21
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5. 5.1. Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang Publik Waterfront Konsep desain revitalisasi Stasiun Karet menggunakan pendekatan integrasi yang menitikberatkan penggabungan elemen-elemen yang ada pada kawasan untuk mengembangkan potensi masing-masing elemen tersebut. Hal ini juga dilatar belakangi potensi yang belum dikembangkan yang tersebar pada kawasan sekitar Stasiun Karet. Stasiun Karet saat ini hanya dilewati moda transit KRL dan fungsi Stasiun hanya mewadahi operasional moda tersebut. Revitalisasi dimaksudkan untuk memaksimalkan perkembangan fungsi- fungsi dan menjadikannya untuk terus tumbuh secara berkelanjutan dan memberi akomodasi untuk menunjang kenyamanan pengunjung. Dari analisis teori dan studi komparasi didapat beberapa poin penting yang mendukung perancangan konsep secara garis besar yaitu: Stasiun: memaksimalkan interaksi jaringan transportasi dan berorientasi ke arah pembangunan yang berkelanjutan yang pada kasus ini dinilai adalah konteks sungai Ciliwung. Stasiun sebagai ruang publik: untuk mejadi stasiun yang dapat mewadahi aktifitas publik dengan konsentrasi yang tinggi, stasiun harus memiliki daya tarik lain selain fungsi dasarnya sebagai pendukung prasarana moda kereta. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian pengunjung non-transit Waterfront sebagai aset kawasan: karena potensinya yang dapat mendukung nilai jual kawasan dari segi ekonomi, sosial, dan budaya, waterfront menjadi salah satu elemen penting sebagai pusat orientasi pengembangan. 5.1.1. Konsep Team Work Setelah dilakukan analisis dari tinjauan teori dan kasus, didapat poin-poin yang mendukung perencanaan konsep untuk revitalisasi stasiun yang menitikberatkan pada masing-masing elemen pada kawasan dnegan bagan berikut. 122

BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5.

5.1. Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang Publik Waterfront

Konsep desain revitalisasi Stasiun Karet menggunakan pendekatan

integrasi yang menitikberatkan penggabungan elemen-elemen yang ada pada

kawasan untuk mengembangkan potensi masing-masing elemen tersebut. Hal

ini juga dilatar belakangi potensi yang belum dikembangkan yang tersebar

pada kawasan sekitar Stasiun Karet. Stasiun Karet saat ini hanya dilewati moda

transit KRL dan fungsi Stasiun hanya mewadahi operasional moda tersebut.

Revitalisasi dimaksudkan untuk memaksimalkan perkembangan fungsi-

fungsi dan menjadikannya untuk terus tumbuh secara berkelanjutan dan

memberi akomodasi untuk menunjang kenyamanan pengunjung. Dari analisis

teori dan studi komparasi didapat beberapa poin penting yang mendukung

perancangan konsep secara garis besar yaitu:

• Stasiun: memaksimalkan interaksi jaringan transportasi dan berorientasi

ke arah pembangunan yang berkelanjutan yang pada kasus ini dinilai

adalah konteks sungai Ciliwung.

• Stasiun sebagai ruang publik: untuk mejadi stasiun yang dapat

mewadahi aktifitas publik dengan konsentrasi yang tinggi, stasiun harus

memiliki daya tarik lain selain fungsi dasarnya sebagai pendukung

prasarana moda kereta. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian

pengunjung non-transit

• Waterfront sebagai aset kawasan: karena potensinya yang dapat

mendukung nilai jual kawasan dari segi ekonomi, sosial, dan budaya,

waterfront menjadi salah satu elemen penting sebagai pusat orientasi

pengembangan.

5.1.1. Konsep Team Work

Setelah dilakukan analisis dari tinjauan teori dan kasus, didapat poin-poin

yang mendukung perencanaan konsep untuk revitalisasi stasiun yang

menitikberatkan pada masing-masing elemen pada kawasan dnegan bagan berikut.

