39
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP TEMA Astronomi sangat erat kaitannya dengan keberadaan angkasa luar di sekitar kita, sehingga angkasa luarlah yang akan menjadi setting utama pada museum ini. Konsep besar yang di angkat pada museum ini adalah konsep Kelahiran Bintang, dimana pada museum ini akan dijelaskan proses lahirnya bintang sampai terbentuknya galaksi. Para pengunjung akan diposisikan sebagai Space Traveler atau penjelajah luar angkasa yang akan melihat dan menyusuri rangkaian kejadian yang terjadi dalam proses kelahiran bintang baru. Gambar 5. 1 Konsep Tema Museum Sumber: analisis 2014 Siklus hidup bintang, seperti yang telah digambarkan di atas, digunakan sebagai acuan skenario dalam museum ini. Bagian yang akan di ambil dan digunakan dalam skenario museum ini bermula dari tahap bintang besar sampai terbentuknya bintang baru. Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya diharapkan dapat menarik perhatian pengunjung. Secara garis besar,

BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 KONSEP TEMA

Astronomi sangat erat kaitannya dengan keberadaan angkasa luar di sekitar kita, sehingga angkasa

luarlah yang akan menjadi setting utama pada museum ini. Konsep besar yang di angkat pada museum

ini adalah konsep Kelahiran Bintang, dimana pada museum ini akan dijelaskan proses lahirnya bintang

sampai terbentuknya galaksi. Para pengunjung akan diposisikan sebagai Space Traveler atau penjelajah

luar angkasa yang akan melihat dan menyusuri rangkaian kejadian yang terjadi dalam proses kelahiran

bintang baru.

Gambar 5. 1 Konsep Tema Museum

Sumber: analisis 2014

Siklus hidup bintang, seperti yang telah digambarkan di atas, digunakan sebagai acuan skenario dalam

museum ini. Bagian yang akan di ambil dan digunakan dalam skenario museum ini bermula dari tahap

bintang besar sampai terbentuknya bintang baru. Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran

bintang yang penggambarannya diharapkan dapat menarik perhatian pengunjung. Secara garis besar,

Page 2: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

skenario ini mengajak pengunjung yang dipersiapkan untuk menjadi space traveler di berangkatkan

menuju luar angkasa, mendekati sebuah bintang besar yang kemudian meledak (supernova), tersedot ke

dalam blackhole yang diciptakannya, menyusuri waktu melalui wormhole sebelum pada akhirnya

menyaksikan terbentuknya alam semesta (big bang) dan kembali ke bumi.

Gambar 5. 2 Skenario alur museum astronomi

Sumber: analisis 2014

Konsep ini akan membagi keseluruhan museum menjadi empat bagian; zona intoduction, zona outer

space, zona epilog, dan zona penunjang. Setiap bagiannya tersusun atas satu atau lebih ruang yang akan

memberikan stimulasi pada pengunjung melalui urutan skenario museum yang ada. Penataan objek

pameran dibedakan dan dikelompokkan melalui waktu dan lokasinya untuk menciptakan pengalaman

dalam ruang yang berbeda dan sesuai dengan konsep pada setiap zona. Zona penunjang berisi fasilitas

tambahan yang berguna untuk kelancaran museum seperti adanya café, observatory deck, lecture hall,

dan lain sebagainya. Penggunaan konsep ini diharapkan mampu memberikan info, pengetahuan,

memupuk rasa keingintahuan dan apresiasi masyarakat luas terhadap alam sekitar, terutama angkasa

luar. Melalui museum ini, para pengunjung di ajak untuk merasakan kebesaran sang pencipta melalui

tiruan akan kreasi-Nya dan memupuk rasa apresiasi manusia terhadap sekitar.

5.2 KONSEP ZONASI

5.2.1 POLA KEGIATAN MUSEUM

Kegiatan di dalam museum yang terkait langsung dengan pengunjung terbagi atas dua macam kegiatan,

yaitu kegiatan rutin museum dan kegiatan eventual. Kegiatan rutin museum adalah kegiatan yang

dilakukan dalam museum pada umumnya yang meliputi kegiatan apresiasi benda pamer oleh

Page 3: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

pengunjung, dimana pengunjung mengikuti dan melihat-lihat benda pamer museum sesuai dengan

skenario yang ada, termasuk juga kegiatan pengelolaan oleh staf dan karyawan museum. Sedangkan

kegiatan eventual adalah kegiatan yang bersifat tidak tetap dan melibatkan pengadaan dan

pengkondisian area yang disesuaikan pada peristiwa tertentu.

Dua macam kegiatan ini dipisahkan melalui pembedaan ruang dengan tujuan agar tidak menciptakan

kebingungan dan kepadatan kegiatan dalam satu ruangan. Pengelompokkan ruang sesuai dengan

kegiatannya ini akan memberikan pilihan kepada pengunjung, area mana yang akan dikunjungi terlebih

dahulu.

Gambar 5. 3 Pola Kegiatan dalam Museum

Sumber: analisis 2014

Ruangan untuk kegiatan rutin museum meliputi area lobby, seluruh ruang pamer yang berurutan sesuai

dengan skenario pamer museum, dan area pengelola. Sedangkan ruangan yang digunakan untuk

pengadaan kegiatan yang bersifat eventual adalah area support hall, open lecture hall, observatory deck,

dan community area. Area ini dapat di akses melalui lobby dan support hall, sehingga memudahkan

pengunjung mengeksplorasi kegiatan-kegiatan dalam museum. Kegiatan eventual ini meliputi seminar,

pengadaan ruang pamer temporer, gathering, peneropongan bersama, dan workshop.

5.2.2 SKENARIO MUSEUM

Skenario museum astronomi ini berkisar pada proses kelahiran bintang dan posisi manusia sebagai

pengamatnya. Pada zona introduction, pengunjung akan dipersiapkan untuk terbang ke angkasa luar.

Layaknya astronot, pengunjung akan melewati tahapan seperti yang para astronot alami sebelum

Page 4: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

berangkat ke luar angkasa dengan proses yang di sederhanakan. Pada zona ini pulalah pengunjung

diperkenalkan kepada angkasa luar secara singkat melalui tayangan bernarasi.

Setelah melalui zona introduction, pengunjung akan “diterbangkan” menuju zona outer space. Pada

zona ini pengunjung akan melihat benda langit lengkap dengan penjelasannya. Pengunjung akan

mengembara di galaksi dan mendekati sebuah bintang besar yang pada akhirnya mengalami supernova.

Kejadian supernova ini kemudian memicu munculnya blackhole. Bintang dengan ukuran super massive

tersebut menciptakan blackhole dengan ukuran yang besar pula dengan inti (singularitas) yang berputar.

Pengunjung kemudian akan tersedot ke dalam blackhole karena berada di dalam cakrawala peristiwa

(event horizon) blackhole tersebut.

Singularitas yang berputar ini kemudian menciptakan wormhole atau sebuah lubang cacing yang

berkemampuan “melipat” ruang dan waktu, menciptakan jalur alternatif menuju ke alam semesta lain

(alternate universe). Namun dalam skenario museum ini, pengunjung diceritakan akan melihat masa lalu

untuk mengenali perkembangan astronomi masa lampau. Setelah melalui wormhole, pengunjung akan

keluar pada white hole.

