23
Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya……………………………………………………………………………………… 75 BAB III MACAM-MACAM JIHAD DAN HUKUMNYA I. JIHAD MELAWAN ORANG KAFIR ASLI A. Dasar Hubungan Antara Umat Islam Orang Kafir Asli Para ulama’ berpendapat bahwasanya kekafiran adalah sebab pokok peperangan. Dengan demikian berarti dasar hubungan antara kaum muslimin dengan orang kafir adalah hubungan permusuhan (perang). Oleh karena itu para ulama’ menyatakan bahwasanya jihad itu hukumnya wajib meskipun mereka tidak memulai menyerang kita, sebagaimana yang telah kita bahas dalam bab hukum jihad. Jumhur mengatakan fardlu kifayah meskipun ada juga yang berpendapat fardlu ‘ain. Dalam kondisi jihad fardlu kifayah, jumhur berpendapat minimal setahun sekali dan lebih banyak lebih baik. Namun demikian, Imam boleh mengadakan hubungan damai dengan kelompok tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu jika hal itu diperlukan. Namun jika tidak ada kebutuhan untuk itu maka imam tidak boleh mengadakan genjatan senjata begitu saja tanpa adanya keperluan. Sedangkan Abu Hanifah berpendapat hal itu diperbolehkan jika dalam kondisi darurat. Berkenaan dengan ini akan kami bahas setelah ini insya Allah -. Dr. Abdulloh bin Ibrohim bin Ali At-Thuroiqi berkata:”Alasan bolehnya (memerangi orang kafir meskipun mereka tidak memerangi) adalah nas-nas secara umum yang memerintahkan untuk memerangi orang-orang kafir secara umum, menunjukkan bahwa semua orang kafir -selain ahlul ‘ahdi- setelah sampai kepadanya dakwah, darahnya menjadi mubah dan tidak makshum. Dan hal ini telah dinyatakan oleh jumhur ulama’. (Lihat: Badai’ush Shonai’ VII/141, Al-Mughni IX/530-531 dan As-Sailul Jarroor IV/522) Sedangkan jika sudah didakwahi kemudian mereka besikap damai dan membiarkan orang orang yang mau masuk Islam akan tetapi mereka tidak mau masuk Islam secara keseluruhan, menurut pendapat jumhur fuqoha hubungannya dibangun di atas dasar hubungan peperangan (lihat Dalalati Nushush wal Ijma ‘ala Daf’il Qital lil Kufri wad difa’ hal 54) kecuali kalau mereka mau membayar jizyah”. Karena sesungguhnya menjadikan agama hanya untuk Alloh itu artinya sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim:” Menjadikan kekafiran dan

Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………75

BAB III

MACAM-MACAM JIHAD DAN HUKUMNYA

I. JIHAD MELAWAN ORANG KAFIR ASLI

A. Dasar Hubungan Antara Umat Islam Orang Kafir Asli

Para ulama’ berpendapat bahwasanya kekafiran adalah sebab pokok

peperangan. Dengan demikian berarti dasar hubungan antara kaum muslimin dengan

orang kafir adalah hubungan permusuhan (perang). Oleh karena itu para ulama’

menyatakan bahwasanya jihad itu hukumnya wajib meskipun mereka tidak memulai

menyerang kita, sebagaimana yang telah kita bahas dalam bab hukum jihad. Jumhur

mengatakan fardlu kifayah meskipun ada juga yang berpendapat fardlu ‘ain. Dalam

kondisi jihad fardlu kifayah, jumhur berpendapat minimal setahun sekali dan lebih

banyak lebih baik. Namun demikian, Imam boleh mengadakan hubungan damai dengan

kelompok tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu jika hal itu diperlukan. Namun jika

tidak ada kebutuhan untuk itu maka imam tidak boleh mengadakan genjatan senjata

begitu saja tanpa adanya keperluan. Sedangkan Abu Hanifah berpendapat hal itu

diperbolehkan jika dalam kondisi darurat. Berkenaan dengan ini akan kami bahas

setelah ini – insya Allah -.

Dr. Abdulloh bin Ibrohim bin Ali At-Thuroiqi berkata:”Alasan bolehnya

(memerangi orang kafir meskipun mereka tidak memerangi) adalah nas-nas secara

umum yang memerintahkan untuk memerangi orang-orang kafir secara umum,

menunjukkan bahwa semua orang kafir -selain ahlul ‘ahdi- setelah sampai kepadanya

dakwah, darahnya menjadi mubah dan tidak makshum.

Dan hal ini telah dinyatakan oleh jumhur ulama’. (Lihat: Badai’ush Shonai’ VII/141,

Al-Mughni IX/530-531 dan As-Sailul Jarroor IV/522)

Sedangkan jika sudah didakwahi kemudian mereka besikap damai dan

membiarkan orang – orang yang mau masuk Islam akan tetapi mereka tidak mau masuk

Islam secara keseluruhan, menurut pendapat jumhur fuqoha hubungannya dibangun di

atas dasar hubungan peperangan (lihat Dalalati Nushush wal Ijma ‘ala Daf’il Qital lil Kufri wad

difa’ hal 54) kecuali kalau mereka mau membayar jizyah”.

Karena sesungguhnya menjadikan agama hanya untuk Alloh itu artinya

sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim:” Menjadikan kekafiran dan

Page 2: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………76

penganutnya rendah dan hina, serta membebani mereka dengan membayar jizyah untuk

setiap anggota keluarga dan budak mereka. Inilah bagian dari agama Alloh dan tidak ada

yang bertentangan dengan ini kecuali dengan membiarkan mereka mulia dan memeluk

agama mereka dengan sesuka mereka dengan tetap memiliki kekuatan dan suara.”

(Ahkamu Ahlidz Dzimmah, hal. 18)1

Ini adalah pendapat Imam Syafi’I (Lihat: Ar-Risalah karangan Asy-Syafi’I, hal. 300

dan Qowa’idul Ahkam Fii Masholihil Anaam, karangan Ibnu ‘Abdis Salam II/73) dan apa yang

terpahami dari perkataan para fuqaha’ dari madzhab Maliki, madzhab Hanbali dan

yang lainnya. (Lihat: Bidayatul Mujtahid I/384 dan Dalalatun nushush Wal Ijma’ ‘Ala Fardllil Kufri

Wad Difa’, hal.18) Kemudian mereka juga berelisih pendapat apakah kekafiran itu sebab

diperbolehkannya perang atau sebab diwajibkannya perang, dan yang nampak dari

perkataan madzhab Syafi’I bahwasannya kekafiran itu sebab diwajibkannya perang {lihat

Al Umm karangan As-Syafi’I IV / 172 dan Bidayatul Mujtahid karangan Ibnu Rusyd I / 385}, dan

begitu pula perkataan yang lain. Dan yang nampak dari perkataan Ibnu Taimiyyah

bahwasnnya kekafiran itu sebab diperbolehkanya perang bukan sebab diwajibkannya

perang.

Dan inilah pendapat sebagian kecil ‘ulama muashirin. [Diantaranya adalah

Syaikh Salman Hamdan (lihat: Dalalatun Nushush Wal Ijma’ ‘Ala Fardlil Qital Lil Kufri Wad

Difa’), Dr. Abdul Karim Zaidan (lihat: Majmu’ah Buhuts Fiqhiyyah, hal.23, risalah Majaster

yang diajukan di kuliyah syari’ah di Riyadl fakultas fikih tulisan Iyad Kamil Hilal)

Dalil-dalil yang dijadikan landasan:

Ayat-ayat yang memerintahkan untuk memerangi orang kafir secara keseluruhan

tanpa menyebutkan alasan kenapa mereka diperangi kecuali hanyalah karena

kekafiran mereka belaka. Seperti:

1. Firman Alloh:

دتموھمجث ویا المشركین حوقتلام فرالحشھرألالخنساذافإ“Apabila sudah habis bulan-bulan haram, maka bunuhlah orang-orang musyrik itu di mana

saja kalian jumpai mereka.” (QS. At-Taubah: 5)

Ibnul ‘Arobi berkata ketika membahas ayat ini:”Lafadz dalam ayat ini walaupun

asalnya terkhusus untuk orang-orang kafir penyembah patung di Arab, akan tetapi sebenarnya

ayat ini mencakup semua orang yang kafir tehadap Alloh. Adapun dengan kuatnya lafadz

hingga cakupan ayat ini di kembalikan kepada orang-orang musyrik Arab yang yang

mempunyai ikatan perjanjian serta orang-orang yang semacam mereka, maka pembahasan

1Lihat Al-Isti’anah bighoiril Muslimin

Page 3: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………77

tentang orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab dan yang lainnya adalah mereka diperangi

karena adanya sebab disyari’atkannya pembunuhan pada mereka yaitu kesyirikan mereka,

namun ada penjelasa secara nas terhadap mereka ini dalam surat ini. (Ahkamul Qur’an II/901)

2. Firman Alloh:

ین كافة كما یقاتلونكم كافةركمشالا لواتوق“Dan perangilah orang-orang kafir secara keseluruhan sebagaimana mereka memerangi

kalian secara keseluruhan.” (QS. At-Taubah:36)

3. Firman Alloh:

یدلانوتكون فتنة ویكم حتى الوھتلقاو “Dan perangilah mereka sampai tidak ada fitnah dan agama itu hanyalah untuk Alloh.”