122

Page 2: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

Gambar 5.1 Ilustrasi Penyatuan Visi Kawasan

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Ilustrasi perumusan konsep di atas menjelaskan tentang poin-poin yang

sudah ada sebelumnya yang kemudian disesuaikan lagi dengan pendekatan konsep

yaitu integrasi. Hal ini merupakan proses penting untuk penyatuan visi kawasan

yang mana adalah mendukung masing-masing elemen berdasar aspek fungsi, fisik,

dan visual yang mana juga mengaplikasikan peranan shared- zoning untuk

menggabungkan keseluruah visi tersebut.

Gambar 5.2 Ilustrasi Gambaran Konsep Team-Work

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Disebut team-work karena penyatuan visi terpusat pada masing-masing

elemn yang saling mendukung dan memberi benefit satu sama lain untuk

membentuk keselarasan yang utuh.

5.2. Aspek Konsep Perancangan Stasiun

Setelah dilakukan analisis dari tinjauan teori dan kasus, didapat kerangka

garis besar untuk perancangan stasiun yang membahas mengenai masalah

bangunan stasiun kerete dengan kawasan.

• Pengambilan lokasi site adalah pemilihan lahan yang diperlukan

123

Page 3: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

membangun stasiun kereta sesuai dengan kebutuhan pada stasiun Karet danRuang Public Ciliwung Watefront

• Shared-zoning adalah zona kegiatan yg nantinya untuk mengambangkanfasilitas akomodasi pengunjung dari stasiun dan ruang publik waterfront,baik pengunjung transit ataupun non-transit.

• Pengaruh cuaca/klimatologi (panas matahari hujan) adalah pengaruh cuacapada bangunan agar mencapai kenyamanan dan mencegah kerusakan karenapanas dan hujan :

- sirkulasi angin penghawaan untuk kenyamanan penumpang

- pencahayaan alami

- menanggulagi dampak kebisingan yg timbul akibat jalannya kereta

- memperjelas sirkulasi secara runtut

5.2.1. Tata Massa

Tata masa bangunan untuk desain revitalisai stasiun mempertimbangkan

poin-poin berikut:

A. Efisiensi lahan, karena kondisi site yang terhimpit dipinggi sungai dan di

bawah flyover.

B. Memaksimalkan view, dan potensi, geometri persegi dan gelombang segitiga.

C. Menyesuaikan bentuk tapak dan desain terhadap penggunaan bentuk denah,

sumbu jalan, dan sirkulasi penumpang

D. Menyesuaikan ukuran panjang kereta api

E. Memperhatikan orientasi bangunan terhadap garis edar matahari terkait

pemecahan klimatologi daerah tropis

F. Memperhatikan sirkulasi kegiatan utama pada stasiun yang terinteraksi oleh

penumpang dan pengunjung public space.

Gambar 5.3 Gambaran Tata Massa Bangunan

(Sumber : Erian Agit. 2015)

124

Page 4: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

Tata massa bangunan terdiri dari beberapa massa yang solid dan semi solid

berbentuk persegi untuk efisiensi ruang. Massa memanjang searah dengan sungai

dan bantarannya untuk menyelaraskan lansekap ruang publik waterfront. Tata

massa terbagi menjadi tiga level yaitu massa dengan ketinggian satu lantai, dua

lantai, dan tiga lantai.

Gambar 5.4 Konfigurasi Tata Massa Bangunan

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Konfigurasi ketinggian bangunan dibuat berkala dengan massa paling barat

berketinggian satu lantai, kemudian dua lantai, lalu tiga lantai. Massa yag

berwarna hijau adalah massa utama. Massa tersebut berwujud semi solid untuk

menyamarkan batas ruang antara stasiun dengan ruang piublik waterfront.

• Wujud : semi solid fluid menyesuaikan dengan konteks yang memiliki elemen

air, kesannya mengalir.

Dimensi : menyesuaikan dimensi massa bangunan dengan ruang-ruang dalam

bangunan sesuai kegiatannya. Karena terintegrasi dengan ruang publik, wujud

stasiun harus mencerminkan keterbukaan.

5.2.2. Implementasi Konsep Team-Work

5.2.2.1. Aspek Zoning

Gambar 5.5 Aspek Shared Zoning

(Sumber : Erian Agit. 2015)

125

Page 5: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

Keseluruhan masterplan terbagi menjadi dua sistem zonasi karena aspek

shared zoning untuk konsep team work. Sistem zoning pertama adalah zonasi

stasiun itu sendiri, lalu pada lapisan luarnya terdapat zoning masterplan.

