Upload
almira-zada-neysan-susanto
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 BAB IV1 (1)
1/9
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini, os, wanita, 81 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada
kanan sejak 2 hari SMRS disertai demam, batuk, dan sesak. Sejak 1 tahun
yang lalu os mengeluh batuk berdahak selama 2 bulan, dahak berwarna putih
dan banyaknya sekitar seperempat hingga setengah sendok makan, ada sesak
yang dipengaruhi aktivitas. Satu minggu SMRS, os mengeluh demam tinggi
terus menerus, batuk berdahak, dahak berwarna putih sebanyak seperempat
hingga setengah sendok makan, ada sesak dipengaruhi aktivitas. 2 hari SMRS
os mengeluh nyeri dada di sebelah kanan, nyeri seperti ditusuktusuk,
terlokalisir di dada kanan atas, dan tidak menjalar, nyeri dirasakan terus
menerus dan dirasa semakin nyeri ketika os menarik napas, ada demam yang
naik turun namun tidak men!apai suhu normal, os mengeluh sesak tanpa
disertai mengi dan masih batuk berdahak, dahak berwarna putih kehijauan. "s
memiliki riwayat darah tinggi yang terkontrol dan seharihari os terpapar asap
rokok dari suaminya.
#atuk merupakan re$lek $isiologis yang dilakukan pasien untuk
mengeluarkan pathogen dari saluran pernapasan. Pasien yang mengalami
PP"% akan mengalami penurunan re$le& pengeluaran benda asing karena
kerusakan sel silia di trakea sehingga pathogen dapat lebih mudah masuk ke
dalam alveolus. 'emam yang mun!ul pada pasien karena terjadinya in$lamasi
akibat patogen yang berhasil masuk ke dalam alveolus sehingga respon
in$lamasi teraktivasi. 'ahak berwarna kehijauan timbul karena en(im
myelopero&ide )MP"* yang terdapat di neutro$il dan mempengaruhi warna
dahak. 'ari hasil anamnesis, diagnosis bading PP"% adalah asma karena
memiliki mani$estasi klinis yang sama. #erikut perbedaan asma dan PP"%+
7/26/2019 BAB IV1 (1)
2/9
#erdasarkan tabel di atas dan menyesuaikan dengan keterangan yang didapat
melalui anamnesis, maka diagnosis banding asma bisa disingkarkan.
Pada pasien dengan PP"% terjadi kerusakan pada silia sehingga re$lek
untuk mengeluarkan benda asing atau patogen menurun, menyebabkan benda
asing dapat memasuki bagian alveolus dan menimbulkan pneumonia. al itulah
yang menyebabkan PP"% sebagai salah satu $aktor risiko pneumonia. -ntuk
membedakan community acquired pneumonia )/P* dengan pneumonia
nosokomial dapat dilihat dari kriteria pneumonia nosokomial yang diajukan
oleh Centers for Disease Control and Prevention )'*, yaitu+
1. Ronkhi atau dullness pada perkusi torak. 'itambah salah satu+
a. "nset baru sputum purulen atau perubahan karakteristiknya
b. 0solasi kuman dari bahan yang didapat dari aspirasi transtrakeal, biopsy,
atau sapuan bronkus.
2. ambaran radiologis berupa in$iltrat baru yang progresi$, konsolidasi,
kavitasi, atau e$usi pleura dan salah satu dari a atau b
7/26/2019 BAB IV1 (1)
3/9
a. 0solasi virus atau deteksi antigen virus ari sekret respirasi
b. iter antibodi tunggal yang diagnostik )0gM* atau peningkatan 3& titer
0g dari kuman
!. #ukti histopatologis pneumonia
4. Pasien sama atau 512 tahun dengan 2 dari gejalagejala berikut+ apnea,
takipnea, bradikardia, whee(ing, ronki, atau batuk, disertai salah satu dari+
a. Peningkatan produksi sekresi respirasi atau salah satu dari kriteria no.2
di atas
3. Pasien sama atau 512 tahun yang menunjukkan in$iltrat baru atau agresi$,
kavitasi, konsolidasi atau e$usi pleura pada $oto torak. 'itambah salah satu
dari !riteria no.4 di atas.Sedangkan kriteria diagnosis pneumonia nosokomial berdasarkan pedoman
diagnosis dan penatalaksanaan pneumonia nosokomial dari P'P0 adalah
sebagai berikut+
1. "nset pneumonia yang terjadi 38 jam setelah dirawat di rumah sakit dan
menyingkirkan semua in$eksi yang inkubasinya terjadi pada waktu masuk
rumah sakit
2. 'iagnosis pneumonia nosokomial ditegakkan atas dasar +
6oto toraks + terdapat in$iltrat baru atau progresi$ 'itambah 2 diantara kriteria berikut +
Suhu tubuh 7 48o
Sekret purulen
eukositosis
"s tidak termasuk dua kriteria di atas yang menandakan os termasuk pada
pneumonia komunitas. Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti
dapat dilakukan dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian
Pneumonia Patient Outcome Research Team )P"R*
Pemeriksaan $isik pasien ini didapatkan status gi(inya adalah kurus, sela
iga melebar, nyeri tekan pada thorak de&tra dari 0S 00 sampai 0S 09, stem
$remitus meningkat di lapangan paru kanan, hipersonor di kedua lapang paru,
nyeri ketok di thorak de&tra, batas paruhepar 0S 900 peranjakan 1 sela iga,
vesikuler meningkat di paru kanan, ekspirasi memanjang, ditemukan ronkhi
basah sedang di apeks paru kanan. #erdasarkan pemeriksaan laboratorium,
7/26/2019 BAB IV1 (1)
4/9
didapatkan peningkatan pada leukosit dan neutro$il, sedangkan eusino$il
menurun.