Gambar 5. 4 Tata Ruang Sesuai dengan Skenario Museum

Sumber: Analisis 2014

Pada whitehole pengunjung akan menyaksikan bagian kecil dari big bang yaitu proses terbentuknya

alam semesta kita. Whitehole memiliki kemampuan untuk mengeluarkan benda-benda yang tersedot

melalui blackhole dengan kecepatan yang sama, sehingga memungkinkan terjadinya small bangs yang

Page 5: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

menciptakan dan melahirkan bintang baru. Baru setelahnya, pengunjung akan di daratkan kembali ke

bumi yang merupakan zona epilog.

Pada zona epilog pengunjung akan melihat instrumen, alat observasi dan transportasi, serta fenomena

dan bencana yang terjadi di angkasa. Zona epilog ini memposisikan pengunjung, sebagai space traveler,

dalam posisinya di angkasa luar landing ke bumi. Hal ini kurang lebih mempengaruhi penataan benda

pamer zona. Semakin memasuki ke dalam zona epilog, suasana yang ditampilkan semakin menyerupai

bumi.

Setelah itu, pengunjung akan dibawa menuju observation deck sebelum mengakhiri perjalanannya di

dalam museum astronomi ini. Pada observation deck pengunjung dapat melihat keadaan dan kondisi

langit karena area ini merupakan area terbuka. Area ini menunjukkan akhir dari perjalanan pengunjung

dalam museum dengan posisinya yang telah berada di bumi. Terdapat pula support hall yang

tersambung dengan observation deck dimana pengunjung dapat beristirahat melalui café, membeli

souvenir di gift shop, melaksanakan ibadah, sampai dengan mengunjungi komunitas astronomi.

5.2.3 TATA RUANG

Zonasi ruang disusun sesuai dengan rangkaian kejadian yang terjadi setelah supernova secara berurutan.

Angkasa luar menjadi zona utama dalam museum dimana proses supernova dan runtutan kejadian

setelahnya terjadi. Ruang-ruang yang ada di dalam museum di kelompokkan berdasarkan zonasinya.

Pada zona introduction terdiri atas assembly hall dan introduction room. Pada assembly hall pengunjung

akan melihat beberapa materi display yang memiliki kaitan dengan astronot dan penerbangan ke luar

angkasa. Sedangkan pada introduction room, pengunjung akan diperkenalkan sedikit tentang angkasa

luar melalui teknik display tertentu yang bertujuan untuk memberikan stimulasi dan meningkatkan

ketertarikan pengunjung.

Melanjutkan dari zona introduction, terdapat zona Outer Space yang terdiri atas ruang pamer outer

space yang berkelanjutan menuju sub-zona blackhole, wormhole, dan berakhir pada sub-zona Past Time.

Zona ini merupakan area pamer utama pada museum. Sub zona yang menjadi penyusun zona ini diambil

dari tahapan proses kelahiran bintang baru seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah melalui

ruang pamer outer space, pengunjung akan diberikan pilihan untuk mengikuti jalan cerita supernova

(memasuki ruang blackhole-wormhole-past time) atau langsung menuju zona epilog tanpa harus melalui

skenario kelahiran bintang.

Page 6: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Pada zona epilog pengunjung akan melihat tahap akhir dari proses kelahiran bintang baru, yaitu pada

ruang white hole, sebelum akhirnya “mendarat” di bumi dan melihat benda-benda astronomi modern.

Benda display pada ruang pamer present time disusun sesuai dengan urutan pendaratan dari angkasa

luar menuju bumi (galaksi-tata surya-bumi-atmosfer-langit-daratan bumi). Setelah itu, pengunjung akan

dibawa menuju observatorium deck untuk dapat mengamati keadaan langit secara langsung baik melalui

pengamatan mata telanjang atau menyewa teropong milik komunitas. Di sinilah skenario museum akan

berakhir.

Gambar 5. 5 Pembagian Ruang Sesuai Zonasi

Sumber: Analisis 2014

5.3 KONSEP DISPLAY MUSEUM

Pemilihan objek pamer dan teknik display sangatlah penting, mengingat keberadaannya sebagai

pengantar pesan yang ingin disampaikan oleh museum kepada pengunjung. Pemilihan teknik display ini

menitik beratkan pada kepuasan pengunjung, dengan tujuan agar tidak menimbulkan rasa bosan

ataupun lelah dalam mengobservasi dan menikmati isi museum.

Museum Astronomi ini menggunakan bermacam-macam ragam teknik display, baik teknik dinamis

maupun statis (dua dan tiga dimensional). Penggunaan objek dinamis lebih di utamakan dimana

pengunjung dapat dilibatkan aktif secara fisik tanpa membebani mereka.

Page 7: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

5.3.1 KONSEP MATERI DISPLAY

Materi display pada Museum Astronomi dibagi dalam tiga zona utama yaitu; zona introduction, zona

outer space, dan zona epilog. Setiap zona memiliki ciri khasnya masing-masing yang dapat dibedakan

melalui perbedaan tempat dan waktu. Ciri khas inilah yang menjadi pertimbangan pemilihan objek

display, dimana objek display dikelompokkan sesuai dengan tempat, waktu, dan skenario museum.

Tabel 5. 1 Teknik Terapan pada materi display museum

Zona Materi Display Teknik Penyajian Keterangan Pola Interaksi

Zona Introduction

Persiapan astronot menuju luar angkasa

Replika Tiruan dengan skala, baju astronot dan perlengkapannya

Skala 1:1, pengunjung dapat mengamatinya secara langsung, dan mencobanya

Panel Deskripsi 2D

Panel penjelasan mengenai astronot

Wall panel dan standing panel

Digital Viewing Pemutaran video pelepasan astronot di angkasa

Menggunakan layar sebesar dinding

Interior Penataan interior yang menyerupai area pemberangkatan astronot

Suasana dimana pengunjung dilingkupi interior

Pemberangkatan menuju angkasa luar (introduction room)

Digital Viewing Menggunakan layar proyeksi digital untuk memaparkan suasana angkasa luar

Layar digital pada dinding ruangan (penuh dari atas kebawah)

Interior Penataan interior yang menyerupai interior space ship

Melingkupi pengunjung, dapat disentuh

Zona Luar Angkasa

Tata Surya (Planet dan Matahari)

Replika Tiruan dengan skala Dimensi planet beserta satelitnya (jika ada) dengan ukuran beragam antara 1m x 1m x 1m sampai dengan 2m x 1,5m x 2m sehingga pengunjung dapat memasukinya

Panel Dokumentasi dan Foto

Foto dokumentasi planet tata surya beserta narasi pendek

Panel dengan ukuran tinggi 0,5 - 1,5 meter dari permukaan lantai

Page 8: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Bintang Replika Tiruan dengan skala, terdapat deskripsi info

Replika dengan ukuran 2x besar manusia, dapat dimasuki pengunjung

Galaksi Panel Dokumentasi dan Foto

Foto dokumentasi mengenai galaksi dengan narasi

Besar beragam dari tinggi 40cm sampai dengan 2m

Digital Viewing Menggunakan layar proyeksi digital untuk memaparkan suasana galaksi

Layar digital pada sebagian dinding ruangan (penuh dari atas kebawah)

Supernova Diorama proses terjadinya

Step by step kejadian supernova

Diorama skala manusia, pengunjung dapat melalui/ berada di dalamnya

Digital viewing Menggunakan layar proyeksi yang diletakkan disekitar pengunjung untuk memaparkan suasana

Layar 1 sisi ruang dengan moving image

Penataan Interior Penggunaan warna gelap yang dominan (angkasa) dan warna cahaya supernova

Penataan interior yang menyerupai angkasa luar dengan kejadian supernova yang melingkupi pengunjung

Sub: Black Hole Black Hole Interior Penataan interior dengan suasana mencekam lengkap dengan kemampuannya untuk menarik masuk pengunjung (menyedot)

Interior yang melingkupi pengunjung, sehingga pengunjung dapat merasakan suasana secara langsung

Sub: Worm Hole

Sejarah dan Perkembangan Astronomi

Diorama Timeline Diorama yang menjelaskan perkembangan astronomi melaui scenes

Diorama yang dapat dilihat melalui ketinggian, pengunjung tidak dapat masuk di dalamnya.

