41
35 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan Perusahaan 4.1.1 Sejarah dan deskripsi Perusahaan Perusahaan Listrik negara atau yang biasa disebut dengan PT. PLN (Persero) adalah sebuah BUMN yang menangani berbagai aspek kelistrikan di indonesia. Pada tahun 1905 di masa pemerintahan kolonial belanda di kota bandung, berdiri sebuah perusahaan yang mengelola kelistrikan bagi kepentingan publik yang dimiliki oleh belanda bernama Bandoengsche Electriciteit Maatschppij (BEM). Pada tahun 1950 ketika belanda mulai menyerahkan kedaulatan kepada pemerintah Republik Indonesia perkembangan pusat pemeliharaan ketenaga listrikan mulai terlihat. Energi listrik saat ini yang disalurkan kepada masyarakat terdiri dari pembangkit – distribusi – penyaluran. Pada tahun 1930 pemerintah hindia belanda telah membangun bengkel pemelihraan mesin-mesin pembangkit tenaga listrik di Jawa. Pendirian mesin-mesin pembangkit ini bagi pemerintah belanda adalah hal yang sangat vital karena tidak memungkinkan pemerintah Hindia Belanda untuk memperbaiki mesin-mesing tersebut keluar negeri, sebab akan menganggu jalannya komunikasi antara pemerintah belanda dan pemerintah Hindia Belanda. Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda telah mendirikan beberapa pembangkit listrik di Jawa Barat, yaitu: a). PLTA Dago b). PLTA Bengkok

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

35

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Tinjuan Perusahaan

4.1.1 Sejarah dan deskripsi Perusahaan

Perusahaan Listrik negara atau yang biasa disebut dengan

PT. PLN (Persero) adalah sebuah BUMN yang menangani

berbagai aspek kelistrikan di indonesia. Pada tahun 1905 di

masa pemerintahan kolonial belanda di kota bandung, berdiri

sebuah perusahaan yang mengelola kelistrikan bagi

kepentingan publik yang dimiliki oleh belanda bernama

Bandoengsche Electriciteit Maatschppij (BEM). Pada tahun

1950 ketika belanda mulai menyerahkan kedaulatan kepada

pemerintah Republik Indonesia perkembangan pusat

pemeliharaan ketenaga listrikan mulai terlihat. Energi listrik

saat ini yang disalurkan kepada masyarakat terdiri dari

pembangkit – distribusi – penyaluran. Pada tahun 1930

pemerintah hindia belanda telah membangun bengkel

pemelihraan mesin-mesin pembangkit tenaga listrik di Jawa.

Pendirian mesin-mesin pembangkit ini bagi pemerintah

belanda adalah hal yang sangat vital karena tidak

memungkinkan pemerintah Hindia Belanda untuk

memperbaiki mesin-mesing tersebut keluar negeri, sebab akan

menganggu jalannya komunikasi antara pemerintah belanda

dan pemerintah Hindia Belanda. Pada masa Pemerintahan

Hindia Belanda telah mendirikan beberapa pembangkit listrik

di Jawa Barat, yaitu:

a). PLTA Dago

b). PLTA Bengkok

Page 2: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

36

c). PLTA Plengan

d). PLTA Lamajan

e). PLTA Cikalong

f). PLTA Ubrug

Untuk memastikan mesin-mesin PLTA tersebut diatas

maka Pemrintah Hinda Belanda membangun bengkel-bengkel

pemeliharaan di Dayeuh Kolot. Bengkel – bengkel yang ada di

Dayeukolot tersebut terus beroperasi sampai kemudian beralih

ke tangan jepang ketika masuk ke indonesia lalu beralih tangan

lagi ke Pemerintah Republik Indonesia setelah merdeka dan

sampai saat inimenjadi bagian unit dari PLN PUSHARLIS

Bandung.

PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (PUSHARLIS)

merupakan salah satu unit yang berada di lingkungan PT PLN

(Persero) yang bergerak dalam bidang Maintenance, Repair

dan Overhaul serta Engineering , Procurement and

Construction pembangkit-pembangkit listrik. Keberadaan PLN

PUSHARLIS merupakan hasil dari perluasan skala bisnis dan

migrasi dari Unit Bisnis Jasa Perbengkelan pada tahun 1997-

2000.

Pada saat ini PLN PUSHARLIS telah memiliki

beberapa unit, dengan nama-nama sebagai berikut:

a) Unit Pelaksana Produksi danWorkshop I (UP2W I) di

Merak, Cilegon

b) Unit Pelaksana Produksi danWorkshop II (UP2W II) di

Klender, Jakarta

Page 3: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

37

c) Unit Pelaksana Produksi danWorkshop III (UP2W III)

di jalan Banten, Kota Bandung.

d) Unit Pelaksana Produksi danWorkshop IV (UP2W IV)

di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung

e) Unit Pelaksana Produksi danWorkshop V (UP2W V )

di Krapyak, Semarang

f) Unit Pelaksana Produksi danWorkshop VI (UP2W VI)

di Ngagel Surabaya, Serta

g) Kantor Induk di jalan Banten Kota Bandung

Gambar 4.1 Peta Lokasi Kantor Induk dan Unit PLN PUSHARLIS

Adapun tugas utama yang dijalankan oleh PLN PUSHARLIS

adalah:

a). Penanganan sistem pengendalian kualitas pada pekerjaan repair,

reverse engineering, manufaktur peralatan ketenagalistrikan.

b). Penanganan emergency repair untuk menjamin ketersediaan pasokan

tenaga listrik.

c). Pengembangan dan manufaktur hasil karya inovasi.

Page 4: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

38

d). Bekerjasama dengan lembaga riset dan industri dalam negeri untuk

mencapai kemandirian teknologi.

4.1.2 Visi & Misi Perusahaan

Visi:

Menjadi pusat keunggulan dalam kemandirian teknologi bidang

enjiniring terapan ketenagalistrikan yang memberikan nilai tambah

optimal, terpercaya dan bertumpu pada potensi insani.

Misi:

1. Memberikan nilai tambah yang optimal kepada PLN Group

dengan menjalankan aktivitas yang terkait, untuk

memastikan keberlangsungan usaha, optimasi efesiensi

biaya, kapabilitas unggul dalam industri, peningkatan

kontribusi laba, dan atau pengembangan usaha baru.

2. Melakukan sistem pengendalian kualitas pada pekerjaan

repair, reverse engineering, dan manufaktur peralatan

ketenagalistrikan dalam rangka mendukung kinerja PLN

untuk menjamin ketersediaan pasokan tenaga listrik yang

handal dan efisien.

