19
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Psikologi Perkembangan Remaja BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA A. Pengertian Nilai, Moral, dan Sikap Menurut Spranger, seperti yang dikutip oleh Sunaryo Kartadinata (1988) menyatakan bahwa nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Sedangkan Sutikna (1988) mengartikan bahwa nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, misalnya adat kebiasaan, dan sopan santun. Dengan demikian , nilai merupakan suatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang unuk mewujudkannya. Secara dinamis , nilai dipelajari dari produk sosial dan secara perlahan diinternalisasi oleh individu serta diterima sebagai milik bersama dengan kelompoknya. Nilai merupakan standar konseptual yang relatif stabil yang membimbing individu dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka memenuhi kebutuhan psikologisnya. Spranger menggolongkan nilai itu ke dalam enam jenis nilai, yaitu : 1. Nilai teori atau nilai keilmuan 2. Nilai ekonomi 3. Nilai sosial atau nilai solidaritas 4. Nilai agama/religius 5. Nilai seni 6. Nilai politik atau nilai kuasa Nilai keilmuan yakni nilai yang mendasari perbuatan seseorang berdasarkan pertimbangn rasional. Nilai ekonomi adalah suatu nilai yang mendasari perbuatan seseorang atas dasar pertimbangan untung rugi atau finansial. Sedangkan nilai solidaritas adalah nilai yang mendasari prilaku seseorang yang 122

BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

BAB IXPERKEMBANGAN NILAI, MORAL,

DAN SIKAP REMAJA

A. Pengertian Nilai, Moral, dan SikapMenurut Spranger, seperti yang dikutip oleh Sunaryo

Kartadinata (1988) menyatakan bahwa nilai diartikan sebagaisuatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untukmenimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasisosial tertentu. Sedangkan Sutikna (1988) mengartikan bahwanilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalammasyarakat, misalnya adat kebiasaan, dan sopan santun.Dengan demikian , nilai merupakan suatu yang diyakinikebenarannya dan mendorong orang unuk mewujudkannya.Secara dinamis , nilai dipelajari dari produk sosial dan secaraperlahan diinternalisasi oleh individu serta diterima sebagaimilik bersama dengan kelompoknya. Nilai merupakan standarkonseptual yang relatif stabil yang membimbing individudalam menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam rangkamemenuhi kebutuhan psikologisnya.

Spranger menggolongkan nilai itu ke dalam enam jenisnilai, yaitu :1. Nilai teori atau nilai keilmuan2. Nilai ekonomi3. Nilai sosial atau nilai solidaritas4. Nilai agama/religius5. Nilai seni6. Nilai politik atau nilai kuasa

Nilai keilmuan yakni nilai yang mendasari perbuatanseseorang berdasarkan pertimbangn rasional. Nilai ekonomiadalah suatu nilai yang mendasari perbuatan seseorang atasdasar pertimbangan untung rugi atau finansial. Sedangkan nilaisolidaritas adalah nilai yang mendasari prilaku seseorang yang

122

Page 2: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

tidak memperhitungkan laba atau rugi terhadap dirinya yangpenting dia dapat melakukannya untuk kepentingan orang laindan menimbulkan rasa puas pada dirinya. Nilai agama adalahnilai yang mendasari prilaku seseorang atas pertimbangankepercayaan bahwa sesuatu itu benar menurut ajaranagamanya dan dia merasa berdosa kalau tidak berbuat sepertiyang disariatkan oleh ajaran agamanya. Selanjutnya nilai seniyaitu suatu nilai yang mendasari perbuatan seseorang atasdasar pertimbangan rasa keindahan atau rasa seni yang terlepasdari berbagai pertimbangan material. Sedangkan nilai politikyaitu suatu nilai yang mendasari perbuatannya ataukelompoknya atas dasar pertimbangan baik buruknya untukkepentingan dirinya atau kelompoknya.

Dari keenam nilai tersebut, yang dominan padamasyarakat tradisional adalah nilai solidaritas, nilai agama dannilai seni sedangkan pada masyarakat modren nilai yangdominan adalah nilai keilmuan, nilai ekonomi dan nilaipolitik/kuasa.

Remaja sebagai individu maupun sebagai suatukomunitas masyarakat juga memiliki nilai-nilai yangdianutnya. Nilai yang dianut remaja tersebut dapat dipengaruhioleh posisi kehidupan mereka, apakah kehidupan secaramodern atau kehidupan secara tradisional. Nilai-nilai yangdianutnya akan berpengaruh terhadap prilaku remaja tersebut.