Penjelasan verbal melalui suara

Narasi verbal mengenai sejarah

Pengunjung harus memencet tombol

Page 9: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

singkat (activation) agar suara keluar

Tokoh dan Teori Astronomi

Replika Tiruan dengan skala 1:1

Patung skala 1:1 tokoh, diperbolehkan untuk interaksi jarak dekat

Panel Deskripsi Panel 2D yang member penjelasan tentang teori yang dikemukakan

Wall panel yang terletak disebelah replika, dapat disentuh, tinggi max 1,2m

Suara Replika suara dari tokoh asli yang singkat dan dapat diperdengarkan langsung melalui activation

Pengunjung harus memencet tombol agar suara keluar, suara pada display

Instrumen Astronomi Klasik

Replika Tiruan dengan skala Skala 1:1 – skala 1:20

Peragaan Penggunaan

Pengarahan cara penggunaan alat

Simulasi pada replika skala 1:1 dengan arahan dari guide

Sub: White Hole

White hole Interior Penataan interior dengan suasana serba putih lengkap dengan kemampuannya untuk melontarkan pengunjung ke luar ruangan

Pengadaan interior yang melingkupi pengunjung dalam satu ruang

Big Bang Diorama Proses Diorama penjelasan tahapan Big Bang

Diorama seukuran tubuh manusia sehingga mengijinkan pengunjung menjelajahi di dalamnya

Digital Viewing Pemaparan terbentuknya planet

3D digital viewing dalam satu ruang penuh, ada interaksi pengunjung terhadap tayangan 3D

Zona Epilog Instrumen Astronomi Modern

Replika Tiruan dengan skala Replika beragam ukuran (1:1,

Page 10: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

(Satelit, Space Station, dsc)

sampai dengan 1:10)

Peragaan Penggunaan

Pengarahan cara penggunaan alat

Simulasi penggunaan alat pada benda asli/ replika skala 1:1

Digital Viewing Berisi pemaparan penggunaan instrumen astronomi

Panel Dokumentasi dan Foto

Foto beserta penjelasannya

Besar beragam: 1 sisi dinding full, tinggi 1,5 m Bisa berbentuk standing atau menggantung

Alat Observasi Panel Deskripsi Panel penjelasan kegunaan alat observasi

Standing panel dengan ukuran 40x80cm Wall panel dengan tinggi 1 m

Replika Tiruan dengan skala Replika beragam ukuran (1:1, sampai dengan 1:10)

Peragaan Penggunaan

Peragaan penggunaan alat observasi

Simulasi penggunaan replika

Transportasi Angkasa

Replika Tiruan dengan skala Replika partial skala 1:1, replika skala 1:100 terdisplay menggunakan level lantai yang berbeda

Peragaan Penggunaan

Peragaan penggunaan transportasi angkasa

Skala 1:1, potongan replika hanya sebagian (bagian simulasi saja)

Interior Interior menyerupai keadaan dalam sebuah spaceship

Melingkupi pengunjung dalam bentuk ruangan

Cabang Ilmu Astronomi

Panel Deskripsi Deskripsi penjelasan tertulis

Wall panel dilengkapi gambar deskripsi dengan tinggi 1,5m dari ketinggian 0,5m

Page 11: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

dari lantai

Bencana dan Fenomena Angkasa

Diorama Proses Penjelasan proses terjadinya melalui scenes

Diorama ukuran manusia, pengunjung dapat masuk ke dalamnya

Suara Narasi verbal Suara yang dapat didengar melalui aktivasi, suara meruang

Digital Viewing Pemaparan kejadian secara digital melalui layar proyeksi

Layar sebesar sisi ruang, touch screen.

Sumber: Analisis 2014

Sesuai dengan lokasi yang dijadikan sebagai tema, zona luar angkasa memiliki objek display yang

letaknya berada di luar angkasa. Begitu pula dengan zona past time dan present time yang berisi objek

display seputar perkembangan ilmu astronomi yang disesuaikan dengan masanya. Sesuai dengan nama

zonanya, baik dari segi interior sampai dengan penggunaan teknik display dipilih dengan selektif agar

dapat menciptakan suasana yang menyerupai nama zonanya.

5.3.2 KONSEP PENYAJIAN

Benda atau materi display pada museum ini menggunakan berbagai macam teknik yang mayoritas

dikemas dalam teknologi. Beberapa teknik penyajian yang digunakan pada museum ini bertujuan untuk

menciptakan cara display objek pamer yang tidak membosankan dan terkesan dinamis.

A. Replika

Replika yang dimaksud dalam teknik materi display di museum ini adalah penggunaan objek 3D

yang merupakan tiruan identik dari benda yang asli dengan skala atau ukuran tertentu. Replika

dengan skala 1:1 biasanya disertai dengan simulasi penggunaan objek replika.

Page 12: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Gambar 5. 6 Dimensi Penyajian Replika

Sumber: analisis 2014

Gambar 5. 7 Contoh Penyajian Replika

Sumber: analisis 2014

B. Panel 2D

Panel 2D merupakan panel yang dapat berupa gambar maupun deskripsi tertulis mengenai

informasi objek pamer tertentu. Panel deskripsi dapat dipasang menggantung, menempel di

dinding, atau berupa standing panel.

Gambar 5. 8 Dimensi Penyajian Panel

Sumber: analisis 2014

Page 13: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

C. Diorama

Diorama merupakan penggambaran akan kejadian melalui situasi atau suasana tertentu yang

disajikan ke dalam frame dengan skala yang diperkecil.

Gambar 5. 9 Dimensi Penyajian Diorama

Sumber: Analisis 2014

Gambar 5. 10 Contoh Penyajian Diorama

Sumber: analisis 2014

D. Digital Viewing (audio visual)

Teknik digital viewing menggunakan teknologi layar dan proyeksi film, sehingga dapat

menghasilkan objek pamer yang dinamis (visualisasi).

Page 14: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Gambar 5. 11 Dimensi Penyajian Digital Viewing

Sumber: analisis 2014

Gambar 5. 12 Contoh Penyajian Digital Viewing

Sumber: Analisis 2014

E. Suara

Teknik display suara merupakan teknik display yang dapat diperdengarkan setelah melakukan

kegiatan activation seperti menekan tombol.

F. Interior

Berupa penataan interior sebuah ruangan yang dapat menimbulkan kesan tertentu sehingga

memaksimalkan pengalaman keruangan pengunjung, misalnya penataan interior yang

menyerupai interior di dalam sebuah istana padahal hanya berada di dalam ruangan biasa.

Biasanya dikenal sebagai thematic interior.

5.3.3 PENCAHAYAAN

Pencahayaan pada museum astronomi ini menjadi salah satu bagian desain yang sangat diperhitungkan.

