162
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) yang bermutu adalah investasi masa depan. SDM yang bermutu hanya dapat dihasilkan oleh pendidikan yang bermutu yang dapat menghasilkan warga negara seutuhnya yang terdidik dan cerdas dan merupakan aset yang menentukan eksistensi dan kemajuan bangsa dalam berbagai dimensi kehidupan. Pendidikan bermutu sangat ditentukan oleh pendidik yang bermutu yang akan berperan sebagai agen pembelajaran dan pembaharuan untuk membudayakan manusia dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Hakikat proses pendidikan adalah bantuan pendidik kepada peserta didik dalam bentuk bimbingan, arahan, pembelajaran, dan pelatihan yang dilakukan secara sadar dan terencana. Dengan demikian, proses pengembangan manusia yang terdidik dan cerdas memerlukan pendidik yang mampu mengembangkan potensi peserta didik melalui olah qolbu, olah cipta/pikir, olah karsa, olah karya, olah rasa, dan olah raga. Semua ini diperlukan guna meningkatkan kesadaran dan wawasan akan peran, hak, dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menuju terbentuknya masyarakat Pancasila yang madani dengan ciri penghargaan terhadap 1

BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia (SDM) yang bermutu adalah investasi masa depan.

SDM yang bermutu hanya dapat dihasilkan oleh pendidikan yang bermutu yang

dapat menghasilkan warga negara seutuhnya yang terdidik dan cerdas dan

merupakan aset yang menentukan eksistensi dan kemajuan bangsa dalam berbagai

dimensi kehidupan.

Pendidikan bermutu sangat ditentukan oleh pendidik yang bermutu yang

akan berperan sebagai agen pembelajaran dan pembaharuan untuk membudayakan

manusia dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Hakikat proses pendidikan adalah

bantuan pendidik kepada peserta didik dalam bentuk bimbingan, arahan,

pembelajaran, dan pelatihan yang dilakukan secara sadar dan terencana. Dengan

demikian, proses pengembangan manusia yang terdidik dan cerdas memerlukan

pendidik yang mampu mengembangkan potensi peserta didik melalui olah qolbu,

olah cipta/pikir, olah karsa, olah karya, olah rasa, dan olah raga. Semua ini

diperlukan guna meningkatkan kesadaran dan wawasan akan peran, hak, dan

kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menuju

terbentuknya masyarakat Pancasila yang madani dengan ciri penghargaan terhadap

hak asasi manusia, keekaan dalam kebinekaan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,

dan kesetaraan gender.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab

I Pasal 1, ayat 5 dan ayat 6, menjelaskan bahwa Pendidik adalah tenaga kependidikan

yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,

tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,

serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sedangkan Tenaga

1

Page 2: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk

menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Kinerja pendidik dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik harus

dinilai secara adil dan proporsional. Penilaian tersebut berfungsi sebagai ukuran

untuk penjamin mutu, perbaikan dan peningkatan kinerja dan bentuk penghargaan

kepada guru atas pengabdiaannya dalam pendidikan.

Semua kegiatan pendidikan di sekolah tersebut di atas tidak terlepas dari

peran tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan khususnya Kepala sekolahlah yang

mengontrol dan menentukan kebijakan-kebijakan yang dapat mempengaruhi

kegiatan pembelajaran dan pendidikan di sekolah. Untuk itu, disamping guru yang

berkualitas juga diperlukan kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya yang

berkualitas agar dapat memaksimalkan semua sumberdaya yang dimiliki sekolah agar

dapat bermanfaat bagi pengembangan sekolah.

Kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan dapat diukur dari tiga aspek yaitu :

(a) perilaku dalam melaksanakan tugas yakni perilaku kepala sekolah pada saat

melaksanakan fungsi-fungsi manajerial, (b) cara melaksanakan tugas dalam mencapai

hasil kerja yang tercermin dalam komitmen dirinya sebagai refleksi dari kompetensi

kepribadian dan kompetensi sosial yang dimilikinya, dan (c) dari hasil pekerjaannya

yang tercermin dalam perubahan kinerja sekolah yang dipimpinnya.

Dengan latar belakang di atas, maka penilaian kinerja Pendidik dan Tenaga

Kependidikan merupakan suatu hal yang perlu mendapat perhatian serius khususnya

oleh pengawas. Penilaian kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan, merupakan

salah satu bagian kompetensi, yaitu kompetensi evaluasi pendidikan yang harus

dikuasai pengawas sekolah/madrasah. Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja

Pendidik dan Tenaga Kependidikan, seorang pengawas seyogyanya memiliki

kemampuan untuk: (1) memahami ruang lingkup variabel yang hendak dinilai,

terutama kompetensi profesional guru, (2) memiliki standar dan/atau menyusun

instrumen penilaian, (3) melakukan pengumpulan dan analisis data, dan (4)

membuat judgement atau kesimpulan akhir.

2

Page 3: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Materi pendidikan dan latihan ini dirancang untuk membekali pengawas

untuk memahami dan melakukan penilaian terhadap kinerja Pendidik dan Tenaga

Kependidikan.

B. Dimensi Kompetensi

Dimensi kompetensi yang dilatihkan pada pendidikan dan latihan ini adalah “

Kompetensi Evaluasi Pendidikan”

C. Kompetensi Capaian

Setelah mengikuti pelatihan ini calon pengawas diharapkan dapat menilai kinerja

Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/ bimbingan.

D. Indikator Capaian

Indikator pencapaian kompetensi melalui diklat ini adalah apabila calon

pengawas dapat:

1. Memahami konsep dasar penilaian kinerja.

2. Memahami kompetensi, peran dan kinerja pendidik.

3. Memahami tugas pokok kepala sekolah.

4. Menentukan tujuan dan aspek-aspek penilaian kinerja Pendidik dan Tenaga

Kependidikan.

5. Menyusun instrumen dan melaksanakan penilaian kinerja Pendidik dan

Tenaga Kependidikan.

6. Melakukan analisis data hasil penilaian kinerja.

7. Menyusun laporan dan merumuskan tindak lanjut hasil penilaian.

E. Alokasi Waktu

No. Materi Diklat Alokasi

1. Konsep Dasar Penilaian Kinerja

2. Kompetensi dan tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan

3

Page 4: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

3 Jam

3. Aspek-aspek dan instrumen penilaian kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan

4. Pelaksanaan penilaian dan analisis data hasil penilaian

kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan

5. Penyusunan laporan dan tindak lanjut hasil penilaian

F. Skenario Diklat

Error: Reference source not found IntroductionIntroduction (Pendahuluan)

Pada tahap pengalaman pembelajaran ini, para instruktur menanamkan

pemahaman tentang isi dari materi kepada para peserta. Bagian ini berisi

penjelasan tujuan pelajaran/sesi dan apa yang akan dicapai-hasil selama

pelajaran/sesi tersebut. Introduction (pendahuluan) harus singkat dan

sederhana.

Error: Reference source not found ConnectionConnection (Menghubungkan)

Semua pengalaman pembelajaran yang baik perlu dimulai dari apa yang sudah

diketahui, dapat dilakukan oleh peserta, dan mengembangkannya. Pada tahap

connection dari pelajaran/sesi, instruktur berusaha menghubungkan bahan ajar

yang baru dengan sesuatu yang sudah dikenal para peserta dari pembelajaran

atau pengalaman sebelumnya. Anda dapat melakukan hal ini dengan

mengadakan latihan brainstorming yang sederhana untuk memahami apa yang

telah diketahui para peserta, dengan meminta mereka untuk memberitahu anda

apa yang mereka ingat dari pelajaran/sesi sebelumnya atau dengan

mengembangkan sebuah kegiatan yang dapat dilakukan peserta sendiri.

Sesudah itu, anda dapat menghubungkan para peserta dengan informasi baru.

Ini dapat dilakukan melalui presentasi atau penjelasan yang sederhana. Akan

tetapi, perlu diingat bahwa presentasi seharusnya tidak terlalu lama.

Error: Reference source not found ApplicationApplication (Penerapan)

Tahap ini adalah yang paling penting dari pelatihan. Setelah peserta

memperoleh informasi atau kecakapan baru melalui tahap connection, mereka

perlu diberi kesempatan untuk mempraktikkan dan menerapkan pengetahuan

4

Page 5: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

dan kecakapan tersebut. Bagian application harus berlangsung paling lama dari

pelatihan di mana peserta bekerja sendiri, tidak dengan instruktur, secara

pasangan atau dalam kelompok untuk menyelesaikan kegiatan nyata atau

memecahkan masalah nyata menggunakan informasi dan kecakapan baru yang

telah mereka peroleh.

Error: Reference source not found ReflectionReflection (Refleksi)

Bagian ini merupakan ringkasan dari materi/sesi, peserta diberi kesempatan

untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari. Tugas intruktur adalah

menilai sejauh mana keberhasilan pembelajaran. Kegiatan refleksi atau

ringkasan dapat melibatkan diskusi kelompok dimana instruktur meminta

peserta untuk melakukan presentasi atau menjelaskan apa yang telah mereka

pelajari. Mereka juga dapat melakukan kegiatan penulisan mandiri dimana

peserta menulis sebuah ringkasan dari hasil pembelajaran. Refleksi ini juga bisa

berbentuk kuis singkat dimana instruktur memberi pertanyaan berdasarkan isi

materi/sesi. Poin penting untuk diingat dalam refleksi adalah bahwa instruktur

perlu menyediakan kesempatan bagi para peserta untuk mengungkapkan apa

yang telah mereka pelajari.

Error: Reference source not found ExtendExtend (Memperluas)

Extension adalah kegiatan dimana fasilitator menyediakan kegiatan yang dapat

dilakukan peserta setelah sesi berakhir untuk memperkuat dan memperluas

pembelajaran. Kegiatan Extension dapat meliputi penyediaan bahan bacaan

tambahan, atau latihan.

BAB II

5

Page 6: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

KONSEP DASAR PENILAIAN KINERJA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

A. Pengertian Kinerja

Pada hakekatnya kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang

dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria

yang ditetapkan untuk pekerjaan itu (Rivai dan Basri, 2005). Dengan demikian, maka

kinerja seorang guru terkait erat dengan unjuk kerja atas hasil pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang diperoleh melalui evaluasi kinerja.

Kinerja adalah performance atau unjuk kerja. Kinerja dapat pula diartikan

prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. (LAN, 1992). Victor H.

Vroom (dalam Hasibuan, 1996), dalam teori expectancynya bahwa dalam

menentukan kinerja pegawai dapat menggunakan rumusan sebagai berikut: P = f

(M x A) (P= performance, f = fungsi, M= motivasi, dan A= ability), artinya bahwa

Performance/kinerja adalah fungsi dari Motivasi dan Abilty/kemampuan.

Pola perumusan faktor-faktor tersebut di atas dimaksudkan bahwa kinerja

merupakan fungsi dari kemampuan dan motivasi. Faktor motivasi sendiri terdiri dari

komponen nilai-nilai, peralatan, dan harapan. Dengan kata lain, bahwa dengan pola

ini dapat diketahui bahwa guru yang tinggi motivasinya, tetapi kemampuannya

rendah akan menghasilkan kinerja rendah. Guru yang memiliki kemampuan tinggi,

tetapi motivasi rendah, kinerjanya juga akan rendah. Untuk menghasilkan kinerja

yang tinggi, maka motivasi dan kemampuan Guru harus tinggi. Dengan demikian

bahwa kinerja yang tinggi hanya dapat diperoleh dari guru yang memiliki motivasi

dan kemampuan/kompetensi yang tinggi.

Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam evaluasi kinerja adalah hal-hal

yang dapat mempengaruhi hasil kinerja. Buchari Zainun (1994) menyatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai berasal dari lingkungan luar

terdiri dari lima faktor utama, yaitu faktor sosial budaya, hukum, politik, ekonomi,

dan teknologi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kinerja dari lingkungan dalam

yang kemudian menciptakan iklim organisasi terdiri dari beberapa faktor utama yaitu

faktor kebijakan dan filsafat manajemen/budaya organisasi, struktur tingkat

6

Page 7: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

pengupahan dan penghargaan, serta gaya kepemimpinan. Sedangkan faktor yang

amat berpengaruh dalam diri pekerja adalah kemampuan dan motivasi. Jika hal

tersebut digambarkan akan seperti berikut:

Diagram Kinerja dilihat dari Lingkungan Luar dan Dalam

Selanjutnya menurut August W. Smith (dalam Noto Atmojo, 1992), Kinerja

adalah performance is output derives from processes, human otherwise, artinya

kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. Jadi kinerja

merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi

prestasi. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: ability.

capacity, held, incentive, environment dan validity.

Untuk mengetahui kinerja seorang pegawai, maka setiap organisasi perlu

mengadakan evaluasi kinerja, sebab dengan kegiatan ini akan dapat diketahui sampai

sejauh mana tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada seorang pegawai

telah dilaksanakan.

7

Lingkungan LuarBudayaHukumPolitikEkonomiSosialTeknologi

Lingkungan Dalam (Iklim Organisasi)Kebijakan dan filsafat manajemen/budaya organisasiStruktur, tingkat, penghargaanKondisi sosialGaya kepemimpinan;Syarat-syarat kerja

Kelompok kerjaHakekat kerja

Ciri SeseorangKemampuan 2. Motivasi

Kinerja Pegawai

Page 8: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja

adalah unjuk kerja sebagai komponen organisasi sekolah dalam mencapai tujuan

organisasi yang dapat dipakai sebagai bahan informasi untuk pembuatan keputusan,

penghargaan, dan promosi yang tercermin melalui kualitas dan kuantitas pekerjaan,

dapat dipercaya, dapat diandalkan, inisiatif, adaptif, dan kooperatif.

B. Pengertian Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja atau performance assessment adalah suatu prosedur

penugasan kepada peserta didik guna mengumpulkan informasi sejauh mana siswa

telah belajar (Nitko, 1995). Penilaian kinerja adalah penilaian yang mengharuskan

peserta didik untuk mempertunjukkan kinerja, bukan menjawab atau memilih

sederetan kemungkinan jawaban yang sudah tersedia (Asmawi, 2001). Dengan

demikian penilaian kinerja menghendaki peserta didik untuk mengerjakan suatu

tugas atau menciptakan respon tersendiri, misalnya Penilaian kinerja dalam menulis

menghendaki peserta didik untuk menulis secara aktual

(http://www.intranet.cps.k12.il.us/ universal/legal /defas.htm).

Penilaian kinerja adalah suatu pendekatan dalam mengukur status peserta

cara menyuruh untuk melengkapi tugas-tugas tertentu. Tiga ciri yang harus dimiliki

tugas tersebut adalah: 1) kriteria ganda, 2) penetapan standar kualitas, dan 3)

pertimbangan nilai. Kriteria ganda adalah keseluruhan aspek yang harus

diperhitungkan dengan menggunakan lebih dari satu kriteria. Penentuan standar

kualitas dilakukan dengan cara setiap kriteria kemampuan yang akan diukur harus

diperjelas agar memudahkan dalam mengukur kualitas yang dimaksud. Sedangkan

pertimbangan nilai dalam Penilaian kinerja dimaksudkan, bahwa penilaian murni

tergantung pada pertimbangan manusia dalam menentukan kemampuan peserta

didik.

Suatu penilaian kinerja mencakup dua bagian, yaitu: tugas itu sendiri dan

perangkat kriteria untuk menilai kinerja yang dikenal dengan rubrik. Penilaian kinerja

diwujudkan berdasarkan empat asumsi pokok, yaitu (1) Penilaian kinerja didasarkan

pada partisipasi aktif peserta didik (2) tugas-tugas yang dikerjakan siswa merupakan

8

Page 9: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran, (3) Penilaian

tidak hanya mengetahui posisi peserta didik pada saat tertentu, tetapi juga

untuk memperbaiki proses pembelajaran, (4) menetapkan kriteria yang akan

digunakan untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran, sehingga siswa secara

aktif berupaya mencapai tujuan pembelajaran.

Tugas kinerja (perfomance Task) adalah sebuah penilaian terhadap aktivitas

yang menghendaki sesorang menampilkan prestasinya dari sebuah tugas yang

diberikan; misalnya tugas mengajar, membimbig, dan melatih yang dikerjakan di

dalam aktivitas kelompok atau individual. Sedangkan Rubrik penskoran (rubrics for

skoring) adalah seperangkat pedoman yang digunakan untuk menilai kualitas

penampilan peserta didik. Kegunaan dari rubrik adalah untuk memberikan penuntun

bagi penilai dan untuk menjamin penggunaannya secara konsisten. Sebuah rubrik

penskoran adalah sehimpunan aturan yang koheren yang digunakan untuk menilai

kualitas kinerja seseorang. Aturan-aturan tersebut dapat berbentuk skala penilaian

(rating scale), atau daftar cek (checklist). Skala yang digunakan memuat angka-angka,

1 - 5, yang menunjukkan kualitas hasil belajar, angka 5 menunjukkan skor paling

tinggi. Rubrik penskoran, meliputi dua aspek dari kinerja, yaitu; prosedur bersifat

hasil dan proses yang siswa gunakan untuk menyelesaikan hasil. Agar efektif

menggunakan hasil Penilaian kinerja ini, harus diberikan judge tentang kualitas

kinerja tersebut.

Evaluasi kinerja menurut Mondey (1993), pada hakekatnya adalah sebuah

sistem evaluasi formal yang dilaksanakan secara berkala untuk mengetahui kinerja

para anggota organisasi (a formal system of periodic review and evaluation of an

individual’s job performance). Senada dengan pendapat di atas, Burhanudin (1995)

menyatakan bahwa “penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah suatu proses evaluasi

yang dilakukan organisasi untuk menilai kinerja personalianya. Dengan demikian,

maka untuk mengetahui kinerja seseorang secara baik dan benar perlu dilakukan

dengan melaksanakan evaluasi kinerja.

Penilaian terhadap kinerja anggota organisasi menurut William B. Wether

(1996) merupakan sebuah proses dimana organisasi mengadakan evaluasi terhadap

9

Page 10: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

kinerja masing-masing anggotanya bukan ditujukan kepada tim. Bila hasil evaluasi

dimaksud ternyata menunjukkan hasil kinerja anggota organisasi baik berarti semua

anggota organisasi mendapatkan keuntungan dari kinerja tersebut dan akan

memberikan kontribusi positif dalam pencapaian strategi organisasi.

Melengkapi hal tersebut di atas, menurut John Ivancevich (1996) bahwa

maksud yang paling mendasar diadakannya evaluasi kinerja adalah untuk

memperoleh informasi tentang kinerja seorang pegawai yang akan digunakan

sebagai dasar dalam menentukan imbalan, promosi, mutasi, identifikasi pegawai

yang memiliki potensi tinggi, penetapan prosedur seleksi pegawai, sebagai sarana

evaluasi training yang telah dilaksanakan, sarana pengembangan kinerja pegawai,

pengembangan cara mengatasi hambatan terutama hambatan kinerja, identifikasi

keperluan training dan pengembangan pegawai, untuk melanjutkan kesepakatan

supervisor dan pegawai dalam pencapaian kinerja yang diharapkan.

Khusus pendidik yang berkualifikasi sebagai guru, kinerja guru dapat dilihat

dan diukur berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.

Dalam hal ini kriteria kompetensi dapat dijabarkan dari Permen No. 16 Tahun 2007

Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

C. Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Ruang lingkup Pendidik dan Tenaga Kependidikan mengacu kepada Standar

Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang telah disusun oleh BSNP. Ruang lingkup

Pendidik meliputi tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain

yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan

pendidikan. Kompetensi Pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan

kompetensi sosial. Pembahasan materi pada pelatihan ini difokuskan pada pendidik

yang berkualifikasi sebagai guru yang akan menjadi mitra dan binaan para pengawas.

