16
101 Bab Tiga Metodelogi Penelitian Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika modal sosial sepanjang kehidupan klaster pada klaster cor logam Ceper Klaten - Jawa Tengah. Untuk dapat mengetahui dinamika modal sosial sepanjang kehidupan klaster maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian perkembangan (development research) yang dimaksudkan untuk meneliti perkembangan suatu subyek menurut pola dan urutan berdasarkan fungsi waktu (Muhajir, 2000). Penelitian perkembangan dapat bersifat longitudinal dan dapat pula bersifat lintas seksional atau cross sectional. Perbedaan keduanya adalah bahwa longitudinal meneliti berdasarkan kurun waktu, dimulai dari awal hingga akhir dengan subyek yang terbatas. Sedangkan cross sectional meneliti berdasarkan tingkatan waktu tertentu dengan subyek yang lebih banyak

Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

101

Bab Tiga

Metodelogi Penelitian

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika modal sosial

sepanjang kehidupan klaster pada klaster cor logam Ceper Klaten - Jawa

Tengah. Untuk dapat mengetahui dinamika modal sosial sepanjang

kehidupan klaster maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

perkembangan (development research) yang dimaksudkan untuk meneliti

perkembangan suatu subyek menurut pola dan urutan berdasarkan fungsi

waktu (Muhajir, 2000).

Penelitian perkembangan dapat bersifat longitudinal dan dapat pula

bersifat lintas seksional atau cross sectional. Perbedaan keduanya adalah

bahwa longitudinal meneliti berdasarkan kurun waktu, dimulai dari awal

hingga akhir dengan subyek yang terbatas. Sedangkan cross sectional meneliti

berdasarkan tingkatan waktu tertentu dengan subyek yang lebih banyak

Page 2: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster

102

berdasarkan tingkatan waktu tersebut. Longitudinal membutuhkan waktu

yang panjang sedangkan cross sectional membutuhkan waktu yang pendek

tetapi dengan subyek yang lebih banyak. Dalam penelitian ini subyek

yang mempunyai informasi berkaitan kehidupan klaster dibagi ke dalam

3 (tiga) dimensi waktu yang berbeda, yaitu pada saat awal pertumbuhan/

embrio, pada saat tumbuh dan dewasa, serta pada saat menurun dan

transformasi (Danim, 2002).

Selain menggunakan metode penelitian perkembangan dengan

tiga acuan waktu, dikarenakan sifat penelitian juga meliputi penelusuran

sejarah, digunakan juga metode penelitian historis (historical research) yaitu

penelitian yang dimaksudkan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau

secara objektif, sistematis dan akurat. Dengan menggunakan metode

penelitian tersebut, bukti-bukti dikumpulkan, dievaluasi, dianalisis dan

disintesikan. Berdasarkan hasil sintesis dari bukti-bukti historis tersebut

selanjutnya dirumuskan kesimpulan. Hasil penelitian akan disampaikan

dalam bentuk narasi deskriptif (Danim, 2002).

Tahapan Penelitian

Tahapan Penelitian terdiri dari tahapan persiapan, tahapan

pengumpulan data dan tahapan analisa data. Sedangkan tahapan persiapan

terdiri dari: studi pustaka, studi dokumen dan pelaksanaan FGD (Focus

Group Discussion).

Studi pustaka dilakukan untuk menelaah lebih lanjut berbagai

teori perkembangan klaster dan dinamika modal sosial. Beberapa teori

yang digunakan untuk melakukan analisis dinamika modal sosial dalam

pengembangan klaster logam adalah: a) teori tentang modal sosial

Page 3: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

103

(Putnam 1993 dan 1995), Bourdieu (1980), Coleman (1988 dan 1999), dan

Schmitz (1997), b) teori tentang tingkatan modal sosial (Sidu,2006), c)

teori tentang daur perkembangan klaster (Rocha dalam Andresson, 2004)