Penggunaan tata cahaya yang tepat pada museum bertema astronomi sangat penting, khususnya

Page 15: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

pencahayaan buatan dalam ruangan, sehingga mampu menciptakan suasana yang sesuai dengan konsep

zona dan tema ruangan. Pencahayaan yang tepat dapat menciptakan kesan yang berbeda serta

menambahkan efek estetik pada benda display. Khususnya pada ruang pamer luar angkasa (outer space)

penggunaan pencahayaan hanya digunakan seperlunya saja (diatur intesitasnya), untuk mengkondisikan

ruang pamer yang gelap sesuai dengan keadaan di angkasa luar namun tetap representatif dan

informatif.

Jenis pencahayaan buatan yang digunakan pada museum ini beragam. Berikut adalah pemilihan bentuk

penerangan yang digunakan untuk setiap jenis teknik display yang digunakan, seperti yang dijelaskan

pada 15able dibawah ini:

Tabel 5. 2 Pencahayaan pada Materi Display

Sumber: analisis 2014

Berikut adalah pemilihan bentuk penerangan yang digunakan untuk setiap ruang pamer. Hal ini

bertujuan agar dapat menciptakan suasana yang sesuai dengan konsep ruang pamer, seperti yang

dijelaskan pada 15able dibawah ini:

Page 16: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Tabel 5. 3 pencahayaan pada Ruang Pamer

Sumber: analisis 2014

Dari tabel diatas, mayoritas penggunaan teknik pencahayaan pada museum ini berupa accent lighting.

Penggunaan accent lighting dinilai tepat karena jenis pencahayaan ini dapat menunjukkan aksen pada

objek bias, terutama pada objek display. Sedangkan bentuk pencahayaan yang digunakan beragam,

namun untuk objek display, penggunaan cahaya mayoritas berbentuk spot lightin yang diharapkan

dapat menciptakan efek dramatis pada objek display.

Page 17: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

5.4 PROGRAM RUANG

Penyusunan program ruang pada museum astronomi mengacu pada zonasi ruang pamer yang

dibedakan menurut posisi manusia di luar angkasa, sesuai dengan skenario museum. Zona introduction,

zona outer space, dan zona epilog merupakan tiga zona utama pada museum astronomi ini. Penyusunan

zona ini di urutkan berdasarkan urutan kejadian yang dilalui pengunjung.

Pertimbangan terhadap penataan zonasi menitik beratkan pada konten display pada tiap zonanya.

Penataan zonasi ini, selain mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan skenario museum, juga

menitik beratkan pada ketertarikan pengunjung. Pada zona introduction pengunjung akan dibuat

penasaran dengan konten museum berikutnya, karena pada zona inilah pengunjung akan distimulasi

mengenai astronomi. Pada zona outer space, pengunjung akan dibuat takjub dengan display materi yang

tidak biasa. Sedangkan pada zona epilog, pengunjung diajak untuk melihat kemajuan teknologi manusia

di bidang astronomi. Dengan begitu kepuasan dan rasa penasaran pengunjung akan terjaga sampai pada

akhir kunjungan.

Tabel 5. 4 Bentuk Ruang Pamer

Ruang Pamer Berbentuk

Ruang

Ruang Pamer Berbentuk Hall Ruang Pamer Berbentuk

Koridor

Introduction Room Assembly Hall Sub Zone: Black Hole

Outer Space Area Sub Zone: Worm Hole

Past Area Sub Zone: White Hole

Present Area

Sumber: Analisis 2014

Bentuk ruang pamer di dalam museum ini beragam. Ada yang berbentuk Ruang, Hall, maupun koridor.

Pengggunaan jenis ruang yang beragam ini bertujuan untuk memberikan pergantian nuansa pada

pengunjung agar tidak menimbulkan kebosanan dalam menelusuri ruang pamer demi ruang pamer

dalam museum ini.

Terdapat pula area transisi diantara dua zona yang ada di museum ini. Pengadaan zona transisi tidak

hanya bertujuan untuk menghindari kelelahan pengunjung dalam mengobservasi pameran (museum

fatigue) namun juga untuk menciptakan pergantian ruang yang lebih halus sehingga mampu

memberikan stimuli pada pengunjungnya.

Page 18: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Gambar 5. 13 Bubble Diagram Program Ruang dalam Museum

Sumber: Analisis 2014

Museum ini memiliki tiga tipe ruang dalam museum ini, yaitu ruang publik, ruang privat, dan ruang

penunjang. Ruang publik dapat dikunjungi oleh pengunjung ini tersusun atas ruang pamer (sesuai

dengan skenario), fasilitas penunjang seperti toilet dan semacamnya. Ruang privat memiliki tingkat

privasi yang tinggi. Ruang privat tersusun atas kantor, adminstrasi, gudang penyimpanan dan ruang

konservasi yang sifatnya tertutup dan hanya dapat diakses oleh pengelola. Sedangkan pada ruang

penunjang berisi fasilitas tambahan museum yang bersifat umum dan berfungsi sebagai penunjang dan

Page 19: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

merupakan atraksi museum, terdiri atas: support hall, gift shop, café, community space, open lecture

hall, library, auditorium, dan observation deck. Area ini tersambung langsung dengan area public dan

dapat diakses langsung melalui pintu masuk kedua (second entrance).

5.5 KEBUTUHAN RUANG

Luasan pada Museum Astronomi ini ditentukan oleh jumlah kebutuhan ruang dalam museum. Berikut

tabel kebutuhan ruang pada museum yang dikelompokkan sesuai dengan zonasi:

Tabel 5. 5 Kebutuhan Area Entrance

No. Nama Ruang Kapasitas Ruang

(orang/unit)

Standar (m2)

Sumber Sirkulasi Total (m2)

RUANG PUBLIK

Lobby 50 orang 2m2/orang Neufert 30% 130 m2

Loket Tiket 3 orang 2m2 /orang Neufert 30% 7,8 m2

Tiket Hall 50 orang 2m2 /orang Neufert 30% 130 m2

Pusat Informasi 3 orang 2m2 /orang Neufert 30% 7,8 m2

Keamanan 2 orang 2m2 /orang Neufert 30% 5,2 m2

Selasar 50 orang 2m2 /orang Neufert 30% 130 m2

RUANG SERVIS

Toilet Pengunjung 10 orang 2m2 /orang Neufert 20% 24 m2

Toilet Pengelola 5 orang 2m2 /orang Neufert 20% 12 m2

Ruang Kebersihan 1 unit 4 m2 Asumsi 20% 4,8 m2

TOTAL LUAS AREA 451,6 m2

Sumber: Analisis 2014

Tabel 5. 6 Kebutuhan Ruang Area Introduction

No. Nama Ruang Kapasitas Ruang

(orang/unit)

Standar (m2)

Sumber Sirkulasi Total (m2)

ZONA INTRODUCTION

Assembly Hall 80 orang 2m2/orang Neufert 30% 208 m2

Replika Astronot 4 unit 5 m2/unit Asumsi 40% 28 m2

Diorama 3 unit 5 m2/unit Asumsi 40% 19,5 m2

Etalase Pamer 5 unit 4 m2/unit Asumsi 40% 28 m2

Replika Houston Control Room

1 unit 70 m2/unit Asumsi 40% 98 m2

Panel 2D 5 unit 1,5 m2/unit Asumsi 40% 10,5 m2

Introduction Room 50 orang 2m2/orang Neufert 30% 130 m2

Video Server Room 1 unit 10 m2/unit Asumsi 20% 12 m2

Page 20: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Control Room 1 unit 10 m2/unit Asumsi 20% 12 m2

