Upload
azis-nurrochma-wardana
View
463
Download
24
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan KP Reloser
Citation preview
52
BAB V
RECLOSER PADA SISTEM DISTRIBUSI
5.1. Gambaran Umum
Sehubungan dengan pentanahan Jaringan Distribusi, maka umumnya feeder
distribusi yang keluar dari GI dilengkapi dengan:
a. Relai Arus Lebih.
b. Relai Arus Hubung Tanah
Apabila diujung feeder distribusi yang keluar dari GI ada sumber daya (Pusat
Listrk) maka relai arus lebih dan relai arus hubung tanah tersebut diatas arus
bersifat power directional.
Apabila feeder distribusi adalah SUTM dan bersifat radial, tidak ada sumber
daya diujungnya, maka dipasang pula relai untuk Auto Reclosing (Penutup Balik).
Karena jumlah gangguan per km per tahun pada SUTM adalah tinggi maka untuk
dapat melokalisir gangguan secepat mungkin sering kali SUTM dibagi atas
beberapa seksi yang mempunyai pengaman sendiri dengan harapan apabila ada
gangguan pada salah satu seksi, ganggguan tidak akan merembet kepada seksi
yang ada didepannya. Selektifitas antar seksi dapat dilakukan dengan
menggunakan relai arus lebih untuk setiap seksi serta menggunakan time grading.
Kesulitan menggunakan relai arus lebih dengan time grading adalah
timbulnya akumulasi waktu. Akumulasi waktu ini dapat dikurangi apabila dipakai
relai arus lebih dengan karakteristik invers, namun kesulitan ini tidak teratasi
apabila besarnya arus gangguan pada setiap seksi tidak cukup berbeda untuk
menyelenggarakan time grading. Untuk menginstalasi persoalan ini dipakai
Pemisah Seksi Otomatis dan juga.sekering sekering (Pelebur-pelebur) pada seksi-
seksi SUTM seperti ditunjukkan pada gambar 4.1 dan gambar 4.2.
Gambar 5.1. SUTM radial dengan tiga pemisah seksi Otomatis (PSO)
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
53
Seksi Otomatis (PSO) dapat disetel Normally Open atau Normally closed.
PSO bekerja membuka atau menutup berdasarkan tegangan yang diterimanya jadi
penginderaannya (sensing) adalah atas dasar tegangan dan dapat disetel time
delaynya. (waktu tundanya), Apabila di setel normally closed PSO akan menutup
apabila menerima tegangan setelah melalui time delaynya. Sebaliknya apabila
disetel normally open PSO akan menutup setelah tegangan hilang untuk waktu
yang melampaui time delaynya.
Gambar 4.1. menggambarkan SUTM dengan tiga PSO yang dapat
menginderai tegangan saja dan mengalamai gangguan pada seksi III, maka urutan
alat-alat yang bekerja adalah sebagai bcrikut:
a. PMT di GI jatuh (trip). \
b. Sesudah selang waktu t yaitu time delay dari PSO maka PSO 1, PSO 2 dan
PSO 3 membuka karena tidak ada tegangan.
c. Setelah dicapai waktu penutup balik (reclosing time) maka PMT di GI
masuk kembali.
d. PSO I mendapat tegangan, setelah waktu t1 berlalu PSO 1 masuk secara
otomatis.
e. PSO 2 mendapat teganggan, setelah waktu t1 berlalu PSO 2 masuk secara
otomatis dan seksi III yang terganggu mendapat tegangan listrik.
f. Karena masih ada gangguan pada seksi III, maka PMT di GI jatuh lagi dan
setelah waktu t1 PSO 1 dan PS 0 2 terbuka lagi karena tidak menerima
tegangan. PSO 2 langsung terkunci karena dia merasakan bahwa tegangan
yang dating terlalu cepat hilang kembali, lebih kecil daripada t2 yaitu
waktu penyetelannya untuk tidak mengunci.
g. PMT di GI masuk kembali setelah dicapai waktu menutup balik (reclosing
time)
h. PSO 1 mendapat tegangan dan setelah waktu tj, PSO 1 masuk secara
otomatis.