Studi dukumen berupa pengumpulan informasi-informasi sekunder

yang diperoleh dari berbagai pihak tentang perkembangan dan kondisi

klaster cor logam, sebagai dokumen awal dalam penelitian ini. Informasi

awal tersebut dalam bentuk studi pustaka maupun informasi yang

berkaitan dengan klaster cor logam di Klaten. Beberapa data sekunder

tersebut antara lain : a) data tentang kondisi geografis klaster cor logam,

Ceper; PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Klaten,

industri logam di Kabupaten Klaten dan data unit usaha cor logam di

Kabupaten Klaten, diperoleh dari buku Klaten dalam Angka tahun

2010, b) data tentang perkembangan koperasi Batur Jaya, diperoleh dari

Koperasi Batur Jaya, Ceper, c) data tentang penelitian teknologi cor

logam, diperoleh dari Balitbang Provinsi Jawa Tengah, d) data tentang

perkembangan teknologi tungku pembakaran dari besalen sampai dengan

induksi, diperoleh dari POLMAN (Politeknik Manufaktur), Ceper, e)

pola pengembangan klaster industri di Jawa Tengah, diperoleh dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, f) profil klaster di

Jawa Tengah, diperoleh dari Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber

Daya (FPESD) Jawa Tengah.

FGD (Focus Group Discussion) dilakukan untuk mendapatkan

informasi awal tentang stakeholder kunci yang mengetahui tentang

dinamika modal sosial sepanjang perkembangan kehidupan klaster dan

rumusan awal tentang perkembangan kehidupan klaster. Hasil dari FGD,

selain data dan informasi tentang perkembangan klaster, juga ditemukan

beberapa tokoh kunci yang berpengaruh dan mengetahui cerita tentang

Metodelogi Penelitian

Page 4: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster

104

kehidupan perkembangan klaster, termasuk dinamika modal sosialnya.

Penentuan tokoh kunci sebagai subyek wawancara ini dilakukan dengan

teknik, dikarenakan peneliti sama sekali belum mengetahui tokoh-tokoh

kunci yang berpengaruh.

Meskipun sudah ada informan kunci, tidak menutup kemungkinan

bahwa wawancara juga dilakukan di luar tokoh kunci tersebut, apabila

dalam wawancara dengan tokoh kunci diperlukan wawancara dengan

tokoh di luar tokoh kunci tersebut untuk mengklarifikasi informasi dan

data yang diperoleh.

Peserta FGD sebanyak 60 orang terdiri dari pelaku usaha klaster cor

logam Ceper. Informan kunci yang akan digunakan berasal dari pelaku

usaha yang pernah mengalami masa awal pertumbuhan/embrio (2 orang)

dan pelaku usaha pada masa tumbuh dan dewasa (2 orang) serta penurunan

dan transformasi (2 orang). Selain pelaku usaha, informan kunci juga

diperoleh dari pengurus Koperasi Batur Jaya (3 orang), Pengurus POLMAN

(2 orang), pelaku usaha di luar anggota Koperasi (2 orang), serta pihak

eksternal dari Perguruan Tinggi (1 orang), dari lembaga swasta (2 orang),

dan dari Pemerintah Kabupaten Klaten (2 orang). Jumlah informan kunci

keseluruhan sebanyak 18 orang.

Tahapan Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan explorasi (penelusuran)

melalui informan kunci dengan menggunakan metode wawancara dengan

Page 5: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

105

teknik snowballing.

Informan kunci

Informan kunci atau sumber data utama dari penelitian ini adalah

orang-orang yang mengetahui tentang kehidupan dan perkembangan

klaster termasuk unsur-unsur modal sosial.

Tabel 3.1Daftar Obyek Penelitian,Kebutuhan Data, Instrumen Penelitian dan Sumber Data

Obyek Penelitian Kebutuhan data Instrumen penelitian Sumber data

1. Kondisi Bisnis dan Teknologi Klaster Cor Logam

Sejarah perkembangan kehidupan klaster

Indepth interview dan Pengamatan di lapangan

Informan, data sekunder, POLMAN, Koperasi Batur Jaya

2. Kondisi Modal Sosial Pada Cor Logam Kab. Klaster

Kondisi modal sosial pada setiap tahapan perkembangan klaster : pertumbuhan/ embrio, tumbuh, dan transformasi

Indepth interview dan Pengamatan di lapangan

Informan (primer)