Sedangkan ruang lingkup atau sebutan Tenaga Kependidikan meliputi: Sekurang-

10

Page 11: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

kurangnya terdiri atas penilik, kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga

perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.

Selanjutnya materi pada pelatihan ini difokuskan pada tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai Kepala Sekolah yang akan menjadi mitra dan binaan para

pengawas. Kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi dikembangkan oleh BSNP dan

ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

BAB III

PENILAIAN KINERJA PENDIDIK

11

Page 12: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

A. Kompetensi Pendidik

Kompetensi diartikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan (Pasal 1 ayat 10 UU RI No. 14 Tahun 2005).

Senada dengan hal tersebut, E. Mulyasa menulis bahwa kompetensi merupakan

perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4

kompetensi utama, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial, dan

(4) profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:

1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;

2) pemahaman terhadap peserta didik;

3) pengembangan kurikulum/silabus;

4) perancangan pembelajaran;

5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

6) pemanfaatan teknologi pembelajaran;

7) evaluasi hasil belajar; dan

8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.

Berdasarkan Permen Diknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, maka aspek-aspek pedagogik yang dapat diamati

adalah:

12

Page 13: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

(a) Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,

kultural, emosional dan intelektual.

(b) Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik.

(c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang

diampu.

(d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

(e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

(f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki.

(g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

(h) Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,

(i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

(j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Implementasi kompetensi pedagogik antara lain diperlihatkan oleh guru

melalui kegiatan.

1) Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran

Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang

berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru

dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pe-

laksanaan pembelajaran (RPP).

2) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang

ditandai oleh adanya kegiatan penciptaan suasana kelas, penggunaan media dan

sumber belajar, penggunaan metode serta strategi pembejaran, dan penggunaan

keterampilan mengajar.

(a) Penciptaan Suasana Kelas

13

Page 14: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan

proses pembelajaran yang (2 I + 3M = inovatif, inspiratif, menenangkan,

menantang, dan memotivasi) adalah tuntutan bagi seorang guru dalam

pengelolaan kelas. Kemampuan guru dalam memupuk kerjasama dan disiplin

siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan piket kebersihan, ketepatan waktu

masuk dan keluar kelas, melakukan absensi setiap akan memulai proses

pembelajaran, dan melakukan pengaturan tempat duduk siswa dan

menciptakan suasana kelas yang dapat menfasilitasi timbulnya partisipasi

aktif siswa.

(b) Penggunaan Media dan Sumber Belajar

Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran yang perIu dikuasai

guru di samping pengelolaan kelas adalah menggunakan media dan sumber

belajar.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

(materi pembelajaran), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. (R. Ibra-

him dan Nana Syaodih S., 1993: 78).

Sedangkan yang dimaksud dengan sumber belajar adalah buku pedoman.

Kemampuan menguasai sumber belajar di samping mengerti dan memahami

buku teks, seorang guru juga harus berusaha mencari dan membaca buku-bu-

ku/sumber-sumber lain yang relevan guna meningkatkan kemampuan teruta-

ma untuk keperluan perluasan dan pendalaman materi, dan pengayaan

dalam proses pembelajaran.

Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya

menggunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak, media audio,

dan media audio visual. Tetapi kemampuan guru di sini lebih ditekankan pada

penggunaan objek nyata yang ada di sekitar sekolahnya.

Di sekolah guru dapat memanfaatkan media yang sudah ada (by utilization)

seperti globe, peta, gambar dan sebagainya, atau guru dapat mendesain

media untuk kepentingan pembelajaran (by design) seperti membuat media

14

Page 15: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

foto, film, pembelajaran berbasis komputer, dan sebagainya.

(c) Penggunaan Metode Pembelajaran

Guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran

sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Menurut R. Ibrahim dan Nana

S. Sukmadinata (1993: 74) "Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan

dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut, namun yang penting bagi guru

metode manapun yang digunakan harus jelas tujuan yang akan dicapai".

Karena siswa memiliki interes yang sangat heterogen idealnya seorang guru

harus mampu memvariasikan penggunaan metode pembelajaran di dalam

kelas seperti metode ceramah dipadukan dengan tanya jawab dan penugasan

atau metode diskusi dengan pemberian tugas dan seterusnya. Hal ini

dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan siswa, dan menghindari

terjadinya kejenuhan yang dialami siswa.

(d) Keterampilan Mengajar

Keterampilan Bertanya (Questioning skills)

Dalam proses pembelajaran, bertanya memainkan peranan penting, hal ini

dikarenakan pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik melontarkan

pertanyaan yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa,

yaitu: (a) Meningkatkan pastisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, (b)

Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah

yang sedang dibicarakan, (c) Mengembangkan pola fikir dan cara belajar aktif

dari siswa, karena pada hakikatnya berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah

bertanya, (d) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik

akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik, dan (e)

Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

Uzer Usman (1992: 67) memberi cara mengajukan pertanyaan yang baik

adalah:

- Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.

- Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.

- Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.

15

Page 16: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

- Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum menjawab

pertanyaan.

- Berikan pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata.

- Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian

siswa untuk menjawab dan bertanya.

- Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri

jawaban yang benar.

Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement Skills)

Penguatan adalah segala bentuk respon apakah bersifat verbal (diung kapkan

dengan kata-kata langsung seperti: bagus, pintar, ya, betul, tepat sekali, dan

sebagainya), maupun nonverbal (biasanya dilakukan dengan gerak, isyarat,

pendekatan, dan sebagainya) merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku

guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan

informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas perbuatannya sebagai

suatu tindak dorongan atau koreksi.

Reinforcement dapat berarti juga respon terhadap suatu tingkah laku yang

dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku

tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk memberikan penghargaan

atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam

interaksi pembelajaran.

Ada 4 cara dalam memberikan penguatan (reinforcement) yaitu:

- Penguatan kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas kepada siapa

ditujukan, yaitu dengan cara menyebutkan namanya, sebab bila tidak jelas

akan tidak efektif.

- Penguatan kepada kelompok siswa, yaitu dengan memberikan penghargaan

kepada kelompok siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

- Pemberian penguatan dengan cara segera. Penguatan seharusnya diberikan

sesegera mungkin setelah muncul tingkah laku/respon siswa yang di-

harapkan. Penguatan yang ditunda cenderung kurang efektif.

16

Page 17: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

- Variasi dalam penggunaan. Jenis penguatan yang diberikan hendaknya

bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja karena akan menimbulkan

kebosanan, dan lama kelamaan akan kurang efektif.

Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi

pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kejenuhan siswa, sehingga

dalam situasi belajar mengajar, siswa menunjukkan ketekunan, antusiasme

serta penuh partisipasi.

Ada tiga prinsip penggunaan variation skills yang perlu diperhatikan guru

yaitu:

- Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan

dengan tujuan yang hendak dicapai.

- Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga ti-

dak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu kegiatan pem-

belajaran.

- Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Keterampilan Menjelaskan (Explaining skills)

Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi

secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya

hubungan yang satu dengan lainnya, misalnya sebab dan akibat. Pe-

nyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urut-

an yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.

Pemberian penjelasan merupakan aspek yang sangat penting dari kegiatan

guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas.

Tujuan pemberian penjelasan dalam pembelajaran adalah: (l) membimbing

siswa untuk dapat memahami konsep, hukum, dalil, fakta, dan prinsip secara

objektif dan bernalar; (2) melibatkan siswa untuk berfikir dengan me-

mecahkan masalah-masalah atau pertanyaan; (3) mendapatkan balikan dari

17

Page 18: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpaham-

an siswa; dan (4) membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses

penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam memecahkan masalah.

Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan

memperhatikan hal-hal berikut ini:

Kejelasan. Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa

yang mudah dimengerti oleh siswa, hindari penggunaan kata yang tidak

perlu.

Penggunaan Contoh dan Ilustrasi. Memberikan penjelasan sebaiknya

menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang

dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual).

Pemberian Tekanan. Dalam memberikan penjelasan guru harus memu-

satkan perhatian siswa kepada masalah/topik utama dan mengurangi infor-

masi yang tidak terIalu penting.

Penggunaan Balikan. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertian

siswa dari penjelasan guru.

Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Membuka pelajaran (set induction) adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan

oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra-kondisi bagi

siswa agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang akan

dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif

terhadap kegiatan belajar.

Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh sis-

wa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam

proses pembelajaran.

18

Page 19: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Komponen membuka dan menutup pelajaran sebagaimana dijelaskan M. Uzer

Usman (1992: 85) adalah sebagai berikut:

(a) Membuka Pelajaran

Membuka Pelajaran, komponennya meliputi:

Memberikan apersepsi (memberikan kaitan antara materi sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari) sehingga materi yang dipelajari

merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak terpisah-pisah.

Menarik perhatian siswa. Gaya mengajar, penggunaan media pembe-

lajaran atau pola interaksi yang bervariasi.

Menimbulkan motivasi, disertasi kehangatan dan keantusiasan, me-

nimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan dan

memperhatikan minat atau interest siswa.

Memberi acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemukakan tujuan

pembelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah

yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas

dan mengajukan beberapa pertanyaan.

(b) Menutup Pelajaran.

Dalam menutup pelajaran, cara yang harus dilakukan guru adalah:

Meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum

atau menyimpulkan hasil pembelajaran.

Melakukan evaluasi. Bentuk evaluasi yang dilakukan oleh guru antara

lain adalah mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide

baru pada situasi lain, mengeksplorasi pendapat siswa sendiri dan

memberikan soal-soal tertulis.

Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan

sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai

pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan dan pemecahan masa-

lah. Siswa berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah bimbingan

19

Page 20: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pe-

ngambilan keputusan.

Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam membimbing diskusi

kelompok yaitu:

Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, dengan cara

merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi,

kemukakan masalah-masalah khusus, catat perubahan atau

penyimpangan diskusi dari tujuan dan merangkum hasil diskusi.

Memperjelas masalah, untuk menghindari kesalahpahaman dalam

memimpin diskusi seorang guru perlu memperjelas atau menguraikan

permasalahan, meminta komentar siswa, dan menguraikan gagasan siswa

dengan memberikan informasi tambahan agar kelompok peserta diskusi

memperoleh pengertian yang lebih jelas.

Menganalisis pandangan siswa. Adanya perbedaan pendapat dalam disku-

si, menuntut seorang guru harus mampu menganalisis dengan cara mem-

perjelas hal-hal yang disepakati dan hal-hal yang perlu disepakati di sam-

ping meneliti apakah suatu alasan mempunyai dasar yang kuat.

Meningkatkan urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang menantang, memberikan contoh dengan tepat, dan memberikan

waktu untuk berpikir dan memberikan urun pendapat siswa dengan

penuh perhatian.

Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi, dilakukan dengan cara

memancing pertanyaan siswa yang enggan berpartisipasi, memberikan

kesempatan pada siswa yang belum bertanya (diam) terlebih dahulu,

mencegah monopoli pembicaraan, dan mendorong siswa untuk

berkomentar terhadap pertanyaan temannya.

Menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi, menindaklan-

juti hasil diskusi dan mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil

diskusi.

Hal-hal yang perlu dihindari yaitu mendominasi/monopoli pembicaraan

20

Page 21: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

dalam diskusi, membiarkan terjadinya penyimpangan dalam diskusi.

Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi

gangguan dalam proses pembelajaran, seperti penghentian perilaku siswa

yang memindahkan perhatian kelas, memberikan ganjaran bagi siswa yang

tepat waktu dalam menyelesaikan tugas atau penetapan norma kelompok

yang produktif.

Komponen-komponen dalam mengelola kelas adalah sebagai berikut:

Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan

kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukkan sikap tanggap, mem-

berikan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petun-

juk yang jelas, menegur bila siswa melakukan tindakan menyimpang,

memberikan penguatan (reinforcement).

Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar

yang optimal, yaitu berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan sis-

wa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat melakukan tinda-

kan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Guru

dapat menggunakan strategi:

Di samping dua jenis keterampilan di atas, hal lain yang perlu diperha-

tikan oleh guru dalam pengelolaan kelas adalah menghindari campur

tangan yang berlebihan, menghentikan penjelasan tanpa alasan,

ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan, penyimpangan, dan

sikap yang terlalu membingungkan.

Keterampilan Pembelajaran Perseorangan

Pembelajaran ini terjadi bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas

yaitu antara 3-6 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perse-

orangan.

21

Page 22: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Hakikat pembelajaran perseorangan adalah:

Terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga

siswa dengan siswa.

Siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.

Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.

Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan pembelajaran.

Peran guru dalam pembelajaran perseorangan ini adalah sebagai organisator,

narasumber, motivator, fasilitator, konselor dan sekaligus sebagai peserta

kegiatan.

Komponen-komponen yang pertu dikuasai guru berkenaan dengan

pembelajaran perseorangan ini adalah:

Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.

Keterampilan mengorganisasi.

Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yaitu memungkin-

kan guru membantu siswa untuk maju tanpa mengalami frustasi. Hal ini

dapat dicapai bagi guru yang memiliki keterampilan dalam memberikan

penguatan dan mengembangkan supervisi.

Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran,

mencakup membantu siswa menetapkan tujuan dan menstimulasi siswa

untuk mencapai tujuan tersebut, merencanakan kegiatan pembelajaran

bersama siswa yang mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah ke-

giatan pembelajaran, waktu serta kondisi belajar, bertindak sebagai

supervisor dan membantu siswa menilai pencapaiannya sendiri.

3) Evaluasi/Penilaian Pembelajaran

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk

mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses

pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut

memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi,

penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.

22

Page 23: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Pendekatan atau cara yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian hasil

belajar adalah melalui Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan

Patokan (PAP). Kemampuan lainnya yang perlu dikuasai guru pada kegiatan

evaluasi penilaian hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi

meliputi: tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Seorang guru dapat

menentukan alat tes tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan. Di

samping pendekatan penilaian dan penyusunan alat-alat tes, hal lain yang harus

diperhatikan guru adalah pengolahan dan penggunaan hasil belajar. Ada dua hal

yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hasil belajar, yaitu: (1) Jika bagian-

bagian tertentu dari materi pelajaran yang tidak dipahami oleh sebagian kecil

siswa atau belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka dapat

memberikan kegiatan remidial bagi siswa-siswa yang bersangkutan, dan (2) Siswa

yang telah mencapai atau melampaui KKM dapat diberi materi pengayaan.

2. Kompetensi Kepribadian

Kepribadian merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh guru sebagai

pendidik. Tugas utama seorang guru tidak hanya mengajar tetapi juga harus

mentransfer nilai-nilai kepribadian kepada peserta didik. Ungkapan bahwa “guru

harus digugu dan ditiru” mengandung makna bahwa agar guru dapat

menginternalisasi nilai-nilai kepada peserta didik maka terlebih dahulu ia harus

memiliki keteladanan yang dapat ditiru.

Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru sebagai pendidik sekurang-

kurangnya mencakup kepribadian yaitu: beriman dan bertakwa,berakhlak mulia, arif

dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif,

menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara obyektif mengevaluasi

kinerja sendiri, danmengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

Berdasarkan Permen Diknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, maka aspek-aspek kepribadian yang dapat diamati

adalah:

(1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

23

Page 24: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

nasional Indonesia.

(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan

bagi peserta didik dan masyarakat.

(3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa.

(4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi

guru, dan rasa percaya diri.

(5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3. Kompetensi Sosial

Guru adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Oleh karena itu

untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran, guru harus membangun

komunikasi yang efektif kepada warga sekolah, orang tua dan masyarakat. Untuk

mencapai tujuan pembelajaran, guru perlu menciptakan iklim yang saling terbuka

antara peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk:

(1) berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat secara santun;

(2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;

(3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orangtua/wali peserta didik;

(4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan

norma serta sistem nilai yang berlaku; dan

(5) menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat

kebersamaan.

Berdasarkan Permen Diknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, maka aspek-aspek sosial yang dapat diamati adalah:

Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis

kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial

24

Page 25: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

ekonomi.

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang

memiliki keragaman sosial budaya.

Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan

dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional adalah kompetensi yang berkenaan dengan bidang

ilmu atau subtansi keilmuan dari mata pelajaran yang diampu oleh guru. Kompetensi

ini meliputi penguasaan seorang guru tentang materi, struktur, konsep, dan pola

pikir keilmuan yang mendasari mata pelajaran yang diampu.

Kompetensi profesional menuntut seorang guru sebagai pendidik mampu

menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran sesuai

kebenaran hirarki konsep, pola pikir kelimuan, dan karakteristik mata pelajaran. Hal

ini berarti bahwa guru di dalam menyampaikan materi pelajaran harus berdasarkan

konsep yang akurat dan benar sesuai urutan, keluasan, kedalaman, dan pola pikir

keilmuan yang mendasari mata pelajaran yang diampu.

Dengan demikian, kompetensi profesional merupakan kemampuan guru

dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang

diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:

(1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan

pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan

diampu; dan

(2) konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan,

yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan

pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan

diampu.

Mengacu pada Permen Diknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

25

Page 26: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Akademik dan Kompetensi Guru, maka aspek-aspek profesional yang dapat diamati

adalah:

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran yang

diampu.

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.

B. Tugas Pokok Pendidik

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentan Guru dan Dosen menegaskan

bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Selanjutnya pada penjelasan pasal 4 UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen menyebutkan bahwa guru dapat berperan sebagai agen

pembelajaran, fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan

pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.

Secara rinci tugas dan peranan guru di sekolah antara lain:

1. Guru melakukan Diagnosa Perilaku Awal Siswa.

Guru dituntut untuk mengenal lebih dekat dan memahami karakteristi

kepribadian siswa. Untuk itu guru perlu melakukan diagnosa terhadap prilaku awal

siswa. Data hasil dari diagnosa ini digunakan oleh guru untuk memetakan

karakteristik individual peserta didik. Hasil pemetaan ini selanjutnya digunakan untuk

memilih strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran. Dengan diagnosa prilaku

awal peserta didik diharapkan guru dapat mengetahui kondisi peserta didik sehingga

mempermudah memberikan materi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat,

dan bakat siswa.

26

Page 27: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

2. Guru membuat Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mengacu pada Standat Proses, guru harus membuat perencanaan proses

pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD),

indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,

metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber

belajar.

Perencanaan proses pembelajaran tersebut selanjutnya menjadi acuan dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Hal tersebut dilakukan dengan

harapan dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang bermakna dan berorientasi

pada tujuan yang ditetapkan.

c. Guru Mengelolah dan Melaksanakan Proses Pembelajaran

Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru sebagai pengelola kelas

(learning managers) hendaknya mampu mengelola kelas, karena kelas merupakan

lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu

diorganisasi.

Lingkungan harus diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan pembelajaran

terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan. Lingkungan pmbelajaran yang kondusif

adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan

rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

Tujuan umum mengelola kelas adalah menyediakan dan menggunakan

fasilitas kelas agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah

mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar,

menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar serta

membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Salah satu manajemen kelas yang baik ialah menyediakan kesempatan bagi

siswa sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan kepada guru, sehingga

mereka mampu membimbing kegiatan sendiri. Siswa harus belajar melakukan self

control dan self activity melalui proses bertahap. Sebagai manajer lingkungan belajar,

27

Page 28: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

guru harus mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar

dan teori perkembangan sehingga memungkinkan untuk menciptakan situasi belajar

mengajar yang menimbulkan kegiatan belajar pada siswa akan mudah dilaksanakan

dan sekaligus memudahkan pencapaian tujuan yang diharapkan.

Mengacu kepada Permen No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses,

pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran

yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian

peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

2) Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan

pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini

dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi.

3) Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,

penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

d. Guru sebagai Pelaksana Administrasi Sekolah

Uzer Usman (1999: 12) mengungkapkan peran guru sebagai administrator

adalah sebagai berikut: (a) pengambil inisiatif, pengarah dan penilai kegiatan-

kegiatan pendidikan, (b) wakil masyarakat yang berati dalam lingkungan sekolah

guru menjadi anggota suatu masyarakat, (c) orang yang ahli dalam suatu mata

pelajaran, (d) penegak disiplin, (e) pelaksana administrasi pendidikan, (f) pemimpin

generasi muda, karena ditangan gurulah nasib suatu generasi dimasa mendatang,

28

Page 29: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

dan (g) penyampai informasi kepada masyarakat tentang perkembangan kemajuan

dunia.

e. Guru sebagai Kornunikator, Mediataor dan Fasilitator

Peran guru dalam kegiatan ini menyangkut proses penyampaian informasi

baik kepada dirinya sendiri, kepada anak didik, kepada atasan, kepada orang tua

murid maupun kepada masyarakat pada umumnya. Komunikasi pada diri sendiri

menyangkut upaya introspeksi agar setiap langkah dan geraknya tidak menyalahi

kode etik guru baik sebagai pendidik maupun sebagai pengajar. Komunikasi yang

edukatif pada peserta didik akan mampu menciptakan hubungan, kepada atasan,

orang tua, dan masyarakat ditempatkan dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan

dan pembelajaran.

Sebagai mediator guru juga menjadi perantara dalam hubungan antar warga

sekolah dan menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam

hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan guru, yaitu mendorong

berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi

pribadi, dan menambah hubungan positif dengan siswa.

Sebagai fasilitator, dalam arti menfasilitasi lingkungan belajar yang kondusif

untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Karena itu guru hendaknya mampu

mengusahakan sumber belajar yang dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses

belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, jurnal majalah, ataupun

media elektronik.

f. Guru Mampu Mengembangkan Keterampilan Diri

Mengembangkan keterampilan diri merupakan suatu tuntutan bahwa setiap

guru tidak hanya mengembangkan keterampilan pribadinya dengan terus mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga

mengembangkan/memelihara kepribadian yang mantap, mandiri sehingga dapat

memberi suri tauladan kepada peserta didik.

g. Guru Mampu Mengembangkan Potensi Peserta Didik

29

Page 30: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Peserta didik memiliki posisi sentral dalam proses pendidikan. Oleh karena itu

guru harus dapat mengembangkan kompetensi peserta didik sesuai potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan

lingkungan. Dalam hal ini guru harus mengembangkan pembelajaran yang berpusat

pada peserta didik.

h. Guru sebagai Evaluator

Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan

itu tercapai atau tidak, apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau belum oleh

siswa, dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat. Informasi yang

diperoleh melalui penilaian ini merupakan umpan balik terhadap proses belajar

mengajar, di mana umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan

meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan penilaian guru dapat

mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran,

serta ketepatan metode mengajar, mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau

kelompoknya, menetapkan apakah seorang siswa termasuk dalam kelompok siswa

pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya, jika dibandingkan dengan

teman-temannya.

Dengan menelaah pencapaian tujuan mengajar, guru dapat mengetahui

apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif, cukup memberikan

hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya. Oleh karena itu guru harus

memiliki kompetensi sebagai evaluator dalam arti mampu dan terampil dalam

melaksanakan penilaian dengan baik dan benar.

C. Aspek-Aspek Penilaian Kinerja Guru

Sebagaimana telah dibahas pada Bab II, bahwa kinerja guru dapat diukur

berdasarkan standar kompetensi guru. Dalam hal ini indikator kinerja guru dapat

dijabarkan dari Permen No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik

dan Kompetensi Guru yang menjelaskan secara utuh dari 4 kompetensi utama,

yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial, dan (4) profesional.

30

Page 31: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Indikator penilaian kinerja guru berkaitan dengan kompetensi utama guru

secara rinci disajikan sebagai berikut.

1. Aspek yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik

Komponen dan Indikator yang berkaitan kompetensi pedagogik, sehubungan

penilaian kinerja guru terdiri atas dua hal, yaitu: (1) kinerja dalam membuat

perencanaan pembelajaran, dan (2) kinerja dalam melaksanakan proses

pembelajaran di kelas. Rincian komponen dan indikator kedua hal tersebut berturut-

turut disajikan pada tabel berikut.

Indikator penilaian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran dijabarkan

dari dokumen perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan guru sebelum

melaksanakan pembelajaran.

Tabel 3.1. Aspek Penilaian Kinerja Guru: Rencana PelajaranTabel 3.1. Aspek Penilaian Kinerja Guru: Rencana Pelajaran

NO. Aspek/Indikator yang Dinilai

A Tujuan Pembelajaran1. Kejelasan Tujuan Pembelajaran2. Ruang Lingkup3. Kejelasan urutan tujuan pembelajaran4. Kesesuaian dengan Kompetensi DasarB Pemilihan materi ajar 1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran2. Kesesuaian dengan karakteristik siswaC Pengorganisasian materi ajar1. Alur dan pengaturan materi2. Ketepatan waktuD Pilihan Materi/Media Pembelajaran1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran2. Kesesuaian dengan bahan pelajaran3. Kesesuaian dengan karakteristik siswaE Kejelasan skenario pembelajaran1 Langkah-langkah proses pembelajaran 2. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran3. Kesesuaian dengan bahan pelajaran4. Kesesuaian dengan karakteristik siswa

31

Page 32: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

F Kerincian skenario pembelajaran1. Kerincian kegiatan pengajaran dan pembelajaran 2. Kesesuaian waktu yang diberikan dengan tahapan pelajaranG Evaluasi

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran2. Kejelasan prosedur evaluasiH Kelengkapan instrumen evaluasi

1. Ketersediaan instrumen

Aspek/Indikator penilaian kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran

dikembangkan berdasarkan kompenen-komponen yang harus dilakukan selama

kegiatan pembelajaran berlangung. Rincian indikator pelaksanaan pembelajaran

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.2. Aspek Penilaian Kinerja Guru: Pelaksanaan PembelajaranTabel 3.2. Aspek Penilaian Kinerja Guru: Pelaksanaan Pembelajaran

NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI

I PRAPEMBELAJARAN1. Memeriksa kesiapan siswa2. Melakukan kegiatan apersepsiII KEGIATAN INTI PEMBELAJARANA. Penguasaan materi pelajaran3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5. Menyampaikan tujuan KD, motivasi, dan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar

6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupanB. Pendekatan/startegi pembelajaran

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut9. Menguasai kelas

10. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

C. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran13. Menggunakan media secara efektif dan efisien

32

Page 33: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

14. Menghasilkan pesan yang menarik/menarik perhatian siswa15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan mediaD. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa18. Menumbuhkan keceriaan dan antsiasme siswa dalam belajarNO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATIE. Penilaian proses dan hasil belajar

19. Memantau kemajuan belajar selama proses20. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)F. Penggunaan Bahasa

21. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuaiIII PENUTUP

23. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

24. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/ pengayaan

2. Aspek/Indikator yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian

Indikator penilaian kinerja guru berkaitan dengan aspek kepribadian dapat

dikembangkan berdasarkan indikator-indikator kompetensi kepribadian sesuai

Permen No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Guru. Rincian Indikator penilaian kinerja guru berkaitan dengan aspek kepribadian

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.3. Aspek/Indikator Penilaian Kinerja Guru Berkaitan dengan Kompetensi Tabel 3.3. Aspek/Indikator Penilaian Kinerja Guru Berkaitan dengan Kompetensi KepribadianKepribadian

NO ASPEK DAN INDIKATOR YANG DIAMATI

A Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia

1. Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.

2. Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.

33

Page 34: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

B Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan

bagi peserta didik dan masyarakat

1. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.2. Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. 3. Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat

di sekitarnya.

C Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa

1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.

D Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi

guru, dan rasa percaya diri

1. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.2. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.3. Bekerja mandiri secara profesional.

E Menjunjung tinggi kode etik profesi guru

1. Memahami kode etik profesi guru.2. Menerapkan kode etik profesi guru.3. Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.

3. Aspek/Indikator yang berkaitan dengan kompetensi sosial

Indikator penilaian kinerja guru berkaitan dengan aspek sosial dapat

dikembangkan berdasarkan indikator-indikator kompetensi kepribadian sesuai

Permen No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Guru. Rincian Indikator penilaian kinerja guru berkaitan dengan aspek kompetensi

sosial disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.4. Aspek/Indikator Penilaian Kinerja Guru Berkaitan dengan Kompetensi Tabel 3.4. Aspek/Indikator Penilaian Kinerja Guru Berkaitan dengan Kompetensi SosialSosial

NO ASPEK DAN INDIKATOR YANG DIAMATI

34

Page 35: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

A Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi

1. Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.

2. Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.

B Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat

1. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif.

2. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

3. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

C Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

1. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah setempat.

2. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan.

D Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain

1. Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Aspek/Indikator yang berkaitan dengan kompetensi profesional

Indikator penilaian kinerja guru berkaitan dengan aspek profesional dapat

dikembangkan berdasarkan indikator-indikator kompetensi kepribadian sesuai

Permen No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Guru. Rincian Indikator penilaian kinerja guru berkaitan dengan aspek kompetensi

profesional disajikan pada tabel berikut.

35

Page 36: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Tabel 3.4. Aspek/Indikator Penilaian Kinerja Guru Berkaitan dengan Kompetensi Tabel 3.4. Aspek/Indikator Penilaian Kinerja Guru Berkaitan dengan Kompetensi ProfesionalProfesional

NO ASPEK DAN INDIKATOR YANG DIAMATI

A Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

yang diampu

1. Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.

2. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

3. Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.

B Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

1. Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik.

2. Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik.

C Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif

1. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.

2. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan.

3. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.

4. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

D Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri

1. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.

2. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.

D. Instrumen Penilaian Kinerja Pendidik

36

Page 37: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Terdapat berbagai model instrumen yang dapat dipakai dalam penilaian

kinerja guru. Namun demikian, ada dua model yang paling sesuai dan dapat

digunakan sebagai instrumen utama, yaitu skala penilaian dan lembar observasi.

Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain (individu) melalui

pemyataan perilaku dalam suatu kontinum atau kategori yang memiliki makna atau

nilai. Kategori dibuat dalam bentuk rentangan mulai dari yang terendah sampai

tertinggi. Rentangan ini dapat disimbolkan melalui huruf (A, B, C, D) atau angka (1, 2,

3, 4), atau berupa kata-kata, mulai dari tinggi, sedang, kurang, rendah, dan

sebagainya.

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang biasa digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat

diamati baik dalam situasi yang alami (sebenarnya) maupun situasi buatan. Observasi

dapat digunakan untuk menilai kegiatan guru dalam mengajar. Lembar observasi

harus memuat berisi aspek-aspek yang hendak dinilai serta rubrik dari deskripsinya.

Dalam lembaran tersebut terdapat kolom di sebelah aspek yang hendak dinilai (yang

diberi tanda cek (√)), di mana penilai dapat memberikan catatan atau komentar

mengenai kuantitas dan/atau kualitas aspek yang dinilai. Pada lembar observasi

seyogyanya juga diberi bagian atau ruang untuk memberi deskripsi kualitatif untuk

mengantisipasi munculnya prilaku yang tidak terdeteksi pada saat membuat

kisi-kisi/indikator penilaian kinerja dalam pelaksanaan pembelajaran. Misalnya

penilaian terhadap kemampuan seorang guru baru dalam melaksanakan

pembelajaran di kelas dapat menampilkan perilaku yang tidak terprediksi dalam

menghadapi para siswa di kelas.

Beberapa contoh model instrumen penilaian kinerja guru disajikan dalam

lampiran.

37

Page 38: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

BAB IV

PENILAIAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN

Sebagaimana dijelaskan di bagian depan, bahwa Tenaga Kependidikan

meliputi: Sekurang-kurangnya terdiri atas penilik, kepala sekolah/madrasah, tenaga

administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan

sekolah/madrasah. Namun materi pada pelatihan ini difokuskan pada tenaga

kependidikan yang berkualifikasi sebagai Kepala Sekolah yang akan menjadi mitra

dan binaan para pengawas.

A. Kompetensi Kepala Sekolah

Dalam pasal 1 ayat 10 UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

disebutkan bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,

dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen

dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.” Senada dengan hal tersebut, E.

Mulyasa menulis bahwa kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak (E. Mulyasa, 2004). Kebiasaan berpikir dan bertindak yang baik dapat

menciptakan kinerja yang baik, demikian pula sebaliknya. Maka untuk

menciptakan kebiasaan berpikir dan bertindak yang baik diperlukan kepala

sekolah yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang baik pula. Dari uraian

tersebut di atas secara eksplisit terlihat bahwa kinerja kepala sekolah tidak dapat

dipisahkan dari kemampuan/kompetensi kepala sekolah itu sendiri.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 13 Tahun 2007

Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah ditetapkan bahwa terdapat

kualifikasi dan kompetensi tertentu yang harus dipenuhi oleh kepala sekolah.

Kualifikasi kepala sekolah/madrasah terdiri atas kualifikasi umum dan

kualifikasi khusus. Kualifikasi umum kepala sekolah/madrasah adalah sebagai

berikut:

38

Page 39: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)

kependidikan atau non-kependidikan pada perguruan tinggi yang

terakreditasi;

b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56

tahun;

c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut

jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/Raudhatul

Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga)

tahun di TK/RA; dan

d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS)

dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dkeluarkan oleh

yayasan atau lembaga yang berkembang.

Kualifikasi khusus kepala sekolah/madrasah meliputi:

a. Berstatus sebagai guru;

b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru;

c. Memiliki sertifikat kepala sekolah/madrasah yang diterbitkan oleh

lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

Kompetensi kepala sekolah/madrasah sebagaimana tertuang dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional RI No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah ada 5 dimensi kompetensi, yaitu kepribadian, manajerial,

kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Kelima dimensi kompetensi tersebut

diuraikan menjadi poin-poin komptensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh

kepala sekolah/madrasah.

1. Kompetensi Kepribadian

Sebelum menilai kinerja kepala sekolah, seorang pengawas sekolah ha-

rus memahami betul apakah kepala sekolah telah menunjukkan kemampuan-

nya dalam menunjukkan sikap dan perilaku yang mendukung kepribadiannya

sehingga ia dikatakan mampu menjadi pemimpin.

39

Page 40: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Kepala sekolah harus: a) berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi

komunitas sekolah/madrasah; (b) memiliki integritas kepribadian sebagai

pemimpin; (c) memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri; (d)

bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi; (e)

mengendalikan diri dalam menghadapi masalah; dan (f) memiliki bakat dan

minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

Dasar kompetensi kepribadian ini akan sangat menentukan kompetensi

lainnya, khususnya dalam melaksanakan program pendidikan nasional, pro-

pinsi, dan kabupaten/kota. Sebagai tambahan pengetahuan dan keilmuan da-

lam bidang perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan, kepala seko-

lah harus mampu menunjukkan kinerjanya berdasarkan kebijakan,

perencanaan, dan program pendidikan.

Pengetahuan pengawas sekolah mengenai kepala sekolah yang memiliki

pengetahuan, sikap dan perilaku yang muncul berdasarkan kompetensi

kepala sekolah di atas, merupakan dasar pengetahuan bagaimana seharusnya

menilai kinerja kepala sekolah agar tepat sasaran, walaupun tidak mudah.

Contoh menilai kinerja kepala sekolah yang berkaitan dengan kompetensi

kepribadian dengan sub kompetensi memiliki bakat dan minat jabatan

sebagai pemimpin pendidikan, maka pengawas sekolah harus mampu secara

mendasar menilai kinerja kepala sekolah yang berhubungan dengan

kemampuannya sebagai pemimpin sekolah. Sub-kompetensi ini dapat

terwujud jika kepala sekolah memiliki pengetahuan dan keterampilan, di

antaranya: (1) memahami teori-teori kepemimpinan, memilih strategi yang

tepat untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah; (2) memiliki

power dan kesan positif untuk mempengaruhi bawahan dan orang lain; (3)

memiliki kemampuan (intelektual dan kalbu) sebagai smart school principal

agar mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di lingkungannya; (4)

mengambil keputusan secara terampil (cepat, tepat dan cekat); (5)

mendorong perubahan (inovasi) sekolah; (6) berkomunikasi secara lancar; (7)

menggalang teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis; (8) mendorong

40

Page 41: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

kegiatan yang bersifat kreatif; dan (9) menciptakan sekolah sebagai organisasi

belajar (learning organization).

Kinerja kepala sekolah yang menunjukkan subkompetensi ini dapat

dievaluasi oleh pengawas sekolah melalui interview kepada warga sekolah di

antaranya kepada guru. Di sisi lain evaluasi untuk menilai kinerja ini bisa

dilakukan dengan cara menyajikan sebuah ilustrasi permasalahan yang harus

menuntut kepala sekolah untuk menunjukkan kemampuannya dalam

memimpin sekolah.

Dalam rangka mewujudkan kinerja kepala sekolah untuk kompetensi

kepribadian dengan subkompetensi memiliki keinginan yang kuat dalam

pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah, kepala sekolah tidak

hanya dituntut untuk melakukan tugas-tugas di luar kebutuhan dirinya saja,

tetapi ia perlu juga memiliki kemampuan dalam mengembangkan dirinya sen-

diri. Kompetensi ini bisa diwujudkan jika ia mampu untuk: (1)

mengidentifikasi karakteristik kepala sekolah tangguh (efektif); (2)

mengembangkan kemampuan diri pada dimensi tugasnya; (3)

mengembangkan dirinya pada dimensi proses (pengambilan keputusan,

pengkoordinasian/penyerasian, pemberdayaan, pemrograman,

pengevaluasian, dsb.; (4) mengembangkan dirinya pada dimensi lingkungan

(waktu, tempat, sumberdaya, dan kelompok kepentingan); (5)

mengembangkan keterampilan personal yang meliputi organisasi diri,

hubungan antar manusia, pembawaan diri, pemecahan masalah, gaya bicara,

dan gaya menulis.

Pengawas sekolah dapat menilai kinerja kepala sekolah untuk aspek ini

melalui wawancara dan angket yang harus diisi oleh kepala sekolah itu

sendiri. Di samping itu juga pengawas sekolah dapat melakukan wawancara

dengan warga sekolah. Evaluasi kinerja ini tentunya akan berbeda untuk

setiap jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA/SMK.

2. Kompetensi Manajerial

41

Page 42: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Kompetensi kepala sekolah lain yang harus dipahami oleh pengawas

sekolah dalam rangka melakukan penilaian terhadap kinerjanya, yaitu yang

berhubungan dengan kompetensi kepala sekolah dalam memahami sekolah

sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik, di antaranya

adalah pengetahuan tentang manajemen. Dengan kemampuan dalam

mengelola ini nantinya akan dijadikan sebagai pegangan cara berfikir, cara

mengelola dan cara menganalisis sekolah dengan cara berpikir seorang

manajer. Contoh pengawas sekolah harus mampu memahami kinerja kepala

sekolah ketika kepala sekolah menunjukkan perilakunya dan mampu untuk

mengidentifikasi dan mengembangkan jenis-jenis input sekolah;

mengembangkan proses sekolah (proses belajar mengajar, pengkoordinasian,

pengambilan keputusan, pemberdayaan, pemotivasian, pemantauan,

pensupervisian, pengevaluasian dan pengakreditasian). Selain itu pengawas

sekolah juga harus mampu memahami bahwa kepala sekolah sudah mampu

menunjukkan upaya dalam meningkatkan output sekolah (kualitas,

produktivitas, efisiensi, efektivitas, dan inovasi).