Seksi I dan seksi II mendapat tegangan kembali.
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
54
Gambar 4.2. menggambarkan SUTM dalam konfigurasi ring dan mengalami
gangguan pada seksi II PSO 3 adalah Normally Open sehingga dalam keadaan
normal ring terbuka pada PSO 3.
Gambar 5.2. STUM dalam ring dengan lima pemisah Seksi Otomatis (PSO)
Pada konfigurasi ring diperlukan PSO yang dapat bekerja karena mengindera
tegangan dari 2 arah yaitu PSO 3, PSO 2 dan PSO.
Dengan adanya gangguan pada seksi II maka urutan alat - alat yang bekerja adalah
sebagai berikut:
a. PMT A di GI jatuh (trip).
b. Sesudah selang waktu t1 PSO 1 dan PSO 2 membuka secara otomatis
karena tidak ada tegangan.
c. Setelah waktu menutup balik tercapai maka PMT A di GI masuk kembali.
d. Setelah selang waktu t, berlalu PSO 1 masuk kembali dan seksi II yang
terganggu mendapat tegangan.
e. PMT A di GI jatuh lagi karena masih ada gangguan, setelah selang waktu t
berlalu, PSO 1 terbuka lagi dan langsung terkunci karena merasa tegangan
yang datang kembali terlalu cepat hilang, lebih kecil daripada waktu yang
disetel yaitu t2
f. Setelah selang waktu t3 PSO 3 yang Normally Open dan merasa lama
tidak mendapat tegangan dari arah PSO 2, akan masuk secara otomatis
dengan menggunakan tegangan dari arah PSO 2, sehingga seksi III
mendapat tegangan kembali.
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
55
g. PSO 2 mendapat tegangan dari arah PSO 3 dan PSO 2 bisa mengindera
tegangan dari dua arah dia akan bekerja dan masuk secara otomatis.
Selanjutnya tegangan masuk ke seksi II yang masih terganggu.
h. ]PMT B jatuh karena ganguan di seksi II.
i. PSO 1, PSO 2’ dan PSO 2 terbuka setelah selama waktu t tidak ada
tegangan. PSO 3 tetap menutup karena dia melihat kearah PS 0 2 maupun
PSO 2’ tidak ada tegangan.
j. Setelah PMT B menutup balik tegangan tiba di PSO 1 setelah waktu t1
berlalu PSO T masuk kembali, kemudian tegangan sampai pada PSO 2’
yang telah melalui waktu tt PSO 2' akan masuk dan tegangan melalu PSO
3 (yang masih menutup karena tidak, menerima tegangan dan bersifat
Normally open) sampai pada PSO 2, yang selanjutnya masuk ke seksi II
yang masih terganggu.
k. PMT B jatuh lagi karena gangguan di seksi II.
l. Peristiwa seperti butir 1 terulang tetapi diikuti dengan terkuncinya PSO 2.
m. PMT B menutup balik dan urutan kejadian butir i terulang kembali tetapi
tegangan berhenti di PSO 2,tidak memasuki seksi II karena PSO 2 sudah
terkunci, sehingga seksi III mendapat tegangan kembali dan hanya seksi II
yang terganggu tidak mendapat tegangan.
Setelah seksi II diperbaiki maka konfigurasi jaringan dapat dikembalikan
seperti sebelum terjadi gangguan dengan jalan membuka PSO 3 secara manual
dan di non aktifkan dulu kemudian memasukkan PSO 1 dan PSO 2. Setelah PSO
1 dan PSO 2 masuk kembali serta seksi II sudah normal maka PSO 3 diaktifkan
kembali PSO 3 tidak akan menutup setelah diaktifkan karena mengindera adanya
dua tegangan bersamaan dari arah PSO 2 dan PS 2’ dank arena sifatnya yang
Normally Open. PSO 3 akan bekerja yaitu aka menutup apabila dia mengindera
bahwa tegangan dari arah PSO 2 dan PSO 2’ tidak ada secara bersamaan dalam
arti salah satu hilang, dia akan menutup kearah PSO yang bertegangan.