3. Pembentukan Modal Sosial Melalui Lembaga Formal dan Non Formal

Data dari lembaga-lembaga formal dan non formal yang membentuk modal sosial

Indepth interview dan Pengamatan di lapangan

Informan (primer), Koperasi Batur Jaya

4. Pemanfaatan Modal Sosial oleh Individu Pengusaha

Data tentang individu pengusaha dalam memanfaatkan modal sosial, meliputi jaringan, kepercayaan,ketaatan terhadap norma kepedulian terhadap sesama, ketaatan terhadap sesama, kepedulian terhadap organisasi

Indepth interview dan Pengamatan di lapangan

Informan (primer)

5. Upaya Peningkatan Modal Sosial

Data tentang upaya peningkatan modal sosial melalui kelembagaan, fasilitasi Pemerintah dan faktor faktor yang mempengaruhi modal sosial

Indepth interview dan Pengamatan di lapangan

Informan (primer)

Metodelogi Penelitian

Page 6: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster

106

Orang yang memahami kehidupan klaster cor logam Ceper dan

mempunyai berbagai peran terhadap klaster antara lain adalah: pelopor,

lembaga pembina, tokoh masyarakat, ketua kelompok, pengurus koperasi,

perangkat desa maupun tokoh-tokoh muda yang mengetahui tentang

perkembangan klaster dari cerita orang tua maupun sumber informasi

lainnya. Selain hasil wawancara, data primer yang dikumpulkan juga

berasal dari hasil observasi berupa foto, tabel maupun gambar.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan explorasi

(penelusuran) melalui informan kunci dengan menggunakan metode

wawancara dengan teknik snowballing. Adapun teknik pengumpulan

data dapat diterangkan sebagai berikut: a) penelusuran data dimulai dari

data sekunder yang ada, baik yang berasal dari eksternal klaster seperti

Balitbang Provinsi Jawa Tengah, Dinas Perindag Provinsi Jawa Tengah dan

FPESD Jawa Tengah maupun dari internal klaster seperti dari POLMAN

(Politeknik Manufactur) Ceper dan Koperasi Batur Jaya. b) data sekunder

yang telah diperoleh dikumpulkan dan dianalisis untuk menjadi bahan

lebih lanjut, c) penelusuran berikutnya dalam bentuk data primer yang

berasal dari informan atau tokoh kunci klaster.

Informan pertama yang dihubungi adalah informan hasil dari FGD

yang merupakan tokoh kunci, yaitu Suyitno yang merupakan Kepala

POLMAN, mantan Kepala Kandep Perindustrian Klaten dan tokoh

masyarakat di Ceper. Dari Suyitno diperoleh informasi tentang tokoh-

tokoh lain seperti tokoh pada masa klaster awal pertumbuhan/embrio

yaitu Margono dan Bilal, tokoh pada klaster tumbuh dan dewasa adalah

Page 7: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

107

para pengurus koperasi seperti Anas Yusuf, Yuli, Didik dan tokoh pada

masa klaster menurun seperti Yahya. Ternyata informasi tokoh kunci

yang diberikan oleh Suyitno sama dengan hasil FGD, d) kemudian

dilakukan wawancara kepada para informan tersebut, dengan materi

wawancara dibagi 3 (tiga) yaitu bahan wawancara untuk klaster tahap

awal pertumbuhan/embrio, klaster tahap tumbuh dan dewasa serta klaster

menurun dan transformasi. Metode wawancara, dilakukan dengan cara

penelusuran dengan pertanyaan yang sama yang ditanyakan kepada orang

lebih dari satu. Adapun waktu pelaksanaan wawancara, sebagai berikut :

1. Wawancara pada tanggal 7 Juni 2010 dengan informan Agus Yuli

dan Dwi yang merupakan pengurus Koperasi Batur Jaya bertempat di

Koperasi Batur Jaya, menanyakan tentang kondisi klaster pada tahap

awal pertumbuhan/embrio, tumbuh dan dewasa serta menurun dan

transformasi, perkembangan klaster dan modal sosial.

2. Wawancara pada tanggal 9 Agustus 2010 dengan informan Suyitno

(Direktur POLMAN) bertempat di POLMAN, menanyakan tentang

kondisi klaster pada tahap awal pertumbuhan/embrio, tumbuh dan

dewasa serta menurun, perkembangan klaster dan modal sosial.