3. Berperan untuk memenuhi kebutuhan emergency repair

dan pengembangan hasil karya inovasi yang mendukung

pertumbuhan industri dalam negeri.

Adapun tema startegis yang dicanangkan PLN

PUSHARLIS saat ini ialah dengan Creating More Values β€œ

Melalui Peningkatan Kontribusi Pusharlis, Peningkatan

Page 5: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

39

Kompetensi Sdm, Peningkatan Mutu Produk Dan Optimasi

Proses Produksi Dan Layanan”.

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Perusahaan

PLN PUSHARLIS Bandung dalam menjalankan

kegiatannya dipimpin oleh seorang general manager (GM). Dalam

melakukan tugasnya GM dibantu oleh senior manager masing-

masing bidang dan senior manager dibantu oleh masing-masing

manager sub bidang yang membawahi beberapa staf tiap sub

bidang. Berikut tugas pokok dan fungsi dari masing-masing

struktur organisasi di PLN PUSHARLIS Bandung:

1. General Manager

Bertanggungjawab untuk memastikan tersedianya

analisa dan mitigasi risiko, kepatuhan, serta proses bisnis,

terlaksananya startegi dan pengelolaan unit sesuai dengan misi

dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia secara

effisien, efektif dan sinergis, menjamin ketersediaan komponen

Page 6: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

40

ketenagalistrikan, serta memastikan terlaksananya Good

Corporate Govemance (GCG) di pusharlis.

2. Bidang Perencanaan

Bertanggungjawab dan memastikan tersedianya

perencanaan strategi Pusharlis, Rencana jangka panjang dan

Rencana Kerja serta anggaran Pusharlis, penyusunan laporan

manajemen, evaluasi kinerja, melaksanakan perencanaan

lingkungan hidup, produksi komponen ketenagalistrikan, dan

berkoordinasi denan PLN Kantor Pusat dalam pengelolaan

sistem informasi.

3. Bidang Produksi dan Workshop

Bertanggungjawab dan memastikan terlaksananya

produksi komponen ketenagalistrikan, Reverse Engineering,

pembangunan PLTM dan produksi karya inovasi. Memastikan

kelangsungan konsolidasi antar unit pelaksana, ketetapan

waktu, biaya dan kualitas pekerjaan melalui pemantauan hasil

karya antar unit pelaksana, untuk pencapaian target kinerja

perusahaan serta memastikan kelangsungan Supply Chain

Management dengan memperhatikan Sistem Manajemen

Terpadu (SMT).

4. Bidang Keuangan, SDM dan ADM

Bertanggugjawab atas pengelolaan keuangan, sumber

daya manusia, Hukum, Komunikasi, administrasi dan umum,

serta opersiaonal K3L untuk mendukung pelaksanaan kegiatan

Pusharlis secara efektif sebagai bagian pencapaian target

kinerja Pusharlis.

5. Sub Biro Perencana Pengadaan

Melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai

Pejabat Perencana Pengadaan sebagaimana yang diatur dalam

Page 7: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

41

ketentuan Barang dan jasa yang berlaku di lingkungan PT PLN

(Persero).

6. Sub Biro Pelaksana Pengadaan

Melaksanakan tugas dan tanggugjawab sebagai pejabat

pelaksana pengadaan sebagaimana yang diatur dalam ketentuan

barang dan jasa yang berlaku di lingkungan PT PLN (Persero).

7. Manager Unit Pelaksana Produksi dan Workshop

Bertanggugjawab dan memastikan terlaksananya

analisa manejemen risiko dan mitigasi proses bisnis di unitnya.

4.1.4 Proses Produksi

Proses produksi yang dijelaskan pada penelitian ini adaah

proses produksi pada produk PMCB, dimana produk ini menjadi

salah satu produk inovasi PLN PUSHARLIS Bandung yang pada

tahun 2019 memiliki permintaan atau penugasan yang terbanyak.

Berikut adalah proses produksi dari produk PMCB:

Gambar 4.3 Proses Produksi

1) Pekerjaan pada Box Control

Page 8: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

42

Untuk pekerjaan pada box control dilakukan pemasangan

Protection Relay, Push Button dan Lamp Indicator, MCB, Aux

Relay, Battery dan Charger, Test Block, metering serta stop

contact. Kemudian dilakukan pengujian atau quality control proses

pada perakitan box control

2) Pekerjaan pada Box Switching

Untuk pekerjaan pada box switching dilakukan dengan

merakit 5 komponen pada box yaitu pemasangan VCB, Heater and

Thermocouple, CT – VT serta kabel dan busbar. Setelah itu

dilakukan pula quality control proses setelah perakitan pada box

switching.

3) Tahap selanjutnya dilakukan final QC dengan melakukan beberapa

tahapan uji produk untuk memastikan kelayakan fungsi yaitu uji

tahanan isolasi, uji tahanan kontak, uji tegangan terapan, uji

keserempakan, uji inject arus serta uji indeks proteksi 34.

4) Setelah dilakukan final QC produk dibawa ke gudang produk jadi

yang nantinya akan dikirim kedalam ataupun luar pulau sesuai

dengan permintaan pelanggan dengan menggunakan alat

transportasi kapal maupun truk.

5) Untuk memastikan produk dalm kondisi baik sampai ke tujuan

maka dilakukan beberapa persiapan pada proses shipping ialah

dengan melakukan pemasangan pallet, membungkus produk

dengan plastik serta dilakukan pembungkusan dengan kayu.

4.2 Pengumpulan Data

4.2.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan secara

langsung dari subjek penelitian yang akan diteliti. Data primer

pada penelitian ini ialah data yang berupa hsil observasi dengan

Page 9: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

43

manager dan staff bagian suplly chain management serta produksi

dan workshop dan diperusahaan tempat penelitian dan juga terkait

penentuan indikator pengukuran kinerja SCM. Data-data yang

diperoleh yaitu data Pengiriman (Distribution), Data pemesanan

(Purchase Order), Data waktu siklus pengelolaan supply chain

perusahaan, serta data pemenuhan pemesanan dan pengembalian

produk. Berikut data-data primer yang dibutuhkan pada penelitian

ini :

A. Data Atribut reliability ( Kendalan)

Dalam hal ini berkaitan dengan kinerja perusahaan dalam

memenuhi permintaan konsumen sesuai dengan yang

diinginkan.

