

Persiapan sebelum melahirkan sangatlah diperlukan. Ikutlah senam hamil yang sangat membantu serta buku atau artikel lainnya yang anda perlukan. Kelas senam hamil akan sangat membantu anda dalam mengetahui berbagai informasi yang diperlukan, sehingga nantinya anda tidak akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari.

8.Lakukan Pekerjaan Rumah Tangga

Pekerjaan rumah tangga sedikitnya dapat membantu anda melupakan gejolak perasaan yang terjadi selama periode postpartum. Kondisi anda yang belum stabil bisa anda curahkan dengan memasak atau membersihkan rumah. Mintalah dukungan dari kelurga dan lingkungan anda, meski pembantu rumah tangga anda telah melakukan segalanya.

Page 5: Babyblues (Postpartum Blues Syndrome)

9.Dukungan Emosional

Dukungan emosi dari lingkungan dan juga kelurga akan membantu anda dalam mengatasi rasa frustrasi yang menjalar. Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan serta perubahan kehidupan anda, sehingga anda merasa lebih baik setelahnya.

10.Dukungan Kelompok Depresi Postpartum

Dukungan terbaik datang dari orang-orang yang ikut mengalami dan merasakan hal-hal yang sama dengan anda. Carilah informasi mengenai adanya kelompok depresi postpartum yang bisa anda ikuti, sehingga anda tidak merasa sendirian menghadapi persoalan ini.

2.2 POST PARTUM BLUES

2.2.a Pengertian post partum blues

Adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak masa hamil yang berhubungan dengan kesulitan ibu menerima kehadiran bayinya.perubahan ini sebenarnya merupakan reapons alami dari kelelahan pasca persalinan .ciri-ciri psikis post partum blues adalah menangis ,perasaan cemas,merasa kesepian , khawatir akan kondisi bayi,penurunan gairah seks dan kurang percaya diri.

Postpartum blues menurut Ambarwati (2009) adalah perasaan sedih yang dialami oleh ibu setelah melahirkan, hal ini berkaitan sedih yang dialami oleh ibu setelah melahirkan, hal ini berkaitan dengan bayinya. Post Partum Blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelahh persalinan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan postpartum blues adalah suasana hati yang dirasakan oleh wanita setelah melahirkan yang berlangsung selama 3 – 6 hari dalam 14 hari pertama pasca melahirkan, di mana perasaan ini berkaitan dengan bayinya.

2.2 .b faktor yang mempengaruhi

1. Faktor hormonal

Usai bersalin, hormon kortisol pada ibu naik mendekati kadar seperti pada orang depresi. Pada saat yang bersamaan hormon laktogen dan prolaktin yang memicu produksi ASI meningkat, dan hormon progesteron mengalami penurunan pada kadar yang sangat rendah.Pertemuan kesemua hormon ini memicu timbulnya keletihan fisik pada ibu dan memicu terjadinya depresi.

Page 6: Babyblues (Postpartum Blues Syndrome)

2. Faktor sosial

Ibu yang sulit menyesuaikan diri terhadap peran barunya akan merasa terus terikat oleh keberadaan sang bayi.

3. Faktor fisik

Kelelahan merawat bayi seharian bisa menjadi pemicu timbulnya sindrom baby blues ini.

4. Faktor psikologis

Ibu yang mengalami kelelahan membutuhkan perhatian dari keluarga terutama dari suami. Kekecewaan atas minimnya dukungan dapat memicu terjadinya Sindrom Baby Blues.

Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum blues, antara lain:

Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi..

2.2.c ASPEK-ASPEK POST PARTUM BLUES

1. Kehamilan tidak direncanakan

Tidak siap untuk memiliki anak dapat berpengaruh pada kondisi emosional calon ibu pada saat hamil dan juga setelah melahirkan, kata Sara Rosenquist, PhD, psikolog dari Chapel Hill, North Carolina.

"Pilihannya adalah menganggap anak itu sebagai karunia dalam hidup, atau sebaliknya," kata Rosenquist lagi. Bertukar pikiranlah dengan sesama ibu, agar Anda lebih positif dalam menyambut kelahiran bayi dalam keluarga.

2. Hubungan dengan pasangan sedang bermasalah

Page 7: Babyblues (Postpartum Blues Syndrome)

Stres akibat masalah dengan pasangan bisa berpengaruh terhadap munculnya baby blues. "Adanya masalah bisa meningkatkan rasa kecewa Anda," papar Rosenquist. "Sementara konflik tak berkesudahan dengan pasangan dapat menimbulkan depresi." Datangnya anggota keluarga baru dapat dianggap sebagai tambahan masalah.

Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya sejak awal Anda sudah mulai berkonsultasi dengan penasihat perkawinan. Dengan begitu, energi dan waktu Anda tidak dihabiskan untuk hal-hal yang negatif sehingga lebih siap untuk hal yang lebih besar, yaitu kelahiran anak.

3. Kurangnya dukungan keluarga

Pasangan yang tidak membantu dalam merawat anak bisa membuat Anda putus asa pada masa awal memiliki anak. Begitu juga jika Anda tidak memiliki teman dekat atau anggota keluarga yang dapat membantu merawat bayi. Padahal, adanya dukungan yang besar dari orang-orang sekitar dapat membuat Anda merasa lebih kuat dan percaya diri dalam merawat bayi.

Mulai membangun sistem support sebelum sang bayi lahir, menurut profesor Psikologi Michael O'Hara, PhD, dari University of Iowa, dapat sangat membantu mengatasi masalah ini. Jika tidak ada teman yang tinggal di dekat Anda, cobalah mulai berteman dengan para ibu di daerah sekitar rumah. Atau, andalkan bantuan dari baby sitter.