3. Wawancara pada tanggal 9 Agustus 2010 dengan informan Margono

bertempat di rumah Margono, khusus menanyakan tentang kondisi

modal sosial pada waktu awal pertumbuhan/embrio, tumbuh dan

dewasa. Hal tersebut dikarenakan pada wawancara sebelumnya

data tentang klaster pertumbuhan/embrio dan awal klaster tumbuh

belum banyak diperoleh informasinya. Oleh karena itu, dilakukan

wawancara kepada Margono yang merupakan tokoh pada masa

klaster embrio, dimana yang bersangkutan merupakan pengurus

koperasi pada jaman klaster embrio.

Metodelogi Penelitian

Page 8: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster

108

4. Wawancara pada tanggal 16 Agustus 2010 dengan informan Anas

Yusuf bertempat di Koperasi Batur Jaya, untuk menanyakan

kondisi klaster pada masa tumbuh dan dewasa serta menurun dan

transformasi termasuk mengklarifikasi data yang berasal dari informan

sebelumnya.

5. Wawancara pada tanggal 29 September 2010 dengan informan Suyitno

dan Didik Parmadi bertempat di POLMAN, untuk mengklarifikasi

ulang hasil temuan tentang kondisi klaster dan modal sosial dari 3

tahapan tersebut.

6. Wawancara pada tanggal 29 September 2010 dengan informan Nunik

(anak dari pengusaha PT. Sidodadi Jaya) di rumah Nunik, untuk

menanyakan tentang modal sosial dari aspek keluarga.

7. Wawancara pada tanggal 1 Oktober 2010 dengan informan Suyitno

dan Bilal bertempat di POLMAN, untuk mengklarifikasi kembali data

tentang kondisi klaster pada saat awal pertumbuhan/embrio.

8. Wawancara pada tanggal 2 Oktober 2010 dengan informan Bambang

(direktur Banjor), untuk mengetahui pendapat dan pengalaman

dalam membangun modal sosial baik terhadap pelanggan, karyawan

maupun kepada sesama saudara yang juga mempunyai usaha yang

sama.

9. Wawancara pada tanggal 2 Oktober 2010 dengan informan

Yahya bertempat di perusahaan Mitra Rekatama Mandiri tentang

membangun modal sosial baik terhadap pelanggan, karyawan

maupun kepada sesama saudara.

10. Wawancara pada tanggal 5 November 2010 dengan informan Husain

bertempat di perusahaan Bahama Laksaka tentang membangun modal

Page 9: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

109

sosial baik terhadap pelanggan, karyawan maupun kepada sesama

saudara.

11. Wawancara pada tanggal 27 Desember 2010 dengan informan Suyitno

bertempat di POLMAN untuk mengklarifikasi data-data yang telah

ada.

12. Wawancara pada tanggal 28 Desember 2010 dengan informan

Didik, Anas Yusuf dan Yuli bertempat di Koperasi Batur Jaya untuk

mengklarifikasi data yang ada dan penambahan data berkaitan dengan

modal sosial dari aspek lembaga non formal dan lembaga formal.

13. Paparan hasil sementara kepada para pihak yang terlibat dalam

pengembangan klaster, baik yang merupakan informan maupun

bukan informan.

14. Klarifikasi akhir dari hasil penulisan disertasi yang dilakukan pada

bulan Januari 2012.

Setiap kali wawancana selesai dilaksanakan, data dikumpulkan,

direduksi dan diolah menjadi bahan tulisan. Setelah itu, dilakukan

wawancara kembali dengan nara sumber yang sama ataupun narasumber

berbeda untuk mendapatkan klarifikasi data ataupun mendapatkan

data tambahan baru. Teknik yang digunakan adalah dari satu informan

kemudian ke informan yang lain berdasarkan kebutuhan sampai datanya

dirasakan jenuh. Hasil analisis pada hasil wawancara dengan satu sumber

informasi dipergunakan sebagai hipotesis sementara yang kemudian

dikonfirmasikan pada sumber informasi kedua dan seterusnya sampai

datanya jenuh dan terjadi generalisasi keseluruhan (Danim 2002). Dalam

penelitian ini setiap data yang masuk direduksi dan dilakukan analisis

tanpa harus menunggu semua proses pengumpulan data di lapangan

Metodelogi Penelitian

Page 10: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster

110

selesai (Sugiono, 2005). Hal tersebut dilakukan karena metode kualitatif

menekankan pada analisa selama proses penelitian itu sendiri berupa

makna dan interpertasi (Danim 2002).