Sesuai Keputusan Mendiknas mengenai kompetensi ini, di antaranya

kepala sekolah harus mampu dan terlihat kinerjanya dalam bidang-bidang ga-

rapan manajerial sebagai berikut: (a) menyusun perencanaan sekolah/madra-

sah mengenai berbagai tingkatan perencanaan; (b) mengembangkan

organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan; (e) memimpin

sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya

sekolah/madrasah secara optimal; (d) mengelola perubahan dan

pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang

efektif; (e) menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif

dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik; (f) mengelola guru dan staf

dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal; (g)

mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka

pendayagunaan secara optimal; (h) mengelola hubungan sekolah/madrasah

dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar dan

42

Page 43: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

pembiayaan sekolah/madrasah; (i) mengelola peserta didik dalam rangka

penerimaan peserta didik baru, dan penempatan serta pengembangan ka-

pasitas peserta didik; (j) mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional; (k) menge-

lola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang

akuntabel, transparan dan efisien; (l) mengelola ketatausahaan

sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah;

(m) mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung

kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah; (n)

mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung

penyusunan program dan pengambilan keputusan; (o) memanfaatkan

kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan

manajemen sekolah/madrasah; (p) melakukan monitoring, evaluasi, dan

pelaporan pelaksanakan program kegiatan sekolah/madrasah dengan

prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.

Secara umum kinerja kepala sekolah dalam kompetensi manajerial ini

juga termasuk di dalamnya adalah kemampuan dalam sistem administrasi. Ja-

di dalam hal ini kepala sekolah sebagai pengelola lembaga pendidikan sesuai

dengan jenjang pendidikannya masing-masing. Namun demikian penegasan

terhadap eksistensi seorang kepala sekolah sebagai manajer dalam suatu

lembaga pendidikan dapat dinilai dari kompetensi mengelola kelembagaan,

yang mencakup: (1) menyusun sistem administrasi sekolah; (2)

mengembangkan kebijakan operasional sekolah; (3) mengembangkan

pengaturan sekolah yang berkaitan dengan kualifikasi, spesifikasi, prosedur

kerja, pedoman kerja, petunjuk kerja, dan sebagainya; (4) melakukan analisis

kelembagaan untuk menghasilkan struktur organisasi yang efisien dan efektif;

dan (5) mengembangkan unit-unit organisasi sekolah atas dasar fungsi.

Kemampuan yang mendukung subkompetensi mengelola ketatausaha-

an sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan

sekolah/madrasah ini bisa diwujudkan oleh seorang kepala sekolah secara

43

Page 44: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

utuh jika memperoleh dukungan dari sistem yang sudah ia kembangkan

bersama dengan komponen sekolah lainnya. Dengan demikian pengawas

sekolah bisa menilai kinerja kepala sekolah yaitu dengan melalui review

dokumen termasuk sistem administrasi sekolah. Pengawas sekolah juga bisa

melakukannya dengan cara melakukan observasi terhadap kondisi lingkungan

sekolah yang terlihat sebagai dampak dari strategi pengelolaan yang

dikembangkan oleh kepala sekolah itu sendiri.

Pengawas sekolah juga harus jeli bahwa kompetensi kepala sekolah,

termasuk dalam tugas-tugasnya sebagai manajer sekolah di antaranya harus

memahami kurikulum. Aspek yang dinilai adalah pengetahuan kepala sekolah

dalam memahami kurikulum yang merupakan jantungnya lembaga

pendidikan. Dengan demikian kepala sekolah dalam upaya mewujudkan

kinerjanya dalam bidang ini, ia harus mampu untuk: (1) memfasilitasi sekolah

untuk membentuk dan memberdayakan tim pengembang kurikulum; (2)

memberdayakan tenaga kependidikan sekolah agar mampu menyediakan

dokumen-dokumen kurikulum; (3) memfasilitasi guru untuk mengembangkan

standar kompetensi setiap mata pelajaran; (4) memfasilitasi guru untuk

menyusun silabus setiap mata pelajaran; (5) memfasilitasi guru untuk memilih

buku sumber yang sesuai untuk setiap mata pelajaran; (6) mengarahkan

tenaga kependidikan untuk menyusun rencana dan program pelaksanaan

kurikulum; (7) membimbing guru dalam mengembangkan dan memperbaiki

proses belajar mengajar; (8) mengarahkan tim pengembang kurikulum untuk

mengupayakan kesesuaian kurikulum dengan kemajuan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni (ipteks), tuntutan dan kebutuhan masyarakat, kebutuhan

peserta didik; (9) menggali dan memobilisasi sumberdaya pendidikan; (10)

mengidentifikasi kebutuhan bagi pengembangan kurikulum lokal; (11)

mengevaluasi pelaksanaan kurikulum.

Kinerja kepala sekolah dalam mewujudkan sub kompetensi pengelolaan

kurikulum ini dapat dinilai oleh pengawas sekolah di antaranya dari isi pro-

gram kurikulum yang didesain dan dikembangkan gurunya mulai dari tingkat

44

Page 45: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

perencanaan sampai dengan evaluasi kurikulum itu sendiri misalnya dalam

bentuk evaluasi hasil pembelajaran.

Dampak dari kinerja kepala sekolah ini juga harus bisa dipahami oleh

pengawas sekolah yaitu mampu melihat kinerja kepala sekolah dalam

memahami dan menghayati Standar Pelayanan Minimal (SPM), melaksanakan

SPM secara tepat serta memahami lingkungan sekolah sebagai bagian dari

sistem sekolah yang bersifat terbuka. Kemampuan ini memang cukup sulit

jika pengawas sekolah tidak mampu untuk melihat gejala ataupun hasil yang

dicapai oleh kepala sekolah itu sendiri.

Kinerja kepala sekolah lainnya antara lain yang harus dipahami oleh

pengawas sekolah yaitu pada sub mengelola guru dan staf dalam rangka

pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. Hal ini dapat dilihat

dari indikator-indikator yang mencakup: (1) mengidentifikasi karakteristik

tenaga kependidikan yang efektif; (2) merencanakan tenaga kependidikan

sekolah (permintaan, persediaan, dan kesenjangan); (3) merekrut,

menyeleksi, menempatkan, dan mengorientasikan tenaga kependidikan baru;

(4) mengembangkan profesionalisme tenaga kependidikan; (5)

memanfaatkan dan memelihara tenaga kependidikan; (6) menilai kinerja

tenaga kependidikan; (7) mengembangkan sistem pengupahan, reward, dan

punishment yang mampu menjamin kepastian dan keadilan; (8)

melaksanakan dan mengembangkan sistem pembinaan karir; (9) memotivasi

tenaga kependidikan; (10) membina hubungan kerja yang harmonis; (11)

memelihara dokumentasi personel sekolah atau mengelola administrasi

personel sekolah; (12) mengelola konflik; (13) melakukan analisis jabatan dan

menyusun uraian jabatan tenaga kependidikan; dan (13) memiliki apresiasi,

empati, dan simpati terhadap tenaga kependidikan.

Pengawas sekolah minimal mampu untuk memahami bentuk-bentuk

perilaku dari kinerja kepala sekolah yang berhubungan dengan kompetensi

ini, misalnya pengawas sekolah dapat melakukan pengamatan serta

mereview dokumen-dokumen laporan dari fungsi-fungsi manajemen yang

45

Page 46: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

diterapkan kepala sekolah selama mengelola tenaga kependidikan (guru dan

tenaga administrasi).

Sebagai contoh dalam mencapai target kinerja kepala sekolah untuk

kompetensi manajerial dengan sub mengelola sarana dan prasarana

sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal,

diantaranya bahwa kepala sekolah harus mampu untuk menganalisis

indikator-indikator sebagai berikut: (1) ketersediaan dan kesiapan sarana

dan prasarana sekolah (laboratorium, perpustakaan, kelas, peralatan,

perlengkapan, dsb); (2) mengelola program perawatan preventif,

pemeliharaan, dan perbaikan sarana dan prasarana; mengidentifikasi

spesifikasi sarana dan prasarana sekolah; (3) merencanakan kebutuhan

sarana dan prasarana sekolah; (4) mengelola pembelian/pengadaan sarana

dan prasarana serta asuransinya; (5) mengelola administrasi sarana dan

prasarana sekolah; dan (6) memonitor dan mengevaluasi sarana dan

prasarana sekolah.

Pengawas sekolah dalam hal ini bisa menilainya melalui kegiatan

observasi dan wawancara. Observasi dapat dilakukan oleh pengawas

sekolah terhadap kondisi sarana dan prasarana yang bisa dilihat langsung.

Adapun upaya pengawas sekolah untuk menilai kinerja kepala sekolah pada

aspek sub kompetensi pengelolaan sarana prasarana ini juga bisa dilakukan

dengan cara mereview dokumen pengelolaan, serta melakukan wawancara

dengan warga sekolah mengenai kemampuan kepala sekolah dalam

melakukan pengelolaan sarana dan prasarana selama ini.

Ilustrasi selanjutnya bagaimana kompetensi manajerial dengan sub

kompetensi mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik

baru dan penempatan serta pengembangan kapasitas peserta didik, ini bisa

diwujudkan oleh kepala sekolah. Seorang kepala sekolah harus mampu

menunjukkan kemampuan dalam: (1) mengelola penerimaan siswa baru,

mengelola pengembangan bakat, minat, kreativitas dan kemampuan siswa;

(2) mengelola sistem bimbingan dan konseling yang sistematis; (3)

46

Page 47: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

memelihara disiplin siswa; (4) menyusun tata tertib sekolah; (5)

mengupayakan kesiapan belajar siswa (fisik dan mental); (6) mengelola

sistem pelaporan perkembangan siswa; dan (7) memberikan layanan

penempatan siswa dan mengkoordinasikan studi lanjut.

Kompetensi ini tentunya tidak akan dapat diwujudkan jika tidak ada

dukungan dari komponen dan warga belajar lainnya. Dengan demikian untuk

menilai kinerja kepala sekolah untuk sub kompetensi ini pengawas sekolah

bisa melakukannya dengan cara membuat cheklist atau melakukannya

dengan menggunakan pedoman observasi terhadap kondisi dan

perkembangan yang terjadi pada diri siswanya di sekolah yang bersangkutan.

Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di

sekolah hendaknya mampu menyesuaikan diri, salah satunya akan tergantung

kepada kepala sekolahnya, apakah ia mampu mengubah budaya sekolah, se-

suai dengan kemajuan berpikirnya tentang bagaimana memanfaatkan

Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam mengelola sekolah. Sub

kompetensi ini diantaranya dapat diwujudkan dalam bentuk upaya kepala

sekolah melakukan aktivitas yang mencakup: (1) mengembangkan prosedur

dan mekanisme layanan sistem informasi, serta sistem pelaporan; (2)

mengembangkan pangkalan data sekolah (data kesiswaan, keuangan,

ketenagaan, fasilitas, dsb.); (3) mengelola hasil pangkalan data sekolah untuk

merencanakan program pengembangan sekolah; (4) menyiapkan pelaporan

secara sistematis, realistis dan logis; dan (5) mengembangkan SIM berbasis

komputer.

Berdasarkan uraian sub kompetensi memanfaatkan kemajuan teknologi

informasi bagi peningkatan kualitas pembe1ajaran dan manajemen

sekolah/madrasah, maka pengawas sekolah dapat menilai melalui format

isian mengenai sistem informasi yang dikembangkan sekolah, serta

melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi sistem informasi mulai

dari perencanaan hingga sistem komputerisasi yang sudah ada di sekolah

yang bersangkutan.

47

Page 48: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Setelah kepala sekolah mampu untuk memanfaatkan Teknologi, maka

bagaimana ia mampu juga dalam memanfaatkan informasinya untuk kepen-

tingan manajemen sekolahnya. Untuk kepentingan menilai kinerja selanjut-

nya pengawas sekolah harus mampu melihat kemampuan kepala sekolah da-

lam hal melaksanakan subkompetensi mengelola sistem informasi

sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan

keputusan, maka seorang kepala sekolah harus mampu menunjukkan unjuk

kerjanya yaitu untuk mengambil keputusan secara terampil dapat dicapai

melalui kemampuan untuk: (a) menjaring informasi berkualitas sebagai bahan

untuk mengambil keputusan; (b) mengambil keputusan secara terampil

(cepat, tepat, cekat); (c) memperhitungkan akibat pengambilan keputusan

dengan penuh perhitungan (least cost and most benefit); (d) menggunakan

sistem informasi sekolah sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Kinerja kepala sekolah yang ditunjukkan dalam bentuk aktivitas-aktivitas ini

dapat dievaluasi oleh pengawas sekolah dengan menggunakan instrumen

wawancara kepada komponen sekolah yang ia datangi.

Kemampuan kepala sekolah dalam bidang manajerial harus mampu

merumuskan laporan-laporan kegiatan sekolah. Bentuk laporan tersebut di

antaranya membuat Laporan Akuntabilitas Sekolah.

Untuk menilai kinerja yang menunjukkan kemampuan kepala sekolah

dalam keterampilan membuat laporan ini bisa dilakukan oleh pengawas seko-

lah melalui bentuk penilaian dengan instrumen wawancara khususnya dalam:

(a) menyebutkan dan memahami konsep-konsep laporan; (b) membuat lapor-

an akuntabilitas kinerja sekolah; (c) mempertanggungjawabkan hasil kerja se-

kolah kepada stakeholders; (d) membuat keputusan secara cepat, tepat, dan

cekat berdasarkan hasil pertanggungjawaban; (e) memperbaiki perencanaan

sekolah untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

Selain melalui wawancara, pengawas sekolah bisa menilai kinerja kepala

sekolah untuk menilai kompetensi pengawas sekolah bisa melakukannya

dengan review dokumen program sekolah yang menunjukkan bahwa ada ba-

48

Page 49: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

gian-bagian tertentu yang telah diperbaiki oleh kepala sekolah bersama

dengan guru-guru.

3. Kompetensi Kewirausahaan

Kompetensi kepala sekolah yang cukup sentral dan merupakan pokok

dari keberlanjutan program sekolah diantaranya adalah kompetensi kewirau-

sahaan. Sebagai salah satu cara bagaimana sekolah mampu mewujudkan ke-

mampuan dalam wirausahanya ini maka kepala sekolah harus mampu menun-

jukkan kemampuan dalam menjalin kemitraan dengan pengusaha atau dona-

tur, serta mampu memandirikan sekolah dengan upaya berwirausaha. Secara

rinci kemampuan atau kinerja kepala sekolah yang mendukung terhadap per-

wujudan kompetensi kewirausahaan ini, di antaranya mencakup: (a)

menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah; (b)

bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai

organisasi pembelajar yang efektif; (c) memiliki motivasi yang kuat untuk sukses

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin

sekolah/madrasah; (d) pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik

dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah; (e) memiliki

naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa

sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian sub kompetensi kewirausahaan ini, maka seorang

pengawas sekolah harus mampu untuk menilai kinerja kepala sekolah dalam

aspek ini secara jeli, misalnya bagaimana kepala sekolah menunjukkan perilaku

hidup hemat dan pandai mengelola sumber daya keuangan sekolah.

Sebagai contoh ketika pengawas sekolah akan menilai kinerja sub dari

kompetensi kewirausahaan ini yaitu untuk menciptakan inovasi yang berguna

bagi pengembangan sekolah/madrasah, maka pengawas sekolah harus mampu

melihat kinerja kepala sekolah dalam hal: (1) mengidentifikasi dan menyusun

profil sekolah; (2) mengembangkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah; (3)

mengidentifikasi fungsi-fungsi (komponen-komponen) sekolah yang diperlukan

49

Page 50: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

untuk mencapai setiap sasaran sekolah; (4) melakukan analisis SWOT terhadap

setiap fungsi dan faktor-faktornya; (5) mengidentifikasi dan memilih alternatif-

alternatif pemecahan setiap persoalan; (6) menyusun rencana pengembangan

sekolah; (7) menyusun program, yaitu mengalokasikan sumberdaya sekolah

untuk merealisasikan rencana pengembangan sekolah; (8) menyusun langkah-

langkah untuk merealisasikan rencana pengembangan sekolah; dan (9)

membuat target pencapaian hasil untuk setiap program sesuai dengan waktu

yang ditentukan (milestone).

Kompetensi yang diasumsikan akan mampu memberikan kemajuan pe-

sat di masa yang akan datang, yaitu kompetensi yang harus diwujudkan kepala

sekolah pada aspek kreativitas, inovasi, dan kewirausahaan. Kompetensi ini

dapat terwujud jika ia mampu untuk: (1) memahami dan menghayati arti dan

tujuan perubahan (inovasi) sekolah; (2) menggunakan metode, teknik dan

proses perubahan sekolah; (3) menumbuhkan iklim yang mendorong kebe-

basan berfikir untuk menciptakan kreativitas dan inovasi; (4) mendorong warga

sekolah untuk melakukan eksperimentasi, prakarsa/keberanian moral untuk

melakukan hal-hal baru; (5) menghargai hasil-hasil kreativitas warga sekolah

dengan memberikan rewards; dan (6) menumbuhkan jiwa kewirausahaan

warga sekolah.

Berdasarkan uraian kompetensi ini maka pengawas sekolah dapat me-

nilai kinerja kepala sekolah terhadap hal yang berhubungan dengan kompetensi

ini melalui wawancara dengan beberapa warga sekolah bisa dengan guru, siswa

dan komite sekolah yang ada.

Kompetensi kepala sekolah juga sampai menyentuh kinerja kewirausa-

haan ini juga berhubungan dengan dukungan aspek keuangan. Sebagai pim-

pinan kiranya sangat penting mengetahui dan mampu menilai kondisi keuangan

sehingga rumah tangga sekolah tetap seimbang. Kompetensi ini bisa di-

tunjukkan melalui kinerja kepala sekolah, khususnya dalam: (1) menyiapkan

anggaran pendapatan dan belanja sekolah yang berorientasi pada program pe-

ngembangan sekolah secara transparan; (2) menggali sumber dana dari peme-

50

Page 51: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

rintah, masyarakat, orangtua siswa dan sumbangan lain yang tidak mengikat;

(3) mengembangkan kegiatan sekolah yang berorientasi pada income

generating activities; mengelola akuntansi keuangan sekolah (cash in and cash

out); (4) membuat aplikasi dan proposal untuk mendapatkan dana dari

penyandang dana; (5) melaksanakan sistem pelaporan penggunaan keuangan

yang menunjukkan bahwa kewirausahaannya jelas terkontrol secara finansial.

Kinerja kepala sekolah pada bagian kompetensi ini dapat dinilai oleh pengawas

sekolah melalui review dokumen RAPBS. Pada dokumen tersebut akan terlihat

sejauh mana RAPBS ini mampu menunjukkan kinerja kepala sekolah, mulai dari

tahap persiapan, pengembangan dan pengelolaan dan pelaporan keuangan.

Berdasarkan uraian kompetensi ini maka kinerjanya bisa dinilai oleh

pengawas sekolah melalui review dokumen, atau analisis terhadap program-

program sekolah yang sudah dirumuskan melalui interview kepada kepala se-

kolah itu sendiri serta melakukan validasi kepada guru, komite, dan siswa

mengenai implementasi dari program-program yang direncanakan. Bahkan

mungkin evaluasi dapat dilakukan terhadap prosedur pelaksanaan perumusan

rencana program sekolah, misalnya dalam RAPBS sekolah itu sendiri

4. Kompetensi Supervisi

Kompetensi supervisi ini sangat strategis bagi seorang kepala sekolah

khususnya dalam memahami apa tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai

pemimpin sekolah/madrasah. Berdasarkan telaah terhadap kompetensi ini,

proses penilaian kinerja yang harus diperhatikan oleh pengawas sekolah, di

antaranya harus mampu menilai sub-sub kompetensinya yang mencakup: (a)

merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan

profesionalisme guru; (b) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru

dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; (c)

menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru, di antaranya adalah bahwa tugas dan fungsi

dari supervisi ini adalah untuk memberdayakan sumber daya sekolah termasuk

51

Page 52: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

guru. Dengan demikian kinerja kepala sekolah dapat dinilai oleh pengawas

sekolah melalui penilaian terhadap sub kompetensi melaksanakan supervisi

akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik

supervisi yang tepat. Langkah yang perlu dilakukan mencakup: (1)

mengidentifikasi potensi-potensi sumberdaya sekolah berupa guru yang dapat

dikembangkan; (2) memahami tujuan pemberdayaan sumberdaya guru; (3)

mengemukakan contoh-contoh yang dapat membuat guru-guru lebih maju;

dan (4) menilai tingkat keberdayaan guru di sekolahnya.

