Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
402 Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang pemanfaatan hasil penelitian sembilan
buku puisi dari sembilan penyair Indonesia modern untuk disusun sebagai buku
pengayaan pengetahuan digital (e-book) bagi siswa di SMA. Kesembilan buku puisi
tersebut telah dianalisis dan ditemukan mengenai stilistik bunyi dan atavisme
pantun-syair yang kemudian dilakukan pembahasan untuk dimanfaatkan menjadi
buku pengayaan pengetahuan yang relevan pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
5.1 Penyusunan Buku Pengayaan Pengetahuan Digital
Pada kurikulum di sekolah menengah pada dasarnya mata pelajaran bahasa
Indonesia mencakup dua hal, yaitu 1) menciptakan teks lisan dan tulisan, baik pada
genre sastra berupa cerita naratif dan non naratif maupun genre non sastra teks
faktual berbentuk laporan atau prosedural serta teks tanggapan dalam bentuk
transaksional-ekspositoris, 2) memakai teks lisan dan tulisan, baik genre sastra
cerita naratif dan non naratif maupun genre non sastra teks faktual dalam bentuk
laporan atau prosedural serta teks tanggapan dalam bentuk transaksional-
ekspositoris. Pada konteks ini, terkait proses belajar bahasa Indonesia dengan
menggunakan buku pengayaan digital ini bisa digolongkan dalam mempelajari teks
sastra berakses media digital, serta sebagai penunjang pembelajaran bahasa
Indonesia terutama pada kompetensi dasar dalam materi menganalisis unsur
pembangun puisi dengan tujuan akhir agar para siswa dapat menulis puisi dengan
memerhatikan unsur pembangunnya, khususnya pada siswa kelas X.
Dengan adanya pembelajaran sastra berakses media digital ini, siswa
diharapkan dapat menggunakan dengan praktis dan mudah dalam memahami
materi pengetahuan yang terkandung di dalam e-book yang telah dibuat. Buku (e-
book) ini menyajikan berbagai materi yang berkaitan dengan sastra dan puisi, unsur
pembangun puisi, teori puisi, teori bunyi puisi dan contoh analisisnya, jenis teori
bunyi puisi, seperti persajakan, onomatope, irama, dan istilah-istilah lainnya yang
mungkin belum banyak diketahui oleh para siswa, terutama untuk siswa yang minat
403
Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serius dalam memperdalam ilmu bunyi puisi. Oleh karena itu, implementasi
pengajaran dengan menggunakan buku pengayaan bahasa Indonesia berakses
media digital ini disusun dengan berlandaskan hasil dari analisis pada sembilan
buku puisi dari sembilan penyair Indonesia modern ini diharapkan mampu memberi
dampak positif bagi peserta didik khususnya dalam memahami, menulis, dan
mengapresiasi puisi.
Dalam bagian landasan teoretis telah dijelaskan jenis-jenis buku pengayaan
yang terdiri atas buku pengayaan pengetahuan, kepribadian, dan keterampilan.
Produk buku yang disusun ini dapat digolongkan sebagai buku pengayaan
pengetahuan berbentuk digital. Buku digital ini disusun berdasarkan hasil penelitian
mengenai stilistika bunyi puisi dan analisis atavisme. Penyusunan buku pengayaan
pengetahuan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tambahan
bagi siswa SMA. Materi yang dimuat di dalam buku ini, antara lain: berupa teori
sastra, konvensi bahasa dan sastra, materi puisi, unsur pembangun puisi, jenis-jenis
puisi, tentang penyair dan pengalaman penciptaannya, penjelasan teori bunyi puisi
dan aspek-aspeknya seperti persajakan atau rima, asonansi, aliterasi, anafora,
epifora, eufoni, kakofoni, onomatope, irama, dan sebagainya, serta berisi contoh-
contoh analisis bunyi puisi pada sembilan buku puisi dari sembilan penyair
Indonesia modern sekaligus dengan hasil temuannya dari pembahasan, dan terakhir
diberikan informasi terkait biografi sembilan penyair, deskripsi buku, dan tema-
tema puisinya yang tentunya akan menambah pengetahuan dan wawasan baru bagi
para siswa yang hobi membaca.
