11
Andiani / Statistik / Desember 2013 1 BAB IX TEORI PELUANG 9.1 Pendahuluan Jacob Bernoullie (1654 - 1705), Abraham de Moivre (166-1754), Thomas Bayes (1702-1761) dan Yoseph Lagrange (1736-1876) adalah orang yang menemukan Teknik dan Formula Peluang. Pada abad 19, Pierre Simon, Marquis de Laplace (1749-1827), menyusunnya dalam Teori Peluang (Probabilitas), yang dipelopori oleh perusahaan asuransi sejak abad 19 dengan tujuan mengetahui resiko kerugian yang ditanggungnya sehingga dapat menentukan premi asuransinya. Teori ini semakin berkembang dengan pesat sejalan dengan perkembangan dunia perjudian saat itu. Teori peluang sebagai dasar penerapan statistika, untuk memahami fenomena sosial dan memecahkan permasalahan dari berbagai disiplin ilmu. Selain itu peluang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan setiap orang yang akan berhadapan dengan masalah-masalah ketidakpastian. Contoh: Seorang pengusaha akan dihadapkan pada masalah berhasil tidaknya usaha yang dikelolanya, seorang mahasiswa akan dihadapkan masalah berhasil tidaknya ujian yang sedang ditempuh, dan sebagainya. Oleh karena itu masalah ketidakpastian ini dicoba untuk diukur atau dikuantifikasi dengan konsep peluang. Nilai Peluang dari suatu kejadian (P) berkisar antara 0 dan 1 P = 0 menunjukan suatu peristiwa yang tidak mungkin terjadi P = 1 menunjukan suatu peristiwa yang pasti tejadi Dalam realita kondisi ekstrim dengan peluang 0 atau 1 jarang sekali didapat, yang sering terjadi adalah peluang munculnya peristiwa antara 0 dan 1. Misalnya P = 0,70 berarti peluang munculnya suatu peristiwa adalah 70%. Peristiwa adalah satu atau lebih hasil yang mungkin dari suatu kejadian. Contoh: Kejadian melempar mata uang logam (koin) Kemungkinan yang muncul adalah sisi Gambar atau sisi Angka

Bab Ix-teori Peluang.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • Andiani / Statistik / Desember 2013 1

    BAB IX

    TEORI PELUANG

    9.1 Pendahuluan

    Jacob Bernoullie (1654 - 1705), Abraham de Moivre (166-1754), Thomas Bayes

    (1702-1761) dan Yoseph Lagrange (1736-1876) adalah orang yang menemukan Teknik

    dan Formula Peluang. Pada abad 19, Pierre Simon, Marquis de Laplace (1749-1827),

    menyusunnya dalam Teori Peluang (Probabilitas), yang dipelopori oleh perusahaan

    asuransi sejak abad 19 dengan tujuan mengetahui resiko kerugian yang ditanggungnya

    sehingga dapat menentukan premi asuransinya. Teori ini semakin berkembang dengan

    pesat sejalan dengan perkembangan dunia perjudian saat itu.

    Teori peluang sebagai dasar penerapan statistika, untuk memahami fenomena

    sosial dan memecahkan permasalahan dari berbagai disiplin ilmu. Selain itu peluang

    merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan setiap orang yang akan

    berhadapan dengan masalah-masalah ketidakpastian.

    Contoh:

    Seorang pengusaha akan dihadapkan pada masalah berhasil tidaknya usaha yang

    dikelolanya, seorang mahasiswa akan dihadapkan masalah berhasil tidaknya ujian yang

    sedang ditempuh, dan sebagainya.

    Oleh karena itu masalah ketidakpastian ini dicoba untuk diukur atau dikuantifikasi

    dengan konsep peluang.

    Nilai Peluang dari suatu kejadian (P) berkisar antara 0 dan 1

    P = 0 menunjukan suatu peristiwa yang tidak mungkin terjadi

    P = 1 menunjukan suatu peristiwa yang pasti tejadi

    Dalam realita kondisi ekstrim dengan peluang 0 atau 1 jarang sekali didapat, yang

    sering terjadi adalah peluang munculnya peristiwa antara 0 dan 1.

    Misalnya P = 0,70 berarti peluang munculnya suatu peristiwa adalah 70%.

    Peristiwa adalah satu atau lebih hasil yang mungkin dari suatu kejadian.

    Contoh: Kejadian melempar mata uang logam (koin) Kemungkinan yang muncul adalah sisi Gambar atau sisi Angka

  • Andiani / Statistik / Desember 2013 2

    Munculnya sisi Gambar merupakan suatu Peristiwa, sedangkan peristiwa yang lain adalah munculnya sisi Angka Himpunan dari seluruh terjadinya peristiwa, atau jumlah seluruh frekuensi disebut

    Ruang Sample.