Penjelasan terperinci atas sistem zoning yakni:

• Zoning Stasiun yang dibuat berdasar kajian teori, terdiri atas area core, area

transisi, area periferal, dan area administrasi.

• Area transisi dan area core stasiun termasuk ke dalam zona semi pubik yang

terletak satu lapis setelah zona publik.

• Bagian area core stasiun berpotongan fungsi dan fisik terhadap ruang publik

waterfront, menjadikan area core ini juga termasuk kedalam kategori zona

publik masterplan.

• Area periferal dan administrasi stasiun termasuk ke dalam zona privat pada

masterplan.

5.2.2.2. Aspek Fungsi

Gambar 5.6 Aspek Fungsi yang Terintegrasi

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Pada elemen-elemen masterplan stasiun,fungsi bangunan utama stasiun,

ruang tebuka publik, dan waterfront Ciliwung menggunakan integrasi fungsi

sebagai berikut:

• Antara fungsi stasiun dengan waterfront terintegrasi menggunakan ruang

-ruang yang dihubungkan oleh ruang sementara dnegan bentuk ruang

perantara yag terbentuk secara linear dari sisa bentuk dan orientasi kedua

fungsi. Ruang perantara yang menghubungkan bangunan stasiun dan

waterfront pada kasus ini adalah ruang terbuka publik.

126

Page 6: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

• Ruang publik dan waterfront terintegasi menggunakan ruang-ruang yang

terkunci, menjadikan keduanya sebagai kesatuan ruang yang utuh sehingga

pengunjung dadi ruang publik tak hanya bisa menikmati interaksi dengan

sesama pengunjung namun juga bisa memiliki akses interaksi pada air.

Dengan demikian fungsi ruang publik sebagai wadah interaksi sosial

mendukung fungsi stasiun sebagai fasilitas transit dnegan memberikan

kenyamanan dan atraksi untuk menambah minat pengunjung mendatangi stasiun.

Begitu pula fungsi stasiun sebagai fasilitas transit yang diakses oleh para

commuter harian akan menjadikan ruang publik tak pernah sepi.

5.2.2.3. Aspek Visual

Gambar 5.6 Aspek Visual yang Terintegrasi

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Kerjasama antar elemen bangunan stasiun dengan ruang publik juga

ditunjukkan melalui aspek visual dengan langkah berikut:

A. Garis langit yang terbentuk dari figure bangunan dapat direfleksikan pada area

perairan di waterfront sehingga menambah keindahan terutama pada malam hari

ketika lampu penerangan dinyalakan. Hal ini menambah nilai estetika bangunan.

B. Bangunan utama stasiun menggunakan material transparan pada beberapa

bagiannya sehingga pengunjung yang sedang menikmati publik space dapat

melihat aktifitas yang ada di dalam stasiun sehingga suasana ruang public juga

menjadi lebih hidup.

127

Page 7: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

5.2.2.4. Segi Fisik

Gambar 5.7 Kantilever pada Entrance Bangunan yang Berpotongan dengan Ruang Publik

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Fisik bangunan utama stasiun menunjukkan kerjasama dengan ruang

terbuka publik melaui kantilever nya yang memanjang hingga mendekati ke tepian

air. Bagian kantilever yang menjorok keluar dari stasiun ini menciptakan ruang

semi-solid dengan kegunaan ganda yaitu menyambut pengunjung yang datang ke

ruang publik dan juga sebagai entrance stasiun. Dengan demikian seperti yang

ditunjukkan anak panah berwarna hijau, pengunjung yang hendak menuju titik

destinasi pada ruang publik waterfront terlebih dulu harus melewati bagian dari

bangunan stasiun, begitu juga sebaliknya.