Istilah moral berasal dari kata Latin mores yang artinyatatacara dalam kehidupan, adat istiadat, atau kebiasaan. Danjuga berarti kesusilaan, tabiat atau kelakuan. Moral dapatdiartikan ajaran kesusilaan. Moralitas berarti hal mengenaikesusilaan. Selanjutnya dapat dijelaskan juga bahwa moraladalah ajaran tentang baik, buruk perbuatan dan kelakuan,akhlak, kewajiban dan sebagainya, sedangkan etika adalahilmu pengetahuan asas-asas akhlak (Purwardarminto, 1957).Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentangberbagai macam prilaku yang harus dipatuhi dan ia jugamerupakan kaedah norma dan pranata yang mengatur prilaku

123

Page 3: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial danmasyarakat. Moralitas merupakan aspek kepribadian yangharus dimiliki seseorang dalam kaitannya dengan kehidupansosial secara harmonis, adil dan seimbang. Prilaku yangbermoral diperlukan dalam kehidupan sehari-hari demiterwujudnya kehidupan yang damai penuh keteraturan,ketertiban dan keharmonisan. Dengan demikian , moralmerupakan kendali dalam berprilaku.

Dalam kaitannya dengan pengamalan nilai-nilai hidup,maka moral merupakan kontrol dalam bersikap dan berprilakusesuai dengan nilai-nilai hidup yang dimaksud. Misalnya dalampengamalan nilai hidup, tenggang rasa, dalam perilakuseseorang akan selalu memperhatikan perasaan orang lain,tidak “semau gue”. Dia dapat membedakan mana tindakanyang benar dan mana tindakan yang salah.. Nilai-nilaikehidupan sebagai norma dalam masyarakat senantiasamenyangkut persoalan antara baik dan buruk, jadi berkaitandengan moral.

Aliran psikoanalisa tidak membedakan antara moral,norma dan nilai. Semua konsep ini menurut Sigmun Freudmenyatu dalam konsepnya tentang super ego. Super ego sendiridalam teori Freud merupakan bagian dari jiwa yang berfungsiuntuk mengendalikan tingkahlaku ego sehingga tidakbertentangan dengan nilai masyarakat. Super ego dibentukmelalui jalan internalisasi (penyerapan) larangan-larangan atauperintah-perintah yang datang dari luar diri,

Menurut Kohlberg dan Piaget mengemukakan bahwamoral dapat ditinjau dari tiga pengertian yang berbeda satusama lainnya, yaitu pandangan moral, perasaan moral dantingkah laku moral. Pandangan moral adalah pendapat ataupertimbangan seseorang tentang persoalan moral. Pandanganmoral remaja akan bagus apabila pertimbangannya dalammenelaah persoalan moral sesuai dengan aturan-aturan danetika moral yang berlaku. Perasaan moral adalah perasaan yangterjadi di dalam diri remaja setelah dia mengambil keputusan

124

Page 4: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

untuk berprilaku moral atau tidak. Apakah remaja merasasenang atau puas jika dia melakukan tindakan bermoral danmerasa bersalah jika dia melakukan perbuatan yang tidakbermoral. Sedangkan tingkahlaku moral adalah tindakan yangsesuai dengan aturan-aturan etika moral. Pandangan ataupertimbangan moral yang benar diharapkan menjadikanremaja bertingkahlaku bermoral.

Sedangkan sikap secara umum dapat diartikan sebagaikesediaan bereaksi individu terhadap sesuatu hal. Sikapberkaitan dengan motif dan mendasari prilaku seseorang.Dapat diramalkan prilaku apa yang terjadi dan akan diperbuatseseorang jika telah diketahui sikapnya. Sikap belummerupakan tindakan atau aktivitas akan tetapi baru berupakecendrungan (predisposisi) prilaku. Jadi sikap merupakankesiapan untuk berreaksi terhadap objek tersebut. Dengandemikian , keterkaitan antara nilai, moral, sikap dan prilakuakan tampak dalam pengamalan nilai-nilai. Dengan kata lainnilai-nilai perlu dikenal lebih dahulu, kemudian dihayati dandidorong oleh moral, baru akan terbentuk sikap tertentuterhadap nilai-nilai tersebut dan pada akhirnya terwujudprilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.

B. Teori Perkembangan MoralTeori perkembangan moral yang dipelajari banyak

bersumber dari dunia barat. Hal ini berarti bahwa setiap teoriyang dibuat itu berdasarkan pola pikir, objek studi danlandasan teoritis yang banyak dipengaruhi oleh jati diri parapakar barat tersebut. Bagi kehidupan masyarakat Indonesiamasalah ini tentu hanya bersifat pengalihan teori atau lebihtepat bila dikatakan hanya bersifat asumsi ilmiah. Oleh sebabitu , ketika mempelajari berbagai teori tentang perkembanganmoral kita harus berhati-hati karena memungkinkan adanyaberbagai variabel penentu yang berbeda dalam berbagai hal,sepeti manusianya, kondisi lingkungannya serta landasanfilosofi kehidupannya. Ada beberapa teori perkembangan

125

Page 5: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

moralitas yang akan dipelajari seperti beberapa teori berikutini :1. Perkembangan moral menurut teori belajar sosial.