Kompetensi ini dapat dievaluasi oleh pengawas sekolah melalui sistem

evaluasi yang menggunakan pengamatan, studi dokumentasi atau interview,

misalnya dokumen program sekolah yang selama ini menjadi pegangan sekolah

yang bersangkutan, khususnya pada bagian-bagian pemberdayaan

sumberdayanya.

Sebagai contoh dalam hal melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala

sekolah untuk kompetensi ini dengan sub kompetensi melaksanakan supervisi

akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik super-

visi yang tepat. Maka pengawas sekolah sebagai pelaksana penilaian ini harus

mampu melihat pemahaman kepala sekolah melakukan supervisi yang

dimaksud adalah supervisi kepada guru dan staf administrasi. Kompetensi ini

dapat dinilai sebagai bentuk kinerja kepala sekolah yang dapat dilakukan oleh

pengawas sekolah dengan cara wawancara dengan kepala sekolah yang ber-

sangkutan, khususnya mengenai kemampuannya dalam: (a) memahami dan

menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi; (b) menyusun program supervisi

pendidikan; (c) melaksanakan program supervisi; (d) memanfaatkan hasil-hasil

supervisi; (e) melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi.

Untuk melakukan evaluasi kinerja kepala sekolah pada kompetensi ini,

maka pengawas sekolah dapat melakukannya dengan menggunakan instrumen

berbentuk wawancara sebagaimana diulas sebelumnya. Di samping me-

laksanakan supervisi kepada guru, kepala sekolah sendiri diharapkan mampu

melakukan monitoring dan evaluasi yang dapat dilihat oleh pengawas sekolah

52

Page 53: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

sebagai dasar untuk evaluasi kinerjanya. Hal-hal yang perlu diungkap antara lain

apakah kepala sekolah: (a) memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik

monitoring dan evaluasi; (b) mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi

sekolah; (c) mengidentifikasi indikator-indikator sekolah yang efektif dan

menyusun instrumen; (d) menggunakan teknik-teknik monitoring dan evaluasi;

(e) mensosialisasikan dan mengarahkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi;

(f) menganalisis data hasil monitoring dan evaluasi; dan (g) memiliki komitmen

kuat untuk memperbaiki kinerja sekolah beraasarkan hasil mo-nitoring dan

evaluasi

Dalam menilai kinerja kepala sekolah pada kompetensi ini, pengawas

sekolah dapat melakukannya dengan menggunakan sistem evaluasi melalui

instrumen dalam bentuk review dokumen tentang berbagai kegiatan yang su-

dah dilakukan sekolah

5. Kompetensi Sosial

Kompetensi ini pada dasarnya cukup sulit jika harus dikaitkan dengan

aktivitas sosial secara penuh oleh sekolah jika hal itu dilakukan dalam rangka

keterkaitannya dengan program sekolah. Pada dasarnya sebagai bahan acuan

pengawas sekolah untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala sekolah

untuk kompetensi dan sub kompetensi ini, diantaranya mencakup: (a) bekerja

sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah; (b)

berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan; dan (e) memiliki kepe-

kaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

Kompetensi kepala sekolah yang berhubungan dengan kemampuan un-

tuk mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat bisa diwujudkan melalui

kemampuannya dalam hal: (1) memfasilitasi dan memberdayakan dewan

sekolah/komite sekolah sebagai perwujudan pelibatan masyarakat terhadap

pengembangan sekolah; (2) mencari dan mengelola dukungan dari masyarakat

(dana, pemikiran, moral dan tenaga, dsb) bagi pengembangan sekolah; (3)

menyusun rencana dan program pelibatan orangtua siswa dan masyarakat; (4)

53

Page 54: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

mempromosikan sekolah kepada masyarakat; (5) membina kerjasama dengan

pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat; dan (6) membina hubungan

yang harmonis dengan orangtua siswa.

Untuk menilai kinerja kepala sekolah terhadap kompetensi ini, maka

pengawas sekolah harus mampu memahami komite sekolah, minimal mema-

hami keberadaan komite lengkap dengan program kerjanya. Dengan demikian

evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan

beberapa catatan pembukuan kepala sekolah yang menunjukkan adanya pem-

berdayaan dan keterlibatan masyarakat di sekitar dalam mensukseskan pro-

gram sekolah.

Kompetensi sosial ini kadang juga sering berhubungan dengan tuntutan

kepala sekolah dalam hal mengembangkan budaya sekolah atau madrasah

secara adaptif, lebih baik, dan maju. Sub kompetensi ini bisa diwujudkan me-

lalui kemampuannya untuk: (1) menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai

kehidupan sekolah yang demokratis; (2) membentuk budaya kerjasama (school

corporate culture) yang kuat; (3) menumbuhkan budaya profesionalisme warga

sekolah; (4) menciptakan iklim sekolah yang kondusif akademis; dan (5)

menumbuhkembangkan keragaman budaya dalam kehidupan sekolah.

Untuk menilai kinerja kepala sekolah dalam aspek kompetensi ini,

pengawas sekolah dapat melakukannya dengan melalui observasi dan wawan-

cara langsung dengan warga sekolah yang ditujukan pada kinerja kepala se-

kolah untuk aspek yang tersebut.

Semua komptensi dan sub kompetensi ini berlaku untuk kepala

sekolah/madrasah pada jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah

atau SMA/MA.

B. Aspek Penilaian, Instrumen, dan Responden Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

1. Aspek Penilaian

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa aspek yang dinilai da-

lam penilaian kinerja kepala sekolah mencakup tiga dimensi yakni: (a) komit-

54

Page 55: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

men terhadap tugas, (b) pelaksanaan tugas, dan (c) hasil kerja. Komitmen

terhadap tugas sebagai aktualisasi dari kompetensi kepribadian dan

kompetensi sosial kepala sekolah. Pelaksanaan tupoksi sebagai aktualiasi

dari kompetensi manajerial, kompetensi supervisi dan kompetensi

kewirausahaan yang dimiliki kepala sekolah sedangkan hasil kerja

merupakan dampak dari pelaksanaan tugas pokok kepala sekolah sebagai

refleksi dari semua dimensi kompetensi kepala sekolah.

Berdasarkan ruang lingkup penilaian kinerja kepala sekolah maka ins-

trumen yang akan digunakan dalam penilaian kinerja kepala sekolah adalah

skala penilaian (rating scale). Rating scale adalah daftar pernyataan/perta-

nyaan yang harus dinilai oleh responden. Hasil penilaian terhadap

pernyataan yang diajukan dinyatakan dalam empat skala nilai yang

diurutkan mulai dari nilai yang terendah (1) sampai nilai yang tertinggi (4).

Dengan demikian setiap pernyataan berpeluang memiliki skala nilai

tersendiri yang bergerak di antara angka satu (1) sampai angka empat (4).

Responden tinggal menetapkan salah satu skala nilai atas pertanyaan yang

diajukan. Setiap pernyataan/pertanyaan yang diajukan memiliki empat

deskriptor masing-masing. Deskriptor inilah yang dijadikan dasar dalam

menentukan besar kecilnya skala nilai. Sebagai contoh perhatikan tabel 1 di

bawah ini yang menyajikan aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja kepala

sekolah. Tentu saja setiap pengawas TK-SD-SMP dapat menyusun sendiri

aspek-aspek yang akan dinilai dari kepala sekolah sesuai dengan

kebutuhannya. Namun harus diingat bahwa aspek manapun yang akan

dinilai dalam penilaian kinerja kepala sekolah harus didasarkan pada tugas

pokok kepala sekolah.

Tabel 4.1 Aspek Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

No. Komponen Aspek/Dimensi Sub Aspek dan Indikator

1. Pelaksanaan 1. Supervisi 1.1. Merencanakan program

supervisiTupoksi 1.2. Melaksanakan program 1.3. Menindaklanjuti program

55

Page 56: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

2. Manajerial 2.1. Menyusun perencanaan sekolah 2.2. Mengembangkan organisasi 2.3. Memimpin sekolah dalam

mendayagunakansumberdaya sekolah

2.4. Mengelola perubahan & pepengembangan Sekolah

2.5. Menciptakan budaya dan iklim bagi pembelajaran peserta didik

2.6. Mengelola guru dan staf2.7. Mengelola sarana dan prasarana2.8. Mengelola hubungan sekolah

masyarakat 2.9. Mengelola peserta didik 2.10 Mengelola pengembangan 2.11 Mengelola keuangan sekolah2.12 Mengelola ketatausahaan 2.13 Mengelola unit layanan khusus

2.14. Mengelola sistem informasi 2.15 Memanfaatkan kemajuan masi bagi peningkatan

pembelajaran dan manajemen 2.16

.

Melakukan monitoring, evaluasi,

dan pelaporan pelaksanaan programkegiatan sekolah

3. 3.1. Mengembangkan usaha sekolah 3.2. Membudayakan perilaku

2. Komitmen 1. Kepribadian 1.1 Jujur dalam melaksanakan tugas terhadap 1.2 Terbuka dalam melaksanakan tugas 1.3 Bertanggungjawab dalam

1.4 Memiliki integritas sbg

2. Sosial 2.1. Menjalin hubungan dgn pihak 2.2. Memberikan bantuan kepada

3. Hasil Kerja 1. Prestasi siswa 1.1. Prestasi akademik siswa 1.2. Prestasi non-akademik siswa

2. Prestasi guru 2.1. Prestasi akademik guru 2.2. Prestasi non-akademik guru

3. Prestasi 3.1. Kelebihan dari sekolah lain sekolah 3.2. Penghargaan yang diterima

Dari tabel di atas terlihat bahwa ada tiga komponen yang dinilai dan se-

tiap komponen terdiri atas sejumlah aspek dan untuk setiap aspek terdiri

atas beberapa indikator. Masing-masing indikator ditunjukkan oleh bukti

fisik atau deskriptor, sebagai kinerja spesifik yang akan dinilai. Keberadaan

56

Page 57: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

bukti fisik atau deskriptor tersebut disesuaikan dengan standar/kriteria

penilaian yang ditetapkan. Penjabaran komponen, aspek, indikator,

deskriptor. dan kriteria penilaian dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1 Model Penjabaran Komponen Penilaian Kinerja

Indikator adalah karakteristik, ciri, atau tanda yang menunjukkan krite-

ria tertentu dari suatu obyek yang dinilai. Kriteria adalah standar atau

ukuran tertentu yang dijadikan patokan dalam menilai suatu obyek.

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan indikator dengan kriteria

yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja baru dapat dilaksanakan jika kriteria

dan indikator keberhasilan tugas telah disusun atau ditetapkan.

Keberhasilan tugas ditandai dengan terlaksananya sejumlah kegiatan yang

harus dilakukan serta sejauhmana tujuan pekerjaan tersebut dapat dicapai.

Dalam menyusun kriteria dan indikator kinerja diperlukan pemahaman yang

tepat tentang deskripsi tugas kepala sekolah serta aspek-aspeknya. Indikator

kinerja dapat dinyatakan dalam bentuk hasil kerja dan proses kerja. Contoh

indikator kinerja kepala sekolah dalam aspek supervisi akademik antara lain:

1. Membimbing guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

2. Membimbing guru dalam menggunakan media dan alat bantu

57

Kompetensi Kep. Sek. Tugas Pokok dan Fungsi

Aspek/Dimensi Penilaian

Indikator

Deskriptor

Standar/Kriteria

Indikator

Deskriptor

Standar/Kriteria

Indikator

Deskriptor

Standar/Kriteria

Page 58: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

3. Menilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran

Pada tahap selanjutnya dirumuskan deskriptor atau bukti fisik yang

menujukkan keberhasilan dan atau keterlaksanaan suatu tugas untuk setiap

indikator yang ditetapkan. Jumlah deskriptor atau bukti fisik untuk setiap

indikator tergantung kepada luasnya cakupan penilaian, bisa hanya satu

deskriptor atau lebih. Deskriptor atau bukti fisik inilah yang nantinya akan

diamati, dinilai, atau diperiksa dalam menentukan tingkat kinerjanya.

Contoh deskriptor/bukti fisik untuk indikator; menilai kemampuan guru

dalam melaksanakan pembelajaran antara lain:

1. Pembelajaran menempuh tahapan pembukaan, kegiatan inti dan penutup.

2. Menggunakan berbagai metode dan teknik mengajar.

3. Menggunakan media dan alat bantu pada saat melaksanakan pembelajaran.

4. Melaksanakan penilaian formatif pada saat pembelajaran berlangsung.

Setelah indikator dan deskriptor dirumuskan, selanjutnya ditetapkan

kriteria atau standar kinerja yaitu patokan yang dijadikan acuan dalam

penilaian. Kriteria penilaian dapat dinyatakan secara kuantitatif ataupun

kualitatif. Berikut contoh kriteria penilaian dalam bentuk skor (skala

peringkat) serta pemaknaanya yang dapat digunakan dalam menilai kinerja

kepala sekolah/madrasah.

Skor (1): Kinerja hanya memenuhi satu standar yang terdapat dalam

deskriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja

pada tingkat ini menunjukkan kategori rendah.

Skor (2): Kinerja hanya memenuhi dua standar yang terdapat dalam

deskriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Tingkat

kinerja ini menunjukkan kategori sedang.

Skor (3): Kinerja memenuhi tiga standar yang terdapat dalam

deskriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja

pada tingkat ini menunjukkan kategori tinggi.

Skor (4): Kinerja telah memenuhi semua standar yang terdapat dalam

desriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja

58

Page 59: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

pada tingkat ini menunjukkan kategori sangat tinggi.

2. Instrumen Penilaian

Beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kinerja kepala

sekolah, di antaranya adalah instrumen dalam bentuk yang sangat

bervariatif. Berikut ini adalah beberapa instrumen yang dapat dipakai oleh

para pengawas sekolah dalam rangka menilai kinerja kepala sekolah.

Beberapa instrumen yang bisa digunakan untuk menilai kinerja kepala

sekolah sesuai dengan jenis kompetensi yang diuraikan di atas adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.2 Kesesuaian Instrumen PenilaianKinerja Kepala Sekolah

No. Kinerja Berdasarkan

Kompetensi

Jenis Instrumen

Evaluasi Kinerja

Banyaknya

Butir1 Kepribadian Wawancara 6 butir2 Manajerial Wawancara 16 butir

3 Kewirausahaan Wawa

ncara 5 butir

Penga

matan 4 Supervisi Wawa

ncara 3 butir

Revie

5 Sosial Wawa

ncara 3 butir

Revie

w Dokumen Pemilihan instrumen pada dasamya bisa saja disilang, dalam arti kinerja

kepala sekolah pada unjuk kerja berdasarkan kompetensi nomor 1 jika ha-

nya dinilai dengan menggunakan instrumen X misalnya menunjukkan hasil

yang belum mengukur, maka pengawas sekolah sebagai penilai mengguna-

kan instrumen tambahan, sehingga apa yang diukur dapat tercapai.

Alternatif lain sebelum pengawas menentukan instrumen tertentu

berdasarkan tabel di atas, bisa saja melakukan diskusi dengan sesama

pengawas mengenai pengalamannya dalam menilai kinerja kepala sekolah

pada jenjang yang berbeda. Maksudnya instrumen yang digunakan untuk

mengukur kinerja kepala sekolah pada jenjang Sekolah Dasar mungkin saja

59

Page 60: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

tidak efektif ketika digunakan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama.

Demikian juga dengan jenjang sekolah berikutnya. Dengan demikian pada

pelaksanaan evaluasi kinerja untuk mengetahui sejauh mana ketercapain

kompetensi kepala sekolah ini harus terlebih dahulu pengawas sekolah

sebagai evaluator melakukan ujicoba beberapa instrumen sesuai dengan

kesempatan dan waktu ketika berkunjung ke sekolah yang dibinanya.

Pada dasamya untuk mengukur kinerja kepala pengawas sekolah harus

memahami betul kompetensi kepala sekolah. Namun demikian upaya

pengawas sekolah dalam melakukan pengujian secara objektif melalui

lembaran khusus yang diberikan baik kepada dirinya maupun kepada orang

lain.

Penyusunan instrumen untuk setiap jenisnya baik itu pedoman

wawancara, pengamatan, maupun review dokumen bisa dikembangkan

sendiri oleh pengawas sekolah. Adapun yang menjadi acuan berapa butir

yang harus dikembangkan sebagaimana terlihat pada tabel di atas

disesuaikan dengan sub kompetensi yang sudah dirumuskan sebelumnya.

Berikut adalah lampiran contoh ketiga jenis instrumen yang

dikembangkan untuk mengukur kinerja kepala sekolah pada beberapa

kompetensi.

Contoh 4.1

PEDOMAN WAWANCARA KINERJA KEPALA SEKOLAH

(JENJANG TK, SD, SMP, SMA, SMK*)

Dimensi : Supervisi

Nama Kepala Sekolah : _______________

Nama Sekolah : _______________

Alamat Sekolah : _______________

No. PERTANYAANURAIAN

JAWABANKESIMPULAN

JAWABAN1 Bagaimanakah Kepala Sekolah

60

Page 61: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatanprofesionalisme guru?

2

Bagaimanakah Kepala Sekolah melaksanakan supervisi akademikterhadap guru dengan menggunakanpendekatan dan teknik supervisi yang tepat?

3

Bagaimanakah Kepala Sekolah menindak-lanjuti hasil supervisi akademik terhadapguru dalam rangka peningkatanprofesionalisme guru?

61

Page 62: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Contoh 4.2

PEDOMAN PENGAMATAN KINERJA KEPALA SEKOLAH

(TK, SD, SMP, SMA, SMA*)

Dimensi : Manajerial

Nama Kepala Sekolah : _______________

Nama Sekolah : _______________

Alamat Sekolah : _______________

No. PERTANYAANHASIL

PENGAMATAN

KESIMPULANHASIL

PENGAMATAN

1

Bagaimanakah Kepala Sekolah me- nyusun perencanaan sekolah/ madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

2Bagaimanakah Kepala Sekolah me- ngembangkan organisasi sekolah/ madrasah sesuai dengan kebutuhan. Bagaimanakah Kepala Sekolah me-

3 Mimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya Sekolah/madrasah secara optimal. Bagaimanakah Kepala Sekolah me-

4ngelola perubahan dan pengembangan Sekolah/madrasah menuju organisasiBagaimanakah Kepala Sekolah men-

5 ciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik. Bagaimanakah Kepala Sekolah menge-

6 lola guru dan staf dalam rangka

62

Page 63: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

pendayagunaan sumber daya manusiasecara optimal. Bagaimanakah Kepala Sekolah me-

7ngelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendaya-gunaan secara optimal. Bagaimanakah Kepala Sekolah me- ngelola hubungan sekolah/madrasah

8 dan masyarakat dalam rangka penca- rian dukungan ide, sumber belajar dan pembinaan sekolah/madrasah. Bagaimanakah Kepala Sekolah me-ngelola peserta didik dalam rangka

9 penerimaan peserta didik baru, danpenempatan dan pengembangan ka-pasitas peserta didik.Bagaimanakah mengelola pengem-

10 bangan kurikulum dan kegiatan pem-belajaran sesuai dengan arah dan tujuanpendidikan nasional.Bagaimanakah mengelola keuangan

11 Sekolah/madrasah sesuai denganprinsip pengelolaan yang akuntabel,transparan dan efisien.Bagaimanakah mengelola ketatausa-

12 haan sekolah/madrasah dalam men-dukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah.Bagaimanakah Kepala Sekolah menge-lola unit layanan khusus sekolah/

13madrasah dalam mendukung kegiatan

63

Page 64: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

pembelajaran dan kegiatan pesertadidik di sekolah/ madrasah.Bagaimanakah mengelola sistem infor-

14 masi sekolah/madrasah dalammendukung penyusunan programdan pengambilan keputusan.Bagaimanakah Kepala sekolah me-manfaatkan kemajuan teknologi infor-

15 masi bagi peningkatan pembelajarandan manajemen sekolah/madrasah.Bagaimanakah Kepala Sekolah me-Lakukan monitoring, evaluasi dan

16 pelaporan pelaksanakan program ke-giatan sekolah/madrasah dengan pro-sedur yang tepat, serta merencanakantindak lanjut

Contoh 4.3

PEDOMAN REVIEW DOKUMEN KINERJA KEPALA SEKOLAH BERDASARKAN

KOMPETENSI MANAJERIAL

(JENJANG TK, SD, SMP, SMA, SMA *)

Sub Kompetensi : Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendi

64

Page 65: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

dikan nasional.