AREA SERVIS DAN PENGELOLA

Monitoring dan Keamanan

1 unit 10 m2/unit Asumsi 20% 12 m2

Control Room 1 unit 10 m2/unit Asumsi 20% 12 m2

TOTAL LUAS AREA 570 m2

Sumber: Analisis 2014

Tabel 5. 7 Kebutuhan Ruang Area Pamer Outer Space

No. Nama Ruang Kapasitas Ruang

(orang/unit)

Standar (m2)

Sumber Sirkulasi Total (m2)

ZONA OUTER SPACE

Ruang Pamer Utama 50 orang 2m2/orang Neufert 30% 130 m2

Display Replika (Besar) 3 unit 10 m2/unit Asumsi 40% 42 m2

Display Replika (Sedang)

5 unit 4 m2/unit Asumsi 40% 28 m2

Display Replika (Kecil) 8 unit 2 m2/unit Asumsi 40% 22,4 m2

Diorama Besar 3 unit 10 m2/unit Asumsi 40% 42 m2

Diorama Kecil 5 unit 6 m2/unit Asumsi 40% 42 m2

Digital Area 3 area 15 m2/area Asumsi 40% 58,5 m2

Etalase Display 8 unit 4 m2/unit Asumsi 40% 44,8 m2

Objek 2D 10 unit 1,5 m2/unit Asumsi 40% 21 m2

SUB ZONA: BLACK HOLE

Ruang Black Hole 50 orang 2m2/orang Neufert 30% 130 m2

Lorong Blackhole 1 unit 45 m2/unit Asumsi 40% 63 m2

Digital Display 1 area 15 m2/area Asumsi 40% 21 m2

SUB ZONA: WORM HOLE

Ruang Worm Hole 50 orang 2m2/orang Neufert 30% 130 m2

Lorong Worm Hole 1 unit 45 m2/unit Asumsi 40% 63 m2

Digital Display 1 area 15 m2/area Asumsi 40% 21 m2

ZONA PAST TIME

Ruang Pamer Past Time

30 orang 2m2/orang Neufert 30% 78 m2

Replika Tokoh 4 unit 3 m2/unit Asumsi 40% 16,8 m2

Replika Ruang 4 unit 9 m2/unit Asumsi 40% 50,4 m2

Display Replika (sedang)

10 unit 4 m2/unit Asumsi 40% 56 m2

Diorama (kecil) 3 unit 6 m2/unit Asumsi 40% 25,2 m2

Etalase Display 5 unit 4 m2/unit Asumsi 40% 28 m2

Objek 2D 5 unit 1,5 m2/unit Asumsi 40% 10,5 m2

AREA SERVIS DAN PENGELOLA

Maintenance Room 1 unit 10 m2/unit Asumsi 20% 12 m2

Control Room 1 unit 10 m2/unit Asumsi 20% 12 m2

TOTAL LUAS AREA 1147,6 m2

Sumber: Analisis 2014

Page 21: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Tabel 5. 8 Kebutuhan Ruang Area Transisi

No. Nama Ruang Kapasitas Ruang

(orang/unit)

Standar (m2)

Sumber Sirkulasi Total (m2)

AREA TRANSISI

Toilet Pengunjung 15 orang 2m2 /orang Neufert 20% 36 m2

Break area 50 orang 2m2/orang Neufert 30% 130 m2

AREA SERVIS DAN PENGELOLA

Toilet Pengelola 5 orang 2m2 /orang Neufert 20% 12 m2

Janitor Room 1 unit 4 m2/unit Asumsi 20% 4,8 m2

TOTAL LUAS AREA 182,8 m2

Sumber: Anlaisis 2014

Tabel 5. 9 Kebutuhan Ruang Area Epilog

No. Nama Ruang Kapasitas Ruang

(orang/unit)

Standar (m2)

Sumber Sirkulasi Total (m2)

SUB ZONA: WHITE HOLE

Ruang White Hole 30 orang 2m2/orang Neufert 30% 78 m2

Lorong White Hole 1 unit 45 m2/unit Asumsi 40% 63 m2

Digital Room 1 unit 100 m2/unit Asumsi 40% 140 m2

ZONA PRESENT TIME

Ruang Pamer Utama 50 orang 2m2/orang Neufert 30% 130 m2

Diorama (besar) 2 unit 10 m2/unit Asumsi 40% 28 m2

Diorama (kecil) 3 unit 6 m2/unit Asumsi 40% 25,2 m2

Replika (Besar) 4 unit 10 m2/unit Asumsi 40% 56 m2

Replika (sedang) 5 unit 4 m2/unit Asumsi 40% 28 m2

Simulator 3 unit 5 m2/unit Asumsi 40% 21 m2

Objek 2D 10 unit 1,5 m2/unit Asumsi 40% 21 m2

Etalase Display 10 unit 4 m2/unit Asumsi 40% 56 m2

Digital Display Area 3 area 15 m2/area Asumsi 40% 63 m2

AREA SERVIS DAN PENGELOLA

Maintenance Room 1 unit 10 m2/unit Asumsi 20% 12 m2

Control Room 1 unit 10 m2/unit Asumsi 20% 12 m2

TOTAL LUAS AREA 733,2 m2

Sumber: Analisis 2014

Tabel 5. 10 Kebutuhan Ruang Area Support

No. Nama Ruang Kapasitas Ruang

(orang/unit)

Standar (m2)

Sumber Sirkulasi Total (m2)

ZONA SUPPORT

Hall Utama 50 orang 2m2/orang Neufert 30% 130 m2

Open Lecture Hall 50 orang 2m2/orang Neufert 30% 130 m2

Page 22: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Kafe 50 orang 2m2/orang Neufert 30% 130 m2

Area Makan Kafe 20 unit 6 m2/unit Asumsi 40% 168 m2

Dapur 1 unit 50 m2/unit Asumsi 30% 65 m2

Gift Shop 4 unit 15m2/unit Asumsi 30% 78 m2

Observatory Deck 50 orang 2m2/orang Neufert 30% 130 m2

Area Duduk (observatory deck)

10 unit 5 m2/unit Asumsi 30% 65 m2

Musholla 1 unit 50m2/unit Asumsi 20% 60 m2

Planetarium 30 orang 2m2/orang Neufert 30% 78 m2

Area Komunitas 20 orang 2m2/orang Neufert 30% 52 m2

Perpustakaan 1 unit 100m2/unit Asumsi 30% 130 m2

Auditorium 100 orang 2m2/orang Neufert 30% 260 m2

AREA SERVIS DAN PENGELOLA

Toilet 20 Orang 2m2/orang Neufert 30% 52 m2

Ruang Perlengkapan 1 unit 20 m2/unit Asumsi 20% 24 m2

Monitoring dan Keamanan

1 unit 30 m2/unit Asumsi 20% 36 m2

Area Administrasi 10 orang 2m2 /orang Neufert 30% 26 m2

TOTAL LUAS AREA 1614 m2

Sumber: Analisis 2014

Tabel 5. 11 Kebutuhan Ruang Area Pengelola

No. Nama Ruang Kapasitas Ruang

(orang/unit)

Standar (m2)

Sumber Sirkulasi Total (m2)

RUANG PENGELOLA

Ruang Kerja Karyawan 40 orang 4 m2/orang Asumsi 20% 192 m2

Ruang Rapat Utama 40 orang 2 m2/orang Neufert 30% 104 m2

Ruang Rapat 2 20 orang 2 m2/orang Neufert 30% 52 m2

Ruang Direktur 1 orang 15 m2/orang Asumsi 20% 18 m2

Ruang Kurator 3 orang 10m2 / orang Chasani, Rahmad Sujud (2007)