5.2 Langkah-Langkah Penyusunan Buku Pengayaan Pengetahuan Digital
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
pembelajaran di sekolah sebagai hasil dari penelitian yang sedikit banyaknya ikut
berkontribusi bagi kelancaran proses pembelajaran sastra. Salah satu kebutuhan
pembelajaran di sekolah, yaitu bahan ajar yang diharapkan dapat menjadikan
sebuah pembelajaran akan berjalan maksimal. Dengan demikian, bahan ajar dapat
menjadi salah satu tolak ukur terciptanya pembelajaran yang baik.
Buku pengayaan pengetahuan ini berjudul Memahami Bunyi Puisi: Teori
dan Analisis. Penyusunan materi dalam buku ini diurutkan sesuai dengan data yang
404
Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan dalam penelitian. Dalam penyusunan buku ini, penulis
mempertimbangkan berbagai aspek seperti materi isi, penyajian isi materi,
kebahasaan, ilustrasi, serta berakses media digital dengan menggunakan bentuk file
e-book berupa jenis Portable Document Format (PDF). Semua aspek tersebut
tentunya disesuaikan dengan kebutuhan siswa pada zaman modern ini. Selain
menggunakan materi yang kontekstual, buku ini juga memuat bahasa yang sesuai
dengan perkembangan dan tingkat pemahaman siswa di SMA.
Buku pengayaan pengetahuan ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan bunyi
puisi dan atavisme pantun-syair dalam puisi Indonesia moden. Dalam penyajiannya
diawali dengan judul pada sampul depan, halaman judul dan hak cipta atau cetakan,
kata pengantar, kemudian pada Bab I berisi tentang memahami teori sastra, Bab II
memahami teori puisi, Bab III memahami bunyi puisi, Bab IV analisis bunyi puisi,
Bab V atavisme pantun-syair dalam puisi Indonesia modern, Bab VI tentang
penyair, deskripsi buku, dan tema, kemudian dilengkapi daftar pustaka, indeks, dan
biografi singkat penulis. Selanjutnya, setelah selesai melakukan penulisan terhadap
buku pengayaan pengetahuan digital ini, peneliti kemudian menentukan dan
mencari seorang penilai ahli atau seorang yang berkaitan dengan sumber buku
pengayaan ini untuk meminta penilaian objektif terkait aspek yang terdapat dalam
buku digital seperti sampul buku, isi atau materi yang ada di dalam buku, cara
penyajian materi, kebahasaan, kejelasan informasi yang disajikan, penggunaan
tulisan, penataan letak judul dan tulisan, ilustrasi dan desain tampilan buku, dan
lain-lain. Terakhir, penilai memberikan pernyataan antara layak atau tidaknya buku
digital ini dalam penggunaannya sebagai penunjang pembelajaran bahasa Indonesia
di sekolah menengah atas.
Meskipun pada dasarnya buku pengayaan pengetahuan tidak berfokus pada
kurikulum yang digunakan pada lembaga pendidikan, namun tetap pada prinsipnya
buku pengayaan pengetahuan ini dimaksudkan untuk membantu ketercapaian
kompetensi dasar pada kurikulum di sekolah.
405
Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.3 Prototipe Buku Pengayaan Pengetahuan Digital
1) Halaman Sampul atau Sampul Buku
Judul buku pengayaan pengetahuan ini adalah Memahami Bunyi Puisi:
Teori dan Analisis. Halaman sampul depan dan belakang buku memuat beberapa
hal utama yang berkaitan dengan komponen grafika atau desain tampilan buku,
antara lain (1) gambar berbentuk lambang bunyi dengan warna hitam, merah, dan
putih, di sini digunakan warna tersebut dengan alasan karena warna kesukaan
penulis dan warna yang berkaitan kuat dengan logo lembaga, yaitu logo Universitas
Pendidikan Indonesia, (2) mencantumkan nama penulis dan judul buku, (3)
mencantumkan kata berupa buku pengayaan pengetahuan di sebelah kanan atas, (4)
mencantumkan dua nama dosen pembimbing beserta gelar akademiknya, (5)
mencantumkan logo dan nama lembaga pada halaman sampul depan dan belakang
atau halaman terakhir buku, (6) pada sampul belakang atau halaman paling akhir
berisi kata-kata/informasi pengantar tentang isi buku, dan (7) membubuhi tahun
terbit sementara buku pengayaan.