Nama Kepala Sekolah : ………………………………

Nama Sekolah : ………………………………

Alamat Sekolah : ………………………………

No PERTANYAANHASIL

REVIEWDOKUMEN

KESIMPULANHASIL

REVIEWAdakah dokumen Tim Pengembang ku-

1 Rikulum yang difasilitasi dan disahkan oleh Kepala Sekolah Apakah ada dokumen tertulis sebagai

2 Produk dari tenaga kependidikan yang didukung oleh kepala sekolah untuk mata pelaiaran tertentu. Bagaimanakah bentuk dokumen Strategipengembangan sekolah yang disiapkan

3 Kepala sekolah untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan dokumen kumpulan standar kompetensi setiap mata pelajaran.Apakah semua guru mampu menyusun

4 Silabus sebagai hasil pembinaan kepala sekolah? Bagaimana kesesuaian silabus untuk setiap Mata Pelaiaran? Adakah panduan yang dirumuskan KS bersama guru dalam rangka memfasilitasi

5 guru untuk memilih buku sumber yangSesuai untuk setiap mata pelajaran?Adakah catatan pembimbingan KS kepada

6 guru dalam mengembangkan dan memperbaiki proses belajar mengajar? Bagaimana deskripsinya? Adakah acuan KS yang dibuat sendiri/

65

Page 66: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

agenda sebagai bahan dalam mengarahkan7 tim pengembang kurikulum untuk

mengupayakan kesesuaian kurikulumdengan kemajuan ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni (ipteks), tuntutandan kebutuhan masyarakat, dan kebutuhan peserta didik? Bagaimanakah isinva?Adakah laporan-laporan kegiatan yang disuport oleh KS kepada Tim Sekolah

8 dalam kegiatan menggali dan memobi- lisasi sumberdaya pendidikan ? Bagaimanakah isinya? Bagaimanakan prosedur yang ditempuh

9 KS dalam rangka mendukung guru dalammengidentifikasi kebutuhan bagi pengembangan kurikulum lokalAdakah prosedur tertulis mengenai pan-

10 duan evaluasi pelaksanaan kurikulum yang dikembangkan bersama dengan KS dan guru? Bagaimana hasilnya?

Pada bagian ini pengawas sekolah diharapkan mampu untuk mengembangkan

instrumen sendiri dengan catatan pasangan antara kompetensi yang akan diukur

sesuai dengan kinerja yang ada, penulis telah menyesuaikan padaa tabel 1 di atas.

Demikian juga dengan banyaknya butir. Contoh instrumen dikembangkan di atas

bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa instrumen hendaknya disusun

sebelum pengawas sekolah melakukan evaluasi ke lapangan, namun akan lebih baik

jika instrumen untuk menilai kinerja kepala sekolah ini dibuat ketika pengawas

sekolah merumuskan rencana kerja pada setiap tahunnya. Kemudian instrumen

diujicoba sesuai dengan sampel yang setara maksudnya, jika instrumen ini ditujukan

untuk mengukur kinerja kepala sekolah pada jenjang TK, SD, dan jenjang lainnya,

maka diharapkan sampel cukup mewakili semua jenjang tersebut.

3. Responden Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

66

Page 67: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Salah satu teknik atau pendekatan dalam penilaian kinerja adalah peni-

laian 360 derajat. Artinya kinerja seseorang dinilai oleh empat penjuru atau

empat penilai yakni: (a) penilaian dari atasan, (b) penilaian dari bawahan,

dan (c) penilaian dari mitra sejajar yang terdiri atas dua sisi yakni sisi kanan

dan sisi kiri. Oleh sebab itu penilaian kinerja kepala sekolah dilakukan oleh:

a. Atasannya dalam hal ini adalah pengawas sekolah dan atau kepala dinas

pendidikan kabupaten/kota.

b. Bawahannya dalam hal ini adalah guru dan/atau tenaga administrasi sekolah.

c. Rekan atau mitranya dalam hal ini ada dua sisi yakni: (1) kelompok kerja

kepala sekolah (K3S), dan (2) komite sekolah.

Penilaian kinerja kepala sekolah sebagaimana dikemukakan di atas yang

terdiri atas empat kategori responden dapat digambarkan dalam bagan

sebagai berikut.

Dengan kata lain kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas po-

koknya dinilai secara komprehensif dari unsur atasan, bawahan dan rekan

semitra yang kredibel dan obyektif secara transparan dan akuntabel. Ini

berarti responden penilai kinerja kepala sekolah sekurang-kurangnya terdiri

atas guru (bawahan), pengawas sekolah (atasan), K3S dan Komite Sekolah

(mitra sejajar). Dalam hal tertentu bisa juga oleh kepala dinas pendidikan

sebagai atasannya. Guru ditempatkan sebagai bawahan, pengawas sekolah

67

Pengawas

Kinerja Kasek

Guru

K3SKomite Sekolah

Page 68: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

ditempatkan sebagai atasan, K3S dan komite sekolah ditempatkan sebagai

mitra/rekan setara. Berikut ini disajikan tabel yang berisi aspek yang dinilai

dari kinerja kepala sekolah dan responden atau penilai yang terdiri atas

empat unsur yakni guru (GR), pengawas sekolah (PS), kelompok kerja kepala

sekolah (K3S) dan komite sekolah (KS).

Tabel 4.3 Aspek yang Dinilai dan Responden Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah

No.KOMPONENPENILAIAN

ASPEK/DIMENSIPENILAIAN

GR PS K3S KS

1. Pelaksanaan 1. Manajenal V V - -Tupoksi 2. Kewirausahaan V V - -

3. Supervisi V V - -2. Komitmen 1. Kepribadian V V V V

Terhadap tugas 2. Sosial V V V V3. Hasil kerja 1. Prestasi siswa V V V V

2. Prestasi guru V V V V3. Prestasi sekolah V V V V

Dari tabel di atas terlihat bahwa guru dan pengawas sekolah menjadi

sumber data yang paling utama disusul oleh K3S dan komite sekolah. Guru

dan pengawas sekolah menilai semua dimensi kinerja kepala sekolah,

sedangkan K3S dan komite sekolah menilai dua dimensi yakni dimensi

komitmen dalam melaksanakan tugas dan dimensi hasil kerja. Oleh sebab

itu data hasil penilaian diberi bobot yang berbeda untuk setiap responden.

Data hasil penilaian dari guru dan pengawas sekolah masing-masing diberi

bobot 3, data hasil penilaian dari K3S dan komite sekolah masing-masing

diberi bobot 2. Dengan demikian hasil penilaian kinerja kepala sekolah

dinyatakan dalam nilai rata-rata dari keempat responden setelah diberi

bobot sebagaimana dikemukakan di atas.

C. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

68

Page 69: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah dapat dilakukan sesuai

dengan kebutuhan pengukuran kompetensi di atas serta mempertimbangkan

instrumen yang sesuai dengan fokus penilaian. Dua hal utama yang harus

diperhatikan ketika melaksanakan penilaian kinerja kepala sekolah adalah waktu

dan frekuensi pelaksanaan penilaian. Untuk kepentingan kelancaran penilaian

kinerja dilakukan berdasarkan persiapan yang matang baik waktu, instrumen

berdasarkan indikator kompetensi sudah dirumuskan dalam agenda penilaian.

Diharapkan SDM penilai adalah pengawas sekolah itu sendiri sesuai dengan

anggaran yang sudah disiapkan berdasarkan kebutuhan. Dengan demikian

keempat komponen yang harus diperhatikan ini dapat dirumuskan dalam bentuk

skedul penilaian kinerja.

1. Waktu Pelaksanaan Penilaian

Pengawas hendaknya memiliki jadwal berkunjung ke sekolah-sekolah

yang dibinanya. Jadwal ini dipampang di Kantor UPTD. Waktu berkunjung

inilah yang bisa digunakan untuk pelaksanaan penilaian kinerja kepala seko-

lab di sekolah yang dikunjungi. Sebagai misal pengawas sekolah dapat mela-

kuknn pada setiap minggu, bulan, atau semester. Secara spesifik rincian

waktu pelaksanaan penilaian kinerja disesuaikan dengan pengelompokan

kompetensi yang direncanakan, misalnya pengawas sekolah dapat

memetakan 5 kompetensi yang sudah diuraikan di depan ke dalam

pemetaan evaluasi untuk setiap minggu sebagaimana terlihat pada Tabel 3.4

berikut ini.

Tabel 4.4 Pedoman Waktu Pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

No.Kompetensi Waktu *Jml Target

Bentuk Tindak Lanjut (Kinerja dalam Kepala SekolahSekolah) 1 2 Sasaran

1 Disesuaikan temuan 2345

Keterangan:Target KS sasaran disesuaikan dengan kemampuan pengawas sekolah

69

Page 70: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah ini bisa dilakukan dengan

pedoman yang sama dari jenjang TK sampai dengan SMA dan SMK. Sesuai

dengan jenis kompetensi mana yang akan dinilai dari kepaIa sekolah untuk

jenjang pendidikan tertentu, maka pengawas sekolah hendaknya kembali

kepada jenis dan pedoman evaluasi dalam bentuk instrumen yang telah

disesuaikan pada tabel di atas. Berdasarkan hal itu maka waktu untuk

menilai kinerja berdasarkan kompetensi tertentu tentunya akan

membutuhkan waktu yang berbeda-beda. Namun demikian jika disesuaikan

dengan jenjang satuan pendidikan, maka penilaian dilakukan sesuai dengan

jenjang pendidikan. Artinya waktu untuk menilai kinerja yang sama akan

berbeda jika jenjang satuan pendidikannya berbeda, misalnya untuk di SD

mungkin akan berbeda jika dilaksanakan di SMA.

2. Frekuensi Pelaksanaan Penilaian

Pada umumnya pengawas sering mengalami kesulitan untuk menentu-

kan jumlah/frekuensi penilaian kinerja kepala sekolah yang dibinanya. Pada

Pengawas tingkat Sekolah Dasar biasanya kesulitan disebabkan oleh banyak-

nya jumlah sekolah. Sementara itu pada pengawas SMP/SMA/SMK terutama

di daerah Kabupaten kendalanya ada pada jarak satu sekolah dengan yang

lain.

Menghadapi permasalahan tersebut, seorang pengawas memang harus

membuat jadwa penilaian atau kunjungan secara ketat. Jangan sampai

dalam satu periode kepengawasan, ada kepala sekolah yang belum

mendapatkan penilaian kinerjanya dari pengawas. Idealnya sekurang-

kurangnya setiap tahun seorang kepala sekolah mendapatkan penilaian

kinerjanya dari pengawas. Dalam keadaan yang sulit, misalnya di daerah

yang transportasinya masih belum lancar, penilaian kinerja kepala sekolah

sekurang-kurangnya harus dilakukan minimal tiga tahun. Hal ini disesuaikan

dengan lamanya siswa belajar, khususnya pada jenjang SMP dan SMA.

70

Page 71: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

D. Analisis dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

Data yang diperoleh melalui instrumen penilaian kinerja selanjutnya di-

olah dan dianalisis dengan teknik statistika sederhana. Tujuan pengolahan dan

analisis data hasil penilaian adalah untuk memperoleh informasi sampai se-

jauhmana tingkat kinerja kepala sekolah berdasarkan indikator dan deskriptor

yang telah ditentukan. Atas dasar informasi tersebut diperoleh nilai derajat

kinerja yang dinyatakan dalam angka yang dimaknai sebagai indeks nilai kinerja

kepala sekolah. Indeks nilai kinerja kepala sekolah yang dinilai oleh pengawas

sekolah menghasilkan empat jenjang kinerja sebagai berikut:

Indeks kinerja (1) : artinya kinerja kepala sekolah katagori rendah,

Ilndeks kinerja (2): artinya kinerja kepala sekolah katagori sedang,

Indeks kinerja (3) : artinya kinerja kepala sekolah kategori tinggi,

Indeks kinerja (4) : artinya kinerja kepala sekolah katagori sempurna.

Kepala sekolah yang memperoleh indeks kinerja (1) dan indeks kinerja (2) adalah

kepala sekolah yang perIu mendapat pembinaan. Sebaliknya kepala sekolah yang

memperoleh indeks kinerja (3) dan (4) layak diberikan penghargaan.

Proses pengolahan dan analisis data hasil penilaian kinerja kepala

sekolah/madrasah dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Memeriksa hasil penilaian untuk setiap kepala sekolah yang dinilai dengan

cara memberi skor minimal dan maksimal sesuai dengan kriteria penilaian.

Pemeriksaan dilakukan terhadap hasil penilaian dari setiap responden (guru,

pengawas sekolah, K3S dan komite sekolah)

2. Menghitung total skor yang diperoleh setiap kepala sekolah yang dinilai dari

masing-masing responden penilai, sehingga ada empat total skor yang

diperoleh setiap kepala sekolah.

Contoh: skor hasil penilaian kinerja kepala sekolah.

Nama Kepala Sekolah yang

Dinilai

Skor Dari Responden

GR PS K3S KS

1. Dra. Hikmah Kabriatul, M.Pd 70 64 60 50 2. Drs. Jihadin, M.Pd 68 70 72 56

71

Page 72: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

3. Dra. Siti Rosyidatul, M.Pd 72 70 70 60

3. Menghitung indeks skor yang diperoleh setiap kepala sekolah dari setiap

responden dengan cara membagi total skor dengan jumlah pertanyaan.

Misalkan dalam contoh tabel di atas jumlah pertanyaan sebanyak 20 butir.

Maka indeks nilai yang diperoleh Dra. Hikmah Kabriatul, M.Pd dari guru (GR)

adalah 3,5. Indeks nilai dari pengawas sekolah (PS) adalah 3,2. Indeks nilai

dari K3S adalah 3.0 dan indeks nilai dari komite sekolah (KS) adalah 2.5. Jika

penilai dari setiap unsur lebih dari satu misalnya guru yang menilai ada 8

orang, komite sekolah ada 5 orang, maka sebelum menentukan indeks nilai,

skor hasil penilaian dari guru dan komite sekolah dibuat nilai rata-ratanya.

4. Menghitung indeks nilai total dari empat responden penilaian dengan cara

mengalikan indeks nilai setiap responden dengan bobot nilai masing-masing,

kemudian hasilnya dijumlahkan dari semua jenis responden lalu dibagi 10.

Bobot nilai dari guru adalah 3, dari pengawas sekolah adalah 3, dari K3S

adalah 2 dan dari komite sekolah adalah 2. Kita ambil contoh indeks nilai total

yang dicapai Dra. Hikmah Kabriatul, M.Pd adalah sebagai berikut:

(3,5 x 3) + (3.2 x 3) + (3.0 x 2) + (2.5 x 2)) = 3.11 10

5. Menafsirkan indeks nilai total yang diperoleh pada langkah empat di atas

dengan standar kriteria yang digunakan. Telah dijelaskan bahwa indeks nilai

(1) adalah rendah, indeks nilai (2) adalah cukup, indeks nilai (3) adalah tinggi,

indeks nilai (4) adalah sangat tinggi.

Dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala sekolah

bernama Dra. Hikmah Kabriatul, M.Pd termasuk tinggi sehingga layak diberi

penghargaan. Indeks kinerja kepala sekolah dapat dibuat lebih tajam dengan

cara setiap dimensi/aspek yang dinilai diberi bobot masing-masing. Misalnya

untuk dimensi pelaksanaan tupoksi diberi bobot 4, untuk dimensi komitmen

dalam melaksanakan tugas diberi bobot 3, untuk dimensi hasil kerja diberi bobot

3. Setelah itu dihitung indeks nilai untuk setiap dimensi setelah skor setiap

72

Page 73: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

dimensi dikalikan dengan nilai bobotnya. Indeks nilai total merupakan rata-rata

nilai indeks dari ketiga dimensi tersebut setelah dikalikan bobot nilai.

Hasil pengolahan dan analisis data serta interpretasinya sebagaimana

dicontohkan di atas dituangkan secara tertulis dalam bentuk laporan hasil

penilaian kinerja kepala sekolah. Laporan tersebut dibuat oleh pengawas.

Setelah melaksanakan kegiatan penilaian kinerja kepala sekolah, penga-

was sekolah menyusun laporan hasil penilaian kinerja. Dalam laporan tersebut

harus digambarkan proses dan hasil penilaian yang telah dilakukan. Artinya

dalam laporan hasil penilaian kinerja dijelaskan bagaimana penilaian tersebut

dilaksanakan, bagaimana hasil yang diperoleh dari penilaian kinerja tersebut,

serta apa tindak lanjutnya baik dalam bentuk saran maupun rekomendasi.

Laporan hasil penilaian kinerja kepala sekolah dapat dijadikan media informasi

tertulis bagi pihak-pihak terkait yang ingin mengetahui kinerja kepala sekolah.

Secara umum laporan hasil penilaian kinerja kepala sekolah disusun

dengan tujuan: (a) memberikan gambaran mengenai kegiatan kepala sekolah

terutama dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, dan (b) memberikan

gambaran mengenai kondisi kinerja kepala sekolah sebagai bahan untuk

melakukan pembinaan terhadap kepala sekolah yang bersangkutan.

Laporan hasil penilaian kinerja kepala sekolah dapat dimanfaatkan untuk

berbagai kepentingan baik untuk pengawas sekolah itu sendiri maupun bagi

pihak-pihak lain yang terkait dengan peningkatan mutu pendidikan. Bagi kepala

sekolah yang bersangkutan, laporan hasil penilaian kinerja dapat dimanfaatkan

antara lain: (a) sebagai landasan dalam penyusunan program kerja sekolah dan

pembinaan kepala sekolah, (b) sebagai dokumentasi kegiatan penilaian kinerja

yang telah dilaksanakan (secara periodik 4 tahun), dan (c) sebagai bukti

pertanggungjawaban pengawas atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya

sebagai pengawas profesional.

Bagi Dinas Pendidikan, laporan hasil penilaian kinerja dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan sebagai berikut: (a) sebagai bahan dalam menilai kinerja

kepala sekolah yang bersangkutan; (b) sumber informasi untuk mengetahui

73

Page 74: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

gambaran spesifik tentang kinerja kepala sekolah; (c) sebagai landasan untuk

menentukan tidak lanjut pembinaan dan fasilitasi terhadap peningkatan kinerja

kepala sekolah; dan (d) sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian

penghargaan, promosi, mutasi dan insentif. Di samping itu, laporan hasil

penilaian kinerja kepala sekolah yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah dapat

dimanfaatkan oleh kepala sekolah dan guru sebagai umpan balik atas kinerjanya.

