7
BAB IV PEMBAHASAN Pada praktikum Geomorfologi dan Geologi Foto acara Bentang Alam Vulkanik yang dilaksanakan pada Senin 19 Maret 2015 pada pukul 18.30 WIB di ruang 302 Teknik Geologi Universitas Diponergoro. Praktikum yang dilakukan yakni berupa mengamati peta topografi yang telah diberikan, dimana peta topografi yang diamati yaitu Gunung ungaran yang berskala 1 : 25000 dimana pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui mengenai kenampakan bentang alam vulkanik Gunung ungaran. Untuk mengetahui karakteristik Gunung Ungaran pada peta topografi, praktikan diajarkan untuk dapat membedakan kontur rapat dan renggang, kenampakan sungai dan jalan, dan juga menghitung persentase kelerengan juga selisih ketinggian untuk mengetahui jenis pegunungannya berdasarkan klasifikasi Van Zuidam, 1983. Bentang alam vulkanik memiliki karakteristik dalam peta topografi antara lain memiliki pola kontur radier dan pola penyaluran (aliran sungai) radial. Terlihat pula adanya suatu perbedaan kontur dimana perbedaan tersebutdapat membantu untuk mengetahui landai terjalnya areal yang diamati. Dimana semakin rapat konturnya maka daerahnya semakin terjal. Dan

BAB IV2 BT VULK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

good

Citation preview

BAB IVPEMBAHASAN

Pada praktikum Geomorfologi dan Geologi Foto acara Bentang Alam Vulkanik yang dilaksanakan pada Senin 19 Maret 2015 pada pukul 18.30 WIB di ruang 302 Teknik Geologi Universitas Diponergoro. Praktikum yang dilakukan yakni berupa mengamati peta topografi yang telah diberikan, dimana peta topografi yang diamati yaitu Gunung ungaran yang berskala 1 : 25000 dimana pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui mengenai kenampakan bentang alam vulkanik Gunung ungaran. Untuk mengetahui karakteristik Gunung Ungaran pada peta topografi, praktikan diajarkan untuk dapat membedakan kontur rapat dan renggang, kenampakan sungai dan jalan, dan juga menghitung persentase kelerengan juga selisih ketinggian untuk mengetahui jenis pegunungannya berdasarkan klasifikasi Van Zuidam, 1983.Bentang alam vulkanik memiliki karakteristik dalam peta topografi antara lain memiliki pola kontur radier dan pola penyaluran (aliran sungai) radial. Terlihat pula adanya suatu perbedaan kontur dimana perbedaan tersebutdapat membantu untuk mengetahui landai terjalnya areal yang diamati. Dimana semakin rapat konturnya maka daerahnya semakin terjal. Dan sebaliknya, semakin renggang konturnya maka semakin landai pula daerahnya.

4.1 Kontur RapatKontur yang rapat diwarnai dengan warna merah pekat pada pada kertas kalkir, dimana kontur ini menandakan jika daerahnya memiliki medan yang terjal. Kemudian Pada daerah yang berwarna merah pekat ini dibuat 5 buah sayatan yang menyebar pada peta dimana setiap sayatan memotong 5 kontur. Kemudian dilakukannya perhitungan morfometri untuk mendapatkan hasil persentase kelerengan. Setelah didapatkan hasil masing masing sayatan, kemudian dilakukan perhitungan rata rata dari kelima sayatan tersebut dan di dapat hasil 59,98 persen, dimana pada klasifikasi Van Zuidam 1983 pegungungan dengan persentase kelerengan tersebut masuk kedalam pegunungan sangat terjal(Van Zuidam, 1983). Kemudian untuk memperkuat hasil tersebut, dilakukan lagi perhitungan beda tinggi pada kontur rapat. Dimana perhitungan tersebut menghitung antara kontur rapat dengan ketinggian yang paling tinggi (Tophill) dan kontur rapat dengan ketinggian yang paling rendah (Downhill). kemudian didapat Tophill dengan ketinggian 2050 m yaitu berada di puncak Gunung Ungaran, sedangkan untuk Downhillnya didapat 822 yang berada di daerah Gebugan. Sehingga beda ketinggian antara dua daerah tersebut didapat hasil sebesar 1228 m sehingga termasuk dalam daerahdengan reliefpegunungan sangat curam (Van Zuidam, 1983). Pada peta topografi, satuan yang berkontur sangat rapat ini menunjukkan daerah bentang alam vulkanik berupa puncak gunung dengan morfologi berupa zona pusat erupsi serta zona proksimal. Hal ini dapat disebabkan karena bentang alam vulkanik tergolong tipe bentang alam dimana proses proses membangun/konstruktif yang jauh lebih aktif dan mendominasi daripada proses destruktifnya. Dan bagian yang memiliki kontur yang sangat rapat dapat dikatakan sebagai bagian yang paling muda dan aktif. Proses konstruktif meliputi tenaga endogen yang membentuk gunung dan atau pegunungan itu sendiri. Sedangkan proses destruktif meliputi proses erosi dan pelapukan. Maka pada daerah ini masih didominasi oleh proses konstruktif karena dari kenampakannya terlihat bahwa daerah berkontur rapat ini belum mengalami pelapukan dan erosi secara intensif.Pada daerah yang memilki kontur rapat, tidak terlihat adanya jalan, bahkan untuk jalan setapak sangat jarang. Hal tersebut menandakan minimnya aktivitas manusia di daerah tersebut, dikarenakan medannya yang terjal yang dapat mengakibatkan longsor dan dapat membahayakan manusia yang tinggal disana. Sehingga tempat tersebut tidak cocok untuk dijadikan daerah pemukiman. Namun untuk potensi positif nya sendiri daerah tersebut dapat dijadikan objek wisata sepertihalnya untuk para pendaki gunung Atau objek studi geologi.Untuk jenis batuan yang berada pada gunung ungaran ini, dapat diinterpretasikan jika pada daerah ini mempunyai jenis batuan yang didominasi oleh batuan beku. Hal tersebut dikarenakan batuan beku sendiri terbentuk atas proses pembekuan magma baik di dalam maupun di permukaan bumi, dimana hal tersebut dikarenakan oleh adanya proses vulkanisme. Seperti halnya pada gunung ungaran ini yang terbentuk atas proses vulkanisme.