    9.2. Pendekatan Peluang

    Ada tiga cara untuk mengklasifikasikan peluang, yaitu:

    - Pendekatan Klasik

    - Pendekatan Frekuensi Relatif

    - Pendekatan Subyektif

    Perbedaan ketiganya terletak pada pendekatan konseptual. Para ahli banyak yang

    tidak menyetujui adanya perbedaan tersebut karena penggunaan dari ketiga pendekatan

    tersebut sebenarnya sama.

    9.2.1. Pendekatan Klasik

    Terjadinya suatu peristiwa (P) adalah ratio antara peristiwa yang

    menguntungkan dengan seluruh peristiwa yang mungkin dimana semua peristiwa

    mempunyai kesempatan yang sama.

    Teori peluang ini berkembang di Perancis pada abad 19. Bersama dengan dunia

    perjudian, teori ini mengalami perkembangan yang pesat, sehingga tidak mengherankan

    bila dalam menjelaskan teori peluang banyak mengambil contoh alat-alat judi misalnya

    kartu, dadu dan sebagainya.

    P(A) = n

    x

    Dimana P(A) : peluang terjadinya peristiwa A

    x : Peristiwa yang menguntungkan

    n : Jumlah seluruh peristiwa

    Contoh:

    Dadu yang berbentuk kubus dan bersisi 6, masing-masing sisi mempunyai nilai 1,

    2, 3, 4, 5 dan 6. Munculnya biji satu (x = 1) merupakan salah satu kemungkinan

  • Andiani / Statistik / Desember 2013 3

    yang dapat terjadi dari ke-enam kemungkinan yang dapat muncul (n = 6). Dengan

    demikian peluang munculnya biji satu dalam satu kali lemparan dadu adalah 1/6.

    9.2.2. Pendekatan Frekuensi Relatif

    Seringnya suatu peristiwa terjadi pada masa lalu, digunakan untuk memprediksi

    peluang suatu peristiwa tersebut akan terjadi lagi di masa datang.

    Pendekatan ini didasarkan pada:

    1. Pengamatan Frekuensi relatif dari suatu peristiwa dalam percobaan yang

    dilakukan berulang kali.

    2. Proporsi waktu dari suatu peristiwa dalam jangka panjang bila kondisi stabil.

    Contoh 1:

    Perusahaan Asuransi mengetahui dari data masa lalu bahwa angka kematian

    adalah 100.000 orang per tahun, dan 60 orang diantaranya adalah laki-laki yang

    berusia 40 tahun. Perusahaan meramalkan peluang kematian laki-laki dari

    kelompok umur tersebut adalah :

    %06,00006,0100.000

    60 P

    Contoh 2:

    Menurut catatan Kepolisian Bagian Lalu Lintas, selama 1 tahun telah terjadi

    kecelakaan lalu lintas sebanyak 150 kali. Dari catatan diperoleh informasi bahwa

    75 diantara peristiwa kecelakaan disebabkan karena pengemudi belum

    mempunyai SIM. Maka dapat disimpulkan bahwa peluang terjadinya peristiwa

    kecelakaan akibat pengemudi tidak mempunyai SIM adalah:

    %5050,0150

    75 P

  • Andiani / Statistik / Desember 2013 4

    9.2.3. Pendekatan Subyektif

    Pendekatan yang didasarkan pada tingkat kepercayaan individu yang membuat

    dugaan terhadap suatu peluang.

    Kepercayaan individu tersebut bisa berasal dari pengalaman terjadinya suatu

    peristiwa pada masa lalu atau hanya terkaan saja.

    Tingkat kepercayaan individu dalam membuat dugaan peluang suatu peristiwa

    dapat dikelompokan menjadi dua:

    1. Pandangan optimis: peristiwa akan terjadi, peluangnya mendekati 1, misalnya

    P = 0,90.

    2. Pandangan pesimis: peristiwa tak akan terjadi, peluangnya mendekati 0, misalnya

    P = 0,20.

    9.3. Assas-Assas Peristiwa

    9.3.1. Peristiwa Mutually Exclusive

    Dua atau lebih peristiwa tidak dapat terjadi bersama-sama.

    Artinya, terjadinya peristiwa yang satu sekaligus menghapuskan kemungkinan

    terjadinya peristiwa yang lain.

    Contoh:

    Peristiwa A adalah mandi dan peristiwa B adalah makan. Peristiwa A dan B tidak

    dapat terjadi bersama-sama. Artinya kalau A terjadi, maka pada saat yang

    bersamaan tidak mungkin terjadi peristiwa B.

    Peluang terjadinya peristiwa A atau B dapat dihitung melalui rumus berikut :

    P(A atau B) = P(A) + P(B) atau

    P(A B) = P(A) + P(B)

    Pada diagram Venn peristiwa mutually exclusive dapat dilukiskan sebagai berikut

    :

    A B

  • Andiani / Statistik / Desember 2013 5

    Contoh:

    Ada 5 calon mempunyai kemampuan relatif yang sama yaitu Ali, Kobil, Silia,

    Dali dan Ani, melamar untuk menjadi staf salah satu perusahaan multinasional.