406
Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Halaman Pembuka
Pada bagian awal dilengkapi dengan beberapa ucapan persembahan, kalimat
penting dari para ahli sastra terkait pentingnya memahami bunyi puisi, dan
informasi berupa hak penerbitan. Kemudian, pada halaman berikutnya berisi
halaman judul seperti pada sampul depan.
3) Halaman Pengantar
Pada halaman pengantar ini berjumlah dua halaman yang isinya berupa
informasi tentang seluk-beluk isi buku, seperti maksud penulisan buku, pengarang
buku sejenis, isi buku, ucapan terima kasih, kritik dan saran, dan lain-lain.
407
Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Halaman Daftar Isi dan Daftar Tabel
Daftar isi dalam buku ini menunjuk ke bagian enam bab besar, yakni bab I
memahami teori sastra, bab II memahami teori puisi, bab III memahami bunyi puisi,
bab IV analisis bunyi puisi, bab V atavisme pantun-syair dalam puisi Indonesia
modern, dan bab VI tentang penyair, deskripsi buku, dan tema. Semua bab besar
tersebut memiliki subab tersendiri yang memuat pemahaman umum yang kemudian
mengerucut ke arah pemahaman bunyi puisi. Sementara itu, pada daftar tabel hanya
mencantumkan tiga tabel, yakni pada bab empat dan bab lima isi buku.
408
Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Halaman Materi
Pada halaman ini berisi materi tentang penjelasan seluk-beluk sastra dan
puisi, mulai dari teori sastra, konvensi bahasa dan konvensi sastra, teori puisi, unsur
pembangun puisi, jenis-jenis puisi, bunyi puisi yang di dalamnya berupa aliterasi,
asonansi, anafora, epifora, pengulangan bunyi, daya evokasi, eufoni, kakofoni,
periodus, onomatope, metafora bunyi, simbolik bunyi, irama, nada dan suasana, dan
lain-lainnya, serta dilengkapi contoh analisis bunyi puisi, analisis atavisme pantun-
syair dalam puisi Indonesia modern, biografi singkat sembilan penyair dan
deskripsi sembilan buku puisinya. Pembahasannya dibuat sesederhana mungkin
agar mudah dipahami oleh peminat pemula dan menengah, terutama para pelajar
sekolah menengah yang serius yang ingin memahami lebih jauh tentang bunyi puisi
dan teknik menulis puisi dari aspek lain, yaitu aspek gaya bunyi.
6) Halaman Daftar Pustaka dan Indeks
Dalam daftar pustaka penulis mencantumkan rujukan buku dan jurnal yang
digunakan, seperti nama pengarang, tahun cetakan, judul tulisan, buku atau tulisan
jurnal, kota dan nama penerbitnya. Sementara itu, untuk memudahkan para
pembaca mencari nama tokoh, penulis, istilah sastra, dan istilah perbunyian puisi
dibuatkan indeks.
409
Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7) Halaman Biografi Singkat Penulis
Pada halaman terakhir disertakan biografi singkat (biodata) penulis. Hal ini
penting agar pembaca mengetahui siapa penulis buku itu, bagaimana riwayat
pendidikannya, dan apa saja yang telah dihasilkannya selama ini. Hal ini juga
penting untuk menunjukkan bahwa penulis buku itu tidak fiktif. Ini juga dapat
dibuktikan dengan foto penulis.