(QS. Al-Baqoroh:193)

Jumhur ahli tafsir menafsirkan “fitnah” dengan kekafiran, artinya perangilah mereka

sampai tidak ada kekafiran. (lihat: tafsir Ath-Thobari, II/113, Ibnul ‘Arobi, hal. 109 dan Ibnu Katsir,

I/227)

Al-Qurthubi ketika membicarakan ayat diatas berkata:”Ayat ini adalah perintah untuk

memerangi orang-orang kafir semua orang musyrik di setiap tempat …….dan ini adalah

perintah perang secara mutlak, tidak mesti mereka memulai berperang, dalilnya adalah firman

Alloh :

ن دیالن كووی“…. dan agama itu hanyalah untuk Alloh.”

Dan sabda Rosullloh shallallahu ‘alaihi wasallam :

الناس حتى یقولوا ال إلھ إال هللال اتأقن أرتأم“ Saya diperintahkan untuk mememrangi manusia sampai mengucapkan Lailaha Illallah.”

Ayat dan hadits ini menunjukkan bahwasanya sebab peperangan itu adalah kekafiran,

karena Alloh berfirman:

نةفتن كوتالى حت“Sampai tidak ada fitnah.” Maksudnya adalah sampai tidak ada kekafiran. Demikianlah Alloh

menjadikan tujuan disyari’atkannya perang adalah sampai tidak ada kekafiran dan ini adalah

jelas.”(Tafsir Al-Qurthubi II/353)

Page 4: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………78

Ibnul ‘Arobi ketika menafsirkan ayat ini beliau berkata:”Masalah kedua adalah

bahwasanya sebab disyari’atkannya pembunuhan itu adalah kekafiran sebagaimana yang

disebutkan dalam ayat ini, karena Alloh berfirman sampai tidak ada fitnah. Dengan demikian

Alloh menjadikan tujuannya adalah hilangnya kekafiran secara nas dan Alloh menerangkan

dalam ayat ini bahwasanya sebab pembunuhan yang menjadikan diperbolehkannya berperang

adalah kekafiran.” (Ahkamul Qur’an I/109)

4. Firman Alloh:

القتالم یكعلب كت“Diwajibkan atas kalian untuk berparang.”

Dan ayat-ayat yang lain. Dan apabila dikatakan bahwasanya ayat-ayat yang

memerintahkan perang secara umum bertentangan dengan ayat :

قتلوھمفام وكتلقان فإ“Maka jika mereka memerangi kalian, bunuhlah mereka!”

Ayat ini menunjukkan bahwasanya memerangi orang-orang kafir itu wajib jika mereka

memulai peperangan, maka sanggahan ini dijawab bahwa hal itu telah mansukh, dan

penjelasannya adalah sebagai berikut: Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam pada awalnya

diperintahkan untuk memaafkan dan berpaling dari orang-orang musyrik kemudian diijinkan

berperang jika mereka memulai peperangan kemudian diperintahkan untuk memulai

peperangan pada waktu-waktu tertentu sebagaimana yang tersebut dalam firman Alloh:

شھر الحرم فاقتلوا المشركین حیث وجدتموھمألالخنساذافإ“Apabila sudah habis bulan-bulan haram, maka bunuhlah orang-orang musyrik itu di mana

saja kalian jumpai mereka.” (QS. At-Taubah: 5)

Kemudian diperintahkan untuk memulai secara mutlak dimanapun dan kapanpun,

sebagaimana yang disebutkan dalam firman Alloh:

ال تكون فتنةى حتم وھتلقاو “Dan perangilah mereka sampai tidak ada fitnah.” (QS. Al-Baqoroh:193)

Dan

الینلذاواتلقا“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Alloh dan jari kemudian.”

Hal ini disebutkan dalam Syarkhul inayah ma’a syarkhi fathil qodir V / 441. karangan

Al-Babarty Al-Hanafi.

Page 5: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………79

Hal yang senada dengan ini juga dikatakan oleh Al-‘Aini dalam kitab Syarh beliau

terhadap kitab Al-Hidayah yang diberi nama Al-Binayah VI/493.

Al-Qurofi berkata:”Nas-nas Al-Qur’an secara dhohir menyebutkan bahwasanya

kekafiran dan kesyirikan adalah yang menjadi alasan peperangan, sebagaimana firman Alloh:

والمنافقین واغلظ علیھمر فالكاواھدجا“Berjihadlah melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafiq serta bersikap keraslah

terhadap mereka.”

Dan

ین كافةركمشالا لواتوق“Dan perangilah orang-orang kafir secara keseluruhan.”

Dan juga sabda Rosulullh saw.;

بار كفمن والتقا“Perangilah siapa saja yang kafir kepada Alloh…”

Dan sifat yang menjadi alasan terhadap sebuah hukum itu menunjukkan bahwa sifat tersebut

menjadi penyebab dan bukan yang lain.” (Adz-Dzakhiroh: III/387)

5. Dan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Buroidah radiyallahu ‘anhu beliau

berkata: ”Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam apabila mengangkat seorang pimpinan pada

sebuah pasukan, beliau memberikan wasiat untuk bertaqwa kepada Alloh secara khusus

kepadanya dan juga kepada orang-orang yang bersamanya dengan baik, lalu bersabda:

دیثالح……..هللاسمباا زواغ“Berperanglah atas nama Alloh, di jalan Alloh, perangilah siapa saja yang kafir kepada

Alloh…...” (Shohih Muslim, Kitabul Jihad, no.3, hal.1357, Ahmad V/352, At-Tirmidzi, Kitabus Sair, bab

48, no. 1617, IV/162, Abu Dawud, Kitabul Jihad, bab Fii Du’aa’il Musyrikin, no.2613, III/37 dan lain-lain).

6. Dalam hadits lain Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

فقد عصم مني مالھ ونفسھ امن قالھفتى یقولوا ال إلھ إال هللا حاسلنال اتأقن أرتأم

حقھ وحسابھ على هللاإال ب“ Saya diperintahkan untuk mememrangi manusia sampai mengucapkan Lailaha Illallah,

maka barang siapa yang mengucapkannya harat dan jiwanya terjaga dariku kecuali memang

Page 6: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………80

karena haknya dan hisabnya terserah kepada Allah.” (Shohihul Bukhori, Kitabuz zakah, bab I,

no.1399, II/110 dan Shohih Muslim, Kitabul Iman, no.33, hal.52).

Demikianlah Alloh memerintahkan untuk memerangi orang-orang kafir dan musyrik

dengan memberikan alasan bahwa mereka itu orang-orang syirik dan kafir, tanpa memberikan

alasan yang lain selain syirik dan kafir.

7. Hadits yang berbunyi :

بعثني هللا إلى أن یقاتل أخر أمتي الدجال ال یبطل جور جائر و ال نذماضمادجھال

عدل عادل“ Jihad itu senantiasa berjalan sejak Allah mengutuskusampai umatku yang terakhir

memerangi dajjal, tidak akan bisa dibatalkan oleh kejahatan orang yang jahat dan keadilan

orang yang adil.” (Sunan Abi Dawud, Kitabul Jihad, bab. Fil Ghozwi ma’a A’immatil Juur, no.2532,

III/18, dan juga diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur dalam kitab As-Sunnah-Sunan II/152. Al-Hafidz

Ibnu Hajar berkata:”Pada sanadnya ada kelemahan.”)