Menurut teori belajar sosial perkembangan sosialmerupakan proses yang dipelajari selama proses interaksisosial seseorang. Perkembangan sosial berlangsung melaluiproses peniruan, latihan dan penguatan. Menurut Banduraperkembangan moral berlangsung melalui interaksi seseorangdengan lingkungan yang menyediakan konten moral. Moralseseorang akan berkembang dengan baik, apabila berinteraksidengan orang dewasa yang menunjukkan tingkahlaku moraldalam melakukan tindakan sehari-hari. Pada awalnya anakakan meniru prilaku orang tua, guru dan orang dewasa lainnyamelalui pengamatan tingkahlaku moral yang ditampilkan.Prilaku moral tersebut terus berkembang melalui latihan yangdiberikan orang tua kepada anaknya, agar mereka dapatberinteraksi secara seimbang dengan lingkungannya.Tingkahlaku moral akan cepat dikuasai oleh anak apabiladiberi penguatan, yang dapat memperkuat pemahamannya,penguatan akan diperoleh karena sesuai dengan tuntutan nilaimoral yang berlaku. Interaksi anak dengan orang-orang dilingkungannya akan terus mempengaruhi perkembangan moralanak, sampai pada akhirnya mereka memiliki moralitas yangterinternalisasi.

Remaja akan berkembang moralnya dengan baik apabiladalam kehidupannya, ia dapat meniru orang lain dilingkungannya bertingkahlaku moral, dan sekaligus dilatihmelakukan tingkahlaku moral. Dalam proses peniruan, remajamengenal tingkahlaku moral dengan jalan mengamatitingkahlaku orang tua dan orang dewasa lainnya. Oleh karenaitu, interaksi yang bermoral dengan orang tua dan gurukhususnya serta orang dewasa umumnya sangat pentingpengaruhnya untuk mengembangkan moral remaja.

126

Page 6: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

2. Perkembangan moral menurut teori John DeweyTahapan perkembangan moral seseorang itu akan

melewati tiga fase sebagaiberikut :a. Fase pre moral atau pre conventional ; pada level ini sikap

dan prilaku manusia banyak dilandasi oleh impuls biologisdan sosial. Pada periode ini ditandai bahwa anak belummenyadari keterikatannya pada aturan-aturan.

b. Fase konvensional ; perkembangan moral manusia padatahap ini banyak didasari oleh sikap kritis kelompoknya.Anak berprilaku moral karena ada kesadaran akan ketaatanpada kekuasaan orang lain.

c. Fase autonomous ; Pada tahapan ini perkembangan moralmanusia banyak dilandaskan pada pola pikirannya sendiri

3. Perkembangan moral menurut teori Kognitif Jean Piaget. ;teori menekankan bahwa perkembangan kognitif eratkaitannya dengan perkembangan moral. Oleh karena ituperkembangan moral remaja tergantung padaperkembangan kognitifnya. Piaget berpendapat bahwaterdapat hubungan yang sejajar antara perkembanganmoral dengan perkembangan kognitif. Hubunganperkembangan kognitif dengan perkembangan moraltergambar dalam tabel berikut ini :

127

Page 7: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

Tabel 1Hubungan antara Perkembangan Kognitif dengan

Perkembangan Moral menurut Piaget

Perkem b an gan Kogn it if Pe rkem b an gan Mo ra l

Pe r iod e s en s o s o r i m o t or ik Be lu m m em iliki kon s ep t en t an g p e ra t u r an / m o ra l

Pe r iod e p ra o p er as io n al Pa t u h a t au t aa t p ad a p e ra tu r an ka ren a ad a h u ku m an b ila

m e lan ggarn ya

Per io d e op eras ion a l ko n kr it awa l

Seca ra b e r an s u r -an s u r m u la i m en yes u a ikan d ir i d en gan

a t u r an / n or m a yan g b e r laku

Per io d e op eras ion a l ko n kr it Mu la i m em ah am i m o t iva s i b er t in gkah laku ses u a i d en gan

a t u r an / n or m a yan g b e r laku

Per io d e op eras ion a l a wa l Su d ah m em ah am i d an m en yes u a ikan t in d a kan d en gan

a t u r an / n or m a yan g b e r laku

Per io d e op eras ion a l fo rm al Su d ah m em ah am i p en t in gn ya m en yes u a ikan t in d a kan d en gan a t u r an / n o rm a yan g b e r laku , d an m em ah a m i p en t in gn ya kead ilan

d a lam keh id u p an

Menurut Piaget pada akhir periode operasional konkrit(usia 11-12 tahun) atau awal masa remaja, diharapkan merekamulai menyesuaikan diri dan setuju dengan aturan/norma .Keadaan ini akan terus berkembang sehingga remaja memilikimoral dan memahami aturan sebagai sesuatu yang perludijalankan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga terjadikeseimbangan (equilibrium) antara kehidupan individu dengan