Permeabilitas vaskuler lokal di sekitar lokasi in$eksi meningkat guna
mempermudah perpindahan sel darah putih ke ruang interstitial yang
mengakibatkan kebo!oran plasma sehingga terjadi penumpukan !airan di paru
paru. Penumpukan !airan ini terdengar sebagai ronkhi basah. Seringnya os
terpapar asap rokok merupakan $aktor risiko terjadinya penyakit paru obstrukti$
kronik )PP"%*.
Pemeriksaan yang dianjurkan pada pasien ini untuk membantu
menegakkan diagnosis diantaranya+
1. Spirometri
-ji spirometri dilakukan untuk mengevaluasi dan memonitor $ungsi paru.
Spirometri merupakan gold standar PP"% dan asma. Pemeriksaan
spirometri digunakan untuk menilai $ungsi paru dalam proses pernapasan.
Parameter penilaian spirometri yang digunakan untuk menilai derajat berat
asma dan:atau PP"% adalah arus pun!ak ekspirasi:/P; )peak $low rate,
P6R*, volume ekspirasi paksa detik pertama:9;P1 )$or!ed e&piratory
volume o$ $irst se!ond, 6;91*, kapasitas vital paksa:%9P )$or!ed vital
!apa!ity, 69* dan arus ekspirasi paksa:/;P )$or!ed e&piratory $low,
7/26/2019 BAB IV1 (1)
5/9
6;62 atau 2?? m setelah
diberikan inhalasi bronkodilator menunjukkan suatu reversibilitas yang
merupakan karakteristik asma dan tidak khas ditemukan pada PP"%.
Pada pasien dengan em$isema, kapasitas di$usi dapat berkurang,
menandakan destruksi parenkim paru yand merupakan tanda khas penyakit
tersebut. 'erajat obstruksi aliran napas merupakan $aktor prognosis
penting pada PP"% dan merupakan dasar klasi$ikasi lobal 0nitiative $or
ung 'isease )"'*.
Stage Characteristics
? + /t Risk - @ormal spirometry
- hroni! symtoms ) !ough, sputum produ!tion*
0 + Mild "P' - 6;91 : 69 5 =? >
- 6;91 A 8?> predi!ted
- Bith or without !hroni! symtoms
00 + Moderate
"P'
6;91 : 69 5 =? >
- C6;91 5 8?> predi!ted
- Bith or without !hroni! symtoms
000 + Severe "P' 6;91 : 69 5 =? >- 4?> C6;91 5 predi!ted
- Bith or without !hroni! symtoms
09 + very severe
"P'
6;91 : 69 5 =? >
- 6;91 5 4?> predi!ted or 6;91 5
predi!ted plus !hroni! respiratory $ailure
2. ;lektrokardiogra$iMengetahui komplikasi pada jantung karena $aktor risiko usia os
memungkinkan adanya kelainan pada jantung.
4. s!an thorak
s!an merupakan teknik pemeriksaan se!ara radiologi untuk
mendapatkan in$ormasi anatomis irisan !rosse!tional atau penampang
aksial thora&. Salah satu indikasi dilakukan s!an adalah !uriga adanya
tumor atau massa, dan dari hasil rontgen didapatkan gambaran radio
7/26/2019 BAB IV1 (1)
6/9
opaDue yang bisa diinterpretasikan sebagai benda padat. -ntuk
memastikannya dilakukan pemeriksaan s!an thorak.
3. /nalisis gas darah
erutama untuk menilai +
agal napas kronik stabil
agal napas akut pada gagal napas kronik
Pada PP"% stabil didapatkan hasil analisis gas darah adalah P" 2 53