5.3. Fungsional Stasiun

5.3.1. Program Ruang

Gambar 5.8 Program Ruang dengan Pergerakan Pengguna

(Sumber : Erian Agit. 2015)

128

Page 8: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

Ruang dalam stasiun dibagi berdasar zona yang melingkupi kebutuhan dan

kepentingan penggunanya. Masing-masing zona ini kemudian di bagi pula

berdasar privasi untuk menjawab strategi shared-zoning yang menghubungkan

bangunan stasiun dengan ruang publik waterfront. Gambar di atas menjukkan

hubungan ruang-ruang dengan batas zona masing-masing. Beberapa ruang

menjadi bagian dari dua zona sekaligus seperti plaza stasiun yang berpotongan

denga area core dan ruang terbuka publik. Namun secara garis besar zona publik

melingkupi area ruang publik waterfront dan area core stasiun, zona semi publik

melingkupi area transisi dalam stasiun, dan zona privat melingkupi area periferal.

Gambar 5.8 Potongan Level Stasiun

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Sedangkan secara vertikal ruang-ruang terbagi menjadi beberapa level :

- Lower Ground berupa area parkir endaraan pribadi

- Ground Level berupa ground platform, ruang tunggu, main hall stasiun, area

komersial, servis, exhibition hall, ojek/bus/taxi stop, toilet, dan area drop-off,

dan ruang terbuka waterfront.

- Upper Ground berupa kantor stasiun denga satu lantai lebih tinggi, area

komersial dan jembatan penyeberangan akses antar peron.

5.3.2. Dimensi Kebutuhan Ruang

Untuk mewadahi segala aktifitas yang terjadi di dalam bangunan stasiun,

dibutuhkan perkiraan kebutuhan ruang dengan dimensinya berdasar perhitungan

kapasitas orang, standar luasan per orang, dan jumlah ruang yang dibutuhkan.

Dengan perhitungan tersebut, diperoleh area total untuk luas stasiun yang

ditunjukkan oleh tabel berikut.

129

Page 9: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

Tabel 5.1 Dimensi Kebutuhan Ruang

ZonaFungsi

Area dan Ruang Kapasitas(orang)

Standar perOrang (m2)

Jumlah Luas (m2)

Area Pusat(Core)

• Lobby• Informasi• Tiket office.• Mesin Tiket.• Counter tiket dan

cek in bagasi• Ruang titik temu• SirkulasiTotal

4008

321520

5020%

0.54

0.511

1

11111

1

20016161520

5064.4

386.4

Area Transisi • Toilet Pria

• Toilet Wanita• ATM• Mushola• Komersil• SirkulasiTotal

30308

50-

20%

442

0.540

112110

1201203225

400139.4836.4

Area Periferal

• Peron• Workshop dan area

servis mesin• Ruang Kontrol

Sinyal• Ruang Keamanan• Ruang Pengawasan• Ruang Istirahat• Janitor• SirkulasiTotal

75010

8

88

15-

20%

12

1010446

12

11

1111111

75010

801032329012

203.21219.2

AreaAdministrasi

• Ruang Kepala Stasiun

• Ruang Wakil Kepala

• Ruang Sekeretasis• Ruang Bendahara• Gedung Arsip• Ruang Rapat• Ruang Staff• Ruang Teknisi• Sirkulasi

1

1111

20108

20%

20

1585

40333

1

1111111

20

15854

603024

199.2

Total 2641.2

(Sumber : Standar Dimensi Ruang - Building Type For Transit Facilities dan Data Arsitek)

130

Page 10: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

5.3.3. Sirkulasi

A. Sirkulasi Internal

Gambar 5.9 Bagan Sirkulasi Internal Stasiun

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Entrance bangunan stasiun berorientasi dan terhubung langsung

dengan ruang terbuka publik. Pengunjung yang datang dari area parkir di

basemen dan ground level harus mengakses stasiun melalui ruang publik

terlebih dahulu agar dapat masuk ke main hall . Pada jembatan penghubung

antar peron, terdapat area retail yang dapat dinikmati oleh pengunjung yang

telah melewati tiketing.

B. Sirkulasi Eksternal

Gambar 5.10 Bagan Sirkulasi Eksternal Stasiun

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Pengunjung yang datang ke kawasan stasiun tidak harus memiliki tiket

untuk masuk ke ruang stasiun, atau pengunjung dapat menikmati ruang terbuka

publik. Pengunjung yang datang dengan kendaraan dengan kendaraan pribadi

dapat memarkirkan kendaraannya di basemen atau area parkir ground floor

kemudian pengunjung yang turun dari kereta bisa saja tidak langsung pulang

tapi dapat menikmati fasilitas publik terlebih dahulu.