128

Page 8: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

kehidupan lingkungan, yang pada akhirnya akanmendatangkan kepuasan dan ketentraman pada diri remaja.Piaget meyakini apabila perkembangan kognitif terhambat,maka perkembangan moral juga akan terhambat. Remaja yangbelum mencapai perkembangan berpikir abstrak, belum akanmampu memahami aturan, nilai moral secara baik dan belumdapat menginternalisasikan nilai-nilai moral tersebut dalamkehidupannya sehari-hari.

4. Perkembangan moral menurut teori Lawrence . KohlbergSalah satu pandangan yang cukup terkenal mengenai

perkembangan moral dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg.Kohlberg percaya bahwa perkembangan moral didasarkan padapenalaran moral dan terbagi dalam beberapa tahapan yaitusebagai berikut :a. Penalaran prakonvensional

Penalaran prakonvensional (preconventional reasoning)adalah tingkatan terendah dalam teori perkembangan moralKohlberg. Pada tingkatan ini individu tidak menunjukkanadanya internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moraldikendalikan oleh hadiah atau reward dan hukuman eksternal.Tingkat prakonvensional ini memiliki dua tahap, yaituorientasi hukuman dan kepatuhan dan individualisme dantujuan.1) Tahap 1. Orientasi hukuman dan kepatuhan (punishment

and obedience orientation) Pada tahap ini pemikiran moraldidasarkan pada hukuman . Sebagai contoh anak mematuhiorang dewasa karena orang dewasa menyuruh merekauntuk patuh kalau tidak patuh mereka akan dikenaihukuman . Jadi anak patuh karena takut pada hukuman.

2) Tahap 2. Individualisme dan tujuan (individuallism andpurpose). Pada tahap ini pemikiran moral didasarkan padahadiah atau reward dan minat pribadi. Sebagai contohanak-anak dan remaja bersikap patuh bila mereka maumematuhinya dan jika apa yang harus mereka patuhi

129

Page 9: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

menguntungkan mereka. Apa yang benar adalah apa yangdirasakan baik dan apa yang menghasilkan reward.

b. Penalaran konvensionalPenalaran konvensional (conventional reasoning) adalah

tingkatan kedua, atau menengah, dari teori perkembanganmoral Kohlberg. Pada tingkatan ini internalisasi sifatnyamenengah. Individu mematuhi beberapa standar tertentu(internal), tetapi standar tersebut merupakan standar oranglain (eksternal), misalnya orang tua atau hukum yang berlakudi masyarakat. Tingkat penalaran konvensional memiliki duatahap sebagai lanjutan dari tahap sebelumnya. Tahap tersebutadalah :3. Tahap 3 Norma interpersonal (interpersonal norms) adalah

tahap ketiga dari tahap perkembangan moral Kohlberg.Pada tahap ini individu menganggap rasa percaya, rasasayang, dan kesetiaan terhadap orang lain sebagai dasaruntuk melakukan penilaian moral. Anak dan remaja padatahap ini seringkali mengambil standar moral orang tuamereka, hal ini dilakukan karena mereka ingin orang tuamereka menganggap mereka sebagai “anak yang baik”

4. Tahap 4, Moralitas sistem sosial (social system morality)adalah tahap keempat dari teori perkembangan moralmenurut Kohlberg. Pada rahap ini penilaian moraldidasarkan pada pemahaman terhadap aturan, hukum,keadilan, dan tugas sosial. Sebagai contoh, remaja dapatmengatakan bahwa supaya suatu komunitas dapat bekerjasecara efektif, maka komunitas tersebut perlu dilindungioleh hukum yang ditaati oleh seluruh anggota komunitas.Perilaku yang baik adalah semata-mata melakukankewajiban sendiri, menghormati otoritas, dan menjaga tatatertib sosial yang ada. Semua ini dipandang sebagai sesuatuyang bernilai dalam dirinya.