8. Islam adalah agama yang bersifat universal, agama yang haq dan selainnya adalah

agama yang bathil. Semua yang tidak beragama islam maka dia adalah celaka, oleh karena itu

kewajiban muslimin adalah menyelamatkan manusia dari kecelakaan dengan wasilah yang

telah diberikan kepada mereka yaitu dimulai dengan dakwah kemudian dengan kekuatan

apabila manusia itu masuk islam maka tercapailah tujuannya kalau tidak maka mereka harus

masuk kedalam dzimmatul muslimin atau berdamai dalam jangka waktu tertentu kalau tidak

maka yang ada adalah perang (lihat Mabadi’u nidhomil hukmi fil Islam karanagnn Dr. Abdul Hamid

Mutawally hal 293). Sebagaimana disebutkan dalam hadits Buraidah :

من المشركین فادعھم إلي ثالث خصال أو خالل فأیتھن أجابوك ك دویت عا لقإذ

فاقبل منھم وكف عنھم“Apabila kamu menjumpai musuhmu dari orang-orang muusyrik maka tawarkanlah kepada

mereka tiga perkara, mana saja yang mereka pilih terimalah dan jangan ganggu mereka.”

Kemudian beliau menyebutkan tiga alternatif itu dengan urut yaitu : masuk Islam

kemudian bayar jizyah kemudian perang.

Hal ini lebih diperkuat dengan pendapat para ulama’ yang mengatakan bahwa jihad itu

hukum asalnya fardlu kifayah meskipun ada yang mengatakan fardlu ‘ain dan bisa menjadi

fardlu ‘ain dalam keadaan-keadaan tertentu. Dan tidak seorangpun yang mengatakan sunnah

Page 7: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………81

atau bahkan mubah. Jadi dengan demikian jihad itu hukumnya hanya berkisar antara fardlu

kifayah dan fardlu ‘ain saja.

Dalil-dalil yang menunjukkan tidak boleh berdamai dengan orang kafir kecuali

memang karena kebutuhan untuk berdamai.

أنتم األعلونولسلمي ادعوا إلوتا نوتھفال“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yanng lebih tinggi

kedudukannya.” (QS. Muhammad: 35).

Ayat ini menunjukkan bahwasanya perdamaian bukan dasar hubungan dengan orang

kafir.

Adapun perdamaian yang diperbolehkan haruslah terbatas dalam jangka waktu tertentu,

tidak melebihi jangka waktu Sulhul Hudaibiyyah (kaji: Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an karanagan Al

Qurthubi VIII / 39 dan halaman setelahnya)

Dalil-dalil tentang wajibnya berbaro’ kepada orang kafir dan haramnya berwala’

kapada mereka.

ون الكافرین أولیاء من دون المؤمنیننمؤملاذتخیال“Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang-orang kafir sebagai wali dengan

meninggalkan orang-orang mukmin.” (QS. Ali Imron: 28)

كم أو ي وعدو ة وقد كفروا یاأیھا الذین ءامنوا التتخذوا عدو لیآء تلقون إلیھم بالمود

ن الحق یخرجون سول بما جآءكم م الر

ون إلیھم بالم ة وأنا أعلم بمآأخفیتم جھادا في سبیلي وابتغآء مرضاتي تسر ود

بیل ومآأعلنتم ومن یفعلھ منكم فقد ضل سوآء الس

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu

menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad),

karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran

yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman

kepada Allah, Rabbmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan

mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara

rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih

Page 8: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………82

mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di

antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang

lurus.” (QS Al-Mumtahah:1)

یاأیھا الذین ءامنوا ال تتخذوا الیھود والنصارى أولیآء بعضھم أولیآء بعض ومن

نكم فإنھ منھم یتو إن هللا الیھدي القوم الظالمین لھم م“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan

Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi

sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,

maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi

petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Al-Maidah: 51)

ذوا الذین اتخذوا دینكم ھزوا ولعبا من الذین أوتوا الكتاب یاأیھا الذین ءامنوا ال تتخ

من قبلكم والكفار أولیآء واتقوا هللا إن كنتم مؤمنین

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kemu mengambil menjadi pemimpinmu, orang-

orang yang membuat agamamu menjadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-

orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik).

Dan bertawakkallah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman.” (QS. 5:57)

منونؤیاومد قتجال“Kamu tidak akan mendapati sebuah kaum yang beriman kepada Alloh dan hari kemudian

berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Alloh dan Rosul-Nya.”(QS. Al-

Mujadalah: 22).

Hal ini menunjukkan bahwasanya memutuskan hubungan dengan orang – orang kafir itu

adalah suatu keharusan. Ini berarti tidak ada perdamaian dan tidak ada toleransi dengan musuh

akan tetapi yang ada adalah permusuhan dan peperangan. Dengan demikian maka peperangan

adalah dasar hubungan. (Lihat As-siyasah As-syar’iyyah karang khallaf hal 6)

Muhammad bin Abdul Wahhab berkata:”Sesungguhnya seseorang itu tidak akan lurus

Islamnya meskipun telah bertauhid kepada Alloh dan meninggalkan syirik kecuali jika ia

memusuhi orang-orang musyrik dan menyatakan dengan tegas kepada mereka kebencian dan

permusuhannya.” Dan beliau berdalil dengan ayat diatas.2

2 Al-Wala’ wal Baro’ fil Uslam 128

Page 9: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………83

Pendapat Madzahib Arba’ah

Madzhab Hanafi

Disebutkan dalam Syarhul ‘Inayah ‘ala Hidayah karangan Al-Babarty Al-Hanafi:”

Dan memerangi orang-orang kafir dan tidak mau membayar jizyah hukumnya adalah wajib

walaupun mereka tidak memulai memerangi dengan dalil ayat-ayat yang memerintahkan

perang secara umum.” ( Syarkhul inayah ma’a syarkhi fathil qodir V / 441).

As-Sarkhosi berkata:”Dulu Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam pertama kali

diperintahkan untuk memaafkan dan berpaling dari orang-orang musyrik…….Kemudian

beliau diperintahkan berperang jika mereka memulai peperangan…….Kemudian beliau

diperintahkan untuk memulai memerangi mereka.” (Al-Mabsuth X/2)

Al-Kasani berkata:” Jika belum sampai dakwah kepada mereka, maka hendaknya kaum

muslimin memulainya dengan mendakwahi mereka dengan lesan……Dan mereka tidak boleh

menyerang orang-orang kafir sebelum mendakwahi, sebab beriman itu meskipun wajib atas

mereka sebelum didakwahi dengan menggunakan akal, namun Alloh mengharamkan

memerangi mereka sebelum diutusnya Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam dan sebelum

sampai dakwah kepada mereka sebagai karunia dari Alloh kepada mereka dan menutup pintu

untuk baralasan bagi mereka walaupun sebenarnya tidak ada alasan bagi mereka.” (Badai’ush

Shonai’ IX/3404-3405).3

Madzhab Maliki

Ibnu Rusyd berkata:”Adapun tentang orang-orang yang diperangi para ulama’ telah

sepakat bahwasanya mereka itu adalah seluruh orang musyrik berlandaskan firman Alloh:

نة ون فتتكوالى حتم وھتلقاو “Dan perangilah mereka sampai tidak ada fitnah dan agama itu hanyalah untuk Alloh.”