Recloser adalah suatu peralatan proteksi arus hubung singkat atau arus lebih,
yang mana recloser ini digunakan pada sistem distribusi yang dapat membuka dan
menutup kembali kontak memutus dayanya secara otomatis untuk beberapa kali
sesuai dengan waktu serta urutan kerja yang telah ditentukan, yaitu untuk
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
56
menghadapi gangguan hubung singkat bersifat temporer, dan jika gangguan itu
bersifat permanent maka recloser akan mengkunci ( lock – out ).
Gambar 5.3. Proses Kerja Dari Recloser
Proses operasi kerja recloser dari saat mulai terjadinya arus hubung singkat
sampai terjadi pembukaan kontak pemutus dayanya hingga menutup kembali
kontak pemutus daya tersebut, dapat di lihat seperti gambar 4.3. sementara bentuk
arutan kerja recloser dari saat mulai terjadi arus gangguan, sampai terjadi proses
buka tutup untuk beberapa kali dan akhirnya melakukan penguncian dapat dilihat
seperti gambar 4.4. berikut ini :
Gambar 5.4. Bentuk Buka Tutup Hingga Mengunci Dari Recloser
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
57
Pemakai recloser pada sistim distribusi tergantung pada peralatan-peralatan
listrik dari sistem distribusi, dan koordinasinya dengan peralatan proteksi arus
hubung singkat atau arus lebih yang lainnya.
Recloser juga merupakan perlengkapan proteksi untuk meningkatkan
keandalan saluran udara, baik pada saluran udara tegangan tinggi ( SUTT )
maupun pada saluran udara tegangan menengah ( SUTM ). Dalam penulisan ini
hanya pada STUM yang dibicarakan. Telah diketahui bahwa jenis gangguan
( STUM ) terdiri gangguan sementara dan gangguan menetap.
Gangguan sementara antara lain disebabkan oleh terjadinya arus susulan pada
isolator akibat petir, pengotoran ( kontaminasi ) dari isolator, binatang yang
melintas saluran, dahan / ranting yang menyentuh saluran yang lainnya.
Gangguan menetap antara lain disebabkan karna putusnya hantaran, pecahnya
isolator dan lain sebagainya.
Pada gangguan sementara, sesaat sesudah rele pemutus membuka dan
gangguan telah hilang, maka alat pemutus dapat masuk kembali, sedangkan pada
gangguan menetap sesudah alat pemutus merasakan gangguan dan membuka,
maka alat pemutus tidak dapat masuk kembali sebelum gangguan diatasi. Melihat
hal tersebut di atas maka di perlukan perlatan yang dapat membedakan gangguan
sementara dan menetap sehingga dapat memberikan perintah kepada alat pemutus
untuk menutup kembali bila terjadi gangguan sementara serta mengunci (lock-
out) bila terjadi gangguan menetap.
5.2. Klasifikasi Recloser
Recloser yang dipakai sebagai proteksi arus hubung singkat atau arus lebih
pada jaringan distribusi dapat diklasifikasikan berdasarkan :
- Menurut jumlah fasanya.
- Recloser satu fasa.
- Recloser tiga fasa.
- Menurut peralatan pengaturannya.
- Pengaturan hydrolik.
- Pengaturan elektronis.
- Menurut media pemutusannya.
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
58
- Media minyak.
- Media hampa udara ( vacuum ).
5.3. Menurut Jumlah Fasanya
5.3.1. Recloser satu fasa
Recloser ini dipakai untuk pengaman saluran fasa, misalnya saluran cabang
satu fasa dari saluran utama tiga fasa. Dapat juga di pakai saluran tiga fasa,
dimana beban yang terbanyak adalah beban satu fasa, sehingga apabila terjadi
ganguan menetap fasa tanah, maka hanya recloser pada fasa yang terganggu saja
akan terus terbuka ( lock- out), sedang pada fasa yang sehat akan dapat
menyalurkan saluran tenaga listrik. Recloser satu fasa berbentuk seperti pada
gambar 4.5.