Dalam laporan pengawas mengenai hasil penilaian kinerja kepala sekolah,

sebaiknya juga dicantumkan rencana untuk kegiatan selanjutnya. Rencana tindak

lanjut ini bisa berupa penyusunan program untuk memotivasi kepala sekolah

untuk bagian-bagian kinerja berdasarkan kompetensi yang ada yang cenderung

masih kuranng. Untuk mengetahui masih kurang tidaknya, maka pengawas

sekolah dapat menggunakan hasil dari kesimpulan evaluasi yang sudah

dilakukan.

Bentuk kegiatan Rencana Kegiatan Tindak Lanjut (RKTL) ini pada dasamya

dapat berupa sebuah rencana kegiatan selanjutnya, atau dapat juga hanya

berupa kesimpulan dan bentuk penerapan dari hasil kesimpulan yang sudah

dirumuskan. Sebagai misal pengawas sekolah bisa melakukan sebuah penelitian

berkenaan dengan ketepatan perencanaan evaluasi yang sudah dibuat,

pelaksanaan atau bentuk kegiatan evaluasi yang telah dilakukan, analisis hasil

dari kegiatan pengawas sekolah sendiri ketika sedang melakukan evaluasi.

Dapat disimpulkan bahwa RKTL ini diharapkan memiliki dua dampak yaitu

terhadap: (1) sasaran yang dievaluasi, (2) pelaku yang melakukan evaluasi.

Keduanya diharapkan memperoleh dampak positif dari aktivitas RKTL ini, sebagai

misal untuk dampak bagi sasaran yang dievaluasi, yaitu kepala sekolah sudah

barang tentu akan memperoleh sejumlah perlakuan atau kegiatan dan lanjutan

penerapan apa yang mesti dilakukan oleh kepala sekolah di lingkungan sekolah.

Sedangkan untuk pelaku yang melakukan evaluasi, melalui RKTL ini akan tahu

kelemahan dan kekurangan apa yang seharusnya diperbaiki setelah menemukan

beberapa temuan di lapangan. Dengan demikian kedua belah pihak diharapkan

tersentuh oleh hasil dari RKTL ini.

74

Page 75: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

.

DAFTAR PUSTAKA

Bacal, Robert. 2005. Performance Management (alih bahasa oleh Surya Dharma). Jakarta: PT Sun.

Buchari, Zainun. (1994). Manajemen dan Motivasi, Jakarta : Balai Pustaka.

Castetter, William B. 1996. The Human Resourse Function in Educational Administration. Columbus, Ohio: Merril, Englewood Cliffs, New Jersey.

Cony Semiawan. 1982. Prinsip dan Teknik Pengukuran dan Penilaian di dalam Dunia Pendidikan. Jakarta: Mutiara.

Dunkin. J. Michael. (1987). Teaching and Teacher Education. New York. Pergoman Press.

Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual. Jakarta

Kustimi. (2003). Kinerja Kepala Sekolah dan Pengawas dalam Membina Kemampuan Mengajar Guru. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.

Power, Lorna. (2008). Format Penilaian: Rencana Pembelajaran. Jakarta:

Decentralized Basic Education (DBE-3).

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu., 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mohamad Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mondey, R., Wayn and Noe, Robert III. 1993. Human Resources Management Massachusetts : Allyn and Bacon A Devision of Simon & Schuster Inc.

Mulyasa, E. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

---------------. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Barn Algesindo.

Nitko, Anthony J. (1996). Educational Assessment of Students. Ohio: Merril.

75

Page 76: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Nugroho Susanto. 2000. Pelaksanaan Penilaian Jabatan Fungsional Guru. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan Guru yang bekerja di swasta. www. dikdasmen.org

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Talmn 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

Reigeluth. M. Charles. 1983. Instructional Design, Theories and Models. London: Lawrence Erlbaum Associaties Publisher.

Sudirman M. Chon. 2006. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah Menengah Kejuruan. www.dikmenjur.freehosting.net.

Surya Dharma. 2005. Manajemen Kinerja: Falsafah Teori dan Penerapannya. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Tilaar, H. A. R. 1997. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Toto Taharuddin. 2002. Kinerja Profesional Guru. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

76

Page 77: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Lampiran 1: Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanan Pembelajaran

(RP)

1. Nama Guru : …………………………………………………

2. NIP/NIK : …………………………………………………

3. Sekolah (tempat) : …………………………………………………

4. Mata Pelajaran : …………………………………………………

5. Waktu (penilaian) : …………………………………………………

6. Tanggal (penilaian) : …………………………………………………

NO. KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN NILAI

A Tujuan Pembelajaran

1. Kejelasan Tujuan Pembelajaran 1 2 3 4

2. Ruang Lingkup 1 2 3 4

3. Kejelasan urutan tujuan pembelajaran 1 2 3 4

4. Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar 1 2 3 4

B Pemilihan materi ajar

5. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4

6. Kesesuaian dengan karakteristik siswa 1 2 3 4

C Pengorganisasian materi ajar

7. Alur dan pengaturan materi 1 2 3 4

8. Ketepatan waktu 1 2 3 4

D Pilihan Materi/Media Pembelajaran

9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4

10. Kesesuaian dengan bahan pelajaran 1 2 3 4

11. Kesesuaian dengan karakteristik siswa 1 2 3 4

77

Page 78: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

E Kejelasan skenario pembelajaran

12. Langkah-langkah proses pembelajaran 1 2 3 4

13. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4

14. Kesesuaian dengan bahan pelajaran 1 2 3 4

15. Kesesuaian dengan karakteristik siswa 1 2 3 4

F Kerincian skenario pembelajaran

16. Kerincian kegiatan pengajaran dan pembelajaran 1 2 3 4

17. Kesesuaian waktu yang diberikan dengan tahapan pelajaran 1 2 3 4

G Evaluasi

18. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4

19. Kejelasan prosedur evaluasi 1 2 3 4

H Kelengkapan instrumen evaluasi

20. Ketersediaan instrumen 1 2 3 4

Total Skor

Nilai (RP) =

Komentar Penilai:

Penilai

Nama :

Jabatan :

Alamat Kantor :

Alamat Rumah :

Tanggal:

Tanda Tangan Penilai ________________

78

Page 79: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

.

79

Page 80: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Lampiran 2: Deskriptor Penilaian Kinerja: Rencana Pembelajaran (Lorna Power, Adisor AED DBE3-USAID)

No Komponen Beri nilai 1 jika… Beri nilai 2 jika… Beri nilai 3 jika… Beri nilai 4 jika…

A Kejelasan Hasil Pembelajaran

A.1 Kejelasan Tujuan

Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran

tidak dinyatakan

Tujuan Pembelajaran

Dinyatakan tetapi tidak

jelas

(misalnya: dapat

ditafsirkan berbeda-

beda)

Tujuan pembelajaran

dinyatakan dan jelas

tetapi tidak dapat diukur

(misalnya: beberapa

tujuan menyatakan

bahwa siswa dapat

melakukan apa yng

dipelajari tetapi mereka

tidak dapat melakukan

sebagai hasil dari

pelajaran)

Tujuan pembelajaran

dinyatakan jelas dan

dapat diukur.

(misalnya: dinyatakan

apa yang siswa pelajari

sebagai hasil dari

pembelajaran

80

Page 81: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

A.2 Ruang Lingkup Tujuan

Pembelajaran

Ruang lingkup tujuan

pembelajaran tidak

dinyatakan dengan jelas.

Tujuan pembelajaran

hanya meliputi satu

aspek saja (misalnya

pengetahuan) dan

keterampilan rendah

(misalnya siswa hanya

dituntut untuk belajar

dan menghapal

pengetahuan, fakta atau

pembelajaran

sebelumnya atau

mengcopy informasi dari

satu temapat ke tempat

lainnya)

Tujuan pembelajaran

meliputi 2 aspek atau

lebih (misalnya

pengetahuan, sikap dan

keterampilan) dan

keterampilan menengah

setiap siswa (misalnya,

siswa dituntut untuk

menjelaskan,

menyimpulkan atau

menafsirkan fakta dari

apa yang mereka telah

pelajari.)

Tujuan pembelajaran

meliputi 2 aspek atau

lebih dan menuntut

siswa menggunakan

keterampilan tingkat

tinggi

(misalnya: menganalisis,

sa, mensintemensa atau

mengevaluasi materi

pelajaran)

81

Page 82: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

A.3 Kejelasan urutan tujuan

pembelajaran

Clarity of ranking of

Learning Objectives

Urutan tidak

dinayatakan dengan

jelas

Learning objectives are

not stated

Urutan dinyatakan

dengan jelas tetapi tidak

dirangkai,

dikelompokkan dan

diranking

Tujuan pembelajaran

dirangkai atau

dikategorikan (misalnya:

(misalnya:

mengelompokkan ke

dalam aspek atau

menuliskannya sesuai

urutan dalam KTSP)

Tujuan pembelajaran

ranking dalam urutan

dari mudah ke sulit.

A.4 Keseuaian Tujuan

Pembelajaran dengan

Kompetensi Dasar

Tujuan Pembelajaran

tidak dinyatakan atau

tidak berhubungan

dengan SK atau KD

Beberapa tujuan

pembelajaran

berhubungan dengan

SK, KD tetapi lainnya

tidak berhubungan.

Tujuan pembelajaran

berhubungan dengan

SK, KD

Penulisan tujuan

pembelajaran/indicator

diperoleh diturunkan

dari SK atau KD dan

hubungannya sangat

jelas.

B PEMILIHAN MATERI PEMBELAJARAN

B.1 Kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran

Materi pelajaran tidak

dinyatakan, tidak jelas

atau tidak sempurna

Materi pelajaran jelas

tetapi tidak

berhubungan dengan

Materi pembelajaran

diangkat dari tujuan

pembelajaran tetapi

Materi pembelajaran

diangkat dari tujuan

pembelajaran dan

82

Page 83: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

tujuan pembelajaran tidak berhubungan jelas

dengan dunia nyata

(misalnya; meliputi

sebuah contoh atau

aktivitas tetapi tidak

dapat digunakan untuk

kehidupan)

berhubungan jelas

dengan dunia nyata

(misalnya; meliputi

sebuah contoh atau

aktivitas tetapi yang

dapat digunakan untuk

kehidupan)

B.2 Kesesuaian dengan

karakteristik siswa

Materi tidak jelas atau

sesuai dengan

karakteristik siswa

(misalnya terlalu sulit

atau terlalu mudah pada

umumnya siswa)

Materi jelas atau sesuai

dengan karakteristik

siswa namun tidak

menantang (misalnya:

umumnya siswa dapat

melakukan tetapi

mereka tidak belajar hal

baru)

Materi jelas atau sesuai

dengan karakteristik

siswa dan lebih

menantang (misalnya:

materi membantu siswa

mempelajari hal baru)

Materi jelas atau sesuai

dengan karakteristik

siswa dan dikhususkan

untuk karakteristik siswa

secara iperorangan

(misalnya: ada materi

tambahan – dikhususkan

untuk siswa yang pandai

dan materi remedi untuk

siswa yang lambat)

C PENGORGANISASIAN MATERI AJAR

83

Page 84: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

C.1 Alur dan pengaturan

materi

Kemajuan belajar berarti

bahwa orang belajar

menyusun pengalaman

dari pengalaman

sebelumnya

Rencana pelajaran tidak

diorganisasikan atau alur

materi tidak jelas.

Rencana pelajaran

diorganisasikan atau alur

materi jelas tetapi tidak

logis (misalnya: materi

tidak berkaitan dengan

materi lain)

Rencana pelajaran

diorganisasikan atau alur

materi jelas dan logis

tetapi hanya pada satu

pokok bahasan

(misalnya: ada

keterkaitan jelas syang

jelas dari pembelajaran

diantara mata pelajaran

tetapi tidak dengan

pembelajaran

sebelumnya—materi

tidak jelas bagaimana

hubungannya dengan

pokok bahasan lain)

Rencana pelajaran

diorganisasikan atau alur

materi jelas dan logis

dan sesui dengan mata

pelajaran.

(misalnya: ada

keterkaitan yang jelas

pembelajaran pokok

bahasan dan

pembelajaran pokok

bahasan sebelumnya –

materi berhubungan

dengan materi lain)

C.2 Ketepatan waktu

" Pengisi" suatu aktivitas

Waktu tidak dinyatakan

atau tidak jelas.

Waktu ada tetapi terlalu

banyak atau terlalu

Tingkat kedalaman

materi dapat diajarkan

Tingkat kedalaman

materi dapat diajarkan

84

Page 85: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

ekstra yang guru siapkan

untuk mengisi waktu jika

beberapa siswa

menyelesaikan pelajaran

awal

sedikit dibandingkan

waktu yang

dialokasikan.

dengan materi alokasi

waktu yang ada tetapi

perencanaan

pembelajaran tidak

memuat “aktivitas

pengisi”

dengan materi alokasi

waktu yang ada dan

perencanaan

pembelajaran memuat

“aktivitas pengisi”

D PILIHAN MATERI/MEDIA PEMBELAJARAN

D.1 Kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran

Tidak ada sumber/media

yang dinyatakan

Sumber belajar/media

ada namun tidak sesuai

dengan tujuan

pembelajaran (misalnya

buku tes siswa dapat

mengembangkan

keterampilan

pengukuran siswa)

Sumber/media

pembelajaran relevan

dengan tujuan

pembelajaran tetapi

tidak dapat membantu

pengembangan tujuan

pembelajaran dengan

lebih baik (misalnya:

guru menggunakan

Sumber/media

pembelajaran relevan

dengan tujuan

pembelajaran dan dapat

membantu

pengembangan tujuan

pembelajaran dengan

lebih baik (misalnya:

guru menggunakan

85

Page 86: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

benang dan mistar

dalam pengukuran

tetapi siswa tidak

memiliki dan

menggunakannya.)

benang dan mistar

dalam pengukuran dan

siswapun memiliki dan

menggunakannya.)

D.2 Kesesuaian dengan bahan

pelajaran

Tidak ada sumber/media

yang dinyatakan

Ada sumber/media yang

dinyatakan tetapi kurang

sesuai dengan materi

pelajaran (misalnya

menggunakan kalkulator

pada materi melukis

segitiga)

Ada sumber/media yang

dinyatakan tetapi tidak

dapat membantu siswa

memahami materi

pelajaran dengan lebih

baik. (misalnya gambar

dimensi dua untuk

membantu siswa

memahami bangun 3

dimensi)

Ada sumber/media yang

dinyatakan dan dapat

membantu siswa

memahami materi

pelajaran dengan lebih

baik.

(misalnya sebuah roda

sepeda untuk membantu

siswa mengetahui

pengertian jari-jari

lingkaran, busur

lingkaran dan keliling

86

Page 87: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

lingkaran.)

D.3 Kesesuaian dengan

karakteristik siswa

Tidak ada sumber/media

yang dinyatakan

No learning resources or

media are listed

Ada sumber/media yang

dinyatakan tetapi kurang

sesuai dengan tingkat

kelas siswa. (misalnya

siswa kelas IX diajarkan

operasi hitung dengan

menggunakan mistar

hitung)

Ada sumber/media yang

dinyatakan tetapi hanya

sebagian yang sesuai

dengan tingkat kelas

siswa.

Ada sumber/media yang

dinyatakan dan sesuai

dengan tingkat kelas

siswa. (misalnya siswa

kelas IX menggunakan

kalkulator grafik untuk

mengetahui grafik

persamaan kuadrat).

E KEJELASAN SKENARIO PEMBELAJARAN

E.1 Langkah-langkah proses

pengajaran dan

pembelajaran

Langkah-langkah proses

pengajaran dan

pembelajaran tidak

dinyatakan atau

membingungkan

Langkah-langkah proses

pengajaran dan

pembelajaran

dinyatakan tetapi tidak

lengkap (misalnya tidak

mencakup seluruh

Langkah-langkah proses

pengajaran dan

pembelajaran

dinyatakan tetapi tidak

mendalam

(misalnya tidak memuat

Langkah-langkah proses

pengajaran dan

pembelajaran

dinyatakan dan lengkap

serta memuat

ruang untuk latihan

87

Page 88: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

langkah-langkah

pembelajaran mulai dari

pembuka hingga

penutup)

ruang untuk latihan atau

contoh-contoh yang

dapat dilakukan)

atau contoh-contoh

yang dapat dilakukan

pada semua tingkatan

kelas.

E.2 Kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran

Langkah-langkah proses

pengajaran dan

pembelajaran tidak

dinyatakan atau

membingungkan

Strategi pembelajaran,

pendekatan dan metode

jelas tetapi tidak sesuai

dengan hasil

pembelajaran (misalnya

siswa menyelesaikan

tugas menulis padahal

mereka dituntut untuk

mampu bercakap)

Strategi pembelajaran,

pendekatan dan metode

jelas tetapi kurang sesuai

dengan hasil

pembelajaran

(misalnya banyak

strategi yang mengikuti

rangkaian dari buku teks,

misalnya guru

melakukan pengajaran

sesui dengan langkah-

langkah pada buku teks)

Strategi pembelajaran,

pendekatan dan

metode jelas dan sesuai

dengan hasil

pembelajaran dan

kompetensi

(misalnya strategi

pembelajaran

memadukan semua

teori dasar, pengalaman

dan praktik)

E.3 Kesesuaian dengan bahan Strategi pembelajaran, Strategi pembelajaran, Strategi pembelajaran, Strategi pembelajaran,

88

Page 89: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

pelajaran pendekatan dan metode

tidak dinyatakan dan

membingungkan.

pendekatan dan metode

dinyatakan tetapi tidak

sesuai dengan materi.

pendekatan dan metode

dinyatakan dan sesuai

dengan materi tetapi

dangkal dan tidak

menyenangkan

(misalnya bergantung

kepada buku teks)

pendekatan dan

metode dinyatakan dan

sesuai dengan materi

serta dapat membantu

siswa terlibat aktif dan

memahami apa yang

diajarkan.

E.4 Kesesuaian dengan

karakteristik siswa

Strategi pembelajaran,

pendekatan dan metode

tidak dinyatakan dan

membingungkan.

Strategi pembelajaran,

pendekatan dan metode

dinyatakan tetapi tidak

sesuai dengan

karakteristik siswa

(misalnya menugaskan

yang memiliki

penguasaan matematika

rendah untuk

Strategi pembelajaran,

pendekatan dan metode

dinyatakan tetapi kurang

sesuai dengan

karakteristik siswa

Strategi pembelajaran,

pendekatan dan

metode dinyatakan

tetapi dan sesuai

dengan umur dan

karakteristik siswa

89

Page 90: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

menyelesaikan soal sulit)

E.5 Kesesuaian langkah-

langkah proses

pengajaran dan

pembelajaran dengan

tingkat kelas siswa

Strategi pembelajaran,

pendekatan dan metode

tidak dinyatakan dan

membingungkan.

Strategi pembelajaran,

pendekatan dan metode

dinyatakan tetapi tidak

sesuai dengan tingkatan

siswa (Misalnya, siswa

baru saja memulai

mempelajari sebuah

keterampilan tetapi guru

menggunakan strategi

dimana siswa sendiri

harus melakukan

kegiatan itu secara

mandiri)

Strategi pembelajaran,

pendekatan dan metode

dinyatakan dan lebih

sesuai dengan tingkatan

siswa tetapi tidak sesuai

dengan kebutuhan siswa

(misalnya, siswa mulai

belajar bagaimana

menggunakan suatu

ketrampilan dengan

tepat tetapi belum

lancar. Guru memilih

metoda untuk siswa

praktek menggunakan

keterampilan tetapi

tidak ada umpan balik

untuk peningkatan siswa

Strategi pembelajaran,

pendekatan dan

metode dinyatakan dan

sangat sesuai dengan

tingkatan siswa

(Misalnya siswa mulai

mempelajari suatu

ketrampilan dengan

tepat tetapi belum

lancar. Guru memilih

metoda praktek dengan

menggunakan

ketrampilan dan

memastikan mengajar

ada umpan balik yang

dapat meningkatkan

keterampilan siswa)

90

Page 91: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

)

F KERINCIAN SKENARIO PEMBELAJARAN

F.1 RIncian aktivitas

pengajaran dan

pembelajaran

Ada rincian langkah-

langkah pengajaran dan

pembelajaran tetapi

tidak lengkap dan

membingungkan.