130

Page 10: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

c. Penalaran PostkonvensionalPenalaran postkonvensional (postconventional reasoning)

adalah tingkatan tertinggi dalam teori perkembangan moralKohlberg. Pada tingkatan ini moralitas diinternalisasisepenuhnya dan tidak lagi didasarkan pada standar orang lain.Individu mengetahui adanya pilihan moral yang lain sebagaialternatif, memperhatkan pilihan-pilihan tersebut, dankemudian memutuskan sesuai dengan kode moral pribadinya.Pada tahap ini penalaran moral memiliki dua tahap yaitu :

5. Tahap 5. hak komunitas vs hak individu (community rightsversus individual rights) adalah tahap kelima dari teoriperkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini, seseorangmemiliki pemahaman bahwa nilai dan hukum adalah relatifdan standar yang dimiliki satu orang akan berbeda denganorang lain. Ia menyadari bahwa hukum memang pentingbagi suatu masyarakat namun hukum itu sendiri dapatdiubah. Ia percaya beberapa nilai, seperti kebebasan, lebihpenting dari pada hukum. Pada tahap ini terdapatkesadaran yang jelas mengenai relativisme nilai danpendapat pribadi sesuai relativisme nilai tersebut. Hasilnyaadalah penekanan pada kemungkinan untuk mengubahhukum berdasarkan pertimbangan rasional mengenaimanfaat sosial. Di luar bidang hukum, persetujuan bebas,dan kontrak merupakan unsur pengikat kewajiban.

6. Tahap 6. prinsip etis universal (universal ethical principles)adalah tahap keenam dan tertinggi dari teori perkembanganmoral Kohlberg. Pada tahap ini seseorang sudah memilikistandar moral yang didasarkan pada hak manusia secarauniversal. Ketika dihadapkan pada suatu konflik antarahukum dan kata hati, ia akan mengikuti kata hatinya,walaupun keputusan ini dapat memunculkan resiko padadirinya.

Berdasarkan tingkatan dan pentahapan perkembanganmoral, Kohlberg menerjemahkan ke dalam motif-motif

131

Page 11: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

individu dalam melakukan perbuatan moral. Sesuai dengantahapan perkembangan moral, motif-motif perilaku moralmanusia adalah sebagai berikut :

Tahap 1 : Perbuatan moral individu dimotivasi olehpenghindaran terhadap hukuman dan suara hati yang padadasarnya merupakan ketakutan irasional terhadap hukuman.Jadi anak menurut untuk menghindari hukuman

Tahap 2 : Perbuatan moral individu dimotivasi olehkeinginan untuk mendapat ganjaran dan keuntungan sangatboleh jadi reaksi rasa bersalah diabaikan dan hukumandipandang secara pragmatis (membedakan rasa takut, rasanikmat, atau rasa sakit dari akibat hukuman). Dalam hal inianak menurut dengan alasan ingin memperoleh hadiah karenabaik.

Tahap 3 : Perbuatan moral individu dimotivasi olehantisipasi terhadap celaan orang lain, baik yang nyata atau yangdibayangkan secara hipotetis. Jadi anak menurut untukmenghindari celaan dan untuk disenangi oleh orang lain.

Tahap 4 : Perbuatan moral individu dimotivasi olehantisipasi terhadap celaan yang mendalam karena kegagalandalam melaksanakan kewajiban dan rasa bersalah diri ataskerugian yang dilakukan terhadap orang lain. Orientasiberdasarkan otoritas, aturan pasti dan pemeliharaan terhadapaturan sosial. Seseorang dipandang bermoral bila melakukantugasnya dan dengan demikian dapat melestarikan aturansistem moral dan sistem sosial. Jadi anak menurut untukmempertahankan sistem aturan sosial

Tahap 5 : Perbuatan moral individu dimotivasi olehkeprihatinan terhadap upaya mempertahankan rasa hormatterhadap orang lain dan masyarakat yang didasarkan atas akalbudi dan bukan berdasarkan emosi, keprihatinan terhadap rasahormat bagi dirinya sendiri. Peraturan merupakan kontrol(perjanjian) diri dan masyarakat. Individu harus memenuhikewajibannya, tetapi sebaliknya masyarakat harus menjaminkesejahteraan individu. Jadi anak menurut untuk memenuhi

132

Page 12: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

perjanjian bersama yang ada dalam peraturan sosial.Tahap 6 : Perbuatan moral individu dimotivasi oleh

keprihatinan terhadap sikap mempersalahkan diri karenamelanggar prinsip-prinsipnya sendiri. Individu cendrungmembedakan antara rasa homat dari masyarakat dengan rasahormat dari diri sendiri. Selain itu juga membedakan antararasa hormat terhadap diri sendiri karena mencapai rasionalitasdan rasa hormat terhadap diri sendiri karena mampumempertahankan prinsip-prinsip moral. Jadi anak menurutbukan karena perintah tetapi karena keyakinannya sendiriingin melakukannya.