(QS. Al-Baqoroh:193)

Kecuali sebuah riwayat dari Malik bahwasanya beliau berkata:”Tidak boleh memulai

untuk memerangi Habasyah dan Turki berdasarkan riwayat dari Rosululloh saw. bahwasanya

beliau bersada:

وذرتكمماة بشلحاواذر“Biarkanlah Habasyah selama mereka membiarkan kalian.” (HR. Abu dawud 4302 dan

An-Nasa’I VI/43-44, dari Abu Sakinah dari kalangan Muharririn beliau dari seorang sahabat

Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam dengan lafadz :

2Waqfat ma’ad Duktur Al-Buthi fi Kitabihi ‘anil Jihad karangan Abdul Akhir Hammad Al-Ghunaimi hal. 83-85

Page 10: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………84

ودعوكم واتركوا الترك ماتركوكمماة بشلحاوادع“Biarkanlah Habasyah (Ethiopia) selama mereka membiarkan kalian dan

tinggalkanlah At-Turk selama mereka meninggalkan kalian.” Hadits ini dinyatakan hasan

oleh Al-Albani dalam kitab Silsilatul Ahaditsush Shohihah no. 772)

Namun Imam Malik pernah ditanya tentang keshohihan atsar ini akan tetapi beliau tidak

mengakuinya dan berkata:”Semua orang senantiasa menjauhi berperang melawan

mereka.”(Bidayatul Mujtahid I/389)

Al-Qurofi ketika menyebutkan sebab-sebab dilakukannya jihad beliau berkata:”Sebab

pertama yang dianggap pokok dari diwajibkannya jihad adalah menghilangkan mungkarnya

kekafiran sebab sesungguhnya kekafiran adalan kemungkaran yang paling besar, dan

barangsiapa melihat kemungkaran dan ia mampu untuk menyingkirkannya, maka wajib

baginya untuk menyingkirkan kemungkaran tersebut. Hal ini disebutkan dalam firman Alloh

ال تكون فتى حتم وھتلقاو “Dan perangilah mereka sampai tidak ada fitnah dan agama itu hanyalah untuk Alloh.”

(QS. Al-Baqoroh:193)

Sedangkan yang dimaksud fitnah adalah kekafiran.” (Adz-Dzakhiroh: III/387)

Di dalam Al-Kafi karangan Ibnu Abdil Bar Al-Maliky disebutkan dan setiap orang

yang menolak untuk masuk islam atau membayar jizyah maka diperangi oleh karena itu orang

laki-laki yang berperang atau tidak berperang dibunuh apabila mereka sudah baligh.” Pada bab

Al-Muhadanah disebutkan “ apabila imam itu terpaksa untuk muhadanah dengan orang-orang

kafir harby maka imam boleh bernuhadanah dengan mereka apabila dia berpendapat harus

bermuhadanah” (Al-Kafi I / 466) Dengan demikian berarti hubungan awalnya adalah permusuhan

(peperangan)

Ibnu Rusyd berkata:”Orang-orang kafir itu diperangi hanyalah supaya mereka masuk

Islam dari kekafiran bukan untuk mencari kemenangan.” (Muqoddimat Ibnu Rusyd I/351)

Ibnul ‘Arobi ketika membahas ayat:

ة تنفال تكونى حتم وھتلقاو “Dan perangilah mereka sampai tidak ada fitnah dan agama itu hanyalah untuk Alloh.” (QS.

Al-Baqoroh:193)

Beliau berkata:”Masalah kedua: “Bahwasanya sebab pembunuhan adalah kekafiran

berlandaskan ayat ini, sebab Alloh swt. Berfirman: “sampai tidak ada fitnah” Alloh

menjadikan tujuannya adalah hilangnya kekafiran secara nas dan Dia menerangkan dalam ayat

ini bahwasanya sebab pembunuhan yang membolehkan untuk berperang adalah kekafiran.”

(Ahkamul Qur’an I/109)

Page 11: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………85

Al-Qurthubi ketika membicarakan ayat diatas berkata:”Ayat ini adalah perintah untuk

memerangi orang-orang kafir semua orang musyrik di setiap tempat …….dan ini adalah

perintah perang secara mutlak, tidak mesti mereka memulai berperang.”(Tafsir Al-Qurthubi II/353)

Madzhab Syafi’i

Dalam bab Hudnah pada kitab Al-Muhadzab karangan As-Sunnah-Syairazy Asy-

Syafi’I disebutkan:”…. Apabila tidak ada kemaslahatan dalam hudnah maka tidak boleh

mengadakan hudnah, karena Allah berfirman :

كمعم هللاوونلم و أنتم األعلالسوا إليدعوتا نوتھفال

“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yanng lebih tinggi kedudukannya

dan Alloh bersam kalian.” (QS. Muhammad: 35).

Namun jika ada kemaslahatan seperti diharapkan mereka masuk Islam atau membayar

jizyah atau mereka mau menolong kita dalam memerangi yang lain, maka boleh

bermuhadanah dengan mereka selama empat bulan…” (Al-Muhadzdzab, II/259).

Mdzhab Hambali

Pada bab hudnah juga dalam kitab Kasyaful Qona’ karangan Al-Bahuti Al Hambali

disebutkan: “Hudnah tidak syah kecuali karena ada kemashlahatan, maka apabila Imam atau

wakilnya melihat ada kemashlahatan didalam bermuhadnah karena kelemahan kaum muslimin

untuk berperang atau beratnya peperangan atau diharapkan keislaman mereka atau mereka

membayar jizyah atau mashlahat – mashlahat yang lain maka bolehbermuhadanah “. (Kasyaful

Qona’ III / 111 – 112).

Ibnu Qudamah berkata:”Dan pasukan dikirimkan setiap tahun untuk menyergap

musuh di negara mereka.” (Al-Mughni X/360).

Al-Khuroqi berkata:”Ahlul kitab dan dan Majusi tidak harus didakwahi terlebih dulu,

karena dakwah sudah sampai kepada mereka. Sedangkan para penyembah berhala didakwahi

dahulu sebelum mereka diperangi.

Ibnu Qudamah dalam penjelasannya terhadap perkataan Al-Khuroqi diatas,

berkata:”Adapun perkataan beliau bahwasanya Ahlul kitab dan Majusi itu tidak mesti

didakwahi terlebih dahulu adalah secara umum, karena dakwah telah tesebar luas dan tidak

tersisa dari kalangan mereka yang belum mendengar dakwah kecuali sangat jarang sekali.

Adapun perkataan beliau bahwasanya para penyembah berhala mesti didakwahi dahulu

sebelum diserang, tidaklah secara umum, karena mereka yang sudah mendengar dakwah

tidaklah mesti didakwahi terlebih dahulu, namun jika diantara mereka ada yang belum

mendengar dakwah maka harus didakwahi terlebih dahulu, sebagaimana halnya ahlul kitab

Page 12: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………86

yang belum mendengar dakwah, mereka mesti didakwahi terlebih dahulu sebelum diserang.”

(Al-Mughni X/379)

Ibnu Taimiyah berkata:”Ketika turun surat At-Taubah, Nabi shalallahu ‘alaihi

wasallam diperintahkan untuk mendahului seluruh orang kafir dalam memerangi mereka baik

ahlul kitab maupun penyembah berhala, baik mereka memerangi maupun tidak.” (Ash-Shorimul

Maslul: 220)

Kalau ini sudah kita fahami maka harus diketahui bahwasanya ada beberapa golongan

orang yang tidak boleh diperangi dan ditumpahkan darahnya, yaitu orang-orang yang belum

sampai dakwah kepada mereka, orang-orang yang mengadakan akad perdamaian dengan kaum

muslimin, orang-orang yang bukan ahlul qital (yang disepakati oleh para ulama’ tentang

wanita dan anak-anak, sedangkan yang lain menurut jumhur tidak boleh dibunuh juga) dan

utusan. Dan ini akan kami bahas sesuai dengan babnya masing-masing.

Dengan demikian maka dapat kita katakan sebagai penjelasan dari semua ini bahwsanya

hubungan dasar dengan orang kafir yang jelas-jelas kita tahu bahwasanya mereka belum

pernah mendengar dakwah Islam (kerena menurut pendapat yang kuat bahwasanya jika

sebuah kaum yang belum kita ketahui sudah mendengar dakwah atau belum maka mereka

dianggap sudah mendengar dakwah karena secara umum sudah tersebar sehingga tidak ada

seorangpun yang belum mendengan dakwah kecuali orang-orang tertentu, lihat pembahasanya

dalam bab dakwah sebelum perang) maka hubungan dasar dengan mereka adalah hubungan

damai sampai mereka mendengar dakwah. Jika mereka mau masuk Islam atau mereka mau

membayar jizyah maka mereka aman. Namun kalau tidak maka hubungan dasar dengan

mereka adalah hubungan permusuhan/perang. Dan jika dalam keadaan darurat atau kalau

dibutuhkan kaum muslimin boleh membangun hubungan damai dengan orang-orang kafir.