20% 36 m2

Ruang Keuangan 3 orang 4,5m2/orang Neufert 30% 17,55 m2

Ruang Arsip 100.000 arsip 3,6 m2/10.000 arsip

Neufert 30% 46,8 m2

Ruang HRD 3 orang 4 m2/orang Asumsi 20% 14,4 m2

Ruang Kerja Konservator

3 orang 4 m2/orang Asumsi 20% 14,4 m2

Ruang Konservasi 1 unit 30 m2/unit Asumsi 30% 39 m2

Gudang Koleksi 2 unit 100 m2/unit Asumsi 30% 260 m2

Ruang Makan Staff 40 orang 2 m2/orang Neufert 30% 104 m2

Dapur dan Pantry 1 unit 100 m2/unit Asumsi 20% 120 m2

Ruang Cuci 2 unit 30 m2/unit Asumsi 20% 72 m2

Inventori Museum 1 unit 60 m2/unit Asumsi 20% 72 m2

Page 23: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Ruang Loker dan Ganti 20 orang 3 m2/orang Asumsi 20% 72 m2

Ruang Kontrol dan Teknis

5 orang 2m2 /orang Neufert 30% 13 m2

Ruang Server 5 orang 2m2 /orang Neufert 30% 13 m2

Toilet Pengelola 10 orang 2m2 /orang Neufert 20% 24 m2

Musholla Pengelola 20 orang 2m2 /orang Asumsi 20% 24 m2

Elevator Barang 2 unit 7,5 m2/unit Neufert 20% 18 m2

Loading Dock Unit 3 unit 15 m2/unit Asumsi 30% 58,5 m2

TOTAL LUAS AREA 1384,65 m2

Sumber: Analisis 2014

Tabel 5. 12 Total Luas Ruang Dalam

Total Luas Area Entrance 451,6 m2

Total Luas Area Introduction 570 m2

Total Luas Area Ruang Pamer Outer Space 1147,6 m2

Area Transisi 182,8 m2

Total Luas Area Epilog 733,2 m2

Total Luas Area Support 1614 m2

Total Luas Area Pengelola 1384,65 m2

TOTAL LUAS RUANG DALAM 6083,85 m2

Sumber: analisis 2014

Tabel 5. 13 Kebutuhan Ruang Area Parkir

No. Nama Ruang Kapasitas Ruang

(orang/unit)

Standar (m2)

Sumber Sirkulasi Total (m2)

ZONA PARKIR

Parkir Mobil 50 mobil 15m2/mobil Neufert 30% 975 m2

Parkir Motor 100 motor 3m2 /motor Neufert 30% 390 m2

Parkir Bus 10 bus 45m2 /bus Neufert 30% 580 m2

Ticketing 4 unit 2m2 /unit Asumsi 20% 9,6 m2

Parkir Loading Dock 3 unit 50 m2 /unit Asumsi 20% 180 m2

Parkir Staff dan Pengelola - Mobil

20 Mobil 15m2/mobil Neufert 30% 390 m2

Parkir Staff dan Pengelola - Motor

50 motor 3m2 /motor Neufert 30% 195 m2

TOTAL LUAS AREA LUAR 2719,6 m2

Sumber: Analisis 2014

Page 24: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

5.6 KONSEP VISUAL

5.6.1 MASSA BENTUK DAN EKSTERIOR

Bentuk bangunan museum harus dapat mewadahi fungsinya dengan baik, mengakomodasi jenis

pameran yang diwadahinya, serta mampu memberikan pengunjung pengalaman keruangan yang

mengesankan. Bentuk bangunan ini juga diharapkan dapat merespon keadaan lingkungan sekitar

dengan baik. Dengan tema astronomi, bangunan diharapkan mampu memberikan visualisasi akan

impresi terhadap angkasa luar sesuai dengan citra dan karakternya.

Gambar 5. 14 Bentuk Massa Bangunan

Sumber: Analisis 2014

Bentuk bangunan diambil dari bentuk galaksi spiral yang kemudian ditransformasikan sehingga

menghasilkan bentuk yang sedemikian rupa. Massa bangunan museum Astronomi ini akan membentuk

beberapa massa bangunan terpisah. Pengaturan ini bertujuan untuk memecah massa agar tidak

membentuk satu massa yang terlalu massif. Penggunaan dua massa ini juga bertujuan untuk

memperbanyak masuknya pencahayaan alami untuk ruang-ruang besar yang bersifat umum seperti hall.

Page 25: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Gambar 5. 15 Aksis massa bangunan pada site

Sumber: Analisis 2014

Massa bangunan dalam site memiliki orientasi tertentu. Orientasi ini mengikuti garis aksis yang berasal

dari view terbaik yang didapat dari dalam site. Garis aksis ini menjadi acuan orientasi bangunan dalam

site yang kemudian dipadukan dengan massa bangunan terbentuk dan kondisi topografi pada site.

Gambar 5. 16 Massa Bangunan Museum Sementara

Sumber: analisis 2014

5.6.2 FASAD

Tema astronomi yang diangkat pada museum ini kurang lebih akan mempengaruhi fasad bangunan.

Fasad dijadikan pencitraan utama pengunjung terhadap bangunan ini, sebelum memasukinya. Fasad

bangunan museum astronomi ini secara visual harus dapat memberikan kesan tema museum yang

sesuai dengan impresinya. Impresi yang dihasilkan dari tema astronomi ini adalah futuristik, canggih,

Page 26: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

tanpa batas, dan misterius. Beberapa impresi tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam fasad

bangunan.

Gambar 5. 17 Pertimbangan Fasad Museum

Sumber: analisis 2014

Untuk dapat menciptakan impresi yang sesuai, pemilihan material menjadi salah satu pertimbangan.

Fasad bangunan akan menggunakan dominasi material beton, metal, dan kaca. Tujuan penggunaan

material ini adalah untuk dapat menciptakan kesan yang misterius dan futuristik namun sedikit dingin.

Material ini kemudian akan di padukan satu sama lain dan diolah agar dapat menciptkan bukaan-bukaan

yang menarik sehingga fasad tidak terlihat membosankan dan terkesan terlalu ‘angkuh’.

Gambar 5. 18 Material Fasad

Sumber: analisis 2014

Page 27: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Dilihat dari segi fungsi, fasad yang akan digunakan pada Museum Astronomi ini akan dirancang dengan

pertimbangan cahaya mengingat tema astronomi yang diangkat sangat erat kaitannya dengan keadaan

angkasa luar yang cenderung gelap. Sehingga untuk menciptakan suasana tersebut di dalam bangunan,

penataan bentul bukaan dan jumlahnya pada bangunan harus dapat dipertimbangkan dengan baik

sehingga banyaknya cahaya matahari yang masuk dapat dikontrol dengan baik. Penggunaan bayangan

atau permainan bayangan pada fasad bangunan juga dapat menciptakan ketertarikasn sendiri.

5.6.3 INTERIOR

Penataan interior bangunan akan menyesuaikan konsep yang digunakan pada setiap zonanya. Pada

umumnya, menyesuaikan dengan tema museum yaitu astronomi, interior akan menggunakan warna-

warna gelap seperti; hitam, biru tua, yang kemudian dipadukan dengan warna-warna cerah yang

melambangkan cahaya seperti; kuning, biru muda, dan putih. Penggunaan pencahayaan buatan pun

akan disusun dan dibatasi intensitasnya untuk menciptakan ruang luar angkasa yang menyerupai

aslinya.