    Perusahaan tersebut hanya membutuhkan satu staf saja. Bila perusahaan memutuskan

    untuk menerima salah satu dari ke lima calon tersebut, maka

    a. Berapa peluang Ali akan diterima menjadi staf ?

    b. Berapa peluang Silia atau Ani terpilih menjadi staf ?

    Pemecahan :

    a. P(Ali) = 5

    1

    b. P(Silia atau Ani) = P(Silia) + P(Ani) = 5

    1 +

    5

    1 =

    5

    2 = 0,4

    9.3.2. Peristiwa Non Exclusive

    Dua atau lebih peristiwa dapat terjadi bersama-sama.

    Dengan catatan bahwa kedua peristiwa itu tidak harus selalu muncul bersama-

    sama.

    Rumus untuk peristiwa Non Exclusive adalah:

    P(A atau B) = P(A) + P(B) P(AB)

    atau

    P(A B) = P(A) + P(B) P(A B) Dimana : P(A) : Peluang terjadinya A

    P(B) : Peluang terjadinya B

    P(AB) : Peluang A dan B bersama-sama

  • Andiani / Statistik / Desember 2013 6

    Contoh:

    Dari satu set kartu bridge diambil secara acak sebuah kartu, berapa peluang yang

    terambil kartu AS atau kartu hati?

    Penyelesaian:

    Peristiwa A adalah terambilnya kartu AS, jadi P(A) = 52

    4

    Peristiwa B adalah terambilnya kartu hati, Jadi P (B) = 52

    13

    Sedangkan peristiwa A dan B adalah terambil kartu AS dan hati, jadi

    P(A B) = 1/52

    Dengan demikian

    P (A U B) = 52

    4 +

    52

    13 -

    52

    1 =

    52

    16 = 0,33

    9.3.3. Peristiwa Independent

    Jika terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa, tidak mempengaruhi peluang

    terjadinya peristiwa lain.

    Peluang dari suatu peristiwa yang independent ini dapat dibedakan menjadi 3

    macam, yaitu :

    - Peluang marginal

    - Peluang gabungan

    - Peluang bersyarat

    A. Peluang Marginal

    Peluang tidak bersyarat. Peluang terjadinya suatu peristiwa tidak mempengaruhi

    terjadinya peristiwa yang lain.

    Contoh:

    Dalam pelemparan sejumlah koin, peristiwa munculnya sisi gambar atau sisi

    angka masing-masing = 0,5 adalah peluang marginal. Berapapun banyaknya

    lemparan koin maka peluang sisi gambar tetap = 0,5 dan sisi angka = 0,5.

  • Andiani / Statistik / Desember 2013 7

    Peristiwa sisi gambar dan angka ini disebut peristiwa independent secara statistika

    (statistically independent event)

    B. Peluang Gabungan

    Terjadinya peristiwa secara bersama-sama atau secara berturutan merupakan

    hasil kali dari peluang marginal.

    Formula : P(A B) = P (A) x P(B)

    Dimana : P(A B) = peluang terjadinya peristiwa A dan B bersama-sama

    atau berturutan.

    P(A) = peluang marginal dari peristiwa A

    P(B) = peluang marginal dari peristiwa B

    Contoh:

    Diketahui peluang munculnya sisi gambar (G) dalam pelemparan koin dua kali

    berturut-turut.

    Pada lemparan pertama peluang mendapatkan gambar (G1) = 0,5.

    Pada lemparan kedua peluang mendapatkan gambar (G2) = 0,5.

    Kondisi di atas disebabkan kedua peristiwa pelemparan koin tersebut adalah

    independent (karena peristiwa sebelumnya tidak mempengaruhi peristiwa berikutnya).

    Dengan demikian P(G1 G2) = P(G1) x P(G2) = 0,5 x 0,5 = 0,25

    Bila dilakukan tiga kali pelemparan koin, maka peluang untuk mendapatkan gambar

    dalam tiga kali lemparan berturut-turut adalah:

    P(G1 G2 G3 ) = P(G1) x P(G2) x P(G3) = 0,5 x 0,5 x 0,5 = 0,125

    Pohon Peluang Satu Kali Lemparan Koin

    G

    A

  • Andiani / Statistik / Desember 2013 8

    Pohon Peluang Dua Kali Lemparan Koin

    Pohon Peluang Tiga Kali Lemparan Koin Dari gambar di atas, dapat dibaca peluang terjadinya peristiwa yang diteliti

    dengan memperhatikan alur cabang-cabangnya.