Tahapan Analisa Data

Hasil dari pengumpulan data kemudian dianalisis dengan mengikuti

konsep Miles and Huberman dalam Sugiono (2005), yang mengemukakan

bahwa aktivitas dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung terus menerus pada setiap tahapan penelitian sampai

tuntas dan datanya menjadi jenuh. Analisis dilakukan baik pada saat

persiapan, pada saat pelaksanaan maupun pada saat menyimpulkan hasil.

Proses analisis menurut Sugiyono (2005) adalah: mencari data (data

collection) yaitu data yang bersifat sekunder maupun primer dikumpulkan,

kemudian data dikurangi (data reduction ) dan diolah ditampilkan dalam

bentuk grafik, tabel dll (data display), disimpulkan dan dilakukan verifikasi

kembali (data clusions and verifying).

Secara diagram, analisis modal sosial dalam perkembangan klaster

dapat digambarkan pada Gambar 3.1:

Page 11: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

111

Gambar 3.1. Analisis Modal Sosial Dalam Perkembangan Klaster

Fokus yang dianalisis dari obyek penelitian seperti yang

digambarkan pada gambar tersebut diatas, secara rinci dapat diuraikan

: a) analisa teknologi dan proses produksi, lebih melihat sejarah

perkembangan teknologi pengecoran mulai dari yang paling sederhana

yaitu besalen sampai yang paling modern yaitu dapur induksi, demikian

juga perkembangan proses produksinya; b) analisa dinamika modal sosial

dilihat dari 3 periode (tahap), yaitu masa klaster awal pertumbuhan/

embrio, tumbuh dan dewasa serta penurunan dan transformasi. Pada tiap

tahapan dianalisa proses terbentuknya modal sosial, dasar yang melandasi

pembentukan modal sosial, analisa tentang jenis modal sosial yang

Metodelogi Penelitian

Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial Pada Klaster Logam Ceper Klaten

diolah ditampilkan dalam bentuk grafik, tabel dll (data display), disimpulkan dan dilakukan verifikasi kembali (data clusions and verifying).

Secara diagram, analisis modal sosial dalam perkembangan klaster dapat digambarkan sebagai berikut :

Kondisi Bisnis dan Teknologi

kondisi Modal Sosial

Pembentukan Modal Sosial

Penggunaan Modal Sosial

Upaya Peningkatan MS

Konsep Kondisi Bisnis dan Teknologi

Konsep Kondisi MS

Konsep Pembentukan

MS

Konsep Penggunaan

MS

Konsep Upaya Peningkatan

MS

• Primer• Sekunder • Observasi

• Seleksi• Reduksi • Klasifikasi

Temuan Teori Peranan dan pemanfaatan MS dalam Pengembangan Klaster

Gambar 3.1. Analisis Modal Sosial Dalam Perkembangan Klaster

Fokus yang dianalisis dari obyek penelitian seperti yang

digambarkan pada gambar tersebut diatas, secara rinci dapat diuraikan : a) analisa Teknologi dan proses produksi, lebih melihat sejarah perkembangan tehnologi pengecoran mulai dari yang paling sederhana yaitu Besalen sampai yang paling modern yaitu dapur induksi, demikian juga perkembangan proses produksinya; b) analisa dinamika modal sosial 92

Page 12: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster

112

terbentuk dan juga analisa jejaring dalam modal sosial serta faktor-faktor

yang menyebabkan peningkatan dan penurunan modal sosial; c) analisa

pembentukan modal sosial melalui lembaga non formal dilakukan melalui

pembentukan modal sosial melalui keluarga dan melalui pertemuan

sosial. Modal sosial melalui keluarga dianalisa dari proses pembentukan

modal sosial melalui perusahaan keluarga dan analisa modal sosial yang

dibangun oleh para pengusaha dari luar Ceper.