131

Page 11: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

5.3.4. Akses

Gambar 5.11 Skema Pengembangan Akses

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Untuk mengakomodasi pejalan kaki, jalur pedestrian pada rencana

desain akan dikembangkan agar dapat digunakan untuk mengakses stasiun

dengan lebih mudah kembali. Jalur pedestrian ditandai dengan nomor dua.

Sementara untuk akses kendaraan umum dan transit, desain menyuguhkan bus

stop yang akan diletakkan pada titik nomor satu.

5.4. Faktor Pendukung Fungsional Stasiun

5.4.1. Comfort (Kenyamanan)

Untuk memaksimalkan kenyamanan pengunjung, entrance stasiun akan

dipindah ke bagian tengah massa utama. Hal ini ditandai oleh titik nomor dua

dengan orientasinya menghadap ke waterfront. Gerbang dibuat semi permanent

agar memberikan kesan mengundang.

Gambar 5.12 Skema Pengembangan Kenyamanan

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Sedangkan pada peron dan ruang tunggu akan disediakan tempat duduk

yang lebih layak dan kolom shelter dirancang dengan bentuk tanpa pangkal. Hal

ini agar pengunjung dapat duduk menempati tempat yang disediakan, lalu

132

Page 12: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

apabila tempat sudah penuh akan tetap mencegah pengunjung duduk di

sembarang tempat.

5.4.2. Security (Keamanan)

Gambar 5.13 Skema Pengembangan Keamanan

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Desain akan menambah fasilitas parkir pada basemen agar

meningkatkan keamanan parkir pengunjung seperti yang dirunjukkan oleh

nomor dua. Sedangkan untuk menghindari orang menerobos dari pagar, pagar

akan dihilangkan dan shelter dijadikan bangunan dengan penyekat permanen.

Lalu bagian pemeriksaan tiket akan dipindah ke lantai dua sehingga orang yang

akan mengakses kereta harus naik terlebih dahulu.

5.4.3. Safety (Keselamatan)

Untuk menanggulangi kecelakaan pengunjung, desain stasiun akan

memfasilitasi penyebrangan antar peron dengan pengadaan jembatan. Jembatan

ini akan menghubungkan massa bangunan yang saling berseberangan sehingga

pengunjung tidak perlu menyeberangi peron secara langsung. Bentuk massa

jembatan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah dengan tanda oranye.

133

Page 13: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

Gambar 5.14 Skema Pengembangan Keselamatan

(Sumber : Erian Agit. 2015)

5.4.4. Proximity (Keterjangkauan)

Desain stasiun secara keseluruhan secara tidak langsung sudah turut

memaksimalkan keterjangkauan yang dimiliki oleh kawasan. Dengan

mengintegrasikan stasiun waterfront juga akan menambah ketertarikan

masyarakat untuk singgah bahkan walaupun tidak berkepentingan untuk

mengakses KRL.

Gambar 5.15 Skema Keramaian dan Kebisingan Kawasan

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Untuk kepadatan, jalur pada bagianruas Jalan K.H. Mas Mansyur

memiliki kepadatan kendaraan yang lebih tinggi daripada jalur bagian ruas jalan

R.M. Margono Djojohadikoesoemo. Jalur juga merupakan jalan protokol utama

134

Page 14: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

yang searah dengan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta, yakni

Tanah Abang. Yang mungkin perlu diperhatikan adalah akses yang aman.

5.5. Karakteristik Desain

5.5.1. Bentuk Bangunan

Ruang dalam stasiun dibagi berdasar zona yang melingkupi kebutuhan dan

kepentingan penggunanya. Masing-masing zona ini kemudian di bagi pula

berdasar privasi. Bentuk merupakan wujud dari suatu benda yang memiliki ukuran,

warna dan tekstur. Sebagai bangunan landmark, bentuk digambarkan sebagai sesuatu

yang kontras tetapi saling terkait dengan lingkungannya

Konsep bangunan stasiun karet memiliki kriteria bentuk seperti berikut

• Kenyamanan ruangan didalam maupun luar.