C. Karakteristik, Nilai, Moral dan Sikap Remaja.Masa remaja merupakan masa mencari jati diri, dan

berusaha melepaskan diri dari lingkungan orang tua untukmenemui jati dirinya, maka masa remaja menjadi suatuperiode yang sangat penting dalam pembentukan nilai. Salahsatu karakteristik remaja yang sangat menonjol yang berkaitandengan nilai adalah bahwa remaja sudah sangat merasakanpentingnya tatanilai dan mengembangkan nilai-nilai yangsangat diperlukan sebagai pedoman, pegangan atau petunjukuntuk menumbuhkan identitas diri menuju kepribadian yangsemakin matang. Pembentukan nilai-nilai tersebut dengan caraidentifikasi dan imitasi terhadap tokoh atau model atau bisasaja berusaha mengembangkannya sendiri.

Karakteristik perkembangan moral remaja berbedadengan perkembangan moral periode anak-anak (ElidaPrayitno: 2006). Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu :1. Meningkatnya kemampuan kognitif dari berpikir konkret

menjadi berpikir abstrak atau formal. Peningkatan kognitiftersebut berkaitan dengan perkembangan tingkahlakumoral. Dengan dicapainya kemampuan berpikir abstrak danformal, pada remaja juga terjadi peningkatan kemampuanpemahaman. Baik tehadap hal-hal yang kompleks.Ketajaman analisis remaja terhadap hal-hal yang

133

Page 13: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

menyangkut moralpun meningkat dan mereka sudahmampu berpikir alternatif dalam pemecahan masalah yangdialaminya. Kemampuan berpikir abstrak yang logismereka pakai untuk memahami situasi moral yangmenyebabkan remaja mampu memahami persoalan moralyang rumit.

2. Remaja memiliki kemampuan untuk memahami bahwaperaturan-peraturan itu di buat manusia atas persetujuansemua orang adalah bersifat ideal untuk kesejahteraanhidup. Dan mereka telah memahami aturan moral yangstandar dan absolut yaitu aturan yang dibuat oleh AllahSWT. Mereka menuntut agar aturan-aturan yang telah adaitu disepakati, dan dipatuhi oleh semua orang. Kalau tidakdemikian maka remaja akan melontarkan kritikan sehinggamenimbulkan konflik antar remaja dengan orang dewasa..

Michel (1975) mencatat tiga perubahan dalamperkembangan moral selama periode remaja yaitu :1. Remaja telah menyadari bahwa yang disebut benar atau

salah adalah atas pertimbangan keadilan ataukebijaksanaan, bukan atas kemauan orang yang berkuasaseperti yang mereka pahami sebelumnya

2. Remaja dapat memahami perbedaan antara moral atauagama dengan sosial, karena telah memperolehkemampuan memahami sesuatu dari sudut pandangtertentu. Oleh sebab itu remaja mengerti bahwa moral(yang dibuat manusia) bersifat relatif atau tidak absolut.

3. Karena perubahan di atas, maka remaja mengalami konfliktingkahlaku moral dengan pikiran moral. Tingkahlakumoral adalah tingkahlau yang ditampilkan sesuai dengankriteria moral, sedangkan pandangan moral adalahpendapat atau pertimbangan seseorang terhadap moral.Diharapkan seorang remaja yang memiliki pandanganmoral yang benar, juga memiliki prilaku yang bermoral.Namun dapat juga terjadi, seorang remaja yang memilikipandangan moral yang benar tetapi berprilaku yang

134

Page 14: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

melanggar moral. Perkembangan moral remaja kalauditelaah menurut teori perkembangan moral Kohlbergberarti remaja sudah mencapai tahap konvensional. Padaakhir masa remaja mereka akan memasuki tahapperkembangan yang disebut dengan tahap pasca atau postconvensional.

Tingkat perkembangan fisik dan psikis yang dicapairemaja berpengaruh pada perubahan sikap dan prilakunya.Perubahan sikap yang sangat mencolok dan ditempatkansebagai salahsatu karakter remaja adalah sikap menentangnilai-nilai dasar hidup orang tua atau orang dewasa. Sikapmenantang pranata adat kebiasaan yang ditunjukkan oleh pararemaja merupakan gejala wajar yang terjadi sebagai unjukkemampuan berpikir kritis terhadap segala sesuatu yangdihadapi dalam realitas. Gejala menantang tersebut hanyabersifat sementara dan akan berubah serta berkembang ke arahmoralitas yang lebih matang dan mandiri.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai, Moral dan SikapRemaja.