Modal sosial yang dibangun melalui pertemuan sosial, dimana

dianalisa tentang bentuk-bentuk kegiatan sosial budaya yang hidup di

masyarakat Ceper dan bagaimana modal sosial bisa terbentuk; d) analisa

pembentukan modal sosial melalui kelembagaan formal dilakukan dengan

melihat lembaga-lembaga apa yang membentuk modal sosial. Proses

modal sosial yang terbentuk secara lembaga formal, faktor-faktor yang

mempengaruhi terbentuknya modal sosial dan juga yang menurunkan

modal sosial; e) analisa penggunaan modal sosial oleh individu pengusaha

dilakukan melalui analisa terhadap individu dalam membangun jaringan,

kepercayaan, ketaatan terhadap norma, kepedulian terhadap sesama

dan kepedulian terhadap organisasi. Dalam pengembangan jaringan,

dianalisa baik mulai jaringan non formal, formal maupun jaringan yang

dibangun secara mandiri. Demikian juga dianalisa bagaimana jaringan

dibentuk baik melalui keluarga, kemitraan, silaturahmi, penggunaan

teknologi informasi, kegiatan sosial keagamaan maupun model “gethok

tular” dan analisa terhadap manfaat dan kerugiaan menggunakan jaringan

usaha; f) analisa dalam membangun kepercayaan, terdiri dari kepercayaan

terhadap penyedia bahan baku, kepercayaan terhadap sesama pelaku

usaha, kepercayaan terhadap konsumen, kepercayaan terhadap organisasi

dan kepercayaan terhadap pemerintah. Dalam analisis ini diuraikan

Page 13: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

113

faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan kepercayaan, seperti

faktor sosial budaya, transparansi dalam penetapan harga, terjaminnya

kualitas produk dan “delivery”, terselenggaranya organisasi koperasi

secara transparan dan pemberian kepercayaan anggota kepada pengurus

koperasi. Serta bagaimana pemerintah dapat memfasilitasi para pengusaha

di dalam klaster, sehingga klaster mendapatkan manfaat dan akhirnya

meningkatkan kepercayaan pengusaha terhadap peran pemerintah;

g) analisa terhadap ketaatan norma yang terdiri dari ketaatan terhadap

norma agama, etika bisnis, aturan organisasi. Analisa terhadap norma

agama lebih melihat bagaimana kaidah-kaidah agama membentuk dasar

dalam menjalankan usahanya, demikian juga hal-hal positif dan negatif

dari kaidah agama yang mempengaruhi pengusaha dalam menjalankan

usaha. Analisa norma/etika bisnis berusaha untuk mengetahui etika bisnis

yang ada pada klaster cor logam demikian juga bagaimana etika bisnis

dapat berjalan secara baik di klaster cor logam; h) analisa terhadap ketaatan

aturan organisasi lebih melihat bagaimana ketaatan itu menguat dan

ketaatan terhadap organisasi menurun dan faktor apa yang menyebabkan

para pengusaha di klaster tetap taat terhadap aturan organisasi; i) analisa

kepedulian terhadap sesama lebih dilihat dari faktor-faktor yang mendasari

timbulnya kepedulian terhadap sesama, seperti budaya, kelembagaan

yang menciptakan kebersamaan maupun situasi ekonomi yang tidak

menguntungkan adanya kebersamaan sehingga menurunkan adanya

kepedulian terhadap sesama; J) analisa untuk melihat keterlibatan para

pengusaha didalam organisasi yang terjadi pada klaster cor logam lebih

melihat pada proses keterlibatan pelaku dari suatu organisasi desa yang

lebih pada aspek keterlibatan sosial sampai pada keterlibatan pada koperasi

sebagai lembaga usaha; k) analisa terhadap upaya peningkatan modal sosial,

Metodelogi Penelitian

Page 14: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster

114

dilihat dari aspek peningkatan modal sosial melalui kelembagaan formal

maupun non formal, fasilitasi pemerintah serta prasyarat kondisi yang

mempengaruhi modal sosial; l) analisa peningkatan modal sosial melalui

lembaga formal lebih melihat bagaimana sejarah kelembagaan formal

seperti koperasi dapat berperan sebagai pengikat adanya kebersamaan

dan faktor-faktor apa yang membuat kebersamaan dalam lembaga formal

dapat meningkatkan dan menghambat peningkatan modal sosial; m)