a) Data permintaan aktual

Tabel 4.1 Data Permintaan Aktual

Bulan Total Order Ketepatan

jumlah

produk yang

dikirim

Ketepatan

item barang

yang dikirim

Satuan

1 68 68 68 Unit

2 21 21 21 Unit

3 13 13 13 Unit

4 36 36 36 Unit

5 20 20 20 Unit

6 24 24 24 Unit

7 25 25 25 Unit

8 16 16 16 Unit

9 12 12 12 Unit

10 10 10 10 Unit

11` 3 3 3 Unit

Page 10: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

44

12 1 1 1 Unit

Total 249 249 249 Unit

b) Data Pengiriman Produk Kepada Konsumen

Tabel 4.2 Pengiriman produk

Bulan Jumlah

Produk

Terkirim

Produk

terkirim

tanpa

terlambat

Jumlah

kesalahan

pemasangan

produk

Jumlah

ketepatan

lokasi

pengiriman

Satuan

1 19 17 0 19 Unit

2 12 9 0 12 Unit

3 11 11 0 11 Unit

4 11 10 0 11 Unit

5 12 12 0 12 Unit

6 18 18 0 18 Unit

7 21 19 0 21 Unit

8 34 34 0 34 Unit

9 20 19 0 20 Unit

10 30 30 0 30 Unit

11` 16 16 0 16 Unit

12 45 45 0 45 Unit

Total 249 240 0 249 Unit

Tabel 4.3 Kelengkapan dokumen pengiriman produk

Bulan Kelengkapan

dokumen

Pengiriman

Kelengkapan

dokumen

surat tagihan

Satuan

Page 11: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

45

pembayaran

1 19 19 Lembar

2 12 12 Lembar

3 11 11 Lembar

4 11 11 Lembar

5 12 12 Lembar

6 18 18 Lembar

7 21 21 Lembar

8 34 34 Lembar

9 20 20 Lembar

10 30 30 Lembar

11` 16 16 Lembar

12 45 45 Lembar

Total 249 249 Lembar

c) Data Pengembalian Produk dari Konsumen atau Return

Tabel 4.4 Pengembalian Produk dari Konsumen atau Return

Bulan

Deliver - Return

Satuan Barang

Dikirim

Tanpa Cacat

Barang

Dikirim

Tanpa Rusak

Produk

Kembali

(Return)

1 19 19 0 Unit

2 12 12 0 Unit

3 11 11 0 Unit

4 11 11 1 Unit

5 12 12 0 Unit

6 18 18 0 Unit

Page 12: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

46

7 21 21 1 Unit

8 34 34 0 Unit

9 20 20 0 Unit

10 30 30 0 Unit

11 16 16 0 Unit

12 45 45 0 Unit

Total 249 249 2 Unit

B. Data Atribut Responsiveness (Kecepatan Merespon)

Data yang berkaitan dengan kecepatan rantai pasok dalam

merespon permintaan.

a) Data cycle time

Tabel 4.5 Data cycle time

Sources

(Pengadaan)

Make

(Produksi)

Deliver

(Pengiriman)

Satua

n

Terburuk 174 216 21 Hari

Terbaik 2 4 1 Hari

Median 88 110 11 Hari

C. Data Atribut Agility (ketangkasan/Kelincahan)

Data ini berkaitan dengan jumlah peningkatan maksimum

berkelanjutan dalam jumlah bahan baku, produksi, dan

pengiriman dalam jumlah yang dapat dicapai dalam 30 hari.

Tabel 4.6 Data Pengadaan, Produksi dan Pengiriman

Bulan Sources/Pengadaan

(Batch)

Make/Produksi

(Unit)

Deliver/Pengiriman

(Unit)

Page 13: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

47

1 74 22 19

2 47 15 12

3 74 12 11

4 84 33 11

5 115 20 12

6 103 21 18

7 125 30 21

8 96 25 34

9 98 19 20

10 18 15 30

11 5 14 16

12 2 1 45

Total 841 249 249

4.2.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penunjang untuk

melengkapi dan memperkuat teori-teori yang akan digunakan dan

berkaitan dengan penelitian ini. Data sekunder dilakukan dengan

mengkaji beberapa literatur yang berkaitan dengan penelitian.

Kajian litelatur pada penelitian ini dilakukan dengan review jurnal

penelitian serta studi buku-buku SCOR dalam pengukuran kinerja

perusahaan. Kemudian data sekunder juga merupakan data history

yang sudah terdapat diperusahaan tepat penelitian.

4.2.2.1 Proses rantai pasokan di PLN PUSHARLIS Bandung

Supply Chain Management pada PLN PUSHARLIS

Bandung dimulai ketika End User memerlukan komponen-

komponen untuk keperluan perbaikan mesin-mesin

pembangkit listrik. End User tersebut adalah konsumen

PLN PUSHARLIS yang merupakan anak perusahaan

maupun Unit perusahaan PT. PLN (Persero). Berikut

Page 14: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

48

gambaran pengelolaan manajemen rantai pasok PLN

PUSHARLIS

Gambar 4.4 Proses supply chain perusahaan

Prosesnya adalah, dimulai ketika Unit atau Anak

Perusahaan PT PLN (Persero) yang merupakan end user

mengirimkan permintaan penawaran kepada PLN

PSHARLIS. Selanjutnya perencanaan ( Plan ) dalam hal ini

bidang enjiniring Menyiapkan dokumen penawaran seperti

desain, RAB, KAK dan schedule yang kemudian bidang

pemasaran mengirimkan semua dokumen penawaran kepada

pemberi kerja atau end user. Selanjutnya pemberi kerja / end

user menerima penawaran dan mengirimkan surat peugasan

kepada PLN PUSHARLIS.

Selanjutnya pada proses pengadanaan (Source) pejabat

perencana pengadaan akan merencanakan pengadaan yang

akan dilakukan dengan lelang terbuka, lelang terbatas,

penunjukan langsung atau pengadaan langsung. Kemudian

pejabat pelaksana pengadaan melakukan proses pengadaan

dengan supplier yang terpilih yang sampai akhirnya material

dikirim dan diterima oleh PLN PUSHARLIS setelah lolos

tahap inspeksi material, namun jika ada kecacatan atau

ketidaksesuaian pada material yang diterima maka akan

dilakukan proses return.