4.2 Kontur RenggangKontur yang renggang diwarnai dengan warna merah pudar dimana menandakan jika pada kontur renggang ini dapat di interpretasikan memiliki kemiringan yang landai. Kemudian Pada daerah yang berwarna merah pudar ini dibuat 5 buah sayatan yang menyebar pada peta dimana setiap sayatan memotong 5 kontur. Kemudian dilakukannya perhitungan morfometri untuk mendapatkan hasil persentase kelerengan. Setelah didapatkan hasil masing masing sayatan, kemudian dilakukan perhitungan rata rata dari kelima sayatan tersebut dan di dapat hasil 20,65 persen, dimana pada klasifikasi Van Zuidam 1983 pegungungan dengan persentase kelerengan tersebut masuk kedalam berbukit terjal (Van Zuidam, 1983). Kemudian untuk memperkuat hasil tersebut, dilakukannya lagi perhitungan beda tinggi pada kontur renggang. Dimana perhitungan tersebut menghitung antara kontur renggang dengan ketinggian yang paling tinggi (Tophill) dan kontur renggang dengan ketinggian yang paling rendah (Downhill). kemudian didapat Tophill dengan ketinggian 1192 m yaitu berada di daerah Gunung geong sangsa, sedangkan untuk Downhillnya berada di jimbaran dengan ketinggian 746 m. Sehingga beda ketinggian antara dua daerah tersebut sebesar446 m sehingga termasuk dalam daerahdengan reliefperbukitan terjal (Van Zuidam, 1983). Pada peta topografi, satuan berkontur renggang ini menunjukkan daerah bentang alam vulkanik berupa kaki gunung (zona medial dan zona distal). Pada daerah ini hampir didominasi oleh proses destruktif yaitu berupa pelapukan dan erosi secara intensif yang ditandai dengan persen lereng yang kecil.Pada kontur yang renggang ditemukannya banyak jalan untuk kendaraan dan jalan setapak sehingga pada daerah ini diperkirakan adanya aktivitas penduduk. Hal tersebut dikarenakan daerah dengan kontur renggang menandakan kemirngan yang landai sehingga pada daerah memiliki tata guna lahan berupa pemukiman dan juga tata guna lahan di bidang pertanian, seperti contoh dibuatnya persawahan, ataupun perkebunan dan lain lain.Untuk jenis batuan yang berada pada gunung ungaran ini, dapat diinterpretasikan jika pada daerah ini mempunyai jenis batuan yang didominasi oleh batuan beku. Hal tersebut dikarenakan batuan beku sendiri terbentuk atas proses pembekuan magma baik di dalam maupun di permukaan bumi, dimana hal tersebut dikarenakan oleh adanya proses vulkanisme. Seperti halnya pada gunung ungaran ini yang terbentuk atas proses vulkanisme. Namun dapat juga diinterpretasikan jika pada daerah ini dapat pula ditemukannya batuan sedimen, dimana dapat dicirikan dengan adanya pengairan sungai yang bersifat mentrasportasikan material material hasil dari batuan yang telah ada sebelumnya.

4.3 Pola Pengaliran Delineasi pola pengaliran diwarnai dengan warna biru, sedangkan pola jalan ditandai dengan warna merah. Untuk jalan kendaraan berwarna merah terang sedangkan untuk jalan setapak berwarna merah pudar. Pada pola pengaliran di bentang alam vulkanik dimana berwujud sungai, pada peta terlihatnya suatu pengaliran yang teratur membentuk pengaliran radial. Pengaliran radial adalah pengaliran yang menyebar yang berasal dari satu pusat. Pada peta topografi pengaliran dapat diidentifikasikan dengan garis yang agak berkelok dan biasanya berada pada kontur yang membentuk bentukan seperti huruf v. Berbeda dengan jalan yang dapat di identifikasikan dengan garis yang tegas dan biasanya berada pada kontur yang renggang. Sedangkan untuk jalan setapak, dapat dilihat pada peta topografi berupa titik titik kecil yang membentuk seperti garis. Pengaliran yang bersifat radial ini dikarenakan sifat air yang mengalir dari temapt tinggi ketempat yang lebih rendah.dan seperti yang diketahui bentang alam vulkanik berupa bentukan yang memusat pada satu ketinggian, sehingga pola alirannya radial.