Namun jika tidak ada kebutuhan untuk itu maka kaum muslimin tidak boleh begitu saja

membangun hubungan damai dengan orang-orang kafir. Untuk lebih jelasnya lihat

pembahasan muhadanah. Dr. Abdulloh bin Ath-Thuroiqi berkata: “Hubungan dengan orang

kafir sebelum didakwahi atau ketika sedang berlangsung proses dakwah kepada mereka

maka tidak diragukan lagi hubungan yang ada adalah hubungan damai .

Adapun setelah didakwahi kemudian mereka ngeyel dan memusuhi maka

hubungannya adalah hubungan permusuhan/peperangan.” 4

Dan juga golongan yang tidak boleh diperangi adalah orang-oranng yangbukan ahlul

qital. Dengan demikian maka orang yang diperangi adalah semua orang kafir selain anak-anak

dan perempuan atau orang-orang yang tidak mampu berperang. Lalu kita setelah itu bisa

katakan bahwasanya sebab disyari’atkannya perang itu adalah kekafiran dengan syarat

orang yang diperangi tersebut adalah ahlul qital (orang yang mapu berperang) dan bukan

3 lihat Al Isti’anah hal 97 – 129

Page 13: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………87

orang yang tidak mampu berperang, sebagaimana yang dikatakan Syaikh Abdul ‘Aziz bin

Abdulloh bin Bazz:

ین حیث وجدتموھم وخذوھم واقعدوا لھم كل مرصدركمشالا لوقتفا“……..maka bunuh orang-orang musyrik dimana saja kalian jumpai mereka,

tangkaplah dan intailah …….” Dalam ayat ini Alloh memerintahkan untuk membunuh

seluruh orang musyrik secara umum, dan menggantungkan sebuah hukum kepada suatu sifat

itu menunjukkan bahwa sifat tersebut merupakan sebab alasan. Maka ketika menggantungkan

hukum perang itu dengan orang-orang musyrik, kafir dan meninggalkan Islam dan tidak mau

masuk Islam, hal ini menunjukkan bahwasanya hal-hal tersebut merupakan penyebab mereka

diperangi. Maka alasan disyari’atkannya perang adalah kekafirang dengan syarat ia termasuk

orang yang mampu berperang, dan bukan orang selain mereka. Jika mereka termasuk orang

yang tidak berkecimpung dalam urusan perang, maka mereka kita perangi sampai mereka

masuk Islam atau membayar jizyah jika mereka dari kalangan Yahudi atau Nasrani atau

Majusi. Atau sampai mereka sampai masuk Islam saja tanpa ada pilihan yang lain, jika mereka

bukan dari tiga golongan tersebut dan jika mereka tidak mau masuk Islam, maka yang ada

adalah perang. Terkecuali orang-orang yang tidak berurusan dengan peperangan seperti

perempuan, anak-anak, orang buta, orang gila, pendeta, orang yang sibuk beribadah dalam

tempat ibadah mereka dan orang-orang yang tidak berurusan dengan peperangan karena

mereka tidak bisa berperang sebagaimana tang tersebut diatas, begitu pula orang tua renta,

mereka tidak diperangi menurut jumhur ulama’. Karena mereka adalah orang-orang yang tidak

ikut campur dalam peperangan. (Majmu’ Fatawa wa Maqolaat Mutanawwi’ah lisy-Syaikh Abdul ‘Aziz

bin Bazz III/191) Atau bisa juga kita katakan bahwasanya yang menjadi penyebab adalah

kemampuan berperang sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Rusyd dari sebagian

ulama’.Baliau mengatakan:” Dan sebab yang mewajibkan perang adalah diperselisihkan oleh

para ulama’ karena mereka berselisih pendapat tentan sebab yang mewajibkan membunuh.

Yang berpendapat bahwasanya yang menjadi penyebab adalah kekafiran, mereka tidak

mengecualikan seorangpun dari orang-orang musyrik dan mereka yang berpendapat

bahwasanya yang menjadi penyebab adalah kemampuan berperang pada larangan membunuh

perempuan padahal mereka adalah orang-orang kafir, mereka mengecualikan orang-orang

yang tidak mampu berperang dan tidak melibatkan diri dalam peperangan seperti petani dan

buruh.” (Bidayatul Mujtahid I/384) Dan para ulama’ berijma’ bahwasanya mereka-mereka yang

dikecualikan itu tetap diperangi jika mereka ikut berperang atau membantu dalam peperangan,

adapun selain mereka tetap diperangi baik mereka ikut berperang maupun tidak karena kalau

tidak demikian maka tidak ada bedanya atara mereka dan orang-orang yang masuk dalam

pengecualian. Oleh karena itu Al-Kasani berkata:”Pada dasarnya setiap orang yang bisa

berperang, halal dibunuh baik mereka ikut berperang maupun tidak dan semua orang yang

tidak mempunyai kemampuan untuk berperang tidak boleh dibunuh kecuali jika mereka nyata-

Page 14: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………88

nyata ikut berperang atau secara tidak langsung dengan memberikan pendapat, ketaatan,

motifasi atau yang lain ….. dan jika orang-orang yang tidak halal dibunuh sebagaimana yang

kami sebutkan diatas terbbunuh, maka tidak ada kewajiban diyat atau kafaroh kecuali taubat

dan istighfar, karena darah orang kafir itu tidak dibela kecuali dengan jaminan keamanan,

sedangkan jaminan keamanan itu tidak ada.” (Baai’ush Shonai’ IX/4308) 5

SYUBHAT DAN SANGGAHANNYA

Banyak dari kalangan mu’ashirin berpendapat bahwasanya sekedar kekafiran saja

bukanlah sebab peperangan, akan tetapi peperangan itu diwajibkan apabila orang-orang kafir

menyerang, artinya peperangan itu dilakukan jika orang-orang kafir menyerang. Dan ini

adalah penapat Jumhurul Bahitsin Al-Mu’ashirin. (Diantaranya adalah: Muhammad RosyidRidlo dalam Tafsir Al-Manar II\208,216, Abdul Wahab Kholaf dalam As-Sunnah-Siyasan Asy-

Syar’iyyah, hal. 77, Abdulloh bin zaid Ali Mahmud dalam Al-Jihad Al-Masyru’ Fil Islam, hal. 7 dan

Wahbah Az-Zuhaili dalam Al-‘Alaqot Ad-Dauliyah Fil Islam, hal.25 dan halaman selanjutnya).

Dengan demikian maka dasar hubungan antara kaum muslimin dan orang-orang kafir

adalah hubungan damai, dan kaum muslimin tidak boleh memerangi orang kafir kecuali jika

mereka memulai menyerang. Dan ini adalah pendapat jumhur fuqoha al Mua’shirin, [Misalnya

adalah: Muhammad Rosyid Ridlo (Tafsir Al-Manar XI/280), Mahmud Syaltut (Al-Islam ‘AWa syari’atan,

hal. 453), Muhammad Abu Zahroh (Al-‘Alaqot Ad-Dauliyah Fil Islam, hal. 47), Abdul Wahab Kholalaf

(As-SSiyasah Asy-Syar’iyah, hal. 77), Adulloh bin Zaid Ali Mahmud (Al-Jihad Al-Masyru’, hal.26-

27),As-Sayyid Sabiq (Fiqhus Sunnah III/13), Dr. Wahbah Az-Zuhaili (Al-‘Alaqot Ad-Daulifil Islam, hal.

94) dan Abdulloh Al-Maroghi (At-Tasyri’ Al-Islami lighoiril Muslimin, hal. 26)] mereka menyatakannya

dengan jelas-jelas sehingga tidak membutuhkan ijtihad didalam menyimpulkan perkataan–

perkataan mereka dengan demikian tidak perlu pula untuk kita paparkan.

Ada yang menisbatkan pendapat ini kepada madzhab Hanafi yang terdapat didalam kitab

Al-Mabsuth X/30: ”Dan pembunuhan baik disebabkan karena penyerangan sebagaimana

yang dikatakan oleh pata ulama’ kita atau disebabkan kesyirikan sebagaimana yang dikatakan

oleh penentang ulama’ kita.“ (dan lihat pula hal.81 pada juz yang sama) Dan terdapat dalam kitab

Al-‘Inayah V/437: ”Dan sebab peperangan adalah karena orang-orang kmemerangi kita.”