Page 15: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

49

Proses produksi (Make) dilakukan dibeberapa unit

produksi dan workshop PLN PUSHARLIS. Pada proses

produksi dapat dilihat sebagai suatu siklus yang terintegrasi:

1. Reverse Engineering (RE): aktivitas ini merupakan

aktivitas yang dilakukan sebagai perencanaan sebelum

dilaksanakan proses manufaktur, aktivitas mulai dari

scanning, 3D Modeling, penetapan parameter desain,

hingga prototype. Hasil dari RE tersebut ialah:

a. New Quality Plan

b. New Drawing

c. New Spec

d. New Manufacturing processes

e. New commissiong SOP

f. New Manual Operation

g. New Manual Maintenance

2. Manufacture : Proses pembuatan produk tang dilakukan

unit produksi dan workhshop.

3. Quality Control : Inspeksi kesesuaian produk dengan

parameter desain yang telah ditetapkan

4. Quality Assurance : Menjamin kualitas produk yang

dihasilkan dan memastikan proses pembuatan produk

tersebut sesuai dengan standart dan persyaratan yang

telah ditentukan.

Empat peran inilah yang mejadi inti dalam proses

produksi yang dilakukan di lingkup PLN PUSHARLIS.

Setelah proses produksi telah selesai maka selanjutnya

dilakukan proses distribusi (Deliver). Pengiriman produk

dilakukan oleh pihak gudang melalui transportasi darat, laut

maupun udara disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Selanjutnya produk diterima oleh pemberi kerja dan

dibuktikan dengan surat serah terima pekerjaan.

Page 16: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

50

Untuk proses pengembalian (Return) dilakukan ketika

produk yang diberikan kepada konsumen tidak sesuai

dengan permintaan. Prosesnya ialah end user menghubungi

pihak PLN PUSHARLIS untuk menginfokan terkait kondisi

produk yang tidak sesuai permintaan yang selanjutnya akan

dibahas dalam sebuah pertemuan atau biasa juga

menggunakan vicon ( Video conferance) untuk memutuskan

tindaklanjut dari ketidaksesuaian tersebut. Jika perlu di

repair maka barang akan dikirim ke PLN PUSHARLIS

kemudian dilakukan incoming inspection di bagian

workshop, kemudian hasil dari inspection akan dijelaskan

kembali pada vicon (video conferance) untuk menyepakati

proses repair dan waktu pengerjaan repair sampai barang

dikirim kembali ke end user.

Untuk proses pengolahan atau pemeliharaan (Enable).

Pada kasus ini pengolahan atau pemeliharaan lebih

difokuskan pada performasi prduksi untuk menjaga

produksi tetap stabil, efektif dan efisien. Sehingga, produk

yang akan dihasilkan sesuai dengan rencana yang telah

dibuat.

4.3 Pengolahan Data

4.3.1 Klasifikasi proses kegiatan supply chain PLN PUSHARLIS

Dalam mengklasifikasikan kegiatan supply chain

perusahaan dilakukan dengan metode wawancara, pada proses

wawancara yang telah dilakukan terdapat beberapa proses inti

pengukuran kinerja supply chain yang akan digambarkan pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.7 Klasifikasi Aktivitas Supply Chain PLN PUSHARLIS

Page 17: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

51

No Aliran Supply

Chain PLN

PUSHARLIS

Klasifikasi Kegiatan Supply Chain

Plan Make Sources Deliver Return Enable

1 Purchase

Order (PO) √ √ √ √ √

2 Pengadaan

Bahan Baku √ √ √ √

3 Proses

Produksi √ √ √ √ √ √

4 Pengiriman

Produk √ √ √ √

Sumber : (Hasil Wawancara dengan Manager SCM PLN PUSHARLIS

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat enam proses inti

pada pengukuran kinerja supply chain management dengan

pendekatan Supply Chain Operations Reference (SCOR) Model

Versi 12.0. Aliran Supply Chain Perusahaan yang termasuk

kedalam proses Plan yaitu pada aktivitas Purchase Order,

Pengadaan bahan baku, proses produksi dan pengiriman produk.

Kemudian yang berkaitan dengan proses make yaitu pada proses

produksi saja. Sedangkan yang termasuk pada proses sources yaitu

pada purchase order dan proses produksi. Kemudian pada proses

deliver, return dan enable berkaitan dengan seluruh aliran supply

chain PLN PUSHARLIS.

Dalam SCOR Model terdapat performance attribut yang

merupakan satu set atribut untuk menilai proses supply chain dari

berbagai sudut pandang yang berbeda. Terdapat lima attribute

yang digunakan pada penilaian performa dari supply chain dengan

metode SCOR model versi 12.0. Dalam satu attribute, terdapat

beberapa metrik yang dapat dipakai sebagai metrik pengukuran

Page 18: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

52

kinerja supply chain (APICS,2017). Namun pada penelitian ini

performance attribut yang digunakan ialah hanya yang berkaitan

dengan costumer facing . Berikut attribute SCOR model versi 12.0

yang digunakan pada penelitian ini:

Tabel 4.8 Attribute SCOR

Level 1 Metrics

Performance Attributes

Customer Facing

Reliability Responsiveness Agility

Perfect order

fulfillment

(POF)(%)

X

Order fulfillment

cycle time X

Upside supply

chain adaptability X

Downside supply

chain adaptability X

Supply Chain Reliability kinerja rantai pasok dalam

Delivery adalah : sebuah produk yang tepat, pengepakan dan

kondisi produk yang tepat, serta jumlah dan dokumentasi yang

tepat.

Supply Chain Responsiveness merupakan kecepatan sistem

supply chain untuk menyediakan produk.

Page 19: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

53

Supply Chain Agility merupakan kemampuan sistem supply

chain untuk merespon permintaan pasar atau memelihara

keunggulan bersaing.

Page 20: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

54

4.3.2 Model Hirarki pengukuran kinerja Supply Chain PLN PUSHARLIS

Dari penyesuaian yang telah dilakukan, Maka didapat sebuah model hierarki Supply Chain Operations

Reference (SCOR) Model Versi 2.0 pengukuran kinerja supply chain pada PLN PUSHARLIS seperti pada gambar

berikut:

Gambar 4.5 Model hierarki SCOR pengukuran kinerja supply chain PLN PUSHARLIS Bandung

Page 21: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

55

Model hierarki diatas telah menggambarkan metrik-metrik yang

akan digunakan pada penelitian ini yang telah disesuaikan dengan kondisi

proses supply chain yang terjadi di perusahaan dan disesuaikan pula

dengan data-data yang ada diperusahaan. Berikut adalah penjelasan

metrik-metrik yang digunakan pada penelitian ini:

Tabel 4.9 Penjelasan metrik SCOR

Kode Metrik Keterangan/Definisi

Supply Chain Reliability

RL.1.1 Perfect order

fulfillment(POF)(%)

POF digunsksn untuk

mengukur presentase

permintaan yang dapat

terpenuhi atau terlayani sesuai

dengan spesifikasi yang

dipesan dan tepat waktu

sesuai dengan tanggal yang

telah disepakati serta tidak ada

perbedaan antara pesanan

konsumen.