5.4 Hasil Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan Digital
Untuk mengetahui kelayakan buku pengayaan pengetahuan digital yang
telah dibuat, peneliti meminta penilaian dari para ahli dan para pengajar. Di
antaranya adalah guru besar dosen ahli bahasa dan sastra yang sekaligus penulis,
dosen senior ahli pembelajaran sastra dan analisis puisi sekaligus penulis, dan guru
bahasa Indonesia SMA yang bergelar magister pendidikan bahasa Indonesia. Dari
hasil penilaian tersebut diperoleh data bahwa buku pengayaan pengetahuan digital
berjudul Memahami Bunyi Puisi: Teori dan Analisis layak digunakan sebagai bahan
pendamping dan penunjang pembelajaran bagi siswa di SMA. Dari penilaian ahli
sastra dan guru bahasa Indonesia SMA, berikut catatan serta tanggapannya:
1) Kalau buku ini ditujukan untuk siswa tingkat SMA, sebaiknya bahasanya
disederhanakan (Prof. Dr. Atmazaki).
410
Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Sumber rujukan asing kurang fungsional bagi siswa SMA (Prof. Dr. Atmazaki).
3) Mungkin akan lebih familiar kalau dibaca mahasiswa, agak sulit dipahami oleh
siswa SMA (Prof. Dr. Atmazaki).
4) Materi buku pengayaan sesuai dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan
secara nasional (Prof. Dr. Djoko Saryono).
5) Materi buku tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia (Prof. Dr. Atmazaki; Prof. Dr. Djoko Saryono).
6) Penyajian materi/isi sangat baik dalam memacu pengembangan karakter,
kreativitas, dan aktivitas fisik/psikis (Prof. Dr. Atmazaki; Mamay Ayu Annisa,
M.Pd.).
7) Materi/isi mengembangkan kecakapan akademik, sosial, dan mengandung
nilai-nilai kedidaktisan (Prof. Dr. Djoko Saryono).
8) Penyajian materi/isi familiar dengan pembaca, menyenangkan, dan memberi
pengetahuan baru (Prof. Dr. Djoko Saryono).
9) Materi sudah bagus dan membantu pembaca lebih mudah belajar atau
memahami bunyi puisi (Girindrawardhani Daysi Ayu, S.Pd.).
10) Bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia
(Prof. Dr. Atmazaki; Mamay Ayu Annisa, M.Pd.).
11) Penulisan sudah efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa (Prof. Dr. Djoko
Saryono; Girindrawardhani Daysi Ayu, S.Pd.).
12) Komponen grafika seperti penataan letak judul, tulisan bab, ilustrasi, dan desain
tampilan buku digital menarik dan sangat baik (Prof. Dr. Atmazaki; Mamay
Ayu Annisa, M.Pd.).
13) Desain e-book sudah bagus dan tidak terlalu ramai (Girindrawardhani Daysi
Ayu, S.Pd.).
411 Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB VI
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisis data, temuan, dan pembahasan dari kajian ini,
maka dapat disimpulkan, implikasi, dan rekomendasi sebagai berikut.
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian stilistika bunyi dan atavisme pola
pantun-syair dalam puisi Indonesia modern serta pemanfaatannya untuk menyusun
buku pengayaan berakses media digital, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
6.1.1 Stilistika Bunyi dalam Puisi Indonesia Modern
Berdasarkan hasil analisis stilistika bunyi pada puisi Indonesia modern yang
telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh puisi
menggunakan pola-pola bunyi tertentu, antara lain: pola persajakan (rima) yang
berupa asonansi, aliterasi, sajak awal, anafora, sajak tengah, sajak dalam, epifora,
dan sajak akhir, kemudian onomatope, eufoni dan kakofoni, serta irama. Ada pun
yang sebagian terdapat aspek ciri bunyi lain, yaitu berupa daya evokasi dan
periodus. Dari hasil pengolahan dan pembahasan data bunyi khas puisi Indonesia
modern itu dapat disimpulkan mempunyai ciri pada penggunaan sajak awal dan
sajak akhir yang berpola pantun, syair, kembar, berpeluk, dan patah. Bunyi-bunyi
tersebut tampak terlihat menghiasi bentuk suara tertentu yang khas bersifat puitik
estetik penuh keindahan pada puisi-puisi kesembilan penyair Indonesia modern.