Namun perlu diperhatikan di disini bahwasanya pengarang kitab ini menyebutkan dalam hal.

441: “Sesungguhnya memerangi orang-orang kafir apabila mereka tidak mau masuk Islam dan

tidak mau mmbayar jizyah hukumnya adalah wajib walaupun mereka tidak mendahului

menyerang.” Dalam masalah ini ada pertentangan, oleh karena itu menurut saya, yang

dimaksud dengan perkataan madzhab Hanafi:”Peperangan sebabnya adalah penyerangan”

maksudnya memang orang-orang kafir itu pasti memerangi kita, karena hal itu sudah menjadi

kebiasaan mereka, dan maksudnya bukanlah mereka itu tidak akan memerangi kita kalau kita

7Waqfat ma’ad Duktur Al-Buthi fi Kitabihi ‘anil Jihad karangan Abdul Akhir Hammad Al-Ghunaimi hal.

Page 15: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………89

tidak memerangi mereka. Maka renungkanlah hal ini. Syaikhul Islam berkata:” Imam Malik

sepakat dengan pendapat madzhab Hanafi tersebut begitu pula Imam Ahmad dalam salah

satu dari kedua pendapat beliau.(Majmu’ Fatawa, XX/101)

Dalil-dalil mereka dan jawababannya:

1. Firman Alloh:

كم كافةنتلوایقاكمةین كافركمشالا لواتوق“Perangilah orang-orang kafir secara keseluruhan sebagaimana mereka memerangi

kalian secara keseluruhan.” (QS. At-Taubah: 36)

Ayat ini menunjukkan bahwa peperangan yang diperintahkan kepada kita adalah sebagai

balasan karena mereka memerangi kita, dan inilah penyebab peperangan tersebut.

Firman Allah

یندتالمعیل هللا الذین یقاتلونكم وال تعتدوا إن هللا ال یحبسبفيوا تلاوق“Dan berperanglah kalaian di jalan Alloh melawan orang-orang yang memerangi kalian dan

janganlah kaliam melampaui batas. Sesungguhnya Alloh tidak mencintai orang-orang yang

melampaui batas.”(QS. Al-Baqoroh: 190)

Dikatakan maksud ”Jangan melampaui batas” adalah jangan memulai untuk

memerangi orang-orang musyrik. (lihat: Zaadul Masiir karangan Ibnul Jauzi, I/197)

Jawaban:

Diatas telah lita sebutkan bahwasanya para ulama’ telah berijma’ bahwa perintah jihad

yang terakhir adalah memerangi orang-orang kafir meskipun mereka tidak memulai

peperangan. Oleh karena itu para ulama’ salaf ada yang berpendapat bahwasanya ayat ini telah

mansukh dengan ayatus saif sedangkan sebagian yang lain berpendapat bahwasanya ayat ini

tidaklah mansukh akan tetapi yang dimaksud jangan melampau batas adalah jangan

membunuh perempuan, anak-anak dan orang-orang yang tidak bisa berperang.

Imam Ath-Thobari berkata:”Para ahli tafsir berselisih pendapat tentang tafsiran ayat

ini. Sebagian mereka berpendapat bahwasanya ayat ini adalah ayat pertama yang

memerintahkan kaum muslimin untuk memerangi orang-oran musyrik. Mereka mengatakan

bahwasanya kaum muslimin diperintahkan untuk memerangi orang-orang musyrik yang

memerangi kaum muslimin dan membiarkan orang-orang musyrik yang membiarkan kaum

muslimin yang kemudian dinasakh dengan surat al-baro’ah.” (Tafsir At-Thobari III/561)

Kemudian beliau menukil perkataan itu dengan sanad beliau dari Ar-Robi’ bin Anas dan

Abdur Rohman bin bin Zaid bin Aslam, lalu beliau berkata:”Sedangkan yang lain

Page 16: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………90

mengatakan tidak seperti itu akan tetapi ayat tersebut adalah perintah dari Alloh untuk

memerangi orang-orang kafir dan ayat ini tidaklah mansukh, sedangkan melampau batas yang

dilarangan maksudnya adalah larangan membunuh perempuan dan anak-anak.” (Tafsir At-

Thobari III/562) Kemudian beliau menukil pendapat kedua tersebut dengan snad beliau dari

Umar bin Abdul Aziz, Mujahid dan Ibnu Abbas ra., lalu beliau lebih merojihkan (menguatkan)

pendapat yang kedua, karena pernyataan nasakh tanpa dalil adalah tahakkum sedangkan

tahakkum tidak bisa melemahkan seorangpun. Kemudian beliau mengatakan:”….Alloh

mengatakan kepada mereka:’Dan berperanglah atas dasar ketaatan kepada-Ku dan atas dasar

agama yang Ku syariatkan kepada kalian, dan dakwahilah orang-orang yang berpaing darinya

dan melakukan kesombongan dengan tangan dan lidahnya sampai mereka kembali mentaati-

Ku atau mereka membayar jizyah dengan penuh rendah diri jika mereka dari kalangan ahlul

kitab.’ Dan Alloh memerintahkan mereka orang-orang kafir yang bisa berperang dan

terkecuali orang-orang yang tidak bisa berperang seperti perempuan dan anak-anak mereka,

sesungguhnya mereka ini adalah merupakan harta dan dan budak bagi kaum muslimin jika

mereka menang…….”(Tafsir At-Thobari III/563-564)

2. Nash-nash yang menyeru kepada perdamai seperti firman Allah :

و عدمإنھ لكناطیالشتواخطلسلم كافة وال تتیعوا افيا نوا ادخلوأمن ذیالا یھیأ

ینبم“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian As-Silm secara keseluruhan, dan

janganlah kalian ikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhya syetan itu musuh yang nyata

bagi kalian.” (QS. Al-Baqoroh: 208)

Jawaban:

Yang dimaksud dengan As-Silmu adalah Syari’at Islam dan hukum-hukumnya,

sebagaimana pendapat kebanyakan ahli tafsir dan hal ini dipelopori oleh syaikhul mufassirin

Ath-Thobari ra. atau yang dimaksud adalah ketaatan sebagaimana pendapat sebagian mereka.

(Lihat tafsir Ath-Thobari II/189, tafsir Ibnu Katsir I/247 dan Zaadul Masiir karangan Ibnul Jauzi I/224)

Dan tidak ada yang berpendapat perdamaian kecuali Qotadah dan orang-orang

mu’ashirin yang mengikuti beliau.6

لم فاجنح لھا وتوكل علي هللا إنھ ھو السمیع العلیملسلوانحجإنو

4Al-Isti’anah bighoiril Muslimin, hal 118

Page 17: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………91

“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan

bertawakallah kepada Alloh. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui.” (QS. Al-Anfal: 61)

Alloh berfirman tentang orang-orang munafiq:

وا منھم أولیآء حتى یھاجروا في ذ تتخ ا كفروا فتكونون سوآء فال م كفرون ك ت و ل ا ود و

یا وال ل و م ھ ن ا م فإن تولوا فخذوھم واقتلوھم حیث وجدتموھم والتتخذوهللا ل سبی

أو جآءوكم حصرت یثاق م إلى قوم بینكم وبینھم ن ین یصلوذ ل اال إ نصیرا

ن فإ م لوك ات وا قومھم ولو شآء هللا لسلطھم علیكم فلق ل ت یقاو أ م صدورھم أن یقاتلوك

لم فما جعل هللا لكم اعت ون د ج ت س م سبیال ھ علی زلوكم فلم یقاتلوكم وألقوا إلیكم الس

وا إلى الفتنة أرك وكم من أ ی نءاخرین یریدون أ نإ ا ف ھ ا فیسوویأمنوا قومھم كل مارد