RL.2.1 % of Orders

Delivered in Full

(%)

Merupakan presentase

pengiriman suatu produk

dimana kuantitas yang dikirim

kepada konsumen sesuai

dengan permintaan.

RL.3.33 Delivery Item

Accuracy

Merupakan presentase

ketepatan item/jenis barang

yang dikirim kepada

konsumen.

RL.3.35 Delivery Quantity

Accuracy

Merupakan ketepatan jumlah

produk yang dikirim kepada

konsumen

Page 22: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

56

RL.2.2 Deliver

Performance to

Customer Commit

Date (%)

Presentase pemenuhan

pesanan konsumen sesuai

dengan tanggal yang telah

dijanjikan

RL.3.32 Customer Commit

Date Achievment

Time Customer

Receiving

Presentase pemenuhan order

konsumen sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan

RL.3.34 Delivery Location

Date Archievment

Time Customer

Receiving

Presentase ketepatan distribusi

barang dalam mengantarkan

suatu barang ke lokasi

konsumen.

RL.2.3 Documentation

Accuracy (%)

Presentase kejelasan sebuah

dokumen yang berisi

kebutuhan barang atau

tambahan dari konsumen.

RL.3.45 Payment

Documentation

Accuracy

Persentase faktur ataupun

surat tagihan pembayaran.

RL.3.50 Shipping Document

Accuracy

Presentase ketepatan dokumen

yang berisikan kejelasan

tentang barang yang telah

dikirim dalam segi kuantitas

atau jenis barang.

RL.2.4 perfect Condition

(%)

Merupakan presentase

ketepatan pengiriman barang

dengan kondisi baik yang

dikirimkan kepada konsumen.

RL.3.41 Order Delivered

Damage Free

Presentase barang yang

diterima tanpa rusak kepada

Page 23: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

57

Conformance konsumen.

RL.3.42 Orders Delivered

Defect Free

Conformace

Presentase barang yang

dikirim tanpa cacat kepada

konsumen.

RL.3.55 Warranty & Return Merupakan jumlah

pengembalian barang dari

konsumen.

RL.3.12 Fautless Instalation Merupakan banyaknya jumlah

barang yang mengalami

kesalahan saat pemasangan

pada konsumen.

Supply Chain Responsiveness

RS.1.1 Order fulfillment cycle time Merupakan rata-rata

waktu yang

dibutuhkan untuk

pemenuhan

kebutuhan

pesanan/order

konsumen yang

dimulai dari kegiatan

pengadaan sampai

pengiriman ke

konsumen.

RS.2.1 Sources cycle time Merupakan rata-rata

waktu yang

dibutuhkan untuk

kegiatan pengadaan

barang atau sumber

daya.

Page 24: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

58

RS.3.8 Authorize Supplier Payment

Cycle Time

Waktu yang

dibutuhkan dalam

proses pembayaran

resmi bahan baku

yang akan dikirim

oleh supplier.

RS.3.35 Identify Sources of Supply

Cycle Time

Waktu yang

dibutuhkan dalam

proses inspeksi bahan

baku yang dikirim

oleh supplier

RS.3.107 Receive Product Cycle Time Rata-rata waktu yang

dibutuhkan dalam

menerima barang

atau produk yang

dipesan dari produsen

RS.3.122 Schedule Product Deliveries

Cycle Time

Waktu yang

dibutuhkan dalam

jadwal pengiriman

barang dari produsen.

RS.3.125 Select Supplier and

neogotiate cycle time

Waktu yang

dibutuhkan dalam

memilih supplier dan

proses negosiasi

dengan supplier.

RS.3.139 Trancfer product cycle time Waktu yang

dibutuhkan dalam

proses pemindahan

barang yang dikirim

ari supplier.

Page 25: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

59

RS.3.140 Verify product cycle time waktu yang

dibutuhkan untuk

memverifikasi

produk yang dikirim

oleh produsen.

RS.2.2 Make cycle time Merupakan waktu

yang dibutuhkan

untuk kegiatan

membuat suatu

produk.

RS.3.33 Finalize production

engineering cycle time

(produksi)

Waktu yang

dibutuhkan dalam

pembuatan produk

sesuai perencanaan

produksi.

RS.3.49 Issue material cycle time Waktu yang

dibutuhkan untuk

mendeteksi material

yang bermasalah.

RS.3.101 Produce and test cycle time

(seleksi)

Waktu yang

dibutuhkan untuk

inspeksi produk pada

proses produksi.

RS.3.114 Realise finished product to

deliver cycle time

Waktu yang

dibutuhkan dalam

penyelesaian produk

kepada pengiriman.

RS.3.123 Schedule production

activities cycle time

Waktu yang

dibutuhkan dalam

penjadwalan aktivitas

Page 26: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

60

untuk kegiatan

produksi

RS.3.128 Stage finished product cycle

time

Waktu yang

dibutuhkan dalam

proses penyelesaian

produk.

RS.2.3 Deliver cycle time Merupakan waktu

yang dibutuhkan

untuk kegiatan

pengiriman produk.

RS.3.16 Build loads cycle time Waktu yang

dibutuhkan dalam

menunggu barang

yang dikirim

RS.3.18 Consolidate order cycle time Waktu yang

dibutuhkan dalam

proses konsolidasi

permintaan oleh

konsumen.

RS.3.46 Install product cycle time Waktu yang

dibutuhkan dalam

proses pengemasan

produk.

RS.3.51 Load product & generate

shipping documentation

cycle time

Waktu untuk

mendokumentasikan

barang yang akan

dikirim dan yang

terdapat digudang

barang jadi

RS.3.95 Pack product cycle time Waktu yang

Page 27: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

61

dibutuhkan pada

proses pengemasan

produk

RS.3.96 Pick product cycle time Waktu yang

dibutuhkan dalam

poses mengambil

produk

RS.3.108 Receive product from source

or made cycle time

Waktu yang

dibutuhkan dalam

proses penerimaan

produk

RS.3.110 Receive product from source

or make cycle time

Waktu yang

dibutuhkan dalam

proses penerimaan

produk dari supplier

atau produksi.

RS.3.112 Reserve resources and

determine delivery date cycle

time

Waktu yang

dibutuhkan untuk

memesan dan

menentukan tanggal

pengiriman bahan

baku dari supplier.