• Akses terintegrasi dengan publik space.

• Terdapat bagian bangunan yang semi permanen untuk memperlembut sirkulasi

unsur.

A. Warna: dengan menggunakan warna monokrom yang natural karena

disinambungkan dengan ruan publik waterfront dan dengan pertimbanagan

agar dapat menonjolkan warna kehijauan dari lansekap ruang publik.

Gambar 5.16 Warna Bangunan Stasiun Karet

(Sumber : Erian Agit. 2015)

B. Tekstur: tekstur yang mengkilat, dan masiv, menyerap cahaya

C. Posisi : memanjang mengikuti sungai.

D. Orientasi: menghadap sungai sebagai entrance utama. Mengikuti peredaran

matahari dan sirkulasi udara alami.

E. Inersia visual: selaras dengan konteks sungai, mengalir dengan sirkulasi

135

Page 15: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

sirkulasi pada ruang-ruang di sepanjang waterfront.

5.5.2. Vegetasi

Vegetasi yang terdapat pada site selain memperlembut bangunan juga

menjadi bagian penting untuk mendukung aspek ekologi sekitar. Vegetasi yang

ada pada eksisting yaitu :

• Mangga (Mangifera indica)

• Kayuputih Pelangi (Eucalyptus deglupta)

• Beringin (Ficus benjamina)

• Flamboyan (Delonix regia)

• Pisang (Musa paradisiaca)

• Nangka (Artocarpus heterophyllus)

Gambar 5.17 Vegetasi yang Tumbuh di Sekitar Kawasan

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Selain mempertahankan vegetasi yang sudah pada aeksisting semaksimal

mungkin, desain menambahkan vegetasi baru yaitu lee quan yu untuk membuat

fasad bangunan lebih menyatu dengan ruang hijau pada waterfront.

Gambar 5.18 Lee Quan Yu pada Fasad Bangunan

(Sumber : Erian Agit. 2015)

136

Page 16: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

5.5.3. Struktur dan Material Penutup Atap

Gambar 5.19 Gambaran Struktur dan Material Atap

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Struktur atap pada kantilever dan massa utama stasiun menerapkan rangka

yang terbuat dari steel dengan bentuk menyesuaikan dengan tegangan tunggal,

atau dengan kondisi stress, atau tertarik. Material atap kantilever menggunakan

alumunium agar beban yang ditopang oleh struktur lebih ringan. Penerapan sistem

struktur space truss, yang disusun sesuai dengan kebutuhan peron. Bagian atap

bangunan yang lebih dari satu lantai menggunakan struktur beton.

5.5.4. Struktur dan Material Dinding dan Kolom

Gambar 5.20 Gambaran Struktur dan Material Dinding dan Kolom

(Sumber : Erian Agit. 2015)

Massa utama stasiun menggunakan struktur material beton, lalu massa-

massa pendukungnya menggunakan struktur steel. Material yang digunakan untuk

dinding stasiun berupa beton dan pada area publik menggunakan material kaca

untuk kesan stasiun yang lebih terbuka dan aktifitas dapat terlihat dari luar

bangunan. Modul 12x12 mempertimbangkan kesan yang selaras stasiun agar tidak

137

Page 17: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

kelihatan sempit, kolom dibutuhkan penyangga tambahan yang akan

menggunakan modul yang sama yakni 4 x 4 meter atau 6x6 meter.

5.6. Ruang Publik Waterfront

5.6.1. Tata Perletakan

Gambar 5.21 Tata Ruang pada Waterfront

(Sumber : Erian Agit. 2014)

Layout untuk tepian air pada ruang terbuka publik menggunakan jenis

tepian berundak dengan railing. Bagian pinggiran air turun satu level dari

ketinggian akses pedestrian untuk memaksimalkan pemandangan waterfront dan

skyline dari area ruang publik.