لم و لم م حیث ثقفتموھم تلوھ ق كفوا أیدیھم فخذوھم وای یعتزلوكم ویلقوا إلیكم الس

بینا ھم ی ل ع م ك وأوالئكم جعلنا ل سلطانا م

“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu

kalian menjadi sama dengan mereka. Maka janganlah kalian jadikan diantara mereka

penolong-penolong kalian.Maka jika mereka berpaling maka tawanlah dan bunuhlah mereka

dimana saja kalian menjumpai mereka, dan janganlah kalian menjadikan seorangpun

diantara mereka sebagai pelindung dan juga penolong, kecuali orang-orang yang meminta

perlindungan kepada suatu kaum, yang antara kalian dan kaum tersebut telah terikat

perjanjian damai atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa

keberatan untuk memerangi kalian dan memerangi kaum mereka. Kalau Alloh menghendaki

tentu Alloh memberi kekuasaan kepada mereka untuk menguasai kalian, lalu pastilah mereka

memerangi kalian. Tetapi jika mereka membiarkan kalian dan tidak memerangi kalian serta

mengemukakan perdamaian kepada kalian, maka Alloh tidak memberi jalan kepada kalian

untuk melawan dan membunuh mereka. Kelak kalian akan mendapati kelompok yang lain,

yang bermaksud supaya aman dari kalian dan aman dari kaumnya, setiap kali mereka diajak

kembali kepada fitnah (syirik) merekapun terjun ke dalamnya. Karena itu jika mereka tidak

membiar kankalian dan tidak mau mengemukakan perdamaian kepada kalian serta tidak

menahan tangan mereka untuk memerangi kalian maka tawanlah mereka dan bunuhlah

mereka dimana saja kalian menjumpai mereka dan merekalah yang Kami berikan kepada

kalian alasan yang nyata untuk menawan dan membunuh mereka. ” (QS. An-Nisa’: 89-91)

Jawaban:

Page 18: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………92

Dalam ayat ini disebutkan bahwasanya perdamaian itu mereka yang mengajukan dan

bukan kaum muslimin dengan cara mereka menyatakan maksud mereka dan dengan syarat

mereka tidak ikut campur dalam memerangi kaum muslimin. Dan tidaklah cukup hal itu hanya

berupa sikap dan tidak dibarengi dengan pernyataan keadaan mereka kepada kaum muslimin.

Oleh karena itu hal ini termasuk bentuk perdamaian yang telah diatur syarat-syaratnya dalam

syari’at sebagaimana yang telah kita bahas dalam pembahasan tersendiri tentang sikap netral.

3. Allah tidak mensyari’atkan pemaksaan didalam beragama akan tetapi yang

diperintahkakepada manusia adalah agar memilih, sebagaimana firman Allah dalam kitab-Nya

:

دین قد تیبن الرشد من الغيالي فاهكرإال“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar

dari jalan yang sesat.” (QS. Al-Baqoroh: 256)

من من في األرض كلھم جمیعا أفانت تكره الناس حتي یكون ألك ربء شاو ول

مؤمنین“Dan jikalau Tuhanmu menghendak, tentulah semua orang di muka bumi ini akan beriman.

Maka apakan kamu hendak memaksa semua manusia untuk menjadi orang-orang beriman?”

(QS. Yunus: 99)

Ini menunjukkan bahwasanya perang itu tidak disyari’atkan untuk memaksa manusia

masuk kedalam agama Islam. Dengan demikian maka dasar hubungan antara kaum muslimin

dengan ummat yang lain adalah perdamaian, bukan peperangan. (Lihat: As-Sunnah-Siyasah Asy-

Syar’iyyah, karangan Syaikh Kholaf, hal. 74)

Adapun ayat :

ن الرشد من الغيبیتدقدینالي فاهكرإال“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar

dari jalan yang sesat.” (QS. Al-Baqoroh: 256)

Adalah bagi mereka yang mau membayar jizyah. (Lihat tafsir Ath-Thobari III/12 dan Ahkamul

Qur’an karangan Ibnul ‘Arobi)7

Jawaban:

Sesungguhnya selama orang kafir itu bebas memilih antara tiga pilihan; masuk Islam,

membayar jizyah dan perang, hal itu berarti tidak ada paksaan untuk masuk Islam, dan dengan

demikian juga tidak merubah status dasar hubungan perang antara umat Islam dengan orang

kafir. (Lihat Zaadul Masiir I/305)

5Al-Isti’anah bighoiril Muslimin, hal 120

Page 19: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………93

Dan juga pendapat ini dijawab bahwasanya tujuan peperangan melawan orang-orang

kafir adalah menundukkan mereka di bawah kekuasaan kaum muslimin dan menjalankan

syari’at Islam di dalamnya dan bukan maksudnya memaksa setiap individu mereka untuk

merubah agama mereka. (Majmu’ah Buhuts Fiqhiyyah karangan Dr. Abdul Karim Zaidan, hal. 56)

Atau hal ini juga dijawab bahwasanya Islam adalah agama yang bersifat universal,

agama yang haq dan selainnya adalah agama yang bathil. Semua yang tidak beragama islam

maka dia adalah celaka, oleh karena itu kewajibamn muslimin adalah menyelamatkan manusia

dari kecelakaan dengan wasilah yang telah diberikan kepada mereka yaitu dimulai dengan

dakwah kemudian dengan kekuatan apabila manusia itu masuk islam maka tercapailah

tujuannya kalau tidak maka mereka harus masuk kedalam dzimmatul muslimin atau berdamai

dalam jangka waktu tertentu kalau tidak maka yang ada adalah perang (lihat Mabadi’u nidhomil

hukmi fil Islam karanagnn Dr. Abdul Hamid Mutawally hal 293). Sebagaimana disebutkan dalam

hadits Buraidah :

یتھن أجابوك فأمن المشركین فادعھم إلي ثالث خصال أو خالل ك دوعیتلقا إذ

فاقبل منھم وكف عنھم“Apabila kamu menjumpai musuhmu dari orang-orang muusyrik maka tawarkanlah kepada

mereka tiga perkara, mana saja yang mereka pilih terimalah dan jangan ganggu mereka.”

Kemudian beliau menyebutkan tiga alternatif itu dengan urut yaitu : masuk Islam

kemudian bayar jizyah kemdian perang.

4. Alloh berfirman:

ن دیاركم أن تب ین ولم یخرجوكم م وھم الینھاكم هللا عن الذین لم یقاتلوكم في الد ر

إنما ینھاكم هللا عن الذین قاتلوكم في وتقسطوا إلیھم إن هللا یحب المقسطین

ن دیاركم وظاھروا على إخراجكم أن تولوھم ومن یتولھم ین وأخرجوكم م الد

الظالمون فأولئك ھم

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang

yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya

melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena

agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.

Page 20: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………94

Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang

zalim.” (QS. 60:8-9)

Jawaban:

Para ulama’ tafsir berselisih pendapat tentang ayat ini, apaka ayat ini mansukh atau tidak.

Berkata Ibnu Zaid dan Qotadah serta nukilan dari Ibnu Syihab Al-Khofaji

bahwasanya ayat ini mansukh dengan ayat-ayat qital dalam surat at-taubah dan ayat-

ayat qital yang lain.

Sekelompok ahli tafsir berpandapat bahwasanya ayat ini memperbolehkan untuk

berbuat baik atas ijin Alloh kepada perempuan dan anak-anak karena mereka adalah

termasuk golongan yang tidak boleh diperangi. Dan mereka berpendapat bahwasanya

ayat ini adalah muhkamah (tidak mansukh).

Mujahid berpendapat bahwasanya yang dimaksud dalam ayat ini adalah mereka yang

beriman di Mekah dan belum berhijroh, maka Alloh mengijinkan untuk berbuat baik

kepada mereka.

Sekelompok ahli tafsir berpendapat bahwasanya ayat ini sebagai rukhshohh untuk

berbuat baik kepada orang-orang yang tidak memerangi umat Islam dan sebagai dalil

atas bolehnya berbuat baik kepada mereka meskipun tidak boleh berwala’ kepada

mereka.