RS.3.116 Route shipment cycle time Waktu yang

dibutuhkan unntuk

membuat suatu rute

pengiriman

RS.3.117 Schedule installation cycle

time

Waktu yang

dibutuhkan dalam

jadwal pemasangan

produk

Page 28: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

62

RS.3.120 Select carriers & Rate

shipment cycle time

Waktu yang

dibutuhkan untuk

memilih operator

(kurir) dan tingkat

pengiriman melalui

gudang

RS.3.125 Ship product cycle time Waktu yang

dibutuhkan dalam

proses penyimpanan

produk di gudang.

Supply Chain Agility

AG.1.1 Upside supply chain

adaptability

Merupakan

maksimum

peningkatan

presentase dalam

kuantitas produk

yang dikirim dan

dapat dicapai dalam

30 hari. Tingkat

operasi baru harus

dicapai tanpa

peningkatan yang

signifikan dalam

biaya per unit

AG.2.1 Upside source adaptability Presentase kenaikan

jumlah dalam

pengadaan (produk)

yang dapat diperoleh

selama 30 hari

Page 29: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

63

AG.2.2 Upside make adaptability Presentase kenaikan

jumlah dalam

produksi yang dapat

diperoleh selama 30

hari dengan asumsi

tidak ada kendala

bahan baku.

AG.2.3 Upside deliver adaptability Presentase kenaikan

jumah dalam

pengiriman yang

dapat diperoleh

selama 30 hari

dengan asumsi

ketersediaan barang

jadi tidak dibatasi.

AG.1.2 Downside supply chain

adaptability

Merupakan

presentase penurunan

kemampuan rantai

pasok (produktivitas)

selama 30 hari

sebelum pengiriman

tanpa persediaan atau

biaya denda.

AG.2.6 Downside source

adaptability

Presentase

pengurangan jumlah

pengadaan produk

selama 30 hari

sebelum pengiriman

tanpa persediaan atau

biaya denda.

Page 30: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

64

AG.2.7 Downside make adapability Presentase penurunan

produksi selama 30

hari sebelum

pengiriman tanpa

persediaan atau biaya

denda.

AG.2.8 Downside deliver

adaptability

Presentase jumlah

produk yang dikirim

selama 30 hari

sebelum pengiriman

tanpa persediaan atau

biaya denda.

Page 31: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

65

Setelah mendapatkan data – data yang dibutuhkan dalam penelitian

ini, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengolahan data dengan

menggunakan Microsoft Exel 2013 yang bertujuan untuk mempermudah

analisis data.

Dalam SCOR terdapat beberapa atribut kinerja yang diukur, yaitu

supply chain reliability, supply chain responsiveness, supply chain agility,

supply chain cost dan supply chain asset management. Namun, pada

penelitian ini atribut cost dan asset management tidak dibahas dikarenakan

perusahaan tidak berorientasi pada profit sehingga lebih menfokuskan

pada kepuasan pelanggan. Parameter dari atribut yang digunakan pada

penelitian ini akan digunakan sebagai metrik kinerja seperti berikut:

Tabel 4.10 Atribut dan Metric SCOR

Performance

Atribut

Level 1 Metric Calcuation

Reliability Perfect Order

Fulfillment

(RL.1.1)

% of Orders Delivered in Full (%) +

Deliver Performance to Customer

Commit Date (%) + Document

Accuracy (%) + Perfect Condition (%)

Responsiveness Order

Fulfillment

Cycle Time

(RS.1.1)

π‘ π‘œπ‘’π‘Ÿπ‘π‘’ 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 π‘‘π‘–π‘šπ‘’

+ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘’ 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 π‘‘π‘–π‘šπ‘’

+ π‘‘π‘’π‘™π‘–π‘£π‘’π‘Ÿ 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 π‘‘π‘–π‘šπ‘’ (𝐼𝑛 π‘‘π‘Žπ‘¦π‘ )

Agility β€’ Upside

Supply Chain

Adaptability

(AG.1.1)

β€’ Downsite

Supply Chain

Adaptability

β€’ Upside Source Adaptability +

Upside Make Adaptability +

Upside Deliver Adaptability

β€’ Downside Source Adaptability

+ Downside Make Adaptability

+ Downside Deliver

Adaptability

Page 32: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

66

(AG.1.2)

4.3.3 Perhitungan Nilai Aktual

Didalam pengukuran kinerja supply chain ini terdapat suatu

metrik-metrik yang sebagai indikator pengukuran yang harus dihitung

nilai aktualnya, Sebelum melakukan perhitungan dan evaluasi kinerja

supply chain management pada PLN PUSHARLIS Bandung, perlu

diketahui terlebih dahulu fokus perusahaan dalam menjalankan

bisnisnya. Fokus utama perusahaan adalah memenuhi kepuasan

pelanggan. Bagi perusahaan memenuhi permintaan pelanggan adalah

hal yang paling utama dalam bisnis ini, jika perusahaan tidak mampu

memenuhi permintaan pelanggan maka pelanggan akan memberi

performasi yang kurang baik kepada perusahaan sehingga dapat

mempengaruhi kualitas kerja yang akan dilaporkan ke kantor pusat

PLN. Fokus perusahaan dapat dicapai dengan menganalisis nilai dari

Customer-Facing berikut:

a. Reliability

b. Responsiveness; dan

c. Agility

4.3.1.1 Perhitungan Nilai Aktual Supply Chain Reliability

Pada perhitungan nilai aktual dari setiap metrik yang ada

dalam performance atribut Supply Chain Reliability dilakukan

dari metrik level 3 karena untuk dapat menghitung nilai aktual

pada metrik level 2 dan metrik level 1 dibutuhkan perhitungan

metrik level yang lebih rendah. Data-data yang digunakan

untuk menghitung nilai supply chain reliability ialah pada tabel

4.1, 4.2, 4.3 dan 4.4.