Gambar 5.5. Recloser Fasa Tunggal
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
59
5.3.2. Recloser tiga fasa
Recloser tiga fasa digunakan apabila pelepasan gangguan menetap. Keadaan
untuk menghindari beban tiga fasa bekerja pada satu fasa. Dan umumnya recloser
dengan tiga fasa digunakan pada gardu induk atau pada percabangan jaringan
distribusi primer.
Recloser tiga fasa ini mempunyai dua cara kerja, yaitu:
a. Satu fasa membuka tiga fasa mengunci
Cara kerja seperti ini susunannya terdiri dari tiga unit recloser satu fasa yang
ditempatkan dalam satu tangki, dan secara mekanis ketiganya di kopel untuk
keadaan mengunci saja, sedangkan untuk membuka dan menutup kembali ketiga
recloser itu bekerja pada fasanya masing-masing. Misalnya, jika salah satu fasa
mengalami gangguan, maka recloser pada fasa itu saja bekerja sesuai dengan
urutan kerjanya untuk melakukan operasi buka tutup. Sampai waktu kerjanya
mengunci.
b. Tiga fasa membuka tiga fasa mengunci
Umumnya recloser dengan sistem kerja seperti ini digunakan pada jaringan
distribusi tiga fasa. Untuk gangguan yang bersifat temporer maupun yang bersifat
permanent akan menyebabkan kontak fasanya dapat membuka dan menutup
kembali serta mengunci secara serentak. Dan biasanya recloser tiga fasa di
lengkapi dengan peralatan pendeteksi gangguan fasa-fasa maupun gangguan fasa
ke tanah.
Berikut ini dapat dilihat gambar recloser tiga fasa.
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
60
Gambar 5.6. Recloser Tiga Fasa
5.4. Menurut Peralatan Pengaturannya
5.4.1. Recloser Pengaturan Hidrolik
Sistem pengendalian hidrolik ini adalah sistem yang memanfaatkan minyak
isolasi bersama dengan sistem mekanis hidrolik di dalam peralatan pemutus
tenaga recloser yang terdiri dari bermacam-macam pompa, dan katup pengatur
karakteristik kerja arus waktu, perhitungan serta interval waktu buka tutup hingga
mengunci, arus gangguan yang dirasakan oleh kumparan sclonoid yang
dihubungkan seri.
Recloser ini menggunakan kumparan penjatuh yang dipasang seri terhadap
beban (Seri Trip Coil). Bila arus yang mengalir melalui recloser mencapai 200%
dari rating arus kontinu, kumparan akan menarik plunyer secara mekanik dapat
membuka kontak utama recloser. Pengaturan kerja dan waktu dilakukan dengan
pemompaan minyak secara terpisah, yang besar kecilnya aliran diatur dengan
menyetel lubang minyak. umumnya recloser satu fasa dipakai pengaturan
hidrolik. Penutupan kontak recloser terkendali hidrolik dilakukan oleh pegas yang
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
61
dibebani gerakan plunyer kumparan penjatuh minimum sewaktu operasi
pembukaan. disamping itu ada juga penutupan kontaknya diperoleh dari
kumparan terpisah, yang diberi aliran listrik dari sisi sumber. Selanjutnya sistem
pengendalian hidrolik ini terdiri dari dua jenis :
Menurut peralatan pengendalinya adalah :
1. Recloser terkendali hidraulik
Gambar 5.7. Rangkaian Reclosing
S = Saklar switch on – off
DT = Dead time Delay Element
BT = Blocking Time Delay Element
C = Counter / Perhitungan kerja relai
Recloser ini mengguanakan kumparan penjatuh yang dipasang seri terhadap
beban (seri trip coil). Bila arus yang mengalir pada recloser melebihi dari arus
setting-nya, maka kumparan penjatuh akan menarik tuas yang secara mekanik
membuka kontak utama recloser.