Pada awalnya anak belum memiliki nilai-nilai danpengetahuan mengenai moral. Namun melalui interaksi antaraanak dengan lingkungan dan didukung oleh tercapainyakematangan cara berpikir anak sedikit demi sedikit anakmemahami tentang nilai moral, sehingga mengerti manaperbuatan yang baik dan mana perbuatan yang tidak baik .Dalam konteks ini , lingkungan merupakan faktor yang besarpengaruhnya bagi perkembangan nilai, moral dan sikapindividu. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadapperkembangan nilai, moral dan sikap individu mencakup aspekpsikologis, sosial, budaya dan fisik kebendaan, baik yangterdapat dalam lingkungan keluarga, sekolah maupunmasyarakat. Remaja yang tumbuh dan berkembang dalamlingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang penuh rasaaman secara psikologis, pola interaksi yang demokratis, pola

135

Page 15: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

asuh bina kasih, dan relegius dapat diharapkan berkembangmenjadi remaja yang memiliki budi luhur, moralitas tinggi,serta sikap dan prilaku yang terpuji.

E. Upaya Mengembangkan Nilai, Moral dan Sikap Remaja danimplikasinya.

Perwujudan nilai, moral dan sikap tidak terjadi begitusaja tanpa melalui proses. Proses yang dilalui seseorang dalampengembangan nilai-nilai hidup tertentu adalah sebuah prosesuntuk memiliki dan menginternalisasi nilai-nilai tersebutdalam kehidupannya melalui prilakunya. Proses terjelmanyanilai-nilai hidup dalam diri individu pada awalnya didahuluidengan pengenalan nilai secara intelektual, disusul olehpenghayatan nilai tersebut , dan kemudian tumbuh di dalamdiri seseorang sedemikian rupa sehingga seluruh jalan pikiran,tingkahlaku serta sikap terhadap segala sesuatu di luar dirinyamenginternal dalam dirinya.

Tidak semua individu mencapai tingkat perkembangannilai, moral dan sikap seperti yang diharapkan, maka kitadihadapkan dengan masalah pembinaan. Adapun upaya-upayayang dapat dilakukan dalam mengembangkan nilai, moral dansikap remaja adalah :

1. Teknik pengasuhanDalam teori psikoanalisis Freud, aspek dari pengasuhan

anak yang mendukung perkembangan moral adalah tindakanyang menanamkan rasa takut akan hukuman dan kehilangankasih sayang orang tua. Teknik yang dipakai adalahmemfokokuskan pada disiplin yang diterapkan oleh orang tua.Yang termasuk teknik disiplin di sini adalah love withdrawal,power assertion dan induction. Love withdrawal adalah teknikdisiplin dimana orang tua tidak lagi memberikan perhatianatau kasih sayang pada anak. Contoh orang tua mengatakan“Saya akan meninggalkan kamu kalau kamu melakukannyalagi. Power assertion adalah teknik disiplin di mana orang tua

136

Page 16: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

mencoba untuk memiliki kontrol atas diri anaknya dan sumberhidup si anak. Sebagai contohnya adalah memukul,mengancam atau tidak memberikan hak yang dimiliki anak.Induksi adalah teknik disiplin di mana orang tua memberikanalasan dan penjelasan mengenai konsekuensi yang dirasakanorang lain sebagai tindakan si anak. Dari tiga bentuk disiplinyang diberikan kepada anak maka menurut Hoffman dalamSantrock (2003) teknik induksi adalah teknik yang paling tepatdiberikan kepada remaja. Penggunaan induksi akan membuatperhatian remaja terfokus pada konsekuensi tingkahlakunyapada orang lain, bukan pada apa yang terjadi pada dirinyasendiri pada waktu dekat.. Beberapa ahli perkembanganpercaya bahwa teknik disiplin induksi berperan dalammotivasi moral dan nilai-nilai yang dianut orang tuamempengaruhi pemikiran moral anak-anak dan remaja yangtengah berkembang

2. Perasaan empatiPerasaan positif, seperti empati, memberikan konstribusi

pada perkembangan moral remaja. Merasakan empati berartiberreaksi terhadap perasaan orang lain dengan responemosional yang sama dengan respon orang lain. Walaupunempati dianggap sebagai keadaan emosional, seringkali empatimemiliki komponen kognitif, kemampuan melihat keadaanpsikologis dalam diri orang lain.

3. Mengembangkan sikap altruismeAltruisme adalah minat yang tidak mementingkan diri

sendiri untuk menolong orang lain. Walaupun remaja seringkali digambarkan sebagai individu yang egosentris dan egoisnamun tingkahlaku altruisme cukup banyak dimiliki remaja.Hal ini dapat diperhatikan bagaimana remaja secara individuatau secara berkelompok melaksanakan kegiatan yang bersifatsosial. Timbal balik dan pertukaran merupakan bagian darialtruisme (Brown, 1986). Perasaan manusia terbungkus dalam

137

Page 17: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

timbal balik ini, yang mendorong remaja melakukan hal yangia ingin orang lain juga melakukannya terhadap dirinya. Rasapercaya mungkin merupakan prinsip yang paling penting dalamaltruisme pada remaja. Kondisi yang biasanya melibatkanaltruisme oleh remaja adalah emosi empati atau simpatiterhadap orang lain yang membutuhkan. Altruisme muncullebih sering di masa remaja dari pada masa kanak-kanak(Eisenberg,1991).