Dan Ibnu Jarir Ath-Thobari berkata:”Pendapat yang paling mendekati kebenaran

adalah pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah semua orang

kafir yang tidak memerangi umat Islam, jika hal itu tidak sampai membuka rahasia umat Islam

atau menguatkan mereka dengan persenjataan.” (Lihat:Tafsir Ah-Thobari XXVIII/43 dan lihat Ayatul

Ahkam karangan Muhammad ‘Ali As-Sayis IV/139-140)

Sesungguhnya ayat pertama menerangkan bahwasanya Alloh tidaklah melarang kita

untuk berbuat baik dan adil kepada orang-orang kafir yang tidak memerangi kita, namun ayat

itu tidak menyatakan untuk tidak memerangi mereka. Dan berbuat baik itu tidaklah

bertentangan dengan memerangi mereka. Kita berbuat baik dan adil kepada mereka sebelum

berperang. Kemudian jika kita hendak memerangi mereka kitapun juga berbuat baik dan adil

kepada mereka dengan mendakwahi mereka sebelum menyerang. Dan jika kita memerangi

merekapun kita berbuat baik dan adil kepada mereka dengan tidak menmcincang mayat

mereka, tidak membunuh perempuan dan anak-anak serta adab-adab perang yang lain dalam

Islam. Dan jika perang telah usai dengan kemenangan di tangan umat Islam, maka kita tetap

berbuat baik kepada mereka dengan membuka peluang untuk membebaskan tawanan dan juga

berbuat adil dengan menebusnya serta yang lain-lainnya. Dengan demikian maka sebenarnya

perintah untuk berbuat baik dan adil kepada mereka tidaklah bertentangan dengan perintah

untuk memerangi mereka. Dengan demikian maka yang benar (wallohu a’lam) adalah

Page 21: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………95

pendapat yang dipilih oleh Ath-Thobari yaitu bahwasanya ayat tersebut tidaklah mansukh

dan tidak pula terkhususkan.

Orang yang memperhatikan kepada dua ayat tersebut ia akan memahami bahwasanya

dua ayat tersebut berbicara tentang dua macam manusia yang berbeda, namun kita akan

mendapatkan tidak ada perbedaan hukum antara kedua golongan manusia ini. Ayat yang

pertama membolehkan untuk berbuat baik kepada golongan yang pertama sedangkan ayat

yang kedua tidak melarang untuk berbuat baik kepada golongan yang kedua namun hanya

melarang untuk berwala’ kepada mereka dengan ketentuan bahwasanya wala’ juga terputus

dari golongan yang pertama berdasarkan keumuman ayat yang melarang untuk berwala’

kepada orang-orang kafir. Artinya berbuat baik dan adil itu bukan diperbolehkan kepada

orang kafir ghoiril muharibin (yang tidak memerangi) saja akan tetapi juga diperbolehkan

kepada orang-orang kafir muharibun juga. Dalilnya adalah ayat kedua yang melarang untuk

berwala’ kepada orang-orang kafir muharibun dan tidak melarang untuk berbuat baik dan adil

kepada mereka, bahkan ada nas-nas lain menerangkan atas bolehnnya hal itu kepada mereka.

Hal itu telah diingatkan oleh Imam Al-Mathlabi Muhammad bin Idris Asy-Syafi’I belau

mengatakan dalam kitab Ahkamul Qur’an yang ditulis oleh Al-Baihaqi :”Dan hubungan baik

dan harta, berlaku adil, berbicara lembut dan surat-menyurat berkaitan dengan hukum Alloh

bukanlah termasuk wala’ yang dilarang kepada orang-orang yang dilarang untuk memberikan

perwala’an kepada mereka karena memerangi umat Islam. Hal itu karena Alloh membolehkan

untuk berbuat baik dan adil kepada orang-orang musyrik yang tidak memerangi umat Islam

dan tidak mengharamkannya kepada mereka yang memusuhi, akan tetapi Alloh hanya

menyebutkan mereka yang memusuhi lalu Alloh melarang untuk berwala’ kepada mereka.

Sedangkan perwalian tidaklah sama dengan berbuat baik dan adil. Dahulu nabi mengambil

tebusan dari tawana perang Badar, Abu ‘Izzah Al-Jumahi diantara yang dibebaskan padahal

dia telah diketahui permusuhannya terhadap nabi baik dengan lisan maupun dirinya, dan

beliau juga membebaskan Tsumamah bin Utsal setelah perang Badar padahal dia sudah

dikenal permusuhannya terhadap Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliaupun

memerintahkan untuk membunuhnya namun beliau membebaskan setelah tertawan, dan

masuk Islamlah Utsamah dan memboikot makanan penduduk Mekkah lalu mereka meminta

kepada nabi untuk memberi makanan kepada mereka maka diijinkanlah oleh Nabi shallallahu

‘alaihi wasallam, dan Alloh berfirman

راوأسیویطعمون الطعام على حبھ مسكینا ویتیما“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan

orang yang ditawan.” (QS. 76:8)

Page 22: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………96

…… dan tawanan adalah termasuk orang-orang yang memusuhi Alloh dan Rosul-Nya.

(Ahkamul Qur’an II/193-194)8

5. Jumhurul Fuqoha berpendapat bahwasanya haram membunuh wanita, anak – anak,

orang tua dan orang yang semisal dengan mereka dalam pertempuran karena mereka tidak bisa

bereperang (lihat Al-Fatawa Al-Hindiyyah II/ 195, Hasyiatud Dasuki II / 176, Al-Kafi

karangan Ibnu Qudamah IV / 267, dan Al-Muhalla VII /471 masalah no. 926). Ini

menunjukkan bahwasanya memerangi orang – orang kafir itu adalah karena mereka

memerangi kita bukan karena sekedar kekafiran saja, karena kalau sebabnya itu hanya

kekafiran saja, maka pasti wajib membunuh setiap orang kafir yang mukallaf ( lihat al ‘Alaqot

Ad-Dauliyyah fil Islam karangan Az-Zuhaily hal 25-28 ) .

Jawaban:

Hadits-hadits yang melarang membunuh anak-anak dan perempuanhanyalah merupakan

dalil-dalil yang menjadi mukhoshshis dari perintah memerangi orang kafir secara umum. Lalu

jumhur ulama’ berpendapat bahwasanya anak-anak dan perempuan itu tidak boleh dibunuh

disebabkan karena mereka bukan orang yang layak untuk ikut berperang, sehingga mereka

menyamakan halnya dengan orang yang sakit, tua renta, para pendeta dan orang-orang

semacam mereka. Oleh karena itu mereka mengatakan bahwasanya orang-orang yang

diperangi adalah ahlul qital (orang yang layak berperang). Adapun mereka yang tidak

berpendapat bahwasanya alasan dilarangnya membunuh perempuan dan anak-anak itu karena

tidak mampu berperang, maka mereka tidak mengecualikan selain anak-anak dan perempuan.

Dengan demikian maka orang yang diperangi adalah semua orang kafir selain anak-anak dan

perempuan atau orang-orang yang tidak mampu berperang. Lalu kita setelah itu bisa katakan

bahwasanya sebab disyari’atkannya perang itu adalah kekafiran dengan syarat orang yang

diperangi tersebut adalah orang yang mapu berperang dan bukan orang yang tidak mampu

berperang, sebagaimana yang dikatakan Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdulloh bin Bazz di atas,

atau bisa juga kita katakan bahwasanya yang menjadi penyebab adalah kemampuan

berperang sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Rusyd dari sebagian ulama’.

Al-Qodli Abu Bakar Ibnul ‘Arobi dalam menjawab masalah ini mengatakan:”Jika

dikatakan;’kalau yang menyebabkan bolehnya dibunuh itu kekafiran, maka pasti semua orang

kafir dibunuh sedangkan anda membiarkan dari kalangan orang kafir itu perempuan, pendeta

dan orang-orang yang telah tersebut diatas’. Maka dijawab; sebenarnya kami membiarkan

mereka, padahal pada mereka ada alasan untuk boleh dibunuh karena ada manfaat dan

maslahat padanya. Adapun manfaatnya adalah menjadikannya budak bagi golongan yang

boleh dijadikan budak, maka dengan demikian ia menjadi harta dan pembantu, dan ini adalah

ghonimah yang Alloh halalkan. Sedangkan maslahatnya adalah sesungguhnya kalau pendeta

8 Waqfaat ma’ad Dukrur Al-Buthi hal. 111-112

Page 23: Babiii 1 Macam-macam Jihad Dan Hukumnya

Macam-Macam Jihad Dan Hukumnya………………………………………………………………………………………97

itu dibiarkan, hal tersebut akan mendorong para lelaki mereka untuk tidak ikut berperang

dengan demikian melemahlah peperangan mereka dan sedikitlah kelompok mereka kemudian

kita akan lebih banyak menguasai mereka.” (Ahkamul Qur’an I/109)9

7Waqfat ma’ad Duktur Al-Buthi fi Kitabihi ‘anil Jihad karangan Abdul Akhir Hammad Al-Ghunaimi hal.