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
62
a. Sistem pengendalian hidrolik tunggal
Sistem ini digunakan pada recloser satu phasa dan recloser tiga phasa yang
mempunyai rating arus kontinu yang rendah. Dari setiap phasanya arus masuk
menuju ke kumparan selenoid pembuka, kemudian menuju ke kontak diam dan
akhirnya bergerak keluar melalui satu bushing yang lain. Jika arus gangguan yang
dirasakan oleh recloser besarnya melebihi dari 200% rating arus kontinue
kumparan selenoidnya, maka hal ini mengakibatkan gaya maknetis yang akan
menggerakkan selenoid flunger ini mengakibatkan peralatan mekanis bekerja
untuk membuka kontak recloser.
b. Sistem pengendalian hidrolik ganda
Sistem pengendalian hidrolik ganda ini digunakan pada recloser tiga phasa,
dimana prinsipnya sama dengan recloser pengendalian hidrolik tunggal, yaitu
sama-sama memiliki kumparan selenoid yang terhubung secara seri untuk
merasakan adanya arus gangguan. Tetapi pada hidrolik ganda ini arus masuk dari
tiap phasa ketiga bushing, dan keluar melalui tiga bushing lainnya. Recloser
Hidrolik ganda ini dapat digunakan pada rating arus kontinu yang lebih dari
rating arus kontinue hidrolik tunggal.
5.5. Cara Kerja Recloser Pengaturan Elektronik
Recloser yang banyak digunakan adalah recloser elektronik, dan blok diagram
dari recloser elektronik ini dapat dilihat seperti gambar berikut :
Ground trip network
Gambar 5.8. Blok diagram Dari Recloser Pengaturan Elektronik
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
63
Arus pada saluran deteksi oleh trafo arus yang dipasang pada bushing
recloser, kemudian arus sekundernya dialirkan ke elektronik kontrol box. Apabila
arus yang mengalir itu melebihi batas nilai terendah dari arus penjatuh minimum
(sama atau lebih besar dari resistor trip minimum), maka level detector dan timing
ciscuit akan bekerja. Setelah mencapai waktu tunda yang ditentukan oleh program
karakteristik arus waktu, maka rangkaian trip (penjatuh) mengirimkan sinyal
untuk menjatuhkan (melepaskan) kontak utama recloser.
Sementara itu rele urutan akan bekerja mengatur waktu penutup kembali
sesuai dengan urutan yang diinginkan. Relei urutan kerja akan diriset pada posisi
semula untuk mengatur penutupan kembali yang berikutnya. Apabila gangguan
yang terjadi belum hilang,maka pada pembukaan yang terakhir sesuai urutan
recloser akan berada pada posisi lock-out (terkunci).
5.6. Recloser Menurut Media Pemutusnya
a. Media Pemutusan Minyak
Dalam hal ini minyak dipergunakan untuk melindungi isolasi dari tegangan
impuls frekwensi rendah.
b. Media Pemutusan Hampa Udara
Penggunaan hampa udara juga untuk melindungi isolasi dari tegangan impuls
frekwensi rendah. Disini masalah pemeliharaan dapat dikurangi.
5.7. Prinsip Penyetingan
Recloser dapat diseting untuk beberapa kali operasi. Peneyetingan untuk
jumlah operasi dilakukan dengan memutar seting lock out yang terdapat pada
panel control elektronik. Recloser dapat di seting satu, dua atau tiga interfal
penutupan kembali dan masing – masing interval memilki waktu yang berbeda.
Hal ini dapat dicapai dengan menempatkan plug pada soket RECLOSER
INTERVAL DELAY yang di inginkan.
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
64
Untuk recloser pengaturan hidrolik tiga fasa yang selang waktu penutupan
standart 2 detik. Pada recloser pengaturan elektronik selang waktu penutupan
lebih besar dapat diprogram dalam rangkaian pengaturannya.