Pada sub zona black hole, menyesuaikan dengan namanya, akan menggunakan warna hitam sebagai

warna utama untuk menciptakan suasana mencekam yang dipadukan dengan penggunaan cahaya

buatan sebagai penunjuk arah. Pada zona ini digunakan travelator datar pada lantai ruang untuk

menciptakan perasaan tersedot ke dalam lubang hitam. Sedangkan pada sub zona worm hole, akan

digunakan penataan pencahayaan secara melingkar, membungkus ruangan, dengan dominasi warna

abu-abu sehingga menciptakan kesan berada di dalam terowongan waktu.

Gambar 5. 19 Interior Ruang Worm Hole

Sumber: analisis 2014

Page 28: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Gambar 5. 20 Interior Ruang Introduction

Sumber: analisis 2014

Begitu pula pada sub zona white hole, interior dan pencahayaan akan ditata sedemikian rupa dengan

penggunaan warna putih sebagai warna utama. Sedangkan pada ruang pamer past, interior akan ditata

menyerupai setting ruang kerja pada masa lalu yang biasanya dominan menggunakan warna coklat

muda dengan pencahayaan berwarna kuning. Sedangkan penataan interior pada zona introduction

menggunakan tema pemberangkatan menuju luar angkasa sehingga pengadaan interiornya menyerupai

pesawat luar angkasa (shuttle plane).

5.6.4 LANSEKAP

Lansekap merupakan area pertama yang akan dijamah oleh pengunjung saat pertama kali memasuki site

museum. Tata lansekap yang baik akan memberikan kesan pertama yang baik pula pada museum. Tata

lansekap museum astronomi ini mempertimbangkan titik-titik yang akan menjadi daya tarik pengunjung

dari dalam maupun luar site.

Page 29: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Gambar 5. 21 Penataan Lansekap Site

Sumber: analisis 2014

Tata vegetasi akan disusun agar mampu mengarahkan sirkulasi pengunjung. Pada penataan lansekap

akan menggunakan garis-garis lengkung untuk memberikan kesan sirkulasi yang dinamis dan tidak

membosankan. Penggunaan garis lengkung ini juga bertujuan untuk memecah bentuk-bentuk geometris

yang berasal dari massa bangunan.

5.7 KONSEP SIRKULASI

5.7.1 SIRKULASI RUANG LUAR

Sirkulasi ruang luar pada museum ini meliputi sirkulasi kendaraan yang dibedakan menjadi tiga: sirkulasi

kendaraan pengunjung, sirkulasi kendaraan pengelola dan staf, serta sirkulasi kendaraan servis. Ketiga

jalur sirkulasi tersebut memiliki tingkat privasi yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat privasi ini akan

mempengaruhi akses dan visibilitas area tersebut. Semakin tinggi tingkat privasinya, maka semakin tidak

terlihatnya area tersebut di mata publik.

Page 30: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Gambar 5. 22 Sirkulasi Ruang Luar

Sumber: analisis 2014

Sirkulasi kendaraan pengunjung memiliki tingkat privasi publik, sirkulasi kendaraan pengelola dengan

tingkat semi privat dan sirkulasi kendaraan servis dengan tingkat privat. Untuk area parkir pengelola dan

loading dock (servis) terletak cukup jauh dari area parkir pengunjung dengan letak yang cukup

tersembunyi sehingga tidak terekspos orang luar. Dua jenis sirkulasi ini memiliki entrance tersendiri

pada bagian selatan jalan masuk utama site sehingga tidak bercampur kepadatannya dengan entrance

pengunjung.

Letak parkir pengunjung ditata berdekatan dengan dua entrance bangunan museum. Begitu memasuki

site museum, kendaraan pengunjung akan di periksa keamanannya oleh pihak sekuritas sebelum

akhirnya diperbolehkan untuk parkir di dalam site. Setelah di periksa, pandangan pengunjung akan

dibatasi menggunakan penataan lansekap sampai dengan area site yang berkantong pada bagian selatan

dimana pengunjung pengunjung dapat melihat fasad site, lengkap dengan tata lansekapnya, dengan

tujuan untuk menciptakan impresi dan menstimulasi pengunjung. Sirkulasi pada jalur pengunjung

menggunakan sirkulasi terbuka yang mengijinkan pengunjung mengeksplorasi site museum secara

bebas kecuali pada jalur yang bersifat privat dan semi privat.

Page 31: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

5.7.2 SIRKULASI RUANG DALAM

Ruang pamer dalam museum memiliki jenis sirkulasi yang berbeda, disesuaikan dengan alur

skenarionya. Pemilihan jenis sirkulasi pada setiap ruang pamer menitik beratkan pada jenis teknik

display materi dan bentuk ruang pamer. Sehingga, dengan pemilihan sirkulasi yang tepat, seluruh

informasi yang berada pada materi display dapat tersampaikan dan terapresiasi dengan baik oleh

pengunjung.

Sirkulasi pada museum ini secara garis besar bersifat satu arah, terutama pada area pamer museum.

Pengunjung yang telah memasuki zona introduction harus menyelesaikan skenarionya untuk dapat

keluar atau kembali menuju area entrance museum. Penggunaan jenis sirkulasi ini terbilang mudah dan

tidak membingungkan pengunjung. Dengan menggunakan jenis sirkulasi ini seluruh ruang pamer pada

museum dapat terjamah oleh pengunjung.

Gambar 5. 23 Sirkulasi dalam Ruang Pamer

Sumber: Analisis 2014

Page 32: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Titik awal kedatangan pengunjung diutamakan pada lobby pengunjung dan titik akhir pengunjung dalam

mengeksplorasi museum pada support hall. Dua ruang ini menjadi zona entrance dimana lobby menjadi

main entrance dan support hall menjadi secondary entrance, yang saling berhubungan satu sama lain.

Hal ini bertujuan untuk memberi kemudahan pada pengunjung untuk mengunjungi area penunjang

museum (mengkoneksikan area entrance-penunjang-area pamer).

Lobby pengunjung, support hall, dan open lecture hall memiliki sirkulasi terbuka. Zona introduction

memiliki dua jenis sirkulasi yaitu sirkulasi terbuka untuk assembly hall yang memperbolehkan

pengunjung untuk mengunjungi open lecture hall dan sirkulasi satu arah untuk introduction room secara

tidak langsung memaksa pengunjung untuk melanjutkan eksplorasi menuju zona selanjutnya sesuai

dengan skenario.

Pada ruang pamer outer space menggunakan sirkulasi bercabang. Pada ruang pamer ini pengunjung

diberi pilihan untuk mengeksplorasi skenario museum secara penuh (melalui sub zona outer space ) atau

mengambil jalur yang lebih singkat (ruang pamer outer space-transisi-zona epilog). Penggunaan tipe

sirkulasi terbuka mengijinkan pengunjung untuk menyusun sendiri pola kunjungannya.

5.7.2.1 SIRKULASI PENGUNJUNG

Sirkulasi pengunjung diarahkan untuk dapat melalui seluruh ruangan pamer dalam museum. Hal ini

memiliki tujuan agar seluruh bagian dalam museum, termasuk materi display, dapat terapresiasi dengan

baik sehingga pesan dan informasi yang diberikan melalui museum tersampaikan. Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, museum ini memiliki dua pintu masuk. Dua pintu masuk ini merupakan pintu

masuk yang mempunyai tingkat privasi publik, sehingga boleh dilalui oleh pengunjung.