4. Menciptakan komunikasiDalam komunikasi didahului dengan pemberian

informasi tentang nilai-nilai moral. Anak tidak pasifmendengarkan dari orang dewasa bagaimana seseorang harusbertingkahlaku sesuai norma-norma dan nilai moral, tetapianak harus dirangsang supaya lebih aktif. Hendaknya ada upayauntuk melibatkan remaja dalam beberapa pembicaraan/diskusi dan dalam pengambilan keputusan keluarga,sedangkan dalam kelompok teman sebaya, remaja turut sertasecara aktif dalam tanggungjawab dan penentuan keputusankelompok. Di sekolah remaja hendaknya diberi kesempatanberpartisipasi untuk mengembangkan aspek moral misalnyadalam kerja kelompok, sehingga dia belajar untuk tidakmelakukan sesuatu yang akan merugikan orang lain karenahal ini tidak sesuai dengan nilai moral atau norma moral

5. Menciptakan iklim lingkungan yang serasiSeseorang yang mempelajari nilai hidup bermoral,

kemudian berhasil memilki sikap dan prilaku sebagaipencerminan nilai hidup itu umumnya adalah seseorang yanghidup dalam lingkungan yang positif, jujur, dan konsekuensenantiasa mendukung bentuk prilaku yang mencerminkannilai hidup tersebut. Ini berarti antara lain, bahwa usahapengembangan prilaku nilai hidup hendaknya tidak hanyamengutamakan pendekatan intelektual semata tetapi jugamengutamakan adanya lingkungan yang kondusif di mana

138

Page 18: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

faktor -faktor lingkungan itu sendiri merupakan penjelmaanyang konkrit dari nilai-nilai hidup tersebut. Karena lingkunganmerupakan faktor yang cukup luas dan sangat bervariasi, makatampaknya yang perlu diperhatikan adalah lingkungan sosialterdekat yang terutama terdiri dari mereka yang berfungsisebagai pendidik dan pembina yaitu orang tua dan guru.Selanjutnya nilai-nilai keagamaan perlu mendapat perhatian ,karena agama juga mengajarkan tingkahlaku yang baik danburuk, sehingga siswa memahami apa yang boleh dan yangtidak boleh mereka kerjakan.

Selanjutnya dalam memberikan pendidikan moral, Duska& Whelan (1982) mengemukakan pedoman praktis yang dapatdigunakan guru, sebagai berikut :1. Menciptakan kelas sebagai lingkungan tempat belajar

bersama dalam suasana hormat menghormati dan suasanaaman.

2. Beri kesempatan kepada siswa untuk mengemukakanpendapat dalam menentukan aturan-aturan kelas.

3. Pilihlah hukuman yang ada hubungannya denganpelanggaran moral, dan bila mungkin, hukuman yangdiberikan dapat memperlihatkan akibat dari perbuatansiswa terhadap kelompok.

4. Bedakan antara kritik terhadap pekerjaan yangberhubungan dengan pelajaran dengan kritik terhadaptindak tanduk, antara aturan tata tertib sekolah denganaturan-aturan tentang keadilan dan hubunganantarmanusia.

5. Beri kesempatan siswa bekerja dalam kelompok6. Dalam bercerita dan berdiskusi tentang pengalaman sehari-

hari, bantulah siswa memikirkan keadaan dan perasanorang lain, baik melalui fakta/kisah nyata maupun yangfiktif

7. Buatlah permainan peran (role playing) dari kehidupansehari-hari atau kejadian-kejadian yang membawa orangpada kekecewaan, ketegangan, pertengkaran, kegembiraan

139

Page 19: BAB IX PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPsikologi Perkembangan Remaja

dengan maksud memberi kesempatan kepada siswa untukdapat melihat dan menganalisis kejadian itu dari perspektifmereka.

8. Beri kesempatan tiap siswa untuk mengungkapkanpertimbangan moralnya dan adakan diskusi-diskusi yangmemancing penalaran moral yang lebih tinggi denganmenggunakan bahan bacaan, film, dan pengalaman sehari-sehari

9. Janganlah memberi penilaian terhadap perkembanganmoral atas dasar kesamaan tingkahlaku setiap orang darikeenam tahap perkembangan moral terdahulu.

140