Beberapa pilihan waktu penutupan baik recloser dapat dibuat, hal ini sangat
dipengaruhi oleh koordinasinya pada peralatan pengamannya yang lain :
1. Penutup balik seketika, artinya setelah kontak recloser membuka karena
gangguan maka dengan waktu yang singkat kontak tersebut akan menutup
kembali.
2. Menutup balik setelah dua detik artinya setelah kontak recloser membuka
karena gangguan, maka selang dua detik kemudian kontak recloser akan
balik. Selang dua detik ini diharapkan sudahkan cukup untuk
menghilangkan adanya gangguan transien dan menghilangkan adanya
ionisasi gas. Bila digunakan diantara fast trip operation, maka dua detik ini
sudah cukup untuk mendinginkan sekring disisi beban.
3. Menutup balik setelah lima detik, ini dimaksudkan agar dapat memberikan
kesempatan sekring untuk dingin kembali sehingga tidak sampai titik leleh
minimumnya. Dan dipakai juga untuk selang waktu penutupan operasi
diperlambat pada recloser digardu induk untuk mendinginkan sekring
disisi tegangan tinggi.
4. Menutup balik setelah sepuluh detik, lima belas detik dan seterusnya atau
dikenal juga sebagia longer Recloser interval, pada umumnya digunakan
apabila pengaman cadangannya adalah pemutus tenaga yang dikontrol
dengan relei.
Penyetelan yang dilakukan terhadap recloser adalah berdasarkan salah satu urutan
penutup dibawah ini :
1. Satu kali penutupan cepat, tiga kali penutupan diperlambat
2. Dua kali penutupan cepat, dua diperlambat
3. Empat kali penutupan diperlambat
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
65
Berikut ini penampilan recloser untuk beberapa kali penyetingan dalam mengatasi
kesalahan yang terjadi :
a. Recloser Disetting 4 Kali Operasi
- Mendapat gangguan permanent
Pada gambar 5.9. recloser diseting 4 kali operasi dan pada feeder yang diamankan
mendapat gangguan permanent, setelah a detik gangguan terjadi recloser
membuka, t1 detik kemudian recloser menutup tetapi b detik kemudian recloser
membuka kembali proses ini berlangsung terus sampai d detik kemudian recloser
membuka terus.
Gambar 5.9. Recloser Disetting 4 Kali Operasi Mendapat Gangguan Permanen.
- Mendapat gangguan sementara
Gambar 5.10. Recloser diseting 4 kali Operasi Mendapat Gangguan Sementara
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
66
Pada gambar 5.10. Reclosing disting 4 kali operasi pada feeder yang
diamankan mendapat gangguan sementaraa. Setelah a detik gangguan terjadi
recloser membuka, t1 detik kemudian recloser menutup, b detik kemudian
recloser membuka kembali, t2 detik kemudian recloser menutup dan ternyata
gangguan yang terjadi telah hilang maka recloser akan menutupsampai terjadi
gangguan berikutnya.
b. Recloser Diseting 3 Kali Operasi
-Mendapat gangguan permanenta
Gambar 5.11. Recloser Diseting 3 Kali Operasi Mendapat Gangguan Permanen
Gambar 5.11. memperlihatkan penampilan recloser untuk tiga kali operasi,
dimana feeder yang diamankan mendapat gangguan permanent. Setelah a detik
gangguan terjadi recloser membuka t1 detik, kemudian menutup selama b detik,
membuka kembali selama t2 detik, kemudian menutup kembali selama c detik dan
akhirnya membuka terus.