Desain tepian air juga terbai menjadi dua kategori yaitu

• Tepian buatan, railing hingga ke garis batas tepian air, untuk

memaksimalkan ruang gerak pada area publik yang berbatasan dengan

stasiun

• Tepian alami, railing hanya pada level berundak satu lapis di atas garis

tepian dan membiarkan garis batas air secara alami untuk mempertahankan

keseimbangan ekologi kawasan yang berbatasan dengan area konservasi.

5.6.2. Ide Titik-Titik Destinasi

Agar ruang terbuka publik tidak mati, perancangangan harus menyertakan

ide destinasi pada titik-titik yang ditentukan. Ide kegiatan juga dapat melibatkan

aspek sosial, ekonomi, dan budaya di sekitar kawasan. Adapun ide destinasi pada

ruang publik yaitu

1. Interaksi langsung dengan air pada sungai Ciliwung dengan wahana air.

2. Spot kuliner ruang terbuka dengan ide kreatif komunitas menyediakan kios-kios

makanan lokal dan ruang yang dapat digunakan untuk barbeque bersama

138

Page 18: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

3. Spot seni dan budaya, spot ini digunakan untuk menyalurkan minat dan bakat

masyarakat atau seniman lokal yang dapat ditunjukan melalui ruang exhibition,

mural dan amphitheatre untuk pertunjukkan musik kecil.

4. Spot Lansia, di daerah residensial terdekat yaitu karet tengsing, diperkirakan

populasi lansia cukup banyak. Spot ini menawarkan kegiatan khusus untuk para

lansia seperti olahraga kecil-kecilan untuk mempertahankan kebugaran mereka.

5. Jalur pedestrian dan jogging track, terbentang sepanjang ruang publik untuk

menghubungkan titik-titik destinasi lain. Orang dapat berjalan-jalan sambil

melihat aktifitas masyarakat di sepanjang waterfront.

6. Spot Konservasi, mewadahi area konservasi dan edukasi ekologi yang juga

bermanfaat untuk menjaga kelestarian ekologi kawasan.

7. Children Playground, spot untuk orangtua membawa anaknya untuk alternatif

rekreasi, menyajikan wahana bermain yang aman bagi anak-anak.

8. Spot Olahraga, area ini menyuguhkan ruang yang cukup lapang untuk aktifitas

yang membuthkan pergerakan banyak.

Gambar 5.22 Titik Destinasi Waterfront

(Sumber : Erian Agit. 2014)

Destinasi-destinasi tersebut lalu diorganisasikan untuk kemudian diletakkan

pada titik-titik yang sekiranya memungkinkan kegiatan tersebut untuk dapat

tumbuh dan berkembang demi kelanjutan waterfront seperti di bawah ini.

139

Page 19: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

Gambar 5.23 Titik Perletakan Destinasi Waterfront

(Sumber : Erian Agit. 2014)

5.7. Utilitas Bangunan

5.7.1. Jaringan Penerangan

A. Alami dari Cahaya Matahari

Dengan pencahayaan alami yang diciptakan oleh konsep interaksi ruang,

pencahayaan dapat dimaksimalkan tanpa harus membutuhkan energy yang

banyak, hal ini berkaitan dengan energy yang dibutuhkan dari suatu perjalanan

Kereta Api sudah sangat banyak, sehingga dengan pemanfaatan ruang luar dan

dalam yang maksimal, akan menambah penghematan energy yang dibutuhkan.

B. Buatan

Pencahayaan buatan untuk desaiin stasiun menggunakan lampu yang

bersumber dari LED. Hal ini berdasar pertimbangan lampu akan sering menyala di

ruang publik seperti stasiun, oleh karena itu diperlukan sumber yang hemat energi

dan berumur panjang,

5.7.2. Pengkondisian Udara

Secara mekanis adalah dengan exhaust fan dan focal fan pada ruang-ruang

seperti dapur., tangga darurat dan ruang mesin. Sistem pengkondisian udara

terbuat degan AC sentral dan Air Handling Unit di setiap lantai bangunan

5.7.3. Sound System dan Audio Visual

Menggunakan sistem publik adress untuk mengumumkan informasi did

alam bangunan, mikrofon dan speaker sebagai alat pengeras suara dalam aktifitas

informasi, CCTV sebagai alat pemantau keamanan.