Page 33: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

67

4.3.1.1.1 Perhitungan Nilai Aktual Metrik Level 3

β€’ Delivery Item Accuracy

= 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘– π‘π‘’π‘ π‘Žπ‘›π‘Žπ‘›

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘₯ 100%

= 249

249 π‘₯ 100% = 100%

β€’ Delivery Quantity Accuracy

= π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘– π‘π‘’π‘ π‘Žπ‘›π‘Žπ‘›

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘₯ 100%

= 249

249 π‘₯ 100% = 100%

β€’ Customer Commit Date Achievment Time Customer

Receiving

= π‘ƒπ‘’π‘ π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘‡π‘’π‘π‘Žπ‘‘ π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘₯ 100%

= 240

249 π‘₯ 100% = 95,07%

β€’ Delivery Location Date Archievment Time Customer

Receiving

= π‘ƒπ‘’π‘ π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š 𝑑𝑖 πΏπ‘œπ‘˜π‘Žπ‘ π‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π΅π‘’π‘›π‘Žπ‘Ÿ

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘₯ 100%

= 249

249 π‘₯ 100% = 100%

β€’ Warranty & Return

= π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘‘π‘–π‘˜π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘™π‘–π‘˜π‘Žπ‘›

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π·π‘–π‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘₯ 100%

= 247

249 π‘₯ 100% = 99%

β€’ Fautless instalation

= π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘˜π‘’π‘ π‘Žπ‘™π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› π‘π‘’π‘šπ‘Žπ‘ π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π·π‘–π‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘₯ 100%

= 249

249 π‘₯ 100% = 100%

β€’ Orders Delivered Defect Free Conformace

= π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘‡π‘Žπ‘›π‘π‘Ž πΆπ‘Žπ‘π‘Žπ‘‘

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘‚π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘Ÿ π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘₯ 100%

= 249

249 π‘₯ 100% =100%

β€’ Order Delivered Damage Free Conformance

Page 34: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

68

= π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘‡π‘Žπ‘›π‘π‘Ž πΎπ‘’π‘Ÿπ‘’π‘ π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘›

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘‚π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘Ÿ π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘₯ 100%

= 249

249 π‘₯ 100% =100%

β€’ Payment Documentation Accuracy

=100%

β€’ Shipping Documentation Accuracy

=

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘‘π‘–π‘ π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘– π‘‘π‘œπ‘˜π‘’π‘šπ‘’π‘› π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π·π‘–π‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘₯ 100%

= 249

249 π‘₯ 100% = 100%

4.3.1.1.2 Perhitungan Nilai Aktual Metrik Level 2

β€’ % of Orders Delivered in Full (%)

=

π·π‘’π‘™π‘–π‘£π‘’π‘Ÿπ‘¦ π‘„π‘’π‘Žπ‘›π‘‘π‘–π‘‘π‘¦ π΄π‘π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘π‘¦ (%)+ π·π‘’π‘™π‘–π‘£π‘’π‘Ÿπ‘¦ πΌπ‘‘π‘’π‘š π΄π‘π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘π‘¦(%)

2

= 100%+100%

2= 100%/bln

β€’ Deliver Performance to Customer Commit Date (%)

=

π·π‘’π‘™π‘–π‘£π‘’π‘Ÿπ‘¦ πΏπ‘œπ‘π‘Žπ‘‘π‘–π‘œπ‘› π·π‘Žπ‘‘π‘’ π΄π‘Ÿπ‘β„Žπ‘–π‘£π‘’π‘šπ‘’π‘›π‘‘ π‘‡π‘–π‘šπ‘’ πΆπ‘’π‘ π‘‘π‘œπ‘šπ‘’π‘Ÿ 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑖𝑛𝑔 (%) + πΆπ‘’π‘ π‘‘π‘œπ‘šπ‘’π‘Ÿ πΆπ‘œπ‘šπ‘šπ‘–π‘‘ π·π‘Žπ‘‘π‘’ π΄π‘β„Žπ‘–π‘’π‘£π‘šπ‘’π‘›π‘‘ π‘‡π‘–π‘šπ‘’ πΆπ‘’π‘ π‘‘π‘œπ‘šπ‘’π‘Ÿ 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑖𝑛𝑔(%)

2

= 100 %+96,39%

2= 98,19%

β€’ Document Accuracy (%)

=

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘‘π‘–π‘ π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘– π‘‘π‘œπ‘˜π‘’π‘šπ‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘ π‘– π‘π‘’π‘›π‘”π‘–π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘›

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘₯ 100%

= 249 𝑒𝑛𝑖𝑑

249 𝑒𝑛𝑖𝑑π‘₯100% = 100%

β€’ Perfect Condition (%)

= π‘‚π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘Ÿ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π·π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š πΎπ‘œπ‘›π‘‘π‘–π‘ π‘– π΅π‘Žπ‘–π‘˜

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘‚π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘Ÿ π‘₯ 100%

= 247 𝑒𝑛𝑖𝑑

249 𝑒𝑛𝑖𝑑π‘₯100% = 99,86%

4.3.1.1.3 Perhitungan Nilai Aktual Metrik Level 1

β€’ Perfect Order Fulfillment (POF) (%)

Page 35: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

69

=

% π‘œπ‘“ π‘‚π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘Ÿπ‘  π·π‘’π‘™π‘–π‘£π‘’π‘Ÿπ‘’π‘‘ 𝑖𝑛 𝐹𝑒𝑙𝑙 (%) + π·π‘’π‘™π‘–π‘£π‘’π‘Ÿ π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘“π‘œπ‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘›π‘π‘’ π‘‘π‘œ πΆπ‘’π‘ π‘‘π‘œπ‘šπ‘’π‘Ÿ πΆπ‘œπ‘šπ‘šπ‘–π‘‘ π·π‘Žπ‘‘π‘’ (%) + π·π‘œπ‘π‘’π‘šπ‘’π‘›π‘‘ π΄π‘π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘π‘¦ (%) + π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘“π‘’π‘π‘‘ πΆπ‘œπ‘›π‘‘π‘–π‘‘π‘–π‘œπ‘› (%)

4

=100% + 98,19% + 100% + 99,86%

4

= 99,35%/bln

Page 36: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

70

Tabel 4.11 Hasil perhitungan setiap periode metrik Supply Chain Reliability

Page 37: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

71

4.3.1.2 Perhitungan Nilai Aktual Supply Chain Responsiveness

Pada perhitungan nilai aktual dari setiap metrik yang ada dalam

performance atributes Supply Chain Responsiveness, maka akan dilakukan

dari metrik yang paling rendah karena untuk menghitung metrik yang ada

pada level 2 dan metrik level 1 dibutuhkan data dari metrik yang lebih

rendah dan pada metrik yang lebih rendah atau level 3 tersebut didapatkan

dari hasil pengumpulan data penunjang dimana pengadaan (SOURCES)

merupakan data proses yang berkaitan dengan keperluan pengadaan bahan

baku (material), Membuat/ Produksi (MAKE) merupakan data proses yang

berkaitan dengan proses produksi perusahaan dan Pengiriman ( DELIVER)

merupakan sebuah proses bisnis yang melibatkan pergerakan fisik dari

produk hingga sampai kepada konsumen. Pada penelitian ini, karena data

yang ada pada perusahaan yang mencakup metrik level 3 menjadi satu

kesatuan pada kegiatan sources (pengadaan), Make (produksi), dan Deliver

(pengiriman) dalam satuan hari maka perhitungan langsung dimulai pada

level 2. Data yang digunakan pada perhitungan metrik ini ialah pada table

4.5.