- Mendapat gangguan sementara
Gambar 5.12. Recloser diseting 3 Kali Operasi Mendapat Gangguan Sementara
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
67
Pada gamabar 5.12. setelah a detik gangguan terjadi recloser membuka, setelah
membuka selama t1 detik, recloser menutup kembali dan ternyata gangguan yang
terjadi telah hilang.
c. Recloser Diseting 2 kali operasi
- Mendapat gangguan permanent
Gambar 4.13. Recloser Diseting 2 Kali Operasi Mendapat Gangguan Permanen
Setelah a detik gangguan terjadi recloser membukasetelah t1 detik kemudian
recloser menutup dan akhirnya setelah b detik recloser membuka terus.
- mendapat gangguan sementara
Gambar IV.14. Recloser Diseting 2 Kali Operasi Mendapat Gangguan Sementara
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
68
Pada gambar 5.13 terlihat bahwa setelah a detik gangguan terjadi recloser
membuka selama t1 detik, kemudian menutup dan ternyata gangguan yang terjadi
telah hilang.
d. Recloser Diseting 1 Kali Operasi
untuk recloser yang diseting satu kaali operasi penampilannya akan sama untuk
gangguan permanen maupun gangguan sementara,
Gambar 5.14. Recloser Diseting 1 Kali Operasi Mendapat Gangguan
setelah a detik gangguan terjadi recloser membuka dan tidak akan menutup
kembaali secara automatis.
5.8. Kerakteristik Arus – Waktu
Hubungan antara besar arus kesalahan dengan waktu tripping diperlihatkan
pada gambar 5.15 dibawah ini. Semakin besar arus kesalahan yang mengalir akan
menyebabkan waktu pemutusan semakin cepat, dan semakin kecil arus kesalahan
yang terjadi akan semakin lambat waktu trip dari recloser.
Pemutusan untuk arus kesalahan yang besar sangat cepat karena pada arus
kesalahan yang besar pemanasan yang timbul akibat arus kesalahan yang mengalir
sangat besar.
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
69
Gambar 5.15 Karakteristik Arus – waktu.
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)
70
5.9. Operasi Kontrol
Pengindraan trafo arus berpungsi untuk melengkapi level informasi arus AC
dasar dari masing – masing phasa yang sinyalnya disampaikan ke rangkaian
kontrol. Sinyal – sinyal itu masing – masing sesuai dengan suatu perbandingan
tertentu terhadap arus line pada masing – masing phasa.
Level rangkaian mendeteksi dan pewaktu berhubungan dengan kesalahaan
phasa maksimum ataau kesalaahan phasa terbesar. Bila level arus yang di deteksi
melebihi nilai triping minimum rangkaian triping akaan bekerja.
Waktu dan arus yang di hasilkaan kemudian mulai di satukan dalam bagiaan
timing sesuai dengan karaakteristik arus/waktu yang di tentukan. Setelah pewaktu,
sinyal akan dikuatkan dan akan mengaktifkan SCR yang di hubungkan ke battere
control sebesar 24 volt. SCR ini kemudian akan mengenergi selenoida triping
recloser. Gerakkan selenoida trip yang melepaskan pegas trip akaan membukaa
kontak recloser. SCR juga mengenergi riley sequence dan operasi counter. Triping
untuk kesalahan tanah dilakukan dengan cara yang sama.
Setelah trip rangkaaiaan timing dan rangkaian reset timing akan tersupplay
energi. Bila waktu membuka telaah dilewati, selenoida putar akan terenergi
menutup recloser kembali. Waktu reset mulai beroperasi pada trip yang pertamaa
kali.
Jika tidak arus kesalahaan yang mengalir setelah operasi menutup kembali
rangkaian timing reset mengembalikan rele sequence keposisi asalnya.
Jika arus kesalahaan masih ada penambaahan timing, triping dan fungsi
mentup kembali akaan belaku, sesuai dengan karaakteristik yang di tentukan.
Penentuan awal trip untuk mengunci, tercapai sebelum rangkaian reset
berakhir, relei sequence berhenti pada posisi mengunci dengan recloser terbuka.
Switch control manual kemudian harus di operasikan untuk menutup, mereset rele
sequence keposisi awal dan menutup recloser.
Recloser Sebagai Pengaman Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KVBadarudin (21060110060050)