Page 33: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Gambar 5. 24 Jalur Sirkulasi Pengunjung dalam Museum

Sumber: Analisis Penulis

5.7.2.2 SIRKULASI PENGELOLA

Pengelola memiliki sebuah area yang khusus dengan tingkat privasi zona yang tinggi (privat), karena itu

pengelola memiliki entrance tersendiri yang terpisah. Entrance ini menghubungkan area parkir

pengelola (semi privat) dengan lobby pengelola. Lobby pengelola ini menghubungkan area kerja dan

istirahat pengelola. Pada setiap ruang, pengelola memiliki pemetaan atas jenis pekerjaannya yang

dilakukannya.

Area parkir ini pengelola juga menjadi area parkir tenant pengisi museum. Namun, untuk para tenant

aksesnya diarahkan langsung menuju pintu masuk kedua melalui support hall. Maka dari itu letak parkir

staf ini cukup berdekatan dengan support hall.

Page 34: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Gambar 5. 25 Jalur Sirkulasi Pengelola dalam Museum

Sumber: Analisis Penulis

Pengelola memiliki pusat aktifitas pada kantor dimana pekerjaan manajemen, keuangan, humas, dan

pengawasan berlangsung. Di dalam kantor ini pula berlangsung kegiatan rapat dan segala jenis

pengelolaan sampai dengan manajemen barang koleksi museum. Melalui lobby staf, pengelola dapat

mengakses ruang staf dimana ruang loker dan ruang istirahat pengelola berada.

Loading dock memiliki posisi yang dekat dengan area parkir staf, namun memiliki tingkat privasi yang

lebih tinggi (privat) dengan jalur akses yang terpisah pula. Loading dock sengaja diposisikan dekat

dengan tempat penyimpanan barang koleksi untuk memudahkan transport barang. Pada loading dock

terdapat ruang manajer yang mengawasi barang transport masuk dan keluar museum. Posisinya juga

berdekatan dengan kantor agar prosesnya dapat terpantau oleh pengelola.

Gambar 5. 26 Ruang dalam Area Pengelola

Sumber: Penulis

Page 35: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

5.8 UTILITAS

5.8.1 MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Gambar 5. 27 Layout Planetarium

Sumber: UASC Planetarium Plan- visualdictionaryonline.com

Planetarium pada museum Astronomi ini menggunakan sistem mekanikal eletrikal dengan layout yang

sama pada planetarium pada umumnya. Menggunakan layar lengkung pada langit-langit dengan

proyektor digital di tengah ruangan dan juga kursi penonton yang dapat direbahkan sehingga visual dari

tayangan planetarium dapat dinikmati secara maksimal. Masih menggunakan bentuk ruang lingkaran

dengan atap berbentuk dome. Namun atap dome ini dapat disamarkan bentuknya seperti yang terlihat

pada gambar potongan planetarium di bawah.

Gambar 5. 28 Potongan Planetarium

Sumber: visualdictionaryonline.com

Page 36: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Sedangkan untuk digital viewing, menggunakan layar proyeksi digital (menyerupai TV besar) dengan

ruang yang di kondisikan gelap. Gambar yang dikeluarkan oleh layar ini dapat bergerak dan beberapa

diantaranya dapat berinteraksi dengan pengunjung melalui layar touch screen. Tayangan pada digital

viewing ini berasal dari satu player yang kemudian didistribusikan pada layar-layar melalui router

sehingga dapat menghasilkan gambar yang selaras dan sama pada satu ruang. Teknik ini tidak

menggunakan penataan cahaya karena layar itu tersendiri sudah menjadi sumber cahaya yang dramatik.

Gambar 5. 29 Sistem Digital Viewing

Sumber: analisis 2014

Jalur distribusi aliran listrik pada museum ini menggunakan dua sumber listrik yang berasal dari PLN dan

Genset. Sumber utama listrik pada museum ini menggunakan sumber aliran listrik dari PLN yang

kemudian disambungkan menuju main distribution panel (MDP) menuju ke kapasitor. Kapasitor akan

mendistribusikan energi menuju seluruh bagian bangunan melalui sub distribution panel (SDP) yang

tersebar pada setiap zona bangunan museum, sebelum pada akhirnya di salurkan pada panel pembagi

(PP) dan dapat digunakan.

Genset digunakan hanya pada saat insidentil saja, seperti saat terjadi mati lampu. Genset menyimpan

energi listrik dari PLN yang berasal dari MDP. Energi ini kemudian disimpan agar dapat digunakan

sewaktu-waktu apabila sumber energi utama dari PLN tidak dapat digunakan.

Page 37: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Gambar 5. 30 Skema distribusi jaringan listrik

Sumber: analisis 2014

5.8.2 SISTEM PENGHAWAAN

Sistem penghawaan yang digunakan pada museum ini mayoritas menggunakan sistem penghawaan

buatan. Sistem penghawaan buatan yang digunakan berupa AC sentral pada ruangan-ruangan yang

besar seperti ruang pamer berbentuk hall. Untuk ruang pamer berbentuk koridor, penghawaan

menggunakan AC Split. Penggunakan AC split juga digunakan pada area pengelola, yaitu pada ruang

konservasi dan gudang.

Untuk ruang kerja pengelola diutamakan menggunakan penghawaan alami dengan bantuan exhaust

atau kipas angin. Area observatory deck menggunakan penghawaan alami juga karena area ini

merupakan area semi terbuka, begitu pula pada sebagian area café yang merupakan area semi terbuka.

Page 38: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

5.8.3 SISTEM JARINGAN AIR

Pada sistem jaringan air bangunan museum ini menggunakan sistem up feed. Sistem ini menggunakan

sumber air yang berasal dari sumur yang kemudian dipompa menuju upper tank sebelum pada akhirnya

dipompa menuju seluruh bangunan museum. Jalur distribusi air kotor menggunakan two pipes system

dimana saluran pembuangan air kotor seperti air hujan dan air kotor yang berasal dari kamar mandi

dibuang menggunakan saluran yang terpisah. Dua saluran pembuangan ini diolah dalam tempat yang

berbeda sebelum pada akhirnya dibuang dan berakhir pada sumur resapan/riol.

Gambar 5. 31 Skema Jaringan Air

Sumber: Analisis 2014

5.8.4 SISTEM PENGAMANAN DAN KEBAKARAN

Sebagai salah satu usaha pencegahan menyebarnya api pada saat terjadi kebakaran, bangunan

menggunakan material yang memiliki resistensi terhadap api (uncombustible material). Selain itu

bangunan juga dilengkapi dengan jalur evakuasi kebakaran yang ada pada setiap zona dalam museum

lengkap dengan keterangan dan penanda (sign) yang jelas yang berakhir pada area terbuka di luar

bangunan museum.

Pada setiap ruangan dalam museum tentunya akan dilengkapi dengan alat-alat pemadam kebakaran

seperti fire extinguisher, fire hydrant, fire alarm, splinker dengan ketentuan jarak yang disesuaikan.

Page 39: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81129/potongan/S1-2015... · Kejadian supernova merupakan pemicu kelahiran bintang yang penggambarannya

Instalasi smoke detector dipasang pada ruang pamer dan konservasi untuk mengamankan ruang pamer

yang berisi objek pamer.

Keamanan pada museum ini menggunakan bantuan kamera pengawas CCTV. Kamera ini akan dipasang

pada sudut-sudut mati bangunan dan pada ruang-ruang yang menyimpan barang penting dan sangat

ketat penjagaannya seperti ruang gudang, konservasi dan ruang pamer. Seluruh kamera CCTV yang ada

baik di dalam maupun luar museum akan diawasi oleh pengelola di dalam ruang kontrol.