Ada rincian langkah-

langkah pengajaran dan

pembelajaran lengkap

dan jelas tetapi

perencanaan tidak

memuat perintah dan

penjelasan bagi siswa.

Guru lain tidak dapat

melaksanakan

Dengan benar rencana

tersebut.

Ada rincian langkah-

langkah pengajaran dan

pembelajaran lengkap

dan jelas dan

perencanaan memuat

perintah dan penjelasan

bagi siswa. Guru lain

sulit untuk

melaksanakan

Dengan benar rencana

tersebut jika hanya

mengikuti instruksi dari

RPP

Ada rincian langkah-

langkah pengajaran dan

pembelajaran lengkap

dan jelas serta memuat

perintah dan penjelasan

bagi siswa. Guru lain

mudah untuk

melaksanakan

dengan benar rencana

tersebut.

F.2 Kesesuaian waktu yang

diberikan dengan tahapan

Waktu tidak dinyatakan

atau membingungkan

Waktu dinyatakan tetapi

tidak meliputi tahap-

Waktu dinyatakan tetapi

tidak proporsional untuk

Waktu dinyatakan dan

proporsional untuk

91

Page 92: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

pelajaran Timing is not stated or is

confusing t

tahap pelajaran tahap-tahap pelajaran.

(contoh:. 40% membuka

pelajaran, 30% materi,

30% menutup pelajaran)

tahap-tahap pelajaran

Timing of each stage of

the lesson is

proportionate.

(misalnya. 5-10%

membuka pelajaran, 70-

80% materi dan 10-15%

menutup pelajaran

G EVALUASI PEMBELAJARAN

G.1 Kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran

Tidak ada teknik

penilaian yang

dinyatakan

No assessment

techniques are stated

Ada teknik penilaian

pada RPP tetapi

membingungkan.

Teknik penilaian tertulis

dengan jelas pada RPP

tetapi tidak jelas tetapi

tidak sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

(misalnya: teknik

bertanya untuk

mengukur keterampilan)

Teknik penilaian tertulis

dengan jelas pada RPP

tetapi tidak jelas dan

sesuai dengan tujuan

pembelajaran

(misalnya: unjuk kerja

untuk mengukur

keterampilan, bertanya

untuk pengetahuan dan

92

Page 93: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

pengamatan untuk

mengukur sikap).

G.2 Kejelasan prosedur

evaluasi

Tidak ada kejelasan

bagaimana melakukan

teknik penilaian

Tidak ada penjelasan

bagaimana melakukan

teknik penilaian tetapi

tidak jelas.

Ada penjelasan

bagaimana melakukan

penilaian tetapi tidak

melukiskan bagaimana

menggunakan

instrumen

(misalnya RPP

menyatakan bahwa

akan dilakukan teknik

observasi apa yang

dikatakan siswa tetapi

tidak menjelaskan

bagaimana

menggunakan rubric

kinerja)

Ada penjelasan

bagaimana melakukan

penilaian dan juga

melukiskan bagaimana

menggunakan

instrumen

93

Page 94: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

H KELENGKAPAN INSTRUMEN EVALUASI

H.1 Ketersediaan instrumen Tidak ada instrument

yang tersedia.

Instrumen penilaian ada,

tetapi sangat kurang dan

membingungkankan.

Instrumen penilaian

tersedia dan jelas tetapi

tidak sesuai dengan

teknik penilaian atau

proses yang diuraikan

dalam RPP

(misalnya instumen

penilaian yang

dinyatakan akan

dilaksanakan dengan

observasi tetapi

instrument yang tersed

kerja)

Instrumen penilaian

tersedia dan jelas dan

sesuai dengan teknik

penilaian atau proses

yang diuraikan dalam

RPP

(misalnya RPP

menyatakan bahwa

penilaian akan dilakukan

dalam bentuk observasi

apa yang dikatakan

siswa dan format

observasi tersedia

lengkap dengan rubrik

penilaiannya.

94

Page 95: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Lampiran 2: Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

(PP)

1. Nama Guru : …………………………………………………

2. NIP/NIK : …………………………………………………

3. Sekolah (tempat) : …………………………………………………

4. Mata Pelajaran : …………………………………………………

5. Waktu (penilaian) : …………………………………………………

6. Tanggal (penilaian) : …………………………………………………

NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I PRAPEMBELAJARAN

1. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4 5

2. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan materi pelajaran

3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5

4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4 5

5.Menyampaikan, tujuan, motivasi, dan materi dengan jelas

dan sesuai dengan hierarki belajar

1 2 3 4 5

6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5

B. Pendekatan/startegi pembelajaran

7.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai1 2 3 4 5

8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5

9. Menguasai kelas 1 2 3 4 5

10. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4 5

95

Page 96: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

11.Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif

1 2 3 4 5

12.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu

yang direncanakan

1 2 3 4 5

C. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

13. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 3 4 5

14. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5

15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5

D.Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan

siswa

16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 5

17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5

18.Menumbuhkan keceriaan dan antsiasme siswa dalam

belajar

1 2 3 4 5

NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR

E. Penilaian proses dan hasil belajar

19. Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4 5

20.Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

(tujuan)

1 2 3 4 5

F. Penggunaan Bahasa

21.Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan

benar

1 2 3 4 5

22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

III PENUTUP

23. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan 1 2 3 4 5

96

Page 97: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

melibatkan siswa

24.Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,

atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/ pengayaan

1 2 3 4 5

Total Skor

Nilai (PP) =

………………………., …………………

Penilai,

(………………………………………)

NIP/NIK

Nilai Akhir: ∑2RP + 3PP = 5

Keterangan:

RP = Rencana Pembelajaran

PP = Pelaksanaan Pembelajaran

Indeks kinerja (1) : artinya kinerja kepala sekolah katagori rendah,

Indeks kinerja (2) : artinya kinerja kepala sekolah katagori sedang,

Indeks kinerja (3) : artinya kinerja kepala sekolah kategori tinggi,

Indeks kinerja (4) : artinya kinerja kepala sekolah katagori

sempurna

ATAU

86 – 100 : AMAT BAIK

97

Page 98: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

76 – 85 : BAIK

66 – 75 : CUKUP

56 – 65 : KURANG

46 – 55 : BURUK

98

Page 99: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Lampiran 3. Format Penilaian Pelaksanaan Keterampilan Bertanya

Nama Guru : ………………. Pokok Materi : ………………….

Hari/tanggal : ………………. Kelas/Smt : ………………….

No Aktivitas Guru Skors Keterampilan Bertanya 1. Kejelasan pertanyaan yang disampaikan guru. 1 2 3 42. Kejelasan hubungan antara pertanyaan guru dengan 1 2 3 4

dibicarakan. 3. Pertanyaan ditujukan ke seluruh kelas lebih dahulu, baru 1 2 3 4

salah satu siswa. 4. Pemberian waktu berpikir untuk bertanya dan menjawab 1 2 3 45. Pendistribusian pertanyaan secara merata di antara para 1 2 3 46. Pemberian tuntunan: *) 1 2. 3 4

a Pengungkapan pertanyaan dengan cara lain. b Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana. c Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya.

*) Amati salah satu cara yang muncul. Komentar/Saran

Total Skor

Penilai,

(………………..)

NIP.

99

Page 100: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Lampiran 4. Format Penilaian Memberikan Penguatan

Nama Guru : ………………. Pokok Materi : ………………….

Hari/tanggal : ………………. Kelas/Smt : ………………….

No Aktivitas Guru SkorA. Penguatan Verbal 1. Mengucapkan kata-kata benar, bagus, tepat, dan bagus 1 2 3 4

murid menjawab/mengajukan pertanyaan. 2. Mengucapkan kalimat pekerjaanmu baik sekali, saya 1 2 3 4

dengan pekerjaanmu, pekerjaanmu makin lama makin Dulu, dan lihat lagi untuk membesarkan hati dan dorongan.

B. Penguatan Non Verbal1. Penguatan berupa senyuman, anggukan, pandangan 1 2 3 4

atau gerakan badan. 2. Penguatan dengan cara mendekati. 1 2 3 43. Penguatan dengan sentuhan. 1 2 3 44. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan. 1 2 3 45. Penguatan dengan memberikan hadiah yang relevan dan

rasional

1 2 3 4Komentar/Saran

Total Skor

Penilai,

(………………..)

NIP.

100

Page 101: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

Lampiran 5. INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH

Nama Kepala Sekolah/Madrasah :

Satuan Pendidikan :

Nama Penilai :

Jabatan/Pangkat Penilai : Pengawas, Guru, K3S, Komite Sekolah

PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN

1. Anda diminta menilai kinerja kepala sekolah/madrasah dari aspek pelaksanaan

tugas pokok, komitmen dalam melaksanakan tugas dan hasil kerja yang

tercermin pada prestasi sekolah, guru, dan siswa.

2. Setiap aspek yang dinilai dinyatakan dalam pernyataan/pertanyaan yang

disertai empat deskriptor yang menggambarkan perilaku kepala sekolah dalam

melaksanakan tugas pokoknya.

3. Anda diminta melingkari salah satu angka yang ada pada kolom sebelah kanan (

1 2 3 4 ) setelah mengkaji deskriptor yang menggambarkan perilaku kepala

sekolah sebagaimana tertera pada kolom sebelah kiri.

4. Kriteria untuk setiap angka pada setiap pernyataan/pertanyaan adalah sebagai

berikut

(1) apabila ada satu deskriptor, tampak dalam tindakan kepala sekolah

(2) apabila ada dua deskriptor, tampak dalam tindakan kepala sekolah

(3) apabila ada tiga deskriptor, tampak dalam tindakan kepala sekolah

(4) apabila semua deskriptor tampak dalam tindakan kepala sekolah

5. Jika tidak satu pun deskriptor tampak dalam perilaku kepala sekolah maka

untuk pernyataan tersebut beri angka nol (0).

DIMENSI INDIKATOR DAN DESKRIPTOR Skala Nilai

101

Page 102: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

PENILAIANA.

KOMITMEN TERHADAP TUGAS

1. Kepribadian 1.1.

Kepala sekolah jujur dalam hal apapun 1 2 3 4 0

terkait dengan pelaksanaan tugas dantanggung jawabnya.Deskriptor :(1) Mengisi agenda kegiatan harian

sesuaikenyataan & mengisi buku penghubungjika meninggalkan jam dinasnya

(2) Merekam jumlah barang yang diterima dalam pembelian sama dengan yang tertulis pada faktur pembelian

(3) Membuat laporan penerimaan dan pe- ngeluaran keuangan sekolah sesuai de- ngan kenyataan yang sebenamya

(4) Menyampaikan laporan kegiatan sekolahsesuai dengan realita yang sebenarnyaterjadi

1.2.

Kepala sekolah terbuka dalam hal apa pun 1 2 3 4 0

yang terkait dengan pelaksanaan tugas pokoknya Deskriptor : (1) Melibatkan guru, staf TV, dan pen

gurus

102

Page 103: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

komite sekolah dalam menyusun Ren- cana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)

(2) Menempatkan RAPBS di tempat strategisuntuk diketahui semua warga sekolah

(3) Memberi kesempatan kepada pihak yg terkait untuk mengetahui pembukuankeuangan sekolah

(4) Memberi kesempatan kepada guru, staf TV, siswa untuk memberi saran dan kritik yang membangun kepada Kepala Sekolah

1.3.

Kepala sekolah memiliki integritas kepribadian

1 2 3 4 0

sebagai pemimpin Deskriptor : (1) Memiliki kestabilan emosi dalam me-

respon permasalahan(2) Mampu mengendalikan diri dalam

menghadapi masalah pekerjaan (3) Tidak ragu-ragu dalam membuat

kepu-tusan

(4) Konsisten dalam berkata dan berprilaku

1.4.

Kepala sekolah bertanggungjawab atas pe- 1 2 3 4 0

laksanaan tugasnya Deskriptor :

(1)Berani menanggung resiko atas kebijakan

103

Page 104: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

yang telah ditetapkannya

(2)Melindungi guru dan staf sekolah manakalaada pengaduan pihak luar sepanjangada dalam jalan yang benar.

(3) Tidak mencari kambing hitam untuk menutupi kekurangan dirinya dalam melaksanakan tugas

(4)Merasa bahwa keberhasilan dan kegagalansiswa dalam meraih prestasi menjaditanggungjawabnya

1.5 Kepala sekolah memiliki rasa percaya diri 1 2 3 4 0dalam melaksanakan tugasnya Deskriptor : (1) Selalu optimis mampu mencari

berbagai alternatif pemecahan masalah yang ada di sekolah

(2) Selalu optimis bahwa program yang telah disusun bisa berhasil

(3) Mantap dalam berkata, bersikap dan bertindak

(4) Berani mengambil langkah baru apabila mengalami kegagalan dalam menjalankantugas

2.Sosial

2.1.

Kepala sekolah menjalin komunikasi dengan 1 2 3 4 0

pihak lain untuk pelaksanaan tugas pokoknya Deskriptor: (1) Menjalin komunikasi dengan pihak luar

sekolah (2) Komunikasi dilakukan dengan berbagai

pihak (sekolah lain, institusi pemerintah, institusi swasta, tokoh masyarakat dan sejenisnya)

104

Page 105: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

(3) Menggunakan berbagai teknik komunikasi (Iisan dan tertulis)

(4) Komunikasi dengan pihak lain telah membuahkan keberhasilan sekolah

2.2. Kepala sekolah menjalin kerjasama dengan 1 2 3 4 0pihak lain Deskriptor: (1) Mengadakan kerjasama dengan sekolah

lain yang sejenis (2) Kerjasama dilakukan dengan institusi

pemerintah, nonpemerintah, dunia industridan masyarakat

(3) Kerjasama dilaksanakan secara formal dan tidak formal

(4) Kerjasama telah membuahkan hasil untuk kemajuan sekolah

2.3. Kepala sekolah memiliki kepekaan terhadap 1 2 3 4 0masalah sosial Deskriptor: (1) Cepat menangkap masalah atau pende-

ritaan yang dihadapi pihak lain(2) Cepat memberikan respon untuk mem-

bantu memecahkan permasalahan yang dihadapi pihak lain

(3) Memberikan bantuan kepada pihak lain yang membutuhkan

(4) Mengkoordinasi anggota sekolah untuk memberikan bantuan kepada pihak lain yag membutuhkan

2.4.

Kepala sekolah berpartisipasi dalam kegiatan 1 2 3 4 0

sosialDeskriptor: (1) Melakukan kegiatan pengabdian ma-

syarakat (pelatih, pembimbingan, pem-

105

Page 106: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

berian bantuan, dan sejenisnya (2) Mengkoordinir anggota sekolah (guru,

staf atau siswa) untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat

(3) Melaksanakan tugas-tugas sosial kema- syarakatan (kegiatan desa, kegiatan dewansekolah, dsb.)

(4) Mengkoordinir anggota sekolah untuk berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat

2.5.

Kepala sekolah memberikan bantuan kepada 1 2 3 4 0

pihak lain Deskriptor:

(1)Memberikan bantuan pemikiran kepadapihak lain yang memerlukan

(2) Memberikan bantuan tenaga kepada pihak lain yang memerlukan

(3)Memberikan bantuan dana kepada pihaklain yang memerlukan

(4)Memberikan bantuan jasa kepada pihak lain yang memerlukan.

B. TUPOKSI1. Manajerial 1.1

. Kepala sekolah menyusun perencanaan sekolah

1 2 3 4 0

Deskriptor: (1) Menyusun perencanaan jangka panjang

secara tertulis (2) Perencanaan jangka panjang disusun

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional

(3) Perencanaan jangka panjang

106

Page 107: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

didasarkan pada kondisi sekolah (kelemahan, ke- unggulan, peluang, dan tantangan

(4) Perencanaanjangka panjang dijabarkan secara jelas (tujuan, program kegiatan, waktu pelaksanaan, dan sejenisnya

1.2.

Kepala sekolah menyusun perencanaan jangka

1 2 3 4 0

menengah sekolah <± 4 tahun) Deskriptor:

(1) Menyusun perencanaan jangkamenengah secara tertulis

(2) Pereneanaan jangka menengah disusun berdasarkan perencanaan jangka panjang sekolah

(3)Perencanaan jangka menengah didasarkan pada kondisi sekolah (kelemahan,keunggulan peluang, dan tantangan)

(4)Perencanaan jangka menengah dijabarkan secara jelas (tujuan, program kegiatan, waktu pelaksanaan, dan sejenisnya.)

1.3.

Kepala sekolah menyusun program kerja tahunan

1 2 3 4 0

sekolah Deskriptor:

(1)Menyusun program kerja tahunan secara tertulis

(2) Program kerja tahunan disusun berda- sarkan perencanaan jangka menengah

(3) Program kerja tahunan mengacu pada Sasaran/target yang dicapai sekolah dalam

107

Page 108: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

waktu satu tahun ajaran

(4)Program kerja tahunan sekolah dijabarkanSecara jelas (tujuan, program kegiatan,waktu pelaksanaan, dan sejenisnya.)

1.4.

Kepala sekolah mengelola kurikulum tingkat 1 2 3 4 0

satuan pendidikan Deskriptor:

(1) Menyusun KTSP (2) Melaksanakan KTSP (3) Memantau pelaksanaan KTSP (4) Menilai keberhasilan KTSP

1.5.

Kepala sekolah mengembangkan program 1 2 3 4 0

pembelajaran Deskriptor:

(1)Menyusun program pembelajaran setiap tahun ajaran

(2) Program pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan

(3) Program pembelajaran dinilai secara periodik/per semester

(4) Program pembelajaran diperbaiki dan disempurnakan pada setiap akhir tahun

1.6.

Kepala sekolah melaksanakan program pem- 1 2 3 4 0

belajaran.Deskriptor;

(1) Mengkoordinasi pelaksanaan programpembelajaran

(2) Program pembelajaran dilaksanakan sesuai rencana

(3) Pelaksanaan program pembelajaran dipantau secara terencana

108

Page 109: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

(4) Keberhasilan pelaksanaan program pembelajaran dinilai sesuai dengan rencana

1.7.

Kepala sekolah mengevaluasi guru dalam 1 2 3 4 0

melaksanakan pembelajaranDeskriptor :

(1) Mengunjungi kelas mengamati gurumengajar

(2) Berdiskusi dengan guru membahas ber-bagai masalah pembelajaran

(3) Menilai RPP yang dibuat guru(4) Memanfaatkan hasil evaluasi untuk

memperbaiki mutu pembelajaran1.8.

Kepala sekolah mengelola penerimaan siswa baru

1 2 3 4 0

Deskriptor :(1) Mengadakan perencanaan penerimaan

siswa baru.(2) Mengadakan seleksi penerimaan siswa

baru

(3) Pendaftaran siswa barn dilakukan sesuai dengan daya tampung

(4) Melakasanakan orientasi siwa baru1.9.

Kepala sekolah mengelola pengelompokkan 1 2 3 4 0

siswa.Deskriptor :

(1) Melakukan identifikasi karakteristik siswa

(2) Mengadakan pengelompokan siswa

(3)Pengelompokan didasarkan pada karak- teristik siswa

(4) Pengelompokan dapat menunjang

109

Page 110: BAB - SUAIDINMATH'S BLOG | Technology Based … · Web viewDengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukuan kepala

kegiatanbelajar siswa

2.Supervisi, dst.

dst ..............................................

110