4. Anda baru mengalami kejadian yang pahit

Perceraian atau kematian dari anggota keluarga dapat menambah risiko Anda untuk mengalami postpartum syndrome. Bahkan, perubahan drastis seperti baru pindah rumah juga dapat memberikan dampak yang serupa, begitu menurut Maria Muzik, MD, dari University of Michigan Health System. Karena itu, sangat disarankan pada ibu hamil untuk menghindari adanya perubahan hidup terlalu besar (yang tentunya disengaja) selama kehamilan dan setelah melahirkan. Jika bisa, tunda rencana pindah rumah hingga Anda merasa lebih stabil.

5. Anda terlalu perfeksionis

Selalu mengharapkan segalanya berjalan sempurna bisa membuat seseorang jadi mudah frustrasi pada saat yang terjadi adalah sebaliknya. Itu sebabnya, menurut Kim Zittel, PhD, MSW, asisten profesor di bidang sosial dari Buffalo State College, New York, Anda perlu sedikit menurunkan standar.

2.2.d CARA MENGATASI POST PARTUM BLUES

Page 8: Babyblues (Postpartum Blues Syndrome)

1. Kenali risiko Anda

Kabar buruknya postpartum depression tidak pandang bulu, semua perempuan hamil dan melahirkan mempunyai risiko yang sama. Namun, kurangnya kehidupan sosial yang sehat, kurangnya dukungan dari orang sekitar, riwayat depresi pribadi atau di keluarga, konflik perkawinan, kesulitan keuangan dan stres, semua itu hal umum yang dapat melambungkan risiko Anda.

2. Usahakan tidur yang cukup.

Otak membutuhkan peregangan jam 4-6 malam untuk menjaga neuro-bahan kimia yang mengatur mood dan proses kognitif. Mungkin, bagi ibu yang merawat bayi baru lahir hal ini tentu saja sulit. Ingat nasihat tidur saat sang bayi tidur, lakukanlah! Jangan ragu minta bantuan keluarga untuk membantu merawat bayi, agar Anda bisa istirahat.

3. Carilah dukungan sosial.

Carilah teman, keluarga, kakak, suami, bidan atau dokter yang bersedia mendengarkan keluh kesah Anda. Orang yang membuat Anda nyaman mengeluarkan semua pikiran tanpa merasa dihakimi. Satu hal yang perlu diingat, tetap berhubungan dengan teman-teman Anda. Telpon saja mereka, saat bayi sedang tidak rewel, berbincang seperti biasa, meski hanya sebentar. Merasa terputus dari dunia luar dan merasa kesepian hanya akan memperburuk kondisi Anda.

5. Tetap terhidrasi

Minum yang cukup sebab otak yang dehidrasi seringkali menimbulkan cemas, bingung dan kelelahan.

6. Tambahkan asupan protein

Protein membantu mengatur tingkat gula darah, yang dapat sangat mempengaruhi suasana hati.

7. Olah tubuh

Berjalan-jalan di sekitar blok, di bawah sinar matahari, dapat sangat mempengaruhi suasana hati ibu. Cukup lakukan lima belas menit sehari.

Page 9: Babyblues (Postpartum Blues Syndrome)

8. Asup minyak ikan

Omega-3 yang terdiri dari asam lemak EPA dan DHA telah terbukti membantu mencegah dan mengobati kecemasan dan depresi pada ibu baru, termasuk mereka yang sedang menyusui. Tanyakan pada dokter Anda tentang dosis yang tepat. Dosis yang disetujuin FDA sekitar 1000-3000 miligram gabungan EPA dan DHA.

Ibu yang bahagia membuat keluarga bahagia. Berpura-pura semuanya baik-baik saja padahal kenyataannya tidak, hal tersebut tidak menyelesaikan masalah. Postpartum depression bisa bertambah parah jika tak ditangani dengan baik.

Upaya Yang Dapat Dilakukan

Berikut merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk membantu para ibu dengan sindrom Baby Blues sehingga ibu dapat lebih siap:

llmu dan pengalaman: calon ibu mempersiapkan diri dengan membaca buku atau majalah tentang proses persalinan dan pasca persalinan, atau bertanya pada ibu lain untuk berbagi pengalaman.

Berkomunikasi dengan pasangan Pembantu / babysitter: adanya pembantu / perawat anak dapat meringankan beban

pekerjaan pasca melahirkan. Dukungan orangtua: kehadiran orang tua dapat membantu menenangkan pikiran serta

perasaan negatif yang muncul. Berusahalah untuk menyenangkan diri sendiri, Konsumsi makanan yang bergizi.

Beberapa hal yang dapat membantu anda untuk mengatasi Baby Blues Syndrome:

Luangkan waktu untuk diri anda sendiri, dan berikan kesenangan untuk anda sendiri. Bacalah majalah, berbincanglah dengan saudara atau teman dekat anda. Beristirahatlah sedapat mungkin. Biarkan pasangan anda atau keluarga membantu

anda dengan kegiatan rumah tangga dan mengurus si kecil sementara. Batasilah teman-teman yang akan mengunjungi anda untuk menunggu satu atau dua

minggu.

Page 10: Babyblues (Postpartum Blues Syndrome)

Cobalah konsultasikan apa yang anda rasakan dan pikirkan dengan orang terdekat anda dan tak perlu malu untuk membicarakan dengan dokter anda, sehingga bila memang anda memerlukan penanganan lanjut, semuanya akan dilakukan sedini mungkin.

Ibu pasca melahirkan selayaknya membutuhkan dan mendapatkan perhatian dari suami dan keluarga, peran keluarga akan sangat membantu mengatasi kejadian Sindrom Baby Blues pada ibu pasca persalinan.