4.3.1.2.1 Perhitungan Nilai Aktual Metrik Level 2

β€’ Source Cycle Time (Hari)

=88

β€’ Make Cycle Time (Hari)

=110

β€’ Deliver Cycle Time (Hari)

=11

4.3.1.2.2 Perhitungan Nilai Aktual Metrik Level 1

β€’ Order Fulfillment Cycle Time (Hari)

= Source Cycle Time + Make Cycle Time + Deliver Cycle Time

= 88 +110+11( Hari)

= 209 hari

Berikut adalah rekapitulasi hasil perhitungan metrik Supply Chain

Responsiveness :

Page 38: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

72

Tabel 4.12 Hasil perhitungan setiap periode metrik Supply Chain Responsiveness

Metrik SCOR

Level 1

Nilai Aktual Metrik SCOR

Level 2

Nilai

Aktual

Terbaik Terburu

k

Order

Fulfillment

Cycle Time

(Hari)

209 hari

Source Cycle

Time

88 hari 2 174

Make Cycle

Time

110 hari 4 216

Deliver Cycle

Time

11 hari 1 21

4.3.1.3 Perhitungan Nilai Aktual Supply Chain Agility

Pada perhitungan nilai aktual dari setiap metrik yang ada dalam

performance atributes Supply Chain Agility, dilakukan dari metrik level 2

untuk dapat menghitung nilai aktual pada metrik level 1, berikut

merupakan perhitungan untuk metrik level 2 dan metrik level 1. Data yang

digunakan untuk menghitung metrik supply chain agility ialah pada tabel

4.6.

4.3.1.3.1 Perhitungan Nilai Aktual Metrik Level 2

β€’ Upside Adaptability (Source)

= (74 𝑒𝑛𝑖𝑑 βˆ’47 𝑒𝑛𝑖𝑑)

47 𝑒𝑛𝑖𝑑π‘₯ 100% =57%

β€’ Upside Adaptability (Make)

= (33βˆ’12)

12π‘₯100% = 175%

β€’ Upside Adaptability (Deliver)

= (45βˆ’16)

16π‘₯100% = 181%

β€’ Downside Adaptability (Source)

= (96βˆ’98)

98π‘₯100% = βˆ’2% (Penurunan)

β€’ Downside Adaptability (Make)

= (21βˆ’20)

20π‘₯100% = βˆ’5% (Penurunan)

β€’ Downside Adaptability (Deliver)

Page 39: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

73

= (21βˆ’18)

18π‘₯100% = βˆ’14% (Penurunan)

Berikut adalah rekapitulasi hasil perhitungan metrik Upside Source Adaptability :

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Metrik Upside Source Adaptability

Periode

upside

Supply

Chain

adaptability

upside

source

adaptability

Upside

make

adaptability

Upside

deliver

adaptability

1 - - - -

2 57% 57% - -

3 189% 14% 175% -

4 37% 37% - -

5 55% - 5% 50%

6 81% 21% 43% 17%

7 62% - - 62%

8 2% 2% - -

9 50% - - 50%

10 - - - -

11 181% - - 181%

12 - - - -

Averange 58% 26% 74% 72%

Terbaik 189% 57% 175% 181%

Terburuk 2% 2% 5% 17%

Page 40: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

74

Berikut adalah rekapitulasi hasil perhitungan metrik Downside Source

Adaptability :

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Metrik Downside Source Adaptability

4.3.1.3.2 Perhitungan Nilai Aktual Metrik Level 1

β€’ Upside Supply Chain Adaptability (%)

= upside source adaptability+Upside make adaptability+ Upside deliver adaptability

3

= 26% +74%+72%

3 = 58%

Periode

Downside

Supply

Chain

adaptability

Downside

source

adaptability

downside

make

adaptability

Downside

deliver

adaptability

1 - - - -

2 -36% -36% - -

3 -76% -12% -64% -

4 -27% -27% - -

5 -38% - -5% -33%

6 -62% -18% -30% -14%

7 62% - - 62%

8 -2% -2% - -

9 -33% - - -33%

10 - - - -

11 -64% - - -64%

12 - - - -

Averange -68% -19% -33% -17%

Terbaik -2% -2% -5% -14%

Terburuk -76% -36% -64% -64%

Page 41: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjuan

75

β€’ Downside Supply Chain Adaptability (%)

=

Downside source adaptability + Downside make adaptability + Downside deliver adaptability

3

= βˆ’19%+ βˆ’33%+ βˆ’17%

3 = -68%

4.3.2 Benchmarking

Tabel 4.15 Perbandingan antara data aktual dan ekspektasi perusahaan.

Metrik Indikator Aktual Ekspektasi Gap

Reliability Perfect Order

Fulfillment

99,51% 100% 0,65%

Responsiveness Order Fulfillment Cycle

Time

209 Hari 137 Hari 72 Hari

Agility Upside Supply Chain

Adaptability

58% 58% -

Downsite Supply Chain

Adaptability

- 68% - 68% -

Setelah menghitung kinerja dari masing – masing atribut yang digunakan,

kemudian dilakukan benchmarking. Kegiatan benchmarking dilakukan dengan

membandingkan hasil perhitungan nilai aktual dengan perusahaan lain yang sejenis

namun karena belum adanya data nilai perbandingan sejenis maka pada penelitian ini

dibandingkan dengan target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Data yang

digunakan untuk tujuan benchmarking adalah data yang ditentukan oleh perusahaan

yang selanjutnya dilakukan gap analisis agar perusahaan mengetahui arah kinerja

aktual dengan kinerja yang diharapkan. Dari data tersebut akan diketahui dimana yang

menjadi kekurangan perusahaan dalam mencapai kesuksesan proses bisnisnya.

Kemudian dari analisis tersebut dapat diketahui unsur masalah atau masalah utama

dalam mencapai target yang diinginkan perusahaan. Tahap berikutnya mencari solusi

untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada setiap bagian perusahaan yang dinilai

kurang performanya maupun yang masih akan ingin ditingkatkan sampai kepada level

maksimal solusi tersebut akan dijelaskan pada implikasi manajerial maupun

kesimpulan.