    Contoh:

    Berapa peluang mendapatkan Angka-Gambar-Angka dalam tiga kali lemparan

    secara berurutan.

    Penyelesaian :

    P(A1 G2 A3 ) = P(A1) x P(G2) x P(A3) = 0,5 x 0,5 x 0,5 = 0,125

    C. Peluang Bersyarat

    Peluang terjadinya suatu peristiwa dengan syarat peristiwa yang lain telah

    terjadi.

    G

    A

    G

    G

    A

    A

    G

    A G

    A

    A

    A

    A

    G

    G

    A

    A

    G

    G

    G

  • Andiani / Statistik / Desember 2013 9

    Contoh:

    P(B|A) artinya, peluang peristiwa B akan terjadi dengan syarat peristiwa A harus

    sudah terjadi.

    Selanjutnya dalam peristiwa independent peluang bersyarat diformulakan :

    P(B|A) = P(B)

    Contoh :

    Berapa peluangnya, lemparan kedua dari koin akan menghasilkan gambar,

    dimana hasil gambar juga merupakan hasil lemparan pertama ?

    Penyelesaian :

    P(G2|G1), karena dua peristiwa adalah independent. Hasil lemparan pertama

    mutlak tidak mempengaruhi hasil kedua sehingga: P(G2|G1) = P(G2) = 0,5

    9.3.4 Peristiwa Dependent

    Dua peristiwa saling tergantung pada peristiwa yang lain.

    Adanya tiga macam peluang Dependent yaitu :

    - Peluang bersyarat

    - Peluang gabungan

    - Peluang marginal

    A. Peluang Bersyarat

    Pembahasan peristiwa dependent dimulai dari peluang bersyarat, karena peluang

    yang lain dapat dipahami dengan mudah melalui pembahasan peluang bersyarat tersebut.

    Dalam peristiwa dependent, formula peluang bersyarat adalah sebagai berikut:

    P(B|A) = P(A)

    A)P(B

    Contoh:

    Sebuah kotak berisi 10 buah bola, dengan rincian: 3 buah bola hitam bergaris, 1

    buah bola hitam kotak, 2 buah bola putih bergaris, 4 buah bola putih kotak.

  • Andiani / Statistik / Desember 2013 10

    Peluang Peristiwa Terambilnya Tiap Bola dalam Sebuah Kotak

    Peristiwa Peluang Bola

    1 0,1 Hitam Bergaris

    2 0,1 Hitam Bergaris

    3 0,1 Hitam Bergaris

    4 0,1 Hitam Kotak

    5 0,1 Putih Bergaris

    6 0,1 Putih Bergaris

    7 0,1 Putih Kotak

    8 0,1 Putih Kotak

    9 0,1 Putih Kotak

    10 0,1 Putih Kotak

    Catatan:

    H = hitam

    G = bergaris

    P = putih

    K = kotak

    Andaikan seseorang mengambil bola hitam dari kotak,

    a. berapa peluangnya bola tersebut bergaris ?

    b. berapa peluangnya bola tersebut kotak-kotak ?

    Penyelesaian

    a. P(G|H), artinya berapakah peluang bersyarat bahwa bola yang terambil bergaris

    dengan syarat berwarna hitam.

    P(G|H) = 0,75 0,4

    0,3

    P(H)

    H)P(G

    b. P(K|H)

    P(K|H) = 0,25 0,4

    0,1

    P(H)

    H)P(K

  • Andiani / Statistik / Desember 2013 11

    Andaikan seseorang mengambil bola putih dari kotak tersebut, berapakah peluang bola

    yang terambil bergaris, juga berapa peluangnya untuk yang kotak-kotak ?

    P(G|P) = 0,33 0,6

    0,2

    P(P)

    P)P(G

    P(K|P) = 0,67 0,6

    0,4

    P(P)

    P)P(K

    B. Peluang Gabungan

    P(BA) = P(B|A) x P(A)

    Dimana:

    P(B A) = peluang gabungan peristiwa B dan A terjadi bersamaan atau

    secara berurutan.

    P(B|A) = peluang munculnya peristiwa B bila peristiwa A telah muncul

    P(A) = peluang peristiwa A akan terjadi.

    Catatan:

    Dalam peristiwa dependent formula P(B A) = P(B) x P(A) seperti dalam

    peristiwa yang independent.

    Contoh:

    1. P(G|H) = P(G|H) x P(H) = 0,75 x 0,4 = 0,3

    2. P(K|H) = P(K|H) x P(H) = 0,25 x 0,4 = 0,1

    C. Peluang Marginal

    Dapat dihitung dengan menjumlahkan semua peluang gabungan.

    Contoh 1:

    P(H) = P(GH) + P(K H) = 0,3 + 0,1 = 0,4

    Contoh 2:

    P(P) = P(GP) + P(KP) = 0,2 + 0,4 = 0,6