Dari hasil analisis ini, terdapat temuan istilah atau pemahaman baru, yaitu
(1) sajak awal adalah juga bersifat anafora—ulangan pola bunyi di awal baris. Pola
bunyi anafora dengan rima awal (sajak awal) ini tidak jauh berbeda, kalau pada
sajak awal yang diberi tekanan adalah persamaan atau pengulangan bunyi (bisa
berupa bunyi suku kata dan lainnya), maka dalam anafora yang ditekankan ialah
pengulangan kata atau persamaan kata, dan tentunya sekaligus persamaan suara
atau bunyi, dan persamaan susunan kata atau struktur sintaksis. Dengan demikian,
anafora sekaligus adalah sajak awal, sedangkan sajak awal belum tentu berbentuk
anafora; (2) temuan lain, yaitu dalam puisi Dodong yang berjudul “Hujan Turun di
Atas Jembatan” dan “Belajar Bahasa” mengandung gabungan antara anafora, sajak
awal, dan epizeuksis. Namun, epizeuksis di sini bukanlah berupa kata yang
412
Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dipentingkan diulang, melainkan epizeuksis janggal, yaitu kata biasa yang diulang
beberapa kali. Bentuk puisi demikian, sudah menampakkan sebagai “puisi modern
yang kontemporer” (khususnya pada pertengahan abad 20) atau “puisi yang sengaja
mempermainkan bunyi pada titik makna”; (3) pada puisi Toto ditemukan simploke,
simploke adalah gaya bahasa repetisi pada awal dan akhir beberapa larik atau
kalimat berturut-turut, antara lain pada puisinya yang berjudul “Malam Laut”, serta
puisi Toto ditemukan puisi dengan (sajak awal) anafora silang seberang pada
puisinya “Tentang Kemerdekaan”. Anafora silang seberang adalah anafora bergaya
pantun atau pengulangan suara, bunyi, fonem, morfem, kata, atau struktur sintaksis
pada larik-larik awal yang sama dengan bentuknya yang menyeberang pada
beberapa bait tertentu.
Berikut ini beberapa poin kesimpulan dari efek yang ditimbulkan dari
penonjolan bunyi terhadap puisi modern.
1) Agar puisi itu merdu jika didengarkan sebab pada hakikatnya puisi adalah untuk
didengarkan; untuk menciptakan nilai keindahan lewat unsur musikalitas atau
kemerduan.
2) Aspek bunyi dapat membantu memperjelas ekspresi.
3) Aspek bunyi ikut membangun suasana puisi, serta mampu membangkitkan
asosiasi-asosiasi tertentu.
4) Untuk mencapai nilai estetika puitis; sebagai pembeda dari prosa dan drama.
5) Sebagai pendukung arti atau makna puisi; untuk menuansakan makna tertentu
sebagai perwujudan rasa dan sikap penyairnya.
6) Sebagai peniru bunyi, lambang rasa, dan kiasan suara.
7) Untuk menciptakan suasana tertentu sebagai perwujudan suasana batin dan
sikap penyairnya.
8) Untuk merangsang munculnya daya tanggap dan membangkitkan perasaan atau
pengertian tertentu.
6.1.2 Atavisme Pola Pantun dan Syair dalam Puisi Indonesia Modern
Dari hasil analisis dan temuan pembahasan atavisme pola pantun dan syair
dalam puisi Indonesia modern, didapatkan hasil bahwa banyak ditemukan pola
pantun dan syair dalam puisi Indonesia modern, terutama terhadap kesembilan buku
puisi yang diteliti. Pola pantun dan syair tidak hanya ada pada puisi periode awal
413
Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Angkatan Pujangga Baru, seperti Rifa’i Ali dan Samadi, ternyata pola tersebut
masih dipakai dan digunakan, bahkan disenangi oleh para penyair modern yang
telah diteliti ini, mulai dari Angkatan ‘66 seperti Dodong Djiwapradja, Toto Sudarto
Bachtiar, Hartojo Andangdjaja, Rendra, kemudian Angkatan ‘70/ ‘80 seperti
Goenawan Mohamad, A. Mustofa Bisri, dan Angkatan 2000 seperti Joko Pinurbo.