140

Page 20: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

5.7.4. Sistem Komunikasi

Menggunakan telepon dengan system Private Automatic Branch Exchange

(PABX) untuk komunikasi, baik internal maupun eksternal. Selain itu, juga

dibantu dengan jasa operator.

5.7.5. Jaringan Listrik

Penyediaan listrik pada stasiun secara utama berasal dari PLN. Namun

karena stasiun merupakan tempat yang sangat vital akan kebutuhan listrik,

digunakan sumber tenaga listrik cadangan yaitu menggunakan gendset yang

otomatis akan bekerja ketika aliran listrik padam.

5.7.6. Sistem Transportasi Vertikal

Sistem transportasi vertikal pada stasiun menggunakan tangga, eskalator

dan lift yang terbagi menjadi lift passenger dan lift service. Selain transportasi

vertikal untuk kebutuhan utama, terdapat transportasi untuk kebutuhan emergency

yaitu tangga darurat dengan struktur yang tahan api dan suhu panas, dan

dilengkapi exhaust fan yang berfungsi untuk menghubungkan tiap lantai bangunan

jika terjadi kebakaran.

5.7.7. Jaringan air bersih

Untuk memasok persediaan air bersih dalam bangunan stasiun, sistem yang

digunakan adalah down feed. Air dari pam ditampung di ground reservoir,

kemudian dipompa ait dialirkan ke roof tank, dan dengan gravitasi ait dialirkan ke

setiap lantai

5.7.8. Jaringan Air Kotor

Sistem pembuangan air kotor mengunakan two pipe system yaitu limbah

padat melalui soil stack. Sedangkan limbah cair melalui waste stack yang

kemudian keduanya disalurkan ke house drain, lalu ke house sewer untuk

menghindarkan bau. Sistem air kotor juga menggunakan recycle dari grey waste

yang kemudian digunakan untuk sprinkler untuk menyirami vegetasi pada

lansekap Sebelum disalurkan ke saluran kota, limbah diolah agar bebas dari

bahaya polutan.

5.7.9. Sistem Pemadam kebakaran

Sistem transportasi vertikal pada stasiun menggunakan tangga, eskalator

dan lift yang terbagi menjadi lift passenger dan lift service.

141

Page 21: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96221/potongan/S1-2016... · 5.1.Stasiun Karet yang Terintegrasi dengan Ruang PublikWaterfront

A. Sistem Preventif

• Smoke Detector

• Heat Detector

Setelah terdeteksi adanya kebakaran maka alarm akan berbunyi agar

pengguna bangunan segera melakukan evakuasi.

B. Penanganan

• Sprinkler

•CO2

•Fire Hydrant

•Fire Extinguisher

Penghuni dapat langsung melakukan evakuasi kemunu tangga dan pintu

darurat yang tersedia yaitu:

- Sirkulasi lorong darurat yang memenuhi syarat konstruksi dan bahan bangunan

yang tahan api.

- Tangga darurat mudah dicapai jarak antar tangga 25-30 m, kedap asap dan api.

5.7.10. Sistem penangkal petir

Penangkal petir diperlukan untuk bangunan massa utama stasiun karena

ketingiannya lebih dari dua lantai. Penangkal petir menggunakan sistem franklin.

5.7.11. Sistem pembuangan sampah

Sistem menggunakan shaft sampah agar pembuangan menjadi lebih efisien.

Selain itu juga ditempatkan tempat sampah pada area sirkulasi pengunjung.

5.7.12. Sistem Otomastis Bangunan

Fungsi pengontrolan pada building automatization meliputi elemen:

• Fasilitas tata udara, mencakup pengontrolan pemanasan, menghidupkan dan

mematikan AC, kontrol udara bersih, jumlah kipas angin, temperatur ruangan dan

kontrol operasi pemanasan.

• Pengontrolan cahaya, menggunakan jadwal on/off berdasar jam harian kapan

konteks bangunan terang dan mulai gelap.

• Instalasi lift dan eskalator, eskalator menggunakan detektor beban yang

berhenti berputar ketika tidak ada penumang. Lift juga otomatis akan mati

berdasar jam yang telah ditentukan.

142