analisa terhadap peningkatan modal sosial melalui kelembagaan non

formal lebih melihat pada bagaimana komitmen untuk memenuhi pasar

eksternal maupun menjaga harmonisasi antara bisnis dan hubungan

sosial. Komitmen untuk memenuhi pasar eksternal seperti pemenuhan

untuk kualitas produk, penentuan harga yang transparan, pemenuhan

pengiriman dan ketaatan terhadap kewajiban finansial; n) analisa untuk

menjaga harmonisasi bisnis dan hubungan sosial lebih melihat pada

latar belakang budaya, etika usaha dan latar belakang sejarah dari para

pengusaha yang dibesarkan dengan keberadaan koperasi; o) analisa

peningkatan modal sosial melalui fasilitasi pemerintah lebih melihat dari

aspek bagaimana fasilitasi pemerintah dalam memajukan klaster, analisa

sistim pemerintahan yang sangat mempengaruhi dalam memfasilitasi

klaster maupun fasilitasi melalui regulasi yang dapat meningkatkan

kemajuan klaster; p) sedang analisa faktor-faktor lain yang mempengaruhi

peningkatan modal sosial lebih melihat bagaimana pertumbuhan ekonomi

mempengaruhi peningkatan dan penurunan modal sosial, juga bagaimana

pengaruh perubahan teknologi terhadap modal sosial.

Page 15: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

115

Reliabilitas Penelitian

Agar penelitian dapat kredibel maka dilakukan serangkaian

langkah-langkah (Danim, 2003) antara lain: a) perpanjangan pengamatan

sampai dirasa data sudah jenuh dan tidak ada lagi tambahan data baru.

Dalam penelitian ini, membutuhkan waktu yang relatif lama untuk

mendapatkan data yang valid. Setiap kali data selesai dan diolah selalu

dilakukan pengamatan kembali untuk mengklarifikasi dan mendapatkan

tambahan data. Setiap ada tambahan data baru maka penulisan akan

diperbaiki, demikian terus sampai dirasa tidak ada lagi data baru ; b)

disamping itu juga dilakukan triangulasi dengan cara menanyakan hal

yang sama dengan teknik yang berbeda ataupun menanyakan hal yang

sama melalui sumber data berbeda. Misalnya, untuk pertanyaan kondisi

klaster pada masa awal pertumbuhan/embrio, peneliti menanyakan pada

2 (dua) orang yaitu Margono dan Bilal. Sedangkan untuk klarifikasi

peneliti juga menanyakan hal yang sama pada Suyitno; c) mendiskusikan

kembali hasil temuan dengan informan (sumber data), khususnya untuk

mengklarifikasi kebenaran data yang diperolehnya. Diskusi dilakukan

secara kelompok, dengan menghadirkan 3–5 informan agar dapat saling

memperbaiki apabila ada kesalahan ataupun data yang kurang valid; d)

transferabilitas, dengan cara mencoba hasil penelitian diterapkan pada

anggota klaster yang lain sampai hasil kesimpulan tidak ada yang berubah;

e) agar kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan, penelitian secara

keseluruhan harus menghindari resiko bias, reliabel dan valid (Untari,

2005). Oleh karena itu dalam penelitian ini telah dilakukan:

1. Reliabilitas observasi pada saat pengambilan data: mengambil

observasi yang sesungguhnya,

2. Kecukupan obyek penelitian untuk mengambil kesimpulan,

Gambaran Umum Klaster Cor Logam Ceper-Klaten

Page 16: Bab Tiga Metodelogi Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/726/4/D_902005007_BAB III.pdf · Pendekatan Penelitian. ... (tiga) dimensi waktu yang berbeda,

Peranan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pengembangan Klaster

116

3. Metode pengambilan sampel yang tepat, serta tokoh-tokoh yang

berpengaruh dalam bisnis klaster cor logam di Ceper,

4. Kontrol bias terhadap pengambilan dan analisis data: dilakukan

pengambilan data berulang terhadap beberapa orang yang berbeda

melalui proses snowballing sampai terjadi jawaban yang sama.