Atavisme pantun dan syair tersebut dapat dilihat, antara lain: 1) jumlah larik
dan bait yang digunakan, yaitu empat larik dalam satu baitnya, 2) jumlah suku kata
dalam larik pada puisi tersebut, yaitu antara delapan belas sampai dua belas suku
kata dalam setiap lariknya, 3) pola persajakan pantun dan syair yang sangat khas
bunyinya, yaitu pantun berbunyi akhir yang sama bersilang dan syair berbunyi akhir
yang sama atau sama terus pada setiap lariknya dalam satu bait. Pola tersebut sudah
tidak asing lagi bagi kebanyakan peneliti—pola a-b-a-b (pantun) dan a-a-a-a (syair),
namun banyak peneliti yang selalu merendahkan dan mengabaikan pentingnya pola
pantun dan syair ini, padahal pola tersebut merupakan jantung mahkota yang
menjadi ciri khas sesungguhnya dari wajah puisi Indonesia. Sementara itu, dari
hasil penelitian ini banyak pula ditemukan pola atavisme persajakan pantun dan
syair berwujud pada awal-awal larik atau yang disebut dengan sajak awal sehingga
bunyi yang dihasilkan sangatlah bervariasi dan unik yang kemudian layak dapat
dianggap sebagai bunyi estetik gaya perpuisian milik Indonesia.
Berikut ini beberapa poin kesimpulan dari efek yang ditimbulkan dari
atavisme pantun dan syair terhadap puisi Indonesia modern.
1) Untuk memberi cita rasa khas puisi tradisi Indonesia di pergaulan perpuisian
dunia.
2) Memperdalam perwatakan yang khas bagi perpuisian Indonesia.
3) Dapat memunculkan roh puitik.
4) Menjadikan puisi Indonesia modern lebih puitis tradisional (nasional) yang
bertahan lama karena atavisme pantun dan syair dianggap sebagai bahan
pengawet paling kuat yang menyebabkan mampu bertahan ratusan tahun.
5) Menghasilkan pencitraan bahasa sastra yang lebih sopan, santun, penuh etika,
dan berbudaya.
6) Memudahkan dalam menyampaikan rasa, sindirian atau kritikan; karena pantun
dapat “mencubit tanpa menimbulkan rasa sakit”.
414
Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7) Melekatkan penikmat puisi pada sosio-kultural masyarakat nusantara.
8) Bersifat didaktis untuk masyarakat umum dan dunia pendidikan.
6.1.3 Buku Pengayaan Pengetahuan Digital
Pemanfaatan dari hasil penelitian diwujudkan dalam bentuk bahan bacaan
digital atau e-book (PDF) sebagai penunjang pembelajaran materi praktis tentang
memahami unsur pembangun puisi dengan judul Memahami Bunyi Puisi: Teori dan
Analisis. Buku tersebut telah melalui proses penilaian secara ketat dan objektif oleh
para ahli profesi dosen atau ahli sastra (puisi) dan guru bahasa Indonesia SMA. Ada
beberapa aspek yang dinilai dalam buku pengayaan pengetahuan digital meliputi
kelayakan materi isi, penyajian materi isi, kejelasan kebahasaan yang digunakan,
dan desain grafik tampilan buku pengayaan digital. Berdasarkan hasil penilaian
oleh para pakar sastra dan para pelaku pendidikan dibidangnya, banyak yang
menanggapi secara positif buku tersebut sehingga peneliti tidak banyak melakukan
perubahan karena pada kesimpulannya penilai ahli mengatakan, bahwa buku
pengayaan pengetahuan digital atau e-book tersebut layak sebagai buku penunjang
pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Dengan adanya produk buku pengayaan
digital ini sedikit banyak memberikan solusi kemudahan bagi guru dan murid
sebagai penggunanya.
6.2 Implikasi
Dari hasil penelitian ini serta pemanfaatannya untuk buku pengayaan digital
di tingkat sekolah menengah atas, maka implikasi dari penelitian ini adalah dapat
memberikan gambaran tentang analisis bunyi puisi dan teknik menulis puisi dengan
pola-pola pantun-syair khususnya bagi para peserta didik di SMA yang serius dalam
mendalami dan menyenangi sastra jenis puisi. Dengan adanya produk buku digital
ini, sedikit banyak dapat memberikan solusi kemudahan dalam menikmati ilmu
pengetahuan dan wawasan tambahan, serta dampak yang positif bagi peserta didik,
yaitu dapat menulis puisi dan menghayati kehidupan di dunia secara lebih baik dan
bijaksana, karena pada prinsipnya sastra adalah keindahan hidup manusia.
Sementara itu, implikasi terhadap guru. Dengan adanya buku pengayaan
pengetahuan digital ini diharapkan pendidik lebih kreatif lagi dalam menggunakan
sumber belajar yang berakses media digital. Buku pengayaan pengetahuan ini dapat
415
Toyidin, 2021
KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dijadikan sebagai buku pelengkap atau pendamping dari buku teks utama bagi
peserta didik yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran tentang puisi.
Selanjutnya, implikasi terhadap para peneliti masa depan yang berminat
pada kajian bunyi dan atavisme pantun-syair. Dari hasil penelitian ini tentu dapat
dijadikan sebagai pegangan inspirasi dalam menjadikan sumber rujukan atau bahan
tambahan lain yang dapat dikembangkan lagi lebih lanjut misalnya dari penelitian
pola persajakan atau rima yang diduga sangat banyak variasinya dalam perpuisian
Indonesia, hal itu kiranya penting guna memperluas bidang kajian bunyi sastra di
Indonesia, khususnya tentang pentingnya memahami bunyi puisi dan atavisme
pola-pola pantun-syair untuk penciptaan puisi gaya modern.
6.3 Rekomendasi
Dalam penelitian ini peneliti sungguh menyadari banyak kekurangan dan
kelemahan khususnya berkaitan dengan teknik pengumpulan data dan sampel.
Hasil analisis menunjukan bahwa peneliti memang kesulitan dalam mengkaji secara
profesional pada aspek eufoni, kakofoni, dan irama pada puisi modern. Untuk itu
peneliti sangat berharap dan sekaligus merekomendasikan kepada peneliti
berikutnya yang berminat tentang ini agar dapat menggunakan secara maksimal
cermat sumber buku dan jurnal internasional yang berkaitan dengan ilmu
perbunyian perpuisian modern. Kajian bunyi ini sekiranya dapat memanfaatkan
ilmu linguistik atau fonetik (tentang bunyi homorgan) untuk mengkaji bunyi-bunyi
puisi secara lebih dalam. Selain itu, dapat pula memanfaatkan ilmu bunyi pada
bidang musik untuk dipakai dalam menganalisis irama puisi, dan semacamnya,
namun itu perlu waktu yang cukup banyak untuk dapat serius menguasainya.
Bunyi-bunyi dan irama musik juga kadang berkaitan erat dengan suara-suara yang
ditimbulkan pada sebuah bunyi puisi sehingga ilmu yang didapat mungkin akan
bermanfaat bagi penciptaan puisi modern masa depan dengan teknik-teknik tata
perbunyian yang benar dan waras secara serasi dan apik dalam dunia perpuisian
Indonesia. Sementara itu, peneliti juga merekomendasikan agar buku digital atau e-
book semacam ini dapat dikembangkan dan dimaksimalkan lagi penggunaannya
dalam pembelajaran sastra di sekolah, khususnya untuk siswa dan guru yang malas
untuk memegang buku fisik dan berkunjung ke perpustakaan.